• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 23 TAHUN 2002 T E N T A N G RETRIBUSI PENERBITAN SURAT IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 23 TAHUN 2002 T E N T A N G RETRIBUSI PENERBITAN SURAT IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 23 TAHUN 2002

T E N T A N G

RETRIBUSI PENERBITAN SURAT IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

Menimbang : a. bahwa Badan Usaha Nasional yang menyelenggarakan Jasa Usaha Konstruksi wajib memiliki izin usaha yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah, sebagaimana dimaksud pada Pasal 14 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000;

b. bahwa Pemerintah Kabupaten dan pemerintah Kota menyelenggarakan pembinaan jasa usaha konstruksi dalam rangka pelaksanaan tugas Otonomi Daerah, salah satunya dengan menerbitkan Perizinan Usaha Jasa Konstruksi, sebagaimana dimaksud Pasal 7 ayat (3) huruf d Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000;

c. bahwa untuk menerbitkan perizinan usaha jasa konstruksi, sebagaimana dimaksud huruf b, dipandang perlu mengatur tentang Retribusi Penerbitan Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi, yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 72) tentang Penetapan Undang-undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1820) sebagai Undang-undang;

2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209);

3. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685), sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048);

4. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3833); 5. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

6. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);

(2)

8. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3955);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3956);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3957);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139);

12. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Tehnik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, dan Rancangan Keputusan Presiden;

13. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 15 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Kabupaten Bulungan (Lembaran Daerah Nomor 15 Tahun 2000 Seri D Nomor 15);

Dengan Persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BULUNGAN M E M U T U S K A N

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN TENTANG RETRIBUSI PENERBITAN SURAT IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah atau Kabupaten adalah Kabupaten Bulungan;

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom sebagai Badan Eksekutif Daerah Bulungan;

3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bulungan;

4. Kepala Daerah atau disebut Bupati adalah Bupati Bulungan;

5. Dinas Daerah Pendapatan Daerah disingkat DISPENDA adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bulungan.

6 Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang retribusi daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

7. Bendaharawan khusus disebut Bendaharawan adalah Bendaharawan Khusus Penerima Kas Daerah pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bulungan;

8. Lembaga adalah organisasi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang jasa konstruksi yang bertujuan untuk mengembangkan kegiatan jasa konstruksi nasional;

9. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditier, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan

(3)

10. Pembinaan adalah kegiatan pengaturan, pemberdayaan dan pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah bagi penyediaan jasa, pengguna jasa dan masyarakat; 11. Tenaga Tehnik adalah tenaga dengan latar belakang pendidikan serendah-rendahnya Sekolah

Tehnik Menengah dengan pengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun;

12. Nomor Kode Tenaga Tehnik yang disingkat NKTT adalah nomor kode tenaga tehnik yang dikeluarkan oleh pejabat instansi tehniksesuai dengan keahliannya dengan latar belakang pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Tehnik Menengah dengan pengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun;

13. Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi selanjutnya disingkat SIUJK adalah suratizin yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah untuk melaksanakan usaha jasa konstruksi dan atau usaha jasa konsultasi;

14. Retribusi Penerbitan Surat Izin Usaha Jasa KOnstruksi, selanjutnya disebut Retribusi adalah pembayaran atas jasa pelayanan penerbitan surat izin usaha jasa konstruksi;

15. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, selanjutnya disingkat SKRD adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya pokok retribusi;

16. Surat Tagihan Retribusi Daerah, selanjutnya disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda;

17. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban Retribusi Daerah untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Retribusi Daerah;

18. Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil, yang selanjutnya dapat disebut penyidik, untuk mencari, serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang retribusi yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

BAB II

NAMA, OBJEK, SUBJEK DAN WAJIB RETRIBUSI Pasal 2

(1) Dengan nama Retribusi Penerbitan SIUJK dipungut teribusi sebagai pembayaran atas jasa pelayanan penerbitan SIUJK;

(2) Objek Retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini yaitu pelayanan penerbitan SIUJK yang dibagi dalam 3 (tiga) golongan yaitu:

a. Golongan Kecil; b. Golongan Menengah; c. Golongan Besar;

(3) Subjek retribusi meliputi: a. orang perseorangan, b. badan yang mendapat jasa pelayanan penerbitan SIUJK;

(4) Subyek retribusi adalah sebagaimana yang dimaksud ayat (3) yang memenuhi syarat merupakan wajib retribusi;

(5) Setiap orang perseorangan atau badan yang mendapat pelayanan penerbitan SIUJK sebagaimana dimaksud ayat (3) wajib membayar retribusi;

BAB III

GOLONGAN RETRIUSI Pasal 3

(4)

BAB IV

PENGUKURAN TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 4

Tingkat penggunaan jasa dihitung berdasarkan jumlah biaya yang dikeluarkan Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan penerbitan SIUJK.

BAB V

PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN TARIF RETRIBUSI Pasal 5

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif retribusi didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan pemberian izin;

(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini meliputi biaya penyediaan blanko dan formulir, cetak sertifikat dan atau SIUJK, NKTT dan biaya administrasi.

BAB VI

KLASIFIKASI DAN BESARAN TARIF RETRIBUSI Pasal 5

(1) Klasifikasi dan besaran tarif retribusi ditetapkan sebagai berikut:

a. Golongan Kecil ……… Rp. 150.000,- / izin; b. Golongan Menengah ……… Rp. 350.000,- / izin; c. Golongan Besar ……… Rp. 500.000,- / izin; (2) Hasil pemungutan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini disetor ke Kas

Daerah melalui Bendaharawan.

BAB VII

WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 7

Retribusi yang terutang dipungut dalam Wilayah Kabupaten Bulungan. BAB VIII

MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG Pasal 8

Masa pembayaran retribusi adalah jangka waktunya 1 (satu) bulan terhitung sejak ditetapkan SKRD, kecuali ditetapkan lain oleh Bupati.

(5)

BAB IX

TATACARA PEMUNGUTAN DAN PEMBAYARAN Pasal 10

(1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan;

(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan; (3) Pembayaran retribusi yang terutang harus dibayar sekaligus;

(4) Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

BAB X

SANKSI ADMINISTRASI Pasal 11

Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dari jumlah retribusi yang terutang atau kurang dan ditagih dengan menggunakan STRD.

BAB XI

TATACARA PENAGIHAN Pasal 12

(1) Pengeluaran surat teguran, peringatan, atau surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi, dikeluarkan setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo;

(2) Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah surat teguran, peringatan atau surat lain yang sejenis, wajib retribusi harus melunasi retribusinya yang terutang;

(3) Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dikeluarkan oleh Pejabat yang ditunjuk.

BAB XII

PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 13

(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi kadaluarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak dikeluarkannya surat teguran, peringatan atau surat lain yang sejenis sebagaimana dimaksud Pasal 13, kecuali apabila wajib retribusi melakukan tindak pidana di bidang retribusi;

(2) Kadaluarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini tertangguh apabila: a. Diterbitkan surat teguran atau;

b. Ada pengakuan utang retribusi dari wajib retrbusi baik langsung maupun tidak langsung; (3) Piutang retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan

kadaluarsa dapat dihapus;

(4) Bupati menetapkan Keputusan penghapusan piutang retribusi daerah yang sudah kadaluarsa sebagaimana dimaksud ayat(3) pasal ini.

(6)

BAB XIV

KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 15

(1) Pejabat pagawai negeri sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bulungan diberi wewenang sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah;

(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :

a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan dan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah agar keterangan dan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;.

b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah;

c. Meminta keterangan dan atau barang bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah;

d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen lain berkenan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah;

e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan barang bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut;

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah;

g. Menyuruh berhenti, melarang sesorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang atau dokumen yang dibawah sebagaimana dimaksud pada huruf e;

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah;

i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. Menghentikan penyidikan;

k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah menurut ketentuan peraturan yang berlaku.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memberitahukan saat dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana.

BAB XV

KETENTUAN PIDANA Pasal 10

(1) Setiap orang atau badan yang karena kelalaiannya melanggar ketentuan dalam Pasal 5 Peraturan Daerah ini dipidana kurungan paling singkat 60 (enam puluh) hari dan paling lama 90 (sembilan puluh) hari atau denda sedikitnya Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) dan paling banyak Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah);

(7)

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 11

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati yang berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 12

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar supaya setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bulungan.

Ditetapkan di Tanjung Selor Pada Tanggal, 11 Nopember 2002

BUPATI BULUNGAN Dtt

H. ANANG DACHLAN DJAUHARI Diundangkan dalam Lembaran Daerah

Kabupaten Bulungan

Nomor 23 Tahun 2002 Seri C Nomor 12 Tanggal 11 Nopember 2002

SEKRETARIS DAERAH dtt

Drs. H. KARSIM AL’AMRIE, MSi PEMBINA TK I

Referensi

Dokumen terkait

Rusaknya hutan mangrove yang ada di Desa Lubuk Kertang akibat dari penebangan liar untuk bahan baku arang dan sebagian kawasan hutan mangrove telah berubah fungsi

Komoditas kebaya sebagai representasi gaya hidup dapat dilihat dari pemakaianya, para perempuan kontemporer di Kota Denpasar mengenakan kebaya ke pura dengan desain

Berdasarkan hasil wawancara dengan SR diperoleh informasi bahwa SR belum mengerti cara menyelesaikan soal pembagian dengan dua operasi sehingga SR tidak dapat menuliskan

Pada penelitian ini telah dibuat sebuah alat monitoring dan pengaturan penggunaan air PDAM dengan antarmuka website yang mempermudah pelanggan dalam memonitoring

Dokter gigi layanan primer sebagai first professional degree yang peran dan fungsinya adalah di pelayanan tingkat primer (primary health services) berfungsi sebagai

BASARNAS, TNI, POLRI, Tagana di bantu dengan masyarakat melakukan evakuasi dengan menurunkan personil di 3 wilayah (Cianjur 143 personil, Garut 35 personil dan Tasikmalaya 147

Oleh karena itu, perlu dilakukan proses optimasi formula gel asam glikolat menggunakan kombinasi gelling agent CMC-Na dan karbomer yang diharapkan pada konsentrasi

Tabung berisi media pengayaan selektif dengan konsentrasi ganda [5.2.1 a)] atau konsentrasi tunggal [5.2.1 b)] yang diinkubasikan sesuai 9.2.2, dianggap positif, jika tabung