• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RSUD DR. M. SOEWANDHIE SURABAYA - ITS Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RSUD DR. M. SOEWANDHIE SURABAYA - ITS Repository"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional Pascasarjana XIV – ITS, Surabaya, 7 Agustus 2014 ISBN No.xxx xxxx xxxxx

EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH

RSUD Dr. M. SOEWANDHIE SURABAYA

Ervin Silviana Agustin dan Nieke Karnaningroem

Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: ervin.silviana@yahoo.com

Abstrak

RSUD Dr. M. Soewandhie merupakan salah satu rumah sakit milik Pemerintah Surabaya dengan tipe B. Dalam pelaksanaannya menghasilkan limbah yang salah satunya adalah limbah cair yang berasal dari kegiatan klinis dan domestik. Limbah klinis akan masuk kedalam pengolahan pendahuluan sebelum masuk kedalam IPAL. Debit air limbah yang masuk ke dalam IPAL dari kegiatan pelayanan RSUD Dr. M. Soewandhie sebesar 131,06 m3/hari. hasil

uji kualitas efluen air limbah pada bulan februari 2014 belum memenuhi baku mutu berdasarkan Peraturan Gubernur Jatim No. 72 Tahun 2013. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja dan mengevaluasi instalasi pengolahan air limbah guna mengetahui seberapa besar efektifitas kinerja unit IPAL dalam mengolah limbah cair.

Pada penelitian ini dilakukan pengambilan sampel limbah cair setiap pagi dan sore dengan uji parameter yaitu TSS, BOD, COD, DO dan pH. Titik sampling terletak pada influen dan efluen setiap bangunan pengolahan air limbah meliputi sumur pengumpul, bak ekualisasi dan biofilter aerobik. Selanjutnya sampel air limbah dianalisis di Laboratorium Pemulihan Air Teknik Lingkungan ITS.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan limbah cair rumah sakit menggunakan biofilter aerobik mempunyai efisiensi menurunkan COD, BOD, dan TSS sebesar 33%, 47% serta 31 %. Efisiensi pada biofilter aerobik ini masih rendah sehingga efluen air limbah masih belum memenuhi baku mutu. Salah satu penyebabnya yaitu terganggunya metabolisme mikroorganisme (biofilm) dalam mendegradasi polutan organik. Hal ini disebabkan adanya penambahan alum pada operasional IPAL. Alum mempunyai sifat toksisitas terhadap metobolisme mikroorganisme bahkan bisa menyebabkan kematian. Selain itu kurangnya oksigen terlarut membuat pertumbuhan mikroorganisme menjadi terhambat. Untuk meningkatkan efisiensi kinerja IPAL maka diperlukan penggantian blower yang mampu menghasilkan oksigen yang diperlukan serta tidak dilakukan penambahan alum pada proses operasional.

Kata kunci: Biofilter Aerobik, Air Limbah, Alum.

1. Pendahuluan

Rumah sakit merupakan sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan rujukan serta dapat berfungsi sebagai tempat pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian (SK Gubernur Jatim No 61/1999). Rumah sakit dalam melaksanakan fungsinya menghasilkan buangan yang berupa limbah, baik limbah padat, limbah cair dan gas (Arfan, 2012). Limbah cair merupakan limbah yang dihasilkan dari seluruh kegiatan rumah sakit yang mengandung bahan berbahaya sehingga menyebabkan pencemaran jika dibuang ke lingkungan (SK Gubernur Jatim No 61/1999).

Rumah sakit memerlukan air bersih dalam jumlah cukup besar antara 400-1200 L/hari/kamar dan menghasilkan air buangan yang mengandung mikroorganisme, logam berat, dan bahan kimia beracun (Gautam et al., 2007). Air limbah yang dihasilkan dari rumah sakit mengandung bahan kimia, senyawa organik, dan kemungkinan mengandung senyawa patogen

yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan pada manusia. Beberapa komponen air limbah rumah sakit mengandung bahan beracun yang diperkirakan bisa menyebabkan penyakit kanker (Jolibois and Guerbet, 2005).

