• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRINSIP PENYELENGGARAAN PERADILAN DALAM RISALAH AL-QADA DAN PENERAPANNYA DALAM SISTEM PERADILAN AGAMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PRINSIP PENYELENGGARAAN PERADILAN DALAM RISALAH AL-QADA DAN PENERAPANNYA DALAM SISTEM PERADILAN AGAMA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PRINSIP PENYELENGGARAAN PERADILAN DALAM

RISALAH AL-QADA

DAN PENERAPANNYA

DALAM SISTEM PERADILAN AGAMA

DISERTASI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Doktor dalam Bidang Studi Dirasah Islamiyah

Konsentrasi Syari’ah/Hukum Islam pada Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin

Oleh

ABD. HALIM TALLI NIM. 80100305011

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN

MAKASSAR

(2)

ABSTRAK

Nama : ABDUL HALIM TALLI Nim : 80100305011

Konsentrasi : SYARIAH/HUKUM ISLAM

Judul Disertasi: PRINSIP PENYELENGGARAAN PERADILAN DALAM

RISA-LAH AL-QADADAN PENERAPANNYA DALAM SISTEM

PERADILAN AGAMA

Disertasi ini membahas Prinsip Penyelenggaraan Peradilan dalam Risalah al-Qada dan Penerapannya dalam Sistem Peradilan Agama. Mengangkat tiga permasalahan, yaitu: Bagaimana prinsip penegakan peradilan yang termuat dalam Risālah al-qada? Bagaimana tinjauan Risālah al-qada terhadap asas kebenaran formil, hakim bersifat pasif, dan putusan tidak mesti disertai keyakinan hakim? dan Bagaimana kemungkinan aplikasi prinsip tersebut dalam penyelesaian perkara di Peradilan Agama? Penelitian ini diharapkan dapat: (1) Melahirkan rumusan prinsip penyelenggaraan peradilan yang termuat dalam Risālah al-qada sebagai salah satu rujukan penting dalam penyelenggaraan peradilan Islam; (2) Melahirkan konklusi tentang tinjauan Risālah al-qada terhadap asas kebenaran formil, hakim bersifat pasif, dan putusan tidak mesti disertai keyakinan hakim, dan (3) Menetapkan dasar hukum kemungkinan penerapan prinsip Risālah al-qadadalam penyelesaian perkara di Peradilan Agama. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para ahli, praktisi, dan akademisi bidang hukum untuk pengembangan hukum Islam, khususnya Hukum Acara Peradilan Agama di Indonesia.

Masalah ini disorot dengan pendekatan teologis dan filosofis, dengan pengumpulan data kepustakaan dari berbagai referensi kitab-kitab fikih, hadis serta buku-buku yang membahas hukum acara perdata Peradilan Agama. Data dianalisis dengan metode deduktif, selanjutnya hasil analisis dipaparkan dalam bentuk deskriptif.

(3)

iii

Prinsip-prinsip tersebut adalah: 1) Penegakan peradilan; 2) Mengetahui duduk perkara, memutus, dan melaksanakan putusan; 3) Mempersamakan para pihak; 4) Bukti bagi penggugat, sumpah yang mengingkarinya; 5) Kebolehan perdamaian; 6) Kesempatan layak dalam pembuktian; 7) Memperbaiki putusan yang salah; 8) Kesaksian bagi setiap muslim; 9) Melakukan kiyas kasus serupa, dan menetapkan yang lebih dekat kepada kebenaran; 10) Menghindari kacau pikiran, dan menyakiti orang berperkara; 11) Bersih niat dan ikhlas menegakkan kebenaran.

Dengan merujuk kepada prinsip-prinsip tersebut, maka asas kebenaran formil, hakim bersifat pasif, dan putusan hakim tidak harus disertai keyakinan yang berlaku pada hukum acara Peradilan Agama dipandang tidak tepat. Risalah al-qada menetapkan sebaliknya.

(4)

ABSTRACT

Student Name : ABDUL HALIM TALLI Student Number : 80100305011

Specialization : ISLAMIC JURISPRUDENCE

Dissertation Title : THE PRINCIPLE OF JUDICIAL ADMINISTRATION IN “RISALAH AL-QADA” AND ITS APPLICATION IN

RELIGIOUS COURTS

This dissertation discusses the Principle of Judicial Administration in Risalah al-Qada and its Application in Religious Courts. In this regard, three questions are raised: What principles of judicial administration are found in Risalah al-Qada? What is Risalah al-Qada’s perspective of formal truth, of the judge being passive, and of the verdict not being necessarily accompanied by certitude on the part of the judge? And to what extent this principle can be used in cases settlement in religious courts? It is hoped that this research can bring forth: (1) a formulation of the principle of judicial administration found in Risalah al-Qada (a Treatise on Judiciary) as one of the important references in the administration of Islamic courts; (2) a conclusion about Risalah al-Qada’s perspective on the principle of formal/objective truth, the judge being passive, and the verdict not being necessarily accompanied by certitude on the part of the judge, and (3) legal basis of the possiblity of applying Risalah

al-Qada’s principles in cases settlements in religious courts. I expect that legal experts, practitioners, and academics can benefit from this research in their efforts to develop Islamic law, especially with regard to procedural law in religious courts in Indonesia.

This research is based on juridical-jurisprudential approach, with data collected from various literatures of Islamic juriprudence, hadits (the traditions of the prophet Muhammad), and other books or references pertaining to procedural law of religious courts. This data is then analysed using deductive method, and its results are presented in descriptive form.

(5)

v

These principles include: 1) judicial enforcement; 2) meticulous examination of the cases, issuing verdict over them, and the execution of the verdict; 3) upholding the principle of equality for all parties; 4) evidence for the plaintiff, and oath for those who deny; 5) the permissibility of settling cases based on proper compromise; 6) giving reasonable time to bring evidences; 7) reviewing and fixing wrong verdicts; 8) testimony for every Muslim; 9) the employment ofqiyasin similar cases, and making decision according to the one that is closer to the truth; 10) avoiding confused or chaotic mind, and not hurting the litigants; 11) maintaining good intentions with sincere heart in upholding the truth.

By referring to the principles mentioned above, the principles of formal/objective truth, the judge being passive, and the verdict not necessarily being accompanied by certitude which are applied in the procedural law of religious courts, considered to be inaccurate. TheRisalah al-Qada even maintains otherwise.

(6)

ﺚﺤﺒﻟا ﺺﻠﺨﺘﺴﻣ

ا

ﻞﻣﺎﻜﻟا ﻢﺳﻻ

ﱄﺎﺗ ﻢﻴﻠﳊا ﺪﺒﻋ :

ﺪﻴﻘﻟا ﻢﻗر

:

80100305011

ﺔﺒﻌﺸﻟا

ﺔﻴﻣﻼﺳﻹا ﺔﻌﻳﺮﺸﻟا :

عﻮﺿﻮﳌا

:

ﺎﻬﺗﺎﻘﻴﺒﻄﺗو "ءﺎﻀﻘﻟا ﺔﻟﺎﺳر" بﺎﺘﻛ ﻲﻓ ﺔﻴﺋﺎﻀﻘﻟا ةرادﻹا ئدﺎﺒﻣ

ﺔﻴﺴﻴﻧوﺪﻧﻹا ﺔﻴﻋﺮﺸﻟا ﻢﻛﺎﺤﻤﻟا ﻰﻓ

ﻫ ﺚﺤﺒﺗ

ﰱ ﺎ ﺎﻘﻴﺒﻄﺗو "ءﺎﻀﻘﻟا ﺔﻟﺎﺳر" بﺎﺘﻛ ﰱ ﺔﻴﺋﺎﻀﻘﻟا ةرادﻹا ئدﺎﺒﻣ ﰲ ﺔﻌﺿاﻮﺘﳌا ﺔﻴﻤﻠﻌﻟا ﺔﺣوﺮﻃﻷا ﻩﺬ

