• Tidak ada hasil yang ditemukan

Review Kebijakan Anggaran Kesehatan Nasional. Apakah merupakan Anggaran Yang Kurang atau Berlebih?

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Review Kebijakan Anggaran Kesehatan Nasional. Apakah merupakan Anggaran Yang Kurang atau Berlebih?"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

Review Kebijakan

Anggaran Kesehatan Nasional

Apakah merupakan Anggaran

Yang “Kurang” atau “Berlebih”?

(2)

Pendahuluan

Pembiayaan kesehatan oleh pemerintah pusat di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini

melonjak drastis. . 0 5 10 15 20 25

Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010*

Alokasi

Sumber Data: Profil Anggaran Kesehatan Kementrian Kesehatan 2004-2010

7 Triliun di tahun 2005 menjadi hampir 27 Triliun ditahun 2011 ini

(3)

Pendahuluan

• Kenaikan ini dipicu oleh adanya berbagai

kebijakan pemerintah untuk meningkatkan proporsi pembiayaan untuk kesehatan.

• Kaitan lainnya adalah untuk mengejar

ketertinggalan Indonesia dalam pencapaian target indicator MDG.

(4)

Sumber Dana Pemerintah dibanding dengan sumber dana lainnya

0 20 40 60 80 100 120 140 160 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Tr illio ns Tahun

Pengeluaran Rumah Tangga NGO/LSM

Asuransi Swasta

Perusahaan swasta dan BUMN Jaminan Sosial Kesehatan

Sumber dana pemerintah (pusat dan daerah)

(5)

Tujuan Seminar

1. Mereview anggaran kesehatan kementrian kesehatan beberapa tahun terakhir

2. Membahas usulan strategi kebijakan

penganggaran Kementrian Kesehatan 4 tahun mendatang (2011 – 2014)

(6)

Materi Seminar

Pembicara 1. Review Umum Kebijakan Anggaran Kesehatan Kemkes Saat Ini

Pembicara 2. Usulan untuk Kebijakan Anggaran Kesehatan Indonesia 5 tahun mendatang.

Diskusi umum arah kebijakan pembiayaan dan penganggaran kesehatan di masa mendatang

(7)

Pembicara 2:

Usulan untuk Kebijakan

Anggaran Kesehatan

Indonesia 5 tahun

mendatang?

(8)

Bahan Diskusi (Pembicara 2)

1. Apakah anggaran ini dapat terserap dengan baik?

2. Bagaimana analisis anggaran dan penyerapan dalam konteks desentralisasi?

3. Apakah ada potensi untuk dinaikkan lagi mengingat amanah UU Kesehatan yang 5% dari APBN.

(9)

Pertanyaan 1

Apakah anggaran ini dapat terserap dengan baik?

(10)

Grafik Serapan Anggaran

Kementrian Kesehatan 2004-2010

0 5 10 15 20 25

Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010*

Alokasi Realisasi

(11)

Data Alokasi dan Realisasi Dana Pemerintah per Kementrian tahun 2010

Kementrian (Triliun Rp)Alokasi (Triliun Rp)Realisasi Kuartal 2(%)Serapan Kuartal 4(%)Serapan Sisa (triliunRp)

Pendidikan 63.4 52.0 28.4% 82.00% 11.4 Pertahanan 42.9 39.2 24.2% 91.30% 3.7 Pekerjaan Umum 36.1 29.7 41.4% 98.40% 0.6 Kepolisian 27.8 24.4 27.8% 87.90% 3.4 Kesehatan 23.8 22.5 23.1% 94.50% 1.3 Perhubungan 17.6 16.9 23.9% 95.80% 0.7 Keuangan 15.4 14.6 32.7% 95.00% 0.8

(12)

Grafik Serapan Anggaran tahun 2010

-10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 Kementrian Pendidikan Kementrian Pertahanan Kementrian Pekerjaan Umum Kepolisian Kementrian Kesehatan Kementrian Perhubungan Kementrian keuangan Alokasi (Triliun Rp) Realisasi (Triliun Rp)

(13)

Gambaran Serapan Dana Pemerintah

untuk Sektor Kesehatan

-5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 Dana Kementrian Kesehatan

