• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM AKSI PENGEMBANGAN PERBIBITAN TERNAK KERBAU MELALUI PENGUATAN MODAL USAHA KELOMPOK (PMUK) DI KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM AKSI PENGEMBANGAN PERBIBITAN TERNAK KERBAU MELALUI PENGUATAN MODAL USAHA KELOMPOK (PMUK) DI KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM AKSI PENGEMBANGAN PERBIBITAN TERNAK

KERBAU MELALUI PENGUATAN MODAL USAHA

KELOMPOK (PMUK) DI KABUPATEN BREBES,

JAWA TENGAH

NONO SETYAWAN

Dinas Peternakan Kabupaten Brebes

PENDAHULUAN

Pembangunan peternakan merupakan pembangunan salah satu subsektor pada sektor pertanian yang strategis dalam upaya memantapkan ketahanan pangan dan mencerdaskan bangsa. Sebagai subsektor yang berperan sangat besar dalam ketahanan pangan, salah satu masalah pokok yang dihadapi subsektor peternakan adalah penyediaan bahan pangan asal ternak untuk memenuhi konsumsi protein hewani yang saat ini masih tergolong rendah yaitu 5,1 gram per kapita per hari setara dengan konsumsi daging 7,7 kilogram, telur 4,7 kilogram dan susu 7,5 kilogram per kapita per tahun.

Subsektor peternakan diharapkan mampu menjawab tantangan dan tuntutan bukan hanya dari dalam negeri akan tetapi juga internasional dengan menekankan kepada upaya-upaya debirokratisasi, deregulasi dan penataan kelembagaan. Sejalan dengan hal tersebut, maka langkah-langkah pembaharuan dalam pembanguan subsektor peternakan yang perlu dilakukan mencakup aspek kebijakan, kelembagaan, program dan pembangunan sumber daya manusia. Seluruh aspek tersebut seyogyanya dapat terkoordinasikan dan terintegrasi serta sinkron antara pusat dan daerah.

Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan peternakan adalah melalui peningkatan produktifitas ternak. Untuk itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Brebes (Kantor Peternakan) bekerja sama dengan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah, telah melakukan identifikasi dan standarisasi potensi ternak kerbau yang dipandang mampu mendukung ketersediaan sumber protein hewani tersebut. Sedangkan dari Pemerintah Pusat (Direktorat Jenderal Peternakan) adalah mendukung pendanaan melalui program pengembangan perbibitan ternak kerbau lokal

dengan kegiatan Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK) yang sesuai dengan situasi dan kondisi wilayah Kabupaten Brebes.

Kondisi umum yang terjadi pada usaha perbibitan ternak kerbau lokal di Kabupaten Brebes sebagai berikut :

1. Struktur usaha yang bersifat dispersal yang melibatkan produsen sarana produksi, produsen sarana hasil/petani, pedagang hasil peternakan dan pengolahan hasil. Masing-masing pelaku usaha menjalankan usahanya sendiri-sendiri dan tidak ada kaitan institusional di antara mereka. Keterkaitan di antara pelaku hanya terbentuk melalui harga, akibatnya yang kuat akan dominan dalam pembentukan harga. Struktur usaha yang demikian tidak kondusif bagi pengembangan usaha perbibitan ternak yang berkelanjutan.

2. Skala pemeliharaan yang relatif kecil. 3. Ketergantungan yang tinggi terhadap

permodalan.

4. Keterbatasan pengelolaan pascapanen dan pemasaran mengakibatkan posisi tawar petani dalam pembentukan harga yang pada umumnya lemah.

5. Keterbatasan jaringan informasi pasar yang dapat diakses dengan mudah oleh petani. Kabupaten Brebes termasuk dalam Provinsi Jawa Tengah dan merupakan salah satu Kabupaten yang cukup potensial dalam pengembangan peternakan kerbau. Sehingga dalam Lokakarya Nasional Perbibitan dan Pengembangan Ternak Kerbau di Indonesia yang diselenggarakan pada tanggal 4 - 5 Agustus 2006 di Kabupaten Sumbawa Provinsi NTB, Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari 15 kabupaten se-Indonesia yang ditetapkan sebagai pusat perbibitan dan pengembangan ternak kerbau di Indonesia. Secara administratif Kabupaten Brebes terbagi

(2)

dalam 17 Kecamatan dengan 292 Desa dan 5 Kelurahan.

