• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR - Sekolah Menengah Atas Khusus Tunanetra di Kota Semarang - Unika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR - Sekolah Menengah Atas Khusus Tunanetra di Kota Semarang - Unika Repository"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR

3.1 Analisis Pendekatan Arsitektur 3.1.1 Studi Aktivitas

3.1.1.1 Pengelompokan Aktitvitas Kegiatan

Kegiatan yang ada pada Sekolah Menengah Atas Khusus Tunanetra ini terbagi menjadi 4 kegitan, yaitu aktivitas utama, aktivitas penunjang, aktivitas pengelola, dan aktivitas pelayanan.

KEGIATAN UTAMA

PELAKU AKTIVITAS FASILITAS SIVAT RUANG

Kegiatan Pembelajaran Umum

Guru (Pelajaran

Umum) - Matematika

- Bhs.

3. Menerima Tamu 4. Absen

5. Persiapan Pengajaran 6. Mengajar Siswa 7. Istirahat

8. MCK

Kegiatan Pembelajaran Khusus

Guru 4.Menerima Tamu 5.Absen

(2)

55 4. Persiapan

Pengajaran 5. Mengajar Siswa 6. Istirahat

7. MCK

4. Menerima Tamu 5. Persiapan

Pengajaran 6. Mengajar Siswa 7. Istirahat

8. MCK

4. Menerima Tamu 5. Persiapan

Pengajaran 6. Mengajar Siswa 7. Istirahat

(3)

Guru

4. Menerima Tamu 5. Persiapan

Pengajaran 6. Mengajar Siswa 7. Istirahat

8. MCK 5. Persiapan

Pengajaran 6. Mengajar Siswa 7. Istirahat

8. MCK

Serba Guna 7. R. Guru

(Activity Daily Living) Semi Privat 7. Semi Privat

(4)

57

Siswa (Asrama dan Tidak

Asrama)

1. Datang 2. Menunggu 3. Menerima Tamu 4. Persiapan

Pelajaran 5. Belajar 6. Praktek 7. Istirahat 8. MCK

Lab. Komputer Lapangan Semi Privat Publik

PELAKU AKTIVITAS FASILITAS SIVAT RUANG

Kegiatan OSIS

Siswa (Sbg.

Anggota) 1. Rapat

2. Penyususnan Kegiatan 3. Presentasi

R. Osis Semi Privat

Guru (Sbg. Pembimbing)

Kegiatan Pameran Karya Siswa

Pengunjung

1. Melihat Karya Pameran 2. Berkumpul 3. Menunggu

R. Pameran Semi Privat

Siswa

1. Memamerkan Hasil Karya

Area Makan Umum

Pengunjung (Siswa, Guru,

Staff)

1. Kantin (Penjual) 2. Kantin (Meja

Makan) 3. Wastafel 4. Toilet

(5)

Penjual Makanan

1. Datang 2. Persiapan 3. Kegiatan

Pelayanan

Kegiatan Ekstrakurikuler

B 2. Menggunaka

n Komputer 3. Memutar

Lagu 4. Memberi

Informasi

R. Broadcasting Semi Privat

K

R. Komputer Semi Privat

P

Lapangan Publik

T Tenis Meja

Ruang Serbaguna Publik

Kegiatan Perpustakaan

Staff 3. Persiapan 4. Pelayanan

Peminjaman / Pengembalian 5. Istirahat 6. MCK

Letak Buku)

1. Datang 2. Absen 3. Persiapan 4. Bekerja 5. Menyimpan

Barang 6. Istirahat 7. MCK

(6)

59 3. Persiapan 4. Bekerja 5. Istirahat 6. MCK

1. Pengisian Buku Tamu

2. Membaca Buku 3. Memilih Buku 4. Menulis 3. Perpustakaan 4. Ruang Baca

1. Pengisian Buku Tamu

2. Membaca Buku 3. Memilih Buku 4. Menulis 3. Perpustakaan 4. Ruang Baca

1. Pengisian Buku Tamu

2. Memilih Buku Bicara

3. Mendengarkan Buku Bicara 4. Menulis 3. Perpustakaan 4. Ruang Baca

Kegiatan Kesehatan Mata

Dokter Mata

1. Datang 2. Absen 3. Persiapan

Kerja

4. Pemeriksaan Pasien 5. Konsultasi

Pasien

6. Meracik Obat / Resep

7. Menulis / Membaca 8. Istirahat 9. MCK

1. Drop Off Parkir 2. R. TU 3. R. Kerja

4. R. Pemeriksaan 5. R. Kerja 3. Menerima

Pasien & Administrasi 4. Istirahat 5. MCK

1. Drop Off Parkir 2. R. TU

(7)

Pasien

1. Datang 2. Pendaftaran 3. Menunggu 4. Konsultasi 5. Periksa 6. MCK 7. Pulang

1. Drop Off Parkir 2. Administrasi 3. R. Tunggu Kegiatan Mencetak Braile

Pengurus Percetakan

1. Datang 2. Absen 3. Bekerja 4. Mengelola

Percetakan 5. Membentu

pencetakan 6. Istirahat 7. MCK

1. Drop Off Parkir 2. R. TU

3. R. Percetakan Braille

4. R. Penyimpanan 5. Kantin 3. Pencetakan 4. Menyimpan 5. Istirahat 6. MCK

1. Drop Off Parkir 2. R. TU

3. R. Percetakan Braille

4. R. Penyimpanan 5. Kantin

Ruang Serba Guna

Guru &

Tamu Sekolah (Siswa / Guru) dan Wali Siswa

1. Datang Parkir area 2. Pos Jaga

(8)

61

Guru Olah Raga

1. Persiapan 2. Kegiatan Olah

Raga dengan Siswa Ganti Baju 2. Persiapan

Perenggangan Badan (Senam) 3. Praktek Olah

PELAKU AKTIVITAS FASILITAS SIVAT RUANG

Pengelola Pembelajaran

Kepala Sekolah

1. Datang 2. Absen

3. Menerima Tamu 4. Raker

5. Bekerja (Menulis, mengetik) 6. Istirahat 7. MCK

Wakil Kepala Sekolah

Seluruh Guru

1. Datang 2. Absen 3. Menerima

Tamu 4. Bekerja

(membuat RPP & Laporan) 5. Istirahat

(9)

Staff Admin Tata Usaha

1. Datang 2. Absen 3. Bekerja (

Administrasi Kepegawaian dan kesiswaan) 4. Istirahat dan kesiswaan 4. Pelayanan Parkir Area 2. R.TU

Kegiatan Asrama

Pengurus Asrama

1. Datang 2. Absen 3. Menyiapkan

(10)

63

Petugas Umum Asrama 6. Menyimpanan

Bahan Parkir Area 2. Kantor

PELAKU AKTIVITAS FASILITAS SIVAT RUANG

PETUGAS KEBERSIHAN

1. Datang 2. Absen 3. Persiapan 4. Membersihka

n Ruangan Parkir Area 2. R. TU

(11)

TEKNISI Gudang Alat 3. Semua Alat

Teknis di Sekolah Gudang Alat 4. Toilet

Area Sekolah 4. Pemantauan

3.1.1.2 Pola Aktivitas Kegiatan

Berikut merupakan pola aktivitas dari pengguna, yang menggambarkan runtutan aktivitas awal hingga akhir kegiatan.

a. Kelompok Utama

• Siswa Tidak Tinggal di Asrama

SELESAI SEKOLAH DATANG

DROP OFF

MENUJU KELAS

MENUNGGU

KEGIATAN KESISWAAN / SEKOLAH ISTIRAHAT DI KELAS /

KANTIN BERKUMPUL DENGAN

SISWA LAIN

(12)

65

• Siswa Asrama

• Guru

MENUJU KELAS DATANG

SELESAI SEKOLAH

PULANG ASRAMA

KEGIATAN PEMBELAJARAN

BACA / PINJAM BUKU DI PERPUS

KEGIATAN KESISWAAN / SEKOLAH

ISTIRAHAT DI KELAS / KANTIN BERKUMPUL DENGAN

SISWA LAIN

Gambar Skema 1. Pola Aktivitas Kegiatan Siswa Tidak Tinggal di Asrama

Sumber: Analisa Pribadi

Gambar skema 2. Pola Aktivitas Kegiatan Siswa Tinggal Di Asrama

Sumber: Analisa Pribadi

DATANG

PARKIR KENDARAAN DROP OFF

PERSIAPAN KERJA

BEKERJA

PULANG ABSEN

MENGAMPU SISWA

MENYIAPKAN PERALATAN

MENGAJAR RAKER

(13)

b. Kelompok Pengelola • Kepala Sekolah

Gambar Skema 3. Pola Aktivitas Kegiatan guru

Sumber: Analisa Pribadi

DATANG

DROP OFF PARKIR

AREA

ABSEN

BEKERJA

SELESAI

PULANG

MENERIMA TAMU

RAKER

MEMBUAT LAPORAN

Gambar Skema 4. Pola Aktivitas Kegiatan Kepala Sekolah

(14)

67 • Wakil Kepala Sekolah

• Staff Admin Tata Usaha

Gambar Skema 5. Pola Aktivitas Kegiatan Wakil Kepala Sekolah

Sumber: Analisa Pribadi

DATANG

DROP OFF PARKIR

AREA

ABSEN

BEKERJA

SELESAI

PULANG

MENERIMA TAMU

RAKER

MEMBUAT LAPORAN

DATANG

DROP OFF PARKIR

AREA

ABSEN

BEKERJA

SELESAI

PULANG

(15)

• Staff Pelayanan Umum TU

• Pengurus Asrama

Gambar Skema 6. Pola Aktivitas Kegiatan Staf Adm TU

Sumber: Analisa Pribadi

Gambar Skema 7. Pola Aktivitas Kegiatan Staff Pelayanan Umum TU

Sumber: Analisa Pribadi

DATANG

DROP OFF PARKIR

AREA

ABSEN

BEKERJA

SELESAI

PULANG

MEMBERI PELAYANAN ADMINISTRASI DAN INFORASI UMUM

DATANG

DROP OFF PARKIR

AREA

ABSEN

BEKERJA

SELESAI

PULANG

MEMERIKSA SISWA ARSAMA PENGAWASA

N KEGIATAN DI ASRAMA MELAKUKAN PENYUSUNA N KEGIATAN

DAN KEBUTUHAN

(16)

69 • Petugas Umum Asrama

c. Kelompok Servis • Petugas Keamanan

Gambar Skema 8. Pola Aktivitas Kegiatan Pengurus Asrama

Sumber: Analisa Pribadi

Gambar Skema 9. Pola Aktivitas Kegiatan Petugas Umum Asrama

Sumber: Analisa Pribadi

DATANG

DROP OFF PARKIR

AREA ABSEN

BEKERJA

SELESAI

PULANG

MEMASAK MENCUCI

MENJEMUR MENYETERIK

MENYIAPKAN MASAKAN PERATANAN UMUM SISWA

ASRAMA

DATANG

DROP OFF PARKIR

AREA

ABSEN

BEKERJA

SELESAI

PULANG

MEMANTAU KEAMANAN

SEKOLAH PEMANTAUAN CCTV SEKOLAH ISTIRAHAT /

(17)

• Petugas Teknisi

• Petugas Kebersihan

Gambar Skema 10. Pola Aktivitas Kegiatan Petugas Keamanan

Sumber: Analisa Pribadi

Gambar sekma 11. Pola Aktivitas Kegiatan Petugas Teknisi

Sumber: Analisa Pribadi

DATANG

DROP OFF PARKIR AREA

ABSEN

BEKERJA

SELESAI

PULANG

KONTROL KELISTRIKAN KONTROL LAMPU PENGONTROLAN UTILITAS

ISTIRAHAT / MAKAN

DATANG

DROP OFF PARKIR

AREA

ABSEN

BEKERJA

SELESAI

PULANG

MEMBERSIHKAN SELURUH RUANGAN

(18)

71 d. Kelompok Penunjang

• Petugas Percetakan Braille

• Dokter

DATANG

PARKIR KENDARAAN

BEKERJA

MEMERIKSA PASIEN TINDAKAN MEDIS MEMBUAT RESEP

DAN OBAT ISTIRAHAT MEMBUAT LAPORAN SELESAI

PULANG

Gambar Skema 12. Pola Aktivitas Kegiatan Petugas Kebersihan

Sumber: Analisa Pribadi

Gambar Skema 13. Pola Aktivitas Kegiatan Petugas Percetakan Braille

Sumber: Analisa Pribadi

DATANG

DROP OFF PARKIR

AREA

ABSEN

BEKERJA

SELESAI

PULANG

Pembuatan Buku Braille PENGEPAKAN BUKU BRAILLE

(19)

• Admin Klinik

• Perpustakaan (Staff Admin, Kepengurusan Perpus, Kepala Perpus )

DATANG

PARKIR KENDARAAN

BEKERJA

MELAYANI PEMINJAMAN & PENGEMBALIAN

MELAYANI INFORMASI PERPUS

MEMBUAT LAPORAN ISTIRAHAT SELESAI

PULANG DATANG

PARKIR KENDARAAN

BEKERJA

MEMBUAT LAPORAN

MELAYANI PENDAFTARAN

ISTIRAHAT MEMBUAT LAPORAN SELESAI

PULANG

MENATA RAK Gambar Skema 15.Pola Aktivitas Kegiatan Admin Klinik

Sumber: Analisa Pribadi

Gambar Skema 14.Pola Aktivitas Kegiatan Dokter

(20)

73 3.1.1.3 Waktu Operasional Kegiatan

KEGIATAN PELAKU KEGIATAN WAKTU KEGIATAN

Kegiatan Belajar dan Mengajar (Latihan Upacara , Pramuka, Baca Tulis Braille, Kesenian)

• Siswa • Guru

Pendamping

Senin – Sabtu 15.00 – 17.00

Kegiatan Tambahan Khusus

Kegiatan Bekerja Para Pengajar (Di Sekolah)

Kegiatan Oprasional Perpustakaan

• Pengunjung • Staff (admin ,

kepengurusan perpus, kepala perpus)

Senin – Kamis 07.00 – 14.00 Jumat - Sabtu

07.00 – 11.30 Kegiatan Pencetakan

Braille dan Perlengkapan

Kegiatan Pengelola Sekolah dan Asrama Siwa (Petugas Asrama Umum) Sistem Shift Gambar Skema 16. Pola Aktivitas Kegiatan Perpustakaan (Staff Admin,

Kepengurusan Perpus, Kepala Perpus)

Sumber: Analisa Pribadi

(21)

• Pengurus Asrama

• Petugas Umum Asrama

06.00 – 21.00

Kegiatan Tingga di Asrama Siswa

• Siswa

Kegiatan Kelinik Mata Melakukan Pelayana

Kebersihan Sekolah dan lingkungan (R. kelas , R. Guru, Toilet, dan Taman)

• Petugas

Pelayanan Servis Umum (meyiapkan makanan / minuman untuk para staff / Membantu persiapan Guru)

• Petugas Pelayanan Servis Umum

Senin – Kamis

Kelistrikan Sekolah, Lampu, dan

Perawatan Teknis.

• Teknisi

Lingkungan Sekolah

• Petugas Khusus Asrama Senin – Minggu 07.00 – 21.00

(22)

75 3.1.1.4 Pembagian Jam Pelajaran

Jam Pelajaran

HARI

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu I

07.30 – 08.15

• • • • • •

II 08.15 –

09.00

• • • • • •

09.00 –

09.15 Istirahat

III 09.15 –

10.00

• • • • • •

IV 10.00 –

10.45

• • • • • •

V 10.45 –

11.30

• • • • • •

11.30 –

11.45 Istirahat Pulang

VI 11.45 –

12.30

• • • • - -

VII 12.30 –

13.15

• • • • - -

VIII 13.15 –

14.00

• • • • - -

(23)

3.1.2 Studi Fasilitas

3.1.2.1 Kebutuhan Ruang

FASILITAS PEMBELAJARAN

No Kebutuhan Ruang Sifat Ruang Jenis Ruang 1 Ruang Kelas X –

XII

Semi Privat Indoor

2 Ruang OM Semi Privat Indoor

3 Ruang ADL Semi Privat Indoor

4 Ruang Seni Musik Modern

Semi Privat Indoor

5 Ruang Seni Musik Karawitan

Semi Privat Indoor

6 Ruang Kerajinan Tangan

Semi Privat Indoor

7 Ruang Massage Semi Privat Indoor

8 R. BK Semi Privat Indoor

9 Lapangan Olahraga

Publik Outdoor

10 Lab. Bahasa Semi Privat Indoor

11 Lab. Komputer Semi Privat Indoor

FASILITAS PENUNJANG

No Kebutuhan Ruang Sifat Ruang Jenis Ruang

1 R. Serbaguna Publik Indoor

2 R. Broadcasting Semi Privat Indoor

3 Perpustakaan Semi Privat Indoor

4 R. Braille Semi Privat Indoor

5 Kantin Publik Semi Indoor

6 R. Tamu Semi Privat Indoor

7 R. OSIS Semi Privat Indoor

8 R. Pameran Publik Semi Indoor

9 Klinik Mata Semi Privat Indoor

10 UKS Semi Privat Indoor

ASRAMA

1 R. Tamu Semi Privat Indoor

2 R. Tidur Privat Indoor

Sumber: Analisa Pribadi

(24)

77

3 R. Santai Publik Indoor

4 R. Belajar Bersama

Publik Indoor

5 R. Makan Publik Indoor

FASILITAS PENGELOLA

No Kebutuhan Ruang Sifat Ruang Jenis Ruang SEKOLAH

1 R. Kepala Sekolah Semi Privat Indoor 2 R. Wakil Kepala

Sekolah

Semi Privat Indoor

3 R. Guru Semi Privat Indoor

4 R. TU Semi Privat Indoor

ASRAMA

5 R. Kepala Asrama Semi Privat Indoor 6 R. Pengasuh

Asrama

Semi Privat Indoor

FASILITAS SERVIS

No Kebutuhan Ruang Sifat Ruang Jenis Ruang SEKOLAH DAN ASRAMA

1 Parkir Servis Outdoor

2 R. Peralatan Servis Indoor

3 Toilet Siswa Servis Indoor

4 Toilet Guru / Pengasuh Asrama

Servis Indoor

5 Janitor Servis Indoor

6 Gudang Servis Indoor

7 Sekuriti Area Servis Indoor

8 Pos Jaga Servis Semi Indoor

9 R. Panel Servis Indoor

SEKOLAH

10 Pantry Servis Indoor

11 R. Genset Servis Indoor

ASRAMA

12 Dapur Servis Indoor

13 R. Cuci dan Jemur Servis Outdoor

14 Sekuriti Area Servis Indoor

15 Pos Jaga Servis Semi Indoor

(25)

No Kebutuhan Ruang Sifat Ruang Jenis Ruang

1 Hall Publik Indoor

2 R. Tunggu Publik Indoor

3 Selasar / Koridor Publik Semi Outdoor

4 Entrance / Exit Gate

Publik Outdoor

5 Entrance / Exit Publik Indoor

6 Taman Publik Outdoor

(26)
(27)

3.1.2.2 Persyaratan Ruang

Berdasarkan studi di atas, maka kriteria ruang yang akan direncanakan memiliki persyaratan sebagai berikut :

No. NAMA RUANG

ASPEK

Akustik Pencahayaan Penghawaan Keamanan

S

(28)

81

FASILITAS PENUNJANG

1 R. Serbaguna

2 R. Broadcasting

3 Perpustakaan

4 R. Braille

5 Kantin

6 R. Tamu

7 R. OSIS

8 R. Pameran

9 Klinik Mata

10 UKS

FASILITAS PENGELOLA

SEKOLAH

1 R. Kepala Sekolah

2 R. Wakil Kepala Sekolah

3 R. Guru

4 R. TU

ASRAMA

6 R. Kepala Asrama

(29)

FASILITAS ASRAMA

1 R. Tamu

2 R. Tidur

3 R. Santai

4 R. Belajar Bersama

5 R. Makan

FASILITAS SERVIS

ASRAMA DAN SEKOLAH

1 Parkir

2 R. Peralatan

3 Toilet Siswa

4 Toilet Guru / Pengasuh Asrama

5 Janitor

6 Gudang

7 Ruang panel

SEKOLAH

8 Pantry

9 R. Genset

ASRAMA

(30)

83

11 R. Cuci dan Jemur

12 Sekuriti Area

13 Pos Jaga

FASILITAS PUBLIK

1 Hall

2 R. Tunggu

3 Selasar / Koridor

4 Entrance / Exit Gate ● ● ● ●

5 Entrance / Exit ● ● ● ●

6 Taman

(31)

3.1.2.3 Pola Ruang

Berdasarkan studi tersebut, maka pola sirkulasi ruang yang akan terjadi dikategorikan sebagai berikut :

a. Kelompok kegiatan utama (pendidikan) b.

b. Kelompok kegiatan pengelola

Gambar Skema 17. Pola Kegiatan Utama (Pendidikan)

Sumber: Nalisa Pribadi

Gambar Skema 18.Pola Kegiatan Pengelola

(32)

85 c. Kelompok Penunjang

d. Kelompok Ruang Servis

Gambar Skema 19. Pola Kegiatan Penunjang

Sumber: Nalisa Pribadi

Gambar Skema 20. Pola Kegiatan Ruang Servis

(33)

3.1.2.4 Pendekatan Jumlah Pelaku

Pendekatan jumlah pelaku dibedakan berdasarkan jenis pelaku pada bangunan yakni :

• Pendekatan analisis jumlah siswa

Provinsi Jawa Tengah, menurut data statistik sekolah luarbiasa tahun 2016 / 2017 Jumlah Siswa Tiap Provinsi, terdapat 394 siswa tunanetra yang terbagi menjadi 222 siswa negeri dan 172 siswa swasta tunanetra di Jawa Tengah.

Sekolah Jumlah Siswa

Tunanetra

Negeri 222

Swasta 172

Total 394

Berdasarkan data tersebut diketahui jumlah siswa pada setiap jenjangnya adalah sebagai berikut :

Jenjang Pendidikan Jumlah Siswa

TK 138

SD 118

SMP 79

SMA 59

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa total siswa penyandang tunanetra berjumlah 79 siswa yang terbagi dalam 26 siswa kelas VII, 29 siswa kelas VIII, dan 24 siswa kelas IX.

Gambar Tabel 15. Jumlah Siswa Tunanetra Tiap Provinsi

Sumber: Buku Data Stastistik Luar Biasa Th 2016/2017

Gambar Tabel 16. Jumlah Siswa Tiap Jenjang di Provinsi Jawa Tengah

(34)

87 Jumlah murid efektif yang ditampung dalam setiap kelas adalah

8 siswa dengan asumsi dapat menampung siswa baru maupun siswa

tinggal kelas. Total siswa yang dapat ditampung pada masing-masing tingkatan adalah 24 siswa. Jadi total siswa yang

ditampung dalam SMA adalah 24 siswa x 3 tingkat = 72 siswa.

Pada 1 jenjang memiliki 6 rombongan belajar dengan masing-masing tingkatan memiliki 2 rombongan belajar. Jadi total terdapat 6 buah kelas dengan 2 kelas pada masing-masing tingkatan.

• Pendekatan Tenaga Pengajar

• Guru Pelajaran Umum

Jenis Guru Kelas yang

Diajar

Jumlah

Guru Studi Matematika 1 guru

IPA 1 guru

IPS 1 guru

PPKN 1 guru

Agama 1 guru

Bahasa Jawa 1 guru

Olahraga 1 guru

Bahasa Inggris 1 guru Bahasa

Indonesia

1 guru

Komputer 1 guru

Broadcasting

Guru Program Khusus Orientasi

Mobilitas

(35)

ADL

Guru BK Bimbingan

Konseling

1 guru

Jumlah Guru 12 guru

• Guru Keterampilan

Jenis Keterampilan Jumlah

Guru Keterampilan Seni Musik Modern dan Karawitan

1 guru

Guru Keterampilan Massage 1 guru

Guru Keterampilann Seni Kerajinan Tangan

1guru

Jumlah Guru 3 guru

• Pendekatan Analisis Jumlah Pengelola

Pelaku Jumlah Analisis

Kepala Sekolah 1

Wakil Kepala Sekolah 6

Tata Usaha 3

Kepala Layanan Kesehatan 1

Kepala Asrama 1

Kepala Resource Center 1

Teknisi MEE & Genset 2

Cleaning service 10 4 bagian outdoor

8 bagian indoor Sumber: Analisa Pribadi

Gambar Tabel 19. Pendekatan Analisis Jumlah Pengelola Sumber: Analisa Pribadi

(36)

89

Kepala bagian sekuriti 1

Sekuriti lapangan 5

Sekuriti CCTV 2

Kepala bagian perpustakaan 1

Pustakawan 2

Staf kafetaria 4

Total 42 pengelola

• Klinik Mata

Jenis Keterampilan Jumlah

Dokter 1 orang

Admin 1 orang

Jumlah 2 orang

• Asrama

Asumsi pengguna asrama adalah 50% dari total keseluruhan siswa (berdasarkan studi banding proyek sejenis). Jadi, banyaknya siswa yang menempati asrama berkisar 36 orang. Namun untuk menampung bila terjadi kelebihan siswa yang ingin tinggal di asrama maka disediakan 4 kamar untuk siswa dan siswi maupun untuk wali murid. Jadi total kamar asrama yang disediakan berjumlah 40 kamar dengan pembagian 20 kamar tidur putri dan 20 kamar tidur putra.

Sumber: Analisa Pribadi

Gambar Tabel 20. Pendekatan Jumlah Pengelola Klinik Mata

(37)

3.1.3 Studi Ruang Khusus 3.1.3.1 Ruang Kelas

No. Kegiatan Analisis

1. Belajar = 155 cm x 90

cm

= 13950 cm2

= 1,4 m2 x 8

unit = 11,2 m2

2. Duduk Mengajar (Guru) = 155 cm x 120

cm

= 18600 cm2

= 1,9 m2

3. Mengambil dan Menyimpan di Lemari Buku

= 100 cm x 120 cm

= 12000 cm2

= 1,2 m2

(38)

91 4. Mengambil dan Menyimpan di Lemari

Simpan

= 180 cm x 120 cm

= 21600 cm2

= 2,16 m2

5. Mengambil dan Menyimpan di Lemari Karya

= 180 cm x 120 cm

= 21600 cm2

= 2,16 m2

Total Luas Kebutuhan Kegiatan 18,62 m2

Sirkulasi 40% (Kenyamanan Psikologis) 7,448 m2

Total Luas Kebutuhan Ruang 26,068 m2

(39)

No Kegiatan Analisis

1. Belajar ( 1 ketunaan ) = 155 cm x 90 cm

= 13950 cm2

= 1,4 m2

*Asumsi 75% siswa 1 ketunaan dan 25% siswa 2 ketunaan

= 1,4 m2 x 6 unit

= 8,4 m2 2. Belajar ( 2 ketunaan *asumsi

perhitungan adalah siswa pengguna kursi roda karena membutuhkan penggunaan space terbanyak )

= 195 cm x 160 cm = 31200 cm2

= 3,12 m2

* Asumsi 75% siswa 1 ketunaan dan 25% siswa 2 ketunaan

= 3,12 m2 x 2 unit

(40)

93 3. Duduk Mengajar ( Guru ) = 155 cm x 120 cm

= 18600 cm2

= 1,9 m2

4. Mengambil dan Menyimpan di Lemari Buku

= 100 cm x 120 cm = 12000 cm2

= 1,2 m2

5. Mengambil dan Menyimpan di Lemari Simpan

= 180 cm x 120 cm = 21600 cm2

(41)

6. Mengambil dan Menyimpan di Lemari Karya

= 180 cm x 120 cm = 21600 cm2

= 2,16 m2

Total Kebutuhan Seluruh Kegiatan 22,06 m2

Sirkulasi 40% (Kenyamanan Psikologis) 8,824 m2

Total Kebutuhan Ruang 30,884 m2

(42)

95 3.1.4 Studi Besaran Bangunan dan Lahan Parkir

3.1.4.1 Studi Luas Bangunan

Besaran dan kapasitas ruang yang dibutuhkan pada proyek Sekolah Menengah Atas KhususTunanetra ini berdasarkan standar dan analisis sebagai berikut :

NAD : Neufert Architect Data

PP : Peraturan Pemerintah (Permen No. 33 / 2008 Standar Sarana dan Prasarana) TSS : Time Saver Standart For Building Types

AS : Asumsi berdasarkan studi analisis (lihat lampiran) SRK : Studi Ruang Khusus

SB : Studi Banding

UNIT KEGIATAN PEMBELAJARAN Nama Ruang Jumlah

Ruang

Sumber Kapasitas Analisa Besaran Sirkulasi Luas

Ruang Kelas Kelas A* ( 3 unit X – XII)

SRK 8 orang 26,08 m2 - 26,08

m2 x 3

unit = 78,24

m2

(43)

Kelas B *(3 unit X – XII)

SRK 8 orang 30,88 mw - 30,88

m2 x 3

unit = 92,64

m2

Ruang OM 1 unit SB 9 orang 30 m2 - 30 m2

Ruang ADL 1 unit SB 9 orang 30 m2 - 30 m2

Ruang Keterampilan

Seni Musik Modern

1 unit AS 10 orang Bermain Keyboard = 100cm x 95cm = 9500 cm2 = 0,95 m2

Bermain Drum = 160cm x 200cm = 32000 =

3,2 m2

Bermain Gitar dan Bass= 45cm x 110cm = 4950 cm2 = 0,5 m2 x 2 unit = 1 m2

Bernyanyi = 60cm x 75cm = 4500 cm2 = 0,45 m2

Pembelajaran = 80cm x 50cm = 4000 cm2 =

0,4 m2 x 9 unit = 3,6 m2

Pembelajaran asumsi 2 orang pengguna kursi roda = 160cm x 160cm = 25600 cm2 =

2,6 m2 x 2 orang = 5,2 m2

40% 20,16

m2

Ruang Keterampilan Seni Karawitan

1 unit AS 10 orang Pembelajaran = 80cm x 50cm = 4000 cm2 =

0,4 m2 x 9 unit = 3,6 m2

Pembelajaran asumsi 2 orang pengguna kursi roda = 160cm x 160cm = 25600 cm2 =

2,6 m2 x 2 orang = 5,2 m2

Bermain Kendang = 75cm x 110cm = 8250 cm2 = 0,83 m2 x 3 unit = 2,49 m2

40% 49,41

(44)

97

Bermain Bonang A = 200cm x 125cm = 25000 cm2 = 2,5 m2 x 2 set = 5 m2

Bermain Bonang B = 250cm x 125cm = 31250 cm = 3,2 m2 x 2 set = 6,4 m2

Bermain Saron, Demung, Peking = 130cm x 150cm = 19500 cm2 = 1,95 m2

Bermain Gong dan Kempul = 200cm x 125cm = 25000 cm2 = 2,5 m2

Bermain Kenong dan Kethuk = 200cm x 250cm = 50000 cm2 = 5 m2

Bermain Gender = 100cm x 85cm = 8500 cm2 = 0,85 m2

Bermain Gambang = 200cm x 115cm = 23000 cm2 = 2,3 m2

Ruang Keterampilan

Kerajinan Tangan

1 unit AS 9 orang Pembelajaran = 80cm x 50cm = 4000 cm2 =

0,4 m2 x 8 unit = 3,6 m2

Pembelajaran asumsi 1 orang pengguna kursi roda = 160cm x 160cm = 25600 cm2 = 2,6 m2

Menyimpan Barang di Lemari Simpan = 180cm x 120cm = 21600 cm2 = 2,16 m2

40% 11,71

m2

Ruang Keterampilan

Massage

1 unit SB 9 orang 35 m2 - 35 m2

Laboratorium Bahasa

1 unit AS 10 orang Belajar Komputer = 150cm x 150cm = 22500

cm2 = 2,25 m2 x 8 unit = 18 m2

(45)

Belajar Komputer (Pengguna Kursi Roda) = 160cm x 195cm = 31200 cm2 = 3,12 m2 x asumsi 2 unit = 6,24 m2

Menyimpan Barang = 100cm x 120cm = 12000 cm2 = 1,2 m2 x 2 unit = 2,4 m2

Laboratorium Komputer

1 unit AS 10 orang Belajar Komputer = 150cm x 150cm = 22500

cm2 = 2,25 m2 x 8 unit = 18 m2

Belajar Komputer (Pengguna Kursi Roda) = 160cm x 195cm = 31200 cm2 = 3,12 m2 x asumsi 2 unit = 6,24 m2

Menyimpan Barang = 100cm x 120cm = 12000 cm2 = 1,2 m2 x 2 unit = 2,4 m2

40% 37,29

m2

Lapangan Olahraga

1 unit NAD - - - 968 m2

TOTAL 1.387,09

m2

Sirkulasi 10% 138,71

m2

TOTAL ALHIR 1.525,8

m2

UNIT KEGIATAN PENUNJANG Nama Ruang Jumlah

Ruang

Sumber Kapasitas Analisa Besaran Sirkulasi Luas

R.

Broadcasting

1 unit AS 10 orang Belajar Komputer = 150cm x 150cm = 22500

cm2 = 2,25 m2 x 8 unit = 18 m2

Belajar Komputer (Pengguna Kursi Roda) = 160cm x 195cm = 31200 cm2 = 3,12 m2 x asumsi 2 unit = 6,24 m2

30% 34,64

(46)

99

(47)

R. Serbaguna 1 unit AS 100 orang - - 350 m2

Perpustakaan 1 unit PP 10 orang - - 30 m2

R. Braille 1 unit AS 2 orang Mencetak Braille = 145cm x 180cm = 26100 cm2 = 2,61 m2

Mencetak Tulisan Awas= 145cm x 180cm = 26100 cm2 = 2,61 m2

Menyimpan Alat Maintenance=120cm x 100cm = 12000cm 2 = 1,2 m2

Menyimpan Arsip / Buku=120cm x 100cm = 12000cm 2 = 1,2 m2

30% 9,9 m2

Kantin 1 unit AS Makan dan Minum = 205cm x 95cm = 19475

m2 = 1,95 m2 x 5 unit = 9,75 m2

Memasak, Menyimpan Bahan Makanan di Kulkas dan Mencuci = (140 cm x 115 cm) + (100cm x 105cm) + (60cm x 115cm) = 16100 cm2 + 10500 cm2 + 6900 cm2 = 1,61 m2 +

1,05 m2 + 0,7 m2 = 3,36 m2 x 2 unit = 6,72 m2

Menjual Snack Atau Makanan = 150cm x 120cm = 18000 cm2 = 1,8 m2 x 2 unit = 3,6 m2

Menjual Minuman = 60cm x 115cm = 6900 cm2 = 0,7 m2 x 2 unit = 1,4 m2

40% 27,91

R. Tamu 2 unit *( 1 Asrama dan

1 Sekolah )

AS 5 orang Berbincang = 175cm x 190cm = 33250 cm2 = 3,33 m2

30% 4,33 m2

x 2 unit = 8,66

m2

R. OSIS 1 unit PP 5 orang - - 25 m2

(48)

101

Bertanya = 150cm x 185cm = 27750 cm2 = 2,78 m2

Informasi dan Administrasi

Menunggu = 210cm x 98cm = 20580 cm2 =

2,06 m2 x 4 unit = 8,24 m2

40% 15,42

m2

Kegiatan Konsultasi dan Pemeriksaan

Konsultasi = 145cm x 210cm = 30450 cm2 = 3,05 m2

Periksa = 150cm x 175cm = 26250 cm2 = 2,63 m2

Menyimpan Alat = 180cm x 120cm = 21600 cm2 = 2,16 m2

Menyimpan Arsip = 100cm x 120cm = 12000 cm2 = 1,2 m2

40% 12,65

m2

UKS 1 unit PP 3 orang - - 15 m2

R. BK 1 unit AS 4 orang Bekerja = 155 cm x 120 cm = 1,9 m2 Menyimpan Arsip = 100cm x 120cm = 1,2 m2

Konsultasi / Menerima Tamu = 115cm x 172cm = 19780 cm2 = 2m2

40% 7,74 m2

Mushola 1 unit PP - - - 12 m2

TOTAL 548,92

m2

Sirkulasi 10% 54,89

m2

TOTAL AKHIR 603,81

(49)
(50)

103 FASILITAS PENGELOLA

Nama Ruang Jumlah Ruang

Sumber Kapasitas Analisa Besaran Sirkulasi Luas

R. Kepala Sekolah

1 unit PP - 15 m2 - 15 m2

R. Wakil Kepala

Sekolah

1 unit AS 3 orang Bekerja = 210cm x 145cm = 30450 cm2 = 3,05 m2

Menyimpan Berkas / Arsip = 120cm x 100cm = 12000 cm2 = 1,2 m2 x 2 unit = 2,4 m2

30% 7,09 m2

R. Guru 1 unit AS 13 orang Bekerja / Administrasi Guru = 155cm x 265cm = 41075 cm2 = 4,11 m2 x 13 unit = 53,43 m2

Membuat Minuman = 100cm x 90cm = 9000 cm2 = 0,9 m2

40% 76,06

m2

R. TU 1 unit PP - 15 m2 - 15 m2

R. Pengurus Yayasan

1 unit AS 4 orang Bekerja = 130cm x 145cm = 18850 cm2 = 1,89 m2

Menerima Tamu = 175cm x 115cm = 20125 cm2 = 2,01 m2

Menyimpan Arsip / Berkas = 120cm x 100cm = 12000 cm2 = 1,2 m2 x 2 unit = 2,4 m2

30% 8,19 m2

R. Kepala Asrama

1 unit AS 4 orang Bekerja = 130cm x 145cm = 18850 cm2 = 1,89 m2

Menerima Tamu = 175cm x 115cm = 20125 cm2 = 2,01 m2

Menyimpan Arsip / Berkas = 120cm x 100cm = 12000 cm2 = 1,2 m2 x 2 unit = 2,4 m2

(51)

TOTAL 129,53 m2

Sirkulasi 10% 12,95

m2

TOTAL AKHIR 142,48

m2

FASILITAS ASRAMA Nama Ruang Jumlah

Ruang

Sumber Kapasitas Analisa Besaran Sirkulasi Luas

R. Tidur 40 unit AS

Menyimpan Baju = 100cm x 120cm = 12000 cm2 = 1,2 m2

Menyimpan Barang= 120cm x 180cm = 21600 cm2 = 2,16 m2 x 5 set = 10,8 m2

40% 51,88

m2

(52)

105

Menyimpan Baju = 100cm x 120cm = 12000 cm2 = 1,2 m2

TOTAL 500,69

m2

Sirkulasi 10% 50,06

m2

TOTAL AKHIR 550,75

m2 UNIT KEGIATAN PUBLIK

Nama Ruang Jumlah Ruang

Sumber Kapasitas Analisa Besaran Sirkulasi Luas

Entance / Exit* (Asrama dan

Sekolah)

Hall* (Asrama dan Sekolah)

2 unit AS 30 orang 0,96 m2 / orang 40% 40,32 (Asrama dan

Sekolah)

Sekuriti Area* (Asrama dan

(53)

Sirkulasi 10% 13,07 m2

TOTAL AKHIR 143,83

m2

UNIT KEGIATAN SERVIS Nama Ruang Jumlah

Ruang

Sumber Kapasitas Analisa Besaran Sirkulasi Luas

Gudang 3 unit *(1 Asrama dan

2 Sekolah)

Toilet Umum (Non Difabel)

3 unit *( 1

(54)

107

30% jumlah kamar) Janitor 5 Unit *(1

Sekolah, 1 Klinik, 3 Asrama)

NAD - 3 m2 - 15 m2

Pantry 1 unit *( 1 unit Sekolah)

NAD - - - 3,8 m2

Dapur 1 unit *( 1 Unit Asrama

)

AS 2 orang Memasak = 140cm x 115cm = 16100 cm2 = 1,62 m2

Mencuci Piring = 185cm x 115cm = 21275 cm2 = 2,13 m2

Menyimpan Alat Masak = 180cm x 120cm = 21600 cm2 = 2,16 m2

Menyimpan Bahan Makanan = 60cm x 115cm = 6900 cm2 = 0,69 m2

30% 8,58 m2

Gardu PLN 1 unit AS - - - 4 m2

Ruang Genset 1 unit TS - - - 15 m2

Ruang Panel 2 unit *( 1 Unit Asrama

dan 1 Unit Sekolah)

TS - - - 4 m2 x 2

unit = 8 m2

Ruang Cuci dan Jemur

1 unit AS 3 orang Mencuci = 120cm x 120cm = 14400 cm2 =

1,44 m2 x 2 unit = 2,88 m2

Menjemur = 260cm x 180cm = 46800 cm2 =

4,68 m2 x 2 unit = 9,36 m2

30% 15,91

(55)

TOTAL 217,46 m2

SIRKULASI 10% 21,74

m2

TOTAL AKHIR 239,22

m2

(56)

109 3.1.4.2 Studi Luas Lahan Parkir

Klinik

- Jumlah pengelola : 2 orang per hari (*asumsi 50% mobil dan 50% motor)

- Pasien : 5 orang per hari (*asumsi 20% mobil, 20% angkot dan 60% motor)

- Mobil : 3 buah

- Motor : 4 buah

- Kendaraan umum : 1 orang • Sekolah

- Jumlah seluruh murid : 72 orang per hari

: (10% mobil, 30% motor, 60% pejalan) : 7 mobil dan 22 motor

- Tamu : 5 orang per hari

: (20% mobil dan 80% motor)

: 2 mobil dan 3 motor

- Jumlah Mobil : 9 mobil asumsi tidak akan datang bersamaan dalam satu waktu, *asumsi 60% datang dalam waktu bersamaan  menyediakan 6 parkir mobil

(57)

Asrama

- Jumlah staff : 6 orang (*asumsi penguna mobil 17% dan 83% pengguna motor)

- Tamu : 5 orang per hari (*asumsi 20% pengguna mobil dan 60% pengguna motor)

- Jumlah Parkir Mobil : 3 mobil - Jumlah Parkir Motor : 8 motor • Pengelola

- Jumlah staff : 31 orang per hari (*asumsi 10% pengguna mobil dan 90% pengguna motor)

- Jumlah Mobil : 3 mobil - Jumlah Motor : 28 motor • Total Kebutuhan Parkir Kendaraan

- Mobil (NAD) ( 18 x 10 m2) : 180 m2

- Motor (NAD) ( 55 x 2.2 m2) : 121 m2

Total Luas Lahan Parkir

301 m2 + sirkulasi 150% = 752,5 m2 3.1.5 Studi Citra Arsitektural

(58)

111 • Perencanaan ruang-ruang yang direncanakan dan dirancang sesuai

dengan fungsinya.

• Segala hal perancangan harus mengikuti fungsi dari bangunan itu

sendiri.

• Perancangan bangunan ditujukan untuk memenuhi persyaratan

kebutuhan manusia.

3.2 Analisis Pendekatan Sistem Bangunan 3.2.1 Studi Sistem Struktur dan Enclosure

3.2.1.1 Studi Sistem Struktur

Penggunaan system strktur bangunan terbagi menajadi tiga bagian, yaitu: a. Struktur Bawah (Sub Structure)

Merupakan sistem struktur yang menjadi dasar dari sebuah bangunan yang berfungsi untuk menerima keseluruhan beban bangunan dari lantai, dinding, atap, beban hidup yang ditopang oleh pondasi. Contoh dari struktur bawah ini adalah pondasi dan retaining wall.

b. Struktur Tengah (Middle Strucure)

Merupakan struktur yang menjadi badan dari bangunan. Contoh dari struktur tengah ini adalah sistem struktur rangka (skeleton), sistem struktur masif, dan sistem struktur sejajar.

c. Upper Structure (Struktur Atas)

(59)

STRUKTUR BAWAH (Sub Structure)

Pondasi Lajur Batu Kali

Sumber : https://okistudio.com/detail-pondasi-batu-kali/

• Merupakan jenis pondasi dangkal.

• Material utama batu kali, braben / padatan, dan aanstamping.

• Cocok untuk beban merata

• Diperuntukkan bagi pondasi low rise building. (1 – 2 level)

• Untuk menahan gaya dominan vertikal.

Kelebihan Kekurangan

• Pondasi sudah dikenal secara umum, banyak pekerja yang dapat mengerjakan

• Bahan didapat.

• Tidak perlu keterampilan khusus dalam pemasangan.

• Hanya diterapkan pada tanah keras.

• Material pondasi tidak homogen.

• Beban yang ditumpu terbatas, biasa

• Bahan yang dibutuhkan banyak, karena mengikuti raut didinding.

Pondasi Footplate

Sumber : www.soeprimulia.wordpress.com

• Merupakan jenis pondasi dangkal.

• Material utama beton cor dan tulangan besi.

• Diperuntukkan bagi pondasi semi-high rise buiding. (3 – 5 level)

• Penyaluran beban disalurkan melalui tulangan yang menyatu dengan tulangan pada pondasi.

• Untuk menahan gaya dominan vertikal.

Kelebihan Kekurangan

• Ekonomis dari segi biaya pengangkutan dan harga satuan.

• Kekuatan pondasi dapat diatur dengan memanipulasi kualitas beton cor dan dimensi tulangan besi yang diinginkan.

• Galian untuk pondasi harus mencapai pada level tanah keras.

• Beban maksimal 3 level lantai.

(60)

113

• Dapat diterapkan pada lahan dengan keadaan kontur apapun.

• Lebih flexible dengan bentuk denah bangunan.

STRUKTUR TENGAH (Middle Structure)

Struktur Rangka

• Merupakan system struktur bangunan yang terdiri dari kolom, balok, sloof, dan pondasi setempat.

• Pada tinggi biasanya ditambahkan pondasi tiang pancang.

• Sedangkan pada bangunan kecil bisa dipadukan dengan pondasi lajur.

Kelebihan Kekurangan

• Kolom , balok, pondasi, sloof, dan plat yang merupakan kesatuan, menjadikan struktur ini menjadi lebih rigit.

• Untuk bangunan kecil satu lantai, pengejraannya lebih cepat.

• Penutup didning bisa

• Memerlukan tenaga ahli teknik sipil untuk menganalisis kekuatan dan dimensi.

• Memiliki gaya lateral yang sangat tinggi, sehingga pada kasus high rise building harus menggunakan bracing / belting.

• Mempunyai batas-batas bentang

• Biaya pengerjaan relatif tinggi Struktur Masif

• Semua dinding yang berdiri membagi dan menerima beban yang sama.

• Pembagian beban bersifat merata pada semua dinding.

(61)

• Diding dapat menjadi dindidng struktur

• Lebih kedap terhadap suara.

• uat terhadap cuaca.

• Memiliki batas-batas bukaan maksimal pada setiap dinding.

• Membutuhkan bahan yang banyak dibandingkan struktur rangka

• Meminimalkan penghawaan dan pencahayaan alami yang masuk ke dalam ruangan.

STRUKTUR ATAS (Upper Structure)

Atap Rangka Kayu

Sumber : www.buildersengineer.com

• Terdiri dari beberapa komponen yaitu kuda-kuda gantung, makelar, sokong, gording, usuk, reng, dll.

• Lebih estetis ketika di ekspos dengan pengerjaan yang detail.

Kelebihan Kekurangan

• Secara umum mudah dikerjakan oleh pelaksana.

• Dapat dibentuk, dipotong, dan digunakan secara fleksibel.

• Berkesan alami ketika di ekspos

• Merupakan material yang mudah ditemukan

• Mudah terbakar

• Rentan terserang rayap

• Mengalami proses mengembang dan menyusut

• Memiliki bentang 4 meter di pasaran

Atap Baja Konvensional

• Pemasangan mudah dan bebas dari biata perawatan

(62)

115 Gambar. Struktur Rangka Ruang / Space Frame

Sumber : www.buildersengineer.com

Kelebihan Kekurangan

• Dapat diaplikasikan untuk bentang yang lebih fleksibel

• Tahan lama

• Tahan perubahan cuaca

• Tahan korosi

• Bisa berkarat

• Butuh Keahlian Khusus

• Sistem pemasangan membutuhkan peralatan khusus.

Atap Dak

Gambar. Struktur Folded Plate Sumber : www.buildersengineer.com, 2016

• Adalah atap yang menyerupai plat lantai, yang membedakannya adalah fungsinya dan spesifikasinya.

Kelebihan Kekurangan

• Dapat dijadikan area terbuka di atas bangunan.

• Lebih sedikit perawatan pada atap.

• Harus memperhitungkan kekuatan struktur di bawahnya karena menyerupai plat lantai, jika difungsikan menjadi ruangan terbuka

Atap Rangka Baja Ringan

Sumber : www.buildersengineer.com, 2016

• Merupakan material yang dibentuk dalam kondisi dingin dengan ketebalan antara 0,4mm hingga 3,0 mm.

• Ditujukan untuk memudahkan merakit dalam konstruksi

(63)

Kelebihan Kekurangan

• Beban ringan

• Bersifat tidak membesarkan api

• Tidak bisa dimakan rayap

• Pemasangan relatif cepat

• Hampir tidak memiliki nilai muai susut

• ekonomis

• Tidak bisa di ekspos karena kurang menarik dari segi estetika

• Kegagalan bisa terjadi secara keseluruhan jika kurang memenuhi keamanan

• Tidak fleksibel

• Mutu dan kualitas kurang terjamin

PENUTUP LANTAI

Parquet

Sumber : https://tech.blue-yonder.com/efficient-dataframe-storage-with-apache-parquet/

• Merupakan lantai kayu yang diterapkam pada

lantai untuk

meningkatkan estetika alami.

Kelebihan Kekurangan

• Memunculkan kesan alami

• Motif beranekaragam

• Membuat ruangan menjadihangat

• Mudah dalam perawatan

• Butuh penanggulangan terhadap rayap

• Lantai memuai jika pemasangan tidak benar

• Saat memuai, lantai tidak rata dan tidak nyaman Lantai Keramik

• Memiliki beragam ukuran, warna, pola, dan tekstur.

• Dapat lebih mudah dibersihkan.

• Dapat menciptakan berbagai tampilan yang bervariasi.

Sumber: Analisis Pribadi

(64)

117 Sumber : http://timbuljayabali.com/?Toko_Keramik_di_Bali

Kelebihan Kekurangan

• Tahan lama hingga puluhan tahun

• Beragam bentuk, ukuran, warna, pola, dan tekstur

• Mudah perawatan

• Tahan dan tidak menyerap air

• Menciptakan kesan dingin

• Termasuk material keras dan licin

• Tidak aman jika basah karena licin

• Mudah pecah saat pengangkutan

• Nat keramik akibat noda susah dibersihkan

Lantai Linoleum

Sumber : http://www.dickblick.com/products/blick-golden-cut-linoleum/#photos

.

• Merupakan bahan pelapis lantai yang terbuat dari campuran minyak biji rami dengan tepung kayu, serbuk gas, dan akin berserat kuat.

• Ramah lingkungan

• Dapat di daur ulang dan mudah diuraikan.

• Biasa digunakan pada

tempat yang

membutuhkan kebisingan rendah.

Kelebihan Kekurangan

• Meredam suara meninggalkan bekas pada bagian yang rusak setelah diperbaiki.

• Membutuhkan pelapis

(65)

meratakan permukaan sebeum dipasangkan.

Tactile Floor

Sumber : https://indonesian.alibaba.com/product-detail-

img/sale-murah-granit-taktil-paving-ubin-untuk-buta-602523432.html

• Merupakan jenis lantai yang memiliki tekstur atau

permukaan yang

menonjol ke atas sehingga mudah dikenali lewat indera peraba, yang biasa digunakan untuk penanda penyandang tunanetra.

Kelebihan Kekurangan

• Memiliki tekstur yang 118yst membantu penyandang tunanetra menentukan arah mobilitasnya

• Jika pemasangannya tidak benar, akan

membuat orang

tersandung, terutama tunanetra.

Karpet Lantai

Sumber : https://rejekinomplok.net/jenis-karpet/

• Berfungsi sebagai pelapis lantai.

• Terbuat dari bahan utama karet dan kain yang lentur.

• Memiliki aneka motif bermacam-macam sesuai merk.

• Memiliki sifat isolator terhadap panas.

Kelebihan Kekurangan

• Mudah dipotong dan dibentuk.

• Tidak terdapat nat / celah.

• Elastis dan kuat sehingga tidak mudah sobek.

• Mudah dalam pemasangan dan perawatan.

• Harga yang mahal dari segi material.

• Mudah terbakar.

(66)

119

DINDING Batu Bata

Sumber : https://jayawan.com/dinding/

• Berfungsi sebagai dinding pengisi maupun pelapis dinding.

• Terbuat dari bahan utama tanah liat dan sekam yang dibakar.

• Umumnya memiliki dimensi 5 cm x 10 cm x 20 cm.

• Memiliki sifat isolator terhadap panas.

Kelebihan Kekurangan

• Tahan api.

• Ekonomis dari segi pemasangan dan bahan.

• Kedap terhadap suara.

• Kuat menahan tekanan skala kecil.

• Tidak tahan terhadap kelembaban yang terlalu tinggi (sip).

• Mudah mengalami retak rambut pada lapisan finishingnya.

Partisi Kalsiboard

Sumber : www.dianaluminium.com, 2016

• Merupakan material bangunan yang terbuat dari campuran semen, pasir 119ystem, dan serat selulosa.

• Biasa digunakan sebagai penutup serba guna.

Kelebihan Kekurangan

• Tahan api

• Tahan rayap

• Tahan air

• Tahan Benturan

• Mudah Pemasangan

• Dimensi Stabil

• Banyak Variasi Ketebalan

• Anti Rayap

(67)

Dinding Batu Alam

Sumber :

https://mudagrafika.wordpress.com/2013/02/10/tips-memasang-batu-alam/

• Banyak Dipakai sebagai dekoratif dinding eksterior.

• Banyak digunakan untuk memberikan kesan estetika alami

Kelebihan Kekurangan

• Mudah ditemuan dipasaran

• Ada banyak pilihan bentuk dan model

• Tahan terhadap suhu yang ekstrim

• Bisa digunakan di luar dan dalam bagunan

• Perlu perawatan jika di tempat basah

• Rawan terkena lumut

Dinding Yumen Board

Sumber: http://indonesi

abusinesscenter.com/120ystem120a120/120ystem120a/l isting/pt-indo-yumen-board/

• yaitu wood wool cement board, atau yang dikenal dengan nama Yumen Board yang merupakan perpaduan antara serutan kayu bermutu tinggi dengan campuran semen sebagai unsur pengikat.

• 3 tipe Yumen antara lain: – Yumen Board sebagai

bahan dinding

permanen, partisi, plafond.

– Yumen Insulation sebagai bahan plafond, insulasi panas/ dingin. – Yumen Acoustic sebagai bahan peredam/ penyerap suara, plafond, wallcover.

(68)

121

• Merupakan Bahan serba guna yang bisa digunakan sebagai insulator panas / dingin sesuai jenisnya.

• Selain bisa sebagai insulator yang baik, bisa digunakan sebagai dinding partisi atau wallcover.

• Saat mengalami kerusakan , biasanya mengalami pecah.

• Pemotongan yang khusus, agar bisa mendapatkan

permukaan yang rata. Dinding Hebel

Sumber : http://peachester.com.au/hebel-gallery/

• Merupakan mortar yang diberikan gelembung, sehingga menjadi ringan.

• Bata ringan kemudian dikeringkan dengann

mesin, sehingga

medapatkan hasil yang baik.

Kelebihan Kekurangan

• Pengerjaan lebih cepat

• Berat lebih ringan disbanding bata merah

• Ukuran lebih presisi.

• Diding dapat kurang dari 15cm

• Tahan api

• Harus menggunakan perekat khusus hebel.

• Untuk ukuran kecil memerlukan pemotongan

• Tahap pemasangan awal daya rekat sangat kurang.

• Pemotongan

membutuhkan graji khusus.

• Pemasangan

menggunakan pemukul khusus dari karet.

PLAFOND Gypsum Board

Sumber : http://jayswal.in/web/gypsum-board/

(69)

Kelebihan Kekurangan

• Plafond dengan bahan gypsum biasanya lebih rapi dan halus sehingga dari segi nilai estetika memiliki keunggulan tersendiri.

• Lebih mudah dibuat berbagai model seperti drop ceiling, cove, dome dan sebagainya

• Perawatan dan perbaikan lebih mudah. Jika ada bagian yang rusak maka tidak perlu mengganti satu lembar namun hanya bagian yang rusak kemudian bisa dirapikan lagi dengan compound.

• Proses pemasangannya lebih cepat.

• Mudah ditemukan di pasaran.

• Dapat dipasang dengan menggunakan besi hollow maupun kayu

• Dapat menggunakan berbagai jenis rangka.

• Untuk gypsum board standar tidak tahan terhadap air. Hanya produk gypsum board yang berlabel water resistance saja yang tahan terhadap air.

• Akan terlihat kusam dan berjamur apabila di tempat lembab dan basah

• Mudah rusak apabila terkena benturan.

• Genteng harus benar-benar tidak bocor agar plafon tidak terkena bocoran air saat hujan.

Plafond akustik

Sumber : www.prix2pose.com, 2016

• Plafon Akustik adalah plafon yang tahan

terhadap batas

kebisingan tertentu, tergantung jenis bahan dan ketebalan material yang dipasang.

Kelebihan Kekurangan

• Aplikasi cepat dan praktis dengan rangka standard pabrikan.

• Mudah untuk penggantian atau perbaikan.

• Proses pengerjaan relatif lebih cepat.

• Bobotnya relatif ringan.

(70)

123

PENUTUP ATAP Sunlouvre

Sumber: http://www.sunlouvrebali.com

Sunlouvre adalah atap alumunium yang bisa dibuka dan ditutup, sehingga mampu mengendalikan intensitas sinar matahari, hujan, angin dan memaksimalkan ventilasi ruang. Konstruksi Sunlouvre dibuat sesuai dengan kebutuhan masing – masing proyek

Kelebihan Kekurangan

• Dapat menjadi pilihan terpat sebagai penutup yang multi fungsi.

• Motif dapat disesuaikan dengan keinginan.

• Mudah dalam perawatan.

• Tahan air dan karat.

Atap Metal Motif Pasir

Sumber: http://histeel.co.id/blog/kelebihan-dan-kekurangan-genteng-metal

Genteng metal terbuat dari campuran bahan-bahan logam seperti zincalume, baja ringan, dan galvanis. Bentuk genteng ini berupa lembaran yang memiliki ukuran panjang, lebar, dan ketebalan tertentu. Terdapat dua jenis genteng metal yang umum dijual di pasaran yaitu genteng polos dan genteng berpasir.

Kelebihan Kekurangan

• Daya tahan tinggi (anti jamur, anti pecah, anti rayap, kedap air)

• Bahan ringan.

• Tidak butuh banyak struktur untuk menopang.

• Pemasangan mudah dan cepat

(71)

Atap Sirap

Sumber : www.commons.wikimedia.org,

• Terbuat dari kepingan tipis

kayu ulin yang

ketahanannya tergantung keadaan lingkungan

Kelebihan Kekurangan

• Bisa bertahan 25 tahun / lebih

• Kesan menyatu dengan alam serta memiliki bentuk yang unik

• Terdaoat varuas warna

• Ketahanan tergantung besar sudut atap

• Harga dan perawatan cukup mahal

Atap Genteng Keramik

Sumber : www.commons.wikimedia.org,

• Bahan dasar beton ini adalah dari keramik yang berasal dari tanah liat

• Di finishing dengan lapisan glzur

Kelebihan Kekurangan

• Permukaan kedap air

• Dapat menjadi elemen estetika

• Terdapat beragamwarna

• Mudah ditemukan

• Memiliki beban yang berpengaruh pada struktur atap.

Polycarbonate

• Berfungsi sebagai penutup atap.

• Bersifat mentransmisikan

sebagian cahaya

(72)

125 Gambar 1. Polycarbonate

Sumber : www.trinityroofngs.com, 2016

• Pada umumnya memiliki tekstur asli buram

• Umumnya memiliki dimensi ketebalan 0,8 cm.

• Membutuhkan struktur tersendiri untuk menopang atap.

Kelebihan Kekurangan

• Ekonomis dari segi instalasi.

• Material yang ekologis karena dapat didaur ulang kembali.

• Mampu memantulkan radiasi cahaya berlebihan.

• Terbuat dari bahan yang aman untuk kesehatan.

• Rentan terhadap hama jamur, sehingga sulit dibersihkan.

• Harga material yang mahal.

Roof Glass

Sumber : www.ggsl.co.uk, 2016

• Berfungsi sebagai penutup atap.

• Bersifat mentransmisikan seluruh cahaya matahari.

• Pada umumnya memiliki tekstur asli transparan.

• Umumnya memiliki dimensi ketebalan 0,6 cm.

• Membutuhkan struktur tersendiri untuk menopang atap.

Kelebihan Kekurangan

• Ekonomis dari segi instalasi.

• Mampu menjadi penerangan alami pada ruangan disiang hari.

• Bersifat meneruskan dan merefleksikan cahaya matahari secara utuh.

• Mudah dibersihkan dari

(73)

3.2.2 Studi Sistem Pencahayaan dan Penghawaan 3.2.2.1 Pencahayaan

a. Pencahayaan Alami • Pencahayaan Skylight

Pencahayaan ini memanfaatkan atap sebagai jalan masuk cahaya alami ke dalam ruangan. Cahaya dari atap masuk melalui material transparan pada atap seperti kaca, polycarbonate, glassblock, maupun zinc.

• Pencahayaan Bukaan Dinding

Gambar 27. Penerapan Skylight

Sumber: http://majalahasri.com

Gambar 28. Penerapan Bukaan Dinding

(74)

127 Pencahayaan ini memanfaatkan lubang dinding sebagai jalan masuk cahaya alami ke dalam ruangan. Misalnya bukaan jendela, pitnu, dan lubang dinding.

b. Pencahayaan Buatan

Pencahayaan buatan biasanya diberikan pada ruangan yang sukar menerima cahaya alami secara langsung seperti ruang yang terjepit ataupun ruangan bersyarat yang tidak boleh memiliki bukaan. Pengaturan cahaya buatan disesuaikan dengan jenis kebutuhan intensitas cahaya lampu pada fungsi ruang tersebut. Beberapa jenis lampu yang dapat digunakan pada bangunan ini antara lain :

• Lampu TL (Tubular Lamp) / Fluorescent Lamp

Lampu TL atau yang lebih dikenal sebagai lampu neon ini memiliki tingkat luminasi yang cukup tinggi. Secara umum, lampu TL ini digunakan pada ruang servis seperti ruang MEE, ruang AHU, ruang genset, dan lain-lain.

Gambar 29. Lampu TL

(75)

• Lampu SL (Soft Light) / Essential Lamp

Lampu SL merupakan inovasi dari jenis lampu TL yang lebih efisien. Lampu SL memiliki keunggulan dibandingkan dengan lampu TL dari segi bentuk yang relatif kecil dan pancaran cahaya yang lebih sejuk

/ soft. Selain itu, lampu SL memiliki efisiensi energi yang lebih baik

daripada lampu TL karena daya yang dibutuhkan oleh lampu SL lebih kecil.

• Lampu Halogen

Lampu halogen pada umumnya digunakan sebagai lampu sorot karena memiliki reflektor yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang dihasilkan.

Gambar 30. Lampu SL

Sumber: www.megatrik.com

Gambar 31. Lampu Halogen

(76)

129 • Lampu LED (Light Emitting Diode)

Lampu LED merupakan lampu yang memancarkan cahaya namun tidak menghasilkan banyak panas. Lampu ini merupakan lampu yang paling hemat energi daripada lampu jenis lainnya dan memiliki umur yang relatif panjang.

Teknik pencahayaan juga mempengaruhi kesan / fungsi penerangan. Berikut beberapa jenis teknik pencahayaan yakni :

- Down light

Adalah teknik pencahayaan mengarah ke bawah, umumnya dipasang pada plafon.

Gambar 32. Lampu LED

Sumber: www.astudiarchitect.com

Gambar 33. Lampu Downlight

(77)

- Spot light

Adalah teknik pencahayaan dengan menyorot obyek dengan intensitas cahaya yang besar.

- rack light, teknik pencahayaan dengan memasang lampu secara

linier di sepanjang dinding, biasa digunakan sebagai lampu panduan jalan pada ruang publik.

- Wall washer

Adalah teknik pencahayaan dengan menyinari bidang vertikal,biasanya dipasang pada permukaan dinding.

- Valance lighting,

Gambar 35. Valance lighting

Sumber: http://www.pittconindustries.com/light-coves

Gambar 34. Wall Washer

(78)

131

Adalah teknik pencahayaan menyembunyikan cahaya pada papan

horizontal.

- Core lighting

Adalah teknik pencahayaan dengan mengarahkan lampu ke langit-langit.

3.2.2.2 Penghawaan a. Penghawaan Alami

Merupakan proses memasukan udara luar ke dalam bangunan sehingga terjadi pertukaran udara / sirkulasi udara. Penempatan penghawaan alami pada bangunan dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :

• Mengatur orientasi bukaan

Arah pergerakan udara menjadi pertimbangan dalam menentukan bukaan dan orientasi bangunan sehingga angin dapat masuk secara pasif ke dalam bangunan melalui pintu ataupun jendela.

• Menciptakan rooster / lubang angin

Gambar 36. Core lighting

Sumber:

(79)

Rooster dibuat dengan tujuan utama sebagai masuknya angin

secara pasif. Rooster diadakan untuk melakukan sirkulasi udara secara terus menerus, sehingga biasanya diterapkan pada ruangan yang mudah pengap.

b. Penghawaan Buatan

Penghawaan sangat penting dalam menciptakan kenyamanan thermal dan kualitas udara yang baik pada ruangan. Ketika penghawaan alami sudah tidak mendukung kenyamanan pasif, maka dibutuhkan penghawaan buatan untuk membantu pengguna mencapai kenyamanan yang dibutuhkan. Penghawaan buatan yang dikenal saat ini dibuat dengan menggunakan energi listrik sebagai sumber daya utamanya. Berikut adalah contoh jenis penghawaan buatan yang biasa digunakan antara lain :

Exhaust Fan

Penghawaan buatan dengan menghisap udara dari dalam ruang menuju ke ruang luar. Secara umum digunakan pada ruang yang menghasilkan limbah udara seperti dapur, kamar mandi, dan lain-lain.

Gambar 37. Exhaust Fan

(80)

133

Air Conditioner (AC)

3.2.3 Studi Sistem Utilitas

3.2.3.1 Sistem Distribusi Air Bersih

Sumber air bersih utama berasal dari PDAM. Terdapat dua jenis sistem penyaluran air bersih pada bangunan yakni :

a. Sistem Up-Feed

Sumber air bersih ditampung pada ground tank lalu dipompa ke atas untuk ditampung oleh tandon dan kemudian disalurkan ke ruang-ruang yang membutuhkan.

b. Sistem Down-Feed

PDAM GROUND TANK POMPA

TANDON RUANG – RUANG

YANG MEMBUTUHKAN

Gambar 38. Air Conditioner (AC)

Sumber:https://www.samsungair.co.za/split-airconditioners-residential.html

(81)

Sumber air langsung ditampung di tandon atas kemudian dialirkan ke ruang-ruang yang membutuhkan. Sistem ini memanfaatkan gaya gravitasi.

3.2.3.2 Sistem Pengolahan Limbah

• Berdasarkan sistem pengaliran pipanya, sistem penyaluran limbah dibagi

menjadi dua jenis yaitu : - Sistem one pipe

Pada sistem ini, jaringan air kotor (air tinja, air sabun, dan lain-lain) dialirkan pada sebuah pipa dengan ujung yang selalu terbuka (vent stack).

- Sistem two pipe

Pada sistem ini, jaringan air kotor (air tinja, air sabun, dan lain-lain) dialirkan dengan pipa yang berbeda berdasarkan jenisnya. Jenis air tinja / black water dibuang melalui soil pipe dan air kotor selain air tinja / grey water dibuang melalui water pipe.

• Limbah olah/buang didistribusikan dengan cara yang berbeda-beda

tergantung pada jenis limbahnya, diantaranya :

PDAM Meteran GROUND TANK

RUANG – RUANG YANG MEMBUTUHKAN

(82)

135 - Jaringan Limbah Cair (Grey Water)

Limbah cair ini dialirkan ke dalam bak pengumpul yang nantinya akan diolah pada filter organik / bio filtration dan kemudian digunakan kembali sebagai media penyiraman tanaman. Sedangkan untuk air yang telah mengendap pada filter organik terlalu lama karena jarang terpakai, langsung dibuang menuju saluran kota melalui bak kontrol. - Jaringan Air Hujan

Air hujan yang jatuh ke atap bangunan akan dikumpulkan pada talang yang berujung pada ground tank pengumpul air hujan. Tanpa melalui filtrasi khusus, air hujan ini dapat langsung digunakan sebagai flush toilet.

- Jaringan Limbah Padat (Black Water)

Limbah padat / black water yang dimaksud pada bangunan ini adalah limbah yang berasal dari kotoran manusia. Limbah padat pada hakikatnya kan terurai pada bio septicktank, namun limbah padat ini masih dapat digunakan kembali untuk media penyuburan media tanam dengan melalui filtrasi organik.

3.2.3.3 Manajemen Sampah

Dalam memanajemen sampah, terdapat beberapa metode dalam pembuangannya, antara lain :

a. Pengumpulan melalui Shaft Sampah

Gambar

Gambar Skema 1. Pola Aktivitas Kegiatan Siswa Tidak Tinggal di Asrama
Gambar Skema 9. Pola Aktivitas Kegiatan Petugas Umum Asrama
Gambar sekma 11. Pola Aktivitas Kegiatan Petugas Teknisi
Gambar Skema 13. Pola Aktivitas Kegiatan Petugas Percetakan Braille
+7

Referensi

Dokumen terkait

KESIMPULAN Pemberian tiga macam bahan organik yang dikombinasikan maupun tidak, memberikan pengaruh yang nyata pada jumlah bintil akar efektif, jumlah polong isi per tanaman,

Tahap ini peneliti menentukan sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian, yakni buku-buku, jurnal atau referensi terkait penelitian. Kemudian, data dari observasi, wawancara,

Analisa contoh tanah dilakukan sesuai dengan kebutuhan klasifikasi kesesuaian lahan untuk tanaman bawang putih yang meliputi analisa fisik dan kimia tanah

kenaikan titik leleh dan titik didih dari dalam tabel periodik disebabkan gaya London di antara molekul halogen yang makin meningkat dengan bertambahnya panjang ikatan.

Uraian untuk memecahkan permasalahan penelitian semiotika dalam objek kebudayaan material seni ini akan dibagi menjadi empat bagian, yaitu pertama

Aziz, 2006, Sistem Informasi Geografis: Berbasis Desktop dan Web, Penerbit Gava Media, Yogyakarta cit Martini, Ni Ketut., 2013, Hubungan karakteristik, pengetahuan, dan sikap

Generasi mudalah yang paling mudah terkena imbas mengingat usianya yang masih belia dan labil (field note tanggal 27 Agustus 2015). Untuk itu sosialisasi akan Komunitas

Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yuang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada