• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis hubungan fanatisme suporter klub sepakbola terhadap minat membeli ulang produk-produk klub. studi pada Juventus Club Indonesia (JCI) Chapter Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis hubungan fanatisme suporter klub sepakbola terhadap minat membeli ulang produk-produk klub. studi pada Juventus Club Indonesia (JCI) Chapter Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS HUBUNGAN FANATISME SUPORTER KLUB SEPAKBOLA TERHADAP MINAT MEMBELI ULANG PRODUK-PRODUK KLUB

Studi Pada Juventus Club Indonesia (JCI) Chapter Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Kristoforus Donny Eko Prasetyo

NIM: 082214116

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Ya Tuhan, Allahku! Buatlah mataku bercahaya, supaya jangan

aku tertidur dan mati. Supaya musuhku jangan berkata: “aku

telah mengalahkan dia”, dan lawan

-lawanku bersorak-sorak,

apabila aku goyah.

(Mazmur 13: 4-5)

“Hidup tanpa mempunyai TUJUAN sama seperti “Layang

-layang

putus”. Maka miliki tujua

n dan PERCAYALAH anda dapat

mencapainya”

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

(5)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN-PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

ANALISIS HUBUNGAN FANATISME SUPORTER KLUB SEPAKBOLA TERHADAP MINAT MEMBELI ULANG PRODUK-PRODUK KLUB

Studi Pada Juventus Klub Indonesia (JCI) Chapter Yogyakarta

Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 17 Juni 2014 adalah hasil karya saya. Dengan ini, saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebut dalam referensi) pada penulis aslinya.

Bila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut maka saya bersedia menerima sanksi yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E) dibatalkan serta diproses sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku (UU no. 20 tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70)

Yogyakarta, 17 Juni 2014

Yang membuat pernyataan,

(6)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta:

Nama : Kristoforus Donny Eko Prasetyo NIM : 082214116

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan ijin kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS HUBUNGAN FANATISME SUPORTER KLUB SEPAKBOLA

TERHADAP MINAT MEMBELI ULANG PRODUK-PRODUK KLUB.

Studi Pada Juventus Klub Indonesia (JCI) Chapter Yogyakarta.

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada Tanggal 17 Juni 2014 Yang menyatakan

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia

yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

lancar. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis

menyadari bahwa penyusunan skripsi ini mendapatkan berbagai masukan, kritik,

dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan

bimbingan, saran, dan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Bapak A. Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A. selaku Dosen pembimbing II yang

telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan

bimbingan, saran, dan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh dosen serta staf secretariat FE yang telah membagi ilmu yang

dimiliki dan membimbing mahasiswa agar memiliki keunggulan akademik

dan humanistik dalam bermasyarakat.

(8)

viii

7. Ketua Juventus Club Indonesia chapter Yogya, Fendi Ardi Atmaja. Yang

telah memberikan ijin untuk penulis melakukan penelitian dengan

menyebar kuesioner saat nonbar Juventus.

8. Seluruh pengurus dan semua supporter fanatik Juventus Fc di Yogya (keep

kompak!!!).

9. Papa serta Mama ku tercinta, Y. Setyobudi dan Paulina T. H. Terimakasih

karena sudah menjadi orangtua yang hebat bagiku. Maaf kalau aku selalu

membuat papa dan mama kecewa. Terimakasih sudah mau mendukung

dan mendoakan aku selalu.

10.Adikku tercinta yang cantik dan baik hati, Theodora Cindy Setyoastuti.

11.Teman-temanku di Sanata Dharma yang banyak memberi bantuan, ide,

saran, dan kritik. Gregorius Agung, Agung Dian Saputra, Yohanes Eko

Nugroho, B. D. Indra Irawan, bang Elvis Agostinho, dan lainnya yang tak

bisa disebutkan satu persatu.

12.Temanku yang sudah membantuku dalam kelancaran menyebar kuesioner.

B. D. Indra Irawan dan Nius.

13.Sahabat-sahabatku dari SMA, Harry. C, Daniel Mulyawan, Teddi

Leonardi, R. Doni Martua yang selalu mensupport diriku (ditunggu

tongkrongan selanjutnya???).

14.Kawan-kawan fitnesku, bang Elvis Agostinho, Deczen (otong) (thanks

atas tumpangan kontrakannya. hahaha), Apin, Rahman, Nius (Ayo kita

main PB!! Hahaha..), dan lainnya yang tidak bisa ku sebutkan satu persatu

(9)

ix

14.Kawan-kawan fitnesku, bang Elvis Agostinho, Deczen (otong) (thanks

atas tumpangan kontrakannya. hahaha), Apin, Rahman, Nius (Ayo kita

main PB!! Hahaha..), dan lainnya yang tidak bisa ku sebutkan satu persatu

namanya.

15.My love Margaretha Perwita Hapsari, terima kasih atas perhatian,

dukungan, bantuan, semangat, cinta, dan kerelaan hati menemani penulis

selama proses pengerjaan skripsi ini;

16.Penghiburku saat otakku lagi suntuk dan emosi, game Point Blank, game

PES 2013, Dj. Tiesto, Dj. Armin Van Buuren, lagu-lagu lawas barat.

17.Teristimewa untuk Allah Bapa di surga, dan Bunda Maria.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini yang disebabkan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan penulis.

Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini berguna bagi pihak

yang membutuhkan. Terima Kasih.

Yogyakarta, 17 Juni 2014

Penulis

Kristoforus Donny E. P

(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... . i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………... ii

HALAMAN PENGESAHAN……….. iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN………. iv

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……… v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS………….. vi

HALAMAN KATA PENGANTAR………. vii

(11)

xi

C. Desain Penelitian... 30

D. Rumusan Hipotesis ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 32

A. Jenis Penelitian... 32

I. Teknik Pengujian Instrument ... 36

J. Teknik Analisis Data... 38

BAB IV GAMBARAN UMUM JUVENTUS FC DAN JCI YOGYA.... 41

A. Sejarah Juventus FC... ... 41

B. Susunan Pemain Juventus FC Periode 2013-2014... 43

C. Susunan Staf Manajemen Juventus FC... 45

D. Sejarah Terbentuknya Juventus Club Indonesia... 45

E. Sejarah Terbentuknya JCI Chapter Yogyakarta... 47

F. Mengenai Produk Juventus FC... 47

(12)

xii

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Pelaksanaan Penelitian... 51

B. Profil Responden... . 51

C. Teknik Pengujian Instrumen... 55

D. Teknik Analisis Data... 58

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN... ... 64

A. Kesimpulan... . 64

B. Saran... .. 64

C. Keterbatasan Penelitian... 66

DAFTAR PUSTAKA... ... 68

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel IV.1 Susunan Pemain Juventus Periode 2013-2014 ... ……. 43

Tabel IV.2 Susunan Staf Manajemen Juventus FC ... ... 45

Tabel IV.3 Susunan Pengurus JCI chapter Yogyakarta 2013-2014 .. ... 48

Tabel V.1 Distribusi Data Berdasarkan Jenis Kelamin ... ... 51

Tabel V.2 Dsitribusi Data Berdasarkan Usia ... ... 51

Tabel V.3 Distribusi Data Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... ... 52

Tabel V.4 Distribusi Data Berdasarkan Pekerjaan ... ……. 53

Tabel V.5 Distribusi Data Berdasarkan Penghasilan Per Bulan ... ... 54

Tabel V.6 Uji Validitas Fanatisme ... ... 55

Tabel V.7 Uji Validitas Minat Beli Ulang ... ... 55

Tabel V.8 Uji Reliabilitas Variabel Fanatisme dan Minat Beli Ulang….. 56

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kuesioner ... 71

Lampiran II Data Rekapitulasi Data Responden ... 75

Lampiran III Data Karakteristik Responden ... 80

Lampiran IV Tabulasi Data Responden ... 83

Lampiran V Uji Validitas dan Reliabilitas ... 86

(16)

xvi

ANALISIS HUBUNGAN FANATISME SUPORTER KLUB SEPAKBOLA TERHADAP MINAT MEMBELI ULANG PRODUK-PRODUK KLUB

Kristoforus Donny E. P.

