KARYA TULIS ILMIAH
PENGGUNAAN LEAFLET DAN ALAT BANTU PENGAMBIL KEPUTUSAN (ABPK) DALAM KONSELING KONTRASEPSI IMPLANT PADA NY. S
UMUR 32 TAHUN DI BPM PUJI LESTARI S.ST DESA PLUMBON KARANGSAMBUNG KEBUMEN
Diajukan Untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
DINA MARLIN PUSPITANINGTYAS HIDAYATI B1301039
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KARYA TULIS ILMIAH
PENGGUNAAN LEAFLET DAN ALAT BANTU PENGAMBIL KEPUTUSAN (ABPK) DALAM KONSELING KONTRASEPSI IMPLANT PADA NY. S
UMUR 32 TAHUN DI BPM PUJI LESTARI S.ST DESA PLUMBON KARANGSAMBUNG KEBUMEN
Diajukan Untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
DINA MARLIN PUSPITANINGTYAS HIDAYATI B1301039
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
v
KARYA TULIS ILMIAH
PENGGUNAAN LEAFLET DAN ALAT BANTU PENGAMBIL KEPUTUSAN (ABPK) DALAM KONSELING KONTRASEPSI IMPLANT
PADA NY. S UMUR 32 TAHUN DI BPM PUJI LESTARI S.ST DESA
PLUMBON KARANGSAMBUNG KEBUMEN1
Dina Marlin Puspitaningtyas Hidayati2, Umi Laelatul Qomar S.ST., M.P.H3
INTISARI
Latar Belakang : Hasil konseling sering dihubungkan dengan problem Klien dalam mencerna dan memahami materi konseling yang diberikan. Model
Shared decision making adalah salah satu model yang digunakan oleh penyedia
pelayanan kesehatan untuk membantu pasien dalam membuat keputusan tentang kesehatan. Tenaga kesehatan memberikan informasi tentang metode kontrasepsi jangka panjang melalui konseling. Alat bantu konseling yang sering digunakan adalah ABPK (lembar balik), dan leaflet sebagai alat pendukung ABPK (lembar balik). Alat ini digunakan untuk pendukung sarana penyampai informasi. maka penulis tertarik menggunakan leaflet sebagai alat pendukung ABPK. Media tersebut digunakan sebagai pendukung konseling agar klien lebih tertarik dengan konseling yang diberikan.
Tujuan : penggunaan leflet dalam pengambilan keputusan ber-KB, mampu mengetahui kondisi medis klien, dapat mengetahui keputusan ber-KB klien. Metode Penelitian : Menggunkan metode survey deskriptif. Dalam hal ini peneliti mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi didalam masyarakat dengan subjek Ny. S umur 32 tahun. Penelitian ini dilakukan dari bulan April sampai Mei 2016. Pengkajian yang didapat melalui wawancara dan observasi langsung.
Hasil : Leaflet yang telah diberikan pada Ny. S dapat membantunya memahami tentang alat kontrapsi implant. Setelah di berikan konseling Ny. S mantap menggunakan implant sebagai alat kontrasepsi yang akan di gunakan.
Kesimpulan : leflet dan ABPK dapat membantu klien dalam pengambilan keputusan ber-KB implant.
Kata Kunci : leaflet, ABPK, Konseling KB implant Kepustakaan : 22 pustaka (2002-2015)
Jumlah Halaman : ix + 46 halaman + 7 Lampiran
1
Judul
2
Mahasiswa Prgram Studi DIII Kebidanan Stikes Muhammadiyah Gombong
3
vi
SCIENTIFIC PAPER
THE USE OF LEAFLET IN DECIDING IMPLANT CONTRACEPTION OF MRS. S, 32 YEAR-OLD MOTHER
IN PRIVATE MIDWIFERY CLINIC OF MIDWIFE PUJI LESTARI S.ST AT KARANGSAMBUNG, KEBUMEN1
Dina Marlin Puspitaningtyas Hidayati2, Umi Laelatul Qomar S.ST.,M.P.H3
ABSTRACT
Background: A client often gets in understanding the counseling material. Shared decision-making counseling is one of the models used by health-care providers in helping patients to make a decision about health. In giving information about a method of long-term contraception, health workers do by counseling. The instrument frequently used in counseling is flipchart, and leaflet as a supporting instrument. They are used to support the means of information deliery. Because of the rarely use of leaflets, the writer is interested in using that kind of leaflets to support flipchart edia. This media is used in giving counseling so that the clients are more interested in the counseling given.
Objective: To use leaflets in family planning decisions, to be able to know the medical condition of the client, to find out the decision of family planning of the clients, and to be able to know the side effects of implant contraceptive.
Methods: This scientific paper uses descriptive survey method. In this case the writer describes or depict a phenomenon that occurs in the community, especially Mrs. S, 32 years old. This was conducted from April to May 2016. The assessment was obtained through interviews and direct observation.
Results : Leaflets given to Mrs. S can help her understand implant contraceptive. After being given counseling, Mrs. S feels cetain to have implant as the contraceptive.
Conclusion: The leaflet can help clients make a decision in choosing implant as her contraceptive.
Keywords : leaflet, counseling, implant contraceptive Bibliography: 22 Library ( 2002-2015)
Number of pages : ix + 46 pages + 7 Appendix
1
Title
2
Student of DIII Program of Midwifery Dept.
3
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu watatta’ala yang senantiasa melimpahkan taufiq dan hidayahNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir berupa studi kasus dengan judul “Karya Tulis Ilmiah
Penggunaan Leaflet dan Alat Bantu Pengambil Keputusan (ABPK) Dalam
Pengambilan Keputusan Ber-KB Implant Pada Ny. S Umur 32 Tahun Di BPM Puji Lestari S.ST Desa Plumbon Karangsambung Kebumen”. Laporan Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai syarat mencapai gelar ahli madya kebidanan.
Selama penyusunan laporan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapat bimbingan, masukan dan dukungan dari beberapa pihak, sehingga laporan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. M. Madkhan Anis, S.Kep.Ns, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Gombong yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan program studi Kebidanan.
2. Hastin Ika Indriyastuti, S.SiT.,M.P.H, selaku Ketua Program Studi Diploma Tiga Kebidanan STIKES Muhammadiyah Gombong.
3. Umi Laelatul Qomar, S.ST.,MPH, selaku pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama pemberian asuhan dan pembuatan karya tulis ilmiah.
4. Bidan Puji Lestari S.ST, selaku pembimbing lahan yang telah banyak membimbing, mendukung, mengarahkan dan membantu penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan karya tulis ilmiah ini.
5. Ny. S dan keluarga yang bersedia menjadi objek Asuhan Karya Tulis Ilmiah. 6. Orang tua dan Keluarga tercinta telah memberikan dukungan baik materiil
maupun moril, dorongan semangat dan doa yang tiada henti.
7. Semua teman-teman Diploma Tiga Kebidanan Kelas A, terima kasih atas kebaikan dan bantuan yang diberikan dalam penyelesaian laporan komprehensif ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penyusunan laporan Karya Tulis Ilmiah ini.
Menyadari adanya berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh penulis, baik pengetahuan maupun pengalaman tentunya laporan Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Semoga Allah Subhanahuwata’ala senantiasa memberikan rahmat dan hidayah yang tidak berkesudahan dan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua (Amin).
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Gombong, Juli 2016
viii
Halaman Pernyataan... iv
Intisari ... v
viii
DAFTAR GAMBAR
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah utama yang dihadapi oleh Indonesia dibidang kependudukan
adalah pertumbuhan penduduk yang masih tinggi. Semakin tingginya
pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk
mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan
penduduk di Indonesia semakin nyata. Hal ini terlihat dalam kurun
waktu 10 Tahun, jumlah penduduk di Indonesia meningkat sebesar 10,9
juta dari 224,5 juta pada Tahun 2005 menjadi 255,4 juta di Tahun
2015 (BKKBN, 2015). Diperkirakan penduduk Indonesia pada Tahun
2019 mencapai 268,1 juta (Badan Pusat Statistik, 2015).
Saat ini Pemerintah terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan
dengan program Keluarga Berencana (KB). Program KB adalah bagian
yang terpadu (integral) dalam program pembangunan nasional dan bertujuan
untuk ikut serta menciptakan kesejahteraan penduduk Indonesia, untuk
mencapai keseimbangan yang baik (Depkes RI, 2007). Untuk mengatasi
permasalahan penduduk saat ini, pemerintah merancang program kontrasepsi
Metode Kontraspsi Jangka Panjang (MKJP) yang merupakan metode
kontrasepsi dengan masa efektif yang relatif lama. Metode tersebut dapat
digunakan oleh wanita meliputi metode oprasi wanita, alat kontrasepsi dalam
2
3 tahun (Manurung, 2013). Implant efektif mencegah kehamilan selama 3
tahun. Tingkat kegagalan lebih sedikit dibanding IUD. Sementara alat KB
berupa pil dan suntikan sifatnya jangka pendek dan kerap gagal, jika dipasang
dengan benar, metode kontrasepsi Implant memiliki efektivitas sampai 99
persen dengan tingkat kegagalan hanya 0,05 dari 100 wanita yang memakainya
(Hartanto, 2010).
Berdasarkan data dari BKKBN Indonesia pada Tahun 2010, didapatkan
data pemakai KB Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) atau Implant di
Indonesia adalah sebesar 4,99% dengan peserta KB aktif 64.133.347 peserta
(BKKBN, 2011). Sedangkan pada Tahun 2014, pemakai KB Implant di
Indonesia adalah sebesar 10,65% dari jumlah peserta KB aktif 42.964.869
peserta (BKKBN, 2015). Terjadi penurunan peminatan peserta KB aktif dari
Tahun 2010 ke Tahun 2014.
Peserta KB di Kabupaten Kebumen per 31 Desember 2015 adalah
155.206 peserta. Pengguna KB Implant terbilang masih rendah dibandingkan
dengan KB suntik yaitu 76.320 peserta, implant 36.387 peserta, pil 20.369
peserta, IUD 11.755 peserta, MOW 5.022 peserta, Kondom 4.634 peserta,
MOP 719 peserta (BKKBN Kebumen, 2015). Peserta KB di Kecamatan
Karangsambung pada tahun 2015 adalah sebanyak 5.588 peserta dimana suntik
menduduki peringkat pertama dengan 3.490 peserta, implant 1.344 peserta, pil
470 peserta, IUD 149 peserta, MOW 100 peserta, kondom 27 peserta dan MOP
8 peserta (BKKBN Kebumen, 2015).
3
dalam pemasangan alat kontrasepsi akan tetapi juga terkait dengan
pemberian konseling kepada akseptor maupun calon akseptor, sehingga
calon akseptor semakin mantap dengan menentukan pilihan alat kontrasepsi
(Suyono, 2007).
Informasi yang disampaikan oleh petugas konseling harus jelas, dapat
dimengerti, serta terkait dengan masalah–masalah yang sedang dihadapi
klien. Di samping itu untuk memudahkan dalam hal penyampaian materi
konseling, petugas sebaiknya menggunakan alat bantu dalam proses
konseling (Notoatmodjo, 2007).
WHO telah mengembangkan Alat Bantu Pengambilan Keputusan
(ABPK) berupa lembar balik (Flifchart) dan telah diadaptasi untuk Indonesia
yang digunakan dalam proses konseling kontrasepsi. ABPK ber-KB
(Flifchart) ini tidak hanya berisi informasi mutakhir kontrasepsi namun juga
standar proses dan langkah konseling KB yang berlandaskan pada hak klien
KB, sehingga flifchart atau ABPK ini memudahkan provider dalam
menjelaskan materi konseling agar lebih optimal.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Suryani (2012)
menyebutkan bahwa konseling menggunakan leafleat menunjukan nilai
rerata sebesar 1,51 sedangkan yang tidak diberikan konseling sesuai standar
tanpa leafleat nilai rerata adalah 0,45. Hal ini menunjukkan metode konseling
yang menggunakan leafleat efektif untuk meningkatkan pengetahuan ibu
hamil. Menurut Effendi (2014) leafleat merupakan alat peraga cetak yang
4
dan mudah dibawa.
Di BPM Puji Lestari S.ST Desa Plumbon Kecamatan Karangsambung
dalam 3 bulan terakhir pasien yang datang untuk ber KB sebanyak 136 jiwa.
Sebagian besar yang ber KB di BPM Puji adalah suntik yaitu berjumlah 128,
KB pil 5, Implant 3. Saat ini banyak peserta KB yang memilih KB jangka
Pendek padahal jika digunakan oleh orang yang tidak rajin dalam kunjungan
ulang dapat berakibat fatal yaitu kehamilan yang tidak diinginkan. Penulis
tertarik menggunakan Ny. S sebagai sampel karena Ny. S termasuk dalam
kriteria yang dapat menggunakan KB Implant Dilihat dari keefektifan dan
tingkat kegagalan KB implant yang sedikit. Serta banyaknya keuntungan
penambahan leaflet dalam pemberian konseling.
B.Tujuan
1. Tujuan Umum
Penerapan penggunaan leaflet dan Alat Bantu Pengambil Keputusan
(ABPK) dalam konseling kontrasepsi Implant pada Ny. S umur 32 tahun di
BPM Puji Lestari S.ST Desa Plumbon Kecamatan Karangsambung
Kabupaten Kebumen.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui keputusan Ny. S untuk menggunakan KB implant.
5
C.Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Penulis dapat secara langsung melakukan penambahan leaflet dalam
konseling kontrasepsi implant.
2. Bagi Institusi
Dapat menambah literatur sebagai bahan pustaka tambahan bagi Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Gombong khususnya
program studi DIII Kebidanan dengan menitik beratkan pada peningkatan
keinginan ibu dalam ber KB MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang)
terutama pada KB Implant / AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit).
3. Bagi Bidan
Dapat menambah pengetahuan bidan dalam pemberian leaflet pada ibu
yang ingin menggunkan KB supaya ibu tidak kebinggungan dalam
pemilihan KB dan mengetahui kekurangan dan kelebihan KB yang akan di
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Saifuddin. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Asih, L. & Oesman, H. 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan
MKJP. Puslitbang KB dan Kesehatan Reproduksi Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional. Jakarta : KB dan Kesehatan Reproduksi, BKKBN
Badan Pusat Statistik, BKKBN. 2012. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
. 2015. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
BKKBN, 2015. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kebumen. 2015. Jumlah
Penduduk Kabupaten Kebumen 2015. Avaible online on
kependudukan.kebumenkab.go.id. diakses bulan Maret 2016.
Depkes RI. 2007. Profil Kesehatan Indonesia 2007. Avaible online on
www.depkes.go.id/resources/.../profil-kesehatan-indonesia-2007.pdf.
diakses bulan Maret 2016.
Hartanto, Hanifa. 2004. Keluarga Beencana Dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Manurung, Suryani. 2013. Model Pengambilan Keputusan Meningkatkan
Akseptor Keluarga Berencana Metode Kontrasepsi Jangka Panjang.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Volume 7, No. 11.
Melina dkk. 2014. Perbedaan Media Pembelajaran (Leaflet Dan Video)
TerhadapKeterampilan Sadari Ditinjau Dari Motivasi. Jurnal Kesehatan
Samodra Ilmu. Volume 5, No. 02.
Mulyani Nina, Rinawati M. Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi.
Jogjakarta: Nuha Medika.
Riris dkk. 2013. Pengaruh Metode Ceramah Dengan Pemberian Leaflet Terhadap Pengetahuan Tentang Perawatan Kehamilan Pada Ibu Yang
Mengikuti Kelas Ibu Hamil. Jurnal Ilmiah Kebidanan. Volume 1 No. 1.
Saifuddin, BA. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
2006. Buku Panduan Ppraktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Setya Arum dkk. 2009. Panduan Lengkap Pelayanan KB. Jogjakarta: Nuha Medika.
Sudjana dkk. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru.
Supardi dkk. 2002. Pengaruh Media Ceramah Dan Media Leaflet Terhadap
Perilaku Pengobatan Sendiri yang Sesuai Aturan. Bul Pencl Kesehatan.
Volume 30 No. 03.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Usman, Purnomo. 2008. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
WHO. 2005. Medical Eligibility Criteria For Contrasetive Use 3rd Edition. A WHO Family Planning Cornerstone. Geneva, Switzerland: World Health Organization.
Wiknojosastro, Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan, Edisi ketiga. Jakarta: Yayasan Bina PustakaSarwono Prawirohardjo.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KELUARGA BERENCANA (KB)
Pokok bahasan : Keluarga Berencana
Sub pokok bahasan : KB Implant
Sasaran : Ny. S
Hari/tanggal : Sabtu / 30 April 2016
Pukul : 16.30 – 17.30 WIB
Tempat : BPM Puji Lestari S.ST
A.Tujuan Umum
Setelah dilakukannya konseling klien dapat mengetahui dan memahami
tentang KB Implant.
B.TujuanKhusus
a. Memberikan gambaran tentang manfaat dan kerugian ber KB.
b. Memberi tahu macam-macam dan bentuk KB serta cara penggunaannya.
c. Memberi tahu indikasi dan kontraindikasi ber-KB
C. Garis–GarisBesarMateri
a. Pengertian KB Implant
b. Manfaat KB Implant
c. Macam-macam KB dancarapenggunaansertaefeksamping KB Implant.
d. Indikasidankontraindikasi KB Implant.
B. Metode
1. Ceramah
C. Media
1. Lembar Balik
2. Leaflet
D. KegiatanPenyuluhan
No KegiatanPenyuluh Waktu KegiatanPeserta
1 Pendahuluan
a. Memberikan penjelasan tentang
KB implant menggunakan
lembar balik
b. Memberikan kesempatan
peserta untuk bertanya.
Peserta dapat menjawab pertanyaan tentang:
1.Apa kegunaan ber-KB
2.Bagaimana dampak tidak ber KB
3. Macam-macam KB dan cara penggunaan
4.Apa efek samping dari tiap jenis KB
5.Apa manfaat imuisasi
BKKBN, 2015.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Hartanto, Hanifa. 2004. Keluarga Beencana Dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Mulyani Nina, Rinawati M. Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi. Jogjakarta: Nuha Medika
Saiffudin, 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan KB. Jakarta: YBPSP.
G. Lampiran Materi
KELUARGA BERENCANA
A. Pengertian
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami
istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan
kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara
kehamilan, menentukan jumlah anak dalam keluarga (Sulistyawati, 2014).
1) Metode Sederhana
a) Senggama terputus, pembilasan pascasenggama, perpanjangan masa
menyusui anak (prolonged Lactation), pantang berkala (Hanifa,
2011).
b) Kondom, diagfragma vaginal, krim, jelly, tissu KB (Hanifa, 2011).
2) Metode Moderen
Kontrasepsi hormonal, pil KB, suntikan, Implant / AKBK, IUD / AKDR,
MOW, MOP (Hartanto, 2004).
B. Alat Kontrasepsi Implant / AKBK
1) Pengertian Implant
Implant adalah alat kontrasepsi yang berbentuk kapsul kosong
silastic (karet silikon) yang di isi dengan hormon dan ujung-ujungnya
kapsul ditutup dengan silastic adhesive (Hartanto, 2004).kontrasepsi
implant adalah alat kontrasepsi yang di pasang di bawah kulit. Implant
dibugkus dalam kapsul silastic silikon dan di pasang di bawah kulit
(Mulyani dan Rinawati, 2013).
2) Jenis – jenis Implant
Menurut Mulyani dan Rinawati (2013), terdapat 3 jenis implant, yaitu:
a) Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,
dengan diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36 mg Levonogestrel dan
lama kerjanya 5 tahun.
b) Implanon dan Sinoplant
Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm dan
diameter 2mm, yang diisi dengan 68 mg 3 keto-desogestrel dan lama
kerjanya 3 tahun.
c) Jadena dan Indoplant
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan
lama kerjanya 3 tahun.
3) Cara Kerja Implant
Dengan disusupkannya 1 kapsul, 2 kapsul, tau 6 kapsul silastik
implant di bawah kulit, maka setiap hari dilepaskan secara tetap sejumlah
levonorgstrel ke dalam darah melalui proses difusi dari kapsul-kapsul
yang terbuat dari bahan silastik. Besar kecilnya levonorgestrel yang
dilepas tergantung besar kecilnya permukaan kapsul silastik dan
ketebalan dari dinding kapsul tersebut. Satu set implant yang terdiri dari
yang terdiri dari 1 atau 2 kapsul dapat berkerja secara efektif selama 3
tahun. Cara kerja implant dalam menegah kehamilan dengan
dilepaskannya hormon levonorgestrel secara konstan dan kontinyu maka
cara kerja implant dalam mencegah kehamilan pada dasarnya terdiri atas
(Mulyani dan Rinawati, 2013):
a. Mengentalkan lendir serviks.
b. Menghambat proses pembentukan endometrium sehingga sulit
terjadi implantasi.
c. Melemahkan transportasi sperma.
d. Menekan ovulasi
4) Menurut Saiffudin (2012), Keefektifan KB Implant ada 2 yaitu:
a. Angka kegagalan kurang dari satu per 100 wanita per tahun dalam
lima tahun pertama
b. Efektivitas Norplant berkurang sedikit setelah lima tahun, dan pada
tahun ke-6 kira–kira 2,5-3 % akseptor menjadi hamil.
5) Menurut Mulyani dan Rinawati (2013), Keuntungan dan Kerugian
Implant
a) Keuntungan Implant
Keuntungan implant secara kontrasepsi antara lain:
1) Daya guna tinggi.
2) Perlindungan jangka panjang sampai 5 tahun.
3) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
5) Bebas dari pengaruh estrogen.
6) Tidak mengganggu hubungan saat senggama.
7) Tidak mengganggu produksi ASI.
8) Ibu hanya perlu kembali ke klinik jika ada keluhan.
9) Dapat di cabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
Keuntungan implant secara Non Kontrasepsi antara lain adalah :
1) Mengurangi nyeri haid.
2) Perdarahan atau bercak perdarahan diatara siklushaid.
3) Melindungi terjadinya kanker endometrium.
4) Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara.
5) Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul.
b) Kekurangan Implant
1) Implant harus di pasang dan di lepas oleh tenga kesehatan yang
terlatih.
2) Tidak melindungi dari penyakit menular seksual.
3) Harga implant yang mahal.
4) Implant dapat mengubah pola haid.
5) Implant dapat terlihat di bawah kulit.
6) Efek Samping Implant
Menurut BKKBN(2015), Efek samping KB implant yang sangat
haid tidak teratur, atau bahkan tidak mendapatkan haid. Sedangkan efek
samping yang jarang terjadi antara lain :
a) Nyeri kepala atau pusing.
b) Nyeri payudara serta perasaan mual.
c) Perubahan perasaan atau mood atau kegelisahan.
d) Ovarium membesar
Menurut Varney (2006) Penggunaan KB hormonal akan
memicu terjadinya kanker payudara akan lebih berbahaya apabila
digunakan oleh seseorang yang mempunyai resiko kanker payudara.
7) Menurut Mulyani dan Rinawati (2013), Indikasi dan Kontraindikasi KB
Implant
a) Indikasi
1) Umur reproduksi 20-35 tahun.
2) Telah memiliki anak sesuai yang diinginkan atau tidak ingin
tambah anak lagi tetapi saat ini belum mau menggunakan
kontrasepsi mantap.
3) Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan
menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
4) Pascapersalinan dan sedang menyusui bayinya yang berusia 6
minggu atau lebih
b) Kontraindikasi
1) Hamil atau diduga hamil.
3) Ada benjolan atau kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
4) Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
5) Mioma uterus.
6) Penyakit hati berat maupun kuning.
7) Jerawat, atau gatal-gatal, perubahan napsu makan, berat badan
bertambah, rambut rontok atau tmbuh rambut di wajah.
8) Ibu yang memiliki riwayat hipertensi.
9) Ibu yang memiliki riwayat diabetus meletus.
8) Tempat Pemasangan Implant
Pemasangan implant dilaksanakan pada bagian tubuh yang jarag
bergerak atau digunakan. Berdasarkan penelitian, lengan kiri merupakan
tempat terbaik untuk pemasangan implant, yang sbelumnya dilakukan
anastesi lokal (Mulyani dan Rinawati, 2013).
9) Menurut Saiffudin (2012), Waktu Mulai Peggunaan Implant:
a) Setiap saat selama siklus haid hari ke 2 sampai hari ke 7
b) Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal diyakini pasien tidak hamil.
Bila di insersi setelah hari ke 7 siklus haid ibu jangan melkukan
hubungan seksual atau menggunakan kontrasepsi lain selama 7 hari.
c) Bila menyusui antara 6 minggu atau sampai 6 bulan pscapersalinan
insersi dapat dilkukan setiap saat, bila ibu menyusui secara ekslusif
tidak perlu memakai metode kontrasepsi lain.
d) Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah menjadi haid kembali,
hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode
kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
e) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntik, implant
dapat diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut tidak
diperlukan metode kontrasepsi lain.
f) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi non hormonal
kecuali AKDR dan ibu ingin enggantinya dengan implant insersi
iplant dapat dilakukan setiap saat asal saja ibu diyakini tidak hamil.
g) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR atau IUD dan ibu ingin
menggantinya dengan implant, implant dapat diinsersikan pada saat
haid hari ke 7 dan ibu jangan melkukn hubungan seksual selama 7
hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja lalu
AKDR segera dicabut dan dipasang implant.
h) Ibu pascakeguguran, implant dapat segera diinsersikan.
10) Menurut Saiffudin (2012), Tahap Pasca Tindakan Implant
a) Peserta KB implant sebaiknya menjaga agar daerah sayatan tetap
kering minimal 3 hari untuk mempercepat proses penyembuhandan
mengurangi kemungkinan infeksi.
b) Bila lengan akseptor terasa membengkak danberwarna
kebiru-biruan. Hal tersebut biasanya akibat tindakan suntikan atau
pemasangan implant dan akan mengilang dalam 3-5 hari.
c) Setelah 5 tahun implant atau 3 tahun untuk implan non
SOP KONSELING KONTRASEPSI
DENGAN PENGGUNAAN LEAFLET DAN ALAT BANTU PENGAMBIL KEPUTUSAN (ABPK)
INSTRUKSI KERJA
PENGERTIAN Memberikan konseling KB implant dengan leaflet dan Alat Bantu pengambil Keputusan (ABPK)
KEBIJAKAN Akseptor KB baru
MEDIA Leaflet
ABPK ROSEDUR
PELAKSANAAN
A. SIKAP DAN PRILAKU
1. Sapa dan memberikan salam kepada klien
2. Menawarkan bantuan
3. Menjelaskan maksud dan tujuan
4. Mengawali dengan tasmiah dan akhiri dengan
4) Riwayat menstruasi (HPHT, Menarch,
Lama, Siklus, Volume, Konsistensi) 5) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas
1) Keadaan umum
Kepala, Mata, mulut, leher, ekstermitas
5) Pemeriksaan obstetric
Payudara, abdomen C. INTI/POKOK
1. Sebelum dilakukan Konseling metode kontrasepsi diberikian leaflet kepada klien untuk dipahami terlebih dahulu
2. Konseling metode yang dapat digunakan
menggunakan ABPK meliputi keuntungan,
kerugian, efek samping, cara penggunaan, indikasi, kontraindikasi
3. Memberikan kebebasan kepada klien untuk
menggunakan KB tersebut atau tidak D. BAGIAN AKHIR
Menyimpulkan seluruh aspek kegiatan dan
DOKUMENTASI
1. Konseling