• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain dan Implementasi Sistem Informasi perpustakaan menggunakan Barcode System (Studi Kasus: SMPK St.Yusuf Tropodo).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Desain dan Implementasi Sistem Informasi perpustakaan menggunakan Barcode System (Studi Kasus: SMPK St.Yusuf Tropodo)."

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

Kasus: SMPK St.Yusuf Tr opodo)

SKRIPSI

Oleh :

Selamet Soendor o

0834010203

J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(2)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

J ur usan Teknik Infor matika

Oleh :

Selamet Soendor o

0834010203

J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(3)

iii

Ucapan terima kasih ini peneliti persembahkan sebagai perwujudan rasa syukur

atas terselesaikannya Laporan Skripsi. Ucapan terima kasih ini peneliti tujukan

kepada :

1. Allah SWT, karena berkat Rahmat dan berkahNya kami dapat menyusun dan

menyelesaikan Laporan Skripsi ini hingga selesai.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN

“Veteran” Jawa Timur.

4. Ibu Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika UPN

“Veteran” Jawa Timur yang telah dengan sabar membimbing dengan segala

kerendahan hati dan selalu memberikan kemudahan dan kesempatan bagi saya

untuk berkreasi.

5. Bapak Firza Prima Aditiawan, S.Kom., Selaku PIA Tugas Akhir Teknik

Informatika UPN “Veteran” Jawa Timur.

6. Bapak Barry Nuqoba S,Si , M.Kom. selaku dosen pembimbing utama pada

Proyek Skripsi ini di UPN “Veteran” Jawa Timur yang telah banyak

memberikan petunjuk, masukan, bimbingan, dorongan serta kritik yang

bermanfaat sejak awal hingga terselesainya Skripsi ini.

7. Ibu Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT selaku dosen pembimbing Pendamping

(Pembimbing II) yang telah memberikan banyak ide, petunjuk, masukan,

(4)

iv

tugas akhir ini. Serta bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan

membantu.

8. Keluarga tercinta, terutama Bapak Ibuku tersayang, terima kasih atas semua

doa, dukungan serta harapan-harapanya pada saat penulis menyelesaikan

Skripsi dan laporan ini. Yang penulis minta hanya doa restunya, sehingga

penulis bisa membuat sesuatu yang lebih baik dari laporan ini

9. Terima kasih untuk adekku yang sebelumnya telah memberikan banyak

dukungan dan segala kebaikannya selama ini

10.Terima kasih untuk om, tante, kakek, nenek dan saudara-saudara yang lainnya

yang selalu mensuport agar tugas akhir dapat diselesaikan dengan baik dan

benar

11.Untuk teman- teman OMK gereja Salib Suci Tropodo terima kasih atas segala

dukungannya selama ini supaya tugas akhir dapat diselesaikan dengan baik.

12.Terima kasih untuk SMPK St.Yusuf Tropodo atas segala dukungan dan

bantuan dalam hal penelitian sekaligus support yang ada selama ini

13.OMK Yosef dan Arnoldus semangat buat kalian semoga kita tetap solid dan

selalu berkumpul layaknya keluarga.

14.Untuk Biak dan Rekat Salib Suci terima kasih atas segala dukungannya

selama ini supaya tugas akhir dapat diselesaikan dengan baik

15.Terimakasih buat teman seperjuanganku Alfiah Nurul Sartika, Ilza, Syamsul

Arif, Tri Rahmawanto, Mershakti,Rizky Firmansyah, Min Umami, Eva Yulia,

Misbachul Munir, Muhamad Abbas, Adam Septiansyah, Muhammad Hudi,

(5)

v

taufan, gori, Ferdinandus, yang telah memberi semangat dan banyak

membantu selama ini.

16. Terimaksih untuk Frater Agustinus Lintang yang telah banyak membantu

selama liburan d Surabaya dan juga support yang luar biasa.

17.Terimakasih untuk mas Felix Hendrata yang sudah banyak membantu dalam

hal membantu untuk mencetak laporan ini.

18.Serta orang-orang yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namanya

Terimakasih atas bantuannya semoga Allah SWT yang membalas semua

(6)

ii

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala

limpahan Kekuatan-Nya sehingga dengan segala keterbatasan waktu, tenaga,

pikiran dan keberuntungan yang dimiliki peneliti, akhirnya peneliti dapat

menyelesaikan Skripsi yang berjudul “ Desain dan Impelentasi Sistem

Infor masi Perpustakaan menggunakan Barcode System (Studi Kasus: Sekolah SMPK St.Yusuf Tropodo) ” tepat waktu.

Skripsi dengan beban 4 SKS ini disusun guna diajukan sebagai salah satu

syarat untuk menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada jurusan Teknik

Informatika, Fakultas Teknologi Industri, UPN ”VETERAN” Jawa Timur.

Melalui Skripsi ini penulis merasa mendapatkan kesempatan emas untuk

memperdalam ilmu pengetahuan yang diperoleh selama di bangku perkuliahan,

terutama berkenaan tentang penerapan teknologi perangkat bergerak. Namun,

penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu

penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca untuk

pengembangan aplikasi lebih lanjut.

Surabaya, 21 September 2012

(7)

vi

2.1 Pengertian Sistem Informasi ... 7

2.2 Barcode... 10

2.2.1 Sejarah Dan Manfaat Kegunaan Barcode ... 13

2.2.2 Bentuk Font Pada Barcode ... 19

2.2.3 Barcode ID ... 20

2.2.4 Pengertian Barcode 2 Dimensi... 22

2.2.5 Metode Pengkodean Ada Dua Sistem ... 26

(8)
(9)

viii

3.6 Perancangan Antar Muka ... 69

BAB IV IMPLEMENTASI ... 72

4.1 I Spesifikasi Sistem ... 72

4.1.1 Perangkat Keras (Hardware) yang digunakan ... 72

4.1.2 Perangkat Lunak (Software) yang digunakan ... 72

(10)

ix

BAB V UI COBA DAN EVALUASI... 102

5.1 Pelaksanaan Uji Coba ... 102

5.1.1 Uji Coba Menampilkan Bagian User ... 102

5.1.2 Uji Coba Menampilkan Bagian Admin ... 105

5.1.3 Uji Coba Menampilkan Bagian Pegawai ... 109

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... 116

6.2 Saran Pengembangan ... 117

(11)

DOSEN PEMBIMBING II : Dr. Ir Ni Ketut Sari MT PENYUSUN : Selamet Soendor o

i

ABSTRAK

Dewasa Ini, era globalisasi dalam teknologi Informasi kian sangat berkembang dengan pesat, salah satu contohnya adalah sistem informasi perpustakaan. Banyaknya minat baca oleh anak – anak maupun dewasa membuat peminjaman buku yang kian ramai di kunjungi oleh para orang – orang muda maupun orang dewasa. Baik yang ingin meminjam buku, yang ingin membaca saja di pepustakaan, maupun yang akan melihat buku apa saja yang ada di perpustakaan.

Perpustakaan sebagai pemberi layanan kepada pemakai atau pengunjung memerlukan metode-metode pelayanan yang bersifat cepat, mudah dan efisien. Layanan perpustakaan yang masih bersifat manual menimbulkan berbagai kendala dalam pemberian layanan, misalnya : petugas perpustakaan dalam memberikan layanan sirkulasi harus mencatat data buku baru kedalam buku induk, untuk siswa – siswi sendiri ketika akan meminjam buku harus mencatat peminjaman buku yang akan di pinjam ke buku peminjaman, perhitungan jumlah denda yang terjadi ketika siswa – siswi tersebut terlambat dalam mengembalikan buku kepada pegawai perpustakaan, dan juga untuk mencetak kartu anggota perpustakaan bagi siswa- siswi agar dalam melakukan peminjaman tersebut para siswa – siswi tersebut tidak perlu repot dalam menulis pada buku peminjaman.

Sehubungan dengan adanya tugas akhir ini peneliti mencoba untuk memberikan pandangan dan solusi dengan menggunakan barcode system. Adapun hasil yang diterima oleh penelitian percobaan ini berupa membuat kartu anggota yang dapat dikenali dengan scanner barcode, peminjaman hanya dilakukan oleh pegawai tanpa siswa – siswi perlu lagi mencatat pada buku peminjaman. Untuk pengembalian buku akan terlihat siswa – siswi yang terlambat dalam pengembalian buku tersebut beserta jumlah denda yang tercatat dalam system dan pengembalian buku hanya perlu menunjukan kartu anggota yang di cetak oleh sistem informasi perpustakaan ini.

(12)

1

PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Perpustakaan sebagai pemberi layanan kepada pemakai atau pengunjung

memerlukan metode-metode pelayanan yang bersifat cepat, mudah dan efisien.

Layanan perpustakaan yang masih bersifat manual menimbulkan berbagai kendala

dalam pemberian layanan, misalnya : petugas perpustakaan dalam memberikan

layanan sirkulasi harus mencatat data buku yang dipinjam ke kartu perpustakaan

dan kartu kontrol perpustakaan sehingga layanan menjadi lambat karena

memerlukan waktu yang cukup lama. Selain itu sulitnya pencarian data buku yang

ada di perpustakaan karena mahasiswa yang ingin mencari buku harus mengecek

ke tiap rak untuk memperoleh buku yang mereka inginkan. Data buku hanya

diarsip dalam buku besar perpustakaan sehingga pemutakhiran data koleksi buku

memerlukan waktu relatif lama dan kurang akurat. Uraian diatas memberikan

gambaran bahwa sistem manual yang ada sekarang ini tidak memberikan akses

yang optimal terhadap pemberian layanan kepada pengunjung.

Perpustakaan adalah tempat yang menyediakan berbagai macam buku

yang bisa dipinjam oleh anggotanya. Saat ini sudah banyak perpustakaan yang

menggunakan IT untuk memudahkan layanan sehari-harinya. Teknologi terbaru

yang ada saat ini adalah menggunakan teknologi RFID (Radio Frequensi Identifier) untuk membantu manajemen perpustakaaan. Masalahnya adalah sebagian besar infrastruktur yang ada pada perpustakaan di indonesia adalah

menggunakan teknologi barcode. Perubahan teknologi dari barcode ke RFID

(13)

mengembangkan suatu aplikasi untuk menunjang aktivitas di perpustakaan

berbasis teknologi barcode system.

Kemajuan teknologi informasi dan komputer (TIK) yang merupakan

perpaduan antara dunia teknologi informasi dan komputer dengan menawarkan

peluang sangat besar untuk menunjang kelancaran tugas-tugas di berbagai bidang

kehidupan termasuk di dalamnya bidang perpustakaan. Salah satu fitur yang dapat

dikembangkan dalam bidang perpustakaan adalah pemanfaatan teknologi

barcode. Pemanfaatan barcode dalam sistem informasi layanan perpustakaan memberi kemudahan kepada petugas dalam pemberian layanan kepada

pengunjung. Sehingga kendala-kendala dalam memberikan layanan kepada

pengunjung dapat diminimalkan. Sistem informasi layanan perpustakaan berbasis

teknologi barcode dipilih menjadi alternatif pemberian layanan mengingat Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) sudah mengembangkan kartu

mahasiswa yang dilengkapi dengan barcode. Mahasiswa hanya menyerahkan kartu mahasiswa untuk registrasi menjadi anggota perpustakaan. Sehingga tidak

perlu mencetak kartu perpustakaan sebab kartu mahasiswa sekaligus berfungsi

sebagai kartu perpustakaan. Sistem informasi layanan perpustakaan berbasis

teknologi barcode memberikan banyak keuntungan bagi perpustakaan diantaranya : penggunaannya mudah, data yang disimpan akurat dan mudah di mutakhirkan,

serta informasi data anggota dan koleksi perpustakaan dapat diakses kapan saja

diperlukan.

Kegiatan dalam hal meminjam dan membaca buku perpustakaan

merupakan hal yang sangat penting dan harus kita kembangkan karena

(14)

pengolahan data pada perpustakaan kebanyakan masih menggunakan cara yang

manual sehingga sering sekali banyak terjadi kesalahan dalam manajemen penyimpanan data perpustakaan dan ini juga menyebabkan penyimpanan data

dalam perpustakaan menjadi kurang akurat, tepat, dan relevan. Oleh Karena itu

dalam pembuatan tugas akhir penulis yang berjudul “Desain dan

Impelentasi sistem informasi perpustakaan menggunakan Barcode System (Studi Kasus: SMPK St.Yusuf Tropodo)”. Diharapakan dapat dipakai untuk membantu

dalam manajemen data yang awalnya menggunakan cara manual sekarang

menggunakan cara elektronis menggunakan digital baik dalam peminjaman

maupun pengembaliannya sekaligus dalam pembuatan kartu anggota yang

semuanya menggunakan barcode system.

1.2Rumusan Masalah

Pada latar belakang yang telah dipaparkan oleh penulis sebelumnya maka

penulis mencoba untuk membuat sebuah sistem informasi perpustakaan yang diberi barcode system dalam peminjamannya.

Adapun perumusan masalah dari tugas akhir ini adalah :

a. Bagaimana mendesain suatu aplikasi perpustakaan yang bisa

menangani aktivitas di perpustakaan secara terstruktur?

b. Bagaimana mengintegrasikan aplikasi tersebut dengan teknologi

barcode system ?

(15)

1.3Batasan Masalah

Pada penyusunan tugas akhir ini, untuk mengatasi permasalahan yang ada

maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut.

a. Barcode system ini hanya dipakai untuk peminjaman buku, pengembalian buku, dan pencetakan kartu anggota

b. Untuk percetakan barcode langsung dibuat dari system dan tidak diperkenankan untuk barcode reader dari produk lainnya.

c. System ini hanya di pakai pada studi kasus SmpK St.Yusuf Tropodo d. Tidak terdapat fasilitas untuk memesan buku pada pegawai meskipun

sistem ini nantinya akan di online dalam lingkup sekolah.

e. Setiap siswa SmpK St.Yusuf Tropodo harus melakukan pendaftaran

kartu anggota kepada petugas perpustakaan agar dapat meminjam buku

perpustakaan.

f. Jika ingin memesan buku langsung datang pada perpustakaan SmpK

St.Yusuf Tropodo untuk memilih dan di titipkan pada pihak pegawai.

g. Siswa – Siswi sekolah hanya dapat melihat buku – buku baru pada web

perpustakaan SmpK St.Yusuf Tropodo dan dapat mengisi buku tamu

pada sistem informasi perpustakaan ini.

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan dari skripsi adalah bagaimana mengimplementasikan sebuah

desain pada Sistem Informasi Perpustakaan Smpk St.Yusuf Tropodo yang di

(16)

1.5Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dibuatnya sistem informasi perpustakaan dengan barcode system ini adalah :

a. Membantu keamanan dalam peminjaman buku maupun pengembalian

buku di perpustakaan SmpK St.Yusuf Tropodo.

b. Membantu ketertiban absensi pada waktu jam berkunjung ke perpustakaan

dengan tidak titip absen ataupun menghilangkan hal kartu identitas

perpustakaan sekolah dan sebagainya.

c. Membantu absensi agar lebih cepat dan sistem terlihat sederhana dan tidak

membutuhkan buku absensi yang banyak.

d. Memberi keakurasian data yang tepat pada buku yang di pinjam dengan

data yang sudah masuk dalam data database perpustakaan.

e. Membantu untuk petugas perpustakaan dalam pembuatan kartu anggota

perpustakaan.

f. Membantu untuk pengecekan bagi anggota perpustakaan yang tidak

memiliki kartu anggota tidak dapat meminjam buku perpustakaan.

1.6Metode Penelitian

Metode yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah.

a. Studi Literatur

Dilakukan dengan cara mencari segala macam informasi secara

riset keperpustakaan dan mempelajari buku-buku yang berhubungan

dengan masalah yang dihadapi sekaligus dengan melalui pembelajaran

(17)

b. Pengumpulan dan Analisa Data

Pengumpulan data-data yang berhubungan dengan masalah yang

dihadapi dengan cara observasi, identifikasi, klasifikasi serta data

analisa masalah sesuai dengan fakta-fakta yang ada. Maka dari

pengumpulan data tersebut dapat dilakukan analisa data yaitu dalam

proses pembuatan Sistem Informasi Perpustakaan yang menggunakan

barcode system. c. Desain Program

Melakukan analisa awal tentang Sistem Informasi Perpustakaan

yang akan dibuat yaitu suatu pemecahan masalah yang dilakukan

menggunakan barcode system dengan data yang ada pada database. d. Pengujian dan Analisa

Pengujian dan analisa dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana

sistem yang dibuat pada proyek akhir ini dapat berfungsi sesuai dengan

proses sistem yang diharapkan.

e. Kesimpulan

Dibuat kesimpulan dari pengujian sistem tugas akhir dengan

menguji apakah hasilnya seperti yang diharapkan pada tujuan tugas

(18)

7

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sistem Infor masi

Istilah sistem informasi sering dijumpai, baik dalam media grafik, seperti

surat kabar dan majalah, maupun media elektronik, seperti radio dan televisi.