Adapun potensi populasi ternak kerbau terdapat di wilayah Kecamatan Brebes, Songgom, Tonjong, Bantarkawung dan Salem. Populasi kerbau dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan yang cukup drastis. Tahun 2005 tercatat 8.435 ekor dibandingkan tahun 1995 tercatat 15.587 ekor. Hal ini disebabkan antara lain tingginya penjualan dan pemotongan ternak. Berdasarkan kondisi di lapangan kecenderungan populasi dan keunggulan yang dimiliki ternak kerbau menurun, maka dipandang sangat perlu untuk pengembangan di Kabupaten Brebes. Data populasi ternak kerbau di Kabupaten Brebes selama 5 tahun terakhir sampai dengan bulan Juni 2006, adalah sebagaimana tertera dalam Tabel 1.

PELAKSANAAN KEGIATAN

Pada tahun 1982 – 1985 Direktorat Jenderal Peternakan melakukan Demplot Inseminasi Buatan pada ternak Kerbau di Kabupaten Brebes dengan menggunakan semen beku kerbau Murrah yang diproduksi oleh BIB Lembang, upaya ini telah menampakan hasil yang cukup menggembirakan namun karena keterbatasan dana maka kegiatan tersebut tidak dapat berlanjut dan hanya dapat menghasilkan F2 Kerbau Murrah.

Tahun 1987/1988 melalui anggaran APBD Kabupaten Brebes telah dilaksanakan pengadaan kerbau Murrah dari Medan sebanyak 2 ekor pejantan dan 10 ekor betina, ternak ini dikembangkan di wilayah Kecamatan Brebes, Larangan dan Jatibarang, dampak dari penyebaran ini cukup menggembirakan dengan banyaknya kelahiran F1 maupun F2 hasil persilangan antara kerbau lokal dengan kerbau Murrah.

Perlu diinformasikan bahwa hasil keturunan F1 maupun F2 perkembangan/ pertumbuhan badan cukup pesat dibandingkan dengan kerbau lokal akan tetapi hasil Inseminasi Buatan tidak dapat dipertahankan mengingat kebutuhan ekonomi peternak, serta terdesaknya lahan penggembalaan sehingga banyak ternak kerbau yang dijual.

Tahun 1995 – 1997 Kabupaten Brebes mendapat bantuan dari Direktorat Jenderal

Peternakan yang bekerjasama dengan FAO yaitu kegiatan peningkatan produktifitas melalui pengembangan teknologi pakan antara lain Teknologi Urea Jerami (Umi), Urea Tetes Jerami (Utemi) dan Urea Mollases Mineral Block (UMMB)

Tahun anggaran 2007 melalui dukungan dana APBN-P 2006, Pemerintah Daerah (Kantor Peternakan Kabupaten Brebes) mengupayakan kegiatan untuk peningkatan produktivitas ternak kerbau dalam rangka mendukung program nasional swasembada daging tahun 2010 antara lain mengupayakan terbentuknya Village Breeding Centre (VBC) Pembibitan Ternak Kerbau sebagai upaya pelestarian sumber daya hayati

Rencana dan Strategi

Strategi pengembangan peternakan di Kabupaten Brebes secara umum diarahkan pada orientasi agribisnis secara menyeluruh dan optimalisasi pemanfaatan, pengelolaan sumber daya peternakan dan orientasi pasar yang dilakukan dengan pendekatan :

1. Pengembangan sumberdaya manusia peternakan

Kebijakan pengembangan sumber daya manusia peternakan dilaksanakan dengan mengidentifikasi jumlah dan kualitas sumber daya manusia yang ada dan diarahkan kepada peningkatan kesadaran dan rasa percaya diri melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan. Sebagai implikasinya diharapkan dapat meningkatkan pendapatan, kesejahteraan dan status sosial.

Kebijakan ini ditempuh untuk mempercepat pencapaian sasaran terciptanya peternak yang menguasai pengetahuan dan ketrampilan serta terciptanya kelembagaan peternak yang dinamis. Disamping itu untuk mencapai peningkatan kualitas kinerja aparat peternakan.

2. Peningkatan pelayanan bidang peternakan

Kebijakan peningkatan pelayanan bidang peternakan dimaksudkan untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dengan memanfaatkan secara optimal sarana dan prasarana yang ada.