ﰱ درو ﺎﳌ ﺎﻘﺒﻃ ءﺎﻀﻘﻠﻟ ﺔﻣﺎﻌﻟا ئدﺎﺒﳌا ﻲﻫ ﺎﻣ : ﻲﻬﻓ ﺎﻬﻴﻓ حﺮﻄﺗ ﱵﻟا ﺔﺴﻴﺋﺮﻟا ﺔﻟﺄﺴﳌا ﺎﻣأ . ﺔﻴﺴﻴﻧوﺪﻧﻹا ﺔﻴﻋﺮﺸﻟا ﻢﻛﺎﶈا

ﺔﻟﺎﺳر" بﺎﺘﻛ ﺮﻈﻧ ﺔﻬﺟو ﻲﻫ ﺎﻣ ؟"ءﺎﻀﻘﻟا ﺔﻟﺎﺳر" بﺎﺘﻛ

ﱯﻠﺴﻟا ﻲﺿﺎﻘﻟاو ﻲﲰﺮﻟا ﻲﺋاﺮﺟﻹا ﻖﳊا أﺪﺒﻣ لﻮﺣ "ءﺎﻀﻘﻟا

ﻢﻛﺎﶈا ﰲ ﺔﻴﺋﺎﻀﻘﻟا ﻞﻛﺎﺸﳌا ﻞﺣ ﰲ ئدﺎﺒﳌا ﻩﺬﻫ تﺎﻘﻴﺒﻄﺗ ىﺪﻣ يأ ﱃإو ؟ﲔﻘﻴﻟا ﻰﻠﻋ ﺪﻤﺘﻌﻳ ﻻ يﺬﻟا ﻲﺿﺎﻘﻟا راﺮﻗو

) : ﱄإ ﺚﺤﺒﻟا اﺬﻫ فﺪﻬﻳو . ؟ ﺔﻴﺴﻴﻧوﺪﻧﻹا ﺔﻴﻋﺮﺸﻟا

1

ﻘﻟا ﺔﻟﺎﺳر" بﺎﺘﻛ ﰲ ﺔﻴﺋﺎﻀﻘﻟا ةرادﻹا أﺪﺒﻣ ﺔﻏﺎﻴﺻ (

"ءﺎﻀ

) ، ﺔﻴﻋﺮﺸﻟا ﻢﻛﺎﶈا ةرادإ ﰲ ﺔﻤﻬﳌا ﻊﺟاﺮﳌا ﻦﻣ اﺪﺣاو ﻩرﺎﺒﺘﻋﺎﺑ

2

ﺔﻟﺎﺳر" بﺎﺘﻛ ﺮﻈﻧ ﺔﻬﺟو لﻮﺣ جﺎﺘﻨﺘﺳﻻا ﻞﻴﻜﺸﺗ (

) ﲔﻘﻴﻟا ﻰﻠﻋ ﺪﻤﺘﻌﻳ ﻻ يﺬﻟا ﻲﺿﺎﻘﻟا راﺮﻗو ﱯﻠﺴﻟا ﻲﺿﺎﻘﻟاو ﻲﲰﺮﻟا ﻲﺋاﺮﺟﻹا ﻖﳊا أﺪﺒﻣ ﻰﻠﻋ "ءﺎﻀﻘﻟا

3

ئدﺎﺒﳌا تﺎﺒﺛإ (

ﻟﺎﺳر" ئدﺎﺒﻣ ﻖﻴﺒﻄﺗ ﺔﻴﻧﺎﻜﻣﺈﻳ ﺔﻴﻧﻮﻧﺎﻘﻟا

ﻦﻣ مﺎﺗ ﲔﻘﻳ ﻰﻠﻋ ﺎﻧأو .ﺔﻴﻋﺮﺸﻟا ﻢﻛﺎﶈا ﰲ ﺔﻴﺋﺎﻀﻘﻟا ﻞﻛﺎﺸﳌا ﻞﺣ ﰱ "ءﺎﻀﻘﻟا ﺔ

ﻪﻘﻔﻟا ﺮﻳﻮﻄﺗ ﱃإ ﺔﻴﻣاﺮﻟا ﻢﻫدﻮﻬﺟ ﰲ ﺚﺤﺒﻟا اﺬﻫ ﻦﻣ ةدﺎﻔﺘﺳﻻا ﻦﻜﳝ ﲔﻴﳝدﺎﻛﻷاو ﲔﺳرﺎﻤﳌاو ﲔﻴﻧﻮﻧﺎﻘﻟا ءاﱪﳋا نأ