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara fanatisme

suporter klub sepakbola terhadap minat fans dalam membeli ulang produk-produk

klub. Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian di markas Juventus Club

Indonesia chapter di Yogya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling. Untuk pengujian instrument penelitian ini menggunakan

rumus Korelasi Product Moment, sedangkan uji reliabilitas pada penelitian

menggunakan rumus Alpha Cronbach. Untuk teknik analisis data pada penelitian

ini menggunakan analisis korelasi Spearman.

Hasil analisis data yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa

adanya hubungan yang positif antara fanatisme suporter Juventus Fc terhadap

minat fans dalam membeli ulang produk-produk klub. Dimana, mereka

menunjukkan sikap kecintaannya terhadap klub dengan memakai atribut pada saat

nonbar. Sedangkan, untuk tingkat hubungan antara fanatisme terhadap minat beli

(17)

xvii

AN ANALYSIS ON THE RELATIONSHIP BETWEEN THE FANATICISM OF JUVENTUS FOOTBALL CLUB SUPPORTER AT

YOGYAKARTA AND RE BUYING INTEREST OF PRODUCTS CLUB

By

Kristoforus Donny Eko Prasetyo

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2014

This study aims to determine the relationship between the fanaticism of

football supporters club to the fans interest in buying remanufactured products

club. In this study the authors conducted research at the headquarters of Juventus

Club Indonesia chapter in Yogya. The sampling technique used was purposive

sampling. To test the research instrument using Product Moment Correlation

formula, while the reliability test on research using Cronbach Alpha formula. For

data analysis techniques in this study using Spearman correlation analysis.

The results of data analysis performed by the researchers showed that the

existence of a positive relationship between the Fc Juventus supporters fanaticism

fans interest in buying remanufactured products club. Where, they showed attitude

wears his passion for the club with attributes when watch together. Meanwhile,

for the degree of relationship between bigotry against re buying interest is the

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pernahkah anda berpikir atau timbul rasa heran dalam benak anda,

mengapa sebagian besar penduduk dunia sangat menyukai ritual menonton

sepakbola yang membutuhkan waktu ekstra dini hari yang akan mengurangi

jatah tidur penikmat sepakbola. Hal tersebut tentunya akan membuat anda

merasa aneh jika berpikir bahwa semuanya itu dipicu atas kesepakatan

bersama. Namun hal tersebut sungguh-sungguh terjadi dikarenakan sepakbola

merupakan permainan yang sangat populer dan sudah mendunia dari dulu

hingga saat ini. Tidak hanya itu, olahraga yang terkenal di kalangan para

lelaki ini, juga banyak menampilkan kemampuan individu yang menarik yang

dipertunjukkan oleh para pemainnya. Sehingga tidak mengherankan apabila

sebagian besar penduduk dunia rela menghabiskan waktu untuk jatah tidurnya

hanya untuk melihat para bintang lapangan kesukaan mereka bertanding. Dan

seiring berkembangnya jaman, kini sepakbola tidak hanya diminati oleh kaum

lelaki saja. Tetapi kaum perempuan pun juga sudah banyak yang menyukai

bahkan sampai ada yang ikut berpartisipasi dalam kompetisi olahraga

tersebut, baik kompetisi amatir maupun kompetisi profesional.

Menurut sejarah, sepakbola pertama kali diadakan pada masa

pemerintahan dinasti Han, yaitu pada abad ke-2 dan ke-3 sebelum masehi di

(19)

dengan sebutan Kemari. Sedangkan di Italia, permainan menendang dan

membawa bola tersebut juga digemari terutama mulai abad ke-16. Sepakbola

modern lahir pada tahun 1863, tepatnya di Freemasons Tavern di Inggris.

Ketika itu 11 sekolah dan klub berkumpul dan merumuskan aturan baku

untuk permainan tersebut. Dan selama tahun 1800-an, olahraga tersebut

dibawa oleh pelaut, pedagang, dan tentara Inggris ke berbagai belahan dunia.

Kemudian baru pada tahun 1904, dibentuklah asosiasi tertinggi sepakbola

dunia, yaitu FIFA, dan pada tahun 1900-an, berbagai kompetisi sepakbola

mulai dimainkan di berbagai Negara. Saat ini, sepakbola telah banyak

dimainkan di 200 negara dengan berbagai kejuaraan sepakbola yang

diselenggarakan oleh FIFA. (https://id.wikipedia.org/wiki/Sepak_bola)

Seiring berkembangnya jaman, sepakbola kini telah menjadi industri

yang sangat menguntungkan di bidang olahraga apalagi jika dapat dikelola

dengan baik. Hal tersebut juga didukung berkat adanya pihak-pihak yang ikut

membantu mendukung perkembangan sepakbola, terutama para supporter.

Karena berkat adanya para supporter, pertandingan sepakbola menjadi

menarik untuk ditonton. Dan tidak jarang, supporter juga disebut sebagai

“pemain keduabelas” dari sebuah tim sepakbola. Dengan adanya supporter, mereka dapat membangkitkan semangat klub yang sedang bertanding demi

memenangkan sebuah pertandingan. Karena tanpa kehadiran mereka

(supporter), sebuah klub sepakbola tidak ada yang memberi semangat dan

klub tersebut dapat mengalami kekalahan. Bahkan tidak jarang para supporter

(20)

tersebut sependapat dengan apa yang dikatakan oleh Suryanto dalam blognya

mengenai supporter (http://suryanto.blog.unair.ac.id/), yaitu kata “supporter” berasal dari kata kerja dalam bahasa inggris to support, dan akhiran -er. To

support artinya mendukung, sedangkan akhiran -er menunjukkan pelaku. Jadi

supporter dapat diartikan sebagai orang yang memberikan support atau

dukungan. Supporter sebuah klub sepakbola tidak hanya berasal dari satu

daerah tempat klub sepakbola tersebut terbentuk, tetapi ada juga dari berbagai

daerah lain, di setiap negara. Mereka ada yang rela datang jauh-jauh demi

mendukung klub yang dicintainya itu saat bertanding. Supporter sendiri

terbentuk karena adanya dua faktor lingkungan antara lain faktor lingkungan

sosial dan faktor lingkungan fisik. Dimana faktor lingkungan sosial yang

dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya yang mendukung klub sepakbola

tertentu, serta faktor lingkungan fisik yang dipengaruhi oleh prestasi dari klub

tersebut (J. Paul Peter dan Jerry C. Olson, 2000 : 5).

