• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PANJANG STEK PUCUK DAUN DAN KONSENTRASI KINGTONE-F TERHADAP INDUKSI BIBIT TANAMAN SANSIVEIRA (Sansiveira trifasciata, L).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PANJANG STEK PUCUK DAUN DAN KONSENTRASI KINGTONE-F TERHADAP INDUKSI BIBIT TANAMAN SANSIVEIRA (Sansiveira trifasciata, L)."

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh :

ELIA ABILIO AMARAL

NPM.0725010007

Kepada :

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

SURABAYA

(2)

PENGARUH PANJ ANG STEK PUCUK DAUN DAN KONSENTRASI KINGTONE-F

TERHADAP INDUKSI BIBIT TANAMAN SANSIVEIRA

(Sansiveira trifasciata, L)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sar jana Pertanian

J ur usan Agoteknologi

Oleh :

ELIA ABILIO AMARAL

NPM.0725010007

Kepada :

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

SURABAYA

(3)

Diajukan Oleh :

ELIA ABILIO AMARAL

0725010007

Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi

Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Pada Tanggal 22 Desember 2011

Telah disetujui oleh :

Pembimbing Utama

Tim Penguji

1.

Pembimbing Utama

1. Ketua

Dr.Ir. Ramdan Hidayat, MS.

Dr.Ir. Ramdan Hidayat, MS.

2.Pembimbing Pendamping

2. Sekr etaris

Dr.Ir. Nora Augustien, K.MP.

Dr.Ir. J uli Santoso P, MP.

3. Anggota

Dr.Ir. Bambang Prijanto, SU.

Mengetahui :

Dekan Fakultas Per tanian

Ketua J ur usan

(4)

Telah direvisi

Tanggal, , Desember 2011

Pembimbing Utama

Pembimbing Pendamping

(5)

Maha Esa yang telah memberikan berkat dan Rahmatnya yang telah di

anugerahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“PENGARUH PANJANG STEK PUCUK DAUN DAN KONSENTRASI

KINGTONE-F TERHADAP INDUKSI BIBIT TANAMAN SANSIVEIRA

(Sansiveira trifasciata, L)”. Skripsi merupakan salah satu Tugas Akhir Jurusan

Agroteknologi pada Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur.

Dalam melaksanakan skripsi mulai dari awal sampai dengan selesainya

penulis ini, banyak pihak-pihak yang telah memberikan bantuannya, baik secara

langsung maupun tidak langsung yang sangat bermanfaat bagi penulis. Untuk itu

penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada bapak Dr.Ir.RAMDAN

HIDAYAT, MS selaku Dosen pembimbing utama dan Ibu Dr.Ir. NORA

AUGUSTIEN, K.MP selaku dosen pembimbing pendamping yang telah banyak

memberikan bimbingan dan pengarahan hingga dapat terselesaikannya skripsi ini.

Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr.Ir.Ramdan Hidayat, MS. Selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Ir.Mulyadi, MS. Selaku ketua program studi Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

(6)

3. Bapak Dr.Ir. Juli Santoso P, MP. Selaku Dosen penguji yang banyak

memberikan bimbimgan dan masukkan kepada penulis.

4. Dr.Ir. Bambang Prijanto, SU. Selaku dosen penguji yang banyak

memberikan bimbimgan dan masukkan kepada penulis.

5. Bapak dan Mama terima kasih atas doa dan dukungan moril, spiritual

dan materialnya.

6. Kakak Lando dan Kakak Donny telah memberikan kesempatan kepada

penulis sehingga penulis bisa kuliah di Indonesia, terima kasih atas

dukungannya.

7. Juvinal da silva, atas dukungan dan doannya.

8. Teman-teman angkatan 2007 terima kasih atas dukungan dan

masukkannya.

9. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya dalam penyusunan

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini tentunya banyak kekurangan baik

dalam penulisan maupun materi, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap, agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

pembacasekalian.

Surabaya, Desember 2011

(7)

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan ... 4

1.4 Manfaat ... 4

1.5 Hipotesis ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Sanseveira ... 6

2.2. Syarat Tumbuh ... 9

2.3. Peranan Auksin Terhadap Pertumbuhan bibit Stek Pucuk daun Sanseviera ... 9

2.4. Peran Kingtone-F (ZPT) Terhadap Petumbuhan awal Stek Pucuk daun Sansiviera... 12

2.5. Pengaruh Bahan Stek Pucuk Daun Terhadap Pertumbuhan Bibit .. 14

2.6. Metabolisme Unsur Hara Tanaman ... 15

III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Tempat dan Waktu Percobaan ... 19

(8)

3.3. Metode Percobaan ... 19

3.4. Denah Percobaan ... 21

3.5. Pelaksanaan Penelitian ... 23

3.5.1. Persiapan Media Tanam Pada Pot ... 23

3.5.2. Penyiapan Bahan Tanaman ... 23

3.5.3. Persiapan Pembuatan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Kingtone-F.. ... 24

3.5.4. Penanaman ... 25

3.5.5. Pemeliharaan Tanaman ... 25

3.5.6. Parameter Pengamatan ... 26

3.5.7. Analisis Data ... 26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil ... 28

4.1.1. Persentase Stek Jadi ... 28

4.1.2. Jumlah Akar Primer ... 29

4.1.3. Jumlah Akar Sekunder ... 31

4.1.4. Panjang Akar Terpanjang ... 32

4.1.5. Jumlah Tunas ... 34

4.2. Pembahasan ... 35

4.2.1. Perlakuan Konsentrasi Kingtone-F ... 35

(9)

DAFTAR PUSTAKA ... 42

(10)

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1. Perlakuan kombinasi konsentrasi Kingtone-F dan ... 20

panjang stek pucuk daun 2. Pengaruh perlakuan panjang stek daun dan konsentrasi kingtone-F terhadap persentase stek jadi tanaman sanseveira ... 28

3. Pengaruh panjang stek daun dan konsentrasi kingtone-F terhadap jumlah akar primer bibi tanaman sanseveira ... 30

4. Pengaruh perlakuan panjang stek daun dan konsentrasi kingtone-F terhadap jumlah akar sekunder tanaman sanseveira ... 31

5. Pengaruh perlakuan panjang stek pucuk daun dan konsentrasi kingtone-F terhadap panjang akar terpanjang sansiveira umur 40 hst ... 33

6. Pengaruh perlakuan panjang stek pucuk daun dan konsentrasi kingtone-Fterhadap jumlah tunas sansiveira umur 40 hst ... 34

Lampiran 1. Tabel Anova Sidik Ragam Persentase Stek Jadi ... 45

2. Tabel Anova Sidik Ragam Jumlah Akar Primer ... 45

3. Tabel Anova Sidik Ragam Jumlah Akar Sekunder ... 46

4. Tabel Anova Sidik Ragam Panjang Akar Terpanjang ... 46

(11)

1. Denah Percobaan……… . 21

2. Stek daun lebar, stek daun sedang dan stek daun sempit………... . 24

3. Rata-rata persentase stek jadi………. . 38

4. Rata-rata jumlah akar primer, jumlah akar sekunder ……… . 39

5. Rata-rata panjang akar terpanjang………. .. 39

(12)

Elia Abilio Amaral. 0725010007. Pengaruh Panjang Stek Pucuk Daun Dan Konsentrasi

Kingtone-F Terhadap Induksi Bibit Tanaman Sansiveira (Sansiveira Trifasciata, L).

Dibawah Bimbingan Dr. Ir. Ramdan Hidayat, MS Dan Dr. Ir. Nora Augustien, K. MP.

Ringkasan

Sansevieria adalah marga tanaman hias yang cukup populer sebagai tanaman hias dalam

rumah kaca karena tanaman ini dapat tumbuh dalam kondisi yang sedikit air dan cahaya

matahari. Sanseveira memiliki keistimewaan di antaranya, mampu bertahan hidup pada rentang

suhu dan cahaya yang luas, sangat resisten terhadap gas udara yang berbahaya (polutan), bahkan

mampu menyerap 107 jenis sansiveira sebagai penyerap polutan di daerah yang padat lalu lintas

dan di dalam ruangan yang penuh asap rokok.

Penelitian ini merupakan percobaan faktorial dengan dua faktor yang di susun dalam

rancangan acak kelompok (RAK) dan di ulang 3 kali.

Faktor pertama adalah konsentrasi kingtone-F dengan 4 taraf yaitu :

1.

K0

: Kontrol (0 ppm)

2.

K1

: 25 ppm

3.

K2

: 50 ppm

4.

K3

: 100 ppm

Faktor kedua adalah panjang stek pucuk daun sansiveira yang terdiri dari 3 taraf yaitu :

1.

P1

: Panjang stek pucuk daun 4 cm

2.

P2

: Panjang stek pucuk daun 8 cm

3.

P3

: Panjang stek pucuk daun 12 cm

Perlakuan kombinasi yang di dapatkan adalah 12. Masing-masing perlakuan kombinasi di dasar

ulangan, sehingga terdapat 36 satuan perlakuan. Setiap satu persatuan percobaan di tanam 6 stek

pucuk daun, sehingga di butuhkan 216 stek pucuk daun sansiveira.

Data hasil pengamatan di analisis dengan menggunakan sidik ragam yang sasuai, dengan

menggunkan rancangan acak kelompok (RAK), kemudian suatu pengaruh atau perbedaan di

katakan nyata karena apabila F hitung > F tabel dengan P = 0.05 dan sangat nyata apabila F

hitung > F table dengan P>0.01. Setelah itu di lakukan uji lanjut dengan uji BNT 5% untuk

mengetahui perbedaan nyata diantara level di dalam perlakuan yang sama.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui induksi bibit tanaman sanseveira pada

perlakuan panjang stek pucuk daun dan konsentrasi kingtone-F.

