• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT MOTIVASI PETANI DALAM MEMPERTAHANKAN PENGGUNAAN VARIETAS LOKAL TIRON PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH DI KABUPATEN BANTUL. Gohan Octora Manurung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT MOTIVASI PETANI DALAM MEMPERTAHANKAN PENGGUNAAN VARIETAS LOKAL TIRON PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH DI KABUPATEN BANTUL. Gohan Octora Manurung"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

183

TINGKAT MOTIVASI PETANI DALAM MEMPERTAHANKAN PENGGUNAAN VARIETAS LOKAL TIRON PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH DI KABUPATEN

BANTUL

Gohan Octora Manurung

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung. Jl. Hi. Z.A. Pagar Alam No. 1A, Bandar Lampung. Email: gomanroe@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat motivasi petani dalam mempertahankan penggunaan varietas lokal Tiron pada budidaya bawang merah.Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Sampel desa dipilih dengan cara purposive sebanyak 3 desa dari Kecamatan Kretek. Sampel petani diambil dengan menggunakan metode simple random sampling, yaitu dari setiap desa diambil 20 orang petani secara acak.Motivasi petani dalam mempertahankan penggunaan varietas lokal Tiron pada budidaya bawang mearah diukur berdasarkan tiga indikator, yaitu motivasi existence, relatedness dan growth.Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat motivasi petani dalam mempertahankan penggunaan varietas lokal Tiron pada budidaya bawang merah adalah tinggi sebesar 83,33 %. Ragam motivasi petani dalam mempertahankan penggunaan bawang merah varietas lokal Tiron pada budidaya bawang merah tertinggi pada kebutuhan berkembang (growth) sebesar 81,77 %.

Kata Kunci : tingkat motivasi, varietas lokal Tiron, budidaya bawang merah

ABSTRACT

The research aimed to know the following: 1) the level motivation of farmer in maintaining usage of local variety Tiron at shallot conducting. This research was conducted in Kretek Sub District Bantul Regency by using descriptive method. Sample of village was selected by purposive were three vilages from Kretek Sub District. Sample of farmer were selected by simple random sampling, where in each village selected 20 farmer used random. Motivation of farmer in maintaining usage of local variety Tiron at shallot conducting by using three indicator, namely existence motivation, relatedness motivation, and growth motivation. The research showed that motivation of farmer in maintaining usage of local variety Tiron at shallot conducting was high at 83,33 %.Variety of farmer motivationin maintaining usage of local variety Tiron at shallot conducting highestonthe growth needsof81.77%.

(2)

184

PENDAHULUAN

Bawang merah merupakan komoditas unggulan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya Kabupaten Bantul yang merupakan sentra produksi (Deptan, 2001). Pada tahun 2002 produksi bawang merah sebesar 23.168,45 ton dibanding tahun 2001 terjadi peningkatan sebesar 37,95%, dengan luas panen 1.752 ha komoditas bawang merah varietas Tiron yang ditanam didaerah tersebut menjadi varietas unggulan nasional. Pengembangan komoditas bawang merah yang belum dikembangkan sebesar 1.756 ha (Anonim, 2008)

Varietas bawang merah yang ditanam di Indonesia cukup banyak. Varietas bawang merah yang banyak ditanami di Indonesia adalah varietas Bima Brebes, Sumenep, bawang Bali Ijo, bawang Bali, Bangkok, Filipina dan Keling (Balitsa, 1996). Petani di daerah sentra bawang merah di Kabupaten Bantul masih tetap memakai varietas Tiron.

Varietas lokal bawang merah yang terdapat di Kabupaten Bantul adalah varietas Tiron. Varietas unggul ini berasal dari kecamatan Kretek yang telah mendapat sertifikasi benih dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 498/kpts/TP.240/8/2002 tanggal 21 Agustus 2002 (Direktorat Perbenihan, 2004). Cikal bakal varietas ini sudah dikembangkan sejak tahun 1940 di wilayah pesisir Parangtritis tepatnya di Dusun Muneng, Desa Tirtohargo, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul oleh Bapak Pawiro Sumarto (Bapak Pawiro Tiron). Keunggulan bawang merah diantaranya tahan busuk ujung daun (Phytopthora porii) dan relatif tahan busuk umbi (Botrytis alii).Varietas ini cocok untuk ketinggian 0-100 m dpl dan lahan berpasir serta dapat dikembangkan pada musin penghujan.

