BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan teknologi komputer semakin pesat dan sudah merambah ke
berbagai bidang kehidupan. Pertumbuhan yang pesat ini juga mengakibatkan
ketergantungan suatu pekerjaan terhadap komputer. Hal ini dikarenakan teknologi
komputer dapat membantu kelancaran suatu pekerjaan bahkan dapat
mempengaruhi perkembangan suatu sistem. Salah satu bidang kehidupan yang
terpengaruh oleh kemajuan teknologi adalah bidang pendidikan. Sekolah yang
ingin terus meningkatkan kualitas sudah mulai menerapkan penggunaan teknologi
komputer untuk kelancaran kegiatannya, salah satunya dalam pengolahan hasil
belajar siswa.
Sesuai dengan Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar
Penilaian Pendidikan, penilaian pencapaian kompetensi pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, Pemerintah
dan/atau lembaga mandiri. Penilaian pencapaian kompetensi oleh pendidik
dilakukan dengan tujuan untuk memantau proses, kemajuan, dan perkembangan
pencapaian kompetensi peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya dan
kemampuan yang diharapkan secara kontinyu atau berkesinambungan. Penilaian
ini juga untuk memberikan umpan balik atau
feed back
kepada pendidik agar
dapat memperbaiki perencanaan dan proses pembelajaran yang dilakukan.
hasil belajar, diantaranya: (1) Penilaian berbasis kompetensi. Pada KTSP 2006
belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional; (2) Pergeseran dari penilaian melalui tes yaitu mengukur
kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil, menuju penilaian otentik yaitu
mengukur semua aspek yaitu kompetensi sikap (KS), kompetensi keterampilan
(KK), dan kompetensi pengetahuan (KP) berdasarkan proses dan hasil; (3)
Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar
didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal); (4)
Penilaian tidak hanya pada level kompetensi dasar (KD) tetapi juga kompetensi
inti (KI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL); (5) Mendorong pemanfaatan
portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian.
Gambar 1. Alur Penilaian Sikap
Penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan mengacu kepada
kompetensi dasar (KD) pada periode tertentu. Penulisan penilaian terdiri dari
angka, huruf dan deskripsi sesuai KD yang diujikan.
Berdasarkan masalah-masalah tersebut, maka diperlukan suatu sistem
penilaian yang dapat digunakan untuk mengelola nilai dari proses sampai rapor
secara lebih efektif dan efisien dalam satu wadah. Selain itu perlu ada suatu media
yang dapat membuat diskusi antar guru menjadi lebih efektif, dapat dilakukan
setiap saat dan dimanapun untuk melakukan penanganan lanjutan dari penilaian
sikap. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dibuat sistem pengolahan hasil
belajar siswa berdasarkan Kurikulum 2013 berbasis web yang sesuai dengan
kebutuhan sekolah di SMP Negeri 1 Prambanan. Keberadaan
wifi
di sekolah dan
mayoritas guru yang memiliki
handphone
android
maupun
gadget
sangat
mendukung pengembangan sistem ini. Sistem Pengolahan Hasil Belajar Siswa
SMP berdasarkan Kurikulum 2013 dievaluasi menggunakan standar kualitas
ISO/IEC 9126. ISO/IEC 9126 adalah salah satu tolak ukur kualitas perangkat
lunak yang dibuat oleh
International Standarization
Organization
(ISO) dan
International Electrotechnical Commission
(IEC). Standar ini dipilih karena
Stefani dan Xenos (2007:5) menyatakan standar ISO/IEC 9126 dapat digunakan
untuk mengevaluasi perangkat lunak dan merupakan standar internasional.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka beberapa masalah yang
teridentifikasi adalah sebagai berikut:
1.
Belum adanya aplikasi penilaian yang terpadu dalam memenuhi kebutuhan
penilaian berbasis Kurikulum 2013.
C.
Batasan Masalah
Untuk lebih memfokuskan permasalahan yang akan diteliti pada penelitian
ini, maka permasalahannya dibatasi sebagai berikut:
1.
Sistem informasi ini difokuskan pada mengolah nilai pada aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap siswa sesuai dengan kebutuhan SMP Negeri 1
Prambanan.
2.
Pengujian kualitas dari sistem pengelohan hasil belajar siswa Kurikulum 2013
berbasis
web
di SMP Negeri 1 Prambanan berdasarkan standar ISO 9126.
D.
Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah ditetapkan, maka dapat
dirumuskan permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.
Sistem pengolahan hasil belajar siswa berdasarkan Kurikulum 2013 berbasis
web
seperti apa yang dibutuhkan di SMP Negeri 1 Prambanan?
2.
Bagaimana hasil pengujian kualitas dari sistem pengelohan hasil belajar siswa
Kurikulum 2013 berbasis
web
di SMP Negeri 1 Prambanan berdasarkan
standar ISO 9126?
E.
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:
1.
Menghasilkan sistem pengelolaan hasil belajar siswa berdasarkan Kurikulum
2013 berbasis
web
yang dibutuhkan SMP Negeri 1 Prambanan.
E.
Manfaat
Beberapa manfaat yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
a.
Peneliti mendapatkan hasil evaluasi kualitas perangkat lunak sistem
pengolahan hasil belajar Kurikulum 2013 berbasis
web
berdasarkan standar
kualitas ISO/IEC 9126.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian Sistem Informasi
1.
Sistem
Abdul Kadir (2003:54) mendefinisikan sistem adalah sekumpulan elemen
yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Mulyanto (2009:2) sistem diartikan sebagai sekelompok komponen yang
saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan
menerima masukan serta menghasilkan keluaran dalam proses transformasi yang
teratur.
Elemen sistem menurut Abdul Kadir (2003:54) antara lain tujuan,
masukan, keluaran, proses, mekanisme pengendalian, dan umpan balik serta
berinteraksi dengan lingkungan dan memiliki batas. Elemen sistem disajikan
dalam gambar 2:
Gambar 2. Elemen Sistem
pengendalian berupa umpan balik yang mengecek keluaran dengan melakukan
perbandingan keluaran sistem dengan keluaran yang dikehendaki. Jika terdapat
penyimpangan maka dilakukan pengiriman masukan untuk menyesuaikan proses
supaya keluaran berikutnya mendekati standar. Dalam sistem harus dibuat batas
dengan lingkungan untuk menentukan konfigurasi, ruang lingkup dan kemampuan
sistem. Berdasarkan teori-teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem
merupakan sekumpulan objek yang saling berhubungan untuk mencapai suatu
tujuan.
2.
Informasi
Menurut Jogiyanto (1999:9), informasi dapat didefinisikan sebagai hasil
dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi
penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (
event
) yang nyata
(
fact
) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.
3.
Sistem Informasi
Terdapat tiga aktifitas di dalalm sistem informasi yang akan memproduksi
informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan, mengendalikan operasi,
menganalisis permasalahan, dan menciptakan produk baru, yaitu
input
, proses,
dan
output
.
Input
merekap atau mengumpulkan data mentah. Pemrosesan
mengubah data
input
mentah menjadi bentuk yang berarti.
Output
mengirimkan
informasi yang telah diproses tersebut ke orang-orang yang akan menggunakan
informasi tersebut. Sistem informasi juga memerlukan umpan balik, yang
merupakan output yang dikembalikan ke sistem untuk mengevaluasi atau
mengoreksi tahapan input.
B.
Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam pengembangan
sistem adalah model pengembangan perangkat lunak
Waterfall
. Menurut
Pressman (2002:37), metode
waterfall
adalah suatu proses pengembangan
perangkat berututan, dimana kemajuan dipandang sebagai terus mengalir ke
bawah (seperti air terjun) melewati fase-fase perencanaan, pemodelan,
implementasi (konstruksi), dan pengujian. Keterkaitan dan pengaruh antar tahap
ini ada karena output sebuah tahap dalam
waterfall
merupakan
input
bagi tahap
berikutnya. Oleh karena itu, ketidaksempurnaan hasil pelaksanaan tahap
sebelumnya adalah awal ketidaksempurnaan tahap berikutnya.
pengembangan sistem di setiap fase. Setiap fase harus terselesaikan dengan
lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya. Gambar 3 merupakan model
pengembangan
waterfall.
Gambar 3. Model Pengembangan Waterfall
Penjelasan dari masing-masing tahapan
Model Waterfall
adalah sebagai
berikut:
1.
Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan bertujuan untuk memahami kebutuhan dari sistem
yang akan dibangun sehingga dapat dikembangkan sistem yang memadai
kebutuhan tersebut.
2.
Perancangan
Tahap perancangan diperlukan untuk pengembangan sistem informasi
yang diusulkan. Menurut Pressman (2010:260) tahap perancangan meliputi
perancangan data, perancangan arsitektural, perancangan antarmuka, dan
perancangan komponen.
3.
Pemrograman
Pemrograman disebut sebagai tahap implementasi perangkat lunak atau
rancangan ke dalam baris-baris kode program yang dapat dimengerti oleh
komputer.
4.
Pengujian
Pengujian perangkat lunak merupakan proses menjalankan dan
mengevaluasi suatu perangkat lunak baik secara manual maupun otomatis.
Hal ini dilakukan untuk menguji apakah perangkat lunak tersebut sudah
memenuhi persyaratan atau belum dan untuk menentukan perbedaan
antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang sebenarnya.
C.
Penjamin Kualitas Perangkat Lunak (Software Quality Assurance)
Penjaminan Kualitas Perangkat Lunak (
Software Quality Assurance
/SQA)
ditujukan pada suatu usaha untuk menjamin terciptanya perangkat lunak yang
berkualitas. Menurut Pressman (2002:245) jaminan kualitas perangkat lunak
adalah aktivitas pelindung yang diaplikasikan pada setiap langkah dalam proses
perangkat lunak. SQA mencakup berbagai prosedur atau tolak ukur untuk
menjamin kesesuaian dengan standar yang ada serta pengukuran dan mekanisme
pelaporan.
1.
Fungsionalitas
(
functionality
) yaitu tingkat kemampuan perangkat lunak
untuk menyediakan fungsi sesuai kebutuhan pengguna dan tingkat
keamanan sistem.
2.
Kehandalan
(
Reliability
) yaitu kemampuan perangkat lunak untuk
mempertahankan tingkat kinerja tertentu, ketika digunakan dalam kondisi
tertentu.
3.
Kebergunaan (
usability
) yaitu kemampuan perangkat lunak untuk
dipahami, dipelajari, digunakan, dan menarik bagi pengguna, ketika
digunakan dalam kondisi tertentu.
4.
Efisiensi
(
efficiency
) yaitu kemampuan perangkat lunak untuk
memberikan kinerja yang sesuai dan relatif terhadap jumlah sumber daya
yang digunakan pada saat keadaan tersebut.
5.
Pemeliharaan
(
maintainability
) yaitu kemampuan perangkat lunak untuk
dimodifikasi. Modifikasi meliputi koreksi, perbaikan atau adaptasi
terhadap perubahan lingkungan, persyaratan, dan spesifikasi fungsional.
6.
Portabilitas (
portability
) yaitu kemampuan perangkat lunak untuk
ditransfer dari satu lingkungan ke lingkungan lain.
Berikut ini adalah metode pengukuran untuk setiap aspek karakteristik
kualitas software.
1.
Aspek Fungsionalitas (
Functionality
)
fungsi-fungsi perangkat lunak serta operasi
back-end
seperti keaman dan
bagaimana meningkatkan sistem. Beberapa subkarakteristik yang ada dalam aspek
functionality
diantaranya adalah subkarakteristik s
uitability
dan subkarakteristik
security.
Subkarakteristik s
uitability
yaitu kesesuaian dari fungsi-fungsi yang ada
dengan tugas dan tujuan. Subkarakteristik
security
yaitu kemampuan sistem untuk
melindungi informasi dan data sehinga orang atau sistem yang tidak sah tidak
dapat membaca atau memodifikasi sistem.
Pengujian subkarakteristik
suitability
menggunakan instrumen
test case
.
Menurut Wiliams (2006:44), format
test case
yang disarankan dalam pengujian
functionality
adalah: 1)
test id
adalah
identifier
dari
test case
, dimana
identifier
tiap
test case
harus unik; 2)
description
menggambarkan serangkaian
langkah-langkah atau
input
dari tes yang akan dijalankan; 3)
expected result
adalah hasil
yang diharapkan berdasarkan pada
input
yang dijelaskan dalam kolom deskripsi;
4)
actual result
berisi hasil setelah tes dijalankan yang dapat berisi sukses dan
gagal. Tabel 1 adalah contoh format
test case login
:
Tabel 1.
Test Case Login
No
Test
ID
Description (langkah
atau input)
Expected Result
Actual Result
Sukses Gagal
1
Login
Mengetikkan
url
skn.
web
.id
Menampilkan halaman
login
.
Memasukkan
username
dan
password
yang benar
.
Berhasil
login
kedalam
sistem.
Memasukkan
username
atau
password
yang salah
.
Tidak
dapat
masuk
kedalam sistem dan
sistem
menampilkan
pesan bahwa
username
Pengujian dilakukan oleh ahli pemrograman (
programmer/developer
)
dengan rumus analisis sebagai berikut:
keterangan:
=
functionality
= banyaknya fungsi yang tidak valid
= banyaknya seluruh fungsi
Berdasarkan rumus pengukuran implementasi
functionality
tersebut,
functionality
dianggap baik jika x mendekati 1 (
).
Pengujian subkarakteristik
security
menggunakan
software Acunetix Web
Vulnerability Scanner
(WVS).
Acunetix
WVS adalah alat pengujian keamanan
untuk aplikasi
web
seperti SQL
injections, cross site scripting
dan eksploitasi
keamanan yang lain. Pengujian dilakukan dengan menganalisis hasil
scan result
Acunetix
WVS yang berupa
web alert
. Dari
web alert
ini, keamanan sebuah
sistem dapat dikategorikan berdasarkan empat
level
yaitu
severity high, severity
medium, severity low,
dan
severity info
. Aspek
security
dikatakan berbahaya jika
terdapat pada
level severity high
(Acunetix, 2013:40)
.
2.
Aspek Efisiensi (
Efficiency
)
ISO/IEC 9126 mendefinisikan
efficiency
sebagai hubungan antara tingkat
kinerja perangkat lunak dan jumlah sumber daya yang digunakan di bawah
kondisi tertentu.
Efficiency
menilai kemampuan perangkat lunak memberikan
waktu respon pengolahan yang sesuai dalam melakukan fungsinya (
time
behavior)
.
Efficiency
juga menilai kemampuan perangkat lunak dalam
Instrumen yang digunakan dalam pengujian
resource utilization
adalah
YSlow
dengan
ruleset default
dari
GTMetrix
yaitu V2. Tabel 2 menyajikan daftar
23
testable rules
dari V2:
Tabel 2.
