• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUKURAN KINERJA LINGKUNGAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGUKURAN KINERJA LINGKUNGAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUKURAN KINERJA LINGKUNGAN DENGAN METODE ANALYTICAL

HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN INTEGRATED ENVIRONMENT

PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IEPMS)

PADA PT. CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY

THE MEASUREMENT OF ENVIRONMENTAL PERFORMANCE USING ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) AND INTEGRATED ENVIRONMENT PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IEPMS)

METHODS

IN PT. CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY Udisubakti Ciptomulyono1,2) &Silvia Rachmawati2)

1)

Jurusan Teknik Industri, FTI-ITS, 2)Jurusan Manajemen Industri, MMT–ITS, Surabaya email : udisubakti@ie.its.ac.id; silviarachmawati@yahoo.com

Abstrak

Dampak globalisasi dan kemajuan teknologi, yang disertai dengan aktivitas perekonomian di mana melibatkan penggunaan sumber daya alam, telah menimbulkan suatu isu lingkungan. Hal ini mengarahkan perusahaan untuk memperhitungkan faktor manajemen lingkungan dalam peningkatan kinerja perusahaan. PT. Campina Ice Cream Industry, sebagai salah satu industri makanan, berupaya untuk meningkatkan performansi kinerja lingkungan perusahaan dengan menciptakan proses produksi yang ramah lingkungan dan brand image produk yang baik. Untuk itu perlu dilakukan pengukuran kinerja lingkungan pada perusahaan tersebut, di mana metode yang dapat digunakan dalam pengukuran adalah Integrated Environment Performance Measurment System (IEPMS) dan Objective matrix (OMAX), agar dapat diketahui tingkat kinerja lingkungan perusahaan dan perlu tidaknya suatu perbaikan. Berdasarkan penelitian, nilai kinerja lingkungan PT. Campina Ice Cream Industry sebesar 6,6311, berada dalam kategori warna kuning, yang berarti diperlukan tindakan pengawasan dan pengevaluasian kinerja dengan lebih intensif terhadap perusahaan, agar performansi kinerja lingkungan dapat meningkat. Kata Kunci: KEPI, kinerja lingkungan, Objective matrix, Traffic Light System

Abstract

Globalization effect and technology development, and also economic activity that including environment and natural resources has made environmentally issue. This has made the company to account environment management factor in increasing of company performance. PT. Campina Ice Cream Industry, as one of food industry, purpose to increase company environment performance through make an environmental friendly process production and reliable brand image. Hence, needs to measure environment performance to this company, which using methods for measurement such as Integrated Environment Performance Measurement System (IEPMS) and Objective matrix (OMAX), so could be know the level of company environment performance and the needs of some improvement. Based on this research, the total value of environment performance in PT. Campina Ice Cream Industry is 6,6311, which is categorized into yellow color. This mean that company needs intensive controlling and evaluating to increase the company environment performance.

Key words: KEPI, environmental performance, Objective matrix, Traffic Light System PENDAHULUAN

Adanya fenomena isu lingkungan yang terkait dengan manajemen lingkungan turut mempengaruhi kebijakan mengenai peningkatan kinerja perusahaan. Adanya pandangan yang sama, baik dari pemerintah dan masyarakat, terhadap pengendalian

(2)

perusahaan untuk memperhitungkan faktor manajemen lingkungan dalam peningkatan kinerja perusahaan. Hal ini memacu perusahaan meningkatkan kinerja secara menyeluruh untuk menghasilkan produk yang lebih ramah terhadap lingkungan, mulai dari sistem rantai pasok material, proses produksi, pengiriman dan penyimpanan produk, hingga kegiatan yang berkaitan dengan product recovery seperti remanufacture, recycle, reuse maupun repair (Mahadevan, et al., 2003). Perubahan perilaku industri dilakukan supaya antara perkembangan industri dan konservasi lingkungan dapat berjalan beriringan dan saling menguntungkan. Langkah konkret yang dilakukan untuk mengakomodasi faktor lingkungan adalah melalui minimasi limbah dan minimasi penggunaan sumber daya dan energi (Gupta, et al., 2001).

Untuk mengetahui seberapa besar kegiatan dari suatu proses industri berpengaruh terhadap lingkungan, maka diperlukan suatu sistem pengukuran kinerja lingkungan, hal ini bertujuan untuk mengetahui indikator-indikator performansi lingkungan dari perusahaan sehingga perusahaan dapat melakukan tindakan perbaikan maupun pencegahan dalam mencapai visi dan misi perusahaan. Peran serta aktif dari pihak perusahaan juga dibutuhkan untuk melakukan penilaian kinerja lingkungan agar selalu dapat mengevaluasi dan melakukan perbaikan-perbaikan bagi lingkungan perusahaannya. Untuk memperoleh kinerja lingkungan yang baik, dibutuhkan komitmen pihak perusahaan untuk melakukan pendekatan tersistematis dan perbaikan secara berkelanjutan dari suatu Sistem Manajemen Lingkungan (SML).

PT. Campina Ice Cream Industry yang menjadi obyek dalam penelitian ini merupakan pabrik pembuatan es krim, di mana dalam proses produksinya melalui beberapa tahap, yang setiap tahapnya menggunakan sumber daya alam dan menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Pada setiap tahapan tersebut akan menghasilkan output yang akan menjadi input bagi proses selanjutnya, dan akan dihasilkan limbah yang dapat diolah kembali maupun yang langsung dibuang. Umumnya pada sebuah industri es krim, limbah yang dihasilkan merupakan limbah organik dengan kadar BOD (Biological Oxygen Demand), TSS (Total Suspended Solid), dan COD (Chemical Oxygen Demand) yang tinggi. Untuk mengetahui besarnya aktivitas-aktivitas kerja dalam suatu industri berpengaruh terhadap lingkungan, maka diperlukan suatu sistem yang dapat mengukur dan mengevaluasi kinerja lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja lingkungan perusahaan melalui perancangan dan pengukuran sistem manajemen lingkungan. Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Lingkungan dilakukan dengan mengidentifikasi aspek-aspek dan indikator-indikator kinerja lingkungan, serta dampak yang mempengaruhi kinerja lingkungan perusahaan. Selanjutnya, pengevaluasian Sistem Pengukuran Kinerja Lingkungan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Objective Matrix, serta pengklasifikasian dalam Traffic Light System, agar nantinya perusahaan dapat melakukan perbaikan dan pengawasan terhadap berbagai indikator kinerja lingkungan.

METODOLOGI PENELITIAN

Tahap Desain Sistem Pengukuran Kinerja Lingkungan, meliputi: Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan, wawancara dengan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder), dan mencari sumber data organisasi untuk mengidentifikasikan aspek-aspek lingkungan

(3)

yang akan menjadi Key to Environment Performance Indicator (KEPI), serta penyebaran kuisioner kepada orang-orang yang berkompeten terkait proses produksi. Identifikasi Key to Environment Performance Indicator (KEPI)

Penentuan indikator-indikator kinerja diawali dengan menentukan semua stakeholder PT. Campina Ice Cream Industry, dan mengidentifikasikan stakeholder requirement tersebut terhadap perusahaan. Kemudian, ditetapkan objectives (tujuan) perusahaan dan sasaran lingkungan yang ingin dicapai. Selanjutnya, aspek-aspek lingkungan dari seluruh kegiatan perusahaan diidentifikasi untuk diberi pembobotan berdasarkan kriteria BAPEDAL. Evaluasi berdasarkan kriteria BAPEDAL ini bertujuan untuk mengetahui aspek lingkungan dari kegiatan proses produksi yang akan menimbulkan dampak cukup besar sehingga perlu diperhatikan sebagai indikator kinerja lingkungan. Aspek lingkungan yang dianggap signifikan sebagai dampak penting terhadap lingkungan apabila perkalian hasil pembobotan dari setiap subkriteria menghasilkan nilai lebih dari 6.750 (enam ribu tujuh ratus lima puluh).

