• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN SISTEM PENGOLAHAN HASIL BELAJAR SISWA SMP BERBASIS KURIKULUM 2013 Studi Kasus: SMP Negeri 1 Prambanan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN SISTEM PENGOLAHAN HASIL BELAJAR SISWA SMP BERBASIS KURIKULUM 2013 Studi Kasus: SMP Negeri 1 Prambanan."

Copied!
409
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Perkembangan teknologi komputer semakin pesat dan sudah merambah ke

berbagai bidang kehidupan. Pertumbuhan yang pesat ini juga mengakibatkan

ketergantungan suatu pekerjaan terhadap komputer. Hal ini dikarenakan teknologi

komputer dapat membantu kelancaran suatu pekerjaan bahkan dapat

mempengaruhi perkembangan suatu sistem. Salah satu bidang kehidupan yang

terpengaruh oleh kemajuan teknologi adalah bidang pendidikan. Sekolah yang

ingin terus meningkatkan kualitas sudah mulai menerapkan penggunaan teknologi

komputer untuk kelancaran kegiatannya, salah satunya dalam pengolahan hasil

belajar siswa.

Sesuai dengan Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar

Penilaian Pendidikan, penilaian pencapaian kompetensi pada jenjang pendidikan

dasar dan menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, Pemerintah

dan/atau lembaga mandiri. Penilaian pencapaian kompetensi oleh pendidik

dilakukan dengan tujuan untuk memantau proses, kemajuan, dan perkembangan

pencapaian kompetensi peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya dan

kemampuan yang diharapkan secara kontinyu atau berkesinambungan. Penilaian

ini juga untuk memberikan umpan balik atau

feed back

kepada pendidik agar

dapat memperbaiki perencanaan dan proses pembelajaran yang dilakukan.

(2)

hasil belajar, diantaranya: (1) Penilaian berbasis kompetensi. Pada KTSP 2006

belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan

pendidikan nasional; (2) Pergeseran dari penilaian melalui tes yaitu mengukur

kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil, menuju penilaian otentik yaitu

mengukur semua aspek yaitu kompetensi sikap (KS), kompetensi keterampilan

(KK), dan kompetensi pengetahuan (KP) berdasarkan proses dan hasil; (3)

Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar

didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal); (4)

Penilaian tidak hanya pada level kompetensi dasar (KD) tetapi juga kompetensi

inti (KI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL); (5) Mendorong pemanfaatan

portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian.

(3)

Gambar 1. Alur Penilaian Sikap

Penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan mengacu kepada

kompetensi dasar (KD) pada periode tertentu. Penulisan penilaian terdiri dari

angka, huruf dan deskripsi sesuai KD yang diujikan.

(4)

Berdasarkan masalah-masalah tersebut, maka diperlukan suatu sistem

penilaian yang dapat digunakan untuk mengelola nilai dari proses sampai rapor

secara lebih efektif dan efisien dalam satu wadah. Selain itu perlu ada suatu media

yang dapat membuat diskusi antar guru menjadi lebih efektif, dapat dilakukan

setiap saat dan dimanapun untuk melakukan penanganan lanjutan dari penilaian

sikap. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dibuat sistem pengolahan hasil

belajar siswa berdasarkan Kurikulum 2013 berbasis web yang sesuai dengan

kebutuhan sekolah di SMP Negeri 1 Prambanan. Keberadaan

wifi

di sekolah dan

mayoritas guru yang memiliki

handphone

android

maupun

gadget

sangat

mendukung pengembangan sistem ini. Sistem Pengolahan Hasil Belajar Siswa

SMP berdasarkan Kurikulum 2013 dievaluasi menggunakan standar kualitas

ISO/IEC 9126. ISO/IEC 9126 adalah salah satu tolak ukur kualitas perangkat

lunak yang dibuat oleh

International Standarization

Organization

(ISO) dan

International Electrotechnical Commission

(IEC). Standar ini dipilih karena

Stefani dan Xenos (2007:5) menyatakan standar ISO/IEC 9126 dapat digunakan

untuk mengevaluasi perangkat lunak dan merupakan standar internasional.

B.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka beberapa masalah yang

teridentifikasi adalah sebagai berikut:

1.

Belum adanya aplikasi penilaian yang terpadu dalam memenuhi kebutuhan

penilaian berbasis Kurikulum 2013.

(5)

C.

Batasan Masalah

Untuk lebih memfokuskan permasalahan yang akan diteliti pada penelitian

ini, maka permasalahannya dibatasi sebagai berikut:

1.

Sistem informasi ini difokuskan pada mengolah nilai pada aspek pengetahuan,

keterampilan dan sikap siswa sesuai dengan kebutuhan SMP Negeri 1

Prambanan.

2.

Pengujian kualitas dari sistem pengelohan hasil belajar siswa Kurikulum 2013

berbasis

web

di SMP Negeri 1 Prambanan berdasarkan standar ISO 9126.

D.

Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah ditetapkan, maka dapat

dirumuskan permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1.

Sistem pengolahan hasil belajar siswa berdasarkan Kurikulum 2013 berbasis

web

seperti apa yang dibutuhkan di SMP Negeri 1 Prambanan?

2.

Bagaimana hasil pengujian kualitas dari sistem pengelohan hasil belajar siswa

Kurikulum 2013 berbasis

web

di SMP Negeri 1 Prambanan berdasarkan

standar ISO 9126?

E.

Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:

1.

Menghasilkan sistem pengelolaan hasil belajar siswa berdasarkan Kurikulum

2013 berbasis

web

yang dibutuhkan SMP Negeri 1 Prambanan.

(6)

E.

Manfaat

Beberapa manfaat yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

a.

Peneliti mendapatkan hasil evaluasi kualitas perangkat lunak sistem

pengolahan hasil belajar Kurikulum 2013 berbasis

web

berdasarkan standar

kualitas ISO/IEC 9126.

(7)

BAB II

LANDASAN TEORI

A.

Pengertian Sistem Informasi

1.

Sistem

Abdul Kadir (2003:54) mendefinisikan sistem adalah sekumpulan elemen

yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut Mulyanto (2009:2) sistem diartikan sebagai sekelompok komponen yang

saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan

menerima masukan serta menghasilkan keluaran dalam proses transformasi yang

teratur.

Elemen sistem menurut Abdul Kadir (2003:54) antara lain tujuan,

masukan, keluaran, proses, mekanisme pengendalian, dan umpan balik serta

berinteraksi dengan lingkungan dan memiliki batas. Elemen sistem disajikan

dalam gambar 2:

Gambar 2. Elemen Sistem

(8)

pengendalian berupa umpan balik yang mengecek keluaran dengan melakukan

perbandingan keluaran sistem dengan keluaran yang dikehendaki. Jika terdapat

penyimpangan maka dilakukan pengiriman masukan untuk menyesuaikan proses

supaya keluaran berikutnya mendekati standar. Dalam sistem harus dibuat batas

dengan lingkungan untuk menentukan konfigurasi, ruang lingkup dan kemampuan

sistem. Berdasarkan teori-teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem

merupakan sekumpulan objek yang saling berhubungan untuk mencapai suatu

tujuan.

2.

Informasi

Menurut Jogiyanto (1999:9), informasi dapat didefinisikan sebagai hasil

dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi

penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (

event

) yang nyata

(

fact

) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.

3.

Sistem Informasi

(9)

Terdapat tiga aktifitas di dalalm sistem informasi yang akan memproduksi

informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan, mengendalikan operasi,

menganalisis permasalahan, dan menciptakan produk baru, yaitu

input

, proses,

dan

output

.

Input

merekap atau mengumpulkan data mentah. Pemrosesan

mengubah data

input

mentah menjadi bentuk yang berarti.

Output

mengirimkan

informasi yang telah diproses tersebut ke orang-orang yang akan menggunakan

informasi tersebut. Sistem informasi juga memerlukan umpan balik, yang

merupakan output yang dikembalikan ke sistem untuk mengevaluasi atau

mengoreksi tahapan input.

B.

Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam pengembangan

sistem adalah model pengembangan perangkat lunak

Waterfall

. Menurut

Pressman (2002:37), metode

waterfall

adalah suatu proses pengembangan

perangkat berututan, dimana kemajuan dipandang sebagai terus mengalir ke

bawah (seperti air terjun) melewati fase-fase perencanaan, pemodelan,

implementasi (konstruksi), dan pengujian. Keterkaitan dan pengaruh antar tahap

ini ada karena output sebuah tahap dalam

waterfall

merupakan

input

bagi tahap

berikutnya. Oleh karena itu, ketidaksempurnaan hasil pelaksanaan tahap

sebelumnya adalah awal ketidaksempurnaan tahap berikutnya.

(10)

pengembangan sistem di setiap fase. Setiap fase harus terselesaikan dengan

lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya. Gambar 3 merupakan model

pengembangan

waterfall.

Gambar 3. Model Pengembangan Waterfall

Penjelasan dari masing-masing tahapan

Model Waterfall

adalah sebagai

berikut:

1.

Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan bertujuan untuk memahami kebutuhan dari sistem

yang akan dibangun sehingga dapat dikembangkan sistem yang memadai

kebutuhan tersebut.

2.

Perancangan

Tahap perancangan diperlukan untuk pengembangan sistem informasi

yang diusulkan. Menurut Pressman (2010:260) tahap perancangan meliputi

perancangan data, perancangan arsitektural, perancangan antarmuka, dan

perancangan komponen.

3.

Pemrograman

Pemrograman disebut sebagai tahap implementasi perangkat lunak atau

(11)

rancangan ke dalam baris-baris kode program yang dapat dimengerti oleh

komputer.

4.

Pengujian

Pengujian perangkat lunak merupakan proses menjalankan dan

mengevaluasi suatu perangkat lunak baik secara manual maupun otomatis.

Hal ini dilakukan untuk menguji apakah perangkat lunak tersebut sudah

memenuhi persyaratan atau belum dan untuk menentukan perbedaan

antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang sebenarnya.

C.

Penjamin Kualitas Perangkat Lunak (Software Quality Assurance)

Penjaminan Kualitas Perangkat Lunak (

Software Quality Assurance

/SQA)

ditujukan pada suatu usaha untuk menjamin terciptanya perangkat lunak yang

berkualitas. Menurut Pressman (2002:245) jaminan kualitas perangkat lunak

adalah aktivitas pelindung yang diaplikasikan pada setiap langkah dalam proses

perangkat lunak. SQA mencakup berbagai prosedur atau tolak ukur untuk

menjamin kesesuaian dengan standar yang ada serta pengukuran dan mekanisme

pelaporan.

(12)

1.

Fungsionalitas

(

functionality

) yaitu tingkat kemampuan perangkat lunak

untuk menyediakan fungsi sesuai kebutuhan pengguna dan tingkat

keamanan sistem.

2.

Kehandalan

(

Reliability

) yaitu kemampuan perangkat lunak untuk

mempertahankan tingkat kinerja tertentu, ketika digunakan dalam kondisi

tertentu.

3.

Kebergunaan (

usability

) yaitu kemampuan perangkat lunak untuk

dipahami, dipelajari, digunakan, dan menarik bagi pengguna, ketika

digunakan dalam kondisi tertentu.

4.

Efisiensi

(

efficiency

) yaitu kemampuan perangkat lunak untuk

memberikan kinerja yang sesuai dan relatif terhadap jumlah sumber daya

yang digunakan pada saat keadaan tersebut.

5.

Pemeliharaan

(

maintainability

) yaitu kemampuan perangkat lunak untuk

dimodifikasi. Modifikasi meliputi koreksi, perbaikan atau adaptasi

terhadap perubahan lingkungan, persyaratan, dan spesifikasi fungsional.

6.

Portabilitas (

portability

) yaitu kemampuan perangkat lunak untuk

ditransfer dari satu lingkungan ke lingkungan lain.

Berikut ini adalah metode pengukuran untuk setiap aspek karakteristik

kualitas software.

1.

Aspek Fungsionalitas (

Functionality

)

(13)

fungsi-fungsi perangkat lunak serta operasi

back-end

seperti keaman dan

bagaimana meningkatkan sistem. Beberapa subkarakteristik yang ada dalam aspek

functionality

diantaranya adalah subkarakteristik s

uitability

dan subkarakteristik

security.

Subkarakteristik s

uitability

yaitu kesesuaian dari fungsi-fungsi yang ada

dengan tugas dan tujuan. Subkarakteristik

security

yaitu kemampuan sistem untuk

melindungi informasi dan data sehinga orang atau sistem yang tidak sah tidak

dapat membaca atau memodifikasi sistem.

Pengujian subkarakteristik

suitability

menggunakan instrumen

test case

.

Menurut Wiliams (2006:44), format

test case

yang disarankan dalam pengujian

functionality

adalah: 1)

test id

adalah

identifier

dari

test case

, dimana

identifier

tiap

test case

harus unik; 2)

description

menggambarkan serangkaian

langkah-langkah atau

input

dari tes yang akan dijalankan; 3)

expected result

adalah hasil

yang diharapkan berdasarkan pada

input

yang dijelaskan dalam kolom deskripsi;

4)

actual result

berisi hasil setelah tes dijalankan yang dapat berisi sukses dan

gagal. Tabel 1 adalah contoh format

test case login

:

Tabel 1.

Test Case Login

No

Test

ID

Description (langkah

atau input)

Expected Result

Actual Result

Sukses Gagal

1

Login

Mengetikkan

url

skn.

web

.id

Menampilkan halaman

login

.

Memasukkan

username

dan

password

yang benar

.

Berhasil

login

kedalam

sistem.

Memasukkan

username

atau

password

yang salah

.

Tidak

dapat

masuk

kedalam sistem dan

sistem

menampilkan

pesan bahwa

username

(14)

Pengujian dilakukan oleh ahli pemrograman (

programmer/developer

)

dengan rumus analisis sebagai berikut:

keterangan:

=

functionality

= banyaknya fungsi yang tidak valid

= banyaknya seluruh fungsi

Berdasarkan rumus pengukuran implementasi

functionality

tersebut,

functionality

dianggap baik jika x mendekati 1 (

).

Pengujian subkarakteristik

security

menggunakan

software Acunetix Web

Vulnerability Scanner

(WVS).

Acunetix

WVS adalah alat pengujian keamanan

untuk aplikasi

web

seperti SQL

injections, cross site scripting

dan eksploitasi

keamanan yang lain. Pengujian dilakukan dengan menganalisis hasil

scan result

Acunetix

WVS yang berupa

web alert

. Dari

web alert

ini, keamanan sebuah

sistem dapat dikategorikan berdasarkan empat

level

yaitu

severity high, severity

medium, severity low,

dan

severity info

. Aspek

security

dikatakan berbahaya jika

terdapat pada

level severity high

(Acunetix, 2013:40)

.

2.

Aspek Efisiensi (

Efficiency

)

ISO/IEC 9126 mendefinisikan

efficiency

sebagai hubungan antara tingkat

kinerja perangkat lunak dan jumlah sumber daya yang digunakan di bawah

kondisi tertentu.

Efficiency

menilai kemampuan perangkat lunak memberikan

waktu respon pengolahan yang sesuai dalam melakukan fungsinya (

time

behavior)

.

Efficiency

juga menilai kemampuan perangkat lunak dalam

(15)

Instrumen yang digunakan dalam pengujian

resource utilization

adalah

YSlow

dengan

ruleset default

dari

GTMetrix

yaitu V2. Tabel 2 menyajikan daftar

23

testable rules

dari V2:

Tabel 2.

