• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS MAKALAH IPA LIMBAH PADA HOTEL Grand Hyatt. DUSUN OLEH: Muhammad Muqmin Taba KELAS: XI Resto II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS MAKALAH IPA LIMBAH PADA HOTEL Grand Hyatt. DUSUN OLEH: Muhammad Muqmin Taba KELAS: XI Resto II"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MAKALAH IPA

LIMBAH PADA HOTEL

Grand Hyatt

DUSUN OLEH:

Muhammad Muqmin Taba

KELAS: XI – Resto II

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

(SMK NEGERI 38 JAKARTA)

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa saya telah

menyelesaikan tugas mata pelajaran IPA dengan membahas tentang limbah

dalam bentuk makalah.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang saya

hadapi. Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi

ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga

kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1.

pak guru bidang studi IPA yang telah memberikan tugas, petunjuk,

kepada saya sehingga saya termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.

2. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi

berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai.

Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi

pihak yang membutuhkan, khususnya bagi saya sehingga tujuan yang

(3)

DAFTAR ISI

i.

Kata pengantar………. 1

ii.

Daftar isi……….. 2

1.

Teori tentang limbah……….... 3

Pengertian limbah……….. 3

Pengelompokan limbah berdasarkan jenis senyawanya…….... 3

Pengelompokan limbah berdasarkan wujudnya……….... 4

Pengelompokan limbah berdasarkan sumbernya……….. 5

Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)………... 5

Cara – cara penanganan limbah……….... 5

Penanganan limbah cair……….... 5

Penanganan limbah padat………. 6

Penanganan limbah gas……… 6

Penanganan limbah B3………. 9

2.

Hasil pengamatan………. 10

Profile tentang perusahaan………. 10

Jenis limbah yang dihasilkan……….. 11

Cara penanganan limbah yg dilakukan………... 11

3.

Pembahasan……….. 11

4.

Kesimpulan………... 11

5.

Penutup………. 12

6.

Daftar pustaka………... 13

2

(4)

PENGERTIAN LIMBAH

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis

limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya

PENGELOMPOKAN LIMBAH BERDASARKAN

SENYAWANYA

Pertama : Limbah Organik

Limbah organik memiliki defenisi berbeda yang penggunaannya dapat disesuaikan dengan tujuan penggolongannya. Berdasarkan pengertian secara kimiawi limbah organik merupakan segala limbah yang mengandung unsure karbon (C), sehingga meliputi limbah dari mahluk hidup (misalnya kotoran hewan dan manusia, sisa makanan, dan sisa-sisa tumbuhan mati), kertas, plastic, dan karet. Namun, secara teknis sebagian besar orang mendefinisikan limbah organic sebagai limbah yang hanya berasal dari mahluk hidup (alami) dan sifatnya mudah busuk. Artinya, bahan-bahan organic alami namun sulit membusuk/terurai, seperti kertas, dan bahan organic sintetik (buatan) yang juga sulit membusuk/terurai, seperti plastik dan karet, tidak termasuk dalam limbah organic. Hal ini berlaku terutama ketika orang memisahkan limbah padat (sampah) di tempat

pembuangan sampah untuk keperluan pengolahan limbah.

Limbah organic yang berasal dari mahluk hidup mudah membusuk karena pada mahluk hidup terdapat unsure karbon (C) dalam bentuk gula (karbohidrat) yang rantai kimianya relative sederhana sehingga dapat dijadikan sumber nutrisi bagi mikroorganisme, seperti bakteri dan jamur. Hasil pembusukan limbah organic oleh mikroorganisme sebagian besar adalah berupa gas metan (CH4) yang juga dapat menimbulkan permasalahan

lingkungan.