.ﺎﻴﺴﻴﻧوﺪﻧإ ﰲ ﺔﻴﻋﺮﺸﻟا ﻢﻛﺎﶈﺎﺑ تﺎﻌﻓاﺮﳌا نﻮﻧﺎﻘﺑ ﻖﻠﻌﺘﻳ ﺎﻤﻴﻓ ﺔﺻﺎﲞو ﻲﻣﻼﺳﻹا

ﺔﻴﻬﻘﻔﻟا ﺐﺘﻜﻟا ﻒﻠﺘﳐ ﻦﻣ ﺎﻬﻌﲨ ﰎ ﱵﻟا تﺎﻧﺎﻴﺒﻟا ﻊﻣ ﻲﻋﺮﺷ ﱐﻮﻧﺎﻗ ﺞﻬﻨﻣ ﱃإ ﺚﺤﺒﻟا اﺬﻫ ﺪﻨﺘﺴﻳو

ﻩﺬﻫ ﻞﻴﻠﲢ ﻢﺘﻳ ﰒ .ﺔﻴﻋﺮﺸﻟا ﻢﻛﺎﶈا ﰲ تﺎﻌﻓاﺮﳌا نﻮﻧﺎﻘﺑ ﺔﻘﻠﻌﺘﳌا ﻊﺟاﺮﳌا وأ ﺐﺘﻜﻟا ﻦﻣ ﺎﻫﲑﻏو ﺔﻔﻳﺮﺸﻟا ﺔﻳﻮﺒﻨﻟا ﺚﻳدﺎﺣﻷاو

ﺠﺋﺎﺘﻧ ﺖﻣﺪﻗ ﰒ ، ﻲﺟﺎﺘﻨﺘﺳﻻا بﻮﻠﺳﻷا ماﺪﺨﺘﺳﺎﺑ تﺎﻧﺎﻴﺒﻟا

.ﻲﻔﺻو ﻞﻜﺷ ﰲ ﺎﻬ

ةرادﻹا ﰱ لﺪﻌﻟا ﺔﻣﺎﻗﻹ ﺔﻠﺼﻟا تاذ ﺎﺋدﺎﺒﻣ ﺮﺸﻋ ﺪﺣأ ﻢﺿ "ءﺎﻀﻘﻟا ﺔﻟﺎﺳر" بﺎﺘﻛ نأ تﺮﻬﻇأ ﺚﺤﺒﻟا ﺞﺋﺎﺘﻨﻓ

(7)

vii

ﻹا ﻖﳊا أﺪﺒﻣ نﺈﻓ ، ﻩﻼﻋأ ةرﻮﻛﺬﳌا ئدﺎﺒﻤﻠﻟ ﺎﻘﺒﻃ

ﻻ يﺬﻟا ﻲﺿﺎﻘﻟا راﺮﻗو ﱯﻠﺴﻟا ﻲﺿﺎﻘﻟاو ﻲﲰﺮﻟا ﻲﺋاﺮﺟ

بﺎﺘﻛ نﻷ ، ﻖﻴﺒﻄﺘﻠﻟ ﻖﺋﻻ ﲑﻏ ﺔﻴﺴﻴﻧوﺪﻧﻹا ﺔﻴﻋﺮﺸﻟا ﻢﻛﺎﶈا ﰲ ﻖﺒﻄﳌا تﺎﻌﻓاﺮﳌا نﻮﻧﺎﻗ ﰱ درو يﺬﻟا ﲔﻘﻴﻟا ﻰﻠﻋ ﺪﻤﺘﻌﻳ

