• Tidak ada hasil yang ditemukan

EV ALUASI KANDUNGAN AI DALAM AIR SUNGAI CODE DIY DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EV ALUASI KANDUNGAN AI DALAM AIR SUNGAI CODE DIY DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

252

-

ISSN 0216-3128 Purwanto A., dkk

EV ALUASI

KANDUNGAN

AI DALAM

AIR SUNGAI

CODE

DIY DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI

UV-VIS

Purwanto,A.,

Samin BK., Supriyanto,c.

Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN

ABSTRAK

EVALUASI KANDUNGAN Al DALAM AIR SUNGAI CODE D.I. YOGYAKARTA DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS. Telah di/akukan evaluasi kandungan aluminium dalam air sungai Code dengan metode spektrofotometri ultra lembayung-tampak (UV-Vis). Prinsip met ode ini adalah ion aluminium direaksikan dengan eriokrom sianin R dalam larutan bufer asetat pH 6,0 terbentuk kompleks berwarna merah. Serapan maksimum kompleks AI-eriokrom sianin pada panjang gelombang (A)536 nm. Agar diperoleh hasi/ pengujian yang valid di/akukan validasi alat dan metode dengan menentukan presisi, akurasi dan batas deteksi. Optimasi metode diperoleh bahwa waktu kestabi/an kompleks

5

-20 menit. volume pengompleks 2,0 mL. Kurva standard linier pada kisaran konsentrasi 50-250 p.p.b. Alat dan metode mempunyai presisi dan akurasi yang baik, dengan ni/ai akurasi 99,4 %; presisi 1,9; dan batas deteksi II

ppb. Cuplikan air diambi/ pada musim penghujan dan musim kemarau di II titik IOkasi dari sumber mata air G.Turgo, hingga selatan kota YORYakarta. Kandungan aluminium dalam air sungai Code pada nll/sim penghujan tertinggi di titik 10kasi jembatan Tungkak adalah 209,0 .:t 2.2 p.p.b. pada musim kemarall

tertinggi di titik lokasijembatan Karang Kajen adalah 8,6 .:t0, I p.p.b. Kata kunci: aluminium, Sungai Code, Spektrofotometri UV-Vis.

ABSTRACT

DETERMINATION OF ALUMINUM FROM CODE RIVER WATER AT YOGYAKARTA BY UV-VIS SPECTROPHOTOMETRY METHOD. The evaluation of aluminum in Code river water by ultra violet-visible spectrophotometry method has been carried out. Principle of this method is that aluminum ion reacts with eriochrome cyanine R in buffer acetate solution at pH 6.0, to form the red-violet colour. Complex of Al ion with eriochrome cyanine gives maximum absorbance at wave length (A)536nm. To obtain the valid test result, the instrumentation and analysis method validation covering the determination of precision, accuration and limit of detection should be done. The optimation of analysis were: time of stability complex, volume of complexing agent. It was found that time of stability complex is 5-20 minutes. optimum volume of 0,01 %eriochrome cyanine R is 2.0 mL. The standard curve is linier at the range concentration 10 - 250 p.p.b. Instrument and method of analysis have good precision and good accuracy with the number of accuracy is 99.4 %,precision is 1.9, and limit of detection is II p.p.b. It was found that the highest aluminum content in Code river water at rainy season is in Tungkak of209.0.:t 0.2 pp.b .. and of dry season

is in Karang Kajen of8.6.:t 0.1 pp. b.

Keyword: aluminum, Code river, lJV-Vis spectrophotometry

PENDAHULUAN

S

ungaiYogyakartaCodemelewatiyang mengalirban yak perkampungan,melalui kota setiap kampung mempunyai perlakuan yang berbeda-beda terhadap sungai Code. Air sungai Code dan sungai-sungai lain di Yogyakarta, tidak lagi jemih, banyak limbah yang di buang ke sungai Code. Kepedulian warga setempat dalam menjaga kebersihan sungai juga belum tampak. Selain sumber pencemar dari limbah rumah tangga, diperkirakan adanya pencemaran dari limbah keraj inan kulit, batik, pabrik karoseri mobil dan dari rumah sakit. Peningkatan jumlah limbah yang

dibuang ke sungai berpengaruh terhadap kualitas air sungai tersebut.

