• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH PUBLIKASI Simulasi Aliran Daya Pemasangan Distributed Generation Pada Sistem Distribusi 12,5 Kv Standar Ieee 18 Bus Dengan Menggunakan Software Etap Power Station 4.0.0.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NASKAH PUBLIKASI Simulasi Aliran Daya Pemasangan Distributed Generation Pada Sistem Distribusi 12,5 Kv Standar Ieee 18 Bus Dengan Menggunakan Software Etap Power Station 4.0.0."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI

SIMULASI ALIRAN DAYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION PADA

SISTEM DISTRIBUSI 12,5 kV STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN

SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.0.0

TUGAS AKHIR

Disusun untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Syarat-syarat untuk

Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh :

ROMDHON PRABOWO

D 400 100 059

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

4

SIMULASI ALIRAN DAYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION PADA

SISTEM DISTRIBUSI 12,5 kV STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN

SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.0.0

Romdhon Prabowo

Jurusan Teknik Elektro, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Abtraksi

Distributed generation

mulai banyak diaplikasikan dalam sistem tenaga listrik, karena

semakin meningkatnya kebutuhan, untuk menghilangkan biaya-biaya transmisi dan distribusi

yang tidak perlu. Biasanya distributed generation menggunakan generator berukuran lebih

kecil dari stasiun pembangkitan pusat.

Distributed generation

mendistribusikan sistem daya

lebih dekat ke beban.

Tujuan dari pemasangan

distributed generation

pada tiap-tiap bus secara bergantian

pada sistem distribusi standar IEEE 18 bus untuk mengetahui aliran daya (profil tegangan,

branch losses summary report)

.

Penelitian ini menggunakan model diagram garis tunggal sistem distribusi standar

IEEE 18 bus. Selanjutnya memasukkan data beban, data saluran, data kapasitas kapasitor,

dan kapasitas

distributed generation

ke

editor

komponen ETAP 4.0.0. Simulasi yang dilakukan

adalah studi aliran daya, yang kemudian didapatkan hasil keluaran berupa print out data

tegangan, arus, dan rugi-rugi daya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemasangan

distributed generation

dengan

kapasitas 250 kW pada sistem distribusi 12,5 kV standar IEEE 18 bus, dapat memperbaiki

profil tegangan dan dapat mengurangi rugi-rugi daya.

Kata Kunci :

Distributed generation

, aliran daya, standar

IEEE 18 bus

1.

Pendahuluan

Pada saat sekarang ini Indonesia sedangan

melakukan

pembangunan

disegala

bidang.

Selaras dengan laju pertumbuhan pembangunan,

maka dituntut adanya sarana dan prasarana yang

mendukungnya seperti tersedianya energi listrik.

Saat ini energi listrik merupakan kebutuhan yang

utama, baik untuk konsumen perumahan maupun

konsumen industri. Hal ini disebabkan karena

energi listrik mudah untuk disalurkan dan

dikonversikan ke dalam bentuk tenaga yang lain.

Penyediaan tenaga listrik yang handal dan

kontinyu merupakan syarat mutlak yang harus

dipenuhi

dalam

memenuhi

kebutuhan

masyarakat.

Distributed generation

(DG) mulai banyak

diaplikasikan dalam sistem tenaga listrik, karena

semakin

meningkatnya

kebutuhan,

untuk

menghilangkan

biaya-biaya

transmisi

dan

distribusi yang tidak perlu (slootweg, 2002: 862)

Biasanya

distributed

generation

(DG)

menggunakan generator berukuran lebih kecil dari

stasiun

pembangkitan

pusat.

Distributed

generation

(DG) biasanya berukuran kurang dari

10 MW.

Pada penelitian ini menggunakan

distributed

generation

dengan ukuran 480 volt, 250 kW

(Kirawanich et al, 2004). Sistem distribusi yang

diteliti adalah sistem distribusi 18

bus

standard

IEEE 138 kV pada sisi primer, 12,5 kV pada sisi

sekunder dan terpasang kapasitor di 9

bus

(Grady

et al, 1992).

