• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016."

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

i

KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Rizky Mahardhani NIM 12601244008

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v MOTTO

“Informasi bukanlah pengetahuan. Satu-satunya sumber pengetahuan

adalah pengalaman.” (Albert Einstein)

“Mencoba setiap kesempatan yang selalu ditawarkan oleh Tuhan, adalah cara

(6)

vi

PERSEMBAHAN

(7)

vii

KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh : Rizky Mahardhani

12601244008

ABSTRAK

Keberadaan usaha kesehatan sekolah (UKS), merupakan program pemerintah yang wajib ada dan dilaksanakan di sekolah dalam pelayan dan pendidikan kesehatan atau kebiasaan hidup sehat di sekolah dan diterapkan di lingkungan sekitar. Keterlaksanaan UKS secara maksimal dapat membantu atau berperan penting dalam pelayanan dan pendidikan kesehatan di sekolah. Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan, Keterlaksanaan UKS di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 menunjukan rata-rata kriteria terbanyak berada pada kategori kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan UKS di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, dengan menggunakan metode survei dan instrumen pengumpulan data (alat) menggunakan angket. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 65 orang yang terdiri dari guru sebanyak 25, karyawan sebanyak 10, dan siswa sebanyak 30. Teknik yang digunakan adalah incidental sampling. Analisis data yang terkumpul menggunakan deskriptif dengan persentase.

Hasil penelitian keterlaksanaan UKS di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 menunjukan bahwa kategori baik sekali 10,8%, kategori baik 29,2%, kategori cukup baik 20% dan kategori kurang baik 35,4%, serta kategori kurang sekali 4,6%. Rata-rata kriteria terbanyak berada pada kategori kurang baik.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul“Keterlaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SMP Muh 8 Yogyakarta Tahun 2016” dengan baik.

Penyusunan skripsi ini pasti mengalami kesulitan dan kendala. Dengan segala upaya, skripsi ini dapat terwujud dengan baik berkat uluran tangan dari berbagai pihak, teristimewa pembimbing. Oleh karena itu, pada kesempatan ini disampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd, M.A, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan menempuh pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Bapak Prof. Dr.Wawan S. Suherman, M.Ed, Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan izin dalam melaksanakan penelitian ini.

3. Bapak Erwin Setyo Kriswanto, S.Pd., M.Kes. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan, kelancaran, dan masukan dalam melaksanakan penelitian. 4. Bapak Komarudin, M. A., Penasihat Akademik yang telah memberikan

bimbingan dan nasihat selama penulis melakukan studi.

(9)

ix

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta Karyawan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis studi dan telah membantu penulis dalam membuat surat perizinan.

7. Kepala Sekolah, Guru, dan Siswa SMP Muh 8 Yogyakarta yang telah memberikan izin dan membantu kegiatan penelitian.

8. Keluarga, sahabat, dan teman-teman PJKR 2012 yang selalu mendorong dan mendukung untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kelengkapan skripsi ini. Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan khususnya dan bagi semua pihak pada umumnya.

Yogyakarta, Agustus 2016

(10)

x

(11)

xi

6.Fungsi UKS ……… 13

7.Program UKS ……… 15

a. Pendidikan Kesehatan ………. 15

b. Pelayanan Kesehatan ……….. 17

c. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat ……….. 19

8.Penelitian yang Relevan ……….. 20

9.Kerangka Berpikir ……… 21

BAB III. METODE PENELITIAN ……… 23

A. Desain Penelitian ……….... 23

B. Devinisi Operasional Variabel ………... 23

C. Populasi dan Sampel ……….. 24

1. Populasi ……… 24

2. Sampel ………. 24

D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ……... 24

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Kisi-kisi Panduan Pembuatan Angket ………. 25

Tabel 2. Norma Penskoran ……… 26

Tabel 3. Deskripsi Hasil Penelitian Keterlaksanaan UKS di SMP

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Diagram Hasil Penelitian Keterlaksanaan UKS di SMP

Muhammadiyah 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 ….. 28 Gambar 2. Diagram Hasil Penelitian Faktor Pendidikan Kesehatan ….. 29 Gambar 3. Diagram Hasil Penelitian Faktor Pelayanan Kesehatan …… 30 Gambar 4. Diagram Hasil Penelitian Faktor Pembinaan Lingkungan

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 41

Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian ... 43

Lampiran 3. Angket Penelitian Keterlaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 ………. 45

Lampiran 4. Faktor Pendidikan Kesehatan ... 47

Lampiran 5. Faktor Pelayanan Kesehatan ………... 50

Lampiran 6. Faktor Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat ... 53

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semua orang hampir tidak pernah lepas selalu melibatkan kesehatan dalam setiap melakukan segala hal didalam kehidupannya, mulai dari aktivitas, kewajiban, kebiasaan, bergaul sesama orang lain, sampai hobi. Kesehatan sangat penting bagi tubuh manusia, karena tanpa keadaan tubuh yang sehat manusia tidak akan sempurna melakukan segala aktivitasnya, dan setiap orang dimanapun berada pasti ingin tubuhnya selalu sehat dan terlepas dari serangan virus dan segala macam penyakit. Sehat itu merupakan anugerah Tuhan, tetapi kondisi sehat itu tidak terjadi dengan sendirinya. Semua orang sadar akan pentingnya kesehatan, dan kesadaran itu akan mencapai puncaknya jika seseorang sedang mengalami sakit. Seseorang untuk mencapai kesehatan itu sendiri, diperoleh melalui upaya dan perilaku positif dan dimulai sejak usia dini, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, sampai lingkungan masyarakat.

(16)

2

kesehatan siswa, seperti mengajarkan cuci tangan sebelum makan, membuang sampah pada tempatnya, menyiram bersih sisa buang air, dan mengajarkan bagaimana berolahraga yang baik. Hal tersebut merupakan contoh peran guru saat membimbing siswanya.

