• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP MINAT MENGGUNAKAN KEMBALI JASA PENYEBERANGAN KMP MERAWAN I LINTASAN PARIT SARIM – SUNGAI NIPAH KABUPATEN KUBU RAYA - Repository UM Pontianak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP MINAT MENGGUNAKAN KEMBALI JASA PENYEBERANGAN KMP MERAWAN I LINTASAN PARIT SARIM – SUNGAI NIPAH KABUPATEN KUBU RAYA - Repository UM Pontianak"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATEN KUBU RAYA

SKRIPSI

OLEH :

ITA PURNAMASARI NIM : 131310207

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)
(3)

i

penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Menggunakan Kembali Jasa Penyeberangan KMP Merawan I Lintasan Parit Sarim-Sungai Nipah Kabupaten Kubu Raya”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi

pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Pontianak.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan,

bimbingan, masukan serta petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Bapak Helman Fachri, SE, MM, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Pontianak.

2. Bapak Samsuddin, SE, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen Pembimbing

Utama.

3. Ibu Sumiyati, SE, MM, selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah banyak

meluangkan waktu untuk memberikan bantuan, bimbingan dan pengarahan

kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

(4)

ii

6. Kedua orang tua dan saudara/i yang telah memberikan dukungan dan do’a

kepada penulis.

7. Teman-teman seangkatan yang sama-sama berjuang dari awal kuliah yang

telah memberikan motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga atas segala dorongan dan bantuan yang telah diberikan kepada

penulis, akan mendapat ganjaran pahala yang setimpal dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Hal ini

disebabkan karena berbagai keterbatasan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan di masa yang akan

datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi Mahasiswa

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Pontianak.

Pontianak, Juli 2017

Penulis

Ita Purnamasari

NIM 131310207

(5)

iii

Sungai Nipah Kabupaten Kubu Raya, dengan sampel sebanyak 100 responden yang dipilih dengan teknik pusposive sampling. Teknik analisis data yang dilakukan adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, analisis regresi linear sederhana, koefisien korelasi, koefisien determinasi dan uji kelayakan model.

Hasil uji validitas dan reliabilitas menunjukkan bahwa item yang digunakan untuk mengukur variabel kualitas pelayanan dan minat menggunakan kembali valid dan reliabel. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Hasil analisis regresi linear sederhana menunjukkan

persamaan Ŷ = 3,338 + 0,275X. Hasil analisis koefisien korelasi menunjukkan

nilai R sebesar 0,210. Hasil analisis koefisien determinasi menunjukkan nilai R2 sebesar 0,044. Hasil uji kelayakan model menunjukkan bahwa model regresi sederhana dapat digunakan untuk memprediksi minat menggunakan kembali yang dipengaruhi oleh kualitas pelayanan.

(6)

iv

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Permasalahan ... 9

C. Pembatasan Masalah... 9

D. Tujuan Penelitian... 9

E. Manfaat Penelitian ... 9

F. Kerangka Pemikiran ... 10

G. Metode Penelitian... 13

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran ... 27

B. Jasa ... 28

C. Kualitas Pelayanan... 30

D. Minat Pembelian Ulang... 32

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Perusahaan... 35

(7)

v

F. Aspek Keuangan... 61

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden... 63

B. Uji Instrumen Penelitian... 68

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan... 78

B. Saran... 79

(8)

vi

2016... 5

Tabel 1.3 Jumlah Penumpang Kendaraan Roda Dua (Sepeda Motor) Tahun 2014 s/d 2016... 5

Tabel 1.4 Fasilitas di Kapal KMP Merawan I... 6

Tabel 1.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian... 18

Tabel 1.6 Skala Pengukuran... 21

Tabel 1.7 Interpretasi Koefisien Korelasi... 24

Tabel 3.1 Uraian Tugas dan Tanggung jawab Karyawan KMP Merawan I (Sijil Kebakaran dan Sijil Meninggalkan Kapal)... 52

Tabel 3.2 Uraian Tugas dan Tanggung jawab Karyawan KMP Merawan I (Sijil Kebocoran dan Sijil Kapal Kandas)... 53

Tabel 3.3 Uraian Tugas dan Tanggung jawab Karyawan KMP Merawan I (Sijil Orang Jatuh ke Laut dan Sijil Orang Cidera)... 54

(9)

vii

Tabel 4.1 Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin... 63

Tabel 4.2 Jumlah Responden Menurut Usia... 64

Tabel 4.3 Jumlah Responden Menurut Pendidikan... 65

Tabel 4.4 Jumlah Responden Menurut Jenis Pekerjaan... 66

Tabel 4.5 Jumlah Responden Menurut Pendapatan Per Bulan... 67

Tabel 4.6 Jumlah Responden Menurut Frekuensi Menggunakan KMP Merawan I... 67

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan... 68

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Minat Menggunakan Kembali 70 Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Pelayanan... 71

Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Minat Menggunakan Kembali... 71

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Data... 72

Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana... 73

Tabel 4.13 Hasil Analisis Koefisien Korelasi (R)... 74

Tabel 4.14 Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2)... 75

(10)

viii

Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero)

Cabang Pontianak... 40

(11)

ix

Lampiran III Tabel Jawaban Responden Mengenai Kualitas

Pelayanan KMP Merawan I Lintasan Parit Sarim-Sungai

Nipah Kabupaten Raya... 91

Lampiran IV Tabel Jawaban Responden Mengenai Minat Menggunakan Kembali Jasa Penyeberangan KMP Merawan I Lintasan Paris Sarim-Sungai Nipah Kabupaten Kubu Raya... 95

Lampiran V Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Variabel X... 99

Lampiran VI Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Variabel Y... 102

Lampiran VII Hasil Uji Normalitas... 103

Lampiran VIII Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana... 104

Lampiran IX Hasil Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi... 105

(12)

1

Alat transportasi merupakan salah satu kebutuhan utama manusia dalam

menjalankan roda perekonomian serta menjadi penunjang dalam aktivitas

sehari-hari. Selain itu, transportasi juga merupakan sektor penunjang dalam

pembangunan nasional. Transportasi terdiri dari tiga moda yaitu darat, laut dan

udara. Di dalam perdagangan internasional maupun nasional, transportasi laut

yakni kapal laut banyak digunakan karena jumlah barang yang dapat diangkut

lebih banyak dan biayanya relatif lebih murah dibandingkan dengan moda

angkutan lainnya.

Industri jasa angkutan laut dengan menggunakan kapal laut merupakan

jasa angkutan yang berperan dalam jasa pengangkutan barang dan penumpang.

Selain itu, di dalam sistem transportasi nasional juga terdapat sektor

kepelabuhan yang merupakan bagian strategis dari sistem transportasi nasional

dan merupakan faktor penting dalam menunjang aktivitas perdagangan. Sektor

kepelabuhan memerlukan suatu kekuatan yang terintegrasi dalam melayani

kebutuhan akan sarana transportasi. Ujung tombak dari kepelabuhan tersebut

adalah sektor jasa dalam melayani jasa kepelabuhan.

Sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor :

UK.11/15/15 DJPL-06 tentang Pembangunan Transportasi Laut 2005-2024,

penyelenggaraan transportasi laut berpedoman pada kebijakan-kebijakan: 1)

Meningkatkan pelayanan transportasi laut nasional; 2) Meningkatkan

(13)

3) Meningkatkan pembinaan pengusahaan transportasi laut; 4) Meningkatkan

kualitas sumber daya manusia serta ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang

transportasi laut; 5) Meningkatkan penyediaan dan pembangunan transportasi;

dan 6) Meningkatkan kualitas administrasi negara pada sub sektor transportasi

laut.

PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor penyeberangan dan

kepelabuhan. Saat ini PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) memiliki 116 unit

armada kapal, 34 pelabuhan penyeberangan, 154 lintasan penyeberangan, dan

30 kantor cabang operasional. Salah satu kantor cabang operasionalnya terletak

di wilayah Kalimantan Barat yang beralamat di Jalan Kom Yos Sudarso No. 47

Pontianak. PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) menyediakan berbagai jenis

pelayanan yaitu:

1. Jasa angkutan sungai, danau dan penyeberangan untuk penumpang,

kendaraan, barang dan hewan ternak.

2. Pelayanan jasa terminal, dermaga dan fasilitas lainnya.

3. Penyediaan dan pelayanan pengisian bahan bakar dan air bersih.

4. Penyediaan dan pelayanan fasilitas naik turun penumpang kendaraan.

5. Penyediaan dan pelayanan jasa penundaan kapal (penarikan kapal yang

rusak).

PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Pontianak memiliki 7

lintasan penyeberangan yang salah satu lintasannya adalah lintasan yang

(14)

termasuk di daerah Kabupaten Kubu Raya dan terletak di Desa Punggur Besar

dan terhubung dengan Desa Teluk Pakedai. Pelabuhan Parit Sarim Desa

Punggur Besar adalah salah satu dermaga transportasi laut sebagai salah satu

sarana yang mendukung kegiatan penyeberangan masyarakat. Peranan jasa

penyeberangan ini sangat penting dalam perkembangan dan pertumbuhan

daerah Kabupaten Kubu Raya khususnya untuk Desa Punggur Besar dan Desa

Teluk Pakedai serta daerah sekitarnya yang dilintasi penyeberangan ini baik

dilihat dari aspek ekonomi maupun sosial. Hal ini sesuai dengan

Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 yang menyatakan bahwa manfaat yang dirasakan

masyarakat harus lebih besar dibandingkan jumlah investasi yang dikeluarkan,

dan Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran Pasal 5 yang

menyatakan bahwa pelayaran dikuasai oleh negara dan pembinaannya

dilakukan oleh pemerintah yang meliputi pengaturan, pengendalian, dan

pengawasan.

Dalam mengelola armada kapal, PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero)

menurunkan langsung supervisor untuk melakukan pengaturan, pengendalian dan pengawasan terhadap armada kapal tersebut. Jadi untuk jam operasional

kapal sudah diawasi oleh supervisor. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjaga agar pelayanan yang diberikan oleh seluruh anak buah kapal kepada

seluruh penumpang sesuai dengan peraturan yang diberlakukan oleh

perusahaan. Selain itu pengawasan ini juga bertujuan untuk menghindari

(15)

Armada PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) yang melayani

penyeberangan antara Parit Sarim-Sungai Nipah adalah KMP Merawan I

dengan jasa penyeberangan khusus untuk kendaraan. KMP Merawan I

memiliki kapasitas muatan sebanyak 50 kendaraan roda dua (sepeda motor)

dan 4 unit sedan. Untuk pelayanan penyeberangan dibuka mulai dari pukul

07:00 pagi sampai dengan 16:30 sore dengan lama waktu penyeberangan

sekitar 10 menit dengan waktu sandar selama kurang lebih sekitar 15 sampai

dengan 20 menit. KMP Merawan I menggunakan tarif sesuai dengan ketetapan

dari perusahaan yang dibedakan berdasarkan pada tingkat golongan sebagai

berikut :

Tabel 1.1

KMP Merawan I Lintasan Parit Sarim-Sungai Nipah Golongan dan Tarif Kendaraan

Tahun 2017

No Golongan Jenis Kendaraan Tarif

1 I Sepeda Rp. -

2 II Sepeda Motor Rp. 5.000,-

3 III Tosa Rp. 7.500,-

4 IV Mobil Pribadi Rp. 65.000,-

5 V Pick Up Rp. 95.000,-

6 VI Truck Sedang Rp. 150.000,-

7 VII Dum Truck Rp. 200.000,-

Sumber : KMP Merawan I, 2017

Untuk pembayaran tarif ini bisa dilakukan di loket pengambilan tiket.

Setiap penumpang yang ingin menyeberang menggunakan KMP Merawan I

harus masuk ke dalam kawasan dermaga KMP Merawan I kemudian menuju

ke bagian loket pengambilan tiket sekaligus pembayaran tarif, setelah itu baru

(16)

Berikut ini ditampilkan perkembangan jumlah konsumen yang

menggunakan jasa penyeberangan KMP Merawan I dari tahun 2014 sampai

dengan tahun 2016.

Tabel 1.2

KMP Merawan I Lintasan Parit Sarim-Sungai Nipah Jumlah Penumpang Semua Kendaraan

Tahun 2014 s/d 2016

No Tahun Penumpang Semua

Kendaraan

Persentase (%)

1 2014 46.187 -

2 2015 46.595 0,88

3 2016 36.923 (20,76)

Sumber : KMP Merawan I, 2017

Berdasarkan pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa pada tahun 2015 jumlah

penumpang semua kendaraan mengalami peningkatan sebesar 0,88% dari tahun

2014, sedangkan jumlah penumpang semua kendaraan pada tahun 2016

mengalami penurunan sebesar 20,76% dari tahun 2015.

Tabel 1.3

KMP Merawan I Lintasan Parit Sarim-Sungai Nipah Jumlah Penumpang Kendaraan Roda Dua (Sepeda Motor)

Tahun 2014 s/d 2016

No Tahun Penumpang Kendaraan Roda Dua (Sepeda Motor)

Persentase (%)

1 2014 44.118 -

2 2015 44.674 1,26

3 2016 35.738 (20)

Sumber : KMP Merawan I, 2017

Berdasarkan pada Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa pada tahun 2015

jumlah penumpang kendaraan roda dua (sepeda motor) mengalami peningkatan

sebesar 1,26% dari tahun 2014, sedangkan jumlah penumpang kendaraan roda

dua (sepeda motor) pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 20% dari

(17)

KMP Merawan I merupakan sarana pelayanan terdepan dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat. Untuk meningkatkan pelayanan

kepada para penumpang, KMP Merawan I menyediakan fasilitas sebagai

berikut :

Tabel 1.4

KMP Merawan I Lintasan Parit Sarim-Sungai Nipah Fasilitas Di Kapal

Tahun 2017

No Fasilitas Jumlah

1 Tempat Duduk 3 Buah

2 Toilet 1 Buah

3 Kamar Mandi 1 Buah

4 Musholah 1 Buah

5 Peralatan Keselamatan -

a. Shotter (Peluncur) 2 Buah

b. Life Bouy (Pelampung) 5 Buah

c. Life Jacket’s Dewasa (Jaket pelampung dewasa)

10 Buah

d. Life Jacket’s Anak (Jaket pelampung anak)

10 Buah

e. LineThrowing Apparratus (Tali lempar otomatis)

5 Buah

f. EPIRB (Alat pemberitahu kepada petugas)

1 Buah

g. General Alarm (Alarm 1 Buah

h. Sekoci/Life Boat (Sampan penolong)

3 Buah

i. Tali LifeBouy (Tali pelampung) 5 Buah

j. Rakit Penolong 5 Buah

k. Dayung 5 Buah

Sumber : KMP Merawan I, 2017

KMP Merawan I hanya menyediakan jasa angkutan penyeberangan

kendaraan. Bagi pejalan kaki yang ingin menggunakan jasa KMP Merawan I,

berdasarkan ketentuan perusahaan maka pejalan kaki tidak akan dikenakan

(18)

Untuk Desa Punggur Besar, selain penyeberangan dengan menggunakan

KMP Merawan I ada juga penyeberangan yang menggunakan motor air.