Adapun tujuan penulisan adalah untuk

mengetahui

aliran

daya

pada

pemasangan

distributed generation

(DG)

pada tiap

bus

secara

bergantian.

(5)

Gambar 1.1 Diagram Garis Standar IEEE 18 Bus

2.

Aliran Daya

2.1.

Umum

Studi aliran daya adalah studi yang

dilakukan untuk mendapatkan informasi

mengenai aliran daya nyata (P) dalam watt,

reaktif (Q) dalam Var, tegangan pada bus,

arus tiap saluran, rugi daya transmisi pada

sistem dalam kondisi operasi tunak, informasi

ini dibutuhkan untuk menganalisa unjuk kerja

sistem, dan juga dapat digunakan untuk

perkiraan beban mendatang (William D.

Stevenson JR: 1994).

2.2.

Persamaan Aliran Daya

Jaringan

sistem

tenaga

yang

ditunjukkan

pada

gambar

1.2

saluran

transmisi dapat diubah dalam bentuk

π

yang

mana impedansinya telah diubah menjadi

admitansi dalam satuan per unit. Aplikasi

hukum arus Kirchhoff pada bus adalah :

= + − + − + ⋯ +

Atau

= − ≠

Daya nyata dan reaktif pada

bus

i adalah :

= +

Subtitusikan persamaan 4.3 ke 4.2 adalah

: − y V = +

Gambar 1.2 Tipe

bus

dari sistem tenaga (Das

Debapriya:

2006:152

)

2.3.

Newton Raphson

Metode Newton Raphson adalah metode

iterative

yang mana kurang lebih mendekati

bentuk

non linier

persamaan simultan untuk

satu bentuk ke persamaan linier dengan

menggunakan ekspansi Taylor’s dan istilah

yang

dibatasi

untuk

pendekatan

urutan

pertama. Bentuk persamaan

non linier

:

= , …

= , …

= , …

Dan estimasi inisial untuk penyelesaian vector

,

, …

Asumsi

" , " … "

memerlukan koreksi untuk

,

berturut-turut, jadi persamaan 2.31 solusi

= # + " , + " , … + " $

= # + " , + " , … + " $

= # + " , + " , … + " $

Tiap-tiap persamaan dari 4.6 dapat

dikembangakan oleh seri Taylor’s untuk dua

atau lebih fungsi variable. Sebagai contoh

diperoleh persamaan pertama

= # + " , + " , … + " $

= # , , … , $+" %&'

%(') 0 + " %&' %(+) 0 + ⋯ " ,%&'

%(-) 0 + .

Dimana

.

adalah fungsi besaran daya

dari

"

,

" , . . , "

dan kedua, ketiga,…,

derivative

fungsi

.

Mengabaikan

.

,

persamaan

set linier

menghasilkan :

(2.1)

(2.2)

(2.3)

(2.4)

(2.5)

(2.6)

(6)

6 =

# , , … , $ + " 0 1 0 + "0 0 1 0 + ⋯ "0 ,00 1 0

=

# , , … , $ + " 0 1 0 + "0 0 1 0 + ⋯ "0 ,00 1 0

=

# , , … , $ + " 0 1 0 + "0 0 1 0 + ⋯ "0 ,00 1 0

2 3 3 3 3 3 3

4 − # , , … $

− # , , … $

… … … . .

− # , , … $56

6 6 6 6 6 7 = 2 3 3 3 3 3 3 4,%&'

%(') 0 ,

%&'

%(+) 0 …,

%&'

%(-) 0

,%&+

%(') 0 ,

%&+

%(+) 0 … ,

%&+

%(-) 0

,%&

-%(') 0 ,

%&

-%(+) 0 …,

%&

-%(-) 0 5

6 6 6 6 6 6 7 2 3 3 3 3 3 4∆ ∆ … ∆ 5 6 6 6 6 6 7

atau

D = JR

Dimana J adalah Jacobian untuk fungsi

R adalah pengubah vektor

persamaan

4.10, boleh ditulis dalam iterative:

9: = ;<=<

=: = >;<?@ 9<

Nilai

baru

untuk

A

adalah

perhitungan dari :

:B = : + ∆ :

Proses secara berulang-ulang hingga

dua nilai berturut-turut untuk tiap-tiap

berbeda hanya pada toleransi spesifik. Proses

J dapat di evaluasi tiap-tiap iterasi boleh

dievaluasi hanya suatu kejadian dengan

syarat

berubah secara perlahan. Karena

kuadratik konvergensi metode Newton’s

lebih unggul dari pada Gauss Seidel. Masalah

aliran daya ini dirumuskan dalam bentuk

polar.

= ∑ | ||E E||FE| cos JE− K + KE

= | || E||FE| sin JE− K + KE E 2 3 3 3 3 3 4∆ : ⋮

∆<-O

∆P+O

⋮ ∆ :56

6 6 6 6 7 = 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4Q%<+

%R+S

:

⋯ Q%<+

%R-S

:

⋮ ⋱ ⋮

Q%<

-%R+S

:

⋯ Q%<

-%R-S

: 5 6 6 6 7 2 3 3 3 4Q%<+

%|U+|S

:

⋯ Q%<+

%|U-|S

:

⋮ ⋱ ⋮

Q%<

-%|U+|S

:

⋯ Q%<

-%|U-|S

: 5 6 6 6 7 2 3 3 3 4Q%P+

%R+S

:

⋯ Q%P+

%P-S

:

⋮ ⋱ ⋮

Q%P

-%R+S

:

⋯ Q%P

-%P-S

: 5 6 6 6 7 2 3 3 3 4Q%P+

%|U+|S

:

⋯ Q%P+

%|U-|S

:

⋮ ⋱ ⋮

Q%P

-%|U+|S

:

⋯ Q%P

-%|U-|S

: 5 6 6 6 7 5 6 6 6 6 6 6 6 6 7 2 3 3 3 3 4 ∆K:

∆R-O

∆|U+|O

⋮ ∆| |:56

6 6 6 7

V∆∆ W = V; ;;X ;YW V ∆K∆| |W

Persamaan 4.13 merupakan persamaan

nonlinear

aljabar hubungan variabel bebas,

magnitude tegangan dalan per unit dan sudut

tegangan dalam radian, kita dapat dengan

mudah mengobservasi dua persamaan untuk

tiap-tiap

bus

beban pada persamaan 4.14.

3.

Metode Penelitian

Penelitian yang baik akan menghasilkan

suatu

pekerjaan

yang

baik

pula.

Guna

menghasilkan hal tersebut, perlu diadakannya

suatu prosedur penelitian. Adanya suatu prosedur

ini diharapkan pekerjaan dapat dilaksanakan secara

berurutan

dan

berkelanjutan

tanpa

harus

mengganggu jenis pekerjaan lainnya.Persiapan

dalam penelitian penulis melakukan segala sesuatu

yang berhubungan dengan proses perancangan.

Persiapan yang dilakukan meliputi: Mempelajari

perangkat

lunak

ETAP,

studi

literatur,

mempersiapkan data dan bahan guna membuat

diagram garis tunggal. Bahan-bahan dan alur yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai

berikut :

Tabel 3.1 Data impedansi

Saluran Resistansi (Ω)

Reaktansi (Ω)

1-2 0.0673 0.1881

2-3 0.0939 0.2620

3-4 0.0494 0.1378

4-5 0.1400 0.3909

5-6 0.0461 0.1288

6-7 0.2688 0.3313

7-8 0.6359 0.4770

2-9 0.2666 0.3452

20-21 0.3472 0.4495

21-22 0.7505 0.9716

21-23 0.6227 0.8063

23-24 0.4547 0.5888

23-25 0.5823 0.7177

25-6 0.3450 0.4250

50-1 0.0488 1.0552

50-51 0.0078 0.0538

(7)

