• Tidak ada hasil yang ditemukan

TESIS VISI PRIMA TWIN PUTRANTI NIM S541208104

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TESIS VISI PRIMA TWIN PUTRANTI NIM S541208104"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERSALINAN DENGAN KESIAPAN PRIMIGRAVIDA

MENGHADAPI PERSALINAN

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan

Oleh :

VISI PRIMA TWIN PUTRANTI NIM : S541208104

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

ii

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERSALINAN DENGAN KESIAPAN PRIMIGRAVIDA

MENGHADAPI PERSALINAN

Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd NIP. 194404041976031001

(3)
(4)
(5)

v

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan berkat dan rahmat Nya, sehingga tesis saya yang berjudul

”Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Persalinan Dengan Kesiapan

Primigravida Menghadapi Persalinan ”, dapat saya selesaikan dengan baik.

Tesis ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa bimbingan dan bantuan

serta dukungan dari semua pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

perkenankanlah saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada :

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S. Selaku Rektor Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

mengikuti pendidikan di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. Selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Dr. Hari Wujoso, dr.Sp.F,MM. Selaku Ketua Program Studi Magister

Kedokteran Keluarga, program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di

Magister Kedokteran Keluarga.

(6)

vi

4. Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd sebagai pembimbing I yang telah secara

seksama dan dengan penuh kesabaran dalam mencurahkan pikiran, waktu,

serta tenaga untuk memberikan bimbingan sampai tesis ini dapat selesai.

5. Dr. Sariyatun, M.Pd, M.Hum. sebagai pembimbing II yang telah secara

seksama dan dengan penuh kesabaran dalam mencurahkan pikiran, waktu,

serta tenaga untuk memberikan bimbingan sampai tesis ini dapat selesai.

6. Seluruh dosen Pascasarjana yang telah memberikan bimbingan dan ilmu

untuk kemajuan penulis

7. Keluarga, sahabat, rekan-rekan program studi Magister Kedokteran Keluarga

yang telah memberikan dorongan dan doa sehingga penulisan tesis ini dapat

terselesaikan dengan baik.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas bantuan baik

moril maupun materiil sehingga terselesaikan penulisan tesis ini

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan yang

diberikan dengan tulus dan ikhlas. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh

dari sempurna, oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharap

saran dan kritik yang bersifat membangun sebagai bekal demi kesempurnaan tesis

ini.

Surakarta, Juli 2014

Penulis

(7)

vii ABSTRAK

Visi Prima Twin Putranti. S541208104. 2014.Hubungan Pengetahuan Dan

Sikap Tentang Persalinan Dengan Kesiapan Primigravida Menghadapi Persalinan. TESIS. Pembimbing I : Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd.

Pembimbing II : Dr. Sariyatun, M.Pd. M.Hum. Program Studi Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret.

Tujuan penelitian: mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap tentang persalinan dengan kesiapan primigravida menghadapi persalinan.

Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi korelasional dengan

pendekatan crossectional. Penelitian dilakukan di BPM Yulianawati Amd.Keb

Kabupaten Nganjuk bulan Februari s/d Juli 2014 dengan populasi 34 primigravida dengan teknik sampling jenuh. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Hasil penelitian dianalisis dengan teknik korelasi bivariat dengan

rumus Pearson’s Product moment dan multivariat dengan analisis Regresi Linear

Berganda.

Hasil penelitian: 1) Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kesiapan primigravida dalam menghadapi persalinan (r= 0,504, p=0,002); 2) Ada hubungan yang signifikan anatara sikap dengan kesiapan primigravida dalam menghadapi persalinan (r= 0,795, p=0,000); 3)Ada hubungan signifikan antara pengetahuan dan sikap dengan kesiapan primigravida dalam menghadapi persalinan (Fhitung> Ftabel = 48,454 > 3,305 dan p-value < 0,05.

Berdasarkan hasil penelitian ini maka semakin baik pengetahuan dan sikap tentang persalinan maka semakin baik pula kesiapan yang dimiliki primigravida dalam menghadapi persalinan.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Kesiapan, Persalinan

(8)

viii ABSTRACT

Visi Prima Twin Putranti. S541208104. 2014. The Correlation of Knowledge and Attitudes about Childbirth Towards Preparedness Primigravida In Facing Childbirth. THESIS. Supervisor I: Prof.. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd. Supervisor II: Dr. Sariyatun, M.Pd. M.Hum. Study Programme: Master of Family Medical, Main Interest: Health Profession Education. Postgraduate Programme of Surakarta Sebelas Maret University.

This study aims to determine the relationship of knowledge and attitudes about childbirth with the preparedness primigravida in facing childbirth.

This study is a description of correlation with cross-sectional approach. This research was conducted in BPM Yulianawati Amd.Keb Nganjuk from February to July 2014 with a population of 34 primigravids with a saturated sampling technique. Data was collected by questionnaire. Results were analyzed by bivariate correlation technique using formula of Pearson's Product moment and

multivariate using multiple linear regression analysis.

The results: 1) There is a significant relationship between knowledge with

primigravid readiness in facing childbirth (r=0.504, p=0.002 ); 2) There is a significant relationship between the attitude with primigravid readiness in facing childbirth (r=0.795, p= 0.000); 3) There is a significant relationship between knowledge and attitudes about childbirth with primigravid readiness in facing childbirth (F value > F table=48,454> 3,305 and p-value <0.05).

Based on these results, the better of the knowledge and attitudes about childbirth will better too primigravida owned readiness in facing childbirth.

Keywords: Knowledge, Attitudes, Preparedness, Childbirth

(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii

HALAMAN PERNYATAAN... iv

KATA PENGANTAR... v

ABSTRAK... vii

ABSTRACT... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

(10)

x BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN TEORI A. Kajian Teori... 8

1. Pengetahuan... 8

2. Sikap... 14

3. Persalinan... 19

4. Kesiapan Menghadapi Persalinan... 27

(11)

xi

B. Penelitian Yang Relevan... 33

C. Kerangka Berpikir... 36

D. Hipotesis... 38

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian... 39

B. Jenis Penelitian... 39

C. Populasi, Sampel Dan Sampling... 39

D. Variabel Penelitian... 40

E. Definisi Operasional... 41

F. Instrumen Penelitian... 42

G. Metode Pengumpulan Dan Pengolahan Data... 45

H. Uji Validitas Dan Reliabilitas... 46

(12)

xii

I. Teknik Analisis Data... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian... 50

B. Pembahasan... 63

C. Keterbatasan... 72

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan... 73

B. Implikasi... 73

C. Saran... 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan Tentang Persalinan…….. 42

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Sikap Tentang Persalinan………. 43

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Kesiapan Menghadapi Persalinan…… 44

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Butir Soal Kuesioner……….. 47

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner……… 47

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur………. 50

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ……… 51

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan……….. 51

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Persalinan……… 52 Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tentang Persalinan……….. 53 Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Kesiapan Menghadapi Persalinan……… 55 Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas………. 56

(14)

xiv

Tabel 4.8 Hasil Uji Linieritas……… 57

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan KorelasiBivariat………... 58

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Regresi Linier Ganda……….. 60

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Sumbangan Relatif (SR) dan Efektif

(SE)………

63

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Hubungan Pengetahuan Dan Sikap

Tentang Persalinan Dengan Kesiapan Primigravida

Dalam Menghadapi Persalinan ...

