55 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Partisipan Penelitian
[image:1.516.87.454.169.545.2]Hasil pengamatan dikelompokkan dalam karakteristik responden berdasarkan golongan usia dan jenis kelamin. Karakteristik ini tidak dipergunakan dalam analisis secara langsung namun dimanfaatkan sebagai data pendukung.
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Bulan April 2016, (n:8)
No Usia Frekuensi Presentase (%)
1 60 – 74 (elderly) 6 75
2 75 – 90 (old) 2 25
Total 8 100
sedikit adalah pada golongan lanjut usia tua (old) dengan usia 75 – 90 tahun yang berjumlah 2 orang (25 %) .
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Bulan April 2016, (n:8)
No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)
1 Laki-laki 5 62, 5
2 Perempuan 3 37, 5
Total 8 100
[image:2.516.88.452.179.544.2]4.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Panti Wredha Mandiri Salatigapada tanggal 18 April – 17 Mei 2016. Pelaksanaan penelitian ini, meliputi persiapan dan proses pelaksanaan penelitian.
4. 2.1 Persiapan Penelitian
Setelah peniliti mendapatkan ijin dari Yayasan Sosial Salib Putih Salatiga yaitu pada tanggal 16 April 2016, peneliti kemudian melakukan diskusi dengan pengasuh Panti Wredha Mandiri Salatiga untuk menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian ini. Selain itu, peneliti bersama dengan pengasuh panti juga melakukan kontrak waktu kegiatan terapi yoga yang akan dilakukan oleh responden di tempat tersebut. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya jadwal yang berbenturan antara kegiatan terapi yoga dengan kegiatan harian responden di Panti Wredha. Dari diskusi tersebut jadwal kegiatan terapi yoga yang disepakati yaitu dilaksanakan setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat pada pukul 08.00 WIB.Kegiatan tersebut dimulai pada tanggal 20 April – 16 Mei 2016 yang terhitung selama 4 minggu
Pada tanggal 17 April 2016, peneliti melakukan pendataan di Panti Wredha Mandiri Salatiga yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi penelitian.Peneliti menemukan 8 pasien yang memenuhi kriteria-kriteria tersebut. Kemudian delapan responden tersebut diberikan penjelasan terkait dengan kegiatan yoga yang akan diikuti selama proses penelitian berlangsung. Setelah itu responden menandatangani lembar persetujuan responden yang telah disediakan oleh peneliti.
4. 2. 2 Proses Pelaksanaan
baca tulis dengan baik, ataupun masih dapat melihat tulisan dengan jelas.
Pada tanggal 20 April 2016, peneliti mulai memberikan perlakuan terhadap seluruh penelitian. Setiap responden diberikan perlakuan yang sama dengan waktu yang sama di ruang aula panti Wredha Mandiri Salatiga. Terapi yoga dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati sebelumnya, yaitu 3 kali dalam seminggu (pada hari senin, rabu, jumat) pada pukul 08.30 WIB.Rata-rata waktu yang ditempuh untuk terapi yoga setiap pertemuannya adalah 15-30 menit.
yang dilakukan oleh pemula yang cocok untuk dilakukan oleh lansia, dimana gerakan yang dilakukan ialah dilakukan dengan posisi duduk, dengan tulang belakang, leher dan kepala dalam garis lurus yang dapat disebut dengan easy pose (pose mudah). Easy pose atau sukhasana adalah pose relaksasi dan
meditasi yang dilakukan sambil mendengarkan musik
slow yang bernuansa alam. Hal ini untuk
menenangkan batin maupun pikiran, meluruskan tulang belakang belakang, dan mengurangi kelelahan.
Disamping itu, peneliti dibantu juga oleh 2 orang mahasiswa program studi pendidikan jasmani kesehatan dan rohani yang sudah terlatih untuk memberikan latihan yoga kepada responden serta adanya pendampingan dari pengasuh panti terhadap responden selama melakukan terapi yoga.Dalam pelaksanaanya, selain sebagai instruktur, dalam latihan peneliti juga tetap mendampingi responden sekaligus mengobservasi pelaksanaan setiap pertemuan.
2016 dilakukan post test kualitas tidur pada 8 responden yang telah mengikuti terapi yoga. Prinsip pelaksanaan post testsama dengan saat pre test. Sehingga seluruh rangkaian penelitian berakhir pada tanggal 17 Mei 2016.
4.3 Hasil Penelitian
[image:8.516.74.483.151.548.2]Perhitungan dalam analisis data dilakukan dengan bantuan SPSS (Statistical Product & Service Solution) seri 16.0 for windows. Bagian ini akan mendiskripsikan analisis hasil penelitian kualitas tidur lansia sebelum dan sesudah terapi yoga.
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Hasil Pengukuran Kualitas Tidur Lansia Sebelum Terapi Yoga (Pre Test)
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pretest 8 6 17 11.50 3.505
Valid N (listwise) 8
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Hasil Pengukuran Kualitas Tidur Lansia Sesudah Terapi Yoga (Post Test)
Jumlah responden sebanyak 8 orang lansia. Rata-rata nilai kualitas tidur lansia sesudah terapi yoga adalah 7,13. Dari hasil ini, dapat dikatakan rata-rata lansia tergolong dalam kategori gangguan tidur ringan. Gangguan tidur ringan ini ditandai dengan waktu yang dibutuhkan untuk tertidur hanya 15-30 menit, jumlah jam tidur 6- 7 jam, terbangun pada malam hari hanya 2 kali, tidak mudah terbangun lebih cepat pada pagi hari, dan siang hari bisa tertidur walau hanya 15-20 menit.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
posttest 8 4 10 7.13 2.100
Tabel 4.5 Penghitungan mean dan standar deviasi masing-masing komponen PSQI pada pre test dan post test
Komponen PSQI
Pre Test Post Test
Selisih Mean Pre Test dan Pos Test
M SD M SD
Kualitas Tidur Subjektif 2.12 0.83 1.12 0.35 1.00
Tidur Laten 2.25 0.88 1.25 0.70 1.00
Durasi Tidur 2.12 0.64 1.38 0.51 0.74 Efisiensi Tidur 1.38 0.91 0.62 0.51 0.76
Gangguan Tidur 1.62 0.51 1.25 0.46 0.37
Penggunaan Obat Tidur
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Disfungsi di siang hari dalam kehidupan
sehari-hari
2.00 0.75 1.50 0.53 0.50
Total 11.50 - 7.13 - 4.37
[image:10.516.84.468.119.551.2]angka saat post test mengandung makna yaitu adanya peningkatan kualitas tidur secara keseluruhan.
Tabel 4.6 Hasil Uji paired t-test
Paired Differences
T Df
Sig. (2-tailed) Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1
pretest – posttest
4.375 2.134 .754 2.591 6.159 5.799 7 .001
4. 4 Pembahasan
Dari hasil pegujian hipotesis yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa secara signifikansi terdapat pengaruh terapi yoga terhadap peningkatan kualitas tidur pada lansia di Panti Wredha Mandiri Salatiga.Penelitian ini memberikan pengaruh yang positif terhadap seluruh responden, khususnya pada pola tidur lansia yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Hasil penelitian ini, menunjukkan adanya peningkatan kualitas tidur yang dapat dilihat dari penurunan skor pada 6 komponen PSQI. Adapun komponen yang mengalami penurunan skor yaitu kualitas tidur subjektif, tidur lanten, durasi tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur dan disfungsi di siang hari yang dialami sehari-hari. Sementara pada komponen penggunaan obat tidur, baik pada saat pre test maupun post test tidak menunjukkan adanya perubahan skor karena seperti kenyataan yang ada responden tidak pernah mengkonsumsi obat tidur untuk mengatasi masalah tidur mereka.
Dari keeanam komponen tersebut yang memiliki selisih paling besar pada pre test dan post test yaitu komponen kualitas tidur subjektif dan komponen tidur laten, dengan nilai selisih mean pre test dan post test sebesar 1,00. Selisih angka yang cukup besar
kaku, pikiran menjadi tenang sehingga lebih mudah untuk tidur pada malam hari. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suhesti (2014) tentang pengaruh terapi yoga terhadap tingkat insomnia pada lansia yang mengatakan bahwa terapi yoga berpengaruh terhadap kualitas tidur lansia karena yoga mendatangkan keseimbangan yang baru dalam tubuh sehingga dirasakan lebih nyaman dan membantu tubuh rileks dan lebih mudah untuk tertidur di malam hari.
lebih rileks dan menenangkan jiwa mereka yang sedang mengalami masalah.
Bagi para lansia di Panti Wredha Mandiri Salatiga latihan yoga yang rutin dilaksanakan selama empat minggu dengan frekuensi tiga kali dalam seminggu ini, sekaligus menjadi wadah bagi mereka untuk merefleksikan diri dan menangkan pikiran dan tubuh mereka.Yoga membawa perdamaian dan keseimbangan dalam batin, agar bisa terlepas dari segala bentuk keduniawian. Yoga adalah kegiatan yang melibatkan pikiran dan tubuh dan digunakan untuk mencapai peningkatan kesehatan dan relaksasi. Oleh karena itu, yoga tidak saja bermanfaat dalam meningkatkan kesehatan secara fisik tetapi yoga juga berperan dalam meningkatkan kesehatan secara psikologis. Hal ini ditegaskan oleh Padilla (2013), yang menjelaskan bahwa melatih relaksasi secara mendalam dapat meningkatkan kualitas tidur dan jumlah waktu tidur, mengurangi rasa sait melepaskan ketegangan, membantu dalam mengaatur stres, mengembalikan dan mempertahankan kesehatan serta menimbulkan rasa damai dan penerimaan. Selain itu relaksasi secara mendalam dan pelepasan ketegang.
ataupun bangun lebih awal tetapi dengan mengikuti latihan yoga ini secara rutin membantu mereka untuk lebih mudah tertidur di malam hari, memiliki jam tidur lebih lama dan merasakan tidur lebih nyenyak dari sebelumnya. Disamping itu, pada siang hari juga responden sudah dapat tidur walaupun hanya 30-60 menit dari pada sebelumnya tidak bisa tidur disiang hari sama kali. Mereka mengatakan sekecil apapun perubahan yang terjadi demi meningkatkan kesehatan mereka itu sudah sangatlah berarti terkhususnya bagi para penderita gangguan tidur dengan adanya peningkatan lama tidur merupakan hal yang cukup berarti bagi mereka.Selain itu dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada siang hari dari kedelapan responden yang mengikuti terapi yoga 4 orang diantaranya sudah merasakan ngantuk pada siang hari dan dapat tertidur sekitar 15 – 30 menit begitu pula hasil observasi yang dilakukan oleh pengasuh dipanti pada malam hari yang diberikan kepada peneliti bahwa setelah mengikuti latihan yoga para lansia lebih mudah untuk tertidur dan mempunyai durasi tidur 5 – 6 jam dari sebelumnya.