i
ANALISIS HUBUNGAN FANATISME SUPORTER KLUB SEPAKBOLA TERHADAP MINAT MEMBELI ULANG PRODUK-PRODUK KLUB
Studi Pada Juventus Club Indonesia (JCI) Chapter Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Kristoforus Donny Eko Prasetyo
NIM: 082214116
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Ya Tuhan, Allahku! Buatlah mataku bercahaya, supaya jangan
aku tertidur dan mati. Supaya musuhku jangan berkata: “aku
telah mengalahkan dia”, dan lawan
-lawanku bersorak-sorak,
apabila aku goyah.
(Mazmur 13: 4-5)
“Hidup tanpa mempunyai TUJUAN sama seperti “Layang
-layang
putus”. Maka miliki tujua
n dan PERCAYALAH anda dapat
mencapainya”
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN-PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
ANALISIS HUBUNGAN FANATISME SUPORTER KLUB SEPAKBOLA TERHADAP MINAT MEMBELI ULANG PRODUK-PRODUK KLUB
Studi Pada Juventus Klub Indonesia (JCI) Chapter Yogyakarta
Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 17 Juni 2014 adalah hasil karya saya. Dengan ini, saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebut dalam referensi) pada penulis aslinya.
Bila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut maka saya bersedia menerima sanksi yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E) dibatalkan serta diproses sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku (UU no. 20 tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70)
Yogyakarta, 17 Juni 2014
Yang membuat pernyataan,
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta:
Nama : Kristoforus Donny Eko Prasetyo NIM : 082214116
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan ijin kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS HUBUNGAN FANATISME SUPORTER KLUB SEPAKBOLA
TERHADAP MINAT MEMBELI ULANG PRODUK-PRODUK KLUB.
Studi Pada Juventus Klub Indonesia (JCI) Chapter Yogyakarta.
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada Tanggal 17 Juni 2014 Yang menyatakan
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia
yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
lancar. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis
menyadari bahwa penyusunan skripsi ini mendapatkan berbagai masukan, kritik,
dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan
bimbingan, saran, dan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini.
5. Bapak A. Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A. selaku Dosen pembimbing II yang
telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan
bimbingan, saran, dan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini.
6. Seluruh dosen serta staf secretariat FE yang telah membagi ilmu yang
dimiliki dan membimbing mahasiswa agar memiliki keunggulan akademik
dan humanistik dalam bermasyarakat.
viii
7. Ketua Juventus Club Indonesia chapter Yogya, Fendi Ardi Atmaja. Yang
telah memberikan ijin untuk penulis melakukan penelitian dengan
menyebar kuesioner saat nonbar Juventus.
8. Seluruh pengurus dan semua supporter fanatik Juventus Fc di Yogya (keep
kompak!!!).
9. Papa serta Mama ku tercinta, Y. Setyobudi dan Paulina T. H. Terimakasih
karena sudah menjadi orangtua yang hebat bagiku. Maaf kalau aku selalu
membuat papa dan mama kecewa. Terimakasih sudah mau mendukung
dan mendoakan aku selalu.
10.Adikku tercinta yang cantik dan baik hati, Theodora Cindy Setyoastuti.
11.Teman-temanku di Sanata Dharma yang banyak memberi bantuan, ide,
saran, dan kritik. Gregorius Agung, Agung Dian Saputra, Yohanes Eko
Nugroho, B. D. Indra Irawan, bang Elvis Agostinho, dan lainnya yang tak
bisa disebutkan satu persatu.
12.Temanku yang sudah membantuku dalam kelancaran menyebar kuesioner.
B. D. Indra Irawan dan Nius.
13.Sahabat-sahabatku dari SMA, Harry. C, Daniel Mulyawan, Teddi
Leonardi, R. Doni Martua yang selalu mensupport diriku (ditunggu
tongkrongan selanjutnya???).
14.Kawan-kawan fitnesku, bang Elvis Agostinho, Deczen (otong) (thanks
atas tumpangan kontrakannya. hahaha), Apin, Rahman, Nius (Ayo kita
main PB!! Hahaha..), dan lainnya yang tidak bisa ku sebutkan satu persatu
ix
14.Kawan-kawan fitnesku, bang Elvis Agostinho, Deczen (otong) (thanks
atas tumpangan kontrakannya. hahaha), Apin, Rahman, Nius (Ayo kita
main PB!! Hahaha..), dan lainnya yang tidak bisa ku sebutkan satu persatu
namanya.
15.My love Margaretha Perwita Hapsari, terima kasih atas perhatian,
dukungan, bantuan, semangat, cinta, dan kerelaan hati menemani penulis
selama proses pengerjaan skripsi ini;
16.Penghiburku saat otakku lagi suntuk dan emosi, game Point Blank, game
PES 2013, Dj. Tiesto, Dj. Armin Van Buuren, lagu-lagu lawas barat.
17.Teristimewa untuk Allah Bapa di surga, dan Bunda Maria.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini yang disebabkan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan penulis.
Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini berguna bagi pihak
yang membutuhkan. Terima Kasih.
Yogyakarta, 17 Juni 2014
Penulis
Kristoforus Donny E. P
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... . i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………... ii
HALAMAN PENGESAHAN……….. iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN………. iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……… v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS………….. vi
HALAMAN KATA PENGANTAR………. vii
xi
C. Desain Penelitian... 30
D. Rumusan Hipotesis ... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 32
A. Jenis Penelitian... 32
I. Teknik Pengujian Instrument ... 36
J. Teknik Analisis Data... 38
BAB IV GAMBARAN UMUM JUVENTUS FC DAN JCI YOGYA.... 41
A. Sejarah Juventus FC... ... 41
B. Susunan Pemain Juventus FC Periode 2013-2014... 43
C. Susunan Staf Manajemen Juventus FC... 45
D. Sejarah Terbentuknya Juventus Club Indonesia... 45
E. Sejarah Terbentuknya JCI Chapter Yogyakarta... 47
F. Mengenai Produk Juventus FC... 47
xii
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 51
A. Pelaksanaan Penelitian... 51
B. Profil Responden... . 51
C. Teknik Pengujian Instrumen... 55
D. Teknik Analisis Data... 58
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN... ... 64
A. Kesimpulan... . 64
B. Saran... .. 64
C. Keterbatasan Penelitian... 66
DAFTAR PUSTAKA... ... 68
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel IV.1 Susunan Pemain Juventus Periode 2013-2014 ... ……. 43
Tabel IV.2 Susunan Staf Manajemen Juventus FC ... ... 45
Tabel IV.3 Susunan Pengurus JCI chapter Yogyakarta 2013-2014 .. ... 48
Tabel V.1 Distribusi Data Berdasarkan Jenis Kelamin ... ... 51
Tabel V.2 Dsitribusi Data Berdasarkan Usia ... ... 51
Tabel V.3 Distribusi Data Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... ... 52
Tabel V.4 Distribusi Data Berdasarkan Pekerjaan ... ……. 53
Tabel V.5 Distribusi Data Berdasarkan Penghasilan Per Bulan ... ... 54
Tabel V.6 Uji Validitas Fanatisme ... ... 55
Tabel V.7 Uji Validitas Minat Beli Ulang ... ... 55
Tabel V.8 Uji Reliabilitas Variabel Fanatisme dan Minat Beli Ulang….. 56
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Kuesioner ... 71
Lampiran II Data Rekapitulasi Data Responden ... 75
Lampiran III Data Karakteristik Responden ... 80
Lampiran IV Tabulasi Data Responden ... 83
Lampiran V Uji Validitas dan Reliabilitas ... 86
xvi
ANALISIS HUBUNGAN FANATISME SUPORTER KLUB SEPAKBOLA TERHADAP MINAT MEMBELI ULANG PRODUK-PRODUK KLUB
Kristoforus Donny E. P.
