PRA RENCANA PABRIK
Oleh :
DIO PRANANTA ROIS NPM : 0931010050
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME atas karunia dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan dengan baik pra rencana pabrik ini yang
berjudul “Pabrik Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa dengan Proses
Aktivasi Steam”.
Pra rencana ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan kepada
mahasiswa Program Studi Teknik Kimia, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Teknik Kimia.
Sebagai dasar penyusunan pra rencana pabrik ini adalah teori yang
diperoleh selama kuliah, data-data dari majalah, internet maupun literatur yang
ada. Selanjutnya, dengan tersusunnya pra rencana pabrik ini, saya menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Ibu Ir. Retno Dewati, MT selaku Kepala Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Ir. Retno Dewati, MT selaku dosen pembimbing.
4. Bapak, Ibu, Saudara tercinta yang telah memberikan dorongan, doa, dan
restu serta semangat demi berhasilnya studi kami.
5. Rekan-rekan serta semua pihak yang secara langsung maupun tidak
Saya menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam
penyusunan pra rencana pabrik ini oleh karena itu segala saran dan kritik yang
bersifat membangun dan bermanfaat bagi kesempurnaan laporan ini akan kami
terima dengan senang hati.
Akhir kata, semoga pra rencana pabrik ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua.
Surabaya, Mei 2013
KATA PENGANTAR ... iii DAFTAR ISI ... v BAB I PENDAHULUAN... I.1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... II.1 BAB III NERACA MASSA... III.1 BAB IV NERACA PANAS ... IV.1 BAB V SPESIFIKASI ALAT ... V.1 BAB VI PERENCANAAN ALAT UTAMA ... VI.1 BAB VII INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA ... VII.1 BAB VIII UTILITAS ... VIII.1 BAB IX TATA LETAK DAN LOKASI ... IX.1 BAB X SISTEM ORGANISASI ... X.1 BAB XI ANALISA EKONOMI ... XI.1 BAB XII DISKUSI DAN KESIMPULAN... XII.1
Perencanaan Pabrik Karbon Aktif ini dimaksudkan untuk menambah
jumlah produksi Karbon Aktif untuk mencukupi kebutuhan konsumen serta
merupakan lapangan pekerjaan.
Rencana lokasi pendirian pabrik ini di daerah Dumai, Riau, Sumatra
dengan perencanaan sebagai berikut:
1. Kapasitas produksi : 35.000 ton
2. Bentuk perusahaan : Perseroan Terbatas
3. Sistem dan organisasi : Garis dan Staff
4. Sistem produksi : Continue
5. Waktu operasi : 330 hari/tahun
6. Bahan dasar : tempurung kelapa
7. Jumlah tenaga kerja : 103 orang
Analisa Ekonomi :
Massa konstruksi : 2 tahun
Umur pabrik : 10 tahun
Fixed Capital Investment (FCI) : Rp 68.814.261.588
Working Capital Investment (WCI) : Rp. 40.833.333.333
Total Capital Investment (TCI) : Rp 109.647.594.921
Hasil Penjualan Produk : Rp 245.000.000.000
Internal Rate of Return : 16,5%
Pay Out Period : 3 tahun,7 bulan
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Salah satu komoditi yang paling banyak diusahakan oleh masyarakat
adalah kelapa karena manfaatnya cukup besar dalam memenuhi kebutuhan setiap
hari.
Sejak dulu Indonesia telah dikenal sebagai salah satu negara penghasil
kelapa yang terbanyak setelah Filipina, namun penggunaan kelapa pada umumnya
masih sangat terbatas yaitu dagingnya dibuat kopra sebagai bahan baku minyak
goreng dan dibuat santan untuk keperluan rumah tangga. Sedangkan pemanfaatan
hasil samping yang berubah limbah kelapa seperti tempurung kelapa masih sangat
terbatas yaitu untuk industri kerajinan, bahan bakar dan baru sedikit untuk industri
karbon aktif.
Pra rencana pabrik karbon aktif ini disusun berdasarkan pertimbangan di
atas, dimana realisasinya berdampak positif dalam mengurangi limbah kelapa,
meningkatkan nilai ekonomis tempurung kelapa, dan menambah keanekaragamn
industri karbon aktif.
I.2 Sejarah
Diperkirakan pemakaian karbon aktif dalam waktu singkat, mudah dalam
penggunaan sebagai adsorben telah dikenal orang sejak jaman sebelum masehi,
suatu penyelidikan menunjukan bahwa bangsa hindu purba memakai arang murni
dapat digunakan sebagai pengadsorbsi gas dan beberapa tahun kemudian Loitus
mengemukakan bahwa arang dapat dipakai untuk menghilangkan warna dari
berbagai larutan.
Pada tahun 1794, industri-industri gula di Inggris menggunakan karbon
aktif pada proses pemucatan dan sebagai filter pada proses pemurnian.
Pada tahun 1812 Figner telah berhasil mengolah karbon aktif dari tulang
dan diklasifikasikan sesuai dengan sifat dan kegunaannya yaitu :
Bentuk powder sesuai untuk keperluan adsorbsi dalam fase
liquid
Bentuk granular yang sesuai untuk proses adsorbsi dalam fase
gas
Dengan perkembangan yang sangat pesat telah dapat dibuktikan bahwa
tiap granular tidak hanya efektif untuk proses adsorbsi fase gas tetapi juga efektif
untuk fase liquid.
Sejak saat ini penyelidikan dan pengembangan mengenai berbagai macam
bahan dasar karbon aktif dilakukan terus. Tahun 1822 Bussy menemukan bahwa
karbon aktif dapat dihasilkan dari dalam kalium dengan ditambah panasnya.
Menurut Bussy keaktifan dari arang ini dengan adsorbsinya 20-50 kali lebih besar
daripada arang tulang. Dengan adanya penemuan mengenai bahan dasar yang bisa
dipakai untuk pembuatan karbon aktif maka sampai akhir abad ke-19 beberapa
Karbon aktif dapat digunakan sebagai bahan pemucat, penyerap gas, dan
sebagainya. Secara garis besar penggunaan karbon aktif dapat dibedakan dalam
dua macam :
a. Penggunaan dalam industri pangan
1. Pemurnian minyak
Bahan pemucat yang paling baik untuk menghasilkan warna minyak
adalah karbon aktif. Selama proses pemucatan dan penyerapan zat warna
karbon aktif juga menyerap gas peroksida yang merupakan perusak
oksidatif pada minyak.
2. Pemurnian gula
Pemakaian karbon aktif untuk industri gula dimulai pada tahun 1974 di
Inggris selain menghasilkan zat warna , karbon aktif dapat juga menyerang
senyawa nitrogen dan iyopilic kolloids sehingga proses penyaringan
menjadi lebih sempurna. Busa yang timbul pada proses penguapan akan
berkurang serta akan mempercepat proses kristalisasi.
3. Penjernihan air
Pemakaian chlorine sebagai desinfektan pada penjernihan air akan
menimbulkan bau dan rasa yang tidak enak. Rasa itu ditimbulkan oleh
reaksi chlorine dan mikroorganisme untuk mencegah hal ini maka pada
Karbon aktif digunakan dalam bahan makanan yang tidak dapat
dimurnikan dengan pengkristalan dan distilasi dengan bahan kimia. karbon
aktif memperbaiki warna dan flavor dari makanan seperti gelatin, cika
“soap stock” dan lain-lain. Karbon aktif larut atau tidak bereaksi dengan makanan seperti macam-macam perlakuan kimia tetapi bahan asing dari
makanan diserap.
b. Penggunaan dalam industri non pangan
1. Industri kimia dan farmasi
Karbon aktif digunakan untuk memurnikan bahan kimia seperti asam
sitrat, asam gallat, asam glutamat, monosodium glutamat, picilin, natrium
benzoat, dan sebagainya. Karbon aktif tersebut akan menyerap bahan
asing dari larutan, karbon aktif diberikan sebelum terjadi pengkristalan
sehingga menghasilkan kristal yang baik bentuknya dan murni.
2. Pemurnian pelarut
Pelarut yang sudah digunakan dalam suatu proses akan teradsorbsi bahan
asing sehingga pelarut akan diserap oleh karbon aktif, misalnya minyak
goreng dan larutan “asing” daging.
3. Memurnikan zat yang akan diserap
Karbon aktif dapat digunakan dalam bentuk zat yang murni, misalkan
emas yang sudah dikristalkan dari minyak diproses “cyanida” kemudian
dimurnikan dengan karbon aktif yang bertujuan untuk memurnikan
Karbon aktif dapat digunakan sebagai katalis, misalnya dalam
pembentukan sulfuril chlorida dan chlorin. Selain itu sering pula
digunakan sebagai pembawa katalis lain dan dalam hal ini bertindak
sebagai penggerak permulaan.
Kebutuan karbon aktif dari tahun ke tahun semakin meningkat dilihat dari
data import Badan Pusat Statistik (BPS). Import dan Eksport karbon aktif dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel kebutuhan Import dan Eksport karbon aktif tiap tahun periode 2007 – 2011
Tahun Impor (ton) Ekspor (ton)
Disperindag, Surabaya
Dengan berdirinya pabrik karbon aktif ini diharapkan menyerap tenaga
kerja sehingga memperluas lapangan perkerjaan dan dapat menunjang
pembangunan di masa sekarang dan mendatang.
I.4 Sifat – Sifat Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan karbon aktif adalah
tempurung kelapa yang memiliki sifat – sifat sebagai berikut :
Sifat fisik :
- Kandungan karbon relatif tinggi
- Kandungan abu sedikit
Sifat kimia :
- Lignin 31,96%
- Selulosa 31,96%
- Hemiselulosa 29,29%
- Air 6,19%
- Abu 0,6%
I.5 Sifat – Sifat Produk
Produk yang dihasilkan oleh pabrik karbon aktif memiliki sifat – sifat fisik
sebagai berikut :
- Luas permukaan karbon aktif berkisar antara 1200 – 1300 m2/g
- Ukurannya 100 mesh
- Powdered karbon 0,147/mm
BAB II
SELEKSI dan URAIAN PROSES
II.1 Proses Pembuatan
Bahan baku pembuatan karbon aktif dapat berasal dari bahan nabati atau hasil
ikutannya dan bahan hewani. Contoh bahan baku antara lain sebagai berikut :
- Serbuk gergaji
- Tempurung kelapa
- Serutan bambu
- Ampas tebu
- Tongkol jagung
- Tulang
- Dan sebagainya
Proses yang berlangsung selama pembuatan karbon aktif pada dasarnya
sebagai berikut :
a. Penghilangan air (dehidrasi)
b. Konversi bahan – bahan organik menjadi karbon (karbonisasi)
c. Dekomposisi dan perluasan pori – pori
II.1.1 Karbonisasi
Pada proses karbonisasi terjadi peruraian atau pemecahan bahan-bahan
- Pemanasan sampai suhu 200oC, air yang terkandung dalam bahan baku
akan menguap
- Pada suhu pemanasan 200-280 oC, bahan baku secara perlahan-lahan akan
menjadi arang
- Pada suhu pemanasan antara 280-500 oC, terjadi karbonisasi selulosa,
penguraian lignin dan hemiselulosa
- Pada suhu pemanasan 500 oC terjadi pemurnian arang
II.1.2 Aktivasi
Aktivasi adalah suatu perlakuan terhadap arang yang bertujuan untuk
memperbesar pori-pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau
mengoksidasi molekul – molekul permulaan. Sehingga arang mengalami
perubahan baik sifat fisik maupun kimia, yaitu luas permukaannya bertambah
besar dan berpengaruh terhadap daya adsorpsi.
Metode aktivasi umum yang digunakan dalam pembuatan karbon aktif adalah :
1. Proses aktivasi dengan bahan kimia
Pada jenis ini proses aktivasi dilakukan oleh bahan kimia anorganik yang
ditambahkan pada bahan baku untuk menguraikan molekul – molekul organik
selama proses karbonisasi atau kalsinasi. Jadi di proses ini aktivasi dilakukan
bersamaan dengan karbonisasi.
Sebagai bahan kimia pengaktivasi yang banyak digunakan adalah asam
phospat, ZnCl2, K2S, atau CaCl2 yang merupakan zat – zat yang bersifat
dehidrator kuat. Diantara bahan – bahan tadi yang terbanyak digunakan adalah
ZnCl2.
Prosesnya adalah sebagai berikut :
a. Bahan baku diuraikan
b. Direndam dalam bahan kimia pengaktivasi sambil dipanasi hingga
terbentuk pasta
c. Pasta ini diekstrak sehingga berbentuk pallet
d. Kemudian pallet tadi di karbonisasi pada suhu 500-900 oC selama 2-3 jam
di dalam retory
e. Karbon aktif yang dihasilkan dicuci dengan larutan HCl 1 N dan air
masih dilakukan aktivasi lanjutan dengan steam untuk memberikan beberapa sifat
fisik yang tidak dapat diberikan dengan proses aktivasi kimia.
II.1.2.2 Proses Aktivasi Dengan Gas Atau Steam
Proses ini juga dikenal dengan nama proses distilasi kering (deskrutive
distillation), tahapan – tahapan proses ini sebagai berikut :
a. Proses karbonisasi bahan baku
b. Proses aktivasi dengan cara mengoksidasi senyawa – senyawa karbon
Beberapa literature menyebutkan bahwa proses karbonisasi dilakukan
pada suhu 500 - 800 oC selama 1 – 3 jam. Setelah karbonisasi selesai perlu
dilakukan aktivasi, ada 2 pilihan untuk aktivasi ini yaitu :
1. Udara pada suhu tinggi (900 oC)
2. Steam pada suhu tinggi (800-1000 oC)
Gas – gas pengoksidasi ini menghilangkan sisa hidrokarbon yang tertinggal
pada arang sehingga permukaan akan lebih terbuka dan lebih aktif.
Kondisi lain pada proses aktivasi yang akan mempengaruhi daya adsorbsi
pada arang adalah temperature dari oksidator yang dipakai pada waktu proses
aktivasi. Ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa kondisi yang baik untuk
proses aktivasi adalah pada suhu 800-1000 oC dan ada pendapat lain menyatakan
1000 oC.
II.2 Seleksi Proses
Proses pembuatan karbon aktif dengan aktifasi steam terdiri dari beberapa
tahap. Ada beberapa macam proses yang sudah dipatenkan, diantara sekian
banyak proses yang dipilih adalah proses yang diselidiki oleh Baneerje dkk pada
tahun 1974. Seperti fasa industri kimia yang lain, terdapat 3 proses utama pada
proses ini yaitu : persiapan bahan baku, proses utama dan proses finishing.
Berikut ini adalah blok diagram proses :
Gambar II.1 Blok Diagram Proses Pembuatan Karbon Aktif dengan Aktivasi Steam menggunakan Fluidized Bed Reactor.
TEMPURUNG KELAPA
PENGHACURAN TEMPURUNG
KARBONISASI
AKTIVASI DENGAN STEAM
PENDINGINAN
Bahan baku yang digunakan adalah tempurung kelapa dari gudang
tempurung kelapa diangkut oleh belt conveyor (J-111) menuju cane knive (C-112)
untuk dihancurkan menjadi serpihan yang lebih kecil dan diangkut oleh bucket
elevator (J-113) menuju silo ( F-114) yang selanjutnya akan dimasukkan ke dalam
hammer mill (C-120) untuk dihancurkan menjadi serpihan yang lebih lembut,
tempurung kelapa yang lolos ayakan (H-130) akan diangkut dengan screw
conveyor (J-131) menuju Rotary kiln (B-210).
II.2.2 Proses Utama
Proses utama tediri dari 2 tahap, yaitu tahap karbonisasi dan tahap
aktivasi.
II.2.2.1 Tahap Karbonisasi
Setelah melewati tahap persiapan tempuung kelapa tadi harus
dikarbonisasi. Proses karbonisasi tejadi pada alat rotary kiln (B-210). Proses
karbonisasi adalah proses pemanasan tempurung kelapa hingga mencapai suhu
sekitar 5500C dengan udara dari blower (G-211) pada tekanan atmosfer untuk
menghasilkan karbon. Selanjutnya hasil karbon diangkut oleh screw conveyor
(J-216) dan bukcet elevator (J-217) menuju silo (F-218) untuk selanjutnya akan
dimasukkan ke dalam reaktor (R-220) untuk mengalami proses aktivasi.
II.2.2.2 Tahap Aktivasi
Pada reaktor (R-220) terjadi proses aktivasi karbon , rekator yang
digunakan adalah fluidized bed reaktor. Proses aktivasi ini dilakukan dengan
bantuan steam pada suhu 9000C kemudian karbon aktif dibawa oleh screw
conveyor (J-221) ke rotary cooler (E-310) untuk diturunkan suhunya. Produk dari
rotary cooler akan diangkut oleh screw conveyor 312) dan bucket elevator
(J-314) menuju bin produk (F-315).
II.2.3 Proses Finishing
Karbon aktif yang merupakan produk utama setelah dingin, kemudian
BAB III
NERACA MASSA
Kapasitas Produksi : 35.000 ton / tahun
Waktu Operasi : 330 hari / tahun
Basis Perhitungan : 1 jam
Produksi Karbon Aktif : 35.000 x 1 : 4419,1919 kg / jam 24 330
1.NERACA MASSA VIBRATING SCREEN (H-130)
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Dari hammer mill : Recycle ke hammer mill :
Lignin = 7185,6337 Lignin = 718,5634
Selulosa = 7185,6337 Selulosa = 718,5634
Hemiselulosa = 6585,3320 Hemiselulosa = 658,5332
2.NERACA MASSA ROTARY KILN (B-210)
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
3. NERACA MASSA CYCLONE (H-213)
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Dari Rotary Kiln :
Ke Screw Conveyor :
Abu = 5,1951
Total = 13406,7172 Total = 13406,7172
4. NERACA MASSA SCREW CONVEYOR (J-212)
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
5. NERACA MASSA REAKTOR (R-220)
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
6. NERACA MASSA CYCLONE (H-222)
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Ke Screw Conveyor :
7. NERACA MASSA SCREW CONVEYOR (J-221)
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
8. NERACA MASSA ROTARY COOLER (E-310)
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Dari Screw Conveyor :
9. NERACA MASSA CYCLONE (H-313)
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
10.NERACA MASSA SCREW CONVEYOR (J-312)
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Dari Cyclone : Ke Bin Produk :
Carbon = 23,8541 Carbon = 2385,4054
Abu = 5,1951 Air = 206,1559
C sisa = 0,9736 Zat Volatile = 1210,7567
30,0228 Abu = 519,5105
C sisa = 97,3635
Dari Rotary Cooler :
Carbon = 2361,5513
Air = 206,1559
Zat Volatile = 1210,7567
Abu = 514,3154
C sisa = 96,3898
4389,1691
BAB IV
NERACA PANAS
Kapasitas Produksi : 35.000 ton / tahun
Waktu Operasi : 330 hari / tahun
Basis Perhitungan : 1 jam
Produksi Karbon Aktif : 35.000 x 1 : 4419,1919 kg / jam 24 330
1. NERACA PANAS ROTARY KILN (B-210)
Panas Masuk (kkal/jam) Panas Keluar (kkal/jam)
Dari Vibrating Screen : Ke Cyclone :
2. NERACA PANAS REAKTOR (R-220)
Panas Masuk (kkal/jam) Panas Keluar (kkal/jam)
Dari Steam ( Q Supplay ) : Ke Cyclone :
3. NERACA PANAS ROTARY COOLER (E-310)
Panas Masuk (kkal/jam) Panas Keluar (kkal/jam)
BAB V
SPESIFIKASI ALAT
1. TEMPURUNG KELAPA STOCK PILE (F-110)
Spesifikasi alat :
Kapasitas : 4754 m3
Bentuk : Empat persegi panjang
Ukuran : Panjang : 21,19 m
Spesifikasi alat :
Fungsi : Memindahkan bahan dari Gudang (F-110) menuju Cane Knive (C-112)
- Skirt Steal : 2 In
Spesifikasi alat :
Fungsi : Untuk memecah tempurung kelapa menjadi serpihan yang kecil - kecil.
Type : Cane knive
4. BUCKET ELEVATOR (J-113)
Spesifikasi alat :
Fungsi : Memindahkan bahan dari Cane Knive (C-112) menuju Silo (F-114)
Kapasitas maksimum : 23 ton/jam
Spesifikasi alat :
Fungsi : Menampung sementara tempurung kelapa
Type : Silinder dengan tutup bawah berbentuk conical dengan posisi vertikal
Jumlah : 1 buah
6. HAMMER MILL (C-120)
Spesifikasi alat :
Fungsi : Menghancurkan bahan dari silo (F - 114)
Type : Reversible hammer crusher
Kapasitas Maksimum : 40 ton/jam
Spesifikasi alat :
Fungsi : Memisahkan tempurung kelapa yang halus dan kasar dari
Hammer Mill (C-120)
Type : Vibrated screen
Kapasitas : 22483,2093 kg/jam
Diameter Weir : 0,0043 in
Luas Screen : 62005 in2
Jumlah : 1 buah
8. SCREW CONVEYOR (J-131)
Spesifikasi alat :
Fungsi : Memindahkan bahan dari vibrating screen (H-130)
menuju rotary kiln (B-210)
9. BUCKET ELEVATOR (J-132)
Spesifikasi alat :
Fungsi : Mengangkut recycle dari Vibrating Screen
(H-130) ke Hammer Mill (C-120)
Type : Continious discharge bucket elevator
Ukuran : 6 in x 4 in x 4 1/2 in
10.ROTARY KILN (B-210)
Fungsi : untuk karbonisasi tempurung kelapa
Jumlah : 1 buah
11.CYCLONE (H-213)
Spesifikasi alat :
Fungsi : Untuk memisahkan debu yang terikut keluar
Kapasitas : 984,5589 lb/jam
12.FILTER (H-214)
Spesifikasi alat :
Fungsi : Menyaring debu - debu yang terikut gas
Type : dry throw away filter
Kapasitas : 12132,0474 cuft/min
Ukuran filter : 24 in x 24 in
Bahan filter : Fiber glass
Jumlah : 12 Filter
13.BLOWER (G-211)
Spesifikasi alat :
Fungsi : Menghembuskan gas dari cyclone (H-213) ke filter (H-214)
Type : Centrifugal Blower
Bahan : Commersial steel
Rate Volumetrik : 12122,1501 cuft/min
14.GAS HOLDER (F-218)
Spesifikasi alat :
Fungsi : Tangki Penyimpanan Gas
Kapasitas : 4361,57837 lt = 4,362 m3
Diameter : 0,4284791 M
Tebal : 0,1875 In
Bahan : Carbon steel
Jumlah : 1 buah
15.BLOWER (G-216)
Spesifikasi alat :
Fungsi : Menghembuskan udara Panas menuju Rotary Kiln (B-210)
Type : Centrifugal blower
Bahan : Commercial steel
Rate Volumetrik : 30381,2082 cuft/min
16.SCREW CONVEYOR (J-212)
Spesifikasi alat :
Fungsi : Memindahkan bahan dari Rotary Kiln (B-210) dan Cyclone (H-213)
menuju Bucket Elevator (J-215)
Type : Plain spout or chutes
Kapasitas : 401,7327 cuft/jam
Panjang : 30 ft
17.BUCKET ELEVATOR (J-215)
Spesifikasi alat :
Fungsi : Memindahkan bahan dari Screw Conceyor (J-212)
ke Silo (F-217)
Type : Continious discharge bucket elevator
Spesifikasi alat :
Fungsi : Menampung sementara tempurung kelapa
Type : Silinder dengan tutup bawah berbentukconical dengan posisi vertikal
Volume : 160,693 Cuft
19.CYCLONE (H-222)
Spesifikasi alat :
Fungsi : Untuk memisahkan debu yang terikut keluar
Sc : Dc / 8 : 6 in
Zc : 2 . Dc : 96 in
Jc : Dc / 4 : 12 in
Jumlah : 3 buah
20.SCREW CONVEYOR (J-221)
Spesifikasi alat :
Fungsi : Memindahkan bahan dari Reaktor (R-220) ke Rotary Cooler (E-310)
Type : Plain spout or chutes
21.ROTARY COOLER (E-310)
Spesifikasi alat :
Fungsi : untuk mendinginkan bahan setelah dari
Reaktor (R-220)
Diameter dalam : 15 Ft
22.CYCLONE (H-313)
Spesifikasi alat :
Fungsi : Untuk memisahkan debu yang terikut keluar
Sc : Dc / 8 : 1,5 in
Zc : 2 . Dc : 24 in
Jc : Dc / 4 : 3 in
Jumlah : 1 buah
23.SCREW CONVEYOR (J-312)
Spesifikasi alat :
Fungsi : Memindahkan bahan dari Rotary Cooler (E-310) menuju
Bucket Elevator (J-314)
24.BLOWER (G-311)
Spesifikasi alat :
Fungsi : Menghembuskan udara panas menuju E-310
Type : Centrifugal blower
Bahan : Commercial steel
Rate Volumetrik : 24142,3771 cuft/min
25.BUCKET ELEVATOR (J-314)
Spesifikasi alat :
Fungsi : Memindahkan bahan dari Screw Conveyor (J-312)
menuju Bin (F-315)
Type : Continious discharge bucket elevator
Spesifikasi alat :
Fungsi : Menampung sementara karbon aktif
Type : Silinder dengan tutup bawah berbentuk conical dengan posisi vertikal
Volume : 103,921 Cuft
27.KARBON AKTIF STOCK PILE (F-316)
Spesifikasi alat :
Fungsi : Menampung produk karbon aktif
Kapasitas : 2207,0267 m3
Bentuk : Empat persegi panjang
Ukuran : Panjang : 16,4 m
Lebar : 16,4 m
Tinggi : 8,2 m
Bahan Konstruksi : Beton
VI.A. Keterangan Alat
Nama Alat :Reaktor Fluidized Bed ( R - 220 )
Fungsi : Untuk mengaktifasi carbon menjadi karbon aktif
Type : Silinder tegak dengan tutup atas berbentuk dished dan bawah berbentuk conis dilengkapi sparger
Bahan : Stainless Steel Jumlah Alat :3 buah
VI. B. Prinsip Kerja
Fluidisasi adalah suatu cara untuk mengontakkan butiran padat dengan fluida, baik cairan maupun gas. Bila laju alir rendah maka butiran padat tetap diam karena
akan tersuspensi. Sedangkan pada laju alir tinggi butiran akan tersuspensi. Reaktor fluidized bed ini dipakai untuk mengaktivasi karbon dengan menggunkan steam untuk menghasilkan karbon aktif, dimana karbon dalam fase solid sedangkan steam pada fase gas. Reaktor fluidized bed ini berupa silinder tegak dengan tutup atas berbentuk sparger.
Rate massa = kg/jam = lb/jam
ρ campuran =
Rate Volume = cuft/jam
Tekanan steam = psia
Suhu steam = R
BM steam = 18 kg/mol
ρ steam = 76
1 =
Rate steam = kg/jam = lb/jam
Rate Volumetrik =
= cuft/jam
Total rate volumet= +
= cuft/jam
Direncanakan waktu proses 0,5 jam dengan 3 reaktor
maka volume = cuft/jamx 0,5 jam
= cuft
Asumsi bahan mengisi volume tangki (faktor keamanan )
Menentukan ukuran tangki dan ketebalan
Menentukan Tebal Minimum Shell :
Tebal shell berdasarkan ASME code untuk Cylindrical tank :
ts = P x r + C ( Brownell, Pers. 13-1, hal.254)
Dimana :
ts : Tebal shell
P : Tekanan Tangki
r : Jari-jari Tangki C : faktor Corosi
E : faktor pengelasan digunakan double welded
E : 1
f : stress allowable, bahan konstruksi Carbon Steel SA-283 grade C maka
Tebal standart tutup atas :
E : faktor pengelasan digunakan double welded
E : 1
f : stress allowable, bahan konstruksi Carbon Steel SA-283 grade C maka
f : psi (Brownell, tabel 13-1)
Untuk D = 60 in Dari Brownell tabel 5.7 didapat rc = in
Penentuan dimensi tutup atas, dished :
Dimana :
ID = ID shell = in
a = ID = 60 in
2
Untuk D= in dengan th = 3 in Dari Brownell,Tabel 5-7
8 Didapat :
icr(rc) = insidecrownrad= in = 2 in
AB = ID - icr = 60 - 2 = 58 in
2
BC = D - icr = - 2 = in
AC = (BC2) - (AB2) = in
b = D - (BC2) - (AB2) = 17 in
sf = straight flange = dipilih 2 in
OA = t + b + sf = + 17 + 2
= in
Penentuan tinggi shell :
Volume tangki = cuft
Volume shell = Volume tangki - (Total Volume tutup )
= - 57
= cuft
Tinggi shell = = = ft
3 4 Perhitungan sistem sparger :
Rate steam = kg/ja= lb/jam
BM bahan = 18 kg/mol
ρcampuran pada P = psia = T = R
Udara std = R
ρ = 76 x
1
= lb/cuft [Himelblau Hal 249]
Rate Volumetrik = lb/jam
lb/cuft
= cuft/jam = cuft/min
Berdasarkan Perry 4ed, fig 14 -2 halaman 498, dengan asumsi turbulen diameter optimum
= 5 in
Digunakan pipa ukuran 5 in sch 40
Dari Foust App C-6a, didapatkan :
OD = 6 in
ID = 5 in = ft
A = ft2
Kecepatan aliran, V = cuft/min 1
ft2 60
= ft/sec
Dengan =μ cp = lb/ft.sec
Nre =
Dengan Nre > 2100 untuk menentukan diameter sparger digunakan pers 6,5 dari
trayball hal 41 : dp = x Nre-0,05
Dengan := Diameter sparger ; ft
dp = x = ft = mm
= mm = ft
Untuk pemasangan sejajar atau segaris pada pipa, jarak intervace ( C ) dianjurkan
minimal menggunakan jarak 3 dp maka :
C = x 3 = ft
Diameter shell = 10 ft
Panjang pipa direncanakan 0,75 diameter shell = 0,8 x 10
= 8 ft
posisi sparger direncanakan disusun bercabang 20
Maka banyaknya lubang =
= 7,5 x 20 = lubang
Jumlah lubang tiap cabang =
= = lubang tiap cabang
Nozzle Produk Atas
ρ campuran = 38 lb/cuft
Rate bahan = = lb/jam
Volumetrik Bahan = = cuft/jam
= cuft/min= cuft/sec
Berdasarkan Perry 4ed, fig 14 -2 halaman 498, dengan asumsi turbulen diameter
optimum = 2,8 in
Digunakan pipa ukuran 3 in sch 40 Dari Foust App C-6a, didapatkan :
OD = 4 in
ID = 3 in = ft
A = ft2
Nozzle Produk Bawah
ρ campuran = 38 lb/cuft
Rate bahan = = lb/jam
Volumetrik Bahan = = cuft/jam
= cuft/min = cuft/sec
Berdasarkan Perry 4ed, fig 14 -2 halaman 498, dengan asumsi turbulen diameter
Digunakan pipa ukuran 3 in sch 40 Dari Foust App C-6a, didapatkan :
OD = 4 in
ID = 3 in = ft
A = ft2
Nozzle Inlet Steam
ρ campuran = lb/cuft
Rate bahan = = lb/jam
Volumetrik Bahan = = cuft/jam
= cuft/min= cuft/sec
Berdasarkan Perry 4ed, fig 14 -2 halaman 498, dengan asumsi turbulen diameter
optimum = 4,9 in
Digunakan pipa ukuran5 in sch 40 Dari Foust App C-6a, didapatkan :
OD = 6 in
ID = 5 in = ft
A = ft2
Nozzle Inlet Feed
ρ campuran = lb/cuft
Rate bahan = = 15064,98 lb/jam
Volumetrik Bahan = = cuft/jam
= cuft/min= cuft/sec
Berdasarkan Perry 4ed, fig 14 -2 halaman 498, dengan asumsi turbulen diameter
optimum = 2,6 in
Digunakan pipa ukuran 3 in sch 40 Dari Foust App C-6a, didapatkan :
OD = 4 in
ID = 3 in = ft
A = ft2
Nozzle Kaca Penglihat
Lubang penglihat keadaan dalam rekator dengan diameter 2 in sch 40 Nozzle Manhole
Digunakan manhole dengan diameter 24 in sch 40 Nozzle Termometer, Pressure Gauge, Instrumentasi Digunakan nozzle dengan diameter 2 in sch 40
Nozzle Pemanas
Digunakan nozzle dengan diameter 2 in sch 40
Reinforcement Nozzle
Nozzle pada tutup atas dan bawah thead = in
ODshell = 10 x 12 + 2 x
= in
Reinforcement Nozzle Manhole Feed : 24 in sch 40
T =
Diameter dalam reaktor = 10 ft
Diameter luar reaktor = ft
Maka diameter reaktor terisolasi = 10 + 2
= ft
Spesifikasi :
1. Reaktor ( R-220)
Nama alat : Reaktor Fluidized bed ( R-220)
Fungsi : Untuk mengaktivasi karbon menjadi karbon aktif
Type : Silinder tegak dengan tutup atas berbentuk dished dan
: tutup bawah berbentuk conis dan dilengkapi dengan
sparger.
Bahan Konstruksi : Carbon stell, SA - 283 Grade C
Dasar Pemilihan : Fase zat yang bereaksi ( gas - solid )
Kondisi Operasi : Suhu Operasi oC
: Tekanan O 15 psia
Waktu tinggal : 1 jam
Dimensi Shell :
Tinggi total tangki : ft
Tinggi shell : ft
Diameter shell, inside : ft
Tebal shell : ft
Dimensi Tutup :
Tebal tutup atas : ft
Tinggi tutup atas :
2. Nozzle :
Nozzle inlet feed :
Nozzle produk atas :
Nozzle inlet steam :
Nozzle produk bawah :
Nozzle kaca penglihat :
Nozzle termometer, pressure gauge, ins:
Nozzle pemanas : 2 in sch 40
BAB VII
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
VII.1. Instrumentasi
Dalam perancangan suatu pabrik instrumentasi memegang peranan
penting. Dengan adanya system instrumen tersebut, maka bagian-bagian yang
penting.
Instrumentasi selain dipergunakan untuk mengetahui kondisi operasi juga
untuk mengatur harga-harga variabel proses baik secara manual ataupun secara
kontrol autmatic. Penggunaan alat-alat kontrol otomatis dan semi otomatis serta
beberapa alat kontrol manual dalam proses industri kimia sangat diperlukan untuk
kecermatan operasi menuju keberhasilan suatu produksi dan aman bagi pabrik
tersebut dapat diharapkan :
1. Dengan cepat dapat diketahui terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan.
2. Membantu mempermudah pengoperasian alat.
3. Lebih menjamin keselamatan kerja dan efisiensi kerja.
Beberapa bagian instrumen yang diperlukan didalam proses secara otomatis
A. Alat Perasa (Sensing Element/ Primary Element)
Adalah elemen yang merasa (menunjukkan adanya perubahan dari harga
peubah yang diukur.
B. Alat Pengukur (Element Pengukur)
Adalah elemen yang menerima keluaran (output) dari elemen primer yang
melakukan pegukuran, termasuk disini adalah peralatan penunjuk
(indicator) maupun peralatan pencatat (recorder)
C. Alat Pengendali (Element Pengendali)
Adalah elemen yang menunjukkan perubahan harga peubah yang
dirasakan oleh elemen perasa dan diukur oleh elemen pengukur, untuk
mengatur sumber tenaga sesuai dengan peubah-peubah yang terjadi.
Tenaga tersebut dapat berupa tenaga mekanis maupun listrik.
D. Element Pengontrol Akhir
Adalah elemen yang dapat merubah variabel manipulatif sehingga variabel
yang diukur tetap berada dalam range yang diinginkan.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan instrumen adalah :
a. Level instrumennya
b. Range yang perlu untuk pengukuran
d. Bahan konstruksi serta pengatur pemasangan instrumen pada kondisi
proses
e. Faktor ekonomi juga diperhatikan
Dengan adanya instrumentasi diharapkan proses akan bekerja sesuai dengan yang
diharapkan.
Instrumen yang umum digunakan dalam perancangan suatu pabrik adalah :
1. Alat pengontrol tekanan
Penunjuk tekanan / pressure indicator (PI)
Pengendali tekanan / pressure controller (PC)
2. Alat pengontol suhu
Pengendali suhu / temperature controller (TC)
Penunjuk suhu / temperature indicator (TI)
3. Alat pengontrol tinggi permukaan fluida
Pengendalian ketinggian / level controller (LC)
Penunjuk ketinggian / level indicator (LI)
4. Alat pengontrol aliran fluida
Pencatat dan pengendali kecepatan / flow recorder controller (FRC)
Pengendali kecepatan aliran / flow controller (FC)
Penunjuk kecepatan aliran / flow indicator (FI)
5. Weight Indikator
Nama-nama alat dan bagian peralatan yang dikontrol dapat dilihat pada table
VII.2. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja atau safety adalah suatu masalah yang paling utama
yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu pabrik untuk mencegah
timbulnya bahaya. Oleh karena itu perlu dibentuk suatu sistem keselamatan kerja
yang berfungsi :
Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja
Mengamankan instalasi, alat-alat produksi dan bahan-bahan produksi dari
kemungkinan kecelakaan kerja
Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman, sehingga akan
Secara umum bahaya yang mungkin timbul dalam suatu pabrik dapat dibagi
menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Bahaya ledakan dan kebakaran
2. Bahaya kecelakaan karena mekanik
3. Bahaya terhadap kesehatan
Untuk menghindari bahaya-bahaya tersebut berikut ini ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan :
A. Bahaya Kebakaran dan Ledakan
1. Penyebab kebakaran
a. Adanya nyala tebuka (open flame) yang berasal dari unit utilitas,
workshop, dan lain-lain
b. Adanya loncatan bunga api yang disebabkan karena aliran listrik
2. Pencegahan
a. Menempatkan kantor, workshop, laboratorium, unit utilitas dan power
plant di daerah yang cukup jauh dari unit proses
b. Antara unit satu dengan unit lainnya supaya dipisahkan dengan
jalur/jalan
d. Sistem alarm hendaknya ditempatkan pada lokasi yang mudah
dijangkau apabila terjadi kebakaran
3. Alat Pencegah Kesehatan
a. Instalasi permanen seperti fire hydrant system sprinkle yang otomatis
b. Pemasangan portable extinguisher, yang diletakkan di tempat yang
mudah terjangkau
B. Bahaya Karena Mekanik
Beberapa kemungkinan kecelakaan karena mekanik pada Pabrik Olein dan
cara pencegahannya dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Vessel dan Tangki
a. Bahan konstruksi vessel / tangki harus diseleksi dengan seksama dan
memperhatikan masalah fabrikasi yang menyangkut penjelasan
b. Dilengkapi dengan instrument pengontrol sesuai dengan yang
dibutuhkan
2. Pemasangan dan Peralatan
a. Adanya jarak yang cukup antara peralatan untuk memperoleh
b. Tangki bahan bakar jaraknya harus cukup jauh dari hal-hal yang dapat
menimbulkan bahaya kebakaran
c. Untuk alat-alat yang bergerak dipasang penghalang / pelindung yang
cukup
d. Diusahakan pengontrolan secara rutin terhadap peralatan seluruh
pabrik, sehingga bila terjadi kelainan-kelainan pada alat dapat
diketahui lebih awal
3. Perpipaan
a. Jalur perpipaan sebaiknya diletakkan diatas tanah atau tepatnya
diletakkan pada atap lantai pertama kalau di dalam gedung atau
setinggi 3,5 m bila di luar gedung untuk tidak menghalangi kendaraan
lewat.
b. Perpipaan untuk air, minyak bakar dan udara panas / steam diberi cat
dengan warna tertentu atau warna berlainan dengan sekitarya untuk
memudahkan perbedaan zat apa yang ada di dalam pipa.
4. Listrik
Kebakaran sering terjadi pula akibat kurang baikknya perencanaan
instalasi listrik dan kecerobohan operator yang bekerja.
a. Alat-alat listrik di bawah tanah sebaiknya diberi tanda dengan cat
warna dan penutup
b. Daerah-daerah yang mempunyai tegangan tinggi agar diberi tanda
bahaya dan diletakkan pada daerah yang jarang dilalui orang
c. Pemasangan alat remote shut down dari alat-alat operasi disamping
starter
d. Penerangan yang cukup pada semua bagian pabrik supaya operator
tidak mengalami kesullitan dalam bekerja
C. Bahaya Terhadap Kesehatan
Bahaya yang timbul dari bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan tidak
sepenuhnya diketahui oleh para pekerja. Berikut adalah cara pencegahan yang
dapat dilakukan antara lain adalah :
1. Para pekerja diwajibkan menggunakan pelindung, baik pakaian, sarung
tangan, sepatu dan pelindung muka bila berada di ruang proses
2. Ruang proses mempunyai ventilasi yang cukup
3. Adanya peringatan tertulis disekitar area proses akan bahaya-bahaya
yang mungkin terjadi agar para pekerja lebih waspada
Diharapkan dengan adanya pencegahan-pencegahan terhadap bahaya
Pada pabrik karbon aktif ini mempunyai unit pembantu, yaitu unit utilitas yang berfungsi untuk menyediakan bahan maupun tenaga pembantu sehingga dapat membantu kelancaran operasi pabrik.
Utilitas yang terdapat dalam pabrik karbon aktif ini meliputi beberapa unit yaitu : 1. Unit Penyediaan Steam
Unit ini berfungsi sebagai penyedia kebutuhan steam pada proses alat - alat yang membutuhkan pemanasan.
2. Unit Penyediaan Air 3. Unit Penyediaan Listrik 4. Unit Penyediaan Bahan Bakar
VIII.1. Unit Penyediaan Steam
Unit penyedia steam berfungsi untuk menyediakan kebutuhan steam, yaitu digunakan sebagai media pemanas pada proses pabrik ini.
Direncanakan boiler menghasilkan steam jenuh pada tabel 1125 psia
pada suhu = 0C dengan hv = 1615,8 btu/lb
Jumlah steam yang dibutuhkan dalam pabrik ini : No Nama Alat
1 R - 220
Total kebutuhan steam = lb/jam
Untuk faktor keamanan dari kebocoran-kebocoran yang terjadi, maka direncanakan steam yang dihasilkan 20% lebih besar dari kebutuhan steam total :
= 1,2 x = lb/jam
1000
Kode Alat Steam ( kg/jam ) Steam (lb/jam)
Reaktor Fluidized bed 4651,5405 10254,7862
10254,7862 10254,7862
Menghitung kebutuhan bahan bakar :
Keterangan :
mf = massa bahan bakar yang dipakai, lb / jam.
ms = massa steam yang dihasilkan, lb / jam
hv = enthalpy uap yang dihasilkan, Btu / lb.
hf = enthalpy liquida masuk, Btu / lb.
eb = effisiensi boiler = 85% - 92% ditetapkan eb = 92%
F = nilai kalor bahan bakar, Btu / lb
Boiler dipakai untuk menghasilkan steam jenuh bertekanan kPa
dan pada suhu oC
hv = Btu / lb
hf = Btu / lb
eb = ( diambil effisiensi maksimum )
F = nilai kalor bahan bakar
Digunakan petroleum Fuels Oil 33" API (0,22% sulfur ) (Perry 7ed, T.27 - 6)
dan Perry 7ed, fig 27-3, didapat : relative density, ρ = gr/cc = 7,2 lb/gal
Heating value = Btu/gal;
x ( - ) x 100%
x
= lb/jam
= lb/hari
F =
hal. 142 (Severn, W.H.1974)
mf = ms ( h - hf ) x 100%
1615,8000 Steam table ( Smith&Vannes 5 ed.1974)
970,3 Steam table (Smith&Vannes 5 ed.1974)
x dimana :
Angka-angka 970,3 dan 34,5 adalah suatu penyesuaian pada penguapan 34,5 lb air/j dari air pada 212oF menjadi uap kering pada 212oF pada tekanan 1 atm untuk kondisi
demikian diperlukan enthalpy penguapan sebesar 970,3 Btu / lb.
[ - ]
x 34,5
= HP
Penentuan Heating Surface Boiler :
Untuk 1 hp boiler = 10 ft2 heating surface . hal 126( Severn.W.H.1974 )
Total heating surface = 10 x = ft2
Kapasitas Boiler :
(Severn, W.H.1974)
[ - ]
= Btu/jam
Kebutuhan air untuk pembuatan steam
Air yang dibutuhkan diambil 20% berlebih dari jumlah steam yang dibutuhkan
untuk lb/jam
Daya = 12305,7434
Hp = ms ( h - hf ) hal. 140 (Severn, W.H.1974)
0 lb/cuft
= cuft/hari
= m3
/hari
Dianggap kehilangan air kondensat 20% maka air yang ditambahkan sebagai make up
water adalah 1,2 x = m3/hari
Spesifikasi :
Nama alat : Boiler
Tekanan steam : 1125 psia
Suhu steam : 1000 oC
Tipe : Water tube boiler
Heating Surface : ft2
Kapasitas boiler : Btu / jam
Rate steam : lb / jam
VIII.2. Unit Penyediaan Air
ratan tertentu yang disesuaikan dengan masing-masing keperluan di dalam pabrik. Penye diaan air untuk pabrik ini direncanakan dari air sungai.
Air sungai sebelum masuk ke dalam bak penampung, dilakukan penyaringan terlebih dahulu dengan maksud untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang bersifat ma kro dengan jalan memasang sekat-sekat kayu agar kotoran-kotoran tersebut terhalang
62,4300 5676,8446
160,7682
Air di dalam pabrik memegang peranan penting dan harus memenuhi persya
160,7682 192,9218997
237,2897 7943,3574 12305,7434
452,8597
kaian air maka dilakukan sirkulasi. Air di dalam pabrik ini dipakai untuk :
1. Air sanitasi.
2. Air umpan boiler.
VIII.2.1. Air Sanitasi
Air sanitasi untuk keperluan minum,masak,cuci,mandi, dan lain-lain. Pada umum-nya air sanitasi harus memenuhi syarat kualitas yang terdiri dari :
a. Syarat fisik.
Suhu dibawah suhu udara, warna jernih ( tidak berwarna ), tidak berasa, tidak berbau, kekeruhan maksimal 1 mg SiO2 / liter.
b. Syarat kimia
Tidak mengandung zat-zat organik maupun anorganik yang terlarut dalam air dan tidak mengandung racun.
ppm CaCo3 ppm CO2
ppm O2
ppm NO2
ppm NH3- N
Coliform group Jumlah/100ml 10000
Colifrom Jumlah/100ml 2000
Timbal ppm Pb 0,1
Krom keksafalen ppm Cr 0,05
Mangan ppm Mn 0,5
10
COD ppm O2 10
Detergen ppm MBAS 0,5
Seng ppm Zn 5
1
Fosfat ppm PO4
Nitrit Nihil
Amonia 0,5
BOD ppm O2
Unit Pt - Co
Sulfida ppm H2S Nihil
Besi ppm Fe 5
- Karyawan, asumsi kebutuhan air untuk karyawan = 15 m / hari
= 15 liter/hari per orang x 103 = m3 / hari
- Keperluan laboratorium = m3 / hari
- Untuk menyiram kebun dan kebersihan pabrik = m3 / hari
- Cadangan dan lain-lain = m3 / hari +
Total kebutuhan air sanitasi = m3 / hari
VIII.2.3. Air Umpan Boiler (boiler feed water)
Air ini dipergunakan untuk menghasilkan steam didalam boiler. Air boiler harus memenuhi persyaratan yang sangat ketat, karena kelangsungan operasi sangat tergantung pada kondisi air umpannya.
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain :
a. Bebas dari zat penyebab korosi seperti asam dan gas-gas terlarut.
b. Bebas dari zat penyebab kerak yang disebabkan oleh kesadahan air yang tinggi dan bi
asanya berupa garam-garam karbonat dan silika.
d. Kandungan logam dan impuritis seminimal mungkin.
Kebutuhan air untuk umpan Boiler = m3/hari
VIII.3. Unit Pengolahan Air ( Water Treatment )
Air untuk keperluan industri harus terbebas dari kontaminan-kontaminan yang me rupakan faktor penyebab terbentuknya endapan, korosi pada logam, kerusakan pada struk tur penahan pada menara pendingin,serta membentuk buih. Untuk mengatasi masalah ini ma ka dari sumber air tetap memerlukan pengolahan sebelum dipergunakan. Adapun pengola han yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Proses Pengolahan Air Sungai :
Air sungai dipompakan ke bak penampung yg terlebih dahulu yang sebelumnya di lakukan penyaringan dengan cara memasang serat kayu agar kotoran bersifat makro tidak ikut masuk dalam bak koagulasi. Selanjutnya air sungai dipompakan ke koagulasi tank de ngan penambahan koagulan Al2(SO4)3 yang bertujuan untuk menguraikan partikel-partikel kotor yang terkandung pada air sungai. Kemudian air sungai tersebut mengalir ke flokulasi tank dimana di lakukan penambahan PAC yang bertujuan untuk menggumpalkan partikel yang telah terurai pada koagulasi tank menjadi gumpalan (flok). Setelah proses tersebut menuju ke clarifier ini sehingga pemisahan antara air bersih dan juga flok yang terbentuk pada proses flokulasi. Kemudian air bersih di tampung sementara pada bak penampung air.
Air bersih selanjutnya dipompakan melewati sand filter untuk dilakukan penyari-ngan kotoran yang masih terikat oleh air. Air yg keluar ditampung ke bak penampung air. Air yang sudah ditampung dipompakan ke bak penampung air sanitasi dengan penambahan kaporit untuk membebaskan dari kuman. Selanjutnya air dapat di manfaatkan sesuai kebu tuhan. Dari perincian di atas, dapat di simpulkan kebutuhan air dalam pabrik adalah :
- Air umpan boiler = m3 / hari
- Air sanitasi = m3 / hari
= m3 / hari
Total air yang harus disupply dari water treatment = m3 / hari
51,5450
Total 244,4669
244,4669 192,9219
Total kebutuhan air sungai = 1,1 x kebutuhan normal
= 1,1 x m3 / hari
= m3 / hari
= m3 / jam
VIII.3.1. Spesifikasi Peralatan Pengolahan Air 1. Bak Penampung Air Sungai
Fungsi : Menampung air sungai sebelum diproses menjadi air bersih.
Tipe : Bak berbentuk persegi panjang, terbuat dari beton.
Rate volumetrik : m3 / jam
Direncanakan : 1 bak penampung = m3/hari
Ditentukan : Waktu tinggal = 24 jam
Volume air total : m3
Dimisalkan : Panjang = (4 X) m
Lebar = (3 X) m
Tinggi := (2 X) m
Volume bak penampung ( direncanakan 85% terisi air ) :
= /
= m3
Volume bak penampung = Panjang x Lebar x Tinggi
Volume bak = Panjang x Lebar x Tinggi
= x x 13,2017
= m3 ( memenuhi )
Spesifikasi :
Fungsi : Menampung air sungai
Kapasitas : m3
Bentuk : Empat persegi panjang terbuka.
Ukuran : Panjang = m
Lebar = m
Tinggi = m
Bahan konstruksi : Beton
Jumlah : 1 buah
2. Bak Koagulasi
Fungsi : Tempat terjadinya penguraian partikel dan kontaminan air sungai dengan
pen-ambahan Al2(SO4) untuk destabilisasi kotoran dalam air yang tak dikehendaki.
Tipe : Terbuat dari beton dan dilengkapi pengaduk.
Perhitungan :
Rate volumetrik = m3/jam = liter/jam
Kelarutan Alum = 20 mg / liter
Kebutuhan Alum = 20 x
= mg / jam
Volume alum = 4889,3380 =
Volume air dan alum = ( + 4,3 ) m /jam x 0,5 jam
= m3
Dirancang tangki berbentuk silinder dan 85% dari tangki terisi air, maka :
1 buah
Dirancang pengaduk tipe flat blade turbin dengan 6 blade dengan perbandingan diame
ter impeller dengan diameter tangki (T/D) = 0,3
Diameter impeler (Da) = 1/3 diameter tangki = x
= m
Volume tangki = 3,14
Tinggi cairan didalam
tangki = x D
2 x H
244,4669 124,3982
Volume tangki = 124,3982 = 146,351 m3
85%
Volume tangki = x D2 x H
diketahui nilai Np pada Nre = adalah : Np = 20 Daya yang diperlukan untuk motor pengaduk :
P = Np x r x N3x T5
Spesifikasi koagulasi tank :
Fungsi : Sebagai tempat terjadinya koagulasi serta flokulasi
Kapasitas : m3
Jumlah : 1 buah
Bentuk : Silinder
Ukuran bak : Diameter = m
Tinggi = m
Motor penggerak : Hp
Bahan : Beton
3. Clarifier
Fungsi = Tempat pemisahan antara flok / padatan dengan air bersih
Waktu tinggal = 2 jam
Rate volumetrik = m3/jam
Volume air = x 2 = m3
Direncanakan volume tangki =
4
Fungsi : Sebagai tempat terjadinya koagulasi serta flokulasi
Bentuk : Silinder
Diameter : m
Tinggi : m
Bahan : Carbon Steel
Jumlah : 1 buah
4. Bak Penampung air jernih
Fungsi : Menampung air sungai bersih dari clarifier
Tipe : Bak berbentuk persegi panjang, terbuat dari beton.
Rate volumetrik : m3 / jam
Direncanakan : 1 bak penampung = m3/hari
Ditentukan : Waktu tinggal = 12 jam
Volume air total : m3
Dimisalkan : Panjang = (4 X )m
Lebar = (3 X) m
Tinggi := (2 X )m
Volume bak penampung ( direncanakan 85% terisi air ) :
= (4 X) x (3 X) x (2 X)
Volume bak = Panjang x Lebar x Tinggi
= x x
= m3 ( memenuhi )
Spesifikasi :
Fungsi : Menampung air sungai
Kapasitas : m3
Bentuk : Empat persegi panjang terbuka.
Ukuran : Panjang = m
Lebar = m
Tinggi = m
Bahan konstruksi : Beton
Jumlah : 1 buah
5. Sand Filter
Fungsi : Menyaring kotoran yang tersuspensi dalam air dengan
menggunakan penyaring
Rate volumetrik : m3/jam
Waktu filtrasi : 15 menit
Jumlah flok = 10% dari debit air yang masuk
Rate filtrasi : 12 gpm/ft (Perry .1984)
Tinggi lapisan dalam kolom, diasumsikan :
Lapisan Gravel = 0,3 m
Lapisan Pasir = 0,7 m
Tinggi Air = 3 m
Tinggi lapisan = 4,0 m
Kenaikan akibat back wash = 25% dari tinggi lapisan
= 25% x 4 = 1 m
Tinggi total lapisan = tinggi bed + tinggi fluidisasi + tingggi bagian atas pipa +
tinggi bagian untuk pipa
= 4 + 1 + 0,03 + 0,03
= m
Spesifikasi :
Fungsi : Menyaring air dari bak penampung air bersih
Kapasitas : m3 / jam
Bentuk : Bejana tegak
Diameter : m
Tinggi : m
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA - 283 grade P
Jumlah : 1 buah
6. Bak Penampung Air Bersih
Fungsi : Menampung air dari Sand Filter.
Tipe : Bak berbentuk persegi panjang terbuat dari beton.
Luas penampang bed 242,2056 20,1838
Direncanakan : 1 bak penampung = m /hari
Volume bak penampung ( direncanakan 85% terisi air ) :
= / 85%
= m3
Volume bak penampung = Panjang x Lebar x Tinggi
= (4 X) x (3 X) x (2 X)
Volume bak = Panjang x Lebar x Tinggi
= x x
= m3 ( memenuhi )
Spesifikasi :
Fungsi : Menampung air sungai
Kapasitas : m3
Bentuk : Empat persegi panjang terbuka.
Ukuran : Panjang = m
Lebar = m
Tinggi = m
Bahan konstruksi : Beton
7. Bak Penampung Air Sanitasi
Fungsi : Menampung air dari bak air bersih untuk keperluan sanitasi dengan
menambahkan disinfektan (chlorine)
Tipe : Bak berbentuk persegi panjang terbuat dari beton.
Rate volumetrik : m3 / jam
Direncanakan : 1 bak penampung = m3/hari
Ditentukan : Waktu tinggal = 12 jam
Volume air total : m3
Dimisalkan : Panjang = (5 X )m
Lebar = (3 X) m
Tinggi := (2 X )m
Volume bak penampung ( direncanakan 85% terisi air ) :
= / 85%
= m3
Untuk membunuh kuman, digunakan disinfektan jenis chlorine dengan kebutuhan
= 200 mg/lt ( Wesley : fig 1-0-6) maka untuk = 3451,30 m3
= Air per tahun perlu ditambahkan kaporit
sebanyak :
= 200 mg/lt x lt x 330 hari
= mg = kg
Volume bak penampung = Panjang x Lebar x Tinggi
= x x 9,727
= m3 ( memenuhi )
Spesifikasi :
Fungsi : Menampung air sungai
Kapasitas : m3
Bentuk : Empat persegi panjang terbuka.
Ukuran : Panjang = m
Lebar = m
Tinggi = m
Bahan konstruksi : Beton
Jumlah : 1 buah
8. Kation Exchanger
Fungsi : Mengurangi kesadahan air yang disebabkan oleh garam-garam Ca2+.
Kandungan CaCO3 dari water treatment masih sekitar 5 grain / gallon ( Kirk-othmer.1965 ). Kandungan ini sedianya dihilangkan dengan resin zeolith bentuk granular agar sesuai dengan syarat air boiler.
Kandungan CaCO3 = 5 grain/gal = 0,325 gr/gal
= ( 1 grain = 0,000065 kg )
Jumlah air yang diproses = m3 = gallon
Jumlah CaCO3 dalam air = x
= gr
Dipilih bahan pelunak :
Zeolith dengan exchanger capacity = 1,4 ek / kg CaCO3 (Perry 6
ed
.1984 )
Na-Zeolith diharapkan mampu menukar semua ion Ca2+.
= gram ( Underwood.1974)
Elektron
Kapasitas Zeolith = 70 gr / kg
Jumlah CaCO3 = gr = kg
Cara Kerja :
Air dilewatkan pada kation exchanger yang berisi resin sehingga ion positif tertukar dengan resin.
Kebutuhan Zeolith = 70 x = gr
= kg
ρ Zeolith = 0,95 kg / liter ( Perry 6ed.1984 )
Volume Zeolith = / 0,95 = liter
= m3
Volume total = + = 192,92 m3
Rate volumetrik = m3/hari = m3/jam
Air mengisi 85 % volume tangki, maka volume tangki :
Vt = / = cuft
Tangki kation berbentuk silinder dengan dimension ratio ; H = 2D
Volume = ʋ x D2 x H
Regenerasi Zeolith = 4 dalam 1 tahun
R - H + MX R - M + HX Dimana :
R - H = Resin kation.
MX = Mineral yang terkandung dalam air
R - M = Resin yang mineral kation.
HX = Asam mineral yang terbentuk setelah air melewati resin kation.
Contoh mineral kation ( M+ ) = Ca+, Mg+, dan sebagainya.
Contoh rumus mineral ( MX ) = CaSO4, CaO3, MgCO3
Contoh asam mineral ( HX ) = HCl, H2SO4, H2CO3, dan sebagainya.
Regenerasi dilakukan 4 kali setahun, kebutuhan HCl tiap regenerasi = 1,92
ton /regenerasi
Maka kebutuhan HCl = 4 x 1,92 = 7,680 ton/tahun
= 7680 kg / tahun.
Dengan ρ HCl = kg / liter ( Perry 6ed.1984)
Maka volume HCl yang dibutuhkan selama 1 tahun adalah :
Volume = /
= liter = m3
HCl mengisi 80 % volume tangki, maka volume tangki :
Vt = / = m3
Tangki kation berbentuk silinder dengan dimension ratio H = 2D
Fungsi : Mengurangi kesadahan air yang disebabkan oleh garam-garam Ca .
Tipe : Silinder dengan tutup atas bawah
Diameter : m
Tinggi : m
Jumlah : 1 buah
Bahan konstruksi : Stainless Steel Plate Type 316
9. Anion Exchanger
Fungsi : Mengurangi kesadahan air yang disebabkan oleh garam-garam CO3.
Kandungan CaCO3 dari water treatment masih sekitar 5 grain / gallon ( Kirk-Othmer.1984 ) . Kandungan ini sedianya dihilangkan dengan resin Amino Poly Styrene bentuk granular, agar sesuai dengan syarat air boiler.
Kandungan CaCO3 = 5 grain/gal = gr/gal
Dipilih bahan pelunak :
APS dengan exchanger capacity = 5,5 ek/kg CaCO3 ( Perry 6
ed .1984)
Amino Poly Styrene diharapkan mampu menukar semua ion CO3
2-ek ( 2-ekuivalen ) = ( Underwood.1974)
Berat Ekuivalen
Berat Ekuivalen = ( Underwood.1974 )
Untuk CaCO3, 1 mol CO3 melepas 2 elektron CO3 -2
, sehingga jumlah elektron = 2
= 275 gr
Kapasitas APS = 275 gr/kg CaCO3
Jumlah CaCO3 = gr = kg
Cara Kerja :
Air dilewatkan pada anion exchanger yang berisi resin sehingga ion negatif tertukar dengan resin.
Kebutuhan APS = 275 x = gr
= kg
ρ APS = kg / liter ( Perry 6ed .1984 )
Volume Zeolith = / 0,67 = liter
= m3
Volume total = + = m3
Rate volumetrik = m3/hari = m3/jam
Air mengisi 80 % volume tangki, maka volume tangki :
Vt = / 0,85 = cuft 0,2678 m3
Tangki kation berbentuk silinder dengan dimension ratio ; H =
Volume = ʋ x D2 x H
4
= x D2 x 2D
D = m
H = m
Regenerasi Amino Poly Styrene = 4 kali dalam 1 tahun
Regenerasi APS dilakukan dengan larutan NaOH 40%
R - OH + HX R - X + H2O
R - OH = Resin anion.
R - X = Resindalam kondisi mengikat anion.
= kg/tahun
ʌ NaOH = kg/liter ( Perry 6ed.1984)
Maka volume NaOH yang dibutuhkan selama 1 tahun =
= liter = 3,6537 m3
NaOH mengisi 80 % volume tangki, maka volume tangki :
Vt = / 0,8 = m
3
Tangki kation berbentuk silinder dengan dimension ratio ; H =
Volume = ʋ x D2 x H
4
= x D2 x 2D
D = m
H = m
Spesifikasi anion exchanger :
Fungsi : Mengurangi kesadahan air yang disebabkan oleh garam-garam CO3.
Tipe : Silinder dengan tutup atas dan bawah
Jumlah : 1 buah
Diameter : m3
Kapasitas : m3
Tinggi : m3
Bahan konstruksi : Stainless Steel Plate Type 316
10. Bak Penampung Air Umpan Boiler
Fungsi : Menampung air dari tangki kation-anion exchanger yang selanjutnya
digunakan sebagai air umpan boiler. Bak berbentuk persegi panjang, terbuat dari beton.
Digunakan : 1 buah bak
Volume air dalam bak : m3
Dimisalkan : Panjang = (4 X) m
Lebar = (3 X) m
Tinggi := (2 X) m
Volume bak penampung ( direncanakan 85% terisi air ) :
= /
= m3
Volume bak penampung = Panjang x Lebar x Tinggi
= 4 X x 3 X x 2 X
Volume bak = Panjang x lebar x tinggi
= x x
= m3 ( memenuhi )
Spesifikasi :
Fungsi : Menampung air dari tangki kation-anion exchanger
yang selanjutnya digunakan sebagai air umpan boiler.
Kapasitas : m3
Bentuk : Empat persegi panjang terbuka.
Ukuran : Panjang = m
Lebar = m
Tinggi = m
Bahan konstruksi : Beton
VIII.3.2. Perhitungan Pompa-Pompa 1. Pompa Air Sungai
Fungsi : Mengalirkan bahan dari sungai ke bak penampung air sungai
Tipe : Centrifugal Pump
Dasar Pemilihan : Sesuai untuk bahan liquid, viskositas rendah.
Perhitungan :
Asumsi aliran turbulen :
Di optimum untuk aliran turbulen, Nre > 2100, digunakan persamaan : Dari (Peters & Timmerhaus 4 ed.1968) , didapatkan :
Diameter Optimum = 3,9 x qf 0,45 x ρ0,13
dengan : qf = fluid flow rate ; cuft/dt (cfs )
ρ = fluid density ; lb/cuft
Diameter Optimum = 3,9 x 0,45 x 0,13
= in
Dipilih pipa 8 in, sch 40 (Geankoplis.1976)
OD = in
ID = in = ft
A = ft2
Kecepatan linier = qf/A
= / = 0,0003 ft/dt
μ = lb/ft dt
NRe = = x 0,0003 x
= 2305,0428 > 2100 ( asumsi benar )
e =
e / D =
f = ( Geankoplis Fig. 2.10-3, hal 88 )
Digunakan persamaan Bernoully :
ΔP + ΔZ g + ΔV2 +
Σ
F = - Wfρ gc 2α x gc
Perhitungan friksi berdasarkan Peters & Timmerhaus, 4ed T.1, hal.484
Taksiran panjang pipa lurus = 150 ft
3 elbow 90o = 3 x 32 x 0,665 = 63,848 ft
1 globe valve = 1 x 300 x 0,665 = 199,525 ft
1 gate valve = 1 x 7 x 0,665 = 4,6556 ft
Panjang total pipa = 150 + 63,85 + 199,5 + 4,6556
= ft
Friksi yang terjadi :
1. Friksi karena gesekan bahan dalam pipa
F1 = 2f x V2
x Le Tabel 1,hal 484 (Peters & Timmerhaus4 ed.1968)
= 2 x x 0,0003 2
x 418,029
32,2 x
= ft . Lbf/lbm
2. Friksi karena kontraksi dari tangki ke pipa
F2 = K x V2
K = 0,5 A tangki > A pipa
2 x α x gc hal 184 (Peters & Timmerhaus4 ed.1968)
= 0,5 x 2 α = 1
2 x 1 x 32,2 untuk aliran turbulen
Effisiensi pompa = 68% (Peters & Timmerhaus 4 ed.1968)
Bhp = hp = 0,0 = 0,0 Hp
ef.pompa
Effisiensi motor = 88% (Peters & Timmerhaus 4 ed.1968)
= Bhp = = 0,00063 Hp
ef. motor
= 1 Hp
Spesifikasi :
: Mengalirkan bahan dari sungai ke bak penampung
air sungai
Tipe : Centrifugal Pump
Bahan : Commercial Steel
Rate volumetrik : cuft/dt
Total Dynamic Head : 30,00 ft.lbf/ lbm
Effisiensi motor : 88%
Power : 1,0 Hp
Jumlah : 1 buah
2. Pompa Bak Koagulasi
Fungsi : Mengalirkan bahan dari bak penampung air sungai ke bak koagulasi
dan flokulasi
Tipe : Centrifugal Pump
Dasar Pemilihan : Sesuai untuk bahan liquid, viskositas rendah.
Rate volumetrik (qf) = m / ρ
= /
= cuft/dt
Asumsi aliran turbulen :
Di optimum untuk aliran turbulen, Nre > 2100, digunakan persamaan : Dari (Peters & Timmerhaus 4 ed.1968) , didapatkan :
Diameter Optimum = 3,9 x qf 0,45 x ρ0,13
Dimana : qf = fluid flow rate ; cuft/dt (cfs )
ρ = fluid density ; lb/cuft
Diameter Optimum = 3,9 x 0,45 x 62,024 0,13
= in
Dipilih pipa 6 in, sch 40 (Geankoplis.1976)
OD = 6,625 in
ID = 6,065 in = ft
A = ft2
Kecepatan linier = qf/A
= /
Dipilih pipa Commercial steel =