• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERENDAMAN BETON DI AIR LAUT DAN AIR TAWAR TERHADAP KARAKTERISTIK CAMPURAN SERBUK KULIT KERANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERENDAMAN BETON DI AIR LAUT DAN AIR TAWAR TERHADAP KARAKTERISTIK CAMPURAN SERBUK KULIT KERANG."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERENDAMAN BETON DI AIR LAUT DAN AIR TAWAR TERHADAP KARAKTERISTIK

CAMPURAN SERBUK KULIT KERANG

Oleh:

Roy Thoberson Simamora NIM 4103240030 Program Studi Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

kasih dan karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan kepada

penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini diajukan

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains di Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh Perendaman Beton di Air Laut dan Air Tawar Terhadap Karakteristik Campuran Serbuk Kulit Kerang ”.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada

berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, mulai dari

pengajuan proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi, antara

lain Ketua Prodi Fisika Universitas Negeri Medan Bapak Drs. Pintor Simamora,

M.Si. Bpk Abdul Rais, S.Pd,ST,M.Si Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah

banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal

penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Bapak Drs.Pintor

Simamora, M.Si selaku Dosen Penguji I, Bapak Drs. Eidi Sihombing, M.Si selaku

Dosen Penguji II dan Bapak Drs. Abd. Hakim, M.Si selaku Dosen Penguji III,

yang telah memberikan kritikan dan masukan demi penyempurnaan skripsi ini.

Bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

memberikan bimbingan dan nasehat selama masa perkuliahan dan telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Penghargaan juga diberikan kepada

Bapak M.Fauzi selaku teknisi Laboratorium Teknik Sipil Universitas Sumatera

Utara yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran selama penelitian

berlangsung. Ucapan terima kasih dan teristimewa penulis sampaikan kepada

kedua orang tua tersayang A. Simamora dan Ibunda E.Simbolon yang telah

banyak memberikan kasih sayang, doa, motivasi serta semangat baik berupa

materil maupun moril. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada adik

tersayang Fity Simamora, Lamtiur Simamora dan Chyntia Simamora yang tiada

henti memberikan doa, motivasi dan semangat kepada penulis. Ucapan terima

(4)

v

telah membantu, memotivasi dan memberikan Doa untuk saya dalam perkuliahan

sampai penyusunan skripsi. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada

Denria Sitindaon, Lorentina Limbong, Bima Simamora, Hengky Sembiring, dan

seluruh teman-teman Fisika Nondik 2010 yang telah membantu penulis dalam

melakukan penelitian, memberikan motivasi dan saran. Penulis juga mengucapkan

terima kasih untuk teman – teman kost Tuamang yang telah memberikan

semangat dan doa untuk penulis.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam meyelesaikan

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa dan penulisan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan

kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih, semoga skripsi ini bermanfaat

bagi kita semua.

Medan, September 2014

Roy Thoberson Simamora

(5)

iii

PENGARUH PERENDAMAN BETON DI AIR LAUT DAN AIR TAWAR TERHADAP KARAKTERISTIK CAMPURAN

SERBUK KULIT KERANG Roy Thoberson Simamora (4103240030)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman air laut dan air tawar terhadap karakteristik beton campuran serbuk kulit kerang, serta mengetahui hasil pengujian mekanik pada beton dengan variasi campuran serbuk kulit kerang 5%, 10%, 15%, 20% dan beton normal, membandingkan hasil pengujian mekanik yaitu kuat tekan beton normal dan beton campuran serbuk kulit kerang sewaktu pengujian 7 hari, 14 hari.

Beton dibuat berbentuk kubus, pada penelitian ini perencanaan campuran beton yang akan dibuat adalah semen, pasir, kerikil dan air yaitu 1 : 2 : 3 : 0,5. Pada penelitian ini dibuat variasi komposisi serbuk kulit kerang sebesar 5%, 10%, 15%, 20% dengan cara menambah dan mengurangi berat semen yang digunakan. Setelah beton berumur 7 hari dan 14 hari maka dilakukan pengujian kuat tekan, penyerapan air dan daya tahan api.

Dari hasil pengujian mekanik yaitu kuat tekan beton diperoleh hasil terbaik pada komposisi 5% serbuk kulit kerang yaitu 16,23 x 106 N/m2 pada perendaman air tawar, 15,09 x 106 N/m2 pada perendaman air laut, 15,42 x 106 N/m2 pada perendaman air laut dan air tawar, sedangkan hasil uji tekan pada beton normal diperoleh 15,17 x 106 N/m2 pada perendaman air tawar, 15,13 x 106 N/m2 pada perendaman air laut, 15,32 x 106 N/m2 pada air laut dan air tawar. Hasil pengujian daya serap air pada beton diperoleh hasil terbaik pada komposisi 20% serbuk kulit kerang yaitu 0,83% pada perendaman air tawar, 1,09% pada perendaman air laut, 0,98% pada perendaman air laut dan air tawar, sedangkan hasil pengujian daya serap air pada beton normal diperoleh 1,88% pada perendaman air tawar, 1,84% pada perendaman air laut, 1,93% pada perendaman air laut dan air tawar. Hasil pengujian daya tahan api menunjukan bahwa keretakan beton tertinggi terjadi pada beton campuran 20% serbuk kulit kerang yang direndam pada air laut selama 14 hari. Hal ini menyatakan bahwa semakin besar penambahan serbuk kulit kerang sebagai pengganti semen pada beton dapat menurunkan kuat tekan dan daya serap air serta ketahaanannya terhadap api, hasil pengujian mekanik yaitu kuat tekan beton yang tertinggi adalah beton variasi 5% serbuk kulit kerang sedangkan pengujian penyerapan air terendah adalah pada beton variasi 20%, yang diuji setelah perendaman selama 7 hari dan 14 hari.

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar pengesahan ... i

Riwayat Hidup……….. ii

Abstrak……… .. iii

Kata Pengantar………... iv

Daftar Isi... vi

Daftar Gambar ... viii

Daftar Tabel ... ix

Daftar Lampiran……… x

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Batasan Masalah... 5

1.3. Rumusan Masalah ... 5

1.4. Tujuan Penelitian ... 5

1.5. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Beton ... 7

2.1.1.Semen ... 9

2.1.1.1.Semen Portland ... 12

2.1.1.2 Semen Portland tipe 5 ... 13

2.1.2.Agregat ... 14

2.1.2.1.Agregat Kasar... 15

2.1.2.2.Agregat Halus... 16

2.1.3.Perawatan Beton... 16

2.1.4.Air ... 16

2.1.4.1.Air Laut ... 18

2.1.4.2.Air Tawar ... 20

2.2..Kulit Kerang ... 20

2.3.Karakterisasi Beton ... 21

2.3.1.Kuat Tekan Beton ... 22

2.3.2. Kuat Tahan Api ... 23

2.3.3.Daya Serap Air ... 23

BAB III. METODE PENELITIAN... 25

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

3.2.Alat dan Bahan ... 25

3.3.Preparasi Sampel ... 26

3.4.Prosedur Penelitian... 26

3.4.1.Persiapan Bahan ... 26

3.4.2.Pembentukan Sampel ... 27

3.4.3Perencanaan Campuran Sampel ... 27

3.5.Perencanaan Campuran Beton ... 28

(7)

vii

3.7.Diagram Alir Penelitian ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………. . 35

4.1 Hasil Penelitian……… 35

4.2 Pembahasan………. 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. .. 49

5.1 Kesimpulan……….. 49

5.2 Saran……… 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50

(8)

DAFTAR TABEL

[image:8.612.84.531.84.658.2]
(9)

DAFTAR GAMBAR

[image:9.612.90.528.83.629.2]
(10)

DAFTAR LAMPIRAN

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beton merupakan bahan bangunan yang paling banyak digunakan pada

struktur bangunan saat ini. Penggunaan beton sangat mudah dijumpai dalam

setiap kegiatan pembangunan, seperti konstruksi jalan, jembatan, perumahan,

bangunan gedung, bendungan dan saluran irigasi. Keunggulan dari bahan ini yang

mana beton lebih mudah dibentuk dalam pengerjaannya, bahan bahan mudah

didapat, mudah perawatannya dan tentunya harga lebih murah dari pada

konstruksi baja (Fahmi, dkk. 2012).

Beton diperoleh dengan cara mencampurkan beberapa bahan yang terdiri

dari pasir, kerikil, batu pecah atau agregat-agregat lain yang dicampur menjadi

satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air membentuk suatu massa

mirip batuan. Terkadang, satu atau lebih bahan adiktif ditambahkan untuk

menghasilkan beton dengan karakteristik tertentu, seperti kemudahan pengerjaan

(workability), durabilitas, dan waktu pengerasan. Seperti substansi-substansi mirip

batuan lainnya, beton memiliki kuat tekan yang tinggi dan kuat tarik yang sangat

rendah (McCormac, 2004). Berbagai upaya telah dilakukan penelitian guna

memperoleh kemajuan dalam teknologi beton yakni penambahan bahan tambah

yang bertujuan mengurangi pemakaian semen agar lebih ekonomis, tetapi tidak

menghilangkan sifat dari karakteristik beton itu sendiri. Salah satu cara yang telah

dilakukan adalah dengan pemanfaatan terhadap limbah buangan industri yang

tidak digunakan lagi secara maksimal.

Secara geografis daerah Belawan dan sekitarnya merupakan wilayah

perairan berupa laut dan aliran sungai deli. Wilayah perairan tersebut merupakan

sumber daya alam yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan penduduk

setempat. Mulai dari sumber makanan seperti ikan dan tumbuhan laut, sumber

(12)

2

Untuk memamfaatkan berbagai potensi tersebut, dibangun berbagai

prasarana penunjang. Prasarana penunjang seperti pelabuhan laut, anjungan lepas

pantai, jembatan. Bahkan ada beberapa penduduk yang bermukim dengan cara

mendirikan rumah di daerah perairan tersebut. Mutu beton yang digunakan untuk

penelitian ini ialah mutu beton K175 yang digunakan pada bangunan perumahan.

Dalam proses pembuatan bangunannya kontak dengan air laut terkadang tidak

dapat dihindarkan.

Dalam (Murdock dan Brook, 1999), setelah diamati selama 30 tahun, “Sea Action Committe” dari Institution of Civil Engineers menyimpulkan bahwa kerusakan tihang beton dalam air laut terutama oleh korosi tulang bajanya. Garam

dalam air laut ikut mengambil bagian atas terjadinya korosi, tetapi tidak

merupakan faktor yang dominan. Bahan kimia dalam air laut yang paling

berpengaruh terhadap agresi pada beton adalah magnesium sulfat.

Peneliti sebelumnya (Herwanto, dkk. 2012), pada pembuatan beton K-250

dengan penambahan zat adiktif sikacim concrete additive kadar 0,6% terhadap

pengaruh perendaman air laut dengan pengujian kuat tekan setelah beton berumur

28 hari. Hasil dari penelitian ini ialah beton normal K-250 direndam air tawar

24,624 MPa, air laut 22,678 MPa sedangkan untuk beton K-250 dengan campuran

sikacim concrete addittive kadar 0,6% dengan perendaman air tawar 24,724 MPa,

air laut 23,874 MPa.

Berdasarakan perkembangannya hal yang telah untuk memperbaiki

sifat-sifat beton dan kinerja beton dengan biaya yang murah tanpa mengurangi

mutunya dengan cara memanfaatan limbah buangan seperti serat ijuk, sabut

kelapa, serat nilon, abu sekam padi, ampas tebu, sisa kayu, limbah gergajian, abu

cangkang sawit, abu terbang (fly ash), mikrosilika (silica fume), cangkang kemiri,

kulit kerang dan lain-lain. Bahan agregat yang digunakan untuk penelitian ini

ialah bahan limbah produksi. Limbah produksi yang digunakan ialah kulit kerang.