Kedua : Limbah Anorganik

Berdasarkan pengertian secara kimiawi, limbah organik meliputi limbah-limbah yang tidak mengandung unsur karbon, seperti logam (misalnya besi dari mobil bekas atau perkakas, dan aluminium dari kaleng bekas atau peralatan rumah tangga), kaca, dan pupuk anorganik (misalnya yang mengandung unsur nitrogen dan fosfor). Limbah-limbah ini tidak memiliki unsur karbon sehingga tidak dapat diurai oleh mikroorganisme. Seperti halnya limbah organik, pengertian limbah organik yang sering diterapkan di lapangan umumnya limbah anorganik dalam bentuk padat (sampah). Agak sedikit berbeda dengan pengertian di atas secara teknis, limbah anorganik didefinisikan sebagai segala limbah yang tidak dapat atau sulit terurai/busuk secara alami oleh mikroorganisme pengurai. Dalam hal ini, bahan organik seperti plastic, kertas, dan karet juga dikelompokkan sebagai limbah anorganik. Bahan-bahan tersebut sulit diurai oleh mikroorganisme sebab unsure karbonnya membentuk rantai kimia yang kompleks dan panjang (polimer).

(5)

PENGELOMPOKAN LIMBAH BERDASARKAN

WUJUDNYA

Pertama : Limbah Cair

Limbah cair adalah segala jenis limbah yang berwujud cairan, berupa air beserta bahan-bahan buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air

Limbah cair diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu :

a)Limbah cair domestic (domestic wastewater) yaitu limbah cair hasil buangan dari rumahtangga, bangunan perdagangan, perkantoran, dan sarana sejenis. Misalnya air deterjen sisa cucian, air sabun, tinja

b) Limbah cair industry (industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan industry. Misalnya air sisa cucian daging, buah, sayur dari industry pengolahan makanan dan sisa dari pewarnaan kain/bahan dari industry tekstil

c)Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang berasal dari berbagai sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah cair melalui rembesan ke dalam tanah atau melalui luapan dari permukaan.

d) Air Hujan (strom water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan di atas permukaan tanah.

Kedua : Limbah Padat

Merupakan limbah yang terbanyak dilingkungan. Biasanya limbah padat disebut sebagai sampah. Klasifikasi limbah padat (sampah) menurut istilah teknis ada 6 kelompok, yaitu : Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi basah, berupa bahan-bahan organik yang mudah busuk

Sampah anorganik dan organik tak membusuk (rubbish), yaitu limbah padat anorganik atau organik cukup kering yang sulit terurai oleh mikroorganisme, sehingga sulit membusuk, misalnya kertas, plastic, kaca dan logam.

Sampah abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya hasil pembakaran. Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua limbah yang berupa bangkai binatang.

Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil sapuan jalanan yang berisi berbagai sampah yang tersebar di jalanan

Sampah industry (industrial waste), semua limbah padat buangan industry

Ketiga : Limbah Gas

Jenis limbah gas yang berada di udara terdiri dari bermacam-macam senyawa kimia. Misalnya, karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), Nitrogen oksida (NOx),

Sulfur dioksida (SOx), asam klorida (HCl), Amonia (NH3), Metan (CH4), Klorin (Cl2).

Limbah gas yang dibuang ke udara biasanya mengandung partikel-partikel bahan padatan, disebut materi partikulat.

(6)

PENGELOMPOKAN LIMBAH BERDASARKAN

SUMBERNYA

Limbah domestic, adalah limbah yang berasal dari kegiatan pemukiman penduduk Limbah industry, merupakan buangan hasil proses industri

Limbah pertanian, berasal dari daerah pertanian atau perkebunan Limbah pertambangan, berasal dari kegiatan pertambangan

LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

Limbah B3 adalah zat atau bahan yang mengandung satu atau lebih senyawa : • Mudah meledak (explosive)

• Pengoksidasi (oxidizing)

• Amat sangat mudah terbakar (extremely flammable) • Sangat mudah terbakar (highly flammable)

• Mudah terbakar (flammable)

• Amat sangat beracun (extremely toxic) • Sangat beracun (highly toxic)

• Beracun (moderately toxic) • Berbahaya (harmful) • Korosif (corrosive)

• Bersifat mengiritasi (irritant)

• Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment) • Karsinogenik, dapat menyebabkan kanker

• Teratogenik, dapat menyebabkan kecacatan janin • Mutagenic, dapat menyebabkan mutasi (mutagenic)

CARA – CARA PENANGANAN LIMBAH

PENANGANAN LIMBAH CAIR

Proses penanganan Limbah Cair pada prinsipnya terdiri dari tiga tahap yaitu : Primer : utk memisahkan air

buangan dg padatan

Sekunder : Penyaringan lanjutan dan lumpur aktif

Tersier : proses biologis, adsorbsi, destilasi, dll

(7)