(3)

Tabel 1. Populasi kerbau tahun 2002-2006 di Kabupaten Brebes Propinsi Jawa Tengah

Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006

Kecamatan

Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah

Salem 532 1.671 2.203 513 1.651 2.164 560 1.592 2.152 557 1.585 2.142 398 1.248 1.646 Bantarkawung 758 2.381 3.139 735 2.321 3.056 722 2.308 3.030 659 2.301 2.960 801 2.088 2.889 Bumiayu 352 1.105 1.457 361 1.095 1.456 348 1.082 1.430 335 998 1.333 198 620 818 Paguyangan 125 392 517 115 381 496 115 365 480 112 356 468 110 347 457 Sirampog 116 366 482 96 366 462 83 353 436 82 350 432 96 302 398 Tonjong 510 1.601 2.111 497 1.601 2.098 484 1.588 2.072 475 1.560 2.035 357 693 1.050 Larangan 265 836 1.101 245 826 1.071 232 813 1.045 232 805 1.037 129 407 536 Ketanggungan 206 648 854 193 635 828 180 622 802 174 612 786 78 243 321 Banjarharjo 120 375 495 104 372 476 91 349 440 92 348 440 98 307 405 Losari 61 192 253 37 176 213 24 163 187 24 161 185 16 50 66 Tanjung 29 90 119 31 103 134 31 77 108 25 72 97 7 22 29 Kersana 16 49 65 12 52 64 12 26 38 9 24 33 11 35 46 Bulakamba 49 154 203 57 161 218 44 148 192 45 137 182 18 58 76 Wanasari 19 63 82 17 55 72 17 29 46 17 25 42 11 34 45 Songgom 174 548 722 154 548 702 141 535 676 92 520 612 70 221 291 Jatibarang 37 116 153 33 110 143 20 97 117 15 94 109 18 56 74 Brebes 222 699 921 201 673 874 188 660 848 76 535 611 124 175 299 Jumlah 3.591 11.286 14.877 3.401 11.126 14.527 3.292 10.807 14.099 3.021 10.483 13.504 2.540 6.906 9.446

(4)

Tabel 2. Rencana usulan kegiatan pengembangan kerbau di Kabupaten Brebes

No Kegiatan Unit/ Harga Jumlah

Satuan Satuan Biaya

(Rp) (Rp)

1 Ternak : 254.500.000

- Kerbau Betina 51 ekor 4.500.000 229.500.000 - Kerbau Pejantan 5 ekor 5.000.000 25.000.000 2 Biaya Bahan Obat-obatan : 1 paket 7.636.000 7.636.000

3 Anting ternak 56 psg 6.500 364.000

4 Pembuatan Sumur Bor 1 unit 2.500.000 2.500.000 5 Bantuan Peralatan Kandang 30 unit 200.000 6.000.000 6 Bantuan Perbaikan Kandang 30 unit 300.000 9.000.000

JUMLAH 280.000.000

Kebijakan ini ditetapkan untuk mencapai sasaran pembangunan yaitu tercukupinya sarana dan prasarana serta tersedianya data dan informasi peternakan.

3. Peningkatan ketahanan pangan

Kebijakan ketahanan pangan ditujukan untuk meningkatkan ketersediaan komoditas pangan dalam jumlah yang cukup, kualitas yang memadai dan tersedia sepanjang waktu melalui peningkatan produksi, produktivitas dan dukungan pengembangan ternak kerbau sebagai penyedia tenaga kerja untuk pengolahan lahan dan sebagai penyedia pupuk organik yang diolah melalui teknologi Bokashi.

4. Pemberdayaan peternak melalui pengembangan agribisnis

Kebijakan pemberdayaan peternak melalui pengembangan agribisnis bertujuan untuk mendorong berkembangnya usaha peternakan dengan wawasan bisnis yang mampu menghasilkan produk peternakan berupa daging dan hasil ikutan seperti krupuk rambak (krupuk kulit) yang menghasilkan nilai tambah bagi peningkatan pendapatan, penyerap tenaga kerja, pengembangan ekonomi rakyat dan meningkatkan kesejahteraan peternak.

Kebijakan ini diambil untuk memperlancar pencapaian sasaran terciptanya investasi yang mendukung pembangunan ekonomi.

5. Keseimbangan sumber daya alam pendukung peternakan

Kebijakan ini dimaksudkan untuk mencapai pelestarian sumber daya alam. Langkah operasionalnya meliputi penataan kawasan peternakan, pemanfaatan sumber daya pakan hijauan lokal dan limbah pertanian, pengembangan pakan alternatif melalui penerapan teknologi pakan.

Kebijakan ini ditempuh untuk mencapai sasaran pembangunan yaitu tercukupinya bahan baku lokal untuk pakan ternak dan terciptanya usaha peternakan yang ramah lingkungan.

Dukungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten

Dukungan pemerintah pusat dalam pengembangan peternakan di Kabupaten Brebes dilakukan melalui penyediaan Anggaran APBN (DIPA REVISI II APBN-P Tahun 2006 Nomor: 1353.2/018-06.0/-/2006 tanggal 06 Nopember 2006 sebesar Rp.280.000.000 dan Pemerintah Kabupaten

(5)

Brebes mendukung kegiatan tersebut dengan menyediakan Dana Pendampingan melalui APBD Kabupaten TA 2007 sebesar Rp.56.000.000,-).

Rencana usulan kegiatan (RUK) pada kegiatan tersebut di atas masing-masing akan dipergunakan untuk kegiatan sebagaimana terlihat pada Tabel 2.

Realisasi pelaksanaannya pada saat pembelanjaan kelompok dapat melakukan efisiensi sehingga pengadaan yang semula direncanakan untuk 56 ekor dapat dibelanjakan menjadi 60 ekor terdiri dari 54 ekor betina dan 6 ekor pejantan.

Dana pendampingan

ƒ Honorarium tim pelaksana (tidak dapat direalisasikan)

ƒ Biaya pengadaan bibit rumput unggul 10.000 stek

ƒ Pengadaan pejantan kerbau lokal 1 ekor ƒ Biaya dokumentasi

ƒ Biaya sosialisasi, sarasehan dan pesta patok ƒ Biaya perjalanan dinas

ƒ Biaya pengadaan sarana transportasi (sepeda motor) 1 unit.

Pembinaan teknis Program Aksi Perbibitan Ternak Kerbau secara rutin dilakukan oleh Tim Teknis Kantor Peternakan Kabupaten Brebes yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor Peternakan Kabupaten Brebes Nomor 524/400 Tahun 2006 tanggal 30 Oktober 2006.

Petani penerima

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor Peternakan Kabupaten Brebes Nomor : 524/401 Tahun 2006 tanggal 3 Nopember 2006 Tentang Penetapan Kelompok Peternak Kerbau Calon Penerima dan Calon Lokasi Program Aksi Perbibitan Ternak Lokal (APBN-P) Tahun 2006 adalah Kelompok Peternak Kerbau BINA SARI Desa Pulosari Kecamatan Brebes dan Sub Kelompok Peternak Kerbau MAHESO KARYO Desa Kutamendala Kecamatan Tonjong dengan jumlah anggota kelompok sebanyak 30 orang.

Pola perguliran

Dana yang disalurkan langsung kepada kelompok merupakan penguatan modal usaha kelompok melalui rekening kelompok dan dana ini terus dipupuk dan selanjutnya digulirkan guna memperluas sarana penerima manfaat. Dana Penguatan Modal Usaha Kelompok dapat digulirkan dengan pola perguliran berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian.

Dana penguatan modal dan pergulirannya tersebut diberikan dalam rangka pemberdayaan masyarakat untuk mengembangkan usaha pembibitan ternak.

Pola pengembalian/perguliran tersebut didasarkan pada Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 146/Kpts/Hk. 050/2/93 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Penyebaran dan Pengembangan Ternak Pemerintah serta Surat Keputusan Direktur Jenderal Peternakan Nomor: 50/Hk. 050/Kpts / 1293 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyebaran dan Pengembangan Ternak Pemerintah, dengan pola: bagi peternak yang memelihara 1 (satu) ekor ternak betina diwajibkan untuk mengembalikan 2 (dua) ekor ternak betina dengan umur yang sama, sedangkan untuk yang memelihara 1 (satu) ekor pejantan diwajibkan mengembalikan 1 (satu) ekor juga dengan umur yang sama dalam waktu 5 (lima) tahun.

Hal ini dijabarkan dalam bentuk Berita Acara Kesepakatan Kelompok sebagaimana terlampir, yang berdasarkan masukan dari tim Inspektorat Jenderal Departemen Pertanian dan Tim Direktorat Jenderal Peternakan yang melakukan monitoring ke Kabupaten Brebes pada tanggal 19 Januari 2007, bahwa hasil effisiensi pengadaan ternak kerbau yang semula berjumlah 56 (lima puluh enam) ekor bertambah menjadi 60 (enam puluh) ekor dengan jumlah peternak penerima tetap.

KENDALA DAN TANTANGAN

Kendala dan Tantangan yang dihadapi dalam upaya pengembangan ternak kerbau di Kabupaten Brebes antara lain:

(6)

PETA KABUPATEN BREBES

= LOKASI PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU

KELOMPOK PETERNAK KERBAU

“BINA SARI”

KELOMPOK PETERNAK KERBAU “MAHESO KARYO”

(7)

1. Kondisi geografis daerah yang mempengaruhi jangkauan aktifitas ekonomi untuk perdagangan / pemasaran hasil yang mempengaruhi tingginya biaya ekonomi. 2. Rendahnya pertumbuhan ternak karena

kebutuhan air minum dan pakan ternak yang berkualitas (rumput / hijauan unggul) kurang tercukupi karena sering mengalami kekeringan akibat musim kemarau.

3. Sistem pemeliharaan masih tradisional karena belum adanya sentuhan teknologi terpadu baik untuk peningkatan populasi ternak, pengelolaan pakan dan pengetahuan hasil produksi.

4. Kepemilikan ternak masih rendah, rata-rata setiap peternak memelihara 1 – 2 ekor. 5. Terbatasnya ketersediaan infrastruktur dan

lembaga ekonomi yang bergerak di bidang peternakan khususnya penyedia modal. 6. Peran ternak kerbau sebagai tenaga kerja

semakin terdesak oleh mekanisasi pertanian, akan tetapi ternak kerbau masih sangat dibutuhkan tenaganya khususnya pada tanah pertanian yang berbukit-bukit. 7. Reproduksi ternak kerbau, khususnya

tanda-tanda birahi sulit diamati pada siang hari karena tanda-tanda tersebut hanya nampak jelas pada malam hari. Sehingga pelaksanaan inseminasi masih sulit dilakukan dan bila menggunakan hormon gertak birahi biaya yang dibutuhkan masih tergolong mahal.

Rencana Tindak Lanjut Kegiatan

1. Mengupayakan terbentuknya Village Breeding Centre (VBC) yang secara khusus mengupayakan pengembangan perbibitan ternak kerbau di Kabupaten Brebes.

2. Mengupayakan adanya recording serta seleksi kerbau berdasarkan performan dan asal usul ternak dengan cara penjaringan ternak yang baik berdasarkan standarisasi. 3. Pengembangan kemitraan dan jaringan

usaha melalui pemantapan kelompok. 4. Penerapan teknologi tepat guna, khususnya

untuk mengolah limbah pertanian (jerami padi, pucuk tebu, jerami jagung, jerami kedelai, jerami kacang).

5. Pemanfaatan limbah ternak sebagai pupuk organik yang berkualitas melalui proses fermentasi (Bokhasi EM- 4) serta pemanfaatan untuk Biogas.

6. Pola penyebaran ternak diarahkan pada wilayah pedesaan yang kondisi geografisnya berbukit-bukit, sehingga pemanfaatan ternak kerbau sebagai tenaga kerja benar-benar dapat digunakan secara optimal.

PENUTUP

Program Aksi Pengembangan Ternak Kerbau yang dibiayai melalui APBN ini mendapat respon positif dari peternak sehingga perlu ditindak lanjuti untuk kegiatan-kegiatan selanjutnya bagi kelompok peternak kerbau yang lain, khususnya sebagai upaya Penguatan Modal Usaha Kelompok.

Gambar

Tabel 1. Populasi kerbau tahun 2002-2006 di Kabupaten Brebes Propinsi Jawa Tengah
Tabel 2. Rencana usulan kegiatan pengembangan kerbau di Kabupaten Brebes

Referensi

Dokumen terkait

Program studi Ekonomi pertanian dan sumber daya. Institute

Program yang ditulis dengan bahasa rakitan terdiri dari label; kode mnemonic dan. lainnya, pada umumnya dinamakan sebagai program sumber (source code)

tempat wisata/ yaitu sendang mole/ pabrik penyulingan minyak kayu. putih/ penangkaran rusa/ camping ground/ sungai oyo/ dan museum

1.Pengertian Pendidikan Jasmani ... Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani ……… ... Pembelajaran Atletik ... Pengertian Atletik ………... Metode dan desain Penelitian ... Metode

studi tentang penyesuaian diri manusia pada umumnya (human adjustments) yang ditinjau dari sudut pandang situasi (situational context) dari respon-respon individu

Nicotine dependence and levels of depression and anxiety in smokers in the process of smoking cessation:

Rangkaian sekuensial mempunyai nilai keluaran di suatu waktu ditentukan oleh nilai masukannya waktu itu dan nilai keluaran sebelumnya.. ◮ Mempunyai penyimpan ( storage )

Pada kegiatan bermain peran yang terakhir keempat anak mengalami perkembangan yang sangat baik, 4 anak sudah berkembang sangat baik, yang artinya anak sudah baik dalam