Dalam penelitian ini peneliti ingin mencoba kulit kerang sebagai bahan

tambahan dari semen portland pada pembuatan beton. Semen portland bahan

utama pembentuknya adalah silica (SiO2), aluminat (Al2O3), Ferrit (Fe2O3), kapur

(13)

3

kulit kerang sebagai bahan pembuatan beton yaitu : pengadaahannya cukup

mudah dan murah sehingga bila ditinjau dari segi ekonomis akan lebih

menguntungkan adapun kandungan dalam kulit kerang ialah CaO (67%) dan SiO2

(9%), yang merupakan bahan utama pembentuk semen Portland. Pada semen

Portland batas izin penambahan bahan tambahan seperti kulit kerang ini adalah

sampai 35% yang diambil atau dikurangi dari berat semen.

Jenis semen portland yang digunakan untuk penelitian ini ialah semen

portland tipe V. Adapun pemakaian semen portland tipe V sebagai bahan

pembuatan beton dikarenakan fungsi utamanya yang memiliki ketahanan yang

tinggi terhadap sulfat.

Mutu kekerasan dari kulit kerang tidak bergantung dari usia kerang

tersebut, artinya kerang yang masih muda maupun yang sudah tua mempunyai

kekersan yang sama. Adapun senyawa kimia yang terkandung dari serbuk kulit

kerang ialah senyawa kimia yang bersifat pozzolan, yaitu mengandung zat kapur

(CaO), alumina dan senyawa silica sehingga berpotensi untuk digunakan sebagai

bahan baku beton alternative. Dengan pemamfaatan kulit kerang dalam

pembuatan beton, diharapkan proses pengeringan akan lebih cepat (Sinaga, 2012).

Penggunaan kulit kerang sudah pernah diteliti oleh Sinaga (2012), dalam

pembuatan beton yang menggunakan abu sekam padi sebagai bahan campuran

beton dengan komposisi abu sekam padi sebesar 5%,7%,9% ditambah dengan

variasi kulit kerang sebesar 3%,2%,1% dengan cara mengurangi berat semen yang

digunakan dan pada umur 28 hari dilakukan pengujian porositas, penyerapan air,

dan kuat tekan. Nilai porositasnya berturut-turut sebesar 6,89%, 6,33%, 6,09%.

Nilai serap airnya berturut-turut sebesar 3,06%, 2,77%, 2,70%. Kekuatan

tekannya berturut-turut sebesar 16,68 MPa, 17,13 MPa, 18,73 MPa. Pasaribu

(2012) menggunakan serbuk kulit kerang dan resin epoksi pada pembuatan beton

semen polimer. Pada penambahan serbuk kulit kerang dan resin epoksi dengan

komposisi resin epoksi 50 % dan serbuk kulit kerang sebanyak 100%

menghasilkan kuat tekan optimum 20 MPa, dan kuat tarik optimum 39,5.

Pemanfaatan kulit kerang sebagai bahan pengganti dari semen dalam

(14)

4

kekuatan yang baik dan dapat digunakan pada bangunan yang menggunakan

bahan dari jenis beton. Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis akan

(15)

5

1.2 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini batasan masalah yang dibahas meliputi:

1. Variasi kulit kerang sebesar 5%,10%,15%,20%.

2. Perbandingan antara matriks dan agregat yang digunakan 1 : 2 : 3 dengan

FAS sebesar 0,5.

3. Air yang digunakan adalah air PDAM, semen yang digunakan adalah

semen padang tipe V, kulit kerang diperoleh dari belawan, dan pasir yang

digunakan ialah pasir sungai medan deli.

4. Pengujian mekanik yang meliputi pengujian kuat tekan, daya serap air dan

tahan api dari sampel beton dilakukan setelah beton berumur 7 hari dan 14

hari yang di rendam dengan air laut, air tawar, air laut dan air tawar.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana pengaruh komposisi serbuk kulit kerang terhadap karakteristik

beton.

2. Bagaimana hasil pengujian mekanik pada beton dengan variasi campuran

serbuk kulit kerang dan beton normal.

3. Bagaimana perbandingan hasil pengujian mekanik yaitu kuat tekan, daya

serap air dan tahan api pada beton normal dan beton campuran kulit

kerang sewaktu pengujian 7 hari dan 14 hari yang di rendam dengan air

laut, air tawar, air laut dan air tawar.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengaruh komposisi serbuk kulit kerang terhadap karakteristik

beton.

2. Mengetahui hasil pengujian mekanik pada beton dengan variasi campuran

serbuk kulit kerang dan beton normal.

3. Membandingkan hasil pengujian mekanik yaitu kuat tekan dan daya serap

(16)

6

7 hari, 14 hari yang di rendam dengan air laut, air tawar, air laut dan air

tawar.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada

masyarakat tentang fungsi lebih dari serbuk kulit kerang.

2. Meningkatkan nilai ekonomi kulit kerang.

3. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang pengaruh penambahan

serbuk kulit kerang pada pembuatan beton untuk mendukung kebutuhan

masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya alam lokal yang

(17)

49

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengujian kekuatan tekan

dan daya serap air pada beton dengan penambahaan serbuk kulit kerang yang

direndam pada air laut, air tawar serta air laut dan air tawar, dapat disimpulkan :

1. Pada penambahan serbuk kulit kerang sebagai bahan pengganti semen

dengan komposisi 20% ternyata menghasilkan kekuatan tekan terendah

,daya serap air terendah dan retakan tertinggi.

2. Hasil pengujian kuat tekan, daya serap air dan tahan api pada beton normal

lebih besar dibandingkan beton dengan campuran serbuk kulit kerang.

3. Kuat tekan optimal diperoleh pada beton dengan campuran serbuk kulit

kerang sebesar 5%, daya serap air terendah pada campuran serbuk kulit

kerang sebesar 20%. Perbandingan hasil pengujian mekanik yaitu kuat

tekan beton tertinggi pada komposisi beton campuran 5% serbuk kulit

kerang yang direndam pada air tawar selama 7 hari yaitu 16,23 x 106 N/m2. Sedangkan pada beton normal kuat tekan yaitu 16,28 x 106 N/m2. Perbandinan hasil pengujian mekanik yaitu daya serap air pada beton

diperoleh daya serap air terendah pada komposisi beton campuran 20%

serbuk kulit kerang yang direndam pada air tawar selama 14 hari yaitu

0,83%, sedangkan daya serap pada beton normal yaitu 1,62%. Pola retakan

terbesar untuk tahan api terdapat pada beton campuran 20% serbuk kulit

kerang.

5.2. Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya agar penambahan filler sebagai bahan pengganti

semen harus memiliki kandungan silika terbanyak.

2. Untuk pengujian tahan api, perlu dilihat pengaruh keretakan beton pada

Gambar

Tabel 2.1.   Kelas dan Mutu Beton Tabel 2.2.   Sifat-Sifat Semen
Gambar 2.1.    Kulit Kerang                                                                           21 Gambar 2.2

Referensi

Dokumen terkait

dengan bantuan guru atau mahasiswa sebagai pembimbing. Evaluasi/ Penilaian. Tahap evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil

ANALISIS YURIDIS PEMBUATAN SURAT DAKWAAN YANG TIDAK SESUAI DENGAN BERITA ACARA PEMERIKSAAN (PUTUSAN. MAHKAMAH AGUNG RI NOMOR

Second, are the combination of the sacred approaches from Eliade, Hoffman, Jones, and Barrie, while the liturgy of the Catholic Church is using the approach from Martasudjita and

Hal ini dapat dilihat pada masa penjajahan Belanda, Jepang, dan zaman Kemerdekaan Indonesia (Tim Penyusun, 1978:33)... Cita-citanya dalam bidang pendidikan adalah: ” Ia sangat

ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa “orang yang menggadaikan (pemberi gadai) adalah orang yang mempunyai hak atas manfaat barang yang digadaikan, meskipun barang yang

Nilai Tukar Valas yang semakin tidak stabil ini, khususnya pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan Yen Jepang yang merupakan mata uang yang umum digunakan

Dalam standar internal ITS memuat 9 dimensi, dengan 8 dimensi diantaranya merupakan turunan dari SN Dikti (Standar Nasional Pendidikan Tinggi) tentang pendidikan, yang

x.pdrBircHukun da Hums Sodm