Petani menggunakan varietas lokal Tiron dalam melakukan usaha budidaya bawang merah. Berdasarkan acuan tersebut, maka pengembangan dan penggunaan varietas lokal dalam budidaya bawang merah membutuhkan motivasi dari petani. Menurut Wahjosumidjo (1984), mendefenisikan motivasi sebagai proses psikologi yang mencerminkan interaksi antar sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada seseorang. Motivasi sebagai proses psikologi timbul diakibatkan oleh faktor dalam diri seseorang itu sendiri disebut intrisik dan faktor dari luar disebut ekstrinsik. Tingkat Motivasi yang terjadi pada petani dalam mempertahankanpenggunakan varietas lokal menjadi hal yang menarik untuk dikaji.

(3)

185

BAHAN DAN METODE

Ragam motivasi yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah macam kebutuhan yang dikemukakan Alderfer ( Teori ERG ).Menurut Alderfer ( cit Siagian 1995) kebutuhan manusia dibagi menjadiexistence, relatedness, Growth.Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Teknik pelaksanaan penelitian ini menggunakan metode survai, informasi dikumpulkan dari respon dengan menggunakan kuesioner. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul tahun 2009. Lokasi Penelitian ini secara purposive dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa daerah penelitian merupakan daerah asal dan sentra bawang merah yang sebagian besar masih menggunakan varietas lokal Tiron.Kecamatan Kretek memiliki 5 desa, dari 5 desa dipilih 3 desa dengan pertimbangan 3 desa tersebut merupakan daerah dengan penduduk yang bermata pencarian petani yang melakukan budidaya bawang merah yang sebagian besar menggunakan varietas lokal Tiron. Desa yang dipilih adalah Tirtohargo, Tirtomulyo dan Tirtosari.Pengambilan sampel petani dipilih secara simple random sampling yaitu sebanyak 20 petani secara acak dari masing-masing desa. Untuk Desa Tirtohargo diambil 20 petani, Desa Tirtomulyo 20 petani dan Desa Tirtosari sebanyak 20 petani. Sampel petani secara keseluruhan adalah 60 sampel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kebutuhan Keberadaaan (Existence)

Kebutuhan Keberadaan (existence needs) merupakan kebutuhan yang sangat mendasar, merupakan kebutuhan yang nyata dari setiap orang untuk mempertahankan dan melanjutkan eksistensinya tersebut secara terhormat. Kebutuhan existence yaitu kebutuhan yang sangat mendasar seperti sandang, pangan, papan, dan keamanan yang mendorong petani untuk mempertahankan penggunaan vaietas lokal Tiron dalam budidaya bawang merah. Tingkat kebutuhan existence pada motivasi petani dapat dilihat di Tabel1.

Tabel1. Tingkat Kebutuhan Existence pada Motivasi No Komponen (skor) Interval

Skor Skor Rata-rata Persentase Pencapaian Skor (%) 1 Keinginan supaya pendapatan

keluarga meningkat

0-4 3,33 83,33

2 Keinginan kebutuhan sandang, pangan dan papan terpenuhi

(4)

