• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul trainer mikrokontroler atmega 8535 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Modul trainer mikrokontroler atmega 8535 - USD Repository"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

i

MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 8535

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik

Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma

disusun oleh:

MARIANO MAXIMUS JAMAN NIM: 035114015

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

ii

TRAINING MODULE

In partial fulfillment of the requirements for the degree of Sarjana Teknik Electrical Engineering Study Program

Electrical Engineering Department

Science and Technology Faculty of Sanata Dharma University

by:

MARIANO MAXIMUS JAMAN NIM: 035114015

ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)

vi

skripsi ini kupersembahkan untuk:

Bapa di Surga, Yesus Kristus, dan Bunda Maria

yang membuat segalanya mungkin

bapa mama

yang selalu sabar dan percaya

ita lia

yang selalu mendukung

doyoq

yang selalu mengerti

(7)
(8)

viii

aplikasi kendali maupun otomasi, mulai dari sistem yang sederhana hingga sistem yang kompleks. Karenanya pembelajaran dan pemahaman tentang mikrokontroler AVR ATMega 8535 perlu ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan menciptakan suatu modul trainer yang diharapkan bisa membantu pembelajaran dan pemahaman tentang mikrokontroler AVR ATMega 8535 beserta fitur-fiturnya.

Pada penelitian ini, digunakan tiga masukan (masukan saklar, masukan keypad matriks, masukan analog) dan tiga penampil (LED, LCD, 7 segmen). Penggunaan masukan dan penampil tersebut bisa dikombinasikan untuk mempermudah pembelajaran dan pemahaman tentang mikrokontroler AVR ATMega 8535.

Jumlah maksimal kombinasi masukan dan penampil adalah empat kombinasi, sesuai dengan jumlah port pada mikrokontroler AVR ATMega 8535.

Trainer ini sudah bekerja dengan baik. Ketiga masukan dan penampil bisa digunakan. Program yang digunakan sudah berhasil.

(9)

ix

automatism application, either for the simple system or the complex one. That is why the studying and comprehension about the AVR ATMega 8535 is need to improved. This research was meant to create a training module that supposed to make the comprehension of the AVR ATMega 8535 being a lot easier.

In this research, three inputs (switch input, keypad matrix, analog input) and three displays (LED, LCD, 7 segmen) are used. These inputs and displays can be combined to make the comprehension easier.

The maximal inputs and displays combination is four, based on the number of the AVR ATMega 8535 microcontroller’s port. This trainer is already work succesfully. The all three inputs and displays can be used. The program that used is succes.

(10)

x

hanya atas berkat dan rahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan tulisan ini.

Tulisan ini adalah salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik pada

Program Studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma.

Keberhasilan penyelesaian tulisan ini tidak lepas dari bentuan berbagai

pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Martanto, S.T.,M.T. selaku dosen pembimbing yang telah

merelakan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing penulis.

2. Bapa Onesimus Jaman dan Mama Maria Imelda Hagul yang telah

memberikan dukungan moral, spiritual, dan finansial dalam penyusunan

tulisan ini.

3. Segenap dosen-dosen Teknik Elektro atas segala bantuan yang telah

diberikan selama penulis menimba ilmu selama kuliah.

4. Yang terkasih Benedikta Gratias Jaman dan Natalian Jaman yang selalu

mendukung.

5. Yang tercinta Selviana Nuryati Handayani atas dorongan dan semangat.

6. Mas FX. Suryo A. Subrata atas kesabaran dan bantuannya.

7. Rekan-rekan yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam

pengerjaan karya tulis ini: Marselinus Rony, Ricky Nelson, David, dan

Andi.

8. Sahabatku Yeremias J., Marianus S. J., Ignatius J., Celly Zanky T. L.,

Ishak S. D., Kristoforus Forus H., yang selalu menghibur.

9. Teman-teman seperjuangan Teknik Elektro Sanata Dharma yang telah

banyak membantu: Marselinus Rony, Ricky Nelson, Andry P. S.,

Yanuarius B., Nendar Apo W., Jah Yudi, Raditya W., dan teman-teman

lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

10. Segenap laboran Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma.

(11)

xi

membangun sangat penulis harapkan.

Akhir kata, semoga tulisan ini berguna bagi semua pihak dan dapat

menjadi bahan kajian lebih lanjut.

Yogyakarta, 16 Juli 2010

Penulis

(12)

xii

HALAMAN SAMPUL (BAHASA INGGRIS) ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

INTISARI ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR TABEL...xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 1

1.3. Batasan Masalah ... 2

1.4. Metodologi Penelitian ... 2

BAB II DASAR TEORI ... 4

2.1. Mikrokontroler AVR ATMega 8535 ... 4

2.1.1. Fitur AVR ATMega 8535 ... 6

2.1.2. Konfigurasi Pin Mikrokontroler AVR ATMega 8535 ... 6

2.1.3. Peta Memori ... 7

2.1.4. ADC ... 8

2.1.5. Port I/ O ... 11

(13)

xiii

2.5. Penampil 7 Segmen ... 18

2.6. LCD... 18

BAB III PERANCANGAN ALAT ... 20

3.1. Perancangan Unit Masukan ... 21

3.1.1. Rangkaian Keypad Matriks ... 21

3.1.2. Rangkaian Masukan Saklar ... 22

3.1.3. Rangkaian Masukan Potensiometer ... 23

3.2. Perancangan Unit Penampil ... 24

3.2.1. Rangkaian LED ... 24

3.2.2. Rangkaian Penampil 7 Segmen ... 25

3.2.3. LCD ... 27

3.3. Rangkaian Osilator ... 28

3.4. Rangkaian Reset ... 28

3.5. Perancangan Perangkat Lunak ... 29

3.5.1. Pemrograman dengan Masukan Analog Potensiometer ... 30

3.5.2. Pemrograman dengan Masukan Digital Saklar ... 33

3.5.3. Pemrograman dengan Masukan Keypad Matriks ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

4.1. Implementasi Trainer Mikrokontroler AVR ATMega 8535 ... 36

4.2. Pengujian Trainer Mikrokontroler AVR ATMega 8535 ... 39

4.2.1. Pengujian Masukan Saklar ... 39

4.2.2. Pengujian Masukan ADC ... 41

4.2.3. Pengujian Masukan Keypad ... 43

4.3. Pembahasan Perangkat Lunak ... 45

4.3.1. Pengujian Masukan Saklar ... 45

4.3.2. Pengujian Masukan ADC ... 47

(14)

xiv

(15)

xv

Gambar 2.2. Konfigurasi pin AVR ATMega 8535 6

Gambar 2.3. Register ADMUX. 8

Gambar 2.4. Format data ADC dengan ADLAR = 0 9

Gambar 2.5. Format data ADC dengan ADLAR =1 9

Gambar 2.6. Register ADCRA 9

Gambar 2.7. Register UBRR 11

Gambar 2.8. Register UCSRB 12

Gambar 2.9. Register UCSRC 13

Gambar 2.10. Daerah kerja transistor 15

Gambar 2.11. Rangkaian dasar transistor 15

Gambar 2.12. Matriks keypad 3x4 16

Gambar 2.13. Rangkaian LED 17

Gambar 2.14. Seven segmen display 18

Gambar 3.1. Diagram blok trainer mikrokontroler AVR ATMega 8535 20 Gambar 3.2. Blok diagram keypad matriks dan port masukan AVR

ATMega 8535 21

Gambar 3.3. Rangkaian masukan saklar 23

Gambar 3.4. Rangkaian masukan analog potensiometer 23

Gambar 3.5. Rangkaian LED 24

Gambar 3.6. Rangkaian keluaran 8 LED 25

Gambar 3.7. Diagram koneksi 74ls47 25

Gambar 3.8. Rangkaian penampil 7 segmen 26

Gambar 3.9. Rangkaian LCD 27

Gambar 3.10. Rangkaian osilator 28

Gambar 3.11. Rangkaian reset 29

Gambar 3.12. Diagram alir umum program utama 29 Gambar 3.13. Diagram alir program masukan potensiometer 30 Gambar 3.14. Diagram alir program masukan saklar 33 Gambar 3.15. Diagram alir program masukan keypad matriks 34 Gambar 4.1. Trainer mikrokontroler atmega 8535 36

Gambar 4.2. (a). Saklar tampak depan 37

Gambar 4.2. (b). Saklar tampak belakang 37

Gambar 4.3. Masukan analog 37

Gambar 4.4. Masukan keypad matriks 38

Gambar 4.5. (a). Penampil 8 buah LED tampak depan 38 Gambar 4.5. (b). Penampil 8 buah LED tampak belakang 38

(16)

xvi

Gambar 4.10. Blok diagram penghubungan masukan dan penampil

dengan mikrokontroler untuk pengujian masukan ADC 41 Gambar 4.11. Blok diagram penghubungan masukan dan penampil

dengan mikrokontroler untuk pengujian masukan keypad 43 Gambar 4.12. Instruksi pengujian masukan saklar 45

Gambar 4.13. (a). Masukan saklar 0 'on' 46

Gambar 4.13. (b). Masukan saklar 2 'on' 47

(17)

xvii

Tabel 2.2. Konfigurasi pengaturan port I/O 11

Tabel 2.3. Pin-pin pada LCD dan fungsinya 19

Tabel 3.1. Tabel logika digital untuk keypad matriks 3x4 22

Tabel 3.2. Tabel kebenaran IC 74ls47 26

Tabel 3.3. Konfigurasi pin LCD dan mikrokontroler atmega 8535 28 Tabel 3.4. Kombinasi masukan ADC dengan tiga penampil 31 Tabel 3.5. Kombinasi masukan saklar dengan tiga penampil 34 Tabel 3.6. Kombinasi masukan keypad dengan tiga penampil 35

Tabel 4.1. Data pengujian masukan saklar 40

Tabel 4.2. Data pengujian masukan ADC 42

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Mikrokontroler adalah otak dari suatu sistem elektronika, seperti

halnya mikroprosesor sebagai otak komputer. Mikrokontroler tersedia dalam

berbagai macam pilihan, tergantung keperluan dan kemampuan yang

dimilikinya. Mikrokontroler AVR ATMega 8535 adalah salah satu jenis

mikrokontroler yang paling sering digunakan, karena mudah didapatkan dan

murah, juga karena fasilitasnya yang lengkap.

Sebagai tindak lanjut dari apa yang sudah diuraikan pada alinea

sebelumnya, penulis ingin membuat sebuah alat yang mampu mempermudah

pemahaman tentang mikrokontroler AVR ATMega 8535 beserta

fitur-fiturnya. Adapun alat yang akan dibuat menggunakan komunikasi serial.

Masukan berupa masukan analog yaitu potensiometer, masukan keypad

matriks, dan saklar. Penampil yang digunakan berupa LCD, 7 segmen, dan

LED.

Alat ini dirancang untuk bekerja dengan beragam pilihan masukan

dan penampil. Masukan dan penampil yang digunakan tergantung pilihan

pengguna. Masukan dan penampil tersebut dihubungkan ke mikrokontroler

dengan kabel. Dengan mekanisme kerja ini, alat ini akan membantu

pengguna untuk lebih memahami cara kerja mikrokontroler AVR ATMega

8535 dengan cara yang lebih mudah karena fungsinya akan terlihat nyata.

1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat sebuah modul trainer

mikrokontroler AVR ATMega 8535 dengan fitur-fiturnya dan dengan pilihan

variasi masukan dan penampil yang dapat dikombinasikan pengguna sesuai

keinginannya. Manfaat dari penelitian ini adalah membantu mempermudah

(19)

pengguna dalam mempelajari dan memahami mikrokontroler AVR ATMega

8535 beserta fitur-fiturnya dan kemudian dapat menggunakannya dalam

merancang alat lain yang menggunakan mikrokontroler AVR ATMega 8535.

1.3. Batasan Masalah

Modultrainermikrokontroler AVR ATMega 8535 ini menggunakan

tiga jenis penampil dan tiga jenis masukan, yaitu:

a Tiga buah masukan analog potensiometer.

b Delapan buah masukan saklar on/off.

c Masukan keypad matriks 3x4.

d Delapan buah penampil LED.

e Penampil LCD.

f Penampil 7 segmen.

Program yang digunakan sistem ini menggunakan beberapa fitur,

antara lain:

a I/ O

b ADC

c Komunikasi Serial.

1.4. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam melakukan perancangan

dan pembuatan alat dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

a Studi Pustaka

Dilakukan dengan mencari dan membaca bahan-bahan referensi

berupa literatur, artikel, jurnal, ataupun diktat kuliah yang berbentuk

softcopymaupunhardcopy.

b Perancangan dan Pembuatan Alat

Melakukan perancangan dan pembuatan modul trainer

(20)

c Pengujian dan Analisa

Pada tahap ini, dilakukan pengujian terhadap alat yang sudah

dibuat dan analisa hasil pengujian.

d Laporan dan Kesimpulan

Hasil yang sudah didapatkan dari tiga tahap sebelumnya kemudian

(21)

BAB II

DASAR TEORI

Modultrainer Mikrokontroler AVR ATMega 8535 adalah alat yang dibuat

untuk membantu pemahaman pengguna akan fitur-fitur dan cara kerja

mikrokontroler AVR ATMega 8535. Untuk membantu sistem ini

mendemonstrasikan cara kerja mikrokontroler AVR ATMega 8535, dibutuhkan

rangkaian masukan yang terdiri dari rangkaian saklar, rangkaian masukan analog

berupa potensiometer, dan rangkaian masukan keypad matriks 3x4. Data masukan

dari rangkaian masukan tersebut kemudian akan diproses oleh mikrokontroler dan

ditampilkan dengan bantuan penampil berupa rangkaian LED, rangkaian

penampil 7 segmen, dan rangkaian LCD 16 x 2. Rangkaian yang digunakan di

atas akan dibahas pada bagian berikut.

2.1. Mikrokontroler AVR ATMEGA 8535

Mikrokontroler AVR ATMega 8535 adalah salah satu jenis

mikrokontroler buatan ATMEL yang mudah didapatkan dan murah. Adapun

blok diagram fungsional AVR ATMega 8535 adalah sebagai berikut dapat

dilihat pada gambar 2.1.

Pada gambar 2.1 dapat dilihat bagian-bagian AVR ATMega 8535 yaitu

32 jalur I/O (input/ output), ADC 10 bit 8 saluran, 3 buah timer/ counter,

watchdog timer dengan oscillator internal, port USART untuk komunikasi

serial, dll.

(22)
(23)

2.1.1. Fitur AVR ATMega 8535

Fitur-fitur standar yang dimiliki AVR ATMega 8535 adalah sebagai

berikut:

a) Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan

maksimal 16 MHz.

b) Kapabilitas memori flash 8 KB, SRAM sebesar 512 byte, dan

EEPROM sebesar 512 byte.

c) Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal

2.5Mbps.

d) ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8channel.

2.1.2. Konfigurasi Pin Mikrokontroler ATMEGA 8535

Konfigurasi pin AVR ATMega 8535 dapat dilihat pada gambar 2.2

berikut dan keterangan tentang pin dan fungsi masing-masingnya dapat

dilihat setelahnya.

Gambar 2.2 Konfigurasi pin AVR ATMega 8535.[2]

a) VCC. Pin yang berfungsi sebagai catu daya.

b) GND. Pinground.

c) Port A (PA0...PA7). Pin I/O dua arah dan pin masukan ADC.

d) Port B (PB0...PB7). Pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu

(24)

e) Port C (PC0...PC7). Pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus , yaitu

TWI, komparator analog, dantimer oscillator.

f) Port D (PD0...PD7). Pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu

komparator analog, interupsi eksternal, dan komunikasi serial.

g) RESET. Pin yang digunakan untuk me-resetmikrokontroler.

h) XTAL1. Pin masukan ke penguat inverting oscillator dan pin

masukanclock eksternal.

i) XTAL2. Pin keluaran dari penguatinverting oscillator.

j) AVCC. Pin masukan tegangan untuk ADC.

k) AREF. Pin masukan tegangan referensi ADC.

