Manajemen
Uji Kemampuan dan Kepatutan
(Fit and Proper Test)
DISCLAIMER
Isi kodifikasi ini adalah himpunan peraturan Bank Indonesia yang disusun secara sistematis berdasarkan kelompok dan topik tertentu untuk memudahkan pembaca memahami peraturan dan menelusuri rekam jejak keberlakuan suatu peraturan Bank Indonesia.Penyusunan kodifikasi ini telah melalui proses pemeriksaan dan editing terkait keakuratan dan kelengkapan peraturan yang dikodifikasikan. Namun demikian mengingat bahwa peraturan Bank Indonesia dapat berubah dari waktukewaktu, maka setiap akses dan penggunaan atas kodifikasi ini agar dilakukan secara bijaksana dengan memperhatikan tanggal unggahdansumber orisinal dari masing-masing peraturan Bank Indonesia yang dirujuk.1
1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111
1
Tim Penyusun
Zainal Abidin
Gantiah Wuryandani
Zulkarnain Sitompul
Siti Astiyah
Wahyu Yuwana Hidayat
Komala Dewi
Wirza Ayu Novriana
Patrick A. Kapugu
Sylvia Sazumi
Riska Rosdiana
Ristia Icha Pramesi
Tresna Kholilah
Safyra Primadhyta
Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral Bank Indonesia
Telp: 021 29817321 Fax.: 021 2311580
email: PRES@bi.go.id
Hak Cipta © 2013, Bank Indonesia 2013
Manajemen
Uji Kemampuan dan Kepatutan
(Fit and Proper Test)
DAFTAR ISI
Paragraf
Halaman
Daftar Isi
Hal. i – iv
Rekam Jejak Regulasi Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and
Proper Test)
Hal. v
Dasar Hukum
Hal. vi
Regulasi Terkait
Hal. vi
Regulasi Bank Indonesia
Hal. vi – vii
Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Umum
Ketentuan Umum Par. 1 – 4 Hal. 1 – 7 Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Calon PSP Par. 5 – 15 Hal. 7 – 16
Faktor Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 6 – 8 Hal. 7 – 9
Tata Cara Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 9 – 13 Hal. 9 – 14
Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 14 – 15 Hal. 14 – 16
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Calon Anggota Dewan Komisaris dan Calon Anggota Direksi
Par. 16 – 26 Hal. 16 – 22
Faktor Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 17 – 20 Hal. 17 – 19
Tata Cara Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 21 – 23 Hal. 19 – 21
Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 24 – 26 Hal. 21 – 22
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap PSP, Anggota Dewan Komisaris, Anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif
Par. 27 – 42 Hal. 23 – 41
Cakupan Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 27 – 28 Hal. 23 – 29
Tata Cara Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 29 – 31 Hal. 29 – 32
Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 32 – 33 Hal. 32
Konsekuensi Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 34 – 41 Hal. 32 – 41
Permohonan Kembali untuk menjadi PSP, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi
Par. 42 Hal. 41
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Pemimpin Kantor Perwakilan Bank Asing
Par. 43 Hal. 41 – 42 Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Bank Dalam
Penyelamatan/Penanganan Oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
Par. 44 – 52 Hal. 42 – 43
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Calon Anggota Dewan Komisaris dan Calon Anggota Direksi
Par. 44 – 51 Hal. 42 – 43
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Anggota Dewan Komisaris, Anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif
Par. 52 Hal. 43
Ketentuan Lain-Lain Par. 53 – 58 Hal. 44 – 45 Sanksi Par. 59 Hal. 45 – 46
Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Syariah
Ketentuan Umum Par. 60 – 63 Hal. 46 – 52 Uji Kemampuan dan Kepatutan Bagi Calon Pemegang Saham
Pengendali Bank Syariah
Par. 64 – 74 Hal. 52 – 59
Faktor Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 65 – 67 Hal. 54 – 56 Tata Cara Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 68 – 72 Hal. 56 – 58 Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 73 – 74 Hal. 59
Uji Kemampuan dan Kepatutan Bagi Calon Anggota Dewan Komisaris dan Calon Anggota Direksi Bank Syariah
Par. 75 – 86 Hal. 60 – 69
Faktor Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 76 – 80 Hal. 61 – 65 Tata Cara Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 81 – 83 Hal. 66 – 67 Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 84 – 86 Hal. 68 – 69
Uji Kemampuan dan Kepatutan Bagi Pemegang Saham Pengendali, Anggota Dewan Komisaris, Anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank Syariah
Par. 87 – 102 Hal. 69 – 85
Cakupan Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 87 – 88 Hal. 69 – 72 Tata Cara Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 89 – 91 Hal. 72 – 74 Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 92 – 93 Hal. 74 – 76 Konsekuensi Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 94 – 101 Hal. 76 – 85 Permohonan Kembali untuk Menjadi PSP, Anggota Dewan Komisaris dan
Anggota Direksi Bank Syariah
Par. 102 Hal. 85
Uji Kemampuan dan Kepatutan Bagi Calon Direktur Unit Usaha Syariah, Direktur Unit Usaha Syariah dan Pejabat Eksekutif Unit Usaha Syariah
Par. 103 – 107 Hal. 86 – 87
Uji Kemampuan Dan Kepatutan Terhadap Pemimpin Kantor Perwakilan Bank Asing
Par. 108 Hal. 87 Uji Kemampuan Dan Kepatutan Pada Bank Syariah Dan Bank Umum
Konvensional Yang Memiliki UUS Dalam Penyelamatan/ Penanganan Oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
Par. 109 – 118 Hal. 88 – 90
Uji Kemampuan dan Kepatutan terhadap Calon Anggota Dewan Komisaris dan Calon Anggota Direksi Bank Syariah serta Calon Direktur UUS
Par. 109 – 117 Hal. 88 – 90
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Anggota Dewan Komisaris, Anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank Syariah, serta Direktur UUS dan Pejabat Eksekutif UUS
Par. 118 Hal. 90
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Pihak yang Sudah Tidak Menjadi PSP atau sudah Tidak menjabat sebagai Anggota Dewan Komisaris, Anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank Syariah, serta Direktur UUS dan Pejabat Eksekutif UUS
Par. 119 Hal. 90 – 91
Ketentuan Lain-Lain Par. 120 – 124 Hal. 91 – 92 Sanksi Par. 125 – 126 Hal. 92 – 94
Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank
Perkreditan Rakyat
Ketentuan Umum Par. 127 – 131 Hal. 94 – 98 Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Calon PSP Par. 132 – 151 Hal. 98 – 110
Faktor Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 134 – 136 Hal. 99 – 101
Tata Cara Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 137 – 143 Hal. 101 – 106
Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 144 – 146 Hal. 106 – 107
Konsekuensi Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 147 – 151 Hal. 107 – 110
Uji Kemampuan Dan Kepatutan Terhadap Calon Anggota Dewan Komisaris Dan Calon Anggota Direksi
Par. 152 – 163 Hal. 110 – 119
Faktor Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 153 – 156 Hal. 111 – 113
Tata Cara Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 157 – 159 Hal. 113 – 117
Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 160 – 162 Hal. 117 – 119 Konsekuensi Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 163 Hal. 119
Uji Kemampuan Dan Kepatutan Terhadap PSP, Anggota Dewan
Komisaris, Anggota Direksi Dan Pejabat Eksekutif
Par. 164 – 180 Hal. 120 – 140
Cakupan Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 164 – 165 Hal. 120 – 127
Tata Cara Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 166 – 168 Hal. 127 – 129
Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 169 – 170 Hal. 130 – 131
Konsekuensi Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 171 – 179 Hal. 131 – 139 Permohonan Kembali untuk menjadi PSP, anggota Dewan Komisaris
dan/atau anggota Direksi BPR
Par. 180 Hal. 139 – 140
Uji Kemampuan Dan Kepatutan Terhadap Pihak Yang Sudah Tidak Menjadi PSP, Anggota Dewan Komisaris, Anggota Direksi Dan Pejabat Eksekutif
Par. 181 – 188 Hal. 140 –142