Dalam mengekspresikan dukungannya, kita juga sering melihat

bagaimana cara para supporter menunjukkan dukungannya terhadap

masing-masing klub dengan cara yang berbeda-beda. Seperti melihat mereka

bertelanjang dada, menggambar lambang logo klub pada tubuh mereka,

maupun membawa atribut-atribut dari klub kesayangan. Dengan melakukan

hal tersebut, para supporter ingin menunjukkan sikap kesetiaan dan rasa

persatuan antar masing-masing individu dari supporter. Selain itu, tidak

jarang juga para supporter menunjukkan sikap setia mereka untuk

(21)

klub kesayangan mereka menang dalam pertandingan, maka perasaan mereka

akan senang dan puas. Namun ketika klub kebanggaan mereka kalah dalam

pertandingan, maka perasaan mereka akan kecewa dan mereka pun terkadang

tidak ragu-ragu untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap para supporter

dari klub lawan apabila hal tersebut sampai terjadi. Tindakan kekerasan atau

anarkis ini masih sering terjadi di dunia persepakbolaan di negara manapun,

termasuk Indonesia. Terkadang sikap anarkis yang ditunjukkan oleh para

supporter fanatik untuk melawan pihak lawan adalah dengan mengatakan

ejekan sikap rasisme. Dan tidak jarang ejekan rasisme juga ditujukan kepada

para pemain dari klub lawan. Prof. Dr. Achmad Mubarok MA, guru besar

psikologi dari Universitas Indonesia dalam blognya mengenai

fanatisme(http://mubarok-institute.blogspot.com/2006/08/psikologi-fanatik.html), mengatakan bahwa fanatisme adalah sebuah pandangan atau

paham yang dipegang oleh suatu kelompok yang membela tentang sesuatu

yang tidak bisa diganggu gugat akan keyakinannya. Seseorang yang fanatik

biasanya tidak mampu memahami apa-apa yang ada di luar dirinya, tidak

paham masalah kelompok lain, tidak mengerti paham selain yang mereka

yakini. Tanda-tanda yang jelas dari sifat fanatik adalah ketidakmampuan

memahami pemahaman individual orang lain yang berada di luar

kelompoknya. Juga dapat diartikan dengan perasaan cinta terhadap diri

sendiri yang berlebihan yang bermula dari mengagumi diri sendiri, kemudian

(22)

dan selanjutnya dapat berkembang menjadi rasa tidak suka kemudian menjadi

benci kepada orang atau kelompok yang berbeda dengan kelompoknya.

Sikap fanatik juga sering ditunjukkan oleh para supporter diluar

lapangan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terbukti ketika kita melihat ada

orang yang menggunakan kaos dengan tulisan yang berisi sikap

membangga-banggakan klub kesayangannya. Itu juga yang membuat para wiraswastawan

untuk mulai membuka usahanya dengan menjual produk-produk klub, seperti

kostum klub, merchandise klub, dan lain-lain. Karena dengan melihat

peluang usaha dari melihat kecintaan sebagian besar penduduk di dunia

terhadap sepakbola, diharapkan dapat memberikan keuntungan yang besar

bagi mereka dalam menjual produk-produk dari klub sepakbola. Para klub

sepakbola yang ada di seluruh dunia juga diharapkan dapat mempengaruhi

persepsi konsumen (suporter) untuk tetap konsisten dan setia terhadap

produk-produk (merchandise, kostum, dan lain-lain) yang diproduksi oleh

klub sepakbola tersebut yang biasa disebut dengan brand loyalty atau

loyalitas merek. Karena dengan adanya kegiatan penjualan tersebut,

diharapkan dapat memberikan tambahan keuangan bagi pihak klub, dan para

suporter semakin loyal terhadap klub sepakbola yang didukungnya tersebut.

Dari uraian diatas kita dapat melihat bahwa ada pengaruh antara sikap

fanatik para supporter terhadap klub kesayangannya dengan sikap loyal

mereka dalam membeli dan memakai produk dari klub kesayangan mereka.

Dimana terlihat dari sikap fanatisme para supporter yang selalu total dalam

(23)

menonton klub mereka bertanding dengan sikap sehari-hari mereka dalam

menggunakan produk klub kesayangan mereka.

Hal ini mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan

mengambil judul, “Analisis Hubungan Fanatisme Supporter Klub Sepakbola Terhadap Minat Membeli Ulang Produk-produk Klub”.Studi

kasus pada komunitas supporter Juventus Club Indonesia (JCI) chapter

Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti

mengambil rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana profil responden dari supporter Juventus Club Indonesia

chapter Yogya yang diteliti?

2. Apakah ada hubungan antara fanatisme supporter Juventus FC terhadap

minat membeli ulang produk-produk klub?

C. Batasan Masalah

Untuk memudahkan dalam penelitian, maka perlu dibuat

batasan-batasan masalah sebagai berikut ini :

1. Penelitian dilakukan pada supporter Juventus FC (Juventini) yang

ada di Yogyakarta.

2. Faktor-faktor yang membuat sikap fanatisme supporter Juventus

FC Yogya terhadap klub Juventus FC, antara lain :

(24)

b) Aktivitas-aktivitas yang dilakukan supporter untuk menunjukkan

sikap fanatisme

3. Faktor-faktor yang membuat minat suporter dalam membeli ulang

produk-produk klub, antara lain :

a) Usia dan penghasilan per bulan.

b) Harga dan kualitas dari produk-produk klub yang dijual.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil dari suporter JCI

chapter Yogya yang ingin diteliti, dan mengetahui hubungan fanatisme dari

para supporter Juventus FC di Yogyakarta terhadap minat suporter dalam

membeli ulang produk-produk dari klub Juventus FC.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak–

pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian, antara lain :

1. Bagi para supporter di Indonesia:

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat dalam membangun sebuah solidaritas antar sesama

supporter, tidak hanya dengan rekan sesama supporter yang

mencintai klub yang sama. Tetapi kepada semua supporter di

(25)

2. Bagi penjual dan pengusaha produk-produk klub sepakbola:

Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan ide

kreatif serta inovatif dalam menjual produk-produk klub sepakbola,

terutama dengan memberi harga yang terjangkau. Sehingga

konsumen semakin tertarik untuk membeli produk-produk tersebut.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma:

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan

sumbangan pada pengembangan ilmu pengetahuan dibidang

pemasaran terutama yang terkait dengan pengaruh fanatisme klub

sepakbola terhadap minat fans dalam membeli ulang produk klub.

4. Bagi peneliti:

Merupakan tambahan pengetahuan dari dunia praktisi dan

sebagai pembelajaran sebelum masuk ke dunia bisnis.

F. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Berisi tentang berbagai teori yang digunakan dalam mempelajari

(26)

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini membahas mengenai jenis penelitian, waktu dan

tempat penelitian, subyek dan obyek penelitian, jenis dan sumber data,

teknik pengumpulan data, populasi dan sampel dan analisis data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM

Bab ini berisi tentang gambaran umum objek yang akan diteliti,

yaitu sejarah, lokasi, dan struktur organisasi.

BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini, data-data yang telah diperoleh akan dibahas dan

dihubungkan dengan teori-teori yang ada.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan, saran-saran penulis yang sekiranya

bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait serta keterbatasan yang ada

(27)

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Pemasaran

Pasar atau market, menurut Kotler (dalam Fajar Laksana 2008: 4)

yaitu :

“a collection of buyers and sellers who transact over a

particularproduct or product class”. Pasar adalah sekumpulan

pembeli dan penjual yang melakukan transaksi sebuah produk atau

kelompok produk tertentu.

Pemasaran adalah segala kegiatan yang menawarkan suatu produk

untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.(Fajar Laksana

2008: 4)

Berikut ini adalah beberapa pengertian pemasaran menurut para

ahli:

a. Menurut Philip Kotler

Pemasaran yaitu suatu proses sosial yang didalamnya individu

dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas

mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

b. Menurut American Marketing Association (AMA)

Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian

(28)

nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan

dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku

kepentingannya. (Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, 2009: 5)

Berdasarkan pengertian di atas, maka proses pemasaran

dimulai dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen, serta

mengetahui apa yang dibutuhkan dari konsumen. Proses dalam

pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi

konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product),

penetapan harga (price), pendistribusian barang (place), serta promosi

barang (promotion).