PENANGANAN LIMBAH PADAT

Limbah padat berupa sampah baik sampahh dari rumah tangga maupun industri dilaksanakan berdasarkan hierarki pengelolaan sampah sehinga mengurangi jumlah sampah secara signifikan mulai dari sumbernya sampai ke tempat pembuangan akhir. Hierarki pengelolaan sampah tersebut adalah :

• Reduce, minimisasi sampah dari sumber; • Reuse, memanfaatkan kembali sampah;

• Recovery, melakukan upaya untuk perolehan kembali bahan-bahan yang berguna; • Recycle, melakukan pemrosesan sehingga menghasilkan produk lainnya;

Pengolahan sampah dengan memenuhi persyaratan lingkungan contohnya insinerator; Penimbunan sampah di TPA yang ramah lingkungan.

Penanganan limbah padat dari ternak akan spesifik pada jenis/spesies, jumlah ternak, tatalaksana pemeliharaan, areal tanah yang tersedia untuk penanganan limbah dan target penggunaan limbah.

Penanganan limbah padat dapat diolah menjadi kompos, yaitu dengan menyimpan atau menumpuknya, kemudian diaduk-aduk atau dibalik-balik. Perlakuan pembalikan ini akan mempercepat proses pematangan serta dapat meningkatkan kualitas kompos yang

dihasilkan. Setelah itu dilakukan pengeringan untuk beberapa waktu sampai kira-kira terlihat kering.

PENANGANAN LIMBAH GAS

Pengendalian pencemaran udara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pengendalian pada sumber pencemar dan pengenceran limbah gas. Pengendalian pada sumber pencemar merupakan metode yang lebih efektif karena hal tersebut dapat mengurangi keseluruhan limbah gas yang akan diproses dan yang pada akhirnya dibuang ke

lingkungan. Di dalam sebuah pabrik kimia, pengendalian pencemaran udara terdiri dari dua bagian yaitu penanggulangan emisi debu dan penanggulangan emisi senyawa pencemar.

Alat-alat pemisah debu bertujuan untuk memisahkan debu dari alirah gas buang. Debu dapat ditemui dalam berbagai ukuran, bentuk, komposisi kimia, densitas, daya kohesi, dan sifat higroskopik yang berbeda. Maka dari itu, pemilihan alat pemisah debu yang tepat berkaitan dengan tujuan akhir pengolahan dan juga aspek ekonomis. Secara umum alat pemisah debu dapat diklasifikasikan menurut prinsip kerjanya:

Pemisah Brown

Alat pemisah debu yang bekerja dengan prinsip ini menerapkan prinsip gerak partikel menurut Brown. Alat ini dapat memisahkan debu dengan rentang ukuran 0,01 – 0,05 mikron. Alat yang dipatenkan dibentuk oleh susunan filamen gelas denga jarak antar filamen yang lebih kecil dari lintasan bebas rata-rata partikel.

Penapisan

(8)

Deretan penapis atau filter bag akan dapat menghilangkan debu hingga 0,1 mikron. Susunan penapis ini dapat digunakan untuk gas buang yang mengandung minyak atau debu higroskopik.

Electrostatic Precipitator

Pengendap elektrostatik

Alat ini mengalirkan tegangan yang tinggi dan dikenakan pada aliran gas yang berkecepatan rendah. Debu yang telah menempel dapat dihilangkan secara beraturan dengan cara getaran. Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan pengendap

elektrostatik ini ialah didapatkannya debu yang kering dengan ukuran rentang 0,2 – 0,5 mikron. Secara teoritik seharusnya partikel yang terkumpulkan tidak memiliki batas minimum.

Pengumpul sentrifugal

Pemisahan debu dari aliran gas didasarkan pada gaya sentrifugal yang dibangkitkan oleh bentuk saluran masuk alat. Gaya ini melemparkan partikel ke dinding dan gas berputar (vortex) sehingga debu akan menempel di dinding serta terkumpul pada dasar alat. Alat yang menggunakan prinsip ini digunakan untuk pemisahan partikel dengan rentang ukuran diameter hingga 10 mikron lebih.

Pemisah inersia

Pemisah ini bekerja atas gaya inersia yang dimiliki oleh partikel dalam aliran gas.

