FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 1
BAB III
PERANCANGAN DAN KONSTRUKSI
3.1. Uji Penelitian Suhu knalpot
Penelitian dilakukan secara sistematik untuk mendapatkan data-data empiris pada perancangan alat "Perancangan Alat pemindah kalor pada knalpot kendaraan bermotor untuk hot box food delivery". Penulis melakukan observasi langsung dengan menggunakan knalpot costum (buatan) untuk motor matic “yamaha mio”.
3.2. Tempat Dan Waktu
3.2.1.Tempat untuk mendapatkan data penelitian adalah jalan raya dengan jarak tempuh 10 Km, ini disamakan dengan cover area food delivery sejauh radius 10 km.
3.2.2.Pada uji penelitian, jalan raya yang digunakan dalam keadaan steril dari hambatan (macet dan lampu merah) untuk mendapatkan kecepatan yang konstan dan akurat.
3.2.3.Waktu uji penelitian, dilakukan diluar jam sibuk/kerja dimana lalu lintas tidaklah ramai.
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 2 3.3. Objek Penelitian
3.3.1.Yamaha Matic Mio 2007 3.3.2.Knalpot Costum
3.4. Alat Pengukur Suhu (termometer)
Infrared thermometer digital / Digital Infrared Thermometer Gun dengan Laser Sight ( Non Kontak) untuk mengambil suhu dari kejauhan. Dengan rentang respon panjang, pengukuran akurat, dan segera.
Gambar 3.1 : Infrared Thermometer Gun Digital Sumber : Dokumen Pribadi
Spesifikasi :
- (Range: -50 to +550 C / -58 to +1022 F) - Accuracy ±1.5% or±1.5°C
- Distance Spot Ratio 12:1
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 3 3.5. Sistematis Pengujian
Flow Chart 3.1 : Uji Penelitian
3.6. Laporan Pengujian
Pengukuran suhu menggunakan alat ukur thermal gun yang ditembakkan ke permukaan material knalpot untuk mengetahui suhu pada knalpot. Motor dijalankan dengan kategori kecepatan :
a) Rendah (20 Km/jam) b) Sedang (40 Km/jam) c) Tinggi (60 Km/jam)
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 4
Bagian yang diukur / ditembak thermal gun adalah pipe exhaust (leher), dengan suhu awal sebelum mesin dinyalakan adalah 30C. Untuk mengetahui peningkatan suhu pada knalpot dengan 3 kategori kecepatan dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut ini :
Gambar 3.2 : Proses Penembakan Suhu pada Knalpot Sumber : Dokumen Pribadi
Tabel 3.1 : Kecepatan 20 Km/jam
Dengan kecepatan (v) 20 km/jam
Jarak (S) / (Km) Waktu (menit) Suhu (C) 1 3 86 2 6 114 3 7,2 144 4 12 177 5 15 163 6 18 150 7 21 130 8 24 146 9 27 157 10 30 174
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 5
Grafik 3.1 : Kecepatan 20 Km/jam
Sumber : Dokumen Pribadi Tabel 3.2 : Kecepatan 40 Km/jam
Dengan kecepatan (v) 40 km/jam Jarak (S) /
(Km) (menit) Waktu Suhu (C)
1 1,5 129 2 3 185 3 3,6 197 4 6 158 5 7,5 213 6 9 95 7 10,5 116 8 12 87 9 13,5 126 3 6 7,2 12 15 18 21 24 27 30 86 114 144 177 163 150 130 146 157 174 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Te m p e ra tu re Jarak Waktu (menit) Suhu (°C)
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 6
10 15 141
Sumber : Dokumen Pribadi Grafik 3.2 : Kecepatan 40 Km/jam
Sumber : Dokumen Pribadi Tabel 3.3 : Keceapatan 60 Km/jam
Dengan kecepatan (v) 60 km/jam Jarak (S)
/ (Km) (menit) Waktu Suhu (C)
1 1 183 2 2 191 3 3 148 4 4 223 5 5 195 6 6 234 7 7 79 8 8 93 9 9 82 129 185 197 158 213 95 116 87 126 141 1,5 3 3,6 6 7,5 9 10,5 12 13,5 15 0 50 100 150 200 250 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Te m p e ra tu re Jarak Suhu (°C) Waktu (menit)
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 7
10 10 101
Sumber : Dokumen Pribadi Grafik 3.3 : Kecepatan 60 Km/jam
Sumber : Dokumen Pribadi
3.7. Analisa Pengujian
Tabel 3.4 : Kesimpulan Uji Penelitian
Kesimpulan Uji Penelitian
183 191 148 223 195 234 79 93 82 101 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 50 100 150 200 250 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Te m p e ra tu re Jarak Suhu (°C) Waktu (menit)
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 8 Kecepatan 20 Km/jam 1. Dikategorikan sebagai kecepatan “rendah”
2. Jarak tempuh 10 Km dibutuhkan waktu 30 menit
3. Naik & turun grafik relatif stabil dan besar perbedaan nya tidak terlalu jauh
4. Pemakaian bahan bakar lebih irit 5. Mesin tidak terlalu panas
Kecepatan 40 Km/jam 1. Dikategorikan sebagai kecepatan “sedang”
2. Jarak tempuh 10 Km dibutuhkan waktu 15 menit
3. Naik & turun grafik besar perbedaan nya namun relatif stabil
Kecepatan 60 Km/jam 1. Dikategorikan sebagai kecepatan “tinggi”
2. Jarak tempuh 10 Km dibutuhkan waktu 10 menit
3. Naik & turun grafik drastis perbedaan nya suhunya besar
4. Pemakaian bahan bakar lebih boros 5. Mesin cepat panas
Sumber : Dokumen Pribadi
Dari uji penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa knalpot mempunyai potensi energi panas yang tersimpan dan dapat dimanfaatkan ke sebuah usaha lain yang dapat menghasilkan kerja. Dari data diatas diketahui
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 9
suhu maksimum knalpot dengan kecepatan rendah 20 km/jam adalah 174C dan kecepatan tinggi dengan suhu 234C. Maka nilai suhu tersebut dapat memenuhi pemanfaatan aplikasi praktis dari hukum termodinamika, yang menjelaskan hubungan antara panas , kerja mekanik, dan aspek-aspek lain dari energi dan perpindahan energi. Dengan kata lain energi ditransfer sebagai kalor dan sebagai kerja. Kerja dilakukan ketika energi ditransfer dari suatu benda ke benda yang lain melalui cara-cara mekanis yang disebabkan oleh perbedaan temperatur.
Dari uji penelitian diatas, kecenderungan pengaruh oli mesin dan sistem pendingin pada mesin motor, suhu tidak bertambah secara kontiniu atau berbanding lurus dengan jarak dan waktu, tetapi suhu gas buang hasil pembakaran dalam akan turun setelah lebih dari 200C dimana dikategorikan sebagai kecepatan sedang dan tinggi, dapat dilihat pada grafik kecepatan 40 Km dan 60 Km dimana suhu turun drastis, sedangkan kecepatan rendah (20 Km/jam) lebih stabil dan perbedaan naik turun suhu tidaklah terlalu jauh, fenomena tersebut terjadi pada jarak tempuh 4 km s/d 7 Km dimana kemampuan mesin mengeluarkan daya maksimum.
3.8. Konsep Desain
Konsep desain awal alat "perancangan alat pemindah kalor pada knalpot kendaraan bermotor untuk hot box food delivery" adalah membuat hot box sebagai media penerima panas dari sistem yang akan dibuat, dan sistem pemindah kalor (heat transfer), kemudian merancang ulang atau memodifikasi sillincer pada kendaraan bermotor type matic. Dengan kriteria mampu menyerap
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 10
dan memindahkan panas hasil pembuangan gas buang pembakaran mesin kendaraan bermotor jenis matic.
Berdasarkan kriteria-kriteria diatas, pemikiran-pemikiran umum yang mendasari perancangan alat ini ialah :
Box menggunakan oven kompor berbahan seng dengan dimensi, yaitu :
- Panjang : 378 mm
- Lebar : 310 mm
- Tinggi : 325 mm
- Ketebalan : 1 mm
Sistem penghubung menggunakan pipa Air Conditioner (AC) 1 PK berbahan tembaga
Berdasarkan bentuk sillincer, digunakan bentuk silinder dengan diameter 106 mm , panjang 350 mm
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 11
Flow Chart 3.2 :Konsep Perancangan dan Penelitian
START
Perancangan Alat : 1. Hot Box
2. Pipa Penghubung Heat Transfer 3. Sillincer
Pembuatan Alat : 1. Hot Box
2. Pipa Penghubung Heat Transfer 3. Sillincer
Uji Penelitian Alat
Statik Dinamic
Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
Metode LMTD
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 12 3.9. Perencanaan Alat
3.9a) Hot Box
Perencanaan berdasarkan bentuk yang ideal untuk ditempatkan pada motor yamaha matic mio yang akan dijadikan uji coba penelitian, berbentuk kotak persegi dan mempunyai bobot kurang lebih 15 kg
Tabel 3.5 : Komponen Hot Box
No. Komponen Gambar
1. Box 2. Komponen Pendukung 1. Base Bracket 2. Styriofome 3. Alumunium Foil Kesimpulan & Saran
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 13 4. Pipa Tembaga
5. Engsel 6. Knop pintu
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 3.3 : Perencanaan Hot Box Sumber : Autodesk Inventor 2014
3.9b) Transfer Heat Pipe
Untuk menyalurkan / memindahkan kalor dari sistem arbsorpsi knalpot maka dibutuhkan bahan yang konduktivitas nya baik dan jenis pipa yang fleksibel/elastis.
Tabel 3.6 : Komponen Heat Transfer
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 14 1. Inner Pipe Cooper
2. Insulation
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 3.4 : Perencanaan Heat Transfer Pipe Sumber : Autodesk Inventor 2014
3.9c) Alat Pemindah Kalor Pada Knalpot
Untuk mendapatkan sumber energi panas pada knalpot maka dibutuhkan sistem penyerap atau penyimpan panas (arbsorpsi), panas
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 15
yang berkonduksi dengan dinding silinder knalpot harus diisolasi dengan lapisan glass wool agar dapat memenuhi hukum termodinamika.
Tabel 3.7 : Komponen Alat Pemindah Kalor Pada Knalpot
No Komponen Gambar 1. Muffler Modifikasi 2. Cooper Pipe 3. C pipe 4. Silincer Housing 5. Cup Silincer Housing 6. L pipe
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 16
Gambar 3.5 : Muffler Modifikasi Sumber : Autodesk Inventor 2014
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 17
Gambar 3.6 : Perancangan Alat Pemindah Kalor Sumber : Autodesk Inventor 2014
3.11. Bahan-Bahan Pendukung Perancangan
Tabel 3.8 : Bahan Pendukung
No. Bahan
Pendukung
Jumlah Fungsi
1 Pipa tembaga ¼ inch = 10 meter 3/8 inch = 10 meter
Penyerap dan pemindah kalor
2 Alumunium foil Lembaran : 1,5 meter
Lakban : 1 rool
Proses adiabatik
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 18 box
4 Lakban 1 rool Perekat
5 Engsel slot 2 pcs Kunci box
6 Styriofome 3 pcs Proses adiabatik
7 Paku rivet 1 kotak Penguat konstruksi
box 8 Nipple ¼ inch = 2 set
3/8 inch = 2 set
Penghubung
9 Plat siku 3 meter Buat braket box
10 Baut + mur ½ lusin Penguat konstruksi
box
Sumber : Dokumen Pribadi
3.12. Peralatan Pendukung Perancangan
Tabel 3.9 : Peralatan Pendukung
No. Peralatan Pendukung
Jumlah Fungsi
1 Amplas 2 lembar Mengahaluskan permukaan benda dan menghilangkan
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 19 kotoran (karat)
2 Spidol 2 pcs Alat tulis / sketsa /penanda
3 Meteran 1 pcs Alat ukur
4 Kunci pas / ring 1 set Melepas dan memasang baut dan mur
5 Obeng (+/-) 1 pcs Melepas dan memasang baut dan mur
6 Tang 1 pcs Penjepit
7 Palu 1 pcs Pemukul
8 Gergaji besi 1 pcs Alat potong
9 Bor Listrik 1 set Melubangi dan riveting 10 Flaring and cutting
tool kit
1 set Chamfer pipa dan memotong pipa 11 Hand Tube Bender 2 set Membengkokkan pipa
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 20
Gambar 3.7 : Bor Listrik Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 3.8 : A. Flaring and Cutting Tool Kit, B. Hand Tube Bender Sumber : Dokumen Pribadi
3.13. Perancangan Dan Pembuatan Alat 3.13a. Hot Box
Hot Box menggunakan barang jadi yang sudah ada di pasaran yakni oven kompor dengan ukuran, sebagai berikut:
P= 378 mm L= 310 mm T= 325 mm
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 21
Gambar 3.9 : Oven Kompor Sumber : Dokumen Pribadi
Untuk memenuhi prinsip-prinsip thermodinamika, oven yang sudah jadi dimodifikasi bagian dalam dan luarnya dengan menambahkan komponen-komponen untuk mendukung proses adiabatik pada box. Komponen-komponen-komponen tersebut adalah :
1. Styriofome : sebagai media penghambat panas pada bahan yang dapat berkonduksi
2. Alumunium Foil : sebagai media penahan panas didalam box agar suhu dalam box tidak berubah dan tidak berpengaruh terhadap lingkungannya.
3. Skotlet Hitam : Untuk menyerap panas radiasi dari luar sehingga membantu peningkatan suhu dalam box hasil dari panas yang dikeluarkan pipa kondensasi dan mengurangi pelepasn kalor ka luar box. Skotlet juga digunakan untuk menutupi lapisan luar box agar bahan box yang terbuat dari seng terlindung dari karat, selain itu memperindah penampilan box.
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 22 Modifikasi Oven Kompor
Box diisolasi dengan bahan-bahan isolator, yakni :
1. Styriofome dengan ukuran 374 mm x 250 mm x 250 mm, banyaknya 3 pcs dirancang sedemikian rupa agas dapat menahan perpindahan panas, yakni dengan meletakkannya pada sela antara dinding over bagian dalam.
Gambar 3.10 : Styriofome Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 3.11 : Perancangan Styriofome Sumber : Autodesk Inventor
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 23
a) Alumunium Foil
Bahan isolator untuk melapis dan menahan panas agar tetap di ruang dalam box
Gambar 3.12 : Alumunium Foil lembaran dan lakban Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 3.13 : Perancangan Styriofome Sumber : Autodesk Inventor
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 24
b) Skotlet Hitam
Pola skotlet dibuat berdasarkan dimensi box, skotlet diusahakan menutupi lapisan luar box dan pemasangannya harus teliti dan presisi.
Gambar 3.14 : Perancangan Skotlet Sumber : Dokumen Pribadi
3.13b. heat transfer pipe
Transfer pipe berbahan tembaga karena konduktifitas nya yang baik, dalam perancangan ini menggunakan pipa AC 1 PK yang biasa digunakan pada sistem pendingin Air conditioner.
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 25
Gambar 3.15 : Selang AC 1 PK Sumber : Dokumen Pribadi
Untuk menghubungkan Pipa masuk dan keluar suhu dari sillincer ke box menggunakan Nipple yang disesuaikan ukurannya dengan pipa tembaga pada sillincer dan box.
Gambar 3.16 : Nipple ¼ dan ¾ Sumber : Dokumen Pribadi 3.13c. Alat Pemindah Kalor Pada Knalpot
Pipa berdiameter 35 mm dengan ketebalan 1 mm dipotong sepanjang 350 mm, kemudian diberikan sekat berdiameter 100 mm untuk
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 26
membuat 3 partisi / ruang, yakni, Gambar 3. ), sekat tersebut telah diberikan lubang diameter 10mm untuk jalur heat pipe dan di rectangular dengan r = 35 mm berjumlah 6 lubang.
a. Partisi untuk pipa perforasi, P : 100mm, Ɵ100mm
b. Partisi untuk menyimpan / penyerap panas, P : 190mm, Ɵ100mm c. Partisi untuk C pipe depan, P : 50mm, Ɵ100mm
Gambar 3.17 : Dimensi Muffler Sumber : Autodesk Inventor 2014
Pipa tembaga dirangkai mengelilingi inner pipe sepanjang ruang arbsorpsi, panas yang dikeluarkan secara konduksi melalui dinding sillinder lalu diserap oleh pipa tembaga yang kemudian merambat
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 27
dengan menggunakan prinsip-prinsip thermodinamika ke hot box melewati pipa AC 1 PK
. Gambar 3.18 : Muffler Modifikasi Sumber : Autodesk Inventor 2014
Muffler diisolasi dengan lapisan glass woll lalu ditutup tabung silinder berdiameter 106 mm dengan ketebalan 3 mm kemudian Sillincer dihubungkan bersama exhaust pipe sebagai penghubung antara ruang bakar dan sillincer.
Gambar 3.19 : Knalpot Modifikasi Sumber : Autodesk Inventor 2014
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 28 3.14. Konstruksi Alat
Gambar 3.20 : Perancangan Hot Box Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 3.21 : Perancangan Heat Transfer Pipe Sumber : Dokumen Pribadi
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 29
Gambar 3.22 : Perancangan Sillincer Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 3.23 : Aplikasi Alat Penelitian pada Motor Sumber : Dokumen Pribadi
3.15. Uji Alat
Penempatan alat ukur pada alat uji dimaksudkan untuk mendapatkan nilai perpindahan panas yang terjadi dari knalpot ke dalam box.
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 30
Alat ukur yang digunakan adalah 1. Thermogun infrared digital 2. Termometer digital
3. Termometer air raksa
Untuk mendapatkan T1 mengunakan termometer air raksa yang dipasang
pada exhaust
Untuk mendapatkan T2 menggunakan thermogun infrared yang
ditembakan ke ujung knalpot
Untuk mendapatkan t1 menggunakan thermogun infrared yang di
tembakkan ke permukaan pipa tembaga
Untuk mendapatkan t2 menggunakan thermometer digital yang dipasang
pada box
Gambar 3.24 : Penempatan Termometer pada alat Sumber : Paint
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 31 3.16. Metode Log Mean Temperature Difference (LMTD)
Perhitungan menggunakan metode log mean temperature difference (LMTD) atau perbedaan temperatur rata-rata logaritmik yang merupakan bentuk perbedaan temperatur rata-rata yang digunakan dalam perhitungan laju aliran kalor pada penukar kalor dan dinyatakan
Sebagai berikut : ΔTlm =
( )( )
( )
(3.1)
Pengukuran dilakukan secara observasi dengan 2 kategori, yakni : 3.16a. Pengukuran Statik (diam)
Mesin motor dihidupkan selama 10 menit, pengamatan suhu terhadap sillincer dan knalpot dilakukan pada pagi,siang dan malam, didapat hasil pengukuran berikut :
Tabel 3.10 : Pengukuran Statik
15 menit
Pagi Siang Malam
T1 85C 93C 84C
T2 41C 43C 41C
t 1 36C 37C 34C
t 2 33C 36C 32C
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 32
Perbedaan Temperature Rata-rata (LMTD) ΔTlm = ( )( ) ( ) PAGI ΔTlm = ( )( ) ( )
=
( ) ( )=
( )=
( ) = 146,03C SIANG ΔTlm = ( )( ) ( )=
( ( ) )=
( )=
( ) = 151,93C MALAM ΔTlm = ( )( ) ( )FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 33
=
( ) ( )=
( )=
( ) = 181,55CTabel 3.11 : Hasil Pengukuran LMTD Statik
Waktu Δlm
Pagi 146,03C
Siang 151,93C
Malam 181,55C
Sumber : Dokumen Pribadi
3.16b. Pengukuran Dinamic ( bergerak )
Mesin dijalankan dengan kecepatan 20 km/jam (lambat), 40 km/jam (sedang), 60 km/jam (cepat), selama 10 menit.
Tabel 3.12 : Pengukuran Dinamic 10 menit
PAGI
20
km/jam 40 km/jam 60 km/jam
SUHU LINGKUNGAN 30C 30C 30C
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 34 T2 41C 43C 45C t 1 36C 37C 43C t 2 33C 36C 36C SIANG 20
km/jam 40 km/jam 60 km/jam
SUHU LINGKUNGAN 32C 33C 33C T1 72C 98C 126C T2 43C 45C 65C t 1 41C 40C 72C t 2 33C 38C 39C MALAM 20
km/jam 40 km/jam 60 km/jam
SUHU LINGKUNGAN 29C 30C 30C
T1 60C 76C 98C
T2 43C 43C 52C
t 1 40C 42C 44C
t 2 33C 36C 39C
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 35
Dari data penelitian pada tabel maka dapat dicari bentuk perbedaan temperatur rata-rata atau LMTD :
PAGI KECEPATAN 20KM/JAM ΔTlm = ( )( ) ( )
=
( ) ( )=
( )=
= 94,936C KECEPATAN 40KM/JAM ΔTlm = ( )( ) ( )=
( ) ( )=
( )=
= 151,93CFT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 36 KECEPATAN 60 KM/JAM ΔTlm = ( )( ) ( )
=
( ) ( )=
( )=
= 56,785C SIANG KECEPATAN 20KM/JAM ΔTlm = ( )( ) ( )=
( ) ( )=
( )=
= 26,263C KECEPATAN 40KM/JAM ΔTlm = ( )( ) ( )FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 37
=
( ) ( )=
( )=
= 120,97C KECEPATAN 60 KM/JAM ΔTlm = ( )( ) ( )=
( ) ( )=
( )=
= 241,66C MALAM KECEPATAN 20KM/JAM ΔTlm = ( )( ) ( )=
( ) ( )=
( )FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana| 38
=
= 36,87C KECEPATAN 40KM/JAM ΔTlm = ( )( ) ( )=
( ) ( )=
( )=
= 10,85C KECEPATAN 60 KM/JAM ΔTlm = ( )( ) ( )=
( ) ( )=
( )=
= 236CFT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana | 39
Tabel 3.13
Pengukuran Dinamik LMTD Pagi
Kecepatan Δlm
20 km/ jam 94,94C 40 km/ jam 151,93C 60 km/ jam 56,79C
Sumber : Dokumen Pribadi Tabel 3.14
Pengukuran Dinamik LMTD Siang
Kecepatan Δlm
20 km/ jam 26,26C 40 km/ jam 120,97C 60 km/ jam 241,66C
Sumber : Dokumen Pribadi Tabel 3.15
Pengukuran Dinamik LMTD Malam
Kecepatan Δlm
20 km/ jam 36,87C 40 km/ jam 10,85C 60 km/ jam 236C
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana | 40 3.17. Perpindahan Kalor Konduksi
Pada perhitungan ini, penulis mengambil data pengukuran statik dari tabel 3.10 pada kondisi pagi dan abel dinamic dari 3.12 pada kondisi pagi di kecepatan 20 km/jam. Menggunakan rumus konduksi :
q
= -kA
3.17a. Laju perpindahan kalor pada muffler
Gambar 3.25 : Dimensi Muffler Modifikasi Sumber : Autodesk Inventor 2014
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana | 41
Diketahui :
K (konduktivitas bahan) = muffler : steel – 73 W/m.C
A = r2 = 3,14 x 17,52 = 961,625 mm = 0,96m T1 = 85C (Tabel 3.10) T2 = 41C (Tabel 3.10) Dx = 340 mm = 0,34 m q = -kA = -73 w/mc x 0,96 m = -73 w/mc x 0,96 m x 129,41 m = -9.069,05 watt
3.17b. Laju perpindahan kalor pada pipa transfer Diketahui : K = cooper 385 W/m.C A = r2 = 3,14 x 4,762 = 14,95 mm = 0,01495m atau 0,015 m T1 = 85C T2 = 41C
FT-Jurusan Teknik Mesin – Universitas Mercubuana | 42 Dx = 650 mm = 0,65 m q = -kA = -385 W/m.C x 0,015 m = -385 x 0,015 x 13,73 = -79,29 watt