(2)

IPAL (Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya, 2013).

Menurut Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya, (2014) efluen air limbah yang dihasilkan mengandung BOD5 sebesar

30,31 mg/l, COD sebesar 100,36 mg/l dan TSS sebesar 71 mg/l. Berdasarkan baku mutu Peraturan Gubernur Jatim No 72 Tahun 2013 kandungan BOD = 30 mg/L, COD= 80 mg/L, TSS= 30 mg/L atau berarti kualitas air limbah yang dibuang tersebut belum memenuhi baku mutu.

Sejak IPAL RSUD Dr. M. Soewandhie dioperasikan hingga sekarang belum pernah ada evaluasi untuk mengkaji kinerja proses unit IPAL. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya suatu evaluasi yang terkait dengan kinerja instalasi pengolahan air limbah untuk mengetahui seberapa besar efektifitas kinerja unit IPAL dalam mengolah air limbah. Selain itu evaluasi juga berfungsi menganalisis masalah apa saja yang menyebabkan air limbah belum memenuhi syarat baku mutu. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan rekomendasi pemecahan masalah kepada RSUD Dr. M. Soewandhie terhadap peningkatan kinerja proses IPAL.

2. Metoda Penelitian 2.1 Pengambilan Sampel

Penelitian dilakukan pada Bulan Maret-Mei 2014 di Laboratorium Pemulihan Air, Jurusan Teknik Lingkun, FTSP, ITS. Pada penelitian ini dilakukan pengambilan sampel untuk mengetahui efisiensi bangunan IPAL.

2.2 Titik Sampling

Sampel berasal dari influen dan efluen tiap bangunan pengolahan air limbah RSUD Dr. M. Soewandhie Surabaya. Bangunan IPAL meliputi sumur pengumpul, bak ekualisasi dan biofilter aerobik. Pengambilan sampel dilakukan di lima titik meliputi:

1. Influen sumur pengumpul 2. Efluen sumur pengumpul 3. Efluen bak ekualisasi 4. Efluen biofilter aerobik

Lokasi pengambilan sampel dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Titik Pengambilan Sampel

2.3 Analisis Paramter

Parameter yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan kondisi lapangan. Berdasarkan uji kualitas air limbah pada Bulan Februari 2014 terdapat 3 parameter yang belum memenuhi baku mutu yaitu COD, BOD dan TSS. Namun pada penelitian ini digunakan 5 parameter meliputi COD, BOD, TSS, pH dan DO. Uji parameter oksigen terlarut sangat penting dilakukan, karena DO berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroorganisme (biofilm) yang terdapat pada bangunan biofilter aerobik.

2.3 Analisis dan Pembahasan

Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan hasil pengumpulan data primer dengan kriteria desain sesuai literatur. Dalam analisis data dan pembahasn dilakukan beberapa hal sebagai berikut:

1. Parameter kinerja sumur pengumpul meliputi:

a. Beban air limbah yang masuk dan keluar sumur pengumpul

b. Waktu detensi

2. Parameter kinerja bak ekualisasi meluputi: a. Efisiensi removal

b. Volume efektif bak ekualisasi

c. Beban air limbah yang masuk dan keluar bak ekualisasi

d. Waktu Detensi

3. Parameter kinerja biofilter aerobik meliputi: a. Efisiensi removal

b. Kapasitas pengolahan

c. Pengaruh penambahan alum terhadap mikroorganisme (biofilm).