Pemisah ini menggunakan susunan penyekat sehingga partikel akan bertumbukan dengan penyekat dan akan dipisahkan dari aliran fasa gas. Alat yang bekerja berdasarkan prinsip inersia ini bekerja dengan baik untuk partikel yang berukuran hingga 5 mikron.

Pengendapan dengan gravitasi

Alat yang bekerja dengan prinsip ini memanfaatkan perbedaan gaya gravitasi dan kecepatan yang dialami oleh partikel. Alat ini akan bekerja dengan baik untuk partikel dengan ukuran yang lebih besar dari 40 mikron dan tidak digunakan sebagi pemisah debu tingkat akhir.

Di industri, terdapat juga beberapa alat yang dapat memisahkan debu dan gas secara bersamaan (simultan). Alat-alat tersebut memanfaatkan sifat-sifat fisik debu sekaligus sifat gas yang dapat terlarut dalam cairan. Beberapa metoda umum yang dapat digunakan untuk pemisahan secara simultan ialah:

(9)

Irrigated Cyclone Scrubber

Menara percik

Prinsip kerja menara percik ialah mengkontakkan aliran gas yang berkecepatan rendah dengan aliran air yang bertekanan tinggi dalam bentuk butiran. Alat ini merupakan alat yang relatif sederhana dengan kemampuan penghilangan sedang (moderate). Menara percik mampu mengurangi kandungan debu dengan rentang ukuran diameter 10-20 mikron dan gas yang larut dalam air.

Siklon basah

Modifikasi dari siklon ini dapat menangani gas yang berputar lewat percikan air. Butiran air yang mendandung partikel dan gas yang terlarut akan dipisahkan dengan aliran gas utama atas dasar gaya sentrifugal. Slurry dikumpulkan di bagian bawah siklon. Siklon jenis ini lebih baik daripada menara percik. Rentang ukuran debu yang dapat dipisahkan ialah antara 3 – 5 mikron.

Pemisah venturi

Metode pemisahan venturi didasarkan atas kecepatan gas yang tinggi pada bagian yang disempitkan dan kemudan gas akan bersentuhan dengan butir air yang dimasukkan di daerah sempit tersebut. Alat ini dapat memisahakan partikel hingga ukuran 0,1 mikron dan gas yang larut di dalam air.

Tumbukan orifice plate

Alat ini disusun oleh piringan yang berlubang dan gas yang lewat orifis ini membentur lapisan air hingga membentuk percikan air. Percikan ini akan bertumbukkan dengan penyekat dan air akan menyerap gas serta mengikat debu. Ukuran partikel paling kecil yang dapat diserap ialah 1 mikron.

Menara dengan packing

Prinsip penyerapan gas dilakukan dengan cara mengkontakkan cairan dan gas di antara packing. Aliran gas dan cairan dapat mengalir secara co-current, counter-current, ataupun cross-current. Ukuran debu yang dapat diserap ialah debu yang berdiameter lebih dari 10 mikron.

(10)

Pencuci dengan pengintian

Prinsip yang diterapkan adalah pertumbuhan inti dengan kondensasi dan partikel yang dapat ditangani ialah partikel yang berdiameter hingga 0,01 mikron serta dikumpulkan pada permnukaan filamen.

Pembentur turbulen

Pembentur turben pada dasarnya ialah penyerapan partikel dengan cara mengalirkan aliran gas lewat cairan yang berisi bola-bola pejal. Partikel dapat dipisahan dari aliran gas karena bertumbukkan dengan bola-bola tersebut. Efisiensi penyerapan gas bergantung pada jumlah tahap yang digunakan.

Pemilihan Teknologi

Teknologi pengendalian harus dikaji secara seksama agar penggunaan alat tidak berlebihan dan kinerja yang diajukan oleh pembuat alat dapat dicapai dan memenuhi persyaratan perlindungan lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan teknologi pengendalian dan rancangan sistemnya ialah:

watak gas buang atau efluen

tingkat pengurangan limbah yang dibutuhkan teknologi komponen alat pengendalian pencemaran

kemungkinan perolehan senyawa pencemar yang bernilai ekonomi

Industri-industri di Indonesia terutama industri milik negara telah menerapakan sistem pengendalian pencemaran udara dan sistem ini terutama dikaitkan dengan proses produksi serta penanggulangan pencemaran debu.

PENANGANAN LIMBAH B3

Lokasi pengolahan

Pengolahan B3 dapat dilakukan di dalam lokasi penghasil limbah atau di luar lokasi penghasil limbah. Syarat lokasi pengolahan di dalam area penghasil harus:

• daerah bebas banjir;

• jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter; • Syarat lokasi pengolahan di luar area penghasil harus: • daerah bebas banjir;

• jarak dengan jalan utama/tol minimum 150 m atau 50 m untuk jalan lainnya; • jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas umum minimum 300 m; • jarak dengan wilayah perairan dan sumur penduduk minimum 300 m;

• dan jarak dengan wilayah terlindungi (spt: cagar alam,hutan lindung) minimum 300 m.

Fasilitas pengolahan

Fasilitas pengolahan harus menerapkan sistem operasi, meliputi: • sistem kemanan fasilitas;

• sistem pencegahan terhadap kebakaran; • sistem pencegahan terhadap kebakaran; • sistem penanggulangan keadaan darurat; • sistem pengujian peralatan;

(11)

Keseluruhan sistem tersebut harus terintegrasi dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pengolahan limbah B3 mengingat jenis limbah yang ditangani adalah limbah yang dalam volume kecil pun berdampak besar terhadap lingkungan.

Penanganan limbah B3 sebelum diolah

Setiap limbah B3 harus diidentifikasi dan dilakukan uji analisis kandungan guna

menetapkan prosedur yang tepat dalam pengolahan limbah tersebut. Setelah uji analisis kandungan dilaksanakan, barulah dapat ditentukan metode yang tepat guna pengolahan limbah tersebut sesuai dengan karakteristik dan kandungan limbah.

Pengolahan limbah B3

Jenis perlakuan terhadap limbah B3 tergantung dari karakteristik dan kandungan limbah. Perlakuan limbah B3 untuk pengolahan dapat dilakukan dengan proses sbb:

• proses secara kimia, meliputi: redoks, elektrolisa, netralisasi, pengendapan, stabilisasi, adsorpsi, penukaran ion dan pirolisa.

• proses secara fisika, meliputi: pembersihan gas, pemisahan cairan dan penyisihan komponen-komponen spesifik dengan metode kristalisasi, dialisa, osmosis balik, dll.

• proses stabilisas/solidifikasi, dengan tujuan untuk mengurangi potensi racun dan kandungan limbah B3 dengan cara membatasi daya larut, penyebaran, dan daya racun sebelum limbah dibuang ke tempat penimbunan akhir

• proses insinerasi, dengan cara melakukan pembakaran materi limbah menggunakan alat khusus insinerator dengan efisiensi pembakaran harus

mencapai 99,99% atau lebih. Artinya, jika suatu materi limbah B3 ingin dibakar (insinerasi) dengan berat 100 kg, maka abu sisa pembakaran tidak boleh melebihi 0,01 kg atau 10 gr

Tidak keseluruhan proses harus dilakukan terhadap satu jenis limbah B3, tetapi proses dipilih berdasarkan cara terbaik melakukan pengolahan sesuai dengan jenis dan materi limbah.

HASIL PENGAMATAN

PROFILE PERUSAHAAN

Grand Hyatt Jakarta Merupakan salah satu hotel bertaraf Internasional yang terletak di pusat kota Jakarta. Berdekatan dengan lokasi Plaza Indonesia, EX Plaza dan Sarinah Plaza, akan sangat cocok jika Anda gemar berbelanja.

Konsep penginapan yang elegan membuat nilai lebih hotel bintang lima ini, sertarestoran yang menyajikan berbagai hidangan khas Nusantara maupun Internasional. Fasilitas yang diberikan sudah tidak perlu diragukan lagi, seperti Kolam Renang, Ballroom, Resto, Cafe, Lounge, Gym dan lain-lain.

Jarak dengan Bandara International Soekarno-Hatta sekitar 30 menit, tersedia Shuttle bagi Anda yang ingin cepat sampai ke tempat tersebut, dengan stasiun Gambir sekitar 7 menit. Hotel ini terletak di kawasan yang cukup padat setiap harinya, di mana selalu terjadi kemacetan saat pagi dan sore hari. Lahan parkir yang tersedia sangat luas, disertai dengan layanan Valet Parking, Sebagai alternatif Anda bisa memilih Hotel Nikko Jakarta yang terletak di sekitar lokasi dan mempunyai fasilitas yang tidak jauh berbeda.