36

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian... 40

Gambar 4.1 Diagram Pembagian Responden Berdasarkan

Pengetahuan Tentang Persalinan………

53

Gambar 4.2 Diagram Pembagian Responden Berdasarkan

SikapTentang Persalinan………

54

Gambar 4.3 Diagram Pembagian Responden Berdasarkan

KesiapanMenghadapiPersalinan………

55

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Permohonan Menjadi Responden... 42

Lampiran 2 : Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden... 43

Lampiran 3 : Kuesioner Pengetahuan Tentang Persalinan... 44

Lampiran 4 : Kuesioner Sikap Tentang Persalinan... 48

Lampiran 5 : Kuesioner Kesiapan Menghadapi Persalinan... 51

Lampiran 6 : Surat Ijin Penelitian 54

Lampiran 7 : Hasil Penelitian 55

Lampiran 8 : Jadwal Penelitian

Lampiran 9 : Lembar Konsultasi

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persalinan merupakan proses fisiologis yang dialami ibu ketika

kehamilannya sudah cukup bulan, tetapi tidak menutup kemungkinan akan

timbul berbagai masalah yang menyebabkan proses persalinan tersebut

menjadi keadaan yang patologis. Dibutuhkan pelayanan antenatal yang

terpadu untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan

antenatal yang komprehensif dan berkualitas sehingga mampu menjalani

kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat dan melahirkan bayi

dengan sehat. (Depkes RI, 2010)

Pelayanan antenatal merupakan pilar kedua di dalam Safe Motherhood

yang merupakan sarana agar ibu lebih siap menghadapi persalinan.

Ketidaksiapan ibu dalam menghadapi persalinan menjadi salah satu faktor

penyebab tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi

(AKB). Terjadinya kematian ibu terkait dengan faktor penyebab langsung

dan penyebab tidak langsung. Faktor penyebab langsung kematian ibu di

Indonesia masih didominasi oleh perdarahan, eklampsia, dan infeksi.

Sedangkan faktor tidak langsung penyebab kematian ibu karena masih

banyaknya kasus 3 Terlambat yaitu terlambat mengenali tanda bahaya

persalinan dan mengambil keputusan, terlambat dirujuk, terlambat ditangani

oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan dan 4 Terlalu yaitu terlalu tua

1

(18)

hamil (> 35 tahun), terlalu muda untuk hamil (< 20 tahun), terlalu banyak (>

4 anak), terlalu dekat (jarak antar kelahiran < 2 tahun). (Depkes RI, 2011)

World Health Organization (WHO) memperkirakan setiap tahun

terjadi 210 juta kehamilan di seluruh dunia. Dari jumlah ini 20 juta

perempuan mengalami kesakitan sebagai akibat kehamilan. Sekitar 8 juta

mengalami komplikasi yang mengancam jiwa, dan lebih dari 500.000

meninggal pada tahun 1995. Sebanyak 240.000 dari jumlah ini hampir 50%

terjadi di negara-negara Asia Selatan dan Tenggara, termasuk Indonesia.

(Prawirohardjo, 2005). Derajat kesehatan suatu negara ditentukan dengan

perbandingan tinggi rendahnya tingkat angka kematian ibu dan kematian

perinatal. Menurut WHO tahun 2010, sebanyak 536.000 perempuan

meninggal akibat persalinan. Sebanyak 99 persen kematian ibu akibat

masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang.

Menurut Data Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada 2007, AKI di

Indonesia sebesar 228/100.000 kelahiran hidup dan masih jauh dari harapan

MDGs sebesar 102/100.000 kelahiran hidup. Sekitar satu orang ibu

meninggal setiap jam akibat kehamilan, bersalin dan nifas serta setiap hari

401 bayi meninggal.

Pada tahun 2012 AKI di Provinsi jawa Timur sebesar 97,43 per

100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Nganjuk

menempati urutan ke-4 tertinggi di seluruh Jawa Timur dengan angka pada

tahun 2012 sebesar 151,92 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan, angka

kematian bayi (AKB) menempati urutan pertama dengan angka sebesar

(19)

17,62 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini masih tinggi mengingat

kematian ibu merupakan indikator penting untuk melihat derajat kesehatan

masyarakat.

Latar belakang dan penyebab kematian ibu dan bayi yang kompleks

menyangkut aspek medis yang harus ditangani oleh tenaga kesehatan.

Sedangkan penyebab non medis merupakan penyebab mendasar seperti

status perempuan, keberadaan anak, sosial budaya, pendidikan, ekonomi,

geografis, tranportasi dan sebagainya yang memerlukan keterlibatan lintas

sektor dalam penanganannya. Penyebab kematian ibu terbesar secara

berurutan disebabkan terjadinya perdarahan, eklamsi, infeksi, persalinan

lama dan keguguran. Kematian bayi sebagian besar disebabkan karena bayi

berat lahir rendah (BBLR), kesulitan benafas saat lahir dan infeksi. Lebih

dari separuh (56%) kematian bayi terjadi pada masa bayi baru lahir (0-28

hari). (DepKes, 2009)

Salah satu percepatan penurunan AKI dan AKB adalah melalui

peningkatan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan

difasilitas dan penanganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal sesuai

standard dan tepat waktu yang dapat dikaji melalui Audit Maternal Perintal

(AMP). Terlambat dirujuk dan terlambat memperoleh penanganan fasilitas

kesehatan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya

kematian ibu dan bayi baru lahir. (Telchief, 2013)

Upaya penurunan kematian ibu dan bayi, dapat dilakukan dengan

peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak. Salah

(20)

satu upaya yang dilakukan adalah memberdayakan keluarga dan masyarakat

untuk meningkatkan pengatahuan dan kemandirian dengan membuat

perencanaan persalianan. Diperlukan peran tenaga kesehatan untuk

memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil untuk dapat menjaga

kehamilannya serta mempersiapkan persalinan sehingga dapat

mengantisipadi secara dini kegawatdaruratan maternal neonatal yang

mungkin terjadi. (Depkes,2009).

Ibu hamil penting sekali mempunyai pengetahuan tentang persalinan,

terutama primigravida. Primigravida adalah ibu yang hamil untuk pertama

kali. Pada umumnya ibu primigravida memiliki pengetahuan yang kurang

tentang persalinan, karena mereka tidak memiliki pengalaman yang cukup.

Kurangnya pengetahuan ibu primigravida tentang persiapan dan tanda-tanda

persalinan dapat menyebabkan bahaya pada ibu apabila ketuban sudah

pecah dan ibu tidak mengetahui bahwa pecahnya ketuban adalah sebagian

dari tanda-tanda persalinan (Kasdu, 2005). Dalam hal ini para bidan sebagai

ujung tombak pelayanan kesehatan di masyarakat diharapkan untuk

berupaya memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya kepada ibu

hamil, khususnya primigravida.