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara fanatisme
suporter klub sepakbola terhadap minat fans dalam membeli ulang produk-produk
klub. Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian di markas Juventus Club
Indonesia chapter di Yogya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
purposive sampling. Untuk pengujian instrument penelitian ini menggunakan
rumus Korelasi Product Moment, sedangkan uji reliabilitas pada penelitian
menggunakan rumus Alpha Cronbach. Untuk teknik analisis data pada penelitian
ini menggunakan analisis korelasi Spearman.
Hasil analisis data yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa
adanya hubungan yang positif antara fanatisme suporter Juventus Fc terhadap
minat fans dalam membeli ulang produk-produk klub. Dimana, mereka
menunjukkan sikap kecintaannya terhadap klub dengan memakai atribut pada saat
nonbar. Sedangkan, untuk tingkat hubungan antara fanatisme terhadap minat beli
xvii
AN ANALYSIS ON THE RELATIONSHIP BETWEEN THE FANATICISM OF JUVENTUS FOOTBALL CLUB SUPPORTER AT
YOGYAKARTA AND RE BUYING INTEREST OF PRODUCTS CLUB
By
Kristoforus Donny Eko Prasetyo
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2014
This study aims to determine the relationship between the fanaticism of
football supporters club to the fans interest in buying remanufactured products
club. In this study the authors conducted research at the headquarters of Juventus
Club Indonesia chapter in Yogya. The sampling technique used was purposive
sampling. To test the research instrument using Product Moment Correlation
formula, while the reliability test on research using Cronbach Alpha formula. For
data analysis techniques in this study using Spearman correlation analysis.
The results of data analysis performed by the researchers showed that the
existence of a positive relationship between the Fc Juventus supporters fanaticism
fans interest in buying remanufactured products club. Where, they showed attitude
wears his passion for the club with attributes when watch together. Meanwhile,
for the degree of relationship between bigotry against re buying interest is the
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pernahkah anda berpikir atau timbul rasa heran dalam benak anda,
mengapa sebagian besar penduduk dunia sangat menyukai ritual menonton
sepakbola yang membutuhkan waktu ekstra dini hari yang akan mengurangi
jatah tidur penikmat sepakbola. Hal tersebut tentunya akan membuat anda
merasa aneh jika berpikir bahwa semuanya itu dipicu atas kesepakatan
bersama. Namun hal tersebut sungguh-sungguh terjadi dikarenakan sepakbola
merupakan permainan yang sangat populer dan sudah mendunia dari dulu
hingga saat ini. Tidak hanya itu, olahraga yang terkenal di kalangan para
lelaki ini, juga banyak menampilkan kemampuan individu yang menarik yang
dipertunjukkan oleh para pemainnya. Sehingga tidak mengherankan apabila
sebagian besar penduduk dunia rela menghabiskan waktu untuk jatah tidurnya
hanya untuk melihat para bintang lapangan kesukaan mereka bertanding. Dan
seiring berkembangnya jaman, kini sepakbola tidak hanya diminati oleh kaum
lelaki saja. Tetapi kaum perempuan pun juga sudah banyak yang menyukai
bahkan sampai ada yang ikut berpartisipasi dalam kompetisi olahraga
tersebut, baik kompetisi amatir maupun kompetisi profesional.
Menurut sejarah, sepakbola pertama kali diadakan pada masa
pemerintahan dinasti Han, yaitu pada abad ke-2 dan ke-3 sebelum masehi di
dengan sebutan Kemari. Sedangkan di Italia, permainan menendang dan
membawa bola tersebut juga digemari terutama mulai abad ke-16. Sepakbola
modern lahir pada tahun 1863, tepatnya di Freemasons Tavern di Inggris.
Ketika itu 11 sekolah dan klub berkumpul dan merumuskan aturan baku
untuk permainan tersebut. Dan selama tahun 1800-an, olahraga tersebut
dibawa oleh pelaut, pedagang, dan tentara Inggris ke berbagai belahan dunia.
Kemudian baru pada tahun 1904, dibentuklah asosiasi tertinggi sepakbola
dunia, yaitu FIFA, dan pada tahun 1900-an, berbagai kompetisi sepakbola
mulai dimainkan di berbagai Negara. Saat ini, sepakbola telah banyak
dimainkan di 200 negara dengan berbagai kejuaraan sepakbola yang
diselenggarakan oleh FIFA. (https://id.wikipedia.org/wiki/Sepak_bola)
Seiring berkembangnya jaman, sepakbola kini telah menjadi industri
yang sangat menguntungkan di bidang olahraga apalagi jika dapat dikelola
dengan baik. Hal tersebut juga didukung berkat adanya pihak-pihak yang ikut
membantu mendukung perkembangan sepakbola, terutama para supporter.
Karena berkat adanya para supporter, pertandingan sepakbola menjadi
menarik untuk ditonton. Dan tidak jarang, supporter juga disebut sebagai
“pemain keduabelas” dari sebuah tim sepakbola. Dengan adanya supporter, mereka dapat membangkitkan semangat klub yang sedang bertanding demi
memenangkan sebuah pertandingan. Karena tanpa kehadiran mereka
(supporter), sebuah klub sepakbola tidak ada yang memberi semangat dan
klub tersebut dapat mengalami kekalahan. Bahkan tidak jarang para supporter
tersebut sependapat dengan apa yang dikatakan oleh Suryanto dalam blognya
mengenai supporter (http://suryanto.blog.unair.ac.id/), yaitu kata “supporter” berasal dari kata kerja dalam bahasa inggris to support, dan akhiran -er. To
support artinya mendukung, sedangkan akhiran -er menunjukkan pelaku. Jadi
supporter dapat diartikan sebagai orang yang memberikan support atau
dukungan. Supporter sebuah klub sepakbola tidak hanya berasal dari satu
daerah tempat klub sepakbola tersebut terbentuk, tetapi ada juga dari berbagai
daerah lain, di setiap negara. Mereka ada yang rela datang jauh-jauh demi
mendukung klub yang dicintainya itu saat bertanding. Supporter sendiri
terbentuk karena adanya dua faktor lingkungan antara lain faktor lingkungan
sosial dan faktor lingkungan fisik. Dimana faktor lingkungan sosial yang
dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya yang mendukung klub sepakbola
tertentu, serta faktor lingkungan fisik yang dipengaruhi oleh prestasi dari klub
tersebut (J. Paul Peter dan Jerry C. Olson, 2000 : 5).