. ﻚﻟذ ﺲﻜﻋ ﻰﻠﻋ ﻩرﺮﻗ " ءﺎﻀﻘﻟا ﺔﻟﺎﺳر"

ﻘﻴﺒﻄﺗ ﻦﻜﳝ " ءﺎﻀﻘﻟا ﺔﻟﺎﺳر" بﺎﺘﻛ ﰲ ﺎﻬﻴﻠﻋ ﺔﺻﻮﺼﻨﳌا ئدﺎﺒﳌا نإ

ﲔﺒﺒﺴﻟ ﺔﻴﺴﻴﻧوﺪﻧﻹا ﺔﻴﻋﺮﺸﻟا ﻢﻛﺎﶈا ﰱ ﺎﻬ

:

ﻻوأ

.ﺎﻴﺴﻴﻧوﺪﻧإ ﺔﻳرﻮﻬﲨ ﰲ ﺔﻗﻮﻣﺮﻣو ﺔﻌﻴﻓر ﺔﻧﺎﻜﻣ ﺎﳍ ﺔﻴﻣﻼﺳﻹا ﺔﻌﻳﺮﺸﻟا نإ ،

ﺎﻴﻧﺎﺛ

ﻮﻫ ﺔﻴﻋﺮﺸﻟا ﻢﻛﺎﶈا دﻮﺟو نإ ،

ﺘﻋﺎﺑ ئدﺎﺒﳌا ﻩﺬﻫ ﻖﺒﻄﺗ نأ رﺎﺒﺘﻋﻻا ﻖﺤﺘﺴﻳ ﻪﻧﺈﻓ ، ﻚﻟﺬﻟ .ﻢﻠﺴﳌا ﻊﻤﺘ ا طﺎﺳوأ ﰱ ﻲﻣﻼﺳﻹا نﻮﻧﺎﻘﻟا داﻮﻣ ﺬﻴﻔﻨﺗ

ﺎﻫرﺎﺒ

ةروﺮﺿ ﻪﺑ مﻮﻠﻌﳌا ﻦﻤﻓ .ﺔﻴﻋﺮﺸﻟا ﻢﻛﺎﶈا ﰲ ﱐﺪﳌا نﻮﻧﺎﻘﻟا تاءاﺮﺟإ ﺔﻏﺎﻴﺻ ﰲ ﺔﻣﺎﳍا تﺎﻧﻮﻜﳌا ﻦﻣ ﺪﻳﺪﻌﻟا ﲔﺑ ﻦﻣ ةﺪﺣاو

ﻰﻠﻋو .ﺔﻣﺎﻌﻟا ﻢﻛﺎﶈا ﰲ ﻖﺒﻄﳌا تﺎﻌﻓاﺮﳌا نﻮﻧﺎﻗ ﲎﺒﺘﻳ لاﺰﻳ ﻻ نﻵا ﱴﺣ ﺔﻴﻋﺮﺸﻟا ﻢﻛﺎﶈا ﰲ ﻖﺒﻄﳌا تﺎﻌﻓاﺮﳌا نﻮﻧﺎﻗ نأ ،

اﺮﳌا نﻮﻧﺎﻗ نﺈﻓ ، اﺬﻫ

تﻻوﺎﳏ ﰲ ﺔﻴﻨﻌﳌا فاﺮﻃﻷا ﻊﻴﲨ ﻦﻣ مﺎﻤﺘﻫا ﱃإ ﺔﺳﺎﻣ ﺔﺟﺎﺣ ﰲ ﺔﻴﻋﺮﺸﻟا ﻢﻛﺎﶈا ﰲ تﺎﻌﻓ

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

PENGESAHAN DISERTASI ... viii

PERNYATAAN KEASLIAN DISERTASI ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiv

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1-45 A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 16