Dalam menghadapi persalinan tidak lepas dari sikap ibu hamil tentang

persalinan. Ibu yang mempunyai sikap yang baik tentang persalinan akan

menjaga kehamilannya dan menyiapkan apa saja yang dibutuhkan untuk

menghadapi persalinan.Tentunya hal ini terkait dengan sejauh mana

(21)

pengetahuannya tentang persalinan yang diharapkan dapat berjalan normal

dan tidak ada kendala.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, di BPM

Yulianawati Amd.Keb Kabupaten Nganjuk didapatkan hasil bahwa 60% ibu

hamil, belum memeriksakan kehamilannya secara rutin. Hal ini

memungkinkan ibu kurang mendapatkan pengetahuan tentang persalinan.

Dari data tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang

berjudul “Hubungan pengetahuan dan sikap tentang persalinan dengan

kesiapan primigravida dalam menghadapi persalinan Di BPM Yulianawati

Amd.Keb Kabupaten Nganjuk”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini

adalah :

1. Apakah ada hubungan pengetahuan tentang persalianan dengan kesiapan

primigravida dalam menghadapi persalinan?

2. Apakah ada hubungan sikap tentang persalinan dengan kesiapan

primigravida dalam menghadapi persalinan?

3. Apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap tentang persalinan dengan

kesiapan primigravida dalam menghadapi persalinan?

(22)

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan pengetahuan dan sikap tentang persalinan

dengan kesiapan primigravida dalam menghadapi persalinan Di BPM

Yulianawati Amd.Keb Kabupaten Nganjuk

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis hubungan pengetahuan tentang persalianan dengan

kesiapan primigravida dalam menghadapi persalinan.

b. Menganalisis hubungan sikap tentang persalinan dengan kesiapan

primigravida dalam menghadapi persalinan.

c. Menganalisis hubungan pengetahuan dan sikap tentang persalinan

dengan kesiapan primigravida dalam menghadapi persalinan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan kebidanan, khususnya yang berkaitan dengan masalah

kesiapan menghadapai persalinan dan menjadi rujukan bagi

penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Memberikan informasi pada masyarakat tentang persalinan dan

meningkatkan kesiapan ibu hamil dan keluarga dalam mengahadapi

persalinan serta memberikan motivasi pada tenaga kesehatan untuk

meningkatkan kualitas dan kuantitas pemberian asuhan kebidanan

(23)

secara komprehensif khususnya pendampingan pada ibu dan keluarga

dalam menghadapi persalinan sehingga secara tidak langsung dapat

menekan AKI dan AKB.

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori 1. Konsep Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2007)

b. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai

6 tingkatan, yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan

tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan

dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

8

(25)

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil

(sebenarnya).

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek di dalam komponen- komponen, tetapi masih di

dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (synthetis)

Sintesis menunjuk suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian- bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek

(Notoatmodjo, 2007) .

c. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

1) Umur

Umur adalah lama hidup individu terhitung mulai saat

dilahirkan sampai berulang tahun. Menurut Harlock yang

dikutip oleh Nursalam (2001), semakin cukup umur maka

(26)

tingkat kematangan dan kekuatan seseorang dalam berfikir dan

bekerja dalam segi kepercayaan masyarakat.

2) Pengalaman

Menurut Notoatmodjo (2007), pengalaman adalah guru yang

baik, demikian bunyi pepatah pengalaman merupakan sumber

pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan.

3) Pendidikan

Menurut Kuncoro Ningrat yang dikutip oleh Nursalam (2001),

makin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin mudah

menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan

yang dimiliki sebaliknya pendidikan yang kurang akan

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai- nilai

lain baru yang dikenalkan.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada disekitar manusia

dan pengaruhnya dan dapat mempengaruhi perkembangan dan

perilaku orang atau kelompok.

5) Sumber Informasi

Informasi dapat diperoleh di rumah, di sekolah, lembaga

organisasi, media cetak, televisi dan tempat pelayanan kesehatan

dimana semua itu mempengaruhi tingkat pengetahuan

seseorang.

(27)

d. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur

dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetauan yang

ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan

tingkatan pengetahuan (Notoatmojo, 2007).

Kualitas pengetahuan pada masing-masing tingat pengetahuan dapat

dilakukan dengan kriteria, yaitu :

1) Tingkat pengetahuan baik jika jawaban responden dari

kuesioner yang benar 76 – 100%

2) Tingkatan pengetahuan cukup jika jawaban responden dari

kuesioner yang benar 56 – 75%

3) Tingkatan pengetahuan kurang jika jawaban responden dari

kuesioner yang benar < 56%

(28)

e. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain

meliputi:

1) Cara tradisional atau nonilmiah

Cara tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan, sebelumnya diketemukannya metode

alamiah yang sistematik dan logis. Cara-cara penemuan

pengetahuan pada periode ini antara lain, meliputi:

a) Cara coba-salah (trial and error)

Cara ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila

kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan

yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka

dicoba kembali dengan kemungkinan ketiga dan seterusnya

sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.

b) Cara kekuasaan atau otoritas

Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang

dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa

terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya,

baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan

penalaran sendiri.

(29)

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila

dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat

memecahkan masalah yang di hadapi, maka untuk

memecahkan masalah yang lain yang sama, orang dapat

pula menggunakan cara tersebut. Tetapi bila gagal maka

cara itu tidak akan diulangi lagi dan berusaha untuk mencari

cara yang lain, sehingga dapat berhasil memecahkannya.

d) Melalui jalan pikiran

Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara

melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui

pernyataan-pernyataan yang diketemukan, kemudian dicari

hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan.

Apabila proses pembuatan kesimpulan melalui

pernyataan-pernyataan khusus kepada yang umum dinamakan deduksi,

sehingga deduksi adalah pembuatan kesimpulan dan

pernyataan-pernyataan umum kepada yang khusus.

(Notoatmodjo, 2010).

(30)

2) Cara modern atau ilmiah

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan

pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini

disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut

metodologi penelitian (research methodology)

Mula-mula mengadakan pengamatan langsung terhadap

gejala-gejala alam atau kemasyarakatan kemudian hasil

pengamatan dikumpulkan dan diklarifikasikan, dan akhirnya

diambil kesimpulan umum.(Notoatmodjo, 2010).

2. Konsep Sikap

a. Pengertian Sikap

Sikap (attitude) adalah merupakan reaksi ataurespon yang

masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau obyek, baik

yang bersifat intern atau ekstern sehingga menifestasinya tidak dapat

langsung dilihat,tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari

perilaku yang tertutup tersebut (Notoadmodjo,2007)

Attitude diartikan dengan sikap terhadap obyek tertentu, yang

dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan, tetapi disertai

oleh kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan objek tadi

(Sunaryo,2004)

(31)

b. Komponen Sikap

1) Komponen kognitif (cognitive)

Komponen kognitif merupakan komponen yang berisi

kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa

yang benar bagi objek sikap.

2) Komponen afektif (affective)

Komponen afektif merupakan komponen yang menyangkut

masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek

sikap.Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan

yang dimiliki terhadap sesuatu.