(13)

1.1. Latar Belaka ng

Sansevieria adalah marga tanaman hias yang cukup populer sebagai

tanaman hias dalam rumah kaca karena tanaman ini dapat tumbuh dalam kondisi

yang sedikit air dan cahaya matahari. Sanseveira memiliki keistimewaan di

antaranya, mampu bertahan hidup pada rentang suhu dan cahaya yang luas, sangat

resisten terhadap gas udara yang berbahaya (polutan), bahkan mampu menyerap

107 jenis sansiveira sebagai penyerap polutan di daerah yang padat lalu lintas dan

di dalam ruangan yang penuh asap rokok (Tahir dan Sitanggang, 2008).

Di Indonesia tumbuhan Sansevieria lebih populer dengan sebutan

sansiveira(mother-in-law’s tongue) ataupun tanaman ular (snake plant).

Sansevieria mempunyai penggemar di seluruh belahan dunia, baik karena

keindahan, manfaat, maupun nilai-nilai kepercayaan yang dimiliki tanaman

sekulen ini. Sansiveira ini bisa dimanfaatkan sebagai cover ground landscape,

tanaman hias dalam pot (indor ataupun outdor), terrarium dan berbagai kebutuhan

dekoratif lainnya. Karakter tanaman dari keluarga Agaveceae ini sangat cocok

sebagai salah satu elemen tumbuhan untuk taman bergaya mediterania sebagai

penyerap polutan, obat dan serat untuk induksi tekstil (Ramadani, 2007).

Sansevieria dibagi menjadi dua jenis, yaitu jenis yang tumbuh memanjang

ke atas dengan ukuran 50-75 cm dan jenis berdaun pendek melingkar dalam

(14)

2

daun meruncing seperti mata pedang, dan karena ini ada yang menyebut

Sansevieria sebagai tanaman pedang-pedangan (http/www.wikipedia, 2009).

Kendala budidaya sansiveira yaitu penyediaan bibit dalam jumlah banyak

waktu singkat sulit di lakukan karena pertumbuhannya yang lambat. Upaya untuk

memperbanyak tanaman dengan stek daun dapat di lakukan pada beberapa jenis

tanaman, misalnya begonia, sanseveira dan berbagai tanaman sukulen lainnya.

Potongan daun tersebut jika di tanam dalam media yang memenuhi syarat akan

tumbuh akar dan tunas, walaupun daun tidak bertangkai. Stek daun yang di tanam

dalam media yang kelembabannya tidak tinggi akan menyebabkan stek tersebut

mudah layu karena daun yang tidak memiliki akar untuk mensuplai air dari dalam

tanah (Sudarmono, 1997).

Stek daun secara teknis di lakukan dengan cara memotong daun dengan

panjang antara 7.5-10 cm tergantung jenisnya atau memotong daun beserta

petiolnya kemudian di tanam pada media (Hartmann and Kester, 1997). Pada

dasarnya sanseveira membutuhkan media tanam yang berpori, berstruktur kasar

dan mengandung sedikit bahan organik. Hal ini sangat penting melihat sanseveira

tidak terlalu suka dengan kondisi media yang terlalu lembab. Media tanam yang

berpori menjamin tersedianya oksigen bagi akar tanaman, drainase menjadi baik,

sehingga media tidak tergenang air.

Secara umum ukuran stek berpengaruh terhadap keberhasilan stek menjadi

bibit tanaman. Stek dengan ukuran yang panjang biasanya persentase bibit yang

jadi lebih besar di bandingkan dengan ukuran stek yang pendek. Selain karena

(15)

banyak. Banyaknya cadangan makanan dalam stek berperan penting dalam

meningkatnya persentase stek jadi (Agromedia, 2007),

Komposisi media yang baik pada dasarnya merupakan kombinasi dari

berbagai fungsi yang di butuhkan bagi pertumbuhan tanaman seperti mampu

mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah, baik fisik,

kimiawi, maupun biologis. Di antaranya adalah kompos juga menjadi fasilitator

dalam penyerapan unsur nitrogen (N) yang sangat di butuhkan oleh tanaman

(Anonim, 2009a).

Selain kompos, campuran media tanam yang baik adalah menggunakan

media pasir. Media pasir yang memadai sangat baik untuk penyemaian benih,

pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran stek batang tanaman. Sementara bobot

pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang. Selain itu,

keunggulan media tanam yang mengandung pasir adalah kemudahan dalam

penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam.

Sekam merupakan media tanam yang baik bagi pertumbuhan sanseveira. Fungsi

sekam dalam media tanam antara lain : dapat memperbaiki struktur media tanah,

memperbaiki aerasi pada media tanam (Anonim, 2009b).

Penggunaan zat pengatur tumbuh berpengaruh terhadap induksi dan

pertumbuhan bibit stek pucuk daun. Salah satu ZPT yang dapat mempercepat

pertumbuhan bibit stek pucuk daun sanseveira adalah kingtone-F. Kingtone-F

adalah salah satu hormon tumbuh akar yang banyak bentuk tepung putih yang

berguna mempercepat dan memperbanyak keluarnya akar-akar baru. Hal ini

(16)

4

hormon tumbuh akar yaitu 2-metil-1-naftalen asetat(0,03%),

indol-3-butirat(0,06%), naftalenasetamida (0.20 %) dan Thiram (4,00 %). Hasil penelitian

Puttileihalat (2001), bahwa pada stek pucuk batang Alstonia scholaris R.Br

dengan pemberian kingtone-F, konsentrasi 75 ppm lebih baik daripada kingtone-F

100 ppm dan 0 ppm. Untuk itu perlu di kaji pemberian beberapa konsentrasi

kingtone-F pada beberapa ukuran panjang stek pucuk daun sansiveira guna

mendapatkan konsentrasi dan panjang stek yang paling tepat dan efektif .

1.2. Per umusan Masalah

Berdasarkan dari uraian di atas, maka dapat di rumuskan permasalahan

yang ada yaitu :

1). Apakah bobot stek pucuk daun berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman

sanseveira?

2). Apakah konsentrasi kingtone-F berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit

tanaman sanseveira?

1.3. Tujuan Per cobaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui induksi bibit tanaman

sanseveira pada perlakuan panjang stek pucuk daun dan konsentrasi kingtone-F.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sebagai bahan informasi

dan pertimbangan dalam mengambil keputusan dalam budidaya tanaman

(17)

1.5. Hipotesis

1). Diduga terdapat interaksi yang nyata antara perlakuan panjang stek pucuk

daun dan konsentrasi Kingtone-F terhadap induksi bibit tanaman

sanseveira.

2). Diduga terdapat pengaruh nyata pada konsentrasi kingtone-F terhadap

induksi dan pertumbuhan awal bibit tanaman sanseveira.

3). Diduga terdapat pengaruh nyata panjang stek pucuk daun terhadap induksi

(18)

II. TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Botani Tanaman Sanseveir a

Sistematika tanaman sanseveira (Sugihartinigsih, 2006) adalah :

Kingdom : Plantae

Division : Magnoliophyta

Class : Liliopsida

Ordo : Asparagales

Famili : Ruscaceae

Genus : Sansiviera

Spesies : Sansiviera trifasciata, L.

Sanseveira termasuk tanaman tropis yang sudah lama di kenal dan di

budidayakan di Indonesia. Biasanya sanseveira banyak di tanaman sebagai pagar

rumah, atau sebagai penyekat jalan. Jenis sanseveira yang banyak di tanam adalah

sanseveira trifasciata. Sekarang ini, banyak di temukan ratusan spesies sanseveira

lain yang bentuk dan warna daunnya beragam.

Saat ini sanseveira telah berkembang menjadi komoditas yang sangat

penting dalam bisnis tanaman hias dunia. Sejak abad ke 19, tanaman sanseveira

sudah menjadi komoditas dagang di Amerika, terutama di Florida. Didaerah

tersebut sanseveira sudah dikenal sabagai indoor plant. Sekitar 1930 an, demam

sanseveira mewabah ke benua Eropa. Meskipun bukan tanaman asli indonesia,

sanseveira ini telah ada sejak puluhan tahun lalu. Pada awalnya, sanseveira yang

(19)

‘lorentii mein liebling’), yang banyak menghasilkan serat rami. Mengingat

kualitas serat yang baik, maka tumbuhan ini membudidayakan daun (Anonim,

2009c).

Tanaman sanseveira berdaun tebal dan memiliki kandungan air sukulen,

sehingga tahan kekeringan. Namun dalam kondisi lembab atau basah, sanseveira

biasa tumbuh subur. Warna daun sanseveira beragam, mulai hijau tua, hijau muda,

hijau abu-abu, perak, dan warna kombinasi putih kuning atau hijau kunig. Motif

alur atau garis-garis yang terdapat pada helai daun juga bervariasi, ada yang

mengikuti arah serat daun, tidak beraturan dan ada juga yang zig-zag. Kelebihan

lain tanaman yang mempunyai nama populer sansiveira ini, juga mampu bertahan

di Negara yang memiliki 4 musim. Akibatnya, tanaman sanseveira banyak

mengalami penyimpangan bentuk, corak,dan warna. Inilah yang membuat

jenisnya bisa mencapai 600 species, di samping proses perbanyakan yang selalu

memunculkan varietas baru (Anonim, 2010a).

Daun tumbuh tegak, sebagian lainnya melengkung ke belakang, juga di

temukan beberapa daun yang tumbuh sejajar sehingga mirip kipas, yang lain

mempunyai daun yang tumbuh menyebar seperti air mancur. Jumlah daunpun

berbeda-beda antar jenis (Trubus, 2008).