Testable Rules YSlow
No
Test
Grade
1
Use a Content Delivery Network (CDN)
A sampai F
2
Use cookie-free domains
A sampai F
3
Make fewer HTTP requests
A sampai F
4
Avoid URL redirects
A sampai F
5
Avoid empty src or href
A sampai F
6
Add Expires headers
A sampai F
7
Compress components with gzip
A sampai F
8
Minify JavaScript and CSS
A sampai F
9
Make AJAX cacheable
A sampai F
10
Put CSS at top
A sampai F
11
Remove duplicate JavaScript and CSS
A sampai F
12
Put JavaScript at bottom
A sampai F
13
Avoid AlphaImageLoader filter
A sampai F
14
Avoid HTTP 404 (Not Found) error
A sampai F
15
Reduce the number of DOM elements
A sampai F
16
Do not scale images in HTML
A sampai F
17
Use GET for AJAX requests
A sampai F
18
Avoid CSS expressions
A sampai F
19
Reduce DNS lookups
A sampai F
20
Reduce cookie size
A sampai F
21
Make favicon small and cacheable
A sampai F
22
Configure entity tags (ETags)
A sampai F
23
Make JavaScript and CSS external
A sampai F
Instrumen yang digunakan dalam pengujian
time behavior
adalah
pageSpeed Insights
yang dikembangkan oleh Google Developer. Tabel 3
menyajikan parameter pengujian
time behavior:
Tabel 3. Parameter
Time Behavoiur PageSpeed Insights
No
Test
Grade
1
Specify a chace validator
A sampai F
2
Specify image dimensions
A sampai F
3
Avoid a character set in the meta tag
A sampai F
4
Leverage browser caching
A sampai F
No
Test
Grade
6
Defer parsing of JavaScript
A sampai F
7
Minify HTML
A sampai F
8
Minify CSS
A sampai F
9
Specify a character set early
A sampai F
10
Optimize images
A sampai F
11
Avoid bad requests
A sampai F
12
Avoid landing page redirect
A sampai F
13
Enable gzip compression
A sampai F
14
Enable Keep-alive
A sampai F
15
Inline smal CSS
A sampai F
16
Inline small JavaScript
A sampai F
17
Minify JavaScript
A sampai F
18
Minimize redirect
A sampai F
19
Minimize request size
A sampai F
20
Optimize the order of styles and scripts
A sampai F
21
Put CSS in the document head
A sampai F
22
Remove query string from static resources
A sampai F
23
Serve resources from a consistent URL
A sampai F
24
Specify a Vary: Accept-Encoding header
A sampai F
25
Avoid CSS @import
A sampai F
26
Combine images using CSS sprites
A sampai F
27
Prefer asynchronous resources
A sampai F
Pengujian
resource utilization
dan
time behavior
menghasilkan nilai yang
menunjukan tingkat performance masing-masing halaman
web
dalam rentang A
sampai F. Total nilai sistem adalah rata-rata dari pengujian setiap halaman. Nilai
A merupakan nilai dengan tingkat performance paling baik, sedangkan Nilai F
adalah sebaliknya. Rentang nilai ini dijelaskan dalam Gambar 4.
(A)
(B)
(C)
(D)
(E)
(F)
Gambar 4.
Yslow Ruleset Matrix
Sumber: Yslow (2014)
3.
Aspek Kehandalan (
Reliability
)
ISO-9126 mendefinisikan
reliability
adalah kemampuan perangkat lunak
untuk mempertahankan tingkat kinerja tertentu ketika digunakan dalam kondisi
tertentu. Dalam hal ini, perangkat lunak diharuskan mampu menyediakan
ketersediaan layanan yang dibutuhkan oleh pengguna. Sedangkan menurut
Mccall, Richad, dan Walters yang dikutip oleh Roger S. Pressman,
reliability
sebuah perangkat lunak adalah seberapa baik perangkat lunak memberikan hasil
yang akurat, tanpa kegagalan. Selain berapa lama perangkat lunak dapat
dioperasikan sebelum terjadinya kegagalan,
reliability
juga tentang penyedianan
hasil yang benar, penangan deteksi kesalahan, dan
recovery
untuk menghindari
kegagalan.
Pengujian aspek
reliability
dilakukan dengan menggunakan menggunakan
parameter dasar WAPT 8.1, yaitu
failed session
,
failed pages
, dan
failed hits.
Kemudian nilai
reliability
ditentukan menggunakan model Nelson dengan
perhitungan:
Keterangan:
= nilai
reliability
= banyaknya input yang gagal
= banyaknya input
Selanjutnya, untuk mengetahui tingkat
reliability
sistem, maka hasil nilai
reliability
dicocokan dengan standar telcordia GR 282. Menurut Asthana dan
Tabel 4 merupakan tabel instrumen pengujian pada aspek
reliability
menggunakan WAPT 8.1
Tabel 4. Instrumen Pengujian Aspek
Reliability
No
Metrik
Sukses
Gagal
Presentase
Hasil
1.
Session
2.
Pages
3.
Hits
4.
Aspek Kebergunaan (
Usability
)
ISO/IEC 9126 mendefinisikan aspek
usability
sebagai tingkat usaha yang
diperlukan dalam penilaian individual dari penggunaan sistem yang dinyatakan
oleh pengguna.
Menurut IEEE Standard Glossary of Software Engineering
Technology
yang dikutip Simarmata (2010:
297) “
Usability
: atribut yang
menunjukan t
ingkat kemudahan pengoperasian perangkat lunak”. Dari dua
definisi tersebut aspek
usability
dapat diartikan sebagai seberapa mudah
fungsi-fungsi perangkat lunak untuk dimengerti, dipelajari, dan digunakan oleh
pengguna.
Usability
memiliki subkarakteristik- subkarakteristik sebagai berikut:
a.
Understandability
menilai kemudahan fungsi-fungsi sistem untuk
dipahami.
b.
Learnability
menilai kemudahan fungsi-fungsi sistem untuk dipelajari oleh
pengguna, baik pengguna ahli maupun awam.
c.
Operability
menilai kemudahan perangkat lunak untuk dioperasikan oleh
pengguna.
Pengujian aspek
usability
menggunakan kuesioner terstandar SUS
(
Software Usability Scale
) yang dibuat oleh John Brooke pada tahun 1986.
usability
. Pertanyaan pada nomor 4 dan 10 merupakan pertanyaan yang
mencirikan subkarakteristik
usability
, selebihnya merupakan subkarakter
learnability
. Tabel 5 merupakan daftar pertanyaan dari kuesioner SUS.
Tabel 5. Kuesioner SUS (
Software Usability Scale
)
No
Pernyataan
Sangat
tidak
setuju
Sangat
setuju
1
2
3
4
5
1
Saya akan sering menggunakan aplikasi ini.
2
Saya merasa bahwa aplikasi ini tidak komplek.
3
Saya merasa bahwa aplikasi ini mudah digunakan
4
Saya membutuhkan bantuan teknis (panduan) untuk
dapat menggunakan aplikasi ini.
5
Saya merasa bahwa fungsi dalam aplikasi ini
terintegrasi dengan baik.
6
Saya menemukan banyak inkonsistensi ketika
menggunakan aplikasi ini.
7
Saya merasa setiap orang dapat mempelajari dengan
cepat bagaimana menggunakan aplikasi ini.
8
Saya merasa bahwa aplikasi ini sulit untuk digunakan.
9
Saya merasa nyaman menggunakan aplikasi ini.
10
Saya perlu banyak belajar sebelum menggunakan
aplikasi ini.
Pada kuesioner SUS, setiap nomor memiliki nilai skala antara 0 sampai 4.
Nilai pada nomor ganjil adalah nilai skala pada nomor tersebut dikurangi 1
(
), sedangkan nilai pada nomor genap adalah 5 dikurangi nilai skala pada
nomor tersebut (
). Nilai kuesioner SUS diperoleh dari penjumlahan
keseluruhan nilai nomor dikalikan 2,5. Hal ini dijelaskan dalam rumus berikut:
Keterangan:
= nilai pada nomor ke-i
= Nilai pada nomor ganjil
= Nilai pada nomor genap
= SUS Score
Nilai SUS (SUS Score) ada diantara 0-100. Menurut Bangor, Kortum, dan
Miller (2009:121), semakin mendekati 100 maka tingkat
usability
perangkat lunak
semakin baik. Gambar 5 menunjukkan rentang nilai SUS beserta kategorinya.
