• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Peningkatan Kapsitas Vital Paru Antara Perokok dan Non Perokok setelah Latihan Fisik Aerobik.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Peningkatan Kapsitas Vital Paru Antara Perokok dan Non Perokok setelah Latihan Fisik Aerobik."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha iii

ABSTRAK

PERBANDINGAN PENINGKATAN KAPASITAS VITAL PARU ANTARA PEROKOK DAN NON PEROKOK SETELAH LATIHAN FISIK AEROBIK

Nabila Rinjani, 2016

Pembimbing I : Decky Gunawan, dr., M.Kes., AIFO Pembimbing II : Daniel W Purwadisastra, dr., PA

Latihan fisik aerobik yang dikerjakan secara rutin dan teratur bermanfaat untuk memelihara kebugaran jasmani. Hal yang baik ini sebaiknya tidak diikuti dengan kebiasaan buruk seperti merokok, karena kandungan dalam rokok dapat menurunkan daya tahan jantung dan paru (aerobic endurance). Seiiring pengetahuan ini, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk membandingkan peningkatan kapasitas vital paru antara perokok dan non perokok setelah latihan fisik aerobik.

Penelitian ini dilakukan berdasarkan metode quasi eksperimental terhadap 30 orang yang diminta untuk latihan fisik aerobik yaitu berlari selama 150 menit terdiri dari 15 orang perokok dan 15 orang non perokok. Data penelitian diambil dari hasil uji kapasitas vital paru dengan menggunakan spirometri. Analisis data menggunakan uji Mann Whitney dengan derajat kemaknaan  = 0,05.

Hasil Mann Whitney menunjukan rerata peningkatan kapasitas vital paru kelompok perokok lebih rendah dibandingkan kelompok non perokok setelah latihan fisik aerobik (0,152 ± 0,103 dan 0,364 ± 0,335) dengan p = 0,008.

Simpulan dari penelitian ini adalah peningkatan kapasitas vital paru pada perokok setelah melakukan latihan fisik aerobik lebih rendah secara signifikan dibandingkan non perokok.

(2)

Universitas Kristen Maranatha iv

ABSTRACT

LUNGS VITAL CAPACITY ENCHANCEMENT COMPARATION BETWEEN SMOKER AND NON SMOKER AFTER AEROBIC EXERCISE

Nabila Rinjani, 2016

1st Supervisor : Decky Gunawan, dr., M.Kes., AIFO 2nd Supervisor : Daniel W Purwadisastra, dr., PA

Aerobic exercise which done routinely and regularly useful for maintaining physical health. Aerobic exercise is a good habit that should not be followed by bad habits like smoking, because cigarette can reduce heart and lung functions, which affect their endurance (aerobic endurance). These data indicate the importance of further research the difference of lungs vital capacity enhancement after aerobic exercise in smoker and non-smoker. The purpose of this study is to examine the difference of lungs vital capacity enhancement after aerobic exercise in smoker and non-smoker.

This was a quasi-experimental study. The subject of this research are 30 person that were ask to do aerobic activity which is running 150 minutes composed by 2 group, 15 smoker and 15 non-smoker . The lung vital capacity results were gathered from all participants with spirometry. All observed data were analysed using Mann-Whitney test (α=0.05).

Results of Mann Whitney test shows the average increase in lung vital capacity group of smokers was lower than the non-smokers after aerobic exercise (0.152 ± 0.103 and 0.364 ± 0.335) with p = 0.008.

The conclusions from this study is lungs vital capacity enhancement among smokers after performing aerobic exrcise was significantly lower than non-smokers.

(3)

Universitas Kristen Maranatha v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

SURAT PERNYATAAN ………. ii

1.3.Maksud dan Tujuan ………

1.4.Manfaat Karya Tulis Ilmiah………

1.4.1. Manfaat Praktis ……….

1.4.2. Manfaat Akademis ………...

1.5.Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian……… 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………

2.1Sistem Pernapasan Manusia ………...

2.1.1. Anatomi, Fisiologi, dan Histologi Pernapasan ………

2.1.2. Mekanisme Pernapasan ………

(4)

Universitas Kristen Maranatha vi

2.1.3.1 Ventilasi ………

2.1.3.2 Perfusi ………

2.1.3.3 Difusi ……….

2.1.4. Volume dan Kapasitas Paru ……….

2.1.5. Kapasitas Vital Paru dan Spirometri ………

2.1.6. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kapasitas Vital Paru ……….

2.2 Rokok ………

2.2.1 Bahan-Bahan Kimia yang Terdapat Dalam Asap Rokok ……….

2.2.2 Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan ………..

2.2.3 Pengaruh Asap Rokok Terhadap Fungsi Paru ………..

2.3Latihan fisik aerobik ………..

2.3.1Aktifitas fisik aerobik terhadap tubuh ………

2.3.2.Daya Tahan aerobik dengan VO2 maximal ………..

2.3.3.Rekomendasi WHO pada aktivitas fisik untuk kesehatan ………

2.4 Patofisiologi ………..

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ……….

3.1 Alat Bahan dan Subjek Penelitian ……….

3.1.1 Alat–alat dan Bahan yang Digunakan ………..

3.1.2Subjek Penelitian ………

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ………..

3.3Metode Penelitian ………..

3.3.1Variabel Penelitian ……….

3.3.2 Definisi Operasional ……….

3.4 Prosedur Penelitian ………

3.5 Analisis Data………...

3.5.1Data yang Diukur ………..

(5)

Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………

4.1 Hasil Penelitian ………..

4.1.1 Karakteristik Subjek Penelitian ………

4.1.2 Perbandingan Peningkatan Kapasitas Paru Pada Perokok dan

Non Perokok Setelah Melakukan Aktifitas Fisik Aerobik………

(6)

Universitas Kristen Maranatha viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Saluran pernapasan manusia ……… 8

Gambar 2.2 Fisiologi Saluran Pernafasan ……… 11

Gambar 2.3 Pertukaran Gas ………... 16

Gambar 2.4 Kapasitas Paru ……….. 18

Gambar 2.5 Bahan Kimia dalam Rokok ……….. 22

(7)

Universitas Kristen Maranatha ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perubahan Struktur pada Bagian Konduksi Saluran Napas … 10

Tabel 4.1. Karakteristik Subjek Penelitian ………... 35

(8)

Universitas Kristen Maranatha x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ………..

Hasil Pemeriksaan Peningkatan Kapasitas Vital Paru (FVC)………

Kapasitas Vital Paru Pelari Perokok ……….

43

43

43

Kapasitas Vital Paru Pelari Non-Perokok ………. 44

Lampiran 2 ………..

Perhitungan Statistik ………...

Normalitas Data ………

Homogenitas Sampel ……….

Perbandingan Peningkatan Kapasitas Vital Paru Antara Perokok Dan Non

Perokok Setelah Latihan Fisik Aerobik ………

Lampiran 3 ………...

Surat Keputusan Komisi Etik ...

45

45

45

45

47

48

48

(9)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gerak adalah aktivitas fisik dan merupakan ciri kehidupan. Sesuai dengan pepatah

yang mengatakan “Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”, maka aktivitas fisik sangat penting untuk memelihara kesehatan dan kebugaran tubuh. Aktivitas fisik

adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan

energi. Kurangnya aktivitas fisik merupakan faktor risiko independen untuk penyakit

kronis, dan secara keseluruhan diperkirakan menyebabkan kematian secara global

(WHO, 2010).

Latihan fisik tentu akan memengaruhi fungsi paru selama latihan karena

peningkatan penggunaan oksigen dalam darah. Karbondioksida dalam darah yang

meningkat tersebut perlu dikeluarkan melalui paru-paru. Pada saat melakukan latihan

fisik terdapat dua organ penting yang berperan yaitu paru-paru dan jantung. Paru-paru

membawa oksigen kedalam tubuh, menyediakan energi, membuang karbon dioksida

dan produk tubuh yang tidak digunakan dihasilkan pada saat tubuh memproduksi

energi (European Lung Foundation, 2016).

Latihan fisik yang rutin dijalani untuk menjaga kesehatan dan kebugaran seperti

berlari seharusnya tidak diikuti dengan kebiasaan buruk seperti merokok, karena

merokok dapat menurunkan daya tahan jantung dan paru (aerobic endurance) dan

dapat menyebabkan sesak nafas seperti pada penyakit paru obstruktif (PPOK) serta

penyebab utama penyakit paru di dunia seperti inflamasi saluran pernafasan, asma

dan lain-lain. Masyarakat yang memiliki banyak aktivitas masih belum memahami

dampak negatif dari merokok terhadap kesehatan tubuh dan lingkungan sekitar

sebagai suatu pencemar udara, bahkan sering kali rokok dijadikan gaya hidup

terutama pada perokok berat yang menghisap lebih dari 1 bungkus rokok atau 10-20

(10)

Universitas Kristen Maranatha 2

Rokok mengandung zat-zat toksik antara lain tar, nikotin, dan karbon monoksida.

Sebanyak 36.1% populasi Indonesia terdiri dari 64.% pria dan 4.5% wanita yang

merupakan perokok aktif dan Indonesia menduduki peringkat kedua negara dengan

perokok terbanyak di dunia, akan tetapi ironinya hanya empat dari lima orang di

Indonesia yang mengetahui tentang bahaya rokok (WHO, 2012).

Uji fungsi paru secara fisiologis dilakukan dengan mengukur ventilasi paru (Price

& Wilson, 2002). Metode sederhana untuk mengetahui ventilasi paru adalah dengan

mencatat volume udara masuk dan keluar paru menggunakan alat yang disebut

spirometri (Guyton, 2008). Kapasitas paru meliputi kapasitas inspirasi, kapasitas

residu fungsional, kapasitas paru total, dan kapasitas vital paru.

Kapasitas vital paru (KV) adalah volume udara maksimal yang dapat dikeluarkan

dengan satu kali napas yang mengikuti inspirasi maksimal (Sherwood, 2007). Jumlah

udara maksimum yang dapat dikeluarkan dari paru setelah mengisinya sampai batas

maksimum dan mengeluarkan sebanyak-banyaknya dengan nilai rata-rata untuk pria

dewasa adalah 3-4 liter dan 2-3 liter pada wanita dewasa.

Cepat atau lambatnya timbul kelelahan pada diri seseorang dapat diduga dari

penurunan kapasitas vital paru yang kurang baik. Semakin tinggi kapasitas vital paru

seseorang, semakin tinggi pula daya tahan dan stamina yang optimal karena O2

sangat dibutuhkan oleh otot untuk melakukan aktivitas berat maupun ringan sehingga

zat sisa yang menyebabkan kelelahan otot akan berjumlah semakin sedikit.

Kapasitas paru antara lain dipengaruhi oleh rokok, umur, jenis kelamin, ukuran

tubuh, posisi tubuh, latihan fisik, kekuatan otot–otot pernapasan, serta distensibilitas paru dan dinding dada (Guyton, 2008) Pengukuran kapasitas vital paru dapat

dilakukan menggunakan spirometri, ada beberapa metode yang dapat digunakan,

antara lain one stage vital capacity dan two stage vital capacity. Pada tahun 2012

terdapat penelitian mengenai hubungan kapasitas vital paru dengan lari jarak jauh

oleh SA Bardiansyah dan penelitian mengenai pengaruh merokok terhadap kapasitas

vital paru pada perokok ringan (indeks brinkman < 200) tahun 2014 yang diteliti oleh

(11)

Universitas Kristen Maranatha 3

Berdasarkan penelitian terdahulu dan pengetahuan pengaruh rokok terhadap fungsi

paru, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang perbandingan peningkatan

kapasitas vital paru diantara perokok dan non perokok setelah melakukan latihan fisik

aerobik.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang dapat

dipertanyakan, apakah peningkatan kapasitas vital paru pada kelompok perokok lebih

rendah dari pada kapasitas vital paru pada kelompok non perokok setelah latihan fisik

aerobik

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian adalah untuk membuktikan bahaya rokok terhadap fungsi paru

dan tujuan penelitian adalah untuk membandingkan kapasitas vital paru perokok dan

non perokok setelah latihan fisik aerobik.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Praktis

Menghimbau masyarakat agar meninggalkan kebiasaan merokok, serta memberi

pengetahuan pada masyarakat mengenai bahaya rokok terhadap kesehatan tubuh

secara umum terutama sistem pernapasan dan kapasitas paru.

1.4.2 Manfaat Akademis

Menambah wawasan akademis di bidang kesehatan khususnya bidang faal

respirasi dan faal olahraga mengenai pengaruh rokok terhadap fungsi paru.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

Dalam dunia olah raga terdapat dua macam pembagian latihan fisik dasar yaitu

latihan fisik aerobik dan latihan fisik anaerobik, tetapi sering kedua jenis latihan fisik

(12)

Universitas Kristen Maranatha 4

yang memberi respons atau pengaruh dari latihan fisik tersebut, yaitu sistem

kardiovaskular, sistem respirasi dan sistem muskuloskeletal. Pada sistem respirasi,

terjadi peningkatan ventilasi yang ditandai dengan peningkatan frekuensi

pernapasan.(F.Sari, 2012).

Seseorang yang melakukan latihan fisik tentu akan memengaruhi fungsi paru

selama latihan oleh karena peningkatan penggunaan oksigen dalam darah.

Karbondioksida dalam darah yang meningkat tersebut perlu dikeluarkan melalui

paru-paru (F.Sari, 2012). Olahraga memengaruhi fungsi paru yang dapat

mengakibatkan peningkatan kapasitas vital paru dan pengembangan daya tahan tubuh

lebih besar pada otot pernapasan (Hall, 2010). Hal ini terjadi sebagai akibat adanya

rangsangan yang diberikan terhadap tubuh. Adaptasi yang baik ditandai dengan

adanya 5 perubahan secara fisiologis berupa frekuensi denyut nadi berkurang dan

tensi darah menurun pada waktu istirahat, terjadinya pengembangan otot jantung

(dilatasi) serta frekuensi pernapasan turun dan kapasitas vital paru bertambah.

Badan kesehatan dunia (WHO) menerangkan bahwa dalam setiap kepulan asap

rokok terkandung kurang lebih 4000 racun kimia berbahaya diantaranya seperti tar,

CO, dan Nikotin (Abadi, 2005) sehingga dapat menurunkan kapasitas vital paru. Zat

yang terkandung tersebut secara tidak langsung memberikan efek penurunan jumlah

O2 yang akan diabsorsi oleh paru.

Kandungan CO yang terdapat di dalam rokok mengikat Hb dan mengganggu

aliran darah ke otot, serta nikotin dalam rokok merupakan suatu bronkokonstriktor

yang mengakibatkan penyempitan pada bronkus dan vasokonstriksi pembuluh,

sehingga memperberat kerja jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh. Hal

ini juga memengaruhi kerja paru dalam pertukaran oksigen dan karbondioksida dari

(13)

Universitas Kristen Maranatha 5

Saat mengisap rokok, bahan-bahan pencemar dan beracun seperti karbon

monoksida, tar, dan nikotin akan meresap ke dalam paru-paru dengan merusak

kantung alveolar yang merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2 sehingga

mengakibatkan penurunan elastisitas kantung alveolar. (CDC, 2010)

Hipotesis Penelitian :

Peningkatan kapasitas vital paru pada kelompok perokok lebih rendah dari pada

(14)

Universitas Kristen Maranatha 39

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Setelah dilakukan penelitian maka dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan

peningkatan kapasitas vital paru antara perokok dan non perokok setelah latihan fisik

aerobik. Peningkatan kapasitas vital paru pada kelompok perokok yang melakukan

latihan fisik aerobik lebih rendah dari pada kapasitas vital paru pada kelompok non

perokok yang mendapat perlakuan yang sama.

5.2. Saran

• Rokok dapat memengaruhi fungsi dan ventilasi paru, sehingga disarankan untuk menghilangkan kebiasan buruk merokok. Di samping itu disarankan

pula untuk melakukan latihan fisik aerobik rutin untuk meningkatkan fungsi

paru dan mencegah penyakit obstruktif paru.

• Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan durasi yang lebih lama mengenai hubungan kapasitas vital paru antara perokok dengan non perokok secara

berkala untuk mengetahui apakah latihan fisik aerobik dapat memperbaiki

(15)

Perbandingan Peningkatan Kapasitas Vital Paru Antara

Perokok Dan Non Perokok Setelah Latihan Fisik Aerobik

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar Sarjana Kedokteran

NABILA RINJANI

1310042

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(16)

KATA PENGANTAR

Kepada Tuhan Yang Maha Esa puji dan syukur Penulis panjatkan, karena

berkat ridho dan karuniaNya Karya Tulis Ilmiah ini dapat tersusun. Rancangan

karya tulis ilmiah dengan judul “Perbandingan Peningkatan Kapasitas Vital Paru

Antara Perokok dan Non Perokok Setelah Latihan Fisik Aerobik” sebagai salah

satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada program studi

kedokteran di Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Karya Tulis Ilmiah ini, disusun oleh Penulis dengan banyak dukungan dari

berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1.Decky Gunawan, dr., M.Kes., AIFO selaku dosen pembimbing utama dan

Daniel W Purwadisastra, dr., PA selaku dosen pembimbing pendamping yang

telah banyak memberi banyak nasihat yang bersifat membangun, bersedia

meluangkan waktu untuk bimbingan, serta kesabarannya dalam membimbing

Penulis untuk menyelesaikan penelitian dan seluruh karya tulis ini

2.Orang tua penulis Ayahanda Dr. Ir. Iyan Haryanto M.T., Ibunda Dr. Irawati,

S.H., M.H. Atas kasih sayangnya yang selalu mendoakan penulis dan

memberikan contoh yang baik untuk selalu belajar, mencintai dan

mengamalkan ilmu.

3.Kakak Penulis Faizal Muhammad Haryanto S.T., atas kasih sayang, doa dan

motivasinya.

4.Ikhwan Rakhman, S.H., untuk kasih sayang, motivasi dan dengan setia

menemani Penulis belajar.

5.Sahabatku Alfonsus Zeus S yang selalu memberikan masukan dan membantu

penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah ini, kepada Mifta, Puput, Trisha,

Fuji, Annisa, Desrah yang memberikan motivasi untuk semangat dalam

menempuh studi.

6.Kepada semua teman grup Bridge The Gap Campus atas kesediaanya

(17)
(18)

Universitas Kristen Maranatha 40

DAFTAR PUSTAKA

Abadi. (2005). Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Perilaku Merokok Pada Siswa Laki-Laki, diakses 7 maret 2016.

Abdessalem Koubaa, M. T. (2015). Lung function profiles and aerobic capacity of adult cigarette and hookah smokers after,Libyan Journal of Medicine.

AC Brown. (2004). AC Brown Lectures : Respiratory Physiology. Retrieved from AC Brown Lectures:

http://www.acbrown.com/lung/Lectures/RsAlvl/RsAlvl10.gif 10 September 2014

Aditama. (2000). Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Mahasiswa Akademi Perawat serta Mahasiswa Fakultas Kedokteran dalam Masalah Merokok. Jakarta: Respir Indonesia.

Barrett, K. E., Barman, S. M., Boitano, S., & Brooks, H. (2012). Ganong's Review of Medical Physiology (24th ed.). New York, NY: McGraw-Hill Medical.

Bernida L, Y. F. (1990). Faal Paru dan Uji Bronkodilator pada Perokok Bekas Perokok dan Bukan Perokok. Jakarta: Respir Indonesia.

CDC. (2010). How Tobacco Smoke Causes Disease. Centers of Disease Controls.

Eroschenko. (2013). DiFiore histology atlas, USA: Lippincott Williams & Willkins, USA.

European Lung Foundation. (2016). Your lungs and exercise. European Lung Foundation.

F.Sari. (2012). USU instutional repository.Hubungan antara tingkat stress dengan perilaku merokok pada siswa laki-laki kelas X SMK Taman Karya Madya Kebumen

Guyton. (2008). Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology (12th ed.). Philadelphia, PA: Saunders-Elsevier.

Hall, J. E. (2010). Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology (12th ed.). Philadelphia, PA: Saunders-Elsevier.

