STUDI DESKRIPTIF DIMENSI EFIKASI DIRI DISTRIBUTOR
HERBALIFE DALAM MENJUAL PRODUK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh: Gina Yulita Selem
989114129
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
ii
STUDI DESKRIPTIF DIMENSI EFIKASI DIRI DISTRIBUTOR
HERBALIFE DALAM MENJUAL PRODUK
Oleh: Gina Yulita Selem
989114129 Telah disetujui oleh:
Pembimbing,
(P. Hendrietta PDADS., S. Psi)
Tanggal……….
SKRIPSI
STUDI DESKRIPTIF DIMENSI EFIKASI DIRI DISTRIBUTOR
HERBALIFE DALAM MENJUAL PRODUK
Disusun oleh: Gina Yulita Selem
989114129
iv
Segala Perkara dapat kutanggung dalam Dia yang
memberikan kekuatan kepadaku
(Filipi 4:13)
Dikedalaman musim dingin, akhirnya aku mengerti bahwa
dalam diriku terdapat musim panas tiada tanding
(Albert Camus)
vi
Skripsi ini aku persembahkan kepada tiga orang yang menjadi inspirasi
terbesar dalam hidup ku.
Tuhan Yesus,
Terima kasih telah menjadi Bintang F ajar yang bersinar paling terang,
takala semua bintang kehilangan cahaya nya & tidak dapat menuntun
aku pulang.
Papi Joshua & Alm. Mami Trifosa,
Terimakasih, buat pintu rumah yang selalu terbuka untuk Hannah.
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Januari 2007
Gina Yulita Selem
viii
ABSTRAK
STUDI DESKRITIF DIMENSI EFIKASI DIRI DISTRIBUTOR HERBALIFE DALAM MENJUAL PRODUK
Gina Yulita Selem (989114129)
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai dimensi efikasi diri distributor Herbalife dalam menjual produk. Efikasi diri merupakan evaluasi seseorang akan kemampuannya dalam menghadapi suatu masalah.
Variabel dalam penelitian ini adalah efikasi diri dan subjek dalam penelitiannya adalah para distributor PT. Herbalife Indonesia Cabang Yogyakarta, yang berjumlah 60 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling dengan menyebar skala efikasi diri yang disusun sendiri oleh peneliti.
Analisis data dengan menggunakan metode Statistic Descriptive yang meliputi penyajian data melalui tabel, perhitungan nilai maksimum, nilai minimum, mean teoritis, mean empiris, dan standar deviasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa para distributor Herbalife memiliki efikasi diri yang tinggi pada semua dimensi efikasi diri. Hal ini ditunjukan dengan perolehan mean empirik dimensi magnitude 52, 78, dimensi Generality 49, 10 dan dimensi strength 44,10. ketiganya berada pada rentang nilai x = 48, sehingga tergolong dalam kategori tinggi.
ABSTRACT
DIMENSION’S SELF EFFICACY OF HERBALIFE’S DISTRIBUTORS WHEN SELLING PRODUCTS
Gina Yulita Selem (989114129)
The purpose of this research was made to describe the dimension’s self efficacy of Herbalife’s distributors when selling their products. Self efficacy has a meaning as one’s evaluation of their ability when facing problems.
Variable on this research are self efficacy and the subject is Herbalife’s distributors at PT. Herbalife Indonesia cabang Yogyakarta, used 60 subjects. The data was collected by using accidental Sampling with descriptive Statistic Method by tables, Maximum and minimum scores, theoretic mean, empric mean and standard deviation.
The result on this research shown that Herbalife’s distributors have high self efficacy in all of dimension self efficacy. It’s proved by empiric mean: 40 < 52, 78 in magnitude dimention, empiric mean at generality dimension 40 < 49, 10 and at the strength dimention, 35 < 44, 10 in empiric mean. The Conclution is: Herbalife’s distributors have high self efficacy in each dimention’s of self efficacy.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan pertolongannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari keterlibatan berbagai pihak yang memberikan banyak bantuan yang sangat berarti. Sehubungan dengan itu, maka pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya:
1. Jesus Christ, sebagai Tuhan, Pemimpin, Penolong, Sahabat dan Kawan hidup terdekat.
2. P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.si., sebagai Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas nasihat dan dukungan untuk cepat menyelesaikan tugas akhir.
3. P. Henrietta P.D.A.D.S., S.Psi., sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis selama penulisan ini berlangsung.
4. Minta Istono, S. Psi., M.Si dan MM. Nimas Eki S., S.Psi., Psi untuk masukan dan revisi yang diberikan kepada penulis.
5. Y.B. Agung Santosa, S.Psi., sebagai pembimbing akademik yang telah banyak membantu penulis selama masa kuliah.
6. Seluruh staf pengajar Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah membagikan Ilmu Psikologi.
7. Segenap karyawan Sekretariat Psikologi: Mas Gandung, Pak Gi “terima kasih untuk keramahannya”, Mas Doni, Mas Mudji dan Mbak Naniek. 8. Mbak Susan, Mas Dedy dan seluruh distributor Herbalife yang telah
membantu pelaksanaan penelitian ini.
9. Pak Singgih dan mas Jay (yang gak pernah keliatan wujudnya) untuk bantuan dan masukan yang diberikan dalam penyusunan skripsi ini.
10.Papa, Mama, Ade, Uku, Asri, untuk dukungan, cinta, dan support yang selalu kalian limpahkan di sepanjang hidupku.
11.Pater Belenterius Bon SVD., untuk kasih sayang dan persahabatan yang indah.
12.Keluarga besarku “The Hales”: Om Leo, Tante Lin, Mama Olga, Papa Bob, Mama Deb, untuk cinta dan kasih sayang keluarga yang indah.
13.Sepupu-sepupuku yang lucu, menjengkelkan, namun selalu membuat aku rindu untuk pulang: Carlo, Riko, Irene, Geltry, Paul, Rita-Reti, Tresni. We learn and grow up together. Guys, you are the best cousins ever after. Tidak lupa untuk “peri-peri” yang lucu: Gisella dan Jonatan. May God always let this life treat both of you kindly.