Gambar 5. Rentang Nilai SUS beserta Kategorinya
5.
Aspek Pemeliharaan (
Maintainability
)
ISO/IEC 9126 mendefinisikan aspek
maintainability
adalah kemampuan
perangkat lunak untuk dimodifikasi, mencakup koreksi, perbaikan, adaptasi
terhadap perubahan lingkungan dan spesifikasi fungsional.
Maintainability
memiliki subkarakteristik- subkarakteristik sebagai berikut:
a.
Analyzability
adalah kemampuan perangkat lunak mendiagnosis
kekurangan atau penyebab kegagalan.
b.
Changeability
adalah kemampuan perangkat lunak untuk dimodifikasi
tertentu.
c.
Stability
adalah kemampuan perangkat lunak untuk meminimalkan efek
tak terduga dari modifikasi perangkat lunak.
d.
Testability
adalah kemampuan perangkat lunak untuk divalidasi perangkat
Pengujian aspek
maintainability
dilakukan dengan mengunakan
serangkaian metrik yang digunakan untuk mengetes aplikasi secara operasional.
Menurut Land (2002), suatu perangkat lunak dikatakan memiliki kualitas
maintability yang baik jika hasil pengujian menunjukkan perangkat lunak
memenuhi aspek
instrumentation, consistency,
dan
simplicity.
Metrik tersebut
dijelaskan dalam tabel 6.
Tabel 6. Instrumen Pengujian Pada Aspek
Maintainability
Aspek
Aspek yang dinilai
Kriteria lolos
instrumentation
Terdapat peringatan
pada sistem pengelolaan
data untuk
mengidentifikasi
kesalahan.
Ketika ada kesalahan yang
dilakukan oleh user, maka sistem
akan mengeluarkan peringatan
untuk mengidentifikasi kesalahan.
consistency
Penggunaan satu bentuk
rancangan tampilan dan
bahasa
pada
seluruh
sistem
Bentuk
rancangan
sistem
informasi mempunyai satu bentuk
yang sama. Hal ini dapat dilihat
pada bagian implementasi sistem
simplicity
Kemudahan
dalam
pengelolaan, perbaikan,
dan
pengembangan
sistem.
Mudah dikelola, diperbarui, dan
dikembangakan. Hal ini dapat
dilihat pada tahap-tahap proses
penulisan kode.
6.
Aspek Portabilitas (
Portability
)
ISO/IEC 9126 mendefinisikan
portability
sebagai kemampuan
sotfware
untuk ditransfer (dipindahkan) dari satu lingkungan ke yang lain. Pengujian
Portabilitas dilakukan dengan menggunakan sistem pengelolaan berbasis
web
ke
berbagai browser dan perangkat. Menurut Simarmata (2010:264),
portability
Berdasarkan pengertian diatas, pengujian portabilitas
web
dilakukan
dengan menjalankan perangkat lunak pada berbagai macam
browser
yang umum
digunakan
.
Browser tersebut adalah
Google Chrome, Mozilla Firefox, Mobile
Gadget (Nokia Mobile, Blackberry, Android).
Instrumen pengujian aspek
portability
disajikan pada tabel 7.
Tabel 7. Instrumen Pengujian Pada Aspek
Portability
No
Browser
Tampilan
Eror
1
Mozila Firefox
Tidak ada
2
Google Chrome
Tidak ada
3
Internet Explorer
Tidak ada
4
Opera Mini
Tidak ada
5
Safari
Tidak ada
D.
Kerangka Kerja (Framework) Aplikasi Web
1.
Hypertext Preprocessor (PHP)
PHP (
Hypertext Preprocessor
) adalah bahasa scripting yang menyatu
dengan HTML dan dijalankan pada sisi server. Menurut Nugroho (2004: 140),
PHP merupakan bahasa standar yang digunakan dalam dunia
web
site. PHP adalah
bahasa program yang berbentuk
script
yang diletakkan di dalam server
web
.
Semua
script
yang diberikan sepenuhnya dijalankan pada server sedangkan yang
dikirimkan ke
browser
hanya hasilnya saja. PHP merupakan sebuah bahasa
pemrograman yang digunakan secara luas untuk penanganan pembuatan dan
pengembangan situs
web
. Bahasa pemrograman ini digunakan untuk membangun
web
yang dinamis.
2.
Framework CodeIgniter
umum untuk keseluruhan kelas (
class
) aplikasi.
Framework
merupakan kumpulan
kelas (
class
) dan fungsi (
function, method
) yang disusun secara sistematis
berdasarkan kegunaan atau fungsionaliatas tertentu untuk mempermudah
pembuatan atau pengembangan perangkat lunak atau aplikasi.
Menurut Ibnu (2011:3),
CodeIgniter
merupakan salah satu
framework
yang dikembangkan oleh Ellislab,Inc yang menggunakan bahasa pemrograman
PHP. PHP merupakan suatu bahasa pemrograman dari sisi server yang dapat
digunakan untuk membangun aplikasi
web
dinamis. Framework aplikasi
web
biasanya mengimplementasikan pola desain
Model View Controller
atau sering
disingkat
MVC
, tak terkecuali
CodeIgniter
. Desain
MVC
atau arsitektur
MVC
merupakan salah satu dari sejumlah model infrastruktur aplikasi
web
yang
melakukan pemisahan antarmuka-antarmuka pengguna dari
fungsionalitas-fungsionalitas aplikasi
web
dan memisahkannya juga dengan isi-isi yang bersifat
informasional (Pressman:2010, 470). Teknik pemrograman
MVC
disajikan pada
gambar 6.
Gambar 6. Teknik Pemrograman MVC
Model
merupakan bagian dari aplikasi yang mengimplementasikan logika
untuk domain data aplikasi. Objek
model
digunakan untuk mengambil data dari
digunakan untuk menampilkan antarmuka untuk pengguna aplikasi.
Controller
merupakan komponen untuk menangani interaksi pengguna.
Controller
membaca
data dari komponen
view,
mengontrol masukan pengguna, dan mengirim data
masukan untuk komponen
model.
Konsep pemrograman
MVC
berjalan
menggunakan alur seperti pada gambar 7.
Gambar 7.
Flowchart Codeigniter
Menurut Sidik (2012:31-32),
index
berfungsi sebagai
controller
di depan
yang menginisialisasi sumber yang dibutuhkan untuk menjalankan
Codeigniter.
Router
akan memeriksa
request
HTTP untuk menentukan apa yang harus
dilakukan terhadap
request
tersebut.
Controller
akan memuat
model, library
inti,
helper,
dan sumber daya lainnya yang diperlukan untuk memproses
request
tersebut.
View
yang sudah diproses dikirim ke
browser
sebagai suatu hasil yang
dapat dilihat.
View
merupakan tampilan terakhir yang digunakan untuk
berinteraksi dengan pengguna.
E.
Pengertian Penilaian Berbasis Kurikulum 2013
dilakukan setelah siswa menjawab soal-soal yang terdapat pada tes. Hasil jawaban
siswa tersebut ditafsirkan dalam bentuk nilai.
Penilaian berbasis Kurikulum 2013 berupa penilaian autentik yang
merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai
dari masukan (
input
), proses, dan keluaran (
output
) pembelajaran, yang meliputi
ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan
peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian
ketiga komponen (input-proses-output) tersebut akan menggambarkan kapasitas,
gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak
instruksional (
intructional effect
) dan dampak pengiring (
nurturant effect
) dari
pembelajaran.
