• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MASALAH KESIAPAN MENINGKATKAN MENJADI ORANG TUA - Elib Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MASALAH KESIAPAN MENINGKATKAN MENJADI ORANG TUA - Elib Repository"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN

MASALAH KESIAPAN MENINGKATKAN MENJADI ORANG TUA

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Disusun Oleh:

DANI RIZKYANI, S. Kep A31500820

PEMINATAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vii ABSTRAK Nama : Dani Rizkyani, S. Kep

Program studi : Profesi Ners Stikes Muhammadiyah Gombong Judul : “Analisis Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan

Masalah Kesiapan Meningkatkan Menjadi Orang Tua “.

Tercapainya tumbuh kembang balita yang optimal merupakan hal yang diinginkan. Banyak yang mempengaruhi proses tumbuh kembang balita, salah satunya adalah pengetahuan orang tua atau peran serta keluarga yang sangat diperlukan dalam menjaga, mencegah dan mengatasi berbagai masalah kesehatan yang tejadi terhadap proses tumbuh kembang balita. Pengetahuan juga dipengaruhi oleh tingkat keaktifan ibu dalam mengikuti posyandu. Jumlah ibu yang aktif dalam posyandu desa Sampang berjumlah 181 ibu (53%) dan yang tidak aktif mengikuti posiandu atau jarang mengikuti sebanyak 146 ibu (43 %). Ibu yang aktif dan selalu hadir di kegiatan posiandu Desa Sangubanyu sebanyak 303 ibu (80% ) dan yang jarang aktif mengikuti posiandu sebnyak 76 ibu (20 %). Intervensi yang diberikan pada masalah ini harus sesuai dengan 5 dasar fungsi keluarga yaitu dengan cara memberikan intervensi pendidikan kesehatan trekait tumbuh kembang balita. Dari hasil evaluasi iplementasi, ke 5 fungsi dasar keluarga sudah adapat tercapai seluruhnya dan masalah keperawatan kesiapan menjadi orang tua teratasi. Berdasarkan hasil evaluasi, salah faktor yang sangat mepengaruhi tingkat pnegetahuan ibu dalam analisis asuhan keperawatan adalah faktor geografis yang mempengaruhi keaktifan ibu datang ke posyandu.

(8)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia saat ini sedang giat-giatnya melakukan pembangunan kesehatan yang bertujuan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas melalui peningkatan kesehatan. Salah satu upaya Pemerintah Indonesia dalam merealisasikan kesehatan masyarakat yaitu dengan mencapai Sasaran Pembangunan Milenium pada tahun 2015 yang tertuang dalam program-program MDGs (Millennium Development Goals). Menurut Stanhope (2008), dalam MDGs ditetapkan delapan tujuan

utama yang perlu ditindak lanjuti oleh setiap negara, tiga diantaranya adalah mengenai masalah kesehatan yang meliputi menurunkan angka kematian anak usia di bawah 5 tahun, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV, malaria, penyakit menular dan tidak menular lainnya. Pencapaian MDGs memerlukan peran serta aktif mulai dari masyarakat, lembaga pemerintah maupun swasta.

Keperawatan kesehatan komunitas juga turut berupaya mewujudkan MDGs tahun 2015 dengan melakukan pelayanan kesehatan yang profesional bagi masyarakat. Pelayanan keperawatan komunitas diberikan melalui upaya peningkatan derajat kesehatan (health promotion), pemeliharaan kesehatan (health maintenance), pendidikan kesehatan serta manajemen pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat (Allender, J.A., Rector, C., & Warner, K.D 2010). Tujuan keperawatan komunitas adalah memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada individu, keluarga, dan kelompok untuk menurunkan prevalensi penyakit di masyarakat seperti di kalangan balita.

(9)

2

anak-anak awal atau pra sekolah (60-72 bulan), sekolah (6-12 tahun), remaja (12-18 tahun), dewasa muda ( 18 – 35 tahun), dewasa tengah (35-65) tahun, dan tahap terakhir yaitu dewasa akhir (>65 tahun), (Wong dkk, 2009). Dalam tahapan perkembangan tersebut terdapat periode penting yaitu periode balita.

Balita merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia Balita dimulai dari dua sampai dengan lima tahun, bisa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 12-59 bulan. Dalam keseluruhan siklus hidup manusia, masa dibawah usia lima tahun (Balita) adalah periode paling kritis yang menentukan kualitas sumberdaya manusia. Pada masa balita proses tumbuh kembang berlangsung sangat cepat dan dikatakan masa tersebut adalah masa emas yang apabila tidak dibina dengan baik akan mengalami gangguan dalam perkembangan emosi, sosial dan kecerdasan. Karena pada masa ini adalah tahap awalpembentukan dasar kemampuan, mental, intelektual, dan moral yang sangat menentukan sikap, nilai dan pola perilaku seseorang dikemudian hari. Kunci keberhasilan dalam pembinaan anak balita berada ditangan orang tua atau keluarga, karena hampir seluruh waktu anak berada dekat dengan orang tuanya. Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku personal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dan keluarga, kelompok, dan masyarakat (Mahmud, 2008).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen jumlah balita pada tahun 2010 adalah 90.793 balita, dan di desa Sampang kecamatan sempor terdapat 341 balita, sedangkan di desa Sangubanyu kecamatan buluspesantren terdapat 378 balita.

(10)

3

dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil proses pematangan. (Soetjiningsih 2012).

Tercapainya tumbuh kembang balita yang optimal merupakan hal yang diinginkan. Banyak yang mempengaruhi proses tumbuh kembang balita, salah satunya adalah pengetahuan orang tua atau peran serta keluarga yang sangat diperlukan dalam menjaga mencegah dan mengatasi berbagai masalah kesehatan yang tejadi terhadap proses tumbuh kembang balita (Adriana, Dian, 2011).

Keluarga sangat penting untuk membantu memberikan rangsangan atau menstimulus perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh meliputi pendidikan, pengasuhan, kesehatan, gizi, dan perlindungan karena perkembangan anak berbeda satu sama lain yang dipengaruhi faktor internal maupun eksternal (Afrilia & Kurniati. 2008). Orang tua adalah pendidik pertama bagi anak-anak mereka,karena dari orang tualah anak mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya dan menjadi dasar bagi perkembangan anak dikemudian har. Untuk itu orang tua harus tahu cara mendidik dan menstimulus kecerdasan anaknya.

Pendidikan kesehatan merupakan suatu cara penunjang program- program kesehatan, yang dapat menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan dalam waktu yang pendek. Konsep pendidikan kesehatan juga proses belajar pada individu, kelompok, masyarakat dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah kesehatan menjadi mampu (Notoatmodjo, 2007). Pada proses pemberian pendidikan kesehatan pada orang tua dapat mengatasi masalah keperawatan yang ada pada keluarga yaitu adanya masalah hambatan peran menjadi orang tua terkait keterbatasan pengetahuan.

(11)

4

keluarga beraneka ragam, namun teori model asuhan keperawatan yang digunakan perawat dalam melakukan asuhan keperawatan kepada keluarga kali ini yaitu Teori Model Family Centre Nursing (FCN) menurut Friedman atau asuhan yang berpusat pada keluarga. Proses keperawatan dalam asuhan keperawatan keluarga model FCN meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, intervensi dan evaluasi (Friedman, Bowden & Jones, 2009). Penelitian Widyastuti (2011), mengatakan bahwa asuhan keperawatan keluarga dapat meningkatkan pengetahuan orang tua tentang tahapan tumbuh kembang balita

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti di Desa Sampang Kecamatan Sempor pada 10 (2%)orang ibu yang memiliki anak usia balita didapatkan bahawa 5 orang ibu memiliki pengetahuan yang kurang tentang tumbuh kembang anak. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan pernyataan ibu yang mengatakan bahwa hanya dengan menimbangkan anaknya ke posyandu setiap bulanya sudah cukup dan tidak pernah membaca buku-buku tentang tumbuh kembang ana, selain itu ibu-ibu di wilayah dengan medan yang sulit tidak pergi ke posiandu pada settiap bulannya. Peneliti juga melakukan wawancara yang sama kepada 10(3%) orang ibu di Desa Sangubanyu yang memiliki anak usia balita didapatkan bahwa 3 orang ibu memiliki pengetahuan yang kurang tentang tumbuh kembang anak. Mereka mengatakan bahwa kader posiandu sudah aktif untuk memberikan pengetahuan tentang tahapan tumbuh kembang balita.

(12)

5

peningkatan pengetahuan ibu tentang tahapan tumbuh kembang balita sebagai salah satu intevensi dari masalah keperawatan keluarga.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Studi ini dilakukan untuk mengidentifikasi efektivitas pemberian pendidikan kesehatan pada para ibu terhadap pengetahuan tahapan tumbuh kembang balita.

2. Tujuan Khusus

a. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan keluarga tentang tumbuh kembang balita

b. Keluarga mampu memutuskan tindakan kesehatan tumbuh kembang balita yang tepat bagi keluarga

c. Keluarga mampu merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan tumbuh kembang balita

d. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga terhadap tahapan tumbuh kembang balita

e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya terkait pengetahuan tahapan tumbuh kembang balita

C. Manfaat Penulisan 1. Manfaat Keilmuan

Karya ilmiah ini dapat menjadi dasar dalam praktik keperawatan komunitas dan sebagai proses pembelajaran dalam melakukan praktik asuhan keperawatan keluarga untuk memandirikan keluarga dalam menstimulasi tumbuh kembang balita. 2. Manfaat Aplikatif

(13)

6

melalui upaya promotif dan preventif dan dapat digunakan sebagai dasar dalam membuat perencanaan pada keluarga dengan masalah hubungan peran sebgai orang tua.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Adriana, Dian.( 2011). TumbuhKembangdanTerapiPadaAnak.Jakarta :SalembaMedika. Afrilia&Kurniati. (2008). Hubunganantarakomunikasiefektif orang

tua-anakdengankenakalanremajapadaremaja di rumahtahananPondokBambu Jakarta Timur

Allender, J.A., Rector, C., & Warner, K.D (2010).Community health nursing: promoting and protecting the public’s health. 6th Ed. Philadelphia: LippincottWilliams & Wilkins.

Depkes RI. PedomanPelaksanaanStimulasi, DeteksidanIntervensiDiniTumbuh KembangAnak. Jakarta. 2005; 15-40.

Friedman, Bowden, Jones. (2009). Family nursing: research, theory, & practice. 4th ed. Printice hall.

Grodner. M., Long. S., Walkingshaw.B.C. (2007).Foundations and clinical applications of nutrition:a nursing approach. 4th. Ed. Louis, Missouri:Mosby. Inc

Mercer, T.R. and Walker, L.O. (2006).A review of nursing intervention to foster becoming a mother.AWHONN.JOGNN.35(5).

Nursalam.(2005). Konsep&PenerapanMetodologiPenelitianIlmuKeperawatan. Jakarta: Salemba

Riyadi, S &Sukarmin.(2009). AsuhanKeperawatanpadaAnak.Yogyakarta :GrahaIlmu. Notoatmodjo.(2007). PromosikesehatandanIlmuperilaku. Jakarta: RinekaCipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). MetodologiPenelitianKesehatan.Jakarta :PRinekaCipta. Pender, Murdaugh, & Parson.(2012). Health promotion in nursing practice. USA: Prentice

Hall.

Sarma, S., Nagar, S. (2006).Impact of educational intervention on knowledge of mothers regarding chilcare and nutrition in Himachal Pradesh.Journal Social Science, 12(2): 139-142.

Soetjiningsih.(2012). TumbuhKembangAnak. Jakarta: EGC PenerbitBukuKedokteran

(15)

Widyastuti, Tri. (2011). KtiKebidananHubunganPengetahuanIbuTentangPemantauanPertumbuhan Di

PosyanduDenganPertumbuhanBeratBadanPadaBalitaUsia 0–60 Bulan Di Desa. http://www.skripsipedia.com/2010/08/hubungan-pengetahuanibutentang.html. diaksestanggal 4 Juni 2016. Jam 09:45 WIB

Referensi

Dokumen terkait

Keba hagiaan orang tua, khususnya keluarga muda dalam memiliki anak merupakan hal wajar.. Mereka telah mendambakan anak-anak bahkan ketika

Skripsi yang berjudul Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Bermain Bahan Alam Dalam Keluarga.(Studi Kasus Pada Tiga Keluarga Di RT 03 RW 16 Kp.

Peran keluarga disini sangatlah penting dalam memberikan dukungan terhadap individu yang mengalami masalah kesehatan salah satunya adalah hipertensi, untuk

Intervensi dan implementasi yaitu mengkaji tingkat pengetahuan klien tentang resiko gangguan pada ibu dan janin, melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga pada proses

makanan yang Keluarga mampu mengenal Level 1 Domain IV: Pengetahuan kesehatan dan perilaku Level 2 Kelas : pengetahuan kesehatan Level 3 Pengetahuan tentang proses

1) Dapat menjadi bahan referensi pembelajaran dalam sub materi peran orang tua dalam memberikan pendidikan seks kepada remaja dalam keluarga secara komprehensif mulai dari

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis peran orang tua dalam menanamkan nilai multikultural dalam lingkungan keluarga pada siswa sekolah dasar.

v LEMBAR PERSETUJUAN DAMPAK PENGETAHUAN AGAMA ISLAM DAN PENANAMAN AKHLAK DARI ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK KELUARGA PENERIMA MANFAAT KPM PROGRAM KELUARGA HARAPAN PKH