Tabel 3.2 Data beban tiap bus untuk simulasi

Bus kW kVAr

1 1 0

2 200 120

3 400 250

4 1500 930

5 1 0

6 800 500

7 200 120

8 1000 620

9 500 310

20 1000 620

21 300 190

22 200 120

23 800 500

24 500 310

25 1000 620

26 200 120

50 1 0

51 1 0

Diagram alur penelitian

Gambar 3.3 Diagram alur penelitian

Tabel 3.3 Kapasitas kapasitor untuk simulasi

Nama bus

Kapasitas (kVAr)

C1 2 1050

C2 3 600

C3 4 600

C4 5 1800

C5 7 600

C6 20 600

C7 21 1200

C8 24 1500

C9 25 900

C10 50 1200

4.

Hasil dan Pembahasan

Tabel 4.1 Sebelum Pemasangan DG

Bus Tegangan (volt)

1 12485

2 12476

3 12458

4 12446

5 12459

6 12445

7 12415

8 12339

9 12457

20 12485

21 12459

22 12438

23 12384

24 12421

25 12335

26 12326

Tabel 4.2 Pemasangan DG pada

bus

1, 2 dan 3

Bus Bus 1 (volt) Bus 2

(volt) Bus 3 (volt)

1 12504 12505 12506

2 12496 12499 12500

3 12477 12480 12483

4 12466 12468 12471

5 12479 12481 12484

6 12465 12467 12470

7 12435 12437 12440

8 12360 12362 12365

9 12477 12479 12480

20 12504 12505 12506

21 12479 12480 12481

22 12457 12459 12460

23 12404 12405 12406

24 12441 12443 12444

25 12356 12357 12358

(8)

8

Tabel 4.3 Pemasangan DG pada bus 4, 5 dan 6

Bus Bus 4 (volt) Bus 5

(volt) Bus 6 (volt)

1 12507 12508 12508

2 12500 12501 12501

3 12483 12484 12484

4 12472 12473 12474

5 12485 12489 12489

6 12471 12475 12476

7 12441 12445 12446

8 12366 12370 12371

9 12481 12482 12482

20 12507 12508 12508

21 12481 12482 12482

22 12460 12461 12461

23 12407 12408 12408

24 12444 12445 12445

25 12359 12359 12360

26 12349 12350 12350

Tabel 4.4 Pemasangan DG pada bus 7, 8 dan 9

Bus 5 Bus 7 (volt) Bus 8

(volt) Bus 9 (volt)

1 12508 12509 12506

2 12502 12502 12499

3 12485 12485 12480

4 12474 12475 12468

5 12490 12490 12481

6 12476 12477 12467

7 12452 12452 12437

8 12377 12390 12362

9 12482 12483 12484

20 12508 12509 12506

21 12483 12483 12480

22 12462 12462 12459

23 12408 12409 12405

24 12446 12446 12443

25 12360 12360 12357

26 12350 12351 12347

Tabel 4.5 Pemasangan DG pada bus 20, 21 dan 22

Bus Bus 20

(volt)

Bus 21 (volt)

Bus 22 (volt)

1 12505 12507 12507

2 12496 12499 12499

3 12478 12480 12480

4 12466 12468 12468

5 12479 12481 12481

6 12465 12467 12467

7 12435 12437 12437

8 12360 12362 12362

9 12477 12479 12479

20 12505 12507 12507

21 12479 12488 12488

22 12458 12467 12481

23 12404 12413 12413

24 12442 12451 12451

25 12356 12365 12365

26 12347 12356 12356

Tabel 4.6 Pemasangan DG pada bus 23, 24 dan 25

Bus 9 Bus 23 (volt)

Bus 24 (volt)

Bus 25 (volt)

1 12509 12510 12510

2 12501 12502 12502

3 12483 12484 12484

4 12471 12472 12472

5 12484 12485 12485

6 12470 12471 12471

7 12440 12441 12441

8 12365 12366 12366

9 12482 12483 12483

20 12509 12510 12510

21 12491 12492 12492

22 12470 12471 12471

23 12429 12430 12431

24 12466 12476 12468

25 12381 12382 12394

26 12371 12372 12384

Tabel 4.7 Pemasangan DG pada bus 26

Bus Bus 26 (volt)

1 12510

2 12502

3 12484

4 12472

5 12485

6 12471

7 12441

8 12366

9 12483

20 12510

21 12492

22 12471

23 12431

24 12468

25 12394

26 12391

Tabel 4.8 Sebelum pemasangan DG

Saluran kW kVAr

1-2 9,8 27,3

50-1 25,8 558,9

2-3 9,4 26,3

2-9 0,6 0,8

3-4 3,9 11,0

4-5 4,8 13,3

5-6 1,3 3,7

6-7 2,6 3,1

20-21 26,6 34,4

21-22 0,3 0,3

21-23 28,0 36,2

23-24 4,8 6,2

23-25 5,5 6,8

25-26 0,1 0,2

(9)

Tabel 4.9 Pemasangan DG pada bus 1 dan 2

Bus 1 Bus 2

Saluran kW kVAr kW kVAr

1-2 9,8 27,3 8,8 24,5

50-1 24,5 529,6 24,5 529,6

2-3 9,4 26,2 9,4 26,2

2-9 0,6 0,8 0,6 0,8

3-4 3,9 10,9 3,9 10,9

4-5 4,8 13,3 4,8 13,4

5-6 1,3 3,7 1,3 3,7

6-7 2,5 3,1 2,5 3,1

20-21 26,6 34,4 26,6 34,4

21-22 0,3 0,3 0,3 0,3

21-23 28,0 36,2 28,0 36,2

23-24 4,8 6,2 4,8 6,2

23-25 5,5 6,8 5,5 6,8

25-26 0,1 0,1 0,1 0,1

7-8 5,7 4,3 5,7 4,3

Tabel 4.10 Pemasangan DG pada bus 3 dan 4

Bus 3 Bus 4

Saluran kW kVAr kW kVAr

1-2 8,8 24,5 8,8 24,5

50-1 24,5 529,6 24,5 529,6

2-3 8,3 23,0 8,3 23,0

2-9 0,6 0,8 0,6 0,8

3-4 3,9 10,9 3,4 9,4

4-5 4,8 13,3 4,8 13,4

5-6 1,3 3,7 1,3 3,7

6-7 2,5 3,1 2,5 3,1

20-21 26,6 34,4 26,6 34,4

21-22 0,3 0,3 0,3 0,3

21-23 28,0 36,2 28,0 36,2

23-24 4,8 6,2 4,8 6,2

23-25 5,5 6,8 5,5 6,8

25-26 0,1 0,1 0,1 0,1

7-8 5,7 4,3 5,7 4,3

Tabel 4.11 Pemasangan DG pada bus 5 dan 6

Bus 5 Bus 6

Saluran kW kVAr kW kVAr

1-2 8,8 24,5 8,8 24,5

50-1 24,5 529,6 24,5 529,6

2-3 8,3 23,0 8,3 23,0

2-9 0,6 0,8 0,6 0,8

3-4 3,4 9,4 3,4 9,4

4-5 3,9 10,9 3,9 11,9

5-6 1,3 3,7 1,0 2,9

6-7 2,5 3,1 2,5 3,1

20-21 26,6 34,4 26,6 34,4

21-22 0,3 0,3 0,3 0,3

21-23 28,0 36,2 28,0 36,2

23-24 4,8 6,2 4,8 6,2

23-25 5,5 6,8 5,5 6,8

25-26 0,1 0,1 0,1 0,1

7-8 5,7 4,3 5,7 4,3

Tabel 4.12 Pemasangan DG pada bus 7 dan 8

Bus 7 Bus 8

Saluran kW kVAr kW kVAr

1-2 8,8 24,5 8,8 24,5

50-1 24,5 529,6 24,5 529,6

2-3 8,3 23,0 8,2 23,0

2-9 0,6 0,8 0,6 0,8

3-4 3,4 9,4 3,4 9,4

4-5 3,9 11,9 3,9 10,9

5-6 1,0 2,9 1,0 2,9

6-7 1,6 2,0 1,6 2,0

20-21 26,6 34,4 26,6 34,4

21-22 0,3 0,3 0,3 0,3

21-23 28,0 36,2 28,0 36,2

23-24 4,8 6,2 4,8 6,2

23-25 5,5 6,8 5,5 6,8

25-26 0,1 0,1 0,1 0,1

7-8 5,7 4,3 4,0 3,0

Tabel 4.13 Pemasangan DG pada bus 9 dan 20

Bus 9 Bus 20

Saluran kW kVAr kW kVAr

1-2 8,8 24,5 9,8 27,3

50-1 24,5 529,6 24,5 529,6

2-3 9,4 26,2 9,4 26,2

2-9 0,3 0,4 0,6 0,8

3-4 3,9 10,9 3,9 10,9

4-5 4,8 13,4 4,8 13,4

5-6 1,3 3,7 1,3 3,7

6-7 2,5 3,1 2,5 3,1

20-21 26,6 34,4 26,6 34,4

21-22 0,3 0,3 0,3 0,3

21-23 28,0 36,2 28,0 36,2

23-24 4,8 6,2 4,8 6,2

23-25 5,5 6,8 5,5 6,8

25-26 0,1 0,1 0,1 0,1

7-8 5,7 4,3 5,7 4,3

Tabel 4.14 Pemasangan DG pada bus 21 dan 22

Bus 21 Bus 22

Saluran kW kVAr kW kVAr

1-2 9,8 27,3 9,8 27,3

50-1 24,5 529,6 24,5 529,6

2-3 9,4 26,2 9,4 26,2

2-9 0,6 0,8 0,6 0,8

3-4 3,9 10,9 3,9 10,9

4-5 4,8 13,4 4,8 13,4

5-6 1,3 3,7 1,3 3,7

6-7 2,5 3,1 2,5 3,1

20-21 23,3 30,2 23,3 30,2

21-22 0,3 0,3 0,1 0,1

21-23 28,0 36,2 28,0 36,2

23-24 4,8 6,2 4,8 6,2

23-25 5,5 6,8 5,5 6,8

25-26 0,1 0,1 0,1 0,1

(10)

10

Tabel 4.15 Pemasangan DG pada bus 23 dan 24

Bus 23 Bus 24

Saluran kW kVAr kW kVAr

1-2 9,8 27,3 9,8 27,3

50-1 24,5 529,6 24,5 529,6

2-3 9,4 26,2 9,4 26,2

2-9 0,6 0,8 0,6 0,8

3-4 3,9 10,9 3,9 10,9

4-5 4,8 13,4 4,8 13,4

5-6 1,3 3,7 1,3 3,7

6-7 2,5 3,1 2,5 3,1

20-21 23,3 30,2 23,3 30,2

21-22 0,3 0,3 0,3 0,3

21-23 23,1 29,9 23,1 29,9

23-24 4,8 6,2 4,2 5,4

23-25 5,5 6,8 5,5 6,8

25-26 0,1 0,1 0,1 0,1

7-8 5,7 4,3 5,7 4,3

Tabel 4.16 Pemasangan DG pada bus 25 dan 26

Bus 25 Bus 26

Saluran kW kVAr kW kVAr

1-2 9,7 27,2 9,7 27,2

50-1 24,5 529,6 24,5 529,4

2-3 9,4 26,2 9,4 26,2

2-9 0,6 0,8 0,6 0,8

3-4 3,9 10,9 3,9 10,9

4-5 4,8 13,4 4,8 13,4

5-6 1,3 3,7 1,3 3,7

6-7 2,5 3,1 2,5 3,1

20-21 23,3 30,2 23,3 30,2

21-22 0,3 0,3 0,3 0,3

21-23 23,1 29,9 23,1 29,9

23-24 4,8 6,2 4,8 6,2

23-25 3,5 4,3 3,5 4,3

25-26 0 0,1 0,0 0,1

7-8 5,7 4,3 5,7 4,3

Pada tabel 4.1 menunjukkan hasil simulasi

sebelum pemasangan

distributed generation

dengan hasil simulasi berupa tegangan

Pada tabel 4.2, 4.3, 4.4, 4.5, 4.6, 4.7, 4.8

menunjukan

hasil

dari

simulasi

setelah

pemasangan

distributed

generation

secara

bergantian didapatkan profil tegangan, nilai

perbaikan tegangannya adalah sebagai berikut :

Pada tabel 4.9 menunjukkan hasil simulasi

sebelum pemasangan

distributed generation

dengan hasil simulasi berupa besarnya rugi-rugi

daya.

Pada tabel 4.10, 4.11, 4.12, 4.13, 4.14, 4.15,

4.16 menunjukan hasil dari simulasi setelah

pemasangan

distributed

generation

secara

bergantian, didapatkan pengurangan rugi-rugi

daya.

Dari hasil perhitungan yang ditunjukan tabel

4.2, 4.3, 4.4, 4.5, 4.6, 4.7, 4.8, 4.9, 4.10, 4.11, 4.12,

4.13, 4.14, 4.15, dan 4.16 menunjukan, setelah

pemasangan

distributed generation

arus pada

bus

dan rugi-rugi daya akan turun, hal ini dipengaruhi

oleh perbaikan tegangan pada tiap-tiap

bus.

Jika

dari sumber lain menyalurkan daya S dalam VA

atau P dalam watt kemudian ada perbaikan

tegangan pada

bus

tersebut maka arus akan turun

sehingga rugi-rugi daya juga akan turun.

5.

Penutup

Berdasarkan

pembahasan

sebelumnya

dapat disimpulkan sebagai berikut :

a.

Pemasangan

distributed generation

dengan

rating 250 kW pada tiap-tiap

bus

secara

bergantian

dapat

memperbaiki

profil

tegangan dengan rata-rata perbaikannya

sebesar 19,87 volt sampai 33,94 volt.

b.

Pemasangan

distributed generation

dengan

rating 250 kW pada tiap-tiap

bus

secara

bergantian dapat mengurangi rugi-rugi

daya, dengan pengurangan rugi-rugi daya

sebesar 1,4 kW dan 29,4 kVAr sampai 11,8

kW dan 42,71 kVAr.

6.

Daftar Pustaka

Anonim., Low Voltage Expert Guides No. 6, Capacitor Bank Protection., France., Schneider Electric., 2000.

Berahim H., Pengantar Teknik Tenaga Listrik., Yogyakarta., Andi Offset., 1991.

Cekdin C., Sistem Tenaga Listrik., Yogyakarta., Andi Offset., 2007.

Chapman J S., “Electric Machinery Fundamentals 4th ed”, Mc Graw Hill Book Company., 2005.

Das Debapriya., Electrical Power System. New Delhi., New Age International (P) Ltd Publishers., 2006.

D C Roger., M.F Mark, S Santoso, Beaty Wayne.,

Electrical Power Systems Quality, McGraw-Hill, 2004.