Istilah tersebut merupakan gabungan dari dua istilah yaitu sistem dan informasi.

mengartikan sistem sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur,

komponen, atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling bergantung satu sama lain dan terpadu (Al Bahra, 2005). Sedangkan menurut

(Indrajit, 2000) mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari

komponen-komponen yang memiliki unsur keterkaitan antara satu dan lainnya. Sedangkan

menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam

mengambil keputusan saat ini atau mendatang. Sedangkan menurut (Zwass, 1997)

(19)

artinya ketika sesuatu hal (data) tidak mempunyai makna maka belum dapat

dikatakan sebagai sebuah informasi.

Istilah sistem informasi didefinisikan (Oetomo, 2002) sebagai kumpulan

elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan

untuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan

informasi. Definisi ini menggambarkan adanya interaksi diantara elemen yang

sistematis dan teratur untuk menciptakan dan membentukaliran informasi yang

mendukung pembuatan keputusan dan melakukan kontrol terhadap jalannya

perusahaan (perpustakaan). Sedangkan (Indrajit, 2000) mendefinisikan sistem

informasi sebagai suatu kumpulan dari komponen-komponen dalam perusahaan

atau organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran

informasi. Sistem informasi juga sering didefinisikan sebagai sistem informasi

manajemen. (Davis, 1988) mengatakan bahwa istilah sistem informasi manajemen

sendiri belum ada kesepakatan, beberapa penulis bahkan memilih istilah sistem

pengolahan informasi, sistem informasi / keputusan, atau sekedar sistem informasi

sehubungan dengan sistem pengolahan informasi berdasarkan komputer yang

dirancang untuk mendukung fungsi operasi, manajemen, dan keputusan sebuah

organisasi. Davis memilih memakai istilah sistem informasi manajemen dengan

mendefinisikan sebagai sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (integrated),

untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan

pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.

Pada definisi tersebut terlihat bahwa sistem informasi merupakan sebuah

rangkaian komponen sistem (sub sistem) yang disusun dan dirancang untuk

(20)

dapat diberikan untuk melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan. Jadi jelas

terlihat bahwa sistem informasi merupakan bentuk keterpaduan yang akan

menghasilkan sebuah informasi yang digunakan untuk pengambilan tindakan

selanjutnya.

Pada definisi sistem, informasi dan sistem informasi, maka kita dapat

mendefinisikan istilah sistem informasi perpustakaan. Pada kebanyakan literatur,

sistem informasi perpustakaan termasuk di dalam kajian sistem informasi

manajemen (SIM). (Oetomo, 2002) memasukkan sistem informasi perpustakaan

dalam sistem informasi manajemen berdasarkan bidang minat

perusahaan/organisasi. Sehingga dengan memodifikasi apa yang disampaikan

(Davis, 1988) tentang definisi sistem informasi manajemen, maka sistem

informasi (Manajemen) perpustakaan dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem

manusia dan atau mesin yang terpadu/terintegrasi, untuk menyajikan informasi

guna mendukung fungsi operasional, manajemen, dan pengambilan keputusan

dalam sebuah perpustakaan.

(Rowley, 1998) menyatakan bahwa fokus sistem informasi (manajemen)

perpustakaan adalah untuk mendukung layanan secara efektif bagi pengguna,

manajemen pengadaannya, dan secara umum manajemen layanan-layanan yang

diberikan oleh perpustakaan dan badan-badan lainnya yang menyelenggarakan

akses terhadap koleksi-koleksi dokumen.

Pengelolaan data menjadi informasi merupakan suatu siklus yang terdiri

dari tahapan-tahapa sebagai berikut:

a. Pengumpulan data : pada tahap ini dilakukan suatu proses

(21)

transaksi, data warehouse, dan lain sebagainya yang biasanya merupakan proses pencatatan kedalam suatu file.

b. Input : tahap ini merupakan proses pemasukan data dan prosedur

pengolahan data dalam computer melalui alat input seperti keyboard. Prosedur pengolahan data merupakan urutan langkah untuk mengolah

data yang ditulis dalam suatu bahasa pemrograman yang disebut

program.

c. Pengolahan data : tahap ini merupakan tahap dimana data diolah

sesuai dengan prosedur yang telah dimasukkan. Kegiatan pengolahan

data ini meliputi pengumpulan data, klasifikasi, kalkulasi, pengurutan,

penggabungan, peringkasan baik dalam bentuk tabel maupun grafik,

penyimpanan dan pembacaan data dari tempat penyimpanan data.

d. Output : hasil pengolahan data akan ditampilkan melalui alat output

seperti monitor dan printer sebagai informasi.

e. Distribusi : tahapan akhir dari pengolahan data yaitu penyampaian

data kepada pengguna. Proses distribusi ini tidak boleh terlambat dan

harus disampaikan kepada yang berkepentingan, sebab hasil

pengolahan tersebut akan menjadi bahan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan atau menjadi data dalam pengelolaan data

selanjutnya.

2.2 Barcode

(22)

dengan isi kodenya. barcode pertama kalinya diperkenalkan dan dipatenkan di amerika oleh Norman Joseph Woodland dan Bernard Silver mahasiswa Drexel

Institute of Technology pada akhir 40-an. Implementasi barcode dimungkinkan atas kerja keras dua orang insinyur yaitu Raymond Alexander dan Frank Stietz.

Sampai akhirnya pada tahun 1966 barcode digunakan untuk kepentingan komersial meskipun belum terlalu dirasakan keberhasilannya sampai tahun 80-an.

Barcoding adalah sebuah bentuk artificial identifier. Barcode

merupakan sebuah kode mesin yang dapat dibaca. Barcode terdiri dari sebuah bentuk bar dan spasi (hitam dan putih) dalam rasio yang didefinisikan yang

mempresentasikan karakter alphanumeric (www.rumahbarcode.com).

Barcode adalah informasi terbacakan mesin ( machine readable ) dalam format visual yang tercetak. Barcode dibaca dengan menggunakan sebuah alat baca barcode atau lebih dikenal dengan Barcode scanner. Merk barcode scanner

yang terkenal diantaranya DATA LOGIC PSP, HHP, CHIPERLAB, ZEBEX, dan

lain-lain. Seiring semakin bertambahnya penggunaan barcode, kini barcode tidak hanya bisa mewakili karakter angka saja tapi sudah meliputi seluruh kode ASCII.

Kebutuhan akan kombinasi kode yang lebih rumit itulah yang kemudian

melahirkan inovasi baru berupa kode matriks dua dimensi (2D barcodes) yang berupa kombinasi kode matriks bujur sangkar. 2D barcode ini diantaranya adalah PDF Code, QRCode, Matrix Code dan lain-lain. Dengan menggunakan 2D code

karakter yang bisa kita masukkan ke barcode bisa semakin banyak, dengan 1D

barcode biasanya kita hanya memasukkan kode 5-20 digit tetapi dengan 2D

(23)

Di awal perkembangannya, penggunaan kode baris dilakukan untuk

membantu proses pemeriksaan barang-barang secara otomatis pada supermarket.

Tetapi, saat ini kode baris sudah banyak digunakan dalam berbagai aplikasi

seperti misalnya digunakan sebagai kartu identitas, kartu kredit dan untuk

pemeriksaan secara otomatis pada perpustakaan.

Kode baris digambarkan dalam bentuk baris hitam tebal dan tipis yang

disusun berderet sejajar horizontal. Untuk membantu pembacaan secara manual

dicantumkan juga angka-angka dibawah kode baris tersebut. Angka-angka

tersebut tidak mendasari pola kode baris yang tercantum. Ukuran dari kode baris

tersebut dapat diperbesar maupun diperkecil dari ukuran nominalnya tanpa

tergantung dari mesin yang membaca (Mardiana, 1996). Alat yang digunakan

untuk membaca barcode adalah barcode scanner. Penggunaan barcode scanner

sangat mudah sehingga pengguna (operator) hanya memerlukan sedikit latihan.

Barcode scanner dapat membaca informasi/data dengan kecepatan yang jauh lebih

tinggi daripada mengetikkan data dan barcode scanner memiliki tingkat ketelitian

yang lebih tinggi (Galbiati, Jr., 1990).

Barcode yang kita kenal dan yang paling gampang kita ketahui manfaatnya yaitu kalau kita belanja di supermarket atau swalayan. Kita dapat

melihat manfaat dari barcode dapat meningkatkan kecepatan dalam melayanai pelanggan dan meningkatkan akurasi data produk yang di input oleh kasir.

Di Indonesia sendiri organisasi yang mengelola dan mengatur penggunaan

(24)

adalah EAN atau Europe Article Number yang terdiri dari 13 atau 8 digit. Informasi lebih lanjut mengenai GS1.

Penggunaan barcode sangat dirasakan manfaatnya mulai dari kebutuhan retail, industri, farmasi, bidang kesehatan, dan bahkan di instasi pemerintahan

seperti PLN, dimana untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan mulai

menggunakan barcode system. Memang setelah menggunakan barcode system

ada peningkatan yang signifikan terhadap kualitas dan akurasi pencatatan meter

pelanggan dibandingkan dengan system manual.

2.2.1 Sejar ah Dan Manfaat Kegunaan Barcode

Barcode atau kode batang adalah sekumpulan data yang digambarkan dengan garis dan jarak spasi (ruang). Barcode menggunakan urutan garis batang vertikal dan jarak antar garis untuk mewakili angka atau simbol lainnya. Dengan

demikian, setiap ketebalan garis batang dan jarak antara garis satu dengan yang

lain selalu berbeda sesuai dengan isi data yang dikandung oleh kode batang atau

barcode tersebut (www. irigomi.com)

Ada pun jenis barcode yang dikenal saat ini adalah barcode linear 1D (1 dimensi) yang berupa rangkaian garis dengan ketebalan yang bervariasi dan

berbentuk persegi panjang serta jenis barcode matriks 2D (2 dimensi) yang datanya diwakili oleh simbol-simbol yang berbentuk persegi, titik, heksagon dan

bentuk geometri lainnya pada gambar yang berada dalam sebuah bujur sangkar.

(25)

Pada tahun 1932, Wallace Flint membuat sistem pemeriksaan barang di

perusahaan retail. Awalnya, teknologi kode batang dikendalikan oleh perusahaan

retail, lalu diikuti oleh perusahaan industri. Lalu pada tahun 1948, pemilik toko

makanan lokal meminta Drexel Institute of Technology di Philadelphia, untuk membuat sistem pembacaan informasi produk selama checkout secara otomatis. Kemudian Bernard Silver dan Norman Joseph Woodland, lulusan Drexel patent application ,bergabung untuk mencari solusi. Woodland mengusulkan tinta yang sensitif terhadap sinar ultraviolet. Prototype ditolak karena tidak stabil dan mahal. Tangal 20 Oktober 1949 Woodland dan Silver berhasil membuat prototipe yang

lebih baik. Akhirnya pada tanggal 7 Oktober 1952, mereka mendapat hak paten

dari hasil penelitian mereka. 1966: Pertama kalinya kode batang dipakai secara

komersial adalah pada tahun 1970 ketika Logicon Inc. membuat Universal Grocery Products Identification Standard (UGPIC). Perusahaan pertama yang memproduksi perlengkapan kode batang untuk perdagangan retail adalah Monach Marking. Pemakaian di dunia industri pertama kali oleh Plessey Telecommunications. Pada tahun 1972, Toko kroger di Cincinnati mulai

menggunakan bull’s-eye code. Selain itu, sebuah komite dibentuk dalam grocery

industry untuk memilih kode standar yang akan digunakan di industri.

Terdapat beberapa standar kode dalam barcode sesuai dengan kegunaan

dan tujuan pemakaian barcode, seperti pada daftar berikut :

a. Uniform Product Code (UPC): untuk checkout penjualan, persediaan, dan sebagainya pada toko retail.

(26)

c. POSTNET kode pos encoding di US mail.

d. European Article Number (EAN): sebuah superset dari UPC yang memungkinkan digit ekstra untuk di identifikasi negara.

e. Japanese Article Number (J AN): serupa dengan EAN, digunakan di Jepang.

f. Bookland: berdasarkan nomor ISBN dan digunakan pada sampul buku

g. ISSN bar code: berdasarkan nomor ISSN, digunakan pada majalah di luar AS

h. Code 128: digunakan dalam preferensi untuk code 39 karena lebih kompak.

i. Interleaved 2 of 5: digunakan dalam industri pelayaran dan gudang.

j. Codabar: digunakan oleh Federal Express, di perpustakaan dan bank darah.

k. MICR (Magnetic Ink Character Recognition): sebuah font khusus yang digunakan untuk nomor di bagian bawah cek bank.

l. OCR-A: format pengenalan karakter optik yang digunakan pada sampul

buku, untuk nomor ISBN agar bisa dibaca oleh manusia.

m. OCR-B: digunakan untuk mempermudah pembacaan barcode versi UPC,

EAN, JAN, Bookland, dan ISSN dan Code 39.

n. Maxicode: digunakan oleh United Parcel Service.

o. PDF417: suatu jenis barcode 2-D baru yang dapat encode sampai 1108

byte informasi; dapat terkompresi seperti pada sebuah portabelfile

(27)

Gambar 2.1 Jenis – jenis Barcode Reader

Untuk membaca barcode ini diperlukan sebuah alat pembaca barcode

atau barcode scanner dengan menggunakan sinar laser yang sensitif terhadap

refleksi dari ketebalan garis, jarak atau ruang antar baris dan variasi lainnya. Data tersebut dibaca oleh barcode scanner yang kemudian ditransfer ke komputer untuk diolah lalu ditampilkan sebagai data yang terbaca oleh manusia.

Pada awalnya pembaca kode batang yaitu scanner atau pemindai dirancang dengan mengandalkan cahaya yang tetap dan satu photosensor yang secara manual digosokkan pada kode batang.

Kode batang scanner dapat digolongkan menjadi tiga kategori berdasarkan koneksi ke komputer, yaitu : Jenis RS-232 kode batang scanner

menggunakan konektor RS-232. Jenis ini membutuhkan program khusus untuk

mentransfer data input ke program aplikasi. Jenis lain, adalah barcode yang menghubungkan antara komputer dan PS2 atau AT keyboard dengan

menggunakan konektor PS2. Jenis ketiga adalah USB barcode scanner, yang merupakan lebih modern dan lebih mudah dipasang (dipakai) daripada jenis

(28)

membutuhkan program tambahan untuk mentransfer atau input data ke program

aplikasi. Adapun pada gambar 2.2 mengenai macam-macam konektor

Gambar 2.2 Macam – Macam Konektor Pada Barcode

Seiring dengan kemajuan teknologi masa kini, penggunaan barcode pun semakin meluas dan berkembang. Barcode ini sering digunakan di toko-toko, swalayan atau supermarket untuk membantu dalam melacak barang yang dibeli

serta memunculkan harga dan data yang sebelumnya sudah diprogram melalui

entri data. Pada kartu-kartu identitas (kartu anggota, SIM, KTP, dll) untuk

mengidentifikasi pemegang kartu, pelacakan distribusi barang dalam jasa

persewaan, pengiriman barang dan sebagainya. Berdasarkan kegunaannya

terdapat 6 kategori kegunaan barcode, yaitu :

a. Barcode untuk keperluan retail : barcode untuk keperluan retail, salah satu contohnya adalah UPC (Universal Price Codes), biasanya digunakan untuk

keperluan produk yang dijual di supermarket

b. Barcode untuk keperluan packaging: barcode untuk packaging biasanya digunakan untuk pengiriman barang, dan salah satunya adalah barcode tipe ITF.

(29)

d. Barcode untuk keperluan farmasi: barcode untuk keperluan farmasi biasanya digunakan untuk identifikasi suatu produk obat-obatan. Salah

satu barcode farmasi adalah barcode jenis HBC.

e. Barcode untuk keperluan non retail: barcode untuk kepentingan non retail, misalkan barcode untuk pelabelan buku-buku yang ada di perpustakaan. Salah satu tipe barcode untuk keperluan non retail ini adalah code 39. Keuntungan penggunaan barcode, antara lain :

a. Proses input data lebih cepat, karena : barcode scanner dapat membaca/merekam data lebih cepat dibandingkan dengan melakukan

proses input data secara manual.

b. Proses input data lebih tepat, karena : teknologi barcode mempunyai ketepatan yang tinggi dalam pencarian data.

c. Penelusuran informasi data lebih akurat karena teknologi barcode

mempunyai akurasi dan ketelitian yang sangat tinggi.

d. Mengurangi biaya, karena dapat mengindari kerugian dari kesalahan

pencatatan data dan mengurangi pekerjaan yang dilakukan secara manual

secara berulang-ulang.

e. Peningkatan kinerja manajemen, karena dengan data yang lebih cepat,

tepat dan akurat maka pengambilan keputusan oleh manajemen akan jauh

lebih baik dan lebih tepat, yang nantinya akan sangat berpengaruh dalam

menentukan kebijakan perusahaan.

(30)

Adapun pada gambar 2.3 contoh dari barcode scanner

Gambar 2.3 Contoh Barcode Scanner

2.2.2 Bentuk Font Pada Barcode

Untuk memahami tentang font barcode, terlebih dulu kita harus paham tentang cara kerja barcode. Barcode dibuat oleh garis yang berbentuk batang dengan urutan dengan ketebalan tertentu yang dapat di baca atau di scan

menggunakan tipe sensor photo. Sensor membaca barcode lalu sebuah sinyal akan terkirim ke komputer atau jaringan (network). Metode scanning akan menentukan ukuran antar setiap batang dan jarak kemudian menterjemahkannya

dalam bentuk karakter (www.ilmukomputer.org).

Setiap pola batang didalam kode direpresentasikan oleh sebuah karakter.

Semua barcode bermula dengan karakter awal yang unik dan berakhir dengan karakter yang unik pula. Dengan demikian peralatan scanning dapat menentukan arah kode mana yang di scan, apakah dari muka atau belakang. Hal ini merupakan kelemahan suatu barcode dan dinamakan sebagai penjumlahan karakter atau

checksum character. Karakter ini disisipkan sebelum karakter akhir dalam suatu

(31)

dalam barcode tersebut dan jika hasil peralatan scanning tidak cocok dengan

checksum maka ini pertanda ada yang salah.

Terdapat beberapa standard yang dapat diikuti dalam barcode. Standard

ini dinamakan dengan symbology atau penyimbolan dan setiap simbol memiliki maksud tertentu. Misalnya kebanyakan produk retail menggunakan UPC dan

semuanya berupa angka. Ada juga yang dinamakan code 39 yang berisi kombinasi simbol, huruf besar dan angka. Kode ini diterima secara luas diseluruh dunia.

Font barcode dikembangkan sebab cukup banyak kegunaan dalam aplikasi bisnis yang mengharuskan pengkodean barcode seperti untuk pelacakan aset, pengapalan, perintah kerja dan sebagainya. Ada sejumlah program aplikasi

yang dapat dipakai untuk mencetak barcode. Namun bagaimana dengan profil program yang hendak dibeli plus adakah peralatan khusus yang harus dibeli,

sebab ada berbagai macam metode barcode yang dipakai di seluruh dunia.

Pada tipe software yang telah menyediakan font-font barcode, user bisa memilih pilihan font barcode yang akan dicetak. Kebanyakan font barcode

digunakan untuk platform sistem operasi windows, mac and UNIX. Beberapa font barcode hanya dapat disimpan dalam memori printer. Tergantung dari barcode

yang sedang dicetak, software akan memasukkan beberapa kode kedalam dokumen dan saat mencetak, printer menterjemahkan kode-kode ini dan membuat

barcode tercetak. Bentuk barcode ada dua jenis, yaitu : 2.2.3 Barcode 1D

(32)

a. Code 39 (code 3 of 9)

Adalah sebuah barcode alphanumerik (full ASCII) yang memiliki panjang baris yang bervariasi. Aplikasi barcode jenis code 39 adalah untuk

inventory, asset tracking dan digunakan pada tanda pengenal identitas. Adapun pada gambar 2.4 mengenai barcode code 39

Gambar 2.4 Barcode Jenis Code 39 b. Code 128

Adalah suatu barcode alphanumerik (full ASCII) yang memiliki kerapatan (density) yang sangat tinggi dan panjang baris yang bervariasi. Barcode code128 ideal untuk aplikasi seperti shipping and warehouse management

(pengaturan maskapai pelayaran dan pengelolaan gudang). Adapun pada

gambar 2.5 mengenai barcode jenis 128.

Gambar 2.5 Barcode Jenis 128

c. Interleaved 2 of 5

(33)

untuk aplikasi industri dan laboratorium. Adapun pada gambar 2.6

mengenai barcode jenis interleaved

Gambar 2.6 Barcode Jenis Interleaved 2 of 5 d. UPC (Universal Product Code)

Adalah sebuah barcode yang berbentuk numerik dan memiliki panjang baris yang tetap (fixed). UPC digunakan untuk pelabelan pada produk-produk kecil/eceran (retail product labeling). Simbol ini dibuat untuk kemudahan pemeriksaan keaslian suatu produk. Bilangan-bilangan UPC

harus diregistrasikan atau terdaftar di Uniform Code Council. Adapun pada gambar 2.7 tentang barcode jenis up

Gambar 2.7 Barcode Jenis UP

2.2.4 Pengertian Barcode 2 Dimensi

Biasa disebut dengan QR code merupakan matrix code yang dikembangakan pada tahun 1994 oleh Denso-Wave, yakni divisi toyota

(34)

centimeter persegi. QR code bisa menyimpan data numerik sepanjang 7.089 digit dan 4.296 karakter huruf.

Fungsi dari QR code hampir sama dengan sistim barcode satu dimensi yang kita kenal selama ini yaitu digunakan untuk mengidentifikasi suatu barang

secara cepat dan mudah, tetapi di era modern saat ini QR code ini bisa digunakan lebih luas untuk segala macam kebutuhan seperti tiket pesawat, tiket bioskop,

iklan, MMS, kartu nama, dalam bidang post digunakan sebagai perangko online, dan dalam bidang industri digunakan sebagai kode informasi untuk komponen

elektronika, perhiasan, dsb. Sehingga dapat disimpulkan keuntungan yang paling

utama dari penggunaan 2D adalah efisiensi, kecepatan, ketepatan, dan keamanan

data serta mengalokasian waktu yang ada.

Barcode dua dimensi ini memiliki beberapa keuntungan dibandingkan

linear bar codes (barcode satu dimensi) yaitu dengan

Menggunakan barcode dua dimensi, informasi atau data yang besar dapat disimpan di dalam suatu ruang (space) yang lebih kecil. Berikut merupakan beberapa contoh dari barcode dua dimensi

a. Code 39 (code 3 of 9)

Merupakan“symbology PDF417” yang dapat menyimpan lebih dari 2000

karakter di dalam sebuah ruang (space) yang berukuran 4 inch persegi (in2).

(35)

Gambar 2.8 Barcode Jenis PDF417 b. QR Code

Kode QR atau biasa dikenal dengan istilah QR code adalah bentuk evolusi kode batang dari satu dimensi menjadi dua dimensi. Penggunaan kode QR

sudah sangat lazim di Jepang hal ini dikarenakan kemampuannya

menyimpan data yang lebih besar dari pada kode batang sehingga mampu

mengkodekan informasi dalam bahasa Jepang sebab dapat menampung

huruf kanji. Kode QR telah mendapatkan standarisasi internasional dan

standarisasi dari Jepang berupa ISO/IEC18004 dan JIS-X-0510 dan telah

digunakan secara luas melalui ponsel di Jepang.

Kode QR adalah suatu jenis kode matriks atau kode batang dua dimensi

yang dikembangkan oleh Denso Wave, sebuah divisi denso corporation

yang merupakan sebuah perusahaan Jepang dan dipublikasikan pada tahun

1994 dengan fungsionalitas utama yaitu dapat dengan mudah dibaca oleh

pemindai QR merupakan singkatan dari quick response atau respons cepat, yang sesuai dengan tujuannya adalah untuk menyampaikan informasi

dengan cepat dan mendapatkan respons yang cepat pula. Berbeda dengan

kode batang (barcode), yang hanya menyimpan informasi secara horizontal, kode QR mampu menyimpan informasi secara horizontal dan vertikal, oleh karena itu secara otomatis kode QR dapat menampung informasi yang lebih banyak daripada kode batang (barcode).

Awalnya kode QR digunakan untuk pelacakan kendaraan bagian di

manufaktur, namun kini kode QR digunakan dalam konteks yang lebih

(36)

berorientasi yang ditujukan untuk pengguna telepon selular. Di Jepang,

penggunaan kode QR sangat populer, hampir semua jenis ponsel di Jepang

bisa membaca kode QR sebab sebagian besar pengusaha di sana telah

memilih kode QR sebagai alat tambahan dalam program promosi

produknya, baik yang bergerak dalam perdagangan maupun dalam bidang

jasa. Pada umumnya kode QR digunakan untuk menanamkan informasi

alamat situs suatu perusahaan. Di Indonesia, kode QR pertama kali

diperkenalkan oleh KOMPAS. Dengan adanya kode QR pada koran harian

di Indonesia ini, pembaca mampu mengakses berita melalui ponselnya

bahkan bisa memberi masukan atau opini ke reporter atau editor surat kabar tersebut.

Kode QR memiliki kapasitas tinggi dalam data pengkodean, yaitu mampu

menyimpan semua jenis data, seperti data numerik, data alphabetis, kanji, kana, hiragana, simbol, dan kode biner. Secara spesifik, kode QR mampu menyimpan data jenis numerik sampai dengan 7.089 karakter, data

alphanumerik sampai dengan 4.296 karakter, kode binary sampai dengan 2.844 byte, dan huruf kanji sampai dengan 1.817 karakter. Selain itu kode QR memiliki tampilan yang lebih kecil daripada kode batang. Hal ini

dikarenakan kode QR mampu menampung data secara horizontal dan

vertical. Adapun pada gambar 2.9 mengenai QR code.

(37)

2.2.5 Metode Pengkodean Ada Dua Sistem :

kemudian diubah (menggunakan sebuah tabel) ke dalam karakter ASCII.

b. Proportional coding

Ada beberapa ukuran yang berbeda pada bar dan space. Ukuran pada bar /

space dan urutan dari bar dan space mendefinisikan karakter yang dipresentasikan. Kode tersebut lebih sulit dibaca (kemungkinan tidak

mudah mentranslasikannya ke biner) dan diperlukan ketelitian yang lebih

dalam mencetak dan men-scanningbarcode.

Pada umumnya ada 4 ukuran yang berbeda pada bar dan spasi yang

digunakan untuk meng-encode-kan data. Contoh jenis barcode yang menggunakan teknik encoding ini adalah USS code 128

Sebuah fixed number pada bar digunakan per karakter. Hal ini berarti bahwa jika sebuah bar tidak terbaca, maka barcode tersebut tidak akan dapat dibaca.

Jumlah karakter yang mungkin yang dapat di-encoded dalam beberapa jenis barcode lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah karakter yang

valid. Hal ini berarti jika ukuran dari salah satu bar / space salah terbaca, maka karakter ilegal akan terbaca. Oleh karena itu, kecepatan substitusi

(38)

2.2.6 Anatomi Pengkodean Barcode

Suatu bilangan barcode tunggal sebenarnya terdiri dari tujuh unit. Satu unit terdiri dari salah satu warna hitam atau putih. Sebuah unit yang berwarna

hitam ditunjukkan dengan sebuah bar, sedangkan yang berwarna putih ditunjukkan dengan sebuah space (spasi). Cara lain penulisan barcode adalah dengan bilang “1” untuk menyatakan black bar dan bilangan “0” untuk menyatakan white space. Misalnya, tujuh unit berikut ini adalah 0011001 dapat dinyatakan sebagai berikut space-space-bar-bar-space-space-bar.

Sebuah barcode UPC bilangan di sisi bagian kiri barcode (kode perusahan/manufaktur) dikodekan berbeda dengan bilangan di sisi bagian kanan

(kode produk). Bilangan yang berada sebelah kiri merupakan kebalikan dari

bilangan yang ada di sebelah kanan, misalkan jika bar disebelah kanan berarti sebuah space di sebelah kiri. Pengkodean di sebelah kanan dinamakan kode even parity sebab unit black bar-nya berjumlah genap. Sedangkan pengkodean di sebelah kiri dinamakan kode odd parity sebab unit black bar-nya berjumlah ganjil. Bilangan-bilangan yang dikodekan mempunyai perbedaan untuk tiap-tiap

sisi barcode, sehingga barcode dapat dibaca (scanned) dari sebelah kiri maupun dari sebelah kanan.

Gambar 2.10 Pengkodean Sisi Kiri dan Kanan

Gambar 2.10 memperlihatkan pengkodean sisi kiri dan sisi kanan

(39)

Berikut merupakan penjelasan tabel pengkodean di atas adalah sebagai

berikut :

Seperti yang sebelumnya disebutkan bahwa bilangan-bilangan sebelah

kiri merupakan kebalikan dari bilangan-bilangan disebelah kanan.Setiap barcode

memiliki empat buah marka (mark) yang berbeda. Sebuah marka dapat terdiri dari salah satu black (bar) atau white (space). Marka-marka tersebut lebarnya bermacam-macam, tetapi jumlahnya selalu empat. Contohnya, bilangan

pengkodean yang berada di sebelah kiri pada bagian angka “0” yaitu 0001101

berarti terdiri dari 3 space (marka 1), 2 bar (marka 2), 1 space (marka 3), dan 1

bar (marka 4).

Pengkodean di sisi kiri selalu dimulai dengan sebuah space atau “0” dan berakhir dengan sebuah bar atau “1” sedangkan untuk sisi sebelah kanan selalu dimulai dengan sebuah bar atau “1” dan berakhir dengan sebuah space atau “0”. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 2 1 dan gambar 2.11 mengenai anatomi dari

sebuah barcode.

Tabel 2.1 .Set Karakter Barcode Jenis UPC Karakter Karakter Sebelah kiri Karakter Sebelah Kanan Width

(40)

Gambar 2.11 Anatomi Barcode

Keterangan gambar barcode : Komputer tidak membaca bilangan yang berada di bagian bawah barcode, tetapi bilangan tersebut dicetak agar orang dapat

membaca barcode dengan mudah bila diperlukan

a. Number system character : angka ini merupakan sebuah sistem bilangan

barcode UPC yang mengkarakterisasikan jenis-jenis khusus pada barcode. Di dalam barcode UPC, number system character ini biasanya terletak di sebelah kiri barcode.

Kode-kode pada number system character adalah sebagai berikut :

0 - Standard UPC number. 1 - Reserved.

2 - Random weight items like fruits, vegetables, and meats, etc. 3 – Pharmaceuticals

4 - In-store code for retailers. 5 - Coupons

6 - Standard UPC number. 7 - Standard UPC number. 8 - Reserved.

(41)

b. 3 Guard bars : ada tiga guard bars yang ditempatkan di awal, tengah dan akhir pada barcode. Guard bars bagian awal dan akhir di-encode-kan sebagai “bar-space-bar” atau “101”. Guard bar bagian tengah di-encode -kan sebagai “space-bar-space-bar-space” atau “01010”.

c. Manufacturer code : kode perusahaan ini ada lima dijit bilangan yang secara khusus menentukan manufaktur suatu produk. Kode

perusahaan/manufaktur ini dilindungi dan ditetapkan oleh Uniform Code Council (UCC).

d. Product code : kode produk ini ada lima dijit bilangan yang ditetapkan oleh perusahaan/manufaktur untuk setiap produk yang dihasilkannya.

Untuk setiap produk yang berbeda dan setiap ukuran yang berbeda, akan

memiliki kode produk yang unik.

e. Check digit : disebut sebagai dijit “self-check”. Check digit ini terletak di bagian luar sebelah kanan barcode. Check digit ini merupakan suatu “ old-programmer’s trick” untuk mengvalidasikan digit-digit lainnya (number system character, manufacturer code, product code) yang dibaca secara teliti.

Cara komputer mengkalkulasikan check digit adalah sebagai berikut :

a. Jumlahkan semua digit-digit yang ganjil. Dalam "Anatomy of a Barcode" kita akan menjumlahkan 0 (merupakan digit NSC) + 2 + 4 + 6 + 8 + 0 = 20.

b. Kalikan hasil penjumlahan pada langkah 1 dengan bilangan 3. Pada contoh

(42)

c. Jumlahkan semua bilangan-bilangan genap. Dalam “Anatomy of a Barcode" kita akan menjumlahkan 1 + 3 + 5 + 7 + 9 = 25. Di sini kita tidak memasukkan bilangan 5 atau check digit sebab bilangan tersebut yang akan kita kalkulasikan.

d. Sekarang jumlahkan hasil dari langkah 2 dan langkah 3, yaitu, 60 + 25 =

85.

e. Check digit tersebut adalah bilangan yang perlu dijumlahkan dengan bilangan pada langkah 4. Hasilnya pada langkah 4 tersebut sama dengan

mengalikan dengan bilangan 10. Pada contoh ini, check digit nya adalah 5 sehingga 85 + 5 = 90. Cara lain untuk mengkalkulasikan check digit yang lebih simpel adalah membagi bilangan dari langkah 4 dengan 10.

Contohnya 85/10 = 8,5 sehingga sisa nya dari hasil pembagian tersebut

adalah 5. Bilangan 5 tersebut adalah check digit.

Adapun pada gambar 2.12 menunjukkan bahwa barcode master data dapat disimpan pada media diskette dan dapat digunakan untuk ISDN (Applie Barcode, 2000).

Gambar 2.12 Barcode Yang Disimpan Pada Media Disket

Adapun pada gambar 2.13 menunjukkan Integrated Services Digital Network (ISDN) adalah sebuah jaringan yang pada umumnya perkembangan dari

(43)

penghubung digital end to end, yang terdiri dari layanan suara dan non-suara

(Applied Barcode, 2000).

Gambar 2.13 Barcode Pada ISDN

2.2.7 J enis-jenis Pembaca Barcode

Ada 4 jenis pembaca barcode yang ditunjukkan pada table 2.2 berikut ini. Tiap-tiap pembaca barcode mempunyai harga khusus dan karakteristik pengoperasian.

Tabel 2.2 Jenis-jenis Barcode

Jenis Deskripsi Harga Unit

LED Red light emitting diode Paling rendah

IR Infrared Sedang

Nar row Band Laser Paling tinggi

Fiberoptic Environment Tinggi

alat-alat pendukung barcode, yang terdiri dari barcode printers yang berfungsi untuk mencetak label barcode, barcode scanners yang berfungsi untuk membaca label barcode, dan barcode verifiers berfungsi untuk memeriksa simbol-simbol dengan kecepatan baca yang tinggi. Gambar 2.14 memperlihatkan

(44)

Gambar 2.14 Alat-alat Pendukung Barcode

2.2.8 Barcode Scanner Bekerja

Barcode terdiri dari garis hitam dan putih. Ruang putih di antara garis-garis hitam ini, merupakan bagian dari kode juga. Didalam barcode, jika kamu lihat dengan teliti, terdapat perbedaan ketebalan ukuran pada garis seperti pada

gambar 2.15. Garis paling tipis “1 Garis”, yang sedang “2 Garis”, yang lebih tebal

“3 Garis”, dan yang paling tebal “4 Garis”. Ukuran Setiap digit angka

digambarkan dari bentuk urutan empat garis-garis. 0 = 3211, 1 = 2221, 2 = 2122,

3 = 1411, 4 = 1132, 5 = 1231, 6 = 1114, 7 = 1312, 8 = 1213, 9 = 3112. Jika anda

memperhatikan sekali lagi dengan teliti, dari bentuk empat garis yang berbeda,

sebenarnya memiliki tujuh garis-garis tipis 1, yang nantinya akan membentuk

sebuah baris kode biner. Garis hitam menotasikan angka 1 dan garis putih memiliki nilai 0. Misalnya pada angka 4 = 1132 akan membentuk nilai biner

1011100. Adapun gambar 2.15 menjelaskan cara membaca dari barcode. Pada dasarnya, barcode memiliki standarisasi dalam penulisannya. Pada UPC kode angka harus terdiri dari 12 digit tidak lebih dan tidak kurang. 2 digit pertama menyatakan negara, 6 digit berikutnya menyatakan kode perusahaan, 3 digit setelahnya menyatakan kode produk, dan 1 digit terakhir digunakan untuk

(45)

Gambar 2.15 Cara Pembacaan Barcode

Ada kode negara yang memiliki besar 3 digit. seperti Indonesia, kode

negara untuk indonesia adalah "899" solusinya pada UPC, 2 digit kode negara dimasukan angka 99 dan angka 8 di taruh di luar sebelah kiri barcode. Angka yang terdapat pada sebelah luar kanan merupakan hasil penyocokan cek digit di

digit terakhir. Untuk memahami bagaimana barcode scanner bekerja, kita harus mengeksplorasi bagian-bagian berbeda dari perangkat itu. Pada dasarnya, ada 3

bagian fungsional dalam sebuah barcode scanner yaitu sistem pencahayaan, sensor / konverter, dan decoder.

Scanner barcode mulai dengan menerangi kode dengan red light. Dibawah ini sensor dari barcode scanner mendeteksi cahaya yang dipantulkan dari sistem pencahayaan dan menghasilkan sinyal analog dengan tegangan yang bervariasi yang mewakili intensitas gelombang magnetik. Konverter merubah sinyal analog

(46)

sinyal digital, mengkoreksi dan memvalidasi dengan kalkulasi matematika, mengubahnya menjadi teks ASCII lalu mengirimkannya ke komputer. Cahaya

merah dari scanner membuang warna hitam dan menjadikannya sinyal analog. Seperti gambar 2.16 saat scanner membaca barcode reader

Gambar 2.16 Scanner Barcode

2.3 Definisi Database

Secara sederhana database (basis data) dapat diungkapkan sebagai suatu pengorganisasian data dengan bantuan komputer yang memungkinkan data dapat

diakses dengan mudah dan cepat. Dalam hal ini, pengertian akses dapat mencakup

pemerolehan data maupun pemanipulasian data, seperti menambah, mengedit, dan

menghapus data (Ema Utami, 2008).

Manajemen modern mengikutsertakan informasi sebagai sumber daya penting yang setara dengan sumber daya manusia, uang, mesin, dan material.

Informasi adalah suatu bentuk penyajian data yang misalnya manajer. Bagi pihak

manajemen, informasi merupakan bahan untuk pengambilan keputusan dan selalu

(47)

kesatuan, dari data lalu diproses dan kemudian menjadi informasi, seperti gambar

2.17 dibawah ini:

Gambar 2.17 Data dan Informasi

Dengan adanya komputer, data dapat disimpan dalam media pengingat

yang disebut hard disk. Dengan media ini, kehadiran kertas yang digunakan untuk menyimpan data dapat dikurangi. Selain itu, data menjadi lebih cepat untuk

diakses terutama kalau dikemas dalam bentuk database.

2.4 Mengenal Database

DBMS merupakan singkatan dari Database Management System. DBMS

merupakan perangkat lunak atau program komputer yang dirancang secara khusus

untuk memudahkan pengelolaan database. Salah satu macam DBMS yang populer dewasa ini berupa RDBMS (Relational Database Management System), yang menggunakan model basis data relasional atau dalam bentuk tabel-tabel yang

saling berhubungan (Ema Utami, 2008).

MySQL merupakan salah satu contoh dari bentuk produk RDBMS yang sangat populer dilingkungan linux, tetapi juga tersedia pada windows. Banyak situs web yang menggunakan mySQL sebagai database server (server yang

Informasi

Proses

(48)

melayani permintaan akses terhadap database). Gambar 2.18 memperlihatkan mekanisme pengaksesan MySQL melalui Web browser.

Gambar 2.18 Mekanisme Pengaksesan Mysql Melalui Web Browser

2.5 Pengertian PHP

PHP adalah singkatan dari "PHP: Hypertext Preprocessor", yang merupakan sebuah bahasa scripting yang terpasang pada HTML. Sebagian besar sintaks mirip dengan bahasa C, java dan perl, ditambah beberapa fungsi PHP yang

spesifik. Tujuan utama penggunaan bahasa ini adalah untuk memungkinkan

perancang web menulis halaman web dinamik dengan cepat. Hubungan PHP dengan HTML halaman web biasanya disusun dari kode-kode html yang disimpan dalam sebuah file berekstensi .html. File html ini dikirimkan oleh server (atau file) ke browser, kemudian browser menerjemahkan kode-kode tersebut sehingga menghasilkan suatu tampilan yang indah. Lain halnya dengan program php,

(49)

program ini harus diterjemahkan oleh web-server sehingga menghasilkan kode html yang dikirim ke browser agar dapat ditampilkan. Program ini dapat berdiri sendiri ataupun disisipkan di antara kode-kode html sehingga dapat langsung

ditampilkan bersama dengan kode-kode html tersebut. Program php dapat

ditambahkan dengan mengapit program tersebut di antara tanda . Tanda-tanda

tersebut biasanya disebut tanda untuk escaping (kabur) dari kode html. File html yang telah dibubuhi program php harus diganti ekstensi-nya menjadi .php3 atau

.php (Abdul Kadir, 2002).

PHP merupakan bahasa pemograman web yang bersifat server-side

HTML=embedded scripting, di mana script-nya menyatu dengan HTML dan berada si server. Artinya adalah sintaks dan perintah-perintah yang kita berikan akan sepenuhnya dijalankan di server tetapi disertakan HTML biasa. PHP dikenal

sebgai bahasa scripting yang menyatu dengan tag HTML, dieksekusi di server

dan digunakan untuk membuat halaman web yang dinamis seperti ASP (Active

Server Pages) dan JSP (Java Server Pages). PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus

Lerdroft, seorang programmer C. Semula PHP digunakannya untuk menghitung

jumlah pengunjung di dalam webnya. Kemudian ia mengeluarkan Personal Home

Page Tools versi 1.0 secara gratis. Versi ini pertama kali keluar pada tahun 1995.

Isinya adalah sekumpulan script perl yang dibuatnya untuk membuat halaman

webnya menjadi dinamis. Kemudian pada tahun 1996 ia mengeluarkan PHP versi

2.0 yang kemampuannya telah dapat mengakses database dan dapat terintegrasi

dengan HTML.

Pada tahun 1998 tepatnya pada tanggal 6 Juni 1998 keluarlah PHP versi

(50)

softwarenya. Versi terbaru, yaitu PHP 4.0 keluar pada tanggal 22 Mei 2000

merupakan versi yang lebih lengkap lagi dibandingkan dengan versi sebelumnya.

Perubahan yang paling mendasar pada PHP 4.0 adalah terintegrasinya zend engine

yang dibuat oleh Zend Suraski dan Andi Gutmans yang merupakan

penyempurnaan dari PHP scripting engine. Yang lainnya adalah build in HTTP

session, tidak lagi menggunakan library tambahan seperti pada PHP. Tujuan dari bahasa scripting ini adalah untuk membuat aplikasi-aplikasi yang dijalankan di atas teknologi web. Dalam hal ini, aplikasi pada umumnya akan memberikan hasil pada web browser, tetapi prosesnya secara keseluruhan dijalankan web server. Kelebihan PHP Ketika e-commerce semakin berkembang, situs-situs yang statispun semakin ditinggalkan, karena dianggap sudah tidak memenuhi keinginan

pasar, padahal situs tersebut harus tetap dinamis. Pada saat ini bahasa PERL dan

CGI sudah jauh ketinggalan jaman sehingga sebagian besar designer web banyak

beralih ke bahasa server-side scripting yang lebih dinamis seperti PHP. Seluruh

aplikasi berbasis web dapat dibuat dengan PHP. Namun kekuatan yang paling

utama PHP adalah pada konektivitasnya dengan system database di dalam web. Sistem database yang dapat didukung oleh PHP adalah :

a. Oracle

b. Mysql

c. Sybase

d. Postgres SQL

(51)

2.6 Definisi MySQL

MySQL adalah perangkat lunak database server atau sebut saja Database Smart. Database ini semakin lama semakin populer. Dengan menggunakan database ini, data semakin aman dan berdaya guna. Database ini juga banyak dipakai pada web database sehingga data semakin terintegrasi antara database dekstop dengan database web. Untuk menggunakan database MySQL harus menginstalasinya dahulu ke computer (Daniel Dwi Prasetyo, 2003).

Keistimewaan MySQL Sebagai server database dengan konsep database modern, MySQL memiliki keistimewaan. Beberapa keistimewaan dimiliki

MySQL sebagai berikut :

a. Portability Database MySQL berfungsi dengan stabil tanpa kendala, berarti berlaku pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux,

FreeBSD, Mac OS X Server, Solaris, Amiga, HP-Unix, dan lain-lain.

b. Open Source MySQL merupakan database open source (gratis), di bawah lisensi GPL sehingga dapat memperoleh dan menggunakannya secara

cuma-cuma tanpa membayar sepeserpun

c. Multiuser MySQL merupakan database yang dapat digunakan untuk menangani beberapa user dalam waktu bersamaan tanpa mengalami

masalah. Dan memungkinkan sebuah database server MySQL dapat

diakses client secara bersamaan pula.

d. Tuning MySQL mempunyai kecepatan yang cukup baik dalam menangani query-query sederhana, serta mampu memproses lebih banyak SQL per

(52)

e. Column type database MySQL didukung dengan tipe data yang sangat kompleks, seperti signed/unsigned integer, float, double, char, varchar,

text, blok, data, time, datetime, timestamp, year, ser, set enum.

f. Command dan functions MySQL server memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah SELECT dan WHERE dalam

query.

g. Security sistem pada MySQL mempunyai beberapa lapisan sekuritas seperti tingkatan subnetmask, hostname, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetil dan serta pasword yang terenkripsi

h. Scalability dan limits MySQL mempunyai kemampuan menangani

database dalam skala cukup besar, dengan jumlah record lebih dari 50 juta dan 60 ribu scalability dan limits mysql mempunyai kemampuan menangani database dalam skala cukup besar, dengan jumlah record lebih dari 50 juta dan 60 ribu

i. Connectivity adanya kemampuan mysql melakukan koneksi dengan client

menggunakan protokol TCP/IP, unix socket (Unix), atau named pipes

(NT)

j. Localization adanya kemampuan dalam mendeteksi kesalahan (error code) pada client menggunakan lebih dari dua puluh bahasa.

k. Interface mysql memiliki interface terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemograman menggunakan fungsi API (Application Programming Interface).

(53)

m. Struktur tabel MySQL memiliki struktur tabel cukup baik serta cukup

fleksibel, misalnya ketika menangani alter table.

2.7 Perancangan Pr oses

Pada perancangan proses penulis akan menjelaskan apa saja yang akan di

lakukan sebelum kita membuat aplikasi perpustakaan menggunakan Barcode System. Perancangan dalam proses begitu penting karena melibatkan banyak hal di antaranya tentang bagian alir (flowchart) dan juga dfd. Berikut merupakan penjelasan tentang flowchart dan dfd.

2.7.1 Flowchart

Bagan alir (flowchart) adalah bagan (chart) yang menunjukkan alir (flow) di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi.

Jenis –jenis flowchart pun bermacam – macam antara lain: a. Bagan alir sistem (systems flowchart)

System flowchart dapat didefinisikan sebagai bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan

urut-urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan alir sistem

menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem.

b. Bagan alir dokumen (document flowchart)

(54)

alir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk

tembusan-tembusannya.

c. Bagan alir skematik (schematic flowchart)

Bagan alir skematik (schematic flowchart) merupakan bagan alir yang mirip dengan bagan alir sistem, yaitu untuk menggambarkan prosedur di

dalam sistem. Perbedaannya adalah bagan alir skematik selain

menggunakan simbol-simbol bagan alir sistem juga menggunakan

gambar-gambar komputer dan peralatan lainnya yang digunakan. Maksud

penggunaan gambar-gambar ini adalah untuk memudahkan komunikasi

kepada orang yang kurang paham dengan simbol-simbol bagan alir.

Penggunaan gambar-gambar ini memudahkan untuk dipahami, tetapi

sulit dan lama menggambarnya.

d. Bagan alir program (program flowchart)

Bagan alir program (program flowchart) merupakan bagan yang menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses program. Bagan alir

program dibuat dari derivikasi bagan alir sistem.

Bagan alir program dapat terdiri dari dua macam, yaitu bagan alir logika

program (program logic flowchart) dan bagan alir program komputer terinci (detailed computer program flowchart). Bagan alir logika program digunakan untuk menggambarkan tiap-tiap langkah di dalam

program komputer secara logika. Bagan alat- logika program ini

dipersiapkan oleh analis sistem. Gambar berikut menunjukkan bagan alir

Gambar

Tabel 2.1 .Set Karakter Barcode Jenis UPC
Gambar 2.11 Anatomi Barcode
Tabel 2.2 Jenis-jenis Barcode
Gambar 2.14 Alat-alat Pendukung Barcode
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lotus birth , atau nonseverance umbilical , adalah praktek meninggalkan tali pusar terpasang dengan baik ke bayi dan plasenta , tanpa pemegang atau memutuskan, dan memungkinkan

Agro Indomas Terawan Estate, untuk mengetahui keanekaragaman serangga Ordo Coleoptera yang ditemukan di Hutan sekitar Perkebunan Kelapa Sawit PT.. Agro Indomas

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA siswa kelas VII SMP Negeri 11 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 antara pembelajaran menggunakan

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni. © Nita Rustanti, S.S., M.Pd 2016

Selanjutnya, penggunaan gaya pembelajaran kinestetik pada tahap sederhana seperti yang ditunjukkan dalam jadual 10 menunjukkan pelajar PPIA ‘selalu ucapkan, “saya

Dapat digunakan petugas PR untuk membicarakan hal-hal yang dianggap perlu dan berkaitan dengan instansi, lembaga, atau perusahaan lain sesuai dengan

Penghapusan sanksi administrasi bunga adalah penghapusan atas sanksi administrasi dalam surat tagihan pajak yang belum dibayar wajib pajak, dan sanksi

Penyaluran zakat terkadang hanya bersirkulasi pada suatu tempat tertentu, ketika zakat tidak dikelola secara kelembagaan dan diberikan langsung oleh si pemberi