Dana DAK Kesehatan Dana Dekonsentrasi Kesehatan

alokasi realisasi

(14)

Pembagian Dana Kementrian Kesehatan

Sumber Data: Profil Anggaran Kesehatan Kementrian Kesehatan 2010

Setjen 10.67%

Inspektorat jenderal 0.34%

Bin Kesmas (diluar BOK dan Jamkesmas)

6.68%

Bin Yanmed (diluar Jamkesmas)

29.40% P2PL

6.01% Binfar dan Alkes

4.35% Litbangkes 1.01% PPSDM 11.12% JAMKESMAS 30.42%

(15)

Grafik Serapan Anggaran Kemenkes per unit utama (tahun 2009, dlm Triliun Rp) -1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 Setjen Inspektorat jenderal

Bin Kesmas Bin Yanmed P2PL Binfar dan Alkes Litbangkes PPSDM Th ou sa nd s Alokasi Realisasi

(16)

Bagaimana keadaa di daerah?

Studi Kasus Alokasi dan Realisasi Anggaran Program KIA di beberapa Propinsi Tahun 2009

(17)

Komposisi Alokasi-Realisasi Anggaran Belanja Program Prop. Nusa Tenggara Timur (juta Rupiah)

Column1

Alokasi APBD

Dinkes Prop NTT Dinkes Prop NTTRealisasi APBD

Alokasi APBN Dekonsentrasi

Prop NTT

Realisasi APBN Dekonsentrasi

Prop NTT TOTAL Alokasi TOTAL Realisasi SISA

MNCH - Health Care Services 461.06 238.00 1,000.00 538.00 1,461.06 776.00 685.06 MNCH -Prevention and Health Promotion 387.45 200.00 - - 387.45 200.00 187.45 MNCH - Program Management and Administration 749.71 387.00 3,327.14 1,790.00 4,076.85 2,177.00 1,899.85 MNCH - Advocacy Communication Social Mobilization - - 364.31 196.00 364.31 196.00 168.31 MNCH -Investment - - 284.39 153.00 284.39 153.00 131.39 MNCH - Drugs, MedEquip, Nut Suppl. 2,615.27 1,350.00 - - 2,615.27 1,350.00 1,265.27 MNCH - Human Resource Improvement - - 1,983.27 1,067.00 1,983.27 1,067.00 916.27 MNCh -Monitoring Evaluation - - 1,178.44 634.00 1,178.44 634.00 544.44 TOTAL 4,213.48 2,175.00 8,137.55 4,378.00 12,351.03 6,553.00 5,798.03 Penyerapan 53.06%

(18)

Komposisi Alokasi-Realisasi Anggaran Belanja Program Prop. Nusa Tenggara Timur (juta Rupiah) -2,000.00 4,000.00 6,000.00 8,000.00 10,000.00 12,000.00 14,000.00 MNCh - Monitoring Evaluation MNCH - Human Resource Improvement

MNCH - Drugs, MedEquip, Nut Suppl. MNCH - Investment

MNCH - Advocacy Communication Social Mobilization

MNCH - Program Management and Administration

MNCH - Prevention and Health Promotion

(19)

Komposisi Realisasi Alokasi Anggaran Belanja Program Prop. Jawa Barat (juta Rupiah), 2009

APBD Dinkes Prop

Realisasi APBD

APBN Dekonsentrasi

Prop

Realisasi

Dekonsentrasi TOTAL Alokasi TOTAL Realisasi

MNCH - Health Care Services 1,300.00 1,243.71 - - 1,300.00 1,243.71 MNCH - Prevention and Health Promotion 814.00 778.75 2,072.00 1,098.16 2,886.00 1,876.91 MNCH - Program Management and Administration - - 551 275.50 551 275.50 MNCH - Advocacy Communication Social Mobilization - - 368 191.36 368 191.36 MNCH - Investment - - - -MNCH - Drugs, MedEquip, Nut Suppl. 234.00 223.87 1,718.00 927.72 1,952.00 1,151.59 MNCH - Human Resource Improvement - - 3,913.00 1,917.37 3,913.00 1,917.37 MNCh - Monitoring Evaluation - - 286 145.86 286 145.86