Dalam mengekspresikan dukungannya, kita juga sering melihat
bagaimana cara para supporter menunjukkan dukungannya terhadap
masing-masing klub dengan cara yang berbeda-beda. Seperti melihat mereka
bertelanjang dada, menggambar lambang logo klub pada tubuh mereka,
maupun membawa atribut-atribut dari klub kesayangan. Dengan melakukan
hal tersebut, para supporter ingin menunjukkan sikap kesetiaan dan rasa
persatuan antar masing-masing individu dari supporter. Selain itu, tidak
jarang juga para supporter menunjukkan sikap setia mereka untuk
klub kesayangan mereka menang dalam pertandingan, maka perasaan mereka
akan senang dan puas. Namun ketika klub kebanggaan mereka kalah dalam
pertandingan, maka perasaan mereka akan kecewa dan mereka pun terkadang
tidak ragu-ragu untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap para supporter
dari klub lawan apabila hal tersebut sampai terjadi. Tindakan kekerasan atau
anarkis ini masih sering terjadi di dunia persepakbolaan di negara manapun,
termasuk Indonesia. Terkadang sikap anarkis yang ditunjukkan oleh para
supporter fanatik untuk melawan pihak lawan adalah dengan mengatakan
ejekan sikap rasisme. Dan tidak jarang ejekan rasisme juga ditujukan kepada
para pemain dari klub lawan. Prof. Dr. Achmad Mubarok MA, guru besar
psikologi dari Universitas Indonesia dalam blognya mengenai
fanatisme(http://mubarok-institute.blogspot.com/2006/08/psikologi-fanatik.html), mengatakan bahwa fanatisme adalah sebuah pandangan atau
paham yang dipegang oleh suatu kelompok yang membela tentang sesuatu
yang tidak bisa diganggu gugat akan keyakinannya. Seseorang yang fanatik
biasanya tidak mampu memahami apa-apa yang ada di luar dirinya, tidak
paham masalah kelompok lain, tidak mengerti paham selain yang mereka
yakini. Tanda-tanda yang jelas dari sifat fanatik adalah ketidakmampuan
memahami pemahaman individual orang lain yang berada di luar
kelompoknya. Juga dapat diartikan dengan perasaan cinta terhadap diri
sendiri yang berlebihan yang bermula dari mengagumi diri sendiri, kemudian
dan selanjutnya dapat berkembang menjadi rasa tidak suka kemudian menjadi
benci kepada orang atau kelompok yang berbeda dengan kelompoknya.
Sikap fanatik juga sering ditunjukkan oleh para supporter diluar
lapangan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terbukti ketika kita melihat ada
orang yang menggunakan kaos dengan tulisan yang berisi sikap
membangga-banggakan klub kesayangannya. Itu juga yang membuat para wiraswastawan
untuk mulai membuka usahanya dengan menjual produk-produk klub, seperti
kostum klub, merchandise klub, dan lain-lain. Karena dengan melihat
peluang usaha dari melihat kecintaan sebagian besar penduduk di dunia
terhadap sepakbola, diharapkan dapat memberikan keuntungan yang besar
bagi mereka dalam menjual produk-produk dari klub sepakbola. Para klub
sepakbola yang ada di seluruh dunia juga diharapkan dapat mempengaruhi
persepsi konsumen (suporter) untuk tetap konsisten dan setia terhadap
produk-produk (merchandise, kostum, dan lain-lain) yang diproduksi oleh
klub sepakbola tersebut yang biasa disebut dengan brand loyalty atau
loyalitas merek. Karena dengan adanya kegiatan penjualan tersebut,
diharapkan dapat memberikan tambahan keuangan bagi pihak klub, dan para
suporter semakin loyal terhadap klub sepakbola yang didukungnya tersebut.
Dari uraian diatas kita dapat melihat bahwa ada pengaruh antara sikap
fanatik para supporter terhadap klub kesayangannya dengan sikap loyal
mereka dalam membeli dan memakai produk dari klub kesayangan mereka.
Dimana terlihat dari sikap fanatisme para supporter yang selalu total dalam
menonton klub mereka bertanding dengan sikap sehari-hari mereka dalam
menggunakan produk klub kesayangan mereka.
Hal ini mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan
mengambil judul, “Analisis Hubungan Fanatisme Supporter Klub Sepakbola Terhadap Minat Membeli Ulang Produk-produk Klub”.Studi
kasus pada komunitas supporter Juventus Club Indonesia (JCI) chapter
Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti
mengambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana profil responden dari supporter Juventus Club Indonesia
chapter Yogya yang diteliti?
2. Apakah ada hubungan antara fanatisme supporter Juventus FC terhadap
minat membeli ulang produk-produk klub?
C. Batasan Masalah
Untuk memudahkan dalam penelitian, maka perlu dibuat
batasan-batasan masalah sebagai berikut ini :
1. Penelitian dilakukan pada supporter Juventus FC (Juventini) yang
ada di Yogyakarta.
2. Faktor-faktor yang membuat sikap fanatisme supporter Juventus
FC Yogya terhadap klub Juventus FC, antara lain :
b) Aktivitas-aktivitas yang dilakukan supporter untuk menunjukkan
sikap fanatisme
3. Faktor-faktor yang membuat minat suporter dalam membeli ulang
produk-produk klub, antara lain :
a) Usia dan penghasilan per bulan.
b) Harga dan kualitas dari produk-produk klub yang dijual.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil dari suporter JCI
chapter Yogya yang ingin diteliti, dan mengetahui hubungan fanatisme dari
para supporter Juventus FC di Yogyakarta terhadap minat suporter dalam
membeli ulang produk-produk dari klub Juventus FC.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak–
pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian, antara lain :
1. Bagi para supporter di Indonesia:
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat dalam membangun sebuah solidaritas antar sesama
supporter, tidak hanya dengan rekan sesama supporter yang
mencintai klub yang sama. Tetapi kepada semua supporter di
2. Bagi penjual dan pengusaha produk-produk klub sepakbola:
Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan ide
kreatif serta inovatif dalam menjual produk-produk klub sepakbola,
terutama dengan memberi harga yang terjangkau. Sehingga
konsumen semakin tertarik untuk membeli produk-produk tersebut.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma:
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
sumbangan pada pengembangan ilmu pengetahuan dibidang
pemasaran terutama yang terkait dengan pengaruh fanatisme klub
sepakbola terhadap minat fans dalam membeli ulang produk klub.
4. Bagi peneliti:
Merupakan tambahan pengetahuan dari dunia praktisi dan
sebagai pembelajaran sebelum masuk ke dunia bisnis.
F. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Berisi tentang berbagai teori yang digunakan dalam mempelajari
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini membahas mengenai jenis penelitian, waktu dan
tempat penelitian, subyek dan obyek penelitian, jenis dan sumber data,
teknik pengumpulan data, populasi dan sampel dan analisis data.
BAB IV : GAMBARAN UMUM
Bab ini berisi tentang gambaran umum objek yang akan diteliti,
yaitu sejarah, lokasi, dan struktur organisasi.
BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini, data-data yang telah diperoleh akan dibahas dan
dihubungkan dengan teori-teori yang ada.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan, saran-saran penulis yang sekiranya
bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait serta keterbatasan yang ada
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Pemasaran
Pasar atau market, menurut Kotler (dalam Fajar Laksana 2008: 4)
yaitu :
“a collection of buyers and sellers who transact over a
particularproduct or product class”. Pasar adalah sekumpulan
pembeli dan penjual yang melakukan transaksi sebuah produk atau
kelompok produk tertentu.