1) Produk

Produk adalah segala sesuatu baik yang bersifat fisik maupun

non fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk

memenuhi keinginan dan kebutuhannya.

2) Harga

Harga adalah nilai suatu barang dan jasa yang diukur dengan

sejumlah uang. Berdasarkan nilai tersebut seseorang atau

perusahaan bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki

kepada pihak lain. Di dalam perusahaan, harga suatu barang atau

jasa merupakan penentuan bagi permintaan pasar.

3) Place

Tempat mencerminkan kegiatan-kegiatan perusahaan yang

(29)

tugas distribusi adalah memilih perantara yang akan digunakan

dalam saluran distribusi yang secara fisik menangani dan

mengangkat produk melalui saluran tersebut.

4) Promosi

Promosi adalah proses kegiatan yang mengkomunikasikan

keunggulan produk dan membujuk konsumen untuk membelinya.

Promosi termasuk komponen yang dipakai untuk memberikan dan

mempengaruhi pasar bagi produk perusahaan.

2. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika

seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian,

penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi

kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang

mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk

barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan

keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga

jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan

dilakukan dengan pertimbangan yang matang.

Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu,

kelompok, dan organisasi dalam memilih, membeli, menggunakan,

dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan

(30)

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen: (Philip

Kotler dan Kevin Lane Keller, 2009: 166)

a. Faktor budaya

Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi

perilaku konsumen. Budaya merupakan penentu keinginan dan

perilaku yang paling dasar. Masing-masing budaya terdiri dari

sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan

sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya mencakup

kebangsaan, agama, kelompok ras dan wilayah geografis.

b. Faktor sosial

Selain faktor budaya, perilaku pembelian kosumen dipengaruhi

faktor sosial, yang meliputi:

1) Kelompok Acuan

Kelompok acuan adalah kelompok yang memiliki

pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau

perilaku seseorang. Ada tiga cara kelompok acuan

mempengaruhi perilaku seseorang, yaitu: (1) kelompok acuan

membuat sesorang menjalani perilaku dan gaya hidup baru, (2)

kelompok acuan mempengaruhi perilaku dan konsep pribadi

seseorang dan (3) kelompok acuan menuntut seseorang supaya

mengikuti kebiasaan kelompok sehingga dapat mempengaruhi

(31)

2) Keluarga

Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen

yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota

keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling

berpengaruh dalam perilaku sesorang.

3) Peran dan status

Seseorang berpatisipasi ke dalam banyak kelompok

sepanjang hidupnya seperti di dalam keluarga, klub, atau

organisasi. Kedudukan orang di masing-masing kelompok dapat

ditentukan berdasarkan peran dan statusnya. Peran meliputi

kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang.

Masing-masing peran menghasilkan status.

c. Faktor pribadi

Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi,

yaitu:

1) Usia dan tahap siklus hidup

Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda

sepanjang tahunnya. Selera orang terhadap suatu produk atau

jasa berubah seiring bertambahnya usia.

2) Pekerjaan

Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola

konsumsinya. Pekerja kasar cenderung membeli pakaian kerja

(32)

3) Keadaan ekonomi

Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan

ekonomi seseorang. Dimana dengan keadaan ekonomi yang

memadai dapat menunjukkan kemampuan di dalam

mengkonsumsi suatu barang dan jasa. Keadaan ekonomi

meliputi pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan

kekayaan, kemampuan meminjam dan sikap terhadap

kecenderungan pengeluaran daripada menabung.

4) Gaya hidup

Orang hidup yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial,

bahkan dari pekerjaan yang sama, mungkin memiliki gaya hidup

yang berbeda. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia

yang terungkap pada aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup

merupakan penggambaran “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya.

5) Kepribadian

Setiap seseorang mempunyai kepribadian yang

berbeda-beda yang akan mempengaruhi perilaku membeli. Kepribadian

adalah ciri bawaan psikologi manusia yang terbedakan yang

menghasilkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan

(33)

d. Faktor psikologi

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi empat faktor psikologi

utama, yaitu:

1) Motivasi

Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu

tertentu. Beberapa kebutuhan bersifat biogenis, yaitu kebutuhan

yang muncul dari adanya tekanan biologis. Dan kebutuhan lain

bersifat psikogenis, yaitu kebutuhan yang muncul dari tekanan

psikologis. Kebutuhan akan menjadi motif jika didorong hingga

mencapai level intensitas yang memadai. Motif adalah

kebutuhan yang memadai untuk mendorong seseorang

bertindak.

2) Persepsi

Seseorang yang termotivasi siap bertindak. Bagaimana

tindakan sebenarnya seseorang yang termotivasi akan

dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi

adalah proses yang digunakan individu untuk memilih,

mengorganisasi dan menginterpretasi masukan informasi guna

menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi tidak

hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada

rangsangan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang

(34)

beragam antara individu satu dengan yang lain yang mengalami

realitas yang sama.

3) Pembelajaran.

Pembelajaran meliputi perilaku seseorang yang timbul

dari pengalaman. Sebagian besar perilaku seseorang dihasilkan

dari hasil belajar pada situasi sebelumnya.

4) Keyakinan dan Sikap

Melalui bertindak dan belajar, seseorang mendapatkan

keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian mempengaruhi

perilaku pembelian seseorang. Keyakinan adalah suatu

gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang gambaran

sesuatu. Sikap menggambarkan penilaian, perasaan, dan

kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang atas sebuah

objek atau gagasan.

3. Loyalitas pelanggan

Menurut Kotler dan Keller (2006: 113) loyalitas pelanggan

adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk

berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk/jasa

terpilih secara konsisten dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh

situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk

menyebabkan perubahan perilaku. Memiliki konsumen yang loyal

adalah tujuan akhir dari semua perusahaan. Tetapi kebanyakan dari

(35)

dibentuk melalui beberapa tahapan, mulai dari mencari calon

konsumen potensial sampai dengan advocate customers yang akan

membawa keuntungan bagi perusahaan.

Indikator dari loyalitas pelanggan menurut Kotler dan Keller

(2006:57) adalah repeat purchase (kesetiaan terhadap pembelian

produk), retention (ketahanan terhadap pengaruh yang negatif

mengenai perusahaan), referrals (mereferensikan secara total

eksistensi perusahaan).

Tjiptono (2002: 85) mengemukakan enam indikator yang bisa

digunakan untuk mengukur loyalitas konsumen yaitu:

a. Pembelian ulang

b. Kebiasaan mengkonsumsi merek tersebut

c. Selalu menyukai merek tersebut

d. Tetap memilih merek tersebut

e. Yakin bahwa merek tersebut yang terbaik

f. Merekomendasikan merek tersebut pada orang lain.

4. Kualitas Produk

a) Pengertian Kualitas Produk

Produk memiliki arti penting bagi perusahaan karena tanpa

adanya produk, perusahaan tidak akan dapat melakukan apapun dari

usahanya. Pembeli akan membeli produk kalau merasa cocok, karena

itu produk harus disesuaikan dengan keinginan ataupun kebutuhan

(36)

produk lebih baik diorientasikan pada keinginan pasar atau selera

konsumen. Menurut Kotler dan Amstrong (2001:346) adalah segala

sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapat perhatian,

dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan

atau kebutuhan.