(20)

Komposisi Realisasi Alokasi Anggaran Belanja Program Prop. Jawa Barat (juta Rupiah), 2009

-1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00

APBD Dinkes Prop Realisasi APBD APBN Dekonsentrasi Prop Realisasi Dekonsentrasi Th ou sa nd s MNCh - Monitoring Evaluation

MNCH - Human Resource Improvement MNCH - Drugs, MedEquip, Nut Suppl. MNCH - Investment

MNCH - Advocacy Communication Social Mobilization

MNCH - Program Management and Administration

MNCH - Prevention and Health Promotion MNCH - Health Care Services

(21)

Komposisi Realisasi Alokasi Anggaran Belanja Program Prop. Kalimantan Barat (juta Rupiah), 2008

APBD Dinkes Prop

Realisasi APBD

APBN Dekonsentrasi

Prop

Realisasi

Dekonsentrasi TOTAL Alokasi TOTAL Realisasi

MNCH - Health Care Services 1,500.00 1,350.00 - - 1,500.00 1,350.00 MNCH - Prevention and Health Promotion 650.00 617.50 2,000.00 1,400.00 2,650.00 2,017.50 MNCH - Program Management and Administration - - 650 455.00 650.00 455.00 MNCH - Advocacy Communication Social Mobilization - - 400 280.00 400.00 280.00 MNCH - Investment - - - - 0.00 -MNCH - Drugs, MedEquip, Nut Suppl. 500.00 485.00 1,500.00 900.00 2,000.00 1,385.00 MNCH - Human Resource Improvement - - 3,900.00 1,950.00 3,900.00 1,950.00 MNCh - Monitoring Evaluation - - 400 280.00 400.00 280.00

(22)

Komposisi Realisasi Alokasi Anggaran Belanja Program Prop. Kalimantan Barat (juta Rupiah), 2008

-1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00

APBD Dinkes Prop Realisasi APBD APBN Dekonsentrasi Prop Realisasi Dekonsentrasi Th ou sa nd s MNCh - Monitoring Evaluation

MNCH - Human Resource Improvement MNCH - Drugs, MedEquip, Nut Suppl. MNCH - Investment

MNCH - Advocacy Communication Social Mobilization

MNCH - Program Management and Administration

MNCH - Prevention and Health Promotion MNCH - Health Care Services

(23)

Komposisi Realisasi Alokasi Anggaran Belanja Program Prop. Papua (juta Rupiah), 2008

APBD Dinkes Prop Realisasi APBD APBN OTSUS Prop Realisasi OTSUS TOTAL Alokasi TOTAL Realisasi

MNCH - Health Care Services 10,220.00 7,869.40 - - 10,220.00 7,869.40 MNCH - Prevention and Health Promotion - - - -MNCH - Program Management and Administration - - - -MNCH - Advocacy Communication Social Mobilization - - - -MNCH - Investment - - - -MNCH - Drugs, MedEquip, Nut Suppl. - - 4,522.00 4,120.00 4,522.00 4,120.00 MNCH - Human Resource Improvement - - 2,536.00 2,485.00 2,536.00 2,485.00 MNCh - Monitoring Evaluation - - -

(24)

Komposisi Realisasi Alokasi Anggaran Belanja Program Prop. Papua (juta Rupiah), 2008

-2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00

APBD Dinkes Prop Realisasi APBD APBN OTSUS Prop Realisasi OTSUS

Th ou sa nd s MNCh - Monitoring Evaluation

MNCH - Human Resource Improvement MNCH - Drugs, MedEquip, Nut Suppl. MNCH - Investment

MNCH - Advocacy Communication Social Mobilization

MNCH - Program Management and Administration

MNCH - Prevention and Health Promotion MNCH - Health Care Services

(25)

Penafsiran (1)

• Setiap tahun ada sisa di seluruh Kementrian

• Sisa yang paling sedikit adalah di Kementrian

Pekerjaan Umum

• Kementerian PU dan Kementerian Kesehatan

mempunyai ciri yang sama: menjalankan kegiatan publik yang banyak di luar gedung (Public Work dan Public Health)