C. Pengertian Judul dan Defenisi Operasional ... 17

D. Kajian Pustaka ... 20

E. Kerangka Teori ... 26

F. Metode Penelitian ... 38

G. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 42

H. Garis Besar Isi ... 43

BAB II RISALAH AL-QADA UMAR BIN KHATTAB ... 46-118 A. Latar Belakang LahirnyaRisalah al-Qada... 46

B. Risalah al-QadaUmar bin Khattab ... 57

C. Prinsip Peradilan dalamRisalah al-Qada... 64

BAB III SISTEM PENYELENGGARAAN KEKUASAAN KEHAKIMAN DI INDONESIA ...119-174 A. Indonesia Negara Hukum Pancasila ... 119

B. Prinsip dan Pedoman Hakim Menyelenggaraan Kekuasaan Kehakiman ... 139

C. Hakim sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman ... 154

BAB IV PERADILAN AGAMA DALAM SISTEM PERADILAN DI INDONESIA ... 175-198 A. Peradilan Agama dalam Sistem Peradilan Satu Atap ... 175

(9)

ix

C. Peradilan Agama Penegak Hukum Materiel Islam ... 203

BAB V PROBLEMATIKA HUKUM ACARA PERDATA

PERADILAN AGAMA DAN PELUANG PENERAPAN

KONSEP RISALAH AL-QADA ... 216-290 A. Hukum Acara Peradilan Agama ... 199 B. Asas Kebenaran Formal, Asas Hakim Bersifat Pasif,

dan Putusan Hakim Tidak Harus Disertai Keyakinan

pada Hukum Acara Perdata Peradilan Agama ... 232 C. PerspektifRisalah al-Qadaterhadap Asas Kebenaran

Formal, Asas Hakim Bersifat Pasif, dan Putusan Hakim tidak Harus Disertai Keyakinan pada Hukum

Acara Perdata Peradilan Agama ... 250 D. Kemungkinan Aplikasi PrinsipRisalah al-Qadadalam

pemeriksaan perkara di Peradilan Agama ... 280

BAB VI PENUTUP ... 292-296 A. Kesimpulan ... 291 B. Implikasi ... 294

(10)

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Pedoman transliterasi yang digunakan di sini adalah “Pedoman Transliterasi

Arab Latin”hasil keputusan bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan R.I., masing-masing Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor:

0543b/U/1987. sebagaimana yang direkomendasikan oleh tim penyusun Pedoman

Penulisan Karya Tulis Ilmiah UIN Alauddin Makassar.

1. Konsonan

Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat

(11)

xi

Huruf Arab

Nama Huruf Latin Nama

ا alif tidakdilambangkan tidak dilambangkan

ب ba b be

ت ta t te

ث s\a s\ es (dengan titik di atas)

ج jim j je

ح ha h ha (dengan titik di bawah)

خ kha kh ka dan ha

د dal d de

ذ z\al z\ zet (dengan titik di atas)

ر ra r er

ز zai z zet

س sin s es

ش syin sy es dan ye

ص sad s es (dengan titik di bawah)

ض dad d de (dengan titik di bawah)

ط ta t te (dengan titik di bawah)

ظ za z zet (dengan titik di bawah)

ع ‘ain apostrof terbalik

غ gain g ge

(12)

Hamzah (ء ) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda

apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (’).

2. Vokal

Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal

atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat,

transliterasinya sebagai berikut:

Nama Huruf Latin Nama Tanda

fathah a a

َا

kasrah i i

ِا

dammah u u

ُا

ك kaf k ka

ل lam l el

م mim m em

ن nun n en

و wau w we

ھ

ـ ha h ha

ء hamzah apostrof

ى ya y ye

(13)

xiii

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat

dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:

Contoh:

َﻒـْﯿـَﻛ :kaifa

ْﻮـَھ

َل :haula

3. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf,

transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Contoh:

ﺎ َـ ﻣ

َت :mata

ﻰ ـ َﻣ َر :rama

َﻞـْﯿـِﻗ :qila

ْﻮُـﻤـَﯾ

ُت :yamutu

Nama Huruf Latin Nama Tanda

fathah dan ya ai a dan i ْﻰ َـ

fathah dan wau au a dan u ْﻮ َـ

Nama Harkat dan

Huruf

fathahdan alifatau ya َ ... ا َ ... | ى kasrahdan ya ِ◌ ـ ـ ﻰ dammah danwau ـ ـ ُـ ﻮ Huruf dan Tanda a i u Nama

a dan garis di atas

i dan garis di atas

(14)

4. Ta marbutah

Transliterasi untukta marbutahada dua, yaitu: ta marbutahyang hidup atau

mendapat harkat fathah, kasrah,dan dammah, transliterasinya adalah [t]. Sedangkan

ta marbutahyang mati atau mendapat harkat sukun, transliterasinya adalah [h].

Kalau pada kata yang berakhir dengan ta marbutah diikuti oleh kata yang

menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta

marbutahitu ditransliterasikan dengan ha (h).

Contoh:

ﺔ ـ َﺿ ْو َر

ُ

ﻷ ا

ِل ﺎ َﻔ ْط :raudah al-atfal

ﺔـَﻨـْﯾِﺪـَﻤـْﻟَا

ُ

ﺔ َﻠ ـ ـ ِﺿ ﺎ َـ ﻔ ـ ْﻟ َا

ُ :al-madinah al-fadilah

ﺔ ـ ـ َﻤ ـ ْﻜ ـ ِﺤ ْـ ﻟ َا

ُ :al-hikmah

5. Syaddah(Tasydid)

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan

sebuah tandatasydid ( ّ◌ ), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan

huruf (konsonan ganda) yang diberi tandasyaddah.

Contoh:

َﺎﻨ ـ َـ ّﺑ َر :rabbana

َﺎﻨــْﯿَـ ّﺠـَﻧ :najjaina

ّﻖ ـ َﺤ ـ ْـ ﻟ َا

ُ :al-haqq

ّﺞ ـ َﺤ ـ ْـ ﻟ َا

ُ :al-hajj

َﻢـ ِـ ّﻌ ُﻧ :nu“ima

ﱞو ُﺪ ـ َﻋ :‘aduwwun

Jika hurufى ber-tasydiddi akhir sebuah kata dan didahului oleh hurufkasrah

(15)

xv

Contoh:

ﱞﻰ ـ ِﻠ ـ َﻋ : ‘Ali (bukan ‘Aliyy atau ‘Aly)

ﱡﻰ ـ ِـ ﺑ َﺮ ـ َﻋ : ‘Arabi (bukan ‘Arabiyy atau ‘Araby)

6. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf ل ا (alif

lam ma‘arifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti

biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiah maupun huruf qamariah. Kata

sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang

ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar

(-).

Contohnya:

َـ ّ◌ ّﺶ ﻟ َا

ُﺲ ـ ْﻤ :al-syamsu(bukanasy-syamsu)

ﺔ ـ َـ ﻟ َﺰ ـ ْـ ﻟ ﱠﺰ ﻟ َا

ُ :al-zalzalah(az-zalzalah)

ﺔ َﻔ ـ ﺴ ْﻠ ـ َﻔ ـ ْـ ﻟ َا

ُ :al-falsafah

ُدَﻼ ـ ِـ ـ ﺒ ـ ْـ ﻟ َا :al-biladu

7. Hamzah

Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (’) hanya berlaku bagi

hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di awal

kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.

Contohnya:

َن ْو ُﺮ ـ ُﻣ ﺄ َـ ﺗ :ta’muruna

ُء ْﻮ َـ ّﻨ ـ ْـ ﻟ َا :al-nau’

ٌء ْﻲ ـ َﺷ :syai’un

أُ

ْﺮ ـ ِﻣ ُ◌

(16)

8. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia

Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau

kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat

yang sudah lazim dan menjadi bagian dari pembendaharaan bahasa Indonesia, atau

sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, tidak lagi ditulis menurut cara

transliterasi di atas. Misalnya kata Al-Qur’an (dari al-Qur’an), Sunnah, khusus dan

umum. Namun, bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab,

maka mereka harus ditransliterasi secara utuh.