186

3 Keinginan kebutuhan sekunder

keluarga terpenuhi

0-4 3,25 81,25

4 Keinginan kebutuhan di hari tua terpenuhi

0-4 3,12 77,92

Existence 0-16 12,68 79,27

Sumber : Analisis Data Primer, Tahun 2009

Berdasarkan Tabel 1. dapat diketahui bahwa kebutuhan existence pada motivasi dalam mempertahankan penggunaan bawang merah varietas lokal Tiron pada budidaya bawang merah secara keseluruhan mencapai 79,27 %. Hal ini menunjukan bahwa kebutuhan dasar (existence) sangat besar menjadi kebutuhan petani. Persentasi pencapaian skor tertinggi pada kebutuhan existence yaitu keinginan supaya pendapatan keluarga meningkat sebesar 83,33 %. Hal ini menunjukan bahwa keinginan pendapatan keluarga yang meningkat menjadi kebutuhan existence yang terutama bagai petani di Kabupaten Bantul dengan menggunakan varietas lokal Tiron. Persentase skor yang terendah adalah keinginan kebutuhan sandang, pangan dan papan terpenuhi yaitu 74,58 %.

Petani dengan mempertahankan penggunaan bawang merah varietas lokal Tiron lebih ingin pendapatan keluarga meningkat dan kebutuhan sekunder terpenuhi dibandingkan kebutuhan di hari tua serta kebutuhan sandang, pangan dan papan. Kebutuhan sandang pangan dan papan sudah merasa tercukupi sehingga kurang menjadi komponen pendorong dalam kebutuhan existence sehingga kebutuhannya tidak lagi fokus pada kebutuhan primer. Hal ini menggambarkan petani lebih berusaha mencapai kebutuhan dasar yang lebih tinggi lagi terutama pada pendapatan yang tinggi dan ingin memiliki kebutuhan sekunder berupa televisi, lemari es, sepeda motor dan lainnya. Gambaran ini menunjukan bahwa yang ingin dicapai petani di Kabupaten Bantul dalam mempertahankan penggunaan varietas lokal Tiron adalah untuk meningkatkan lagi kebutuhan dasarnya.

Komposisi petani berdasarkan kebutuhan existence pada motivasi petani dalam mempertahankan penggunaan bawang merah varietas lokal Tiron pada budidaya bawang merah dapat dilihat pada Tabel 2.

. Komposisi Petani Berdasarkan Kebutuhan Existence pada Motivasi

No Kebutuhan Dasar (Existence) Jumlah ( Jiwa) Persentase (%)

1. Rendah (0-5) 1 1,67

2. Sedang (6-10) 8 13,33

3. Tinggi (11-16 ) 51 85,00

Jumlah 60 100,00

Sumber : Analisis Data Primer, Tahun 2009

Dari Tabel 2. dapat dilihat bahwa sebagian besar petani memiliki kebutuhan existence pada motivasi dalam mempertahankan varietas lokal Tiron pada budidaya

(5)

187

bawang merah berada pada kategori tinggi dengan jumlah 51 jiwa atau 85,00 %. Hal ini menunjukan bahwa petani di Kabupaten Bantul memiliki kebutuhan dasar yang tinggi dalam mempertahankan penggunaan varietas lokal Tiron. Kategori sedang dengan jumlah 8 atau 13,33 % dan kategori rendah dengan jumlah 1 jiwa atau 1,67 %.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa petani memiliki motivasi pada tingkat kebutuhan existence cendrung tinggi dalam mempertahankan penggunaan varietas lokal Tiron pada budidaya bawang merah. Keadaan dilapangan menunjukan bahwa bawang merah ditanam dua kali dalam setahun dan khususnya varietas lokal Tiron kebanyakan ditanam hanya pada musim penghujan, karena tahan hama dan penyakit serta tidak busuk karena kelebihan air. Jadi dalam satu tahun petani di Kabupaten Bantul menanam dua kali tanaman bawang merah dan sekali tanaman padi. Tanaman bawang merah khususnya varietas Lokal Tiron menjadi tanaman yang menguntungkan dan sumber pendapatan bagi kehidupan petani.

Kebutuhan Berhubungan (Relatedness Needs)

Kebutuhan Berhubungan (relatedness needs) tercermin pada sifat dasar manusia sebagai insan sosial dimana setiap orang ingin mengaitkan keberadaan dengan orang lain dan lingkungannya. Kebutuhan relatedness yaitu kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain dan lingkungannya yang mendorong petani untuk mempertahankan penggunaan vaietas lokal Tiron dalam budidaya bawang merah. Tingkat kebutuhan relatedness pada motivasi petani dapat dilihat di Tabel 3.