F.
Pengolahan Nilai Berbasis Kurikulum 2013
Untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik,
terkait sikap, pengetahuan, dan keterampilan perlu adanya langkah-langkah yang
harus dilakukan. Langkah tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan dan
pengolahan penilaian hasil belajar. Adapun penjelasan dari pengolahan penilaian
pada masing-masing aspek sebagai berikut:
1.
Penilaian Sikap
Gambar 8. Contoh Pengisian Jurnal
Data hasil penilaian dalam jurnal dibahas minimal dua kali dalam satu
semester. Pembahasan hasil penilaian menghasilkan deskripsi nilai sikap peserta
didik seperti pada Gambar 9.
Gambar 9. Contoh Hasil Deskripsi Nilai Sikap
2.
Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan
BAB III
PEMBAHASAN
Pada bab ini, akan dijelaskan tahap-tahap pengembangan sistem, meliputi
tahap analisis kebutuhan, tahap perancangan sistem, tahap implementasi sistem,
dan tahap pengujian sistem beserta pembahasannya.
A.
Tahap Analisis Kebutuhan
1.
Analisis Kebutuhan Pengguna
Analisis
kebutuhan
pengguna
diperlukan
agar
dalam
proses
pengembangan sistem tersebut tepat sasaran dan dapat difungsikan dengan baik
sebagai sistem informasi pengolahan nilai siswa SMP berbasis Kurikulum 2013
yang layak untuk SMP Negeri 1 Prambanan.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis dapat diuraikan beberapa fungsi
minimal yang dibutuhkan sebagai berikut:
a.
Sistem informasi dapat digunakan untuk mengolah data nilai siswa dan
memantau perkembangan akademik siswa.
b.
Admin dapat mengelola semua data yang ada di dalam sistem kecuali
mengelola nilai siswa.
c.
Guru mapel dapat mengisi jurnal, mengelola data nilai siswa pada aspek
pengetahuan dan aspek keterampilan sesuai dengan mata pelajaran yang
diampu pada satu semester.
e.
Guru BK dapat mengisi jurnal, mengisi nilai siswa pada aspek sikap di
semua kelas.
f.
Siswa dapat melihat nilai sendiri
2.
Analisis Kebutuhan Hardware dan Software
Dalam analisis kebutuhan pengembangan ini seluruh
tools
yang
dibutuhkan untuk membuat sistem pengolahan hasil siswa didefinisikan. Tools
yang akan digunakan untuk pengembangan sistem pengolahan hasil siswa ini
antara lain:
a.
PC/ Laptop
b.
Framework CodeIgniter
c.
Web Server Apache
d.
Database
server My SQL
e.
Web
Browser
B.
Tahap Perancangan Sistem
Perancangan sistem digambarkan dengan menggunakan
Unified Modelling
Language
(UML). Perancangan sistem pada penelitian ini meliputi perancangan
arsitektural, perancangan data, peracangan antamuka, dan perancangan
komponen.
1.
Perancangan Data
Perancangan data dimodelkan dalam
use case diagram, sequence diagram,
a.
Use Case Diagram
Use case
diagram
menggambarkan sejumlah
external actors
dan
hubungannya ke
use case
yang diberikan oleh sistem. Dalam sistem pengolahan
nilai, terdapat lima aktor yakni admin, guru BK, guru mapel, wali kelas, dan
siswa. Berikut
use case
diagram masing-masing aktor:
1)
Use Case Diagram
Admin
Admin merupakan orang yang memiliki hak akses tertinggi dalam sistem
informasi pengolahan nilai.
Use case
atau hak akses yang dimiliki admin antara
lain: kelola data sekolah, data
user,
data guru, data siswa, kelola kelas, kelola
jurnal, kelola deskripsi KD, dan kelola arsip. Deskripsi untuk masing-masing u
se
case
didefinisikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Definisi
Use Case Diagram
Admin
No.
Use Case
Deskripsi
1.
Kelola Jurnal
Use case
kelola jurnal digunakan untuk mengelola
jurnal per kelas. Jurnal digunakan sebagai catatan guru
dan diskusi antar guru.
a.
Tambah Jurnal
Use case
tambah ruang jurnal merupakan proses untuk
menambah ruang jurnal.
b.
Daftar Jurnal
Use case
daftar jurnal merupakan proses untuk
menampilkan data jurnal.
Use case
ini memiliki
tambahan fungsi berupa detail jurnal, ubah jurnal, dan
hapus jurnal.
2.
Identitas
Sekolah
Use
case
identitas sekolah merupakan proses
menampilkan data sekolah yang akan digunakan dalam
pengisian rapor.
Use case
ini memiliki tambahan fungsi
edit data.
3.
Kelola Kelas
Use case
kelola kelas digunakan untuk mengelola kelas.
a.
Daftar Wali
Kelas
Use case
daftar wali kelas merupakan proses
menampilkan data kelas beserta wali kelasnya.
Use case
ini memiliki tambahan fungsi berupa ubah wali kelas
dan hapus kelas.
b.
Tambah Wali
Kelas
Use case
tambah kelas merupakan proses menambah
data kelas.
c.
Daftar
Mengajar
Use
case
daftar
mengajar
merupakan
proses
No.
Use Case
Deskripsi
Use case
ini memiliki tambahan fungsi berupa ubah
pengajar.
4.
Kelola
Deskripsi
Kompetensi
Dasar (KD)
Use case
kelola deskripsi kompetensi dasar digunakan
untuk mengelola deskripsi KD.
Use case
ini memiliki
tambahan fungsi berupa ubah deskripsi dan upload
deskripsi.
5.
Kelola Arsip
Use case
kelola arsip digunakan untuk mengelola arsip.
a.
Daftar Arsip
Use case
daftar
arsip merupakan proses menampilkan
semua arsip yang disimpan.
Use case
ini memiliki
tambahan fungsi berupa
download
arsip dan hapus arsip.
b.
Kirim Arsip
Use case
kirim
arsip merupakan proses
upload
arsip
dalam bentuk file
dan
Ms. Excel.
c.
Daftar Kirim
Use case
daftar kirim
merupakan proses menampilkan
daftar yang dikirim oleh pengguna sesuai login.
Use
case
ini memiliki tambahan fungsi ubah data
upload
dan
hapus data
upload.
d.
Daftar
Kategori Arsip
Use case
daftar kategori arsip merupakan proses
menampilkan data kategori arsip.
Use case
ini memiliki
tambahan fungsi berupa ubah kategori arsip dan hapus
kategori arsip.
e. Tambah
Kategori Arsip
Use case
tambah kategori arsip merupakan proses
menambah data kategori arsip.
6.
Kelola Siswa
Use case
kelola siswa digunakan untuk mengelola data
siswa.
c.
Tampil Siswa
Use case
tampil siswa merupakan proses untuk
menampilkan semua siswa.
Use case
ini memiliki
tambahan fungsi berupa ubah data siswa, hapus siswa.
b.
Tambah Siswa
Use case
tambah siswa merupakan proses untuk
menambah data siswa dalam jumlah yang kecil.
c.
Upload
Siswa
Use case upload
siswa merupakan proses tambah
siswa
dalam jumlah besar.
d.
Hapus Siswa
per Kelas
Use case
hapus siswa per kelas merupakan proses
menghapus data siswa berdasarkan kelasnya.
7.
Kelola Guru
Use case
kelola siswa digunakan untuk mengelola data
guru.
a.
Tampil Guru
Use case
tampil guru merupakan proses untuk
menampilkan data guru.
Use case
ini memiliki
tambahan fungsi berupa ubah data guru dan hapus guru.
b.
