i
KARYA TULIS ILMIAH
PENERAPAN KONSELING MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP KEPUTUSAN PENGGUNA KB IMPLANT
DIBPM TEGUH RAHAYUNINGSIH KARANGSARI BUAYAN KEBUMEN
Diajukan Untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh : DEA ARMITA SARI
B1301031
PROGAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
v
KARYA TULIS ILMIAH
PENERAPAN KONSELING MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP KEPUTUSAN PENGGUNA KB IMPLANT
DI BPM TEGUH RAHAYUNINGSIH KARANGSARI BUAYAN KEBUMEN1
Dea Armita Sari2 Eti Sulastri S.ST3 INTISARI
Latar Belakang: Jumlah penduduk yang terus meningkat merupakan masalah besar bagi negara-negara didunia khususnya Negara berkembang. Indonesia merupakan Negara berkembang yang mempunyai masalah dalam bidang kependudukan. Upaya pemerintah dalam menekan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat yaitu dengan merencanakan program Keluarga Berencana (KB). Keluarga Berencana merupakan usaha pokok didalam kebijaksanaan kependudukan umumnya menurunkan tingkat kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
Tujuan : Konseling menggunakan alat bantu buku saku dengan metode kontrasepsi jangka panjang yaitu implant pada pada Ny.R umur 38 tahun P5Ah5 di BPM Teguh Rahayuningsih Desa Karangsari, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen.
Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah deskritif pendekatan kualitatif subjek yang digunakan Ny.R dengan menggunakan instrument buku saku. Teknis analasis data ada 3 yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil : Ny.R berminat menngunakan kb implant setelah konseling menggunakan buku saku, pemasangannya ketika ada safari.
Kesimpulan : konseling tentang kb implant pada Ny.R dengan menggunakan buku saku sangat efektif. Karena Ny.R memutuskan kb implant. Faktor-faktor yang mempengaruhi Ny. R untuk menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang seperti diskusi dengan pasangan/suami. Setelah dilakukan konseling dan sudah diskusi dengan suami Ny.R memutuskan menggunakan KB implant.
Kata Kunci : Konseling alat kontrasepsi , buku saku , kb implant. Keperpustakaan : 15 pustaka (2006-2014).
Jumlah Halaman : 44 Halaman 1
Judul 2
Mahasiawa Prodi DIII Kebidanan 3
vi
SCIENTIFIC PAPER
THE APPLICATION OF COUNSELING USING POCKET BOOK FOR ACCEPTORS IN MAKING DECISION ON IMPLANT CONTRACEPTIVE
IN PRIVATE MIDWIFERY CLINIC OF MIDWIFE TEGUH RAHAYUNINGSIH AT KARANGSARI, BUAYAN, KEBUMEN1
Dea Armita Sari2, Eti Sulastri S.ST3 ABSTRACT
Background: Indonesia is a developing country with a population problem. The government tries to decrease the increasing population by making family planning program (birth control). Lack of knowledge about the long-term contraceptive methods especially implant and declining interest in contraception are the causes why acceptors do not use long-term contraception. And the acceptors are directed to use implant contraceptives with a paperback book in their counseling. Objective: Conducting counseling about a long-term implant contraceptive to Mrs. R, a 38 year-old mother with P5Ah5 by using pocket-book media in private midwifery clinic of Midwife Teguh Rahayuningsih at Karangsari, Buayan, Kebumen.
Method: This scientific paper is a descriptive research with a qualitative approach. The study was conducted by describing or depicting phenomena that occur in society. The data was analyzed in the form of data reduction, data presentation and conclusion.
Results: After being given counseling about implant contraceptive, Mrs. R could understand more about implant contraceptive, and finally she decided to use implant contraceptive.
Conclusion: The counseling using pocket book media can influence Mrs. R. long-term contraceptive. Besides, discussions with partner (husband) can also influence her making decision. After having counseling and having a discussion with her husband, Mrs. R decided to use implant contraceptive.