14. Ko’ Yonatan, Ci’ Sarah, Ko’Paulus, Ester, Daniel, Miriam, terima kasih karena sudah menjadi saudaraku.
15.Sahabat-sahabat lama yang menghilang: Lesti, Lady Lea. Hope the February Songs bring you near to me.
16.Teman-teman Psikologi ’98: Rini, Etta (lagi…), Betty, Biyik, Sita, Vina, dan Dian Kusumaningtyas, Terima kasih untuk tahun-tahun yang indah.
xii
17.Para Crew Vidita Kost: Bapak Ibu Rianto, Vita, Dita, Mbak Mi, Helena and Lina (thanks for helping), Yonna, Eva, Yessy. Terima kasih untuk kebahagiaan dan keceriaan yang diberikan.
18.Sara Melly. Thanks for laugh and cry that we share together. You are the one who stay in my happiness and standing still when the party over.
19.Tabita Wuri. Kata-kata terbaik tidak pernah cukup untuk mewakili lengan yang kau pinjamkan untuk memelukku, saat hidup pernah terasa tak bertujuan.
20.Alm. Ucup. Untuk semua kata yang terlambat aku ucapkan dan takkan pernah tersampaikan dengan baik, untuk penyesalanku yang tiada akhir. Aku minta maaf.
21.Nicholas James Mortimer. I thank God every time I think about you. 22.Semua pihak yang telah banyak membantu dan tidak mungkin disebutkan
satu persatu sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belumlah sempurna. Kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan demi semakin sempurnanya skripsi ini. Akhirnya penulis berharap bahwa skripsi ini dapat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi rekan-rekan mahasiswa Fakultas Psikologi pada khususnya.
Yogyakarta, Januari 2007
Penulis
xiv
C. Efikasi Diri Distributor Herbalife Dalam Menjual Produk ... 15
D. Pertanyaan Penelitian.. ... 16
G. Kredibilitas Alat Pengumpulan Data ... 24
H. Analisis Data ... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 29
A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ... 29
Daftar Tabel
Halaman Tabel l. Skor Berdasarkan Kategori Jawaban ... 22 Tabel 2. Blue Print Skala Efikasi Diri Distributor Herbalife
Dalam Menjual Produk ... 24 Tabel 3. Sebaran Distribusi Item per Dimensi Sebelum Uji Coba ... 24 Tabel 4. Sebaran Item yang Sahih per Dimensi Setelah Uji Coba ... 26 Tabel 5. Deskripsi Data Dimensi Magnitude, Generality dan Strength ... 31 Tabel 6. Kategorisasi Skor Efikasi Diri dimensi Magnitude,
Generality, Strength... 32
xvi
Daftar Lampiran
Halaman
Lampiran A. Surat Keterangan Penelitian ... 40
Lampiran B. Skala Dimensi Efikasi Diri ... 41
Lampiran C. Tabel Reabilitas Dimensi Magnitude ... 48
Lampiran E. Tabel Reabilitas Dimensi Strength ... 50
Lampiran D. Tabel Reabilitas Dimensi Generality ... 52
Lampiran G. Tabel Npar Test ... 54
Lampiran F. Tabel Descriptives Statistics ... 55
Lampiran H. Tabel Frekuensi Dimensi Magnitude, Generality, Strength.. 55
Lampiran I. Tabel Data Dimensi Magnitude ... 56
Lampirn K. Tabel Data Dimensi Strength ... 58
Lampiran J. Tabel Data Dimensi Generality ... 60
Lampiran L. Tabel Data Item Valid Dimensi Magnitude ... 62
Lampiran N. Tabel Data Item Valid Dimensi strength ... 64
Lampiran M. Tabel Data Item ValidDimensi Generality ... 66
1 A. Latar Belakang Masalah
Efikasi diri memiliki arti sebagai keyakinan individu atas kemampuan yang dimilikinya (Bandura, 1986). Berdasarkan keyakinan ini individu dapat memanfaatkan secara optimal setiap pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk melaksanakan tugas guna mencapai suatu tujuan. Keyakinan yang kuat atas kemampuan diri akan menentukan kegigihan, ketekunan dan keuletan individu dalam melaksanakan tugas atau mencapai tujuan.
Efikasi diri penting untuk mendukung performansi individu dalam bekerja sebab efikasi diri yang baik akan mendorong individu mencapai tujuan. Pada studi yang dilakukan terhadap sekelompok mahasiswa saat menghadapi ujian tertulis yang dilakukan oleh Sanna & Pusecker (dalam Baron & Byrne, 1997), menemukakan bahwa, ketika individu berharap untuk dapat bekerja dengan baik, maka mereka juga akan mengharapkan suatu evaluasi diri yang positif dan hasilnya akan berpengaruh positif pada performansi mereka. Sebaliknya, harapan akan suatu pelaksanaan tugas yang buruk akan diasosiasikan dengan evaluasi diri yang negatif dan tentunya akan merusak performansi mereka.
2
dapat berlatih untuk mengontrol situasi tersebut. Efikasi diri yang tinggi juga akan mengembangkan kepribadian yang kuat pada diri individu sehinga ia tidak mudah terpengaruh oleh situasi yang mengancam. Myers (1999), juga menjelaskan bahwa individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan lebih tekun dalam bekerja, memiliki tingkat kecemasan yang rendah dan jarang merasa tertekan. Ia akan hidup secara lebih sehat, lebih fokus, dan meraih kesuksesan dalam bidang akademis.
Selanjutnya, Bandura (1994) menyatakan bahwa individu dengan efikasi diri yang rendah akan memandang buruknya prestasi sebagai akibat kelemahan kecerdasan otak yang tidak mungkin diperbaiki lagi. Pandangan yang pesimis ini membuat individu dengan efikasi diri yang rendah akan semakin kehilangan kepercayaan terhadap kapasitas dirinya.
Berdasarkan urain teori mengenai efikasi diri diatas, maka dapat disimpulkan bahwa individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan lebih mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik, sementara individu yang memiliki efikasi diri yang rendah cendrung untuk gagal dalam menyelesaikan tugas.
Yen, Tjahjoanggoro & Atmadji (dalam Herdianingrum, 2004), melaporkan bahwa MLM merupakan suatu sistem pemasaran yang menggunakan metode penjualan langsung atau direct selling, yaitu penjualan dari pihak produsen ke konsumen, tanpa harus melewati jalur distribusi seperti: agen nasional, agen regional propinsi, agen besar, grosir dan pengecer. Hal ini dilakukan agar meningkatkan volume penjualan dan memenuhi kepuasan konsumen. MLM menggunakan jasa seorang distributor yang berperan dalam mendistribusikan produk. Tugas seorang distributor adalah: mendistribusikan produk (menjual dan mempromosikan) serta menawarkan peluang kepada individu lain untuk bergabung didalam bisnis(membangun jaringan/down line).
Sistem direct selling memiliki beberapa keuntungan seperti yang dijelaskan oleh Clothier (dalam Indrawanto, 2005) yaitu: Pertama, pelanggan tidak perlu pergi ke toko eceran karena produk yang dibutuhkan akan dibawa langsung oleh distributor. Kedua, terciptanya suatu hubungan persahabatan antara pelanggan dan distributor sebab sering terjadi tatap muka diantara kedua belah pihak sehingga perusahaan akan dapat mengetahui kualitas produk melalui para distributor yang bertemu pelanggan secara langsung. Ketiga, hubungan langsung antara distributor dan pelangggan akan membuat distributor dapat langsung memperkenalkan dan memperagakan fungsi produk tersebut.
4
makanan, Produk ini akan tetap bertahan sebab setiap orang tetap memerlukan makanan sehat setiap hari.
Herbalife sebagai salah satu MLM, juga menjanjikan kebebasan waktu kerja, kebebasan finansial yang menguntungkan, terbuka bagi semua kalangan masyarakat untuk menggeluti usaha ini tanpa mengenal batas usia dan tingkat pendidikan, serta memiliki prospek perkembangan perusahaan yang menjanjikan dimasa depan, namun bukan berarti pekerjaan ini tidak memiliki resiko yang muncul dalam saat bekerja. Ada Fenomena yang muncul dalam Multi Level Marketing, bahwa dalam mencapai prestasi kerja tidak semua distributor berhasil menjual dan membangun jaringan. Distributor yang memiliki pengalaman buruk atau gagal menjual produk atau mengembangkan jaringan, memiliki kecendrungan untuk memberi pengaruh negatif terhadap usaha yang dilakukan oleh rekan-rekannya yang lain (Sarwintono, 2005).
Menurut teori penjualan polis asuransi Blake & Mouton (dalam Sarwintono, 2005), keberhasilan seseorang dalam mencapai target penjualan ditentukan oleh banyak faktor. Yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri yaitu: kemampuan bicara yang kurang, merasa malu dan malas untuk menggeluti usaha ini karena takut akan penolakan dari orang lain. Faktor eksternal seperti, harga produk itu sendiri, adanya produk pesaing, keadaan finansial konsumen serta kondisi perekonomian yang berlaku disuatu masyarakat, serta faktor pandangan masyarakat yang negatif terhadap MLM.
baik. Morris (dalam Baron & Byrne, 1997), menyatakan bahwa sikap interpersonal individu juga dipengaruhi oleh perasaan efikasi dirinya saat melakukan suatu interaksi sosial dengan baik. Salah satu alasan terjadinya efikasi diri yang rendah adalah tidak adanya kemampuan sosial individu yang dapat mengakibatkan timbulnya kecemasan, dan sikap menghindari kontak sosial.
Keberadaan MLM merupakan suatu fenomena menarik saat ini karena mampu menyerap tenaga kerja yang tidak terbatas, juga mampu menjawab permasalahan bagi masalah finansial dan para pencari kerja saat ini, terutama disaat keadaan ekonomi Indonesia belum menunjukan adanya perubahan. Anggota Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia, APLI, mencatat sejak tahun 1993 hingga 2007, telah ada 65 MLM yang masuk dan berkembang di Indonesia seperti: Herbalife, Oriflame, Lux, Sophie Martin dan Thianshi (http://www.apli.or.id/Daftar.asp?id=DaftarAnggota). Jumlah ini akan terus bertambah dari tahun ke tahun, namun belum ada penelitian yang membahas tentang efikasi diri distributor MLM. Penelitian tentang efikasi diri yang telah dilakukan sejauh ini lebih dikaitkan dengan variabel prilaku mencontek (putrawan, 2003) dan penyesuaian diri di tempat kerja (Sudiro, 2004), sementara penelitian yang berkaitan dengan MLM lebih dikaitkan dengan Motif Berprestasi (Herdianingrum, 2004) dan komitmen Organisasi (Sarwintono, 2006)
6
yang berbeda dari para penjual konvensional lainnya yaitu, mereka harus mencari calon kostumer secara langsung (tatap muka) dan beresiko untuk menerima penolakan dari calon kostumer,
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk melihat efikasi diri pada distributor Herbalife sebagai salah satu MLM di Indonesia dan peneliti menggunakan dimensi-dimensi efikasi diri dalam melaksanakan penelitian sehingga bisa melihat efikasi diri distributor Herbalife secara lebih mendalam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti ingin mengetahui bagaimana dimensi efikasi diri para distributor Herbalife di Yogyakarta dalam menjual produk?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dimensi efikasi diri distributor Herbalife dalam menjual produk.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna bagi landasan penelitian-penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Distributor MLM
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada para distributor, terutama distributor Herbalife mengenai pentingnya dimensi-dimensi efikasi diri dalam mendukung pekerjaan mereka dalam menjual produk.
b. Bagi Pembaca Umum
8 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Efikasi Diri
1. Pengertian Efikasi Diri
Bandura (1986) menjelaskan bahwa efikasi diri merupakan evaluasi individu tentang kemampuannya dalam mengorganisir dan melaksanakan tindakan guna mencapai performance tertentu. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh ahli lain seperti, Baron & Byrne (1997), yang menyatakan bahwa efikasi diri merupakan evaluasi individu atas kemampuan yang dimilikinya guna mencapai tujuan, melaksanakan tugas atau mengatasi hambatan. Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa efikasi diri merupakan suatu evaluasi pribadi seorang terhadap kemampuannya dalam melaksanakan tugas dan dalam menghadapi hambatan–hambatan yang muncul dalam menjalani tugas tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Ahli lain seperti, Meyers (1999) mendefinisikan efikasi diri sebagai perasaan individu terhadap kompetensi dirinya untuk mencapai keberhasilan.
Bandura (1994) mengatakan bahwa individu dengan efikasi diri tinggi akan menghubungkan kegagalannya dengan usaha yang tidak cukup atau kurangnya pengetahuan atau keahlian, yang semuanya masih dapat ia peroleh. Individu menghadapi situasi yang mengancam dengan kepastian bahwa mereka dapat berlatih untuk mengontrol situasi tersebut. Efikasi diri yang tinggi akan mengembangkan kepribadian yang kuat pada seseorang dan tidak mudah terpengaruh oleh situasi yang mengancam.
Selanjutnya Bandura (1994) menyatakan bahwa individu dengan efikasi diri yang rendah akan memandang kurangnya prestasi sebagai akibat kelemahan kecerdasan otaknya yang tidak mungkin lagi diperbaiki. Pandangan yang pesimis seperti ini akhirnya membuat individu semakin kehilangan kepercayaan terhadap kapasitas dirinya. Bandura (1994) juga menjelaskan bahwa individu yang meragukan kapasitas diri mereka sendiri akan melarikan diri dari tugas-tugas sukar yang mereka pandang sebagai ancaman pribadi.
10
2. Dimensi – dimensi Efikasi Diri
Ada tiga dimensi efikasi diri yang dikemukakan oleh Bandura (dalam Putrawan, 2003) yaitu:
a. Tingkat tugas atau magnitude
Dimensi ini berhubungan dengan tingkat kesulitan dari suatu tugas yang harus dihadapi oleh individu, mulai dari tingkat kesulitan tugas yang sederhana, moderat, sampai yang membutuhkan performansi yang maksimal (sulit). Penilaian individu akan taraf tingkat kesulitan tugas ini menjadikan individu memilih untuk melakukan perilaku yang dianggap mampu untuk dilakukan dan menghindari perilaku atau situasi yang tidak mampu untuk dilakukan/dihadapinya.
b. Luas bidang tugas atau generality
Dimensi ini berhubungan dengan luas bidang tugas yang dihadapi oleh individu. Dimensi ini mengacu pada variasi situasi dimana penilaian tentang efikasi diri dapat dilakukan. Efikasi sebagian individu mungkin hanya terbatas pada bidang-bidang tertentu saja, sementara individu yang lain bisa meliputi beberapa bidang sekaligus. Efikasi diri dipandang mampu mencakup situasi-situasi lain sehingga mampu menciptakan suatu penilaian efikasi diri secara umum
c. Tingkat kekuatan atau strength
dengan individu dengan efikasi diri rendah. Kemantapan ini akan menentukan ketahanan dan keuletan individu dalam usahanya.
3. Sumber Efikasi Diri
Bandura (1986) mengatakan ada empat sumber yang mempengaruhi efikasi diri, yaitu:
a. Enactive Attainment
Individu yang sebelumnya pernah mencapai pengalaman sukses dalam suatu tugas akan memiliki keyakinan yang tinggi terhadap kemampuannya, sehingga akan meningkatkan keyakinannya saat menghadapi tugas berikutnya. Sebaliknya, individu yang sebelumnya gagal akan merasa tidak mampu sehingga menurunkan keyakinannya saat menghadapi tugas berikutnya.
b. Vicarious Experiences
12
c. Verbal Persuation
Saran, nasihat, bimbingan yang positif dari individu lain dapat meningkatkan keyakinan tentang keterampilan dan kemampuan seseorang. Ada dua kondisi yang mempengaruhi persuasi yaitu: (1) ada kepercayaan terhadap orang yang memberi saran; dan (2) tindakan yang disarankan untuk dicoba harus realistis bagi yang diberi saran
d. Physiological State
Individu yang memiliki rasa takut, cemas, dan stres akan gagal menyelesaikan tugas. Kegagalan tersebut akan membuat individu merasa tidak mampu dan tidak yakin untuk menghadapi tugas berikutnya. Individu akan lebih berhasil bila tidak mengalami pengalaman yang menekan yang dapat menurunkan keyakinannya. 4. Pengaruh Efikasi Diri
Bandura (1994) mengatakan menjelaskan bahwa, ada empat proses psikologis dalam diri manusia yang dipengaruhi oleh efikasi diri. Yaitu: proses kognitif, proses motivasional, proses afektif dan proses seleksi. Individu yang memiliki efikasi diri yang kuat/tinggi, akan lebih senang menetapkan tujuan yang bersifat menantang dan mengokohkan komitmen terhadap tujuan-tujuan yang telah ditetapkannya.
menentukan besar usaha yang akan diberikan, menentukan kegigihan dalam menghadapi kesulitan, kegagalan yang pada akhirnya akan mempengaruhi prestasi individu (Bandura 1994).
Efikasi diri individu akan mempengaruhi kemampuan individu dalam menghadapi permasalahan. Seseorang yang memiliki efikasi diri tinggi, tidak akan mengalami gangguan pola pikir dan akan berani menghadapi suasana yang sulit dan mengancam, disaat menghadapi masalah (Bandura, 1994).
B. Deskripsi Herbalife 1. Sejarah Singkat
Herbalife didirikan pada tahun 1980 oleh Mark Hughes. Sejarah Berdiri Herbalife dilatarbelakangi oleh pengalaman pribadi Mark yang menyaksikan kematian ibunya usia 36 tahun karena mencoba berbagai program diet dan mengkonsumsi berbagai pil-pil diet yang mengakibatkan kematian. Melalui kerjasama Mark dengan beberapa ahli kesehatan, maka terciptalah Program Pengendalian Berat Badan Herbalife (buku manual, Herbalife, 2006).
2. Tujuan Organisasi
14
produk, serta perubahan finansial bagi para distributor yang bergabung bersama Herbalife (buku manual, Herbalife, 2006).
3. Sistem Pemasaran Produk
Network Marketing, merupakan sistem dari rencana pemasaran yang digunakan oleh Herbalife. Pada sistem ini, setiap distributor mandiri saling bekerja sama dalam menjual produk dan membangun jaringan. Caranya adalah dengan membentuk suatu sistim duplikasi, yaitu: Pertama, distributor membentuk basis pelanggan eceran yang kuat, yang dapat memberi keuntungan eceran setiap bulan. Kedua, distributor mencari orang lain untuk bergabung dan menjadi rekan kerja (calon rekan kerja bisa berasal dari pelangggan yang puas dengan hasil yang diperoleh dari mengkonsumsi produk) dan melatih mereka untuk melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh distributor pertama (menjual dan mencari orang lain yang dapat membantu mereka). Dengan melatih dan membantu Downline, serta menunjukan proses cara menduplikasikan proses ini kebawah, seorang distributor akan mendapat bagian dari struktur bonus dan komisi yang dibayarkan oleh Herbalife melalui VP organisasi. Seorang distributor juga wajib memberikan pendampingan, masukan, serta support bagi downline baru, sehingga mereka dapat mempelajari dan memperoleh gambaran mengenai tugas-tugasnya sebagai distributor.
4. Kunci Sukses Pemasaran Produk
produk secara langsung. Wear merupakan tahap lanjutan dimana seorang distributor mengenakan “PIN” yang bertuliskan pesan singkat tentang manfaat yang ia dapat dari mengkonsumsi Produk Herbalife. Contohnya, Pin yang bertuliskan“I lost 7 kg in 3 weeks. Ask Me how”, dipakai oleh distributor yang benar-benar mengalami penurunan berat badan sebesar 7kg itu sendiri. Terakhir, adalah Talk. Pada tahap ini, seorang distributor diharuskan untuk membicarakan tentang manfaat Herbalife yang telah didapatinya kepada setiap orang, terutama kepada para calon kostumer potensial, seperti calon kostumer yang memiliki masalah berat badan. Sistem “talk” ini sangat dianjurkan untuk dilakukan oleh para distributor Herbalife karena informasi dari mulut ke mulut merupakan suatu bentuk promosi yang paling ampuh (buku manual, Herbalife, 2006).
C. Efikasi Diri Pada Distributor Herbalife Dalam Menjual Produk
16
keberhasilan di masalalu (enactive attainment), contoh modeling (vicarious experiences) serta nasihat, bimbingan, dll (verbal persuation) yang diterima oleh para distributor baru tersebut, akan berdampak pada Physiological state distributor yang membuat mereka tidak merasa takut, cemas dan stess dalam melaksanakan tugas. Sebaliknya, efikasi diri yang rendah dapat terjadi apabila sumber-sumber efikasi diri tidak diperoleh distributor. Contoh: distributor memiliki pengalaman akan kegagalan dalam menjual produk di masa lalu (enactive attaintment), tidak mendapatkan model/contoh yang baik dari para upline (vicarious experiences), kurang mendapat bimbingan/support yang positif dari pihak up line (verbal persuation), sehingga mereka akan merasa tidak nyaman, takut dan cemas saat bekerja (physiological state).
D. Pertanyaan Penelitian
17 A. Jenis Penelitian
Penelitian deskriptif ialah penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi yang sistematik, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu (Suryabrata, 1998). la juga menambahkan bahwa penelitian deskriptif hanya bersifat menggambarkan suatu variabel yang akan diteliti melalui pengisian skala tanpa perlu mencari atau menerangkan hubungan, menguji hipotesis, membuat ramalan atau mendapat makna dan implikasi. Sugiono (1999) menjelaskan penelitian deskriptif sebagai penelitian yang dilakukan untuk memberi deskripsi atau gambaran tentang objek penelitian melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum.
Namawi (1990) menerangkan bahwa ada dua ciri pokok penelitian deskriptif. Kedua ciri tersebut adalah:
1 Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah-masalah yang bersifat aktual. Berdasarkan ciri pertama ini, maka pada penelitian ini, peneliti hanya memfokuskan perhatian pada kemampuan efikasi diri para distributor Herbalife dalam menjual produk.
18
kedua ini, maka peneliti akan menyertakan bukti berupa transkrip hasil penghitungan kuantitatif serta laporan selama peneliti melakukan penelitian.
Berdasarkan uraian pendapat para ahli mengenai penelitian deskriptif, maka penelitian ini menggunakan data kuantitatif tentang variabel yang diperoleh dengan menggunakan analisis skor jawaban subjek pada skala sebagai mana adanya. Hat ini ditujukan untuk mengetahui gambaran efikasi diri para distributor Herbalife dalam menjual produk.
B. Variabel Penelitian
Penelitian ini berbentuk studi deskriptif, maka tidak ada Kontrol terhadap variabel dalam penelitian. Variabel dalam sebuah penelitian merupakan fokus dari penelitian tersebut. Arikuntoro (2002) mengatakan bahwa variabel merupakan objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Berdasarkan pada definisi tentang variabel yang telah diuraikan, maka yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah dimensi-dimensi efikasi diri distributor Herbalife dalam menjual produk yaitu: magnitude, generality dan strength
C. Definisi Operasional
Defininisi operasional dalam penelitian ini adalah: evaluasi distributor terhadap kemampuannya dalam menghadapi permasalahan yang muncul saat melakukan proses penjualan.
1. Tingkat tugas atau magnitude, yaitu: perkiraan efikasi diri distributor ketika menghadapi tugas, mulai dari tugas yang memiliki tingkat kesulitan yang rendah, moderat, dan sukar.
2. Luas bidang tugas atau generality, yaitu: Efikasi diri distributor dalam mengerjakan berbagai macam tugas penjualan.
3. Tingkat kekuatan atau strenght, yaitu: kekuatan distributor dalam menghadapi masalah yang muncul saat melakukan penjualan.
Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek pada masing-masing dimensi, maka semakin baik efikasi pada setiap dimensinya. Semakin rendah skor yang diperoleh subjek pada masing-masing dimensi, maka semakin buruk efikasi pada setiap dimensi tersebut.
D. Subjek Penelitian dan Sampling
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian seperti manusia, gejala, benda-benda ataupun peristiwa yang diselidiki (Arikuntoro, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah, para distributor PT. Herbalife Indonesia, Cabang Yogyakarta. Hal ini dilakukan agar penelitian terfokus pada apa yang hendak diteliti, yaitu langsung tertuju pada para distributor Herbalife.
20
Anggota populasi yang kebetulan tidak dijumpai, sama sekali tidak diperhatikan dan tidak diperhitungkan dalam penugasan subjek ke dalam sampel (Hadi, 2000).
Pertimbangan yang digunakan peneliti dalam mengambil sampel dengan menggunakan metode incidental Sampling yaitu:
1. Tidak ada kriteria khusus yang digunakan dalam penelitian ini selain bahwa sampel adalah distributor Herbalife
2. Adanya kesulitan dalam mengumpulkan seluruh distributor pada saat yang bersamaan karena setiap distributor memiliki kebebasannya sendiri-sendiri dalam mengatur jam kerja, sehingga skala hanya diberikan kepada para distributor Herbalife yang hadir pada saat pertemuan di kantor. Para distributor yang tidak temui saat pembagian skala, sama sekali tidak diperhitungkan.
E. Prosedur Penelitian
Ada beberapa tahap yang dilakukan sebelum penelitian ini berangsung: 1. Membuat Alat Ukur
a. Alat ukur dibuat berdasarkan dimensi-dimensi efikasi diri b. Membuat blue print
c. Menentukan format jawaban
d. Menulis item berdasarkan blue print yang telah dibuat
2. Persiapan Tes
b. Mempersiapkan Skala penelitian yang telah sisusun berdasarkan blue print 3. Penelitian
a. Memberikan skala penelitian kepada subjek penelitian b. Menganalisa data hasil penelitian
c. Menyusun kesimpulan statistik hasil analisis data penelitian d. Membuat deskripsi hasil penelitian
F. Alat Pengumpulan Data
Data diperlukan untuk melakukan pemecahan terhadap suatu masalah yang berkaitan dengan objek penelitian. Data memiliki arti sebagai hasil pencatatan peneliti baik berupa angka maupun fakta. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode Skala Likert. Skala ini berupa skala dimensi efikasi diri distributor Herbalife dalam menjual produk yang disusun dari sejumlah pertanyaan positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable), serta empat kemungkinan jawaban mengenai tingkat persetujuan subjek.
Tingkat persetujuan yang diminta untuk dinyatakan oleh para subjek dalam skala efikasi diri ini terdiri dari ketegori sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Kategori jawaban akan di skor 1–4 berdasarkan tingkat penolakan dan dukungan terhadap isi pernyataan. a. Pernyataan positif (favorable)
perolehan skor untuk pilihan jawaban pada kategori ini adalah: Sangat Setuju (SS) : memperoleh skor 4
Setuju(S) : memperoleh skor 3
22
Sangat Tidak Setuju (STS) : memperoleh skor 1 b. Pertanyaan negatif(unfavorable)
Perolehan skor untuk pilihan jawaban pada kategori ini adalah: Sangat Setuju (SS) : memperoleh skor 1
Setuju(S) : memperoleh skor 2
Tidak Setuju(TS) : memperoleh skor 3 Sangat Tidak Setuju (STS) : memperoleh skor 4
Tabel 1
Hadi (2004), mengatakan bahwa skala dapat digunakan dalam penelitian berdasarkan asumsi sebagai berikut:
a. Subjek merupakan orang yang paling tahu tentang dirinya
b. Apa yang dinyatakan oleh subjek kepada penyelidik adalah benar dan dapat dipercaya
c. Interpretasi subjek tentang pernyataan-pernyataan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh penyelidik.
a. kategori undecided yang memiliki arti ganda yang bisa diartikan belum memutuskan memberi jawaban, bisa juga diartikan netral, setuju tidak, tidaksetujupun tidak atau bahkan ragu-ragu. Kategori yang mempunyai arti ganda seperti ini tentunya tidak diharapkan dalam suatu instrument. b. Tersedianya jawaban tengah menimbulkan kecendrungan menjawab
tengah (cental tendency effect) terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas arah kecendrungan jawabannya, kearah setuju atau tidak setuju. c. Maksud kategori jawaban SS-S-TS-STS adalah terutama untuk melihat
kecendrungan pendapat responden, kearah setuju atau kearah tidak setuju. Jika tersedia jawaban tengah, akan menghilangkan data penelitian sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat disaring dari responden.
Dibawah ini adalah tabel blue print yang dibuat peneliti sebagai acuan untuk menyusun skala dimensi efikasi diri distributor Herbalife
Tabel 2
Blue print Skala Efikasi Diri Distributor Herbalife Dalam Menjual Produk
Dimensi Favorable Unfavorable Total
Magnitude 10 (16.7%) 10 (16.7%) 20 (33.3%)
Strength 10 (16.7%) 10 (16.7% 20 (33.3%)
Generality 10 (16.7%) 10 (16.7%) 20 (33.3%)
Total 30 (50%) 30 (50%) 60 (100%)
24
Tabel 3
Sebaran Distribusi Item per Dimensi Sebelum Uji Coba
Favorable Unfavorable
Skala penelitian ini dikenakan kepada subjek yang memiliki kriteria yang sama seperti yang diinginkan oleh peneliti, dalam hal ini para distributor Herbalife itu sendiri untuk memperoleh Validitas dan Reliabilitas.
1. Validitas
Penelitian ini menggunakan validitas isi. Azwar (1999), mengatakan bahwa validitas isi merupakan validitas yang diestimasikan lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional lewat professional judgment yaitu penilaian validitas terhadap suatu alat ukur yang diberikan oleh orang-orang yang dianggap ahli atau profesional di bidangnya, dalam hal ini dosen pembimbing skripsi. Validitas isi menunjukkan sejauh mana item-item dalam skala penelitian mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur dan sejauh mana item-item tersebut mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur. Salah satu cara untuk melihat apakah validitas isi sudah terpenuhi adalah dengan menyesuaikan item-item dalam skala yang telah ditulis dengan blue print (Azwar, 2001)
2. Seleksi Item
Setelah memeriksa validitas isi, peneliti melakukan seleksi item untuk memilih item-item yang berkualitas. Kualitas item diukur dengan cara menganalisis butir item dengan menggunakan parameter daya beda item. Daya beda item bertujuan untuk mengetahui sejauh mana item mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 1999). Parameter daya beda item yang di estimasikan berdasarkan koefisien korelasi total memperlihatkan kesesuaian fungsi item dengan fungsi skala dalam mengungkap perbedaan individual yang akan berguna untuk mengoptimalkan fungsi skala.
26
(N=60), yaitu rit = 0, 25. Mengacu pada hal tersebut, maka item yang memiliki rit kurang dari 0, 25 dinyatakan gugur dan hasilnya tidak layak untuk diikut sertakan dalam penelitian.
Tabel empat dibawah ini menunjukan item-item yang lolos setelah uji coba yaitu: 46 item yang sahih yang terdiri dari 26 item favorable dan 20 item unfavorable.
Tabel 4
Tabel Sebaran Item yang Sahih per Dimensi Setelah Uji Coba
Dimensi Favorable Unfavorable Total
Magnitude 3,4,8,20,29,32,
Generality 6,31,43,47,55,56,57 2,11,13,16,17,22,30,37,39 16
TOTAL 26 20 46
3. Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 1999). Suatu hasil pengukuran akan dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama di dapatkan hasil yang kurang lebih sama, dengan catatan aspek yang diukur dalam diri subjek belum berubah. Maksud dari uji reliabilitas adalah untuk mengetahui apakah item-item yang menjadi alat ukur memiliki reliabilitas yang baik untuk digunakan dalam penelitian.
menggunakan program SPSS versi 13.0 for windows. Koefisien reliabilitas berada pada rentang 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitasnya, yaitu semakin mendekati angka 1 berarti semakin tinggi tingkat reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien yang semakin mendekati nilai 0 menunjukkan semakin rendah tingkat reliabilitas suatu penelitian.
Pengujian reabilitas skala efikasi diri dilakukan per dimensi, karena pengukuran dilakukan berdasarkan dimensi dan bukan aspek. Nunally dalam Gozaly (2001) menyatakan bahwa suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable, apabila memberi nilai Alfa Cronbach > 0, 60.
Nilai pengukuran reabilitas pada dimensi magnitude adalah (a) = 0, 800 > 0, 60 sehingga dapat disimpulkan bahwa item-item pada dimensi magnitude memiliki reabilitas sebagai alat ukur. Pada dimensi generality reabilitas yang diperoleh adalah (a) = 0, 778 > 0, 60 sehingga dapat dikatakan bahwa item-item pada dimensi ini juga memiliki reabilitas sebagai alat ukur. Nilai reabilitas pada dimensi strength adalah (a) = 0,778 > 0, 60 sehingga dapat disimpulkan bahwa item-item pada dimensi strength juga memiliki reabilitas sebagai alat ukur.
H. Analisis Data
28 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Dan Pelaksanan Penelitian 1. Persiapan Penelitian
Sebelum penelitian dilaksanakan, Peneliti meminta izin secara khusus dari pihak PT. Herbalife Indonesia Cabang Yogyakarta, untuk mengadakan penelitian pada distributor-distributor Herbalife di wilayah Yogyakarta. Pihak PT. Herbalife Indonesia Cabang Yogyakarta, tidak mengharuskan peneliti membawa Surat Keterangan Izin Penelitian dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, sehingga peneliti dipermudah untuk dapat melakukan penelitian pada PT. Herbalife Indonesia Cabang Yogyakarta. Sebagai bukti bahwa peneliti telah melakukan penelitian di PT. Herbalife tersebut, Peneliti meminta surat pernyataan dari pihak Herbalife yang menyatakan bahwa peneliti telah melaksanakan penelitian di tempat tersebut.
PT. Herbalife Indonesia Cabang Yogyakarta didirikan sekitar 5 tahun yang lalu, berkat usaha bersama yang dilakukan oleh beberapa distributor
independent yang ingin memperluas jaringan kerja mereka di wilayah
Yogyakarta. Kantor PT. Herbalife Indonesia Cabang Yogyakarta, beralamat di Jln. Kaliurang, km 5, 8, Pandega Marta, No. A2.
setiap anggota Herbalife dapat memiliki posisi yang sama dalam waktu yang bersamaan pula, tergantung pada tingkatan level mana, mereka terlibat bersama Herbalife. Tidak ada batasan usia, latar belakang Pendidikan, Jenis kelamin, dll, sebagai syarat untuk ikut serta terlibat dalam Herbalife.
2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan pada tangggal 29-30 Desember 2006 atas dasar pertimbangan bahwa pada tanggal 29-30 Desember tersebut akan dilaksanakan pertemuan khusus bagi para distributor Herbalife, sehingga akan memudahkan peneliti dalam membagikan skala, mengingat pada hari-hari lain, peneliti akan kesulitan mengumpulkan subjek dalam waktu singkat secara bersamaan, karena setiap distributor memiliki agenda kerja masing-masing. Skala yang di sebar peneliti berjumlah 60 eksemplar dan semuanya di isi dan dikembalikan oleh para distributor yang hadir pada tanggal 29-30 Desember 2006, sehingga terdapat 60 skala yang hasilnya dapat dianalisa sebagai data penelitian.
