• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

53

Penelitian ini dilaksanakan di kelas X TKJ A SMK Negeri 9 Surakarta yang beralamat di jalan Tarumanegara, Banjarsarai, Surakarta. SMK Negeri 9 Surakarta merupakan sekolah menengah seni rupa dengan memiliki 9 jurusan, yaitu Animasi, Desain Komunikasi Visual (DKV), Multimedia (MM), Tata Busana (TB), Tekstil (TE), Kriya Kayu, Ktiya Logam, Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), dan Seni Lukis. Fasilitas dan sarana pembelajaran di SMK Negeri 9 Surakarta tergolong memadai dengan adanya perpustakaan, laboratorium sesuai masing-masing jurusan, lapangan olah raga, dan fasilitas lainnya. Alasan pemilihan objek penelitian di SMK Negeri 9 Surakarta, yaitu adanya permasalahan dalam keterampilan menulis puisi anekdot di kelas X TKJ A yang ditandai dengan rendahnya motivasi belajar dan keterampilan menulis puisi anekdot.

Waktu penelitian dari tahap persiapan, pelaksanaan, analsis data dan pelaporan direncanakan dari bulan November 2015 sampai Mei 2016. Berikut rincian waktu dan kegiatan penelitian dijabarkan pada Tabel 8 di bawah ini.

(2)

Tabel 8. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas

Kegiatan Penelitian

Bulan

Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei 1. Persiapan Penelitian

a. Koordinasi peneliti dengan kepala sekolah dan guru Bahasa Indonesia

b. Diskusi dengan guru untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran dan merancang tindakan

c. Menyusun proposal penelitian d. Menyiapkan perangkat

pembelajaran dan instrumen penelitian (lembar observasi) e. Mengadakan simulasi pelaksanaan tindakan 2. Pelaksanaan Tindakan a. Siklus I - perencanaan - pelaksanaan tindakan - observasi - refleksi b. Siklus II - perencanaan - pelaksanaan tindakan - observasi - refleksi

3. Analisis Data dan Pelaporan a.Analisis data (hasil tindakan 3

siklus)

b.Menyusun laporan/skripsi c.Ujian dan revisi

d.Penggandaan dan pengumpulan laporan

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian tindak kelas ini adalah siswa kelas X TKJ A SMK Negeri 9 Surakarta dan guru pengampu mata pelajaran bahasa Indoensia kelas X TKJ A. Siswa yang diteliti adalah angkatan tahun ajaran

(3)

2015/2016 dengan jumlah 32 siswa yang terdiri dari 6 siswi perempuan dan 26 siswa laki-laki. Guru kolaborator dalam penelitian ini adalah Drs. Sunoto.

C. Pendekatan Penelitian

Penelitain ini dilaksanakan menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas. Menurut Arikunto (2010: 130), penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas. Penelitian tindakan kelas dilakukan oleh guru kepada siswa untuk mengatasi permasalahan pembelajaran dan mencari solusinya. Oleh karena itu, penelitian ini melibatkan peneliti, guru, dan siswa.

Secara umum, terdapat empat langkah prosedur penelitian tindakan kelas, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian tindakan kelas menggunakan strategi siklus yang terangkat dari identifikasi masalah yang dirasakan oleh guru kemudian dilakukan refleksi untuk mencari solusinya. Pada penelitian tindakan kelas ini permasalahan yang dihadapi, yaitu (1) masalah penelitian berasal dari persoalan yang terjadi dalam praktik pembelajaran di kelas, yakni motivasi siswa dalam belajar; (2) adanya tindakan untuk memperbaiki permasalahan pembelajaran, yakni dengan menerapkan model pembelajaran sinektik dengan media audio visual untuk meningkatkan keterampilan mengonversi teks anekdot menjadi puisi; (3) adanya kolaborasi antara peneliti dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran; dan (4) adanya kegiatan untuk melakukan evaluasi dan refleksi. Siklus yang digunakan pada penelitian ini sebanyak dua kali sesuai sarat minimal penelitian.

D. Data dan Sumber Data

Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang proses pembelajaran mengonversi teks anekdot menjadi puisi, karya siswa berupa puisi, motivasi siswa dalam pembelajaran, dokumentasi berupa foto kegiatan pembelajaran, RPP, dan catatan lapangan hasil wawancara dengan guru bahasa indonesia dan siswa.

(4)

Data penilaian tersebut dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi: 1. Informan

Informan dalam penelitian ini adalah guru bahasa Indoensia, yaitu Drs. Sunoto dan siswa kelas X TKJ A yang berjumlah 32 siswa, 6 siswi perempuan dan 26 siswa laki-laki.

2. Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran

Tempat penelitian dilakukan di kelas X TKJ A SMK Negeri 9 Surakarta dengan meneliti proses pembelajaran menulis puisi anekdot.