Keywords: Contraception counseling, picket-book, implant cotraceptive. Bibliography: 15 literatures (2006-2014).
Number of Pages: 44 pages 1
Title. 2
Student of DIII Program of Midwifery Dept. 3
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala (SWT) atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan dengan judul “Penerapan Konseling Menggunakan Buku Saku Terhdap Keputusan Pengguna Kb Implant, Di Bidan Praktek Mandiri (BPM) Teguh Rahayuningsih, Amd.Keb, Desa Karangsari, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen”. Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan untuk mencapai derajad diploma Program Studi Diploma Tiga Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Gombong.
Dalam penelitian laporan ini, penulis banyak menemukan hambatan, namun berkat bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. M.Madhnan Anis, S.Kep.Ns. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Gombong.
2. Hastin Ika Indriyastuti, S.Si.T, M.P.H. Selaku Ketua Program Studi Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Gombong.
3. Eti Sulastri, S.ST. selaku Pembimbing Akademik yang telah bersedia berbagi pengetahuan dan mendukung serta mengarahkan penulis dari awal sampai akhir penyusunan laporan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Teguh Rahayuningsih, Amd.Keb selaku Pembimbing Lahan yang telah bersedia membimbing, mendukung dan mengarahkan penulis dalam penyusunan laporan asuhan kebidanan inovasi ini.
5. Orang tua dan teman-teman yang telah memberi dukungan dan motivasi. 6. Pasien Ny. R dan keluarga, serta seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan
satu persatu.
Demikian laporan ini kami buat semoga dapat bermanfaat, kami minta maaf apabila dalam penulisan laporan ini banyak kesalahan dan kekurangan.
Gombong, Mei 2016
viii
C.Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Teori ... 7
1.Konseling ... 7
2.Alat Bantu ... 13
3.Keluarga Berencana ... 14
4.Kontrasepsi ... 17
5.Keluarga Berencana Implant ... 20
6.Faktor - Faktor ... 28
B.Kerangka Teori ... 34
BAB III METODE PENULISAN A.Jenis Penelitian ... 35
B.Waktu dan Tempat Penelitian ... 36
C.Subjek Penelitian ... 36
D.Instrumen Penelitian ... 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 41
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 kerangka teori ... 34
x
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuisioner
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Jumlah penduduk yang terus meningkat merupakan masalah besar bagi negara-negara di dunia khususnya negara berkembang. Indonesia merupakan negara berkembang yang termasuk mempunyai masalah dalam bidang kependudukan. Kepesatan penduduk Indonesia tersebut merupakan fenomena yang memerlukan perhatian dan penanganan yang lebih sungguh-sungguh dan kelanjutan (BKKBN, 2006).
Menurut World Population Data Sheet 2015, Indonesia merupakan negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak, yaitu 256 juta. Pusat Data dan informasi, Kementerian Kesehatan RI, mengestimasi jumlah penduduk Indonesia tahun 2014 sejumlah 248 juta orang. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pada tahun 2013, sebanyak 28,55 juta (11,47%) penduduk Indonesia merupakan penduduk miskin (BKKBN, 2013).
Berdasarkan data diatas upaya pemerintah dalam menekan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat yaitu dengan cara merencanakan program Keluarga Berencana (KB). Keluarga Berencana merupakan usaha pokok didalam kebijaksanaan kependudukan umumnya menurunkan tingkat kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak (Anggreani, 2011).
2
Indonesia pada tahun 2014 tercatat jumlah peserta KB sebesar 75,58% peserta KB aktif, peserta KB suntik (48,56%), peserta KB pil (26,60%), peserta KB IUD (7,75%), peserta KB kondom (6,09%), peserta KB implant (9,23%), peserta MOW (1,52%), peserta MOP (0,25%) (BKKBN, 2014).