Validasi KEPI

Validasi dilakukan untuk mengetahui apakah indikator-indikator yang didesain telah benar dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan akan pengukuran kinerja. Validasi ini dilakukan terhadap aspek lingkungan, tujuan lingkungan, KEPI, dan sasaran KEPI. Langkah dalam melakukan validasi yaitu dengan mengajukan hasil rancangan KEPI kepada pihak manajemen perusahaan, kemudian pihak manajemen yang akan menentukan apakah KEPI tersebut sesuai atau tidak dengan kondisi perusahaan, sehingga pada akhirnya akan didapatkan KEPI secara utuh.

Spesifikasi KEPI

Spesifikasi KEPI bertujuan untuk mengetahui deskripsi yang jelas mengenai KEPI, tujuan, keterkaitan dengan objectives, target, ambang batas, cara pengukuran KEPI, frekuensi pengukuran, pihak yang melakukan pengukuran, serta langkah-langkah dalam pengukuran.

Penyusunan struktur hirarki sistem pengukuran kinerja lingkungan

Penyusunan struktur hirarki sistem pengukuran kinerja lingkungan dilakukan dengan cara menyusun KEPI (dari hasil validasi) ke dalam suatu bentuk hirarki pengukuran kinerja lingkungan PT. Campina Ice Cream Industry.

Tahap Pembobotan dan Pengukuran Kinerja Lingkungan, meliputi: Pembobotan indikator kinerja lingkungan (environment performance indicator)

Setiap indikator kinerja lingkungan (KEPI) yang telah tersusun dalam sebuah hirarki tersebut kemudian diberi pembobotan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), melalui software Expert Choice untuk menghitung bobot dan inconsistency ratio. Tujuan dari pembobotan ini adalah untuk mendapatkan bobot tingkat kepentingan atau seberapa besar KEPI berpengaruh terhadap penilaian kinerja lingkungan perusahaan. Data primer untuk pembobotan KEPI ini diperoleh melalui kuisioner yang telah diberikan kepada pihak manajemen sehingga didapatkan bobot dari setiap ukuran performansi.

Pengukuran kinerja lingkungan

Pengukuran kinerja lingkungan dilakukan dengan scoring system menggunakan metode Objective Matrix (OMAX), hal ini bertujuan untuk mengetahui nilai pencapaian terhadap target masing-masing KEPI pada periode tertentu dengan menggunakan nilai

(4)

antara nilai pencapaian masing-masing KEPI pada level 10 (yaitu menunjukkan sasaran atau estimasi realistis dari hasil yang dapat dicapai pada masa datang) dan level 3 (yaitu menunjukkan performansi pada saat pengukuran dimulai). Selanjutnya, skor dari penilaian kinerja lingkungan dengan menggunakan metode OMAX, dianalisa dengan menggunakan metode Traffic Light System untuk mengetahui KEPI mana yang mendapatkan nilai merah, hijau, atau kuning. Hal ini untuk mengetahui apakah skor pada KEPI yang bersangkutan mengindikasikan suatu perbaikan. Ketentuan nilai-nilai dalam Traffic Light System adalah sebagai berikut:

 3 ≥ nilai skor ≥ 0 : KEPI masuk dalam kategori warna merah sehingga memerlukan tindakan perbaikan secepatnya

 8 ≥ nilai skor ≥ 3 : KEPI masuk dalam kategori warna kuning sehingga memerlukan pengawasan yang lebih intensif.

 10 ≥ nilai skor ≥ 8 : KEPI masuk dalam kategori warna hijau sehingga tidak memerlukan tindakan perbaikan namun tindakan pengawasan tetap perlu dilakukan.