B. Hasil Penelitian 1. Uji Normalitas
30 dimensi dari para distributor Herbalife yang disajikan pada setiap tabel dibawah ini
Tabel 5
Deskripsi Data Dimensi Magnitude, Generality dan Strength
Dimensi N Xmin Xmaks Mean SD
Xmin : Skor terendah yang dicapai subjek
Xmax : Skor tertinggi yang mungkin dicapai subjek Mean : Rata-rata skor yang diperoleh
SD : Simpangan baku
penelitian ini mencakup tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Azwar, 2002):
a. Kategori tinggi = X = (µ + 1, 0 s)
b. Kategori sedang = (µ - 1, 0 s) = X < (µ + 1, 0 s) c. Kategori rendah = X < (µ + 1, 0 s)
Keterangan:
X = Skor total yang diperoleh subjek µ = Mean teoritik
s = Standar deviasi teoritik
Hasil perhitungan rentang nilai dari ketiga dimensi tersebut, ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 6
Kategorisasi Skor Efiksi Diri Dimensi Magnitude,Generality,Strength
Dimensi Kategori Rentang Skor Frekuensi Presentase
Magnitude Tinggi X = 48 57 95
32
menunjukan bahwa ketiga dimensi efikasi diri distributor Herbalife memiliki skor yang tinggi.
Dimensi magnitude memiliki frekuensi tertinggi karena 57 subjek tergolong dalam kategori tinggi dan 3 subjek tergolong dalam kategori sedang. Hal ini diperkuat dengan mean empirik dimensi magnitude sebesar 52, 78 yang berada pada rentang nilai x = 48 yang juga tergolong tinggi. Hasil ini menunjukan bahwa, sebagian besar distributor Herbalife yaitu 57 orang distributor memiliki kemampuan yang tinggi, dan 3 orang memiliki kemampuan yang cukup dalam menghadapi tingkat kesulitan yang beragam. Mereka mampu untuk mengerjalan tugas-tugas yang mudah, mederat sampai dengan melaksanakan tugas yang sukar seperti mulai mengenakan PIN, membagikan brosur di perempatan lampu merah sampai dengan mengadakan promosi langsung dengan para calon kostumer yang belum dikenal.
menawarkan produk yang dijual pada calon kostumer kapan dan dimana saja serta mengadakan event-event tertentu untuk mempromosikan produk mereka.
Dimensi strength berada pada kategori tinggi dengan frekuensi 42 orang tergolong kedalam kategori tinggi dan 18 orang pada kategori sedang. Mean empirik sebesar 44, 10 yang juga berada pada kategori tinggi karena berada pada rentang nilai x = 42. Hal ini berarti para distributor Herbalife yang berada pada rentang skor tinggi memiliki kekuatan dan kemantapan dalam mengatasi kesulitan atau masalah-masalah yang mungkin muncul saat mereka menjual produk. Masalah-masalah tersebut dapat berupa penolakan dari calon kostumer, menghadapi keluhan-keluhan dari kostumer yang tidak berhasil dalam program diet Herbalife, sampai kepada masalah-masalah administratif yang berkaitan dengan penjualan produk, sedangkan 18 subjek lainnya cukup mampu untuk bertahan dalam menghadapi tekanan-tekanan yang muncul dalam menghadapi tugas.
34
support dan evaluasi setelah acara berakhir. Hal ini menjadi suatu sumber efikasi diri bagi distributor karena mereka mendapatkan verbal persuation yang baik dari upline. Para distributor baru juga memperoleh Vicarious experiences berupa contoh dari para upline saat mereka menawarkan produk kepada para calon kostumer baru yang hadir di acara tersebut.
35 A. kesimpulan
Dari hasil penelitian terhadap para distributor Herbalife secara keseluruhan menunjukan bahwa para distributor Herbalife memiliki efikasi diri yang tinggi pada semua dimensi efikasi diri yaitu dimensi magnitude, generality dan strength.
B. Saran
1. Bagi Pihak Herbalife
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka saran yang dapat disampaikan kepada pihak PT. Herbalife Indonesia cabang Yogyakarta adalah, agar para distributor Herbalife dapat mempertahankan efikasi diri mereka yang tinggi pada setiap dimensi efikasi diri yaitu dimensi magnitude, generality dan strength sehingga keuntungan yang mereka peroleh dari menjual produk Herbalife akan terus meningkat. Bagi para distributor yang memiliki efikasi diri yang sedang atau cukup pada setiap dimensi efikasi diri, diharapkan dapat meningkatan efikasi dirinya sehingga mereka juga dapat merasakan keuntungan yang lebih banyak dari keuntungan yang sekarang mereka peroleh.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
36
37
Arikuntoro, S. 2002. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Anonymous. Pedoman Penulisan Skripsi. 2004. Yogyakarta USD Anonymous. Buku Manual Herbalife.2006
Azwar, Saifudin. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar --- 1998. Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar ---.1999. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta. Pustaka
Pelajar
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. BP. UNdip. Semarang
Bandura, Albert. 1986. Social Fondations of thought and Action. A Social Cognitive theory. New Jersey. Prentice Hall. 390-453
Bandura, Albert. 1994. Self Efficacy. http://www.emory.edu
Baron & Byrne 1994. Social Psychology, Understanding Human Interaction. Massachusets. Allyn & Bacon. 185-189, 500-501
Berkowitz, Leonard. 1980. A survey of Social Psychology. Hult, Rinehart & Winston. 133-134
---1997. Social Psychology, 8 th edition. Massachusets: Allyn & Bacon
Hadi, S. 1991. Metode Research Yogyakarta: Andi ---2000. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi
---2004. Metodologi Research jilid 2. Yogyakarta: Andi APLI. 2007. http://www.apli.or.id/Daftar.asp?.id=DaftarAnggota
38
Sarwintono, Toni. 2006. Hubungan Antara komitmen Organisasi Dengan Prestasi Kerja Distributor Multi_Level Marketing Tianshi Yogyakarta. Skripsi USD
Indarwanto, E. F. 2005. Perbedaan Motivasi Kerja Antara Distributor Marketing Konvensional Dengan Distributor Multi Level Marketing. Skripsi USD
Putrawan, Adi. 2003. Studi Deskriptif Efikasi Diri Perilaku Mencontek Pada
Mahasiswa Psikologi USD. Skripsi USD
Liesdianti. T. A. 2006. Kepuasan konsumen Terhadap Layanan di Rumah
39