Fardo W Stephen, Patrick R Dale., Electrical Power Systems Technology 3th ed., United States of America. The Fairmont Press, Inc., 2009

(11)

Glover D J., Sarma S. M., Overbye J. T., Power System Analysis and Design 4th., Thomson Corp., 2008

Gonen Turan., Electric Power Distribution System Engineering., United State of America., McGraw-Hill., 1986

Grady W M., Samotyj, M. J., and Noyola, A. H.,

The Application of Network Objective Function for Minimizing The Impact of Voltage Harmonics in Power System., IEEE Trans. On Power Delivery, vol 7. No 3, pp. 1379-1385

Grainger J J., Stevenson. William D, JR., Power System Analysis., New York., McGraw-Hill Book Company., 1994

H Saadat., Power System Analysis., New Delhi., McGraw-Hill Book Company., 2002

Joha P., Tapani J., Valeria H., Hana N., Design of Rotating Electrical Machines., New Delhi., John Wiley & Sons, Ltd., 2008

Kock De J., Strauss Cobus., Practical Power Distribution for Industry., Netherlands., Elsevier., 2004

Kustanto, Januarius Onny., Simulation And Analysis Distributed Generation Placement to Improve Voltage Profile And Losses Minimization in Distribution System ITS Feeder Under Fault, Surabaya,

Undergraduate Theses Electrical

Engineering ITS library., 2009

Mustafa A., Modern Power Distribution Systems for Utilities. Abu Dhabi., Haward Technology Middle East., 2006.

Pansini J Anthony., Electrical Distribution Engineering 3th ed., United States of America. The Fairmont Press, Inc., 2007

Pansini J Anthony., Guide To Electrical Power Distribution Systems. United States of America. The Fairmont Press, Inc., 2005

Raj Vimal D Ajay P. et al., Optimization of Distributed Generation Capacity for Line Loss Reduction and Voltage Profile Improvement Using PSO., Malaysia., Faculty of Electrical Engineering Universiti Teknologi Malaysia., 2008

Ramakumar R., Barnett, A.M., Kazmerski, L.L., Benner, J.P., Coutts, T.J. “Power Systems and GenerationThe Electrical

Engineering Handbook., Ed. Richard C. Dorf Boca Raton: CRC Press LLC, 2000

Waseem Irfan. et al., Impacts of Distributed Generation on the Residential Distribution Network Operation., Virginia., Virginia Polytechnic Institute and State University., 2008

Wildi Theodore., Electrical Machines, Drive, and Power System., New Jersey., Prentice Hall., 2002

Gambar

Gambar 1.2 Tipe bus dari sistem tenaga (Das
Tabel 3.1 Data impedansi
Tabel 3.2 Data beban tiap bus untuk simulasi
Tabel 4.9 Pemasangan DG pada bus 1 dan 2 BusBus
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Ibu Septarina B, SH, Cn, selaku pembimbing akademik yang telah memberikan dorongan selama penulis menyelesaikan studi di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta..

Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Program PHBM merupakan program yang diadakan oleh Perhutani sebagai program yang dapat memecahkan ketidakseimbangan gender ini,

1) Dapat digunakan sebagai masukan bagi guru PKn kelas X mengenai alternatif pembelajaran PKn untuk meningkatkan keaktifan siswa melalui penggunaan strategi Reading Guide

Sementara itu, untuk query yang biasanya terletak pada akhir ayat, yaitu A8 dan A10, metode pemeringkatan dengan jumlah (NJ dan VJ) memberikan hasil yang lebih

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam pembe- lajaran selama dua siklus, dapat ditarik sim- pulan bahwa pembelajaran dengan menerap- kan model

Dengan memperhatikan hal tersebut, pada penelitian ini dikaji estimasi para- meter dengan metode Fisher scoring pada model RLOTG dan diberikan contoh penerapan pada data

Dalam penelitian ini populasi adalah semua konsumen indomie yang sedang berbelanja di Solo Grandmall Supermarket Surakarta. Sampel penelitian sebanyak 100 responden dengan teknik