• Perbedaannya: Kementerian PU menggunakan

(26)

Penafsiran (2)

• Laju percepatan anggaran

di semester 3 dan 4 sangat cepat

• Ada kecenderungan setiap

tahun realisasi berusaha mengejar anggaran di ujung tahun

• Ada pertanyaan mengenai

efisiensinya 0 5 10 15 20 25 Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010* Alokasi Realisasi

(27)

Penafsiran (3)

• Sisa anggaran terjadi di daerah sulit seperti

NTT

• Ada kemungkinan kekurangan SDM untuk

menjalankan anggaran kesehatan

• Apabila tidak dilakukan intervensi dapat

menyebabkan semakin parahnya ketidak adilan geografis

(28)

Diskusi 2

Bagaimana analisis anggaran

dan penyerapan dalam

konteks kebijakan

desentralisasi?

(29)

Analisis kebijakan menggunakan Segitiga Kebijakan Context

Isi (Content) Process

(30)

Analisis Kebijakan Pembiayaan

Pemerintah untuk Kesehatan

Analisis Isi (Content):

Penganggaran kesehatan pemerintah selama ini terdiri dari berbagai sumber dana yaitu:

1. Dana Pemerintah Pusat dalam APBN: Dana Kementrian, Dana Dekonsentrasi, Dana Tugas Pembantuan.

2. Dana Pemerintah Pusat yang menjadi APBD: Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus

3. Dana Bantuan Sosial; Jamkesmas, Jampersal, BOK (?)

Setiap isi kebijakan mempunyai berbagai masalah tersendiri.

(31)

Konteks Penyusunan Kebijakan

Penganggaran Kesehatan

• Kebijakan penganggaran kesehatan berada dalam

suasana desentralisasi kesehatan.

• Pada tahun 2004 sampai dengan 2009, berada

dalam lingkup UU 33 tahun 2004, PP mengenai Dana Perimbangan (PP 55 tahun

2005), Permenkeu mengenai DAK 175/2009.

• Pada tahun 2008 terbit PP 7 yang mengatur

mengenai Dana Dekonsentrasi.

• Kebijakan penganggaran di tahun 2011-2014

(32)

Proses Kebijakan

• Kebijakan penganggaran kesehatan dalam rangka

percepatan pencapaian indikator MDG

ditetapkan dengan keputusan politik presiden. Ditetapkan sejak 2003

• Untuk tahun 2010-2014 telah dinyatakan pagu

anggaran dengan kenaikan sangat besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

• Penentuan kegiatan penganggaran tahunan

dilakukan dalam siklus tahunan. Dana harus dialokasikan berdasarkan jenisnya

(DAU, DAK, Dana Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan, Jamkesmas, BOK, dll).

(33)

Pelaksanaan kebijakan penganggaran (1)

Dana Dekonsentrasi

• Sebagian besar dana pemerintah pusat yang

berasal dari Dana Dekonsentrasi mengalami hambatan dalam pencairan (biasanya sekitar bulan Agustus tahun berjalan).

• Absorbsi anggaran dekon yang relatif lebih

rendah dibandingkan dengan dana lainnya

• Berbagai laporan di daerah menyatakan tidak

terserapnya dana dekonsentrasi secara optimal.

• Sebagian pejabat belum memahami makna dana

(34)

Pelaksanaan kebijakan penganggaran (2)

DAK

• Kebijakan Dana Alokasi Khusus terbatas pada

fasilitas fisik, peralatan, dan obat.

• Juknis DAK terbaru untuk kesehatan juga masih

menyatakan hal yang sama  hanya

ditambahkan titik berat kegiatan adalah untuk percepatan indikator MDG

(35)

• Kelemahan DAK; membutuhkan semacam dana pendamping APBD yang menyedot

anggaran kesehatan untuk fisik, peralatan, dan obat

• Akibatnya terjadi kekurangan dana untuk

operasional dan di beberapa daerah

dilaporkan adanya kelebihan anggaran untuk fisik. (Kelas III di RSD dapat lebih baik

(36)

Pelaksanaan Kebijakan (3)

Dana Tugas Pembantuan

(37)

Aktor Pelaku dalam berbagai dana (1)

Dana Dekonsentrasi:

Kebijakan penggunaan dana dekonsentrasi terutama dipegang oleh Kementrian

Kesehatan.

