PERANCANGAN MEJA DAN KURSI RESTORAN CEPAT SAJI
DENGAN PENDEKATAN SECARA ERGONOMIS
DI KAFE GAJAHMADA MOJOKERTO
SKRIPSI
O
O
l
l
e
e
h
h
:
:
A
A
T
T
I
I
M
M
P
P
U
U
J
J
I
I
L
L
E
E
S
S
M
M
O
O
N
N
O
O
0
0
7
7
3
3
2
2
0
0
1
1
5
5
0
0
0
0
2
2
J
J
U
U
R
R
U
U
S
S
A
A
N
N
T
T
E
E
K
K
N
N
I
I
K
K
I
I
N
N
D
D
U
U
S
S
T
T
R
R
I
I
F
F
A
A
K
K
U
U
L
L
T
T
A
A
S
S
T
T
E
E
K
K
N
N
O
O
L
L
O
O
G
G
I
I
I
I
N
N
D
D
U
U
S
S
T
T
R
R
I
I
U
U
N
N
I
I
V
V
E
E
R
R
S
S
I
I
T
T
A
A
S
S
P
P
E
E
M
M
B
B
A
A
N
N
G
G
U
U
N
N
A
A
N
N
N
N
A
A
S
S
I
I
O
O
N
N
A
A
L
L
“
“
V
V
E
E
T
T
E
E
R
R
A
A
N
N
”
”
J
J
A
A
W
W
A
A
T
T
I
I
M
M
U
U
R
R
KATA PENGANTAR
Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, akhirnya penulis mampu
menyelesaikan Tugas Akhir ini dan menuntaskan pendidikan sebagai Sarjana
Teknik Industri di Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
PembangunanNasional
Semoga Tugas Akhir ini mampu memberikan sedikit sumbangsih.
Memang Tugas Akhir ini masih kurang sempurna dan masih membutuhkan
banyak perbaikan, penulis memohon adanya saran dan kritik untuk
membenahinya. Apabila ada pihak-pihak yang berminat mengembangkan,
memperbaiki, dan menyempurnakannya, penulis akan dengan senang hati
membantu
Selama penyusunan tugas akhir ini, banyak sekali bimbingan dan bantuan
yang telah diterima oleh penulis. Untuk itu Penulis ingin menyampaikan terima
kasihnya kepada:
1.
Semua Dosen yang telah mengajarkan semua ilmunya selama kuliah di
Teknik Industri UPN “veteran” Jawa Timur.
2.
Ibu Enny Ariyani ST, MT, selaku dosen pembimbing I. Terima kasih
telah membimbing dan banyak membantu dalam pembuatan tugas akhir
ini.
3.
Bapak Suseno Budi P. ST,MT. selaku dosen pembimbing II. Terima
kasih atas bimbinganya dan masukan yang diberikan.
5.
Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Falkutas Teknologi Industri.
6.
Bapak Ir. Minto Waluyo, MMT selaku Kajur Teknik Industri.
7.
Ibu Endang P.W, MMT., Bapak Ir.Hari Purwadi, .MM. dan Bapak
Ir.Joumil Aidil SZS,MT selaku Dosen Penguji Seminar.
8.
Ibu Ir.Yustina Ngatilah MT dan Bapak Ir.Tri Susilo, MM selaku Dosen
penguji Ujian Lisan.
9.
Seluruh keluarga. Ayah, Ibu, Kakak dan adikku yang selalu memberikan
dukungan hingga selesainya kuliah.
10.
Seluruh teman-teman Teknik Industri Angkatan 2007 (Sore) yang selalu
saling memberi semangat dan dukungan informasi yang selalu
ter-update
di grup jejaring sosial
(TI Nol Tu7uh Mumet Skripsi).
11.
Dan seluruh teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu per satu serta
semua pihak yang telah membantu penulis dalam mengerjakan tugas
akhir ini.
Surabaya, Desember 2011
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………...……….. i
Daftar Isi ……….…. iii
Daftar Tabel ………..……... v
Daftar Gambar ………..…... vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang masalah ……… 1
1.2. Perumusan Masalah ……….. 2
1.3. Batasan Masalah ………..
2
1.4. Asumsi-asumsi …..………...
3
1.5.
Tujuan
Penelitian……….……….. 4
1.6. Manfaat Penelitian ……… 4
1.7. Sistematika Penulisan ………... 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Produk ……….
2.1.1. Peran Research & Development Dalam Peningkatan
Kualitas Produk………...
7
8
2.1.1. Produk Meja dan Kursi ………..……….. 8
2.2. Ergonomy ………. 9
2.2.1. Konsep Dasar Egonomy ………..
9
2.2.2. Tujuan Ergonomy ………... 12
2.3. Sistem Kerangka dan Otot Manusia ………
13
2.4. Anthropometry ………...
15
2.6. Pengumpulan Dan Pengolahan Data ……….... 29
2.7. Pengujian Kecukupan Data…..……….. 30
2.8. Pengujian Keseragaman Data…….………...
2.9. Penelitian Pendahulu………
31
31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ………...……… 33
3.2. Indetifikasi Variabel ………... 33
3.3. Langkah-langkah Pemecahan Masalah ………. 34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengumpulan Data ………...………
4.1.1. Data Anthropometri Pengguna
40
40
4.2. Pengolahan Data ………...
4.2.1. Desain Meja Dan Kursi Awal……….
4.2.1.1. Gambar Desain Meja Dan Kursi Awal………..
4.2.2. Desain Meja Dan Kursi Restoran Cepat Saji Usulan………….
4.2.2.1. Uji Keseragaman Data………...
4.2.2.2. Uji Keseragaman Data………...
4.2.2.3. Menentukan Persentil……….
4.2.2.4. Perancangan Desain Meja Dan Kursi Restoran Cepat
Saji………
4.2.2.5. Membandingkan Meja Dan Kursi Awal Dengan Meja
Dan Kursi Restoran Yang Baru………
4.3. Hasil Dan Pembahasan……….
42
42
42
43
43
51
56
62
65
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan………...………
5.2. Saran……….
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Perhitungan Persentil ………….………
19
Tabel 2.2. Perkiraan Anthropometri Untuk Masyarakat Hongkong, Dewasa,
dapat Diekivalensikan Sementara Untuk Masyarakat Indonesia
(Kesamaan Etnis Asia)
(mm)...
26
Tabel 2.3. Anthropometri Masyarakat Indonesia Yang Didiapat Dari
Interpolasi Masyarakat British dan Hongkong (Phesant, 1286)
Terhadap Masyarakat Indonesia
(mm)...
27
Tabel 2.4. Anthropometri Telapak Tangan Orang Indonesia (mm)……
28
Tabel 2.5. Anthropometri Kepala Orang Indonesia Dimana : Lebar Kepala =
9,2% Tinggi Badan Pria dan 9,3% Tinggi Badan Wanita
(mm)...
Tabel 4.1. Tabel Pengumpulan Data Dimensi Tubuh Orang Dewasa…………
Tabel 4.2. Hasil Uji Keseragaman Data...
Tabel 4.3. Hasil Uji Kecukupan Data...
Tabel 4.4. Hasil Kuesioner Uji Coba Meja dan Kursi Usulan...
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Pengukuran Dimensi Struktur Tubuh dalam Posisi Berdiri
dan Duduk Tegap...
17
Gambar 2.2. Pengukuran Dimensi Fungsional Tubuh dalam Berbagai
Posisi Gerakan Kerja...
18
Gambar 2.3. Distribusi Normal Dengan Data Anthropometri 95-th
persentil……….
Gambar 2.4. Data Anthropometri Untuk Perancangan Produk/ Fasilitas
Kerja………..
Gambar 2.5. Anthropometri Tangan...
Gambar 3.1. Langkah-langkah Pemecahan Masalah……….
Gambar 4.1. Meja dan Kursi Awal Restoran ……….
Gambar 4.2. Uji Keseragaman Tinggi Bahu Posisi duduk ………
Gambar 4.3. Uji Keseragaman Dimensi Tt ………
Gambar 4.4. Uji Keseragaman Dimensi Lb………
Gambar 4.5. Uji Keseragaman Dimensi Lp………
Gambar 4.6. Uji Keseragaman Dimensi Ps………
Gambar 4.7. Uji Keseragaman Dimensi Jjt………
Gambar 4.8. Uji Keseragaman Dimensi Ts………
Gambar 4.9. Uji Keseragaman Dimensi Pp………
Gambar 4.10. Gambar Desain Kursi Restoran Yang Baru...
Gambar 4.11. Gambar Desain Meja Restoran Yang Baru...
Gambar 4.12. Bentuk awal meja dan kursi retoran...
Gambar 4.13. Bentuk Meja Restoran Usulan...
Gambar 4.14. Bentuk Kursi Restoran Usulan...
Gambar 4.15. Bentuk Awal Meja dan Kursi Restoran Apabila
Dipasangkan...
Gambar 4.16. Bentuk Meja dan Kursi Restoran Usulan Apabila
ABSTRAK
Seiring dengan perkembangan jaman, gaya gidup masyarakat semakin
modern dan pengguna
notebook
pun semakin bertambah, misalnya pada kalangan
eksekutif muda atau
businessman
yang sering melakukan transaksi bisnis di
tempat-tempat umum, atau kalangan mahasiswa yang sibuk mengerjakan tugas
sembari menikmati makanan yang dipesan hanya dalam 5 menit saja, oleh karena
itu munculah berbagai macam restoran cepat saji.
Kafe Gajahmada merupakan sebuah kafe yang terletak di salah satu jalan
utama kota Mojokerto yang memiliki gaya arsitektur minimalis. Selain
menyediakan berbagai macam makanan cepat saji, kafe ini juga dilengkapi
dengan
free
hotspot (Wi-Fi),
sehingga konsumen yang membawa
notebook
dapat
menjelajah internet secara gratis dan menjadi sebuah tempat bersosialisasi yang
menarik sehingga memberikan keuntungan baik terhadap konsumen maupun
pemilik kafe itu sendiri. Pada saat pengguna beraktifitas di atas meja makan,
mereka tidak menyadari akan bahaya yang mungkin saja bisa menimpa diri
mereka. Pada kasus yang pernah terjadi minuman tersenggol dan tumpah sehingga
airnya mengenai
notebook
dan
baterei
charger
bertegangan tinggi yang
menyebabkan notebook mengalami kerusakan sekaligus membahayakan
keselamatan pelanggan. Hal ini dikarenakan tidak ada tempat menaruh minuman
yang lebih aman karena desain meja pada awalnya hanya diperuntukkan sebagai
tempat makan saja. Selain itu kursi yang dipakai pun tingkat ergonomisnya masih
kurang, hal ini ditandai dengan adanya ketidaknyamanan pengguna saat duduk
disebabkan oleh rasa lelah (
fatique
) yang berlebihan pada bagian pinggul dan
punggung, karena desain dudukan dan sandaran kursi yang tidak sesuai sehingga
pengguna tidak akan tahan untuk duduk berlama-lama dengan intensitas waktu
yang panjang.
Atas masalah tersebut maka muncullah ide untuk membuat meja dan kursi
restoran cepat saji yang lebih ergonomis, sehingga memberikan kenyamanan dan
keamanan yang lebih baik dari sebelumnya.
Berdasarkan analisa data perancangan desain meja dan kursi usulan adalah
sebagai berikut: Untuk merancang kursi adalah: Tinggi dudukan kursi = 43 cm,
panjang dudukan kursi = 40 cm, lebar dudukan kursi 38 cm, tinggi sandaran
kursi= 55 cm, dan lebar sandaran kursi = 40 cm. Sedangkan untuk merancang
meja adalah: Panjang meja = 72 cm, lebar meja = 47 cm dan tinggi meja = 71 cm.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan jaman, gaya gidup masyarakat semakin
modern dan pengguna notebook pun semakin bertambah, misalnya pada kalangan
eksekutif muda atau businessman yang sering melakukan transaksi bisnis di
tempat-tempat umum, atau kalangan mahasiswa yang sibuk mengerjakan tugas
sembari menikmati makanan yang dipesan hanya dalam 5 menit saja, oleh karena
itu munculah berbagai macam restoran cepat saji.
Kafe Gajahmada merupakan sebuah kafe yang terletak di salah satu jalan
utama kota Mojokerto yang memiliki gaya arsitektur minimalis. Selain
menyediakan berbagai macam makanan cepat saji, kafe ini juga dilengkapi
dengan free hotspot (Wi-Fi), sehingga konsumen yang membawa notebook dapat
menjelajah internet secara gratis dan menjadi sebuah tempat bersosialisasi yang
menarik sehingga memberikan keuntungan baik terhadap konsumen maupun
pemilik kafe itu sendiri. Pada saat pengguna beraktifitas di atas meja makan,
mereka tidak menyadari akan bahaya yang mungkin saja bisa menimpa diri
mereka. Pada kasus yang pernah terjadi minuman tersenggol dan tumpah sehingga
airnya mengenai notebook dan baterei charger bertegangan tinggi yang
menyebabkan notebook mengalami kerusakan sekaligus membahayakan
keselamatan pelanggan. Hal ini dikarenakan tidak ada tempat menaruh minuman
yang lebih aman karena desain meja pada awalnya hanya diperuntukkan sebagai
kurang, hal ini ditandai dengan adanya ketidaknyamanan pengguna saat duduk
disebabkan oleh rasa lelah (fatique) yang berlebihan pada bagian pinggul dan
punggung, karena desain dudukan dan sandaran kursi yang tidak sesuai sehingga
pengguna tidak akan tahan untuk duduk berlama-lama dengan intensitas waktu
yang panjang.
Selain pelayanan dan kualitas produk yang harus tetap dijaga pemilik gerai
hendaknya juga memperhatikan beberapa faktor kenyamanan pelanggan lainnya.
Atas masalah tersebut maka muncullah ide untuk membuat meja dan kursi
restoran cepat saji yang lebih ergonomis, sehingga memberikan kenyamanan dan
keamanan yang lebih baik dari sebelumnya.
1.2. Perumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan diatas, dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut : “ Bagaimana merancang meja dan kursi restoran cepat saji
yang lebih ergonomis?“.
1.3. Batasan Masalah
Untuk menghindari terlalu luasnya permasalahan maka dilakukan pembatasan
masalah sebagai berikut :
1. Data anthropometri dan responden untuk desain meja orang dewasa hanya
dilakukan di Kafe Gajahmada Mojokerto sebanyak 30 orang ( 15 laki – laki
2. Faktor Anthropometri terhadap interior meja dan kursi yang meliputi tinggi,
lebar dan panjang.
3. Penambahan fungsi pada desain meja makan sesuai dengan apa yang
dibutuhkan oleh si pengguna sesuai dengan permasalahan yang ada.
4. Persentil yang digunakan adalah persentil 5 , 50 dan 95.
5. Desain meja makan dan kursi untuk ukuran orang dewasa Indonesia dan yang
serumpun ( ras Asia ).
6. Tingkat keyakinan sebesar 95% dan tingkat ketelitian sebesar 5%.
7. Desain meja dan kursi hanya untuk satu orang pengguna.
1.4. Asumsi-asumsi
Asumsi – asumsi yang diperlukan dalam melaksanakan penelitian yaitu :
1. Tidak ada perubahan posisi penggunaan meja dan kursi oleh si pemakai.
2. Desain disesuaikan dengan permasalahan yang ada dan kebutuhan si
pemakai.
3. Semua responden dalam menjawab kuesioner dapat menjawab dengan baik.
4. Biaya dalam proses pembuatan tibak dibatasi untuk tingkat kualitas tertentu.
5. Bahan baku pembuatan produk tidak dibatasi oleh satu macam jenis bahan.
1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :
Merancang meja dan kursi restoran cepat saji yang lebih ergonomis sesuai
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini :
1. Bagi penulis
Untuk dapat menerapkan teori yang diperoleh diperkuliahan, agar dapat
digunakan untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan
ergonomi secara teoritis dan praktis.
2. Bagi Perguruan Tinggi.
Sebagai tambahan wawasan dan khasanah pengetahuan perpustakaan dan
bahan studi banding bagi mahasiswa yang berminat dengan masalah ini.
3. Bagi Pembaca
Memberikan informasi kepada semua orang agar lebih berhati-hati terhadap
sesuatu yang kelihatannya aman padahal terdapat bahaya yang mungkin saja
bisa terjadi yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya sehingga dapat
mencegah kerugian yang bisa ditimbulkan
1.7 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang
diberikan pada satiap bab yang berurutan untuk memudahkan pembahasannya.
Dari pokok-pokok permasalahan dapat dibagi menjadi enam bab seperti
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang pendahuluan yang meliputi latar
belakang,perumusan masalah,tujuan penelitian,manfaat
penelitian,pembahasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas tentang teori-teori yang akan digunakan sebagai
landasan dalam penyelesaian masalah terkait langsung dengan
metode penelitian yang digunakan sebagai kerangka pemecahan
masalah. Pencarian sumber informasi tersebut dapat buku,jurnal
penelitian,sumber literature lain,dan studi terhadap penelitian
terdahulu.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisi tentang uraian langka-langka penelitian yang
dilakukan,selain juga merupakan gambaran kerangka berfikir
penulisan dalam bentuk Flow chart
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Mengidentifikasi seluruh data yang dikumpulkan dalam penelitian
serta pengolahan data yang berhubungan dengan perbaikan sistem
kerja tersebut untuk mendapatkan standart operasi yang lebih baik.
Menganalisis terhadap hasil pengolahan data yang telah dilakukan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil keseluruhan penelitian, yakni pengolahan data
dan analisis permasalahan maka dapat disimpulkan suatu usulan
perbaikan ukuran & bentuk desain meja.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Produk
Produk adalah keluaran yang diperoleh dari sebuah proses produksi dan
merupakan pertambahan nilai dari bahan baku dan merupakan komoditi yang
dijual perusahaan kepada konsumen. Produk adalah sesuatu barang atau jasa
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara memuaskan. Unsur
yang terpenting dalam produk adalah mutu/kualitas. Kualitas Produk seharusnya
tidak hanya dilihat dari sisi pandang si produsen, tetapi yang lebih penting adalah
dari segi pandangan si pemakai atau konsumen tersebut. Dalam hal ini kualitas
produk harus dapat mencerminkan tingkat kemampuan produk untuk memberikan
kemanfaatan yang diharapkan oleh si pemakai atau konsumen tersebut.
Harapan tersebut didasarkan pada janji yang diperoleh si konsumen bagi
kepuasan fungsional, pengalaman dan simbol yang tercipta melalui objek fisik
produk tersebut. Dengan terdapatnya kepuasan dari suatu produk oleh konsumen,
maka semakin baik posisi produk itu dalam persaingan, karena semakin banyak
dicari dan diminta produk tersebut oleh konsumen.
Keberhasilan suatu perusahaan dalam persaingan untuk memasarkan
produknya, secara simultan merupakan suatu fungsi dari dan sekaligus pembatas
oleh kemampuan untuk membuat dan melakukan (Assauri,2008) :
Bisnis sebagai objek fisik, dimana pelanggan membeli manfaatnya.
2.1.1 Peran Research & Development Dalam Peningkatan Kualitas Produk
Yang dimaksud dengan Research & Development (R&D) menurut
negara-negara maju (OECD) adalah pekerjaan yang kreatif yang silakukan atas dasar
yang sistematik, untuk meningkatkan persediaan-persediaan ilmiah dan teknik
serta menggunakan persediaan pengetahuan tersebut untuk mendukung aplikasi
baru. Pengembangan produk sebagai hasil dari kegiatan Research & Development
terlihat dari mutu atau kualitas produk yang lebih baik, atau manfaat produk
menjadi lebih luas, ataupun desain dan penampilan yang lebih menarik.
Sedangkan Pengembangan Teknologi sebagai hasil dari kegiatan Research &
Development terlihat dari pengembangan bahan baku yang dapat digunakan lebih
hemat dengan mutu yang lebih baik, pengembangan proses yang lebih efektif dan
efisien serta pengembangan peralatan produksi yang lebih canggih. Salah satu
yang terpenting dari kegiatan Research & Development adalah peningkatan
kualitas produk melalui pengembangan ilmu dan teknologi.
Setiap perusahaan dalam meningkatkan posisi produknya dalam persaingan,
harus dapat memanfaatkan peluang yang terdapat dalam keunggulan kompetitif.
Keunggulan kompetitif yang diperoleh tercermin dalam kemampuan kualitas
produk yang dihasilkan dan tingkat biaya yang relatif rendah, serta memenuhi
waktu delivery yang dijanjikan. (Assauri, 2008).
2.1.2 Produk Meja dan Kursi
maupun suatu badan usaha. Meja dan kursi yang nyaman adalah idaman setiap
seseorang, kesesuaian bentuk kursi dengan tubuh tentunya akan memberi nuansa
tersendiri saat kegiatan berlangsung. Impian inilah yang kemudian membawa
beberapa orang berpikir kursi mana kiranya yang aman sekaligus nyaman untuk
dipakai. Yang menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam memilih kursi adalah
kualitas dan kenyamanan. Akan tetapi satu hal yang harus dipikirkan sebelum
membeli meja dan kursi adalah yang dapat menunjang fungsi dan sesuai dengan
kebutuhan saat digunakan.
2.2 Ergonomi
2.2.1 Konsep Dasar Ergonomi
Untuk mempermudah pemahaman terhadap ergonomi, kita dapat
menggunakan konsep umum dari cara berpikir rasional yang biasa kita gunakan.
Mengadopsi istilah (5W + 1H) dapat mempermudah kita berpikir secara
sistematis didalam memahami dan menerapkan ergonomi 5W dan 1H tersebut
adalah : (Tarwaka; 2004)
1. What is ergonomics ? Istilah ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri
dari dua kata yaitu “ ergon “ berarti kerja dan “ nomos “ berarti aturan atau
hukum. Jadi secara ringkas ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam
system kerja. Di Indonesia memakai istilah ergonomi tetapi di beberapa
Negara seperti skandinavia menggunakan istilah “ Bioteknologi “ sedangkan
demikian, semuanya membahas hal yang sama yaitu tentang optimalisasi
fungsi manusia terhadap aktivitas yang dilakukan.
2. Why is ergonomic ? Dari pengalaman menunjukkan bahwa setiap aktivitas
atau pekerjaan yang dilakukan, apabila tidak dilakukan secara ergonomis akan
mengakibatkan ketidaknyamanan, biaya tinggi, kecelakaan dan penyakit
akibat kerja meningkat, performansi menurun yang berakibat pada penurunan
efisiensi dan daya kerja. Dengan demikian, penerapan ergonomic disegala
bidang adalah suatu keharusan.
3. Where is ergonomic applied ? Secara umum penerapan ergonomi dapat
dilakukan dimana saja, baik dilingkungan rumah, di perjalanan, di lingkungan
sosial maupun di lingkungan tempat kerja.
4. When is ergonomic applied ? Ergonomi dapat diterapkan kapan saja dalam
putaran 24 jam sehari semalam, sehingga baik pada saat bekerja, istirahat,
maupun dalam berinteraksi sosial kita dapat melakukan dengan sehat, aman
dan nyaman.
5. Who must apply ergonomics ? Setiap komponen masyarakat baik masyarakat
pekerja maupun masyarakat sosial harus menerapkan ergonomi dalam upaya
menciptakan kenyamanan, kesehatan, keselamatan, dan produktivitas kerja
yang setinggi – tingginya.
6. How is ergonomic applied ? Untuk dapat menerapkan ergonomi secara benar
dan tepat, maka kita harus mempelajari dan memahami ergonomi secara detail.
diterapkan dapat diterima oleh pemakainya dan memberikan manfaat yang
besar kepadanya.
Dengan demikian ergonomic dapat didefinisikan sebagai berikut : (Tarwaka;
2004) “ Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam
beraktifitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik
fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih
baik “. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan,
keselamatan, dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah, dan tempat
rekreasi. Di dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia,
fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu
menyesuaikan suasana kerja dengan lingkungannya.
Ergonomi dikelompokkan atas empat bidang penyelidikan yaitu :
1. Penyelidikan tentang display
Yang dimaksud tentang display disini adalah bagian dari lingkungan yang
berkomunikasikan keadaannya kepada manusia. Contohnya, kalau kita ingin
mengetahui berapa kecepatan motor yang sedang kita kemudikan maka
dengan melihat jarum speedometer, kita akan mengetahui keadaan lingkungan
dalam hal ini kecepatan motor.
2. Penyelidikan mengenai hasil kerja manusia dan proses pengendaliannya.
Dalam hal ini diselidiki tentang aktifitas–aktifitas manusia ketika bekerja
3. Penyelidikan mengenai tempat kerja
Agar diperoleh tempat kerja yang baik, dalam arti sesuai dengan
kemampuan dan keterbatasan manusia, maka ukuran–ukuran dari tempat kerja
tersebut harus sesuai dengan tubuh manusia. Hal–hal yang bersangkutan
dengan tubuh manusia ini dipelajari dalam Antrophometri.
4. Penyelidikan mengenai lingkungan fisik
Yang dimaksud dengan lingkungan fisik disini meliputi ruangan dan
fasilitas–fasilitas yang biasa digunakan oleh manusia serta kondisi lingkungan
kerja yang kedua–duanya banyak mempengaruhi tingkah laku manusia.
2.2.2 Tujuan Ergonomi
Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah : (Tarwaka, 2004)
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan
cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan kerja fisik dan mental,
mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial,
mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan
jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak
produktif.