Cakupan Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 181 – 182 Hal. 140 Tata Cara Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 183 – 184 Hal. 141 Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 185 – 186 Hal. 141 - 142 Konsekuensi Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan Par. 187 – 188 Hal. 142
Uji Kemampuan Dan Kepatutan Terhadap BPR Dalam Penyelamatan/Penanganan Oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
Par. 189 –196 Hal. 142 – 145
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Calon PSP, Calon Anggota Dewan Komisaris dan Calon Anggota Direksi
Par. 189 –195 Hal. 142 – 145
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Anggota Dewan Komisaris, Anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif
196 Hal. 145
Ketentuan Lain-Lain Par. 189 – 200 Hal. 145 – 146 Sanksi Par. 201 Hal. 146 – 147
Lampiran
Hal. 148 – 259
Lampiran 1 Dokumen Persyaratan Administratif bagi Calon Pemegang Saham Pengendali Bank Umum melalui Proses Pengambilalihan (Akuisisi)
Hal. 148 – 151 Lampiran 2 Dokumen Persyaratan Administratif bagi Calon Pemegang Saham
Pengendali Bank Umum melalui Proses Pembelian Saham Bank Umum
Hal. 152 – 153
Lampiran 3 Daftar Isian Bagi Calon Pemegang Saham Pengendali (PSP) Bank Perorangan
Hal. 154 – 159 Lampiran 4 Daftar Isian Bagi Calon Pemegang Saham Pengendali (PSP) Bank
Badan Hukum/Pemegang Saham Pengendali Terakhir
Hal. 160 – 166 Lampiran 5 Dokumen Persyaratan Administratif bagi Calon Anggota Dewan
Komisaris Bank Umum
Hal. 167 – 168 Lampiran 6 Dokumen Persyaratan Administratif bagi Calon Anggota Direksi
Bank Umum
Hal. 169 – 170 Lampiran 7 Dokumen Persyaratan Administratif bagi Calon Direktur Yang
Membawahkan Fungsi Kepatuhan Bank Umum
Hal. 171 Lampiran 8 Dokumen Persyaratan Administratif bagi Calon Pimpinan Kantor
Cabang Bank Asing (KCBA)
Hal. 172 Lampiran 9 Dokumen Persyaratan Administratif bagi Calon Pemimpin Kantor
Perwakilan Bank Asing
Hal. 173 Lampiran 10 Daftar Riwayat Hidup Hal. 174 – 176 Lampiran 11 Jangka Waktu Sanksi Bagi PSP Yang Ditetapkan Tidak Lulus Hal. 177 – 179 Lampiran 12 Jangka Waktu Sanksi Bagi Anggota Dewan Komisaris, Anggota
Direksi Atau Pejabat Eksekutif Yang Ditetapkan Tidak Lulus
Hal. 180 – 182 Lampiran 13 Struktur Kelompok Usaha PT Bank XYZ Hal. 183 Lampiran 14 Penjelasan atas Skema Struktur Kelompok Usaha PT Bank XYZ Hal. 184 – 189
Lampiran 15 Daftar Isian Bagi Calon Pemegang Saham Pengendali (PSP) Atau Ultimate Shareholders Bank Syariah – Perorangan
Hal. 190 – 194 Lampiran 16 Daftar Isian Bagi Calon Pemegang Saham Pengendali (PSP) Atau
Ultimate Shareholders Bank Syariah – Badan Hukum
Hal. 195 – 199 Lampiran 17 Daftar Isian Bagi Calon Pemegang Saham Pengendali (PSP) Atau
Ultimate Shareholders Bank Syariah – Perorangan (Perubahan Kegiatan Usaha Menjadi BUS/BPRS)
Hal. 200 – 203
Lampiran 18 Bagi Calon Pemegang Saham Pengendali (PSP) Atau Ultimate Shareholders Bank Syariah – Badan Hukum (Perubahan Kegiatan Usaha Menjadi BUS/BPRS)
Hal. 204 – 207
Lampiran 19 Daftar Isian Bagi Calon Anggota Dewan Komisaris Dan Calon Anggota Direksi Bank Syariah Serta Calon Direktur UUS (New Entry)
Hal. 208 – 211 Lampiran 20 Daftar Isian Bagi Calon Anggota Dewan Komisaris Dan Calon
Anggota Direksi Bank Syariah (Perubahan Kegiatan Usaha Menjadi BUS/BPRS)
Hal. 212 – 213
Lampiran 21 Daftar Riwayat Hidup (Calon: PSP/Komisaris/Direktur Bank Syariah dan calon Direktur UUS)
Hal. 214 – 216 Lampiran 22 Tabel penetapan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan Hal. 217 – 219 Lampiran 23a Dokumen Persyaratan Administratif bagi Calon Pemegang Saham
Pengendali BPR melalui Proses Pembelian Saham BPR
Hal. 220 – 225 Lampiran 23b Dokumen Persyaratan Administratif bagi Calon Pemegang Saham
Pengendali (PSP) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) melalui Proses Pengambilalihan (Akuisisi)
Hal. 226 – 228
Lampiran 23c Daftar Isian Bagi Calon Pemegang Saham Pengendali (PSP) BPR Perorangan
Hal. 229 – 233 Lampiran 23d Daftar Isian Bagi Calon Pemegang Saham Pengendali (PSP) BPR
Badan Hukum/Pemegang Saham Pengendali Terakhir
Hal. 234 – 238 Lampiran 24a Dokumen Persyaratan Administratif bagi Calon Anggota Dewan
Komisaris BPR
Hal. 239 – 240 Lampiran 24b Dokumen Persyaratan Administratif bagi Calon Anggota Direksi
BPR
Hal. 241 – 242 Lampiran 24c Daftar Riwayat Hidup (calon PSP/anggota Direktur/anggota Dewan
Komisaris *)
Hal. 243 – 246 Lampiran 25a Jangka Waktu Sanksi Bagi PSP yang Ditetapkan Tidak Lulus Hal. 247 – 249 Lampiran 25b Jangka Waktu Sanksi Bagi Anggota Dewan Komisaris, Anggota
Direksi atau Pejabat Eksekutif yang Ditetapkan Tidak Lulus
Hal. 250 – 252 Lampiran 26a Struktur Kelompok Usaha PT BPR XYZ Hal. 253 Lampiran 26b Penjelasan atas Skema Struktur Kelompok Usaha PT BPR XYZ Hal. 254 – 259
Rekam Jejak Regulasi Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test)
SE 13/26/DPNP 2011
Perubahan atas SE 13/8/ DPNP 2011
SE 13/8/DPNP 2011
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan
12/23/PBI/2010
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan
11/31/PBI/2009
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Bank Syariah
SE 12/6/DPbS 2010
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Bank
Syariah
6/23/PBI/2004
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan BPR SE 6/35/DPBPR 2004
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan BPR
27/118/KEP/DIR/1995
Kriteria Perbuatan Tercela orang yang dilarang menjadi Pemegang saham dan/
5/25/PBI/2003
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan SE 6/15/DPNP 2004
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan
2/23/PBI/2000
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan SE 2/22/DPNP 2000
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan
Bagi Bank Umum Syariah
Bagi BPR Syariah Bagi Bank Umum Syariah
Bagi BPRS
14/6/PBI/2012
Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and
Proper Test) Bank Syariah dan Unit Usaha
Syariah
2/1/PBI/2000
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan SE 2/3/DPNP 2000
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan
Bagi Bank Umum
14/9/PBI/2012
Penilaian Kemampuan dan KepatutanUji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and
Proper Test) Bank Perkreditan Rakyat
Keterangan :
Diubah
Dicabut
PBI/ KEP DIR Masih Berlaku
SE Masih Berlaku
SE Tidak Berlaku PBI/ KEP DIR Tidak Berlaku -14/15/PBI/2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum
-13/3/PBI/2011 Tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank
-13/2/PBI/2011 tentang pelaksanaan Fungsi Kepatuhan bank umum; -11/1/PBI/2009 tentang bank umum
-8/14/PBI/2006 mengenai Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum
-11/3/PBI/2011 Tentang Bank Umum Syariah -11/10/PBI/2009 Tentang Unit Usaha Syariah
-13/2/PBI/2011 Tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum - 9/8/PBI/2007 Tentang Pemanfaatan Tenaga Kerja Asing dan Program Alih Pengetahuan di Sektor Perbankan
-8/7/PBI/2006 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/13/PBI/2005 Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah
- 11/15/PBI/2009 Tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional menjadi Bank Syariah
Terkait - 11/10/PBI/2009 Tentang Unit Usaha Syariah Pasal 8 Ayat (4) dan (5)
- 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Pasal 58 Ayat (3), (4), dan (5) Corporate Governance Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
Terkait dan Dicabut
SE 14/36/DKBU 2012
Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank
Perkreditan Rakyat
SE 15/45/DPNP 2013
Perubahan atas SE 14/36/DKBU
2012 I.3.c., II.E, III.A.2.k., III.C.2., Lampiran 1a-b, 2a-c
Dasar Hukum:
- Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1998
- Undang-Undang Nomor 23 T ahun 1999 tent ang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009
- Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah - Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Regulasi Terkait:
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/15/PBI/2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/3/PBI/2011 tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/2/PBI/2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan bank umum; - Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia
Nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/2/PBI/2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum - Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/8/PBI/2007 tentang Pemanfaatan Tenaga Kerja Asing dan Program
Alih Pengetahuan di Sektor Perbankan
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/7/PBI/2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/13/PBI/2005 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/15/PBI/2009 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional menjadi Bank Syariah
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/21/DPNP 2012 perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/33/DPNP 2007 tentang Pedoman Penggunaan Metode Standar dalam Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dengan Memperhitungkan Risiko Pasar
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/2/DPbS 2011 perihal Tindak Lanjut Penanganan Terhadap Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dalam Status Pengawasan Khusus
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/13/DPbS 2010 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/24/DPbS 2009 perihal Perubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional Menjadi Bank Umum Syariah
-
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/27/DPNP 2007 perihal Pelaksanaan Pemanfaatan Tenaga KerjaAsing dan Alih Pengetahuan di Sektor Perbankan
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 8/2/DPNP 2006 perihal Pelaksanaan Pentahapan Penetapan Kualitas yang Sama untuk Aset Produktif yang Diberikan oleh Lebih dari Satu Bank kepada Satu Debitur atau Proyek yang Sama
Regulasi Bank Indonesia:
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/9/PBI/2012 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper
Test) Bank Perkreditan Rakyat
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/6/PBI/2012 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit And
Proper Test) Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/23/PBI/2010 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and
Proper Test)
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/45/DPNP 2013 perihal Pe rubahan atas Sur at Eda ran B ank Indone si a Nomor 14/ 36/DKB U 2012 pe ri hal Uji Ke mampu an dan Ke pat utan (Fi t and Prope r Te st) B ank Perkreditan Rakyat
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/36/DKBU 2012 perihal Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Perkreditan Rakyat
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP 2011 perihal Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and
Proper Test)
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/26/DPNP 2011 perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/8/DPNP 2011 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test)
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/06/DPbS 2010 perihal Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
Perbankan
Manajemen
Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test)
Bank Umum
BAB I
Ketentuan Umum
1 Pasal 1
12/23/PBI/2010
1. Bank adalah Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, termasuk kantor cabang bank asing.
2. Bank Perkreditan Rakyat yang selanjutnya disebut BPR adalah Bank Perkreditan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.
3. Kantor Cabang Bank Asing adalah kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri.
4. Kantor Perwakilan Bank Asing adalah kantor perwakilan dari bank yang berkedudukan di luar negeri.
5. Pemegang Saham Pengendali yang selanjutnya disebut dengan PSP adalah badan hukum, orang perseorangan dan/atau kelompok usaha yang:
a. memiliki saham perusahaan atau Bank sebesar 25% (dua puluh lima persen) atau lebih dari jumlah saham yang dikeluarkan dan mempunyai hak suara; atau
b. memiliki saham perusahaan atau Bank kurang dari 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah saham yang dikeluarkan dan mempunyai hak suara namun yang bersangkutan dapat dibuktikan telah melakukan pengendalian perusahaan atau Bank, baik secara langsung maupun tidak langsung.
6. Pengendalian adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk mempengaruhi pengelolaan dan/atau kebijakan perusahaan, termasuk Bank, dengan cara apapun, baik secara langsung maupun tidak langsung. 7. Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disebut dengan RUPS:
a. bagi Bank berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas adalah RUPS sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas;
b. bagi Bank berbentuk badan hukum Perusahaan Daerah adalah Rapat Pemegang Saham/Saham Prioritet dan Rapat Umum Pemegang Saham (Prioritet dan Biasa) sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Perusahaan Daerah;
c. bagi Bank berbentuk badan hukum Koperasi adalah Rapat Anggota
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang
Perkoperasian. 8. Dewan Komisaris:
a. bagi Bank berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas adalah komisaris sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas;
b. bagi Bank berbentuk badan hukum Perusahaan Daerah adalah pengawas sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Perusahaan Daerah;
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
c. bagi Bank berbentuk badan hukum Koperasi adalah pengawas
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang
Perkoperasian. 9. Direksi:
a. bagi Bank berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas adalah direksi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas;
b. bagi Bank berbentuk badan hukum Perusahaan Daerah adalah direksi sebagaimana dimaksud dalam Undang–Undang tentang Perusahaan Daerah;
c. bagi Bank berbentuk badan hukum Koperasi adalah pengurus
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang
Perkoperasian;
d. bagi Kantor Cabang Bank Asing adalah pimpinan Kantor Cabang Bank Asing yakni pemimpin kantor cabang dan pejabat satu tingkat di bawah pemimpin kantor cabang;
e. bagi Kantor Perwakilan Bank Asing adalah pemimpin Kantor Perwakilan Bank Asing.
10. Pejabat Eksekutif adalah pejabat yang bertanggung jawab langsung kepada anggota Direksi atau mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dan/atau operasional Bank, antara lain kepala divisi, kepala kantor wilayah, kepala kantor cabang, kepala kantor fungsional yang kedudukannya paling kurang setara dengan kepala kantor cabang, kepala satuan kerja manajemen risiko, kepala satuan kerja kepatuhan, dan kepala satuan kerja audit intern dan/atau pejabat lainnya yang setara.
11. Daftar Tidak Lulus yang untuk selanjutnya disebut DTL adalah daftar yang ditatausahakan oleh Bank Indonesia yang memuat pihak–pihak yang mendapat predikat Tidak Lulus dalam uji kemampuan dan kepatutan terhadap pemegang saham, pemegang saham pengendali, anggota dewan komisaris, anggota direksi, dan pejabat eksekutif.
12. Tindak Pidana Tertentu adalah tindak pidana asal yang disebut dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai Tindak Pidana Pencucian Uang.
2 Pasal 2
12/23/PBI/2010
(1) Pihak-pihak yang termasuk sebagai pengendali Bank wajib tunduk pada ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia ini.
Yang dimaksud pihak pihak yang termasuk sebagai pengendali Bank termasuk pihak pihak yang menjadi pengendali akibat dari berlakunya peraturan perundangan terkait lainnya.
(2) Pihak-pihak yang termasuk sebagai pengendali Bank sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah orang perseorangan, badan hukum atau kelompok usaha yang melakukan Pengendalian terhadap Bank, termasuk namun tidak terbatas pada PSP, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat Eksekutif Bank.