Tambah Guru
Use case
tambah guru merupakan proses untuk
menambah data guru.
8.
Kelola User
Use case
kelola
user
digunakan untuk mengelola data
No.
Use Case
Deskripsi
a.
Daftar
User
Use case
daftar
user
merupakan proses untuk
menampilkan data
user
.
Use case
ini memiliki tambahan
fungsi berupa ubah data
user
dan hapus
user
.
b.
Tambah
User
Use case
tambah
user
merupakan proses untuk
menambah data
user
.
9.
Ganti
Password
Use case
ganti
password
digunakan untuk mengubah
password.
10.
Logout
Use case Logout
digunakan untuk proses
logout.
11.
Login
Use case
yang harus dipenuhi agar fungsi yang lain
dapat dijalankan.
Gambar 10.
Use Case Diagram
Admin
Admin
Login 1. Kelola Jurnal
<<include>>
3. Kelola Kelas
<<include>>
2. Identitas Sekolah
<<include>>
6. Kelola Siswa
<<include>>
6a. Tampil Siswa
<<extend>>
6b. Tambah Siswa 1a. Tambah Jurnal
<<extend>>
1b. Daftar Jurnal
<<extend>>
3a. Daftar Wali Kelas
<<extend>>
3b. Tambah Wali Kelas
<<extend>>
3c. Daftar Mengajar
<<extend>>
4. Kelola KD
<<include>>
5. Kelola Arsip
5a. Daftar Arsip
5b. Kirim Arsip
5c. Daftar Kirim
5d. Daftar Kategori Arsip
5e. Tambah Kategori Arsip
<<extend>> <<extend>> <<extend>> <<extend>> <<extend>> <<include>>
6c. Upload Siswa
6d. Hapus Siswa per kelas
<<extend>>
<<extend>> <<extend>>
7. Kelola Guru
<<include>>
7a. Tampil Guru 7b. Tambah Guru
<<extend>> <<extend>>
8. Kelola User
8a. Daftar User 8b. Tambah User
<<extend>> <<extend>>
<<include>>
9. Ganti Password
<<include>>
10. Keluar (logout)
2)
Use Case Diagram
Guru BK
Guru BK merupakan orang yang memiliki hak akses antara lain: mengisi
jurnal dan kelola nilai sikap semua siswa. Deskripsi untuk masing-masing u
se
case
didefinisikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Definisi
Use Case Diagram
Guru BK
No.
Use Case
Deskripsi
1.
Kelola Jurnal
Use case
kelola jurnal digunakan untuk mengelola
jurnal kelas. Jurnal digunakan sebagai catatan guru
dan diskusi antar guru.
2.
Tampil Kelas
Use case
kelola tampil kelas adalah proses untuk data
kelas.
3.
Ganti
Password
Use case
ganti
password
digunakan untuk mengubah
password.
4.
Logout
Use case Logout
digunakan untuk proses
logout.
5.
Login
Use case
yang harus dipenuhi agar fungsi yang lain
dapat dijalankan.
Berdasarkan deskripsi masing-masing
use case
, Gambar 11 menyajikan
hasil perancangan
use case
diagram
guru BK.
Gambar 11.
Use Case Diagram
Guru BK
3)
Use Case Diagram
Wali Kelas
Wali kelas merupakan orang yang memiliki hak akses antara lain:
mengelola arsip, mencetak rapor, dan kelola nilai sikap siswa di kelas yang
Guru BK
1. Kelola Jurnal
2. Tampil Kelas
3. Ganti Password
4. logout
Login
<<include>>
<<include>>
<<include>>
menjadi tanggung jawabnya. Deskripsi untuk masing-masing u
se case
[image:34.595.114.512.139.510.2]didefinisikan pada Tabel 10.
Tabel 10. Definisi
Use Case Diagram
Wali Kelas
No.
Use Case
Deskripsi
1.
Kelola Jurnal
Use case
kelola jurnal digunakan untuk mengelola
jurnal kelas. Jurnal digunakan sebagai catatan guru
dan diskusi antar guru.
2.
Kelola Arsip
Use case
kelola arsip digunakan untuk mengelola
arsip.
a.
Daftar Arsip
Use case
daftar
arsip merupakan proses menampilkan
semua arsip yang disimpan.
Use case
ini memiliki
tambahan fungsi berupa
download
arsip dan hapus
arsip.
b.
Kirim Arsip
Use case
kirim
arsip merupakan proses
upload
arsip
dalam bentuk file
dan
Ms. Excel.
c.
Daftar Kirim
Use
case
daftar
kirim
merupakan
proses
menampilkan daftar yang dikirim oleh pengguna
sesuai login.
Use case
ini memiliki tambahan fungsi
ubah data
upload
dan hapus data
upload.
3.
Tampil Siswa
Kelas
Use case
tampil siswa kelas merupakan proses untuk
menampilkan siswa di kelas yang diampu.
Use case
ini memiliki tambahan fungsi berupa edit nilai sikap
dan cetak rapor siswa.
4.
Ganti
Password
Use case
ganti
password
digunakan untuk mengubah
password.
5.
Logout
Use case Logout
digunakan untuk proses
logout.
6.
Login
Use case
yang harus dipenuhi agar fungsi yang lain
dapat dijalankan.
Gambar 12.
Use Case Diagram
Wali Kelas
4)
Use Case Diagram
Guru Mapel
Guru mapel merupakan orang yang memiliki hak akses antara lain:
mengelola arsip dan mengelola nilai pengetahuan dan keterampilan. Deskripsi
untuk masing-masing u
se case
didefinisikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Definisi
Use Case Diagram
Guru Mapel
No.
Use Case
Deskripsi
1.
Kelola Jurnal
Use case
kelola jurnal digunakan untuk mengelola
jurnal kelas. Jurnal digunakan sebagai catatan guru
dan diskusi antar guru.
2.
Kelola Arsip
Use case
kelola arsip digunakan untuk mengelola
arsip.
a.
Daftar Arsip
Use case
daftar
arsip merupakan proses menampilkan
semua arsip yang disimpan.
Use case
ini memiliki
tambahan fungsi berupa
download
arsip dan hapus
arsip.
b.
Kirim Arsip
Use case
kirim
arsip merupakan proses
upload
arsip
dalam bentuk file
dan
Ms. Excel.
c.
Daftar Kirim
Use
case
daftar
kirim
merupakan
proses
menampilkan daftar yang dikirim oleh pengguna
sesuai login.
Use case
ini memiliki tambahan fungsi
ubah data
upload
dan hapus data
upload.
3.
Kelola
Nilai
Mapel
Use case
kelola nilai mapel adalah proses untuk
mengolah data nilai mapel.
Use case
ini memiliki
tambahan fungsi berupa tambah data nilai, ubah data
nilai, dan hapus data nilai
Wali Kelas
1. Kelola Jurnal
2. Kelola Arsip
2a. Daftar Arsip
2b. Kirim Arsip
2c. Daftar Kirim
3. Tampil Siswa Kelas
4. Ganti Password
5. Logout
Login
<<extend>>
<<extend>>
<<extend>>
<<include>>
<<include>>
<<include>>
<<include>>
[image:35.595.113.512.422.724.2]No.
Use Case
Deskripsi
4.
Ganti
Password
Use case
ganti
password
digunakan untuk mengubah
password.
5.
Logout
Use case Logout
digunakan untuk proses
logout.
6.
Login
Use case
yang harus dipenuhi agar fungsi yang lain
dapat dijalankan.
[image:36.595.115.513.85.170.2]Berdasarkan deskripsi masing-masing
use case
, Gambar 13 menyajikan
hasil perancangan
use case
diagram
guru.
Gambar 13.
Use Case Diagram
Guru Mapel
5)
Use Case Diagram
(Hak Akses) Siswa
Siswa memiliki hak akses paling rendah dalam sistem informasi
pengolahan nilai. Hak akses yang dimiliki siswa adalah melihat hasil nilai pribadi
di semua mata pelajaran. Tabel 12 menjelaskan deskripsi masing-masing
use case.
Tabel 12. Definisi
Use Case Diagram
Siswa
No.
Use Case
Deskripsi
1.
Tampil Nilai
Use Case
tampil nilai digunakan untuk melihat
nilai pribadi untuk semua mapel.
2.
Ganti
Password
Use Case
ganti
password
digunakan untuk
mengubah
password.
3.
Logout
Use Case Logout
digunakan untuk proses
logout.
4.
Login
Use Case
yang harus dipenuhi agar fungsi yang
lain dapat dijalankan.
Guru Mapel
Login
4. Ganti Password
5. Logout
2. kelola arsip
2b. Kirim Arsip 2a. Daftar arsip
<<include>>
<<extend>> <<extend>>
1. Kelola Jurnal
<<extend>>
3. Kelola Nilai Mapel
<<include>>
2c. Daftar Kirim
<<extend>>
<<include>>
[image:36.595.114.523.236.429.2]Berdasarkan deskripsi masing-masing
use case
, Gambar 14 menyajikan
hasil perancangan
use case
diagram
siswa.
Gambar 14.
Use Case Diagram
Siswa
b.
Sequence Diagram
Sequence diagram
digunakan untuk menggambarkan perilaku objek pada
sebuah skenario. Diagram ini menunjukkan sejumlah
objek
dan
message
(pesan)
yang diletakkan di antara
objek
di dalam
use case.
Berikut ini adalah beberapa
sequence diagram
yang ada dalam sistem pengolahan nilai.
[image:37.595.126.501.444.682.2]1)
Sequence Diagram
Kelola Data Identitas Sekolah
Gambar 15.
Sequence Diagram
Kelola Data Identitas Sekolah
Siswa
Login
2. Ganti Password
3. Logout
1. Nilai
<<include>>
<<include>>
<<include>>
: admin
web sistem database
1 : AksesHalamanIdentitasSekolah()
2 : TampilIdentitasSekolah()
3 : TampilIdentitasSekolah()
4 : SerahHasil() 5 : SerahHasil()
6 : TampilIdentitasSekolah()
7 : AksesHalamanIdentitasSekolah() 8 : EditDataIdentitasSekolah()
9 : EditDataIdentitasSekolah()
10 : EditDataIdentitasSekolah()
Gambar 15 menampilkan
sequent diagram
kelola data identitas sekolah.
Aktor yang terlibat adalah Wakil Kepala Kurikulum sebagai admin. Hal yang bisa
dilakukan adalah menampilkan data dan mengedit data. Untuk menampilkan data
digunakan
methode
TampilIdentitasSekolah(), sedangkan untuk mengubah data
digunakan
methode
EditDataIdentitasSekolah(). Web akan menangani tampilan
sistem pada pengguna, sedangkan sistem akan menangani lalu lintas data menuju
dan dari database.
[image:38.595.126.500.301.598.2]2)
Sequence Diagram
Kelola Deskripsi Kompetensi Dasar
Gambar 16.
Sequence Diagram
Kelola Deskripsi Kompetensi Dasar
Gambar 16 menampilkan
sequent diagram
kelola deskripsi kompetensi
dasar, aktor yang terlibat adalah Wakil Kepala Kurikulum sebagai admin. Hal
yang bisa dilakukan adalah menampilkan data, upload data dan mengedit data.
Untuk menampilkan data digunakan
methode
TampilDeskripsi(), untuk
: admin
web sistem database
1 : AksesTampilDeskripsiKD()
2 : TampilDeskripsiKD()
3 : TampilDeskripsiKD()
4 : SerahHasil() 5 : SerahHasil()
6 : TampilDeskripsiKD()
7 : AksesTampilDeskripsiKD()
8 : UploadDeskripsiKD()
9 : UploadDeskripsiKD()
10 : SuksesUploadDeskripsiKD() 11 : TampilDeskripsiKD()
12 : AksesTampilDeskripsiKD()
13 : EditDataDeskripsiKD()
14 : EditDataDeskripsiKD()
mengupload data digunakan
methode
UploadDeskripsi(), dan untuk mengubah
data digunakan
methode
EditDeskripsi(). Pada tahap upload deskripsi, file yang
akan diupload berupa file ms.excel.
[image:39.595.119.508.177.486.2]3)
Sequence Diagram
Kelola Nilai
Gambar 17.
Sequence Diagram
Kelola Nilai
Gambar 17 menampilkan
sequent diagram
kelola nilai, aktor yang terlibat
adalah guru. Terdapat tiga jenis aspek yang dikelola yaitu aspek sikap dan
spiritual, aspek pengetahuan dan aspek keterampilan. Aspek sikap dan spritual
dikelola oleh wali kelas dan guru BK (bimbingan konseling), sedangkan aspek
pengetahuan dan aspek keterampilan dikelola oleh guru mapel. Hal yang bisa
dilakukan adalah menampilkan data, menambah data dan mengedit data. Untuk
menampilkan data digunakan
methode
TampilHalamanNilai(), untuk menambah
data digunakan
methode
TambahDataNilai(), dan untuk mengubah data digunakan
web sistem database
: guru
1 : AksesTampilHalamanSiswaKelas()
2 : TampilDataNilai()
3 : TampilDataNilai()
4 : SerahHasil() 5 : SerahHasil()
6 : TampilDataNilai()
7 : AksesTampilHalamanSiswaKelas() 8 : AksesHalamanNilai()
9 : TambahDataNilai()
10 : TambahDataNilai()
11 : SuksesTambahDataNilai() 12 : TampilHalamanNilai()
13 : AksesTampilHalamanSiswaKelas() 14 : AksesHalamanNilaiSikap()
15 : EditDataNilai()
16 : EditDataNilai()
methode
EditDataNilai().Web akan menangani tampilan sistem pada pengguna,
sedangkan sistem akan menangani lalu lintas data menuju dan dari database.
[image:40.595.125.493.159.379.2]4)
Sequence Diagram
Kelola Rapor Siswa
Gambar 18.
Sequence Diagram
Kelola Kelola Rapor Siswa
Gambar 18 menampilkan
sequent diagram
kelola rapor, aktor yang terlibat
adalah Wakil Kepala Kurikulum sebagai admin. Hal yang bisa dilakukan adalah
menampilkan data dan mencetak data. Untuk menampilkan data digunakan
methode
TampilRapor() dan untuk mencetak data digunakan
methode
CetakRapor().Web akan menangani tampilan sistem pada pengguna, sedangkan
sistem akan menangani lalu lintas data menuju dan dari
database
.
c.
Class Diagram
Class diagram
menggambarkan struktur statis
class
di dalam sistem.
Class
merepresentasikan sesuatu yang ditangani oleh sistem. Gambar 19 menampilkan
class diagram
untuk kelola nilai mapel, nilai sikap dan kelola jurnal.
: admin
web sistem database
1 : AksesTampilDaftarSiswa()
2 : TampilRapor()
3 : TampilRapor()
4 : SerahHasil() 5 : SerahHasil()
6 : TampilRapor() 7 : AksesCetakRapor()
8 : CetakRapor()
9 : CetakRapor()
Gambar 19.
Class Diagram
Kelola Nilai
Class diagram
pada gambar 19 menunjukkan hubungan dua buah kelas
atau lebih di mana ada kelas yang memiliki atribut dan metode yang sama dengan
kelas lainnya beserta atribut dan metode tambahan yang merupakan sifat khusus
kelas yang menjadi turunannya. Hubungan ini disebut pewarisan atau
inheritance
.