3. Dokumen.

Dokumen-dokumen yang dijadikan sumber data berupa hasil kerja siswa dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot, silabus, RPP, lembar observasi, lembar nilai siswa, dan lampiran hasil wawancara.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 1. Obsevasi

Observasi dilakuakan dengan mengamatai proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas X TKJ A SMK Negeri 9 Surakarta. Dengan observasi maka peneliti tahu tentang cara mengajar guru dan karakteristik dan motivasi siswa selama proses pembelajaran. Saat melakukan observasi, peneliti bertindak sebagai partisipasi pasif dengan duduk di tempat paling belakang. Peneliti mengamati

proses pembelajaran dengan membuat catatan lapangan dan

mendokumentasikannya. Setelah memperoleh data lewat observasi peneliti mendiskusikan dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia untuk berkolaborasi mencari model pembelajaran yang tepat guna meningkatkan motivasi dan keterampilan siswa dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot menjadi puisi. 2. Wawancara

Teknik wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui data dari guru mata pelajaran bahasa Indonesia, yaitu Drs. Sunoto dan beberapa siswa kelas X TKJ A SMK Negeri 9 Surakarta. Wawancara ini bertujuan untuk

(5)

mengetahui permasalahan siswa serta faktor penyebabnya sehingga dapat dicarikan solusi.

3. Tes atau pemberian tugas

Tes atau pemberian tugas dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan keberhasialan siswa terhadap keterampilan mengonversi teks anekdot menjadi puisi. Tes berupa tes tertulis mengonversi teks anekdot menjadi puisi. Tes dilakukan sejumlah dua kali, yaitu tes kemampuan awal (pretes) dan tes kemampuan setelah melakukan perlakuan (postes).

4. Analsisi dokumen

Analisis dokumen yakni dengan menganalisis beberapa dokumen yang berkaiatan dengan mengonversi teks anekdot menjadi puisi, yakni puisi hasil konversi teks anekdot, silabus, RPP, lembar observasi, daftar nilai, serta hasil wawancara.

F. Teknik Uji Validitas Data

Dalam penelitian kualitatif data yang dikumpulkan diharapkan merupakan data yang dapat dipertanggungjawabkan kemantapan dan kebenarannya. Untuk itu peneliti harus menentukan cara untuk mengembangkan validitas data yang diperoleh. Moleong dalam Suwandi (2009b: 60) mengemukakan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan data itu. Dalam penelitian kualitatif, triangulasi dapat diartikan sebagai upaya mencari kebenaran data dengan cara membandingkan antara data yang satu dengan data yang lain

Dalam hal ini peneliti menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik dilakukan dengan mengecek kebenaran data dari sumber yang sama namun berbeda teknik, misalnya teknik wawancara, observasi, maupun dokumnetasi. Sementara triangulasi sumber merupakan pengecekkan kebenaran data dari berbagai sumber, yaitu guru, siswa, dan dokumen.

(6)

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini untuk menganalisis data-data yang telah dikumpulkan anatara lain dengan teknik deskriptif komparatif (statistik deskripsi komparatif) dan teknik analisis kritis. Teknik statistitik deskripsi komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingan hasil antarsiklus. Adapun teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif. Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses pembelajaran berdasarkan kriteria normatif yang diturunkan dari kajian teoritis maupun dari ketentuan yang ada (Suwandi, 2009b: 61).

Pada penelitian ini teknik statistik deskriptif komparatif dilakukan dengan membandingankan data hasil sebelum penelitian dengan hasil akhir setiap siklus. Data yang dibandingan yaitu rerata nilai keterampilan mengonversi teks anekdot menjadi puisi pada kondisi sebelum tindakan, setelah siklus I, setelah siklus II, dan seterusnya. Adapun teknik analisis kritis pada penelitian ini dilakukan dengan mengungkapkan kelemahan dan kelebihan kinerja guru dan motivasi belajar siswa dalam menerapakan model pembelajaran sinektik dengan media audio visual pada kondisi sebelum tindakan, setelah siklus I, setelah siklus II, dan seterusnya.

Sementara untuk menganalisis data dilakukan melalui 3 tahap, yaitu (1) reduksi data, merupakan proses penyederhanaan data yang dilakukan melalui seleksi pengelompokkan dan pengorganisasian data mentah menjadi data informasi yang bermakna; (2) paparan data, yaitu upaya menampilkan data secara jelas dan lebih mudah dipahami dalam bentuk naratif, grafik, atau perwujuadan lainnya; (3) penyimpulan, yaitu pengambilan intisari dan sajian data yang telah diorganisasikan dalm bentuk pernyataan atau kalimat yang singkat, padat, dan bermakna.