Mc Charty dan Perreault (2003:107) mengemukakan bahwa,

Produk merupakan hasil dari produksi yang akan dilempar kepada

konsumen untuk didistribusikan dan dimanfaatkan konsumen untuk

memenuhi kebutuhannya. Menurut Kotler (2005:49), Kualitas produk

adalah keseluruhan ciri dari suatu produk atau pelayanan pada

kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan/tersirat.

b) Atribut Produk

Menurut Kotler dan Amstrong (2001:354) beberapa atribut

menyertai dan melengkapi produk (karakteristik atribut produk)

adalah:

a. Merek (brand)

Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau

rancangan, atau kombinasi dari semua ini dimaksudkan untuk

mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok

penjual dan membedakannya dari produk pesaing.

b. Pengemasan (packing)

Pengemasan (Packing) adalah kegiatan merancang

(37)

c. Kualitas Produk (Product Quality)

Kualitas Produk (Product Quality) adalah kemampuan

suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi: daya

tahan keandalan, ketepatan kemudahan operasi dan perbaikan,

serta atribut bernilai lainnya. Untuk meningkatkan kualitas

produk perusahaan dapat menerapkan program ”Total Quality Management (TQM)”. Selain mengurangi kerusakan produk, tujuan pokok kualitas total adalah untuk meningkatkan nilai

pelanggan.

c) Dimensi Kualitas Produk

Menurut Orville, Larreche, dan Boyd (2005:422) apabila

perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam

pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang

digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual

perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk

yaitu:

a. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik

operasi dasar dari sebuah produk.

b. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur

produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk

tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian

konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya

(38)

c. Conformance to Specifications (kesesuaian dengan

spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar

dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari

konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.

d. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang

untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah

ketertarikan konsumen terhadap produk.

e. Reliability (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk

akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode

waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya

kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.

f. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana

penampilan produk bisa dilihat dari tampak, rasa, bau, dan

bentuk dari produk.

g. Perceived Quality (kesan kualitas), sering dibilang

merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang

dilakukan secara tidak langsung karena terdapat

kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau

kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan. Jadi,

persepsi konsumen terhadap produk didapat dari harga,

(39)

5. Harga Produk

a) Definisi Harga

Kotler dan Amstrong (2001:339) mengatakan bahwa harga

adalah jumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa.

Lebih luas lagi, harga adalah jumlah nilai yang konsumen pertukarkan

untuk mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk

atau jasa. Menurut Swastha (2010:147), harga adalah jumlah uang

(ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk

mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.

b) Strategi Penetapan Harga

Penetapan harga harus diarahkan demi tercapainya tujuan.

Sasaran penetapan harga dibagi menjadi tiga (Stanton, 2003: 31) :

1. Berorientasi pada laba untuk:

a. Mencapai target laba investasi atau laba penjualan

perusahaan

b. Memaksimalkan harga.

2. Berorientasi pada penjualan untuk:

a. Meningkatkan penjualan

b. Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar.

3. Berorientasi pada status quo untuk:

a. Menstabilkan harga

(40)

6. Minat Beli Konsumen

A. Definisi Minat Beli Konsumen

Menurut Durianto, dkk (2003: 109) niat untuk membeli

merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen

untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk

yang dibutuhkan pada periode tertentu. Niat beli merupakan

pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana

pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu.

Minat (interest) digambarkan sebagai suatu situasi

seseorang sebelum melakukan suatu tindakan yang dapat dijadikan

dasar untuk memprediksi perilaku atau tindakan tersebut. Minat

beli merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap

objek yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan

pembelian (Kotler 2005: 15). Beberapa pengertian dari minat beli

adalah sebagai berikut:

1. Minat dianggap sebagai sebuah ”perangkap” atau perantara antara faktor-faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku.

2. Minat juga mengindikasikan seberapa jauh seseorang

mempunyai kemampuan untuk mencoba.

3. Minat menunjukkan pengukuran kehendak seseorang.

(41)

B. Mengukur Minat Beli Konsumen

Minat beli pelanggan dapat dilihat dari hasil (outcome)

yang dirasakan atas penggunaan produk dan jasa, sama atau

melebihi harapan yang diinginkan. Hal ini dapat dilihat dari

beberapa metode yang digunakan untuk mengukur minat beli

konsumen.

Tjiptono dan Diana (2005: 106-107) mengemukakan

sepuluh kunci sukses mengukur minat beli konsumen, antara lain:

1. Frekuensi.

2. Format.

3. Isi.

4. Desain isi.

5. Melibatkan setiap orang.

6. Mengukur minat beli seseorang.

7. Kombinasi beberapa ukuran.

8. Hubungan dengan kompensasi dan Reward lainnya.

9. Penggunaan ukuran secara simbolik.

10.Bentuk pengukuran lainnya.

7. Pembelian Ulang

Pembelian ulang merupakan salah satu perilaku setelah

pembelian yang sebelumnya didasari dengan kepuasan. Jika pelanggan

(42)

membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya. (Kotler

2003: 176)

Menurut Swastha (2006: 131) menyatakan bahwa pembelian

ulang merupakan suatu sikap perilaku konsumen yang hanya membeli

sebuah produk/jasa secara berulang-ulang tanpa menyertakan aspek

kesukaan di dalamnya, sehingga tercipta loyalitas konsumen yang

merupakan suatu komitmen terhadap suatu merek atau produk tertentu,

toko, pemasok atau perusahaan berdasarkan sikap positif yang

tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten.

Minat beli ulang merupakan bagian dari perilaku pembelian,

yang selanjutnya akan membentuk loyalitas dalam diri konsumen.

Selain itu, pelanggan yang memiliki komitmen pada umumnya lebih

mudah menerima perluasan produk baru yang ditawarkan oleh

perusahaan tersebut. Kesesuaian performa produk dan jasa yang

ditawarkan dengan yang diharapkan konsumen akan memberikan

kepuasan dan akan menghasilkan minat beli ulang konsumen di waktu

yang akan datang.

Minat beli ulang dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator

sebagai berikut :

a) Minat transaksional : kecenderungan seseorang untuk selalu

(43)

b) Minat referensial : kecenderungan seseorang untuk mereferensikan

produk yang sudah dibelinya, agar juga dibeli oleh orang lain,

dengan referensi pengalaman konsumsinya.

c) Minat preferensial : minat yang menggambarkan perilaku

seseorang yang selalu memiliki preferensi utama pada produk yang

telah dikonsumsi. Preferensi ini hanya dapat diganti bila terjadi

sesuatu dengan produk preferensinya.

d) Minat eksploratif : minat ini menggambarkan perilaku seseorang

yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya

dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari

produk yang dilangganinya.

Tujuan melakukan pembelian ulang merupakan suatu tingkat

motivasional seorang konsumen untuk mengalami perilaku pembelian

suatu produk pada saat konsumen memiliki tujuan untuk melakukan

pembelian ulang suatu produk dengan merek tertentu, maka pada saat

itu pula secara tidak langsung konsumen tersebut telah memiliki

perilaku loyal serta puas terhadap merek tersebut.

8. Fanatisme

Fanatik adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyebut

suatu keyakinan atau suatu pandangan tentang sesuatu yang positif atau

negatif, pandangan mana tidak memiliki sandaran teori atau pijakan

kenyataan, tetapi di anut secara mendalam sehingga susah di luruskan

(44)

antipati kepada yang tidak di sukai serta merupakan perwujudan dari

egoisme sempit.

Kata “fanatik” sebenarnya berasal dari bahasa Latin “fanaticus”, yang dalam bahasa Inggris diartikan: frantic atau frenzied. Artinya,

gila-gilaan, kalut, mabuk, atau hingar-bingar. Dari asal kata ini,

tampaknya kata fanatik bisa diartikan dengan sikap seseorang yang

melakukan atau mencintai sesuatu secara serius dan sungguh-sungguh.