Badan kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional menyatakan bahwa peserta KB aktif di Jawa Tengah sebanyak 5.274.506 %, dengan presentase sebagai berikut 469.126 (8,89%) peserta IUD, 279.968 (5,31%) peserta MOW, 53.355 (1,01%) peserta MOP, 120.881 (2,29%) peserta kondom, 583.387 (11,05%) peserta implant, 2,9997.642 (56,45%) dan peserta KB pil 790.664 (14,99%) (BKKBN, 2014).
Penggunaan MKJP di Povinsi Jawa Tengah susuk (implant) 12,5%, AKDR (Alat Kontrasepsi dalam rahim)/Intrauterine Device (IUD) 9,2%, Metode Operasi Wanita (MOW) 2,4%, dan Metode Operasi Pria (MOP) 0,2% (Profil Kesehatan Povinsi Jawa Tengah, 2013). Penggunaan MKJP di Kabupaten Kebumen susuk (implan) 22,3%, AKDR (Alat Kontrasepsi dalam rahim)/Intrauterine Device (IUD) 7,2%, Metode Operasi Wanita (MOW) 4,4%, dan Metode Operasi Pria (MOP) 0,5% pada tahun 2013 (BPPKB Kabupaten Kebumen, 2013).
3
memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap klien meliputi fakta-fakta, harapan, kebutuhan. Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga Berencana.
Media cetak “Buku Saku” adalah suatu buku yang berukuran kecil
yang berisi tentang informasi atau pesan-pesan yang positif yang dapat disimpan dalam saku sehingga mudah dibawa kemana-mana dan praktis untuk dibaca. Buku saku juga selain ukurannya kecil, juga ringan, tidak merasa terbebani untuk dibawa dan tentunya bisa dibaca kapan saja dan di mana saja (Glasier dan Gebbie, 2006).
Terdapat hubungan signifikan antara konseling Keluarga berencana (KB) dengan pengambilan keputusan Pasangan Usia Subur (PUS) dalam penggunaan alat konrasepsi (Kartika Sari dkk, 2010), Teknik Konseling Kelurga Berencana (Dewi, 2013) disimpulkan teknik konseling kelurga berencana berhubungan positif dan signifikan dengan pemilihan metode kontrasepsi jangka panjang paska persalinan di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta. Teknik konseling dengan pengunaan ABPK ber-KB mempengaruhi jenis kontrasepsi yang dipilih responden (Kostania, 2013) dalam Studi Pre Eksperimen di desa Platerejo Kecamatan Giriwoyo Kabupaten Wonogiri. Terdapat pengaruh pemberian informasi KB dengan menggunakan media akan mempengaruhi penggunaan MKJP, penggunaan media dapat berupa media cetak dalam penelitian (Asih dan Oesman, 2009).
4
(Affandi, 2012). Implant adalah alat kontrasepsi yang terdiri dari beberapa kapsul kecil berisi hormonal yang dipasang dibawah kulit lengan atas atau bagian dalam (Yuhedi dan Kurniawati, 2013). Menurut BKKBN implant adalah alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit lengan atas sebelah dalam berbentuk kapsul silastik (lentur) panjangnya sedikit lebih pendek dari pada batang korek api dan dalam setiap batang mengandung hormon
levonorgestrel yang dapat mencegah terjadinya kehamilan (BKKBN, 2006). Salah satu media konseling adalah buku saku, Menurut Linda dkk dalam jurnal ilmiah kebidanan buku saku meningkatkan score pengetahuan pada klien. Selain itu keunggulan lain dari buku saku dapat dibaca setiap saat, ukurannya kecil sehingga dapat dibawa kemampuan,tidak mudah rusak, Dapat disebarluaskan kepada subjek yang diinginkan, Informasi didalamnya terfokus.
5
B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui penerapan konseling menggunakan buku saku terhadap keputusan pengguna KB implant di BPM Teguh Rahayuningsih Desa Karangsari Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk menambah pemahaman tentang kontrasepsi implant.
b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi klien dalam penggunaan kb implant.
c. Untuk melihat efektifitas buku saku terhadap keputusan pengguna implant.
C. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Ny.R
Studi kasus ini dapat memantapkan tentang konseling menggunakan alat bantu media cetak buku saku sebagai media konseling pada alat kontrasepsi implant.
2. Bagi Institusi
6
3. Bagi Penulis
Mahasiswa dapat membarikan konseling tentang kontrasepsi jangka panjang secara langsung dan menerapkan teori yang telah di pelajari penulis pada saat perkuliahan.
4. Bagi Bidan
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni. 2011. Determinan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) pada Akseptor KB di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulung Tahun 2014. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehtan Universitas Islam Negeri Syarif Hidyatullah.
Affandi, B. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Asih dan Hadriah, Oesman. 2009. Fakto-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan MKJP. Puslitbang KB dan Kesehatan Reproduksi. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.
BKKBN. 2010. Evaluasi Pembangunan Kependudukan dan KB BKKBN Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah. BKKBN jawa Tengah
_______. 2012. Kajian Implementasi Kebijakan Penggunaan Kontrasepsi IUD. Pusat Penelitian dan Pengembangan KB-KS
_______. 2013. Pemantauan Pasangan Usia Subur Melalui Mini Survai Indonesia Puslitbang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.
_______. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT Bina Pustaka SP.
Dinas Kesehatan Provinsi (Dinkes Prov) Jawa Tengah. 2014. Profil Kesehatan Jawa Tengah 2014. Semarang: Dinkes Prov Jawa Tengah.
Dewi dan Notobroto. Hari Basuki. Rendahnya keikutsertaan pengguna metode kontrasepsi jangka panjang pada pasangan usia subur. Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol. 3, No. 1 Juli 2014: 66-72
Glasier, Anna dan Gebbie, Ailsa. (2006). Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.
Hartanto, Hanafi. 2008. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Handayani, S. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihana.
Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta
Prawirohardjo, S. 2007. Pelayanan Kesehatan maternal dan Neonatal. Jakarta: YBPSP.
_____________. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Ritonga, Abdurrahman. Dkk. Kependudukan dan Lingkungan hidup. FEUI. Jakarta. Edisi Kedua.
Saefuddin, Abdul Bari, DKK. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan kontrasepsi. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin, Abdul. 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka . Sulistyawati, Ari. 2013. Pelayanan Keluarga Berencana.Jakarta: Salemba
Medika.
Teffera, Alemayehu Shimeka and Wondifraw, Abebach Asmamaw. 2015.
Determinants Of Long Acting Contraceptive Use Among Reproductive Age Women In Ethiopia: Evidence From EDHS. Science Journal of Public Health 2015. ISSN: 2328-7942
Varney, Helen. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC.
Winknjosastro. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Tridasa Printer.
Keluarga Berencana
Buku pintar
BY Dea Armita Sari
PRODI DIII KEBIDANAN
IMPLANT
A. PENGERTIAN IMPLANT
1. Cirri – cirri kontrasepsi implant
Efektif 5 tahun untuk norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, atau
Implanon
Nyaman
Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi
Pemasangan dan segera kembali setelah implant dicabut.
Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak
dan amenorea.
Aman dipakai pada masa laktasi.
Lendir serviks menjadi kental
Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi.
Mengurangi transportasi sperma.
Menekan ovulasi.
3. Efektifitas
Lendir serviks menjadi kental
Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
1. Keuntungan Kontrasepsi antara lain adalah daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang sampai 5 tahun, pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan, tidak memerlukan pemeriksaan dalam, bebas dari pengaruh estrogen, tidak mengganggu kegiatan sanggama., tidak menganggu ASI pasien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
angka kejadian kelainan jinak payudara, melindungi diri dari beberapa, penyebab penyakit radang panggul, menurunkan angka kejadian endometriosis.