Pemasaran adalah segala kegiatan yang menawarkan suatu produk
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.(Fajar Laksana
2008: 4)
Berikut ini adalah beberapa pengertian pemasaran menurut para
ahli:
a. Menurut Philip Kotler
Pemasaran yaitu suatu proses sosial yang didalamnya individu
dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
b. Menurut American Marketing Association (AMA)
Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian
nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan
dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku
kepentingannya. (Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, 2009: 5)
Berdasarkan pengertian di atas, maka proses pemasaran
dimulai dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen, serta
mengetahui apa yang dibutuhkan dari konsumen. Proses dalam
pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi
konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product),
penetapan harga (price), pendistribusian barang (place), serta promosi
barang (promotion).
1) Produk
Produk adalah segala sesuatu baik yang bersifat fisik maupun
non fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhannya.
2) Harga
Harga adalah nilai suatu barang dan jasa yang diukur dengan
sejumlah uang. Berdasarkan nilai tersebut seseorang atau
perusahaan bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki
kepada pihak lain. Di dalam perusahaan, harga suatu barang atau
jasa merupakan penentuan bagi permintaan pasar.
3) Place
Tempat mencerminkan kegiatan-kegiatan perusahaan yang
tugas distribusi adalah memilih perantara yang akan digunakan
dalam saluran distribusi yang secara fisik menangani dan
mengangkat produk melalui saluran tersebut.
4) Promosi
Promosi adalah proses kegiatan yang mengkomunikasikan
keunggulan produk dan membujuk konsumen untuk membelinya.
Promosi termasuk komponen yang dipakai untuk memberikan dan
mempengaruhi pasar bagi produk perusahaan.
2. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika
seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian,
penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi
kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang
mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk
barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan
keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga
jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan
dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu,
kelompok, dan organisasi dalam memilih, membeli, menggunakan,
dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen: (Philip
Kotler dan Kevin Lane Keller, 2009: 166)
a. Faktor budaya
Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi
perilaku konsumen. Budaya merupakan penentu keinginan dan
perilaku yang paling dasar. Masing-masing budaya terdiri dari
sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan
sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya mencakup
kebangsaan, agama, kelompok ras dan wilayah geografis.
b. Faktor sosial
Selain faktor budaya, perilaku pembelian kosumen dipengaruhi
faktor sosial, yang meliputi:
1) Kelompok Acuan
Kelompok acuan adalah kelompok yang memiliki
pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau
perilaku seseorang. Ada tiga cara kelompok acuan
mempengaruhi perilaku seseorang, yaitu: (1) kelompok acuan
membuat sesorang menjalani perilaku dan gaya hidup baru, (2)
kelompok acuan mempengaruhi perilaku dan konsep pribadi
seseorang dan (3) kelompok acuan menuntut seseorang supaya
mengikuti kebiasaan kelompok sehingga dapat mempengaruhi
2) Keluarga
Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen
yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota
keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling
berpengaruh dalam perilaku sesorang.
3) Peran dan status
Seseorang berpatisipasi ke dalam banyak kelompok
sepanjang hidupnya seperti di dalam keluarga, klub, atau
organisasi. Kedudukan orang di masing-masing kelompok dapat
ditentukan berdasarkan peran dan statusnya. Peran meliputi
kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang.
Masing-masing peran menghasilkan status.
c. Faktor pribadi
Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi,
yaitu:
1) Usia dan tahap siklus hidup
Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda
sepanjang tahunnya. Selera orang terhadap suatu produk atau
jasa berubah seiring bertambahnya usia.
2) Pekerjaan
Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola
konsumsinya. Pekerja kasar cenderung membeli pakaian kerja
3) Keadaan ekonomi
Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan
ekonomi seseorang. Dimana dengan keadaan ekonomi yang
memadai dapat menunjukkan kemampuan di dalam
mengkonsumsi suatu barang dan jasa. Keadaan ekonomi
meliputi pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan
kekayaan, kemampuan meminjam dan sikap terhadap
kecenderungan pengeluaran daripada menabung.
4) Gaya hidup
Orang hidup yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial,
bahkan dari pekerjaan yang sama, mungkin memiliki gaya hidup
yang berbeda. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia
yang terungkap pada aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup
merupakan penggambaran “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya.
5) Kepribadian
Setiap seseorang mempunyai kepribadian yang
berbeda-beda yang akan mempengaruhi perilaku membeli. Kepribadian
adalah ciri bawaan psikologi manusia yang terbedakan yang
menghasilkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan
d. Faktor psikologi
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi empat faktor psikologi
utama, yaitu:
1) Motivasi
Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu
tertentu. Beberapa kebutuhan bersifat biogenis, yaitu kebutuhan
yang muncul dari adanya tekanan biologis. Dan kebutuhan lain
bersifat psikogenis, yaitu kebutuhan yang muncul dari tekanan
psikologis. Kebutuhan akan menjadi motif jika didorong hingga
mencapai level intensitas yang memadai. Motif adalah
kebutuhan yang memadai untuk mendorong seseorang
bertindak.
2) Persepsi
Seseorang yang termotivasi siap bertindak. Bagaimana
tindakan sebenarnya seseorang yang termotivasi akan
dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi
adalah proses yang digunakan individu untuk memilih,
mengorganisasi dan menginterpretasi masukan informasi guna
menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi tidak
hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada
rangsangan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang
beragam antara individu satu dengan yang lain yang mengalami
realitas yang sama.
3) Pembelajaran.
Pembelajaran meliputi perilaku seseorang yang timbul
dari pengalaman. Sebagian besar perilaku seseorang dihasilkan
dari hasil belajar pada situasi sebelumnya.
4) Keyakinan dan Sikap
Melalui bertindak dan belajar, seseorang mendapatkan
keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian mempengaruhi
perilaku pembelian seseorang. Keyakinan adalah suatu
gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang gambaran
sesuatu. Sikap menggambarkan penilaian, perasaan, dan
kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang atas sebuah
objek atau gagasan.
3. Loyalitas pelanggan
Menurut Kotler dan Keller (2006: 113) loyalitas pelanggan
adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk
berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk/jasa
terpilih secara konsisten dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh
situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk
menyebabkan perubahan perilaku. Memiliki konsumen yang loyal
adalah tujuan akhir dari semua perusahaan. Tetapi kebanyakan dari
dibentuk melalui beberapa tahapan, mulai dari mencari calon
konsumen potensial sampai dengan advocate customers yang akan
membawa keuntungan bagi perusahaan.
Indikator dari loyalitas pelanggan menurut Kotler dan Keller
(2006:57) adalah repeat purchase (kesetiaan terhadap pembelian
produk), retention (ketahanan terhadap pengaruh yang negatif
mengenai perusahaan), referrals (mereferensikan secara total
eksistensi perusahaan).
Tjiptono (2002: 85) mengemukakan enam indikator yang bisa
digunakan untuk mengukur loyalitas konsumen yaitu:
a. Pembelian ulang
b. Kebiasaan mengkonsumsi merek tersebut
c. Selalu menyukai merek tersebut
d. Tetap memilih merek tersebut
e. Yakin bahwa merek tersebut yang terbaik
f. Merekomendasikan merek tersebut pada orang lain.
4. Kualitas Produk
a) Pengertian Kualitas Produk
Produk memiliki arti penting bagi perusahaan karena tanpa
adanya produk, perusahaan tidak akan dapat melakukan apapun dari
usahanya. Pembeli akan membeli produk kalau merasa cocok, karena
itu produk harus disesuaikan dengan keinginan ataupun kebutuhan
produk lebih baik diorientasikan pada keinginan pasar atau selera
konsumen. Menurut Kotler dan Amstrong (2001:346) adalah segala
sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapat perhatian,
dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan
atau kebutuhan.
Mc Charty dan Perreault (2003:107) mengemukakan bahwa,
Produk merupakan hasil dari produksi yang akan dilempar kepada
konsumen untuk didistribusikan dan dimanfaatkan konsumen untuk
memenuhi kebutuhannya. Menurut Kotler (2005:49), Kualitas produk
adalah keseluruhan ciri dari suatu produk atau pelayanan pada
kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan/tersirat.
b) Atribut Produk
Menurut Kotler dan Amstrong (2001:354) beberapa atribut
menyertai dan melengkapi produk (karakteristik atribut produk)
adalah:
a. Merek (brand)
Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau
rancangan, atau kombinasi dari semua ini dimaksudkan untuk
mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok
penjual dan membedakannya dari produk pesaing.
b. Pengemasan (packing)
Pengemasan (Packing) adalah kegiatan merancang
c. Kualitas Produk (Product Quality)
Kualitas Produk (Product Quality) adalah kemampuan
suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi: daya
tahan keandalan, ketepatan kemudahan operasi dan perbaikan,
serta atribut bernilai lainnya. Untuk meningkatkan kualitas
produk perusahaan dapat menerapkan program ”Total Quality Management (TQM)”. Selain mengurangi kerusakan produk, tujuan pokok kualitas total adalah untuk meningkatkan nilai
pelanggan.
c) Dimensi Kualitas Produk
Menurut Orville, Larreche, dan Boyd (2005:422) apabila
perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam
pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang
digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual
perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk
yaitu:
a. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik
operasi dasar dari sebuah produk.
b. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur
produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk
tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian
konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya
c. Conformance to Specifications (kesesuaian dengan
spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar
dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari
konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.
d. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang
untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah
ketertarikan konsumen terhadap produk.
e. Reliability (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk
akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode
waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya
kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.
f. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana
penampilan produk bisa dilihat dari tampak, rasa, bau, dan
bentuk dari produk.
g. Perceived Quality (kesan kualitas), sering dibilang
merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang
dilakukan secara tidak langsung karena terdapat
kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau
kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan. Jadi,
persepsi konsumen terhadap produk didapat dari harga,
5. Harga Produk
a) Definisi Harga
Kotler dan Amstrong (2001:339) mengatakan bahwa harga
adalah jumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa.
Lebih luas lagi, harga adalah jumlah nilai yang konsumen pertukarkan
untuk mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk
atau jasa. Menurut Swastha (2010:147), harga adalah jumlah uang
(ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk
mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.
b) Strategi Penetapan Harga
Penetapan harga harus diarahkan demi tercapainya tujuan.
Sasaran penetapan harga dibagi menjadi tiga (Stanton, 2003: 31) :
1. Berorientasi pada laba untuk:
a. Mencapai target laba investasi atau laba penjualan
perusahaan
b. Memaksimalkan harga.
2. Berorientasi pada penjualan untuk:
a. Meningkatkan penjualan
b. Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar.
3. Berorientasi pada status quo untuk:
a. Menstabilkan harga
6. Minat Beli Konsumen
A. Definisi Minat Beli Konsumen
Menurut Durianto, dkk (2003: 109) niat untuk membeli
merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen
untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk
yang dibutuhkan pada periode tertentu. Niat beli merupakan
pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana
pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu.
Minat (interest) digambarkan sebagai suatu situasi
seseorang sebelum melakukan suatu tindakan yang dapat dijadikan
dasar untuk memprediksi perilaku atau tindakan tersebut. Minat
beli merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap
objek yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan
pembelian (Kotler 2005: 15). Beberapa pengertian dari minat beli
adalah sebagai berikut:
1. Minat dianggap sebagai sebuah ”perangkap” atau perantara antara faktor-faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku.
2. Minat juga mengindikasikan seberapa jauh seseorang
mempunyai kemampuan untuk mencoba.
3. Minat menunjukkan pengukuran kehendak seseorang.
B. Mengukur Minat Beli Konsumen
Minat beli pelanggan dapat dilihat dari hasil (outcome)
yang dirasakan atas penggunaan produk dan jasa, sama atau
melebihi harapan yang diinginkan. Hal ini dapat dilihat dari
beberapa metode yang digunakan untuk mengukur minat beli
konsumen.
Tjiptono dan Diana (2005: 106-107) mengemukakan
sepuluh kunci sukses mengukur minat beli konsumen, antara lain:
1. Frekuensi.
2. Format.
3. Isi.
4. Desain isi.
5. Melibatkan setiap orang.
6. Mengukur minat beli seseorang.
7. Kombinasi beberapa ukuran.
8. Hubungan dengan kompensasi dan Reward lainnya.
9. Penggunaan ukuran secara simbolik.
10.Bentuk pengukuran lainnya.
7. Pembelian Ulang
Pembelian ulang merupakan salah satu perilaku setelah
pembelian yang sebelumnya didasari dengan kepuasan. Jika pelanggan
membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya. (Kotler
2003: 176)
Menurut Swastha (2006: 131) menyatakan bahwa pembelian
ulang merupakan suatu sikap perilaku konsumen yang hanya membeli
sebuah produk/jasa secara berulang-ulang tanpa menyertakan aspek
kesukaan di dalamnya, sehingga tercipta loyalitas konsumen yang
merupakan suatu komitmen terhadap suatu merek atau produk tertentu,
toko, pemasok atau perusahaan berdasarkan sikap positif yang
tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten.
Minat beli ulang merupakan bagian dari perilaku pembelian,
yang selanjutnya akan membentuk loyalitas dalam diri konsumen.
Selain itu, pelanggan yang memiliki komitmen pada umumnya lebih
mudah menerima perluasan produk baru yang ditawarkan oleh
perusahaan tersebut. Kesesuaian performa produk dan jasa yang
ditawarkan dengan yang diharapkan konsumen akan memberikan
kepuasan dan akan menghasilkan minat beli ulang konsumen di waktu
yang akan datang.
Minat beli ulang dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator
sebagai berikut :
a) Minat transaksional : kecenderungan seseorang untuk selalu
b) Minat referensial : kecenderungan seseorang untuk mereferensikan
produk yang sudah dibelinya, agar juga dibeli oleh orang lain,
dengan referensi pengalaman konsumsinya.
c) Minat preferensial : minat yang menggambarkan perilaku
seseorang yang selalu memiliki preferensi utama pada produk yang
telah dikonsumsi. Preferensi ini hanya dapat diganti bila terjadi
sesuatu dengan produk preferensinya.
d) Minat eksploratif : minat ini menggambarkan perilaku seseorang
yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya
dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari
produk yang dilangganinya.
Tujuan melakukan pembelian ulang merupakan suatu tingkat
motivasional seorang konsumen untuk mengalami perilaku pembelian
suatu produk pada saat konsumen memiliki tujuan untuk melakukan
pembelian ulang suatu produk dengan merek tertentu, maka pada saat
itu pula secara tidak langsung konsumen tersebut telah memiliki
perilaku loyal serta puas terhadap merek tersebut.
8. Fanatisme
Fanatik adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyebut
suatu keyakinan atau suatu pandangan tentang sesuatu yang positif atau
negatif, pandangan mana tidak memiliki sandaran teori atau pijakan
kenyataan, tetapi di anut secara mendalam sehingga susah di luruskan
antipati kepada yang tidak di sukai serta merupakan perwujudan dari
egoisme sempit.
Kata “fanatik” sebenarnya berasal dari bahasa Latin “fanaticus”, yang dalam bahasa Inggris diartikan: frantic atau frenzied. Artinya,
gila-gilaan, kalut, mabuk, atau hingar-bingar. Dari asal kata ini,
tampaknya kata fanatik bisa diartikan dengan sikap seseorang yang
melakukan atau mencintai sesuatu secara serius dan sungguh-sungguh.
Menurut Prof. Dr. Achmad Mubarok MA, guru besar psikologi
Universitas Indonesia dalam blognya mengenai fanatisme, mengatakan
Fanatisme adalah suatu keyakinan atau suatu pandangan tentang
sesuatu, yang positif atau yang negatif, pandangan yang tidak memiliki
sandaran teori atau pijakan kenyataan, tetapi dianut secara mendalam
sehingga susah diluruskan atau diubah. Menurut definisinya, Fanatisme
biasanya tidak rasional atau keyakinan seseorang yang terlalu kuat dan
kurang menggunakan akal budi sehingga tidak menerima paham yang
lain dan bertujuan untuk mengejar sesuatu. Adanya fanatisme dapat
menimbulkan perilaku agresi dan sekaligus memperkuat keadaan
individu yang mengalami deindividuasi untuk lebih tidak terkontrol
perilakunya. Fanatisme dipandang sebagai penyebab menguatnya
perilaku kelompok yang tidak jarang dapat menimbulkan perilaku
agresif. Individu yang fanatik akan cenderung kurang memperhatikan
kesadaran sehingga seringkali perilakunya kurang terkontrol dan tidak
Pengertian Fanatisme sendiri dapat disebut sebagai orientasi dan
sentimen yang mempengaruhi seseorang dalam :
a. berbuat sesuatu, menempuh sesuatu atau memberi sesuatu,
b. dalam berfikir dan memutuskan,
c. dalam mempersepsi dan memahami sesuatu,
d. dalam merasa secara psikologis, seseorang yang fanatik biasanya
tidak mampu memahami apa-apa yang ada di luar dirinya, tidak
paham terhadap masalah orang atau kelompok lain, tidak mengerti
paham atau filsafat selain yang mereka yakini.
Ciri-ciri yang jelas dari sifat fanatik adalah ketidakmampuan
memahami karakteristik individual orang lain yang berada diluar
kelompoknya, benar atau salah. Secara garis besar fanatisme
mengambil bentuk :
a. fanatik warna kulit,
b. fanatik etnik/kesukuan,
c. fanatik klas sosial. Fanatik Agama sebenarnya bukan bersumber
dari agama itu sendiri, tetapi biasanya merupakan kepanjangan dari
fanatik etnik atau klas sosial.
9. Supporter
Pengertian supporter menurut kamus besar Bahasa Indonesia
adalah orang-orang yang memberikan dukungan, sokongan dalam
dalam mendukung tim kesukaannya, seperti bernyanyi-nyanyi
menyatakan dukungannya.
Menurut Suryanto dalam blognya mengenai supporter, yaitu
kata “suporter” berasal dari kata kerja dalam bahasa Inggris to support, dan akhiran –er. To support artinya mendukung, sedangkan akhiran –er menunjukkan pelaku. Jadi, supporter dapat diartikan sebagai orang yang
memberikan support atau dukungan. Supporter dalam sepak bola
berbeda dengan supporter dalam cabang olahraga lainnya. Di
lingkungan sepak bola, suporter erat kaitannya dengan dukungan yang
dilandasi oleh oleh perasaan cinta dan fanatisme terhadap tim yang
didukungnya, seperti memberikan semangat bagi klub kesayangannya
pada saat bertanding.
B. Penelitian Sebelumnya
Analisis Hubungan Antara Fanatisme Suporter Persiba Bantul
Paserbumi Dan Keputusan Pembelian Aksesoris Klub, Studi Kasus Pada
Suporter Klub Persiba Bantul “Paserbumi” Wilayah Bantul tahun 2012. Penulisnya Yosep Dwi Yoga.
Abstrak penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
fanatisme suporter Persiba Bantul PASERBUMI dan keputusan pembelian
keputusan pembelian aksesoris klub. Dalam penelitian ini teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Untuk
pengujian instrument penelitian ini menggunakan analisis validitas
Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi sederhana
dengan bantuan SPSS.
Hasil analisis data yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara fanatisme suporter Persiba bantul
PASERBUMI dan keputusan pembelian aksesoris klub. Selain itu dapat
diketahui bahwa tingkat hubungan yang terjadi adalah tingkat hubungan
yang sedang.
C. Desain Penelitian
Gambar II.1
Desain Penelitian
1) Fanatisme
a) Berbuat sesuatu
b) Menempuh atau memberi sesuatu
c) Dalam berpikir dan memutuskan sesuatu
d) Dalam mempersepsi dan memahami sesuatu
e) Dalam merasa
2) Minat Membeli Ulang
a) Minat transaksional
b) Minat eksploratif
c) Minat referensial
D. Rumusan Hipotesis
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dimana
para suporter fanatik selalu menggunakan produk dari klub yang mereka
sukai pada saat mereka nonton bareng atau di setiap harinya. Maka
permasalahan yang dapat diidentifikasikan berkaitan dengan penelitian
yaitu
Ho : Tidak ada hubungan antara fanatisme supporter Juventus FC di
Yogyakarta terhadap minat fans dalam membeli ulang
produk-produk klub.
Ha : Ada hubungan antara fanatisme supporter Juventus FC di Yogyakarta
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan adalah studi korelasional, yaitu
tentang ANALISIS HUBUNGAN FANATISME SUPORTER KLUB
SEPAKBOLA TERHADAP MINAT MEMBELI ULANG
PRODUK-PRODUK KLUB.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah komunitas Juventus Club
Indonesia (JCI) chapter Yogyakarta.
2. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah Fanatisme supporter Juventus FC
di Yogyakarta dan minat fans dalam membeli ulang produk-produk
klub.
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu 3 minggu, yaitu 4 – 24
November 2013
2. Lokasi penelitian dilakukan di komunitas Juventus Club Indonesia
chapter Yogyakarta yaitu di Jogja Futsal Land, yang berada di Jl.
Timoho No.45, Yogyakarta. Lokasi ini dipilih karena member JCI
chapter Yogyakarta sering kumpul bareng untuk menonton bareng
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitiannya adalah:
1. Variabel fanatisme (X)
Variabel dari penelitian ini adalah fanatisme supporter Juventus
Club Indonesia (JCI) chapter Yogya. Indikator-indikatornya yang
digunakan untuk meninjau fanatisme adalah :
1. Berbuat sesuatu
a) Menonton pertandingan
b) Mengenakan aksesoris
2. Menempuh sesuatu atau memberi sesuatu
a) Tampil identik
b) Mendukung
c) Setia
3. Dalam berpikir dan memutuskan
a) Bergabung menjadi anggota komunitas supporter
4. Dalam mempersepsi dan memahami sesuatu
a) Mengenal pemain dan sejarah klub
b) Memahami strategi permainan
5. Dalam merasa
a) Keyakinan
2. Variabel minat membeli ulang (Y)
Variabel dari penelitian ini adalah minat membeli ulang
produk-produk klub. Indikator-indikator yang digunakan adalah :
2) Minat transaksional
a) Pembelian rutin
3) Minat eksploratif
a) Mencari informasi produk klub terbaru
4) Minat referensial
a) Mereferensikan produk klub terbaru kepada sesama fans
3. Pengukuran Variabel
Untuk mengukur variabel fanatisme dan minat membeli ulang,
responden diminta mengisi kuesioner yang jawabannya telah
disediakan. Skala yang digunakan yaitu model skala Likert, dengan
menggunakan 5 pilihan jawaban, yaitu SS (sangat setuju), S (setuju),
N (netral), TS (tidak setuju), STS (sangat tidak setuju).
E. Definisi Operasional
1) Fanatisme adalah suatu keyakinan atau suatu pandangan tentang
sesuatu, yang positif atau yang negatif, pandangan yang tidak
memiliki sandaran teori atau pijakan kenyataan, tetapi dianut secara
mendalam sehingga susah diluruskan atau diubah. Pengertian
Fanatisme sendiri dapat disebut sebagai orientasi dan sentimen yang
(a) Berbuat sesuatu, menempuh sesuatu atau memberi sesuatu:
melakukan suatu pekerjaan atau tindakan.
(b) Dalam berfikir dan memutuskan: menggunakan akal budi
(mempertimbangkan, memutuskan, dan sebagainya) dan
menimbang-nimbang dalam ingatan.
(c) Dalam mempersepsi dan memahami sesuatu: mengerti benar,
mengetahui benar, memaklumi.
(d) Dalam merasa secara psikologis: mempunyai atau memperoleh
rasa (terutama dalam hati atau batin)
2) Pembelian ulang merupakan salah satu perilaku setelah pembelian
yang sebelumnya didasari dengan kepuasan. Jika pelanggan merasa
puas untuk selanjutnya dia akan memperlihatkan peluang membeli
yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya. Minat beli ulang
dapat diidentifikasikan melalui indikator-indikator sebagai berikut :
b)Minat transaksional : kecenderungan seseorang untuk selalu
membeli ulang produk yang telah dikonsumsinya.
c) Minat referensial : kecenderungan seseorang untuk mereferensikan
produk yang sudah dibelinya, agar juga dibeli oleh orang lain,
dengan referensi pengalaman konsumsinya.
d)Minat eksploratif : minat ini menggambarkan perilaku seseorang
yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya
dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari
F. Populasi dan Sampel
1) Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan yang mencakup semua
anggota yang diteliti. Suatu populasi mempunyai sekurang-kurangnya
satu karakteristik yang membedakan populasi itu dengan kelompok
yang lain. (Istijanto 2008: 113)
2) Sampel
Sampel didefinisikan sebagai suatu bagian yang ditarik dari
populasi (Istijanto 2008: 114). Sampel digunakan untuk mewakili
populasi yang diteliti, sampel cenderung digunakan untuk riset yang
berusaha menyimpulkan generalisasi dari hasil temuannya.
G. Teknik Pengambilan Sampel
Untuk penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive
sampling. Metode ini merupakan metode penetapan sampel berdasarkan
kriteria tertentu. Jumlah sampel yang diambil adalah 70 orang.
H. Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode angket
(kuesioner). Dan sifat angket (kuesioner) yang digunakan adalah angket
(kuesioner) tertutup.
I. Teknik Pengujian Instrumen
a) Uji Validitas
(Sujarweni 2012: 177). Untuk menguji validitas kuesioner digunakan
rumus Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Karl Pearson.
Adapun rumusnya adalah:
r_xy = koefisien korelasi antara X dan Y
∑X = jumlah skor X ∑Y = jumlah Skor Y
∑XY = jumlah hasil kali antara X dan Y N = banyaknya sampel yang diuji
Uji validitas dilakukan pada setiap butir pertanyaan di uji
validitasnya. Hasil r hitung dibandingkan dengan r tabel dimana df=n-2
dengan sig 5%. Jika r tabel < r hitung maka valid (Sujarweni 2012: 177).
b) Uji Reliabilitas
Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan
konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan
kontruk – kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan dimensi dalam suatu bentuk kuesioner (Sujarweni 2012: 186). Untuk
mengetahui koefisien reliabilitas dalam penelitian ini digunakan rumus
Alpha Cronbach dengan taraf signifikansi 5%. Tahapan penghitungan uji
reliabilitas dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach, yaitu :
2. Menentukan nilai varians total:
3. Menentukan reliabilitas instrument:
Keterangan :
n = jumlah sampel
X = nilai skor yang dipilih
r_11 = koefisien reliabilitas instrumen
K = jumlah butir pertanyaan
∑σ_b^2 = jumlah varians butir σ_t^2 = varians total
Kriteria suatu instrument penelitian dikatakan reliable dengan
menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,60 (Sujarweni
2012: 186). Jadi jika nilai koefisien Cronbach Alpha lebih besar daripada
0,60 maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan reliabel.
J. Teknik Analisis Data
1. Pengujian Hipotesis Penelitian
Untuk hipotesis digunakan analisis korelasi Spearman.
a. Rumusan Hipotesis
= Tidak ada hubungan antara fanatisme supporter Juventus
FC di Yogyakarta terhadap minat membeli ulang
produk-produk klub.
Ha = Ada hubungan antara fanatisme supporter Juventus FC di
Yogyakarta terhadap minat membeli ulang produk-produk
klub.
b. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis tentang hubungan antara
fanatisme supporter Juventus FC di Yogyakarta terhadap minat
membeli ulang produk-produk klub menggunakan rumus statistik
koefisien korelasi Spearman yang dinyatakan dengan rumus
(Nazir 2005: 453):
Dimana:
= beda antara 2 pengamatan berpasangan
= total pengamatan
= koefisien korelasi Spearman
Untuk menguji signifikan atau tidaknya koefisien korelasi
tersebut adalah:
= Tidak ada hubungan antara dua variabel atau angka korelasi
Dasar pengambilan keputusan:
Berdasarkan pada probabilitas, jika probabilitas > 0,05 maka
diterima atau sebaliknya. Dimana, semakin tinggi skor
fanatisme maka semakin tinggi skor minat beli ulang, sedangkan
semakin rendah skor fanatisme maka semakin rendah pula skor
41
BAB IV
GAMBARAN UMUM JUVENTUS FC
DAN
JCI (JUVENTUS CLUB INDONESIA) DAN JCI CHAPTER
YOGYAKARTA
A. Sejarah Juventus FC
Juventus Football Club atau yang dikenal dengan sebutan
Juventus atau Juve adalah klub sepakbola Italia yang bermarkas di kota
Turin dan juga merupakan klub sepakbola tertua ketiga di Italia. Tanggal
1 November 1897 Juventus resmi didirikan oleh beberapa mahasiswa dari
Universitas Massimo D'Azeglio Lyceum yang terletak di kota Turin
dengan nama klub, Juventus Sport Club. Tiga tahun kemudian Juventus
sudah berhasil bergabung dengan kompetisi kejuaraan Sepakbola Italia.
Nama klub berubah menjadi Juventus Football Club dan setelah
memakai nama baru tersebut, tahun 1905 Juve berhasil meraih scudetto
pertamanya yang saat itu masih menggunakan stadion Umberto
Velodromo. Setahun kemudian perpecahan terjadi di klub Juve dimana
sang presiden saat itu, Alfredo Dick memilih keluar dari Juve dengan
membawa beberapa pemainnya dari Juve dan membangun klub saingan
yakni Torino (nantinya akan menjadi laga derby dengan klub Juventus).
klub Juventus dan dengan bantuannya Juve bisa memenangkan scudetto
kedua tahun 1926.
Menjalani era tahun 1930-an, Juventus sangat mendominasi liga
domestik dengan berhasil meraih lima scudetto berturut-turut sejak tahun
1930. Scudetto kedelapan Juve baru datang di tahun 1950 dan di tahun
1958 Juventus menerima pernghargaan medali Golden Star untuk
disematkan di jerseynya setelah menjadi tim pertama Italia yang meraih
sepuluh gelar liga saat itu.
Pertengahan era tahun 1980-an dimana saat itu Juventus telah
mengoleksi 20 piala scudetto, Juve pun memperoleh Golden Star kedua
untuk disematkan lagi di jerseynya. Tahun 1985 Juve meraih Piala Eropa
dengan mengalahkan Liverpool di babak final tetapi euforia itu dirusak
oleh bencana yang terjadi di stadion Heysel, dimana tercatat 39 orang
yang sebagian besar pendukung Juve tewas dalam tragedi naas tersebut.
Tahun 1996 dibawah asuhan Marcello Lippi, Juve telah
memenangkan sejumlah gelar Seri A dan juga Piala Eropa. Pertengahan
musim 2004 Fabio Capello mengambil alih kursi pelatih dan membawa
Juventus untuk memenangkan kembali gelar Seri A, namun gelar tersebut
dibatalkan oleh FGIC setelah Juventus dinyatakan bersalah atas
keterlibatannya dalam kasus Calciopoli (pengaturan skor pertandingan).
FGIC pun mengambil tindakan tegas dengan mendegradasikan Juventus
B. Susunan Pemain Juventus FC 2013-2014
Tabel IV.1
Susunan Pemain Periode 2013-2014
Nama No.Punggung
Gianluigi Buffon 1
Marco Storari 30
Rubinho 34
Leonardo Citti -
Giorgio Chiellini 3
Martin Caceres 4
Angelo Ogbonna 5
Paolo De Ceglie 11
Federico Peluso 13
Andrea Barzagli 15
Marco Motta 16
Leonardo Bonucci 19
Stephan Lichtsteiner 26
Paul Pogba 6
Simone Pepe 7
Claudio Marchisio 8
Andrea Pirlo 21
Kwadwo Asamoah 22
Arturo Vidal 23
Ouasim Bouy 24
Mauricio Isla 33
Mirko Vucinic 9
Carlos Tevez 10
Sebastian Giovinco 12
Fernando Llorente 14
C. Susunan Staf Manajemen Juventus FC
Tabel IV.2
Susunan Staf Manajemen Juventus FC
Nama Jabatan
Antonio Conte Manajer
Angelo Alessio Asisten Manajer
Claudio Filippi Pelatih Penjaga Gawang
Massiomo Carrera Pelatih Tim Utama
Paolo Bertelli Kepala Kebugaran
Julio Tous Pelatih Kebugaran
Roberto Sassi Kepala Periksa Pelatihan
D. Sejarah Terbentuknya Juventus Club Indonesia
Juventus Club Indonesia (sebelumnya dikenal dengan nama
Juventini Indonesia) ialah sebuah wadah komunitas supporter pecinta klub
sepakbola Italia, juventus, di Indonesia. Komunita ini berdiri sebagai
salah satu upaya menampung hobi dan semangat persaudaraan yang kuat
di antara para pecinta olahraga pada umumnya dan Juventus khususnya.
Komunitas Juventini Indonesia terbentuk setelah melalui beragam
fase seri diskusi dan pematangan konsep, sampai pada akhirnya berhasil
disepakati berdasarkan kesesuaian kehendak untuk membentuk sebuah
wadah yang kuat dan terorganisasi dengan baik. Komunitas ini akhirnya
anggotanya, yang nantinya diharapkan dapat menjadi sebuah organisasi
dan perkumpulan yang profesional dengan berlandaskan semangat
kebersamaan. Pada tanggal 28 Juli 2006, secara resmi komunitas ini
dideklarasikan sekaligus memperkenalkan sebuah media komunikasi
berbentuk forum di dunia maya.
Melalui media forum inilah, Juventini Indonesia semakin
melebarkan sayap, hingga terbentang ke hamper seluruh pelosok negeri
dan di beberapa negara. Kegiatan perdana komunitas ini dan merupakan
torehan tinta emas sejarah Juventini Indonesia adalah perayaan ulang
tahun Juventus ke-109 yang diselenggarakan di Monumen Nasional
(Monas), Jakarta. Kegiatan inilah yang menjadi motivator pergerakan
Juventini Indonesia dan selanjutnya banyak lahir ide-ide kegiatan baru,
agenda-agenda rutin dan langkah-langkah sosialisasi untuk memperkuat
formasi dan menjaring anggota yang akan memperkuat eksistensi
Juventini Indonesia di Indonesia.
Sebuah kebanggaan dan merupakan sejarah besar Juventini
Indonesia. Semenjak 3 tahun terakhir berdiri, setelah sebelumnya
diberikan wewenang untuk mengelola situs www.juventus.co.id yang
merupakan website klub sepakbola Eropa pertama yang diterjemahkan
dengan bahasa Indonesia di dunia. Dan akhirnya pada tanggal 22 Oktober
2009 komunitas Juventini Indonesia secara resmi menjadi fans club resmi
E. Sejarah Terbentuknya Juventus Club Indonesia (JCI) Chapter
Yogyakarta
Didirikan oleh empat orang penggemar Juventus yang berdomisili
di kota pelajar, Yogyakarta, komunitas ini sekarang sudah memiliki lebih
dari 400 anggota aktif. JCI Yogyakarta merupakan komunitas fan resmi
yang berafiliasi dengan Juventus Club Indonesia dan tersebar di beberapa
kota di Indonesia
Yang unik dari komunitas ini adalah kegiatan yang mereka
agendakan tidak selalu berhubungan dengan sepakbola. Mereka juga
kerap mengadakan acara badminton bersama bertempat di Jogja Futsal
Land setiap hari rabu malam, yang kebetulan juga menjadi Markas
mereka tiap mengadakan acara nonton bareng pertandingan Juventus.
Sementara acara nonton bareng, futsal, atau sepakbola juga rutin
digelar. Bahkan, jika acara tv lokal tidak menyiarkan langsung
pertandingan Juventus, mereka sudah bersiap melakukan streaming
bareng. Markas mereka di Jogja Futsal Land terbilang cukup besar di
Yogyakarta dan mampu menampung lebih dari 500 orang. Bagi fans
Juventus yang berdomisili atau kebetulan sedang berada di Yogyakarta
tidak ada salahnya bergabung dengan kegiatan-kegiatan yang mereka
adakan.
F. Mengenai Produk Juventus FC
Meski telah didirikan pada tahun 1897, Juventus baru memulai