(3) Pengendalian terhadap Bank dapat dilakukan dengan cara-cara, antara lain sebagai berikut:
a. memiliki secara sendiri atau bersama-sama 25% (dua puluh lima persen) atau lebih saham Bank;
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
Bank dapat memiliki 1 (satu) atau lebih PSP. Termasuk dalam pengertian calon PSP antara lain adalah pemegang saham yang menjadi PSP karena terjadinya pengalihan saham Bank secara internal atau eksternal, penambahan modal dari pemegang saham Bank, right issue saham Bank dan/atau pengajuan diri secara sukarela menjadi PSP.
b. secara langsung menjalankan pengelolaan dan/atau
mempengaruhi kebijakan Bank;
c. memiliki hak opsi atau hak lainnya untuk memiliki saham yang apabila digunakan akan menyebabkan pihak tersebut memiliki dan/atau mengendalikan secara sendiri atau bersama-sama 25% (dua puluh lima persen) atau lebih saham Bank;
d. melakukan kerjasama atau tindakan yang sejalan untuk mencapai tujuan bersama dalam mengendalikan Bank (acting in concert) dengan atau tanpa perjanjian tertulis dengan pihak lain, sehingga secara bersama-sama memiliki dan/atau mengendalikan 25% (dua puluh lima persen) atau lebih saham Bank, baik langsung maupun tidak langsung dengan atau tanpa perjanjian tertulis;
e. melakukan kerjasama atau tindakan yang sejalan untuk mencapai tujuan bersama dalam mengendalikan Bank (acting in concert) dengan atau tanpa perjanjian tertulis dengan pihak lain, sehingga secara bersama-sama mempunyai hak opsi atau hak lainnya untuk memiliki saham, yang apabila hak tersebut dilaksanakan
menyebabkan pihak-pihak tersebut memiliki dan/atau
mengendalikan secara bersama-sama 25% (dua puluh lima persen) atau lebih saham Bank;
f. mengendalikan satu atau lebih perusahaan lain yang secara keseluruhan memiliki dan/atau mengendalikan secara bersama-sama 25% (dua puluh lima persen) atau lebih saham Bank;
g. mempunyai kewenangan untuk menyetujui dan/atau
memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi Bank;
h. secara tidak langsung mempengaruhi atau menjalankan pengelolaan dan/atau kebijakan Bank;
i. melakukan Pengendalian terhadap perusahaan induk;
j. melakukan Pengendalian terhadap pihak yang melakukan Pengendalian sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf i.
Dalam menghitung jumlah saham yang dimiliki dan/atau dikendalikan secara bersama-sama oleh pihak-pihak yang melakukan Pengendalian terhadap Bank, termasuk:
a. saham Bank yang dimiliki oleh pihak lain yang hak suaranya dapat digunakan atau dikendalikan oleh pengendali Bank;
b. saham Bank yang dimiliki oleh perusahaan yang dikendalikan oleh pengendali Bank;
c. saham Bank yang dimiliki oleh pihak terafiliasi dari pengendali Bank;
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
d. saham Bank yang dimiliki oleh anak perusahaan dari perusahaan yang dikendalikan oleh pengendali Bank;
e. saham Bank yang dimiliki oleh pihak lain untuk dan atas nama pengendali Bank (saham nominee) berdasarkan atau tidak berdasarkan suatu perjanjian tertentu;
f. saham Bank yang dimiliki oleh pihak lain yang pemindahtanganannya memerlukan persetujuan dari pengendali Bank;
g. saham Bank lainnya selain saham sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf f, yang dikendalikan oleh pengendali Bank.
Yang dimaksud dengan pihak terafiliasi dari pengendali Bank sebagaimana dimaksud pada huruf c adalah:
a. anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi atau yang setara atau kuasanya, pejabat, atau karyawan perusahaan pengendali Bank; b. pengurus, pengawas, pengelola atau kuasanya, pejabat atau
karyawan perusahaan pengendali Bank, khusus bagi perusahaan yang berbentuk hukum koperasi;
c. pihak yang memberikan jasa kepada perusahaan pengendali Bank, antara lain akuntan publik, penilai, konsultan hukum dan konsultan lain yang terbukti dikendalikan oleh pengendali Bank;
d. pihak yang mempunyai hubungan keluarga dengan pengendali Bank baik karena perkawinan maupun karena keturunan sampai dengan derajat kedua baik secara horizontal maupun vertikal, termasuk besan;
e. pihak yang menurut penilaian Bank Indonesia turut serta mempengaruhi pengelolaan perusahaan pengendali Bank, antara lain pemegang saham dan keluarganya, keluarga komisaris, keluarga pengawas, keluarga direksi, dan keluarga pengurus.
3 Pasal 3
12/23/PBI/2010
(1) Uji kemampuan dan kepatutan dilakukan oleh Bank Indonesia terhadap: a. calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris dan calon anggota
Direksi;
Calon anggota Direksi Bank yang hanya bertanggung jawab terhadap Unit Usaha Syariah, tunduk kepada ketentuan mengenai Uji Kemampuan dan Kepatutan pada Bank Syariah dan Unit Usaha
Syariah.
b. PSP,anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif; dan
c. Pihak-pihak yang sudah tidak menjadi atau menjabat sebagai pihak-pihak sebagaimana dimaksud pada huruf b, namun yang bersangkutan ditengarai terlibat atau bertanggung jawab terhadap perbuatan atau tindakan yang sedang dalam proses uji kemampuan dan kepatutan pada Bank atau Kantor Perwakilan Bank Asing.
Pihak–pihak yang dimaksud pada huruf ini adalah pihak-pihak yang sudah tidak berada pada Bank atau Kantor Perwakilan Bank
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 13/8/DPNP 2011
Romawi II. A No. 2
Asing dimana perbuatannya menjadi objek uji kemampuan dan kepatutan dilakukan, termasuk yang sudah keluar dari industri perbankan.
(2) Pihak-pihak yang wajib mengikuti uji kemampuan dan kepatutan adalah: a. Calon PSP, meliputi:
1) orang dan/atau badan hukum yang akan melakukan pembelian, menerima hibah, menerima hak waris atau bentuk lain pengalihan hak atas saham Bank sehingga yang bersangkutan akan menjadi PSP;
2) pemegang saham Bank yang tidak tergolong sebagai PSP (non PSP) yang melakukan pembelian saham Bank, menerima hibah saham Bank menerima hak waris atau bentuk lain pengalihan hak atas saham Bank, sehingga mengakibatkan yang bersangkutan menjadi PSP;
3) non PSP yang melakukan penambahan setoran modal sehingga mengakibatkan yang bersangkutan menjadi PSP; 4) non PSP namun menurut Bank Indonesia dinilai melakukan
Pengendalian Bank;
5) orang dan/atau badan hukum yang digolongkan sebagai pengendali Bank karena adanya perubahan struktur kelompok usaha Bank;
6) orang dan/atau badan hukum yang akan menjadi PSP pada “Bank hasil penggabungan” (merger);
7) orang dan/atau badan hukum yang akan menjadi PSP “Bank hasil peleburan” (konsolidasi);
b. Calon anggota Dewan Komisaris atau calon anggota Direksi, meliputi:
1) orang yang belum pernah menjadi anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi Bank, yang dicalonkan menjadi anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi Bank;
2) orang yang sedang menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi Bank, yang dicalonkan menjadi anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi, pada Bank lainnya;
3) orang yang pernah menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi Bank, yang dicalonkan menjadi anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi, pada Bank yang sama atau pada Bank lainnya;
4) anggota Dewan Komisaris Bank yang akan beralih jabatan menjadi anggota Direksi pada Bank yang sama;
5) anggota Dewan Komisaris Bank yang akan beralih jabatan menjadi Komisaris Independen pada Bank yang sama;
6) anggota Direksi Bank yang akan beralih jabatan menjadi Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan pada Bank yang sama;
7) anggota Direksi Bank yang akan beralih jabatan menjadi anggota Dewan Komisaris pada Bank yang sama;
8) anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi Bank yang akan beralih jabatan ke jabatan yang lebih tinggi pada Bank
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan yang sama, antara lain meliputi:
a) anggota Dewan Komisaris Bank yang akan diangkat menjadi komisaris utama/wakil komisaris utama atau yang setara dengan itu pada Bank yang sama;
b) anggota Direksi Bank yang akan diangkat menjadi direktur utama/wakil direktur utama atau yang setara dengan itu pada Bank yang sama;
9) orang yang akan menjadi anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi pada “Bank hasil penggabungan” yang berasal dari “Bank yang menggabungkan”;
10) orang yang akan menjadi anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi pada “Bank hasil penggabungan” yang berasal dari “Bank yang menerima penggabungan” (surviving
bank) termasuk perpanjangan jabatan;
11) orang yang akan menjadi anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi “Bank hasil peleburan” yang berasal dari Bank yang melakukan peleburan;
12) orang yang dicalonkan menjadi pemimpin kantor perwakilan bank asing;
13) orang yang dicalonkan menjadi pimpinan kantor cabang bank asing.