5. Kerugian
Menurut Hartanto, (2002) mengemukakan bahwa kerugian implant adalah:
o Insersi dan pengeluaran harus dilakukan oleh tenaga terlatih. o Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan
pengangkatan implant. o Biaya Lebih mahal.
o Sering timbul perubahan pola haid.
o Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.
o Beberapa wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena kurang mengenalnya.
o Implant kadang-kadang dapat terlihat orang lain.
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa
perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah
darah haid, serta amenorea,timbulnya keluhan-keluhan seperti:
1. Nyeri kepala
2. Peningkatan/penurunan berat badan
3. Nyeri payudara perasaan mual
4. Pening/pusing kepala
5. Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness).
6. Membutuhakan tindak pembedahan minor untuk insersi dan
pencabutan
7. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular
seksual termasuk AIDS.
8. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaiannya
kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi
ke klinik untuk pencabutan.
9. Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat
tuberkolosis (rifampisin) atau obat epilepsy (fenitoin dan
barbiturat).
10.Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per
100.000 perempuan per tahun)
Usia reproduksi
Telah memilki anak ataupun belum
Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan
menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
Pasca persalinan dan tidak menyusui
Riwayat kehamilan ektopik
Tekanan darah<180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan
darah atau anemia bulan sabit (sickle cell).
Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang
mengandung estrogen.
8. Yang tidak boleh menggunakan implant
Hamil atau diduga hamil
Perdarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya.
Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
Mioma uterus dan kanker payudara.
9. Indikasi :
1. Usia reproduksi (usia 20-35 tahun)
2. Telah memilki anak ataupun belum
3. Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan
menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
4. Pasca persalinan dan tidak menyusui
5. Riwayat kehamilan ektopik
6. Tekanan darah<180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan
darah atau anemia bulan sabit (sickle cell).
7. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang
mengandung estrogen.
Pemasangan implant menurut Saifuddin (2006) dapat dilakukan
pada :
b. Perempuan pada usia reproduksi (20 – 35 tahun).
c. Perempuan yang menghendaki kontrasepsi yang memilik
efektifitas tinggi dan menghendaki pencegahan
kehamilan jangka panjang.
d. Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
e. Perempuan pasca persalinan.
f. Perempuan pasca keguguran.
g. Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, menolak
sterilisasi.
h. Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi
hormonal yang mengandung estrogen.
i. Perempuan yang sering lupa menggunakan pil.
10. Kontraindikasi
1. Hamil atau diduga hamil
2. Perdarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya.
3. Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
4. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
5. Mioma uterus dan kanker payudara.
11.Waktuk mulai penggunaan implant
Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7. Tidak
diperlukan metode kontraseptif tambahan.
Insertif dapat dilakukan setiap saat, asal saja tidak diyakini tidak
menjadi kehamilan. Bila diinsersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien
jangan melakukan, hubungan seksual atau menggunakan hubungan
kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
Bila klien tidak haid, insersi bisa dilakukan setiap saat, asal saja tidak
diyakini kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual atau
menggunakan lain untuk 7 hari saja.
Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan,
insersi dapat dilakukan setiap saat, bila menyusui penuh, klien tidak
perlu memakai metode kontraspsi lain.
Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah menjadi haid kembali,
insersi dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan
seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain
untuk 7 hari saja.
Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin
menggantinya dengan implant, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal
saja klien tersebut menyakini tidak hamil, untuk klien menggunakan
kontrasepsi terdahulu dengan benar.
Bila kontrasepi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, implant
dapat diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut, tidak
Bila kontrssepi sebelumnya adalah kontrsepsi non-hormonal (kecuali
AKDR) dan klien ingin menggatinya dengan implant, insersi implant
dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien tidak hamil. Tidak
perlu menunggu sampai datang hamil berikutnya. i.Bila kontrasepsi
sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan
implant, implant dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7dan klien
jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan
metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut.