• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KELOMPOK TANI DALAM PENERAPAN SAPTA USAHATANI PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KELURAHAN LADONGI KECAMATAN LADONGI KABUPATEN KOLAKA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERAN KELOMPOK TANI DALAM PENERAPAN SAPTA USAHATANI PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KELURAHAN LADONGI KECAMATAN LADONGI KABUPATEN KOLAKA TIMUR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

doi: http://dx.doi.org/10.56189/jiikpp.v2i1.29981

CONTACT Awaluddin Hamzah awaluddin.hamzah@uho.ac.id Vol 2. No 1. Januari 2023

PERAN KELOMPOK TANI DALAM PENERAPAN SAPTA USAHATANI PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KELURAHAN LADONGI KECAMATAN LADONGI KABUPATEN KOLAKA TIMUR

Sahrul Ramadhan¹, Tjandra Buana1, Awaluddin Hamzah1*

1Jurusan Penyuluhan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara.

* Corresponding Author : awaluddin.hamzah@uho.ac.id To cite this article:

Ramadhan, S., Buana, T., & Hamzah, A. (2023). Peran Kelompok Tani dalam Penerapan Sapta Usahatani pada Usahatani Padi Sawah di Kelurahan Ladongi Kecamatan Ladongi Kabupaten Kolaka Timur. JIIKPP (Jurnal

Ilmiah Inovasi dan Komunikasi Pembangunan Pertanian), Vol.2, No.1: 55 – 64. doi:

http://dx.doi.org/10.56189/jiikpp.v2i1.29981

Received: 19 Agustus, 2022; Accepted: 25 Desember, 2022; Published: 28 Januari, 2023 ABSTRACT

This research is motivated by the commodity of paddy rice which is a leading commodity in the Ladongi Village whose price is considered to be more stable in the market compared to other agricultural commodities which often experience a drastic decline, this has an impact on a large number of paddy rice farmer groups in the Ladongi Village, namely as many as 32 farmer groups most of which have implemented sapta farming activities.

The study aimed to determine the role of lowland rice farmer groups and to determine the application of Sapta lowland rice farming in Ladongi Village, Ladongi District, East Kolaka Regency. This research was conducted in the Ladongi Village in July-September 2022 taking into account that some farmer groups in the Ladongi Village had implemented the sapta rice farming. This study used a quantitative descriptive method with proportional random sampling with a total sample of 42 people. The results of this study indicate that the role of farmer groups in implementing Sapta Paddy Farming in Ladongi Village has played a role in applying each indicator to the role of farmer groups as a learning class, a vehicle for cooperation, and a production unit. Then, the role of farmer groups had a positive impact on group members in implementing the Sapta rice farming in Ladongi Village. This can be seen from the seven seven farming activities such as superior seeds, land management, fertilization, pest and disease control, irrigation, harvesting, and post-harvest which have shown high applicability and are calculated using the class interval formula on a predetermined score. It can be interpreted that the role of paddy rice farmer groups in Ladongi Village, in general, has played a high role in the implementation of sapta farming. as many as 41 respondents (97.62%) have a high category.

Keywords : The Role of Farmer Groups, Sapta Farming, Rice Fields PENDAHULUAN

Kebutuhan pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang paling utama, karena itu pemenuhannya menjadi bagian dari hak asasi setiap manusia dan di Indonesia, pemenuhan kecukupan pangan bagi semua rakyat merupakan keharusan, baik secara moral, sosial, maupun hukum termasuk hak asasi setiap rakyat di Indonesia.

Di tengah kepadatan dan meningkatnya populasi manusia menjadikan kebutuhan pangan ikut meningkat.

Peningkatan pangan disuatu wilayah harus didasari dengan peningkatan sektor pertanian karena pertanian merupakan pondasi awal bagi kemajuan dan tercukupinya pangan di suatu wilayah.

Pertanian memiliki arti penting bagi pembangunan perekonomian bangsa Indonesia. Pemerintah telah menetapkan pertanian sebagai prioritas utama pembangunan dimasa yang akan datang. Pembangunan pertanian yang dikelola dengan bijak dan baik akan meningkatkan pertumbuhan dan sekaligus pemerataan ekonomi secara berkelanjutan, mengatasi pengangguran dan kemiskinan, yang pada akhirnya mampu mensejahterakan masyarakat Indonesia secara keseluruhan (Budiarta et al., 2017).

(2)

Sahrul Ramadhan et al. e-ISSN: 2809-9850

Sektor pertanian di Indonesia dianggap penting karena dapat membuat penyediaan pangan, penyediaan lapangan pekerjaan, penyumbang devisa negara melalui ekspor. Indonesia memiliki banyak kekayaan alam yang terdiri dari sumber daya lahan, sumber daya air, sumber daya hutan, sumber daya laut, maupun keanekaragaman hayati yang terkandung di dalamnya dan tersebar secara luas pada setiap wilayah-wilayah di Indonesia. Kekayaan alam tersebut dapat dijadikan sebagai modal untuk pembangunan di Indonesia, salah satunya melalui sektor pertanian (Widyawati, 2017). Perkembangan pertanian tidak lepas dari peran pemerintah dan para petani yang telah banyak memberikan kontribusi pada sektor pertanian dan salah satu cara untuk memaksimalkan peningkatan pertanian khususnya pada komoditas padi sawah adalah penerapan teknologi sapta usahatani yang merupakan tujuh tindakan harus dilakukan oleh para petani.

Sapta usahatani padi sawah adalah tujuh tindakan yang wajib dilakukan oleh petani untuk menghasilkan pendapatan yang maksimum. Adapun tujuh tindakan sapta usahatani terdiri dari: pengolahan tanah, penggunaan benih unggul, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit tanaman padi sawah, irigasi, panen dan pasca panen. Dengan program sapta usahatani diharapkan petani lebih bisa mengetahui cara-cara budidaya yang baik agar diperoleh produksi yang maksimum dan dapat meningkatkan pendapatan, dengan harapan dapat diikuti dengan naiknya pendapatan petani. Masalah yang sering dihadapi dalam melaksanakan kegiatan sapta usahatani adalah keterbatasan modal, saprodi, keadaan iklim serta pengetahuan di dalam melaksanakan sapta usahatani.

keadaan demikian ini akan mempengaruhi tingkat produktivitas pertanian (Fahmi dan Balkis, 2017).

Kemudian dalam upaya untuk memudahkan dan membantu keterbatasan petani di Indonesia dalam hal penerapan sapta usahatani, dilakukan serangkaian kegiatan di setiap wilayah di Indonesia yang dapat menunjang kegiatan tersebut, diantaranya seperti penyuluhan melalui media kelompok tani. Penyuluhan pertanian merupakan suatu upaya komunikator (penyuluh) dalam menyampaikan informasi mengenai pertanian kepada komunikan (petani), melalui kerangka kelompok-kelompok tani. Cara ini dapat membantu para petani untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam upaya meningkatkan taraf hidup petani (Wiriaatmadja, 2003).

Pembangunan pertanian tidak akan berjalan sebagaimana yang dicita-citakan bangsa Indonesia karena adanya berbagai persoalan yang dihadapi dari waktu ke waktu. Persoalan tersebut seperti pengetahuan dan kemampuan masyarakat yang masih rendah sehingga dibutuhkan peran dari pemerintah dalam hal ini pembentukan kelompok tani, dari kelompok tani inilah masyarakat petani akan diberdayakan sehingga produktivitas pertanian akan lebih efektif dan efisien. Pembinaan usahatani melalui kelompok tani tidak lain sebagai upaya percepatan sasaran. Petani yang banyak jumlahnya serta tersebar di desa-desa yang luas, sehingga dalam pembinaan kelompok tani diharapkan timbulnya cakrawala dan wawasan kebersamaan memecahkan dan merubah citra usahatani sekarang menjadi usahatani masa depan yang cerah dan tegar (Sastraadmadja, 1985).

Keberadaan kelompok tani diharapkan mampu membawa perubahan besar bagi para petani di Indonesia.

Melalui kelompok-kelompok tani yang tersebar diseluruh desa-desa diharapkan mampu mengatasi masalah dan keterbatasan petani dalam penerapan sapta usahatani yang lebih efektif agar sektor pertanian mampu meningkat hingga tercapainya kesejahteraan petani.

Dengan keberadaan kelompok-kelompok tani maka penerapan sapta usahatani bisa lebih mudah diterapkan. Pada dasarnya petani bisa mengikuti petunjuk serta anjuran-anjuran yang diberikan oleh Penyuluh Pertanian dalam kegiatan pengolahan tanah, benih unggul dan sistem irigasi. Mengenai penggunaan pestisida dan pupuk, petani masih akan memerlukan bantuan para penyuluh mengenai cara, waktu penggunaan, dan dosis yang bisa digunakan (Kartasapoetra, 2004).

Kabupaten Kolaka Timur merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi pertanian yang besar dalam hal ini komoditas padi sawah. Kabupaten Kolaka Timur juga menjadi salah satu daerah produksi beras di Sulawesi Tenggara setelah Kabupaten Konawe, Konawe Selatan, Kolaka dan Bombana. Pada Tahun 2015 lalu, produksi padi Kolaka Timur mencapai 77.289 Ton (Suparman, 2016).

Kemudian pada Tahun 2020 produksi padi sawah di Kabupaten Kolaka Timur mengalami peningkatan yaitu sebesar 89.392,70 Ton (produksi padi), 19.971,49 Ha (luas panen) dan menjadi produksi beras terbesar kedua setelah Kabupaten Konawe di Tahun 2020 yaitu sebesar 211.440,89 Ton (Sumber: Badan Pusat Statistik Sulawesi Tenggara). Meningkatnya produksi padi sawah di Kabupaten Kolaka Timur tentunya tidak lepas dari peran serta penyuluh pertanian melalui kelompok-kelompok tani dalam penerapan sapta usahatani. Beberapa kecamatan yang berada di Kabupaten Kolaka Timur merupakan sentra produksi padi sawah, seperti Kecamatan Ladongi yang merupakan salah satu daerah penghasil beras dan memiliki banyak pabrik penggilingan gabah.

Tanaman padi menjadi primadona bagi masyarakat Kolaka Timur khususnya di daerah Ladongi dikarenakan komiditas padi sawah lebih stabil dalam pasaran dibandingkan dengan komoditas pertanian lainnya

(3)

Sahrul Ramadhan et al. e-ISSN: 2809-9850

yang sering mengalami penurunan drastis sehingga Kecamatan Ladongi yang dulu dikenal sebagai lumbung kakao berubah menjadi lumbung padi. Terbukti pada Tahun 2019 produksi padi sawah di Ladongi mencapai 27.311,7 Ton, luas panen 5.811 Ha dan presentase luas lahan sawah mencapai 26 persen dari keseluruhan luas pengunaan lahan (Badan Pusat Statistik Kolaka Timur, 2019).

Padi adalah salah satu komoditi pangan utama bagi masyarakat Indonesia, karena hasil olahannya yang berupa beras merupakan bahan makanan pokok untuk sebagian besar masyarakat Indonesia. Bukan hanya Indonesia, beras yang dihasilkan dari tanaman padi juga makanan pokok lebih dari sebagian besar penduduk di benua Asia. Sekitar 1.750 juta jiwa dari sekitar tiga miliar dari penduduk benua Asia, termasuk 200 juta lebih penduduk Indonesia, mengharapkan kebutuhan kalori dari padi, sementara di benua Afrika dan Amerika Latin yang berpenduduk sekitar 1,2 milyar 100 juta di antaranya juga hidup dari beras yang berasal dari padi (Lestari et al., 2018).

Perkembangan padi sawah di Kecamatan Ladongi tidak lepas dari keseriusan pemerintah untuk menjadikan Kolaka Timur sebagai lumbung padi. Pada Tahun 2017 pemerintah telah melakukan percetakan sawah baru, sebesar 700 Ha yang sumber dananya dari APBN dan Satuan kerja Provinsi. Banyaknya pencetakan lahan sawah baru di Kecamatan Ladongi didasari juga menurunya produktivitas kakao selama ini, selain itu disebabkan juga oleh hama dan penyakit pada komoditi kakao. Sebagian besar petani Kakao beralih fungsi menjadi petani padi sawah, dengan cara kebun kakao diubah menjadi lahan padi sawah melalui pencetakan sawah baru.

Selain dari menurunnya produktivitas kakao, pembangunan bendungan di Kecamatan Ladongi juga menjadi salahsatu faktor banyaknya petani kakao yang mengalih fungsikan lahannya untuk dijadikan lahan persawahan karena dampak dari pembangunan bendungan akan lebih tepat jika petani menanam padi. Melalui Kementerian PUPR serta Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) IV Kendari dan Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air telah memulai pembangunan Bendungan di Kecamatan Ladongi sejak Tahun 2016 dengan masa pekerjaan hingga akhir 2021. Pembangunan bendungan ini ditujukan untuk memaksimalkan potensi aliran sungai di Ladongi sebagai sumberdaya air di Kabupaten Kolaka Timur. Bendungan Ladongi dapat menahan aliran sungai Ladongi dengan kapasitas penampungan 45,95 juta m3, luas genangan dan area hutan hijau sebesar 246,13 Ha.

Air yang telah tertampung bisa dimanfaatkan untuk mengairi lahan sawah dengan layanan saluran air sebesar 3.604 Ha secara berkelanjutan di Kabupaten Kolaka Timur. Bendungan ini juga bisa berfungsi dalam menyalurkan air dinsaat musim kemarau gunanya mencegah terjadinya kekeringan di lahan persawahan sehingga akan meningkatkan hasil produksi pertanian.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, dari bulan Februari hingga bulan Mei Tahun 2022. Tempat penelitian di Kelurahan Ladongi Kecamatan Ladongi Kabupaten Kolaka Timur.Adapun memilih lokasi atau daerah penelitian ini karena daerah inisebagiankelompoktani sudahmulai menerapkansapta usahatanipadi sawah.

Populasi dalam penelitian sebanyak 32 kelompok tani padi sawah yang memiliki jumlah anggota kelompok secara keseluruhan sebesar 779 KK dan kelompok tani terbagi dalam dua kelas, yaitu kelompoktani pemula dan kelompok tani lanjut. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik (proporsional random sampling) dengan menggunakan rumus Slovin. Dalam penelitian ini diketahui jumlah populasi sebanyak 779 orang dan menggunakan batas kesalahan sebesar 15 persen (Sugiyono, 2016). Adapun rumus Slovin sebagai berikut:

𝑛 =1+𝑁(𝑒)²𝑁 …….(Rumus Slovin) Keterangan:

n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

e = Persen Kelonggaran Ketidaktelitian Sampel Karena Kesalahan Pengambilan Sampel (15 %)

Berdasarkan hasil menggunakan rumus Slovin diperoleh hasil perhitungan sebesar 42,04, kemudian dibulatkan menjadi 42 responden. Sedangkan untuk menentukan besar sampel ditiap kelas yaitu pemula dan lanjut dalam penelitian ini menggunakan teknik Proportional Random Sampling. Adapun rumus Proportional Random Sampling adalah sebagai berikut.

(4)

Sahrul Ramadhan et al. e-ISSN: 2809-9850

ni = (n/N)Ni

Keterangan:

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi Keseluruhan Ni = Jumlah Populasi Perkelas

Berdasarkan hasil menggunakan rumus di atas, diperoleh jumlah sampel yang dapat mewakili masing- masing kelas dalam kelompok tani seperti yang disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Menentukan Jumlah Sampel Penelitian

No. Kelas Kelompok Jumlah Populasi Jumlah Sampel

1. Pemula N1 = 676 n1 = (42/779) × 676 = 36

2. Lanjut N2 = 103 n2 = (42/779) × 103 = 6

Total 779 42

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2022.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Proportional Random Sampling yaitu teknik dengan pengambilan sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut (Sugiyono, 2010 dalam Janatin, 2015).

Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan metode penilaian atau skor,berdasarkan pertanyaan yang telah disusun di kuesioner yang indikatornya berasal dari Impact Point. Semua daftar pertanyaan akan diberikan skor yang telah ditentukan dalam penelitian.

Jika untuk mengetahui banyaknya kelas interval yang diperlukan dalam penelitian, maka tingkat peran kelompok tani dalam penerapan sapta usahatani padi sawah di Kelurahan Ladongi dibedakan menjadi tiga kategori yaitu (tinggi, sedangdanrendah).Sedangkan dalam menentukanintervalkelas,dapat digunakan rumus (Suparman,2000)sebagai berikut:

C =𝑋𝑛 − 𝑋𝑖 𝑘 Keterangan :

C = Interval kelas Xi = Skor minimum Xn = Skor maksimum k = Jumlah kelas

Hasil perhitungan menggunakan rumus di atas digunakan dalam membuat daftar tingkat peran kelompok tani terhadap tingkat penerapan sapta usahatani pada usahatani padi sawah (tinggi, sedang dan rendah), disajikan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 2. Tingkat Peran Kelompok Tani

No. Interval Kelas Tingkat

1. 15 – 35 Rendah

2. 36 – 56 Sedang

3. 57 – 75 Tinggi

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2022.

Tabel 3. Tingkat Penerapan Sapta Usahatani

No. Interval Kelas Tingkat

1. 21 – 49 Rendah

2. 50 – 78 Sedang

3. 79 – 105 Tinggi

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2022.

(5)

Sahrul Ramadhan et al. e-ISSN: 2809-9850

HASIL DAN PEMBAHASAN Peran Kelompok Tani

Peran kelompok tani di sektor pertanian menjadi wadah yang menampung petani dalam menjalankan kerjasama antar anggota (petani) yang memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat terkhususnya para petanii, sebab semua kegiatan dan permasalahan yang dihadapi dalam berusahatani dapat dilaksanakan oleh kelompok tani secara bersama-sama (Fitrullah, 2013). Dengan keberadaan kelompok tani di Kelurahan Ladongi, para petani atau anggota kelompok bisa bersama-sama dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi antara lain seperti pemenuhan sarana dan prasarana pertanian, tata cara produksi dan hasil pemasaran. Melihat besarnya potensi tersebut, maka kelompok tani harus dibina serta diberdayakan lebih lanjut supaya bisa berkembang lebih baik. Adapun nilai skoring pada tingkat peran kelompok tani padi sawah di Kelurahan Ladongi terdiri dari kelas belajar, wahana kerja sama dan unit produksi.

Tabel 4. Skoring Peran Kelompok Tani

No. Nama Skor Peran Kelompok Tani Kategori

1 Touris 61 Tinggi

2 Hasrul 61 Tinggi

3 D. Munahar 59 Tinggi

4 Alsadar 49 Sedang

5 Idrus. L 55 Sedang

6 Wayan Widiasa 65 Tinggi

7 Andi 63 Tinggi

8 Nansir 63 Tinggi

9 Hermansyah 64 Tinggi

10 Wayan Ngetis 63 Tinggi

11 Nurbaya 59 Tinggi

12 Kaco Umbar 59 Tinggi

13 Ardi 54 Sedang

14 Iwan Wahyudi 66 Tinggi

15 Sukirman 64 Tinggi

16 Andri Prasetyo 66 Tinggi

17 Agus Setiawan 56 Sedang

18 Amiruddin 57 Tinggi

19 Hemma 57 Tinggi

20 Purwadi 63 Tinggi

21 Gede Martayasa 68 Tinggi

22 Tarko 69 Tinggi

23 Made Sanaria 50 Sedang

24 Wayan Sukarnaya 67 Tinggi

25 Musri 61 Tinggi

26 Suparman 61 Tinggi

27 Jabir 59 Tinggi

28 Arastin 65 Tinggi

29 Rumadi 63 Tinggi

30 Nengah Lisig 63 Tinggi

31 Budianto 64 Tinggi

32 Lasiman 63 Tinggi

33 Munir 59 Tinggi

34 Abdul Karim 59 Tinggi

35 Liko 66 Tinggi

36 Sainuddin 66 Tinggi

37 Made Arsana 63 Tinggi

38 Ambo Aga 50 Sedang

39 Muslimin 64 Tinggi

40 Made Rundu 68 Tinggi

41 Erwin Brahmadita 69 Tinggi

(6)

Sahrul Ramadhan et al. e-ISSN: 2809-9850

42 Suyadi 67 Tinggi

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2022.

Tabel 4 menunjukkan bahwa peran kelompok tani memiliki kategori yang tinggi sebanyak 36 responden (85,71%) dan sebanyak 6 responden (14,29%) berkategori sedang. Dapat di simpulkan bahwa peran kelompok tani sudah berjalan dengan baik. Berdasarkan penelitian kelompok tani di Kelurahan Ladongi sebagian besar telah menerapkan indikator-indikator dari peran kelompok tani sebagai kelas belajar, wahana kerja sama dan unit produksi. Hal ini sejalan dengan penelitian Hasan et al., (2020) bahwa kelompok tani adalah tempat belajar mengajar bagi anggota kelompok untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam usahatani petani.

Kelas Belajar

Peran kelompok tani sebagai kelas belajar memiliki kategori yang tinggi sebanyak 39 responden (92,86%). Berdasarkan keadaan dilapangan peran kelompok tani sebagai kelas belajar dibuktikan dengan anggota kelompok saling berbagi informasi dan pengalaman mengenai usahatani serta kedisiplinan anggota kelompok untuk hadir dalam menentukan materi pembelajaran dan pelatihan guna melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada para petani. Hal sejalan dengan pendapat Irawati dan Yantu (2015) yang mengatakan bahwa dengan keberadaan kelompok tani, anggota kelompok bisa saling berinteraksi serta berbagi pengalaman ataupun menyelesaikan permasalahan tentang usahatani secara bersama-sama. Dapat di simpulkan bahwa peran kelompok tani sebagai kelas belajar telah menambah pengetahuan dan wawasan petani sehingga akan berdampak positif terhadap penerapan sapta usahatani di Kelurahan Ladongi.

Wahana Kerjasama

Peran kelompok tani sebagai wahana kerjasama memiliki kategori yang tinggi sebanyak 37 responden (88,10%). Berdasarkan keadaan dilapangan petani yang tergabung di kelompok tani Mekar Baru bekerjasama dengan pengolah hasil panen atau penggiling padi di Kelurahan Ladongi dalam melakukan jasa pemanenan serta akses menjual hasil panen padi kepada penggiling. Hal ini sejalan dengan penelitian Pratama et al., (2016) yang menyatakan bahwa kelompok tani dapat berperan sebagai wahana kerjasama antar sesama petani dalam menjalankan kegiatan usahatani. Dapat disimpulkan bahwa peran kelompok tani padi sawah di Kelurahan Ladongi sebagai wahana kerja sama telah menambah rasa kebersamaan sesama petani dalam mengerjakan kegiatan usahatani.

Unit Produksi

Sebagai unit produksi, kelompok tani diberi arahan untuk memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan untuk menentukan pengembangan produksi yang bisa menguntungkan. Peran kelompok tani sebagai unit produksi di Kelurahan Ladongi memiliki kategori yang tinggi sebanyak 23 responden (54,76%). Berdasarkan keadaan dilapangan kelompok tani padi sawah di Kelurahan Ladongi juga memberikan bantuan peralatan traktor roda dua untuk mempermudah petani dalam membajak lahan sawah serta memberikan bantuan benih unggul, pupuk dan pestisida. Seperti yang dilakukan oleh kelompok tani Mekar Baru, Syukur, Ranting Tani, Maju Bersama dan Samaturu berdasarkan wawancara kepada ketua kelompok-kelompok tani bahwa bantuan pupuk, benih dan pestisida selalu diberikan diawal musim. Hal ini sejalan dengan penelitian Pramono dan Yuliawati, (2019) bahwa peran kelompok tani sebagai unit produksi yaitu dengan menyediakan sarana dan prasarana penunjang usahatani anggota kelompok. Dapat disimpulkan bahwa peran kelompok tani sebagai unit produksi di Kelurahan Ladongi telah berdampak positif dalam membantu dan memudahkan petani untuk melaksanakan kegiatan sapta usahatani.

Hal ini sejalan juga dengan penelitian Mantali et al., (2021) bahwa unit produksi pada usahatani petani merupakan kegiatan yang dapat dilakukan kelompok tani dalam menjalankan perannya sebagai unit produksi.

Penerapan Sapta Usahatani Padi Sawah

Program Sapta Usaha Tani adalah program yang berasal dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang menyatukan Panca Usaha Tani dengan panen dan pasca panen sehingga pada tahun 1984 Indonesia telah mencapai target swasembada beras (Departemen Pertanian, 2006). Adapun nilai skor pada tingkat penerapan sapta usahatani terdiri dari penggunaan benih unggul, pengolahan lahan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit tanaman padi sawah, irigasi, panen dan pasca panen.

(7)

Sahrul Ramadhan et al. e-ISSN: 2809-9850 Tabel 5. Skoring Penerapan Sapta Usahatani

No. Nama Skor Penerapan Sapta Usahatani Kategori

1 Touris 101 Tinggi

2 Hasrul 89 Tinggi

3 D. Munahar 91 Tinggi

4 Alsadar 78 Sedang

5 Idrus. L 83 Tinggi

6 Wayan Widiasa 99 Tinggi

7 Andi 94 Tinggi

8 Nansir 95 Tinggi

9 Hermansyah 96 Tinggi

10 Wayan Ngetis 93 Tinggi

11 Nurbaya 99 Tinggi

12 Kaco Umbar 100 Tinggi

13 Ardi 89 Tinggi

14 Iwan Wahyudi 99 Tinggi

15 Sukirman 100 Tinggi

16 Andri Prasetyo 98 Tinggi

17 Agus Setiawan 90 Tinggi

18 Amiruddin 90 Tinggi

19 Hemma 95 Tinggi

20 Purwadi 102 Tinggi

21 Gede Martayasa 100 Tinggi

22 Tarko 99 Tinggi

23 Made Sanaria 88 Tinggi

24 Wayan Sukarnaya 100 Tinggi

25 Musri 101 Tinggi

26 Suparman 89 Tinggi

27 Jabir 91 Tinggi

28 Arastin 99 Tinggi

29 Rumadi 94 Tinggi

30 Nengah Lisig 95 Tinggi

31 Budianto 96 Tinggi

32 Lasiman 93 Tinggi

33 Munir 99 Tinggi

34 Abdul Karim 100 Tinggi

35 Liko 99 Tinggi

36 Sainuddin 98 Tinggi

37 Made Arsana 102 Tinggi

38 Ambo Aga 88 Tinggi

39 Muslimin 100 Tinggi

40 Made Rundu 100 Tinggi

41 Erwin Brahmadita 99 Tinggi

42 Suyadi 100 Tinggi

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2022.

Tabel 5 menunjukkan bahwa penerapan sapta usahatani memiliki kategori yang tinggi sebanyak 41 responden (97,62%) dan sebanyak 1 responden (2,38%) berkategori sedang. Dapat di simpulkan bahwa tujuh kegiatan sapta usahatani di Kelurahan Ladongi telah berjalan dengan baik. Hal ini sejalan dengan penelitian Purnawati et al., (2015) bahwa meningkatnya sektor pertanian merupakan akibat dari pemakaian teknik baru atau metode baru dalam berusahatani seperti ketujuh tindakan dalam penerapan sapta usahatani.

Benih Unggul

Penerapan sapta usahatani dalam penggunaan benih yang unggul telah memiliki kategori yang tinggi sebanyak 42 responden (100%). Hal ini dapat dibuktikan bahwa anggota kelompok tani sebelum melakukan penanaman terlebih dahulu memilih jenis benih yang akan ditanam seperti benih baru yang masih masa edar atau belum kadaluarsa dan benih yang telah bersertfikat. Petani 100% telah menggunakan jenis benih unggul seperti variates Inpari 30, Ciherang dan Mekongga yang telah disertifikasi oleh UPTD/IP2MB/BBP2TP. Hal ini sejalan

(8)

Sahrul Ramadhan et al. e-ISSN: 2809-9850

dengan pendapat Mayalibit et al., (2018) bahwa Penggunaan benih yang bervarietas unggul dan bermutu dapat meningkatkan produktivitas. Benih varietas unggul dapat juga diperoleh dari benih yang sudah disertikasi.

Keunggulan benih padi yang unggul dan bersertifikat antara lain mutu benihnya terjamin, keseragaman benih (pembungaan, pertumbuhan dan pemasakan buah), tanaman akan tahan terhadap hama dan penyakit serta hasil panen dari benih dengan kualitas yang terjamin. Dapat di simpulkan bahwa dampak peran kelompok tani yang selalu memberikan bantuan benih sehingga penerapan sapta usahatani pada benih unggul berkategori tinggi.

Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan dan memperbaiki sifat dari fisik tanah dengan melaksanakan pengolahan tanah seperti penggemburan dan pembajakan. Penerapan sapta usahatani pada pengolahan lahan memiliki kategori tinggi sebanyak 23 responden (54,76%). Keadaan dilapangan dibuktikan dengan 100% petani yang tergolong di kelompok tani padi sawah di kelurahan Ladongi telah membajak dan menggeburkan lahan dengan menggunakan alat modern seperti traktor roda dua yang dapat mempermudah dalam membajak lahan sawah. Jika dibandingkan dengan membajak lahan sawah secara manual menggunakan cangkul dan tenaga hewan yang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan pembajakan lahan sawah. Dampak positif dari peran kelompok tani dalam pengolahan lahan juga terbukti dari bantuan pemberian pupuk kimia maupun organik yang rutin diawal musim sehingga para anggota kelompok tani rutin menaburkan pupuk organik dilahan sawah mereka seperti pupuk kandang dan kompos. Hal ini sejalan dengan penelitian Syahrantau dan Rano (2017) bahwa memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah dapat melalui pengolahan lahan dengan penambahan bahan organik ke dalam tanah seperti kompos, bokashi, dan pupuk organik. Dapat di simpulkan bahwa peran kelompok tani telah berdampak positif dalam melakukan pengolahan lahan.

Pemupukan

Pemupukan merupakan upaya pemberian nutrisi kepada tanaman dengan tujuan dapat menunjang kelangsungan hidupnya. penerapan sapta usahatani pada pemupukan memiliki kategori yang tinggi sebanyak 40 responden (95,24%). Fakta lapangan dibuktikan dengan para anggota kelompok tani telah melakukan pemupukan sesuai anjuran dan dosis, hal ini tidak lepas dari kegiatan-kegiatan kelompok tani melalui media penyuluhan yang rutin dihadiri oleh anggota kelompok sehingga menambah pengetahuan petani. Dosis yang dianjurkan kepada para petani adalah NPK Mutiara, NPK Pelangi, NPK Green Sand, Urea 150 Kg, KCL 75 Kg per Ha dan SP-36 100 Kg. Hal ini sejalan dengan pendapat Dewanto et al., (2017) bahwa pemupukan bertujuan untuk mengganti unsur hara yang telah hilang dan juga menambah persediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman serta kualitas tanaman. Dapat disimpulkan bahwa adanya peran kelompok tani sebagai tempat pembelajaran membuat petani lebih paham mengenai pemupukan yang baik dan benar. Hal ini sejalan juga dengan pendapat Endang dan Bayu, (2019) bahwa pemberian pupuk harus memperhatikan takaran yang diperlukan tanaman agar tidak menganggu pertumbuhan pada tanaman.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Penerapan sapta usahatani pada pengendalian hama dan penyakit memiliki kategori yang tinggi yaitu sebanyak 36 responden (85,71%). Dibuktikan pada fakta lapangan bahwa dalam mengatasi hama dan penyakit yang pertama; petani menggunakan variates padi yang tahan terhadap serangan hama, kedua; memutus rantai makanan hama dan penyakit dengan cara melakukan penanaman serentak setiap diawal musim padi dan serentak melakukan musim istirahat tanam, ketiga; menggunakan pestisida kimia sehingga lebih cepat dalam memberantas hama dan penyakit tanaman. Hal ini sejalan dengan (Badan Litbang Pertanian, 2014) pengendalian hama dan penyakit terhadap tanaman pangan padi sawah dengan menggunakan penggunaan varietas yang tahan, pengendalian hayati, biopestisida, fisik dan mekanis, feromon dan mempertahankan populasi dari musuh alami.

Dapat di simpulkan bahwa dampak peran kelompok tani yang memberikan bantuan benih unggul dan tahan serta bantuan pestisida memudahkan para anggota kelompok tani padi sawah di Kelurahan Ladongi.

Irigasi

Penerapan sapta usahatani pada irigasi memiliki kategori yang tinggi sebanyak 30 responden (71,43%).

Dibuktikan dengan fakta lapangan bahwa para anggota kelompok tani bersama-sama melakukan pemeliharaan irigasi, pengerjaan irigasi serta pembagian air pada lahan masing-masing. Hal itu dilakukan agar para petani tidak saling bertikai dalam mengairi sawah masing-masing dan dengan adanya pemeliharaan pada irigasi agar selalu berfungsi dengan baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Fadli dan Murdiana (2016) bahwa irigasi adalah faktor yang paling penting dalam menjalankan usahatan ipadi sawah karena tanpa pengairan yang cukup tanaman padi

(9)

Sahrul Ramadhan et al. e-ISSN: 2809-9850

tidak akan tumbuh dengan baik.

Panen

Tahap panen memiliki kategori yang tinggi sebanyak 39 responden (92,86%). Dibuktikan dengan keadaan dilapangan bahwa petani melakukan pemanenan sesuai umur padi yang telah matang yaitu 100-110 hari ditandai dengan warna padi yang menguning dan kering. Petani juga 100% menggunakan alat modern yang bersumber dari jasa panen/penggiling maupun bantuan dari Pemda. Hal ini guna memudahkan dalam proses pemotongan dan perontokan padi sehingga gabah yang dihasilkan siap dijual. Alat yang digunakan oleh anggota kelompok tani padi sawah di Kelurahan Ladongi adalah Combine Harvester dengan keunggulan memotong, merontokan dan membersihkan sekaligus. Hal ini sejalan dengan pendapat Maslaita (2017) bahwa pemanenan dilaksanakan dengan kriteria gabah yang sudah mencapai 95 persen,menguning daun sudah berwarna kuning,dan kering, Kondisi ini diperkirakan pada saat tanaman telah berumur antara 100-110 hari. Dapat di simpulkan dampak positif dari peran kelompok tani dalam menyediakan akses peralatan panen yang modern kepada para petani.

Pasca Panen

Pada kegiatan pasca panen memiliki kategori yang tinggi sebanyak 23 responden (54,76%). Dibuktikan dengan fakta lapangan bahwa kelompok tani bekerjasama dengan pihak lain mulai dari perontokan padi menjadi gabah hingga penyediaan pasar untuk menjual hasil produksi. Hal ini sejalan dengan pendapat Iswari (2012) bahwa kegiatan pasca panen seperti meningkatkankualitas, daya simpan, daya guna komoditas pertanian, memperluas kesempatan untuk kerja,dan bisa meningkatkan nilai tambah.

KESIMPULAN

Peran kelompok tani padi sawah di Kelurahan Ladongi secara garis besar telah berperan tinggi terhadap penerapan sapta usahatani. Dapat diartikan bahwa ketiga indikator peran kelompok tani sebagai kelas belajar, wahana kerja sama dan unit produksi berdampak positif terhadap kegiatan-kegiatan usahatani petani mulai dari menggunakan benih unggul, pengolahan lahan, pemupukan, pengendalian organisme penggangu tanaman, irigasi, panen dan pasca panen.

REFERENSI

Budiarta, I. M., Laapo, A., & Hamid, A. (2017). Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong Program Studi Strata Satu Pendidikan Geografi Universitas Tadulako Tahun 2017. E-Journal Geo-Tadulako UNTAD.

Dewanto, F. G., Londok, J. J. M. R., Tuturoong, R. A. V., & Kaunang, W. B. (2017). Pengaruh Pemupukan Anorganik Dan Organik Terhadap Produksi Tanaman Jagung Sebagai Sumber Pakan. Zootec, 32(5), 1–8.

https://doi.org/10.35792/zot.32.5.2013.982

Endang, K., & Bayu, A. (2019). Teknologi Pemupukan Ramah Lingkungan.

Fadli, & Murdiana. (2016). Peran Irigasi dalam Peningkatan Produksi Padi Sawah Kecamatan Meurah Mulian Kabupaten Aceh Utara. In Jurnal Agrifo (Vol. 1, Issue 2, pp. 1–14).