Tabel3. Tingkat Kebutuhan Relatedness pada Motivasi No Komponen (skor) Interval

Skor Skor Rata-rata Persentase Pencapaian Skor (%) 1 Keinginan memperoleh banyak

teman

0-4 3,12 77,92

2 Keinginan menjalin kerjasama dengan dinas pertanian/ relasi bisnis

0-4 3,12 77,92

3 Keinginan dapat bergaul lebih akrab dengan petani lain

0-4 3,30 82,50

Relatedness 0-12 9,53 79,44

Sumber : Analisis Data Primer, Tahun 2009

Berdasarkan Tabel 3. dapat diketahui bahwa kebutuhan relatedness pada motivasi dalam mempertahankan penggunaan bawang merah varietas lokal Tiron pada budidaya bawang merah secara keseluruhan mencapai 79,44 %. Hal ini menunjukan bahwa kebutuhan berhubungan (relatedness) sangat besar pada diri petani. Persentasi pencapaian skor tertinggi pada kebutuhan relatedness yaitu keinginan dapat bergaul

(6)

188

lebih akrab dengan petani lain sebesar 82,50 %. Hal ini menunjukan bahwa kualitas pertemanan (pergaulan) dengan petani lain menjadi terutama bagai petani di Kabupaten Bantul dalam mempertahankan penggunaan varietas lokal Tiron.

Komponen yang utama petani pada kebutuhan relatednessyaitu keinginan untuk dapat bergaul lebih akrab dengan petani lain karena mencapai skor pencapaianan tertinggi. Petani dengan mempertahankan penggunaan varietas lokal Tiron pada budidaya bawang merah ingin memiliki kualitas pertemanan yang lebih baik sesama petani. Petani biasanya saling mengenal satu sama lain sehingga terjalin hubungan pertemanan, hubungan ini perlu dijaga keharmonisannya dan dikarabkan lagi sehingga menjadi hal tang utama bagi petani. Petani dapat saling berinteraksi dan banyak petani dari luar daerahnya yang datang menjalin pertemanan untuk berbagin pengalaman dalam berbudidaya bawang merah varietas lokal Tiron sehingga petani bisa mendapat banyak teman.

Komposisi petani berdasarkan kebutuhan relatedness pada motivasi petani dalam mempertahankan penggunaan bawang merah varietas lokal Tiron pada budidaya bawang merah dapat dilihat pada Tabel4.

Tabel 4. Komposisi Petani Berdasarkan Kebutuhan Relatedness pada Motivasi No Kebutuhan Berhubungan

(Relatedness)

Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Rendah (0-4) 0 0,00

2. Sedang (5-8) 11 18,33

3. Tinggi (9-12 ) 49 81,67

Jumlah 60 100,00

Sumber : Analisis Data Primer, Tahun 2009

Dari Tabel4. dapat diketahui bahwa sebagian besar petani memilikikebutuhan relatedness pada motivasi dalam mempertahankan penggunaan varietas lokal Tiron pada budidaya bawang merah berada pada kategori tinggi dengan jumlah 49 jiwa atau 81,67 %. Hal ini menunjukan bahwa petani di Kabupaten Bantul memiliki kebutuhan berhubungan yang tinggi dalam mempertahankan penggunaan varietas lokal Tiron. Kategori sedang dengan jumlah 11 atau 18,33 % dan kategori rendah dengan tidak ada atau 0,00 %.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa petani memiliki motivasi pada tingkat kebutuhan relatedness cendrung tinggi dalam mempertahankan penggunaan varietas lokal Tiron pada budidaya bawang merah. Keadaan dilapangan menunjukan dari daerah lain atau warga sekitar saling berinteraksi dan mencontoh dalam penggunaan bawang merah varietas lokal Tiron. Dalam memenuhi kebutuhan bibit juga banyak orang datang dan menjalin banyak pertemanan diantara petani.

(7)

189

Kebutuhan Berkembang (Growth)

Kebutuhan Berkembang (growth needs) merupakan kebutuhan yang pada dasarnya tercermin pada keinginan seseorang untuk bertumbuh dan berkembang. Kebutuhan growth yaitu kebutuhan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang mendorong petani untuk mempertahankan penggunaan varietas lokal Tiron dalam budidaya bawang merah. Tingkat kebutuhan growth pada motivasi petani dapat dilihat di Tabel 5.

Tabel 5. Tingkat Kebutuhan Growth pada Motivasi No Komponen (skor) Interval

Skor Skor Rata-rata Persentase Pencapaian Skor (%) 1 Keinginan memperoleh

pengetahuan dan wawasan dibidang budidaya bawang merah

0-4 3,33 83,33

2 Keinginan melestarikan dan mengembangkan varietas lokal daerahnya

0-4 3,30 82,50

3 Keinginan supaya pertanian bawang merah semakin maju

0-4 3,25 81,25

4 Keinginan memperoleh tambahan pengalaman dan keterampilan dibidang budidaya bawang merah

0-4 3,20 80,00

Growth 0-16 13,08 81,77

Sumber : Analisis Data Primer, Tahun 2009

Berdasarkan Tabel5. dapat diketahui bahwa kebutuhan growth pada motivasi dalam mempertahankan penggunaan bawang merah varietas lokal Tiron pada budidaya bawang merah secara keseluruhan mencapai 81,77 %. Hal ini menunjukan bahwa kebutuhan growth sangat besar menjadi kebutuhan petani. Persentasi pencapaian skor tertinggi pada kebutuhan growth yaitu keinginan memperoleh pengetahuan dan wawasan dibidang budidaya bawang merah sebesar 83,33 %. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan dan wawasan menjadi penting bagi petani untuk berkembang. Persentase skor yang terendah adalah keinginan memperoleh tambahan pengalaman dan keterampilan di bidang budidaya bawang merah yaitu 80,00 %.

Komponen kebutuhan growthberupa keinginan memperoleh wawasan dan pengetahuan, melestarikan Varietas lokal Tiron, memajukan pertanian bawang merah, dan meningkatkan pengalaman dan keterampilan berbudidaya bawang merah varietas lokal Tiron sangat tinggi dengan rata-rata pencapaian 81,77 % dan seluruh komponen persentase pencapaian tersebut di atas 80 %. Hal ini menunjukan bahwa petani keinginan untuk berkembang sangat tinggi dengan membudidayakan bawang merah varietas lokal Tiron. Keinginan untuk memperoleh pengetahuan dan wawasan menjadi

(8)

190

komponen tertinggi bagi petani karena merasa banyak keunggulan dan ada kelemahan juga yang dapat diambil dan dikembangkan dari penggunaan bawang merah varietas lokal Tiron. Keunggulan yang dirasakan petani yaitu ketahan dimusim hujan (banyak air), tahan serangan hama dan penyakit, memiliki rasa yang sangat gurih dan lebih mudah pemeliharaaannya. Beberapa kelemahannya yaitu umur panen sedikit lebih lama, umbi yang lebih kecil.

Komposisi petani berdasarkan kebutuhan growth pada motivasi petani dalam mempertahankan penggunaan bawang merah varietas lokal Tiron pada budidaya bawang merah dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Komposisi Petani Berdasarkan KebutuhanGrowth pada Motivasi

No Kebutuhan Berkembang (Growth) Jumlah ( Jiwa) Persentase (%)