Kelas yang merupakan kelas turunan biasa disebut kelas anak (
subclass
) dan kelas
yang menjadi dasar penurunan adalah kelas orang tua (
superclass
). Kelas anak
adalah kelas dengan jenis yang lebih khusus dari kelas orang tua, misal kelas
user
dan kelas guru. Kelas
user
memiliki atribut id_user,
username
,
password
, dan
level, sedangkan guru memiliki atribut yang dimiliki oleh kelas
user
ditambah
atribut khusus yaitu nomer pegawai (nip) dan nama. Berdasarkan
class diagram
[image:42.595.111.518.254.673.2]pada gambar19, keterangan masing-masing kelas disajikan dalam tabel 13.
Tabel 13. Keterangan
Class Diagram
Kelola Nilai
Nama Kelas
Keterangan
Koneksi
Basis Data
Merupakan kelas umum untuk koneksi ke basis data dan
melakukan eksekusi
query.
Index
atau
main
Merupakan kelas
main
/program utama yang pertama kali
dieksekusi saat aplikasi dijalankan.
Login
Merupakan kelas proses yang diambil dari pendefinisian
use case
Login, di mana proses ini untuk validasi
user
yang akan
mengakses aplikasi.
User
Merupakan kelas data yang digunakan untuk membungkus data
dari tabel
user
.
Guru Mapel
Merupakan kelas data yang digunakan untuk membungkus data
dari tabel guru.
Siswa
Merupakan kelas data yang digunakan untuk membungkus data
dari tabel siswa.
Mapel
Merupakan kelas data yang digunakan untuk membungkus data
dari tabel mapel.
Jurnal
Merupakan kelas data yang digunakan untuk membungkus data
dari tabel jurnal.
Kelola Data
Nilai Mapel
Merupakan kelas proses yang diambil dari pendefinisian
use case
Kelola Nilai Mapel yang didalamnya menangani proses
memasukkan data, mengubah data dan menghapus data.
Kelola Data
Nilai Sikap
Merupakan kelas proses yang diambil dari pendefinisian
use case
Kelola Nilai Sikap yang didalamnya menangani proses
memasukkan data, mengubah data dan menghapus data.
Kelola Data
Jurnal
Merupakan kelas proses yang diambil dari pendefinisian
use case
Kelola Jurnal yang didalamnya menangani proses memasukkan
data, mengubah data dan menghapus data.
2.
Perancangan Arsitektur
Gambar 20.
Rancangan Arsitektur Sistem Pengolahan Nilai
Berdasarkan rancangan arsitektur sistem pengolahan nilai pada gambar 20,
dapat diketahui bahwa sistem pengolahan nilai menggunakan prinsip MVC
(
Model-View-Controller
).
Model
berisi method-method yang berisi
source code
yang menangani manipulasi data dan
business logic. View
berisi
source code
yang
menangani tampilan halaman.
Controller
berisi
source code
yang menangani
request
dari pengguna melalui
browser.
Dalam sistem pengolahan nilai ini, pengguna memerlukan
browser
untuk
melakukan
request
perintah dan untuk menampilkan halaman sistem.
Request
yang dikirimkan pengguna lewat
browser
akan diterima oleh
controller
.
Kemudian
controller
akan mengintruksikan
model
dan
view
untuk melakukan aksi
sesuai dengan
request
yang diterima
controller.
m_guru, m_siswa, m_mapel, m_aspek, m_jenis_nilai, m_nilai dan adminmodel.
Di dalam
package
view
terdapat: v_user, v_guru, v_siswa, v_mapel, v_aspek,
v_jenis_nilai, v_nilai.
3.
Perancangan Antarmuka
Perancangan antarmuka dirancang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Perancangan antarmuka digunakan sebagai panduan untuk membangun berbagai
view
pada
CodeIgniter.
a.
Halaman Menu Kelola Deskripsi Kompetensi Dasar
[image:44.595.197.428.414.569.2]Gambar 22 merupakan rancangan tampilan halaman kelola kompetensi
dasar. Halaman ini digunakan sebagai acuan pengisian nilai aspek pengetahuan
dan keterampilan pada kolom deskripsi.
Gambar 22. Rancangan Antarmuka Halaman Deskripsi KD
b.
Halaman Data Nilai Sikap
Gambar 23. Rancangan Antarmuka Halaman Data Nilai Sikap
c.
Halaman Data Nilai Mata Pelajaran
Gambar 24 menampilkan rancangan halaman nilai siswa dari aspek
pengetahuan dan aspek keterampilan dalam satu mata pelajaran tertentu. Halaman
ini hanya dapat diakses oleh guru yang mengampu mata pelajaran tersebut.
[image:45.595.194.429.85.210.2]Gambar 24. Rancangan Antarmuka Halaman Data Nilai Mata Pelajaran
d.
Halaman Rapor Siswa
Gambar 25. Rancangan Antarmuka Rapor Siswa
Selain keempat perancangan antarmuka tersebut, perancangan antarmuka
yang lebih lengkap untuk masing-masing halaman terdapat dalam lampiran.
4.
Perancangan Komponen
dan komponen
model
yang menangani manipulasi data dengan menggunakan
database MySQL. Diagram komponen digambarkan pada Gambar 26.
Gambar 26. Diagram Komponen Sistem
C.
Tahap Implementasi
Tahap implementasi dalam penelitian ini akan dijabarkan ke dalam
beberapa tahap implementasi sesuai dengan jenis perancangan sistem pengolahan
nilai yang telah dirancang sebelumnya. Tahap-tahap implementasi di dalam
penelitian ini meliputi: implementasi data, implementasi arsitektur, dan
implementasi antarmuka
.
1.
Implementasi Data
Perancangan data yang telah dibuat pada tahap desain, kemudian
diimplementasikan menjadi sebuah basis data atau
database. Database
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
database
MySQL. Implementasi
database
Berdasarkan gambar 28, dijelaskan bahwa dalam sistem pengolahan nilai
ini terdapat 18 tabel yaitu tabel kelas, tabel spesifikasi, tabel wali kelas, tabel
siswa, tabel guru, tabel aspek nilai, tabel jenis nilai, tabel deskripsi kompetensi
dasar (kd), tabel mengajar, tabel jurnal, tabel isi jurnal, tabel user, tabel level,
tabel identitas sekolah, tabel arsip data, tabel kategori arsip, tabel mata pelajaran,
dan tabel nilai.
Berdasarkan database relational seperti pada Gambar 25, maka tabel-tabel
dari database tersebut dapat dijelaskan dalam Tabel 13-30.
a)
Tabel Siswa
Tabel 13. Struktur Tabel Siswa
Field
Type
Size
Key
nis
char
4
PK
nisn
char
10
namasiswa
varchar
50
id_kelas
int
3
FK
id_spesifikasi
Int
2
FK
agama
varchar
20
sakit
varchar
3
ijin
varchar
3
absen
varchar
3
spiritual
varchar
300
sosial
varchar
300
ctt_wali
text
b)
Tabel Identitas Sekolah
Tabel 14. Struktur Tabel Identitas Sekolah
Field
Type
Size
Key
namasekolah
int
3
alamatsekolah
varchar
100
kota
varchar
100
tahun_ajar
varchar
11
semester
varchar
100
nip_kepsek
varchar
50
tanggal
date
c)
Tabel Arsip
Tabel 15. Struktur Tabel Arsip
Field
Type
Size
Key
id_arsip
Int
11
PK
nama_file
varchar
100
nama_fileasli
Varchar
100
id_kategori_arsip
Int
11
FK
tanggal_upload