H. Indikator Capaian Penelitian

Indikator utama capaian penelitian ini adalah meningkatnya kulitas proses dan kulaitas hasil pembelajaran mengonversi teks anekdot menjadi puisi. Mulyasa (2005: 131) berpendapat bahwa kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi

(7)

proses dan segi hasil. Proses pembelajaran dikatakan berhasil jika seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagaian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, sosial selama proses pembelajaran. Dilihat dari segi hasil, pembelajaran dikatakan berhasil jika sebagian besar (75%) siswa mengalami perubahan positif dan output yang bermutu tinggi serta mendapatkan ketuntasan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Indikator capaian dari penelitiaan tindakan kelas dapat dilihat pada Tabel 9 di bawah ini.

Tabel 9. Indikator Capaian Penelitian

Aspek yang Diukur

Persentase Siswa yang Ditargetkan

Cara Mengukur

Motivasi pembelajaran terhadap materi mengonversi teks anekdot menjadi puisi diukur dari beberapa

indikator, yakni minat dalam pembelajaran; keaktifan selama pembelajaran; keantusuasan dalam pembelajaran; dan keterlibatan dalam pembelajaran

75 % Diamati saat pembelajaran,

dihitung dari jumlah siswa yang memfokuskan perhatiannya terhadap materi yang diajarkan dengan sungguh-sungguh.

Motivasi pembelajaran dianggap tuntas apabila ≥24 siswa dari 32 siswa memiliki nilai ≥75.

Keterampilan siswa dalam mengonversi teks anekdot menjadi puisi diukur dari beberapa aspek penilaian, yakni: kesesuaan tema dan makna; rima; imajinasi; diksi dan majas.

75 % Diukur dari hasil evaluasi

jumlah siswa yang mampu mengonversi teks anekdot dalam bentuk puisi.

Keterampilan mengonversi teks anekdot menjadi puisi dikatakan tuntas apabila ≥24 siswa dari 32 siswa memiliki nilai ≥75

(8)

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian pada penelitian tindakan kelas terdiri dari beberapa siklus, yaitu sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi permasalahan menulis puisi yang terdapat pada SMK Negeri 9 Surakarta. Langkah yang ditempuh yaitu dengan melakuakn observasi pada pembelajaran teks anekdot menjadi puisi yang dilaksanakan guru serta melakukan wawancara.

2) Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu teori yang relevan dan menetapkan solusi dengan menerapkan model pembelajaran sinektik dengan media audio visual serta menyusun tindakan setiap siklus.

3) Merancang skenario pembelajaran mengonversi teks anekdot menjadi puisi dengan model pembelajaran sinektik dengan media audio visual. Berikut rancangannya:

a) Guru memberi salam, berdoa, dan mengondisikan siswa untuk siap memulai pembelajaran.

b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan penjelasan tentang manfaat menguasai materi pembelajaran.

c) Guru bertanya jawab mengulas materi yang telah dipelajari dan yang akan dipelajari, yaitu mengonversi teks anekdot menjadi puisi. d) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5

siswa setiap kelompoknya.

e) Guru menginstrusikan siswa untuk mengamati teks anekdot “Puntung Rokok” dan contoh puisi “Ini Singapura bukan Indonesia”. f) Guru menginstrusikan siswa untuk berdiskusi, bertanya jawab

mengenai pengertian, struktur, dan kaidah bahasa dalam puisi. Guru membimbing dan menjelaskan materi yang belum dipahami siswa.

(9)

g) Guru memberi tugas masing-masing kelompok untuk mengonversi teks anekdot menjadi puisi dengan tema kerusakan lingkungan. h) Guru menjelaskan langkah-langkah mengonversi teks anekdot

menjadi puisi menggunakan model sinektik, yaitu

i) Guru menampilkan objek yang ditampilkan melalui video “Campaign DBMP Kota Bandung-Sungai dan Asap Membawa Maut.”

j) Setiap kelompok memilih salah satu dari objek yang diamati (sampah, sungai, banjir, dan asap) sesuai dengan kesepakatan.

k) Guru meminta siswa membuat analogi langsung melalui deskripsi dari objek yang diamati berupa poin-poin atau kata kunci dari objek yang dipilihnya. Untuk membantu siswa, guru bisa memberikan pertanyaan. Misal objek yang dipilih adalah banjir, maka guru dapat memberikan pertanyaan yang dapat membantu membuat analogi langsung diantaranya

Bagaimana pendapat kalian tentang banjir? Mengapa bisa terjadi banjir?

Kapan biasanya terjadi banjir? Apa efek banjir?