Dana dekonsentrasi terutama digunakan untuk tugas pemerintah pusat yang dilimpahkan ke propinsi.

Penggunaannya dibatasi oleh PP 7 tahun 2008 yang tidak boleh melimpahkan ke

(38)

Dana Alokasi Khusus:

Terlihat Pemegang kebijakan utama adalah Kementrian Keuangan dan DPR.

Kementrian Kesehatan tidak terlalu berperan dalam menentukan aturan pengelolaan DAK Dalam UU seharusnya justru Kementerian

(39)

Aktor Pelaku dalam berbagai dana (2)

Dana Tugas Pembantuan:

Selama ini dipergunakan untuk RS melalui DitJen Bina Upaya Kesehatan, sebagian besar untuk peralatan kesehatan di Rumah Sakit. Ada beberapa masalah hukum terkait dengan Dana TP

Dana Jamkesmas:

Kebijakan berada di Pusat Jaminan PembiayaanKesehatan di

Kementrian Kesehatan. Alokasi berdasarkan penggunaan fasilitas oleh masyarakat miskin (pelayanan kuratif). Sebagian dipergunakan untuk pelayanan operasional promosi di Puskesmas.

Dana Jampersal:

Kebijakan dibawah direktorat kesehatan ibu, tetapi belum ada analisis dan evaluasi awal tentang dana jampersal ini, terutama terkait dengan alokasi anggarannya yang mencapai 1,2T

Dana APBD:

(40)

Tantangan yang dihadapi di masa mendatang

Dana dekonsentrasi:

• Masih ada kemungkinan terlambat

diturunkan,

• Dana Dekon mungkin sulit dilaksanakan,

Akibatnya mempunyai risiko tidak terserap kembali

(41)

Dana Alokasi Khusus

• Meningkatkan proyek-proyek fisik dan obat,

• Tidak dapat dipergunakan untuk

meningkatkan kegiatan operasional.

• Ada kemungkinan masih bertumpu pada fisik

sehingga terjadi pembangunan berkelibihan (Kasus di beberapa tempat di Indonesia Timur memperlihatkan bahwa DAK

yang pro-poor ini justru menimbulkan masalah (contoh:Kelas III lebih bagus di bandingkan Kelas I atau bahkan VIP, pembelian Inkubator tiap tahun, dsb)

(42)

Tantangan umum yang dihadapi di masa mendatang

• Timing penyaluran

• Penyerapan anggaran yang masih terkesan

berakselerasi di akhir tahun.

• DAK yang masih belum bisa operasional

(43)

Diskusi 3:

Apakah ada potensi untuk

dinaikkan lagi mengingat

amanah UU Kesehatan yang 5%

dari APBN

(44)

Peningkatan anggaran di masa

mendatang:

• Perlu dikaji secara keseluruhan

• Ada kemungkinan sulit dilakukan peningkatan

(45)

Penutup

Usulan-usulan untuk Kebijakan Pembiayaan Kesehatan di tahun-tahun mendatang:

1. Terkait dengan aturan penyaluran dana pusat ke daerah berdasarkan kebijakan desentralisasi

2. Terkait dengan anggaran khusus untuk daerah yang sulit.

3. Melibatkan berbagai komponen masyarakat (civil society) untuk membantu mengarahkan pembiayaan kesehatan

(46)

Usulan 1

• Terkait dengan aturan penyaluran dana pusat

ke daerah berdasarkan kebijakan desentralisasi

(47)

Usulan Kebijakan Bagi Pemerintah Pusat (1)

Dana Dekonsentrasi:

•Secara umum diharapkan untuk mengurangi besaran

Dana Dekonsentrasi dan mengalihkan ke Dana Alokasi Khusus.

•Hal ini sesuai dengan UU Keuangan dalam Desentralisasi

(UU 33 tahun 2004).