Performance Criteria KEPI 1 KEPI 2 KEPI 3 KEPI 4 … Score

Performance … … … … … Realistic Performance Objective … … … 10 … … … … … … 30 … … … … … … … … … 90 … … … … … … … … … 25 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Score … … … … … Weight … … … … … Value … … … … … Current Performance Indicator … Previuos Performance Indicator … Index …

Evaluasi dan rekomendasi perbaikan

Selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap hasil pengukuran kinerja lingkungan, agar dapat memberikan rekomendasi perbaikan terhadap indikator-indikator kinerja lingkungan yang tidak sesuai dengan target atau sasaran lingkungan yang telah ditetapkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Lingkungan menggunakan integrasi dari model sistem manajemen lingkungan yang menganut prinsip Plan-Do-Check-Act (PDCA) dengan konsep IEPMS (Integrated Environment Performance Measurement System). Tujuan digunakannya model IEPMS adalah untuk mendapatkan suatu proses

a b2 B b1 C C1 A C2

(5)

yang terstruktur untuk mencapai peningkatan secara berkelanjutan dalam pengelolaan lingkungan. Penilaian kinerja lingkungan dengan menggunakan metode IEPMS, akan mempertimbangkan dua ukuran yaitu kuantitatif dan kualitatif, sehingga hasil yang didapatkan akan lebih terintegrasi. Untuk melakukan perancangan KEPI, maka dilakukan studi secara menyeluruh mengenai identifikasi kegiatan produksi.

Pengukuran kinerja lingkungan dilakukan pada PT. Campina Ice Cream Industry berdasarkan kinerja perusahaan pada periode I tahun 2008 (bulan Januari-Juni) dan periode II tahun 2007 (bulan Juli-Desember). Pengukuran kinerja lingkungan dilakukan dengan metode Objective matrix (OMAX) dengan menggunakan pembobotan hasil dari Analytical Hierarchy Process (AHP).

Berdasarkan hasil penilaian kinerja lingkungan perusahaan secara keseluruhan pada PT. Campina Ice Cream Industry menggunakan IEPMS (Integrated Environment Performance Measurement System), didapatkan 7 KEPI kategori warna merah, 36 KEPI kategori warna kuning, dan 25 KEPI kategori warna hijau. Nilai total yang didapatkan sebesar 6,6311, di mana untuk nilai kuantitatif sebesar 3,7861 dan nilai kualitatif sebesar 2,8450. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kinerja lingkungan perusahaan selama waktu pengamatan untuk penelitian ini, yaitu pada periode I tahun 2008 (bulan Januari-Juli), berada pada kategori warna kuning. Dengan demikian, perlu adanya pengawasan yang lebih ketat dan intensif terhadap KEPI tersebut. Sedangkan untuk KEPI dalam kategori warna merah perlu segera dilakukan tindakan perbaikan (improvement). Beberapa KEPI dalam kategori merah ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. KEPI Kategori Warna Merah KEPI WARNA MERAH

No. KEPI KETERANGAN SCORE

35 Kadar oksida nitrogen (NOx) dalam limbah udara ambien 2

41 Kebisingan (dBa) 2

63 Program Pelatihan Lingkungan 0

64 Peran serta karyawan dalam program pelatihan lingkungan 0

65 Program pelatihan K3 0

66 Komitmen dan tanggung jawab karyawan atas program K3 0

68 Penghargaan publik 3

Apabila perusahaan menerapkan skenario perbaikan untuk KEPI berwarna merah tersebut melalui tindakan perbaikan (improvement), maka score yang didapatkan untuk KEPI tersebut menjadi lebih baik, dengan nilai total 7,8435, serta masuk ke dalam kategori kuning dan hijau, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. KEPI Kategori Merah Setelah Melalui Skenario Perbaikan KEPI WARNA MERAH

No. KEPI KETERANGAN SCORE

35 Kadar oksida nitrogen (NOx) dalam limbah udara ambien 6

41 Kebisingan (dBa) 7

63 Program Pelatihan Lingkungan 7

64 Peran serta karyawan dalam program pelatihan lingkungan 5

65 Program pelatihan K3 7

66 Komitmen dan tanggung jawab karyawan atas program K3 5

68 Penghargaan publik 7

Susunan hirarki sistem pengukuran kinerja lingkungan berdasarkan hasil validasi aspek lingkungan (Key Environment Performance Indicator), disertai dengan pengklasifikasian berdasarkan Traffic Light System ditunjukkan pada Gambar 2.

(6)

Kinerja Lingkungan PT. Campina Ice Cream Industry Aspek Kuantitatif (Operasional) Aspek Kualitatif (Manajerial) Departemen Produksi Utilitas K3 Program Pelatihan Lingkungan Peran serta karyawan dalam program pelatihan lingkungan KEPI 1 KEPI 2 KEPI 3 KEPI 4 KEPI 5 KEPI 6 KEPI 7 KEPI 8 KEPI 9 KEPI 10 KEPI 11

KEPI 13 KEPI 15 KEPI 16 KEPI 14 KEPI 43 KEPI 44 KEPI 45 KEPI 46 KEPI 47 Bahan baku es krim Tumpahan bahan baku Kualitas produk Pendistribusian n produk Kualitas fresh water Kebocoran fresh water Air pencucian peralatan Program K3 Kebakaran di area plant Produk Limbah Bahan Baku Pentaatan hukum Sumber Daya Manusia Strategi Perusahaan KEPI 61 KEPI 66 Efisiensi homogenisasi Efisiensi pasteurisasi Efisiensi hardening Efisiensi cold storage KEPI 42 Noise Panas KEPI 29 KEPI 18 KEPI 19 KEPI 20 KEPI 21 KEPI 22 KEPI 26 KEPI 25 KEPI 24 KEPI 23 KEPI 27 KEPI 28 KEPI 30 KEPI 31 KEPI 32 KEPI 33 KEPI 35 KEPI 36 KEPI 37 KEPI 38 KEPI 39 KEPI 34 Limbah udara emisi Limbah udara ambien KEPI 40 Limbah cair KEPI 12 Pemanfaatan waste produksi Program pelatihan K3 Komitmen dan tanggung jawab karyawan atas program K3 KEPI 65 KEPI 64 KEPI 63 Program pengauditan KEPI 68 Penghargaan publik KEPI 67 KEPI 62 Efisiensi mixing Pentaatan hukum Efisiensi aging Efisiensi filling HRD Aktivitas produksi Efisiensi KEPI 17 KEPI 41 KEPI 51 KEPI 55 KEPI 54 KEPI 53 KEPI 52 KEPI 56 KEPI 57

KEPI 48 KEPI 49 KEPI 50 KEPI 58 KEPI 60

(7)

KESIMPULAN

1. Perencanaan sistem pengukuran kinerja lingkungan (SPKL) adalah mengacu pada model IEPMS (Integrated Environment Performance Measurement) dengan sistem Plan-Do-Check-Act, di mana pada model ini digunakan dua kategori pengukuran, yaitu secara kuantitatif (operasional) dan kualitatif (manajerial).

2. Hasil identifikasi aspek-aspek dan dampak lingkungan pada keseluruhan aktivitas di PT. Campina Ice Cream Industry dapat dirancang 68 KEPI (Key to Environment Performance Indicator), yang terdiri dari 61 KEPI kategori kuantitatif dan 7 KEPI kualitatif.

3. Nilai kinerja lingkungan PT. Campina Ice Cream Industry dari hasil pembobotan dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dan metode Objective Matrix (OMAX) adalah sebesar 6,6311 dan berada dalam Traffic Light System kategori warna kuning yang berarti bahwa kinerja lingkungan PT. Campina Ice Cream Industry masih perlu dilakukan pengawasan dan perbaikan oleh pihak perusahaan untuk meningkatkan kinerja lingkungannya. Sedangkan secara keseluruhan, pada PT. Campina Ice Cream Industry terdapat 7 KEPI kategori warna merah, 36 KEPI kategori warna kuning, dan 25 KEPI kategori warna hijau.

4. Skenario perbaikan kinerja lingkungan dapat meningkatkan performasi kinerja lingkungan perusahaan, dimana dari hasil perhitungan dengan metode Objective Matrix (OMAX) didapatkan nilai sebesar 7.8435.

DAFTAR PUSTAKA

Artley, W. dan Stroh, S. (2001). Establishing an Integrated Performance Measurement System. Laboratory Administration Office, University of California.

