• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kampus USU Medan 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil,, Universitas Sumatera Utara, Jl.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kampus USU Medan 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil,, Universitas Sumatera Utara, Jl."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERCEPATAN WAKTU PROYEK DENGAN TAMBAHAN

BIAYA YANG OPTIMUM

(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Gedung Sekolah Yayasan Pelita Bangsa

di Jl. Iskandar Muda Medan, Sumatera Utara)

Jevri Krisanto Lumbanbatu

1

, Syahrizal

2 1

Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1

Kampus USU Medan

Email : Jejep_batu@yahoo.co.id

2

Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil,, Universitas Sumatera Utara, Jl.

Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan

Email : Rizal_ar@ymail.com

ABSTRAK

Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Di dalam proyek konstruksi terdapat berbagai sumber daya, manajer proyek harus dapat mengelola sumber daya tersebut secara efesien dan efektif. Tujuan utama penelitian adalah untuk mengetahui jumlah waktu yang dapat dipercepat dan berapa besar biaya yang akan dikeluarkan. Pada proyek Pembangunan Gedung Sekolah Yayasan Pelita Bangsa yang berlokasi di Jl.Iskandar Muda Medan dipilih sebagai tempat studi penelitian karena mengalami keterlambatan pekerjaan. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain menyusun jaringan kerja dengan metode Critical Path Method (CPM), mengidentifikasi jalur kritis dan jalur non kritis dan melakukan analisa perhitungan percepatan waktu dan biaya proyek. Hasil perhitungan menunjukkan waktu pelaksanaan normal proyek adalah 244 hari dan biaya normal sebesar Rp. 5,927,497.357.50, dengan menambah 1 jam penambahan jam kerja maka dapat mempercepat waktu sebanyak 16 hari dengan tambahan biaya sebesar Rp. 41,624,455,42 dan Cost Slope sebesar Rp. 1,892,020.68 per hari, dengan menambah 2 jam penambahan jam kerja maka dapat mempercepat waktu sebanyak 33 hari dengan biaya tambahan sebesar Rp. 121,081,991.46 dan nilai Cost Slope sebesar Rp. 3,363,388.64 per hari, dengan menambah 3 jam penambahan jam kerja maka dapat mempercepat waktu sebanyak 45 hari dengan biaya tambahan sebesar Rp. 204,767,925.40 dan nilai Cost Slope sebesar Rp. 4,550,398.34 per hari, dengan menambah 4 jam penambahan jam kerja maka dapat mempercepat waktu sebanyak 56 hari dengan biaya tambahan sebesar Rp. 297,349,168.27 dan nilai Cost Slope sebesar Rp. 5,946,983.36 per hari. Penambahan jam kerja sebaiknya dilakukan pada pekerjaan-pekerjaan yang kritis, apabila dilakukan pada semua, maka hanya akan menambah biaya saja sementara waktu yang dipercepat tetap.

Kata Kunci : percepatan proyek, lintasan kritis, biaya optimum.

ANALYSIS OF ACCELERATION TIME PROJECTS WITH ADDITIONAL FEES

OPTIMUM

(Case Study: Construction Projects Yayasan Pelita Bangsa School in Jl. Iskandar Muda

Medan, Sumatera Utara)

The construction project is a series of activities carried out only once and generally short-term. In the construction project there are a variety of resources, the project manager must be able to manage these resources efficiently and effectively.. The main purpose of the study was to determine the amount of time that can be accelerated and how much will it cost. In construction projects Yayasan Pelita Bangsa School located in Medan Muda Jl.Iskandar chosen as the research study due to delay work. The measures taken include preparing a network with methods Critical Path Method (CPM), identifying the critical path and non-critical path analysis and computation acceleration time and project costs. The calculations show normal project implementation time is

(2)

244 days and the normal cost of Rp.5,927,497.357.50, by adding 1 hour additional hours of work, it can speed up the time up to 16 days with an additional fee of Rp.41,624,455,42 and Cost Slope of Rp.1,892,020.68 per day, with 2 hours add additional hours of work, it can speed up the time as much as 33 days for an additional fee amounting to Rp.121,081,991.46 and cost Slope value of Rp.3,363,388.64 per day, by adding 3 additional hours of work hours, it can speed up the time by 45 days and costs an additional Rp.204,767,925.40 cost Slope and value of Rp.4,550,398.34 per day, by adding 4 additional hours of work hours, it can speed up the time as many as 56 days for an additional cost and value Rp.297,349,168.27 Rp.5,946,983.36 cost Slope for a day. The addition of working hours should be performed on critical jobs, if done at all, it will only add to the cost of an accelerated course while still

Keywords: acceleration of the project, critical path method, the optimum cost.