Harahap, S. T. (2015). Pengaruh Latihan Aerobik Terhadap Peningkatan Volume Maksimal Oksigen (VO2 MAKS).

Mescher, A. L. (2013). Junqueira's Basic Histology (13th ed.). New York, NY: McGraw-Hill.

(19)

Universitas Kristen Maranatha 41

Price, S. A., & Wilson, L. (2002). Clinical Concepts of Disease Processes (6th ed.). Maryland Heights, MI: Mosby.

Primasoni, N. (2013). Pengaruh Latihan Daya Tahan Aerobik Terhadap VO²Max Siswa SSO Real.

Suradi, d. S. (2007). Pengaruh Rokok Pada Penyakit Paru Obstruksi Kronik (Ppok) Tinjauan Patogenesis, Klinis Dan Sosial.

Richard L.Drake, A. V. (2014). Gray dasar-dasar anatomi. Singapore: Elsevier.

Sherwood, L. (2007). Human Physiology: From Cells to Systems (6th ed.). Belmont: Thomson Brooks/Cole.

STCC. (2014). STCC: Respiration. Retrieved from Springfield Technical Community College:

http://faculty.stcc.edu/AandP/AP/imagesAP2/respiration/respvol.jpg

Steven E. W., J. W. (2001). Distrubances in Ventilatory Function. In B. E, H. S, & F. A, Harrison’s Principle of Internal Medicine (15th ed.) (p. 1446). New York: McGraw-Hill.

Asian Cancer. (2012). Lung Cancer. Retrieved from The Asian Cancer:

http://www.asiancancer.com/indonesian/cancer-topics/lung-cancer/ 15 Maret 2014

World Health Organization. (2010). Physical Activity. In Guide to community Preventive Services web site, 2008.

World Health Organization. (2012). Global Adult Tobacco Survey: Indonesia Report 2011. New Delhi: The World Health Organization, Regional Office South-East Asia. Retrieved

fromhttp://www.depkes.go.id/downloads/laporan%20gats/FINAL_REVISI_D AFTAR_ISI.pdf

Triana, N. (2013). Gambaran Histologis Pulmo Mencit Jantan (Mus Musculus L.) Setelah Dipapari Asap Rokok Elektrik. Departemen Biologi Fakultas

Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Usu.

Unud, HMKU FK. (2016). Kajian Problematika Penyalahgunaan Tembakau di Indonesia. Tim Kajian Strategis Himpunan Mahasiswa Kedokteran Umum Fakultas Kedokteran.

(20)

Gambar

Gambar 2.1 Saluran pernapasan manusia  …………………………… 8

Referensi

Dokumen terkait

Manajer perusahaan harus menyadari pemberian motivasi merupakan faktor yang menentukan dalam usaha peningkatan kinerja dan produktivitas karyawan

Kedua kualitas di atas, yaitu profesionalisme dan moral adalah sangat penting untuk mendapatkan kontribusi maksimal dalam pertumbuhan ekonomi pekerja yang

Rubrik dari “ Buletin PTPN12 ” diantaranya yaitu yang pertama adalah rubrik Dari Redaksi berisikan tentang penyampaian informasi dari rekan – rekan redaksi yang

Menurut Uemura (Nurkolis, 2003) dalam tulisannya Community Participation In Education tujuan memberdayakan masyarakat dalam pendidikan adalah: (1) untuk

1) Indera peraba yang merupakan mata-mata pertama bagi jiwa. Ia tersebar di seluruh kulit, daging keringat dan syarat badan, yang memiliki kualitas panas, dingin, lembab,

Hasil yang diperoleh adalah batas kendali grafik digunakan untuk menentukan batas spesifikasi produk, kemampuan proses dan DPMO digunakan untuk mengukur kebaikan proses

Pertama, kontak sosial antara orang perorang. Misalnya ada seseorang remaja SMA dengan orang lainnya baik dengan siapapun dan dimanapun. Kedua, kontak sosial antara

bisa dibayangkan (imagineable) oleh siswa atau lebih menekankan bahwa siswa mampu membayangkan situasi yang diberikan, dan titik tekannya bukan pada keaslian masalah,