(17)

3

Pelaksana UKS didalam melakukan aktivitas di bidang UKS, perlu memperhatikan dua aspek pokok, yaitu aspek fisik dan aspek mental. Aspek fisik yang menyangkut aspek terlihat seperti bangunan sekolah, peralatan, perlengkapan sekolah yang harus memenuhi syarat kesehatan dan pemeliharaan serta pengawasan kebersihannya. Aspek mental meliputi aspek pelaku atau penghuni sekolah atau warga sekolah yang bersangkutan dengan UKS seperti siswa, guru, karyawan, termasuk petugas kesehatan. Pelayanan kesehatan yang terkandung di dalam program UKS bertujuan untuk mengikuti pertumbuhan dan perkembangan anak didik, mengetahui gangguan kesehatan sedini mungkin, dan upaya pencegahan penyakit menular, serta rehabilitasi.

(18)

4

dengan frekuensi yang tidak tentu setiap tahunnya, yaitu pada awal dan tengah tahun saja.

Berdasarkan hasil observasi dan mengingat pentingnya UKS di sekolah maka perlu dilakukan penelitian tentang keterlaksanaan UKS di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta. Penelitian tersebut dilakukan sebagai tolok ukur keterlaksanaan UKS pada tingkat Sekolah Menengah.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Belum terpenuhinya standar keterlaksanaan UKS termasuk sarana dan prasarana pelaksanaan program TRIAS UKS tingkat Sekolah Menengah. 2. Pembina UKS di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta masih minim

pengetahuan terhadap konsep pengelolaan UKS di sekolah yang sesuai tujuan. Hal ini dikarenakan kurangnya program pelatihan terhadap pembina UKS di Sekolah Menengah.

3. Secara umum pihak pelaksana UKS di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta masih kurang kesadaran dalam membuat Program UKS yang menjadi dasar penyelenggaraan kegiatan tersebut.

4. Jarang dilaksanakanya rapat-rapat rutin/rapat kerja, sehingga berakibat kurang maksimalnya fungsi dan tugas tim pelaksana/Pembina UKS.

C. Batasan Masalah

(19)

5

maka penelitian dibatasi hanya tentang keterlaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

D. Rumusan Masalah

Sesuai latar belakang dan batasan masalah yang diuraikan di atas, peneliti menemukan permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah “seberapa tinggi tingkat keterlaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keterlaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui secara ilmiah serta mengembangkan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan hasil penelitian, serta tidak terlepas untuk memberikan informasi pendidikan tentang keterlaksanaan UKS di Sekolah Menengah yang tepat guna.

2. Manfaat Praktis

(20)

6

a. Bagi sekolah, penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman agar lebih berperan dalam pengelolaan UKS, agar UKS terlaksana dengan semestinya.

b. Bagi guru dan kepala sekolah, sebagai Tim Pelaksana UKS penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana koreksi diri dan alat tolok ukur, sejauh mana pembinaan yang telah dilakukan.

(21)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis

1. Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan suatu usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan sekolah. UKS adalah usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan mulai TK sampai SMA sederajat (Tim Pembina UKS, 2010: 7). UKS adalah usaha kesehatan yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan sasaran utama yaitu anak-anak sekolah dan lingkungannya terutama di dalam sekolah, (Soenarjo, 2002:1). Usaha kesehatan yang dilakukan di sekolah ini merupakan wahana dalam peningkatan kemampuan hidup sehat dan menjaga derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin. Selanjutnya UKS harus sudah mendapat tempat dan perhatian yang baik di dalam lingkup pendidikan. Ada 3 program yang biasa dilaksanakan dalam program UKS yaitu Trias UKS (pendidikan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, dan kehidupan lingkungan yang sehat). Usaha ini lebih diutamakan di sekolah dasar meskipun UKS ada hingga jenjang pendidikan sekolah menengah maupun sekolah lanjutan.

(22)

8

belajar, tumbuh dan berkembang secara optimal dan harmonis sebagaimana seorang pelajar yang diharapkan menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. 2. Sasaran UKS

(23)

9

norma-norma kesehatan. Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS menurut Depdiknas (2006:9) meliputi:

a. Sasaran Primer: Peserta didik

b. Sasaran Sekunder: guru, pamong belajar/tutor orang tua, pengelola pendidikan dan pengelola kesehatan.

c. Sasaran Tersier: Lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah sampai pada sekolah lanjutan tingkat atas, termasuk satuan pendidikan luar sekolah dan perguruan agama serta pondok pesantren berserta lingkungannya

3. Tujuan UKS

(24)

10

a) Berpengetahuan, bersikap, dan berketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat serta beradaptasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan; b) Sehat fisik, mental, maupun sosial; dan

c) Memiliki daya hayat dan daya tangkap terhadap pengaruh buruk narkotika, alkohol, rokok, dan sebagainya.

4. Sarana dan Prasarana UKS

Mengenai sarana dan prasarana UKS dijelaskan oleh Djonet Soetatmo (1982, 122 –123) meliputi:

a. Ruang UKS atau klinik sekolah

b. Alat-alat pemeriksaan yang diperlukan c. Alat-alat P3K

d. Obat-obatan sehari-hari yang diperlukan.

Sarana dan Prasarana dapat dikatakan lengkap ketersediaannya apabila setidaknya memenuhi standar sarana dan prasarana UKS yang ada. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 24 Tahun 2007 berdasarkan jenis, rasio dan deskripsi sarana dan prasarana UKS sebagai berikut:

a. Sarana merupakan semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Idealnya sarana di UKS nenurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 adalah sebagai berikut:

1) Tempat Tidur (1 set/ruang) 2) Meja (1 buah/ruang) 3) Kursi (2 buah/ruang) 4) Almari (1 buah/ruang)

(25)

11

2004:10). Idealnya perlengkapan di UKS menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 adalah sebagai berikut:

1) Catatan Kesehatan Siswa, berisi Catatan Kecelakaan Siswa (1set/ruang) 2) Perlengkapan P3K (1set/ruang) 7) Pengukuran tinggi badan (1buah/ruang) 8) Tempat sampah (1buah/ruang)

9) Tempat cuci tangan (1buah/ruang) 10)Jam dinding (1buah/ruang)

c. Prasarana merupakan semua kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah (Ibrahim Bafadal, 2004:10). Idealnya prasarana di UKS menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 adalah memiliki ruang UKS dengan ukuran 3x4m.

5. Unsur-unsur Organisasi Yang Terlibat Dalam UKS

(26)

12 a. Tingkat Pusat

Sub Direktorat Kesehatan Sekolah dan Olahraga, Direktorat Kesehatan Masyarakat terdiri dari beberapa seksi yaitu: seksi kesehatan anak sekolah dan mahasiswa, seksi kesehatan anak-anak luar biasa, seksi olahraga kesehatan, seksi pengembangan metode. Fungsi dan tanggung jawabnya: membuat program kerja melakukan koordinasi, melakukan bimbingan dan pengawasan pelaksanaan UKS di seluruh Indonesia, mengusahakan bantuan teknis dan materiil, bersama-sama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyusun kurikulum tentang kesehatan pada umumnya dan UKS pada khususnya, menyelenggarakan lokakarya, seminar, rapat kerja diskusi penataran dan lain-lain.

b. Tingkat Provinsi

Fungsi dan tanggung jawabnya adalah sebagai koordinator pelaksana UKS di tingkat provinsi yang meliputi: membuat rencana program kerja, membuat bimbingan teknis, melakukan koordinasi dan pengawasan, menerima laporan kegiatan dari tingkat Kabupaten/ kota melaporkan kegiatan ke tingkat pusat, memberi bantuan materi dan keuangan ke daerah dan lain-lain usaha yang dianggap perlu.

c. Tingkat Kota/Kabupaten

(27)

13

kesehatan, kursus UKS bagi guru, murid, dan petugas kesehatan setempat, memupuk kerjasama yang ada hubungannya dengan pelaksanaan UKS.

d. Tingkat Kecamatan

Keanggotaan Tim Pelaksana UKS di Kecamatan diketuai oleh Camat. Kemudian terdapat ketua I Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tingkat

Kecamatan. Ketua II Kepala Puskesmas. Ketua III

Penilik/Pendais/Pergurais/PPA/KUA. Ketua IV Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan. Ketua V Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan. Kemudian terdapat Sekretaris Kecamatan beserta anggotanya yakni; Kantor Kecamatan, Puskesmas, Kementerian Agama, dan PKK Kecamatan.

e. Tingkat Sekolah

Keanggotaan Tim Pelaksana UKS di Sekolah ditetapkan oleh Kepala Sekolah. Keanggotaannya terdiri dari unsur Pemerintah Desa/Kelurahan (bertindak sebagai Pembina), Kepala Sekolah, Guru, Ketua Komite, Komite Sekolah, Petugas UKS Puskesmas, Guru, dan Siswa.

6. Fungsi Usaha Kesehatan Sekolah

Fungsi menurut Drajat Martianto (2005: 5), yaitu sebagai:

a. Pusat pelatihan keterampilan P3K dan pencetak dokter kecil, perawat kecil.

b. Media atau tempat pendidikan dan komunikasi gizi anak didik sehingga sadar gizi dan untuk meningkatkan kesadaran prilaku hidup sehat.

(28)

14

d. Mitra puskesmas dalam pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), pemberian obat cacing, maupun program kesehatan lainya,bagi anak didik khusunya yang tinggal di perdesaan.

e. Mitra orang tua dalam kegiatan pendidikan gizi yang bersifat nonkurikuler, dalam bentuk konseling gizi anak didik.

Daya guna UKS dapat dijadikan sebagai suatu usaha promotif dan preventif kesehatan di sekolah dasar yang sesuai dengan tujuan tepat guna, baik bagi peserta didik itu sendiri, bagi anggota masyarakat sekolah maupun masyarakat lingkungan sekitar. Menurut Tim Esensi (2012: 5-6), dalam pelaksanaannya UKS memiliki dua fungsi dasar yaitu:

a. Fungsi Pendidikan

UKS berperan dalam memberikan pengetahuan yang berkaitan dengan masalah-masalah kesehatan pada peserta didik.

b. Fungsi Pemeliharaan Kesehatan

1. Pemeriksaan kesehatan umum kepada murid dan warga sekolah.

2. Pencegahan penyakit menular, misalnya penyuluhan tentang gejala penyakit dan pemberian masker.

3. Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). UKS bisa menjadi tempat pertolongan sementara untuk tindakan medis sebelum bantuan dari rumah sakit/puskesmas.

(29)

15

5. Peningkatan kesehatan siswa dan warga sekolah. (pemberian vitamin, makanan bergizi secara cuma-cuma).

Dari kedua definisi mengenai fungsi UKS dapat disimpulkan bahwa UKS sangat berperan penting dalam tercapainya pendidikan kesehatan dalam meningkatkan kesadaran peserta didik akan budaya hidup sehat. Pelatihan dan keterampilan terhadap pencegahan, pertolongan dan pengawasan dalam peningkatan kesehatan.Dapat juga dijadikan mitra kerjasama bagi orang tua murid, kantin sekolah dan puskesmas dalam rangka mencapai kesehatan manusia yang seutuhnya dan optimal.

7. Program Usaha Kesehatan Sekolah

Program Usaha Kesehatan Sekolah dapat dikelompokkan menjadi 3 bidang dan biasa disebut Trias UKS, yaitu pendidikan kesehatan, usaha pemeliharaan layanan kesehatan sekolah, dan menciptakan lingkungan sekolah yang sehat.

a. Pendidikan Kesehatan

(30)

16

lingkungannya dengan cara mengintegrasikan pendidikan kesehatan kedalam berbagai mata pelajaran yang relevan, dan semua kegiatan yang dilakukan disekolah. Mata pelajaran yang sangat relevan adalah Pendidikan Jasmani atau Olahraga dan Kesehatan. Selanjutnya menurut Depdiknas (2006: 37-45) pelaksanaan pendidikan kesehatan di sekolah dapat diberikan melalui kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler. Adapun pemaparannya sebagai berikut:

1) Kegiatan Kurikuler.

Pelaksanaan pendidikan kesehatan melalui kegiatan kurikuler adalah pelaksanaan pendidikan pada jam pelajaran. Pelaksanaannya diberikan melalui peningkatan dengan pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan.

Menteri pendidikan kesehatan yang diberikan mencakup: 1). Kebersihan dan Kesehatan Pribadi, 2). Makanan dan minuman sehat, 3). Kebersihan lingkungan (sekolah dan rumah), 4). Keselamatan diri didalam dan diluar rumah, 5). Mengenal UKS dan programnya, 6). KMS-AS (Kartu Menuju Sehat Anak Sekolah), 7). Cara membuang sampah dan air limbah yang benar, 8). Rumah sehat, 9). Mengenal penyakit yang banyak menyerang anak usia sekolah serta cara pencegahannya, 10). Pemeriksaan kesehatan berkala, 11). Pengenalan perubahan pada masa remaja, 12). P3P dan P3K.

2) Kegiatan Ekstrakurikuler.

(31)

17

Menurut Depdiknas (2006: 45-47) kegiatan ekstrakurikuler mencakup kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat.

a) Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan antara lain: (1) Wisata siswa, (2) Kemah (persami), (3) Ceramah, diskusi, (4) Lomba-lomba antar kelas maupun antar sekolah, (5) Bimbingan hidup sehat, (6) Warung sekolah sehat, (7) Apotik hidup, dan (8) Kebun sekolah

b) Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan sekaligus merupakan upaya pendidikan bimbingan hidup sehat berupa:

1) Penyuluhan keterampilan, latihan keterampilan antara lain: Dokter Kecil, Kader Kesehatan Remaja, Palang Merah Remaja, dan Saka Bakti Husada/Pramuka/Santri Husada.

2) Membantu kegiatan posyandu pada masa liburan sekolah.

c) Kegiatan ektrakurikuler yang berkaitan dengan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat: (1) Kerja bakti kebersihan, (2) Lomba sekolah sehat, (3) Lomba yang berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan, (4) Pembinaan kebersihan lingkungan mencakup pemberantasan sumber penularan penyakit, (5) Piket sekolah seperti dalam pelaksanaan 5K.

b. Pelayanan Kesehatan

Dalam program Trias UKS yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan ini bertujuan untuk:

(32)

18

2) Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan mencegah tejadinya penyakit, kelainan, dan cacat.

3) Menghentikan proses penyakit dan mencegah komplikasi akibat penyakit, kelainan, pengembalian fungsi dan kemampuan peserta didik yang cedera agar dapat berfungsi optimal.

Pelaksanaan pelayanan kesehatan di sekolah dilaksanakan oleh TIM Kesehatan dari puskesmas bekerja sama dengan guru dan kader kesehatan sekolah. Pelayanan kesehatan di sekolah dilaksanakan secara komprehensif, dengan mengutamakan kegiatan promotif dan preventif serta didukung kegiatan kuratif dan rehabilitative untuk mencapai derajat kesehatan optimal meliputi: 1) Kegiatan promotif (peningkatan) yang dilaksanakan melalui penyuluhan

kesehatan dan latihan ketrampilan yang dilaksanakan secara ekstrakulikuler, yaitu:

a) Latihan keterampilan teknis dalam rangka pemeliharaan kesehatan, dan pembentukan peran serta aktif peserta didik dalam pelayanan kesehatan seperti dokter kecil, Kader Kesehatan Remaja, Palang Merah Remaja, dan Saka Bhakti Husada.

b) Pembinaan sarana keteladanan yang ada di lingkungan sekolah seperti pembinaan kantin sekolah sehat dan pembinaan lingkungan sekolah yang terpelihara dan bebas faktor pembawa penyakit.

c) Pembinaan keteladanan berpilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

(33)

19

penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul penyakit, yaitu: a) Pemliharaan kesehatan yang bersifat umum maupun khusus untuk penyakit tertentu, seperti DB, kecacingan, dan muntaber, b) Penjaringan kesehatan bagi anak yang baru masuk sekolah, c) Pemeriksaan berkala kesehatan 6 bulan sekali, d) Monitoring petumbuhan peserta didik, e) Usaha pencegahan penularan penyakit dengan jalan memberantas sumber infeksi dan pengawasan kebersiham lingkungan sekolah, f) Konseling kesehatan remaja di sekolah oleh kader kesehatan sekolah, guru BK, dan Puskesmas oleh dokter Puskesmas atau tenaga keshatan lain.

3) Kegiatan rehabilitative (penyembuhan) yang dilakukan melalui kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan pesrta didik yang cedera atau cacat dapat berfungsi optimal, yaitu: a) Diagnose dini, b) Pengobatan ringan, c) Pertolongan pertama pada kecelakaan atau penyakit, dan d) Rujukan medis.

c. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat

Pembinaan lingkungan sekolah bertujuan untuk mewujudkan lingkungan sehat yang memungkinkan setiap warga sekolah mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya dalam rangka mendukung tercapainya proses belajar maksimal bagi peserta didik.

(34)

20

besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak-anak. Lingkungan sekolah itu terdiri dari dua unsur yakni fisik dan non fisik, antara lain; bangunan sekolah (gedung sekolah, fasilitas, usaha perbaikan kesehatan, dan pekarangan sekolah), halaman, ventilasi, kantin, kebisingan, hubungan yang baik antara guru, siswa, dan pegawai sekolah, hubungan yang baik antara masyarakat sekolah dengan masyarakat luar, terutama dengan orang tua siswa.

8. Penelitian Yang Relevan

Untuk mengkaji penelitian ini, peneliti mencari bahan-bahan penelitian yang ada dan relevan dengan penelitian yang akan diteliti.Penelitian yang relevan tersebut dilakukan oleh Rahayu (2012) yang berjudul Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah di Gugus Beringin Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang. Penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif dan melalui pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SDN se-Gugus Beringin Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang dengan jumlah responden 4 sekolahan. Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan angket yang terdiri dari 31 pertanyaan. Berdasarkan hasil penelitian di ketahui rata rata presentase pelaksanaan usaha kesehatan sekolah di Gugus Beringin Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang sebesar 68,48%, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah di SDN Gugus Beringin Kecamatan Tempuran dalam kategori cukup baik.

(35)

21

Dasar Negeri di Gugus Niti Praja Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas Tahun 2011“. Subyek yang dipakai sebagai populasi adalah SD Negeri

Se-Gugus Niti Praja yaitu sebanyak 7 Sekolah Dasar. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan observasi dan dokumentai, kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus prosentase. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagian besar dalam kondisi sedang, karena sarana dan prasarana yang kurang memiliki standar yang ditetapkan.

9. Kerangka Berfikir

Pada masa sekolah menengah, masih perlu banyak bimbingan dan pembinaan kepada peserta didik dalam hal kesehatan dan menjaga kebersihan lingkungan. Kesehatan merupakan syarat dalam pencapaian pendidikan yang baik. Sekolah adalah wadah untuk menyalurkan upaya peningkatan hidup sehat dengan menjaga lingkungan dan menjaga derajat kesehatan. UKS adalah salah satu wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin. Usaha kesehatan sekolah mempunyai tiga program, yang dikenal sebagai Trias UKS, yang terdiri:

a. Pendidikan Kesehatan

b. Pelayanan Kesehatan di Sekolah c. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat.

(36)

22

didik maupun anggota masyarakat. Dengan berjalanya sistem kerja UKS yang diantaranya terdapat perencanaan, pelaksanaan, monitoring. Keberadaan UKS sangat besar manfaatnya dalam hal menanamkan perilaku hidup sehat pada siswa, sebagai alat pemantau tumbuh kembang anak usia sekolah, terutama pada aspek gizi dan kesehatanya dan sebagai sarana menciptakan lingkungan sekolah yang sehat serta mengetahui cara penangulangan cidera dan pengobatan cidera.

Timbulnya permasalahan yang menjadi kendala adalah suatu upaya yang tidak ingin ditimbulkan di sekolah manapun. Berdasarkan bahwa peserta didik menjadi sasaran primer, tedapat permasalahan yang terjadi pada saat pelaksanaan program pengalaman lapangan, berdasar pengalaman lapangan banyak siswa yang belum memahami cara pelaksanaan Ketrampilan P3K, tidak terlaksananya piket UKS yang seharusnya dilaksanakan oleh siswa, penyalahgunaan ruangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang biasanya digunakan siswa hanya untuk beristirahat pada saat jam istirahat dan pelajaran berlangsung, tidak adanya guru pendamping.

(37)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Ditinjau dari jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada berdasarkan data-data, menganalisis data, dan menginterpretasi, (Cholid Narbuko, 2007: 44). Berdasarkan datanya pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara utuh dan riil. Penelitian ini menggunakan metode survey dan teknik pengumpulan data berupa angket yang diberikan kepada warga SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta.

B. Definisi Operasional Variabel

Variabel dapat dijelaskan sebagai segala sesuatu yang berbentuk apa saja dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulanya, (Sugiyono, 2011: 61).

(38)

24 C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti (Nanang Martanto, 2010: 66). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah warga sekolah yang meliputi guru, karyawan, dan siswa.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki cirri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti (Nanang Martanto, 2010: 66). Sampel bisa didefinisikan sebagian anggota populasi yang dipilih untuk penelitian. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah guru, karyawan, dan siswa, dengan teknik pengambilan sampel incidental sampling. Peneliti mengambil seluruh sampel dengan jumlah 65 yang terdiri dari guru sebanyak 25, karyawab sebanyak 10, dan siswa sebanyak 30.

D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

(39)

25 Tabel 1. Kisi-kisi Panduan Pembuatan Angket

Variabel Sub

Trias UKS a. Pendidikan Kesehatan

Menurut Sugiyono (2011: 199-203), bahwa teknik pengumpulan data yang tepat sesuai dengan penelitian adalah dilihat dari segi caranya yang dilakukan dengan angket. Oleh sebab itu metode pengumpulan data harus dilakukan dengan secermat mungkin, yang berpedoman pada tujuan.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data dengan memberikan seperangkat pernyataan kepada narasumber, yang kemudian narasumber tinggal menjawab atau mengisi angket mengenai tingkat keterlaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016, yaitu dengan cara:

a. Membuat surat izin penelitian kepada Universitas Negeri Yogyakarta b. Menyerahkan surat izin penelitian kepada pihak yang bersangkutan

(40)

26

d. Memberikan penjelasan kepada sampel penelitian sebelum melakukan pengisian angket

e. Mengolah data yang telah diperoleh E. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif sedangkan perhitunganya menggunakan persentase. Menurut Anas Sudijono (2011: 175), untuk menghitung frekuensi relatif (%) menggunakan rumus sebagai berikut:

f : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N : Banyaknya individu

(41)

27 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Total Faktor Keterlaksanaan UKS di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016

Pada penelitian ini bermaksud untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan UKS di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta dengan hasil penelitian diperoleh yaitu; skor minimum = 30; skor maksimum = 36; mean = 33,03; median = 33,00; modus = 32 dan standard deviasi = 1,750.

Deskripsi hasil penelitian tingkat keterlaksanaan UKS di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 secara rinci diuraikan sebagai berikut:

Tabel 3. Deskripsi Hasil Penelitian Keterlaksanaan UKS di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 Jumlah Nilai Klasifikasi Frekuensi %

(42)

28

Apabila ditampilkan dalam bentuk diagramdapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 1.

Diagram Hasil Penelitian Keterlaksanaan UKS di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 2. Deskripsi Data Setiap Faktor

a. Faktor Pendidikan Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian UKS di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta diperoleh statistik penelitian faktor pendidikan kesehatan yaitu; skor minimum = 5; skor maksimum = 7; mean = 5,63; median = 6,00; modus = 6; dan standard deviasi = 0,601.

Tabel 4. Deskripsi Hasil Penelitian Faktor Pendidikan Kesehatan 0.00%

10.00% 20.00% 30.00% 40.00%

Baik sekali Baik Cukup baik Kurang baik kurang sekali

Jumlah Nilai Klasifikasi Frekuensi %

(43)

29

Apabila ditampilkan dalam bentuk diagram dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.

Diagram Hasil Penelitian Faktor Pendidikan Kesehatan b. Faktor Pelayanan Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian UKS di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta diperoleh statistik penelitian faktor pelayanan kesehatan yaitu; skor minimum = 5; skor maksimum = 8; mean = 6.88; median = 7.00; modus = 6; dan standard deviasi = 0,910.

Tabel 5. Deskripsi Hasil Penelitian Faktor Pelayanan Kesehatan 0.00%

Baik sekali Baik Cukup baik Kurang baik kurang sekali

Jumlah Nilai Klasifikasi Frekuensi %

(44)

30

Apabila ditampilkan dalam bentuk diagramdapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.

Diagram Hasil Penelitian Faktor Pelayanan Kesehatan c. Faktor Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat

Berdasarkan hasil penelitian UKS di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta diperoleh statistik penelitian faktor pembinaan lingkungan sekolah sehat yaitu; skor minimum = 17; skor maksimum = 23; mean = 20,29; median = 20,00; modus = 21; dan standard deviasi = 1,538.

Tabel 6. Deskripsi Hasil Penelitian Faktor Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat

Baik sekali Baik Cukup baik Kurang baik kurang sekali

Jumlah Nilai Klasifikasi Frekuensi %

(45)

31

Apabila ditampilkan dalam bentuk diagramdapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.

Diagram Hasil Penelitian Faktor Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat

Dari ketiga faktor di atas, faktor pembinaan lingkungan sekolah sehat merupakan faktor yang memiliki nilai pelaksanaan terbaik. Hal ini berdasarkan nilai mean faktor dibagi dengan nilai mean keseluruhan dikalikan 100% yang terbesar dibandingkan dengan nilai faktor yg lainnya.

B. Pembahasan

Keberadaan usaha kesehatan sekolah (UKS), merupakan program pemerintah yang wajib ada dan dilaksanakan di sekolah dalam pelayan dan pendidikan kesehatan atau kebiasaan hidup sehat di sekolah dan diterapkan di lingkungan sekitar. Usaha kesehatan sekolah (UKS) wajib ada dan dilaksanakan dari jenjang TK/RA sampai SMA/MA, baik di sekolah-sekolah umum maupun di sekolah agama (pondok pesantren).

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB 4 Menteri) antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri

0.00%

(46)

32

Dalam Negeri mengenai pembinaan UKS, dikatakan tercapai secara optimal jika program TRIAS UKS berjalan baik dan berkelanjutan. Pengelolaan UKS dipengaruhi oleh perhatian dan kepedulian antar pembina UKS dengan tim pelaksana UKS dalam perannya bagi kesehatan peserta didik juga sarana dan prasarana UKS yang belum lengkap mengakibatkan keterlaksanaan UKS di sekolah belum maksimal.

Keterlaksanaan UKS secara maksimal dapat membantu atau berperan penting dalam pelayanan dan pendidikan kesehatan di sekolah. Diharapkan adanya sarana dan prasarana yang lengkap serta penanganan dalam UKS sesuai dengan semestinya membantu anak dalam membentuk kebiasaan hidup yang sehat baik untuk dirinya sendiri atau untuk lingkungan sekitar.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angket, peneliti memberikan angket yang telah disediakan, kemudian setelah terisi peneliti mengelompokan atau mengkategorikan data hasil pengolahan dari seluruh narasumber yang dilihat pada masing-masing factor untuk keterlaksanaan UKS sesuai kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik dengan memasukan hasil-hasil dari angket yang sudah terisi oleh subjek.

(47)

33 1. Pendidikan Kesehatan

Keterlaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 berdasarkan indikator pendidikan kesehatan diperoleh hasil angket responden yaitu 6,3% (4) yang berada pada kategori baik sekali, 50,7% (33) berada pada kategori baik, dan 43% (28) berada pada kategori kurang baik. Keterlaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 berdasarkan indikator pendidikan kesehatan berada pada kategori baik.

Program pendidikan kesehatan di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta untuk saat ini sudah tersedia waktu khusus tetapi masih perlu ditingkatkan, sehingga masih ada kendala tersendiri bagi para guru maupun pelaksana UKS dalam melaksanakan pendidikan kesehatan. Pelaksana UKS mendapat pendidikan kesehatan terkadang hanya saat belajar meneruskan jenjang berikutnya, sedangkan upaya peningkatan pendidikan kesehatan berupa pengadaan penyuluhan kesehtaan sudah tersedia dan pembina UKS terkadang belum dilibatkan oleh puskesmas setempat dalam penyuluhan kesehatan sehingga perlu ditingkatkan dengan adanya pelatihan dan sosialisasi tentang pendidikan kesehatan, dengan harapan pendidikan dan penyuluhan kesehatan dapat ditularkan kepada anak didiknya. 2. Pelayanan Kesehatan

(48)

34

kategori cukup baik. Keterlaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 berdasarkan indikator pendidikan kesehatan berada pada kategori cukup baik

Program pelayanan kesehatan di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta sudah bagus. Hal ini ditunjukkan bahwa di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta sudah bekerja sama dengan pihak Puskesmas setempat, dan sekolah sudah memberikan pelayanan kesehatan semaksimal mungkin, seperti pemeriksaan kesehatan berkala yang bersifat umum dan khusus bagi siswa meskipun belum terlaksana secara rutin setiap bulannya, pengukuran berat badan dan tinggi badan, pemeriksaan ketajaman mata, pendengaran dan gigi, melakaukan pelayanan kesehatan di ruang UKS jika ada yang sakit dan menjalankan program PMR. 3. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat

Keterlaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 berdasarkan indikator pembinaan lingkungan sekolah sehat diperoleh hasil angket responden yaitu 21,6% (14) yang berada pada kategori baik sekali, 23,1% (15) berada pada kategori baik, dan 21,6% (14) berada pada kategori cukup baik, 32,3% (21) yang berada pada kategori kurang baik, dan 1,5% (1) yang berada pada kategori kurang sekali. Keterlaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 berdasarkan indikator pembinaan lingkungan sekolah sehat berada pada kategori kurang baik.

(49)

35

di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta masih dirasa belum mencapai apa yang diharapkan dalam hal ini dalam pencapaian pembinaan lingkungan sekolah sehat. Betapa pentingnya kerja keras seluruh unsur di dalamnya seperti kepala sekolah, guru, orang tua siswa maupun siswa serta adanya kerjasama yang baik dengan pihak-pihak terkait, sehingga mampu mendukung terciptanya lingkungan belajar yang kondusif yang mendukung kelancaran proses belajar mengajar.

4. Hasil Penelitian Seluruhnya

Keterlaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 berdasarkan ketiga indikator yaitu Trias UKS diperoleh hasil 10,8% (7) yang berada pada kategori baik sekali, 29,2% (19) berada pada kategori baik, 20% (13) berada pada kategori cukup baik, 35,4% (23) berada pada kategori kurang baik, dan 4,6% (3) berada pada kategori kurang sekali. Keterlaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 berdasarkan ketiga indikator yaitu Trias UKS berada pada kategori kurang baik.

(50)

36 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian tentang Keterlaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 dapat disimpulkan kategori baik sekali 10,8%, kategori baik 29,2%, kategori cukup baik 20% dan kategori kurang baik 35,4%, serta kategori kurang sekali 4,6%. Rata-rata kriteria terbanyak berada pada kategori kurang baik.

B. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini terdapat berbagai keterbatasan, antara lain yaitu:

1. Adanya keterbatasan peneliti dalam mengungkap permasalahan pengelolaan UKS.

2. Adanya keterbatasan tenaga dan waktu penelitian yang mengakibatkan peneliti tidak mengamati secara langsung keterlaksanaan UKS secara seksama, sehingga peneliti hanya mengambil data berdasarkan angket.

3. Adanya keterbatasan responden terhadap kesungguhan dalam mengisi angket secara keseluruhan.

C. Implikasi

(51)

37

sekolah dengan tingkat keterlaksanan UKS yang tinggi, serta dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan derajat kesehatan secara optimal.

D. Saran

1. Bagi Kepala SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta hendaknya terus meningkatkan keterlaksanaan program TRIAS UKS sehingga tercapai tingkat pengelolaan yang semakin tinggi.

2. Bagi Guru pembina atau pengelola UKS SMP Muhammadiyah 8 Yogyakarta diharapkan dapat menjalin kerjasama dengan instansi lain seperti Dinas Kesehatan, atau Puskesmas untuk mengadakan penyuluhan kesehatan dan yang lainnya secara rutin.

(52)

38

DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono. (2011). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Cholid Narbuko. (2013). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Depdiknas. (2006). Panduan Pengembangan UKS. Jakarta: Depdiknas.

Depkes. (2008). Pedoman Pelatihan Kader Kesehatan di Sekolah. Jakarta: Depkes.

Djonet Soetatmo. (1982). Pengantar Kesehatan Sekolah untuk SPG/SGO/SGPLB. Jakarta: Pettsajaya.

Drajat Martianto. (2005). Menjadikan UKS Sebagai Upaya Promosi Tumbuh Kembang Anak Didik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Ibrahim Bafadal. (2004). Manajemen Perlengkapan Sekolah, Teori, dan

Aplikasinya. Jakarta: Bumi Aksara.

Jonathan Sarwono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kemendikbud. (2012). Pedoman Pelaksanaan UKS di Sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar.

Nanang Martanto. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 Standar Sarana dan Prasarana SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/Mi

Soenarjo. (2002). Usaha Kesehatan Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

(53)

39

Suharsimi Arikunto. (1997). Operasional Variabel Penelitian. Bandung: Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto, (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukandarumidi. (2006). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah. (2010). Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

(54)

40

(55)

40 Lampiran 1.

(56)
(57)
(58)

43 Lampiran 2.

(59)
(60)
(61)

46 Lampiran 3.

ANGKET PENELITIAN

KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

A.Identitas Responden

Angket ini dimaksudkan untuk mengetahui Keterlaksanaan UKSdi SMP Muhammadiyah9 Yogyakarta tahunajaran 2015/2016. Terkait dengan hal ini dimohon Bapak/Ibu, Saudara/i dapat memilihsalah satu dari 2 (dua) alternatif jawaban yang telah

disediakan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya,

denganmemberitandacentang/contreng(√)padakotakdibawahalternatifjawaban yang tersedia. Adapunalternatifjawabantersebutadalah:

1. BELUM

2. SUDAH

No Pernyataan Belum Sudah

1 Pendidikan kesehatan dilaksanakan secara kurikuler 2 Adanya buku pegangan guru dan bacaan tentang

pendidikan kesehatan7

3 Pendidikan kesehatan dilaksanakan secara ekstrakurikuler 4 Memiliki alat peraga pendidikan kesehatan

5 Terdapat media pendidikan kesehatan (poster dan lain lain) yang ditempel di dinding sekolah

6 Memiliki guru pembina UKS

7 Adanya program kemitraan pendidikan kesehatan dengan instansi terkait Puskesmas, Kepolisian, PMI, PPL Pertanian, dll

8 Dilaksanakannya penyuluhan kesehatan 9 Dilakukan penjaringan kesehatan

10 Pencatatan hasil pemeriksaan kesehatan siswa pada bukuKMS

(62)

47

12 Melaksanakan P3K dan P3P

13 Pengawasan warung/kantin sekolah

14 Dana sehat/dana UKS

15 Pengukuran tingkat kesegaran jasmani

16 Ada PMR

17 Ada air bersih

18 Ada WC/Jamban yang berfungsi

19 Ada saluran pembuangan air kotor yang berfungsi denganbaik

20 Ada halaman/pekarangan/lapangan

21 Memiliki pojok UKS

22 Ada penghijauan/perindangan

23 Ada air bersih di sekolah dengan jumlah yang cukup 24 Memiliki tempat ibadah

25 Lingkungan sekolah bebas jentik

26 Melaksanakan pembinaan sekolah kawasan tanpa rokok, bebas narkoba dan miras

27 Ada tempat cuci tangan di beberapa tempat dengan air mengalir/kran

28 Ada petugas kantin yang bersih dan sehat

29 Ada tempat sampah di tiap kelas dan tempat

penampungan sampah akhir di sekolah

30 Ada jamban/WC siswa dan guru yang memenuhi syarat kesehatan dan kebersihan

31 Ada halaman yang cukup luas untuk upacara dan olahraga 32 Sampah langsung diangkut dan dibuang ke tempat

pembuangan sampah di luar sekolah/umum

33 Ada taman atau kebun sekolah yang dimanfaatkan dan diberi label (untuk sarana belajar ) dan pengolahan hasil kebun sekolah

34 Memiliki guru mata pelajaran pendidikan jasmani

35 Ada pagar yang aman

36 Memiliki ruang UKS dengan peralatan lengkap

37 Terciptanya sekolah dengan kawasan bebas asap rokok,

40 Ada air bersih yang memenuhi standar kesehatan

41 Ada taman atau kebun sekolah yang dimanfaatkan dan diberi label (untuk sarana belajar) dan pengolahan hasil kebun sekolah

42 Ruang kelas memenuhi syarat kesehatan (ventilasi dan pencahayaan cukup)

(63)
(64)
(65)

50

JumlahNilai Klasifikasi Frekuensi %

(66)
(67)

52

JumlahNilai Klasifikasi Frekuensi %

≥ 7,35 Baik sekali 20 30,8

6,5 s.d ≤ 7,35 Baik 20 30,8

5,65 s.d ≤ 6,5 Cukup baik 25 38,4

4,81 s.d ≤ 5,65 Kurang baik 0 0

≤ 4,81 Kurang sekali 0 0

(68)

40 Lampiran 6.

Faktor Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat

17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 jumlah kategori

1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 18 Kurang baik

1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 18 Kurang baik

1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 23 Baik sekali

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 21 Cukup baik

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 23 Baik sekali

1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 21 Cukup baik

1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 21 Cukup baik

1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 21 Cukup baik

1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 20 Cukup baik

1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 23 Baik sekali

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 19 Kurang baik

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 19 Kurang baik

1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 19 Kurang baik

1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 22 Baik

1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 23 Baik sekali

1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 Baik sekali

1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 23 Baik sekali

(69)
(70)
(71)

43 Keterangan

Diketahui: Mean: 20,29 Diketahui: SD: 1,538 0,5 SD: 0,5 x 1,538 = 3,076 1,5 SD: 1,5 x 1,538 = 2,307

JumlahNilai Klasifikasi Frekuensi %

≥ 22,59 Baik sekali 14 21,6

21,05 s.d ≤ 22,59 Baik 15 23

19,52 s.d ≤ 21,05 Cukup baik 14 21,6 17,98 s.d ≤ 19,52 Kurang baik 21 32,3

≤ 17,98 Kurang sekali 1 1,5

(72)

40 Lampiran 7.

DOKUMENTASI

Guru mengisi angket

(73)

41

Peralatan dan perlengkapan di UKS

Timbangan besar dan kecil

(74)

42

Gambar

Tabel 1. Kisi-kisi Panduan Pembuatan Angket
Tabel 3. Deskripsi Hasil Penelitian Keterlaksanaan UKS di SMP
Gambar 1. Diagram Hasil Penelitian Keterlaksanaan UKS di SMP
Gambar 2. Diagram Hasil Penelitian Faktor Pendidikan Kesehatan
+2

Referensi

Dokumen terkait

(To learn how to find time in your week to consider godly Finding the Path to a Happy Family.. 26 Making Life Work 27.. spiritual values, you need to learn more about God’s

Tempat : Pokja Pengadaan Jasa Konsultasi dan Jasa Lainnya Kantor Bappeda Kabupaten Klaten Jalan Pemuda No 294 Gedung Pemda II Lantai 2 Klaten Persyaratan.. Bagi Penyedia

Mata Pelajaran Nilai Rata-rata Rapor1. Nilai

Manusia sebagai pelaku dan pencipta kebudayaan mengatur perkembangan budaya, dan budaya sebagai fenomena social citapaan manusia mendidik manusia itu sendiri untuk

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, busana yang dikenakan dalam hal ini sudah barang tentu mengacu pada status sosial dari pengguna busana tersebut, namun kelangkapan

Tujuan penelitian adalah untuk membuat sebuah aplikasi yang dapat membantu kerja peneliti atau pemerhati tanaman kopi dalam melakukan diagnosis penyakit pada

Hasil evaluasi mahasiswa pada aspek ini menunjukkan bahwa dosen pengajar pada Program Studi Proteksi Tanaman, baik yang berasal dari dalam maupun luar Prodi

PPL adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh selama perkuliahan, sesuai dengan