3) Komponen perilaku (connative)

Komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan

bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada

dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang

dihadapinya.(Azwar 2007)

c. Karakteristik sikap

Menurut Brigham (dalam Dayakisni dan Hudaniah, 2003) ada

beberapa ciri atau karakteristik dasar dari sikap, yaitu :

1) Sikap disimpulkan dari cara-cara individu bertingkah laku.

Sikap ditujukan mengarah kepada objek psikologis atau

kategori, dalam hal ini skema yang dimiliki individu

menentukan bagaimana individu mengkategorisasikan objek

target dimana sikap diarahkan.

(32)

2) Sikap dipelajari.

3) Sikap mempengaruhi perilaku. Memegang teguh suatu sikap

yang mengarah pada suatu objek memberikansatu alasan untuk

berperilaku mengarah pada objek itu dengan suatu cara tertentu.

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap

1) Pengalaman pribadi

Sikap akan lebih mudah terbentuk jika yang dialami seseorang

terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Situasi

yang melibatkan emosi akan menghasilkan pengalaman yang

lebih mendalam dan lebih lama membekas.

2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang

konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya

penting.

3) Pengaruh Kebudayaan

Pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk

pribadi seseorang. Kepribadian merupakan pola perilaku yang

konsisten yang menggambarkan sejarah penguat (reinforcement)

yang kita alami.Kebudayaan memberikan corak pengalaman

bagi individu dalam suatu masyarakat. Kebudayaan telah

menanamkan garis pengarah sikap individu terhadap berbagai

masalah.

(33)

4) Media Massa

Media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan

lain-lain memberikan pesan-pesan yang sugestif yang

mengarahkan opini seseorang. Jika cukup kuat, pesan-pesan

sugestif akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal

sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu

yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan

dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya. Konsep moral

dan ajaran agama sangat menetukan sistem kepercayaan

sehingga tidaklah mengherankan kalau pada gilirannya

kemudian konsep tersebut ikut berperanan dalam menentukan

sikap individu terhadap sesuatu hal.

6) Faktor Emosional

Suatu bentuk sikap terkadang didasari oleh emosi, yang

berfungsi sebagai semacam penyaluran frustrasi atau pengalihan

bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat

merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu

frustrasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap

yang lebih persisten dan bertahan lama. (Azwar 2007)

(34)

e. Tingkatan Sikap

1) Menerima(receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).

2) Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila memberikan jawaban apabila

ditanya, mengerjakan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi

sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan

atau mengerjakan tugas yang diberikan. Terlepas dari pekerjaan

itu benar atau salah adalah berarti orang tersebut menerima ide

itu.

3) Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi

sikap tingkat tiga.

4) Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling

tinggi (Notoadmodjo,2003).

f. Pengukuran Sikap

Metode penskalaan sikap yang menggunakan respon sebagai dasar

penentuan alat skalanya. Prosedur penskalaan menurut likert :

(35)

1) Setiap pernyataan yang telah ditulis dapat disepakati sebagai

pernyataan yang favorabel atau pernyataan unfavorabel.

2) Jawaban yang diberikan individu yang mempunyai sikap positif

harus diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi dati pada jawaban

yang diberikan oleh responden yang mempunyai sikap negatif.

Responden akan diminta untuk menyatakan menerima atau menolak

terhadap pernyataan dalam lima macam kategori jawaban :

Sangat tidak setuju (STS)

Persalinan adalah proses yang alamiah yang akan berlangsung

dengan sendirinya, tetapi persalian pada manusia setiap saat

terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun janinnya

sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan dan pelayanan

dengan fasilitas yang memadai (Manuaba.2009).

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput

ketuban keluar dari uterus ibu. Persalian dianggap normal jika

prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37

minggu) tanpa disertai adanya penyulit (JNPK-KR.2008)

(36)

Persalinan adalah rangakaian proses yang berakhir dengan

pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini mulai dengan

kontrasi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progesif

pada serviks dan diakhiri dengan pelahiran plasenta (Varney.2007)

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan

janin ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah

proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan

37-40 minggu, lahir spontan dengan presentasi belakang kepala

tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Sukarni, 2013)

b. Teori yang menerangkan proses persalinan

1) Teori Kadar Progesteron

Progesterone yang mempunyai tugas mempertahankan

kehamilan semakin menurun dengan makin tuanya kehamilan,

sehingga otot rahim mudah dirangsang oleh oksitosin.

2) Teori Oksitosin

Menjelang kelahiran oksitosin makin mengingkat sehingga

cukup kuat untuk merangsang persalinan.

3) Teori Regangan Otot Rahim

Dengan meregangnya otot rahim dalam batas tertentu

menimbulkan kontraksi persalinan dengan sendirinya.

4) Teori Prostalglandin

Prostalglandin banyak dihasilkan oleh lapisan dalam rahim yang

diduga dapat menyebabkan kontraksi rahim. Pemberian

(37)

prostalglandin dari luar dapat merangsang kontraksi otot rahim

dan terjadi persalinan atau gugur kandung (Manuaba.2009).

c. Bentuk Persalinan

Persalinan Berdasarkan Cara Lahir (Bentuk Persalinan)

1) Persalinan Normal

Proses pengeularan janin yang terjadi pada kehamilan cukup

bulan (37 – 42 minggu). Lahir spontan dengan presentasi

belakang kepala yang berlangsung dalam 18 – 24 jam tanpa

komplikasi baik pada ibu maupun bayi

2) Persalinan Spontan

Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan

melalui jalan lahir.

3) Persalinan Buatan

Persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar, misalnya

ekstrasi dengan forceps atau dilakukan section caesaria.

4) Persalinan Anjuran

Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi bari

berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau

prostaglandin (Harianto.2010).

Persalinan Berdasarkan Umur Kehamilan

1) Abortus (Keguguran)

(38)

Abortus (Keguguran) adalah terhentinya kehamilan, sebelum

janin dapat hidup. Berat janin kurang dari 1000 gram dan tua

kehamilan kurang / di bawah 28 minggu.

2) Partus Prematorus

Persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 28 – 36 minggu

berat janin diantara 1000 – 2500 gram, janin dapat hidup tetapi

prematur.

3) Partus Maturus atau Aterm (Cukup Bulan)

Persalinan pada usia kehamilan 37 – 40 minggu janin matur

berat janin diatas 2500 gram.

4) Partus Postmaturus

Suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti

tentang ada tidaknya disproporsi sefalo pelvik (Harianto, 2010).

d. Tahap Persalinan

1) Kala I

Kala I persalinan didefinisikan sebgai permulaan kontkasi sejati,

yang ditandai oleh perubahan serviks yang progesif dan diakhiri

(39)

dengan pembukaan lengkap (10 cm ). Hal ini dekenal sebgai

tahap pembukaan serviks (Varney.2007).

2) Fase – fase dalam Kala I persalinan:

Fase Laten

a) Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan

penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap

b) Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.

c) Pada umunya fase laten berlangsung hampir / hingga 8 jam

d) Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantar 20 –

30 detik.

Fase Aktif

a) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara

bertahap (kontaksi dianggap adekuat / memadai jika terjadi

tiga kali atau lebih dalam aktu 10 menit, dan berlangsung

selama 40 detik atau lebih)

b) Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap

10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata – rata 1 cm / jam

(nulipara/primigravda) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm

(multipara)

c) Terjadi penurunan bagian terbawah janin

(JNPK – KR, 2008).

