• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SEMESTER II SDN 3 BAGIK POLAK LABUAPI - Repository UNRAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SEMESTER II SDN 3 BAGIK POLAK LABUAPI - Repository UNRAM"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Permasalahan Sebelum Tindakan

Sebelum guru melakukan penelitian sebagai tindak lanjut melalui proses pembelajaran di kelas. Guru terlebih dahulu melakukan observasi terhadap keadaan lingkungan SDN 03 Bagik Polak yang mana observasi ini dilakukan selama satu setengah minggu. Guru juga melakukan wawancara terhadap pihak terkait yang bersinggungan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap penelitian ini, seperti kepala sekolah, guru kelas, maupun staf serta secara khususnya siswa kelas V yang ada disekolah tersebut. Dari wawancara ini guru berhasil menemukan beberapa permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran di dalam kelas yaitu sebagai berikut: (1) Rendahnya perhatian siswa pada saat proses pembelajaran; (2) Rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran; (3) Siswa masih diposisikan sebagai penerima saja, sehingga siswa menjadi pasif jarang mengajukan pertanyaan maupun pendapat waktu di dalam kelas; (4) Rendahnya hasil belajar siswa.

(2)

metode pembelajaran yang masih sangat monoton; (2) Metode ekspositori masih sangat mendominasi; (3) Pembelajaran tidak di kemas dengan menarik, masih digunakannya penggunan kelompok yang konvensional serta siswa yang pintar hanya berkumpul dengan teman-temannya yang pintar saja.

Selain itu guru juga melakukan observasi terhadap lingkungan sekitaran sekolah, dari observasi yang dilakukan diperoleh beberapa permasalahan yang bisa mempengaruhi siswa dalam proses pembelajaran di kelas yaitu: (1) Siswa sering keluar masuk kelas sehingga proses pembelajaran sering terganggu sehingga konsentrasi anak sering terganggu; (2) Masyarakat yang sering masuk ke lingkungan sekolah sehingga perhatian anak sering terganggu; (3) Letak sekolah yang ada di tengah pemukiman warga sehingga pengaruh lingkungan masyarakat bisa lansung terasa di sekolah; (4) Seringnya kesenian kecimol berlatih pada saat proses pembelajaran dikelas berlansung sehingga siswa kurang bisa menangkap penjelasan guru secara jelas karena terhalang oleh suara gaduh yang dihasilkan oleh suara kecimol tersebut. 2. Sulosi Untuk Permasalahan

(3)

(3) Modifikasi pembelajaran pada saat metode pembelajaran berlangsung di kelas; (4) Melibatkan siswa dalam menyususun dan membuat perencanaan proses belajar mengajar; (5) Melibatkan intelektual emosional siswa melalui dorongan dan semangat yang dimiliki; (6) Keikutsertaan siswa secara aktiv dan kreatif dalam mendengarkan dan memecahkan masalah; (7) Menghimbau kepada siswa agar tidak terpengaruh dengan situasi di luar kelas; (8) Memberikan ganjaran berupa sanksi kepada siswa yang melanggar aturan; (9) Memusatkan perhatian siswa agar tertuju kepada proses pembelajaran.

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti dan guru kelas V terlebih dahulu berdiskusi membahas apa yang akan dilakukan pada saat penelitian. Peneliti juga menjelaskan bagaimana prosedur pengggunaan metode snowball throwing kepada guru kelas V dan membahas tugas masing-masing. Peneliti menjadi guru yaitu bertugas menerapkan metode pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran di kelas V dan guru kelas V bertugas sebagai observer yaitu mengamati tingkah laku guru dan siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan pedoman observasi yang telah disediakan. B. Hasil Penelitian

(4)

penelitiannya adalah siswa kelas V SDN 03 Bagik Polak dengan jumlah siswanya sebanyak 21 siswa.

Pada penelitian ini, data tentang hasil belajar siswa diperoleh dari hasil evaluasi yang dilakukan pada akhir siklus, sedangkan untuk data tentang aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, evaluasi dan refleksi. Adapun hasil penelitian tiap siklus yang diperoleh yaitu sebagai berikut :

1. Hasil Penelitian Siklus 1

Proses pembelajaran untuk pelaksanaan pembelajaran materi pada siklus I diadakan 3 (tiga) kali pertemuan. Untuk pembelajaran materi mendeskripsikan peranan tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang berlangsung dalam 2 (dua) kali pertemuan, yang masing-masing pertemuan dilaksanakan dalam waktu 2 x 35 menit, sedangkan untuk evaluasi dilaksanakan pada pertemuan ketiga, dengan soal berbentuk essay. Materi yang dibahas pada siklus I antara lain :

a. Pertemuan I : Materi Pembelajaran meliputi mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda.

b. Pertemuan II : Materi Pembelajaran meliputi mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang.

c. Pertemuan III : Melakukan evaluasi siklus I.

(5)

a. Perencanaan

Adapun hasil perencanaan pada siklus 1 (satu) yaitu:

1) Menjelaskan metode pembelajaran yang akan dipakai yaitu metode pembelajaran snowball throwing kepada guru kelas pada khususnya dan pada guru setempat di SDN 3 Bagik Polak Tahun Ajaran 2009/2010.

2) Menerangkan bagaimana cara penggunaan metode pembelajaran snowball throwing pada siswa kelas V pada Mata Pelajaran IPS di SDN 3 Bagik Polak Tahun Pelajaran 2009/2010.

3) Membuat Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (RPP), dengan metode pembelajaran yang berorientasi pada snowball throwing (Lampiran 2).

4) Menyiapkan daftar nama kelompok (Lampiran 3)

5) Menyiapakan lembar observasi untuk aktivitas siswa (Lampiran 5) 6) Menyiapkan lembar observasi untuk pengelolaan pembelajaran

(Lampiran 6).

7) Membuat soal evaluasi untuk siklus I (Lampiran 7)

8) Membuat lembar hasil belajar siswa pada siklus I (Lampiran 8) b. Pelaksanaan Tindakan

 Pertemuan 1

(6)

1) Tahap Pendahuluan

Pada tahap awal pembelajaran guru mengkondisikan siswa kearah pembelajaran yang baik. Setelah itu guru membuka pelajaran dengan menjelaskan kepada siswa metode pembelajaran yang akan dipakai, kemudian memberikan pertanyaan awal tentang materi yang akan dipelajari untuk mengetahui sejauh mana kemampuan awal siswa mengenai materi yang dipelajari.

2) Tahap Penerapan

Pada tahap ini, Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari, serta guru meminta siswa untuk membentuk kelompok sebanyak 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Pembentukan kelompok ini dilakukan secara acak, hal ini dilakukan agar siswa tidak berkelompok hanya dengan teman yang dia senangi saja serta agar siswa mampu berbaur dengan yang lainnya. Kemudian guru memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi. Masing-masing ketua kelompok kembali kekelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.

(7)

disebabkan karena siswa sangat jarang sekali diberikan kesempatan untuk berbicara atau mengemukakan pendapat, walaupun begitu pembelajaran tetap dilaksanakan. Selama ketua kelas memaparkan materi yang telah diberikan guru kepada temannya,guru tetap mamantau, memberikan arahan, serta penjelasan mengenai hal-hal yang belum jelas. Selanjutnya masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menulis apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. Pada sesi ini juga guru terus memberikan bimbingan kepada siswa karena siswa banyak siswa yang belum paham mengenai prosedur metode pembelajaran snowball throwing ini dan Banyak siswa yang membuat pertanyaan di luar materi yang dipelajari.

(8)

menjawab pertanyaan tersebut guru terus memberikan motivasi dengan mengacungkan jempol ataupun dengan memberi kata-kata pujian dengan tujuan agar siswa yang lainnya lebih termotivasi lagi untuk mengikuti proses pembelajaran dan menjawab pertanyaan. Setelah siswa selesai menjawab pertanyaan kemudian siswa diminta untuk maju mempersentasikan hasil kerjanya, pada saat siswa mempersentasikan hasil kerjanya siswa yang lain tidak ada yang berani mengoreksi jawaban temannya walaupun jawaban temannya salah.

3) Tahap Penutup

Pada tahap penutup ini guru memberikan penguatan materi kepada siswa. Selanjutnya guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari serta memberikan sedikit informasi mengenai materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

 Pertemuan II

(9)

1) Tahap Pendahuluan

Pada tahap ini guru mengarahkan siswa kearah belajar yang baik, melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya, hal ini bertujuan untuk mengingatkan kembali kepada siswa mengenai materi yang mereka sudah pelajari sebelumnya. 2) Tahap Penerapan

(10)

juga masih merasa canggung kepada temannya. Interaksi sesama anggota kelompok juga belum begitu nampak hal ini bisa dilihat dari rendahnya tingkat tanya jawab atau diskusi yang dilakukan oleh masing-masing kelompok.

Selanjutnya siswa diberikan satu lembar kertas untuk kemudian diisi dengan satu pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang sudah dipelajari, setelah siswa selesai membuat satu pertanyaan langkah selanjutnya adalah membuat kertas yang berisi pertanyaan tadi agar seperti bola. Kemudian setelah selesai kertas terbentuk seperti bola, siswa diminta untuk membersihkan kertas yang masih berserakan di lantai ini bertujuan agar supaya tidak ada kertas atau bola yang melebihi dari yang sudah dibuat. Langkah selanjutnya adalah siswa diminta untuk memasuki arena permainan snowball throwing dan menghitung secara bersama-sama setelah hitungan ketiga siswa memulai “peperangan” mereka dengan bola salju yang berisi pertanyaan, kegiatan ini dilakukan selama kurang lebih lima menit. Pada kegiatan ini masih ada saja siswa yang mengumpulkan semua bola sebelum melempar temannya ini mengakibatkan siswa yang lain tidak kebagian bola untuk melempar.

(11)

ketempat duduknya masing-masing untuk menjawab pertanyaan yang ada dalam kertas yang berbentuk bola tersebut. Pada pertemuan kedua ini ada beberapa pertanyaan yang dibuat oleh siswa kurang sesuai dengan materi yang telah dijelaskan. Setelah siswa selesai menjawab soal, siswa diminta bergiliran untuk maju mempersentasikan hasil kerjanya. Ketika siswa membaca hasil kerjanya siswa yang lain masih belum berani mengoreksi jawaban temannya serta mengemukakan pendapatnya. Walaupun begitu terdengar suara sayup-sayup yang mengomentari hasil kerja temannya.

3) Tahapan Penutup

Pada tahap ini guru memberikan penguatan mengenai materi yang dipelajari dan bersama-sama dengan siswa untuk menyimpulkan mengenai materi yang telah dipelajari. Akan tetapi pada tahap ini siswa belum berani mengajukan pendapat untuk membuat suatu kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari.

c. Observasi

1) Observasi Terhadap Aktivitas Siswa

(12)

menilai setiap deskriptor dari setiap indikatornya. Setelah melakukan analisis terhadap data siswa pada siklus , data tentang aktivitas dapat dilihat pada tabel 4.1 :

Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian Aktivitas Siswa Pada Siklus 1

Kelompok IPertemuanII Rata-rata skor Kategori

I 66,66 44,51 55,58 Cukup Aktiv

II 87,01 51,83 69,42 Aktiv

III 66,66 75,91 71,28 Aktiv

IV 61,10 55,54 58,32 Aktiv

Total skor 63,65 Aktiv

Adapun tingkat hasil aktivitas siswa pada siklus I dapat dilihat pada diagram 1:

Grafik 1

Tingkat aktivitas siswa pada siklus I

Berdasarkan Tabel 4.1 dan diagram 1 dapat dilihat bahwa pada siklus I aktivitas tergolong aktiv. Dari hasil kegiatan observasi siswa terdapat beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran. 2) Observasi Terhadap Pengelolaan Pembelajaran

(13)

kelas V. Pada sesi ini yakni pelaksanaan pengelolaan pembelajaran pada siklus I masuk dalam kategori sangat baik. Hasil observasi terhadap pengelolaan pembelajaran ini dapat dilihat pada tabel 4.2 : Tabel 4.2 Data Hasil Penelitian Pengelolaan Pembelajaran Siklus I

Indikator Pertemuan I Pertemuan IISkor hasil

Apersepsi 2 3

(14)

Berdasarkan Tabel 4.2 dan diagram 2 hasil pengelolaan pembelajaran, terdapat beberapa kekurangan pada proses pembelajaran siklus I, yaitu: (1) Guru kurang memperhatikan alokasi waktu dalam skenario pembelajaran yang akibatnya ada beberapa kegiatan yang durasinya cukup lama seperti pada kegiatan ketua kelompok menjelaskan materi yang telah disampaikan guru kepada temannya; (2) Guru kurang mampu mengontrol kelas; (3) Guru kurang mampu mengontrol kelas; (4) Guru kurang mengarahkan siswa untuk bekerja sama dengan anggota kelompoknya.

3) Evaluasi Hasil Belajar

Hasil pengamatan terhadap hasil belajar siswa diperoleh dari evaluasi hasil belajar siswa, evaluasi ini dilakukan pada pertemuan ketiga. Guru memberikan soal evaluasi berbentuk essay dengan jumlah 10 soal. Hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.3 :

Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I

No Nilai Jumlah Siswa % % Ketuntasan

1 90 – 100 0 0.00 0.00

2 80 – 89 0 0.00

3 70 – 79 0 0.00 Tuntas

4 60 – 69 0 0.00 100.00

5 55-59 0 0.00

6 0-54 18 100.00 Tidak Tuntas

Rata-Rata Kelas 34,37

(15)

tiga siswa yang tidak masuk mengikuti evaluasi karena alasan sakit.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, aktivitas siswa masuk dalam kategori aktiv akan tetapi ini belum sesuai dengan keinginan dari guru. Sedangkan dari hasil evaluasi nilai rata-rata siswa adalah 34,37 ini berarti bahwa pada siklus ini tidak ada siswa yang lulus sesuai dengan standar KKM yang telah dibuat yakni skor 70. Hal ini menandakan bahwa perlu banyak perbaikan pada siklus berikutnya. Hasil yang diperoleh pada siklus I terdapat banyak sekali kekurangan. Kekurangan tersebut akan diperbaiki pada siklus II.

(16)

bermain-main ketika temannya maju untuk mempersentasikan hasil kerjanya. Untuk mengatasi hal tersebut guru harus bersikap lebih tegas dengan aturan serta menegur anak yang terus bermain ketika temannya mempersentasikan hasil kerjanya; (6) Siswa masih ada yang malu-malu untuk mempersentasikan hasil kerjanya, ini ditandai dengan siswa yang maju membacakan hasil kerjanya membaca dengan suara yang sangat kecil dan cenderung menutup wajah mereka.

Adapun kelebihan-kelebihan dari penerapan metode snowball throwing ini adalah: (1) Siswa lebih aktiv dalam pembelajaran apabila dibandingkan dengan pembelajaran tanpa menerapkan metode snowball throwing; (2) Perhatian siswa terpusat pada guru; (3) Siswa terlihat senang sekali dalam mengikuti pembelajaran karena pembelajaran ini berisi dengan permainan juga.

Kelebihan-kelebihan ini akan dipertahankan pada pertemuan berikutnya, bahkan akan lebih dioptimalkan.

2. Hasil Penelitian Siklus II

(17)

a. Pertemuan I : Menyebutkan 2 usaha dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan, menjelaskan perlunya perumusan dasar negara sebelum kemerdekaan.

b. Pertemuan II : Mengidentifikasi peranan 2 tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan, Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan.

c. Pertemuan III : Melakukan evaluasi siklus II.

Tahapan yang dilakukan pada siklus II ini sama dengan tahapan yang dilakukan pada siklus I, yaitu:

a. Perencanaan

Adapun hasil perencanaan pada siklus II yaitu:

1) Menjelaskan metode pembelajaran yang akan dipakai yaitu metode pembelajaran snowball throwing kepada guru kelas pada khususnya dan pada guru setempat di SDN 3 Bagik Polak Tahun Ajaran 2009/2010.

2) Menerangkan bagaimana cara penggunaan metode pembelajaran snowball throwing pada siswa kelas V pada Mata Pelajaran IPS di SDN 3 Bagik Polak Tahun Pelajaran 2009/2010.

3) Membuat Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (RPP), dengan metode pembelajaran snowball throwing (Lampiran 9).

4) Daftar nama kelompok (Lampiran 10).

(18)

6) Menyiapakan lembar observasi untuk pengelolaan pembelajaran (Lampiran 13).

7) Membuat soal evaluasi untuk siklus II (Lampiran 14) 8) Hasil belajar siswa pada siklus II (Lampiran 15). b. Pelaksanaan Tindakan

 Pertemuan I

Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan skenario yang ada dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan langkah-langkah:

1) Tahap pendahuluan

Pada tahap ini beberapa hal yang dilakukan, mengkondisikan siswa kearah belajar yang baik, mengingatkan kembali bagaimana pelaksanaan skenario metode pembelajaran snowball throwing, mengingatkan siswa ( mereview ) dengan materi yang telah dipelajari pada siklus I serta memberikan pertanyaan awal mengenai materi dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana pengetahuan awal siswa mengenai materi yang dipelajari.

2) Tahap Penerapan

(19)

seperti pada siklus I hal ini dilakukan dengan tujuan agar siswa bisa berbaur serta bertukar pikiran dengan siswa yang lainnya. Akan tetapi guru selalu mempertimbangkan agar di tiap kelompok tersebut harus ada yang pintar, tetapi tidak terlalu banyak dengan tujuan agar nanti skenario pembelajaran bisa berjalan lancar.

(20)

ketua kelompok selesai menjelaskan materi, masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas. Setelah masing-masing siswa mendapatkan satu kertas kemudian siswa diminta untuk membuat satu pertanyaan apa saja tetapi harus sesuai dengan materi yang telah dijelaskan oleh ketua kelompoknya.

Selanjutnya setelah pertanyaan selesai dibuat guru meminta kepada siswa untuk menyingkirkan semua kertas yang berceceran dilantai ini dimaksudkan agar supaya tidak ada kertas yang lebih ketika acara melempar kertasnya selesai. Setelah siswa selesai membersihkan lantai, kemudian guru meminta siswa untuk mengangkat bola yang berisi pertanyaan tersebut dan meminta siswa untuk memasuki arena permainan. Setelah semua siswa memasuki arena dan untuk memulai permainan siswa diminta untuk menghitung sampai tiga secara bersama-sama, setelah itu siswa melakukan permainan saling melempar bola pertanyaan selama lebih kurang lima menit. Pada kegiatan ini, kejadian seperti siklus I terulang lagi yaitu banyak siswa yang mengambil semua bola tersebut, sedangkan teman yang lain tidak dapat kemudian melempar temannya, akan tetapi pada kegiatan siklus II ini siswa sudah sedikit bisa diatur.

(21)

diminta untuk kembali ketempat duduk sesuai dengan kelompoknya dan menjawab pertanyaan yang didapat. Pada saat siswa menjawab pertanyaan guru terus memberikan motivasi dengan memberikan sanjungan, acungan jempol dan kata-kata yang bisa memotivasi mereka sehingga mereka terus bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran. Setelah siswa selesai menjawab pertanyaan tersebut siswa diminta untuk maju mempersentasikan hasilnya dan pada tahap ini sudah banyak terlihat siswa yang berani mengoreksi jawaban temannya serta mengemukakan pendapatnya, setelah satu siswa selesai mempersentasikan hasil kerjanya maka siswa yang lain maju untuk bergiliran mempersentasikan hasil kerjanya, ini dilakukan sampai semua siswa mendapat giliran untuk maju mempersentasikan hasil kerjanya.

3) Tahap Penutup

Pada tahap ini guru memberikan penguatan kepada siswa mengenai materi yang telah dipelajari dan membantu siswa dalam menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Pada tahap ini siswa sudah menunjukkan perkembangan yang sangat baik dalam hal keberanian mengajukan pendapat mengenai kesimpulan materi yang telah mereka pelajari.

 Pertemuan II

(22)

merupakan lanjutan dari pertemuan berikutnya, sehingga langkah-langkahnya pun sama yaitu sebagai berikut:

1) Tahap Pendahuluan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah guru mengkondisikan siswa kearah belajar yang baik. Mengingatkan (mereview) sedikit materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Guru memberikan pertanyaan awal mengenai materi yang akan dipelajari hal ini dimasudkan untuk mengukur pengetahuan awal siswa mengenai materi yang akan dipelajari.

2) Tahap Penerapan

(23)

tidak ada pekerjaan selain menunggu temannya selesai dijelaskan materi oleh guru. Setelah itu guru meminta supaya perwakilan tadi kembali kekelompoknya masing-masing dan menjelaskan materi yang sudah dijelaskan tadi kepada teman kelompoknya. Pada kegiatan ini interaksi atau diskusi siswa sudah mulai terlihat bagus, ini ditandai dengan semakin banyaknya siswa yang bertanya kalau mereka belum jelas terhadap penjelasan dari temannya. Informasi mengenai materi yang dipaparkan oleh ketua kelompok pun sudah sangat bagus, informasi yang diberikan pun sudah tidak sepotong-sepotong lagi ini menandakan bahwa perkembangan aktivitas siswa sudah meningkat.

(24)

menghitung dari satu sampai tiga, pada hitungan ketiga permainan pun dimulai. Pada saat permainan saling melempar tindakan siswa yang mengumpulkan semua bola sudah tidak terjadi lagi, akan tetapi muncul satu tindakan siswa yang melanggar aturan permainan yaitu siswa membawa pertanyaannya sendiri dan melempar pertanyaan yang dibuat oleh temannya.

(25)

serta meningkatkan antusias siswa terhadap pelajaran.

Ketika siswa lain maju untuk mempersentasikan hasil kerja kelompoknya banyak siswa yang berani mengoreksi jawaban temannya bahkan sudah ada yang mengomentari jawaban dari temannya yang maju. Untuk memunculkan lagi perilaku seperti itu guru meminta semua siswa memberi tepuk tangan serta guru memberikan satu poin untuk masuk menjadi siswa terbaik dalam kelasnya. Setelah semua siswa mendapat giliran maju untuk mempersentasikan hasil kerjanya maka kegiatannya pun dihentikan.

3) Tahap Penutup

Pada tahap ini guru memberikan penguatan terhadap materi yang baru saja dipelajari dan bersama-sama dengan siswa meyimpulkan materi dan pada penyimpulan materi ini sudah ada siswa yang berani mengemukakan kesimpulan yang dibuat olehnya. Guru juga menginformasikan kepada siswa bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan evaluasi. c. Observasi Terhadap Aktivitas

1) Observasi Terhadap Aktivitas Siswa

(26)

Tabel 4.4 Data Hasil Penelitian Aktivitas Siswa Pada Siklus II

Kelompok Hasil pertemuanI II skor hasilRata-rata Kategori

I 72,21 75,91 74,06 Sangat Aktiv

II 79,61 81,46 80,53 Sangat Aktiv

III 74,06 77,76 75,91 Sangat Aktiv

IV 79,61 81,46 80,53 Sangat Aktiv

Total skor 77,75 Sangat Aktiv

Adapun hasil penelitian aktivitas siswa pada siklus II disajikan pada diagram 3:

Diagram 3

Tingkat aktivitas siswa siklus II

Berdasarkan Tabel 4.4 dan diagram 3 dapat dilihat bahwa jumlah rata-rata skor adalah 77,75 ini masuk dalam kategori yang sangat aktiv.

(27)

berlangsung. Untuk mengatasi hal ini guru harus selalu mengontrol jalannya permainan agar permainan bisa lancar dan berjalan dengan baik; (2) Siswa membuat kegaduhan pada saat guru menjelaskan materi kepada ketua kelompoknya, ini merupakan akibat dari siswa yang tidak ada kegiatan dan hanya menunggu saja. Untuk mengatasi hal ini guru meminta siswa untuk membuka dan membaca hasil diskusi serta hasil kesimpulan pada pelajaran sebelumnya; (3) Siswa yang membawa kertas pertanyaannya sendiri dan melempar bola pertanyaan temannya yang lain. Untuk mengatasi hal ini guru memberikan kertas yang berbeda warnanya untuk tiap-tiap kelompok, sehingga kemungkinan untuk siswa mendapat pertanyaan sendiri atau pertanyaan dari kelompoknya bisa dihindari; (4) Masih ada siswa yang tidak mau bertukar pikiran dengan temannya.

(28)

Kelebihan-kelebihan ini akan dipertahankan bahkan akan terus dioptimalkan.

2) Observasi Terhadap Pengelolaan Pembelajaran

Kegiatan ini dilakukan untuk mengobservasi pengelolaan pembelajaran dan yang menjadi observernya adalah guru kelas V. Adapun hasil observasi terhadap pengelolaan pembelajaran pada siklus II ini akan ditampilkan pada tabel 4.5 :

(29)

Diagram 4

Tingkat pengelolaan pembelajaran siklus II

Berdasarkan Tabel 4.5 dan diagram 4 dapat dilihat bahwa persentase pengelolaan pembelajaran selama proses pembelajaran adalah 86,1%. Hasil yang didapat ini masuk dalam kriteria sangat baik.

3) Evaluasi Hasil Belajar

Hasil pengamatan terhadap hasil belajar siswa diperoleh dari evaluasi hasil belajar siswa, evaluasi ini dilakukan pada pertemuan ketiga. Guru memberikan soal evaluasi berbentuk essay dengan jumlah 10 soal. Hasil belajar siswa ini dapat dilihat pada tabel 4.6 :

Tabel 4.6. Data Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II

No Nilai Jumlah Siswa % % Ketuntasan

1 90 – 100 2 9.52 28.56

2 80 – 89 2 9.52

3 70 – 79 2 9.52 Tuntas

(30)

5 55-59 2 9.52

6 0-54 5 23.80 Tidak Tuntas

Rata-Rata Kelas 65.10

Dari Tabel 4.6 bisa dilihat bahwa hasil belajar siswa sudah meningkat, walaupun ketuntasannya belum tercapai yakni 70%. Akan tetapi jika dibandingkan dengan siklus I hasil pada siklus II ini sangat bagus sudah ada siswa yang nilainya menembus nilai tertinggi yaitu 100, selain itu ada lima siswa lainnya yang mendapat nilai ≤ 75. Dengan adanya peningkatan ketuntasan dari 0% menjadi 28,56% ini menunjukkan bahwa siswa sudah menunjukkan perkembangan yang sangat bagus walaupun belum mencapai kriteria ketuntasan yaitu 70%.

Melihat hasil belajar siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan maka peneliti akan melanjutkan pembelajaran ke siklus berikutnya, yakni siklus III.

d. Refleksi

Dengan melihat hasil observasi serta evaluasi pada siklus II sudah ada peningkatan bila dibandingkan dengan siklus I. Seperti yang tercantum peningkatannya cukup signifikan yaitu dari 0% menjadi 28,57%, pada siklus ada enam orang siswa yang mendapat nilai mencapai KKM yakni masing-masing memperoleh nilai, 75. 78,12.87,50.84,75. 93,75 dan 100.

(31)
(32)

Adapun kelebihan-kelebihan dari metode snowball throwing ini adalah : (1) siswa lebih aktiv dalam pembelajaran apabila dibandingkan dengan pembelajaran tanpa menerapkan metode snowball throwing; (2) perhatian siswa terpusat pada guru; (3) siswa terlihat senang sekali dalam mengikuti pembelajaran ini karena pembelajaran ini berisi permainan juga; (4) siswa juga dibiasakan berbicara di depan teman-temannya.

Kelebihan-kelebihan ini akan dipertahankan bahkan akan dioptimalkan pada pertemuan berikutnya.

3. Hasil Penelitian Siklus III

Pada siklus III, pembelajarannya sama seperti siklus II yakni dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Proses pembelajaran pada siklus III dilaksanakan dua kali pertemuan. Masing-masing pertemuan dilakukan selama 2 x 35 menit dan evaluasi pada siklus II ini dilakukan selama 70 menit. Materi yang dibahas pada siklus III ini adalah:

a. Pertemuan I : Menjelaskan peristiwa penting yang terjadi disekitar proklamasi kemerdekaan.

b. Pertemuan II : Menceritakan peranan 2 tokoh yang terlibat dalam mempersiapkan kemerdekaan. Memberikan contoh 2 sikap cara menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan.

(33)

Tahapan yang dilakukan pada siklus III ini sama dengan tahapan yang dilakukan pada siklus II, yaitu:

a. Perencanaan

Adapun hasil perencanaan pada siklus III yaitu:

1) Menjelaskan metode pembelajaran yang akan dipakai yaitu metode pembelajaran snowball throwing kepada guru kelas pada khususnya dan pada guru setempat di SDN 3 Bagik Polak Tahun Ajaran 2009/2010.

2) Menerangkan bagaimana cara penggunaan metode pembelajaran snowball throwing pada siswa kelas V pada Mata Pelajaran IPS di SDN 3 Bagik Polak Tahun Pelajaran 2009/2010.

3) Membuat Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (RPP), dengan metode pembelajaran snowball throwing (Lampiran 17).

4) Daftar nama kelompok (Lampiran 18).

5) Menyiapakan lembar observasi untuk aktivitas siswa (Lampiran 19).

6) Menyiapakan lembar observasi untuk pengelolaan pembelajaran (Lampiran 21).

7) Membuat soal evaluasi untuk siklus III (Lampiran 22) 8) Hasil belajar siswa pada siklus III (Lampiran 23). b. Pelaksanaan Tindakan

(34)

Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan skenario yang ada dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan langkah-langkah:

1) Tahap pendahuluan

Pada tahap ini beberapa hal yang dilakukan, mengkondisikan siswa kearah belajar yang baik, mengingatkan kembali bagaimana pelaksanaan skenario metode pembelajaran snowball throwing, mengingatkan siswa ( mereview ) dengan materi yang telah dipelajari pada siklus II serta memberikan pertanyaan awal mengenai materi dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana pengetahuan awal siswa mengenai materi yang dipelajari. Pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus III ini dilaksanakan dengan beberapa hasil perbaikan yang dilakukan melalui refleksi pada siklus II.

2) Tahap Penerapan

(35)

Kemudian guru memanggil ketua dari masing-masing kelompok dan menjelaskan materi pelajaran, selanjutnya masing-masing ketua kelompok tersebut kembali kekelompoknya dan menjelaskan materi yang sudah diberikan oleh guru. Pada siklus III ketika ketua kelompok menjelaskan materi mereka sudah terbiasa dan untuk lebih memudahkan siswa dalam menjelaskan kepada temannya serta informasi yang akan disampaikan nanti pada temannya lebih akurat guru meminta siswa untuk membawa buku catatan untuk mencatat point-point materi yang diberikan oleh gurunya hal ini sangat membantu proses pembelajaran karena siswa bisa lebih mudah menjelaskan kepada temannya mengenai materi yang diberikan oleh gurunya. Informasi yang diberikan ketua kelompok kepada siswa yang lainnya juga sudah sangat baik. Setelah guru selesai menjelaskan materi ketua kelompok dipersilakan untuk kembali kekelompoknya masing-masing. Pada saat menjelaskan materi kepada teman-temannya ketua kelompok sudah tidak canggung lagi. Interaksi sudah sangat baik hal ini ditandai dengan siswa sudah tidak canggung lagi mengemukakan pendapat atau jawabanya, meskipun berbeda dengan kelompok lain.

(36)

materi yang sudah dijelaskan oleh temannya, masing-masing kelompok memperoleh kertas yang warnanya berbeda. Setelah siswa selesai membuat pertanyaan, siswa diminta meremas kertas tersebut dan membentuknya seperti bola. kemudian guru meminta siswa untuk membersihkan lantai dari kertas yang berceceran ini dimaksudkan agar tidak ada siswa yang mendapat kertas yang merupakan bukan kertas pertanyaan. Setelah itu siswa diminta untuk mengangkat bola yang berisi pertanyaan tadi dan kemudian memasuki arena permainan. Untuk memulai permainan guru meminta siswa untuk menghitung dari satu sampai tiga, pada hitungan ketiga permainan pun dimulai. Pada saat permainan saling melempar tindakan siswa yang mengumpulkan semua bola sudah tidak terjadi lagi, dan perilaku siswa yang memegang pertanyaannya sendiri sudah tidak terjadi lagi karena masing-masing kelompok mempunyai kertas pertanyaan sendiri-sendiri.

(37)

masing-masing kelompok untuk maju mempersentasikan hasil kerjanya. Untuk menentukan kelompok mana yang akan mendapat urutan pertama, kedua dan seterusnya dilakukan dengan cara mengadakan lot. Setelah itu siswa diminta untuk membacakan hasil kerjanya sedangkan siswa dari kelompok lain mendengarkan serta diberi kesempatan untuk mengoreksi jawaban dari siswa yang maju. Apabila siswa menjawab benar maka kelompok dari siswa yang menjawab tadi diberi point hal ini dilakukan agar terjadi kompetisi yang sehat antar kelompok serta meningkatkan antusias siswa terhadap pelajaran.

Ketika siswa lain maju untuk mempersentasikan hasil kerja kelompoknya banyak siswa yang berani mengoreksi jawaban temannya bahkan sudah ada mengomentari jawaban dari temannya yang maju. Untuk memunculkan lagi perilaku seperti itu guru meminta semua siswa memberi tepuk tangan serta guru memberikan satu poin untuk masuk menjadi siswa terbaik dalam kelasnya. Setelah semua siswa mendapat giliran maju untuk mempersentasikan hasil kerjanya maka kegiatannya pun dihentikan.

3) Tahap Penutup

(38)

dipelajari, pada saat menyimpulkan materi banyak sekali siswa yang angkat tangan untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Setelah selesai menyimpulkan materi guru menginformasikan kepada siswa mengenai materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

 Pertemuan II

Tahapan-tahapan pembelajaran yang dilakukan pada pertemuan ini sama dengan tahapan pada pertemuan pertama, karena merupakan lanjutan dari pertemuan I. adapun tahapan-tahapan pembelajarannya, yaitu:

1) Tahap Pendahuluan

Tahap ini berisi sama seperti tahapan pendahuluan pada pertemuan sebelumnya, yaitu guru mengkondisikan siswa kearah belajar yang baik, mengingatkan kembali bagaimana pelaksanaan skenario metode pembelajaran snowball throwing, mengingatkan siswa ( mereview ) dengan materi yang telah dipelajari pada pertemuan I serta memberikan pertanyaan awal mengenai materi dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana pengetahuan awal siswa mengenai materi yang dipelajari. Sebelum memulai pelajaran kali ini siswa diajak untuk menyanyikan lagu 17 Agustus 1945, tujuannya agar siswa lebih bersemangat memulai pelajaran.

(39)

Pada tahap ini yang dilakukan guru adalah seperti biasa yaitu, menyampaikan materi pelajaran yang akan dipelajari. Kemudian guru meminta siswa membentuk 4-5 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa dan anggota kelompoknya peniliti samakan seperti pada siklus II hal ini dilakukan dengan tujuan agar siswa lebih bisa bertukar pikiran karena mereka sudah tidak canggung lagi apabila mengeluarkan ide atau pendapatnya.

(40)

selesai menjelaskan materi ketua kelompok dipersilakan untuk kembali kelompoknya masing-masing.

Selanjutnya masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas untuk membuat satu pertanyaan apa saja mengenai materi yang sudah dijelaskan oleh temannya, masing-masing kelompok memperoleh kertas yang warnanya berbeda sama seperti pertemuan I terdahulu. Setelah siswa selesai membuat pertanyaan, siswa diminta meremas kertas tersebut dan membentuknya seperti bola. kemudian guru meminta siswa untuk membersihkan lantai dari kertas yang berceceran ini dimaksudkan agar tidak ada siswa yang mendapat kertas yang merupakan bukan kertas pertanyaan. Setelah itu siswa diminta untuk mengangkat bola yang berisi pertanyaan tadi dan kemudian memasuki arena permainan. Untuk memulai permainan guru meminta siswa untuk menghitung dari satu sampai tiga, pada hitungan ketiga permainan pun dimulai. Pada saat permainan saling melempar bola salju ini sudah sangat lancar dan tindakan siswa yang melanggar aturan sudah tidak ada lagi.

(41)

berdiskusi dengan temannya sudah tidak ada lagi, akan tetapi guru tetap memantau serta membantu siswa bila ada yang mengalami kesulitan. Selanjutnya guru meminta siswa dari masing-masing kelompok untuk maju mempersentasikan hasil kerjanya. Untuk menentukan kelompok mana yang akan mendapat urutan pertama, kedua dan seterusnya dilakukan dengan cara mengadakan lot. Setelah itu siswa diminta untuk membacakan hasil kerjanya sedangkan siswa dari kelompok lain mendengarkan serta diberi kesempatan untuk mengoreksi jawaban dari siswa yang maju. Apabila siswa menjawab benar maka kelompok dari siswa yang menjawab tadi diberi point hal ini dilakukan agar terjadi kompetisi yang sehat antar kelompok serta meningkatkan antusias siswa terhadap pelajaran.

(42)

pendapatnya mendapat hadiah (reward) dari guru berupa penobatan sebagai siswa dan kelompok paling berani dan cerdas serta diberikan juga bingkisan kecil yang berisi permen. 3) Tahap Penutup

Pada tahap ini guru memberikan penguatan materi serta bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Selain itu guru juga menginformasikan kepada siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan evaluasi. c. Hasil Observasi Terhadap Aktivitas

1) Observasi Terhadap Aktivitas Siswa

Data hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada siklus III menunjukkan peningkatan, yaitu kriteria keaktivan siswa masuk kedalam kategori sangat aktiv. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus III Ini bisa dilihat pada tabel 4.7 :

Tabel 4. 7. Data Hasil Penelitian Aktivitas Siswa Siklus III

Kelompok IPertemuanII Rata-rata skor Kategori

I 87,01 92,56 89,78 Sangat Aktiv

II 87,01 92,56 89,78 Sangat Aktiv

III 90,71 94,41 92,56 Sangat Aktiv

IV 87,01 92,56 89,78 Sangat Aktiv

(43)

Adapun tingkat aktivitas siswa akan disajikan pada diagram 5:

Diagram 5

Tingkat akivitas siswa siklus III

Dilihat dari Tabel 4.7 dan diagram 5 tentang data hasil observasi aktivitas siswa di atas menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran mengalami peningkatan, apabila proses pembelajaran sudah baik maka secara lansung akan berdampak pada hasil yang baik pula.

2) Obsevasi Terhadap Pengelolaan Pembelajaran

Data hasil observasi terhadap pengelolaan pembelajaran pada siklus III ini mengalami peningkatan pula. Data selengkapnya bisa diliihat pada tabel 4.8. :

Tabel 4.8 Data Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus III

Indikator Skor hasil

Pertemuan I Pertemuan II

Apersepsi 3 3

Mengkondisikan siswa kearah

belajar yang baik 3 3

(44)

pembelajaran sesuai dengan metode

Adapun tingkat pengelolaan pembelajaran dapat dilihat pada diagram 6:

Diagram 6

Tingkat pengelolaan pembelajaran siklus III

Berdasarkan Tabel 4.8 dan diagram 6 dapat dilihat bahwa persentase pengelolaan pembelajaran selama proses pembelajaran adalah 97,22%. Hasil yang didapat ini masuk dalam kriteria sangat baik.

3) Evaluasi Hasil Belajar

(45)

belajar siswa pada siklus III ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan siklus II. Tes yang diberikan bertujuan untuk mengukur hasil belajar terutama pada pemahamannya, yaitu pemahamannnya terhadap materi yang dipelajari. Untuk lebih jelasnya data evaluasi hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.9 :

Tabel 4.9. Data Hasil Belajar Siswa Pada Siklus III

No Nilai Jumlah Siswa % % Ketuntasan

1 90 – 100 4 19.04 85.70

2 80 – 89 4 19.04

3 70 – 79 10 47.62 Tuntas

4 60 – 69 0 0.00 14.28

5 55-59 1 4.76

6 0-54 2 9.52 Tidak Tuntas

Rata-Rata Kelas 76.33

Berdasarkan Tabel 4.9 diperoleh nilai rata-rata hasil belajar sebesar 76,33 dan ketuntasan belajar klasikal mencapai 85,70 % atau ada 18 orang siswa dari 21 orang siswa yang mendapatkan nilai ≥ 70 . Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus III secara klasikal siswa telah tuntas belajar, karena siswa yang

memperoleh nilai  70 sebesar 85,70 % ini berarti bahwa sudah

mencapai persentase ketuntasan minimal yang disyaratkan yaitu sebesar 70 % dari keseluruhan siswa.

(46)

peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan metode snowball throwing dalam pembelajaran. Dari segi siswa peningkatan ini terjadi karena dalam diri siswa timbul rasa senang, akrab dan termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran.

d. Refleksi

Dari tabel hasil observasi aktivitas dan evaluasi hasil belajar diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan hasil aktivitas baik siswa maupun guru. Pada siklus I total skor untuk aktivitas siswa adalah 7,2 yang masuk dalam kategori aktiv, siklus II total skornya 9,275 yang termasuk dalam kategori sangat aktiv sedangkan pada siklus III total skornya adalah 11,06 dan ini masuk kedalam kategori sangat aktiv. Begitupun dengan tingkat pengelolaan pembelajaran yang terus meningkat, sedangkan untuk hasil belajar terjadi peningkatan hasil pada tiap siklusnya dan pada siklus yang ketiga siswa yang mendapat nilai ≥ 70 mencapai 85,70% dari jumlah keseluruhan siswa. Dengan demikian KKM sudah tercapai dan pemberian tindakan pun dihentikan pada siklus III.

C. Pembahasan

(47)

sembilan kali pertemuan, dengan alokasi waktu 2 X 35 menit untuk masing-masing pertemuan.

Hasil penelitian pada siklus I (tabel 4.3) semua anak anak tidak ada yang mendapat nilai yang mencapai KKM nilai rata-ratanya pun sangat rendah yaitu sebesar 34,37, hal ini disebabkan oleh siswa belum terbiasa menjelaskan kepada temannya, siswa belum terbiasa saling bertukar pikiran dengan temannya sehingga guru terus membimbing siswa agar bisa menjelaskan kepada temannya serta bisa bertukar pikiran dengan temannya. Akan tetapi pada siklus berikutnya terjadi peningkatan yang signifikan pada hasil belajar siswa.

Ringkasan hasil yang diperoleh siswa pada tiap siklus bisa dilihat pada tabel 4.10 :

Tabel 4.10. Ringkasan Hasil Penelitian Pada Tiap Siklus

(48)

skor 70. Hal ini disebabkan oleh: (1) Suasana kelas yang kurang kondusif karena gaduhnya suara kecimol yang sangat menganggu proses pembelajaran; (2) Siswa kurang bisa menjelaskan materi yang telah disampaikan oleh gurunya dengan baik; (3) Siswa belum terbiasa bekerja kelompok dengan teman yang bukan dari genknya; (4) Siswa masih belum terbiasa bertukar pikiran dengan temannya; (5) Siswa belum terbiasa untuk menanggapi jawaban dari temannya; Siswa juga masih belum berani menyimpulkan materi.

Untuk mengatasi masalah yang terjadi pada siklus I maka akan dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya, yakni siklus II.

(49)

dengan siklus I, yaitu dari 77,7% menjadi 86,1% yang masuk kedalam kriteria baik sekali.

Akan tetapi walaupun aktivitas baik siswa maupun pengelolaan pembelajaran sudah meningkat masih terdapat banyak kekurangan diantaranya: (1) Siswa yang mengumpulkan bola pertanyaan sebelum melempar ketemannya ini menyebabkan teman yang lainnya jadi tidak dapat bola pertanyaan pada waktu kegiatan berlangsung. Untuk mengatasi hal ini guru harus selalu mengontrol jalannya permainan agar permainan bisa lancar dan berjalan dengan baik; (2) Siswa yang membuat kegaduhan pada saat guru menjelaskan materi kepada ketua kelompoknya, ini merupakan akibat dari siswa yang tidak ada kegiatan dan hanya menunggu saja. Untuk mengatasi hal ini guru meminta siswa untuk membuka dan membaca hasil diskusi serta hasil kesimpulan pada pelajaran sebelumnya; (3) Siswa yang membawa kertas pertanyaannya sendiri dan melempar bola pertanyaan temannya yang lain. Untuk mengatasi hal ini guru memberikan kertas yang berbeda warnanya untuk tiap-tiap kelompok, sehingga kemungkinan untuk siswa mendapat pertanyaan sendiri atau pertanyaan dari kelompoknya bisa dihindari; (4) Masih ada siswa yang tidak mau bertukar pikiran dengan temannya dan hanya menunggu jawaban dari temannya.

(50)

sendiri pada saat proses permainan berlangsung. Bersikap lebih tegas kepada murid yang membuat kegaduhan dan mengganggu proses pembelajaran.

Pada pelaksanaan siklus III ini sama seperti pelaksanaan pada siklus I dan II akan tetapi dengan beberapa perbaikan yang dilakukan. Pada siklus III terjadi peningkatan bila dibandingkan dengan siklus II dan pada siklus ini kriteria ketunutasan sudah tercapai.untuk aktivitas siswa siswa mengalami peningkatan dari siklus II yaitu dari 77,75 menjadi 90,47 dan ini masuk kedalam kriteria sangat aktiv. Rata-rata skor prestasi siswa juga mngalami peningkatan bila dibandingkan dengan siklus II yaitu dari 65,19 menjadi 77,35 dan persentase ketuntasan belajarpun mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu siklus II mencapai 28,56% menjadi 85,70% pada siklus III. Untuk pengelolaan pembelajaranpun mengalami peningkatan yaitu dari 86,1% pada siklus II menjadi 97,2% pada siklus III dan ini masuk kedalam kategori sangat baik.

(51)

membaca, menulis, dan mendiskusikan atau terlibat secara aktiv dalam pemecahan masalah, lebih dari itu, siswa dilibatkan secara aktiv dalam proses berfikir tingkat tinggi”.

(52)

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan hasil dari pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan metode pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V semester II SDN 3 Bagik Polak Labuapi Tahun Pelajaran 2009/2010 dengan peningkatan hasil belajar pada, siklus II yaitu 28,56% menjadi 85,70% pada siklus III.

2. Pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V semester II SDN 3 Bagik Polak Labuapi tahun pelajaran 2009/2010 dengan peningkatan hasil belajar pada, siklus II yaitu 28,56% menjadi 85,70% pada siklus III.

(53)

B. SARAN

Saran-saran yang diajukan oleh peneliti adalah:

1. Bagi guru, khususnya guru kelas V pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran snowball throwing dapat dijadikan alternatif pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

2. Bagi kepala sekolah, semoga bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan untuk meningkatkan hasil belajar dengan menerapkan metode pembelajaran snowball throwing.

3. Bagi pemerhati pendidikan dan pengambil kebijakan, semoga skripsi ini bisa menjadi rujukan dalam penerapan metode pembelajaran.

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Aryani. (2007). Penggunaan Metode Numbered Head Together untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII di SMPN 2 Labuapi tahun ajaran 2006/2007. Skripsi. Mataram. FKIP Universitas Mataram.

Azis. (2007). Metode dan Model-Model Mengajar IPS. Bandung: Alfabeta.

Salam. (2004). Cara Belajar Yang Sukses di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Moedjiono dan Hasibuan. (1985). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Nasution. (1990). Psikologi Pendidikan. Pondok Cabe: Depdikbud.

Nurkancana dan Sunarta. (1990). Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional.

Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sapriyadi. (2009). Pendidikan IPS. Bandung:PT Remaja Rosda Karya.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin. (2005). Cooperative Learning, Teori Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Suparlan, Budimansyah dan Meirawan. (2008). Pembelajaran Aktiv, Kreativ, Efektiv, dan Menyenangkan. Bandung: PT Genesindo.

Suprijono. (2009). Cooperative Learning. Surabaya: Pustaka Pelajar

(55)

Wardhani, dkk. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

(56)
(57)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/semester : V/I

Pertemuan : 1-3

Alokasi waktu : 2 x 35 menit

Standar Kompetensi : Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang

Indikator :

1. Siswa dapat menyebutkan contoh perlawanan pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.

2. Siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh pergerakan nasional.

3. Menyebutkan tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda.

4. Menyebutkan perang-perang penting pada masa penjajahan Belanda.

I. Tujuan Pembelajaran

(58)

2. Siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh pergerakan nasional 3. Menyebutkan tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda 4. Menyebutkan perang-perang penting pada masa penjajahan Belanda

II. Materi Pokok

Peranan tokoh pejuang

III.Metode Pembelajaran

Cooperative Learning (snowball throwing)

IV. Langkah-langkah Pembelajaran a. Kegiatan awal

1. Mengkondisikan siswa kearah belajar yang baik.

2. Guru memberikan pertanyan kepada siswa untuk mengetahui pengetahuan awal sisawa mengenai materi yang akan dipelajari.

b. Kegiatan inti

1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.

2. Siswa membentuk 4-5 kelompok kemudian guru memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi. 3. Masing-masing ketua kelompok kembali kelompoknya

(59)

4. Masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menulis satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok,

5. Kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain selama kurang lebih 5 menit. Setelah siswa dapat satu bola/ satu pertanyaan diberikan kesempatan pada siswa tersebut untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergiliran,

6. Evaluasi c. Kegiatan akhir

1. Guru Memberikan penguatan materi yang telah dipelajari.

2. Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari

V. Sumber/alat/media pembelajaran

 Buku paket IPS 5 (Rusyanti, Sujarwo, Wardoyo Trisno. 2004. Pengetahuan Sosial 5. Jakarta; Bumi Aksara)

(60)

VI. Penilaian

 Penilaian proses

No Penilaian yang diukur KritMeria

1 2 3 4 5

1 Kerja sama dalam mencari tahu jawaban tentang materi yang didiskusikan

(61)

1. Sebutkan tokoh pejuang di daerah mu! 2. Sebutkan pahlawan wanita Indonesia!

3. Apa jasa R.A Kartini bagi bangsa Indonesia?

4. Apakah tujuan Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa? 5. Sebutkan tokoh – tokoh penting pergerakan nasional?

Kunci jawaban

1. Syekh Muhammad Zaenuddin Abdul Majid 2. R.A Kartini dan Dewi Sartika

3. Mendirikan sekolah perempuan pertama di Indonesia

4. Untuk memberikan pendidikan kebangsaan atau pendidikan nasional kepada rakyat Indonesia

(62)

LEMBAR OBSERVASI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

Petunjuk pengisian : Berilah tanda v untuk setiap deskriptor. Kriteria Penilaian :

1. Sangat Kurang (1) : Jika tidak ada deskriptor yang nampak. 2. Kurang (2) : Jika ada satu deskriptor yang nampak.

3. Cukup (3) : Jika ada setengah deskriptor dari keseluruhan yang nampak

4. Baik (4) : Jika ada empat deskriptor yang nampak. 5. Sangat Baik (5) : Jika semua deskriptor yang nampak.

(63)

b.Memanggil ketua kelompok dari masing-masing kelompok.

c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan prosedur snowball throwing.

3. Menutup pembelajaran

a.Memberi penguatan materi yang sudah dipelajari. b.Membuat kesimpulan dari

materi ajar.

(64)

Komentar atau

saran : ... ...

... ...

... ...

Mataram ...2010 Observer

Gambar

Grafik 1
Tabel 4.5 Data Hasil Penelitian Pengelolaan Pembelajaran Pada
tabel 4.6 :
Tabel 4. 7. Data Hasil Penelitian Aktivitas Siswa Siklus III
+2

Referensi

Dokumen terkait

Adalah suatu kegiatan ijtihad yang dilakukan seorang ulama mengenai hukum syara', dengan menggunakan metode istinbath hukum yang telah dirumuskan oleh imam mazhab, baik yang

Perubahan-perubahan penting dalam bidang produksi dan ekonomi di Eropa Barat pada abad ke 19 M telah mendorong seluruh dunia berada di bawah pengaruh industri mekanis

Demikian untuk diketahui dan dilaksanakan secepatnya, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima

Perhitungan Sekat Melintang (Transverse Bulkhead) Desain dimensi tranverse bulkhead ini dilakukan dengan acuan panjang elemen yang sama dengan corrugated bulkhead

[r]

Karena mengetahui HIV/AIDS di kalangan sopir pete-pete kampus Unhas tidak menjamin untuk tidak berperilaku beresiko terjadinya HIV/AIDS maka upaya-upaya untuk

Oleh karena itu apabila perusahaan tersebut mengalami keterlambatan karena kekurangan mobil dalam pengiriman barang yang diinginkan, maka akan menyebabkan kerugian yang sangat

Tujuan penelitian ini adalah membuat membran elektrolit berbasis polieter-eter keton yang dapat digunakan pada sistem DMFC suhu tinggi dengan mempelajari: pengaruh