2.1.3. Peta Memori

AVR ATMega 8535 memiliki ruang pengalamatan memori data

dan memori program yang terpisah.[1]

2.1.3.1Memori Data

Memori data terbagi menjadi tiga bagian, yaitu 32 buah

register umum, 64 buah register I/O, dan 512 byte SRAM

internal.

Register umum menempati space data pada alamat $00

sampai $1F. Register khusus untuk menangani I/O dan kontrol

mikrokontroler menempati 64 alamat berikutnya, yaitu $20

hingga $5F. Register ini digunakan untuk mengatur peripheral

mikrokontroler, seperti kontrol register, timer/ counter,

fungsi-fungsi I/O, dsb. Alamat memori yang tersisa yaitu $60 sampai

$25F digunakan untuk SRAM 512 byte.

2.1.3.2 Memori Program

Memori program yang terletak dalam Flash PEROM

tersusun dalam word atau 2 byte karena tiap instruksi memiliki

lebar 16 bit atau 32 bit. AVR ATMega 8535 memiliki 4 KbyteX

16 bit flash PEROM dengan alamat mulai dari $000 sampai

(25)

sehingga mampu mengalamati isi flash. Selain itu, AVR

ATMega 8535 juga memiliki memori data berupa EEPROM 8

bit sebanyak 512 byte. Alamat EEPROM dimulai dari $000

sampai $1FF.

2.1.4. ADC

ATMega8535 merupakan tipe AVR yang dilengkapi 8 saluran

ADC internal dengan fidelitas 10 bit. Proses inisialisasi ADC meliputi

proses penentuan clock, tegangan referensi, format output data, dan

mode pembacaan. Register yang perlu diset nilainya adalah ADMUX

(ADC Multiplexer Selection Register), ADCSRA (ADC Control and

Status Register A), dan SFIOR (Special Fungtion IO9Register).[1]

ADMUX merupakan register 8 bit yang berfungsi menentukan

tegangan referensi ADC, format data output, dan saluran ADC yang

digunakan.

Gambar 2.3. Register ADMUX

Bit penyusunnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. REFS [1..0] merupakan bit pengaturan tegangan referensi ADC

ATMega8535. Memiliki nilai awal 00 sehingga referensi tegangna

berasal dari pin AREF. Untuk nilai yang lain dapat dilihat pada tabel

2.1.

Tabel 2.1. Pemilihan mode tegangan referensi ADC

2. ADLAR merupakan bit pemilih mode data keluaran ADC. Bernilai

(26)

register ADCH dan 8 bit sisanya berada di register ADCL, seperti

gambar 2.4. jika bernilai 1 maka hasilnya seperti pada gambar 2.5.

Gambar 2.4. Format data ADC dengan ADLAR = 0

Gambar 2.5. Format data ADC dengan ADLAR = 1

3. MUX [4...0] merupakan bit pemilih saluran pembaca ADC. Bernilai

awal 0000. Untuk mode single ended input. MUX[4...0] bernilai

0000 – 1111.

ADCRA merupakan register 8 bit yang berrfungsi melakukan

manajemen sinyal kontrol dan status dari ADC. Bit penyusunnya dapat

dijelaskan dengan gambar 2.6 dan penjelasan baerikutnya.

Gambar 2.6. Register ADCRA

a. Bit 7 – ADEN:ADC Enable.

Merupakan bit pengatur aktivitas ADC. Bernilai awal “0”, jika

benilai “1” maka ADC Aktif.

b. Bit 6 – ADSC:ADC Start Conversion.

Merupakan bit penanda mulainya konversi ADC. Bernilai awal “0”,

selama konversi ADC akan bernilai “1”. Sedangakan jika konversi

telah selesai, akan bernilai 0.

c. Bit 5 – ADFR:ADC Free Running Select.

Merupakan bit pengatur aktivasi picu otomatis operasi ADC.

Bernilai awal “0”. Jika di-set “1”, maka operasi konversi ADC

(27)

d. Bit 4 – ADIF:ADC Interrupt Flag.

Merupakan bit penanda akhir suatu konversi ADC. Bernilai awal

“0”. Jika bernilai awal “1”, maka konversi ADC pada suatu saluran

telah selesai dan siap diakses.

e. Bit 3 – ADIE:ADC Interrupt Enable.

Merupakan bit pengatur aktivitas interupsi yang berhubungan

dengan akhir konversi ADC. Bernilai awal “0”. Jika bernilai “1” dan

jika sebuah konversi ADC telah selesai, maka sebuah interupsi akan

dieksekusi.

f. Bit 2:0 – ADPS2:0: ADC Prescaler Select bit.

Merupakan bit pengaturclockADC. Bernilai awal 000.

Dalam proses pembacaan hasil konversi ADC, dilakukan

pengecekan terhadap bit ADIF (ADC Interrupt Flag) pada register

ADCSRA. ADIF akan bernilai satu jika konversi sebuah saluran ADC

telah selesai dilakukan dan data hasil konversi siap untuk diambil, dan

demikian sebaliknya. Data disimpan dalam dua buah register, yaitu

ADCH dan ADCL.[1]

Masukan analog ADC tegangan (Vin) harus lebih besar dari 0V

dan lebih kecil daripada tegangan referensi (Vref). Masukan ADC

dihubungkan dengan konfigurasi potensio yang dihubungkan dengan

VCC dan GND untuk memperoleh rentang masukan analog. Untuk

hasil kalkulasi, ADC dapat diperoleh dengan rumus berikut:

ℎ = ∗255

Jika yang dipakai 8 bit ADC, maka rentang output yang mungkin

dihasilkan adalah dari 0 sampai 255 (8 bit = 28 = 256). Jika masukan

analog ADC adalah 0V, maka keluaran hasil konversi adalah 0. Jika

masukan analog sama besarnya dengan Vref,maka hasil keluaran

(28)

hasil konversi adalah 128. Jika yang dipakai 10 bit ADC, maka rentang

output yang dihasilkan adalah dari 0 sampai 1023.[1]

2.1.5. Port I/ O

ATmega8535 mempunyai 32 pin I/O dan dikelompokan menjadi

empat buah port yang bernama PortA, PortB, PortC, dan PortD. Port

I/O pada mikrokontroler ATMega8535 dapat berfungsi sebagai

masukan atau keluaran, sesuai dengan pengaturan yang digunakan.

Untuk mengatur port I/O sebagai masukan atau keluaran perlu

dilakukan pengaturan pada DDR dan port.[1]

Tabel 2.2. Konfigurasi Pengaturan Port I/O

DDR bit = 1 DDR bit = 0

Port bit = 1 Output High Input pull-up

Port bit = 0 Output Low Input floating

2.1.6. Komunikasi Serial USART

Universal Synchronous and Asynchronous Serial Receiver and

Transmiter (USART) pada ATMega 8535 memiliki beberapa

keuntungan dibandingkan sistem UART, yaitu: operasi full duplex,

mode operasi sinkron dan asinkron, mendukung komunikasi

multiprosesor, dan mode kecepatan transmisi berorde Mbps.[1] Dalam

proses inisialisasinya, ada beberapa register yang diset nilainya, yaitu:

1. UBRR (USART Baud Rate Register)

UBRR merupakan register 16 bit yang berfungsi melakukan

penentuan kecepatan transmisi data yang akan digunakan. UBRR

dibagi menjadi dua, yaitu UBRRH dan UBRRL, seperti yang

terlilhat pada gambar 2.7 berikut.

(29)

Bit penyusunnya dijelaskan sebagai barikut:

a) URSEL merupakan bit pemilih antara akses UBRR dan

UCSRC, yang perlu dilakuan karena keduanya menempati

lokasi yang sama. Untuk akses UBRR, bit bernilai 0.

b) UBRR[11...0] merupakan bit penyimpan konstanta kecepatan

komunikasi serial. UBRRH menyimpan 4 bit tertinggi data

seting baud rate dan UBRRL menyimpan 8 bit sisanya.

2. UCSRB (USART Control and Status Register B).

Merupakan register 8 bit pengatur aktivasi penerima dan

pengiriman USART. Komposisinya seperti gambar 2.8 berikut.

Gambar 2.8. Register UCSRB

a) RXCIE mengatur aktivasi interupsi penerimaan data serial.

Bernilai awal 0 sehingga proses penerimaan data berdasar pada

sistem pooling. Jika bernilai 1 dan jika bit RXC pada UCSRA

bernilai 1, interupsi penerimaan data serial akan dieksekusi.

b) TXCIE mengatur aktivasi interupsi pengiriman data serial.

Bernilai awal 0. Jika bernilai 1 dan jika bit TXC pada UCSRA

bernilai 1, interupsi pengiriman data serial akan dieksekusi.

c) UDRIE mengatur aktivasi interupsi yang berhubungan dengan

kondisi bit UDRE pada UCSRA. Bernilai awal 0. Jika bernilai 1,

maka interupsi akan terjadi hanya jika bit UDRE bernilai 1.

d) RXEN merupakan bit aktivasi penerima serial ATMega 8535.

Bernilai awal 0. Jika bernilai 1, maka penerima data serial

diaktifkan.

e) TXEN merupakan bit aktivasi pengirim serial ATMega 8535.

Bernilai awal 0. Jika bernilai 1 maka pengirim data serial

diaktifkan.

f) UCSZ2 bersama dengan bit UCSZ1 dan UCSZ0 di register

(30)

3. UCSRC (USART Control and Status Register C).

Merupakan register 8 bit yang digunakan untuk mengatur

mode dan kecepatan komunikasi serial yang dilakukan.[1]

Komposisinya seperti gambar 2.9.

Gambar 2.9. Register UCSRC.

Bit penyusunnya dapa dijelaskan sebagai berikut:

a) URSEL merupakan bit pemilih antara akses UCSRC dan

UBRR.

b) UMSEL merupakan bit pemilih mode komunikasi serial antara

sinkron dan asinkron.

c) UPM[1...0] merupakan bit pengatur paritas.

d) USBS merupakan bit pemilih ukuran bit stop.

e) UCSZ1 dan UCSZ0 merupakan bit pengatur jumlah karakter

serial.

f) UCPOL merupakan bit pengatur hubungan antara perubahan

data keluaran dan data masukan serial dengan clock

sinkronisasi.

Proses pengiriman data serial dilakukan per byte data dengan

menunggu register UDR yang merupakan tempat data serial akan

disimpan menjadi kosong sehingga siap ditulis dengan data yang baru.

Proses tersebut menggunakan bit yang ada pada register UCSRA,

yaitu bit UDRE (USART Data Register Empty). Bit UDRE merupakan

bit indikator kondisi register UDR. Jika UDRE bernilai 1, berarti UDR

telah kosong dan siap diisi dengan data yang baru.[1]

Proses penerimaan data serial dilakukan dengan mengecek nilai

RXC (USART Receive Complete) pada register UCSRA. RXC akan

(31)

bernilai nol jika tidak. Jika penerima USART diaktifkan, maka bit akan

selalu barnilai nol.[1]

2.2. Transistor

Transisitor dua kutub (Bipolar Junction Teransistor, BJT) adalah

sebuh piranti dari bahan semikonduktor, yang terdiri dari dua jenis yaitu NPN

dan PNP, yang secara simbolik dapat dibedakan dengan memperhatikan arah

panahnya. Ketiga daerah bahan semikonduktor tersebut masing-masing

dihubungkan dengan terminal sebagai kolektor (c), basis (b), dan emitter (e).

Transistor berfungsi sebagai penguat apabila bekerja pada daerah aktif, dan

sebagai saklar bila berada dalam keadaan terpancung (cut off) atau kedaan

jenuh (saturation).[3]

Transistor dua katub atau Bapilor Juntion Transistor dapat

dioperasikan dalam tiga operasi yaitu :

a. Daerah aktif atau arus konstan (IC=βIB)

Pada daerah ini arus kolektor ICdianggap tetap untuk dinilai IBtertentu,

ICtidak brubah walaupunVCCbertambah.

b. Daerah jenuh atau saturasi (ICβIB)

BilaVCEterlalu kecil, maka transistor masuk kedaerah operasi jenuh atau

saturasi. Pada daerah ini karakteristik sangat curam dan dapat dikatakan

vertical. Nilai VCE untuk masukan daerah jenuh adalah sekitar 0.2 volt

sampai 0.3 volt (VCkeVE). Pada daerah ini (ICβ.IB).

c. Daerah terpacung ataucutt off

Saat IB= 0, tegangan transistor masuk daerah terpancung. Kaki basis ke

emitor tidak lagi bertentangan maju. Akibatnya IC = 0, untuk VCE

berapapun.

(32)

Gambar 2.10. Daerah kerja ransistor.

Gambar 2.11. Rangkaian dasar transistor.

Pada gambar 2.11, VBE adalah tegangan pada lapisan pengosongan

emitter yang besarnya 0,7 volt untuk bahan silikon. Jika VBB < VBE maka

dapat dianggap kaki basis-emiter diberi bias balik dan arusIB= 0, sehinggaIE

= IC, VCE = VCC, keadaan transistor yang demikian disebut terpancung.[3]

Tetapi jikaVBB>VBE, akan mengalir alur basis (IB) yang besarnya :

= − (2.1)

dan membuat transistor dalam kedaan jenuh (saturasi). Kedaan ini akan

menyebabkan arus kolektor (IC) mengalir ke emiter malalui basis yang

besarnya :

(33)

Dalam keadaan jenuh, tegangan antara kolektor dan emitter (VCE) = 0

volt, sehingga dapat dianggap VC= 0 volt. Arus emiter (IE) yang mengalir

adalah :

= + (2.3)

Pada transistor bipolar terjadi penguatan arus dengan faktor penguatan (βatau

hFE) yaitu

= (2.4)

Nilai β menyebabkan transistor dapat mengalirkan arus kolektor (IC)

yang lebih besar meskipun arus basis (IB) kecil, akan tetapi setiap transistor

mempunyai batasan arus minimal dan maksimal yang berbeda-beda.

2.3. Matriks Keypad

Matriks Keypad 3×4 merupakan susunan 16 tombol membentuk

keypad sebagai sarana masukan ke mikrokontroler, meskipun jumlah tombol

ada 12 tapi hanya memerlukan 7 jalur port paralel. Jalur keluaran keypad

tersebut terdiri dari 4 baris dan 3 kolom, prinsip dasar dari pembacaan keypad

ini adalah dengan menggunakanscanning secara terus menerus. Bagian yang

di-scanningadalah kolom sedangkan baris digunakan untuk menentukan data

yang dihasilkan. Misalnya pada saat scanning ternyata posisi kolom K1

terhubung dengan B1 maka data yang dikeluarkan adalah angka 1. Untuk

lebih jelasnya, gambar rangkaian matriks 3x4 adalah seperti pada gambar

2.12 berikut.

(34)

LED Rs Vs

Untuk aplikasi dengan mikrokontroler, keypad 3x4 dapat dihubungkan

dengan 1 buah port mikrokontroler menggunakan sistem scanning. Dan

karena keypad berupa saklar yang menghubungkan pin-pin pada kaki mikro

dengan tahanan 0 ohm maka harus ditambahkan resistor dengan nilai tertentu

untuk mencegah kerusakan pada mikro tersebut.

2.4. LED

LED pada umumnya mempunyai penurunan tegangan dari 1,5 V

sampai dengan 2,5 V dan dengan arus antara 10 sampai 50mA. Cahaya LED

tergantung dari arusnya, dengan memberi tegangan yang cukup besar dan

resistansi seri yang besar dapat membuat lebih terang.[3] Rangkaian LED

seperti terlihat pada gambar 2.13

Gambar 2.13. Rangkaian LED

Untuk menghitung arus LED dapat digunakan persamaan :

(2.5)

Dimana: VLED = penurunan tegangan LED (Volt)

VS = tegangan sumber (Volt)

Rs = resistor yang tersusun seri dengan LED (Ohm)

(35)

Makin besar tegangan sumber, makin kecil pengaruh VLED. Dengan kata lain

VSyang besar menghilangkan pengaruh perubahan tegangan VLED. Biasanya,

arus LED ada di antara 10mA sampai 50mA karena pada rentang ini

memberikan cahaya yang cukup untuk banyak pemakai.[3] [5]

2.5. Penampil 7 Segmen

Seven segmen mempunyai dua buah tipe, yaitu: common anode dan

common cathode. Kedua jenis penampil 7 segmen tersebut memiliki

karakteristik yang hampir sama. Perbedaan pada keduanya adalah pada

penyambungan ketujuh kaki-kaki LED. Pada common anode, seluruh anoda

dari ke tujuh LED disambung menjadi satu, sedangkan pada common

cathode, seluruh katoda dari ketujuh LED disambung menjadi satu.

LED digunakan untuk mengubah arus listrik, sehingga untuk

menyalakan salah satu segmen dari tampilan arus listrik harus diarahkan ke

anoda dari segmen yang dimaksud. Kondisi high akan membuat LED pada

kondisi “off” dan sebaliknya kondisi low akan membuat LED pada kondisi

“on”. Ketujuh kaki-kaki LED atau yang sering disebut segmen diberi label

dari a sampai g. Kondisi tiap segmen diatur sedemikian sehingga kombinasi

LED yang diset “on” akan membentuk karakter yang ingin ditampilkan.

Gambar 2.14. Seven Segmen Display

2.6. LCD

LCD (Liquid Crystal Display)adalah suatu tampilan dari bahan cairan

(36)

dalam berbagai aplikasi elektronik sering digunakan sebagai tampilan seperti

jam digital,kalkulator, telepon dan sebagainya.

Dimensi LCD yang akan digunakan dalam perancangan memiliki

ukuran 2 x 16. Ukuran tersebut menandakan bahwa LCD memiliki layar

tampilan yang terdiri dari 2 baris dan 16 kolom. Total jumlah karakter yang

dapat ditampilkan adalah sebanyak 32 karakter dengan 16 karakter pada tiap

baris dan masing-masing karakter tersusun dari titik-titik (dot) yang memiliki

ukuran 8 x 5 titik.

Pada penggunaan LCD ada beberapa pin yang penting. Pin-pin tersebut

dapat dilihat pada tabel 2.3.[9]

Tabel 2.3. Pin-pin pada LCD dan fungsinya.

Pin Fungsi

D0….D7 I/O data

E Untuk mengaktifkan LCD, maka E diberi logika tinggi.

E = ‘1’LCD aktif

W

R/ Pemilihan instruksi baca dan tulis LCD ‘0’ = Tulis ke LCD

‘1’ = Baca dari LCD

RS Pemilih register

‘0’ = register instruksi (write) dan address counter (read)

aktif.

‘1’ = dataregister (write dan read)aktif.

VCC Catu daya LCD (+5V)

(37)

BAB III

PERANCANGAN ALAT

Perancangan modul trainer mikrokontroler atmega 8535 dibagi ke dalam

dua tahapan yaitu perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak.

Perancangan perangkat keras dibagi lagi menjadi tiga bagian utama, yaitu

perancangan unit masukan, perancangan unit pemroses, dan perancangan unit

penampil. Unit masukan terdiri dari rangkaian masukan analog berupa

potensiometer, rangkaian keypad matriks, dan rangkaian saklar. Unit pemroses

adalah rangkaian mikrokontroler. Sedangkan unit penampil terdiri dari rangkaian

8 buah LED, rangkaian 4 buah penampil 7 segmen, dan rangkaian penmpil LCD.

Perancangan perangkat lunak berupa flowchart program yang akan diisikan ke

dalam mikrokontroler. Sistem ini menggunakan modul komunikasi serial K125

(USB). Adapun diagram blok sistem terlihat seperti pada gambar 3.1 berikut.

Gambar 3.1. Diagram blok trainer mikrokontroler AVR ATMega 8535

(38)

3.1. Perancangan Unit Masukan

3.1.1. Rangkaian Keypad Matriks

Rangkaian matriks keypad yang digunakan adalah matriks keypad

3x4, yang artinya terdiri dari 3 kolom dan 4 baris. Gambar blok

diagram keypad matriks 3x4 dan mikrokontroler dapat dilihat pada

gambar 3.2. berikut.

KET: PX= port X

Gambar 3.2. Blok Diagram keypad matriks dan port masukan AVR ATMega

8535

Pada tiap-tiap kaki keypad ditambahkan resistor 1 kohm untuk

mencegah kerusakan pada mikrokontroler.

Pada perancangan sistem ini, kombinasi baris dan kolom diubah

menjadi karakter angka dengan tujuan memperjelas masukan dan

keluaran yang akan ditampilkan. Adapun pembacaan data pada keypad

(39)

Tabel 3.1. Tabel logika digital untuk keypad matriks 3x4

karakter kombinasi K1 K2 K3 B1 B2 B3 B4

1 K1/B1 0 1 1 0 1 1 1

Pada tabel 3.1, pembacaan bertipe aktif rendah, artinya untuk

mengaktifkan baris atau kolom yang diinginkan, maka data yang

diberikan adalah nol.

PX.7...PX.0 adalah port masukan pada mikrokontroler. Port yang

digunakan tergantung keinginan pengguna, bisa menggunakan port A,

port B, port C, atau port D.

3.1.2. Rangkaian Masukan Saklar

Saklar yang digunakan adalah saklar on/ off. Pada tiap saklar

ditambahkan resistor 1kohm untuk mencegah kerusakan pada

(40)

Gambar 3.3. Rangkaian masukan saklar.

Dua buah LED yang ditambahkan pada setiap saklar seperti yang

terlihat pada gambar 3.3 berfungsi sebagai indikator, dalam artian

sebagai penanda kerja saklar. Saat logika 0, LED pada rangkaian logika

0 akan menyala, demikian sebaliknya saat logika 1, LED pada

rangkaian logika 1 yang akan menyala.

3.1.3. Rangkaian Masukan Potensiometer

Rangkaian yang terlihat pada gambar 3.4 berikut adalah rangkaian

masukan analog potensiometer. Potensiometer yang digunakan adalah

potensiometer 10kohm.

(41)

3.2.Perancangan Unit Penampil

3.2.1. Rangkaian LED

Rangkaian pada gambar 3.5 adalah rangkaian LED yang digunakan

sebagai penampil kerja mikrokontroler. Rangkaian ini menggunakan

transistor H8050.

Berdasarkan dasar teori LED dan datasheet H8050[7], maka dapat

ditentukan bahwa arus LED/ ILED=15mA, tegangan LED/ VLED=1.5V,

dan Vcc (catu daya)=5V. Untuk keluaran dengan logika rendah, LED

akan tetap mati, karena tegangan keluaran(VBB) saat logika rendah

adalah 0V (ideal) yang mana lebih kecil dari tegangan VBE (0.7V).

Sedangkan untuk keluaran dengan logika tinggi (VBB=5V), maka akan

mengalir arus basis IB dan membuat transistor dalam keadaan jenuh

(saturasi). Saat saturasi, IC mengalir melalui basis. Dengan arus LED

yang dibutuhkan sebesar 15 mA, maka

= −

= 5 −0.5

15 = 300 ℎ

Resistor yang digunakan adalah 320ohm karena nilainya mendekati

300ohm. Gambar rangkaiannya menjadi seperti sebagai berikut.

Gambar 3.5. Rangkaian LED

Untuk perancangan trainer mikrokontroler AVR ATMega 8535

(42)

rangkaian 8 buah LED tersebut adalah seperti yang terlihat pada gambar

3.6 .

Gambar 3.6. Rangkaian keluaran 8 LED

3.2.2. Rangkaian Penampil 7 Segmen

Trainer mikrokontroler AVR ATMega 8535 juga menggunakan

penampil 7 segmen sebagai penampil keluaran mikrokontroler.

Rangkaian ini terdiri dari 4 buah penampil 7 segmen dan IC 74ls47

yang berfungsi sebagai pengubah BCD ke 7 segmen. Gambar diagram

koneksi IC 74ls47 adalah seperti pada gambar di bawah.

(43)

Tabel 3.2. Tabel kebenaran IC 74ls47[8]

Gambar 3.8. Rangkaian penampil 7 segmen

Rangkaian 7 segmen yang digunakan pada sistem ini menggunakan

(44)

digunakan dan untuk membentuk karakter keluaran mikrokontroler

dikondisikan seperti pada tabel kebenaran 3.2.

3.2.3. LCD

Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, LCD yang digunakan

adalah LCD 16x2. LCD harus dihubungkan dengan mikrokontroler,

karena pemberian instruksi LCD dilakukan oleh mikrokontroler. Untuk

membuat aplikasi interface LCD, pemilihan mode operasi dibuat

berdasarkan kebutuhan. Untuk perancangan kali ini, digunakan mode 4

bit karena kecepatan bukan hal yang utama. Mode operasi ini

membutuhkan 7 pin, 3 pin untuk kontrol, dan 4 pin untuk data.

Gambar rangkaiannya dapat dilihat pada gambar 3.9. sedangkan

hubungan pin LCD dan mikrokontroler dapat dilihat pada tabel 3.3.

(45)

Tabel 3.3. Konfigurasi pin LCD dan mikrokontroler

Pin LCD PORT Mikrokontroler

RS PX.4

Setiap mikrokontroler mempunyai fasilitas osilator yang berfungsi

untuk mengendalikan mikrokontroler dengan periode clock. Pengaturannya

terletak pada jenis kristal yang digunakan dan diletakan diantara pin XTAL1

dan pin XTAL2. Seperti gambar 3.10.

Gambar 3.10. Rangkaian Osilator

3.4. Rangkaian Reset

Mikrokontroler dapat direset saat mengeksekusi program. Antara pin

reset dengan VCC diberi sebuah resistor sedangkan antara pin reset dengan

ground diberi sebuah kapasitor hal tersebut untuk menjaga reset dengan

keadaan logika tinggi. Jika kapasitor terisi penuh maka tegangan pada reset

(46)

Gambar 3.11. Rangkaian Reset

Tombol yang dipasang paralel dengan kapasitor berfungsi untuk

melakukan reset secara manual pada saat program sedang berlangsung. Saat

tombol ditekan maka terjadi pengosongan kapasitor dan reset berlogika tinggi,

sedangkan saat tombol dilepas tegangan pada reset menjadi nol dan reset

berlogika rendah.

3.5. Perancangan Perangkat Lunak

Sesuai dengan tujuan pembuatan alat ini, yaitu mempermudah

pemahaman tentang mikrokontroler AVR ATMega 8535, pembuatan

program pada sistem ini bertujuan menunjukkan cara kerja AVR ATMega

8535. Program yang akan dibuat digambarkan dalam diagram alir umum pada

gambar 3.12.

(47)

Berdasarkan diagram alir program utama pada gambar 3.12,

perancangan perangkat lunak sistem ini dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu

pemrograman dengan masukan analog potensiometer, pemrograman dengan

masukan digital saklar, dan pemrograman dengan masukan keypad matriks.

3.5.1. Pemrograman Dengan Masukan Analog Potensiometer

Program pada mikrokontroler yang digunakan pada bagian ini

adalah program yang mengolah data masukan dari masukan

potensiometer untuk kemudian ditampilkan oleh LED, LCD, dan 7

segmen secara berurutan. Flowchart bagian ini dapat dilihat pada

gambar 3.13.

Gambar 3.13. Diagram alir program masukan potensiometer

Masukan analog potensiometer adalah masukan dengan data

analog. Jadi untuk menghubungkannya dengan mikrokontroler

digunakan port masukan ADC. Port masukan ADC pada

mikrokontroler adalah port A [PA.7...PA.0].

Masukan potensio ini menggunakan tegangan referensi sebesar

5V. Dengan menghubungkan potensiometer dengan port masukan

ADC, maka data keluaran mikrokontroler akan menjadi data keluaran

digital, yang mana akan dapat ditampilkan oleh keluaran. Adapun data

(48)

a) Keluaran LED

Pada sistem ini, digunakan 8 buah LED. Bentuk tampilan LED

yang diinginkan pada bagian ini selengkapnya dapat dilihat pada

tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4. Tabel kombinasi masukan ADC dengan tiga tampilan.

(49)

Lanjutan tabel 3.4. Tabel kombinasi masukan ADC dengan tiga tampilan.

Tampilan LED menampilkan nilai biner dari hasil konversi.

Adapun MSB biner keluaran LED adalah pada PX.7 dan seterusnya

hingga LSB pada PX.0. LED dihubungkan dengan port B

[PB.7...PB.0].

b) Keluaran LCD

Data yang ditampilkan LCD pada bagian ini adalah hasil

konversi pada baris pertama dan besarnya tegangan masukan

referensi dari potensio dengan tingkat ketelitian satu angka di

belakang koma pada baris kedua. Selengkapnya dapat dilihat pada

tabel 3.4. LCD dihubungkan dengan port C [PC.7...PC.0].

c) Keluaran 7 Segmen

Seven segmen juga menampilkan besar tegangan masukan.

(50)

pada tabel 3.4. Rangkaian 7 segmen dihubungkan dengan port D

[PD.7...PD.0].

3.5.2. Pemrograman Dengan Masukan Digital Saklar

Program pada mikrokontroler yang digunakan pada bagian ini

adalah program yang mengolah data masukan dari masukan digital

saklar untuk kemudian ditampilkan oleh LED, LCD, dan 7 segmen

secara berurutan. Flowchart bagian ini dapat dilihat pada gambar 3.14.

Gambar 3.14. Diagram alir program masukan saklar

Pada sistem ini, saklar yang digunakan berjumlah 8 buah. Saklar

dihubungkan dengan port A [PA.7...PA.0]. Bentuk keluaran yang

diinginkan adalah sebagai berikut.

a) Keluaran LED

Data yang ditampilkan LED adalah data saklar mana yang

yang berada pada posisi ‘on’. Misalkan saklar 1 on maka LED 1

nyala, saklar 2 on maka LED 2 nyala, dan seterusnya.

Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.5. LED dihubungkan

dengan port D [PD.7...PD.0].

b) Keluaran LCD

Data yang ditampilkan LCD sama seperti pada LED, misalkan

(51)

LCD dihubungkan dengan port C [PC.7...PC.0]. Tampilan pada

LCD dengan masukan saklar dapat dilihat pada tabel 3.5.

c) Keluaran 7 Segmen

Data yang ditampilkan penampil 7 segmen sama seperti pada

LCD. Penampil 7 segmen dihubungkan dengan port B

[PB.7...PB.0].

Tabel 3.5. Kombinasi masukan saklar dengan 3 tampilan.

SAKLAR YANG ‘ON’ LED YANG ‘ON’ TAMPILAN LCD 7 SEGMEN

saklar 0 LED 0 s0 0

3.5.3. Pemrograman Dengan Masukan Keypad Matriks

Program pada mikrokontroler yang digunakan pada bagian ini

adalah program yang mengolah data masukan dari masukan keypad

matriks untuk kemudian ditampilkan oleh LED, LCD, dan 7 segmen

secra berurutan. Flowchart bagian ini dapat dilihat pada gambar 3.15.

(52)

Keypad matriks yang digunakan adalah keypad matriks 3x4

dengan karakter masukan seperti pada tabel 3.1. Keypad matriks

dihubungkan dengan port A [PA.6...PA.0]. Bentuk tampilan yang

diinginkan adalah seperti pada tabel 3.6.

a) Keluaran LED

Karena yang digunakan pada sistem ini hanya 8 buah LED,

maka tampilan keluarannya adalah keypad B1/K1 diwakili oleh

LED 1, dan seterusnya.kombinasi masukan dan tampilannya dapat

dilihat pada tabel 3.6. LED dihubungkan dengan port C

[PC.7...PC.0]

b) Keluaran LCD

Data yang ditampilkan adalah sama seperti yang ada pada tabel

3.1. Jika B1/K1 yang ditekan maka LCD menampilkan angka 1,

dan seterusnya. Karakter ‘*’ dan ‘#’ akan ditampilkan sebagai 0.

LCD dihubungkan dengan port B [PB.7...PB.0].

c) Keluaran penampil 7 segmen.

Data yang ditampilkan sama seperti pada LCD. Kombinasi

lengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.6. Penampil 7 segmen

dihubungkan dengan port D [PD.7...PD.0].

Tabel 3.6. Kombinasi masukan keypad dan 3 penampil

(53)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, dilakukan pengujian kinerja alat, apakah sesuai dengan

perancangan atau tidak. Dengan pengujian ini, akan didapatkan data-data yang

dapat memperlihatkan cara kerja perangkat keras dan perangkat lunak yang

kemudian akan dianalisis. Hasil analisis akan digunakan sebagai patokan untuk

menyimpulkan keseluruhan proses pengerjaan perangkat keras dan perangkat

lunak.

4.1. IMPLEMENTASI TRAINER MIKROKONTROLER AVR ATMEGA

8535

Hasil implementasi perancangan alat ini adalah seperti yang dapat

dilihat pada gambar 4.1. Sesuai dengan perancangan, trainer ini terdiri dari

tiga jenis masukan dan tiga jenis penampil.

Gambar 4.1. Trainer mikrokontroler atmega 8535

(54)

Perlu diketahui sebelum trainer ini digunakan, pemasangan

mikrokontroler adalah seperti yang terlihat pada gambar, jika dipasang

terbalik, maka program yang di-download ke mikrokontroler tidak akan

berjalan, bahkan ada kemungkinan terjadi kerusakan pada mikrokontroler jika

terlalu lalma dibiarkan pada posisi terbalik.

Masukan pertama adalah 8 buah saklar on/ off yang dapat dilihat pada

gambar 4.2. Pada tiap-tiap rangkaian saklar ditambahkan dua buah LED

berwarna merah sebagai indikator kerja saklar. Gambar 4.3 adalah gambar

masukan ADC berupa tiga buah potensiometer. Gambar 4.4 adalah gambar

masukan keypad matriks 3x4.

Penampil pertama pada gambar 4.5 adalah 8 buah LED putih dengan

masing-masing satu buah transistor H8050[7]. Penampil kedua adalah

penampil LCD 2x16 dapat dilihat pada gambar 4.6. Penampil terakhir pada

gambar 4.7 adalah 4 buah seven segmen dengan IC 74ls47 sebagai

pembentuk karakter dan pemilih/selector.

Sebagai otak proses perangkat ini, digunakan mikrokontroler atmega

8535 yangminimum system-nya dapat dilihat pada gambar 4.8.

Gambar4.2 (a).

Saklar tampak depan

Gambar4.2 (b).

Saklar tampak belakang

(55)

Gambar 4.4. Masukan keypad matriks.

Gambar4.5(a). Penampil 8 buah LED tampak depan.

Gambar4.5(b). Penampil 8 buah LED tampak belakang.

(56)

Gambar 4.7. Penampil 7 segmen.

Gambar 4.8. Minimum system mikrokontroler atmega 8535

4.2. PENGUJIANTRAINERMIKROKONTROLER ATMEGA 8535

Pengujian kinerja trainer ini dilakukan dalam tiga bagian, yaitu

pengujian masukan saklar, pengujian masukan ADC, dan pengujian masukan

saklar. Pada setiap bagian pengujian, digunakan tiga penampil yang ada.

4.2.1 Pengujian Masukan Saklar

Untuk pengujian masukan saklar; port, masukan, dan penampil

dihubungkan sesuai perancangan seperti pada diagram blok pada

gambar 4.9. Garis yang ada pada gambar tersebut adalah simboljumper

yang digunakan untuk menghubungkan masukan dan penampil dengan

port pada mikrokontroler. Pengujian pada bagian ini menghasilkan data

(57)

Gambar 4.9. Blok diagram penghubungan masukan dan penampil dengan

mikrokontroler untuk pengujian masukan saklar.

*NB: Pin GND dan R/W pada penampil LCD dihubungkan ke ground.

Dengan membandingkan tabel 3.5 (tabel kombinasi masukan saklar

dengan 3 penampil) pada perancangan dan tabel 4.1 di bawah, terlihat

bahwa masukan saklar, tampilan LED, LCD dan 7 segmen sudah

bekerja dengan baik. Masukan saklar dan tiga penampil sudah bekerja

sesuai dengan perancangan dan juga sesuai dengan program pada

mikrokontroler.

Tabel 4.1. Data pengujian masukan saklar.

SAKLAR YANG ON LED YANG ON TAMPILAN LCD 7 SEGMEN

(58)

4.2.3 Pengujian Masukan ADC

Pengujian masukan ADC dilakukan dengan cara yang sama dengan

pengujian masukan saklar. Adapun penghubungan masukan dan

penampil dengan port mikrokontroler sesuai perancangan dapat dilihat

pada gambar 4.10.

Gambar 4.10. Blok diagram penghubungan masukan dan penampil dengan

mikrokontroler untuk pengujian masukan ADC.

*NB: Pin GND dan R/W pada penampil LCD dihubungkan ke ground.

Setelah masukan dan penampil dihubungkan dengan port

mikrokontroler sesuai dengan blok diagram pada gambar 4.10,

dilakukan pengambilan data hasil pengujian yang dapat dilihat pada

tabel 4.2. Data pengukuran tegangan masukan didapat dengan

menggunakan multimeter. Data yang diambil hanya pada tegangan

tertentu karena hanya digunakan sebagai tolok ukur dari keseluruhan

error. Besarnya error dihitung dengan menggunakan rumus di bawah

ini:

% = ℎ −

(59)
(60)

Lanjutan tabel 4.2. Data pengujian masukan ADC

Data yang ada pada tabel 4.2 sama dengan data perancangan pada

tabel 3.4. Hal ini memperlihatkan bahwa masukan ADC sudah bekerja

sesuai dengan perancangan dan program yang ada pada mikrokontroler.

Error paling besar pada pengukuran tegangan masukan adalah 3 %.

Error ini terjadi karena tegangan referensi pengukuran adalah 4.87V,

tidak sama dengan yang digunakan dalam perhitungan yaitu 5V.

4.2.3 Pengujian Masukan Keypad

Gambar 4.11. Blok diagram penghubungan masukan dan penampil dengan

mikrokontroler untuk pengujian masukan keypad.

(61)

Gambar 4.11 di atas adalah gambar blok diagram yang digunakan

sebagai panduan penghubungan masukan dan penampil dengan port

pada mikrokontroler yang sesuai dengan perancangan. Setelah masukan

dan penampil dihubungkan diamati data yang kemudian dijadikan

patokan berhasil atau tidaknya pengujian dengan masukan keypad

matriks 3x4.

Data yang didapat pada pengujian masukan keypad adalah seperti

yang ada pada tabel 4.3. berdasarkan perbandingan dengan tabel

perancangan 3.6 terlihat bahwa data yang didapat pada pengujian

masukan keypad matriks adalah sama.

Kesamaan data perancangan dan pengujian membuktikan bahwa

masukan keypad matriks sudah bekerja dengan baik. Tiga penampil

juga bekerja sesuai perancangan, menandakan bahwa program yang ada

pada mikrokontroler sudah sesuai dengan apa yang diinginkan pada

perancangan.

Tabel 4.3. Data pengujian masukan keypad matriks.

karakter

Hasil pengujian yang dilakukan terhadap tiga masukan di atas adalah

tolok ukur kinerja alat, karena pada tiap bagian pengujian masukan, tiga

(62)

pengujian tiga masukan menunjukkan bahwa trainer mikrokontroler atmega

8535 sudah bekerja dengan baik.

4.3. PEMBAHASAN PERANGKAT LUNAK

Untuk pengujiantrainer ini digunakan bahasa basic dengan BASCOM

(basic compiler) AVR. Bahasa basic jadi pilihan penulis karena mudah

dimengerti dan juga mudah digunakan.

4.3.1 Pengujian Masukan Saklar

Gambar 4.12. Instruksi pengujian masukan saklar.