1.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam suatu proyek konstruksi tentu diperlukan hubungan kerjasama yang baik antara pemilik proyek (owner), konsultan dan kontraktor. Pemilik proyek dalam hal ini tentu menginginkan pelaksanaan proyek konstruksi berjalan dengan lancar sesuai waktu yang di tentukan di dalam jadwal yang sudah di tenderkan. Oleh sebab itu, seorang kontraktor harus mampu mengelola proyek konstruksi secara sistematis yang bertujuan untuk dapat menyelesaikan proyek dalam jangka waktu yang tersedia dengan memanfaatkan dana yang seefektif mungkin.

Pada kenyataannya di lapangan sering sekali waktu pekerjaan tidak dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan pelaksanaan proyek, antara lain : keadaan cuaca yang tidak memungkinkan seperti hujan yang memaksa para pekerja tidak dapat melaksanakan pekerjaannya, adanya kesalahan ataupun perubahan pada perencanaan, keterlambatan material yang datang, kurangnya pengawasan terhadap para pekerja sehingga terjadi kesalahan-kesalahan oleh pekerja, adanya peraturan-peraturan pemerintah khususnya tentang lalulintas yang memperlambat penyelesaian pekerjaan, dan adanya pengaruh dari lingkungan sekitar.

Keterlambatan waktu pelaksanaan proyek tersebut menjadi tanggungjawab kontraktor sebagai pelaksana proyek. Apabila keterlambatan tersebut dalam jangka waktu yang lama, maka bisa saja kontraktor diberikan sanksi oleh pemilik proyek karena tidak sesuai lagi dengan waktu yang terencana didalam dokumen kontrak. Pada proyek Pembangunan Gedung Sekolah Yayasan Pelita Bangsa yang berlokasi di Jl.Iskandar Muda Medan, Sumatera Utara, dimana Pada proyek pembangunan gedung ini direncanakan dimulai tanggal 18 April 2011 dan akan selesai tanggal 12 Desember 2011, ternyata pada pekerjaan minggu ke-9, tanggal 13 Juni 2011 mulai terjadi keterlambatan yang seharusnya sudah sebesar 15.54% ternyata hanya 12.98%, dan pada minggu-minggu berikutnya juga terjadi keterlambatan pekerjaan. Salah satu cara untuk mengatasi keterlambatan adalah menambah waktu kerja dengan tenaga kerja yang tersedia. Penambahan jam kerja yang dilakukan dengan penambahan 1 jam, 2 jam, 3 jam dan 4 jam penambahan jam kerja. Dengan analisa ini kita dapat mengetahui jumlah waktu yang dapat dipercepat dan mengetahui besar biaya yang dikeluarkan setelah melakukan analisis percepatan waktu proyek serta mengetahui pekerjaan-pekerjaan proyek yang membutuhkan percepatan.

2.

TINJAUAN PUSTAKA

Metode CPM (Critical Path Method)

CPM (Critical Path Method) adalah suatu metode dengan menggunkan diagram anak panah dalam menentukan lintasan kritis, sehingga disebut juga metode lintasan kritis. CPM menggunakan satu angka estimasi durasi kegiatan yang tertentu (deterministic). Dalam CPM (Critical Path Method) dikenal EET ( Earliest Event Time) dan LET (Last Event Time), Total

(3)

Float, Free Float, dan Interferen Float, EET itu sendiri adalah peristiwa paling awal atau waktu tercepat dari event. LET adalah peristiwa paling akhir atau waktu paling lambat dari event.

Dalam metode CPM kita juga akan mendapatkan lintasan kritis yaitu lintasan yang menghubungkan kegiatan-kegiatan kritis yaitu kegiatan yang tidak boleh terlambat atau ditunda pelaksanaannya karena keterlambatan kegiatan kritis akan menyebabkan keterlambatan pada waktu total penyelesaian proyek.

Produktivitas Pekerja

Produktivitas didefinisikan sebagai rasio antara output dan input , atau rasio antar hasil produksi dengan total sumber daya yang digunakan. Dalam proyek konstruksi, rasio produktivitas adalah nilai yang diukur selama proses konstruksi, dapat dipisah menjadi biaya tenaga kerja, material, dan uang, metoda dan alat . sukses dan tidaknya proyek konstruksi tyergantung pada efektifitas pengelolaan sumber daya. Pekerja adalah salah satu sumberdaya yang tidak mudah dikelola. Upah yang diberikan sangat bervariasi tergantung pada kecakapan masing-masing pekerja karean tidak ada satupun pekerja yang sama karakteristiknya.

Mempercepat Waktu Proyek (Crashing Project)

Salah satu strategi percepatan waktu penyelesaian proyek adalah dengan menambah jam kerja para pekerja. Penambahan jam kerja ini sangat sering dilakukan karena dapat memberdayakan sumber daya yang ada dilapangan dan cukup mengefisiensikan tambahan biaya yang akan dikeluarkan oleh kontraktor. Biasanya waktu kerja normal pekerja adalah 7 jam (dimulai pukul 08.00 Wib dan selesai pukul 16.00 Wib dengan waktu istirahat 1 jam), dan biasanya kerja lembur dilakukan setelah jam kerja normal. Penambahan jam kerja bisa dilakukan dengan penambahan 1 jam, 2 jam, 3jam dan 4 jam penambahan sesuai dengan waktu penambahan yang diinginkan.

Adapun indikasi penurunan produktivitas pekerja terhadap penambahan jam kerja dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini:

Indeks Produktivitas 1,3 Proyek Besar 1,2 1,1 Jam Lembur 1,0 2,0 3,0

Gambar 1. Indikasi menurunnya produktivitas akibat penambahan jam kerja (Sumber : Soeharto, 1997)

(4)

Dari uraian diatas dapat ditulis sebagai berikut: a. Produktivitas Harian

(1)

b. Produktivitas Tiap Jam

(2)

c. Produktivitas Harian Sesudah crash

(3) Dimana: rja d. Crash Duration

(4)

Tabel 1. Koefisien Penurunan Produktifitas Jam Lembur (jam) Penurunan Indeks Produktifitas Prestasi Kerja (%) 1 0.1 90 2 0.2 80 3 0.3 70 4 0.4 60

Biaya Tambahan Pekerja (Crash Cost)

Dengan adanya penambahan waktu kerja, maka biaya untuk tenaga kerja akan bertambah dari biaya normal tenaga kerja. Berdasarkan Keputusan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP. 102/MEN/VI/2004 bahwa upah penambahan kerja bervariasi, untuk penambahan waktu kerja satu jam pertama, pekerja mendapatkan tambahan upah 1,5 kali upah perjam waktu normal, dan untuk penambahan waktu kerja berikutnya pekerja mendapatkan 2 kali upah perjam waktu normal.

Adapun perhitungan biaya tambahan pekerja dapat dirumuskan sebagai berikut, yaitu: 1. Normal ongkos pekerja perhari

(5)

2. Normal ongkos pekerja perjam

(6) 3. Biaya Lembur pekerja

(7) Dimana: n = jumlah penambahan jam kerja

4. Crash Cost pekerja perhari

(8) 5. Cost Slope (Penambahan biaya langsung untuk mempercepat suatu aktifitas persatuan

waktu)

(9)

Hubungan Antara Biaya dan Waktu

Biaya total proyek sama dengan jumlah biaya langsung ditambah biaya tidak langsung. Biaya total proyek sangat tergantung terhadap waktu penyelesaian proyek, semakin lama proyek selesai makan biaya yang dikeluarkan akan semakin besar. Hubungan antara biaya dengan waktu dapat dilihat pada gambar 2. Titik A mnunjukkan titik normal, sedangkan titik B adalah titik dipersingkat. Garis yang menghubungkan antara titik Adan titik B disebut kurva waktu-biaya.

Biaya

Biaya waktu B

Dipersingkat Titik Dipersingkat

Biaya Dipercepat A Titik Normal

Waktu Waktu Waktu Dipercepat Normal

Gambar 2. Hubungan waktu-biaya normal dan dipersingkat untuk suatu kegiatan (Sumber : Soeharto ,1997)

Dari gambar 2 terlihat bahwa semakin bertambah jumlah jam kerja lembur maka akan semakin cepat waktu penyelesaian proyek, tetapi biaya tambahan yang harus dikeluarkan semakin besar.

(6)

3. METODOLOGI PENELITIAN

Bagan Penulisan

Gambar 3. Bagan alir penulisan

Penyusunan Jaringan Kerja

Hal yang pertama kali dilakukan adalah mencari data-data yang diperlukan dari proyek yang akan dilakukan sebagai tempat penelitian yaitu berupa Kurva S dan Rancangan Anggaran Biaya (RAB). Berdasarkan data Kurva S yang diperoleh, maka dilakukan penyusunan komponen-komponen kegiatan sesuai urutan logika ketergantungan. Setelah susunan selesai, tahap selanjutnya adalah membuat perencanaan ulang penjadwalan proyek dengan menggunakan metode

Critical Path Method (CPM) untuk menentukan pekerjaan kritis dan non kritis dan kemudian menggambarkan jaringan kerja sesuai metode yang digunakan.

MULAI PENGUMPULAN DATA ANALISA DATA ANALISA HASIL PERHITUNGAN KESIMPULAN SELESAI Menyusun komponen-komponen kegiatan sesuai urutan logika ketergantungan

Membuat Perencanaan penjadwalan proyek dengan menggunakan method Critical Path Method (CPM) untuk menentukan pekerjaan Kritis. Menentukan biaya normal masing-masing kegiatan. Melakukan perhitungan percepatan waktu proyek pada pekerjaan Kritis Menghitung besar tambahan biaya optimum setelah melakukan percepatan waktu proyek.

(7)

Perhitungan Percepatan Waktu dan Biaya Proyek

Setelah pekerjaan kritis didapat maka berdasarkan data Rancangan Anggaran Biaya (RAB) di dapat biaya normal proyek yang direncanakan oleh kontraktor, dan data tersebut juga digunakan untuk melakukan perhitungan percepatan proyek dengan melakukan penambahan jam kerja sebanyak 1 jam , 2 jam, 3 jam dan 4 jam penambahan jam kerja. Setelah di dapat waktu percepatan proyek maka kemudian dilakukan perhitungan biaya percepatan dengan besar upah penambahan jam kerja berdasarkan Keputusan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP. 102/MEN/VI/2004 bahwa upah penambahan kerja bervariasi, untuk penambahan waktu kerja satu jam pertama, pekerja mendapatkan tambahan upah 1,5 kali upah perjam waktu normal, dan untuk penambahan waktu kerja berikutnya pekerja mendapatkan 2 kali upah perjam waktu normal.

4.

HASIL PEMBAHASAN

Perhitungan dilakukan secara manual dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel yaitu salah satu bagian dari Microsoft Office yang dapat membantu melakukan perhitungan lebih cepat. Untuk menentukan pekerjaan yang akan dilakukan perhitungan percepatan proyek dengan biaya yang optimum maka digunakan metode jalur kritis (Critical Path Metode). Metode Jalur Kritis (Critical Path Metode) adalah suatu metode dengan menggunakan diagram anak panah dalam menentukan lintasan kritis, dimana lintasan kritis terdiri dari rangkaian kegiatan kritis dimulai dari kegiatan pertama sampai kegiatan terakhir proyek. Maka jalur kritis penting bagi pelaksana proyek, karena pada jalur ini terletak kegiatan-kegiatan yang bila pada pelaksanaannya terlambat, akan menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan.

Sebelum melakukan perhitungan secara manual, terlebih dahulu dikumpulkan data-data dari perusahaan yang merupakan kontraktor dari proyek study kasus seperti : Kurva S dan Rancangan Anggaran Biaya (RAB) proyek tersebut. Secara singkat dan berurutan, prosedur perhitungan yang harus ditempuh adalah:

1. Mengumpulkan data-data yang diperlukan.

2. Membuat tabel logika ketergantungan untuk setiap item pekerjaan sesuai dengan data yang ada.

3. Membuat diagram jaringan kerja dengan menggunakan Critical Path Metode (CPM) 4. Menentukan jalur kritis dari jaringan kerja yang telah dibuat.

5. Melakukan perhitungan percepatan waktu proyek pada pekerjaan yang terdapat pada jalur kritis dengan melakukan penambahan 4 jam, 3 jam, 2 jam,dan 1 jam penambahan kerja dari jam kerja normal.

Tabel 2. Ketergantungan item pekerjaan

No ITEM PEKERJAAN SIMBOL KETERGANTUNGAN DURASI

(HARI) III Pekerjaan Pemancangan

1 Mobilisasi dan Demobilisasi satu unit

mesin pancang C1 B6,B2 1

2 Mobilisasi dan Demobilisasi 1 unit

service crane C2 B6,B2 2

(8)

4 PDA test 2 titik C4 C3 2 IV Pekerjaan Struktur

A Struktur Lantai Dasar

1 Pek. Lt Kerja dibawah pondasi dan sloof

(beton 1:3:5) D1 C4 7

2 Pek. Lt Kerja dibawah lantai (beton

1:3:5) D2 D7 1

3 Pek. Pilecap D3 C4 8

4 Pek. Sloof D4 B3, B4, D1, D3 5

5 Pek. Fit Lift D5 D4 1

6 Pek. Kolom D6 D4 7

7 Pek. Pondasi tangga D7 D5, D6 2

8 Pek. Tangga D8 E1, B5 3

9 Pek. Pelat lantai basement, tebal 20cm D9 K4 3

10 Pekerjaan floor harderner untuk lantai

basement D10 K4 3

(9)

Tabel 3. Hasil perhitungan penambahan 1,2,3 dan 4 jam penambahan jam kerja No . Keterangan Waktu penyelesaian proyek (Hari) Jumlah waktu yang dipercepat (Hari) Besar biaya proyek (Rupiah) Biaya tambahan (Rupiah) Cost Slope (Rupiah) 1 Waktu Normal 244 0 5,927,497,357.50 0 0 2 Penambahan 1 Jam 222 22 5,969,121,812.92 41,624,455.42 1,892,020.70 3 Penambahan 2 Jam 208 36 6,048,579,348.96 121,081,991.46 3,363,388.64 4 Penambahan 3 Jam 199 45 6,132,265,282.90 204,767,925.40 4,550,398.34 5 Penambahan 4 Jam 194 50 6,224,846,525.77 297,349,168.27 5,946,983.36

Gambar 5. Hubungan antara waktu, biaya normal dan biaya setelah dipercepat

Dari garfik dapat dilihat bahwa apabila waktu penyelesaian proyek dipercepat dari waktu normal maka biaya akan bertambah dari biaya normal, dimana waktu normal proyek adalah 244 hari dengan besar biaya normal Rp. 5,927,497,357.50, dengan menambah 1 jam penambahan jam kerja maka waktu penyelesaian proyek menjadi 222 hari dan besar biaya menjadi Rp. 5,969,121,812.92 dengan penambahan biaya sebesar 0.702 % dari biaya normal. Apabila menambah 2 jam penambahan jam kerja maka waktu penyelesaian proyek di percepat menjadi 208 hari dan besar biaya menjadi Rp. 6,048,579,348.96 dengan penambahan biaya sebesar 2.043 % dari biaya normal. Apabila menambah 3 jam penambahan jam kerja maka waktu penyelesaian proyek dipercepat menjadi 199 hari dan besar biaya menjadi Rp.6,132,265,282.90 dengan penambahan biaya sebesar 3.455 % dari biaya normal. Apabila menambah 4 jam penambahan jam

5,90 5,95 6,00 6,05 6,10 6,15 6,20 6,25 188 196 204 212 220 228 236 244 To tal B iay a (x R p .M yl iar )

Total Waktu (Hari)

(10)

kerja maka waktu penyelesaian proyek di percepat menjadi 194 hari dan besar biaya menjadi Rp. 6,224,846,525.77 dengan penambahan biaya sebesar 5.016 % dari biaya normal.

5.

KESIMPULAN

Kesimpulan

Berdasarkan analisan percepatan proyek yang dilakukan pada proyek pembangunan Gedung Sekolah Yayasan Pelita Bangsa di Jl. Iskandar Muda Medan, Sumatera Utara, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

Hasil perhitungan menunjukkan waktu pelaksanaan normal proyek adalah 244 hari dan biaya normal sebesar Rp. 5,927,497.357.50, dengan menambah 1 jam penambahan jam kerja maka dapat mempercepat waktu sebanyak 16 hari dengan tambahan biaya sebesar Rp. 41,624,455,42 dan Cost Slope sebesar Rp. 1,892,020.68 per hari, dengan menambah 2 jam penambahan jam kerja maka dapat mempercepat waktu sebanyak 33 hari dengan biaya tambahan sebesar Rp. 121,081,991.46 dan nilai Cost Slope sebesar Rp. 3,363,388.64 per hari, dengan menambah 3 jam penambahan jam kerja maka dapat mempercepat waktu sebanyak 45 hari dengan biaya tambahan sebesar Rp. 204,767,925.40 dan nilai Cost Slope sebesar Rp. 4,550,398.34 per hari, dengan menambah 4 jam penambahan jam kerja maka dapat mempercepat waktu sebanyak 56 hari dengan biaya tambahan sebesar Rp. 297,349,168.27 dan nilai Cost Slope sebesar Rp. 5,946,983.36 per hari.