Menurut Prof. Dr. Achmad Mubarok MA, guru besar psikologi

Universitas Indonesia dalam blognya mengenai fanatisme, mengatakan

Fanatisme adalah suatu keyakinan atau suatu pandangan tentang

sesuatu, yang positif atau yang negatif, pandangan yang tidak memiliki

sandaran teori atau pijakan kenyataan, tetapi dianut secara mendalam

sehingga susah diluruskan atau diubah. Menurut definisinya, Fanatisme

biasanya tidak rasional atau keyakinan seseorang yang terlalu kuat dan

kurang menggunakan akal budi sehingga tidak menerima paham yang

lain dan bertujuan untuk mengejar sesuatu. Adanya fanatisme dapat

menimbulkan perilaku agresi dan sekaligus memperkuat keadaan

individu yang mengalami deindividuasi untuk lebih tidak terkontrol

perilakunya. Fanatisme dipandang sebagai penyebab menguatnya

perilaku kelompok yang tidak jarang dapat menimbulkan perilaku

agresif. Individu yang fanatik akan cenderung kurang memperhatikan

kesadaran sehingga seringkali perilakunya kurang terkontrol dan tidak

(45)

Pengertian Fanatisme sendiri dapat disebut sebagai orientasi dan

sentimen yang mempengaruhi seseorang dalam :

a. berbuat sesuatu, menempuh sesuatu atau memberi sesuatu,

b. dalam berfikir dan memutuskan,

c. dalam mempersepsi dan memahami sesuatu,

d. dalam merasa secara psikologis, seseorang yang fanatik biasanya

tidak mampu memahami apa-apa yang ada di luar dirinya, tidak

paham terhadap masalah orang atau kelompok lain, tidak mengerti

paham atau filsafat selain yang mereka yakini.

Ciri-ciri yang jelas dari sifat fanatik adalah ketidakmampuan

memahami karakteristik individual orang lain yang berada diluar

kelompoknya, benar atau salah. Secara garis besar fanatisme

mengambil bentuk :

a. fanatik warna kulit,

b. fanatik etnik/kesukuan,

c. fanatik klas sosial. Fanatik Agama sebenarnya bukan bersumber

dari agama itu sendiri, tetapi biasanya merupakan kepanjangan dari

fanatik etnik atau klas sosial.

9. Supporter

Pengertian supporter menurut kamus besar Bahasa Indonesia

adalah orang-orang yang memberikan dukungan, sokongan dalam

(46)

dalam mendukung tim kesukaannya, seperti bernyanyi-nyanyi

menyatakan dukungannya.

Menurut Suryanto dalam blognya mengenai supporter, yaitu

kata “suporter” berasal dari kata kerja dalam bahasa Inggris to support, dan akhiran –er. To support artinya mendukung, sedangkan akhiran –er menunjukkan pelaku. Jadi, supporter dapat diartikan sebagai orang yang

memberikan support atau dukungan. Supporter dalam sepak bola

berbeda dengan supporter dalam cabang olahraga lainnya. Di

lingkungan sepak bola, suporter erat kaitannya dengan dukungan yang

dilandasi oleh oleh perasaan cinta dan fanatisme terhadap tim yang

didukungnya, seperti memberikan semangat bagi klub kesayangannya

pada saat bertanding.

B. Penelitian Sebelumnya

Analisis Hubungan Antara Fanatisme Suporter Persiba Bantul

Paserbumi Dan Keputusan Pembelian Aksesoris Klub, Studi Kasus Pada

Suporter Klub Persiba Bantul “Paserbumi” Wilayah Bantul tahun 2012. Penulisnya Yosep Dwi Yoga.

Abstrak penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

fanatisme suporter Persiba Bantul PASERBUMI dan keputusan pembelian

keputusan pembelian aksesoris klub. Dalam penelitian ini teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Untuk

pengujian instrument penelitian ini menggunakan analisis validitas

(47)

Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi sederhana

dengan bantuan SPSS.

Hasil analisis data yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan

bahwa terdapat hubungan antara fanatisme suporter Persiba bantul

PASERBUMI dan keputusan pembelian aksesoris klub. Selain itu dapat

diketahui bahwa tingkat hubungan yang terjadi adalah tingkat hubungan

yang sedang.

C. Desain Penelitian

Gambar II.1

Desain Penelitian

1) Fanatisme

a) Berbuat sesuatu

b) Menempuh atau memberi sesuatu

c) Dalam berpikir dan memutuskan sesuatu

d) Dalam mempersepsi dan memahami sesuatu

e) Dalam merasa

2) Minat Membeli Ulang

a) Minat transaksional

b) Minat eksploratif

c) Minat referensial

(48)

D. Rumusan Hipotesis

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dimana

para suporter fanatik selalu menggunakan produk dari klub yang mereka

sukai pada saat mereka nonton bareng atau di setiap harinya. Maka

permasalahan yang dapat diidentifikasikan berkaitan dengan penelitian

yaitu

Ho : Tidak ada hubungan antara fanatisme supporter Juventus FC di

Yogyakarta terhadap minat fans dalam membeli ulang

produk-produk klub.

Ha : Ada hubungan antara fanatisme supporter Juventus FC di Yogyakarta

(49)

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan adalah studi korelasional, yaitu

tentang ANALISIS HUBUNGAN FANATISME SUPORTER KLUB

SEPAKBOLA TERHADAP MINAT MEMBELI ULANG

PRODUK-PRODUK KLUB.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah komunitas Juventus Club

Indonesia (JCI) chapter Yogyakarta.

2. Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah Fanatisme supporter Juventus FC

di Yogyakarta dan minat fans dalam membeli ulang produk-produk

klub.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu 3 minggu, yaitu 4 – 24

November 2013

2. Lokasi penelitian dilakukan di komunitas Juventus Club Indonesia

chapter Yogyakarta yaitu di Jogja Futsal Land, yang berada di Jl.

Timoho No.45, Yogyakarta. Lokasi ini dipilih karena member JCI

chapter Yogyakarta sering kumpul bareng untuk menonton bareng

(50)

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitiannya adalah:

1. Variabel fanatisme (X)

Variabel dari penelitian ini adalah fanatisme supporter Juventus

Club Indonesia (JCI) chapter Yogya. Indikator-indikatornya yang

digunakan untuk meninjau fanatisme adalah :

1. Berbuat sesuatu

a) Menonton pertandingan

b) Mengenakan aksesoris

2. Menempuh sesuatu atau memberi sesuatu

a) Tampil identik

b) Mendukung

c) Setia

3. Dalam berpikir dan memutuskan

a) Bergabung menjadi anggota komunitas supporter

4. Dalam mempersepsi dan memahami sesuatu

a) Mengenal pemain dan sejarah klub

b) Memahami strategi permainan

5. Dalam merasa

a) Keyakinan

(51)

2. Variabel minat membeli ulang (Y)

Variabel dari penelitian ini adalah minat membeli ulang

produk-produk klub. Indikator-indikator yang digunakan adalah :

2) Minat transaksional

a) Pembelian rutin

3) Minat eksploratif

a) Mencari informasi produk klub terbaru

4) Minat referensial

a) Mereferensikan produk klub terbaru kepada sesama fans

3. Pengukuran Variabel

Untuk mengukur variabel fanatisme dan minat membeli ulang,

responden diminta mengisi kuesioner yang jawabannya telah

disediakan. Skala yang digunakan yaitu model skala Likert, dengan

menggunakan 5 pilihan jawaban, yaitu SS (sangat setuju), S (setuju),

N (netral), TS (tidak setuju), STS (sangat tidak setuju).

E. Definisi Operasional

1) Fanatisme adalah suatu keyakinan atau suatu pandangan tentang

sesuatu, yang positif atau yang negatif, pandangan yang tidak

memiliki sandaran teori atau pijakan kenyataan, tetapi dianut secara

mendalam sehingga susah diluruskan atau diubah. Pengertian

Fanatisme sendiri dapat disebut sebagai orientasi dan sentimen yang

(52)

(a) Berbuat sesuatu, menempuh sesuatu atau memberi sesuatu:

melakukan suatu pekerjaan atau tindakan.

(b) Dalam berfikir dan memutuskan: menggunakan akal budi

(mempertimbangkan, memutuskan, dan sebagainya) dan

menimbang-nimbang dalam ingatan.

(c) Dalam mempersepsi dan memahami sesuatu: mengerti benar,

mengetahui benar, memaklumi.

(d) Dalam merasa secara psikologis: mempunyai atau memperoleh

rasa (terutama dalam hati atau batin)

2) Pembelian ulang merupakan salah satu perilaku setelah pembelian

yang sebelumnya didasari dengan kepuasan. Jika pelanggan merasa

puas untuk selanjutnya dia akan memperlihatkan peluang membeli

yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya. Minat beli ulang

dapat diidentifikasikan melalui indikator-indikator sebagai berikut :

b)Minat transaksional : kecenderungan seseorang untuk selalu

membeli ulang produk yang telah dikonsumsinya.

c) Minat referensial : kecenderungan seseorang untuk mereferensikan

produk yang sudah dibelinya, agar juga dibeli oleh orang lain,

dengan referensi pengalaman konsumsinya.

d)Minat eksploratif : minat ini menggambarkan perilaku seseorang

yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya

dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari

(53)

F. Populasi dan Sampel

1) Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan yang mencakup semua

anggota yang diteliti. Suatu populasi mempunyai sekurang-kurangnya

satu karakteristik yang membedakan populasi itu dengan kelompok

yang lain. (Istijanto 2008: 113)

2) Sampel

Sampel didefinisikan sebagai suatu bagian yang ditarik dari

populasi (Istijanto 2008: 114). Sampel digunakan untuk mewakili

populasi yang diteliti, sampel cenderung digunakan untuk riset yang

berusaha menyimpulkan generalisasi dari hasil temuannya.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Untuk penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive

sampling. Metode ini merupakan metode penetapan sampel berdasarkan

kriteria tertentu. Jumlah sampel yang diambil adalah 70 orang.

H. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode angket

(kuesioner). Dan sifat angket (kuesioner) yang digunakan adalah angket

(kuesioner) tertutup.

I. Teknik Pengujian Instrumen

a) Uji Validitas

(54)

(Sujarweni 2012: 177). Untuk menguji validitas kuesioner digunakan

rumus Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Karl Pearson.

Adapun rumusnya adalah:

r_xy = koefisien korelasi antara X dan Y

∑X = jumlah skor X ∑Y = jumlah Skor Y

∑XY = jumlah hasil kali antara X dan Y N = banyaknya sampel yang diuji

Uji validitas dilakukan pada setiap butir pertanyaan di uji

validitasnya. Hasil r hitung dibandingkan dengan r tabel dimana df=n-2

dengan sig 5%. Jika r tabel < r hitung maka valid (Sujarweni 2012: 177).

b) Uji Reliabilitas

Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan

konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan

kontruk – kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan dimensi dalam suatu bentuk kuesioner (Sujarweni 2012: 186). Untuk

mengetahui koefisien reliabilitas dalam penelitian ini digunakan rumus

Alpha Cronbach dengan taraf signifikansi 5%. Tahapan penghitungan uji

reliabilitas dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach, yaitu :

(55)

2. Menentukan nilai varians total:

3. Menentukan reliabilitas instrument:

Keterangan :

n = jumlah sampel

X = nilai skor yang dipilih

r_11 = koefisien reliabilitas instrumen

K = jumlah butir pertanyaan

∑σ_b^2 = jumlah varians butir σ_t^2 = varians total

Kriteria suatu instrument penelitian dikatakan reliable dengan

menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,60 (Sujarweni

2012: 186). Jadi jika nilai koefisien Cronbach Alpha lebih besar daripada

0,60 maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan reliabel.

J. Teknik Analisis Data

1. Pengujian Hipotesis Penelitian

Untuk hipotesis digunakan analisis korelasi Spearman.

(56)

a. Rumusan Hipotesis

= Tidak ada hubungan antara fanatisme supporter Juventus

FC di Yogyakarta terhadap minat membeli ulang

produk-produk klub.

Ha = Ada hubungan antara fanatisme supporter Juventus FC di

Yogyakarta terhadap minat membeli ulang produk-produk

klub.

b. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis tentang hubungan antara

fanatisme supporter Juventus FC di Yogyakarta terhadap minat

membeli ulang produk-produk klub menggunakan rumus statistik

koefisien korelasi Spearman yang dinyatakan dengan rumus

(Nazir 2005: 453):

Dimana:

= beda antara 2 pengamatan berpasangan

= total pengamatan

= koefisien korelasi Spearman

Untuk menguji signifikan atau tidaknya koefisien korelasi

tersebut adalah:

= Tidak ada hubungan antara dua variabel atau angka korelasi

(57)

Dasar pengambilan keputusan:

Berdasarkan pada probabilitas, jika probabilitas > 0,05 maka

diterima atau sebaliknya. Dimana, semakin tinggi skor

fanatisme maka semakin tinggi skor minat beli ulang, sedangkan

semakin rendah skor fanatisme maka semakin rendah pula skor

(58)

41

BAB IV

GAMBARAN UMUM JUVENTUS FC

DAN

JCI (JUVENTUS CLUB INDONESIA) DAN JCI CHAPTER

YOGYAKARTA

A. Sejarah Juventus FC

Juventus Football Club atau yang dikenal dengan sebutan

Juventus atau Juve adalah klub sepakbola Italia yang bermarkas di kota

Turin dan juga merupakan klub sepakbola tertua ketiga di Italia. Tanggal

1 November 1897 Juventus resmi didirikan oleh beberapa mahasiswa dari

Universitas Massimo D'Azeglio Lyceum yang terletak di kota Turin

dengan nama klub, Juventus Sport Club. Tiga tahun kemudian Juventus

sudah berhasil bergabung dengan kompetisi kejuaraan Sepakbola Italia.

Nama klub berubah menjadi Juventus Football Club dan setelah

memakai nama baru tersebut, tahun 1905 Juve berhasil meraih scudetto

pertamanya yang saat itu masih menggunakan stadion Umberto

Velodromo. Setahun kemudian perpecahan terjadi di klub Juve dimana

sang presiden saat itu, Alfredo Dick memilih keluar dari Juve dengan

membawa beberapa pemainnya dari Juve dan membangun klub saingan

yakni Torino (nantinya akan menjadi laga derby dengan klub Juventus).

(59)

klub Juventus dan dengan bantuannya Juve bisa memenangkan scudetto

kedua tahun 1926.

Menjalani era tahun 1930-an, Juventus sangat mendominasi liga

domestik dengan berhasil meraih lima scudetto berturut-turut sejak tahun

1930. Scudetto kedelapan Juve baru datang di tahun 1950 dan di tahun

1958 Juventus menerima pernghargaan medali Golden Star untuk

disematkan di jerseynya setelah menjadi tim pertama Italia yang meraih

sepuluh gelar liga saat itu.