(40)

3) Kala II

Kala II persalinan dimuali ketika pembukaan serviks sudah

lengkap (10 cm) dan berakhir dengan kelahiran bayi.Kala II

disebut sebagaa kala pengeluaran bayi.

4) Tanda dan gejala kala II persalinan :

a) Ibu mersakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya

kontraksi

b) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum

dan atau vaginanya

c) Perineum menonjol

d) Vulva vagina dan sfingter ani membuka

e) Meningkatnya pengeluaran lender bercampur darah.

Tanda pasti kala II ditentuka melalui periksa dalam (informasi

obyektif) yang hasilnya adalah : pembukaan serviks telah

lengkap, terlihatnya bagaian bawah kepala bayi melalui introitus

vagina.

5) Kala III

Kala III persalinan dimulai saat proses pelahiran bayi selesai dan

berakhir dengan lahirnya plasenta. Proses ini dikenal sebagai

kala persalinan plasenta. Kala III persalinan berlangsung antara

rata – rata 5 dan 10 menit.Akan tetapi, kisaran normal kala III

sampai 30 menit. Risisko perdarahan meningkat apabila kala III

lebih lama dari 30 menit, terutama 30 – 40 menit.

(41)

6) Fisiologis Persalinan Kala III

Pada kala III persalinan, otot uterus (miometrium) berkontraksi

mengikuti penyusustan volume rongga uterus setelah lahirnya

bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran

tempat perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan menjadi

semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka

plasenta akan terlipat, menebal, dan kemudan lepas dari dinding

uterus. Setelah lepas, palsenta akan turun kebagian bawah uterus

atau ke dalam vagina.

7) Tanda – tanda Lepasnya Plasenta

a) Perubahan bentuk dan tinggi fundus

b) Tali pusat memanjang

c) Semburan darah mendadak dan singkat

8) Manajemen Aktif Kala III

Tujuan manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan

kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat

mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan mengurangi

kehilangan darah kala III persalinan jika dibandingkan dengan

penatalaksanaan fisiologis.

Terdiri dari 3 langkah utama : pemberian oksitosin dalam 1

menit pertama setelah bayi lahir, 10 unit IM pada 1/3 bagian atas

paha bagian luar (aspektus lateralis), melakukan peregangan tali

pusat, dan massase fundus uteri.

(42)

9) Kala IV

Segara setelah kelahiran plasenta, sejumlah perubahan maternal

terjadi saat strees fisik dan emosional akibat ersalinan dan

kelahiran mereda dan ibu memasuki penyembuhan pescaparum

dan bonding (ikatan). Pada saat yang sama, bidan memiliki

serangkaian evaluasi dan tugas untuk diselesaikan terkain

periode intrapartum. Meskipun intrapartum sudah selesai, istilah

kala empat persalinan mengidentifiksai jam pertama

pascapartum ini perlu diamati dan dikaji dengan ketat. Bidan

memiliki tanggung jawab selama kondisi ini untuk hal-hal

berikut :

a) Evaluasi kontraktilitas uterus dan perdarahan

b) Inspeksi dan evaluasi serviks, vagina, dan perineum

c) Inspeksi dan evaluasi plasenta, membrane, dan tali pusat

d) Pengkajian dan penjaitan setiap laserasi atau episiotomy

e) Evaluasi tanda-tanda vitall dan perubahan fisiologis yang

mengidentifikasi pemulihan (Varney.2007)

e. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

1) Power : His dan tenaga mengejan.

2) Passage : Ukuran panggul dan otot-otot persalinan.

3) Passenger : Terdiri dari janin, plasenta dan air ketuban.

(43)

4) Personality (kepribadian) : yang diperhatikan kesiapan ibu

dalam menghadapi persalinan dan sanggup berpartisipasi selama

proses persalinan.

5) Provider (penolong) : dokter atau bidan yang merupakan tenaga

terlatih dalam bidang kesehatan. (Wiknjosastro,H. 2005).

f. Tanda-Tanda Persalinan

1) Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak

kontraksi yang semaikn pendek

2) Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu :

a) Pengeluaran lendir

b) Lendir bercampur darah

3) Dapat disertai ketuban pecah

4) Pada pemeriksaan dalam , dijumpai perubahan servik

a) Perlunakan serviks

b) Pendataran serviks

c) Terjadi pembukaan serviks(Manuaba, 2002)

4. Konsep Kesiapan

a. Pengertian Kesiapan

Menurut Dalyono (2005) kesiapan adalah kemampuan yang

cukup baik fisik dan mental. Kesiapan fisik berarti tenaga yangcukup

dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental berarti

memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan suatu

kegiatan.

(44)

b. Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan

Menurut Notoadmodjo (2007) terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi kesiapan, yaitu :

1) Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi cara berpikir dan cara

pandang ibu tentang persiapan persalinan kurang, misalnya

tentang pemilihan tempat persalinan, penolong persalinan.

2) Paritas

Paritas akan mempengaruhi ibu dalam mempersiapkan persalinan,

ibu yang sudah mempunyai pengalaman melahirkan akan lebih

tahu dan paham tentang peralatan dan persiapan lain yang

diperlukan dalam persalinan.

3) Status pekerjaan

Status pekerjaan dan sosial ekonomi akan mempengaruhi daya

beli keluarga,misalnya perlengkapan ibu dan bayi, tempat

persalinan dan dana yang disiapkan.

4) Sosial budaya

Sosial budaya seperti orang jawa yang meyakini tidak baik

mempersiapkan persalinan sebelum bayi lahir yang disebut

dengan pamali.

(45)

5) Dukungan keluarga

Dukungan keluarga dan kurangnya ibu dalam melakukan

pemerikasaan kehamilan juga akan mempengaruhi sikap ibu

dalam mempersiapkan persalinannya

c. Persipan Fisik Dalam Menghadapi Persalinan

1) Membuat rencana persalinan, meliputi :

a) Tempat persalinan

b) Memilih tenaga kesehatan terlatih

c) Bagaimana cara menghubungi tenaga kesehatan

d) Bagaimana transportasi yang bisa digunakan untuk ke

tempat persalinan

2) Siapa yang akan menemani persalinan

a) Berapa biaya yang dibutuhkan, dan bagaimana cara

mengumpulkannya

b) Siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu melahirkan

3) Membuat rencana pembuatan keputusan jika kegawat daruratan

pada saat pembuat keputusan utama tidak ada

a) Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga

b) Siapa yang akan membuat keputusan jika pembuat

keputusan utama tidak ada saat terjadi kegawat daruratan

4) Mempersiapkan transportasi jika terjadi kegawat daruratan

a) dimana ibu akan melahirkan

b) bagaimana cara menjangkaunya

(46)

c) kemana ibu mau dirujuk

d) bagaimana cara mendapatkan dana

e) bagaimana cara mencari donor darah

5) Membuat rencana atau pola menabung/ Tabungan ibu bersalin

(Tabulin)

6) Mempersiapkan barang-barang keperluan ibu dan janin yang

diperlukan untuk persalinan

d. Persiapan Mental Dalam Menghadapi Persalinan

1) Pikiran Awal/pemula (Beginner’s Mind)

Pikiran awal atau pemula (Beginner’s Mind) hampir sama

dengan pikiran tidak tahu atau “don’t know mind”. Pikiran awal

atau beginner mind membuat ibu hamil lebih siap menghadapi

segala kemungkinan yang bisa saja terjadi dalam persalinan

nanti, dimana dalam pikiran ini ibu dapat menyadari harapan

dan harapan ibu akan proses persalinan tanpa harus terpaku kaku

dengan harapan-harapan tersebut, apalagi terobsesi. Dalam arti

bahwa ketika ibu sudah mempersiapkan segalanya dengan

sebaik-baiknya maka saat persalinan adalah waktunya untuk

pasrah, ikhlas dan tenang.

2) Tidak menghakimi (Non-Judging)

Apa yang ibu hamil pikirkan seringkali merupakan reaksi dari

pengalaman hidup yang lalu. Ibu hami bisa saja dengan mudah

dan cepat menilai sesuatu apakah itu sebagai hal yang baik atau

(47)

buruk ketika ibu hamil menemukan hal yang menyenangkan

atau menyakitkan.

Ketika pemikiran tentang penghakiman atau penilaian tersebut

terus ada dalam hati dan pikiran ibu hamil, maka hal ini akan

sangat berdampak hingga proses post partum (paska

melahirkan) nanti, dimana ini justru berpotensial menderita

depresi post partum. Karena dengan adanya pemikian tersebut

bisa saja ibu selalu menyalahkan diri atas beberapa kejadian

yang mungkin saja tidak mengenakkan dan menyakitkan yang

dialami.Hal ini bisa diatasi dengan memberikan semangat

kepada ibu sehingga muncul percaya diri, dan menganggap

bahwa kondisi tubuhnya ini adalah sebuah kesempatan dan

peluang serta tantangan untuk berlatih lagi. Hingga akhirnya ibu

hamil bisa melahirkan dengan normal dan lancar.

3) Sabar (Patience)

Sabar adalah modal utama dalam proses kehamilan dan

persalinan. Sabar adalah ketika ibu hamil harus menunggu

tanda-tanda persalinan datang padahal hari perkiraan lahir sudah

terlewati. Seringkali akibat rasa tidak sabaran inilah maka

muncul rasa takut, muncul rasa khawatir, muncul rasa tidak

percaya kepada tubuh dan bayi, dan akibatnya berbagai

intervensi yang sebenarnya tidak perlu di lakukan. Dimana satu

(48)

intervensi akan menimbulkan munculnya intervensi berikutnya

dan berikutnya lagi.

4) Tidak Kejar Target

Proses kelahiran, kematian adalah rahasia Sang Pencipta. Dan

ini akan terjadi ketika Dia menghendakinya. Artinya bahwa

seharusnya tidak ada kata-kata death line di dalam proses

persalinan. Ilmu pengetahuan dan tehnologi berkembang untuk

membantu dan memudahkan mendampingi proses persalinan.

5) Percaya diri (Trust)

Belajar untuk “mendengarkan” tubuh belajar untuk

mempercayai tubuh adalah elemen kunci dalam keberhasilan

sebuah persalinan alami. Ketika mind set menyatakan bahwa

tubuh seorang wanita diciptakan untuk melahirkan alami, maka

akan mampu menjalani proses persalinan tersebut walaupun

mungkin proses tersebut begitu tidak nyaman atau bahkan

menyakitkan. Namun sebaliknya jika di dalam diri tidak percaya

diri, maka tidak akan mampu melewati masa-masa itu dengan

baik.

6) Pengakuan dan penerimaan (Acknowledgment)

Terkadang ada suatu kondisi dimana memang tidak

memungkinkan untuk melahirkan dengan normal alami.

Mencoba untuk berdamai dengan kondisi adalah hal yang

(49)

terbaik. Sikap pengakuan dan penerimaan itu penting.Untuk

menghindari kekecewaan dan trauma yang berkepanjangan.

7) Pasrah dengan apa yang terjadi (Letting Be)

Pasrah dengan apa yang terjadi saat proses persalinan adalah

mental yang penting dibangun sejak awal. Sehingga yang

terpenting adalah mengupayakan sejak awal segala persiapan

yang dibutuhkan dalam persalinan, kemudian saat proses

persalinan tiba mencoba untuk pasrah dan menjalani proses

dengan hati yang ikhlas. Karena yang paling penting adalah

bagaimana ibu mempersiapkan dan berjalan bersama proses

tersebut.

8) Kebaikan (Kindness)

Kebaikan adalah mutlak diperlukan bagi calon orangtua. Karena

energi ini sangatlah berdampak positif dalam pola pengasuhan

baik di dalam rahim maupun jika janin sudah lahir.Jika ibu

memancarkan kebaikan dan mengarahkan energi kebaikan

kepada semua orang termasuk suami, janin dalam kandungan

dan keluarga maka ibu akan merasa nyaman dan tenang

(Aprilia,2013)

B. Penelitian yang relevan

1. Hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang p4k dengan

pelaksanaan pemeriksaan golongan darah di Desa Tubanan Kecamatan

Kembang Jepara pada tahun 2013 oleh Novi,dkk.

(50)

Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan

cross sectional. Sampel sejumlah 52 responden yang diambil secara

keseluruhan dengan tekhnik total sampling. Instrumen yang digunakan

berupa kuesioner. Analisa data menggunakaan uji Chi Square.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yang

berpengetahuan baik melakukan pemeriksaan golongan darah sebanyak

12 responden (75%), sedangkan mayoritas responden yang

berpengetahuan cukup tidak melakukan pemeriksaan golongan darah

yaitu sebanyak 11 responden (78,6%).

2. Gambaran sikap ibu primigravida trimester III tentang persiapan

persalinan di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta pada tahun

2013 oleh Fitria Martanti.

Jenis penelitian deskriptif kuantitatif, lokasi penelitian di BPS Finulia

Sri Surjati Banjarsari Surakarta. Penelitian ini dilakukan pada tanggal

17 – 31 Mei 2013. Teknik pengambilan sampel dengan accidental

sampling dengan jumlah responden 30 orang, instrumen penelitian

menggunakan kuesioner, teknik analisis data dengan analisis univariat

menggunakan distribusi frekuensi dengan bantuan program SPSS.

Hasil penelitian terhadap 30 ibu primigravida trimester III di BPS

Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta diperoleh hasil yang memiliki

sikap berkategori baik sebanyak 17 responden (56,7 dan sikap kurang

baik sebanyak 13 responden (43,3%).

(51)

3. Hubungan pengetahuan persalinan dengan persiapan Sarana

menghadapi persalinan pada primigravida Di puskesmas wilayah

wonogiri pada tahun 2011 oleh Darwanti, Endah marlina.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik

dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan berjumlah

30 responden dengan teknik quota sampling. Kuesioner dalam

penelitian ini adalah kuesioner tertutup dengan 26 pertanyaan

pengetahuan persalinan dan 10 pertanyaan persiapan sarana dengan uji

statistik menggunakan chi square.

Hasil penelitian hubungan pengetahuan persalinan dengan persiapan

sarana menghadapi persalinan pada primigravida di puskesmas wilayah

Wonogiri menunjukan bahwa paling banyak responden memiliki

tingkat pengetahuan baik dan pada persiapan persalinan dalam kategori

cukup sejumlah 9 responden (30%) dan responden memiliki

pengetahuan cukup dan pada persiapan persalinan dalam kategori cukup

sejumlah 9 responden (30%) serta responden memiliki pengetahuan

kurang dan pada persiapan persalinan dalam kategori kurang sejumlah 4

responden (13,3%)

(52)

C. Kerangka Berpikir

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

Keterangan :

_____________ : diteliti

Diskripsi Kerangka Berpikir

1. Hubungan pengetahuan tentang persalianan dengan kesiapan primigravida

dalam menghadapi persalinan

Pengetahuan merupakan kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil

tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu

objek tertentu (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan yang dimaksud adalah

pengetahuan ibu hamil tentang persalinan. Pengetahuan yang dimiliki ibu

hamil akan menentukan cara pikir dan cara pandangnya tentang persalinan.

Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki ibu hamil tentang persalinan

akan membentuk pikiran yang positif tentang persalinan sehingga ibu lebih

siap menghadapi persalinan. Pengetahuan dipengaruhi oleh umur,

pengalaman, pendidikan, lingkungan, dan sumber informasi. Karakteristik

berbeda yang dimiliki responden menjadi faktor yang dapat mempengaruhi

hasil jawaban kuesioner sehingga didapatkan bahwa pengetahuan responden

(53)

tentang persalinan diharapkan mampu mempersiapkan persalinan sedini

mungkin baik itu secara fisik maupun mental. Dengan pengetahuan yang baik

ini ibu akan mempunyai kesiapan yang matang untuk dapat menghadapai

persalinan sehingga dapat mengantisipasi sedini mungkin jika terjadi

kegawatdaruratan dalam proses persalinan.

2. Hubungan sikap tentang persalinan dengan kesiapan primigravida dalam

mengahadapi persalinan.

Sikap adalah suatu reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat tetapi

hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup

(Notoatmodjo, 2007). Beberapa hal yang dapat mempengaruhi sikap ibu

antara lain pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting,

pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan agama, serta

faktor emosional. (Notoadmodjo,2007). Ibu yang mempunyai sikap baik

tentang persalinan, ia akan percaya, mempunyai perasaan dan kecenderungan

berperilaku yang positif tentang persalinan berdasarkan pengetahuan yang

dimiliki sebelumnya. Ibu hamil percaya bahwa persalinan yang akan dihadapi

memerlukan persiapan agar terhindar dari komplikasi yang mungkin terjadi

baik dalam kehamilannya sampai pascapersalinan. Baik itu persiapan fisik

maupun mental. Sehingga ibu mempunyai kesiapan yang baik dalam

menghadapi persalinan.

(54)

3. Hubungan pengetahuan dan sikap tentang persalianan dengan kesiapan

primigravida dalam menghadapi persalinan.

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

seseorang untuk bersikap. Pengetahuan yang baik tentang persalinan dan

sikap yang dimiliki ibu hamil diduga dapat mempengaruhi kesiapan ibu hamil

dalam menghadapi persalinan. Ibu hamil akan mempunyai kesipan yang

matang untuk menghadapi persalinan yaitu dengan mempersiapkan

kebutuhannya baik secara fisik maupun mental. Faktor yang mempengaruhi

kesiapan itu sendiri antara lain tingkat pendidikan, paritas, status pekerjaan,

sosial budaya dan dukungan keluarga. Hal ini karena ibu mempunyai

pengetahuan dan sikap yang baik tentang persalinan. Dengan memiliki

pengetahuan dan sikap tentang persalinan ibu hamil diharapkan mempunyai

kesiapan untuk menghadapi persalian. Sehingga proses persalinan dapat

berjalan dengan lancar karena adanya persiapan yang matang.

D. Hipotesis

1. Ada hubungan positif antara pengetahuan tentang persalinan dengan

kesiapan primigravida dalam mengahadapi persalinan

2. Ada hubungan positif antara sikap tentang persalinan dengan kesiapan

primigravida dalam mengahadapi persalinan

3. Ada hubungan positif antara pengetahuan dan sikap tentang persalianan

secara bersama-sama dengan kesiapan primigravida dalam menghadapi

persalinan.

(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di BPM Yulianawati Kecamatan Kertosono

Kabupaten Nganjuk. Pengambilan subyek penelitian diupayakan mempunyai

karakteristik yang sama agar pengaruh karakteristik responden dapat

dikendalikan. Penelitian akan dilakukan pada bulan Februari s/d Juli 2014

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian diskripsi korelasional dengan

pendekatan crossectional

C. Populasi, Sampel dan Sampling

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2008). Populasi dalam penelitian ini adalah semua primigravida yang

melakukan pemeriksaan di BPM Yulianawati, Amd.Keb sebanyak 34

orang.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah semua primigravida

39

(56)

yang melakukan pemeriksaan di BPM Yulianawati Amd.Keb.Jumlah

sampel pada penelitian ini adalah 34 respoden.

3. Teknik sampling

Sampling adalah cara atau teknik yang digunakan dalam

mengambil sampel. Pada penelitian ini menggunakan Nonprobability

Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang

atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel .

Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan Sampling Jenuh

yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel (Sugiyono, 2008).

D. Variabel Penelitian

Variabel sebagai obyek penelitian dibagi menjadi dua, yaitu variabel

bebas dan variabel terikat.Variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas (independent) : pengetahuan dan sikap tentang persalinan

2. Variabel terikat (dependent) : kesiapan primigravida dalam menghadapi

(57)

Keterangan :

X1 : variabel pengetahuan tentang persalinan

X2 : variabel sikap tentang persalinan

Y : variabel kesiapan menghadapi persalinan

E. Devinisi Operasional

1. Variabel : pengetahuan tentang persalinan

a. Definisi: segala apa yang diketahui ibu hamil tentang persalinan

b. Indikator : pengertian persalinan, faktor yang mempengaruhi

persalinan, tanda-tanda persalinan, tahap persalinan

c. Alat ukur : kuesioner

d. Skala data: interval

2. Variabel : sikap tentang persalian

a. Definisi : merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang tentang persalinan

b. Indikator : kogitif, afektif, konatif

c. Alat ukur : kuesioner

d. Skala data : interval

3. Variabel : kesiapan menghadapi persalinan

a. Definisi : kemampuan yang dimiliki ibu hamil dalam menghadapi

persalinan

b. Indikator : fisik, mental

c. Alat ukur : kuesionar

d. Skala data :interval

(58)

F. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan data primer, dimana data didapatkan secara

langsung dari responden berupa data pengetahuan tentang persalinan, sikap

tentang persalinan dan kesiapan menghadapi persalinan.

1. Bentuk Instrumen Pelitian

Instrumen dalam penalitian ini adalah kuesioner. Kuesioner

pengetahuan, sikap, dan kesiapan menghadapi persalianan diberikan

kepada responden.

a. Kuesioner pengetahuan

Alat untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini dengan

menggunakan angket (kuesioner). Untuk variabel pengetahuan

tentang persalinan menggunakan pertanyaan tertutup yang didesain

dengan skala model guttman .Penilaiannya diberikan nilai 1 untuk

jawaban benar dan jawaban salah diberi nilai 0. Kuesioner

pengetahuan tentang persalianan didasarkan pada aspek-aspek yang

diukur meliputi: pengertian persalinan, macam-macam bentuk

peralinan, tanda-tanda persalinan dan kala persalinan.

Tabel 3.1 Kisi – Kisi Kuesioner Pengetahuan

Variabel Indikator No. Butir soal

Pengetahuan a. Pengertian persalinan

(59)

b. Keusioner sikap

Instrumen yang digunakan adalah jenis kuesioner dengan

pertanyaan yang sudah disediakan jawaban yang bersifat tertutup.

Kuesioner tertutup yang digunakan dan didesain berdasarkan skala

model likert berisi sejumlah pertanyaan yang menyatakan obyek

yang hendak diungkap.

Tabel 3.2 Kisi – Kisi Kuesioner Sikap

Variabel Indikator No. Butir soal

Kemandirian 1. Kognitif

favorable maka penghitungan skor atau nilainya adalah:

a. Sangat Setuju : nilai 4

b. Setuju : nilai 3

c. Tidak Setuju : nilai 2

d. Sangat Tidak Setuju : nilai 1

Sedang pertanyaan yang Unfavorable perhitungan skor atau

nilainya adalah:

a. Sangat Setuju : nilai 1

b. Setuju : nilai 2

c. Tidak Setuju : nilai 3

(60)

c. Kuesioner Kesiapan

Instrumen yang digunakan adalah jenis kuesioner dengan pertanyaan

yang sudah disediakan jawaban yang bersifat tertutup. Kuesioner

tertutup yang digunakan dan didesain berdasarkan skala model likert

berisi sejumlah pertanyaan yang menyatakan obyek yang hendak

diungkap.

Tabel 3.3Kisi – Kisi Kuesioner Kesiapan

Variabel Indikator No. Butir soal

Kesiapan a. Fisik

favorable maka penghitungan skor atau nilainya adalah:

a. Sangat Setuju : nilai 4

b. Setuju : nilai 3

c. Tidak Setuju : nilai 2

d. Sangat Tidak Setuju : nilai 1

Sedang pertanyaan yang Unfavorable perhitungan skor atau

nilainya adalah:

a. Sangat Setuju : nilai 1

b. Setuju : nilai 2

c. Tidak Setuju : nilai 3

(61)

G. Metode Pengumpulan Dan Pengolahan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Kegiatan penelitian ini secara garis besar dibagi menjadi tiga tahap :

a. Tahap persiapan yang meliputi penyusunan proposal, pembuatan

instrumen penelitian, pengambilan sampel, perijinan penelitian.

b. Tahap pelaksanaan pengumpulan data

Seluruh responden diberikan undangan untuk hadir dalam pertemuan

kelas ibu hamil. Dalam tahap ini peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan penelitian, meminta persetujuan responden. Peneliti

membagikan kuesioner pengetahuan, sikap dan kesiapan

menghadapi persalianan kepada responden. Setelah selesai

pengisian, kesioner dikumpulkan kembali kepada peneliti untuk

selanjutnya dilakukan pengolahan data.

c. Tahap analisis data dan penulisan laporan penelitian.

2. Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan tahap sebagai

berikut :

a. Editing, dilakukan dengan memeriksa kembali data-data yang

diperoleh, kelengkapan data dari kuesioner yang diberikan kepada

responden.

b. Coding, dilakukan dengan pemberian kode-kode pada tiap-tiap data

yang termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang

dibuat dalam bentuk angka-angka atau huruf-huruf yang

(62)

memberikan identitas atau petunjuk pada suatu informasi atau data

yang akan dianalisis.

c. Scoring (pemberian skor) dilakukan untuk pengukuran pengetahuan

tentang persalinan, kemndirian dan kesiapan menghadapi persalinan.

d. Tabulating adalah penyusunan dta dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi.

H. Uji Validitas dan Reliabilitas

Penelitian ini menggunakan model uji coba alat ukur terpakai, yang

berarti pengambilan data dilakukan satu kali (dengan jumlah sampel 34

orang) dimana kemudian dilakukan analisis validitas dan reliabilitas terhadap

data penelitian dari 34 orang sampel penelitian.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan

atau kesahihan suatu alat ukur. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid

apabila mampu mengukur apa yang diinginkan, mampu mengungkap data

dari variabel yang diteiti secara tepat.

Uji validias dilakukan betujuan untuk menguji apakah butir tersebut

sudah valid untuk mengukur indikatornya. Uji validitas menggunakan rumus

Pearson Product Moment. Suatu instrumen dinyatakan valid jika rhitung

lebih besar dari rtabel.(Riduwan, 2010)

(63)

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Butir Soal Kuesioner

Variabel Jumlah Butir Soal Valid Tidak Valid

Pengetahuan 24 21 3

Sikap 22 20 2

Kesiapan 18 18 0

Jumlah 64 59 5

Sumber : Data Primer 2014

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan

bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dan

waktu yang berlainan (Nursalam, 2008).Uji reliabilitas digunakan untuk

mungukur keandalan instrumen.Uji reliabilitas menggunakan rumus

Alfa Cronbach. Hasil perhitungan dengan Alfa Cronbach jika nilai α (r

hitung) > 0,600 maka dinyatakan reliabel.

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner

Variabel Alpha Chronbach Keterangan

Pengetahuan 0,737 Reliabel

Sikap 0,789 Reliabel

Kesiapan 0,805 Reliabel

Sumber : Data Primer 2014

Gambar

Tabel 4.8 Hasil Uji Linieritas…………………………………………
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian......................................................
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir
Gambar 3.1. Paradigma Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

baik tingkat pengetahuan keluarga maka semakin baik pula kualitas..

Semakin baik nilai-nilai kepahlawanan yang dimiliki siswa, maka semakin tinggi pula sikap bela negara kelas XII IPA SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar; (3) ada hubungan yang

menunjukan bahwa semakin baik faktor internal yang dimiliki siswa, maka. semakin baik pula minat berwirausaha

Semakin baik kinerja yang dimiliki oleh karyawan perusahaan atau... instansi tersebut maka akan semakin baik pula kinerja perusahaannya dan

Selain itu dapat memudahkan siswa memahami isi bacaan yang dibacanya, sehingga semakin baik literasi dasar yang dimiliki siswa maka semakin baik pula tingkat minat baca yang dimiliki

Gambaran pengetahuan dan sikap ibu primigravida tentang cara menghadapi kehamilan trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin Berdasarkan hasil penelitian dari 27

Hasil penelitian Tambuwun et al, 2014 juga menyatakan semakin baik pengetahuan yang dimiliki seseorang maka akan semakin baik pula kesehatan giginya.10,11,12 Kasus maloklusi yang

Hal tersebut menandakan bahwa semakin baik sikap keuangan seseorang terhadap uang maka semakin baik pula perilakunya dalam mengelola keuangan pribadinya Sikap keuangan dapat