Saran

Penambahan jam kerja sebaiknya dilakukan pada pekerjaan-pekerjaan yang tergolong kritis (pekerjaan yang harus segera diselesaikan), apabila dilakukan pada semua pekerjaan termasuk pekerjaan yang tidak kritis, maka akan menambah biaya saja sementara waktu yang dipercepat tetap.

DAFTAR PUSTAKA

Alifen, Ratna S. Analisis “What if” Sebagai Metode Antisipasi Keterlambatan Durasi Proyek, Jurnal Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, Indonesia.

Andi.(2005).”Faktor-Faktor Penyebab Rework Pada Pekerjaan Konstruksi”Jurnal Teknik Sipil,

Universitas Kristen Petra , Indonesia,

Dannyati, Eka. Optimalisasi Pelaksanaan Proyek DenganMetode PERT dan CPM. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

Elvianto, Wulfra, I.(2004). Manajemen Proyek Konstruksi Edisi Revisi, Andi, Yogyakarta. Husen, Abrar.(2008). Manajemen Proyek, Andi Yogyakarta.

Logawan, Gunawan. (2007). Manajemen Proyek Konstruksi.Universitas Trisakti, Jakarta.

N.Khaled, H.Ossama.” A Model Of Assessing MaximumOvertime Rate In Labor Subcontracting Practices”. Journal of Construction Engineering and ProjectManagement, KICEM.2012. Sandyavitri, Ari. Pengendalian Dampak Perubahan Design Terhadap Waktu dan Biaya Pekerjaan

Konstruksi. Jurnal Teknik Spil Uiversitas Riau. Riau.

Soeharto Imam. (1995). Manajemen Proyek : Dari Konseptual Sampai Oprasional. Erlangga, Jakarta.

Soeharto Imam. (1998). Manajemen Proyek : Dari Konseptual Sampai Oprasional Jilid 2. Erlangga, Jakarta.

Sudarsana, Dewa Ketut. Pengendalian Biaya dan Jadual Terpadu Pada Proyek Konstruksi. Jurnal Teknik Spil Universitas dayana, Denpasar.

Yana, A.A.G.A. Pengaruh Jam Kerja Lembur Terhadap Biaya Percepatan Proyek dengan Time Cost Trade of Analysis. Jurnal Tekni Sipil , Bali.

Gambar

Gambar 1. Indikasi menurunnya produktivitas akibat penambahan jam kerja (Sumber : Soeharto,  1997)
Tabel 1. Koefisien Penurunan Produktifitas  Jam Lembur  (jam)  Penurunan Indeks Produktifitas  Prestasi Kerja (%)  1  0.1  90  2  0.2  80  3  0.3  70  4  0.4  60
Gambar 2. Hubungan waktu-biaya normal dan dipersingkat untuk suatu kegiatan (Sumber :  Soeharto ,1997)
Tabel 2. Ketergantungan item pekerjaan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Objek getaran yang terjadi pada rotor adalah selama getaran dalam batas yang dapat diterima kecepatan operasi dan kondisi beroperasi dibawah kecepatan rata- rata pada

Untuk semua sistem baru, proses rekayasa persyaratan harus dimulai studi kelayakan. Input dari studi kelayakan adalah deskripsi garis besar sistem dan bagaimana sistem akan

Hasil perancangan tersebut terdiri dari (1) judul, pada tahap merancang judul dilihat berdasarkan kompetensi dasar, indikator yang ingin dicapai, materi pokok, dan

Pembuatan bioetanol dari buah pepaya. Buah pepaya yang sudah tidak layak jual bisa dimanfaatkan untuk bahan baku bioetanol. Buah-buahan yang sudah tidak layak jual atau

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan interaksi antara variasi ketersediaan air dan intensitas cahaya memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap jumlah daun

untuk motivasi perawat dalam melakukan cuci tangan 6 langkah yang benar masih kurang hal ini disebabkan karena perawat merasa terlalu rumit, merasa kurang bersih

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas anugerah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan Tugas Akhir dengan judul “Analisa Laju

Hasil penelitian menunjukkan bahwa EDK tidak berpengaruh nyata terhadap berat badan dan pertambahan berat badan, tetapi secara nyata menurunkan konsumsi pakan (PcC,05)