3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis,
ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan
2.3 Sistem Kerangka dan Otot Manusia
Dalam rangka memenuhi tujuan desain atau perancangan produk baru
pekerjaan serta peralatan yang sesuai dengan kebutuhan manusia, maka
diperlukan beberapa pengetahuan dasar tentang karakteristik otot dan kerangka
manusia terutama dimensi dan kapasitasnya. Anatomi faal manusia merupakan
ilmu dasar yang mempelajari karakteristik otot dan sistem kerangka manusia. Hal
ini perlu kita uraikan sebelumnya untuk menjadi landasan bagi penerapan
ergonomi lebih lanjut: (Nurmianto; 2008)
1. Kerangka dan Sambungan Kerangka
a) Kerangka
Kerangka berfungsi untuk menggambarkan dasar bentuk tubuh,
penentuan tinggi seseorang, perlindungan organ tubuh yang lunak (otak,
jantung, hati) sebagai tempt untuk melekatnya otot–otot, mengganti sel–sel
yang telah rusak, memberikan sistem sambungan untuk gerak pengendali
dan untuk menyerap reaksi dari gaya serta beban kejut. Sedangkan tulang
berfungsi sebagai alat untuk meredam dan mendistribusi gaya atau
tegangan yang ada padanya.
b) Sambungan Cartilagenous
Sambungan Cartilagenous adalah sambungan yang berfungsi untuk
pergerakan yang relatif kecil, seperti misalnya : sambungan antara tulang
c) Sambungan Synovial
Sambungan Synovial adalah sambungan yang terdapat paling
banyak pada tangan dan kaki, dan berfungsi untuk pergerakan atau
perputaran bebas, walaupun tangan dan kaki tersebut amat terbatas
pergerakannya, misalnya arah dan rentang gerakannya.
d) Ligamen
Ligamen adalah berfungsi untuk membentuk bagian sambungan
dan menempel pada tulang, Ligament juga berfungsi untuk membatasi
rentang gerakan.
2. Sistem Sambungan Kerangka
Panjang tulang untuk menentukan tinggi badan seseorang, sedangkan
batas jangkuan dapat menentukan ruang gerak atau aktivitas yang
digambarkan oleh system sambungan tulang. Selain dari itu dimensi ruang
yang terbentuk tersebut amat penting untuk penempatan pengendali dan
desain stasiun kerja. Sifat masing–masing sambungan tulang pada pergerakan
adalah sangat kompleks. Contoh sambungan tulang yang sederhana ada pada
siku dan lutut.
3. Otot
Otot hanya mempunyai kemampuan berkontraksi dan relaks, selain itu otot
juga sebagai penggerak utama bergerak dengan arah berlawanan terhadap otot
yang lain yang dikenal sebagai gerakan antagonis yang berfungsi untuk
4. Jaringan Penghubung
Jaringan–jaringan penghubung yang terpenting pada sistem kerangka otot
adalah ligamen dan tendon. Tendon berfungsi sebagai penghubung antara otot
dan tulang sedangkan Ligamen berfungsi sebagai penghubung antara tulang
dengan tulang.
2.4 Anthropometri
Istilah Anthropometri berasal dari kata “ anthro” yang berarti manusia dan
“metri“ yang berarti ukuran. Secara definitif anthropometri dapat dinyatakan
sebagai satu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia.
Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran, berat dan lain–lain yang
berbeda satu dengan yang lainnya. Anthropometri secara luas akan digunakan
sebagai pertimbangan–pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi
manusia. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data anthropometri akan
menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk
yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan atau menggunakan
produk tersebut. Dalam kaitan ini maka perancang produk harus mampu
mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan
produk hasil rancangannya tersebut. (Nurmianto, 2008)
Manusia pada umumnya akan berbeda–beda dalam hal bentuk dan dimensi
ukuran tubuhnya. Disini akan ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi
ukuran tubuh manusia, sehingga sudah semestinya seorang perancang produk
1. Umur
Secara umum dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah besar
seiring dengan bertambahnya umur yaitu sejak awal kelahirannya sampai
dengan umur sekitar 20 tahunan. Selanjutnya tidak lagi akan terjadi
pertumbuhan bahkan justru akan cenderung berubah menjadi penurunan
ataupun penyusutan yang dimulai sekitar umur 40 tahunan.
2. Jenis Kelamin
Dimensi ukuran tubuh laki–laki umumnya akan lebih besar dibandingkan
dengan wanita, terkecuali untuk beberapa bagian tubuh tertentu sperti pinggul
dan sebagainya.
3. Suku / Bangsa
Setiap suku, bangsa ataupun kelompok etnik akan memiliki karakteristik
fisik yang akan berbeda satu dengan yang lainnya.
4. Usia
Pada umumnya bertambahnya umur manusia akan menyebabkan semakin
berkembangnya ukuran tubuh. Ukuran tubuh berkembang dari saat lahir
sampai umur 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Dimensi
tubuh manusia akan berkurang setelah umur 60 tahun. Setelah mengijak usia
dewasa, tinggi badan manusia memiliki kecenderungan untuk menurun yang
disebabkan oleh berkurangnya elastisitas tulang belakang dan gerakan tangan
5. Pakaian
Karena terjadinya perbedaan iklim/musim menyebabkan manusia
memakai pakaian tertentu sehingga merubah dimensi tubuh, misalnya pada
waktu musim dingin menyebabkan orang memakai pakaian tebal dan ukuran
relatif besar.
6. Faktor Kehamilan pada Wanita
Faktor ini sudah jelas mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti bila
dibandingkan dengan antara wanita yang hamil dengan wanita yang tidak
hamil.
7. Cacat Tubuh secara Fisik
Berikut ini beberapa penjelasan dan gambar pengukuran dimensi struktur
tubuh dan dimensi fungsional tubuh, sebagai berikut :
1. Pengukuran dimensi struktur tubuh (struktural body dimensions).
- Tubuh diukur dalam posisi tidak bergerak (static anthropometri).
- Meliputi : berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk,
panjang lengan, dsb.
- Percentile : 5-th dan 95-th percentile.
2. Pengukuran dimensi fungsional tubuh (functional body dimensions).
- Tubuh diukur dalam posisi melakukan gerakan kerja atau posisi dinamis
(dynamic anthropometri).
- Banyak diaplikasikan dalam proses perancangan fasilitas/ ruang kerja.
Gambar 2.2. Pengukuran Dimensi Fungsional Tubuh dalam Berbagai Posisi Gerakan Kerja
2.5 Aplikasi Distribusi Normal Dalam Penetapan Data Anthropometri
Untuk penetapan data antropometri, diterapkan pemakaian distribusi
normal. Distribusi normal dapat diformulasikan berdasarkan harga rata-rata (mean,
X) dan standar deviasi (SD, x). Persentil adalah suatu nilai yang menyatakan
bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan
atau lebih rendah dari 95 persentil; 5% dari populasi berada sama dengan atau
lebih rendah dari 5 persentil.
Rumus umum persentil adalah sebagai berikut:
Px = data ke
100 ) 1 (n x
Dalam pokok bahasan antropometri, 95 persentil menunjukkan tubuh
berukuran besar, sedangkan 5 persentil menunjukkan tubuh berukuran kecil. Jika
diinginkan dimensi untuk mengakomodasi 95% populasi maka 2.5 dan 97.5
persentil adalah batas rentang yang dapat dipakai. Seperti tampak pada diagram
berikut ini : (Nurmianto; 2008)
Gambar 2.3 Distribusi Normal Dengan Data Anthropometri 95-th persentil
Besarnya nilai persentil dapat ditentukan dari tabel probabilitas distribusi
normal dapat dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Perhitungan Persentil
Persentil Kalkulasi 1st x - 2.325x 2.5 th x - 1.96x 5 th x - 1.645x 10 th x - 1.280x 50 th x
90 th x + 1.280x 95 th x + 1.645x 97.5 th x - 1.96x 99 th x - 2.325x
a) Pilihlah standart deviasi yang sesuai untuk perancangan yang dimaksud.
b) Carilah data pada rata-rata dan distribusi dari dimensi yang dimaksud untuk
populasi yang sesuai.
c) Pilihlah nilai persentil yang sesuai sebagai dasar perancangan.
d) Pilihlah jenis kelamin yang sesuai.
Pengukuran bentuk tubuh bertujuan untuk mengetahui bentuk tubuh
manusia sehingga peralatan yang dirancang lebih sesuai dengan bentuk tubuh
manusia agar lebih nyaman dan menyenangkan.
2.5.1 Aplikasi Data Anthropometri dalam Perancangan Produk/ Fasilitas
Kerja
Data–data dari hasil pengukuran atau dapat juga disebut sebagai data
anthropometri, digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses
perancangan produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi
manusia.
Data anthropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasi secara luas,
antara lain :
1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil dan lain–lain)
2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, perkakas dan sebagainya.
3. Perancangan produk–produk konsumtif seperti pakaian, meja, kursi dan
lain–lain.
yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan dan menggunakan
produk tersebut. Dalam hal ini maka perancang harus mampu mengakomodasikan
dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil
rancangan itu. Secara umum sekurang–kurangnya 90% - 95% dari populasi yang
menjadi target dalam kelompok pemakai suatu produk harus dapat
menggunakannya secara layak.
Mengingat bahwa keadaan dan cirri fisik dipengaruhi oleh banyak faktor
sehingga berbeda satu sama lainnya, maka terdapat tiga prinsip dalam pemakaian
data–data tersebut yaitu :
a. Perancangan fasilitas berdasarkan individu yang ekstrim
Prinsip ini digunakan apabila kita mengharapkan agar fasilitas yang akan
dirancang tersebut dapat dipakai dengan enak dan nyaman oleh sebagaian
besar orang–orang yang akan memakainya. (biasanya minimal oleh 95%
pemakai)
b. Perancangan fasilitas yang dapat digunakan
Prinsip ini digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar fasilitas
tersebut bisa menampung atau dapat dipakai dengan enak dan nyaman oleh
semua orang yang memerlukannya. Misalnya kursi pengemudi yang bisa
c. Perancangan fasilitas berdasarkan harga rata–rata pemakai
Prinsip ini digunakan apabila perancangan berdasarkan harga ekstrim tidak
mungkin dilaksanakan dan tidak layak jika tidak menggunakan prinsip
perancangan fasilitas yang bias disesuaikan. Prinsip berdasarkan harga ekstrim
tidak mungkin dilakukan apabila lebih banyak rugi daripada untungnya,
artinya hanya sebagaian kecil dari orang–orang yang merasa enak dan nyaman
ketika menggunakan fasilitas tersebut. Sedangkan fasilitas tersebut dirancang
berdasarkan fasilitas yang bisa disesuaikan tidak layak karena mahal biayanya.
Berkaitan dengan aplikasi data anthropometri yang diperlukan dalam
proses perancangan produk atau fasilitas kerja, maka ada beberapa langkah
dalam penerapannya yaitu :
1. Pertama kali harus ditetapkan anggota tubuh yang nantinya akan difungsikan
dalam mengoperasikan rancangan tersebut.
2. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut
(fungsional atau struktural).
3. Tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi, diakomodasi dan menjadi
target utama pemakai rancangan produk tersebut.
4. Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti, apakah untuk ukuran individual
yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel atau ukuran rata-rata.
5. Pilih prosentase populasi yang harus diikuti, 90-th, 95-th, 99-th ataukah nilai
persentil yang lain yang dikehendaki.
Seorang desainer seharusnya mengetahui aspek dimensi tubuh dari
populasi yang akan menggunakan peralatan hasil rancangan tersebut. Dalam hal
ini, harus ada semacam target, misalnya sedikitnya 90% sampai 95% dari populasi
yang harus dapat menggunakan hasil desainnya tersebut.
Berkaitan dengan aplikasi data anthropometri yang diperlukan dalam
proses perancangan produk, rekomendasi yang bisa diberikan :
1. Tetapkan anggota tubuh yang mengoperasikan rancangan tersebut.
2. Tentukan dimensi tubuh yang penting ((struktural body dimensions atau
functional body dimensions).
3. Tentukan populasi terbesar yang menjadi target utama.
4. Tetapkan prinsip ukuran (ukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran
yang fleksibel atau ukuran rata-rata).
5. Pilih nilai percentile yang dikehendaki (90-th, 95-th, 99-th atau yang lain).
6. Tetapkan nilai ukuran dari tabel data anthropometri yang sesuai, aplikasikan
data tersebut dan tambahkan faktor kelonggaran.
Gambar 2.4, data anthropometri yang diaplikasikan dalam perancangan dan
Gambar 2.4. Data Anthropometri Untuk Perancangan Produk/ Fasilitas
Kerja
Keterangan :
1 = dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai s/d ujung kepala).
2 = tinggi mata dalam posisi berdiri tegak.
3 = tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak.
4 = tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus).
5 = tinggi kepalan tangan yang berjulur lepas dalam posisi berdiri tegak
(dalam gambar tidak ditunjukkan).
6 = tinggi tubuh dalam posisi duduk (diukur dari alas tempat duduk/ pantat
sampai dengan kepala).
7 = tinggi mata dalam posisi duduk.
8 = tinggi bahu dalam posisi duduk.
9 = tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus).
12 = panjang paha yang diukur dari pantat s/d bagian belakang dari lutut/betis.
13 = tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk.
14 = tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai dengan
paha.
15 = lebar dari bahu (bisa diukur dalam posisi berdiri ataupun duduk).
16 = lebar pinggul/ pantat.
17 = lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukkan
dalam gambar).
18 = lebar perut.
19 = panjang siku yang diukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam
posisi siku tegak lurus.
20 = lebar kepala.
21 = panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari.
22 = lebar telapak tangan.
23 = lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar-lebar kesamping
kiri-kanan (tidak ditunjukkan dalam gambar).
24 = tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak, diukur dari lantai
sampai dengan telapak tangan yang terjangkau lurus ke atas (vertikal).
25 = tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak, diukur seperti halnya
no. 24 tetapi dalam posisi duduk (tidak ditunjukkan dalam gambar).
26 = jarak jangkauan tangan yang terjulur ke depan diukur dari bahu sampai
Tabel 2.2.
Perkiraan Anthropometri Untuk Masyarakat Hongkong, Dewasa, dapat Diekivalensikan Sementara Untuk Masyarakat Indonesia (Kesamaan Etnis
Asia) (mm)
Pria Wanita Dimensi Tubuh
5% X 95% S.D 5% X 95% S.D 1. Tinggi Tubuh Posisi berdiri
tegak 1.585 1.680 1.775 58 1.455 1.555 1.655 60 2. Tinggi Mata 1.470 1.555 1.640 52 1.330 1.425 1.520 57 3. Tinggi Bahu 1.300 1.380 1.460 50 1.180 1.265 1.350 51 4. Tinggi Siku 950 1.015 1.080 39 870 935 1.000 41 5. Tinggi Genggaman Tangan
(knuckle) pada posisi relaks kebawah
685 750 815 40 650 715 780 41 6. Tinggi Badan pada Posisi Duduk 845 900 955 34 780 840 900 37 7. Tinggi Mata pada Posisi Duduk 720 780 840 35 660 720 780 35 8. Tinggi Bahu pada Posisi Duduk 555 605 655 31 165 230 295 38 9. Tinggi Siku pada Posisi Duduk 190 240 290 31 165 230 295 38 10. Tebal Paha 110 135 100 14 105 130 155 14 11. Jarak dari Pantat ke Lutut 505 550 595 26 470 520 570 30 12. Jarak dari Lipat Lutut (popliteal)
ke Pantat 405 450 495 26 385 435 485 29 13. Tinggi Lutut 450 495 540 26 410 455 500 27 14. Tinggi Lipat Lutut (popliteal) 365 405 445 25 325 375 425 29 15. Lebar Bahu (bideltoid) 380 425 470 26 335 385 435 29 16. Lebar Panggul 300 335 370 22 295 330 365 21 17. Tebal Dada 155 195 235 25 160 215 270 34 18. Tebal Perut (abdominal) 150 210 270 36 150 215 280 39 19. Jarak dari siku ke ujung jari 410 445 480 22 360 400 400 24 20. Lebar Kepala 150 160 170 7 135 150 165 8 21. Panjang Tangan 165 190 195 9 150 165 180 9
22. Lebar Tangan 70 80 90 5 60 70 80 5
23. Jarak Bentang dari ujung jari
tangan kanan ke kiri 1.480 1.635 1.790 95 1.350 1.480 1.610 80 24. Tinggi pegangan tangan (grip)
pada posisi tangan vertikal ke atas & berdiri tegak
1.835 1.970 2.105 83 1.685 1.825 1.965 86 25. Tinggi pegangan tangan (grip)
pada posisi tangan vertikal ke atas & duduk
1.110 1.205 1.3 58 855 940 1.025 51 26. Jarak genggaman tangan (grip)
ke punggung pada posisi tangan
Tabel 2.3.
Anthropometri Masyarakat Indonesia Yang Didiapat Dari Interpolasi Masyarakat British dan Hongkong (Phesant, 1286) Terhadap Masyarakat
Indonesia (mm)
Pria Wanita Dimensi Tubuh
5% X 95% S.D 5% X 95% S.D 1. Tinggi Tubuh Posisi berdiri tegak 1.532 1.632 1.732 61 1.464 1.563 1.662 60 2. Tinggi Mata 1.425 1.52 1.615 58 1.35 1.446 1.542 58 3. Tinggi Bahu 1.247 1.338 1.429 55 1.184 1.272 1.361 54 4. Tinggi Siku 932 1.003 1.074 43 886 957 1.028 43 5. Tinggi Genggaman Tangan
(knuckle) pada posisi relaks kebawah
655 718 782 39 646 708 771 38 6. Tinggi Badan pada Posisi Duduk 809 864 919 33 775 834 893 36 7. Tinggi Mata pada Posisi Duduk 694 749 804 33 666 721 776 33 8. Tinggi Bahu pada Posisi Duduk 523 572 621 330 501 550 599 30 9. Tinggi Siku pada Posisi Duduk 181 231 282 31 175 229 283 33 10. Tebal Paha 117 140 163 14 115 140 165 15 11. Jarak dari Pantat ke Lutut 500 545 590 272 488 527 586 30 12. Jarak dari Lipat Lutut (popliteal)
ke Pantat 405 450 495 27 488 537 586 30
13. Tinggi Lutut 448 496 544 29 428 472 516 27 14. Tinggi Lipat Lutut (popliteal) 361 403 445 26 337 382 428 28 15. Lebar Bahu (bideltoid) 382 424 466 26 342 385 428 26 16. Lebar Panggul 291 331 371 24 298 345 392 29 17. Tebal Dada 174 212 250 23 178 228 278 30 18. Tebal Perut (abdominal) 174 228 282 33 175 231 287 34 19. Jarak dari siku ke ujung jari 405 439 473 21 374 409 287 34 20. Lebar Kepala 140 450 160 6 135 146 157 7 21. Panjang Tangan 161 176 190 9 153 168 183 9 22. Lebar Tangan 71 79 87 5 64 71 78 4 23. Jarak Bentang dari ujung jari
tangan kanan ke kiri 1.52 1.663 1.806 87 1.4 1.523 1.646 75 24. Tinggi pegangan tangan (grip)
pada posisi tangan vertikal ke atas
& berdiri tegak 1.795 1.923 2.051 78 1.713 1.841 1.969 79 25. Tinggi pegangan tangan (grip)
pada posisi tangan vertikal ke atas & duduk
1.065 1.169 1.273 63 945 1.03 1.115 52 26. Jarak genggaman tangan (grip) ke
punggung pada posisi tangan ke depan (horisontal)
Tabel 2.4.
Anthropometri Telapak Tangan Orang Indonesia (mm)
Pria Wanita Dimensi Tubuh
5th 50th 95th S.D 5th 50th 95th S.D 1. Panjang tangan 163 176 189 8 155 168 181 8 2. Panjang telapak tangan 92 100 108 5 87 94 101 4 3. Panjang ibu jari 45 48 51 2 42 45 48 2 4. Panjang jari telunjuk 62 67 72 3 60 65 70 3 5. Panjang jari tengah 70 77 84 4 69 74 79 3 6. Panjang jari manis 62 67 72 3 59 64 69 3 7. Panjang jari kelingking 48 51 54 2 45 48 51 2 8. Lebar ibu jari (IPJ) 19 21 23 1 16 18 20 1 9. Tebal ibu jari (IPJ) 19 21 23 1 15 17 19 1 10. Lebar Jari telunjuk 18 20 22 1 15 17 19 1 11. Tebal jari telunjuk 16 18 20 1 13 15 17 1 12. Lebar telapak tangan
(Metacarpal) 74 81 88 4 68 73 78 3
13. Lebar telapak tangan (sampai
ibu jari) 88 98 108 6 82 89 96 4
14. Lebar telapak tangan (minimum) 68 75 82 4 64 59 74 3 15. Tebal telapak tangan
(Metacarpal) 28 31 34 2 25 27 29 1
16. Tebal telapak tangan (sampai ibu
jari 41 48 47 2 41 44 47 2
17. Diameter genggam (maksimum) 45 48 51 2 43 46 49 1 18. Lebar maksimum (ibu jari ke jari
kelingking) 177 192 206 9 169 184 199 9 19. Lebar fungsional maksimum
(ibu jari ke jari lain) 122 132 142 6 113 123 134 6 20. Segiempat minimum yang dapat
Gambar 2.5. Anthropometri Tangan
Tabel 2.5.
Anthropometri Kepala Orang Indonesia
Dimana : Lebar Kepala = 9,2% Tinggi Badan Pria dan 9,3% Tinggi Badan Wanita (mm)
Pria Wanita Dimensi Tubuh
5th 50th 95th S.D 5th 50th 95th S.D 1. Panjang kepala 166 176 186 6 158 168 178 6 2. Lebar kepala 132 140 148 5 121 129 137 5 3. Diameter maksimum dari dagu 217 230 243 8 198 209 221 7 4. Dagu ke puncak kepala 192 203 215 7 185 196 208 7 5. Telinga ke puncak kepala 70 77 84 4 69 74 79 3 6. Telinga ke belakang kepala 62 67 72 3 59 64 69 3 7. Antara dua telinga 48 51 54 2 45 48 51 2 8. Mata ke puncak kepala 19 21 23 1 16 18 2 1 9. Mata ke belakang kepala 19 21 23 1 15 17 19 1 10. Antara dua pupil mata 18 20 22 1 15 17 19 1 11. Hidung ke puncak kepala 16 18 20 1 13 15 17 1 12. Hidung ke belakang kepala 74 81 88 4 68 73 78 3 13. Mulut ke puncak kepala 88 98 108 6 82 89 96 4
14. Lebar mulut 68 75 82 4 64 59 74 3
2.6 Pengumpulan dan Pengolahan Data
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik menghitung
mengenai sekumpulan obyek yang lengkap dan jelas. Sampel adalah sebagian
data yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara–cara tertentu
Untuk keperluan perhitungan data dalam penelitian ini digunakan
beberapa rumus tertentu. Di dalam penelitian ini yang dimaksud dengan populasi
adalah pengguna meja dan kursi khususnya orang dewasa.
2.7 Pengujian Kecukupan Data
Perhitungan kecukupan data dimaksudkan untuk menentukan jumlah
sampel minimum yang dapat diolah untuk proses perhitungan selanjutnya.
Perhitungan ini dilakukan untuk melihat apakah data yang telah dikumpulkan
sudah cukup atau belum. Bila data yang didapat sudah cukup, maka perhitungan
penelitian dapat dilanjutkan tetapi jika data yang didapat tidak atau belum cukup,
maka proses pengambilan dan pengumpulan data harus dilakukan lagi.
Uji kecukupan data dilakukan pada data external. Uji kecukupan data ini
dimaksudkan untuk menentukan apakah sampel data yang dikumpulkan sudah
cukup atau belum.
Rumus pengujian kecukupan data, adalah sebagai berikut :
2.8 Pengujian Keseragaman Data
Pengujian keseragaman data ini perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum
kita melakukan pengolahan data lebih lanjut, untuk memastikan data yang kita
pakai seragam. Pengujian ini bias dilakukan dengan menggunakan peta kontrol,
dimana rumus yang kita pakai untuk menentukan Batas Kontrol Atas (BKA) dan
Batas Kontrol Bawah (BKB) adalah sebagai berikut :
BKA= x + k.
x BKB = x - k.
xDimana :
x = nilai rata - rata
x= standard deviasi2.9 Penelitian Pendahulu
Hasil – hasil penelitian sebelumnya tentang ergonomis adalah :
1. Wahyu Susiallina, (Susiallina, 2005) Perancangan ulang kursi kuliah
sebagai upaya untuk memperoleh rancangan alternatif yang lebih
ergonomis, UPN ”Veteran” Jatim, 2005. Penelitian tersebut dilakukan
bertujuan untuk memperoleh desain kursi kuliah sebagai salah satu desain
alternatif dalam upaya mengembangkan desain yang telah ada.
Pengambilan data dimensi tubuh manusia diambil dari Mahasiswa UPN
“Veteran” Jatim. Setelah dilakukan pengumpulan data, kemudian
dilakukan uji keseragaman data dan uji kecukupan data, setelah data cukup
kursi, membandingkan kursi lama dengan kursi hasil rancangan, apakah
kursi hasil rancangan sudah lebih mempunyai nilai-nilai ergonomi yang
tinggi dibandingkan dengan kursi sebelumnya.
2. Moh. Ali Hanafi, (Hanafi, 2011) Perancangan ulang kursi kerja yang
ergonomis pada sistem kerja packing di PT. Walet Kencana Perkasa –
Surabaya. Penelitian tersebut dilakukan bertujuan untuk memperoleh
desain kursi kerja sebagai salah satu desain alternatif dalam upaya
mengembangkan desain yang telah ada. Pengambilan data dimensi tubuh
manusia diambil dari karyawan PT. Walet Kencana Perkasa – Surabaya.
Setelah dilakukan pengumpulan data, kemudian dilakukan uji
keseragaman data dan uji kecukupan data, setelah cukup menentukan
petrsentil, kemudian dilakukan perancangan kursi, pembuatan kursi,
membandingkan kursi lama dengan kursi hasil rancangan, apakah kursi
hasil rancangan sudah lebih mempunyai nila-nilai ergonomis yang tinggi
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Pengambilan data 30 sampel dimensi tubuh manusia (anthropometri) pada
orang dewasa antara umur 30 - 40 th yang digunakan sebagai dasar analisa
perancangan meja dan kursi Restoran Cepat Saji, pada bulan Agustus 2011, yang
dilakukan di Kafe Gajahmada Mojokerto.
3.2 Identifikasi Variabel
Variabel dapat diartikan sebagai faktor–faktor yang mempunyai besaran
variasi nilai. Jadi identifikasi variabel dapat diartikan sebagai faktor–faktor yang
terlibat dalam penelitian ini, dimana terbagi menjadi dua variabel adalah :
1. Variabel Terikat adalah : variabel yang di pengaruhi variabel bebas, dalam
hal ini adalah : kursi dan meja Restoran Cepat Saji yang ergonomis.
2. Variabel Bebas adalah : variabel yang mempengaruhi variabel terikat, dimana
variabel bebas ini terdiri dari :
a. Tinggi bahu posisi duduk : diukur dari alas tempat duduk/ pantat
sampai dengan bahu (Tb).
b. Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai
dengan paha (Tt).
c. Lebar bahu : bisa diukur dalam posisis berdiri ataupun duduk (Lb).
e. Panjang siku yang diukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari
dalam posisi siku tegak lurus (Ps).
f. Jarak jangkaun tangan yang terjulur ke depan diukur dari bahu sampai
ujung jari tangan (Jjt).
g. Tinggi posisi siku saat duduk (Ts)
h. Panjang paha : panjang paha yang diukur dari pantat s/d ujung lutut
(Pp).
3.3 Langkah-Langkah Pemecahan Masalah
Dalam memecahkan suatu masalah dalam penelitian, maka perlu adanya
langkah-langkah penelitian sebagai pegangan dalam menyelesaikan masalah yang
ada tersebut mulai dari awal hingga akhir penyelesaiannya.
Langkah-langkah pemecahan masalah ini berguna untuk mempermudah
bagi peneliti untuk menyelesaikan masalah yang ada, karena sudah adanya alur
yang jelas mengenai bagaimana dan apa yang harus dikerjakan terlebih dahulu
sebelum mengerjakan tahapan penelitian yang lain. Secara sistematis
Studi lapangan Perumusan Masalah Studi Pustaka
Tujuan Penelitian
Identifikasi Variabel
Desain meja dan
kursi awal
Pengumpulan Data - Tinggi bahu posisi duduk - Tinggi siku saat duduk
- Tinggi tubuh posisi duduk - Panjang siku dari siku sampai ujung jari - Panjang paha - Jarak jangkauan tangan
- Lebar bahu - Data dimensi meja - Lebar pinggul
Uji keseragaman data
Buang Data ekstrim
Uji kecukupan data
Menentukan persentil Gambar desain
meja dan kursi awal
Data seragam
Data cukup ?
A B
Sisa data ekstrim
Y
Y T
T Desain meja dan
Gambar 3.1 Langkah-langkah Pemecahan Masalah
A B
Perancangan desain meja dan kursi usulan
Membandingkan desain meja dan kursi yang telah ada dengan desain meja dan kursi usulan
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan saran
selesai
Gambar desain meja dan kursi usulan
Desain Ergonomis
Y
T
Pembuatan meja dan kursi usulan
Penjelasan tentang langkah – langkah identifikasi masalah :
1. Mulai
2. Studi lapangan
Penelitian dilakukan langsung dari lokasi penelitian yaitu Mojokerto
3. Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk menambah bobot dan menunjang hasil
penelitian
4. Perumusan masalah
Perumusan masalah didapatkan setelah studi lapangan dan studi literature
5. Penetapan tujuan
Selanjutnya dilakukan penetapan tujuan dari tugas akhir
6. Identifikasi variabel
Selanjutnya menentukan identifikasi variabel dari tugas akhir
7. Pengumpulan data Anthropometri
Melakukan pengumpulan terhadap obyek ( manusia ) untuk mendapatkan
ukuran dari dimensi tubuh yang diperlukan untuk desain dari meja dan
kursi. Disini tubuh manusia diukur dalam keadaan diam atau statis (static
anthropometri).
8. Desain meja dan kursi awal
Mengamati desain dari meja dan kursi beserta dengan pengukuran untuk
9. Gambar desain meja dan kursi yang telah ada
Dari ukuran yang diperoleh desain meja dan kursi digambar beserta
ukurannya dilihat dari beberapa sudut yang telah ada.
10.Desain Meja dan Kursi Usulan
11.Uji Keseragaman data
Uji keseragaman data dilakukan untuk menetapkan data yang seragam.
Untuk mengaplikasikannya dapat digunakan peta kontrol, melalui peta
kontrol dapat terlihat apakah data seragam atau tidak, ada atau tidak data
ekstrim. Data ekstrim adalah data yang menyimpang atau melebihi dari
batas control yang selanjutnya data itu harus dibuang.
12.Uji kecukupan data
Uji kecukupan data dilakukan untuk mengetahui apakah jumlah data yang
diambil telah mencukupi untuk kemudian data tersebut dapat dilanjutkan
pengolahannya. Apabila data tidak mencukupi (N > N’) maka harus
dilakukan pendataan (pengukuran) ulang sampai data mencukupi
13.Menentukan persentil
Dari data yang ada selanjutnya dihitung nilai persentilnya yang meliputi
P5, P50 dan P95, dari nilai persentil ini nantinya akan digunakan untuk
menentukan dimensi desain meja dan kursi yang baru
14.Perancangan desain meja dan kursi usulan
Merancang desain meja dan kursi dengan memperhatikan hasil
15.Gambar desain meja dan kursi usulan
Dari perancangan desain meja dan kursi yang usulan dapat digambar
beserta ukurannya dari beberapa pandangan.
16.Pembuatan Meja dan Kursi Usulan
Dari gambar yang dihasilkan maka dilakukan proses pembuatan meja dan
kursi usulan.
17.Simulai atau uji coba pemakaian meja dan kursi usulan.
Setelah meja dan kursi jadi dilakukan proses uji coba pemakaian.
18.Membandingkan desain meja dan kursi Restoran Cepat Saji yang telah ada
dengan desain usulan meja dan kursi Restoran Cepat Saji.
Desain lama beserta ukurannya dengan desain usulan beserta ukurannya
dibandingkan agar dapat diketahui perbedaan dan perubahan yang terjadi.
Pengaturan meja dan kursi yang lama dibandingkan dengan pengaturan
meja dan kursi usulan.
19.Ergonomis
Mengetahui apakah meja dan kursi Restoran Cepat Saji yang baru sudah
berada dalam pendekatan secara ergonomis atau tidak dengan cara
menyebar kuisioner kepada pengguna.
20.Pembahasan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data
4.1.1 Data Antropometri Pengguna
Ukuran untuk perancangan kursi dan meja yang baru ini diambil dari data
antropometri pengguna tersebut yaitu dimensi tubuh orang dewasa Indonesia
sebanyak 30 orang dengan usia 30-40 tahun. Dalam pengukuran meja dan kursi
ini juga memperhatikan aspek-aspek ergonomis dan dimensi tubuh yang sesuai
dengan alat kerja yang akan di rancang.
Adapun dimensi tubuh besesuaian yang diukur adalah sebagai berikut :
1. Tinggi bahu posisi duduk : diukur dari alas tempat duduk/ pantat sampai
dengan bahu (Tb).
2. Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai dengan paha
(Tt).
3. Lebar bahu : bisa diukur dalam posisis berdiri ataupun duduk (Lb).
4. Lebar pinggul (Lp).
5. Panjang siku yang diukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam posisi
siku tegak lurus (Ps).
6. Jarak jangkaun tangan yang terjulur ke depan diukur dari bahu sampai ujung
jari tangan (Jjt).
Tabel 4.1 Tabel Pengumpulan Data Dimensi Tubuh Orang Dewasa
Orang Dimensi Tubuh (cm)
Ke Tb Tt Lb Lp Ps Jjt Ts Pp
1 54 41 38 35 47 72 64 39
2 53,5 40 38 35 47 72 64 38
3 56 43 40 38 50 76 68 41
4 54 40 40 34 47 72 64 39
5 54 41 38 34 47 72 64 39
6 54,5 40 39 35 48 72,5 64,5 40
7 55,5 43 40 36 49 75,5 67,5 41
8 55 42 40 37 48 75 67 40
9 55,5 42 40 36 49 75 67 41
10 54 41 38 35 48 73 65 38
11 56 42 39 35 49 75 67 41
12 55 43 38 35 49 75 67 40
13 55 40 38 37 48,5 75 67 40
14 56,5 43 40 36 50 74,5 68,5 41
15 55 42 39 38 50,5 76 68 40
16 53 40 40 36 47 72 64 38
17 55,5 42 39 35 49,5 75,5 67,5 41
18 56 41 38 35 50 76 68 40
19 56 43 40 36 49 76 68 41
20 54 41 40 38 48 73 65 39
21 54,5 43 39 35 47,5 75 67 39
22 53,5 40 40 35 48,5 72,5 64,5 38
23 55,5 42 38 37,5 49,5 75,5 67,5 41
24 55 43 38 38 49 75 67 40
25 53 41 39 35,5 47 72 64 38
26 56,5 42 39 37,5 50,5 74,5 68,5 41
27 56 43 38 38,5 50 76 68 41
28 55 42 38 38,5 49 75,5 67,5 40
29 53,5 40 40 37,5 47,5 72,5 64,5 39
30 54 41 38 37 48 73 65 39
1644,5 1245 1169 1086 1457 2224.5 1988,5 1193
4.2 Pengolahan Data
4.2.1 Desain Meja dan Kursi Awal
4.2.1.1 Gambar Desain Meja dan Kursi Awal
Gambar meja dan kursi awal restoran bisa di lihat pada Gambar 4.1 di
bawah ini :
Gambar 4.1 Meja dan Kursi Awal Restoran
Untuk ukuran meja awal sebagai berikut :
Tinggi meja = 76 cm Panjang meja = 65 cm Lebar meja = 50 cm
Sedangkan untuk ukuran kusinya sebagai berikut :
Tinggi dudukan kursi = 40 cm Panjang dudukan kursi = 30 cm
Lebaran dudukan kursi = 30 cm Tinggi sandaran kursi = 33 cm
Kondisi meja dan kursi yang ada memiliki kekurangan, tampak saat
pengguna menggunakan laptop, makanan dan minuman berada tepat di dekat
laptop dan memenuhi hampir semua area permukaan meja, apabila minuman
tersenggol dan tumpah kemungkinan besar air akan mengenai laptop dan adaptor
Sedangkan pada dudukan kursi ukurannya juga terlalu kecil bisa dilihat hampir
setengah paha pengguna berada di luar area dudukan kursi.
4.2.2 Desain Meja dan Kursi Usulan
4.2.2.1Uji Keseragaman Data
Uji keseragaman data digunakan untuk pengendalian proses bagian data
yang ditolak atau tidak seragam karena tidak memenuhi spesifikasi.
Dari tabel 4.1 diperoleh nilai tinggi bahu posisi duduk (Tb) dari tabel 4.1
diperoleh data untuk mencari X dan
x adalah sebagai berikut:82 , 54 30 54 ... 56 5 , 53
54
X 1 30 ) 82 , 54 54 ( ... ) 82 , 54 5 , 53 ( ) 82 , 54 54
( 2 2 2
x
=1,03 Uji keseragaman data Tinggi bahu posisi duduk (Tb) dengan tingkat
kepercayaan yang digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:
x k X BKA .
BKA = 54,82 + 2 (1,03) = 56,88
x k X BKB .
BKB = 54,82 - 2 (1,03) = 52,76
Dari data diatas dapat dibuat tabel uji keseragaman Tinggi bahu posisi duduk
Gambar 4.2 Uji Keseragaman Dimensi (Tb)
Dari tabel 4.1 diperoleh nilai tinggi tubuh posisi duduk (Tt) dari tabel 4.1
diperoleh data untuk mencari X dan
x adalah sebagai berikut:57 , 41 30 41 ... 43 40
41
X 1 30 ) 57 , 41 41 ( ... ) 57 , 41 40 ( ) 57 , 41 41
( 2 2 2
x
= 1,14 Uji keseragaman data Tinggi tubuh posisi duduk (Tt) dengan tingkat
kepercayaan yang digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:
x k X BKA .
BKA = 41,57 + 2 (1,14) = 43,85
x k X BKB .
BKB = 41,57 - 2 (1,14) = 39,29
Gambar 4.3 Uji Keseragaman Dimensi (Tt)
Dari tabel 4.1 diperoleh nilai Lebar bahu (Lb) dari tabel 4.1 diperoleh data
untuk mencari X dan
x adalah sebagai berikut:97 , 38 30 38 ... 40 38
38
X 1 30 ) 97 , 38 38 ( ... ) 97 , 38 38 ( ) 97 , 38 38
( 2 2 2
x
= 0,89 Uji keseragaman data Lebar bahu (Lb) dengan tingkat kepercayaan yang
digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:
x k X BKA .
BKA = 38,97 + 2 (0,89) = 40,75
x k X BKB .
BKB = 38,97 - 2 (0,89) = 37,19
Dari data diatas dapat dibuat tabel uji keseragaman Lebar bahu (Lb) pada
Gambar 4.4 Uji Keseragaman Dimensi (Lb)
Dari tabel 4.1 diperoleh nilai Lebar pinggul (Lp) dari tabel 4.1 diperoleh data
untuk mencari X dan
x adalah sebagai berikut:2 , 36 30 37 ... 37 35
35
X 1 30 ) 2 , 36 37 ( ... ) 2 , 36 35 ( ) 2 , 36 35
( 2 2 2
x
= 0,97 Uji keseragaman data Lebar pinggul (Lp) dengan tingkat kepercayaan yang
digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:
x k X BKA .
BKA = 36,2+ 2 (0,97) = 38,14
x k X BKB .
BKB = 36,2- 2 (0,97) = 34,26
Ga
mbar 4.5 Uji Keseragaman Dimensi (Lp)
Dari tabel 4.1 diperoleh nilai Panjang siku (Ps) dari tabel 4.1 diperoleh data
untuk mencari X dan
x adalah sebagai berikut:57 , 48 30 48 ... 50 47 47 X 1 30 ) 57 , 48 48 ( ... ) 57 , 48 47 ( ) 57 , 48 47
( 2 2 2
x
= 1,14 Uji keseragaman data Panjang siku (Ps) dengan tingkat kepercayaan yang
digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:
x k X BKA .
BKA = 48,57 + 2 (1,14) = 50,85
x k X BKB .
BKB = 48,57 - 2 (1,14) = 46,29
Dari data diatas dapat dibuat tabel uji keseragaman Panjang siku (Ps) sebagai
Gambar 4.6 Uji Keseragaman Dimensi (Ps)
Dari tabel 4.1 diperoleh nilai jarak jangkauan tangan (Jjt) dari tabel 4.1
diperoleh data untuk mencari X dan
x adalah sebagai berikut:15 , 74 30 73 ... 76 72
72
X 1 30 ) 28 , 74 5 , 72 ( ... ) 28 , 74 72 ( ) 28 , 74 72
( 2 2 2
x
= 1,63 Uji keseragaman data jarak jangkaun tangan (Jjt) dengan tingkat kepercayaan
yang digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:
x k X BKA .
BKA = 74,15+ 2 (1,63) = 77,41
x k X BKB .
BKB = 74,15 - 2 (1,63) = 70,89
Dari data diatas dapat dibuat tabel uji Jarak jangkauan tangan (jjt) sebagai
Gambar 4.7 Uji Keseragaman Dimensi (Jjt)
Dari tabel 4.1 diperoleh nilai Tinggi siku posisi duduk (Ts) dari tabel 4.1
diperoleh data untuk mencari X dan
x adalah sebagai berikut:28 , 66 30 65 ... 68 64
64
X 1 30 ) 28 , 66 65 ( ... ) 28 , 66 64 ( ) 28 , 66 64
( 2 2 2
x
= 1,66 Uji keseragaman data Tinggi siku posisi duduk (Ts) dengan tingkat
kepercayaan yang digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:
x k X BKA .
BKA = 66,28 + 2 (1,66) = 69,6
x k X BKB .
BKB = 66,28 - 2 (1,66) = 62,96
Dari data diatas dapat dibuat tabel uji keseragaman Tinggi siku posisi duduk
Gambar 4.8 Uji Keseragaman Dimensi (Ts)
Dari tabel 4.1 diperoleh nilai Panjang paha (Pp) dari tabel 4.1 diperoleh data
untuk mencari X dan
x adalah sebagai berikut:8 , 39 30 39 ... 41 38
39
X 1 30 ) 8 , 39 39 ( ... ) 8 , 39 38 ( ) 8 , 39 38
( 2 2 2
x
= 1,1 Uji keseragaman data Tinggi siku posisi duduk (Ts) dengan tingkat
kepercayaan yang digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:
x k X BKA .
BKA = 39,8 + 2 (1,1) = 42