Gambar 4.12 adalah instruksi yang digunakan untuk pengujian

masukan saklar dengan tiga penampil. Instruksi utamanya

menggunakan perintah gosub. Dengan perintah gosub, pembacaan

(63)

pertama-tama melompat ke subrutin baca_masukan untuk mengambil

nilai masukan dari Port A.

Setelah membaca masukan program kembali ke titik semula untuk

kemudian melompat ke subrutin keluaran_led untuk menampilkan

masukan saklar pada LED. Instruksi yang digunakan untuk penampil

LED adalah select case, dengan tujuan saat saklar 0 dihidupkan, LED

yang hidup adalah LED L.0, dan demikian dengan saklar yang lain.

Sama seperti pada instruksi gosub sebelumnya, setelah

menampilkan keluaran pada LED, program kembali ke titik sebelumnya

untuk melompat lagi ke subrutin keluaran_lcd. Proses ini hampir sama

juga dengan pada subrutin keluaran_sv, yang merupakan perintah untuk

menampilkan keluaran pada 7 segmen. 7segmen yang digunakan adalah

DS.3. Untuk menampilkan karakter pada DS.3, tinggal memberikan

logika ‘1’ untuk selector 1, misalnya untuk menampilkan karakter 0

pada DS.3 kode binernya adalah 10000000, untuk menampilkan

karakter yang sama pada DS.2 kode binernya adalah 01000000, dan

seterusnya.

Padatrainerpenampilan keluaran terlihat dilakukan pada saat yang

sama karena prosesnya cepat. Contoh gambar masukan saklar yang

hidup dan tampilan pada tiga penampil dapat dilihat pada gambar 4.13

(a) dan gambar 4.13 (b).

(64)

Gambar 4.13(b) Masukan saklar 2 ‘on’.

4.3.2 Pengujian Masukan ADC

Gambar 4.14. Instruksi pengujian masukan ADC.

Gambar di atas adalah instruksi yang digunakan untuk pengujian

masukan ADC dari potensiometer dengan tiga penampil. Kombinasinya

sudah dirancang sebelumnya dan dapat dilihat pada tabel 3.4.

Rutin utama program ini sama seperti pada pengujian masukan

saklar, yakni menggunakan perintah gosub. Dengan rutin yang sama

maka cara kerjanya juga sama. Yang berbeda adalah perintah pada

(65)

Pada subrutin baca_masukan, masukan ADC yang diambil

disimpan dengan variabel X. Bilangan digital hasil konversi tegangan

masukan adalah bilangan digital selebar 10 bit. Bilangan 10 bit ini

kemudian dijadikan 8 bit dengan perintah shift X, right, 2. Setelah

dijadikan bilangan 8 bit, hasil konversi ADC ditampilkan di LCD pada

baris 1.

Pada subrutin keluaran_led, Port D diberikan bilangan biner dari

hasil konversi ADC. Pada subrutin keluaran LCD, hasil konversi

dibalik kembali menjadi tegangan masukan untuk ditampilkan ke LCD

baris 2. Pada subrutin keluaran_sv, digunakan perintah select case,

dengancasehasil konversi. Pada hasil konversi tertentu, 7 segmen akan

menampilkan karakter, sesuai dengan besar tegangan masukan. Contoh

tampilan dengan masukan ADC adalah pada gambar 4.15 (a) dan 4.15

(b).

Gambar 4.15 (a). Tampilan LCD dan LED dengan masukan 2,49V

Gambar 4.15 (b). Tampilan LCD, LED dan 7 segmen dengan masukan 5V

Pada gambar 4.15(a) tegangan masukan adalah 2.49V yang hasil

konversinya adalah 127. Bilangan biner dari hasil konversinya (127)

adalah 01111111. Pada gambar 4.15(b) tegangan masukan adalah 5V

yang hasil konversinya adalah 255 dengan bilangan biner 11111111

yang ditampilkan pada LED, dan 7 segmen menampilkan besarnya

(66)

4.3.3 Pengujian Masukan Keypad

Gambar 4.16. Instruksi pengujian masukan keypad.

Gambar di atas adalah instruksi yang digunakan untuk pengujian

masukan keypad dengan tiga penampil. Rutin utama pembacaan

masukan menggunakan perintah goto dan if then. Dengan perintah ini,

data dari keypad akan disimpan dengan variabel B.

Untuk mengubah data variabel B digunakan perintah lookup().

Data yang sudah dirubah disimpan dengan variabel B1. Kemudian

dengan perintah LCD B1, data ditampilkan di LCD. Untuk tampilan

LED dan 7 segmen, digunakan perintah select case. Degngan perintah

ini, LED dan 7 segmen akan menampilkan karakter sesuai dengan

(67)

Contoh penampil pada pengujian masukan keypad matriks dapat

dilihat pada gambar 4.17. Gambar tersebut adalah gambar penampil

saat tombol 4 ditekan.

(68)

51 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perancangan dan pengamatan data pengujian pada

trainer mikrokontroler AVR ATMega 8535, dapat diambil kesimpulan:

1) Sistem yang dirancang untuk trainer mikrokontroler AVR ATMega

8535 telah bekerja dengan baik.

2) Jumlah masukan dan penampil yang bisa dioperasikan untuk satu

kali demo hanya 4 buah, sesuai dengan jumlah port pada

mikrokontroler.

5.2. Saran

Untuk penggunaan lebih lanjut, penulis coba memberi beberapa

saran agar alat ini bisa lebih berguna.

1) Ditambahkan komunikasi serial.

2) Trainer ini bisa juga digunakan untuk mikrokontroler lain selain

(69)

Penerbit Andi, Yogyakarta, 2006.

[2] Ardi Winoto, “Mikrokontroler AVR Atmega8/ 32/ 16/ 8535 dan

Pemrogramannya dengan Bahasa C pada WinAVR”, Penerbit Informatika,

Bandung, 2008.

[3] Malvino A. P., “Prinsip-Prinsip Elektronika”, Edisi Ketiga, Penerbit

Erlangga, Jakarta.

[4]

http://wahyusp.wordpress.com/2008/09/04/pembacaan-keypad-4x4-dengan-mikrokontroller-at89s8252/

[5] http://www.globalspec.com/SpecSearch/Suppliers?QID=1239757&Comp= 10

28&nr=1&RegEvent=new

[6] Didin Wahyudin, “Belajar MudahMikrokontroler AT89S52 dengan Bahasa

Basic Menggunakan Bascom-8051”, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2007.

[7] ---, Data Sheet H 8050, Transistor.

[8] ---, Data Sheet IC 74ls47, BCD to 7 Segmen.

[9] ---, Data Sheet LMB162A, LCD.

(70)

LAMPIRAN

GAMBAR RANGKAIAN

(71)

RANGKAIAN UNIT MASUKAN SAKLAR

(72)

LAMPIRAN

GAMBAR RANGKAIAN

(73)

RANGKAIAN PENAMPIL LED RANGKAIAN PENAMPIL LCD

(74)

LAMPIRAN

(75)
(76)
(77)
(78)

LAMPIRAN

(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)

Gambar

Gambar 2.1. Blok diagram fungsional AVR ATMega 8535.[1]
Gambar 2.2 Konfigurasi pin AVR ATMega 8535.[2]
Gambar 2.11. Rangkaian dasar transistor.
Gambar 2.12. Matriks keypad 3x4[4]
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari data percobaan pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa pengujian saklar RFID. terhadap keluaran berupa hazard dan buzzer berjalan sesuai dengan perancangan

Kemudian mikrokontroler akan melihat masukan dari sensor koin , jika masukkan koin berjumlah dua koin maka mikrokontroler akan melihat sensor posisi gelas yang pada diagram

Pada skripsi yang dikerjakan, dirancang sebuah alat, yang dalam hal ini adalah pedal saklar yang terhubung ke antarmuka masukan Mikrokontroler kemudian akan

Bantalan dari motor Iistrik memiliki 3 (tiga) daerah kerja suhu, yaitu daerah kerja normal «45°C), daerah kerja kritis (45-50 0c) dan daerah kerja shutdown (&gt;50 0C). Pada