Contoh:

Fi Z{ilal al-Qur’an

Al-Sunnah qabl al-tadwin

Al-‘Ibarat bi ‘umum al-lafz la bi khusus al-sabab

9. Lafz al-Jalalah(ﷲ )

Kata “Allah”yang didahului partikel seperti hurufjarrdan huruf lainnya atau

berkedudukan sebagai mudaf ilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf

hamzah.

Contoh:

ُﻦْـﯾِد

ِﷲ dinullah ِﷲ ِﺎِﺑ billah

Adapun ta marbutah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz al-jalalah,

ditransliterasi dengan huruf [t].Contoh:

ُھ

ـ ْﻢ

ْﻲ ِﻓ ِﺔ َﻤ ـ ْـ ـ ﺣ َر

ِﷲ hum fi rahmatillah

10. Huruf Kapital

Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All Caps), dalam

(17)

xvii

kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf

kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat,

bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata

sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri

tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka

huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al-). Ketentuan yang

sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata

sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan.

Contoh:

Wa ma Muhammadun illa rasul

Inna awwala baitin wudi‘a linnasi lallaz\i bi Bakkata mubarakan

Syahru Ramadan al-laz\i unzila fih al-Qur’an

Nasir al-Din al-T{usi

Abu Nasr al-Farabi

Al-Gazali

Al-Munqiz\ min al-Dalal

Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibnu (anak dari) dan Abu

(bapak dari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu harus

disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi.

Beberapa singkatan yang dibakukan adalah:

swt. = subhanahuwa ta‘ala

saw. = sallallahu ‘alaihi wa sallam

a.s. = ‘alaihi al-salam

(18)

M = Masehi

SM = Sebelum Masehi

l. = Lahir tahun (untuk orang yang masih hidup saja)

w. = Wafat tahun

Q.S. …(…): 4 = Quran, Surah …, ayat 4

Beberapa singkatan dalam bahasa Arab:

ص = ﺔ ﺤ ﻔ ﺻ

م د = ن ﺎ ﻜ ﻣ ن و ﺪ ﺑ

ﻢ ﻌ ﻠ ﺻ = ﻢ ﻠ ﺳ و ﮫﯿﻠﻋﷲ ﻰ ﻠ ﺻ

ط = ﺔ ﻌ ﺒ ط

ن د = ﺮ ﺷ ﺎ ﻧ ن و ﺪ ﺑ

ﺦ ﻟ ا = ه ﺮ ﺧ ا ﻰ ﻟ ا \ﺎھﺮﺧا ﻰ ﻟ ا

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis statistik One- Way Anova pada tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa taraf perlakuan metode blanching berpengauh signifikan (p=0,000) terhadap

Namun dalam praktik seringkali tidak sesuai dengan perundang-undangan, serta antara pangulu dan maujana nagori seringkali terjadi hubungan kolusi dan kolaborasi yang pada

Sesuai dengan Peraturan Bupati Jombang Nomor 15 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Jombang, adalah : Tugas Pokok :

Penulisan skripsi inidimaksudkan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana strata satu S-1 di Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah

Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek penerapan cognitive- behaviouraltherapy (CBT) untuk menurunkan gejala-gejala generalized anxiety disorder(GAD) pada

Lalu dalam perilaku pencarian informasi pada tahap aktivitas lingkungan dengan pemanfaatan media pembelajaran Edmodo memiliki hubungan signifikan yang di ambil dari hasil

The protection and threat status of the birds identified in the study area, along with their status in Turkey (non- migratory, migratory, transit, and rare), are summarized

• Tie on valaistu länsipäässä liittymän läheisyy- dessä (ELY-keskus), Mäntlahdessa Pyötsaaren liittymän kohdalla (Haminan kaupunki), Klamilan keskustassa (ELY-keskus),