Pertengahan era tahun 1980-an dimana saat itu Juventus telah

mengoleksi 20 piala scudetto, Juve pun memperoleh Golden Star kedua

untuk disematkan lagi di jerseynya. Tahun 1985 Juve meraih Piala Eropa

dengan mengalahkan Liverpool di babak final tetapi euforia itu dirusak

oleh bencana yang terjadi di stadion Heysel, dimana tercatat 39 orang

yang sebagian besar pendukung Juve tewas dalam tragedi naas tersebut.

Tahun 1996 dibawah asuhan Marcello Lippi, Juve telah

memenangkan sejumlah gelar Seri A dan juga Piala Eropa. Pertengahan

musim 2004 Fabio Capello mengambil alih kursi pelatih dan membawa

Juventus untuk memenangkan kembali gelar Seri A, namun gelar tersebut

dibatalkan oleh FGIC setelah Juventus dinyatakan bersalah atas

keterlibatannya dalam kasus Calciopoli (pengaturan skor pertandingan).

FGIC pun mengambil tindakan tegas dengan mendegradasikan Juventus

(60)

B. Susunan Pemain Juventus FC 2013-2014

Tabel IV.1

Susunan Pemain Periode 2013-2014

Nama No.Punggung

Gianluigi Buffon 1

Marco Storari 30

Rubinho 34

Leonardo Citti -

Giorgio Chiellini 3

Martin Caceres 4

Angelo Ogbonna 5

Paolo De Ceglie 11

Federico Peluso 13

Andrea Barzagli 15

Marco Motta 16

Leonardo Bonucci 19

Stephan Lichtsteiner 26

Paul Pogba 6

Simone Pepe 7

Claudio Marchisio 8

(61)

Andrea Pirlo 21

Kwadwo Asamoah 22

Arturo Vidal 23

Ouasim Bouy 24

Mauricio Isla 33

Mirko Vucinic 9

Carlos Tevez 10

Sebastian Giovinco 12

Fernando Llorente 14

(62)

C. Susunan Staf Manajemen Juventus FC

Tabel IV.2

Susunan Staf Manajemen Juventus FC

Nama Jabatan

Antonio Conte Manajer

Angelo Alessio Asisten Manajer

Claudio Filippi Pelatih Penjaga Gawang

Massiomo Carrera Pelatih Tim Utama

Paolo Bertelli Kepala Kebugaran

Julio Tous Pelatih Kebugaran

Roberto Sassi Kepala Periksa Pelatihan

D. Sejarah Terbentuknya Juventus Club Indonesia

Juventus Club Indonesia (sebelumnya dikenal dengan nama

Juventini Indonesia) ialah sebuah wadah komunitas supporter pecinta klub

sepakbola Italia, juventus, di Indonesia. Komunita ini berdiri sebagai

salah satu upaya menampung hobi dan semangat persaudaraan yang kuat

di antara para pecinta olahraga pada umumnya dan Juventus khususnya.

Komunitas Juventini Indonesia terbentuk setelah melalui beragam

fase seri diskusi dan pematangan konsep, sampai pada akhirnya berhasil

disepakati berdasarkan kesesuaian kehendak untuk membentuk sebuah

wadah yang kuat dan terorganisasi dengan baik. Komunitas ini akhirnya

(63)

anggotanya, yang nantinya diharapkan dapat menjadi sebuah organisasi

dan perkumpulan yang profesional dengan berlandaskan semangat

kebersamaan. Pada tanggal 28 Juli 2006, secara resmi komunitas ini

dideklarasikan sekaligus memperkenalkan sebuah media komunikasi

berbentuk forum di dunia maya.

Melalui media forum inilah, Juventini Indonesia semakin

melebarkan sayap, hingga terbentang ke hamper seluruh pelosok negeri

dan di beberapa negara. Kegiatan perdana komunitas ini dan merupakan

torehan tinta emas sejarah Juventini Indonesia adalah perayaan ulang

tahun Juventus ke-109 yang diselenggarakan di Monumen Nasional

(Monas), Jakarta. Kegiatan inilah yang menjadi motivator pergerakan

Juventini Indonesia dan selanjutnya banyak lahir ide-ide kegiatan baru,

agenda-agenda rutin dan langkah-langkah sosialisasi untuk memperkuat

formasi dan menjaring anggota yang akan memperkuat eksistensi

Juventini Indonesia di Indonesia.

Sebuah kebanggaan dan merupakan sejarah besar Juventini

Indonesia. Semenjak 3 tahun terakhir berdiri, setelah sebelumnya

diberikan wewenang untuk mengelola situs www.juventus.co.id yang

merupakan website klub sepakbola Eropa pertama yang diterjemahkan

dengan bahasa Indonesia di dunia. Dan akhirnya pada tanggal 22 Oktober

2009 komunitas Juventini Indonesia secara resmi menjadi fans club resmi

(64)

E. Sejarah Terbentuknya Juventus Club Indonesia (JCI) Chapter

Yogyakarta

Didirikan oleh empat orang penggemar Juventus yang berdomisili

di kota pelajar, Yogyakarta, komunitas ini sekarang sudah memiliki lebih

dari 400 anggota aktif. JCI Yogyakarta merupakan komunitas fan resmi

yang berafiliasi dengan Juventus Club Indonesia dan tersebar di beberapa

kota di Indonesia

Yang unik dari komunitas ini adalah kegiatan yang mereka

agendakan tidak selalu berhubungan dengan sepakbola. Mereka juga

kerap mengadakan acara badminton bersama bertempat di Jogja Futsal

Land setiap hari rabu malam, yang kebetulan juga menjadi Markas

mereka tiap mengadakan acara nonton bareng pertandingan Juventus.

Sementara acara nonton bareng, futsal, atau sepakbola juga rutin

digelar. Bahkan, jika acara tv lokal tidak menyiarkan langsung

pertandingan Juventus, mereka sudah bersiap melakukan streaming

bareng. Markas mereka di Jogja Futsal Land terbilang cukup besar di

Yogyakarta dan mampu menampung lebih dari 500 orang. Bagi fans

Juventus yang berdomisili atau kebetulan sedang berada di Yogyakarta

tidak ada salahnya bergabung dengan kegiatan-kegiatan yang mereka

adakan.

F. Mengenai Produk Juventus FC

Meski telah didirikan pada tahun 1897, Juventus baru memulai

Gambar

Gambar II.1 Desain Penelitian ............................................................
Gambar II.1
Tabel IV.1
Tabel IV.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun masalah yang dihadapi konselor di pusat pelayanan keluarga sejahtera dalam memberikan bimbingan terhadap orang lanjut usia yaitu: kondisi fisikorang lanjut

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung di kelas eksperimen 1 dan di kelas eksperimen 2, (2)

Setelah gempa 2006, melalui analisis Tipologi Klassen didapatkan bahwa sektor yang terletak pada kuadran II atau sektor yang mengalami tumbuh pesat dan produktif adalah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh program gemar membaca teks faktual terhadap kompetensi menemukan gagasan utama teks pada siswa kelas VII SMP Pemda

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah faktor-faktor seperti biaya sewa, kedekatan infrastruktur, lingkungan bisnis, kedekatan konsumen dan

Android merupakan sistem operasi yang tertanam pada smartphone. Pengguna smartphone dengan sistem operasi android sangat tinggi, rata- rata setiap orang

Kembali ke tahun 2000-an, sebenarnya perang MVC terjadi antara Struts dengan WebWork, yang mana WebWork lebih mengutamakan kemudahan, dengan implementasi teknologi

Penentuan aktivitas sampel pada prinsipnya dapat dilakukan dengan cara membandingkan cacahan yang dihasilkan oleh sumber standar dan cacahan yang dihasilkan oleh sampel,