Bapedalda Jawa Timur. Himpunan Peraturan Perundangan Lingkungan Hidup. Bapedal Jatim

Coskun, A dan Bayyurt, N. (2008). Measurement Frequency of Performance Indicators and Satisfaction on Corporate Performance: A Survey on Manufacturing Companies.

http://www.eurojournals.com/ejefas_13_07.pdf

Gunther, E. dan Sturm, A. (2000). Environmental Performance Measurement. Technische Universitat Dresden

Henri, Jean-Francois dan Journeault, Marc. (2006). Environmental Performance Indicators: An Empirical study of Canadian Manufacturing Firms.

http://www.scientificjournals.com

Kaplan, Robert S. dan Norton, David P. (2000). Balanced Scorecard: Menerapkan Strategi Menjadi Aksi. Penerbit Erlangga. Jakarta.

(8)

Kaplan, Robert S. dan Norton, David P. (2001). The Strategy Focused Organization: How Balanced Scorecard Companies Thrive In The New Business Environment. Harvard Business School Press. Boston, Massachusetts.

Kuhre, W.L. (1996). ISO Certification: Environmental Management System: A Practical Guide For Preparing Effective Environmental Systems. Prentice Hall, Inc.

Prianto, T.S. (2003). Pengukuran Kinerja Lingkungan Dengan Menggunakan Metode Integrated Performance Measurement System dan PROPER (Studi Kasus Di PT. Petrokimia Gresik). Tugas Akhir Teknik Industri ITS, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Radiana, F. (2005). Upaya Peningkatan Produktivitas dan Kinerja Lingkungan Pada Proses Retanning Dengan Metode Green Productivity. Tugas Akhir Teknik Industri ITS, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Riggs, J.L. (1987). Production System; Planning, Analysis, and Control; Formerly Oregon State University. John Wiley ans Sons Inc.

Saaty, T.L. (2000). Fundamental of Decision Making and Priority Theory With The Analitic Hierarchy Process. Pittsburg: RWS Publications

Stutz, Markus, et.al. (2004). Key Environmental Performance Indicators (KEPIs): A New Approach to Environmental Assessment.

http://www.lcainfo.ch/DF/DF27/Stutz2KEPIPaper2004.pdf

Sunu, P. (2001). Melindungi Lingkungan Dengan Menerapkan ISO 14001. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta

Wijayanto, Yogik H. (2005). Pengukuran Kinerja Lingkungan Menggunakan Metode Integrasi Manajemen Lingkungan Dengan Integrated Environment Performance Measurement System (IEPMS), Studi Kasus PT. Lotus Indah Textile Industries. Tugas Akhir Teknik Industri ITS, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Gambar

Gambar 1. Contoh Tampilan Tabel Objective Matrix
Tabel 2. KEPI Kategori Merah Setelah Melalui Skenario Perbaikan

Referensi

Dokumen terkait

Pertama mengenai dengan terjadinya musibah baik tsunami maupun yang terjadi di Bandung beberapa saat yang lalu apakah pengelolaan sampah yang sekarang, berartikan tempatnya

Sebagaimana yang tertera pada hasil penelitian terdahulu bahwa seorang guru dapat menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam lagu tradisional Jawa dan menanamkan

Dari perhitungan neraca air untuk menentukan luas DTA Pindul ditambah beberapa bukti penelitian di kawasan karst lainnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa penentuan luas DTA

Secara umum nilai yang dimasukkan dapat bersifat by-value, yang maksudnya adalah nilai dari variabel yang dimasukkan kedalam fungsi tidak mengalami perubahan setelah fungsi

Berdasarkan hasil uji parsial yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Kesadaran Wajib Pajak (X2), Pelayanan (X3), dan Pengawasan (X4) berpengaruh positif

Dengan kata lain harga dan penetapan harga adalah suatu proses yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk memberikan nilai suatu produk atau jasa dengan.. mengkalkulasikan

kamu akan dikembalikan kepada Yang kamu akan dikembalikan kepada Yang Mengetahui yang ghaib dan yang hadir, Mengetahui yang ghaib dan yang hadir, lalu dikabarkanNya kepadamu

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, alat ini dapat menerima perintah untuk membuka atau menutup pintu dari aplikasi smartphone android dengan waktu respons 1