3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Hasil Analisis Parameter Kinerja dengan Data Primer

Data primer merupakan data sampling setiap 2 hari sekali selama sepuluh hari pada pagi dan sore hari. Hasil analisis data dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil Analisis COD, BOD, TSS, pH, DO

Sampel Konsentrasi (mg/L)

COD BOD TSS pH DO Influen Sumur

Pengumpul 288 142 138 7,17 0,7 Efluen Sumur

(3)

Efluen Efluen Aerobik

Dari denga meng air lim limba

Sampel

Bak Ekualisasi Biofilter k

tabel 1. Hasi an tujuan u etahui trend mbah pada u ah. Trend kar

bar 2.

bar 2. Grafik An

angan:

mur pengumpu ak ekualisasi iofilter aerobik

Gambar 2. t en dan eflu

alami fluktua unan pengola

ik. Pada eflue en bak ekualis isebabkan ada

efluen sumur turbulen m ntuk menjadi menjadi besa dan BOD m unan pengolah tidak terliha nya yang terla m Harianto (

ut pada prose mal harus 2 m

ata nilai kons wah 1 mg/L. imumnya kin

egradasi polu ).

Kinerja Ba bah

Sumur Pengu hasil analis ukan dapat di sebagai beriku hemical Oxyg en SP :2

n SP :2 ensi : x

Influen SP

il analisis dap untuk memp

karakteristik unit bangunan rakterisitk da

nalisis COD, BOD

ul

erlihat konsen uen setiap

tif. Penyisihan ahan biologis en sumur peng sasi terjadi ke anya penamb r pengumpul menyebabkan i terlarut ke ar. Sedangkan mengalami pen

han air limbah at pada gra alu kecil. Me 1980) secara es pengolahan mg/L. Pada T sentrasi oksige

Hal ini meny nerja mikoor utan air limb

angunan Pe

umpul sis laboratori

iketahui efisie ut:

Efluen BE

E

Se

sentrasi (mg/L) TSS pH 258 7,09

169 7,31

pat dibuat gra ermudah da

dari konsent n pengolahan apat dilihat p

D, TSS, pH dan

ntrasi TSS p unit bangu n terbesar terj s yaitu biofi gumpul sekali enaikan TSS. bahan alum p . Kondisi ali flok-flok y embali, sehin n pada param nurunan diset h. Pada param afik, disebab enurut Benef umum oksi n secara aero Tabel 1. terl en terlarut ma yebabkan kur rganisme da bah (Liu et

engolahan

ium yang te ensi COD, BO

COD)

Efluen BA

COD BOD TSS pH

minar Nasional

DO

Pascasarjana X

Biochemical fluen SP

luen SP isiensi :

Padatan Ters fluen SP

luen SP isiensi :0

2.2 Analisis Ki ketahui: njang : bar

edalaman+ Fre edalaman

da sumur pen lutan organik ngumpul ya mentara air alirkan ke pe ngan kriteria aktu kontak ai

da umumnya b da kondisi lap n COD sebes pengaruhi oleh

aktu detensi emenuhi k ketahui waktu

manya waktu ntak air limb nyisihan pad da parameter mun konsentr nsentrasi ini um pada pi hingga terjad

suspensi kem manya waktu au air limbah b

2.3 Efisiensi R Chemical Ox fluen BE

XIV – ITS, Sura IS

:27 %

l Oxygen Dem :142 mg/L :120 mg/L x 100 % :15 %

suspensi (TSS :138 mg/L :159 mg/L

Kinerja Sumur

:6, :1, eeboard :1, :1,

enit (Tidak m

ngumpul terjad k. Pada dasa aitu untu limbah yang engolahan sel

desain td ≤ ir limbah sang

belum terjadi pangan, terjad ar 15% dan 2 h waktu deten

pada sumur kriteria desai u detensi leb u detensi m bah lebih lam da polutan o

r TSS tidak rasi semakin

disebabkan k pa efluen s di flok-flok mbali karena u detensi bisa

berada pada k

Removal Bak E xygen Demand :210 mg/L

abaya, 7 Agustu SBN No.xxx xxx

mand (BOD)

S)