Uji kemampuan dan kepatutan tidak dilakukan terhadap perpanjangan jabatan bagi anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi, kecuali perpanjangan jabatan sebagaimana dimaksud pada angka 10). Termasuk dalam pengertian perpanjangan jabatan adalah setiap penugasan kembali dalam jabatan yang sama, baik sebelum maupun sesudah masa jabatan yang bersangkutan berakhir. Perpanjangan jabatan anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi tersebut dilaporkan kepada Bank Indonesia dengan alamat penyampaian sebagaimana terdapat pada angka III huruf D (Paragraf 15 ayat (5) Kodifikasi ini).
4 Pasal 4
12/23/PBI/2010
SE 13/8/DPNP 2011
Romawi I
(1) Pihak–pihak yang sedang menjalani proses hukum dan/atau sedang menjalani proses uji kemampuan dan kepatutan pada suatu bank, tidak dapat diajukan untuk menjadi calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris atau calon anggota Direksi.
(2) Sebagaimana diatur dalam PBI Uji Kemampuan dan Kepatutan, uji kemampuan dan kepatutan dilakukan oleh Bank Indonesia terhadap:
1. Calon Pemegang Saham Pengendali (PSP), calon anggota Dewan Komisaris dan calon anggota Direksi.
Uji kemampuan dan kepatutan dilakukan untuk menilai pemenuhan persyaratan yang telah ditetapkan dalam rangka memperoleh persetujuan Bank Indonesia sebelum yang bersangkutan menjadi PSP atau menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi.
2. PSP, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat Eksekutif.
Uji kemampuan dan kepatutan dilakukan untuk menilai kembali kemampuan dan kepatutan terhadap pihak-pihak yang menjadi PSP
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
atau yang sedang menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau Pejabat Eksekutif.
3. Pihak-pihak yang sudah tidak menjadi atau menjabat sebagai pihak sebagaimana dimaksud pada angka 2, namun yang bersangkutan ditengarai terlibat atau bertanggung jawab terhadap perbuatan atau tindakan yang sedang dalam proses uji kemampuan dan kepatutan pada Bank atau Kantor Perwakilan Bank Asing. Uji kemampuan dan kepatutan dilakukan untuk:
a. menilai kembali kemampuan dan kepatutan, dalam hal yang bersangkutan telah menjadi pemegang saham atau bekerja pada bank lain; atau
b. bahan penilaian pada saat yang bersangkutan mengajukan permohonan kembali menjadi PSP, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau Pejabat Eksekutif pada bank.
BAB II
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Calon PSP
5 Pasal 5
12/23/PBI/2010
(1) Untuk menjadi PSP Bank, calon PSP wajib memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia.
(2) Calon PSP yang belum memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia, namun telah memiliki saham Bank, dilarang melakukan tindakan
sebagai PSP
.
Yang dimaksud dengan telah memiliki saham Bank termasuk kepemilikan saham yang diperoleh melalui transaksi di bursa efek, hibah atau waris.
Yang dimaksud belum memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia adalah calon PSP yang belum memperoleh predikat Lulus dalam uji kemampuan dan kepatutan.
Yang dimaksud dengan tindakan sebagai PSP pada ayat ini antara lain adalah mempengaruhi kebijakan Bank, hadir dan/atau memberikan suara dalam RUPS dalam kapasitas sebagai PSP.
Bagian Pertama
Faktor Uji Kemampuan dan Kepatutan
6 Pasal 6
12/23/PBI/2010
Uji kemampuan dan kepatutan dilakukan untuk menilai bahwa calon PSP memenuhi persyaratan:
a. integritas; dan b. kelayakan keuangan.
7 Pasal 7
12/23/PBI/2010
Persyaratan integritas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a (Paragraf 6 huruf a Kodifikasi ini) meliputi:
Persyaratan integritas pihak yang diuji didasarkan antara lain dari catatan administrasi Bank Indonesia, predikat hasil uji kemampuan dan kepatutan yang pernah diberikan kepada yang bersangkutan, atau pihak yang pernah mendapat predikat Tidak Lulus namun telah disetujui oleh Bank Indonesia untuk kembali menjadi PSP.
a. memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain ditunjukkan dengan sikap mematuhi ketentuan yang berlaku, termasuk tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan Tindak Pidana Tertentu dalam waktu 20 (dua puluh) tahun terakhir sebelum dicalonkan;
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
Penilaian terhadap kriteria pada huruf ini dilakukan antara lain berdasarkan informasi yang diperoleh Bank Indonesia atau informasi yang diketahui oleh umum, bahwa yang bersangkutan pernah dihukum karena melakukan Tindak Pidana Tertentu dalam waktu 20 (dua puluh) tahun terakhir sebelum dicalonkan.
Yang dimaksud dengan sebelum dicalonkan adalah terhitung sejak tanggal surat permohonan Bank kepada Bank Indonesia.
b. memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional Bank yang sehat;
d. tidak termasuk dalam DTL; dan
e. memiliki komitmen untuk tidak melakukan dan/atau mengulangi perbuatan dan/atau tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 dan Pasal 28 (Paragraf 27 dan Paragraf 28 Kodifikasi ini), bagi calon PSP yang pernah memiliki predikat Tidak Lulus dalam uji kemampuan dan kepatutan dan telah menjalani masa sanksi sebagaimana dimaksud Pasal 35 ayat (1), Pasal 40 ayat (4) huruf a, dan Paragraf 40 ayat (5) (Paragraf 35 ayat (1), Paragraf 40 ayat (4) huruf a dan Paragraf 40 ayat (5) Kodifikasi ini).
8 Pasal 8
12/23/PBI/2010
(1) Persyaratan kelayakan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b (Paragraf 6 huruf b Kodifikasi ini) antara lain dibuktikan dengan:
a. memiliki kemampuan keuangan yang dapat mendukung perkembangan bisnis Bank;
Penilaian terhadap kriteria pada huruf ini dilakukan antara lain berdasarkan analisa kemampuan keuangan pada saat ini dan proyeksinya untuk jangka waktu paling kurang 3 (tiga) tahun yang disusun oleh konsultan independen.
b. tidak memiliki kredit macet;
Yang dimaksud dengan kredit macet pada huruf ini adalah: 1) kredit macet yang tercantum dalam Sistem Informasi
Debitur; dan/atau
2) kredit macet yang belum dilaporkan oleh bank dalam Sistem Informasi Debitur, namun berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Bank Indonesia, kredit tersebut telah memenuhi kriteria yang tergolong macet sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai kualitas aktiva. Dalam pengertian memiliki kredit macet adalah apabila calon PSP:
1) mempunyai kredit macet; dan/atau
2) merupakan pengendali, anggota dewan komisaris (pengawas), atau anggota direksi (pengurus) dari badan hukum yang mempunyai kredit macet.
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 13/8/DPNP 2011
Romawi II. A No. 1a
Yang dimaksud dengan hutang jatuh tempo dan bermasalah pada huruf ini adalah hutang yang telah jatuh tempo dan tidak memenuhi persyaratan untuk dilakukan restrukturisasi.
Dalam pengertian memiliki hutang jatuh tempo dan bermasalah adalah apabila calon PSP:
1) mempunyai hutang jatuh tempo dan/atau bermasalah; dan/atau
2) merupakan pengendali, anggota dewan komisaris (pengawas), atau anggota direksi (pengurus) dari badan hukum yang mempunyai hutang jatuh tempo dan/atau bermasalah,
baik dalam industri perbankan maupun diluar industri perbankan.
d. tidak pernah dinyatakan pailit dan tidak pernah menjadi pemegang saham, anggota dewan komisaris atau anggota direksi yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum dicalonkan; dan
Yang dimaksud dengan sebelum dicalonkan adalah terhitung sejak tanggal surat permohonan Bank kepada Bank Indonesia.
e. memiliki komitmen kesediaan untuk melakukan upaya-upaya yang diperlukan apabila Bank menghadapi kesulitan permodalan maupun likuiditas.
(2) Faktor yang dinilai dalam uji kemampuan dan kepatutan meliputi integritas dan kelayakan keuangan bagi calon PSP.
Calon PSP wajib memenuhi persyaratan integritas dan kelayakan keuangan sebagaimana diatur dalam Pasal 7 dan Pasal 8 PBI Uji Kemampuan dan Kepatutan (Paragraf 7 dan Paragraf 8 Kodifikasi ini). Terkait dengan salah satu persyaratan integritas bagi calon PSP yaitu memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional Bank yang sehat, calon PSP wajib menyampaikan rencana pengembangan operasional Bank yang sehat, yang paling kurang memuat arah dan strategi pengembangan Bank, dan rencana penguatan permodalan Bank untuk jangka waktu paling kurang 3 (tiga) tahun.
Dalam hal diperlukan, Bank Indonesia dapat meminta pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk tidak melakukan pengalihan kepemilikan sahamnya di Bank dalam jangka waktu tertentu.
Bagian Kedua
Tata Cara Uji Kemampuan dan Kepatutan
9 Pasal 9
12/23/PBI/2010
(1) Permohonan untuk memperoleh persetujuan calon PSP diajukan oleh Bank kepada Bank Indonesia.
Permohonan untuk memperoleh persetujuan calon PSP diajukan oleh anggota Direksi.
(2) Dalam hal calon PSP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan pembelian saham Bank melalui program divestasi saham negara dalam
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
rangka penyertaan modal sementara oleh instansi Pemerintah yang berwenang, maka permohonan persetujuan diajukan oleh instansi Pemerintah yang berwenang.
10 Pasal 10
12/23/PBI/2010
Dalam rangka memberikan persetujuan atau penolakan atas permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 (Paragraf 9 Kodifikasi ini), Bank Indonesia melakukan uji kemampuan dan kepatutan, yang meliputi:
a. penelitian administratif; dan
Penelitian administratif meliputi antara lain penelitian dokumen persyaratan administratif sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan yang berlaku, catatan administrasi Bank Indonesia, penelitian kemampuan dan kelayakan keuangan, serta struktur kepemilikan calon PSP.
Penelitian terhadap catatan administrasi Bank Indonesia termasuk penelitian terhadap pihak yang pernah mendapat predikat Tidak Lulus, namun dalam uji kemampuan dan kepatutan kembali telah dinilai memenuhi persyaratan untuk kembali menjadi PSP.
b. wawancara.
11 Pasal 11
12/23/PBI/2010
(1) Dalam hal calon PSP Bank berbentuk badan hukum, uji kemampuan dan kepatutan terhadap badan hukum tersebut dilakukan dengan menilai badan hukum yang bersangkutan, anggota dewan komisaris dan anggota direksi badan hukum yang bersangkutan, dan pihak-pihak yang berdasarkan penilaian Bank Indonesia merupakan pemilik dan pengendali terakhir dari badan hukum tersebut (ultimate shareholders).
Dalam hal badan hukum pemegang saham Bank dimiliki dan dikendalikan oleh badan hukum lain secara berjenjang dalam suatu kelompok usaha maka pemegang saham pengendali terakhir (ultimate shareholders) adalah perorangan atau badan hukum yang secara langsung ataupun tidak langsung memiliki saham Bank dan merupakan pengendali terakhir keseluruhan struktur kelompok usaha yang mengendalikan Bank.
Badan hukum terakhir dalam keseluruhan struktur kelompok usaha ditetapkan sebagai ultimate shareholders apabila badan hukum tersebut tidak memiliki pengendali.
(2) Dalam hal ultimate shareholders adalah pemerintah negara lain, dan hukum di negara yang bersangkutan tidak memperbolehkan ultimate
shareholders tersebut memberikan data dan dokumen, Bank Indonesia
menetapkan ultimate shareholders lain yang secara langsung dikendalikan oleh pemerintah negara lain tersebut berdasarkan dokumen pendukung yang sah.
(3) Pihak–pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) wajib menyampaikan persyaratan administratif dan menjalani wawancara. (4) Selain pihak-pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
Bank Indonesia dapat menetapkan pihak-pihak lain yang dianggap
melakukan Pengendalian, untuk menyampaikan persyaratan
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 13/8/DPNP 2011
Romawi II. B No. 1 – 3
(5) Hasil uji kemampuan dan kepatutan terhadap pihak-pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (4) merupakan satu kesatuan dan merupakan hasil uji kemampuan dan kepatutan terhadap badan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(6) Persyaratan Administratif bagi Calon PSP adalah sebagai berikut : 1. Permohonan Bank untuk memperoleh persetujuan atas calon PSP
disampaikan kepada Bank Indonesia dilengkapi dengan dokumen persyaratan administratif sebagaimana diatur dalam PBI Uji Kemampuan dan Kepatutan dan ketentuan lain yang mengatur mengenai persyaratan pemegang saham Bank, yaitu:
a. Ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai persyaratan dan tata cara pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu, dan kantor perwakilan dari bank yang berkedudukan di luar negeri;
b. Ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai persyaratan dan tata cara pembelian saham bank umum; c. Ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai
persyaratan dan tata cara merger, konsolidasi dan akuisisi bank umum; dan
d. Ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai bank umum.
Rincian dokumen persyaratan administratif dimaksud adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1a dan Lampiran 1b (Lampiran 1 dan Lampiran 2 Kodifikasi ini).
2. Persyaratan laporan keuangan 3 (tiga) tahun buku terakhir dari Bank dan badan hukum yang akan melakukan pengambilalihan Bank sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1a butir 2.c (Lampiran 1 butir 2.c Kodifikasi ini), paling kurang terdiri dari laporan neraca dan perhitungan laba rugi beserta penjelasannya yang telah diaudit oleh Akuntan Publik. Laporan keuangan tersebut disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. 3. Selain dokumen sebagaimana dimaksud dalam angka 1, Bank juga
menyampaikan Daftar Isian sebagaimana dimaksud dalam Lampiran 1c dan Lampiran 1d (Lampiran 3 dan Lampiran 4 Kodifikasi ini) yang telah diisi lengkap dan ditandatangani oleh calon PSP atau calon Pemegang Saham Pengendali Terakhir (PSPT).
12 Pasal 12
12/23/PBI/2010
Dalam hal calon PSP Bank adalah Pemerintah, maka pelaksanaan wawancara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf b (Paragraf 10 huruf b Kodifikasi ini) hanya dilakukan apabila dianggap perlu.
Yang dimaksud dengan Pemerintah adalah Pemerintah Republik Indonesia, baik tingkat Pusat maupun Daerah.
13 Pasal 13
12/23/PBI/2010
(1) Bank Indonesia berwenang untuk menghentikan uji kemampuan dan kepatutan calon PSP, apabila pada saat uji kemampuan dan kepatutan dilakukan calon tersebut sedang menjalani proses hukum dan/atau sedang menjalani proses uji kemampuan dan kepatutan pada suatu bank.
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 13/8/DPNP 2011
Romawi II. E No. 1 – 3
(2) Penghentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberitahukan kepada Bank dan pihak yang diuji.
(3) Calon PSP yang dihentikan uji kemampuan dan kepatutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diajukan kembali kepada Bank Indonesia untuk menjadi calon PSP, apabila yang bersangkutan telah selesai menjalani proses sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Yang dimaksud dengan telah selesai menjalani proses hukum adalah apabila yang bersangkutan telah mendapatkan:
1) Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3); atau
2) Putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Yang dimaksud dengan telah selesai menjalani proses uji kemampuan dan kepatutan pada suatu bank adalah apabila yang bersangkutan telah mendapatkan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan.
(4) Tata Cara dan Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan adalah sebagai berikut :
1. Tata cara uji kemampuan dan kepatutan sebagaimana diatur dalam Pasal 10 dan Pasal 22 PBI Uji Kemampuan dan Kepatutan (Paragraf 10 dan Paragraf 22 Kodifikasi ini) dilakukan terhadap:
a. calon PSP melalui penelitian administratif dan wawancara; b. calon anggota Dewan Komisaris dan calon anggota Direksi
melalui:
1) penelitian administratif; dan 2) wawancara, apabila diperlukan. 2. Penelitian administratif:
a. Calon PSP
Dalam rangka menilai pemenuhan persyaratan integritas dan kelayakan keuangan calon PSP dilakukan penelitian, meliputi: 1) dokumen persyaratan administratif sebagaimana dimaksud dalam Lampiran 1a sampai dengan Lampiran 1d (Lampiran 1 sampai dengan Lampiran 4 Kodifikasi ini);
2) catatan administrasi Bank Indonesia antara lain berupa rekam jejak, Daftar Tidak Lulus, dan Daftar Kredit Macet; dan
3) informasi lainnya yang diperoleh Bank Indonesia dalam rangka pengawasan Bank.
b. Calon anggota Dewan Komisaris dan calon anggota Direksi Dalam rangka menilai pemenuhan persyaratan integritas, reputasi keuangan dan kompetensi calon anggota Dewan Komisaris dan calon anggota Direksi dilakukan penelitian, meliputi:
1) dokumen persyaratan administratif sebagaimana dimaksud dalam Lampiran 2a sampai dengan Lampiran 2f (Lampiran 5 sampai dengan Lampiran 10 Kodifikasi ini);
2) catatan administrasi Bank Indonesia antara lain berupa rekam jejak, Daftar Tidak Lulus, dan Daftar Kredit Macet; dan
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 13/8/DPNP 2011
Romawi II. F No. 1 – 5
3) informasi lainnya yang diperoleh Bank Indonesia dalam rangka pengawasan Bank.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan dalam rangka konfirmasi atas informasi yang telah diperoleh Bank Indonesia dan/atau untuk menggali informasi lebih lanjut dari pihak yang diuji untuk memperoleh keyakinan atas terpenuhinya persyaratan integritas, kelayakan keuangan, reputasi keuangan, dan/atau kompetensi.
a. wawancara wajib dilakukan terhadap calon PSP.
b. wawancara terhadap calon anggota Dewan Komisaris dan calon anggota Direksi dilakukan apabila:
1) pihak yang diuji akan menjabat sebagai Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan;
2) pihak yang diuji akan menjabat sebagai Komisaris Independen; dan/atau
3) diperlukan klarifikasi atau penjelasan lebih lanjut dari pihak yang diuji.
(5) Penghentian Uji Kemampuan dan Kepatutan :
1. Bank Indonesia menghentikan uji kemampuan dan kepatutan calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris, dan calon anggota Direksi apabila pada saat penilaian dilakukan, calon tersebut sedang menjalani proses hukum dan/atau sedang menjalani proses uji kemampuan dan kepatutan pada suatu bank.
2. Yang dimaksud sedang menjalani proses hukum adalah apabila calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris, atau calon anggota Direksi telah menyandang status tersangka atau terdakwa.
3. Yang dimaksud sedang menjalani proses uji kemampuan dan kepatutan pada suatu bank adalah apabila calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris, atau calon anggota Direksi:
a. sedang diajukan sebagai calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris, atau calon anggota Direksi pada bank lain. Bank Indonesia menghentikan uji kemampuan dan kepatutan terhadap pencalonan yang terakhir diajukan Bank kepada Bank Indonesia.
b. sedang menjalani uji kemampuan dan kepatutan yang disebabkan karena yang bersangkutan diindikasikan mempunyai permasalahan integritas, kelayakan keuangan, reputasi keuangan dan/atau kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 atau Pasal 28 PBI Uji Kemampuan dan Kepatutan (Paragraf 27 atau Paragraf 28 Kodifikasi ini). Bank Indonesia menghentikan uji kemampuan dan kepatutan terhadap pencalonan yang bersangkutan yang diajukan Bank kepada Bank Indonesia.
4. Bank Indonesia memberitahukan penghentian uji kemampuan dan kepatutan kepada Bank yang mengajukan pencalonan. 5. Calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris, dan calon anggota
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
diajukan kembali kepada Bank Indonesia untuk menjadi calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris, dan calon anggota Direksi apabila yang bersangkutan telah selesai menjalani:
a. proses hukum yang dibuktikan dengan adanya:
1) Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3); atau 2) Putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap yang menyatakan bahwa yang
bersangkutan tidak bersalah; atau
b. proses uji kemampuan dan kepatutan pada suatu bank yang dibuktikan dengan adanya hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan dengan predikat Lulus dalam uji kemampuan dan kepatutan existing.
Bagian Ketiga
Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
14 Pasal 14
12/23/PBI/2010
(1) Berdasarkan penelitian administratif dan hasil wawancara yang dilakukan Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 (Paragraf 10 Kodifikasi ini), Bank Indonesia menetapkan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan menjadi 2 (dua) predikat yaitu:
a. Lulus; atau
Calon PSP yang memperoleh predikat Lulus dinyatakan memenuhi persyaratan untuk menjadi PSP pada Bank dimaksud.
b. Tidak Lulus.
Calon PSP yang memperoleh predikat Tidak Lulus dinyatakan tidak memenuhi persyaratan menjadi PSP pada Bank dimaksud.
(2) Dalam hal calon PSP dinyatakan Tidak Lulus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b namun telah memiliki saham Bank, maka berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Pasal 37, dan Pasal 38 (Paragraf 36, Paragraf 37, dan Paragraf 38 Kodifikasi ini).
15 Pasal 15
12/23/PBI/2010
(1) Bank Indonesia menetapkan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) (Paragraf 14 ayat (1) Kodifikasi ini) paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja setelah seluruh dokumen permohonan diterima secara lengkap.
(2) Bank Indonesia memberitahukan hasil uji kemampuan dan kepatutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara tertulis kepada Bank dalam bentuk persetujuan atau penolakan.
Yang dimaksud dengan “persetujuan” adalah predikat Lulus yang diberikan kepada pihak yang diuji, sedangkan yang dimaksud dengan “penolakan” adalah predikat Tidak Lulus yang diberikan kepada pihak yang diuji.
(3) Selain kepada Bank sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bank Indonesia dapat memberitahukan hasil uji kemampuan dan kepatutan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Pihak-pihak lain yang berkepentingan pada ayat ini antara lain adalah Pemerintah dan/atau Lembaga Penjamin Simpanan.
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan SE 13/8/DPNP
2011
Romawi II. E No. 4
(4) Hasil Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan :
a. Calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris dan/atau calon anggota Direksi yang memperoleh predikat Lulus dinyatakan memenuhi persyaratan untuk menjadi PSP, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi pada Bank yang mengajukan pencalonan.
b. Calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris dan/atau calon anggota Direksi yang memperoleh predikat Tidak Lulus dinyatakan tidak memenuhi persyaratan untuk menjadi PSP, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi pada Bank yang mengajukan pencalonan.
c. Hasil uji kemampuan dan kepatutan berupa persetujuan (predikat Lulus) atau penolakan (predikat Tidak Lulus) atas permohonan calon PSP, calon anggota Dewan Komisaris atau calon anggota Direksi disampaikan secara tertulis kepada Bank yang mengajukan pencalonan.
Hasil uji kemampuan dan kepatutan dapat disampaikan kepada pihak yang berkepentingan, antara lain Pemerintah, Lembaga Penjamin Simpanan, pemegang saham bank atau pihak lain yang dianggap perlu oleh Bank Indonesia.
d. Dalam hal calon PSP yang memperoleh predikat Tidak Lulus telah memiliki saham bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) PBI Uji Kemampuan dan Kepatutan (Paragraf 14 ayat (2) Kodifikasi ini) maka berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Pasal 37, dan Pasal 38 PBI Uji Kemampuan dan Kepatutan (Paragraf 36, Paragraf 37, dan Paragraf 38 Kodifikasi ini).
e. Dalam hal calon anggota Dewan Komisaris dan/atau calon anggota Direksi yang memperoleh predikat Tidak Lulus namun telah mendapat persetujuan dan diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi Bank sesuai keputusan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) PBI Uji Kemampuan dan Kepatutan (Paragraf 24 ayat (2) Kodifikasi ini), berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2) sampai dengan ayat (4) dan Pasal 40 PBI Uji Kemampuan dan Kepatutan (Paragraf 34 ayat (2) sampai dengan ayat (4) dan Paragraf 40 Kodifikasi ini), dengan ketentuan sebagai berikut:
1) calon anggota Dewan Komisaris atau calon anggota Direksi yang memperoleh predikat Tidak Lulus yang dilarang menjadi PSP atau memiliki saham pada industri perbankan apabila predikat Tidak Lulus disebabkan faktor integritas dan/atau reputasi keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 dan Pasal 20 PBI Uji Kemampuan dan Kepatutan (Paragraf 18 dan Paragraf 20 Kodifikasi ini).
2) calon anggota Dewan Komisaris atau calon anggota Direksi yang memperoleh predikat Tidak Lulus namun berasal dari peralihan jabatan yang bersangkutan masih dapat menjalankan tugas dan fungsinya sebagai anggota Dewan Komisaris, atau anggota Direksi pada Bank dimaksud sepanjang tidak terdapat indikasi permasalahan integritas,
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan SE 13/8/DPNP 2011 Romawi II. G SE 13/8/DPNP 2011 Romawi II. D
kelayakan keuangan, reputasi keuangan dan/atau
kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 atau Pasal 28 PBI Uji Kemampuan dan Kepatutan (Paragraf 27 atau Paragraf 28 Kodifikasi ini).
3) calon anggota Dewan Komisaris atau calon anggota Direksi yang memperoleh predikat Tidak Lulus yang berasal dari Pejabat Eksekutif yang sedang menjabat pada Bank, yang bersangkutan masih dapat menjalankan tugas dan fungsinya sebagai Pejabat Eksekutif pada Bank dimaksud sepanjang tidak terdapat indikasi permasalahan integritas, kelayakan
keuangan, reputasi keuangan dan/atau kompetensi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 PBI Uji Kemampuan dan Kepatutan (Paragraf 28 Kodifikasi ini).
(5) Surat permohonan berikut dokumen sebagaimana dimaksud pada huruf B, C, dan D (Paragraf 11 ayat (6), Paragraf 22 ayat (2) dan Paragraf 15 (6) Kodifikasi ini) di atas disampaikan oleh Bank kepada:
Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan, Bank Indonesia
Jalan M. H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350; dengan tembusan kepada:
1. Direktorat Pengawasan Bank terkait, Bank Indonesia, Jalan M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350, bagi Bank yang berkantor Pusat di wilayah Jabodetabek; atau
2. Kantor Bank Indonesia setempat, bagi Bank yang berkantor pusat di luar wilayah Jabodetabek.
(6) Dalam hal menurut penilaian Bank Indonesia dianggap perlu, pihak yang diuji wajib menyampaikan dokumen pendukung atas dokumen persyaratan administratif yang dipersyaratkan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran 1a sampai dengan Lampiran 1d dan Lampiran 2a sampai dengan Lampiran 2f (Lampiran 1 sampai dengan Lampiran 4 dan Lampiran 5 sampai dengan Lampiran 10 Kodifikasi ini).
Dokumen permohonan yang disampaikan Bank dinyatakan telah diterima secara lengkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dan Pasal 25 PBI Uji Kemampuan dan Kepatutan (Paragraf 15 dan Paragraf 25 Kodifikasi ini), apabila dokumen persyaratan administratif dan dokumen pendukungnya telah diterima secara lengkap oleh Bank Indonesia.
BAB III
Uji Kemampuan dan Kepatutan Terhadap Calon Anggota
Dewan Komisaris dan Calon Anggota Direksi
16 Pasal 16
12/23/PBI/2010
(1) Calon anggota Dewan Komisaris dan calon anggota Direksi wajib memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia sebelum menjalankan tugas dan fungsi dalam jabatannya.
Yang dimaksud dengan tugas dan fungsi dalam jabatannya adalah bertindak mewakili Bank dalam membuat keputusan yang secara hukum mengikat Bank dan/atau mengambil keputusan penting yang mempengaruhi kondisi keuangan Bank.
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
(2) Calon anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi Bank yang belum mendapat persetujuan Bank Indonesia dilarang melakukan tugas sebagai anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi walaupun telah mendapat persetujuan dan diangkat oleh RUPS.
Yang dimaksud belum mendapat persetujuan Bank Indonesia adala anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi Bank yang belum memperoleh predikat Lulus dalam uji kemampuan dan kepatutan.
Bagian Pertama
Faktor Uji Kemampuan dan Kepatutan
17 Pasal 17 12/23/PBI/2010 SE 13/8/DPNP 2011 Romawi II. A No. 1b
Uji kemampuan dan kepatutan dilakukan untuk menilai bahwa calon anggota Dewan Komisaris atau calon anggota Direksi memenuhi persyaratan :
a. integritas; b. kompetensi; dan c. reputasi keuangan.
Faktor yang dinilai dalam uji kemampuan dan kepatutan meliputi integritas, kompetensi dan reputasi keuangan bagi calon anggota Dewan Komisaris dan calon anggota Direksi.
18 Pasal 18
12/23/PBI/2010
Persyaratan integritas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a (Paragraf 17 huruf a Kodifikasi ini) bagi calon anggota Dewan Komisaris dan calon anggota Direksi meliputi:
Persyaratan integritas pihak yang diuji didasarkan antara lain dari catatan administrasi Bank Indonesia, predikat hasil uji kemampuan dan kepatutan yang pernah diberikan kepada yang bersangkutan, atau pihak yang pernah mendapat predikat Tidak Lulus namun telah disetujui oleh
Bank Indonesia untuk kembali menjadi anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi.
a. memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain ditunjukkan dengan sikap mematuhi ketentuan yang berlaku, termasuk tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan Tindak Pidana Tertentu dalam waktu 20 (dua puluh) tahun terakhir sebelum dicalonkan;
Penilaian terhadap kriteria pada huruf ini dilakukan antara lain berdasarkan informasi yang diperoleh Bank Indonesia atau informasi yang diketahui oleh umum, bahwa yang bersangkutan pernah dihukum karena melakukan Tindak Pidana Tertentu dalam waktu 20 (dua puluh) tahun terakhir sebelum dicalonkan. Yang dimaksud dengan sebelum dicalonkan adalah terhitung sejak tanggal surat permohonan Bank kepada Bank Indonesia.
b. memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional Bank yang sehat;