1. Rendah (0-5) 2 3,33

2. Sedang (6-10) 5 8,33

3. Tinggi (11-16 ) 53 88,33

Jumlah 60 100,00

Sumber : Analisis Data Primer, Tahun 2009

Dari Tabel6. dapat diketahui bahwa sebagian besar petani memilikiKebutuhan Growth pada motivasi dalam mempertahankan penggunaan varietas lokal Tiron pada budidaya bawang merah berada pada kategori tinggi dengan jumlah 53 jiwa atau 88,33 %. Hal ini menunjukan bahwa petani di Kabupaten Bantul memiliki kebutuhan berkembang yang tinggi dalam mempertahankan penggunaan varietas lokal Tiron. Kategori sedang dengan jumlah 5 atau 8,33 % dan kategori rendah dengan jumlah 2 jiwa atau 3,33 %.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa petani memiliki motivasi pada tingkat kebutuhan growth cendrung tinggi dalam mempertahankan penggunaan varietas lokal Tiron pada budidaya bawang merah. Keadaan di lapangan menunjukan bahwa petani ingin melestarikan varietas lokal dari daerahnya, dan telah berhasil mendapat sertifikat benih tahun 2002. Sesama petani juga saling asah dan asuh, serta menjadikannya mengetahui kelemahan dan keunggulan varietas lokal Tiron.

Motivasi Total

Motivasi secara total merupakan gabungan dari kebutuhan-kebutuhan yang digunakan sebagai indikator yaitu kebutuhan existence, relatedness dan growth. Tingkat motivasi petani dalam mempertahankan penggunaan varietas lokal tiron pada budidaya bawang merah dapat dilihat pada Tabel 7.

(9)

191

Tabel 7. Tingkat Motivasi Petani dalam Mempertahankan Penggunaan Varietas Lokal Tiron pada Budidaya Bawang Merah Varietas Lokal Tiron

No Komponen (skor) Interval Skor Skor Rata-rata Tingkat Motivasi (%)

1 Existence 0-16 12,68 79,27

2 Relatedness 0-12 9,53 79,44

3 Growth 0-16 13,08 81,77

Motivasi 0-44 35,30 80,23

Sumber : Analisis Data Primer, Tahun 2009

Berdasarkan Tabel 7. dapat diketahui bahwa motivasi petani dalam mempertahankan penggunaan varietas lokal Tiron pada budidaya bawang merah secara keseluruhan mencapai 80,23 %. Tingkat motivasi tertinggi pada kebutuhan berkembang (growth) sebesar 81,77 %. Hal ini menunjukan bahwa kebutuhan berkembang menjadi kebutuhan yang terutama bagai petani di Kabupaten Bantuldengan mempertahankan penggunakan varietas lokal Tiron. Tingkat motivasi terlihat tidak terlalu berbeda antara kebutuhan growth, relatedness dan existence karena persentase yang didapat hampir sama. Tingkat motivasi pada relatedness sebesar 79,44 % dan existence sebesar 79,27 %.

Dari penelitian ini menunjukan bahwa motivasi petani yang paling tinggi pada kebutuhan growth, bukan pada kebutuhan existence dan relatedness. Hal ini dikarenakan kebutuhan dasar petani seperti kebutuhan pangan, sandang dan papan, serta kebutuhan berhubungan dengan orang lain sudah tercukupi sehingga mereka lebih meningkatkan kebutuhan untuk berkembang. Unsur dari komponen motivasi yang paling berpengaruh yaitu ingin pendapatan keluarga meningkat dan kebutuhan sekunder terpenuhi, keinginan untuk bergaul lebih akrab dengan petani lain, serta memperoleh wawasan, melestarikan, memajukan dan meningkatkan pengalaman, dan keterampilan berbudidaya bawang merah varietas lokal Tiron

Komposisi petani berdasarkan motivasi dalam mempertahankan penggunaan varietas lokal Tiron pada budidaya bawang merah pada Tabel8.