Akar lazimnya tumbuhan berbiji tunggal (monokotil), akar sansevieria

berbentuk serabut. Akar berwarna putih ini tumbuh dari bagian pangkal daun dan

menyebar ke segala arah di dalam tanah (Anonim, 2009d).

Bunga sanseveira terdapat dalam malai yang tumbuh tegak dari pangkal

(20)

8

tidak berada dalam satu kuntum bunga. Bunga yang memiliki putik di sebut bunga

betina, sedangkan yang memiliki serbuk sari di sebut bunga jantan. Bunga ini

mengeluarkan aroma wangi, terutama pada malam hari. Bunga kecil sampai

sangat besar dan amat menarik, kebanyakan banci, Aktinomorf (berbentuk

bintang, simetri radial) atau sedikit zigomorf (simetri cermin). Hiasan bunga

berupa tenda bunga yang menyerupai mahkota dengan atau tampa pelekatan

berupa buluh, terdiri atas 6 daun tenda bunga, jarang hanya 4 atau lebih dari 6,

kebanyakan tersusun dalam 2 lingkaran. Benang sari 6, jarang sampai 12 atau

hanya 3, berhadapan dengan daun-daun tenda bunga. Tangkai sari bebas atau

berlekatan dengan berbagai cara. Kepala sari beruang 2, membuka dengan celah

membujur, jarang dengan suatu liang pada ujungnya (Tjitrosoepomo, 2002).

Buah sanseveira adalah jenis buah beri, yaitu buah yang memiliki celah

berisi biji. Warna kulit buah saat masih mudah hijau, setelah tua ada yang merah,

oranye, hitam dan hijau kusam. Jumlah biji dalam satu celah antara spesies yang

satu dengan yang lain berbeda, yaitu 1-4 biji. Saat masih mudah kulit buah halus

setelah tua kasar (Lingga, 2008).

Biji dihasilkan dari pembuahan serbuk sari pada kepala putik. Biji

memiliki peran penting dalam perkembangbiakan tanaman. Biji sansevieria

berkeping tunggal seperti tumbuhan monokotil lainnya. Bagian paling luar dari

biji berupa kulit tebal yang berfungsi sebagai lapisan pelindung. Di sebelah kulit

(21)

2.2. Syar at Tumbuh

Tanaman sanseveira terbiasa hidup dengan perbedaan suhu yang ekstrem.

Pada siang hari suhunya sangat tinggi, bisa mencapai 550C . Sebaliknya pada

malam hari suhu turun hingga di bawah 100C. Suhu optimum untuk pertumbuhan

tanaman ini adalah 24-290 C pada siang hari dan 18-21 0C pada malam hari. Suhu

udara sangat erat kaitannya dengan laju penguapan dari jaringan tumbuhan ke

udara. Semakin tinggi suhu udara, maka laju transpirasi akan semakin tinggi. Jika

suhu berada di bawah batas toleransi, kegiatan metabolisme tumbuhan akan

terganggu atau malah terhenti.

Curah hujan biasanya tidak lebih dari 250 mm/tahun. Ditambah dengan

suhu siang hari yang sangat panas menyebabkan daerah ini sangat kering.

Pasalnya, penguapan lebih tinggi daripada curah hujan. Hal inilah yang

menyebabkan tanaman ini tahan hidup di lingkungan dengan kelembapan yang

sangat rendah (Sugihartinigsih, 2006).

2.3. Per anan Auksin ter hadap Per tumbuhan Bibit Stek Pucuk Daun Sanseveira

Keberadaan hormon atau zat pengatur tumbuh dalam kegiatan stek pucuk

daun adalah mutlak diperlukan. Karena kegiatan stek umumnya menggunakan

bahan tanam yang tidak lazim (sel, jaringan atau organ) dan budidayanya adalah

budidaya yang terkendali. Pengaturan proses tumbuh dan berkembangnya eksplan

dapat dilakukan dengan mengatur macam dan konsentrasi hormon atau zpt

tertentu sehingga menghasilkan kombinasi yang tepat sesuai dengan harapan

(22)

10

Auksin merupakan istilah generik untuk substansi pertumbuhan yang

khususnya merangsang perpanjangan sel, tetapi auksin juga menyebabkan suatu

kisaran respon pertumbuhan yang berbeda –beda. Kadar auksin endogen dan

aktifitasnya dalam jaringan berhubungan dengan keseimbangan antara sintesis

dengan hilangnya auksin karena transport dan metabolisme. Auksin di produksi

dalam jaringan meristematik yang aktif yaitu tunas, daun muda dan buah (Gardner

dkk, 2008).

Auksin adalah zat yang di temukan pada ujung batang, akar, pembentukan

bunga yang berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu

pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin adalah

hormon pertumbuhan pada semua jenis tanaman. Nama lain dari hormon ini

adalah IAA atau asam indol asetat. Letak dari hormon auksin ini terletak pada

ujung batang dan ujung akar. Fungsi dari hormon auksin ini adalah membantu

dalam proses mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun

pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan, membantu dalam proses

pembelahan sel, mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam

buah. Kerja hormon auksin ini sinergis dengan hormon sitokinin dan hormon

giberelin. Pada konsentrasi auksin optimum, sel-sel penyusun dan kambium aktif

membelah dan terbentuk lapisan xylem yang cukup tinggi. Efek seluler auksin

meliputi peningkatan dalam sintesis nukleotida DNA (deoxyribose nucleic acid),

danRNA(Ribonukleatid Acid atau Asam ribonukleat) pada akhirnya peningkatan

(23)

membran dan pengambilan kalium, serta berpengaruh terhadap reaksi fotokrom

dengan cahaya merah dan cahaya merah jauh (Anonim, 2008a).

Auksin terutama untuk pertumbuhan kalus, suspensi sel dan pertumbuhan

akar. Bersama-sama sitokinin dapat mengatur tipe morfogenesis yang di

kehendaki. Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin di tentukan oleh kemampuan

dari jaringan yang di stek untuk mensintesis auksin secara alamiah. Pada sitokinin

dengan konsentrasi tinggi yang mendorong proliferasi tunas sebaliknya

menghambat penghambat akar. Zat pengatur pada stek tergantung dari zat

pengatur tumbuh endogen dan zat pengatur eksogen yang di serap dari media

tumbuh. Konsentrasi yang di perlukan dari masing-masing Zpt auksin dan

sitokinin tergantung dari jenis eksplan, genotip, kondisi stek serta jenis auksin

yang di pergunakan (Wattimena, 1992).

Heddy (1986), menyatakan bahwa auksin mendorong pembelahan sel

dengan cara mempengaruhi dinding sel. Lebih jelas di uraikan oleh Catala (2000),

menyatakan bahwa adanya induksi dapat mengaktivasi pompa proton (ion H+)

yang terletak pada membran plasma sehingga menyebabkan pH pada bagian

dinding sel lebih rendah dari biasanya, yaitu mendekati pH pada membrane

plasma (sekitar pH 4,5 dari normal pH 7). Aktifnya pompa proton tersebut dapat

memutuskan ikatan hydrogen di antara serat selulosa dinding sel. Putusnya ikatan

hidrogen menyebabkan dinding mudah merenggang sehingga tekanan dinding sel

akan menurun dan dengan demikian terjadilah pelenturan sel, pH rendah juga

dapat mengaktivasi enzim tertentu pada dinding sel yang dapat mendegradasi

(24)

12

dinding sel yang lunak dan lentur, sehingga pemanjangan dan pembesaran sel

dapat terjadi.

2.4.1. Per an Kingtone-F (ZPT) ter hadap per tumbuhan awal Stek Pucuk Daun Sansiveir a

Daun dari tanaman induk sansiveira trifasciata’Tiger Stripe’ di potong

menjadi tiga bagian selanjutnya di berikan ZPT kingtone-F pada setiap bagian

bawah stek hingga menempel 2-3 cm di atas permukaan stek daun. Pemberian

kingtone-F mengandung 1 ml ZPT kingtone-F, sehingga banyaknya ZPT

kingtone-F yang 25 ml per stek. Nilai koefisien korelasi (%KK) menurut

ketentuan yang diperbolehkan maksimal 30%. Dalam penelitian ini memiliki nilai

korelasi antara 2.26% - 71.86%. Nilai koefisien korelasi yang lebih tinggi dari

30% yaitu persentase stek bertunas 71.86%, jumlah akar 40.88% dan panjang

akar 33.71%. Dalam pengamatan peubah persentase stek bertunas jumlah stek

yang bertunas sangat bervariasi pada setiap satuan percobaan, demikian juga pada

peubah jumlah akar dan panjang akar (Lestari, 2007).

Konsentrasi merupakan jumlah larutan yang di berikan pada tiap tanaman

di mana terlebih dahulu di larutkan dalam air. Penetapan besar kecilnya suatu

konsentrasi yang akan di berikan pada tiap tanaman harus sesuai dengan aturan

pakai yang ada pada kemasan tersebut. Konsentrasi adalah banyak zat aktif (active

ingradient) yang di berikan ke tanaman (Lingga, 2008).

Beberapa hasil penelitian penggunaan zat pengatur tumbuh kingtone – F

terhadap stek menemukan pemberian kingtone – F untuk stek pucuk tanaman

meranti putih (Shorea asamica, Dyer) dan tanaman meranti merah (Shorea

(25)

pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100

ppm dan 0 ppm kingtone – F / stek pucuk. Pada pemberian konsentrasi 100 ppm

kingtone – F / stek pucuk menunjukan penurunan hasil, namun masih lebih baik

dari pemberian konsentrasi 0 ppm kingtone – F / stek pucuk. Dalam penelitian ini

pemberian kingtone – F sangat efektif dengan sistim perendaman sebab

menghemat biaya, waktu dan tenaga. Dalam penelitian lainnya untuk penggunaan

kingtone – F terhadap stek batang sansiveira yang terbaik dicapai pada dosis 60

mg dan pada ukuran diameter stek 2,6 –3,5 cm. Dijelaskan pula bahwa makin

sedikit dosis zat pengatur tumbuh kingtone– F yang diberikan dan makin kecil

ukuran stek batang, akan menghasilkan pertumbuhan yang kurang optimal.