Fahmi, F., & Balkis, S. (2017). Peranan Kelompok Tani dalam Penerapan Sapta Usahatani Padi Sawah di Desa Bunga Jadi Kecamatan Muara Kaman Kabupaten Kutai Kartanegara. XVI, 171–182.

Fitrullah, M. (2013). Peranan Kelompok Tani terhadap Tingkat Penerapan Teknologi Budidaya Padi Sawah (Oryza Sativa L.) di Desa Bukit Raya Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara. 9(1), 42–

47.

Hasan, Usman, Sadapotto, A., & Elihami. (2020). Peran Kelompok Tani Dalam Meningkatkan Produktivitas Usahatani Padi Sawah Analisis Hasil Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian Sensus Pertanian 2013. EduPsyCouns Journal, 3(1), 1–5.

Irawati, E., & Yantu, M. . (2015). Kinerja Kelompok Tani dalam Menunjang Pendapatan Usahatani Padi Sawah di Desa Sidera Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Jurnal Agrotekbis, 3(2), 206–211. hotmaida,2010 Iswari, K. (2012). Kesiapan teknologi panen dan pascapanen padi dalam menekan kehilangan hasil dan

(10)

Sahrul Ramadhan et al. e-ISSN: 2809-9850

meningkatkan mutu beras. Jurnal Litbang Pertanian, 31(2), 58–67.

Janatin, M. (2015). Hubungan Antara Self Efficacy dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas Iv SD Se-Gugus II Kecamatan Bantul Tahun Ajaran 2014/2015. Journal of Physics A: Mathematical and Theoretical, 44(8), 1–

17. https://doi.org/10.1088/1751-8113/44/8/085201

Lestari, P., Reflinur, R., Handoko, D. D., & Mastur, M. (2018). Keragaman Genetik Varietas Padi dan Berdasarkan Marka DNA Terkait Mutu Rasa. Scripta Biologica, 5(1), 19. https://doi.org/10.20884/1.sb.2018.5.1.751 Mantali, M. A., Rauf, A., & Saleh, Y. (2021). Peran Kelompok Tani Dalam Meningkatkan Produktivitas Usahatani

Padi Sawah ( Studi Kasus Kelompok Tani di Desa Bongopini. Jurnal Agristan, 5(2), 85.

Maslaita. (2017). Respons Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Padi Gogo (Oriza Sativa L.) dengan Ketebalan Tanah Mineral pada Lahan Gambut. Jurnal Pertanian Tropik, 4(1), 40–46.

https://doi.org/10.32734/jpt.v4i1.3068

Mayalibit, N. F., Suwarto, S., Rusdiyana, E., & Wijianto, A. (2018). Sikap Petani Padi Terhadap Benih Unggul Padi Bersertifikat Di Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar. Caraka Tani: Journal of Sustainable Agriculture, 32(2), 116. https://doi.org/10.20961/carakatani.v32i2.15090

Pramono, L., & Yuliawati. (2019). Peran Kelompok Tani terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kelurahan Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Agritech, XXI(2).

Pratama, B., Sayamar, E., & Tety, E. (2016). Peran Kelompok Tani dalam Meningkatkan Pendapatan Petani Swadaya Kelapa Sawit di Desa Bukit Lingkar Kecamatan Batang Cenaku Kabupaten Indragiri Hulu. 3(2), 1–

12.

Purnawati, A., Gitosaputro, S., & Viantimala, B. (2015). Tingkat Penerapan Teknologi Budidaya Sayuran Organik di Kelurahan Karangrejo Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Jiia, 3(2), 140–147.

Sugiyono. (2016). metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d. intro ( PDFDrive ).pdf. In Bandung Alf (p. 143).

Syahrantau, G., & Rano. (2017). Analisis Perbandingan Penerapan Dan Non Penerapanterhadap Teknologi Sapta Usahatani Padi Di Kelurahan Kempas Jaya Kecamatan Kempas Kabupaten Indragiri Hilir. Jurnal Agribisnis, 6(2), 1–15. https://doi.org/10.32520/agribisnis.v6i2.128

Widyawati, R. F. (2017). Analisis Keterkaitan Sektor Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Perekonomian Indonesia (Analisis Input Ouput). Jurnal Economia, 13(1), 14. https:// doi .org/10. 21831/economia. v13i1.

11923

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi Sumatera Utara Saluran Irigasi.

Penelitian mengenai identifikasi nilai indeks massa tubuh, lingkar pinggang dan tekanan darah pada mahasiswa/i diperlukan karena mahasiswa/i memiliki risiko yang cukup

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan dan motivasi mempunyai pengaruh terhadap disiplin kerja, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa pengaruh terdapat

Dimana dialog tersebut mengartikan adanya tindakan dari Keuskupan Agung Gereja Katolik dalam membungkam setiap orang terutama jurnalis yang akan mempublikasikan segala hal

2 Oktober 2015 Kompos TKKS sebagai bahan organik memiliki beberapa sifat yang menguntungkan, antara lain: memperbaiki tekstur tanah yang berlempung menjadi ringan

[r]

mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa untuk p€laksanaan kegiatan tahun anggaran 2012, seperti tersebut dibawah ini:1. No NAMA PAKET PEKERJMN VOLUME

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam Menempuh Ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Pada Fakultas Bisnis dan Manajemen.