Apa yang kamu lakukan saat banjir datang? Bagaimana menanggulangi banjir?

l) Guru meminta siswa untuk membuat analogi langsung, yaitu membuat perbandingan dari objek yang diamati dengan masalah yang dipilihnya. Kemudian mendeskripsikannya dalam bentuk kalimat dengan bimbingan guru. Contoh,

Bagaimana banjir seperti perayaan? Setiap tahun selalu dikirim Tuhan sebagai bingkisan.

m) Guru meminta siswa untuk membuat konflik padat, yaitu mengombinasikan dua kata yang berbeda atau berlawanan terhadap suatu objek sehingga terlihat dua kerangka atau acuan yang berbeda.

(10)

Bagaimana banjir seperti selimut? Menyelimuti rumah dan menyelimuti jalan. Namun, tak menghangatkan. Justru membuat penderitaan.

n) Siswa secara berkelompok mengembangkan pemikirannya tentang objek yang dipilih kemudian dituliskan dalam bentuk puisi dengan memerhatikan unsur batin dan unsur fisik puisi berdasarkan proses sinektik yang telah dilaluinya.

Pada Musim Penghujan

Banjir sudah seperti perayaan Yang setiap tahunnya

dikirim Tuhan sebagai bingkisan Semuanya jadi tergenang

Pertokoan, perkantoran, sekolah, dan jalanan tampak lengang

Banyak yang menangis kelaparan Dilanda dingin butuh kehangatan

Ada yang sakit-sakitan butuh segera pengobatan

Banjir sesukanya datang

Kapan, dan ke mana ia bertandang Tak ada bisa yang melawan

Semua itu buah tangan manusia pecundang Hobinya buang sampah sembarangan

Pada musim penghujan Banjir bagai selimut dingin

Menyelimuti rumah, menyelimuti jalan Namun tak menghangatkan

(11)

o) Selanjutnya para siswa berdiskusi kembali dengan kelompoknya tentang kaidah dan struktur puisi dari hasil mengonversi teks anekdot.

p) Guru melakukan monitoring dan memberi masukan pada puisi-puisi siswa.

q) Setiap kelompok mempresentasikan hasil mengonversi teks anekdot menjadi puisi di depan kelas dan dilanjutkan diskusi.

r) Guru membimbing serta memberi evaluasi dan refleksi tentang mengonversi teks anekdot menjadi puisi menggunkan model pembelajran sinektik dengan media audio visual.

s) Guru memberi tugas pada pertemuan selanjutnya. t) Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam.

4) Mempersiapkan instrumen pembelajaran, yaitu silabus, RPP, media audio visual berupa video, dan sarana pendukung pembelajaran lainnya.

b. Pelaksanaan

Tahap ini dialakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah disusun. Dalam siklus ada dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 4x45 menit. Tahap ini dilaksanakan bersama dengan observasi tindakan.

c. Observasi dan Interpretasi

Obervasi dilakukan saat pembelajaran menulis puisi anekdot berlangsung. Semua aktifitas siswa maupun guru diamati saat pembelajaran kemudian diinterpretasi untuk mengetahui kekurangan maupun kelebihan tindakan yang telah dilakukan.

d. Analisis dan Refleksi

Pada tahap ini peneliti menganalisis data yang terkumpul kemudian menyajikannya pada guru bahasa Indonesia. Peneliti dan guru berdiskusi tentang hasil pelaksanaan yang telah dilakukan guna mengetahui keberhasilan yang telah dicapai.

2. Siklus II

Perencanaan pada siklus II sama dengan siklus I dengan memperbaiki kekurangan pada siklus I sebagai upaya perbaikan terhadap siklus I.

Gambar

Tabel 8. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Konsumen dari produk obat herbal dapat dibagi menjadi masyarakat pengguna serta dokter atau tenaga medis sebagai pihak yang memiliki posisi untuk

Berdasarkan model yang terbentuk diatas dapat menjelaskan bahwa pada saat persentase tingkat partisipasi angkatan kerja kurang dari 62,53068 artinya adalah jika

Sementara itu dari kawasan eropa, setelah bergerak fluktuatif, pasar saham Ero- pa berhasil ditutup menguat diawal pekan seiring kenaikan harga minyak dalam dua hari

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ardanariswani dkk (2013) tentang Analisis Intensitas Kebisingan Terhadap Perubahan Nilai Ambang dengar Pekerja Sebelum

Mengacu pada pendapat para ahli seperti di atas, maka gaya kepemimpinan dapat diartikan sebagai pola atau bentuk dari suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang

Bahan organik dalam kompos, pupuk kandang, pupuk hijau dan residu tanaman dapat menyediakan nutrisi bagi pertumbuhan dan hasil panen, serapan hara, kualitas biji serta

Lebih dari 30% benih yang berasal dari tanaman kedelai yang terinfeksi SMV membawa virus, tergantung pada kultivar dan waktu penularan

Mengacu dari hasi tes tersebut penulis merekomendasikan media audio visual untuk digunakan dalam proses belajar mengajar di SMKN 1 Magetan, karena telah terbukti efektif