Motor air tersebut merupakan motor milik salah satu warga Parit Sarim dan

warga Sungai Nipah. Motor air tersebut memiliki kapasitas muatan sekitar 30

buah unit kendaraan roda dua atau sekitar 80 orang. Jam pelayanan

penyeberangan untuk motor air dibuka selama 24 jam. Untuk tarif yang

dikenakan kepada para penumpang sebesar Rp. 5.000,- dengan pengendara

motornya. Tarif yang digunakan sama dengan tarif yang diberlakukan oleh

KMP Merawan I untuk kendaraan roda dua (sepeda motor). Jadi, untuk daerah

tersebut terdapat dua alternatif pilihan untuk penyeberangan yang dapat

digunakan oleh masyarakat.

Tempat penyeberangan yang menghubungkan antara beberapa desa ini

setiap harinya selalu ramai oleh para penumpang yang ingin menyeberang baik

dari Parit Sarim menuju Sungai Nipah maupun dari Sungai Nipah menuju ke

Parit Sarim. Dengan dua pilihan sarana penyeberangan ini tentunya sangat

memudahkan perjalanan masyarakat.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis diketahui bahwa

pelayanan yang diberikan oleh petugas KMP Merawan I kepada penumpang

masih kurang baik, karena ada beberapa petugas yang melayani penumpang

dengan tidak ramah. Hal ini bisa menyebabkan penumpang untuk memilih

layanan penyeberangan lain. Selain hasil observasi, penurunan penumpang

juga ditunjukkan oleh data (Tabel 1.3) yang menunjukkan jumlah penumpang

(19)

jumlahnya hanya sedikit. Perbandingan antara jumlah penurunan penumpang

lebih besar dari jumlah peningkatan penumpang.

Selain observasi, penulis juga melakukan wawancara kepada penumpang

KMP Merawan I dan penumpang motor air. Wawancara ini bertujuan untuk

mengetahui dan mandapatkan informasi mengenai keluhan dan kepuasan

konsumen menggunakan KMP Merawan I atau motor air. Dari hasil

wawancara didapatkan informasi bahwa penumpang yang menggunakan KMP

Merawan I merasakan keamanan yang terjamin dari KMP Merawan I baik

dalam penyeberangan maupun tanggung jawab dari pihak perusahaan ketika

terjadi kesalahan dari KMP Merawan I. Sedangkan untuk penumpang yang

tidak menggunakan jasa penyeberangan KMP Merawan I menyatakan bahwa

mereka merasa terlalu lama menunggu jika ingin menggunakan jasa

penyeberangan KMP Merawan I.

Berdasarkan dari data yang dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai pengaruh kualitas pelayanan dan minat

menggunakan kembali dengan judul “PENGARUH KUALITAS

PELAYANAN TERHADAP MINAT MENGGUNAKAN KEMBALI JASA

PENYEBERANGAN KMP MERAWAN I LINTASAN PARIT SARIM -

SUNGAI NIPAH KABUPATEN KUBU RAYA”.

B. Permasalahan

Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah kualitas pelayanan

(20)

penyeberangan KMP Merawan I Lintasan Parit Sarim-Sungai Nipah

Kabupaten Kubu Raya?”.

C. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan lebih jelas dan terarah, maka dilakukan pembatasan

terhadap masalah yang akan dibahas. Pembahasan dibatasi pada :

1. Variabel kualitas pelayanan dan minat konsumen untuk menggunakan

kembali jasa penyeberangan KMP Merawan I Lintasan Parit Sarim-Sungai

Nipah Kabupaten Kubu Raya.

2. Responden dalam penelitian ini adalah penumpang kendaraan roda dua

(sepeda motor).

D. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh kualitas pelayanan terhadap minat konsumen untuk menggunakan

kembali jasa penyeberangan KMP Merawan I Lintasan Parit Sarim-Sungai

Nipah Kabupaten Kubu Raya.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat sebagai salah satu upaya untuk

mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan dan

diaplikasikan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang terjadi di dalam

(21)

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai salah satu bahan

kajian oleh pihak PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) guna menentukan

kebijakan tentang pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada

penumpang yang menggunakan jasa penyeberangan KMP Merawan I.

Dengan begitu dapat menarik minat penumpang untuk menggunakan

kembali jasa penyeberangan KMP Merawan I dari pelayanan yang

dirasakan.

3. Bagi Almamater

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi para

peneliti lainnya yang tertarik akan masalah ini untuk masa yang akan

datang.

F. Kerangka Pemikiran

Pelayanan sengaja diberikan untuk memenangkan persaingan. Dalam hal

ini perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada para penumpang,

misalnya dengan memberikan pelayanan yang lebih baik daripada pesaingnya.

Pelayanan dengan mutu yang kurang baik dapat membuat penumpang tidak

puas. Pelayanan yang baik merupakan reputasi dan prestasi yang

mencerminkan image dari perusahaan.

Salah satu cara untuk menempatkan penjualan jasa lebih unggul

dibandingkan pesaingnya adalah dengan memberi atau memenuhi bahkan

melebihi harapan konsumen mengenai mutu jasa tersebut. Harapan konsumen

(22)

saran teman-teman, kondisi fisik lingkungan, pemberi jasa dan iklan yang

disampaikan oleh pemberi jasa. Informasi ini akan mempengaruhi harapan

konsumen dan penyedia jasa, kemudian setelah memperoleh jasa yang dicari

konsumen akan cenderung membandingkan dengan apa yang diharapkannya.

Menurut Tjiptono (2014:268), “Kualitas jasa berfokus pada upaya

pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan

penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan”. Menurut Tjiptono

(2014:282), terdapat lima dimensi utama pengukuran kualitas jasa dalam

model SERVQUAL yaitu :

1. Reliabilitas (reliability), yakni kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.

2. Daya tanggap (responsiveness), yakni keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan layanan dengan tanggap.

3. Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kompetensi, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko atau

keragu-raguan.

4. Empati (emphaty), meliputi kemudahan dalam menjalin relasi, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan pemahaman atas kebutuhan individual

para pelanggan.

5. Bukti fisik (tangibles), meliputi penampilan fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.

Menurut Tjiptono (2015:273), “Kualitas jasa dipengaruhi oleh dua variabel,

(23)

(expected service). Bila jasa yang dipersepsikan lebih kecil daripada jasa yang diharapkan, maka pelanggan menjadi tidak tertarik lagi pada penyedia jasa

bersangkutan. Sedangkan bila yang terjadi adalah sebaliknya, maka besar

kemungkinan para pelanggan akan menggunakan penyedia jasa itu lagi”.

“Purchase intention merupakan perilaku yang muncul sebagai respon

terhadap objek. Purchase intention juga merupakan minat pembelian ulang yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian ulang“ (Assael,

1998, dalam Hadani, 2008:132).

Pendapat di atas menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh

terhadap minat konsumen untuk menggunakan ulang sebuah produk atau jasa,

yang menyangkut pembelian merek tertentu yang sama berulang-ulang.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh

terhadap minat konsumen untuk menggunakan kembali produk atau jasa. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Helmawati dan Handayani (2008) dengan judul

pengaruh kualitas pelayanan terhadap minat kunjungan ulang yang dimediasi oleh

kepuasan pasien di klinik rumah zakat Yogyakarta menunjukkan bahwa kualitas

pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan pasien, dan kepuasan pasien

berpengaruh terhadap minat kunjungan ulang. Hasil penelitian Faradisa, dkk

(2016) dengan judul analisis pengaruh variasi produk, fasilitas dan kualitas

pelayanan terhadap minat beli ulang konsumen pada Indonesian coffeshop

Semarang menyatakan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif secara

(24)

Berdasarkan teori dan hasil penelitian yang dikemukakan di atas, maka

kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut:

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode

deskriptif. Metode deskriptif menurut Sugiyono (2015:207) adalah “Metode

yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

Penggunaan metode deskriptif dalam penelitian ini adalah untuk

menjelaskan atau mendeskripsikan kualitas pelayanan dan pengaruhnya

terhadap minat menggunakan kembali jasa penyeberangan KMP Merawan I

Lintasan Parit Sarim-Sungai Nipah Kabupaten Kubu Raya.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari sumber primer.

Menurut Sugiyono (2015:193) : ”Sumber primer adalah sumber data

yang langsung memberikan data kepada pengumpul data”.

Minat menggunakan

kembali (Y) Kualitas Pelayanan (X)

1. Reliabilitas (reliability)

2. Daya Tanggap (responsiveness)

3. Jaminan (assurance)

4. Empati (emphaty)

(25)

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan cara :

1) Wawancara

Menurut Sugiyono (2015:194) : “Wawancara digunakan sebagai

teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan

juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang

lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil”.

Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara terhadap

beberapa penumpang KMP Merawan I dan beberapa penumpang

motor air. Wawancara ini dilakukan guna mendapatkan informasi

mengenai kepuasan dan keluhan penumpang KMP Merawan I dan

penumpang motor air. Hasil wawancara dijelaskan pada latar belakang

penelitian.

2) Observasi

Menurut Sugiyono (2015:203) : “Observasi sebagai teknik

pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan

dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau

wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka

observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam

yang lain”.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi untuk

mengetahui mengenai pelayanan yang didapatkan oleh penumpang

(26)

dan motor air. Hasil observasi dijelaskan pada latar belakang

penelitian.

3) Kuesioner

Menurut Sugiyono (2015:199) : ”Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya”. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh

penumpang KMP Merawan I.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber

sekunder. Menurut Sugiyono (2015:193) : ”Sumber sekunder merupakan

sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,

misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”. Data sekunder dalam

penelitian ini diperoleh dari catatan yang diberikan oleh perusahaan yang

bersangkutan. Adapun data yang diberikan oleh perusahaan diantaranya

jenis pelayanan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero), golongan dan tarif

kendaraan, jumlah penumpang semua kendaraan dan jumlah penumpang

kendaraan roda dua (sepeda motor), dan fasilitas di kapal.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Menurut Sugiyono (2015:117) : “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai

(27)

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam

penelitian ini adalah penumpang KMP Merawan I.

b. Sampel

Menurut Sugiyono (2015:118) : “Sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakterstik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar,

dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,

maka peneliti dapat menggunakan yang diambil dari populasi itu”.

Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah penumpang KMP

Merawan I. Karena jumlah populasi tidak diketahui secara pasti, maka

untuk menentukan sampel digunakan rumus sebagai berikut :

Dimana :

n = Besarnya Sampel

Z = Tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penelitian (95% 1,96)

Moe = Margin of error (kesalahan maksimum yang bisa ditolerir sebesar 10%)

Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel dalam penelitian

(28)

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah purposive sampling. Menurut Sugiyono (2015:124) : ”Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Pertimbangan yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Penumpang yang pernah menggunakan jasa penyeberangan KMP

Merawan I minimal satu kali.

2. Penumpang yang menggunakan jasa penyeberangan KMP Merawan I

minimal berumur 20 Tahun.

4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian

a. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2015:60) : ”Variabel penelitian pada dasarnya

adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Variabel penelitian ini

terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas (independen) dan variabel

terikat (dependen).

1). Variabel Bebas (Independen)

Menurut Sugiyono (2015:61) : “Variabel bebas adalah

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel bebas (independen) adalah

(29)

2). Variabel Terikat(Dependen)

Menurut Sugiyono (2015:61) : “Variabel terikat merupakan

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variabel bebas”. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat

(dependen) adalah minat menggunakan kembali.

b. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Tabel 1.5

Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel Definisi

Operasional

Indikator Item/Pernyataan Referensi

Kualitas Pelayanan

(X)

Kualitas jasa berfokus pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan penumpang serta ketepatan penyampaian layanan untuk mengimbang i harapan penumpang KMP

Merawan I Lintasan Parit Sarim-Sungai Nipah Kabupaten Kubu Raya Tjiptono, (2014:282)

Reliabilitas

(reliability)

1. KMP Merawan I menyediakan layanan

penyeberangan untuk

kendaraan roda dua, roda tiga, dan roda empat Lintasan Parit Sarim-Sungai Nipah

Kabupaten Kubu Raya.

2. Kapal KMP

Merawan I

dapat diandalkan pelayanannya dalam melayani penyeberangan untuk Lintasan Parit Sarim-Sungai Nipah Kabupaten Kubu Raya.

3. Kapal KMP

Merawan I

melayani

(30)

penumpang sesuai dengan jam

operasional

yang sudah

ditetapkan.

4. Ketepatan waktu pelayanan sesuai dengan

yang sudah

ditetapkan.

5. Kapal KMP

Merawan I

menggunakan tarif sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

6. Keamanan yang diberikan

Kapal KMP

Merawan I

kepada penumpang selama menggunakan pelayanan. 7. Adanya penggantian kerugian kendaraan yang rusak/tenggela m. Daya Tanggap (responsiveness ) 8. Petugas melayani dengan cepat.

9. Petugas siap setiap saat untuk melayani penumpang.

10.Petugas selalu siap

(31)

penumpang.

11.Petugas selalu siap

menyampaikan informasi yang dibutuhkan oleh

penumpang.

12.Informasi yang disampaikan petugas mudah dipahami. Jaminan (assurance) 13. Petugas membuat penumpang merasa yakin dengan

kenyamanan dan keamanan

pada saat

menggunakan jasa

penyeberangan

Kapal KMP

Merawan I.

14. Petugas memiliki pengetahuan

yang baik

dalam memberikan pelayanan. 15. Petugas melayani dengan ramah. 16. Petugas

(32)

penumpang dengan penuh perhatian. 19. Petugas melayani penumpang dengan sabar. 20. Petugas mengutamaka n pelayanan kepada penumpang. Bukti fisik (tangibles) 21. Petugas berpenampilan rapi.

22. Kapal KMP

Merawan I

dalam kondisi yang baik dan layak

digunakan untuk layanan penyeberangan Lintasan Parit Sarim-Sungai Nipah

Kabupaten Kubu Raya.

23. Tempat duduk yang

disediakan KMP

Merawan I

selalu bersih dan nyaman untuk

digunakan.

24. Toilet yang

disediakan KMP

Merawan I

selalu dalam keadaan bersih untuk

digunakan.

(33)

yang disediakan KMP

Merawan I

selalu dalam keadaan bersih untuk digunakan. 26. Musholah yang disediakan KMP

Merawan I

selalu bersih untuk

digunakan.

27. Peralatan keselamatan di

Kapal KMP

Merawan I

dalam kondisi yang baik. Minat Menggunaka n Kembali (Y) Minat pembelian ulang adalah niat untuk melakukan pembelian

ulang di

masa yang akan datang (Kinnear dan Taylor, 1995 dalam Kurniawan, dkk, 2007:21). Minat Transaksional 1. Saya berencana untuk menggunakan kembali jasa penyeberangan KMP

Merawan I.

Kinnear dan Taylor (1995) dalam Kurniawan

, dkk,

(2007:21)

Minat Referensial

2. Saya akan

menceritakan hal positif tentang jasa penyeberangan KMP

Merawan I.

3. Saya akan

merekomendas ikan kepada

teman dan

keluarga untuk menggunakan jasa

(34)

Merawan I. Minat

Preferensial

4. Saya lebih tertarik untuk menggunakan jasa

penyeberangan KMP

Merawan I

daripada moda penyeberangan lain.

5. Saya akan

menggunakan jasa

penyeberangan KMP

Merawan I

pada waktu

yang akan

datang. Minat Eksploratif 6. Keputusan menggunakan jasa penyeberangan KMP

Merawan I

sesuai dengan analisis

informasi yang saya terima.

5. Skala Pengukuran

Untuk mengukur variabel penelitian dalam penelitian ini digunakan

skala Likert. Menurut Sugiyono (2015:134) : “Skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial”. Peneliti menggunakan skala Likert untuk

mengukur kualitas pelayanan dan minat menggunakan kembali jasa KMP

(35)

diperoleh dari jawaban terhadap daftar pertanyaan atau pernyataan yang

disebarkan kepada responden. Skala pengukuran untuk kualitas pelayanan

dan minat menggunakan kembali yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Tabel 1.6 Skala Pengukuran

Kualitas Pelayanan Skor Minat Menggunakan Kembali

Skor

Sangat Tidak Baik (STB) 1 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Tidak Baik (TB) 2 Tidak Setuju (TS) 2

Kurang Baik (KB) 3 Kurang Setuju (KS) 3

Baik (B) 4 Setuju (S) 4

Sangat Baik (SB) 5 Sangat Setuju (SS) 5

Sumber : Sugiyono (2015:135) 6. Teknik Analisis Data

a. Uji Validitas

Menurut Siregar (2014:75) : “Validitas atau kesahihan

menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang

ingin diukur (a valid measure if it succesfully measure the phenomenon)”.

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan software SPSS

(Statistical Product and Service Solutions)19. Untuk mengetahui validitas kuesioner dilakukan dengan membandingkan nilai r tabel

dengan nilai r hitung. Ketentuannya adalah apabila nilai r hitung > nilai r

tabel maka item pertanyaan atau pernyataan dinyatakan valid, dan

(36)

pernyataan dinyatakan tidak valid. Untuk nilai r hitung didapatkan dari

hasil perhitungan SPSS sedangkan nilai r tabel didapatkan dari Tabel r

Product Moment. Metode yang digunakan adalah korelasi Product Moment Pearson.

b. Uji Reliabilitas

Menurut Siregar (2014:87) : ”Reliabilitas bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila

dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama

dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula”.

Kuesioner dikatakan reliabel jika dapat memberikan hasil relatif

sama (ajeg) pada saat dilakukan pengukuran kembali pada obyek yang berlainan pada waktu yang berbeda atau memberikan hasil yang tetap.

Uji reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha. Menurut Johnson dan Christensen (2012:22), ”Apabila koefisien

Cronbach’s Alpha (r11) ≥ 0,60 maka dapat dikatakan instrumen tersebut

reliabel”.

c. Uji Normalitas

Menurut Siregar (2014:153) : “Tujuan dilakukannya uji normalitas

terhadap serangkaian data adalah untuk mengetahui apakah populasi data

berdistribusi normal atau tidak”. Uji normalitas data dilakukan dengan uji

(37)

d. Analisis Regresi Linear Sederhana

Menurut Sugiyono (2014:270) : “Regresi sederhana didasarkan

pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen

dengan satu variabel dependen”. Persamaan umum regresi linier

sederhana adalah sebagai berikut :

Ŷ = + bx

Dimana :

Ŷ = Variabel Terikat (Minat Menggunakan Kembali)

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi Variabel Bebas

X = Variabel Bebas (Kualitas Pelayanan)

e. Koefisien Korelasi (R)

Menurut Muhidin dan Abdurahman (2007:128) : “Besar kecilnya

koefisien korelasi yang telah dihitung serta kuat lemahnya tingkat

keeratan hubungan antara variabel X dan variabel Y, tidak memiliki arti

apapun apabila belum dilakukan pengujian terhadap koefisien korelasi

yang sudah dihitung/diperoleh. Dengan demikian, pengujian koefisien

korelasi dilakukan untuk mengetahui berarti tidaknya hubungan antara

(38)

Tabel 1.7

Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 Sangat Rendah

0,20 - 0,399 Rendah

0,40 - 0,599 Sedang

0,60 - 0,799 Kuat

0,80 - 1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono (2015:257)

f. Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Priyatno (2013:99) : “Analisis koefisien determinasi (R2)

digunakan untuk mengetahui seberapa besar prosentase sumbangan

pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel

dependen”. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai

R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen.

g. Uji Kelayakan Model (Uji F)

Menurut Priyatno (2013:81) : “Uji kelayakan model (uji F) pada

(39)

digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak”. Uji ini

digunakan untuk mengetahui apakah model regresi linear sederhana

dapat digunakan untuk melakukan prediksi minat menggunakan kembali

yang dipengaruhi kualitas pelayanan. Jika F hitung > F tabel, maka Ha

diterima dan Ho ditolak atau model regresi linear sederhana dapat

digunakan untuk memprediksi minat menggunakan kembali yang

dipengaruhi oleh kualitas pelayanan. Dan jika F hitung < F tabel, maka

Ha ditolak dan Ho diterima artinya model regresi linear sederhana tidak

dapat digunakan untuk memprediksi minat menggunakan kembali yang

dipengaruhi oleh kualitas pelayanan. Taraf signifikansi yang digunakan

sebesar 5% (α = 0,05).

Jika sig > α (0,05), maka Ho diterima Ha ditolak

Jika sig < α (0,05), maka Ho ditolak Ha diterima

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Ho : Model regresi linear sederhana tidak dapat digunakan untuk

memprediksi minat menggunakan kembali yang dipengaruhi oleh

kualitas pelayanan.

Ha : Model regresi linear sederhana dapat digunakan untuk memprediksi

minat menggunakan kembali yang dipengaruhi oleh kualitas

(40)

29

Kata pemasaran berasal dari kata “pasar” yang mempunyai pengertian

sebagai suatu tempat bertemunya antara kedua belah pihak yaitu penjual dan

pembeli untuk melakukan sebuah kegiatan yang disebut tawar menawar. Dari

hasil tawar menawar inilah terbentuk harga yang disepakati antara penjual

dan pembeli.

Banyak ahli pemasaran memberikan definisi yang berbeda-beda, namun

semua sependapat bahwa kegiatan pemasaran bukan hanya sekedar menjual

barang atau jasa saja, tetapi mempunyai pengertian yang lebih luas lagi.

Berikut ini beberapa pendapat para ahli mengenai pemasaran :

1. Menurut Kotler dan Keller (2009:5) : “Pemasaran (marketing) adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah

satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah memenuhi

kebutuhan dengan cara yang menguntungkan”.

2. Menurut Abdullah dan Tantri (2012:2) : “Pemasaran adalah kreasi dan realisasi sebuah standar hidup yang mencakup kegiatan menyelidiki apa

yang diinginkan konsumen, kemudian merencanakan dan

mengembangkan sebuah produk atau jasa yang akan memenuhi kegiatan tersebut, dan kemudian memutuskan cara terbaik untuk menetukan harga,

mempromosikan dan mendistribusikan produk atau jasa tersebut”.

3. Menurut Suhartanto (2014:2) : “Pemasaran merupakan suatu proses

untuk membuat, mengkomunikasikan, menyalurkan, dan

mempertukarkan sesuatu (baik barang atau jasa) untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, klien, partner, maupun masyarakat secara

keseluruhan”.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah sebuah

(41)

menentukan produk yang hendak diproduksi, menentukan harga, menentukan

cara promosi dan penyaluran untuk penjualan produk tersebut.

B. Jasa

1. Pengertian Jasa

Pertumbuhan jasa yang luar biasa mendorong timbulnya perhatian

yang lebih pada indutri jasa, disamping penjualan produk fisik yang lebih

dahulu berkembang. Beberapa definisi jasa yang dikemukakan oleh para

ahli adalah sebagai berikut :

a. Menurut Kotler dan Keller (2009:36) : “Jasa/layanan (service)

adalah semua tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak

kepada pihak lain yang pada intinya tidak berwujud dan tidak

menghasilkan kepemilikan apapun”.

b. Menurut Herdiana (2015:103) : “Jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak berupa produk dalam bentuk fisik dan konstruksi, yang digunakan pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah atas pemecahan pada masalah yang dihadapi konsumen”.

Definisi di atas dapat disimpulkan bahwa jasa merupakan kegiatan

atau manfaat yang ditawarkan dari satu pihak kepada pihak lain yang

pada hakikatnya tidak berwujud dan memiliki nilai bagi pembeli karena

dapat memenuhi suatu kebutuhan. Dalam menghasilkan jasa mungkin

saja tidak digunakan benda nyata (tangible). Walaupun digunakan benda nyata, tidak terdapat pemindahan hak milik atas benda tersebut.

(42)

menerima jasa, yang dapat diwakilkan oleh dirinya sendiri atau oleh hak

miliknya, tergantung pada yang membutuhkan jasa tersebut. Proses

dalam kehidupan sehari-hari sangat jarang ditemukan barang murni atau

jasa murni, tetapi merupakan campuran antara keduanya, sehingga yang

satu melengkapi yang lain sebagai satu kesatuan produk.

2. Karakteristik Jasa

Barang dan jasa memiliki beberapa perbedaan. Jasa lebih kepada

merupakan suatu tindakan, proses-proses, atau kegiatan bukannya

merupakan objek. Oleh karena itu jasa memiliki beberapa karakteristik

yang khas yang membedakannya dari produk berupa barang.

Jasa memiliki karakteristik yang berbeda-beda dibandingkan

dengan produk yang berupa barang dan karakteristik tersebut sangat

mempengaruhi desain program pemasaran. Menurut Kotler dan Keller

(2009:39) : jasa mempunyai empat karakteristik berbeda yang sangat

mempengaruhi desain program pemasaran, yaitu :

a. Tak Berwujud

Tidak seperti produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, diraba, didengar, atau dibaui sebelum jasa itu dibeli. Seseorang yang mengalami bedah kosmetik tidak dapat melihat hasilnya sebelum membeli, dan pasien di kantor psikiater tidak dapat mengetahui hasil pasti perawatannya. Perusahaan jasa dapat berusaha mendemonstrasikan kualitas jasa mereka melalui bukti fisik dan presentasi. Pemasar jasa harus dapat mentransformasikan jasa tak berwujud ke dalam manfaat konkret dan pengalaman yang terdefinisi dengan baik.

b. Tak Terpisahkan

(43)

cukur tidak dapat memotong rambut tanpa konsumen hadir ditempat. Jika seseorang memberikan jasa, maka penyedia menjadi bagian dari jasa itu.

c. Bervariasi

Karena kualitas jasa tergantung pada siapa yang menyediakannya, kapan dan dimana, dan kepada siapa, jasa sangat bervariasi. Untuk meyakinkan pelanggan, beberapa perusahaan menawarkan garansi jasa yang dapat mengurangi persepsi konsumen tentang resiko. Berikut tiga langkah yang dapat diambil perusahaan jasa untuk meningkatkan kendali kualitas.

1) Berinvestasi dalam prosedur ketenagakerjaan dan pelatihan yang baik.

2) Menstandarisasikan proses kinerja jasa di seluruh organisasi. 3) Mengamati kepuasan pelanggan.

d. Dapat Musnah

Jasa tidak dapat disimpan, jadi dapat musnahnya jasa bisa menjadi masalah ketika permintaan berfluktuasi. Misalnya, perusahaan transportasi publik harus memiliki peralatan yang jauh lebih banyak karena permintaan pada jam sibuk dan bukan untuk permintaan yang merata sepanjang hari.

C. Kualitas Pelayanan

1. Definisi Kualitas Pelayanan

Menurut Wyckof dalam Tjiptono (2014:268) : ”Kualitas jasa

merupakan tingkat keunggulan (excellence) yang diharapkan dan pengendalian atas keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan

pelanggan. Dengan kata lain, terdapat dua faktor utama yang

mempengaruhi kualitas jasa, yaitu jasa yang diharapkan (expected service)

dan jasa yang dipersepsikan (perceived service). Implikasinya, baik buruknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa

memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten”.

Kualitas pelayanan merupakan suatu kondisi dinamis yang

berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang

(44)

dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas

pelayanan yang nyata mereka terima/peroleh dengan pelayanan yang

sesungguhnya mereka harapkan/inginkan terhadap atribut-atribut

pelayanan suatu perusahaan. Jika jasa yang diterima atau dirasakan

(perceived service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan. Namun jika sebaliknya,

jasa yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas

pelayanan dipersepsikan buruk.

Kotler, et al. (1996) dalam Tjiptono (2008:134) mendefinisikan “Jasa

sebagai setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu

pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak

berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu”.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan merupakan

proses pemberian bantuan yang mana diberikan seseorang kepada orang

lain dalam jual beli barang atau jasa. Untuk memberikan pelayanan yang

baik dibutuhkan kesungguhan yang mengandung unsur kecepatan,

keramahan, kenyamanan yang terintegrasi sehingga manfaat yang besar

akan diperoleh, terutama kepuasan dan loyalitas yang besar.

2. Dimensi Kualitas Pelayanan

Menurut Tjiptono (2014:282) : terdapat lima dimensi utama

pengukuran kualitas jasa, yaitu :

(45)

b. Daya Tanggap (responsiveness), yakni keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan layanan dengan tanggap.

c. Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kompetensi, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya,

resiko atau keragu-raguan.

d. Empati (emphaty), meliputi kemudahan dalam menjalin relasi, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan pemahaman atas

kebutuhan individual para pelanggan.

e. Bukti Fisik (tangibles), meliputi penampilan fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.

D. Minat Pembelian Ulang

Minat beli ulang adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak

sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Terdapat perbedaan

antara pembelian aktual dan minat pembelian ulang. Bila pembelian aktual

adalah pembelian yang benar-benar dilakukan oleh konsumen, maka minat

pembelian ulang adalah niat untuk melakukan pembelian ulang di masa yang

akan datang. Meskipun merupakan pembelian yang belum tentu akan

dilakukan pada masa mendatang namun pengukuran terhadap minat

pembelian ulang umumnya dilakukan guna memaksimumkan prediksi

terhadap pembelian aktual itu sendiri (Kinnear dan Taylor, 1995, dalam

Kurniawan, dkk, 2007:21).

(46)

yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian ulang

(Assael, 1998, dalam Hadani, 2008:132).

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa minat beli ulang merupakan

minat pembelian yang didasarkan atas pengalaman pembelian yang telah

dilakukan di masa lalu. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa hasil dari

pengalaman membeli sebelumnya sangat berpengaruh dengan pembelian

selanjutnya. Jika pada pembelian pertama mendapatkan hasil yang

memuaskan, konsumen akan mengalami minat pembelian ulang atau

selanjutnya. Jika pembelian pertama memiliki hasil yang buruk, maka tidak

akan ada pembelian selanjutnya atau pembelian ulang. Minat beli ulang yang

tinggi mencerminkan tingkat kepuasan yang tinggi dari konsumen ketika

memutuskan untuk membeli suatu produk. Keputusan untuk mengkonsumsi

atau menolak suatu produk timbul setelah konsumen mencoba suatu produk

tersebut dan kemudian timbul rasa suka atau tidak suka terhadap produk

tersebut. Rasa suka terhadap produk timbul bila konsumen mempunyai

persepsi bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas baik dan dapat

memenuhi atau bahkan melebihi keinginan dan harapan konsumen. Dengan

kata lain, produk tersebut memiliki nilai yang tinggi dimata konsumen.

Tingginya minat beli ulang tersebut akan membawa dampak yang baik bagi

keberhasilan produk tersebut di pasar. Secara keseluruhan, minat beli ulang

adalah perilaku pelanggan dimana pelanggan memberi respon positif terhadap

suatu produk/jasa dari suatu perusahaan dan berniat mengkonsumsi kembali

(47)

Menurut Ferdinand (2002) dalam Hadani (2008:132), minat beli ulang

dapat diidentifikasikan melalui indikator-indikator sebagai berikut :

1. Minat Transaksional

Yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli ulang produk yang telah dikonsumsinya.

2. Minat Referensial

Yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk yang sudah dibelinya, agar juga dibeli orang lain dengan referensi pengalaman konsumsinya.

3. Minat Preferensial

Yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang selalu memiliki preferensi utama pada produk yang telah dikonsumsinya, preferensi ini hanya dapat diganti bila terjadi sesuatu dengan produk referensinya.

4. Minat Eksploratif

(48)

37

PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) didirikan pada 27 Maret 1973

dengan nama Proyek ASDP Ferry yang berada di bawah naungan

Kementerian Perhubungan. Sejalan dengan perkembangan zaman dan

kebutuhan manusia yang semakin meningkat akan jasa penyeberangan,

kehadiran PT. ASDP Ferry mengalami perubahan nama menjadi Perum

ASDP berdasarkan PP No. 8 pada tahun 1986 yang selanjutnya diresmikan

menjadi PT. ASDP (Persero) pada tahun 1993.

Peralihan status Perum ASDP menjadi Perusahaan Perseroan menjadikan

ASDP memiliki peran yang besar yang diharapkan mampu bersaing dengan

perusahaan swasta maupun badan usaha milik negara lainnya tanpa

meninggalkan fungsinya sebagai penyedia penyeberangan perintis.

Transformasi ASDP yang semakin menunjukkan respon positif

menjadikan ASDP terus berkembang dengan pesat sehingga pada tanggal 5

Agustus 2008 PT. ASDP (Persero) melakukan penandatanganan Pakta

Integritas yang menandai diberlakukannya perubahan struktural Perseroan

yang disaksikan oleh Deputi Bidang Usaha Logistik dan Pariwisata

Kementerian Negara BUMN dan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK). Perubahan struktural ini diikuti juga dengan perubahan nama

dan logo dari PT. ASDP (Persero) menjadi PT. ASDP Indonesia Ferry

(49)

penunjang, revitalisasi dan investasi alat produksi, restrukturisasi total serta

rencana strategis bisnis.

Adapun perubahan ini merupakan bagian dari pelaksanaan program

transformasi bisnis yang memiliki tujuan untuk menjadikan ASDP sebagai

salah satu perusahaan BUMN yang dapat memberikan kontribusi bagi negara.

1. Visi

Menjadi perusahaan jasa pelabuhan dan penyeberangan yang terbaik

dan terbesar di tingkat regional, serta mampu memberikan nilai tambah

bagi stakeholders.

2. Misi

a. Menyediakan prasarana pelabuhan dan sarana kapal penyeberangan

yang tangguh sebagai pendukung dalam sistem logistik nasional.

b. Memiliki standar pelayanan internasional yang didukung oleh tenaga

profesional dan manajemen bisnis modern serta tata kelola perusahaan

yang baik.

c. Menguasai pangsa pasar nasional dan memperluas jaringan

operasional sampai ke tingkat regional untuk memaksimalkan

pertumbuhan dan keuntungan.

d. Memaksimalkan peran korporasi dan infrastruktur negara serta agen

pembangunan.

3. Multi Peran

a. Peran Utama

(50)

2) Memberikan deviden dan keuntungan melalui jasa angkutan

penyeberangan dan jasa pelabuhan.

3) Infrastruktur negara.

4) Menyediakan jaringan transportasi publik antar pulau (daerah

yang sudah dan sedang berkembang).

5) Agen pembangunan.

6) Menyediakan jaringan transportasi publik bagi wilayah pulau

terpencil (jauh) dan terluar (perbatasan) guna mempercepat

pembangunan dan membuka isolasi geografis.

b. Peran Pendukung

1) Penunjang kedaulatan NKRI.

2) Menyediakan jaringan transportasi untuk keperluan sosial-politik

negara dan pertahanan nasional melalui kunjungan reguler di

pulau.

3) Penunjang bantuan tanggap darurat.

4) Menyediakan angkutan dengan kapasitas besar, cepat, murah, dan

handal ke seluruh pelosok nusantara untuk kondisi darurat

nasional.

4. Nilai Inti dan Motto

a. Peduli

Memahami dan tanggap terhadap kebutuhan stakeholders dan lingkungan, termasuk mengantisipasi dinamika bisnis, berperilaku gesit,

(51)

b. Handal

Kesuksesan jangka panjang lebih penting daripada keuntungan

jangka pendek, selalu berusaha mencapai keunggulan dalam berbagai

aspek kinerja perusahaan dengan menempatkan kepuasan pelanggan

sebagai prioritas utama.

c. Terpercaya

Komitmen penuh terhadap pengelolaan perusahaan yang

mencerminkan konsistensi antara prinsip dan perilaku dan dengan

motto”We Bridge The Nation” atau “Bangga Menyatukan Nusantara”

insan ASDP Indonesia Ferry senantiasa bekerja keras dan cerdas,

menjaga komitmen dan kebanggaan untuk melayani kepentingan

pengguna jasa sekaligus kepentingan negara.

B. Profil Perusahaan

PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) yang beralamat di Jl. Jend.

Achmad Yani Kav. 52A Jakarta merupakan perusahaan jasa angkutan

penyeberangan dan pengelola pelabuhan penyeberangan untuk penumpang,

kendaraan dan barang. Fungsi utama perseroan adalah menyediakan akses

transportasi publik antar pulau yang bersebelahan serta menyatukan

pulau-pulau besar sekaligus menyediakan akses transportasi publik ke wilayah yang

belum memiliki penyeberangan guna mempercepat pembangunan. Berikut ini

(52)

Gambar 3.1

Logo PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero)

Sumber : PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero), 2017

C. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

Pada dasarnya sebuah perusahaan tidak bisa berdiri sendiri tanpa

bantuan dari tenaga-tenaga manusia. Hal ini disebabkan karena perusahaan

menghadapi pembatasan-pembatasan dalam mencapai visi dan misi. Untuk

itulah perlunya suatu wadah yang merupakan kumpulan dari orang-orang

yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu yang disebut

organisasi.

Organisasi pada dasarnya adalah kumpulan dari sekelompok orang

yang menetapkan tujuan tertentu dan bekerja sama untuk mencapai tujuan

tersebut. Organisasi sebagai alat untuk mencapai tujuan, dapat dilihat dari

dua segi yaitu sebagai wadah dan proses. Sebagai wadah, organisasi adalah

tempat dimana kegiatan manajemen dan operasional dilaksanakan.

Sedangkan organisasi sebagai proses memperhatikan dan menyoroti

hubungan antar anggota yang terlibat dalam organisasi dan bersifat dinamis.

Suatu organisasi perlu membentuk struktur organisasi dalam

perusahaan. Struktur organisasi adalah hubungan karyawan-karyawan dan

aktifitas mereka satu sama lain serta terhadap keseluruhan dimana setiap

(53)

jawab yang diberikan. Dengan terciptanya struktur organisasi maka akan

tampak jelas pembagian tugas kepada masing-masing karyawan organisasi

tersebut. Tugas yang diberikan kepada karyawan sesuai dengan kemampuan

dan kecakapan yang dimiliki agar pekerjaan yang diberikan oleh organisasi

atau perusahaan dapat berhasil dengan efektif dan efisien.

PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Pontianak memiliki

struktur organisasi yang dapat dilihat pada Gambar 3.2 berikut :

Gambar 3.2

PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Pontianak Struktur Organisasi

s

Sumber : PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero), 2017

Berikut ini uraian singkat mengenai pembagian fungsi dan tugas PT.

ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Pontianak :

1. Kepala Cabang

a. Fungsi

PIMPINAN CABANG

MANAJER SDM, UMUM & KEUANGAN MANAJER

OPERASIONAL

MANAJER PEMELIHARAAN

KASIR STAF

STAF SUPERVISOR

(54)

Membantu direksi dan memimpin cabang dalam pengelolaan dan

pengembangan kepengusahaan jasa kepelabuhan dan penyeberangan

di cabang.

b. Tugas Pokok

Mengorganisir dan mengendalikan kegiatan pengelolaan dan

pengembangan kepengusahaan jasa kepelabuhan dan penyeberangan

di cabang.

c. Rincian Tugas

1) Menyusun rencana dan anggaran cabang.

2) Mengorganisir kegiatan pengelolaan dan pengembangan

kepengusahaan jasa kepelabuhan penyeberangan cabang.

3) Melakukan pembinaan dan mengarahkan kegiatan-kegiatan di

cabang dalam rangka peningkatan kinerja.

4) Mengendalikan kegiatan operasional kapal dan pelabuhan,

pembangunan dan atau pemanfaatan lahan pelabuhan.

5) Melakukan koordinasi dengan Divisi/Biro terkait di Kantor

Pusat yang berhubungan dengan kegiatan kepengusahaan jasa

kepelabuhan dan penyeberangan.

6) Melakukan pembinaan terhadap SDM di cabang.

7) Melaksanakan kegiatan pemerintahan di penyeberangan.

8) Mendelegasikan tugas-tugas yang dapat dilaksanakan oleh

(55)

9) Melaporkan pelaksanaan kegiatan ke Kantor Pusat (Direksi)

secara periodik.

2. Manajer Operasional

a. Fungsi

Membantu kelancaran pelaksanaan tugas Pimpinan Cabang dalam

pelaksanaan tugas yang berhubungan dengan operasional pelabuhan

dan kapal, produksi jasa dan pendapatan di cabang serta pelaporan.

b. Tugas Pokok

Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan, mengawasi,

mengevaluasi serta menganalisis kegiatan operasional pelabuhan dan

kapal, produksi jasa dan pendapatan, kegiatan promosi serta

pelaporan.

c. Rincian Tugas

1) Pengadaan dan persediaan tiket terpadu ke Kantor Pusat.

2) Pencatatan persediaan dan pengeluaran/pendistribusian tiket

terpadu.

3) Produksi jasa dan pendapatan operasional pelabuhan dan kapal.

4) Pencatatan produksi jasa dan pendapatan operasional pelabuhan

dan kapal.

5) Sistem pelayaran penyeberangan dan pelabuhan, menampung

keluhan pelanggan.

6) Koordinasi dengan Manajer di cabang dan Nahkoda.

(56)

8) Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Pimpinan Cabang.

3. Supervisor

a. Fungsi

Membantu kelancaran pelaksanaan tugas Manajer Operasional

dalam kegiatan operasional kapal dan pelabuhan di lapangan serta

pelaporan.

b. Tugas Pokok

Mengkoordinir, melaksanakan, merencanakan dan mengevaluasi

kegiatan operasional kapal dan pelabuhan di lapangan.

c. Rincian Tugas

1) Penjualan tiket kendaraan, penumpang dan barang.

2) Pengawasan pelaksanaan kegiatan operasional di lapangan.

3) Melaporkan situasi dan kondisi lapangan selama bertugas dalam

shift.

4) Rekapitulasi produk/penjualan tiket (per shift).

5) Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Manajer Operasional

baik secara lisan atau tertulis.

4. Petugas Loket

a. Rincian Tugas

1) Menerima pesan dari kantor pusat Jakarta.

2) Melayani kepentingan yang berkaitan dengan kantor cabang.

3) Menyiapkan semua surat menyurat yang akan dikirim ke setiap

(57)

4) Melayani keperluan dari pihak luar/umum kepada kantor

cabang.

5. Nahkoda

a. Rincian Tugas

1) Mengatur seluruh kegiatan di kapal berdasarkan dari arahan

supervisor dan berdasarkan peraturan dari perusahaan.

2) Memiliki kewajiban untuk melaporkan seluruh kegiatan

operasional kapal kepada supervisor.

3) Memiliki kewajiban untuk melaoprkan setiap permasalahan

yang ada di kapal kepada supervisor.

4) Memiliki tanggung jawab sepenuhnya terhadap kapal apabila

supervisor tidak hadir di kapal. 6. Manajer Pemeliharaan

a. Fungsi

Membantu kelancaran pelaksanaan tugas Pimpinan Cabang dalam

hal yang berhubungan dengan pemeliharaan kapal dan pelabuhan

penyeberangan.

b. Tugas Pokok

Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan

mengevaluasi serta menganalisis kegiatan pemeliharaan kapal

beserta perlengkapannya, penyediaan dan pemeliharaan fasilitas

terminal dan peralatan pelabuhan, administrasi perkantoran serta

(58)

c. Rincian Tugas

1) Pemeliharaan kapal beserta perlengkapannya.

2) Koordinasi dengan mitra kerja/instansi yang berhubungan

dengan pelaksanaan pemeliharaan kapal dan pelabuhan.

3) Memantau pelaksanaan docking kapal.

4) Penyusunan rencana kerja cabang di bidang pemeliharaan.

5) Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Pimpinan Cabang.

7. Staf Manajer Pemeliharaan

a. Fungsi

Membantu kelancaran pelaksanaan tugas Manajer Pemeliharaan

dalam pelaksanaan tugas yang berhubungan dengan pemeliharaan

kapal dan perlengkapannya serta pelaporan.

b. Tugas Pokok

Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi

kegiatan pemeliharaan kapal, pengadaan dan perbaikan

perlengkapannya serta pelaporan.

c. Rincian Tugas

1) Pemeliharaan kapal serta perlengkapannya.

2) Permintaan pengadaan dan perbaikan suku cadang kapal.

3) Pengawasan pelaksanaan pemeliharaan kapal.

4) Penyusunan rencana kerja di bidang pemeliharaan kapal.

(59)

8. Manajer SDM dan UMUM

a. Fungsi

Membantu kelancaran pelaksanaan tugas/kegiatan manajemen SDM,

ketatausahaan, perlengkapan, kerumahtanggaan serta pelaporan.

b. Tugas Pokok

Mengkoordinir, merencanakan, mengevaluasi, menganalisis,

mengawasi dan melaksanakan kegiatan balas jasa, kedisiplinan,

kesejahteraan, keselamatan kerja, penempatan, kebutuhan serta data

karyawan, sistem administrasi perkantoran, ketertiban dan

kebersihan lingkungan kerja di cabang serta pelaporan.

c. Rincian Tugas

1) Pencatatan data karyawan.

2) Informasi manajemen SDM.

3) Kedisiplinan karyawan.

4) Penyiapan usulan penghapusan aset cabang.

5) Penyusunan rencana kerja di bidang SDM dan Umum.

6) Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Pimpinan Cabang.

9. Staf Manajer Sumber Daya Manusia

a. Fungsi

Membantu kelancaran pelaksanaan tugas Manajer SDM dan Umum

(60)

b. Tugas Pokok

Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi

kegiatan balas jasa, kesejahteraan, keselamatan kerja, penempatan,

kebutuhan, data karyawan, sistem informasi manajemen SDM,

kedisiplinan, dan perlengkapan kerja karyawan di cabang serta

pelaporan.

c. Rincian Tugas

1) Program kebutuhan/penempatan karyawan.

2) Pencatatan data karyawan.

3) Pelaksanaan sistem informasi manajemen SDM.

4) Penyusunan rencana kerja cabang di bidang SDM.

5) Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Manajer SDM dan

Umum.

10. Staf Manajer UMUM

a. Fungsi

Membantu kelancaran pelaksanaan tugas Manajer SDM dan

Umum dalam pelaksanaan tugas ketatausahaan, ketertiban,

perlengkapan serta kerumahtanggaan di cabang serta pelaporan.

b. Tugas Pokok

Gambar

Tabel 1.1 KMP Merawan I Lintasan Parit Sarim-Sungai Nipah
Tabel 1.3 KMP Merawan I Lintasan Parit Sarim-Sungai Nipah
Tabel 1.4 KMP Merawan I Lintasan Parit Sarim-Sungai Nipah
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
+7

Referensi

Dokumen terkait