Testable Rules YSlow

No

Test

Grade

1

Use a Content Delivery Network (CDN)

A sampai F

2

Use cookie-free domains

A sampai F

3

Make fewer HTTP requests

A sampai F

4

Avoid URL redirects

A sampai F

5

Avoid empty src or href

A sampai F

6

Add Expires headers

A sampai F

7

Compress components with gzip

A sampai F

8

Minify JavaScript and CSS

A sampai F

9

Make AJAX cacheable

A sampai F

10

Put CSS at top

A sampai F

11

Remove duplicate JavaScript and CSS

A sampai F

12

Put JavaScript at bottom

A sampai F

13

Avoid AlphaImageLoader filter

A sampai F

14

Avoid HTTP 404 (Not Found) error

A sampai F

15

Reduce the number of DOM elements

A sampai F

16

Do not scale images in HTML

A sampai F

17

Use GET for AJAX requests

A sampai F

18

Avoid CSS expressions

A sampai F

19

Reduce DNS lookups

A sampai F

20

Reduce cookie size

A sampai F

21

Make favicon small and cacheable

A sampai F

22

Configure entity tags (ETags)

A sampai F

23

Make JavaScript and CSS external

A sampai F

Instrumen yang digunakan dalam pengujian

time behavior

adalah

pageSpeed Insights

yang dikembangkan oleh Google Developer. Tabel 3

menyajikan parameter pengujian

time behavior:

Tabel 3. Parameter

Time Behavoiur PageSpeed Insights

No

Test

Grade

1

Specify a chace validator

A sampai F

2

Specify image dimensions

A sampai F

3

Avoid a character set in the meta tag

A sampai F

4

Leverage browser caching

A sampai F

(16)

No

Test

Grade

6

Defer parsing of JavaScript

A sampai F

7

Minify HTML

A sampai F

8

Minify CSS

A sampai F

9

Specify a character set early

A sampai F

10

Optimize images

A sampai F

11

Avoid bad requests

A sampai F

12

Avoid landing page redirect

A sampai F

13

Enable gzip compression

A sampai F

14

Enable Keep-alive

A sampai F

15

Inline smal CSS

A sampai F

16

Inline small JavaScript

A sampai F

17

Minify JavaScript

A sampai F

18

Minimize redirect

A sampai F

19

Minimize request size

A sampai F

20

Optimize the order of styles and scripts

A sampai F

21

Put CSS in the document head

A sampai F

22

Remove query string from static resources

A sampai F

23

Serve resources from a consistent URL

A sampai F

24

Specify a Vary: Accept-Encoding header

A sampai F

25

Avoid CSS @import

A sampai F

26

Combine images using CSS sprites

A sampai F

27

Prefer asynchronous resources

A sampai F

Pengujian

resource utilization

dan

time behavior

menghasilkan nilai yang

menunjukan tingkat performance masing-masing halaman

web

dalam rentang A

sampai F. Total nilai sistem adalah rata-rata dari pengujian setiap halaman. Nilai

A merupakan nilai dengan tingkat performance paling baik, sedangkan Nilai F

adalah sebaliknya. Rentang nilai ini dijelaskan dalam Gambar 4.

(A)

(B)

(C)

(D)

(E)

(F)

Gambar 4.

Yslow Ruleset Matrix

Sumber: Yslow (2014)

(17)

3.

Aspek Kehandalan (

Reliability

)

ISO-9126 mendefinisikan

reliability

adalah kemampuan perangkat lunak

untuk mempertahankan tingkat kinerja tertentu ketika digunakan dalam kondisi

tertentu. Dalam hal ini, perangkat lunak diharuskan mampu menyediakan

ketersediaan layanan yang dibutuhkan oleh pengguna. Sedangkan menurut

Mccall, Richad, dan Walters yang dikutip oleh Roger S. Pressman,

reliability

sebuah perangkat lunak adalah seberapa baik perangkat lunak memberikan hasil

yang akurat, tanpa kegagalan. Selain berapa lama perangkat lunak dapat

dioperasikan sebelum terjadinya kegagalan,

reliability

juga tentang penyedianan

hasil yang benar, penangan deteksi kesalahan, dan

recovery

untuk menghindari

kegagalan.

Pengujian aspek

reliability

dilakukan dengan menggunakan menggunakan

parameter dasar WAPT 8.1, yaitu

failed session

,

failed pages

, dan

failed hits.

Kemudian nilai

reliability

ditentukan menggunakan model Nelson dengan

perhitungan:

Keterangan:

= nilai

reliability

= banyaknya input yang gagal

= banyaknya input

Selanjutnya, untuk mengetahui tingkat

reliability

sistem, maka hasil nilai

reliability

dicocokan dengan standar telcordia GR 282. Menurut Asthana dan

(18)

Tabel 4 merupakan tabel instrumen pengujian pada aspek

reliability

menggunakan WAPT 8.1

Tabel 4. Instrumen Pengujian Aspek

Reliability

No

Metrik

Sukses

Gagal

Presentase

Hasil

1.

Session

2.

Pages

3.

Hits

4.

Aspek Kebergunaan (

Usability

)

ISO/IEC 9126 mendefinisikan aspek

usability

sebagai tingkat usaha yang

diperlukan dalam penilaian individual dari penggunaan sistem yang dinyatakan

oleh pengguna.

Menurut IEEE Standard Glossary of Software Engineering

Technology

yang dikutip Simarmata (2010:

297) “

Usability

: atribut yang

menunjukan t

ingkat kemudahan pengoperasian perangkat lunak”. Dari dua

definisi tersebut aspek

usability

dapat diartikan sebagai seberapa mudah

fungsi-fungsi perangkat lunak untuk dimengerti, dipelajari, dan digunakan oleh

pengguna.

Usability

memiliki subkarakteristik- subkarakteristik sebagai berikut:

a.

Understandability

menilai kemudahan fungsi-fungsi sistem untuk

dipahami.

b.

Learnability

menilai kemudahan fungsi-fungsi sistem untuk dipelajari oleh

pengguna, baik pengguna ahli maupun awam.

c.

Operability

menilai kemudahan perangkat lunak untuk dioperasikan oleh

pengguna.

Pengujian aspek

usability

menggunakan kuesioner terstandar SUS

(

Software Usability Scale

) yang dibuat oleh John Brooke pada tahun 1986.

(19)

usability

. Pertanyaan pada nomor 4 dan 10 merupakan pertanyaan yang

mencirikan subkarakteristik

usability

, selebihnya merupakan subkarakter

learnability

. Tabel 5 merupakan daftar pertanyaan dari kuesioner SUS.

Tabel 5. Kuesioner SUS (

Software Usability Scale

)

No

Pernyataan

Sangat

tidak

setuju

Sangat

setuju

1

2

3

4

5

1

Saya akan sering menggunakan aplikasi ini.

2

Saya merasa bahwa aplikasi ini tidak komplek.

3

Saya merasa bahwa aplikasi ini mudah digunakan

4

Saya membutuhkan bantuan teknis (panduan) untuk

dapat menggunakan aplikasi ini.

5

Saya merasa bahwa fungsi dalam aplikasi ini

terintegrasi dengan baik.

6

Saya menemukan banyak inkonsistensi ketika

menggunakan aplikasi ini.

7

Saya merasa setiap orang dapat mempelajari dengan

cepat bagaimana menggunakan aplikasi ini.

8

Saya merasa bahwa aplikasi ini sulit untuk digunakan.

9

Saya merasa nyaman menggunakan aplikasi ini.

10

Saya perlu banyak belajar sebelum menggunakan

aplikasi ini.

Pada kuesioner SUS, setiap nomor memiliki nilai skala antara 0 sampai 4.

Nilai pada nomor ganjil adalah nilai skala pada nomor tersebut dikurangi 1

(

), sedangkan nilai pada nomor genap adalah 5 dikurangi nilai skala pada

nomor tersebut (

). Nilai kuesioner SUS diperoleh dari penjumlahan

keseluruhan nilai nomor dikalikan 2,5. Hal ini dijelaskan dalam rumus berikut:

(20)

Keterangan:

= nilai pada nomor ke-i

= Nilai pada nomor ganjil

= Nilai pada nomor genap

= SUS Score

Nilai SUS (SUS Score) ada diantara 0-100. Menurut Bangor, Kortum, dan

Miller (2009:121), semakin mendekati 100 maka tingkat

usability

perangkat lunak

semakin baik. Gambar 5 menunjukkan rentang nilai SUS beserta kategorinya.

Gambar 5. Rentang Nilai SUS beserta Kategorinya

5.

Aspek Pemeliharaan (

Maintainability

)

ISO/IEC 9126 mendefinisikan aspek

maintainability

adalah kemampuan

perangkat lunak untuk dimodifikasi, mencakup koreksi, perbaikan, adaptasi

terhadap perubahan lingkungan dan spesifikasi fungsional.

Maintainability

memiliki subkarakteristik- subkarakteristik sebagai berikut:

a.

Analyzability

adalah kemampuan perangkat lunak mendiagnosis

kekurangan atau penyebab kegagalan.

b.

Changeability

adalah kemampuan perangkat lunak untuk dimodifikasi

tertentu.

c.

Stability

adalah kemampuan perangkat lunak untuk meminimalkan efek

tak terduga dari modifikasi perangkat lunak.

d.

Testability

adalah kemampuan perangkat lunak untuk divalidasi perangkat

(21)

Pengujian aspek

maintainability

dilakukan dengan mengunakan

serangkaian metrik yang digunakan untuk mengetes aplikasi secara operasional.

Menurut Land (2002), suatu perangkat lunak dikatakan memiliki kualitas

maintability yang baik jika hasil pengujian menunjukkan perangkat lunak

memenuhi aspek

instrumentation, consistency,

dan

simplicity.

Metrik tersebut

dijelaskan dalam tabel 6.

Tabel 6. Instrumen Pengujian Pada Aspek

Maintainability

Aspek

Aspek yang dinilai

Kriteria lolos

instrumentation

Terdapat peringatan

pada sistem pengelolaan

data untuk

mengidentifikasi

kesalahan.

Ketika ada kesalahan yang

dilakukan oleh user, maka sistem

akan mengeluarkan peringatan

untuk mengidentifikasi kesalahan.

consistency

Penggunaan satu bentuk

rancangan tampilan dan

bahasa

pada

seluruh

sistem

Bentuk

rancangan

sistem

informasi mempunyai satu bentuk

yang sama. Hal ini dapat dilihat

pada bagian implementasi sistem

simplicity

Kemudahan

dalam

pengelolaan, perbaikan,

dan

pengembangan

sistem.

Mudah dikelola, diperbarui, dan

dikembangakan. Hal ini dapat

dilihat pada tahap-tahap proses

penulisan kode.

6.

Aspek Portabilitas (

Portability

)

ISO/IEC 9126 mendefinisikan

portability

sebagai kemampuan

sotfware

untuk ditransfer (dipindahkan) dari satu lingkungan ke yang lain. Pengujian

Portabilitas dilakukan dengan menggunakan sistem pengelolaan berbasis

web

ke

berbagai browser dan perangkat. Menurut Simarmata (2010:264),

portability

(22)

Berdasarkan pengertian diatas, pengujian portabilitas

web

dilakukan

dengan menjalankan perangkat lunak pada berbagai macam

browser

yang umum

digunakan

.

Browser tersebut adalah

Google Chrome, Mozilla Firefox, Mobile

Gadget (Nokia Mobile, Blackberry, Android).

Instrumen pengujian aspek

portability

disajikan pada tabel 7.

Tabel 7. Instrumen Pengujian Pada Aspek

Portability

No

Browser

Tampilan

Eror

1

Mozila Firefox

Tidak ada

2

Google Chrome

Tidak ada

3

Internet Explorer

Tidak ada

4

Opera Mini

Tidak ada

5

Safari

Tidak ada

D.

Kerangka Kerja (Framework) Aplikasi Web

1.

Hypertext Preprocessor (PHP)

PHP (

Hypertext Preprocessor

) adalah bahasa scripting yang menyatu

dengan HTML dan dijalankan pada sisi server. Menurut Nugroho (2004: 140),

PHP merupakan bahasa standar yang digunakan dalam dunia

web

site. PHP adalah

bahasa program yang berbentuk

script

yang diletakkan di dalam server

web

.

Semua

script

yang diberikan sepenuhnya dijalankan pada server sedangkan yang

dikirimkan ke

browser

hanya hasilnya saja. PHP merupakan sebuah bahasa

pemrograman yang digunakan secara luas untuk penanganan pembuatan dan

pengembangan situs

web

. Bahasa pemrograman ini digunakan untuk membangun

web

yang dinamis.

2.

Framework CodeIgniter

(23)

umum untuk keseluruhan kelas (

class

) aplikasi.

Framework

merupakan kumpulan

kelas (

class

) dan fungsi (

function, method

) yang disusun secara sistematis

berdasarkan kegunaan atau fungsionaliatas tertentu untuk mempermudah

pembuatan atau pengembangan perangkat lunak atau aplikasi.

Menurut Ibnu (2011:3),

CodeIgniter

merupakan salah satu

framework

yang dikembangkan oleh Ellislab,Inc yang menggunakan bahasa pemrograman

PHP. PHP merupakan suatu bahasa pemrograman dari sisi server yang dapat

digunakan untuk membangun aplikasi

web

dinamis. Framework aplikasi

web

biasanya mengimplementasikan pola desain

Model View Controller

atau sering

disingkat

MVC

, tak terkecuali

CodeIgniter

. Desain

MVC

atau arsitektur

MVC

merupakan salah satu dari sejumlah model infrastruktur aplikasi

web

yang

melakukan pemisahan antarmuka-antarmuka pengguna dari

fungsionalitas-fungsionalitas aplikasi

web

dan memisahkannya juga dengan isi-isi yang bersifat

informasional (Pressman:2010, 470). Teknik pemrograman

MVC

disajikan pada

gambar 6.

Gambar 6. Teknik Pemrograman MVC

Model

merupakan bagian dari aplikasi yang mengimplementasikan logika

untuk domain data aplikasi. Objek

model

digunakan untuk mengambil data dari

(24)

digunakan untuk menampilkan antarmuka untuk pengguna aplikasi.

Controller

merupakan komponen untuk menangani interaksi pengguna.

Controller

membaca

data dari komponen

view,

mengontrol masukan pengguna, dan mengirim data

masukan untuk komponen

model.

Konsep pemrograman

MVC

berjalan

menggunakan alur seperti pada gambar 7.

Gambar 7.

Flowchart Codeigniter

Menurut Sidik (2012:31-32),

index

berfungsi sebagai

controller

di depan

yang menginisialisasi sumber yang dibutuhkan untuk menjalankan

Codeigniter.

Router

akan memeriksa

request

HTTP untuk menentukan apa yang harus

dilakukan terhadap

request

tersebut.

Controller

akan memuat

model, library

inti,

helper,

dan sumber daya lainnya yang diperlukan untuk memproses

request

tersebut.

View

yang sudah diproses dikirim ke

browser

sebagai suatu hasil yang

dapat dilihat.

View

merupakan tampilan terakhir yang digunakan untuk

berinteraksi dengan pengguna.

E.

Pengertian Penilaian Berbasis Kurikulum 2013

(25)

dilakukan setelah siswa menjawab soal-soal yang terdapat pada tes. Hasil jawaban

siswa tersebut ditafsirkan dalam bentuk nilai.

Penilaian berbasis Kurikulum 2013 berupa penilaian autentik yang

merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai

dari masukan (

input

), proses, dan keluaran (

output

) pembelajaran, yang meliputi

ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan

peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian

ketiga komponen (input-proses-output) tersebut akan menggambarkan kapasitas,

gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak

instruksional (

intructional effect

) dan dampak pengiring (

nurturant effect

) dari

pembelajaran.

F.

Pengolahan Nilai Berbasis Kurikulum 2013

Untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik,

terkait sikap, pengetahuan, dan keterampilan perlu adanya langkah-langkah yang

harus dilakukan. Langkah tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan dan

pengolahan penilaian hasil belajar. Adapun penjelasan dari pengolahan penilaian

pada masing-masing aspek sebagai berikut:

1.

Penilaian Sikap

(26)

Gambar 8. Contoh Pengisian Jurnal

Data hasil penilaian dalam jurnal dibahas minimal dua kali dalam satu

semester. Pembahasan hasil penilaian menghasilkan deskripsi nilai sikap peserta

didik seperti pada Gambar 9.

Gambar 9. Contoh Hasil Deskripsi Nilai Sikap

2.

Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan

(27)

BAB III

PEMBAHASAN

Pada bab ini, akan dijelaskan tahap-tahap pengembangan sistem, meliputi

tahap analisis kebutuhan, tahap perancangan sistem, tahap implementasi sistem,

dan tahap pengujian sistem beserta pembahasannya.

A.

Tahap Analisis Kebutuhan

1.

Analisis Kebutuhan Pengguna

Analisis

kebutuhan

pengguna

diperlukan

agar

dalam

proses

pengembangan sistem tersebut tepat sasaran dan dapat difungsikan dengan baik

sebagai sistem informasi pengolahan nilai siswa SMP berbasis Kurikulum 2013

yang layak untuk SMP Negeri 1 Prambanan.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis dapat diuraikan beberapa fungsi

minimal yang dibutuhkan sebagai berikut:

a.

Sistem informasi dapat digunakan untuk mengolah data nilai siswa dan

memantau perkembangan akademik siswa.

b.

Admin dapat mengelola semua data yang ada di dalam sistem kecuali

mengelola nilai siswa.

c.

Guru mapel dapat mengisi jurnal, mengelola data nilai siswa pada aspek

pengetahuan dan aspek keterampilan sesuai dengan mata pelajaran yang

diampu pada satu semester.

(28)

e.

Guru BK dapat mengisi jurnal, mengisi nilai siswa pada aspek sikap di

semua kelas.

f.

Siswa dapat melihat nilai sendiri

2.

Analisis Kebutuhan Hardware dan Software

Dalam analisis kebutuhan pengembangan ini seluruh

tools

yang

dibutuhkan untuk membuat sistem pengolahan hasil siswa didefinisikan. Tools

yang akan digunakan untuk pengembangan sistem pengolahan hasil siswa ini

antara lain:

a.

PC/ Laptop

b.

Framework CodeIgniter

c.

Web Server Apache

d.

Database

server My SQL

e.

Web

Browser

B.

Tahap Perancangan Sistem

Perancangan sistem digambarkan dengan menggunakan

Unified Modelling

Language

(UML). Perancangan sistem pada penelitian ini meliputi perancangan

arsitektural, perancangan data, peracangan antamuka, dan perancangan

komponen.

1.

Perancangan Data

Perancangan data dimodelkan dalam

use case diagram, sequence diagram,

(29)

a.

Use Case Diagram

Use case

diagram

menggambarkan sejumlah

external actors

dan

hubungannya ke

use case

yang diberikan oleh sistem. Dalam sistem pengolahan

nilai, terdapat lima aktor yakni admin, guru BK, guru mapel, wali kelas, dan

siswa. Berikut

use case

diagram masing-masing aktor:

1)

Use Case Diagram

Admin

Admin merupakan orang yang memiliki hak akses tertinggi dalam sistem

informasi pengolahan nilai.

Use case

atau hak akses yang dimiliki admin antara

lain: kelola data sekolah, data

user,

data guru, data siswa, kelola kelas, kelola

jurnal, kelola deskripsi KD, dan kelola arsip. Deskripsi untuk masing-masing u

se

case

didefinisikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Definisi

Use Case Diagram

Admin

No.

Use Case

Deskripsi

1.

Kelola Jurnal

Use case

kelola jurnal digunakan untuk mengelola

jurnal per kelas. Jurnal digunakan sebagai catatan guru

dan diskusi antar guru.

a.

Tambah Jurnal

Use case

tambah ruang jurnal merupakan proses untuk

menambah ruang jurnal.

b.

Daftar Jurnal

Use case

daftar jurnal merupakan proses untuk

menampilkan data jurnal.

Use case

ini memiliki

tambahan fungsi berupa detail jurnal, ubah jurnal, dan

hapus jurnal.

2.

Identitas

Sekolah

Use

case

identitas sekolah merupakan proses

menampilkan data sekolah yang akan digunakan dalam

pengisian rapor.

Use case

ini memiliki tambahan fungsi

edit data.

3.

Kelola Kelas

Use case

kelola kelas digunakan untuk mengelola kelas.

a.

Daftar Wali

Kelas

Use case

daftar wali kelas merupakan proses

menampilkan data kelas beserta wali kelasnya.

Use case

ini memiliki tambahan fungsi berupa ubah wali kelas

dan hapus kelas.

b.

Tambah Wali

Kelas

Use case

tambah kelas merupakan proses menambah

data kelas.

c.

Daftar

Mengajar

Use

case

daftar

mengajar

merupakan

proses

(30)

No.

Use Case

Deskripsi

Use case

ini memiliki tambahan fungsi berupa ubah

pengajar.

4.

Kelola

Deskripsi

Kompetensi

Dasar (KD)

Use case

kelola deskripsi kompetensi dasar digunakan

untuk mengelola deskripsi KD.

Use case

ini memiliki

tambahan fungsi berupa ubah deskripsi dan upload

deskripsi.

5.

Kelola Arsip

Use case

kelola arsip digunakan untuk mengelola arsip.

a.

Daftar Arsip

Use case

daftar

arsip merupakan proses menampilkan

semua arsip yang disimpan.

Use case

ini memiliki

tambahan fungsi berupa

download

arsip dan hapus arsip.

b.

Kirim Arsip

Use case

kirim

arsip merupakan proses

upload

arsip

dalam bentuk file

pdf

dan

Ms. Excel.

c.

Daftar Kirim

Use case

daftar kirim

merupakan proses menampilkan

daftar yang dikirim oleh pengguna sesuai login.

Use

case

ini memiliki tambahan fungsi ubah data

upload

dan

hapus data

upload.

d.

Daftar

Kategori Arsip

Use case

daftar kategori arsip merupakan proses

menampilkan data kategori arsip.

Use case

ini memiliki

tambahan fungsi berupa ubah kategori arsip dan hapus

kategori arsip.

e. Tambah

Kategori Arsip

Use case

tambah kategori arsip merupakan proses

menambah data kategori arsip.

6.

Kelola Siswa

Use case

kelola siswa digunakan untuk mengelola data

siswa.

c.

Tampil Siswa

Use case

tampil siswa merupakan proses untuk

menampilkan semua siswa.

Use case

ini memiliki

tambahan fungsi berupa ubah data siswa, hapus siswa.

b.

Tambah Siswa

Use case

tambah siswa merupakan proses untuk

menambah data siswa dalam jumlah yang kecil.

c.

Upload

Siswa

Use case upload

siswa merupakan proses tambah

siswa

dalam jumlah besar.

d.

Hapus Siswa

per Kelas

Use case

hapus siswa per kelas merupakan proses

menghapus data siswa berdasarkan kelasnya.

7.

Kelola Guru

Use case

kelola siswa digunakan untuk mengelola data

guru.

a.

Tampil Guru

Use case

tampil guru merupakan proses untuk

menampilkan data guru.

Use case

ini memiliki

tambahan fungsi berupa ubah data guru dan hapus guru.

b.

Tambah Guru

Use case

tambah guru merupakan proses untuk

menambah data guru.

8.

Kelola User

Use case

kelola

user

digunakan untuk mengelola data

(31)

No.

Use Case

Deskripsi

a.

Daftar

User

Use case

daftar

user

merupakan proses untuk

menampilkan data

user

.

Use case

ini memiliki tambahan

fungsi berupa ubah data

user

dan hapus

user

.

b.

Tambah

User

Use case

tambah

user

merupakan proses untuk

menambah data

user

.

9.

Ganti

Password

Use case

ganti

password

digunakan untuk mengubah

password.

10.

Logout

Use case Logout

digunakan untuk proses

logout.

11.

Login

Use case

yang harus dipenuhi agar fungsi yang lain

dapat dijalankan.

(32)
[image:32.842.110.759.128.441.2]

Gambar 10.

Use Case Diagram

Admin

Admin

Login 1. Kelola Jurnal

<<include>>

3. Kelola Kelas

<<include>>

2. Identitas Sekolah

<<include>>

6. Kelola Siswa

<<include>>

6a. Tampil Siswa

<<extend>>

6b. Tambah Siswa 1a. Tambah Jurnal

<<extend>>

1b. Daftar Jurnal

<<extend>>

3a. Daftar Wali Kelas

<<extend>>

3b. Tambah Wali Kelas

<<extend>>

3c. Daftar Mengajar

<<extend>>

4. Kelola KD

<<include>>

5. Kelola Arsip

5a. Daftar Arsip

5b. Kirim Arsip

5c. Daftar Kirim

5d. Daftar Kategori Arsip

5e. Tambah Kategori Arsip

<<extend>> <<extend>> <<extend>> <<extend>> <<extend>> <<include>>

6c. Upload Siswa

6d. Hapus Siswa per kelas

<<extend>>

<<extend>> <<extend>>

7. Kelola Guru

<<include>>

7a. Tampil Guru 7b. Tambah Guru

<<extend>> <<extend>>

8. Kelola User

8a. Daftar User 8b. Tambah User

<<extend>> <<extend>>

<<include>>

9. Ganti Password

<<include>>

10. Keluar (logout)

(33)

2)

Use Case Diagram

Guru BK

Guru BK merupakan orang yang memiliki hak akses antara lain: mengisi

jurnal dan kelola nilai sikap semua siswa. Deskripsi untuk masing-masing u

se

case

didefinisikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Definisi

Use Case Diagram

Guru BK

No.

Use Case

Deskripsi

1.

Kelola Jurnal

Use case

kelola jurnal digunakan untuk mengelola

jurnal kelas. Jurnal digunakan sebagai catatan guru

dan diskusi antar guru.

2.

Tampil Kelas

Use case

kelola tampil kelas adalah proses untuk data

kelas.

3.

Ganti

Password

Use case

ganti

password

digunakan untuk mengubah

password.

4.

Logout

Use case Logout

digunakan untuk proses

logout.

5.

Login

Use case

yang harus dipenuhi agar fungsi yang lain

dapat dijalankan.

Berdasarkan deskripsi masing-masing

use case

, Gambar 11 menyajikan

hasil perancangan

use case

diagram

guru BK.

Gambar 11.

Use Case Diagram

Guru BK

3)

Use Case Diagram

Wali Kelas

Wali kelas merupakan orang yang memiliki hak akses antara lain:

mengelola arsip, mencetak rapor, dan kelola nilai sikap siswa di kelas yang

Guru BK

1. Kelola Jurnal

2. Tampil Kelas

3. Ganti Password

4. logout

Login

<<include>>

<<include>>

<<include>>

(34)

menjadi tanggung jawabnya. Deskripsi untuk masing-masing u

se case

[image:34.595.114.512.139.510.2]

didefinisikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Definisi

Use Case Diagram

Wali Kelas

No.

Use Case

Deskripsi

1.

Kelola Jurnal

Use case

kelola jurnal digunakan untuk mengelola

jurnal kelas. Jurnal digunakan sebagai catatan guru

dan diskusi antar guru.

2.

Kelola Arsip

Use case

kelola arsip digunakan untuk mengelola

arsip.

a.

Daftar Arsip

Use case

daftar

arsip merupakan proses menampilkan

semua arsip yang disimpan.

Use case

ini memiliki

tambahan fungsi berupa

download

arsip dan hapus

arsip.

b.

Kirim Arsip

Use case

kirim

arsip merupakan proses

upload

arsip

dalam bentuk file

pdf

dan

Ms. Excel.

c.

Daftar Kirim

Use

case

daftar

kirim

merupakan

proses

menampilkan daftar yang dikirim oleh pengguna

sesuai login.

Use case

ini memiliki tambahan fungsi

ubah data

upload

dan hapus data

upload.

3.

Tampil Siswa

Kelas

Use case

tampil siswa kelas merupakan proses untuk

menampilkan siswa di kelas yang diampu.

Use case

ini memiliki tambahan fungsi berupa edit nilai sikap

dan cetak rapor siswa.

4.

Ganti

Password

Use case

ganti

password

digunakan untuk mengubah

password.

5.

Logout

Use case Logout

digunakan untuk proses

logout.

6.

Login

Use case

yang harus dipenuhi agar fungsi yang lain

dapat dijalankan.

(35)
[image:35.595.115.515.85.279.2]

Gambar 12.

Use Case Diagram

Wali Kelas

4)

Use Case Diagram

Guru Mapel

Guru mapel merupakan orang yang memiliki hak akses antara lain:

mengelola arsip dan mengelola nilai pengetahuan dan keterampilan. Deskripsi

untuk masing-masing u

se case

didefinisikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Definisi

Use Case Diagram

Guru Mapel

No.

Use Case

Deskripsi

1.

Kelola Jurnal

Use case

kelola jurnal digunakan untuk mengelola

jurnal kelas. Jurnal digunakan sebagai catatan guru

dan diskusi antar guru.

2.

Kelola Arsip

Use case

kelola arsip digunakan untuk mengelola

arsip.

a.

Daftar Arsip

Use case

daftar

arsip merupakan proses menampilkan

semua arsip yang disimpan.

Use case

ini memiliki

tambahan fungsi berupa

download

arsip dan hapus

arsip.

b.

Kirim Arsip

Use case

kirim

arsip merupakan proses

upload

arsip

dalam bentuk file

pdf

dan

Ms. Excel.

c.

Daftar Kirim

Use

case

daftar

kirim

merupakan

proses

menampilkan daftar yang dikirim oleh pengguna

sesuai login.

Use case

ini memiliki tambahan fungsi

ubah data

upload

dan hapus data

upload.

3.

Kelola

Nilai

Mapel

Use case

kelola nilai mapel adalah proses untuk

mengolah data nilai mapel.

Use case

ini memiliki

tambahan fungsi berupa tambah data nilai, ubah data

nilai, dan hapus data nilai

Wali Kelas

1. Kelola Jurnal

2. Kelola Arsip

2a. Daftar Arsip

2b. Kirim Arsip

2c. Daftar Kirim

3. Tampil Siswa Kelas

4. Ganti Password

5. Logout

Login

<<extend>>

<<extend>>

<<extend>>

<<include>>

<<include>>

<<include>>

<<include>>

[image:35.595.113.512.422.724.2]
(36)

No.

Use Case

Deskripsi

4.

Ganti

Password

Use case

ganti

password

digunakan untuk mengubah

password.

5.

Logout

Use case Logout

digunakan untuk proses

logout.

6.

Login

Use case

yang harus dipenuhi agar fungsi yang lain

dapat dijalankan.

[image:36.595.115.513.85.170.2]

Berdasarkan deskripsi masing-masing

use case

, Gambar 13 menyajikan

hasil perancangan

use case

diagram

guru.

Gambar 13.

Use Case Diagram

Guru Mapel

5)

Use Case Diagram

(Hak Akses) Siswa

Siswa memiliki hak akses paling rendah dalam sistem informasi

pengolahan nilai. Hak akses yang dimiliki siswa adalah melihat hasil nilai pribadi

di semua mata pelajaran. Tabel 12 menjelaskan deskripsi masing-masing

use case.

Tabel 12. Definisi

Use Case Diagram

Siswa

No.

Use Case

Deskripsi

1.

Tampil Nilai

Use Case

tampil nilai digunakan untuk melihat

nilai pribadi untuk semua mapel.

2.

Ganti

Password

Use Case

ganti

password

digunakan untuk

mengubah

password.

3.

Logout

Use Case Logout

digunakan untuk proses

logout.

4.

Login

Use Case

yang harus dipenuhi agar fungsi yang

lain dapat dijalankan.

Guru Mapel

Login

4. Ganti Password

5. Logout

2. kelola arsip

2b. Kirim Arsip 2a. Daftar arsip

<<include>>

<<extend>> <<extend>>

1. Kelola Jurnal

<<extend>>

3. Kelola Nilai Mapel

<<include>>

2c. Daftar Kirim

<<extend>>

<<include>>

[image:36.595.114.523.236.429.2]
(37)

Berdasarkan deskripsi masing-masing

use case

, Gambar 14 menyajikan

hasil perancangan

use case

diagram

siswa.

Gambar 14.

Use Case Diagram

Siswa

b.

Sequence Diagram

Sequence diagram

digunakan untuk menggambarkan perilaku objek pada

sebuah skenario. Diagram ini menunjukkan sejumlah

objek

dan

message

(pesan)

yang diletakkan di antara

objek

di dalam

use case.

Berikut ini adalah beberapa

sequence diagram

yang ada dalam sistem pengolahan nilai.

[image:37.595.126.501.444.682.2]

1)

Sequence Diagram

Kelola Data Identitas Sekolah

Gambar 15.

Sequence Diagram

Kelola Data Identitas Sekolah

Siswa

Login

2. Ganti Password

3. Logout

1. Nilai

<<include>>

<<include>>

<<include>>

: admin

web sistem database

1 : AksesHalamanIdentitasSekolah()

2 : TampilIdentitasSekolah()

3 : TampilIdentitasSekolah()

4 : SerahHasil() 5 : SerahHasil()

6 : TampilIdentitasSekolah()

7 : AksesHalamanIdentitasSekolah() 8 : EditDataIdentitasSekolah()

9 : EditDataIdentitasSekolah()

10 : EditDataIdentitasSekolah()

(38)

Gambar 15 menampilkan

sequent diagram

kelola data identitas sekolah.

Aktor yang terlibat adalah Wakil Kepala Kurikulum sebagai admin. Hal yang bisa

dilakukan adalah menampilkan data dan mengedit data. Untuk menampilkan data

digunakan

methode

TampilIdentitasSekolah(), sedangkan untuk mengubah data

digunakan

methode

EditDataIdentitasSekolah(). Web akan menangani tampilan

sistem pada pengguna, sedangkan sistem akan menangani lalu lintas data menuju

dan dari database.

[image:38.595.126.500.301.598.2]

2)

Sequence Diagram

Kelola Deskripsi Kompetensi Dasar

Gambar 16.

Sequence Diagram

Kelola Deskripsi Kompetensi Dasar

Gambar 16 menampilkan

sequent diagram

kelola deskripsi kompetensi

dasar, aktor yang terlibat adalah Wakil Kepala Kurikulum sebagai admin. Hal

yang bisa dilakukan adalah menampilkan data, upload data dan mengedit data.

Untuk menampilkan data digunakan

methode

TampilDeskripsi(), untuk

: admin

web sistem database

1 : AksesTampilDeskripsiKD()

2 : TampilDeskripsiKD()

3 : TampilDeskripsiKD()

4 : SerahHasil() 5 : SerahHasil()

6 : TampilDeskripsiKD()

7 : AksesTampilDeskripsiKD()

8 : UploadDeskripsiKD()

9 : UploadDeskripsiKD()

10 : SuksesUploadDeskripsiKD() 11 : TampilDeskripsiKD()

12 : AksesTampilDeskripsiKD()

13 : EditDataDeskripsiKD()

14 : EditDataDeskripsiKD()

(39)

mengupload data digunakan

methode

UploadDeskripsi(), dan untuk mengubah

data digunakan

methode

EditDeskripsi(). Pada tahap upload deskripsi, file yang

akan diupload berupa file ms.excel.

[image:39.595.119.508.177.486.2]

3)

Sequence Diagram

Kelola Nilai

Gambar 17.

Sequence Diagram

Kelola Nilai

Gambar 17 menampilkan

sequent diagram

kelola nilai, aktor yang terlibat

adalah guru. Terdapat tiga jenis aspek yang dikelola yaitu aspek sikap dan

spiritual, aspek pengetahuan dan aspek keterampilan. Aspek sikap dan spritual

dikelola oleh wali kelas dan guru BK (bimbingan konseling), sedangkan aspek

pengetahuan dan aspek keterampilan dikelola oleh guru mapel. Hal yang bisa

dilakukan adalah menampilkan data, menambah data dan mengedit data. Untuk

menampilkan data digunakan

methode

TampilHalamanNilai(), untuk menambah

data digunakan

methode

TambahDataNilai(), dan untuk mengubah data digunakan

web sistem database

: guru

1 : AksesTampilHalamanSiswaKelas()

2 : TampilDataNilai()

3 : TampilDataNilai()

4 : SerahHasil() 5 : SerahHasil()

6 : TampilDataNilai()

7 : AksesTampilHalamanSiswaKelas() 8 : AksesHalamanNilai()

9 : TambahDataNilai()

10 : TambahDataNilai()

11 : SuksesTambahDataNilai() 12 : TampilHalamanNilai()

13 : AksesTampilHalamanSiswaKelas() 14 : AksesHalamanNilaiSikap()

15 : EditDataNilai()

16 : EditDataNilai()

(40)

methode

EditDataNilai().Web akan menangani tampilan sistem pada pengguna,

sedangkan sistem akan menangani lalu lintas data menuju dan dari database.

[image:40.595.125.493.159.379.2]

4)

Sequence Diagram

Kelola Rapor Siswa

Gambar 18.

Sequence Diagram

Kelola Kelola Rapor Siswa

Gambar 18 menampilkan

sequent diagram

kelola rapor, aktor yang terlibat

adalah Wakil Kepala Kurikulum sebagai admin. Hal yang bisa dilakukan adalah

menampilkan data dan mencetak data. Untuk menampilkan data digunakan

methode

TampilRapor() dan untuk mencetak data digunakan

methode

CetakRapor().Web akan menangani tampilan sistem pada pengguna, sedangkan

sistem akan menangani lalu lintas data menuju dan dari

database

.

c.

Class Diagram

Class diagram

menggambarkan struktur statis

class

di dalam sistem.

Class

merepresentasikan sesuatu yang ditangani oleh sistem. Gambar 19 menampilkan

class diagram

untuk kelola nilai mapel, nilai sikap dan kelola jurnal.

: admin

web sistem database

1 : AksesTampilDaftarSiswa()

2 : TampilRapor()

3 : TampilRapor()

4 : SerahHasil() 5 : SerahHasil()

6 : TampilRapor() 7 : AksesCetakRapor()

8 : CetakRapor()

9 : CetakRapor()

(41)
[image:41.595.116.542.82.554.2]

Gambar 19.

Class Diagram

Kelola Nilai

Class diagram

pada gambar 19 menunjukkan hubungan dua buah kelas

atau lebih di mana ada kelas yang memiliki atribut dan metode yang sama dengan

kelas lainnya beserta atribut dan metode tambahan yang merupakan sifat khusus

kelas yang menjadi turunannya. Hubungan ini disebut pewarisan atau

inheritance

.

Kelas yang merupakan kelas turunan biasa disebut kelas anak (

subclass

) dan kelas

(42)

yang menjadi dasar penurunan adalah kelas orang tua (

superclass

). Kelas anak

adalah kelas dengan jenis yang lebih khusus dari kelas orang tua, misal kelas

user

dan kelas guru. Kelas

user

memiliki atribut id_user,

username

,

password

, dan

level, sedangkan guru memiliki atribut yang dimiliki oleh kelas

user

ditambah

atribut khusus yaitu nomer pegawai (nip) dan nama. Berdasarkan

class diagram

[image:42.595.111.518.254.673.2]

pada gambar19, keterangan masing-masing kelas disajikan dalam tabel 13.

Tabel 13. Keterangan

Class Diagram

Kelola Nilai

Nama Kelas

Keterangan

Koneksi

Basis Data

Merupakan kelas umum untuk koneksi ke basis data dan

melakukan eksekusi

query.

Index

atau

main

Merupakan kelas

main

/program utama yang pertama kali

dieksekusi saat aplikasi dijalankan.

Login

Merupakan kelas proses yang diambil dari pendefinisian

use case

Login, di mana proses ini untuk validasi

user

yang akan

mengakses aplikasi.

User

Merupakan kelas data yang digunakan untuk membungkus data

dari tabel

user

.

Guru Mapel

Merupakan kelas data yang digunakan untuk membungkus data

dari tabel guru.

Siswa

Merupakan kelas data yang digunakan untuk membungkus data

dari tabel siswa.

Mapel

Merupakan kelas data yang digunakan untuk membungkus data

dari tabel mapel.

Jurnal

Merupakan kelas data yang digunakan untuk membungkus data

dari tabel jurnal.

Kelola Data

Nilai Mapel

Merupakan kelas proses yang diambil dari pendefinisian

use case

Kelola Nilai Mapel yang didalamnya menangani proses

memasukkan data, mengubah data dan menghapus data.

Kelola Data

Nilai Sikap

Merupakan kelas proses yang diambil dari pendefinisian

use case

Kelola Nilai Sikap yang didalamnya menangani proses

memasukkan data, mengubah data dan menghapus data.

Kelola Data

Jurnal

Merupakan kelas proses yang diambil dari pendefinisian

use case

Kelola Jurnal yang didalamnya menangani proses memasukkan

data, mengubah data dan menghapus data.

(43)
[image:43.595.157.467.109.333.2]

2.

Perancangan Arsitektur

Gambar 20.

Rancangan Arsitektur Sistem Pengolahan Nilai

Berdasarkan rancangan arsitektur sistem pengolahan nilai pada gambar 20,

dapat diketahui bahwa sistem pengolahan nilai menggunakan prinsip MVC

(

Model-View-Controller

).

Model

berisi method-method yang berisi

source code

yang menangani manipulasi data dan

business logic. View

berisi

source code

yang

menangani tampilan halaman.

Controller

berisi

source code

yang menangani

request

dari pengguna melalui

browser.

Dalam sistem pengolahan nilai ini, pengguna memerlukan

browser

untuk

melakukan

request

perintah dan untuk menampilkan halaman sistem.

Request

yang dikirimkan pengguna lewat

browser

akan diterima oleh

controller

.

Kemudian

controller

akan mengintruksikan

model

dan

view

untuk melakukan aksi

sesuai dengan

request

yang diterima

controller.

(44)

m_guru, m_siswa, m_mapel, m_aspek, m_jenis_nilai, m_nilai dan adminmodel.

Di dalam

package

view

terdapat: v_user, v_guru, v_siswa, v_mapel, v_aspek,

v_jenis_nilai, v_nilai.

3.

Perancangan Antarmuka

Perancangan antarmuka dirancang sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Perancangan antarmuka digunakan sebagai panduan untuk membangun berbagai

view

pada

CodeIgniter.

a.

Halaman Menu Kelola Deskripsi Kompetensi Dasar

[image:44.595.197.428.414.569.2]

Gambar 22 merupakan rancangan tampilan halaman kelola kompetensi

dasar. Halaman ini digunakan sebagai acuan pengisian nilai aspek pengetahuan

dan keterampilan pada kolom deskripsi.

Gambar 22. Rancangan Antarmuka Halaman Deskripsi KD

b.

Halaman Data Nilai Sikap

(45)

Gambar 23. Rancangan Antarmuka Halaman Data Nilai Sikap

c.

Halaman Data Nilai Mata Pelajaran

Gambar 24 menampilkan rancangan halaman nilai siswa dari aspek

pengetahuan dan aspek keterampilan dalam satu mata pelajaran tertentu. Halaman

ini hanya dapat diakses oleh guru yang mengampu mata pelajaran tersebut.

[image:45.595.194.429.85.210.2]

Gambar 24. Rancangan Antarmuka Halaman Data Nilai Mata Pelajaran

d.

Halaman Rapor Siswa

(46)

Gambar 25. Rancangan Antarmuka Rapor Siswa

Selain keempat perancangan antarmuka tersebut, perancangan antarmuka

yang lebih lengkap untuk masing-masing halaman terdapat dalam lampiran.

4.

Perancangan Komponen

(47)
[image:47.595.116.515.142.252.2]

dan komponen

model

yang menangani manipulasi data dengan menggunakan

database MySQL. Diagram komponen digambarkan pada Gambar 26.

Gambar 26. Diagram Komponen Sistem

C.

Tahap Implementasi

Tahap implementasi dalam penelitian ini akan dijabarkan ke dalam

beberapa tahap implementasi sesuai dengan jenis perancangan sistem pengolahan

nilai yang telah dirancang sebelumnya. Tahap-tahap implementasi di dalam

penelitian ini meliputi: implementasi data, implementasi arsitektur, dan

implementasi antarmuka

.

1.

Implementasi Data

Perancangan data yang telah dibuat pada tahap desain, kemudian

diimplementasikan menjadi sebuah basis data atau

database. Database

yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

database

MySQL. Implementasi

database

(48)
[image:48.842.111.755.114.486.2]
(49)

Berdasarkan gambar 28, dijelaskan bahwa dalam sistem pengolahan nilai

ini terdapat 18 tabel yaitu tabel kelas, tabel spesifikasi, tabel wali kelas, tabel

siswa, tabel guru, tabel aspek nilai, tabel jenis nilai, tabel deskripsi kompetensi

dasar (kd), tabel mengajar, tabel jurnal, tabel isi jurnal, tabel user, tabel level,

tabel identitas sekolah, tabel arsip data, tabel kategori arsip, tabel mata pelajaran,

dan tabel nilai.

Berdasarkan database relational seperti pada Gambar 25, maka tabel-tabel

dari database tersebut dapat dijelaskan dalam Tabel 13-30.

a)

Tabel Siswa

Tabel 13. Struktur Tabel Siswa

Field

Type

Size

Key

nis

char

4

PK

nisn

char

10

namasiswa

varchar

50

id_kelas

int

3

FK

id_spesifikasi

Int

2

FK

agama

varchar

20

sakit

varchar

3

ijin

varchar

3

absen

varchar

3

spiritual

varchar

300

sosial

varchar

300

ctt_wali

text

b)

Tabel Identitas Sekolah

Tabel 14. Struktur Tabel Identitas Sekolah

Field

Type

Size

Key

namasekolah

int

3

alamatsekolah

varchar

100

kota

varchar

100

tahun_ajar

varchar

11

semester

varchar

100

nip_kepsek

varchar

50

tanggal

date

(50)

c)

Tabel Arsip

Tabel 15. Struktur Tabel Arsip

Field

Type

Size

Key

id_arsip

Int

11

PK

nama_file

varchar

100

nama_fileasli

Varchar

100

id_kategori_arsip

Int

11

FK

tanggal_upload

Gambar

Gambar 10. Use Case Diagram Admin
Tabel 10. Definisi Use Case Diagram Wali Kelas No. Use Case Deskripsi
Tabel 11. Definisi Use Case Diagram Guru Mapel No. Use Case Deskripsi
Tabel 12. Definisi Use Case Diagram Siswa No. Use Case
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil temuan dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat permasalahan serta kendala yang dihadapi oleh guru model dalam proses penilaian pembelajaran matematika berbasis

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan problematika apa yang dihadapi guru sebelum proses pembelajaran, selama proses pembelajaran sesudah proses pembelajaran

Class Diagram Sistem Informasi Pengolahan data Nilai Hasil Belajar Siswa Berbasis Web pada SMK Telkom Terpadu AKN Marzuqi .... Sequence Diagram Kelola Data

Fungsi-fungsi yang dimiliki oleh aplikasi ini adalah mengolah data siswa, mengolah data mata pelajaran, mengolah data guru mata pelajaran, mengolah data guru wali

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada tabel di atas menunjukkan

Fungsi-fungsi yang dimiliki oleh aplikasi ini adalah mengolah data siswa, mengolah data mata pelajaran, mengolah data guru mata pelajaran, mengolah data guru wali

Bentuk penerapan penilaian yang dilaksanakan yaitu, penilaian pengamatan (observasi), dan penilaian diri dan antar peserta didik. Instrument penilaian

JURNAL PENA SD VOLUME 03 NOMOR 02 | 66 Mengacu pada tujuan penelitian dan didukung dengan data hasil penelitian serta diikuti pembahasannya, maka dapat disimpulkan bahwa media