Tabel 8. Komposisi Petani Berdasarkan Motivasi dalam Mempertahankan Penggunaan Varietas Lokal Tiron pada Budidaya Bawang Merah

No Motivasi Jumlah ( Jiwa) Persentase (%)

1. Rendah (0-15) 0 0,00

2. Sedang (16-30) 10 16,67

3. Tinggi (31-44) 50 83,33

Jumlah 60 100,00

Sumber : Analisis Data Primer, Tahun 2009

Dari Tabel 8. dapat dilihat bahwa sebagian besar petani memiliki motivasi dalam mempertahankan penggunaan varietas lokal Tiron pada budidaya bawang merah berada pada kategori tinggi dengan jumlah 50 jiwa atau 83,33 %. Hal ini

(10)

192

menunjukan bahwa petani di Kabupaten Bantul memiliki motivasi yang tinggi dalam mempertahankan penggunaan varietas lokal Tiron. Kategori sedang berjumlah 10 jiwa atau 16,67 % dan kategori rendah berjumlah 0 jiwa atau 0,00 %.Dapat disimpulkan bahwa petani di Kabupaten Bantul memiliki motivasi yang tinggi dalam mempertahankan penggunaan varietas lokal Tiron. Motivasi petani yang sudah tinggi ini perlu dijaga supaya tetap berada pada kategori tinggi.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada penelitian ini, maka didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat motivasi petani dalam mempertahankan penggunaan bawang merah varietas lokal Tiron pada budidaya bawang merahdi Kabupaten Bantul berada pada kategori tinggi dengan jumlah 50 jiwa dan persentase 83,33 %.

2. Ragam motivasi petani dalam mempertahankan penggunaan bawang merah varietas lokal Tiron pada budidaya bawang merah tertinggi pada kebutuhan berkembang (growth) sebesar 81,77 %.

3. Komponen kebutuhan growthberupa keinginan memperoleh wawasan dan pengetahuan, melestarikan varietas lokal Tiron, memajukan pertanian bawang merah, dan meningkatkan pengalaman dan keterampilan berbudidaya bawang merah varietas lokal Tiron.

4. Persentasi pencapaian skor tertinggi pada kebutuhan growth yaitu keinginan memperoleh pengetahuan dan wawasan dibidang budidaya bawang merah sebesar 83,33 %. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan dan wawasan menjadi penting bagi petani untuk berkembang.

(11)

193

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Prospek Agribisnis Bawang Merah Kabupaten Bantul. http:// warintek.bantulkab.go.id.htm. Diakses 7 Oktober 2008.

Balitsa. 1996. Laporan Tahunan Balai Penelitian Tanaman Sayuran Tahun 1995/1996. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Deptan.

Deptan. 2001. Keunggulan Bawang Merah kultivar Tiron.Majalah Liptan : 256/37.edisi Juli. BPTP Yogyakarta.

Direktorat Perbenihan. 2004. Sertifikasi Benih Bawang Merah (Allium esculentum). Ditjen Bina Produksi Hortikultura.

Siagian, S.P. 1995. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Renika Cipta, Jakarta.

Gambar

Tabel 5. Tingkat Kebutuhan Growth  pada Motivasi  No  Komponen (skor)  Interval

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil evaluasi dan penentuan strategi terbaik dengan menggunakan pendekatan MAUT, diperoleh strategi terbaik bagi Kawasan Borobudur yaitu pengembangan

Terhadap kewajiban penyerahan 25% (dua puluh lima persen) bagian Kontraktor sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 huruf a diberikan insentif DM0 fee sesuai harga pasar dalam jangka

diskriminasi ini tidak hanya terjadi pada lingkungan kerja, tetapi dapat juga terjadi pada lingkungan individu antara satu dengan yang lainnya (discrimination), 5)

Tahap amalan kepimpinan instruksional guru besar menurut persepsi guru menunjukkan sub dimensi memastikan persekitaran pembelajaran yang selamat dan teratur adalah

Seperti yang telah dibincangkan pada peringkat awal kertas ker:ja ini, dalam pembinaan kaedah penyelidikan Islam, sekurang-kurangnya terdapat tiga komponen penting

Dari uraian yang telah dijabarkan dalam hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan yaitu perbandingan optimum adsorben arang aktif dan bentonit yang

Masalah Kecemasan Belajar yang dialami di sekolah dapat membuat siswa merasa tidak percaya diri sehingga mengalami kesulitan dan hambatan yang berakibat pada

Melalui pendekatan sosiologi sastra dapat diketahui nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam novel 9 Matahari karya Adenita sehingga memberikan inspirasi bagi