Metode yang digunakan adalah dengan cara mengolesi kingtone – F yang terlebih

dahulu telah dibuat dalam bentuk pasta (Puttileihalat, 2001).

Pengaruh penggunaan kingtone – F lainnya yang pernah diteliti terhadap

pertumbuhan anakan jelutung (Dyera costulata Hook F.) pada konsentrasi

berkisar dari 0 mg kingtone – F / 50 ml air (0 %) sampai 15 mg kingtone – F / 50

ml air (30 %) dengan menggunakan metode pencelupan tidak memberikan

pengaruh yang nyata terhadap riap tinggi selama 5 bulan. Hal ini disebabkan

pemberian konsentrasi kingtone – F relatif singkat, dengan melihat pula bahwa

jelutung (Dyera costulata Hook F.) termasuk dalam jenis tanaman yang sistim

perakarannya kurang aktif dalam menyerap hormon yang diberikan (Anonim,

(26)

14

2.5. Penga r uh Bahan Stek Daun Ter hadap Per tumbuhan Bibit

Dalam bahan stek terdapat bahan cadangan makanan dan hormon

pertumbuhan dan semakin panjang bahan stek semakin banyak cadangan makanan

dan hormon pertumbuhannya yang optimal. Stek merupakan cara perbanyakan

tanaman secara vegetatif buatan dengan menggunakan sebagian batang, akar, atau

daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Sebagai alternarif

perbanyakan vegetatif buatan, stek lebih ekonomis, lebih mudah, tidak

memerlukan keterampilan khusus dan cepat dibandingkan dengan cara

perbanyakan vegetatif buatan lainnya. Cara perbanyakan dengan metode stek akan

kurang menguntungkan jika bertemu dengan kondisi tanaman yang sukar berakar,

akar yang baru terbentuk tidak tahan stres lingkungan dan adanya sifat plagiotrop

tanaman yang masih bertahan. Keberhasilan perbanyakan dengan cara stek

ditandai oleh terjadinya regenerasi akar dan pucuk pada bahan stek sehingga

menjadi tanaman yang true to type. Regenerasi akar dan pucuk dipengaruhi oleh

faktor intern yaitu tanaman itu sendiri dan faktor ekstern atau lingkungan. Salah

satu faktor intern yang mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk adalah

fitohormon yang berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh. Menemukan substansi

yang disebut rhizocaline pada kotiledon, daun dan tunas yang menstimulasi

perakaran pada stek. Salah satu pembiakan vegetative yang ingin di terapkan pada

tanaman sansiveira adalah stek pucuk. Pucuk sebagai meristem mampu

menghasilkan auksin, sehingga bila menjadi tidak efektif. Ditambah hormon akan

(27)

tertentu. Bentuk kerusakannya dapat berupa pebelahan sel yang berlebihan dan

mencegah tumbuhnya akar dan tunas. (Wudianto, 2004).

2.6. Metabolisme Unsur Har a Pada Tanaman

Kebutuhan unsur hara bagi tanaman perlu diperhatikan atas keseimbangan

antara jumlah kebutuhan unsur hara makro dan mikro, jika keseimbangan itu tidak

terjadi maka akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Beberapa akibat dari ketidak seimbangan tersebut diantaranya seperti menurut

Hardjowigeno S (2003) diantaranya jika tanaman kelebihan Cu atau sulfat akan

menghambat penyerapan Mo, terlalu banyak Zn, Mn, dan Cu dapat menghambat

penyerapan Fe, terlalu banyak P dapat menebabkan kekurangan Zn, Fe, dan Cu,

terlalu banyak N kekurangan Cu, kelebihan N dan K sulit menyerap Mn, terlalu

banyak kapur menghambat penyerapan B, kelebihan Fe,Cu, dan Zn dapat

mengurangi penyerapan Mn.

Suatu unsur yang di butuhkan dalam jumlah banyak dan harus tersedia

bagi tanaman beberapa unsur tersebut telah disebutkan diatas (N, O, C, P, K, Ca,

Mg ,S) tanaman menyerap unsur N dalam bentuk ion nitrat, amonium, senyawa

amino, protein. Fungsi dari unsur nitrogen seperti merangsang pertumbuhan

tanaman secara keseluruhan, merupakan bagian dari sel tanaman itu sendiri,

berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman, merangsang

pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun. Adapun tanaman yang

kekurangan unsur N akan mengalami pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau

(28)

16

mati. Sebab bila NH3 ini tertimbun dalam jumlah banyak justru akan berbalik

meracuni tanaman (Anonim, 2007a).

Penyerapan unsur Fosfor (P) adalah salah satu unsur hara makro sangat

penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, namun kandungannya

lebih rendah dibandingkan nitrogen, kalium,dan kalsium. Tanaman menyerap P

dari tanah dalam bentuk ion fosfat, terutama H2PO4- yang terdapat dalam tanah.

Ion H2PO4- lebih banyak dijumpai pada tanah yang lebih masam, sedangkan pada

pH yang lebih tinggi (>7) bentuk HPO42- lebih dominan. Disamping ion –ion

tersebut, tanaman dapat menyerap P dalam bentuk asam nukleat, fitin dan

fostohumat. Bagi tanaman suplai P cukup mencapai kisaran 0, 3-0,5% berat

kering tanaman dalam bentuk teroksidasi. P dapat terserap cepat oleh akar

tanaman kemudian terlibat dalam proses metabolisme tanaman. Cairan xylem

mengandung P 100-1000 kali lebih tinggi dibandingkan larutan tanah di luar akar

(Anonim, 2008b).

Penyerapan P oleh tanaman dilakukan secara aktif yang dikendalikan oleh

kandungan P larutan tanah cukup tinggi, maka proses aliran massa dapat

berperanan dalam tranportasi tersebut. Ion yang sudah berada di permukaan akar

akan menuju ronga luar akar melalui proses difusi sederhana, jerapan pertukaran,

dan kegiatan bahan pembawa, selanjutnya ion memasuki rongga dalam akar

dengan melibatkan energi metabolisme, yang dikenal sebagai serapan aktif Unsur

ini diserap dalam bentuk ion H2PO4 , HPO4 dan PO4. Diantara ke-3 ion ini yang

lebih mudah diserap adalah ion H2PO4 karena bermuatan satu ( valensi satu )

(29)

esensialitas dari unsur ini adalah membentuk dalam penyusunan senyawa ATP

yaitu senyawa berenergi tinggi yang dihasilkan dalam proses respirasi siklus kreb

sehingga tanaman dapat melakukan semua aktifitas biokimianya seperti 1).

Pembungaan, pembentukan sel, transpirasi, transportasi dan fotosintesis secara

absorbsi. 2). Membentuk senyawa fitin ( Ca-Mg-inositol-6P) yang terdapat dalam

biji tepatnya dalam endosperm untuk proses perkecambahan.3). Membentuk DNA

dan RNA untuk pembentukan inti sel DNA Nukleotida, Adenin, guanin

Deoxsiribosa, timin fosfat, sitosin RNA nukleotida, adenin, guanin Ribosafosfat,

timin, urasil dan 4). Membentuk senyawa fosfolipid yang berfungsi dalam

mengatur masuk keluarnya (permeabilitas) zat-zat makanan didalam sel dan

merupakan bahan dasar dari bagian sel (Anonim, 2008c).

Fosfor berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam

tanaman, merangsang pembungaan dan pembuahan, merangsang pertumbuhan

akar, merangsang pembentukan biji, merangsang pembelahan sel tanaman dan

memperbesar jaringan sel tanaman. Jika tanaman kekurangan unsur P gejalanya :

pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau

kemerahan (Anonim, 2006).

Penyerapan kalsium (Ca) Elemen ini diserap dalam bentuk Ca. Sebagian

besar terdapat dalam daun dan batang dalam bentuk kalsium pektat yaitu dalam

lamella pada dinding sel yang menyebabkan tanaman menpunyai dinding sel yang

lebih tebal sehingga tahan serangan hama dan penyakit. Kalsium diserap oleh

tanaman dalam bentuk ion Ca+. Konsentrasi Ca di dalam jaringan tanaman

(30)

18

bergerak bersama-sama aliran massa air akibat adanya transpirasi (Anonim,

(31)

3.1. Tempat dan Waktu Percobaan

Percobaan ini lakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya. Dengan ketinggian 3

meter di atas permukaan laut (dpl). Percobaan ini di mulai pada bulan April 2011

sampai dengan bulan Juli 2011.

3.2. Bahan dan Alat Per cobaan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini berupa beberapa ukuran pucuk

daun sansiveira (4 cm, 8 cm dan 12 cm), pasir malang, pupuk kompos, sekam

padi, kingtone-F, alkohol 70 % dan aquadest.

Alat yang di gunakan adalah gelas ukur, pipet, pengaduk, pot ukuran 8 cm

dan tinggi pot ukuran 6,5 cm, pisau, cetok, hand spayer, ayakan, dan penggaris.

3.3. Metode Per cobaan

Percobaan ini merupakan percobaan faktorial dengan dua faktor yang di

susun dalam rancangan acak kelompok (RAK) dan di ulang 3 kali. Faktor pertama

adalah konsentrasi kingtone-F dengan 4 taraf yaitu :

1. K0 : Kontrol (0 ppm)

2. K1 : 25 ppm

3. K2 : 50 ppm

(32)

20

Faktor kedua adalah panjang stek pucuk daun sansiveira yang terdiri dari 3

taraf yaitu :

1. P1 : Panjang stek pucuk daun 4 cm

2. P2 : Panjang stek pucuk daun 8 cm

[image:32.612.127.515.273.410.2]

3. P3 : Panjang stek pucuk daun 12 cm

Tabel 1. Per lakuan kombinasi konsentr asi kingtone-F dan Panjang Stek Pucuk Daun.

K

P

K0 K1 K2 K3

P1 K0P1 K1P1 K2P1 K3P1

P2 K0P2 K1P2 K2P2 K3P2

P3 K0P3 K1P3 K2P3 K3P3

Perlakuan kombinasi yang di dapatkan adalah 12. Masing-masing perlakuan

kombinasi di dasar ulangan, sehingga terdapat 36 satuan perlakuan. Setiap satu

persatuan percobaan di tanam 6 stek pucuk daun, sehingga di butuhkan 216 stek

(33)

3.4. Denah Per cobaan

Setelah diadakan pengacakan untuk menentukan letak perlakuan-perlakuan

[image:33.612.140.471.205.611.2]

setiap pot percobaan, maka hasil pengacakan tersebut sebagaimana terlihat pada

Gambar 1.

I II III

Gambar 1. Denah Penelitian hasil pengacakan.

Keterangan : a. Ulangan (I,II,III)

b. Perlakuan Konsentrasi kingtone-F (K0,K1,K2,K3) c. Perlakuan panjang stek pucuk daun (P1,P2,P3).

K2P2 K3P2 K3P1 K1P3 K3P3 K2P1 K0P2 K0P1 K1P2 K2P3 K1P1 K0P3 K1P2 K1P3 K0P2 K2P3 K1P2 K3P1 K1P3 K3P2 K1P1 K0P1 K3P3 K0P3

K1P1 K2P1

(34)

22

Keterangan :

K0P1 : Tampa konsentrasi kingtone-F pada panjang stek pucuk daun sansiveira 4 cm

K1P1 : Pemberian kingtone-F dengan konsentrasi 25 ppm pada panjang stek pucuk daun Sansiviera 4 cm.

K2P1 : Pemberian kingtone-F dengan konsentrasi 50 ppm pada panjang stek pucuk daun Sansiviera 4 cm.

K3P1 : Pemberian kingtone-F dengan konsentrasi 100 ppm pada panjang stek pucuk daun Sansiviera 4 cm.

K0P2 : Tampa konsentrasi kingtone-F pada panjang stek pucuk daun sansiveira 8 cm

K1P2 : Pemberian kingtone-F dengan konsentrasi 25 ppm pada panjang stek pucuk daun Sansiviera 8 cm.

K2P2 : Pemberian kingtone-F dengan konsentrasi 50 ppm pada panjang stek

pucuk daun Sansiviera 8 cm.

K3P2 : Pemberian kingtone-F dengan konsentrasi 100 ppm pada panjang stek pucuk daun Sansiviera 8 cm.

K0P3 : Tampa konsentrasi kingtone-F pada panjang stek pucuk daun sansiveira 12 cm

K1P3 : Pemberian kingtone-F dengan konsentrasi 25 ppm pada panjang stek pucuk daun Sansiviera 12 cm.

K2P3 : Pemberian kingtone-F dengan konsentrasi 50 ppm pada panjang stek pucuk daun Sansiviera 12 cm.

(35)

3.5. Pelaksanaan Penelitian

3.5.1. Per siapan Media Tanam Pada Pot

Media tanam yang di gunakan merupakan campuran merata antara

kompos, sekam padi, pasir malang dengan perbandingan (1:1:1). Setelah media

tercampur merata kemudian campuran media di masukkan dalam pot dengan

ukuran (8) cm dan tinggi pot ukuran 6,5 cm, setiap pot diisi media sampai dengan

penuh selanjutnya pot di siram sampai dengan jenuh, kemudian diletakkan pada

rumah kaca dan disusun secara acak kelompok.

3.5.2. Penyiapan Bahan Tanaman

Tanaman sansiveira di perbanyak secara vegetatif dengan stek pucuk daun.

Pucuk daun sansiveira di ambil dari tanaman induk yang berumur tua. Sebelum

stek pucuk daun tanaman induk sansiveira trifasciata ‘Tiger Stripe’ yang di

gunakan berasal dari pembibitan sansiveira di kecamatan kedamaian, kabupaten

Gresik dan berumur 12 bulan dengan tinggi sekitar 30-40 cm, tanamannya sehat

dan tumbuh subur. Terdapat 3 ukuran stek pucuk daun sansiveira yaitu bagian

ujung daun sepanjang 4 cm (P1), bagian ujung daun sepanjang 8 cm (P2), dan

bagian ujung daun sepanjang 12 cm (P3).

Berhubung dari ketiga ukuran panjang stek tersebut ukuran lebar daunnya

juga bervariasi, maka bahan stek dari masing-masing ukuran panjang stek tersebut

dipilah-pilah menjadi tiga bagian, yaitu : panjang stek daun lebar (12 cm), panjang

stek daun sedang (8 cm) dan panjang stek daun sempit (4 cm). Ulangan I panjang

stek daun lebar, Ulangan II panjang stek daun sedang, Ulangan III panjang stek

(36)

24

panjang stek daun panjang stek daun panjang stek daun lebar(12 cm) sedang (8 cm) sempit (4 cm)

Gambar 2. Panjang stek daun lebar (12 cm), panjang stek daun sedang (8 cm) da n panjang stek daun sempit (4 cm).

3.5.3. Per siapan Pembuatan Konsentr asi Zat Pengatur Tumbuh Kingtone-F

Pembuatan larutan kingtone-F di sesuaikan dengan perlakuan cara

perhitungannya adalah sebagai berikut :

1 ppm = 1 mg = 1 mg maka untuk 100 ppm = 100 mg 1000ml 1 liter 1000 ml

100 ppm = 100 mg di encerkan pelan-pelan dengan alkohol 70% tetes demi tetes

sampai dengan larutan homogen dalam 5 ml selanjutnya di tambah aquadest

sampai dengan 1 liter.

Untuk pembuatan larutan 50 ppm adalah sebagai berikut :

Ambil 250 ml dari 1 liter larutan 100 ppm tersebut di atas, kemudian di

tambahkan aquadest 250 ml di tuangkan dalam beaker gelas diaduk sampai larut

sehingga mendapatkan larutan 500ml dengan konsentrasi kingtone-F 50 ppm.

Untuk pembuatan larutan 25ppm adalah sebagai berikut :

Ambil 100 ml dari 500 ml larutan 50 ppm tersebut diatas, kemudian di tambahkan

aquadest 100 ml di tuangkan dalam beaker gelas diaduk sampai larut sehingga

[image:36.612.131.491.103.253.2]
(37)

Perlakuan kingtone-F terhadap bahan stek dengan cara setiap perlakuan

panjang stek dan konsentrasi kingtone-F di rendam selama 30 menit, selanjutnya

stek yang telah direndam tersebut ditanam pada pot yang sudah disiapkan.

3.5.4. Penanaman

Bahan stek yang telah diberi perlakuan kingtone-F sesuai perlakuan segera

ditanam dalam media tanam dengan membuat lubang tanam sekitar 2-3 cm,

bertujuan agar media tidak melukai stek. Setiap satu satuan percobaan disiapkan 6

pot dan tiap pot berisi satu bahan stek. Setiap ulangan terdapat 72 pot, sehingga

seluruhnya terdiri dari 216 pot. Media tidak perlu ditekan untuk memadatkan.

Pemadatan media dilakukan dengan cara disiram air agar kandungan oksigen di

dalam media tanam lebih banyak.

3.5.5. Pemelihar aan Tanaman

Penyiraman

Frekuensi penyiraman disesuaikan dengan kelembaban media. Pada saat

musim kemarau penyiraman dilakukan setiap hari dengan cara disemprot dengan

hand sprayer sampai dengan media tanam jenuh air.

Penyulaman

Stek pucuk daun yang tidak tumbuh (mati) segera di sulam (di ganti)

dengan stek pucuk daun yang baru sesuai dengan perlakuan agar pertumbuhan

tanaman pengganti tidak tertinggal dengan tanaman yang lain.

Penyiangan dan Pendangiran

Penyiangan di lakukan untuk membersihkan tanaman gulma yang dapat

(38)

26

tanah dengan tujuan utuk memperbaiki pori-pori tanah sehingga dapat

merangsang tumbuhnya akar-akar baru. Penyiangan pendangiran dapat di lakukan

secara terus menerus hingga pot siap di bongkar.

3.5.6. Par ameter Pengamatan

Pengamatan pertama pada tanaman sanseveira di lakukan pada saat

tanaman berumur 40 hari setelah tanam. Adapun peubah yang di amati adalah

sebagai berikut :

Fase pertumbuhan vegetative tanaman sanseveira :

1). Persentase stek tumbuh

Jumlah stek tumbuh : jumlah stek yang tumbuh anakkan x 100 % Jumlah stek yang ditanam

2). Jumlah Akar Primer dan Akar Sekunder

- Jumlah akar primer, yaitu menghitung jumlah akar yang menempel

langsung pada bahan stek daun.

- Jumlah akar sekunder atau cabang , yaitu menghitung jumlah akar

cabang yang tumbuh dari akar primer.

3). Panjang Akar Terpanjang

Dengan mengukur panjang akar dari akar yang terpanjang

4). Jumlah Tunas atau Anakan

Dengan menghitung jumlah tunas yang tumbuh, per stek.

3.5.7. Analisis Data

Data hasil pengamatan di analisis dengan menggunakan sidik ragam yang

sasuai, dengan menggunkan rancangan acak kelompok (RAK), kemudian suatu

(39)

dengan P = 0.05 dan sangat nyata apabila F hitung > F table dengan P>0.01.

Setelah itu di lakukan uji lanjut dengan uji BNT 5% untuk mengetahui perbedaan

nyata diantara level di dalam perlakuan yang sama.

Model statistik untuk percobaan faktorial yang terdiri dari dua faktor yaitu

faktor A (Konsentrasi kingtone-F) faktor B (Panjang stek pucuk daun) dengan

menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) sebagai berikut:

Y

i jk = ijkjkkji)(ε+αβ+β+α+τ+μ

Keterangan:

Y

ijk = Nilai pengamatan dari ulangan ke-i bahan stek ke-j dan konsentrasi zat

pengatur Kingrone-F ke k.

μ = Nilai tengah umum

τi = Pengaruh ulangan ke-i

αj = Pengaruh bahan stek ke-j

βk = Pengaruh konsentrasi ZPT Kingtone-F ke-k

(αβ)jk = Pengaruh interaksi bahan stek ke-j dan konsentrasi ZPT Kingtone-F ke k

Εijk =Pengaruh galat percobaan pada ulangan ke-i, bahan stek ke-j, konsentrasi

(40)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Per sentase Stek Tumbuh (% )

Berdasarkan hasil analisis statistik pengaruh panjang stek daun dan

konsentrasi kingtone-F terhadap persentase stek tumbuh pada tanaman sanseveira

sampai dengan umur 40 HST menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi nyata.

Namun demikian faktor tunggal konsentrasi kingtone-F (K) tidak berpengaruh

nyata tetapi panjang stek pucuk daun (P) berpengaruh sangat nyata terhadap

prosentase stek tumbuh (tabel lampiran 1).

Rata-rata persentase stek tumbuh oleh pengaruh perlakuan panjang stek

daun dan konsentrasi kingtone-F umur 40 HST di sajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Pengaruh Perlakuan Panjang Stek Daun dan Konsentrasi Kingtone-F Terhadap Persentase Stek Jadi Tanaman Sanseveira.

Konsentr asi Kingtone-F Rata-Rata Per sentase Stek J adi

K0 (0 ppm) 64.81

K1 (25 ppm) 66.67

K2 (50 ppm) 62.96

K3 (100 ppm) 62.96

BNT 5 % tn

Panjang Stek Pucuk Daun

P1 (4 cm) 22.22 a

P2 (8 cm) 76.39 b

P3 (12 cm) 94.44 c

BNT 5% 15.52

[image:40.612.123.513.441.676.2]
(41)

Pada Tabel 1, terlihat bahwa persentase stek jadi dengan menggunakan

konsentrasi kingtone-F 0 ppm tidak berbeda nyata dengan yang menggunakan

konsetrasi kingtone-F 25, 50,100 ppm. Pemberian K1,K2,K3 tidak mampu

meningkatkan persentase stek jadi. Hal ini di sebabkan pemberian air biasa

(kontrol) telah mampu meningkatkan persentase stek jadi sebesar 64.81 %. Stek

jadi ini menunjukkan bahwa kemampuan bahan stek untuk tumbuh dan

berkembang tinggi ini berarti bahan stek yang di gunakan merupakan bahan stek

yang mengandung jaringan meristematik yang aktif membelah.

Berdasarkan hasil yang disajikan pada Tabel 1 juga terlihat bahwa

persentase stek jadi (%) pada stek ukuran panjang stek daun 12 cm berbeda nyata

terhadap ukuran panjang stek daun 8 cm dan ukuran panjang stek daun 4 cm.

Namun demikian ukuran panjang stek daun 8 cm persentase stek jadi tidak

memberikan perbedaan yang nyata terhadap ukuran diameter 12 cm. Peningkatan

persentase stek jadi oleh pengaruh panjang stek 12 cm (P3) adalah sebesar 76.48

% dibandingkan dengan P1 (panjang stek 4 cm). Panjang stek 12 cm dijelaskan

pula bahwa makin sedikit dosis zat pengatur tumbuh kingtone– F yang diberikan

dan makin kecil ukuran stek batang, akan menghasilkan pertumbuhan yang

kurang optimal.

4.1.2. J umlah Akar Pr imer (cm)

Berdasarkan hasil analisis statistik pengaruh panjang stek daun dan

konsentrasi kingtone-F terhadap jumlah akar primer tanaman sanseveira sampai

dengan umur 40 HST menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi nyata. Namun

(42)

30

panjang stek pucuk daun (P) berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah akar

primer (tabel lampiran 2).

Rata-rata jumlah akar primer stek sansiveira oleh pengaruh panjang stek

daun dan konsentrasi kingtone-F umur 40 HST di sajikan pada tabel 2.

Tabel 2. Pengar uh Panjang Stek Daun dan Konsentr asi Kingtone-F ter hadap J umlah akar Pr imer Bibit Tanaman Sanseveir a.

Konsentrasi Kingtone-F J umlah Akar Pr imer (cm)

K0 (0 ppm) 2.40

K1 (25 ppm) 2.55

K2 (50 ppm) 2.44

K3 (100 ppm) 2.64

BNT 5 % tn

Panjang Stek Pucuk Daun

P1 (4 cm) 1.17 a

P2 (8 cm) 2.48 b

P3 (12 cm) 3.87 c

BNT 5% 0.74

Keter angan :Angka-angka yang di ik uti oleh hur uf sama pada per lakuan yang sama menunjukkan tidak ber beda nyata pada uji BNT5% .

Pada Tabel 2. Terlihat bahwa jumlah akar primer dengan menggunakan

konsentrasi 0 ppm tidak berbeda nyata dengan yang menggunakan konsetrasi

25,50,100 ppm Kingtone – F. Pemberian K1,K2,K3 tidak mampu meningkatkan

jumlah akar primer. Hal ini di sebabkan pemberian air biasa (kontrol) telah

mampu meningkatkan sampai 2.40 jumlah akar primer.

Berdasarkan hasil yang disajikan pada Tabel 2. terlihat bahwa persen stek

jadi pada stek ukuran panjang stek daun 12 cm berbeda nyata terhadap ukuran

panjang stek daun 8 cm dan ukuran panjang stek daun 4 cm. Namun untuk ukuran

[image:42.612.126.512.247.425.2]
(43)

nyata dengan ukuran 12 cm. Peningkatan jumlah akar primer oleh pengaruh

panjang stek daun 12 cm (P3) adalah sebesar 43.34 % dibandingkan P1.

4.1.3. J umlah Akar Sekunder (cm)

Berdasarkan hasil analisis statistik pengaruh panjang stek daun dan

konsentrasi kingtone-F terhadap jumlah akar sekunder tanaman sanseveira sampai

dengan umur 40 HST menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi nyata. Namun

demikian faktor tunggal konsentrasi kingtone-F (K) tidak berpengaruh nyata,

tetapi panjang stek pucuk daun(P) berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah akar

sekunder (tabel lampiran 3).

Rata-rata jumlah akar sekunder pada panjang stek daun dan konsentrasi

kingtone-F umur 40 HST di sajikan pada tabel 3.

Tabel 3. Pengaruh Perlakuan Panjang Stek Daun Dan Konsentrasi Kingtone-F Terhadap Jumlah Akar Sekunder Tanaman Sanseveira.

Konsentr asi Kingtone-F J umlah Akar Sekunder (cm)

K0 (0 ppm) 16.01

K1 (25 ppm) 17.87

K2 (50 ppm) 13.21

K3 (100 ppm) 13.20

BNT 5 % tn

Panjang Stek Pucuk Daun

P1 (4 cm) 1.75a

P2 (8 cm) 11.59b

P3 (12 cm) 31.88c

BNT 5% 5.30

[image:43.612.125.512.428.650.2]
(44)

32

Pada Tabel 3. Terlihat bahwa jumlah akar sekunder tidak nyata

dipengaruhi oleh konsentrasi kingtone-F. Pemberian kingtoe-F dengan beberapa

konsentrasi, yaitu : K1,K2,K3 tidak mampu meningkatkan jumlah akar sekunder.

Hal ini di sebabkan K0 (pemberian air biasa kontrol) telah mampu menigkatkan

sampai 16.01 jumlah akar sekunder. Hal ini disebabkan panjang stek P3 banyak

mengandung nutrisi dan bahan cadangan makanannya sangat banyak sehingga P3

mampu meningkatkan jumlah akar sekunder tinggi.Panjang stekP3 lebih terbaik

di bandingkan dengan P1 karena tergantung pada ukuran panjang stek dan banyak

mengandung nutrisi sehingga P3 dapat meningkatkan hasil pertumbuhan sangat

baik.

4.1.4. Panjang Akar Ter panjang (cm) atau Pertumbuhan Akar

Berdasarkan hasil analisis statistik pengaruh panjang stek daun dan

konsentrasi kingtone-F terhadap panjang akar terpanjang tanaman sanseveira

sampai dengan umur 40 HST menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi nyata.

Namun demikian faktor tunggal konsentrasi kingtone-F (K) tidak berpengaruh

nyata tetapi panjang stek daun (P) berpengaruh sangat nyata terhadap panjang

akar terpanjang (tabel lampiran 4).

Rata-rata panjang akar terpanjang pada panjang stek daun dan konsentrasi

(45)
[image:45.612.127.512.145.365.2]

Tabel 4. Pengaruh Perlakuan Panjang Stek Daun Dan Konsentrasi Kingtone-F Terhadap panjang akar terpanjang Tanaman Sanseveira Umur 40 Hst.

Konsentr asi Kingtone-F Panjang Akar Ter panjang (cm)

K0 (0 ppm) 3.50

K1 (25 ppm) 3.30

K2 (50 ppm) 3.49

K3 (100 ppm) 3.18

BNT 5 % tn

Panjang Stek Pucuk Daun

P1 (4 cm) 1.34a

P2 (8 cm) 3.54b

P3 (12 cm) 5.23c

BNT 5% 0.68

Ket : Angka-angka yang di ik uti oleh hur uf sama pada per lak uan yang sama menunjukkan tidak ber beda nyata pada uji BNT5% .

Pada Tabel 4. Terlihat bahwa panjang akar terpanjang dengan

menggunakan konsentrasi 0 ppm tidak berbeda nyata dengan yang menggunakan

konsetrasi 25,50,100 ppm Kingtone – F. Pemberian K1,K2,K3 tidak mampu

meningkatkan panjang akar terpanjang. Panjang akar merupakan hasil

perpanjangan sel-sel di belakang meristem ujung. Pertumbuhan akar yang kuat

lazim di di perlukan untuk kekuatan dan pertumbuhan.

Berdasarkan hasil yang disajikan pada Tabel 4. terlihat bahwa panjang

akar terpanjang pada stek ukuran panjang stek daun 12 cm berbeda nyata terhadap

ukuran panjang stek daun 8 cm dan ukuran panjang stek daun 4 cm. Pengaruh

konsentrasi Kingtone – F dan ukuran stek terhadap panjang akar terpanjang yang

dihasilkan dari stek pucuk daun tanaman sanseveira. Perlakuan P3 mampu

(46)

34

4.1.5. J umlah Tunas (cm)

Berdasarkan hasil analisis statistik pengaruh panjang stek daun dan

konsentrasi kingtone-F terhadap jumlah tunas tanaman sanseveira sampai dengan

umur 40 HST menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi nyata. Demikian juga

faktor tunggal konsentrasi kingtone-F (K) tidak berpengaruh nyata, tetapi panjang

stek daun (P) berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas (tabel lampiran 5).

Rata-rata jumlah tunas oelh pengaruh konsentrasi kingtone-F panjang stek

daun umur 40 HST di sajikan pada tabel 5.

Tabel 5. Pengaruh Perlakuan Panjang Stek Daun Dan Konsentrasi Kingtone-F Terhadap jumlah tunas Tanaman Sanseveira Umur 40 Hst.

Konsentrasi Kingtone-F J umlah Tunas (cm)

K0 (0 ppm) 1.33

K1 (25 ppm) 2.55

K2 (50 ppm) 2.44

K3 (100 ppm) 1.89

BNT 5 % tn

Panjang Stek Pucuk Daun

P1 (4 cm) 1.17a

P2 (8 cm) 1.59b

P3 (12 cm) 1.92c

BNT 5% 0.74

Ket : Angka-angka yang di ik uti oleh hur uf sama pada per lak uan yang sama menunjukkan tidak ber beda nyata pada uji BNT5% .

Pada Tabel 5. Terlihat bahwa jumlah tunas dengan menggunakan

konsentrasi kingtone-F 0 ppm tidak berbeda nyata dengan yang menggunakan

[image:46.612.127.511.353.574.2]
(47)

jumlah tunas. Hal ini di sebabkan K0 (air biasa) mampu meningkatkan jumlah

tunas 1.33.

Berdasarkan hasil yang disajikan pada Tabel 5. Terlihat juga bahwa

jumlah tunas terbanyak di hasilkan oleh panjang stek daun 12 cm (P3) dan

berbeda nyata dengan ukuran panjang stek daun 8 cm (P2) dan ukuran panjang

stek daun 4 cm (P1). Peningkatan jumlah tunas oleh pengaruh perlakuan P3

adalah sebesar 43.44 % dibandingkan P1.

4.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada interaksi

sedangkan konsentrasi kingtone-F tidak berpengaruh nyata terhadap peubah

persentase stek jadi, jumlah akar primer, jumlah akar sekunder, panjang akar

terpanjang dan jumlah tunas. Perlakuan panjang stek pucuk daun berpengaruh

sangat nyata terhadap peubah persentase stek jadi, jumlah akar primer, jumlah

akar sekunder, panjang akar terpanjang dan jumlah tunas.

Perlakuan kingtone-F 0 ppm, 25 ppm, 50 ppm, 100 ppm tidak berbeda

nyata pada beberapa variabel persentase stek jadi 63-65%, jumlah akar primer

2,40-2,64, jumlah akar sekunder 16,01-13,20 dan panjang akar terpanjang

3,50-3,18. Hal ini di sebabkan kingtone-F pada konsentrasi 0-100 ppm menunjukkan

kemampuan yang sama pada persentase stek jadi yaitu 63-65 %. Kingtone-F

mengandung bahan aktif dari hasil formulasi beberapa hormon tumbuh akar yaitu

2-metil-1-naftalen asetat (0,03%), indol-3-butirat(0,06%), naftalenasetamida (0.20

%) dan Thiram (4,00 %) hanya mampu meningkatkan persentase stek jadi 2 % di

(48)

36

Menurut Marlin (2005) menyatakan bahwa jaringan meristematik yang

aktif membelah memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berkembang cukup

tinggi (66.67-94.44 %). Jadi meskipun pemberian auksin pada penelitian ini

persentase stek hidupnya tidak mencapai 100% namun hal ini dapat di katakan

cukup tinggi. Menurut Artanti (2007) menyatakan bahwa auksin mempunyai

beberapa peran dalam mendukung kehidupan tanaman di antaranya adalah

mendorong primordial akar. Pemberian ZPT Kingtone-F dengan konsentrasi K1

dan K3 ml/l memberikan rata-rata nilai jumlah akar 17.87 dan 13.20 tidak berbeda

nyata dengan pemberian ZPT Hormonik 0 dan 2 ml/l yaitu 16.01 dan 13.21 Pada

stek sansevieria yang diberi ZPT Hormonik 2 ml/l memiliki jumlah akar yang

terendah dikarenakan stek mengalami kematian sebelum membentuk akar.

Marlin (2005) menyatakan bahwa auksin berperan mengaktifkan

enzim-enzim yang berperan dalam pembuatan komponen sel sehingga begitu mulai

terjadi pembelahan sel, maka auksin akan merangsang pembentukan sel-sel

dengan cepat. Menurut Amirudin et.al (2004) bahwa penggunaan ZPT sintesis

meningkatkan persentase stek hidup lada perdu. ZPT pada tanaman adalah

senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung,

menghambat dan merubah proses fisiologi. Auksin adalah salah satu hormon

tumbuh yang tidak terlepas dari proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Auksin mempunyai beberapa peran dalam mendukung kehidupan tanaman di

antaranya adalah menstimulasi terjadinya perpanjangan sel pada pucuk dan

(49)

Perlakuan panjang stek pucuk daun 4 cm, 8 cm, 12 cm sangat berbeda

nyata terhadap pertumbuhan stek pucuk daun sansiveira. Pada variabel persentase

stek jadi diperoleh 22.22 %, 76.39%, 94.44 %, jumlah akar primer 1.17, 2.48,

3.87, jumlah akar sekunder 1.75, 11.59, 31.88, panjang akar terpanjang 1.34, 3.54,

5.23 dan jumlah tunas 1.17, 2.48, 3.87. Hal ini di sebabkan panjang stek pucuk

daun 4 cm, 8 cm, 12 cm menunjukkan kemampuan yang sangat berbeda nyata

terhadap pertumbuhan stek pucuk sansiveira sedangkan panjang stek pucuk daun

yang paling baik adalah P3 (12 cm) mampu meningkatkan sampai 94.44% stek

jadi, peningkatan persentase stek jadi dari ukuran panjang stek 4 cm di

bandingkan dengan stek 12 cm sebesar 76.48 % terhadap jumlah akar primer

panjang stek ukuran 4 cm di bandingkan dengan 12 cm meningkat pertumbuhan

sebesar 69.77 terhadap jumlah akar sekunder panjang stek ukuran 4 cm di

bandingkan dengan 12 cm meningkat pertumbuhan sebesar 94.52 dan panjang

akar terpanjang stek ukuran 4 cm di bandingkan dengan 12 cm meningkat

pertumbuhan 74.38 %. terhadap jumlah tunas panjang stek ukuran 4 cm di

bandingkan dengan 12 cm meningkat pertumbuhan sebesar 69.77.

Hasil penelitian Beckler (2006) menyatakan bahwa stek daun sansevieria

yang diambil mendekati rimpang maka akan menghasilkan panjang akar dan

jumlah akar yang lebih tinggi dibandingkan pada stek bagian atas daun. Sesuai

dengan pernyataan Purwanto (2006) bahwa semakin mendekati pangkal akar,

maka jaringan semakin juvenil, sel kembali meristematik sehingga memiliki

(50)

38

Menurut Salisbury dan Ross (1995) bahwa suhu, aerasi, ketersediaan air

dan garam mineral merupakan faktor penting dalam pertumbuhan akar. Hal ini

karena akar merupakan bagian tanaman yang tahap pertumbuhan dan

perkembangan selnya lebih banyak ke pembesaran sel. Pada pembesaran sel ini

sebagian besar terjadi penyerapan air yang dapat merenggangkan dindingnya.

Gambar 2. Rata-r ata per sentase stek jadi (% ).

Pada gambar 2 menunjukkan bahwa hasil dari persentase stek jadi P1 (4

cm), P2 (8 cm), P3 (12 cm) hasilnya sangat berbeda nyata terhadap panjang stek

pucuk daun. Panjang stek yang paling baik adalah P3 (12 cm) di peroleh 94.44 %

stek jadi, dapat di katakan bahwa P3 (12 cm) mampu meningkatkan hasil yang

cukup tinggi di bandingkan dengan P1 dan P2. Hasil dari P2 hanya meningkatkan

sampai 76.39 % stek jadi sedangkan P1 hanya meningkatkan hasil sampai 22.22%

[image:50.612.169.467.236.383.2]
(51)

Ga mbar 3. Rata-r ata J umlah akar pr imer (cm), J umlah akar sekunder (cm) bibit sansiveir a umur 40 hst.

Pada Gambar 3 menunjukkan bahwa jumlah akar primer, jumlah akar

sekunder dan panjang akar terpanjang sangat berbeda nyata. Jumlah akar primer

yang paling baik yaitu panjang stek P3 (12 cm) di peroleh 3.87 jumlah akar primer

mampu meningkatkan hasil yang sangat tinggi di bandingkan dengan P1(4 cm)

hanya di peroleh 1.17 dan P2 (8 cm) hanya di peroleh hasil 2.48. Jumlah akar

sekunder yang paling baik yaitu panjang stek P3 (12 cm) 31.88 jumlah akar

sekunder mampu meningkatkan hasil yang sangat tinggi di bandingkan dengan P1

(4 cm) 1.75 dan P2 hanya di peroleh hasil 11.59.

[image:51.612.170.471.105.246.2] [image:51.612.176.465.502.644.2]
(52)

40

Pada Gambar 4 menunjukkan bahwa hasil dari Panjang akar terpanjang

P1(4 cm), P2 (8 cm), P3 (12 cm) hasilnya sangat berbeda nyata terhadap panjang

stek pucuk daun. Panjang stek yang paling baik adalah P3 (12 cm) di peroleh

5.23 panjang akar terpanjang, dapat di katakan bahwa P3 (12 cm) mampu

meningkatkan hasil yang cukup tinggi di bandingkan dengan P1 dan P2. Hasil

dari P2 hanya meningkatkan sampai 3.54 panjang akar terpanjang sedangkan P1

hanya meningkatkan hasil sampai 1.34 panjang akar terpanjang.

Gambar 5. Rata-Rata J umlah Tunas (cm)

Pada Gambar 5 menunjukkan bahwa hasil dari jumlah tunas P1(4 cm), P2

(8 cm), P3 (12 cm) hasilnya sangat berbeda nyata terhadap panjang stek pucuk

daun. Panjang stek yang paling baik adalah P3 (12 cm) di peroleh 1.92 jumlah

tunas, dapat di katakan bahwa P3 (12 cm) mampu meningkatkan hasil yang cukup

tinggi di bandingkan dengan P1 dan P2. Hasil dari P2 hanya meningkatkan

sampai 1.59 jumlah tunas sedangkan P1 hanya meningkatkan hasil sampai 1.17

[image:52.612.177.462.288.439.2]
(53)

1. Tidak terdapat interaksi nyata antara perlakuan panjang stek dan

konsentrasi kingtone-F terhadap pertumbuhan awal bibit stek pucuk

sansiveira.

2. Perlakuan peningkatan konsentrasi kingtone-F dari 0 ppm, 25 ppm, 50

ppm, 100 ppm tidak menunjukkan pengaruh nyata.

3. Panjang bobot stek daun 12 cm (P3) menghasilkan pertumbuhan bibit

terbaik dan meningkatkan persentase stek tumbuh 76.48 %, jumlah akar

primer 43.34 %, jumlah akar sekunder 17.32 %, panjang akar terpanjang

34.45 % dan jumlah tunas 43.44 %.

5.2. Sar an

1. Untuk penanaman tanaman sansiveira dalam skala besar / luas, dapat

menggunakan bibit yang berasal dari pembiakan vegetatif sebagai

alternative perbanyakan tanaman pengganti benih, dengan ukuran panjang

yang lebih panjang agar diperoleh bibit dalam jumlah yang lebih banyak

dan persentase stek tumbuh lebih tinggi (mendekati 100%).

2. Penggunaan zat pengatur tumbuh kingtone – F untuk mengetahui daya

guna dan hasil guna, perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut dengan

(54)

42

DAFTAR PUSTAKA

Agromedia, 2007. Plant Propagation: Principle and Practices. Sixth Ed.Prentice hall, inc.new Jersey.99-105 hal.

Amirudin, supartoto dan Faozi, 2004. Pengaruh beberapa jenis ZPT sintesis terhadap pertumbuhan stek lada perdu (piper nigrum.)jurnal.vol.8(1):19-24.

Anonim (2005), Hasil Penelitian Pada Tanaman Sansiveira, Institut Pertanian Bogor.

_______(2006), http://hellybe.blgsport.com.

_______(2007),http://hellybe.blgsport.com/2007/04/Pengenalan -hidroponik.html.

_______(2008), Pengaruh Auksin Terhadap Pemanjangan Jaringan.

_______(2009a), http://www.duniaflora.com/Sansiveira Mangenal.php

_______(2009b), http://www.duniaflora.com. /Sansiveira Mangenal.php

_______(2009c), http://www.duniaflora.com/Sansiveira Mangenal.php

_______(2009d), http://www.duniaflora.com/Sansiveira Mangenal.php

_______(2009e), http://www.duniaflora.com/Sansiveira Mangenal.php

_______(http/www.wikipedia, 2009).

_______(2010a), http://www.duniaflora.com/Sansiveira Mangenal.php

_______(2010b), http://www.tabloidgallery.tk/.

Artanti, F.Y, 2007. Pengaruh macam puk organic cair dan konsentrasi IAA terhadap pertumbuhan setek tanaman stevia (stevia rebaudiana bertonia M ). Skripsi S1 FP UNS suakarta. 87-99 hal.

Beckler, N. (2006)Pengaruh Cara Pemberian Kingtone-F dan Jenis Stek terhadap Induksi Akar Stek Gmelina (Gmelina arborea Linn). Skripsi. IPB. Bogor. 40 hal.

(55)

Gardner F.PR.B.Pearce,(2008). Penggunaan Beberapa Filter Cahaya dan Perbanyakan Vegetatif untuk Memperbaiki Kualitas Fenotipe Bibit Sansiveira trifasciata’Laurentii’dan ‘Lilian True’. , Institut Pertanian Bogor.

Hartman, H.T., D.E. Kester, F.T. Davies, R.L. Geneve.and Kester 1997. Plant Propagation : Principle and Practices. Sixt Ed.Prentice hall, inc.new Jersey.768 page.

Heddy,S. 1986. Hormon Tumbuhan .CV Rajawali.Jakarta.97 hal.

Hardjowigeno, S. 2003.Metode Pembuatan Stek Dipterocarpaseae. Badan Penelitian Dan Penembangan Kehutanan. Balai Penelitian Kehutanan. Samarinda.

Lestari, P. 2007. Penggunaan Beberapa Filter Cahaya dan Perbanyakan Vegetatif untuk Memperbaiki Kualitas Fenotipe Bibit Sansiveira trifasciata’Laurentii’dan ‘Lilian True’. , Institut Pertanian Bogor.

Lingga. 2008. Panduan Praktis Budidaya Sansiveira. Agromedia Pustaka.Depok.88 hal.

Marlin. 2005. Regenerasi in vitro planletjahe bebas penyakit layu bakteri pada beberapa taraf konsentrasi BAP dan NAA.Jurnal ilmu-ilmu pertanian Indonesia.vol 7(1):8-14.

Puttileihalat. 2001. Unsur Hara Tanaman. Skripsi pada tanaman sansiveira trifasciata’Laurentii’dan ‘Lilian True .Bogor.

Purwanto, A. W. 2006. Sansevieria Flora Cantik Penyerap Racun. Kanisius. Yogyakarta. 68 hal.

Ramadani. 2007. Sansiveira si Lidah Mertua Yang Cantik, Trubus 256, (X

Gambar

Tabel 1. Perlakuan kombinasi konsentrasi kingtone-F dan Panjang Stek                Pucuk Daun
Gambar 1.  I
Gambar 2. Panjang stek daun lebar (12 cm), panjang stek daun sedang (8 cm) dan panjang stek daun sempit (4 cm)
Tabel 1. Pengaruh Perlakuan Panjang Stek Daun dan Konsentrasi Kingtone-F Terhadap Persentase Stek Jadi Tanaman Sanseveira
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pelanggan rumah tangga lebih mudah dipikat dengan iklan, karena untuk mencapai mereka metode tersebut paling murah, sedangkan jika sasaran yang dituju adalah

Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa pada Jurnal Islamia tahun 2004-2018 ada sebanyak 15 jurnal dari 21 jurnal yang digunakan dalam penelitian adalah merupakan

Jumlah saham yang ditawarkan 333.350.000 Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp 100,- /saham Penjamin Pelaksana PT BAHANA SECURITIES. Harga Penawaran Saham Rp 1.200,-

[r]

Sebagai anggota PMSM, para alumni akan mempunyai banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan para praktisi pengelola sumber daya manusia seluruh Indonesia dalam berbagai

Makna per t ama, dari sisi subst ansi, UU Kehut anan, Perkebunan dan UU Bidang Pert ambangan sebenarnya t er- masuk segi-segi lingkungan hidup yang diat ur oleh

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk mengubah dan membentuk kehidupan masyarakat. Pemberdayaan akan meningkatkan kemampuan anggota masyarakat dalam mengarahkan,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis lisan dan tulisan siswa dengan menerapkan model pembelajaran student