•Dana Dekonsentrasi ditujukan untuk membiayai kegiatan

pusat yang dilimpahkan ke daerah sesuai dengan PP 7

tahun 2008 kepada pemerintah propinsi untuk memenuhi fungsi supervisi, fasilitasi, monitoring dan evaluasi.

•Diharapkan ada penurunan sisa anggaran dari dana

(48)

Usulan Kebijakan Bagi Pemerintah Pusat (2)

Dalam DAK ada beberapa usulan

1. Alokasi anggaran pusat DAK dapat dipergunakan untuk operasional. Usulan ini dilakukan oleh Kemenkes

2. Dana pendamping dari daerah disesuaikan dengan tingkat kemampuan fiskal daerah. Semakin besar kemampuan fiskal maka prosentasenya diharapkan semakin besar.

3. Mengacu ke SPM Kesehatan

4. Alokasi anggaran diharapkan menggunakan formula yang berbasis pada variabel variabel yang

mempengaruhi besarnya biaya operasional, kemampuan fiskal daerah, dan status kesehatan ibu dan anak di

daerah.

(49)

Catatan untuk Kemampuan fiskal

• Di berbagai daerah terdapat bukti adanya

kemampuan fiscal tinggi untuk kesehatan

• Namun kemampuan fiskal ini tidak

dipergunakan untuk kesehatan

• Daerah tetap bertumpu pada pemerintah

pusat

(50)

Usulan Kebijakan Bagi Pemerintah Pusat (3)

Catatan:

• BOK sebaiknya masuk sebagai DAK untuk

menjamin sustainabilitas

• Perlu evaluasi terhadap Jampersal, khususnya

(51)

Usulan 2

(52)

Untuk daerah yang sulit seperti NTT

dan Papua

• Meningkatkan dana investasi untuk sarana

kesehatan

• Menggunakan model model inovasi untuk

pengadaan SDM secara jangka

pendek, dengan cara kontrak berkelompok

• Mendidik dan melatih tenaga kesehatan

(53)

Usulan 3

Untuk Civil Society

• Lebih aktif membantu Kementerian Kesehatan

dalam melakukan hubungan kerja dengan DPR dan Kementerian Keuangan

• Lebih aktif membantu Dinas Kesehatan dalam

melakukan hubungan kerja dengan DPRD dan PemDa

(54)

Gambar

Grafik Serapan Anggaran Kementrian Kesehatan 2004-2010 0510152025
Grafik Serapan Anggaran tahun 2010  -10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0  Kementrian  Pendidikan Kementrian Pertahanan Kementrian Pekerjaan  Umum Kepolisian Kementrian Kesehatan Kementrian  Perhubungan Kementrian keuangan Alokasi (Triliun Rp) Realisasi (Triliun Rp)
Grafik Serapan Anggaran Kemenkes per unit utama  (tahun 2009, dlm Triliun Rp)  -1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00  Setjen Inspektorat  jenderal

Referensi

Dokumen terkait

2004 Tentang Praktik Kedokteran dan Pasal 7 ayat (1) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2052/Menkes/Per/X/2011 Tentang Izin Praktik dan

Melihat bagaimana perjuangan yang dilakukan oleh Arung palakka terhadap kerajaan Gowa dalam membela negerinya dan membebaskan rakyatnya dari perbudakan, sehingga

Ketrampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang

Mengkaji persepsi petani terhadap usahatani tebu di Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo, untuk mengetahui motivasi petani dalam berusahatani tebu, untuk menganalisis

Pada prinsipnya, pengembangan fasilitas pedestrian bertujuan untuk menciptakan suatu kawasan manusiawi dengan lebih mengutamakan kenyamanan dan keamanan pejalan

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis dan

Variasi sudut kemiringan pada bagian depan model uji reversed Ahmed body memberikan efek pada hasil analisis komputasi pengaruh geometri muka terhadap koefisien

Ternyata itu dimatikan karena hujan, tapi kemudian kami suruh hidupkan namun hanya Stadion Maguwoharjo saja” (wawancara dengan Syahrul Ramadhan, 16 Oktober 2016). Demi