• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peranan Guru dalam Upaya Pembentukan Moral Anak Usia 4-6 Tahun di TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga T1 272012023 BAB V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peranan Guru dalam Upaya Pembentukan Moral Anak Usia 4-6 Tahun di TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga T1 272012023 BAB V"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

104 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di TK Kristen 03 Eben Haezer

Salatiga terhadap tiga guru yang berkualifikasi dan menjadi pendidik anak usia,

ditemukan peran guru dalam pembentukan moral anak 4-6 tahun. Menjadi seorang

guru tentunya memiliki motivasi dan karaktersitik. Hasil penelitian menunjukan

bahwa partisipan memiliki motivasi yang lahir dari hati sebagai bentuk dari tugas

yang diberikan Tuhan pada dirinya. Selain itu dorongan dari pengalaman yang

dialami sebelum menjadi guru juga menjadi motivasi seorang guru. Tentunya

menjadi guru PAUD memiliki karakteristik. Sabar, memahami anak dengan baik,

memiliki attitude, berintegritas dan dapat menjadi teladan dalam bersikap dan berkata

bagi anak menjadi karakteristik-karakteristik seorang guru PAUD.

Dari motivasi dan karakteristik tersebut lahirlah sebuah peran dan tanggung

jawab menjadi guru. Dalam tugas dan perannya sebagai model, partisipan

memberikan bentuk keteladanan dalam pembiasaan setiap hari. Partisipan juga

membangun hubungan yang baik dengan semua komponen di sekolah.

Praktek-praktek aktivitas praktis yang dilakukan oleh partisipan dalam pembiasaan yaitu

dengan mengucapkan salam dengan ramah, menggunakan kata tolong dan terima

kasih, mengikuti renungan dan doa pagi bersama guru yang lain, berdoa dengan sikap

yang baik, berkata-kata atau berbicara dengan sopan, selalu membuang sampah pada

tempatnya dan mengikuti aturan yang ditetapkan. Dengan adanya bentuk-bentuk

pembiasaan ini anak-anak terbiasa untuk melihat dan mencontoh bahkan mengikuti

dalam kehidupan mereka setiap hari.

Sebagai motivator, partisipan memberikan bentuk-bentuk motivasi dan

dorongan bagi anak yakni dengan memberi pujian, dorongan berupa bahasa tubuh

(2)

105 bintang, stiker juga merupakan bagian dari bentuk motivasi pada anak. Sementara itu,

bentuk motivasi berupa teguran, nasehat dengan kata-kata yang positif dan lewat

cerita serta peringatan juga diberikan pada anak yang tidak melakukan sesuai dengan

pembentukan moral. Bentuk-bentuk motivasi tersebut bertujuan untuk memperkuat

dan meningkatkan perilaku yang sesuai dengan pembentukan moral serta untuk

mengurangi dan menghilangkan sikap maupun tutur kata anak yang tidak sesuai

dengan nilai-nilai moral yang ada.

Sementara itu, peran guru sebagai pembimbing, memberikan bentuk-bentuk

pembimbingan berkaitan dengan substansi pendidikan moral itu sendiri yaitu bentuk

pembimbingan kepada anak untuk mengenal Tuhan, menghargai dirinya sendiri,

menuntun anak bersikap terhadap keluarga, orang lain, teman sebaya, masyarakat

serta alam sekitar (hewan dan tumbuhan). Dalam membimbing anak bersikap baik

terkhususnya berkaitan dengan substansi moral di atas, guru menggunakan

kegiatan-kegiatan yang terprogram dalam setiap hari. Misalnya ada kegiatan-kegiatan berdoa sebelum

dan sesudah melakukan kegiatan, bernyanyi lagu-lagu rohani, mendengarkan cerita

Alkitab, adanya kegiatan rohani setiap hari Sabtu, serta beberapa kegiatan lomba

yang berkaitan dengan acara keagamaan. Guru juga menggunakan metode pemberian

tugas dan kegiatan show and talend, dalam membimbing anak melakukan nilai-nilai

moral. Sementara itu, cara partisipan menuntun anak agar bersikap sesuai dengan

pembentukan moral juga menggunakan kegiatan-kegiatan bercerita, bercakap-cakap

di dalam kelas, lagu, puisi dan syair, kerja kelompok, kegiatan konstektual seperti

menyiram dan merawat tanaman, kunjungan serta bermain drama. Aktivitas-aktivitas

setiap hari yang ada disesuaikan dengan tema yang terstruktur dalam program

pembelajaran. Cara yang dilakukan oleh partisipan menuntun anak yang bersikap

kurang baik dan tidak sesuai dengan pembentukan moral yaitu dengan menggunakan

pendekatan dengan anak, peringatan, nasehat, teguran serta penalti. Hal ini digunakan

oleh para partisipan sebagai bentuk dari proses pembentukan moral anak.

Proses pembentukan moral tentunya tidak terlepas dari hambatan yang

(3)

106 pembentukan moral anak mengalami hambatan yang berasal dari karakter dalam diri

anak itu sendiri dan lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat di mana anak

tinggal. Namun, faktor terbesar yang menjadi hambatan proses pembentukan moral

adalah faktor lingkungan keluarga sebab ditemukan banyak terjadi inkonsistensi

antara apa yang diajarkan di sekolah dengan yang diterima anak dirumah.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa saran yang dapat

dipertimbangkan dalam proses pembentukan moral anak usia 4-6 tahun, diantaranya:

a. Bagi pendidik

- Dalam peran guru sebagai motivator, disarankan untuk menggunakan token

ekonomi yang tersusun dan terjadwal sehingga anak mendapatkan bentuk

motivasi atau perlakuan yang sama dalam pembentukan moral dari

masing-masing guru.

- Peran guru sebagai pembimbing disarankan menyiapkan atau menyusun

daftar anak dalam setiap harinya untuk memimpin atau memandu doa serta

kegiatan-kegiatan ketika berada di kanopi (tentunya didampingi guru yang

bertugas) sehingga substansi pembentukan moral dalam hal ini sikap dan

perilaku yang hubungannya dengan diri sendiri dapat terbentuk dengan baik.

- Peran guru sebagai pembimbing disarankan lebih mengoptimalkan dialog saat

pinalti diberika pada anak yang memiliki moral yang kurang sehingga anak

mengerti tentang sebab dan akibat perbuatannya

- Meningkatkan komunikasi antara pendidik sehingga tidak terjadi kesenjangan

dan perbedaan dalam bentuk pembimbingan bagi anak usia dini dengan saran

membuat papan komunikasi sehingga guru-guru dapat saling berkomunikasi

selain dengan bertatap muka.

- Melakukan “home visit” dengan jadwal yang tetap terkhususnya bagi anak

yang perkembanganan moralnya masih rendah. Sehingga ada kerja sama

(4)

107 b. Bagi sekolah

- Mengadakan atau mengikutsertakan guru dalam berbagai pelatihan maupun

diklat tentang pekembangan anak terkhususnya dalam perkembangan moral

anak usia dini.

c. Peneliti selanjutnya

Perlu diteliti lebih dalam mengenai peran guru selain tiga faktor peran guru

yang menjadi fokus dalam penelitian ini misalnya peran guru sebagai fasilitator di

mana anak perlu diberi kesempatan untuk mengembangkan moral pada dirinya

maupun peran guru sebagai intruktur yang mana anak usia dini perlu diberi instruksi

Referensi

Dokumen terkait

3 (dua) artikel ditulis oleh Mahasiswa Magister Teknik Sipil, dan 6 (enam) artikel ditulis oleh Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Oktober 2011, maka dengan ini diumumkan pemenang pelelangan umum untuk pekerjaan

Hasil penelitian memberi kesimpulan bahwa Sebab terjadinya konflik nelayan Batah Barat Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan adalah terjadinya penyerobotan wilayah penangkapan

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan yang ingin menguji apakah terdapat hubungan (korelasi) antara Terpaan Tayangan Program Acara(variabel X) dengan Pemenuhan

Proses produksi terputus-putus : adalah proses produksi yang tidak terdapat. urutan atau pola yang pasti sejak dari bahan baku sampai menjadi

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ’’Analisis Faktor -faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Gadai Pada PT.. Pegadain Cabang

Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa sila ketuhanan adalah kewajiban asasi bangsa kita yang mengharuskan kita berlaku menurut keyakinan, yang mengakui adanya Tuhan Yang

literatur-literatur, kitab-kitab dan Undang-Undang yang berkaitan dan relevan dengan objek kajian. Adapun p enelitian ini bersifat penelitian hukum yuridis