(12)

JENIS LIMBAH YANG DIHASILKAN

Jenis limbah yang dihasilkan bisa berupa cair seperti bahan – bahan kimia dan sejenisnya juga bisa berupa padat sperti sampah – sampah dari tamu ataupun restaurant

CARA PENANGANAN LIMBAH YANG DILAKUKAN

Limbah dikumpulkan dalam satu plastic yang selanjutnya di bawa ke tempat pembuangan sampah yang pada akhirnya di angkut menggunakan truk pengangkut sampah

PEMBAHASAN

KOMENTAR & SARAN

Saya tidak mengetahui lebih lanjut bagaimana perusahaan tersebut mengelolah limbah yang telah di hasilkan tapi dari apa yang saya lihat, menurut saya cara tersebut sudah cukup sesuai. Saran saya, cobalah untuk memperbaiki jika ada kekurangan dalam pengolahan sampah/limbah tersebut

KESIMPULAN

Dari makalah tersebut terdapat kesimpulan bahwa limbah memang tidak bisa dihindari tetapi kita dapat mengolah limbah tersebut untuk kebaikan lingkungan dan juga untuk kelangsungan hidup manusia, oleh sebab itu maka cobalah jangan menggangap sepele jika terdapat sampah yang berserakan karena itu sudah termasuk limbah

(13)

KATA PENUTUP

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

bimbingan dan rahmatnya selama saya menyusun makalah ini.

Dengan tersusunnya makalah ini berarti telah terpenuhi sebagai tugas

penulis dalam rangka menambah nilai tugas di SMKN 38 ....

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih belum

sempurna dan masih banyak kekurangan-kekuranan. Namun berkat

bimbingan dan pengarahan Bapak/Ibu guru serta beberapa pihak maka saya

dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Untuk ini pada kesempatan ini tak lupa saya mohon maaf yang

sebesar-besarnya bila dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna.

Dan akhirnya saya berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi

pembaca dan SMKN 38 ....

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Pengertian limbah; http://id.wikipedia.org

Pengelompokan limbah berdasarkan senyawanya; http://meetabied.wordpress.com Pengelompokan limbah berdasarkan wujudnya; http://meetabied.wordpress.com Pengelompokan limbah berdasarkan sumbernya; http://meetabied.wordpress.com Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3); http://meetabied.wordpress.com Penanganan limbah cair; http://www.slideshare.net

Penanganan limbah padat; http://id.answers.yahoo.com Penanganan limbah gas; http://saebox.com

Referensi

Dokumen terkait

Menerima Dokumen yang telah ditandatangani Bupati Surat Pengantar Draft Dokumen Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD).. 5 menit Dokumen Status Lingkungan Hidup Daerah

Sebagai salah satu bahan pelapis kitosan mampu dikombinasikan dengan zat yang bermanfaat seperti antioksidan dan senyawa bioaktif lainnya yang berasal dari bahan

Dalam kondisi seperti itu, kenaikan upah akan menurunkan daya saing jika tidak disertai dengan peningkatan produktivitas pekerja, sehingga pengendalian dan peningkatan mutu

KI-3 (Pengetahuan) (Pengetahuan) : : Memahami, Memahami, menerapkan, menerapkan, menganalisis, menganalisis, dan dan mengevaluasi mengevaluasi tentang tentang

Manfaat yang dapat diharapkan dan diperoleh dari penulisan ini adalah mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajarannya pada siswa dapat meningkatkan target nilai

Hasil analisis kelayakan pembesaran ikan lele dengan modal pinjam pada Bank dinyatakan layak, terbukti dengan nilai NPV lebih besar dari nol yaitu sebesar Rp

Tabungan kelompok bersama-sama dengan tabungan wajib mingguan (bersifat individual) dinamakan “dana kelompok”. Dana kelompok yang dapat dipinjam oleh kelompok atau individu

antara Nabi-nabi hanyalah dalam masalah sekunder  Nabi Ulul `Azmi  Nabi pembawa syari`at  Nabi penda`wah.. o Bertanya dan berdiskusi o