Pengumpul

3 m

memenuhi, td

di proses peny arnya fungsi uk mengump

g masuk se lanjutnya. Seh

10 menit, d gat pendek seh

penyisihan. N di penyisihan 27%. Penyisih nsi yang lebih

r pengumpul in. Hasil a bih dari 10 menyebabkan

ma sehingga organik. Seda k terjadi rem

besar. Penam karena penam sumur pengu k yang kem alirannya tur

menyebabka ondisi anaerob

Ekualisasi d (COD)

s 2014 xx xxxxx

am)

d ≤ 10

yisihan sumur pulkan ebelum hingga dimana hingga Namun n BOD

han ini lama.

tidak analisis menit. waktu terjadi angkan moval, mbahan mbahan umpul, mudian rbulen. an bau,

(4)

Efluen

iochemical Ox en BE :1

n BE :1 ensi : x :9

adatan Tersusp en BE :1 n BE :2 ensi :0

perhitungan sihan beban o si bak homogenkan ngga dengan ng 10 menit, p

s penyisihan isasi untuk pa runan, namu entrasi. Penin efluen sumur adi lebih mbahan alum umpul yang

gga menyeba kemudian ters terjadi adalah akibatkan TSS

n itu, pada b mengalami p mbahan kons

ti pada e entrasi TSS abkan penamb r pengumpul gga menyeba

kemudian ters terjadi adalah akibatkan TS n itu fungsi homogenkan ngga bisa jad

besar karen entrasi air limb

Analisis Volume rlukan data etahui volu ngsung. Hal

ontrol debit k ke bak eku k ke unit uatif, sehingga

185 mg/L x 100 %

:12 %

xygen Demand 120 mg/L

diatas, dapat organik yaitu

ekualisasi debit serta ku kriteria desai pada umumny

polutan org arameter TSS un mengalam

gkatan TSS pengumpul. besar kare m pada pipa masuk ke abkan terbent

suspensi kemb h aliran turbul

S menjadi ber

bak equalisasi penurunan, na sentrasi. Keja efluen sumu menjadi lebi bahan alum p yang masuk k abkan terbent

suspensi kemb h aliran turbul SS menjadi b i dari bak debit serta ku di, konsentras na telah ter bah yang masu

e Efektif Bak Ek kuantitas air ume efektif

tersebut b dan beban a alisasi. Debit pengolahan a bak ekualis %

d (BOD)

diketahui terj COD dan BO

yaitu un ualitas air limb in waktu dete ya belum terj ganik. Pada

tidak mengal mi penamba ini sama sep Konsentrasi T ena disebab

a efluen sum bak ekuali tuknya flok-f bali karena ali len. Hal ini y rtambah besar

i parameter T amun mengal

adian ini sa ur pengump ih besar kar pada pipa efl ke bak ekuali tuknya flok-f bali karena ali len. Hal ini y bertambah be ekualisasi y ualitas air limb

si TSS menj rcampur den

uk sebelumny

kualisasi r limbah un f saat pro bertujuan un air limbah y air limbah y terjadi sec sasi ini berfun

jadi

tuk menstabi ban air limbah nentuan volu emerlukan dat bit rata-rata p OD atau CO sebut dapat d asuk di bak ban air limb lam penelitia OD.

erdasarkan da ualisasi yang apangan, mak tuk menentuk lakukan perhi m3/jam), kumul ban COD (kg

ihat pada Tab

Tabel 2. Kara

De (m

Average 0,00

eak 0,00

Minimum 0,00

erdasarkan kri k yang dipe afik dengan m n volume kum aktu. Selanjut

rva pada len rtikal antara d lume bak eku ihat pada Gam

Gambar 3. Gra

Volum

ilkan atau m h yang masuk ume efektifit ta influen air per jam (m3/ja OD rata-rata diketahui volu ekualisasi se ah (kg/jam). an ini mengg

ata variasi g diperoleh ka dapat dila kan volume ef

itungan melip latif debit rata g/jam). Hasil bel 2.

akteristik Influen Ekualisasi

ebit

iteria desain erlukan dapat menghubungka mulatif rata-r tnya ditarik g ngkung terbes dua garis seja ualisasi. Hasil mbar 3.

afik Volume Efe

me: 11,22 m3

V

meratakan deb .

tas bak eku limbah antar am) dan kons (mg/L). Dar ume komulati lama 24 jam

Beban air l gunakan para

debit influen dari pengu akukan perhit fektif bak ekua puti, kumulatif a-rata (m3/jam l perhitungan

n Air Limbah Ba

m) t dihitung m an volume kum rata dengan p garis sejajar d sar. Dihitung ajar tersebut s l perhitungan

ektif Bak Ekualis

Volume: 22,52 bit dan

ualisasi ra lain,

entrasi ri data

f yang m serta

limbah ameter

n bak ukuran tungan alisasi. f debit

volume melalui mulatif periode dengan g jarak

sebagai n dapat

sasi

(5)

Pada

Gambar 3. dip ar 33,74 m isasi yang ter Soewandhie s isasi yang dip dibawah volu gga bak eku mpung debit f

Beban Air Lim Ekualisasi

asarkan perh ditentukan ah setelah m

tungan dapat d

Tabel 3. Karakte

Avera

Peak

Minim

andingan ko um masuk dan

saat beban p dilihat pada T

2. Perbandingan Efluen Bak

Rasio

k/average

mum/average

k/Minimum

Tabel 4. d n air limbah ekualisasi. Pad uktuatif, seda isasi meng gga kualitas a isi tersebut d dan mini andingan kon

k bak ekualisa Gambar grafik ah yang berm m memperoleh qualized) dan s

peroleh volum m3, sedangka

rdapat pada I sebesar 50 m

peroleh masih ume bak ekua ualisasi masi fluktuatif yang

mbah yang M

hitungan seb kualitas dan melalui bak e

dilihat pada T

eristik Influen Ai Ekualisasi

Beba

ndisi kualita n setelah masu peak, minimu Tabel 4.

n Kualias Influe k Ekualisasi (Eq

Beban C Sebelum masu

bak ekualisas (Unequalized 3,66/1,54= 2,3

0,14/1,54= 0,0

3,66/0,14= 26,

apat diketahu sebelum dan da influen air angkan setel

alami pros air limbah men ditunjukkan de mum tidak ndisi sebelum

asi dapat dilih k perbanding manfaat untuk h kondisi seb setelah ekualis

Se

me bak ekuali an volume IPAL RSUD m3. Volume h lebih kecil a

alisasi yang a ih cukup un g masuk.

Masuk dan Kel

belumnya, m n kuantitas ekualisasi. H

abel 3. uk bak ekuali um dan aver

en (Unequlized) d qualized)

COD (kg/jam) uk

si d)

Sesduah m bak ekua

(Equali 38 2,17/1,54

09 1,23/1,54

14 2,17/1,23

ui perbandin n sesudah ma r limbah terl lah masuk es pemerat njadi lebih sta engan nilai ra

terlalu ja m dan sesu hat pada Gam gan kualitas k mempermu

belum ekuali sasi (equlized)

minar Nasional

sasi alisasi

zed)

Pascasarjana X

Gambar 4. Grafik Sebelum d

ambar 4. men belum masuk

ngan garis w arna biru terja ondisi kualitas n konstan s ualitas air limb

unjukkan den n kualitas air enyebabkan p

ak stabil atau

2.6 Analisis W ketahui: ebit rata-rata

njang bar edalaman

idak memenuh

2.7 Efisiensi R Chemical Ox fluen BA

luen BA isiensi :

Biochemical fluen BA

luen BA isiensi :

Padatan Ter fluen BA

luen BA isiensi :

2.8 Kapasitas ketahui: njang bar

XIV – ITS, Sura IS

k Perbandingan dan Sesudah Ma

nunjukkan k bak ekualisas warna biru. T adi fluktuatif

s air limbah m setelah masu bah setelah m ngan garis w r limbah yang

proses pengo tidak maksim

Waktu Detensi B

= 5,46 m3/ja

Removal Biofil xygen Demand

:185 mg/L :123 mg/L x 100 % :33 %

l Oxygen Dem :75 mg/L :40 mg/L x 100 %

:47 %

rsuspensi (TSS :258 mg/L :178 mg/L x 100 % :31 %

Pengolahan B

:9 :2,

abaya, 7 Agustu SBN No.xxx xxx

n Kualitas Air Li asuk Ekualisasi

kualitas air l si yang ditunj Terlihat pada kualitas air li menjadi lebih uk bak ekua masuk bak eku warna merah. g berfluktuati olahan selan mum.

Bak Ekualisas

am

Q

5,46 m3/jam

60 menit

enit)

lter Aerobik d (COD)

mand (BOD)

S)

Biofilter Aerob

m 5 m

s 2014 xx xxxxx

imbah

limbah jukkan a garis

imbah. h stabil

alisasi. ualisasi Aliran f akan njutnya

si

(6)

Kedalaman :2,5 m Qpompa :10 m3/jam :240 m3/hari

Media :Bioball

Diameter :3cm V (kondisi eksisting) :P x L x h

:9 m x 2,5 m x 2,5 m

:56,25 m3

Qpompa (ke biofilter) :V : td 240 m3/hari :56,25 m3 : td

td :56,25m3 : 240 m3/hari :0,23 hari = 5,6 jam V yang dibutuhkan :Q x td

:240m3/hari x0,23 hari

:55,2 m3

Air limbah dari bak ekualisasi dialirkan ke dalam biofilter aerobik. Jenis bak ekualisasi pada IPAL yaitu tipe in-line Equalization yang berarti seluruh air buangan yang akan dikelola dipompa dengan aliran konstan menuju ke biofilter aerobik. Pada kondisi lapangan debit air limbah yang masuk ke biofilter sebesar 10 m3/jam.

Hasil analisis data, dengan Q pompa sebesar 10 m3/jam dibutuhkan volume biofilter sebesar 55,2 m3. Sedangkan pada kondisi lapangan volume biofilter adalah 56,25 m3. Sehingga kapasitas biofilter masih mampu menampung dan mengolah air limbah yang masuk meskipun kondisinya berada pada ambang batas (kondisi tangki penuh).

3.2.9 Kinerja Biofilter Aerobik 1. Organik Loading Rate (OLR) Diketahui data lapangan. Debit (Q) pompa :10m3/jam

:240 m3/hari BOD5 influen (So) :110mg/L:1000

kg/m3 =0,110 kg/m3 BOD5 efluen (So) :64 mg/L

Volume biofilter :56,25 m3  Organik Loading Rate

         240 56,25 m3 110 mg/L

= 0,5 kg/m3.d

Kriteria desain :10-12 kg/m3.d (Sumber:Sasse, 1998 = Tidak memenuhi kriteria desain)

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan nilai OLR tidak memenuhi kriteria desain. Nilai organik loading menunjukkan massa BOD dalam setiap m3 air limbah yang akan diolah oleh mikroorganisme pada biofilter. Beban organik merupakan nutrisi bagi metabolisme biofilm. Hasil analisis data nilai OLR rendah atau sangat kecil dibandingkan dengan kriteria desain. Hal ini berpengaruh terhadap kinerja mikroorganisme dalam mendegradasi polutan organik

2. Hidraoulic Loading Rate (HLR) Diketahui data lapangan.

Debit (Q) pompa :10m3/jam

: 240 m3/hari

Luas area biofilter (A) :P x L :9 m x 2,5 m

:22,5 m2

 Hidroulic Loading Rate

     24022,5  =10 m3/m2.hari =0,4 m3/m2.jam

Kriteria desain = <2 m3/m2.jam (Sumber: Sasse, 1998 = memenuhi kriteria desain)

3. Waktu Tinggal (Retention Time)

Waktu tinggal merupakan lamanya air limbah tinggal dalam biofilter dengan perhitungan sebagai berikut.

     56,25  240

= 0,23 hari = 5,5 jam

Kriteria desain td = 12 – 24 jam (Sumber: Sasse, 1998 = Tidak memenuhi kriteria desain)

Pendeknya waktu detensi menyebabkan polutan organik tidak benar-benar terdegradasi karena tidak cukupnya waktu kontak. Hasil analisis data nilai td tidak memenuhi kriteria desain yaitu 5,5 jam. Menurut Cheng et al (2012) pengaruh pendeknya waktu detensi yaitu pendistribusian subtrat pada lapisan terdalam biofilm menjadi berkurang sehingga tidak merata. Sementara pada lapisan terluar biofilm mengalami kelebihan nutrisi untuk pekembangbiakan, akibatnya kinerja biofilter berkurang. Oleh karena itu diperlukan optimalisasi waktu detensi sesuai dengan kriteria desain yaitu 12-24 jam (Sasse, 1998).

4. Kebutuhan Oksigen

(7)

Seminar Nasional Pascasarjana XIV – ITS, Surabaya, 7 Agustus 2014 ISBN No.xxx xxxx xxxxx

Disisi lain tingginya konsentrasi oksigen terlarut menyebabkan metabolisme mikroorganisme lebih cepat dan dapat memperpendek siklus hidup sel (Liu et al., 2002). Hal ini menyebabkan hilangnya biomassa sehingga mengurangi kinerja biofilter untuk mendegradasi polutan organik.

Oleh karena itu dibutuhkan oksigen optimum yaitu sebesar 3,3 kg/hari yang dapat membuat kinerja bakteri dalam mendegradasi polutan organik secara maksimal. Diperlukan blower yang dapat mentransfer udara sebesar 0,15 m3/menit.

3.2.10 Pengaruh Penambahan Alum terhadap Mikroorganisme (Biofilm)

Pada operasional IPAL terdapat penambahan alum pada pipa efluen sumur pengumpul atau pipa influen bak ekualisasi. Alum merupakan polimer yang biasa digunakan sebagai koagulan dalam proses pengolahan air limbah secara kimia. Menurut Mutairi (2006) penggunaan polimer atau koagulan alum berpengaruh buruk terhadap metabolisme bakteri. Semakin besarnya konsentrasi alum semakin toksik terhadap mikroorganisme (biofilm).

Banyaknya konsentrasi alum menjadi inhibitor pada sistem mikroorganisme. Hal ini menyebabkan kinerja mikroorganisme tidak stabil, yang berakibat terhadap kemampuan pengolahan air limbah pada biofilter menurun. Selain itu, peningkatan konsentrasi tawas menyebabkan penurunan pH air limbah. Penuruan pH bersamaan dengan hilangnya padatan dalam proses pengolahan yang mengakibatkan kematian bakteri. Alum dapat menyisihkan polutan organik dan padatan, namun juga bersifat toksik terhadap mikroorganisme.

Menurut EPA (1974) penggunaan koagulan alum pada pengolahan air limbah dapat meningkatkan produksi lumpur. Beberapa penelitian telah menunjukkan lumpur yang dihasilkan dari koagulan alum bersifat toksik.

4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian kinerja yang telah dilakukan di RSUD Dr. M. Soewandhie Surabaya, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kinerja IPAL RSUD Dr. M. Soewandhie

Surabaya, kurang efektif karena efluen yang dihasilkan belum memenuhi baku mutu sesuai dengan Pergub Jatim No 72 Tahun 2013.

2. Berdasarkan hasil evaluasi bangunan IPAL, diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Karakteristik air limbah menunjukkan pH yang masih berada pada kisaran pH optimum bagi pertumbuhan bakteri yaitu 6-8.

b. Kinerja bak ekualisasi kurang maksimal, terlihat dari kurang homogennya kualitas air limbah setelah masuk bak ekualisasi.

c. Penambahan alum (tawas) dan kondisi aliran yang turbulen menyebabkan flok-flok yang terbentuk menyebabkan kandungan TSS lebih besar.

d. Penambahan alum bersifat toksik terhadap mikroorganisme (biofilm) bahkan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kematian, sehingga dapat mengganggu kinerja biofilter. e. Kondisi eksisting bangunan biofilter berada

pada kondisi maksimum.

6. Daftar Pustaka

Anonim. 2013. Badan Lingkungan Hidup. Surabaya.

Anonim. 2013. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 61Tahun 1999 tentang Baku Mutu Air Limbah Rumah Sakit di Jawa Timur. Anonim. 2013. Peraturan Gubernur Jatim Nomor

72 Tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah Rumah Sakit di Jawa Timur. Arfan, H.H., Zubair,.A., Alpryono. 2012. Studi

Instalasi Pengolahan Air Limbah RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo. Jurnal Penelitian Teknik Sipil.

Cheng, H., Lin, H., Huo, H., Dong, Yingbo., Xue, Q., Cao, Lixia. 2012. Continuous removal of ore floatation reagents by an anaerobic–aerobic biological filter. Jurnal of Bioresource Technology. p. 255–261 Gautam, A.K., Kumar, S., Sabumon, P.C., 2007.

Preliminary Study Of Physico-Chemical Treatment Options For Hospital Wastewater. Journal of Environmental Management. Vol.83: p. 298–306.

Jolibois, B., Guerbet, M., 2005. Hospital Wastewater Genotoxicity. Annals of Occupational Hygiene Advance. Annals of Occupational Hygiene. 10,1093.

Liu, F., Zhao, C.C., Zhao, D.F., Liu, G.H., 2008. Tertiary treatment of textile wastewater with combined media biological aerated filter (CMBAF) at different hydraulic loadings and dissolved oxygen concentrations. Jurnal of Hazard Mater. Vo. 160: p. 161–167.

Liu, Q., Zhou, Y., Chen, L., Zheng, X. 2010. Application of MBR for Hospital Wastewater Treatment in China. Jurnal of Desalination. Vol. 250:p. 605-608.

Liu, X.D., Yang, Z.S., Zhang, J., 2002. A study on sewage treatment with anoxic–aerobic aerated integrative biological filter. Jurnal of Environmental. Vol. 28: p. 14–17. Mutairi, A. N.Z. 2006. Coagulant toxicity and

(8)

Ecotoxicology and Environmental Safety. p. 74 – 83

Gambar

Gambar 1. Titik Pengambilan Sampel
tabel 1. Hasiil analisis dap
Gambar 3. dipperoleh volum3

Referensi

Dokumen terkait

Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung, yakni teknik pengumpulan data di mana penyelidik mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap

[r]

Tetapi, disini jelas adanya praktek jual beli barang sistem panjar titip di Toko Rizky Jaya ini merugikan salah satu pihak, yaitu pihak pemilik toko karena barang

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas di Bab IV dan dari penarikan kesimpulan di atas mengenai Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Kompetensi Terhadap Kinerja

Tagari Tallunglipu Menajdi wil.. Rembon Perda No.. Parinding Perda No.. Tiromanda Semula wil Kec.. Raru Sibunun Perda No.. POLEWALI MAMASA Menjadi wil. Prov Sulbar UU No. MAJENE

Lincoln dan Lofland (1984:47) bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan

NNRTI NRTI Protease Inhibitor Fusion Fusion Fusion Fusion Inhibitor &amp; Inhibitor &amp; Inhibitor &amp; Inhibitor &amp; Chemokine Chemokine Chemokine Chemokine Receptor

Rencana Penarikan Dana dan Perkiraan Penerimaan yang tercantum dalam Halaman III DIPA diisi sesuai dengan rencana pelaksanaan kegiatan.. Tanggung jawab terhadap penggunaan anggaran