• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI TENTANG PEMAHAMAN AKHLAK PENGARUHNYA TERHADAP UPAYA PENGEND/iLIaN DIRI DARI PERILAKU MENYIMPANG PADA SISWA MTs. TARQIYYATUL HIMMAH KEC. PABELAN KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2007/2008 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STUDI TENTANG PEMAHAMAN AKHLAK PENGARUHNYA TERHADAP UPAYA PENGEND/iLIaN DIRI DARI PERILAKU MENYIMPANG PADA SISWA MTs. TARQIYYATUL HIMMAH KEC. PABELAN KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2007/2008 - Test Repository"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI TENTANG PEMAHAMAN AKHLAK

PENGARUHNYA TERHADAP UPAYA PENGEND/

i

LI

a

N DIRI

DARI PERILAKU MENYIMPANG PADA SISWA

MTs. TARQIYYATUL HIMMAH KEC. PABELAN

KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2007/2008

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Meleng kapi Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh :

Ahmad Syafi’i Daslan

NIM : 11406045

SEKOLAH INGGI AGAMA ISLAM NEGERI

STAIN SALATIGA

(2)

Tarqiyatul Himmah Kec. Pabelan, Kab. Semarang, Tahun Ajaran 2007/2008. Alasan pemilihan judul dkarenakan pada saat sekarang telah banyak kemerosotan akhlak generaasi muda yang disebabkan mereka tidak mengenal pendidikan agama atau orang tua tidak menyadari akan pendidikan akhlak anak sehingga tingkah laku anak menjadi bertentangan dengan ajaran agama tanpa disadari.

Permasalahan dalam skripsi ini adalah sejauh manakah pengaruh pemahaman akhlak terhadap upaya pengendalian diri dari perilaku menyimpang pada siswa MTs. Tarqiyatul Himmah Kec. Pabelan, Kab. Semarang tahun pelajaran 2007/2008.

Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemahaman Ilmu ahlak terhadap upaya pengendalian diri dari perilaku menyimpang pada siswa MTs. Tarqiyatul Himmah sebagai populasi dalam skripsi ini adalah siswa MTs. Tarqiyatul Himmah tahun pelajaran 2007/2008. Sedangkan sampelnya adalah siswa k 2las VII dengan jumlah 20 orang dan siswa kelas VII

dengan jumlah 20 orang dengan sistim pengambilan random sampling.

Setelah dilakukan penelitian dan penganalisaan data diperoleh kesimpulan bahwa siswa MTs. Tarqiyatul Himmah mempunyai pemahaman ilmu ahlak tinggi , dan pengendalian diri terhadap perilaku menyimpang juga tinggi, tetapi setelah dikorelasikan dengan menggunakan analisis product moment ternyata tidak ada korelasi yang signifikan anara keduanya.

(3)

D E P A R T E M E N A G A M A RI

S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A

Jl. S ta d io n 03 Telp. (0298) 32 3 7 0 6

,

32 3 4 3 3 S a la tig a 50721

Website : \v\N\v.stainsnlalii»a.ac.id E-mail: administrasifrflstainsalatitta.ac.id

Dra. Djami'atul Islamiyah, M. Ag. DOSEN STAIN SALATIGA

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah Skripsi

Saudara Ahmad Svafii Daslan

Kepada.

Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

Assalamualaikum Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :

Ahmad Syafii Daslan 114 06 045

Pendidikan Agama Islam (PAI)

STUDI TENTANG PEMAHAMAN AKHLAK

PENGARUHNYA TERHADAP UPAYA

PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU

PENYIMPANGAN PADA SISWA MTs

TARQIYYATUL HIMMAH KECAMATAN

PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN

AJARAN 2007/2008

(4)

PENGESAHAN SKRIPSI

Judul

Nama NIM

Program Studi

STUDI TENTANG PEMAHAMAN AKHLAK PENGA­

RUHNYA TERHADAP UPAYA PENGENDALIAN DIRI

DARI PERILAKU MENYIMPANG PADA SISWA MTs

TARQIYYATUL HIMMAH KEC. PABELAN, KAB.

SEM\RANG TAHUN AJARAN 2007/2008

AHMAD SYAFIT DASLAN

1140(045

Pendidikan Agama Islam (PAI)

Salatiga,

24 Sya'ban 1429 H 26 Agustus 2008 M

(5)

LEMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF

Akte Notaris No. 103 Tanggal 15 Januari 1986

M ADRASAH TSANAW IYAH TARQIYATUL HIMMAH

STATUS : TERAKREDITASI A SK KA KANWIL DEPAG PROP.JATENG

No .Kw. 11.4/4/PP.03.2/1636/2005

Alamat: Desa Kauman Lor Kec. Pabelan Kab. Semarang 50771 Telepon : 02987104441

S U R A T K E T E R A N G A N

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga Tarbiyah

Pendidikan Agama Islam (PAI)

Benar-benar telah melakukan Penelitian di MTs Tarqiyatul Himmah Kauman Lor Kec. Pabelan Kab. Semarang, pada tanggal 13 Juni 2008 s.d. 5 Juli 2008

Demikian Surat keterangan ini kami buai untuk dapat di pergunakan sebagaimana mestinya.

Wassalamu 'alaikum, wr.wb.

*abelan, 22 Agustus 2008

(6)

( II :Al ia-dl )

“ Allah'mengangkat orang- orang yang beriman diantara kamu dan orang- orang

yang diberi ilmu pengetahuan, beberapa derajat ( QS. Al Mujadalat: 11 ).”

(7)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan ke Dada :

(8)

akan rahmat, hidayah, serta inayahNya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan karya ilmiah ini. Penulis merasakan apabila tanpa rahmat,

hidayah, serta inayahNya maka karya ilmiah ini tida akan selesai.

Sholawat dan salam semoga dilimpahkan oleh Allah kepada Nabi

Muhammad yang telah membawa manusia kepada jalan yang benar, jalan

ketauhidan, keimanan, dan keislaman yang terasakan dalam hati manusia.

Karya tulis atau (skripsi) ini yang menyoroti tentang pemahaman

akhlak dan pengaruhnya terhadap perilaku menyimpang merupakan salah

satu karya ilmiah yangb srdimensikan akhlak. Tujuan karya ilmiah ini tiada

lain hanyalah untu mengetahui pengaruh antara pemahaman akhlak ilmu

akhlak dan pengendalian diri dari perilaku menyimpang, dan untuk

mendapatkan ijazah san gelar ilmu kependidikan di STAIN Salatiga.

Karya ilmiah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai

piahak tak mungkin penulis dapat menyelesaikannya seorang diri maka

penulis mengucapkan barnya terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu akan terselesainya skripsi ini. Ucapan terimakasih penulis

sampaikan kepada:

1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

2. Dra. Djamiatul Islam yah selaku dosen pembimbing.

(9)

3

. Kepada Bapak Ibu dosen yang telah membantu penulis.

4. Semua pihak yang telah membantu proses pembuatan skripsi ini.

Tentu saja masih ada kekurangan dalam penyusunan skripsi ini,

saran dan kritik akan sangat berguna untuk perbaikannya.

Salatiga, 8 Agustus 2008

Penulis

AHMAD SYAFPIDASLAN

NIM. 11406045

(10)

HALAMAN NOTA PEMBIMBING... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

HALAMAN MOTTO....,... ... v

HALAMAN PERSEMB^UIAN... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR... vii

HALAMAN DAFTAR IS I... viii

HALAMAN DAFTAR TABEL... viii

BAB I : PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul... 1

B. Penjelas m Istilah... 4

C. Rumusan Masalah... ... 7

D. T ujuan I 'enelitian... 7

E. Hipotesis... 8

F. Metodologi Penelitian... 8

G. Sistemati ka Penyusunan Skripsi... 12

BAB H : LANDASAN TEORI I. Pemahaman Akhlak A. Pengertia n Akhlak... 15

B. Tujuan Akhlak... 17

C. Pembagian Akhlak... 20

D. Peran Akhlak dalam Kehidupan Sehari-hari... 22

(11)

E. Peran ^dchlak di Sekolah... 23

F. Ajaran dalam Akhlak... 24

II. Upaya Peng endalian Diri Dari Perilaku Menyimpang A. Sebab-sebab Terjadinya Perilaku Menyimpang... 33

B. Usaha-usaha Menanggulangi Perilaku Menyimpang. 36 BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambarai Umum MTs. Tarqiyatul Himmah... 38

1. Sejarah Berdirinya MTs. Tarqiyatul Himmah... 38

2. Sarana dan Prasarana... 39

3. Keadaar i Guru dan Karyawan... 40

4 . Keadaar S isw a... 41

5. Kegiatai i S iswa... 41

6. Sruktur 1 )ersonalia MT s. T arqiyatul Himmah... 42

B. Penyajian Data... 42

BAB IV : ANALISIS DATA A. Anlisa Per dahuluan... 47

B. Analisis Kedua... 56

C. Analisis K it iga... 63

BAB V : PENUTUP I. Kesimpulan... 67

II. Saran-saran... 68

III. Penutup... 70

DAFTAR PUSTAKA

(12)

I. DAFTAR NAMA GURU DAN BIDANG STUDI MTs. TARQIYATUL

HIMMAH TAHUN 2007/2008... 40 II. JUMLAH SISWA S.iSUAI KELAS MTs. TARQIYATUL HIMMAH... 41 III. HASIL ANGKET PEMAHAMAN ILMU AKHLAK SISW A... 43 IV. HASIL ANGKET PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU

MENYIMPANG... 45 V. DATA TENTANG PEMAHAMAN ILMU AKHLAK SISWA... 48 VI. FREKUENSI PEMATAMAN ILMU AKHLAK SISWA... 51 VII. PROSENTASE JAW ABAN ANAK TERHADAP PEMAHAMAN ILMU

AKHLAK...|... 52 VIII. DATA TENTANG UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU

MENYIMPANG SISWA... 56 IX. FREKUENSI UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU

MENYIMPANG SISWA... 59 X. ANALISA VARIABEL UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI

PERILAKU MNEYIMPANG... 61 XI. DATA TENTANG SIUDI PEMAHAMAN ILMU AKHLAK TERHADAP

UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU MENYIMPANG 64

(13)

BABI

PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Ju iul

Pada dasamyi. ajaran Islam mendorong manusia untuk memiliki perangai yang baik. Dalam sejarah perjalanan manusia persoalan moralitas masih menjadi picu ulama yang akan meninggikan dan merendahkan derajat manusia. Allah sangat menjunjung tinggi terhadap orang-orang yang berakhlak mulia dan membenci terhadap orang-orang yang berakhlak buruk. Sabda rasululla SAW :

Artinya : “Tak ada yar g lebih berat dalam timbangan amal seorang mukmin pada hari k amat dari budi pekerti yang baik dan sesungguhnya Allah murka terhadap orang yang berbudi pekerti rendah.1

Suatu kenyataan saat sekarang telah banyak kemerosotan akhlak generasi muda, penyebi.bnya adalah mereka tidak mengenal benar pendidikan agama atau orang tuanya tidak menyadari akan pendidikan akhlak anak, sehingga sikap tindakan serta tingkah laku akan menjadi liar, serta bertentangan dengan ajJiran agama. Sedangkan membentuk kepribadian anak

(14)

adalah tanggung jawab orang tua dalam memberi bekal terhadap mereka. Menurut pendapat Ny. Aisyah Dachlan :

Orang tua ber cewajiban mengasuh dan mendidik anak, memberi pakaian, makara 1 1, menjaga diri dari segala macam bahaya, menjaga

kesehatan lahir ian batin, rohani dan jasmani, mendidiknya agar menjadi manusia yang berguna dan bahagia dunia dan akherat, memberi pelajaran dan ilmu-ilmu agar menjadi manusia yang sempurna berilmu dan beragama, beramal dan beribadah dan dapat pula berdiri sendiri, mengarungi hidup dengan penuh keyakinan.2

Keluarga merupakan lingkungan yang primer. Dis nilah anak-anak digembleng dengan berbagai pengalaman dan pendidikan dasar, pendidikan moral, sehingga anak setelah tumbuh dewasa dapat membedakan mana yang baik dan mana yang bumk. Lingkungan keluarga adalah lingkungan yang mendasari dalam pembentukan mental bagi anak-anak. Namun sering ditemukan orang tua y; m g hanya memenuhi kebutuhan material saja, tanpa memikirkan pendidikannya. Sebagaimana yang dikemukakan Drs. Bimo Walgito :

Apabila ada orang tua yang berpendapat bahwa hanya kebutuhan biologis saja yang dibutuhkan oleh anak-anaknya. Asal sudah makan baik, pakaian bail c dan sebagainya adalah telah cukup, pendapat semacam itu adalah salah.3

Upaya mengantisipasi hal tersebut adalah dengan pendidikan. Bagi bangsa Indonesia konsep pendidikan Nasional sangat menekankan untuk

2 Ny. Aisyah Dachlan, Membina Rumah Tangga Bahagia, Jamnu 1978, hal. 92

(15)

3

memiliki suatu tujuan dalam meningkatkan kualitas bangsa Indonesia. Kualitas bangsa Indonesia yang dimaksudkan adalah manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur dan berkepribadian berdisiplin bekerja keras, tanggung jawab, mandiri, cerdas, terampil, serta sehat jasn ani dan rohani. Untuk merealisasikan tujuan tersebut perlu dikembangkan iklim belajar yang menumbuhkan rasa percaya diri serta sikap dan tinggkah laku yang inovatif, kreatif dan kondusif, se lingga dengan demikian pendidikan Nasional akan dapat mewujudkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Itu semua dapat terwujud apabila pendidikan di Indonesia dapat meningkatkan mutu pendidikannya baik dalam bentuk formal dan informal.

Suatu bangsa sangat ditentukan sekali ooleh suatu sistem pendidikan yang dianut atau didikuti c leh bangsa tersebut.

Peran guru merupakan figur bagi muridnya untuk diteladani segala sikap dan kepribadiannya. Oleh karena itu hal ini sangatlah dipengaruhi oleh tingkat pemahaman ilmu iikhlak yang diajarkan guru di sekolah. Disamping itu latar belakang siswa banyak mempengaruhi pemahamannya terhadap persoalan ilmu akhlak.

(16)

PENGARUHNYA TERHADAP UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU MENYIMPANG PADA SISWA MTs TAROIYATUL HIMMAH KEC. PABEAN. KA B. SEMARANG TAHUN 2007 / 2008.”

B. Penjelasan Istilah

Dalam upaya mengurangi kesalahpahaman dalam melakukan penelitian yang dilacukan, penulis mencoba memberi alternatif untuk memberikan penjelasan istilah sebagai berikut:

1. Pemahaman

Dalam istilah bahasa Indonesia, kata pemahaman berasal dari kata dasar paham dan mendapat imbuhan yang berupa pe - an. Kata paham tersebut dari bahasa Arab yaitu Fahima - Yafhamu - fahman.4 Kemudian meresap kadalam bahasa Indonesia menjadi paham.

Ahmad Hasan dalam bukunya Pintu Ijtihad Belum Tertutup mengartikan kata pahan itu identik dengan kata fiqih yang mengandung arti

memahami dan mengerli seperti yang

berarti melakukan pemaiaman terhadap agama.5

Dari beberapa pengertian tersebut di atas, penulis menyimpulkan kata - kata pemahaman sebagai pen gertian yang mendalam tentang sesuatu.

(17)

5

2. Akhlak

Secara terminologi kata akhlak berasal dari kata jam ak bahasa Arab

( akhlak ) dan bentuk mufrodnya adalah ( khulukun ) yang

berarti perangai, budi, tabiat dan adab.6

Sedangkan menurut istilah akhlak berarti :

Artinya : “Perangai ialah keadaan gerak jiw a yang mendorong ke arah

melakukiin perbuatan dengan tidak menghajatkan pikiran.”7

Jadi yang dimaksud ilmu akhlak adalah sesuatu ilmu yang menjelaskan

pengertian baik dan buruk, menerangkan apa yang perlu ada di dalam

pergaulan umat manusia, menjelaskan tujuan yang harus dicapai dalam setiap

tingkah laku dan cara melaksanakan apa yang harus ada.

Adapun indikator - indikator pemahaman ilmu akhlak adalah :

1) Memahami pengertiiin akhlak

2) Memahahami tujuan yang akan dicapai;

3) Memahami obyek akhlak

4) Memahami sumber - sumber akhlak

5) Memahami pem bagkn akhlak

6) Adanya kesan yang mendalam setelah memahami ilmu akhlak dalam hal ini

pemahaman akhlak merupakan variabel bebas atau variabel X ( VX ) dalam

rangka memudahkan penjabaran.

6 Prof. Dr. H. Rachmat Djatnika, Sistem Ethika Islami. 1996, hal. 26 7 D-of. Dr. H. Rachmat Djatnika, Op. Cit. Hal. 27

y j j j u'.

(18)

3. Pengendalian Diri Dari Perilaku Menyimpang

Menahan / me l ekang diri dari tingkah laku yang melanggar atau bertentangan dengan aturan sekolah atau aturan agama yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Sedangkan yang menjadi indikator dari perilaku menyimpang adulah : a. Perilaku menyimpang dari aturan agama :

1) Meninggalkan sholat wajib tanpa berhalangan; 2) Meninggalkan puasa wajib tanpa berhalangan; 3) Berjabat tangan dengan lawan jenis;

4) Tidak mau menghormati orang yang lebih tua; 5) Minum-minun an keras;

6) Makan sambil jalan;

7) Berkata kasar pada orang tua;

b. Perilaku menyimpang dari aturan sekolah; 1) Kebiasaan terlambat;

2) Tidak memakai seragam sekolah; 3) Tidak masuk sekolah tanpa ijin; 4) Membolos sekolah;

5) Berbuat tidak jujur dalam test.

(19)

7

a. Tinggi \ Sedang c. Rendah

C. Perumusan Masalah

Rumusan masalah >ada hakekatnya adalah generalisasi deskriptif ruang lingkup masalah pembatas demensi ukuran dan analisis variabel yang tercakup didalamnya.8 Sehumngfn dengan itu maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah variasi pemahaman akhlak siswa MTs Tarqiyyatul Himmah Kec. Pabean, Kab. Semarang th. 2007 / 2008

2. Bagaimana tingkat upa>a pengendalian diri dari perilaku menyimpang pada siswa MTs Tarqiyyatul Himmah Kec. Pabean, Kab. Semarang tahun 2007/2008

3. Sejauh manakah peigaruh pemahaman akhlak terhadap upaya pengendalian diri dari perilaku menyimpang pada siswa MTs Tarqiyatul Himmah Kec. Pabean, K* b. Semarang tahun 2007 / 2008

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan penelitian tersebut penulis mempunyai beberapa tujuan yang hendak dicapai melalui ])enelitian ini. Adapun tujuan - tujuan ini adalah : 1. Untuk mengeta mi varias: pemahaman akhlak pada siswa MTs Tsrqiyatul

Himmah Kec. i’a’uean, Kab. Semarang tahun 2007 / 2008.

(20)

2. Untuk mengetihui tingkat pengendalian diri dari perilaku menyimpang pada siswa MTs Tsrqiyatul Himmah Kec. Pabelan, Kab. Semarang tahun 2007 / 2008.

3. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pemahaman akhlak terhadap upaya pengendalian dir dari perilaku menyimpang pada siswa MTs Tsrqiyatul Himmah Kec. Pabean, Kab. Semarang tahun 2007 / 2008.

E. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu yang mungkin benar atau salah9. Dengan demikian hipotesis merupakan dugaan sementara yang nantinya akan diuji kembali atau dibuktikan kefcx narannya lewat analisis data. Penulis mengajukan hipotesis yang berbunyi “ Ada pengaruh positif antara pemahaman ilmu akhlak terhadap upaya pengendalian diri dari perilaku menyimpang” atau dengan kita lain “ Semakin tinggi tingkat pemahaman akhlak semakin tinggi pula upaya untuk mengendalikan diri dari perilaku menyimpang pada siswa MTs Tarqiyatul Himmah Kec. Pabelan, Kab. Semarang tahun 2007 / 2008.”

F. Metodologi Penelitian

1. Populasi dan Sampel

Dimaksud dengan popi lasi adalah seluruh obyek yang diteliti baik yang berupa manusia, benda, peristiwa maupun gejala - gejala yang terjadi.10

9 Prof. Dr. Sutrisno Hadi, MA., I letodologi Research jilid //, Yogyakarta, Yayasan Penerbit, Fakultas Psikologi UGM, 1998, hal.63

(21)

9

Dalam penelitian yang menjadi populasi adalah siswa MTs Tsrqiyatul Himmah Kec. Pabean, <ab. Semarang tahun 2007 / 2008 yang berjumlah 200 siswa.

Sampel adalah ? ebagian atau wakil populasi yang diteliti.11 Dinamakan sampel bila kita bermaksud menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Sedangkan untuk menentukan sampel dalam populasi tidak ada kepastian yang pasti.12

Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagian siswa siswi MTs Tarqiyatul Himmah yang berjumlah 40 siswa. Tehnik pengambilan dengan stratified propotional random sampling dengan perincian sebagai berikut:

Kelas VII : 20 siswa Kelas VIII : 20 s iswa

Jumlah : 40 siswa

2. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperolah berl>agai data yang dibutuhkan dalam penelitian ini penulis menggunakan metodi pengumpulan d ita sebagai berikut:

11 Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Sua,u Pendekatan Praktikan. Jakarta, Rineka Cipta, 1991, hal. 105

(22)

a. Metode Interview / wawancara

Metode interview / wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan tujuan penyelidikan.13

Dengan metode ini penulis maksudkan untuk memperoleh da.a tentang :

1) Sejarah berdirinya W. Ts Tarqiyatul Himmah

2) Mengenai s irana dar prasarana MTs Tarqiyatul Himmah

untuk memperoleh data tersebut penulis mengadakan tanya jawab langsung, baik dengan pimpinan maupun guru-guru serta karyawannya. b. Metode dokumentasi

Merupakan suai u cara untuk mengumpulkan data dimana sumbernya telah tersed a yang berupa dokumen/ catatan. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang :

1) Daftar jumi ah siswa

2) Daftar jumlah guru mengajar 3) Daftar kegiatan siswa .

4) Strktur organisasi dan personalia c. Metode Angke*.

Angket adalah sistu daftar pertanyaan untuk memperolah data berupa jawaban-jawaban dari responden ( orang yang menjawab ).14

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh tentang data :

13 Prof. Dr. Sutrisno Hadi MA. Op. Cit, lial. 225

(23)

11

1) Variasi pemahamar ilmu akhlak siswa MTs Tarqiatul Himmah.

2) Tingkat upaya pengendalian diri dari perilaku menyimpang siswa MTs Tarqiyatul Himmah.

Adapun angket yang digunakan dalam penelitian ini penuiis menggunakan angket hingsung yang disebarkan kepada para siswa yang dijadikan sampel.

d. Metode Observasi

Observasi adalai pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yarg diselidiki.

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang : 1) Letak geografis MTs Tarqiyatul Himmah

2) Sarana dan prasarana MTs Tarqiyatul Himmah

Untuk memperoleh data tersebut dilakukan dengan cara terjun langsung kekancah, mengadakan pengamatan secara teliti dan mengadakan pencatatan secara sistematis

e. Analisis data.

Setelah semua data diperlukan terkumpul maka langkah selanjutnya adalah menganalisis atau mengolah data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis data statistik yaitu :

1. Untuk mengetahui diitribusi frekuensi pemahaman ilmu akhlak dan upaya pengendalian d ri dari perilaku menyimpang digunakan tehnik

statistik persentase: P = — *100%

(24)

Keterangan : F = Persentase F = Frekuensi

N = Jumlah responden

2. Untuk mengetahui pengaruh pemahaman ilmu akhlak terhadap upaya pengendalian diri dsri perilaku menyimpang digunakan tehnik statistik Korelasi Produck Moment dengan rumus :

r X Y = N £ X Y - ( £ X H £ Y ) 15

il{N £X 2 ~ (£X )2}{N £ Y 2 -(£ Y )2}

Keterangan-rXY = Hasil p ;rhitungan data

X = Pr< >sent ase mengikuti pelajaran Y = Has il m engikuti pelajaran

G. Sistematika Penyusunan Sluipsi

Secara garis besar *aporan in i dapat diperinci dalam bab berikut in i: Babi : Pendahuluan

Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentai g latar belakang, perumusan masai; ih, tujuan penelitian, hipotesis, metode penulisn skripsi, populasi, sampel, analisis data dan sistematika skripsi. Bab II : Landasan Teori

Dalam bab ini akai dibicarakan tentang : A. Pemahairan Achlak meliputi:

(25)

13

Pengertian akhlak, tujuan akhlak, pembagian akhlak. B. Perana Akhlaic dalam masyarakat meliputi =

Peranan akhkk dalam lingkungan sekolah. C. Ajaran dalam akhlak meliputi:

Sopan santun, ikhlas, adab pergaulan, sabar, tawadlu’, qonaah. D. Upaya pengendalian diri dari prilaku menyimpang meliputi:

Sebab-sebab terjadinya prilaku menyimpang, Usaha-usaha menanggulangi prilaku menyimpang.

Bab III : Laporan Hasil Pe lelitian

Dalam bab ini akiin dibahas menjadi dua :

A. Gambaran umum MTs Tarqiyatul Himmah Kec. Pabean, Kab. Semarang, mc liputi:

Sejarah berdirinya MTs Tarqiyatul Himmah, letak geografis MTs Tarqijyatul Himmah, Struktur organisasi MTs Tarqiyyatul Himmah, Dasar dan tujuan pendidikan di MTs Tarqiyyatul Himmah, kurikulum, keadaan guru, karyawan serta siswa MTs Tarqiyyatul Himmah.

B. Data hasil penelitian meliputi:

- Data tentang pemahaman akhlak di MTs Tarqiyatul iimmah.

- Data tentang upaya pengendalian diri dari perilaku menyimpaig siswa MTs Tarqiyatul Himmrh;

(26)

- Analisis Pertama - Analisis fCedua - Analisis Ketiga BabV : Penutup

(27)

BAB II

LAND ASAN TEORI

A. Pemahaman Akhlak 1. Arti Akhlak

Pengertian akhlak secara etimologi atau bahasa berasal dari kata vane ber^entuk iamak. Bentuk mufrodnva yang berarti

(perangi.i), ^ (tabiat), (adab).1 2 Sedangkan dalam arti lain menurut Rachmat Djatnika diartikan sopan santun, tata krama, budi pekerti atau etika.'

Secara isti ah atau terminologi kata akhlak merupakan suatu sifat yang tetap pada jiwa, yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak membutuhkan pemikiran, sebagaimana pengertian akhlak berikut m i:

y?

Cfl

j

^

Dari pengeitian terminologi tersebut mengandung maksud yang esensi bahwa kunci dari akhlak seseorang adalah diri sendiri, jika jiwanya baik, akan melahirkan perbuatan baik, dan sebaliknya jika jiwanya buruk akan melahirkan akhlak yang buruk. Pada dasarnya jiwa itu merupakan fitroh dari Tuhan yaig diberikan pada manusia.3

1 Drs. Kahar Masykur, Membina Moral dan Akhlak. Kalam Mulia, Jakarta, 1985, hal. 75 2 Prof. Dr. H. Rachmat Djatniko, Sistem Etika Islami

(28)

Menurut p;indangan Al-Ghozali akhlak bukanlah pengertian atau pengetahuan tentang baik atau jahat maupun qodrat baik dan buruk, bukan pula pengalaman yang baik maupun yang jelek melainkan keadaan jiwa :

Akhlak berarti suatu kemantapan (jiwa) yang menghasilkan suatu perbuatan atau pengenalan atau dengan mudah tanpa harus direnungkan dan disengaja. Jika kemantapan itu sedemikian sehingga menghasilkan amal-amal yang baik ya itu amal yang terpuji akal dan syariah, maka ini disebut akhlak yang baik. Jika amal yang tercela yang muncul dari keadaan (kemantapan) dinamakan jmal buruk.4

Keadaan jiwa adalah stabilitas. Umpamanya seseorang yang berakhlak pemurah, mau mendermakan hartanya dengan mudah tanpa paksaan.

Jadi pengertian tersebut bahwa akhlak akan membahas hal-hal yang terpuji dan tercela misalnya, sopan santun dan sombong, menahan diri dari perbuatan maksiat, sifar dermawan dan kikir, pemberani dan penakut, melampaui batas dan pelit, boros dalam membelanjakan harta dan sebagainya. Semua i;idak dapat dihindarkan tanpa mengetahui penangkal dan penolaknya. Karena itu setiap muslim wajib mempelajari dan mendalami penelitian tentang perbuatan-perbuatan tersebut akhirnya akan mengimbas pada pe nikiran-pemikirannya dan akan direfleksikan dalam

(29)

17

tingkah laku sehari-hiri. Dengan demikian akhlakul karimah akan bisa tertanam dalam jiwa dm hati dan dapat direalisasikan dalam kehidupan.

Obyek atau lapangan akhlak adalah tingkah laku manusia yang didorong oleh kemaumnya dan tingkah laku yang tidak didorong oleh kemauannya, tapi ia harus bertanggung jawab atas perbuatannya itu. Jadi intinya ada dua tingkah laku yanitu tingkah laku yang ada hubungannya dengan Tuhan serta tingkah laku yang ada hubungannya dengan manusia maupun hubungannya dengan makhluk lain.

Sedangkan alal untuk mengukur baik dan buruknya suatu tingkah laku manusia adalah agama yang berlandaskan pada Al-Qur’an yang datangnya dari Tuhan serta sunnah Rasulullah maupun memikiran akal manusia dengan adat Ltiadat yang berlaku. Maksud penilaian yang mutlak adalah penilaian itu tidak bisa dirubah, sedangkan penilaian relatif setiap saat bisa dirubah sesuai dengan adat istiadat yang berlaku di masyarakat. 2. Tujuan Akhlak

Akhlak mempunyai tujuan yang bersifat horisontal maupun vertikal. Dimensi vertical mengandung bagaimana berkomunikasi dengan Tuhan, sedangkan dimensi horizontal bagaimana manusia berhubungan dengan makhluk lainnya. Menurut pendapat Barmawie Umary ada suatu tujuan yang hendak dicapai serta manfaatnya:

(30)

b. Untuk menghindarkan diri dari perbuatan yang tercela dan hina dalam pandangan Is am.

Sedangkan manfaat yaig hendak dicapai antara lain :

a. Dapat melahirkan j>er buatan yang mulia dan sempurna dalam - hubungan dan ibadah kepada Allah,

- hubungan dengan Rasulullah, - hubungan dengan manusia.

b. Terhindar dari pembuatan yang hina dan tercela dalam hubungan dengan Allah, Rasulullah serta dengan makhluk lainnya.

c. Melahirkan perbuatan yang mulia yang mempunyai keseimbangan dalam memenuhi k sbutuhan duniawi dan ukhrawi lahir maupun batin, tidak berlebihan dan kekurangan.

d. Melahirkan perbuatan yang setara, antara harta dan perbuatan, antara teori dan piaktek.

e. Memperoleh kemudahan dalam memenuhi hak maupun kewajiban, namun tetap teijaga martabatnya secara terhormat di dunia maupun di akherat.5

Dengan mempelajari akhlak diharapkan dapat melakukan perbuatan yang baik, indah, mulia, terpuji, menghindarkan perbuatan yang hina, tercela agar menjadi suatu kebiasaan. Untuk memperoleh yang baik, maka harus dapat membandingkannya dengan yang buruk atau memilih diantara keduanya. Sete.ah dapat membedakan antara yang baik dan yang

(31)

20

Artinya : Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia kebaikan di akherat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka.7

Ayat tersebut mengandung dimensi yang sangat luas terhadap kebahagiaan, yaitu kebahagiaan di dunia dan di akherat. Itulah tujuan yang hendak dicapai oleh sec rang muslim, yaitu suatu tujuan yang tidak hanya di dunia saja akan tetipi juga di akherat. Tujuan ini akan tercapai, jika benar-benar menja»ankan syariat Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rrsul.

3. Pembagian Akhlak

Pada dasarnya di dunia ini terdapat dua hal yang senantiasa berpasangan; ant;ira siang dan mal?m, langit dan bumi, panas dan dingin, baik dan buruk, dan se bagainya. Demikian pula dengan akhlak, menurut pendapat Mustafa Zahri akhlak dibagi menjadi dua yaitu :

Akhlakul mahmudah yaitu akhlak yang baik dan akhlakul Madzmumah yaitu akhlak yang tidak baik.8

Akhlakul Mahmudah merupakan akhlak yang terpuji dan termasuk sebagai tandanya sempima iman seseorang kepada Allah SWT. Dengan akhlak mahmudah inikih manusia dapat dibedakan secara jelas dengan binatang tentang tabiatnya. Oleh karena itu dengan akhlakul mahmudah martabat dan kehormatan manusia dapat ditegakkan. Manusia tidak mungkin akan menegakkan kehormatannya di sisi Allah dan Rasul,

7 Al-Qur’an surat Al-Baqarah aj-at 201

(32)

sesama manusia d ai di hadapan makhluk Allah yang lain, tanpa melakukan perb \iatan yang tergolong akhlakul mahmudah.

Akhlak yang haik akan memberi manfaat pada diri sendiri maupun orang lain, sedangkal akhlak jelek akan menyiska diri sendiri maupun orang lain pula. Manusia secara fitrah berusaha sekuat tenaga untuk memilih akhlakul malimudah, dan menjadikannya suatu hiasan yang mana bila akhlak tercela dilakukan maka dengan sendirinya terendah'can martabatnya sendiri.

Barang siapa >ang paling baik amal perbuatannya maka merekalah yang paling tinggi derajat dan kedudukannya, dan barang siapa yang paling jelek perbuatannya, maka merekalah yang paling rendah martabat dan kedudukanny i. Adapun yang membedakan mereka adalah perbuatan mereka masing-masing. ♦

Oleh karena i u seorsng muslim harus membiasakan diri untuk berakhlak yang mulia sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Rasulleh meiupakan suri tauladan yang harus diteladani dalam segala aspek kehiduptin ini, sebagaimana Firman Allah dalam surat Al- Ahzab; 21

(33)

22

Artinya : Sesunggulinya pada diri Rasul itu ada suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan ia banyak mengingat Allah.9

Untuk member tuk akhlak yang baft, perlu pembiasaan sejak kecil sampai dewasa bahkan sampai lanjut usia. Untuk memperbaiki akhlak yang jelek perlu adarya usaha untuk menghindarinya. Meskipun pada mulanya sulit, namun dengan kesabaran yang terus-menerus Insya Allah akan mudah.

4. Peran Akhlak Dalam Kehidupan Sehari - hari

Pada era seka ang ini banyak pelajar muslim yang pandai mengembangkan ilmu ]>engetahuan secara teoritis, namun secara prakiisi menreka sangat kurang. Islam tidak hanya bersifat teoritis saja, namun juga bersifat praktis. Ysng penulis maksud adalah seorang muslim hams

mengetahui ilmu pengel.ihuan dan mempraktekkannya.

Kini dekadensi moral banyak melanda pelajar muslim di sekolah- sekolah. Kaidah pendidikan modem banyak digandrungi mereka, misalnya guru dijadikamya terrain sejawat mereka bertanya secara langsung, berdiskusi, boleh menyangkal dan bercanda dengan pendidik bahkan siswa yang banyak mengemukakan masalah, pandai berdiskusi, dan sebagainya. Kesemuanya memang daoat diterima dengan akal dan logis, agar siswa memiliki kreatifitas tingg i, berani mengemukakan inisiatif, menemukan

(34)

ide-ide baru, kecerdasan dan rasa percaya dirinya bertambah. Namun hal ini sering tidak terkendali, sehingga dapat memancing mereka untuk meninggalkan etika kepada guru dan itulah yang mengakibatkan mereka meski banyak ilmu, namun sulit untuk direalisasikan dalam kehidupan nyata. Oleh karena iiu banyak unsur yang terkait, baik di dalam maupun di luar sekolah.

5. Peran Akhlak di Sekolah

Sebagai lembaga formal, sekolah merupakan wahana yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan mental anak - anak didik, di samping tempat pemberitahuan pengetahuan bakat kecerdasan. Dengan kata lain sekolah merupakan lapangan sosial bagi anak - anak di mana pertumbuhan mental dan moral serta segala aspek sosial dalam kehidupan dapat berjalan dengan baik.

Pendidikan sokolah haruslah dapat mendidik dan membina. Pengetahuannya tidak sebatas pengetahuan saja melainkan juga membina pribadi anak, sebagaimana diungkapkan Zakiyah Darojat.;

Pembinaan sikip, mental dan akhlak jauh lebih penting dari pada menghafal dalil-dalil dan hukum-hukum agama yang tidak diresapi dan dihayati dalam hidupnya.10

(35)

24

Alasan terjadinya krisis moral yang kini melanda Indonesia karena sangat rendahnya matu pendidikan yang ada. Untuk itu semua aspek yang terkait dalam pendidikan, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses belajar-mengajar, baik buku, guru, pegawai, peraturan, alat- alat pendidikan, semua ini dapat membewa anak didik kepada pembinaan mental dan pengembangan bakat, sehingga mereka dapat lega dan tenang dalam pertumbuhan jerta jiwanya tidak goncang. Kegoncangan jiwa dapat mengakibatkan mudah terpengaruh oleh tingkah laku yang kurang baik.

Pergaulan anak didik, hendaknya mendapat perhatian dan bimbingan dari guru, supaya pendidikan itu merupakan pembinaan bagi anak-anak.

6. Ajaran Akhlak a. Sopan Santun

Merupakan cerminan kepribadian dan watak seseorang dalam tingkah lakunya, dengan sopan santun dapat meningkatkan derajat kesinggasanaan, namun juga dapat memerosotkan derajat manusia ke lembah nista. Menurut K.. Bertens :

Etika atau sopan santun adalah sikap dan perbuatan atau tingkah laku yang harus dijalankan oleh setiap insan atau manusia yang normal dan sadar selama baik dan terpuji akan keberadaan dirinya sebagai makhluk yang mulia dan berakhlak.11

(36)

Seseorang dalam berkomur ikasi dengan orang lain menggunakan tata cara tertentu. Hal ini tentu membutuhkan sopan santun yang berlaku di mana ia tinggal. Di an:ara sopan santun itu adalah : sopan santun kepada kedua tua, adik terhadap kaka, antara ibu dan ayah, cucu terhadap kakek dan nenek yang akhimja meluas kepada tetangga. Oleh karena itu manusia harus menggunakan sopan santun di mana ia berada.

Begitu pentingnya sopan santun untuk diterapkan dalam kehidupan nyata. Untuk itu agar tuak dapat memelihara sopan santun, maka anak harus dilatih untuk membiasakannya sejak kecil dalam kehidupan dan tingkah laku sehari-hari.

Sopan santun tenadap guru antara lain : mendengarkan apa yang beliau terangkan, mengerjakan apa yang beliau perintahkan, bersikap sopan santun kepada bel au, bertutur kata yang baik, dan sebagainya. Ini semua dilakukan dengan ikhlas dan sebaliknya murid yang menerimanya juga dengan ikhias sehingga keduanya saling meridlai dan mendapatkan

manfaat.

Dengan sopan samun kemuliaan dan kepribadian seseorang dapat terpelihara dan terlindungi dari hawa nafsu yang dipengaruhi oleh syetan yang dapat menjerumuskan ke jurang kenistaan. Untuk itu agama mengajarkan manusia sopan santun terhadap sesama manusia dan makhluk lain yang ada cii muka bumi ini menjadi cermin dan panutan bagi dirinya sendiri dan ma jyarakat lingkungannya.

(37)

26

Bebicara tentang ikhlas tidak bisa lepas dari niat, keduanya mempunyai hubungan yang erat. Pada dasarnya yang menjadi ukuran utama dalam amal dan pekerjaan adalah niat. Niat merupakan ukuran yang menentukan baik buruknya suatu amal perbuatan. Apabila niat suatu perbuatan itu baik maka perbuatan itu baik, sebaliknya apabila niat suatu perbuatan itu jelek maka perbuatan itu pasti jelek pula. Ibarat sungai yang mengalir,' kalau dari hulunya jernih maka sampai muara pun akan jernih, tetapi sebaliknya dan hulunya keruh ir.aka sampai muara akan keruh pula. Unsur yang paling dasar dalam nial adalah ikhlas. Ini bisa mengandung maksud bahwa ikhlas menjadi tujuan dalam melaksanakan kebenaran kepada Allah dan menjauhkan dari maksud lain selain Allah yaitu dorongan hawa nafsu dan mengharapkan pujian n anusia. Lawan dari ikhlas adalah riya.

Menurut Imam Ghazali yang dinamakan ikhlas adalah :

“ Yang dinamakan ikhlas adalah mensucikan maksud (dalam hati) untuk mendekatkan diri kepada Allah dari segala sesuatu yang mengotorinya.12

Dalam Al-Qur’an ikhlas disebutkan 'lebih' dari 24 kali, dalam surat Az-Zumar diulang sampai 4 kali dan surat Ash-Shafat diulang sampai 5 kali yang

(38)

menjelaskan ikhlas dan keulamaanya. Misalnya dalam surat An - Nahl ayat 66 Allah mengibaratkan ikhlas seperti susu yang putih dan mumi, yang enak rasanya apabila diminum bahkan dapat menyehatkan dan menyegarkan badan. Firman Allah:

&

Artinya : Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagimu, Kami memberimu minum dengan apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang be*sih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang yang meminumnya.

Pada ayat tersebut Allal menjelaskan bahwa ikhlas itu laksana susu yang mumi yang ada pada perut binalang ternak. Susu ketika masih berada dalam perut binatang ternak diapit olen dua hal yang amat kotor yaitu tahi dan darah.

(39)

28

c. Adab Pergaulan

Manusia dalam hidupnya ada yang menyendiri, ada yang bergaul dengan orang lain. Hidup menyendiri adalah suatu kehidupan yang amat sulit dan sukar untuk ditempuh. Dengan demikkm seseorang perlu mempelajari tata aturan dalam bergaul. Pergaulan itu ada yang bersifat kekeluargaan, persahabatan, persaudaraan, dan sebagainya.

Bergaul dengan siapa saja harus didasari dengan keikl lasan, jangan membeda-bedakan, jangan memandang harta, kedudukan, warna kulit, ras, dan sebagainya tetapi karena Allah senata.

Suatu pergaulan ak m dapat berlangsung dengan baik apabila di dalamnya dijamin hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban dalam bergaul menurut Imam Ghazali adalah sebagai berikut:

1) membantu sahabat dengan harta benda ketika ia menghadapi kesulitan. 2) Menyimpan rahasianya, menutupi aibnya, tidak meny ampaikan celaan

orang lain kepadanya sekiranya ia akan menderita.

3) Memberikan pertolongan dengan tenaga dan segera baik diminta maupun tidak.

4) Menyampaikan pujian orang lain kepadanya.

5) Mendengarkan apa yang dikatakannya dengan baik dan tidak mencurigainya.

6) Memanggil dengan panggilan yang disukainya.

(40)

8) Kalau kamu diminfe untuk menggunjingkannya janganlah mau seperti kamu menggunjingkan dirimu sendiri.

9) Ketika sahabat membutuhkan nasehat, berilah nasehat dan kabar yang bijaksana.

10) Maafkanlah kesalahannya dan jangan mencaci maki. 11) Mendoakannya dan lain sebagainya.13

Untuk biasa menjalankan dan menghargai antara hak dan kewajiban maica masing-masing pihak harus tahu dan mengerti. Sehingga keduanya dapat berjalan tanpa paksaan.

Bagi umat Islam menjunjung tinggi sikap adab pergaulan mendapat pahala dan mencerminkan kewibawaan seseorang bahkan lebih luas lagi sebagai sarana dakwah bil hal, dimana syiar Islam tidak hanya melalui khotbah mimbar saja, akan tetapi ditunjukkan lewat perbuatan nyata,

d. Sabar.

Sabar merupakan jihad / perjuangan untuk menghadapi hawa nafsu dan kembali kepada Allah. Menurut Imam Ghazali, yang dinamakan sabar adalah : : meninggalkan segala macam peksrjaan yang digerakkan oleh hawa nafsu, tetap pada pendirian agama yang mungkin bertentangan dengan hawa nafsu, semata- mata karena menghendaki kebahagiaan dun'a dan akherat.14

Sabar adalah kemampan diri dalam menahan segala sesuatu dari bisikan hawa nafsu. Dalam menghadapi keidaan semacam itu, maka sifat sabar menjadi berat. Firman Allah dalam Al-Qur’an :

13 Muhammad Abui Qusim, OP. CU., hal.24(i - 247

(41)

30

s s' s*

Caip- u («ij

^ ^

J»,

(Xilo'’

ij^ ^ \

jr,

' ' ' ** s ' " s'

Artinya : Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu dan sesungguhnya yang demikian itu adalah tugas berat kecuali bagi orang — orang yang khusu’, orang — orang yang khusu’ itu ialah orang - orang yang menyukai baha mereka itu bertemu dengan Allah dan mereka akan kembali kepada-Nya.15

Demikian beratnya silat sabar itu, sehingga merupakan suatu sifat yang istimewa yang hanya dapat ditegakan oleh orang-orang yang khusu’. Dan orang khusu’ itulah yang benar-benar mempunyai keyakinan yang kuat, niat yang ikhlas, i’tikad baik tujuan yang bensr dan dengan penuh kesabaran mereka menaati peraturan agama berupa perintiih dan larangan, dengan rasa berkewajiban moral dalam melaksanakannya dan menyelesaikannya.16

e. Tawadlu’

sebagai seorang muslim yang hidup di muka bumi kita harus mempunyai sikap tawadlu’, lebih-lebih bag yang sedang menuntut ilmu kita tidak boleh memandang remeh teman kita yang tidak sedang menuntut ilmu atau kita membanggakan diri kita dihadapan mereka, dengan sikap kita itu menyebabkan ia menjadi rendah diri dan merasa terhina.

Dalam semua pergaulan kita harus dapat menempatkan diri, harus dapat memelihara pergaulan dan hubungan dengan sesame manusia tanpa perasaan

(42)

kelebihan diri dari orang lain serta tidak merendahkan orang lain. Maksudnya adalah memberikan hak pada yang mempunyainya, tidak meninggikan diri dari derajat yang wajar, tidak menurunkan pandangan terhadap orang lain dari tigkatannya, dimana tawadlu’ menyebabkan memperoleh ketinggian dan kemuliaan.17

Tawadlu’ itu mempunyai j*engertian merendahkan diri terhadap sesame manusia.18

f. Qonaah.

Pada dasarnya manusia itu mempuyai sifat rakus dan cenderung tidak puas, tamak ingin menguasai. Sifat tersebut merupakan cirri khas manusia, sehingga manusia berbeda dengan makhluk yang lain yang diciptakan oleh Allah.

Oleh karena Manusia mempunyai sifat yang seperti itu maka harus dikendalikan dan digunakan yang semestinya dan tidak liar. Salah satu pengendali yang tepat dalam Islam adalah qonaah. Qonaah termasuk akhlak yang mulia. Qonaah mempunyai a rti: menerima dengan rela apa yang ada atau merasa cukup dengan apa yang dimiliki.19

Mungkin sebagian orang menganggap sikap yang demikian sebagai akhlak yang buruk atau sebagai hal yang negative, sebab dengan telah merasa cukup dengan apa yang dimiliki itu, or.mg lantas berpangku tangan tidak mau bekerja lagi. Buat apa kerja kalau harta bsnda sudah ada dan telah merasa cukup dengan apa yang ada itu ?

17 Drs. Barmwie Umary, Materi / khlak, lamadani, hal.54 “ Loc., Cit

(43)

32

Pandangan yang semacam ini adalah sesat dan keliru. Berpangku tangan tidak mau bekeija, bukanlah qonaah tetapi itu kemalasan. Qonaah bukanlah pengangguran. Qonaah yang diajarkan Islam ialah qonaah hati bukan qonaah ikhtiar.

Jadi pengertian qonaah disini adalah merasa puas terhadap pemberian Allah yang tidak bisa diribah. Proses qonaah harus dilaksanakan setelah seseorang berusaha dan beriichtiar sekuat tenaga. Berapapun yang dihasilkan ia merasa cukup dan gembira. Inilah yang dinamakan qonaah dalam Islam.

B. Upaya Pengendalian Diri Dari Perilaku Yang Menyimpang.

Sebelum penulis membicarakan lebih lanjut tentang upaya pengendalian diri dari perilaku yang menyimpang perlu penulis paparkan lebih dahulu mengenai prilaku yang menyimpang.

Para ahli pengetahuan khususnya para ahli sosia; berbeda pendapat dalam memberi batasan-batasab yang harus ditetapkan dalam perilaku menyimpang. Hal ini disebabkan perbedaan persepsi mereka dalam memberi batasannya. Dr. Saparinah Sadli memberi batajian sebagai berikut in i:

Prilaku menyimpang adalah tingkah laku yang melanggar atau bertentangan atau menyimpang aturan-aturan normative maupun dar. harapan-harapan social yang bersangkutan.20

Dari definisi di atas jei aslah bahwa perilaku menyimpang adalah tingkah laku atau perbuatan yang menyimpang aturan, baik itu atauran agama atau masyarakat.

(44)

Sedang upay£ pengendalian diri adalah suatu usaha untuk mengekang diri dari tingkah laku atau perbuatan yang menyimpang atau bertentangan dengan norma tersebut.

1. Sebab sebab teijadiny a Perilaku Menyimpang

Banyak sekali factor yang menyebabkan seseorang bertingkah laku menyimpang. Tidak ada habisnya ila semua factor tersebut dikupas satu persatu. Untuk mempersingkat pembahasan ini maka penulis mengambil sebagian saja. Diantaranya:

a. Kurangnya d idikan ag ima.21

Yang dimaksud didikan igama adalah bukan hanya pelajaran agama yang diberikan secara teratur di sekolah-sekolah, tetapi yang paling penting ada penanaman agama sejak dini dimulai dari keluarga di mana ia tinggal. Apabila anak dididik oleh lingkungan yang uruk, pemudanya sering mabuk-mabukan dan anak sendiri tidak dibekali dengan nilai agama tentunya mudah terjerumus di dalamnya. Hal ini membuktikan begitu pentingnya peranan agama dalam mengendalikan tingkah laku seseorang dari perilaku yang menyimpang yang harus diberikan sejak dini c leh keluarga.

b. Suasana keluarga yang i curang harmonis

Keluarga adalah masyarakat terkecil dan merupakan kesatuan pribadi antara bapak, ibu, dan anak. Setiap orang pasti menginginkan suasana keluarga yang bahagia, damai, dan sejahtera. Tak seorangpun yang menginginkan suasana keluarga kacau. Namun l.al ini kadang-kadang sulit untuk dihindarkan,

(45)

34

kekacauan dating dengar sendirinya. Factor peiyebabnya banyak sekali, diantaranya : kurang adanya saling pengertian antara anggota keluarga, antara ibu dan bapak, antara suani dan istri, antara anak dan orang tua.

Tidak rukunnya antara ibu dan bapak menyebabkan anak gelisah, merasa takut, dan cemas itu mudah terjerumus ke dalam perbuatan yang keji, menyimpang dari norma-norma agama, dan selalu melaku can perbuatan maksiat, yang akhirnya mengganggu ketentraman orang lain.

c. Kurang adanya bimbingan untuk mengisi waktu luang.

Satu factor yang juga dapat merusak moral generasi muda adalah kurangnya bimbingan dalam mengisi waktu luang dengan cara yang bijaksana. Usia muda adalah usia dimana seseorang suka untuk berkhayal dan melamun yang amat jauh. Jika mereka dibiarkan tanpa bimbingan maka akan banyak melamun dan melakukan hal yang kurang sehat menurut akal.

d. Pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan dasar-dasar moral Islam. Pertukaran budaya memang sangat perlu demi kemajuan Negara, hal ini teijadi di semua Negara. Namun perlu disadari bahwa semua budaya masuk tidak tentu berdampak positif.. Banyak sekali budaya asing yang tidak sesuai dengan moral Pancasila dan agama. Mereka menyesatkan pikiran untukmengubah jalan hidup, karena fikiran mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam jiwa manusia Sedangkan jiwa manusia merupakan sumber arahan kepada berbagai jalan kehidupan.22

(46)

Mereka permaklumkan permg urat saraf ( Al-Ghazwatul Fikri) dengan segala kekuatan ilmiah dan propagandanya. Yang lebih berbahaya lagi, ialah program-programnya yang diarahkan untuk merusak akidah dan amaliah generasi Islam.23 24

Hal ini tentu saja tiaak j e suai dengan dasar-dasar moral di Negara kita,

sehingga akan mengakibatk an perilaku para remaja menyimpang,

e. Faktor lain yang menyebabkan perilaku remaja menyimpang adalah kurangnya dalam meimhami ilmu akhlak.

Pemahaman akhl.ik manusia berkurang disebabkan meraka sudah tidak antusias lagi pada ajaran Islam. Mereka menganggap bahwa Islam hanya akan mengekang di dalam pergaulannya dari perbuatan beba; yang dapat menyenangkan hati. Vlercka enggan untuk mengamalkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul ( Risalah Islam ). Hal ini, ada kalanya pemikiran mereka sudah dimasuki oleh pemikir m kuum orientalis. Kaum orientalis meracuni pemikiran orang Islam.

Mereka menggambarkan bahwa segala kemajuan kebudayaan dan peradaban itu dicapai dengan menghancurkan agama Islam dan memecah belah kaum muslimin. Sebaliknya mereka menggambarkan pula bahwa semua ketertinggalan <li bidang kebudayaan dan peradaban disebabkan manusia berpegang pada ajaran Islam dan pemahaman yang diberikan oleh para ulama Islam.21

23 Loc, Cit

(47)

36

Didalam hidangan ilmu yang jangat bermanfaat dan bergizi tinggi telah ditaburi racun pendidikan modern yang penuh kedurhakaan oleh musuh-musuh Islam. Dinetralisimya akhlakul karimah dan adab sopan santun yang mulia dan ditelanjangi dari praktek-praklek islami yang pernah membawa kejayaan kaum muslimin sebelumnya.

Orang non Islam telah memegang kendali pendidikan pada sebagian besar Negara-negara Islam. Merek* mewajibkan kaun. wanita muslimah mengikuti program pendidikan Jan pengajaran sebagaimana kaum lelakinya, yang sarat pikiran serta pemahar lannya pida akhlak dan tata hidup jauh dari Islam.

Dari kondisi semacam itu malt a akan dilahirkan : - lahirnya pergaulan bebas,

- minum-minum* n keras dan mabuk-mabukan, hiburai dan sar ma permainan tidak islami, - kaum remaja ya ng rusak, dan sebagainya. 2. Usaha Menanggulangi Perilaku Menyimpang a. Menanamkan nilai-nilai agama

Perlu ditanamkan pada anak sedini mungkin sehingga agama itu benar-benar menjadi pengendali moral penentu dan pembimbing dalam segala sikap, tindakan dan perkataan.25

Nilai - nilai agami jika tidak ditanamkan pada anak sejak dini, maka bila anak itu dewasa tidak akan tahu dan dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Yang dimaksud nilai-nilai ajaran agama disini adalah menyangkut

(48)

segala aspek kehidupan, tidak terbatas pada akhlak dan ibadah, tapi juga termasuk di dalamnya akh ak, sopan santun dalam berpakaian secara Islam. b. Bimbingan dalam wak :u senggang

Ukuran maju atau tertelakangnya suatu bangsa atau Negara adalah kemampuan bangsa itu dalam menggunakan waktu senggang dengan cara yang positif. Waktu senggang yang lama kan membuat seseorang bingung. Apabial waktu kosong iti terlalu lama, maka orang akan banyak melamun, mencari-cari perbuatan untuk mengisi waktu kosong itu dengan perbuatan yang negative. Dalam hal ini kita sering menemukan seseorang yang tidak mempunyai pekerjaan terjerumus ke dalam kemerosotan moral, kenakalan atau perbuatan yang merugikan orang lain.

c. Menyaring masuknya budaya asing.

Orang sering terlena dengan masuknya budaya asing, mereka menerima secara totalitas tanpa disaring lebih dahulu, sehingga yang dilakukan oleh orang banrat mereka tiru dan ikuti dianggapnya suatu ke baikan dan modm. Padahal semua kebudayaan asing tidak tentu sesuai dengan kebudayaan kita. Maka dari itu demi untuk menyelamatkan generasi muda dari pengaruh budaya asing yang tidak sesuai iengan budaya kita perlu kiranya memfilter budaya asing tersebut yang masuk ke Indonesia.

(49)

38

BAB III

LAPOILAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTs TarqiyyatuI Himmah

1. Sejarah berdirinta MTs TarqiyyatuI Himmah

MTs TarqiyyatuI Himmah berdiri sejak tahun 1960. Awalnya berbebtuk PGA 4 tahun. Pada tahun 1978 berubah menjadi Madrasah Tsanawiyah dengan nama Madrasah Tsanawiyah TarqiyyatuI Himmah Kauman Loi. Lembaga atau yayasan pengelola dan pendiri adalah Lembaga Pendidikan Al Ma’arif NU .

Berdirinya MTs ini dilator belakangi oleh keinginan oleh masyarakat untuk memiliki lembaga pendidikan yang dapat menampung lulusan SD atau MI diwilayah Kecamatan Salatiga luar kota, karena pada waktu itu beli.m ada sekolah atau lembaga pendidikan setingkat SLTP, di kecamatan tersebut.

Adapun para tokoh pendiri MTs ini adalah para tokoh dari kalangan Nahd itul Ulama kecamatan Salatiga luar kota, yaitu :

(50)

g. Subandi Desa Kauman Kidul h. H. Abdul Rozak Desa Kauman Lor i. Kusnan Desa Karang Tengah j. Mashadi Desa Semowo 2. Letak Geografis dan Sarana Pendidikan

a. Letak Geografis

MTs Tarqb'yatul Himmah terletak di desa Kauman Lor Kec. Pabelan, Kab. Semarang, kira-kira 4 kilometer ke arah utara kota Salatiga, adapun batas-batasnya adalah sebagai berikut:

> Sebelah Barat : Jalan Desa dan pemukiman penduduk

> Sebelah Utara : Jalan Kecamatan dan pemukiman penduduk > Sebala Timur : Persawahan

> Sebelah Selatan : Pemukiman penduduk b. Fasilitas

Fasilitas yang ada di MTs Tarqiyyatul Himmah terletak di desa Kauman Lor Kec. Pabelan, Kab. Semarang, adalah sebagai berikut: > Ruang kelas : 6 Ruang

> Perpustakaan : 1 Ruang > Ruang Kepala Madrasah : 1 Ruang

> Ruang gurij : 1 Ruang > Ruang TU : 1 Ruang > Ruang 3P : 1 Ruang

(51)

40

> Ruang Pramuka : 1 Ruang

> Gudang : 1 Ruang > Koperasi : 1 Ruang 3. Keadaan Guru dan Karyawan

Jumlah guru dan karyawan MTs Tarqiyyatul Himmah pada tahun pelajaran 2007/Z008 berjumlah 19 orang yang terdiri dari 16 guru satu tenaga TU dan satu penjaga sekolah untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tablo berikut:

TABEL I

DAFTAR NAMA GURU DAN BIDANG STUDI MTs TARQI YY ATUL HIMMAH TAHUN 2007/2008

NO NAMA BIDANG STUDI

1 Muh. Musafak, S Ag Bahasa Arab dan Fiqih 2. Hj. Siti Muslikah, BA Fikih dan Qur’an Hadist 3. Chabib Sholeh, S Ag Aqidah Akhlak, SKI, IPS 4. Untung Kisworo, ST Penjaskes

5. Drs. KH. Haindar i Asnawi Ke NU an 6. H. agus Sumliudi. BA Aqidah Akhlak 7. Sehati Nur Aliah, S.Pd IPA

8. M. Tunggul Wahyono, SK PKn, IPS

(52)

NO NAN A BIDANG STUDI 15. Ninik Aiifah, S.Pd,I Bahasa Inggris

16. Hafid Rahman, S. >d Qur’an Hadist, SKI

Jika dilihat dari jenjang pendidikan, pendidikan tertinggi adalah SI sebanyak 14 orang dan D 2 sebanyak 2 orang. Jika dilihat dari disiplin ilmu dan bidang studi, studi yang diampunya sebagian besar belum sesuai

4. Keadaan siswa

Pada tahun 2007/2008 jumlah siswa MTs Tarqiyyatul Himmah adalah 211 siswa dengan perincian sebagai berikut:

TABEL II

JU M L/Ji SISWA SESUAI KELAS

MTs TARQIYYATUL HIMMAH TAHUN 2007/2008

NO KELAS JUMLAH

1. VII A 45

2. VII B 38

3. VIII A 38

4. VIII B 38

5. IX A 25

6. IX B 27

JUMLAH 211

5. Kegiatan Siswa

(53)

42

dan Pembina OSIS. Organisasi ini berguna untuk menjadi media melatih diri dan mengembangkan bakat siswa .

Di MTs Tarqiyyatul Himmah, juga diselenggaran kegiatan ekstra kulikuler yang meliputi tiga bidang yaitu bidang olahraga, bidang kesenian dan bidang keagamaan. Kegiatan tersebut mempunyai jadwal tersendiri pada sore hari dan di bimbing oleh guru ataupun pembimbing dari luar. Kegiatan ekstrakulikuler yang diadakan adalah pramuka, computer, seni baca Al-Qur’an , membaca kitab kuning, bahasa arab inteasif, dan seni bela diri.

6. Susunan Persona'ia MTs Tarqiyyatul Himmah a. Kepala Madrasah : Drs. Kusmin

b. Wakil : Abdul Kholik, M.Ag c. Sekretaris : Muslimin, A.Md

d. Bendahara : Rina Asih Handayani, S.Pd.l e. Bagian Kesiswaan : M. Tunggul Wahyono, SK f. Bagian BP : Abdul Kholik, M.Ag g. Bagian Perpustakaan : Neneng Antik Aksyuroh h. Humas : Chabib Sholeh, S.Ag

i. Penjaga : Rofi’i

B. Penyajian Data

(54)

dengan 3 option Sedangkan untuk mengumpulkan data tentang siswa, penulis juga menyebiirkan angket kepada 50 siswa yang berisi 20 item pertanyaan dengan 3 c ption.

Beriki t adalah hasil pnyeberan angket dari kedua variable; 1. Variable X (Pemahaman Ilmu Akhlak Siswa)

(55)

44

(56)

TABEL IV HASIL ANGKET

UPAYA PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU MENYIMPANG

No. Frekuensi

Responden A B C

1

.

4 6

-2. 6 3 1

3. 7 3

-4. 8 2

-5. 6 4

-6. 6 4

7. 5 5

-8. 6 4

-9. 5 5

-10. 5 5

-11. 6 4

-12. 6 4

-13. 10

-

-14. 8 2

-15. 10

-

(57)
(58)

ANALISA DATA

Setelah data-data terkumpul, maka selanjutnya data-dat? tersebut dianalisa sehingga data tersebut menjadi bermakna dan mampu menjawab pokok masalah dan tujuan penelitian yang telai dirumuskan dalam bab pendahuluan.

Adapun analisis data yang penulis tempuh meliputi tiga tahap penganalisaan yakni sebagai berikut:

A. Analisa Pendahuluan

Pada analisa pendahuluan ini penulis bermaksud mencari jawaban tujuan penelitian yang pertama yaitu untuk mengetahui variasi pemahaman ilmu akhlak pada siswa Mts Tarqiyyatul Himmah Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.

Adapun langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memberikan penilaian berjenjang pada tiap-tiap responden yaitu : • Memberi score 3 untuk jawaban yang berkode A

• Memberi score 2 untuk jawaban yang berkode B • Memberi score 1 unti k jawaban yang berkode C

(59)

48

TABEL V

DATA TENTANG PEMAHAMAN ILMU AKHLAK PADA SISWA MTS TARQIYYA1UL HIMMAH KECAMATAN PABELAN,

IC/iBUPATEN SEMARANG.

No. Score Jumlah Jawaban

Score

Responden A B C

L 27 2 - 29

2. 21 4 1 26

3. 18 1 2 24

4. 24 4 - 28

5. 24 4 - 28

6. 18 6 1 25

7. 30 - - 30

8. 21 6 - 27

9. 27 2 - 29

10. 18 6 1 25

11. 24 2 1 27

12. 21 6 - 27

13. 24 4 - 28

14. 27 2 - 29

15. 27 2 - 29

(60)

Score

Responden A B C

17. 15 6 2 23

18. 12 2 •. 5 19

19. Q 8 3 19

20. 15 8 1 24

21. 18 4 2 24

22. 0 12 1 22

23. 15 10 - 25

24. 24 4 - 28

25. 12 6 3 21

26. 21 6 - 27

27. 24 4 - 28

28. 21 4 1 26

29. 21 4 - 28

30. 12 10 1 23

31. If 8 - 26

32. 18 8 - 26

33. 30 - - 30

34. 12 6 3 21

35. 21 6 - 27

(61)

50

2. Mencari lebar interval untuk menentukan srtatifikasi (tingkatan) pemahaman ilmu akhlak dalam kategori tinggi, cukup dan kurang.

Dalam menentukan nilai interval penulis menggunakan nilai-nilai ideal sebagai berikut:

(62)

• 2 3 -2 6 untuk nilai pemahaman ilmu akhlak tinggi B • 1 9 -2 2 untik nilai pemahaman ilmu akhlak tinggi C

Langkah selanjurnya penulis sajikan table frekuensi pemahaman ilmu akhlak untuk mengetahui jumlah siswa yang mempunyai pemahaman ilmu akhlak pada tingkalan tinggi, cukup dan kurang.

TABEL VI

FEREKUENSI PEMAHAMAN ILMU AKHLAK SISWA MTS TARQIYYATUL HI MM AH KECAMATAN PABELAN,

KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2007/2008

NO Tingkat S. P. I. A Interval Frekuensi % 1. S. P. I. A. Tinggi 2 7 -3 0 21 52,5%

2. S. P. I. A. Cukup 2 3 -2 6 14 35%

3. S. P. I. A. Kurang 1 9 -2 2 5 12,5%

Jumlah 40 100%

Keterangan :

S. P. I. A. = Studi tentang Demahi man ilmu akhlak Kesimpulan:

(63)

52

Langkah selanjutnya akan penulis sajikan penulisan tiap-tiap item pada variable studi tentang pemahaman ilmu akhlak. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan table analisis dibawah in i:

TABLE VII

PROSENTASE JAWABAN ,VNAK TERHADAP PEMAHAMAN AKHLAK

No ITEM Jawaban Prosentase

2. Sikap ketika proses belajar

mengajar berlangsung 33 6 1 '82,5 15 2,5

3. Sikap menerima ilmu

akhlak 23 15 2 57,5 37,5 5

4. Kemauan setelah menerima

ilmu akhlak 25 10 5 62,5 25 12,5

5. Kesungguhan dalam

mempelejari ilmu akhlak 29 7 4 72,5 17,5 10 6. Sikap terhadap disiplin ilmi

(64)

1. Pada item pertama, tentang persiapan ketika akan mengikuti pelajaran, ternyata dari 40 siswa yang diambil sampel ada 26 siswa yang menjawab menyiapkan diri dengan membaca dan mengulangi pelajaran yang lalu dengan mencoba membuai soal sendiri, 12 responden (30%) yang menjawab menyiapkan diri dengan msmbuat soal sendiri jika sedang minat, 2 responden (5%) yang menjawab sama sekali tidak menyiapkan diri baik dengan membaca atau mengulangi pelajaran yang lalu atau membuat soal sendiri. 2. Pada item ke dua, tentang sikap ketika proses belajar mengajar berlangsung,

dari 40 responden, ternyata ada 33 responden (82,5%) yang menjawab mendengarkan dengan «erius, 6 responden (15%) yang menjawab mendengarkan dengan santai, 1 responden (2,5%) yang menjawab merasa bosan dan menjemukan.

3. Pada item ke tiga, tertang sikap kritis dalam menerima ilmu akhlak, dari 40 siswa, ternyata ada 23 responden (57,5%) yang menjawab merasa jelas dan perlu bertanya akan hal-hal yang sudah dipelajari terlebih dahulu, 15 responden (37,5%) yang menjawab merasa jelas dan tidak perlu untuk bertanya, 2 responden (5%) yang menjawab merasa tidak jelas dan tidak perlu bertanya.

(65)

54

(12,5%) yang menjawab merasa benar sendiri dan masa bodoh dengan ilmu akhlak.

5. Pada item ke lima, tendang kesungguhan dalam mempelejari ilmu akhlakdari 40 responden, ada 29 responden (72,5%) yang menjawab berdiskusi dengan teman bila pelajaran usai, responden (17,5%) yang menjawab berdiskusi dengan teman tila menar k untuk dibahas, 4 responden (10%) yang menjawab malas untuk berdiskusi.

6. Pada item ke enam, tentang sikap terhadap disiplin ilmu vang lain dari 40 responden, ada 25 responden (68,5%) yang menjawab positif dan terbuka menerimanya 13 responden (32,5%) yang menajawab positif dan perlu memilih dan membatasinya, 2 responden (5%) yang menjawab negatif tak mau tahu dan tak menerimanya.

7. Pada item ke tujuh, tentang perubahan setelah menerima ilmu akhlak dari 40 responden, temyataada 28 responden (70%) yang menjawab merasa perlu untuk memperbaiki diri, 9 responden (22,5%) yang menjawab merasa perlu untuk memperbaiki diri namun sulit untuk melaksanakan, 3 responden (7,5%) yang menjawab tidak merasakan apa-apa.

(66)

perubahan dari ilmu akhlik , dari 40 responden adanya 33 responden (82,5%) yang menjawab sikap dan akhlak kami semakin baik, 5 responden (12,5%) yang menjawab s ikap di.n akhlak kami seperti kemarin, 2 responden (5%) yang menjawab sikap dar akhlak semakin jelek.

10. Pada item ke sepuluh, tertang perubahan mengarah pada yang positif, dari 40 responden ternyata ada \ responden (77,5%) yang menjawab merasakan perubahan tingkah lak i yang semakin membaik, 7 responden (17,5%) yang menjawab merasakan adanya sebagian tingkah laku yang membaik, 2 responden (5%) yang mer jawab tidak merasakan perubahan sama sekali. Nominasi kriteria (awaban

1. Jawaban A : Jawaba n yang berkriteria tinggi terdapat pada item nomor dua dan Sembilan yaitu sikap ketika proses belajar mengajar berlangsung mendengarkan dengan serius, mencapai 82,5% dan nomor Sembilan sikap setelah menerima, merasakan adanya perubahan dari ilmu aklhlak, mencapai 82,5%.

2. Jawaban B : Jawaban yang berkriteria cukup terdapat pada item nomor tiga ya tu sikap menerima ilmu akhlak yang mencapai 37,5%.

(67)

56

B. Analisa Kedua

Pada analisa >ang kedua ini penulis bermaksud mencari jawaban mengenai tuju, m penelitian yang kedua yaitu untuk mengetahui tingkat upaya pengendal an diri dari perilaku menyimpang.

Adapun langkah-langkah yang penulis tempuh adalah sebagai berikut:

1. Memberikan penilaian beijenjang pada tiap-tiap responden yaitu : • Memberi score 3 i ntuk jawaban yang berkode A

• Memberi score 2 u ntuk jawaban yang berkode B • Memberi score 1 untuk jawaban yang berkode C

Selanjutnya berdasarkan table IV maka dapat diperoleh data sebagai berikut

TABLE VIII

DATA TENTANG UI'AV A PENGENDALI AN DIRI DARI PERILAKU MENYIMPANG SISWA MTS TARQIYYATUL HIMMAH KECAMATAN

(68)
(69)

58

2. Mencari lebar inter /al untuk menentukan stratifikasi upaya pengendalian diri dari prilaku meny mpang tingkat tinggi, cukup dan kurang.

Dalam menentukan lebar inteival penulis menggunakan nilai ideal sebagai berikut:

Li = fBa - Bbl + 1 Ji " (3Q.--161± 1

3 = 15

3 = 5

Keterangan : Li = Lebar interval Bb = Batas atas Bb = Batas bawah Ji = Jumlah interval

3. Menentukan klasifikasi upaya pengendalian diri dari prilaku menyimpang berdasarkan interval di itas sebagai berikut:

2 6 -3 0 upaya pengendalian diri dari prilaku menyimpang tinggi.

(70)

pengendalian diri dari prilaku menyimpang untuk mengetahui siswa yang mempunyai tingkatan tinggi, cukup dan kurang.

TABEL IX

FREKUENSI UPA YA PENGENDALIAN DIRI DARI PRILAKU MENYIMPANG SISWA MTs TARQIYYATUL HIMMAH KECAMATAN

PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2007/2008

No Tingkat U. P. P. M interval F %

1. U. P. P. M. Tinggi 2 6 -3 0 20 50%

2. U. P. P. M. Cukup 2 1 -2 5 15 37,5 %

3. U. P. P. M. Kurang 1 6 -2 0 5 12,5%

Jumlah 40 100%

Keterangan :

U. P. P. M. : Upaya pengendalian diri dari perilaku menyimpang. Kesimpulan ;

Berdasarkan table diatas, maka dapat disimpulkan bahwa, upaya penggendalian diri dari perilaku menyimpang siswa, MTs tarqiyyatul himmah kecamatan pabelan, kabupaten semarang, berada pada tingkatan tinggi. Hal ini terbukti dari 40 siswa yang diambil sebagai sampel penelitian ternyata ada 20 siswa (50%) mempunyai tingkat upany pengendalian diri dari perilaku menyimpang tinggi,

(71)

60

Langkah selanjutnya penulis sajikan penganalisaan tiap-tiap item pada fariabel upaya pengendal.ar diri perilaku menyimpang. Untuk lebih jelasnya

penulis sajikan table sebagai berikut:

TABEL X

ANALISA FARIABEL UP AYA PENGENDALIAN DIRI DARI PERILAKU MENYIMPANG

14. Sikap mengeijakan tes 26 12 2 37,5 30 5 15. Tidak memakai

18. Sikap bila bertemu dengan orang lain

20 17 3 50 42,5 7,5

19. Meninggalkar puasa romadhon tanpa udzur

Gambar

TABEL IDAFTAR NAMA GURU DAN BIDANG STUDI
TABEL IIJUML/Ji SISWA SESUAI KELAS
TABEL III HASIL ANGKET
TABEL IV HASIL ANGKET
+7

Referensi

Dokumen terkait

3 I Putu Bayu Triguna dan I Wayan Sudhana, dengan judul: Gambaran kepatuhan minum obat antihipertensi pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Petang II Kabupaten

Tombol tipe data digunakan untuk menampilkan menu dari tipe data pada aplikasi pembelajaran struktur kontrol pada konsep algoritma berbasis multimedia Nama

Untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap pembahasan, serta agar analisis menjadi terarah dan sesuai dengan masalah yang ada, maka penulis membatasi ruang lingkup

Bab II Tinjauan Pustaka Sutabri (2012:1) berpendapat bahwa, “informasi adalah data yang telah diproses ke dalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima

Pada gambar 5 Admin (Petugas TU) dapat mengakses sistem secara penuh, adapun yang dapat dilakukan adalah menampilkan jadwal per hari sesuai tanggal dan hari pada saat

Tingkat likuiditas yang dicapai oleh PT Hanjaya Mandala Sampoerna dengan menggunakan current ratio dan quick ratio sudah cukup baik, HMSP mampu membayar liabilitas

Pasal ini menguraikan standar tawaran yang menguraikan fungsi dan batasan teknis tertentu dari masing-masing langganan Edisi (&#34;Standar Tawaran&#34;). Kecuali jika

Kondisi unit AC akan berkurang dengan pemakaian yang terus menerus dengan kenaikan getaran dari kompresor dan suara bising menjadikannya semakin keras. Keadaan sirkulasi panas