• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar Gambaran struktur pada SFZ berarah barat-timur di utara-baratlaut Kepala Burung. Sesar mendatar tersebut berkembang sebagai sesar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gambar Gambaran struktur pada SFZ berarah barat-timur di utara-baratlaut Kepala Burung. Sesar mendatar tersebut berkembang sebagai sesar"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

94

Gambar 5.21. Gambaran struktur pada SFZ berarah barat-timur di utara-baratlaut Kepala Burung. Sesar mendatar tersebut berkembang sebagai sesar mendatar dengan mekanisme horsetail, dengan struktur sesar naik berarah timurlaut-baratdaya dan struktur sesar normal berarah relatif utara-selatan.

(2)

95 5.3.1.2. Antiklin Misool-Onin-Kumawa (MOKA) dan Seram Fold-Thrust Belt

(SFTB)

Di daerah Misool terdapat suatu tinggian di bagian selatan pulau Misool yang menerus hingga ke daerah Onin dan Kumawa. Tinggian ini dikenal sebagai MOKA. Aktivitas pembentukan antiklin ini relatif aktif pada saat terjadi tektonik collision di daerah Kepala Burung, yaitu pada Oligosen Akhir. Daerah Misool pada Perm-Trias hingga Jura Akhir-Kapur didominasi oleh tektonik ekstensional sebagai bagian dari rifting baratlaut Australia. Bagian selatan Misool memperlihatkan adanya suatu tinggian batuan dasar yang diinterpretasikan sebagai suatu tinggian rift, yang membentuk graben-graben dan sesar-sesar normal di bagian barat dan timurnya. Tinggian batuan dasar tersebut merupakan awal dari terbentuknya MOKA.

Pada Oligosen Akhir, ketika proses collision aktif di daerah Kepala Burung, sesar-sesar normal di sekitar tinggian batuan dasar di selatan Misool yang berarah barat-timur menjadi aktif sebagai sesar-sesar naik berarah barat-barat-timur. Sesar-sesar naik berarah barat-timur tersebut berkembang menjadi suatu antiklin besar yang dikenal sebagai MOKA, yang terus berkembang hingga saat ini. Ketidakselarasan antara sikuen batuan berumur Eosen dengan sikuen batuan berumur Oligosen Awal yang ditemukan di pulau Misool menunjukkan bahwa aktivitas sesar-sesar naik yang berkembang sebagai MOKA relatif aktif pada Oligosen Akhir. Onlap sikuen-sikuen berumur Trias-Jura terhadap batuan dasar berumur Perm ditemukan pada lintasan seismik (Gambar 5.22., 5.23., & 5.24.) di bagian selatan Misool. Sikuen-sikuen Kapur-Miosen relatif tererosi akibat proses pengangkatan dan sesar-sesar naik yang terjadi di daerah Misool ini. Sikuen berumur Pliosen Awal diendapakan secara tidak selaras di atas sikuen berumur Perm-Miosen, dan pada lintasan seismik juga terlihat sikuen Pliosen Awal ini menjadi batas erosional terhadap sikuen berumur Kapur-Miosen. Lintasan seismik yang terikat dengan Sumur TBJ-1X juga memperlihatkan hubungan tidak selaras antara sikuen berumur Pliosen Awal dengan sikuen berumur Kapur. Sikuen berumur Oligosen-Miosen tidak teridentifikasi di sumur ini, sehingga diinterpretasikan bahwa sikuen

(3)

96 Oligosen-Miosen relatif tererosi akibat proses perlipatan dan pengangkatan yang terjadi di daerah Misool ini. MOKA ini juga berkaitan dengan pembentukan SFTB di daerah Seram. Proses perlipatan yang membentuk antiklin ini terus berlangsung dan mendeformasi hingga sikuen berumur Pliosen Awal yang ikut terlipat bersama antiklin ini.

(4)

97

Gambar 5.22. Lintasan seismik di bagian selatan pulau Misool memperlihatkan onlap sikuen berumur Trias-Jura terhadap batuan dasar Perm sebagai awal terbentuknya MOKA. Sesar-sesar normal yang terbentuk di daerah Misool pada Mesozoik, mengalami kompresi dan sebagian besar teraktivasi sebagai sesar-sesar naik berarah barat-timur yang aktif sebagai MOKA sejak Oligosen Akhir. Sikuen Pliosen Awal mengerosi sikuen berumur Kapur-Miosen, sehingga terlihat suatu

(5)

98 Gambar 5.23. Lintasan seismik di bagian selatan pulau Misool yang terikat dengan Sumur TBJ-1X memperlihatkan kontak antara sikuen berumur

(6)

99 Gambar 5.24. Lintasan seismik di daerah Misool memperlihatkan aktivitas sesar-sesar naik sebagai hasil reaktivasi terhadap sesar-sesar normal Mesozoik yang terbentuk akibat rifting.

(7)

100 Perkembangan MOKA semenjak Oligosen Akhir yang terus aktif seiring dengan proses collision yang terus berlangsung menyebabkan terjadinya proses tilting di bagian selatan Misool menuju Seram. Proses tilting tersebut menyebabkan sikuen-sikuen berumur Perm-Pliosen Awal di daerah Misool menjadi relatif miring menuju ke daerah Seram. Proses kompresional yang signifikan pada Pliosen Awal akibat tektonik collision dari bagian baratlaut Australia yang aktif hingga saat ini, menyebabkan terjadinya suatu zona sesar anjakan di daerah Seram, yang dikenal sebagai SFTB. Sesar anjakan terbentuk sebagai suatu reaksi kompresi dari bagian selatan yang bertemu dengan suatu zona tinggian MOKA.

SFTB terbentuk sebagai jalur sesar anjakan di daerah Seram. Sesar anjakan ini mendeformasi sikuen berumur Mesozoik hingga Miosen. Jalur sesar-sesar anjakan ini menyebabkan terjadinya perulangan sikuen Mesozoik hingga Miosen dan juga mendeformasi sikuen berumur Pliosen Awal. Sesar anjakan ini diperkirakan memiliki detachment di atas batuan dasar metamorf atau di sekitar sikuen berumur Trias (de Smet dan Barber, 1992). Sikuen berumur Pliosen Awal yang diendapkan relatif bersamaan dengan terbentuknya sesar anjakan Seram memperlihatkan suatu hubungan yang tidak selaras dengan sikuen berumur Mesozoik-Miosen yang terlipat secara signifikan. Jalur sesar anjakan dan perlipatan SFTBdan proses tilting di bagian selatan Misool yang disebabkan oleh MOKA menyebabkan terjadinya suatu foredeep pada suatu wilayah diantara Seram dan selatan Misool, yang dikenal sebagai Seram Trough.

Interpretasi seismik di daerah Seram (Gambar 5.25) memperlihatkan bahwa sesar anjakan Seram mendeformasi sikuen berumur Trias-Miosen, sehingga terjadi perulangan sikuen-sikuen tersebut secara signifikan. Detachment dari sesar anjakan ini berada diantara sikuen berumur Trias dan batuan dasar metamorf. Sesar anjakan ini diinterpretasikan aktif hingga saat ini, terlihat dari strukturnya yang mendeformasi hingga sikuen berumur Pliosen Awal dan juga sikuen-sikuen berumur Kuarter. Sikuen berumur Pliosen Awal posisinya tidak selaras di atas sikuen Trias-Miosen yang terstrukturkan oleh jalur sesar anjakan, mengasumsikan bahwa jalur sesar anjakan ini terbentuk pada Pliosen Awal, yang kemudian pengendapan sikuen Pliosen Awal tersebut masih terus berlangsung ketika sesar

(8)

101 anjakan tersebut terbentuk dan terus aktif hingga saat ini. Gambar 5.26 memperlihatkan komprehensi struktur SFTBdan MOKA.

(9)

102 Gambar 5.25. Interpretasi seismik di daerah Seram memperlihatkan suatu jalur sesar anjakan yang dikenal sebagai SFTB. Sesar anjakan tersebut memiliki detachment

pada sikuen berumur Trias. Tilting pada sikuen Mesozoik-Pliosen Awal dari arah selatan Misool dan jalur sesar anjakan menyebabkan suatu foredeep yang dikenal sebagai Seram Trough. Sikuen Pliosen Awal yang terdeformasi juga oleh SFTB namun posisnya tidak selaras dengan sikuen Trias-Miosen, mengindikasikan bahwa

(10)

103 Gambar 5.26. Hubungan SFTB dan MOKA memperlihatkan bahwa kemiringan ke bagian selatan dari MOKA menunjukkan suatu mekanisme tilting dan kompresi yang signifikan di bagian selatan akibat proses collision mempengaruhi perkembangan SFTB yang terbentuk pada Pliosen Awal. Hubungan dari kedua struktur ini membentuk suatu foredeep yang dikenal sebagai Seram Trough. MOKA dan SFTB relatif memiliki orientasi arah yang serupa yaitu relatif

(11)

104 5.3.2. Model Struktur dan Diskusi

Struktur-struktur Tersier di daerah Kepala Burung merupakan struktur utama yang mengontrol proses deformasi hingga saat ini, termasuk di daerah Seram, Misool, dan Salawati. Struktur Tersier ini berkaitan dengan tektonik collision di daerah Kepala Burung, sehingga menyebabkan reaktivasi struktur berumur Mesozoik dan membentuk zona sesar mendatar yang dikenal sebagai SFZ. Kinematika SFZ tersebut memberikan implikasi yang cukup signifikan terhadap perkembangan struktur di daerah Kepala Burung, sehingga terjadi beberapa mekanisme struktur yang berbeda-beda pada setiap sub-daerah Kepala Burung sesuai dengan sedimentasi dan tipe deformasinya. Hasil interpretasi, rekonstruksi, dan analisis struktur memberikan suatu model struktur sebagai komprehensi dan hubungan perkembangan struktur di daerah Seram, Misool, dan Salawati terutama yang berkaitan dengan tektonik collison dan kinematika SFZ.

Proses tektonik collision antara lempeng Pasifik dan baratlaut Australia di daerah Kepala Burung dimulai pada Eosen Akhir (Closs dkk, 2005). Awal dari proses tektonik collision ini ditandai dengan berakhirnya suatu fasa ekstensional yang terbentuk akibat proses tektonik passive margin pada Perm-Kapur. Proses collision ini berlangsung secara signifikan di bagian selatan Kepala Burung, sehingga terbentuk suatu zona tinggian yang dikenal sebagai MOKA pada umur Oligosen Awal. Antiklin ini terbentuk sebagai reaktivasi struktur-struktur Mesozoik berupa sesar-sesar normal akibat rifting yang berarah barat-timur. Sesuai dengan posisinya, sesar normal tersebut berkembang sebagai sesar-sesar naik yang kemudian dikenal sebagai MOKA. Pada dasarnya, MOKA ini sudah merupakan suatu tinggian intra rift dengan kondisi batuan dasar Perm sebagai suatu tinggian pada Perm-Jura Akhir. Hal ini diasumsikan dengan adanya suatu onlap sikuen berumur Trias-Jura Akhir terhadap batuan dasar Perm di daerah selatan Misool serta ditemukannya ketidakselarasan antara sikuen berumur Kapur dan Perm pada sumur TBJ-1x. Tinggian tersebut menjadi aktif kembali pada Oligosen Akhir, seiiring dengan proses tektonik collision, sehingga terjadi reaktivasi sesar-sesar normal akibat rifting menjadi sesar-sesar naik berarah barat-timur, yang dikenal sebagai MOKA. Selama proses pembentukan antiklin ini,

(12)

105 beberapa sikuen berumur Kapur-Miosen mengalami erosi, sehingga terjadi ketidakselarasan antara sikuen berumur Perm-Trias dengan sikuen berumur Pliosen Awal.

Aktivitas zona sesar mendatar terjadi pada Miosen Akhir. Sesar mendatar ini pertama kali terbentu sebagai zona sesar mendatar di bagian utara Kepala Burung dan Papua dengan arah barat-timur. Aktivitas sesar mendatar ini terus berlangsung selama Miosen Akhir hingga ke bagian barat Kepala Burung (baratlaut Salawati). Sesar mendatar berarah barat-timur ini relatif berhenti di daerah baratlaut Salawati yang merupakan suatu cekungan. Cekungan di baratlaut Salawati ini terbentuk sebagai hubungan antara tinggian batuan dasar dari fragmen lempeng baratlaut Australia dan tinggian batuan dasar dari fragmen oceanic. Berhentinya sesar mendatar berarah barat-timur tersebut, berkembang menjadi cabang atau splay sesar-sesar naik berarah timurlaut-baratdaya pada cekungan di bagian baratlaut Salawati serta cabang atau splay sesar-sesar normal berarah relatif utara-selatan (NNE-SSW). Mekanisme sesar mendatar barat-timur ini dikenal dengan mekanisme horsetail.

Aktivitas struktur sesar mendatar berarah barat-timur di bagian utara Kepala Burung terus berlangsung, sehingga sesar mendatar berarah barat-timur yang relatif berhenti dan berkembang sebagai sesar naik dan normal di bagian baratlaut Salawati tersebut membentuk suatu cabang atau splay sesar mendatar dengan orientasi arah timurlaut-baratdaya. Perkembangan sesar mendatar tersebut kemudian relatif berubah orientasi menjadi timurlaut-baratdaya, yang memotong daerah Klamono hingga Misool bagian barat. Sesar mendatar berarah timurlaut-baratdaya ini berkembang menjadi sesar-sesar normal di daerah Salawati dan bagian barat Misool. Sesar mendatar ini juga berkembang menjadi cekungan pull-apart yang dikenal sebagai Cekungan Salawati.

Deformasi akibat tektonik collision ini terus aktif hingga pada Pliosen Awal terbentuk sesar-sesar anjakan di daerah Seram bagian utara, yang merupakan akomodasi atas proses tilting dari aktivitas MOKA dan tektonik collision yang

(13)

106 terus berlangsung. Pembentukan sesar anjakan Seram (SFTB) ini juga dikenal dengan suatu partional deformation atau slip partioning yang merupakan deformasi yang dipegaruhi secara dominan oleh perkembangan suatu zona sesar mendatar (dalam hal ini merupakan SFZ), terutama sesar mendatar oblique, sesuai model yang dikemukakan oleh Bowman, 2003. Deformasi SFTB ini terus aktif dan melibatkan sikuen berumur Pliosen Awal-Kuarter.

Gambar 5.27. merupakan model evolusi struktur di daerah Seram, Misool, dan Salawati akibat deformasi tektonik collision yang dimulai sejak Eosen Akhir.

(14)

107 Gambar 5.27. Model evolusi struktur di daerah Seram, Misool, Salawati, dan Kepala Burung

Gambar

Gambar 5.21. Gambaran struktur pada SFZ berarah barat-timur di utara-baratlaut Kepala Burung
Gambar 5.22. Lintasan seismik di bagian selatan pulau Misool memperlihatkan onlap sikuen berumur Trias-Jura terhadap batuan dasar Perm sebagai awal terbentuknya MOKA

Referensi

Dokumen terkait

MODEL INVESTIGASI KELOMPOK (GROUP INVESTIGATION) HERBERT THELEN JOHN DEWEY Mengembangkan keterampilan berpartisipasi dalam proses sosial yang demokratis melalui penekanan

Manfaat dari penelitian ini adalah dapat mengetahui lebih dalam mengenai Shamanisme serta unsur-unsurnya terutama yang terdapat dalam ritual perkawinan dan kematian di

Promosi melalui media sosial instagram harus memiliki strategi tertentu dalam membuat rancangan promosi karena menggunakan sarana visual berupa foto dan penjelasan

tahap perencanaan yang dilakukan tidak berjalan sesuai dengan perencanaan yang ada, waktu yang dibutuhkan dalam menerapkan Model Question Student Have juga cukup lama,

berdasarkan penelitian Transformasi Untuk Keadilan pada tahun 2013 perkebunan kelapa sawit di Indonesia hanya dikuasai oleh 25 grup, di mana Grup Sinar Mas menguasai lahan

Pembuatan cetakan pada mesin molding yang semula banyak menggunakan bahan dari besi atau baja, maka untuk saat ini sudah mulai dikembangkan pembuatan cetakan

1) Pembahasan Skenario Pemesanan: Perhitungan beberapa skenario pemesanan barang pada tahap sebelumnya menunjukkan bahwa skenario 5 merupakan pilihan terbaik dari

Dalam program opsi saham, suatu perusahaan memberikan kepada karyawan secara perorangan hak kontraktual, atau opsi, yang merupakan untuk membeli suatu jumlah tertentu atas