Air merupakan kebutuhan utama bagi makluk hidup. Air yang relatif bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk keperluan industri, sanitasi dan untuk keperluan kota. Air menjadi masalah yang perlu mendapatkan perhatian yang seksama. Akhir-akhir ini sulit untuk mendapatkan air bersih, terutama di kota-kota besar yang padat penduduknya. Menurut SK Menteri Kesehatan RI No. 418/MENKES/PER/IX/1990 syarat mutu air minum antara lain kandungan maksimum(I): AI:

Prosiding PPI - PDiPTN 2006

Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN

(2)

Purwanto A., dkk.

-

ISSN 0216 - 3128 253

0,2 mglL; Mn: 0, I mglL, Cr (VI) : 0,05 mglL, Cu : ],0 mglL, Zat organik (KMn04) = 10 mglL.

Metode analisis unsur ke]umit (trace element) secara spektrofotometri ultra violet-tampak (UV-Vis) merupakan metode analisis yang berdasarkan pada pembentukan warna yang kuat antara un sur analit dengan pereaksi yang digunakan. Dengan menggunakan pereaksi warn a menjadi lebih peka sehingga batas deteksinya menjadi rendah. Prinsip penentuan yaitu berdasarkan terbentuknya kompleks berwarna merah hingga merah muda dari reaksi kompleks antara ion aluminium dengan eriokrom sianin R dalam media larutan bufer asetat antara pH 3,8 hingga 6,5 yang mempunyai serapan maksimum pada panjang gelombang 535 nm(2).

Tujuan percobaan ini adalah mengevaluasi kadar aluminium dalam air sungai Code Yogyakarta dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Diperkirakan kandungan ]ogam terlarut da]am aliran sungai merupakan unsur ke]umit (trace element) maka penentuan kandungan aluminium diperlukan pemilihan metode analisis yang peka dan mampu mendeteksi kurang dari I ppm. Untuk menaikkan kepekaan pengukuran, dengan dibuat senyawa kompleks menggunakan pereaksi warn a

(dye agent) eriokrom sianin R.

Agar diperoleh data pengujian yang valid pada kondisi optimum dilakukan validasi alat dan metode analisis dengan menentukan harga presisi, akurasi dan batas deteksi. Dalam laboratorium pengujian yang mengadopsi peraturan dari SNI-19-17025-2000 data hasil uji dikatakan valid apabila data uji tersebut mempunyai presisi dan akurasi yang baik (3). Kesalahan da]am analisis kimia akan berakibat fatal, karena kesa]ahan analisis kimia akan menimbulkan kesalahan dalam pembahasan, perhitungan, penentuan diagnose, kesa]ahan pengambilan keputusan. Laboratorium harus memvalidasi metode tidak baku, metode yang dikembangkan, metode baku yang digunakan di luar lingkup yang dimaksudkan.(3)

TAT A KERJA

Bahan

Larutan standar AI konsentrasi 1000 ppm buatan Merck, standar A] 10 ppm, eriokrom sianin R (C23HIsNa309S), natrium asetat, asam asetat, asam sulfat, asam fluorida, asam askorbat buatan Merck,

Standard reference materials (SRM) Soil-7 buatan

IAEA, akuatrides buatan laboratorium P3TM BATAN, dan cuplikan air sungai Code Yogyakarta.

Peralatan

Seperangkat a]at spektrometer UV-Vis, pH meter "WTW", neraca analitik digital "Mettler", kompor listrik, motor pengaduk magnit, mikro pipet ukuran 10 - ] 00 ~L, dan 50-250 ~L, beker teflon ukuran 50 mL, pera]atan gelas dan alat laboratorium ]ainnya (Iabu, beker, dan pipet). Peralatan sampling air dan sedimen antara lain : GPS, pH meter, Jerigen plastik bertutup, ember plastik, gelas beker, botol semprot, akuades, gayung berskala, rol meter (meteran), pipet ukur dan propipet,.

Cara kerja

Penentuan waktu kestabilan kompleks

Disiapkan 2 buah labu takar 10 mL, untuk larutan blangko dan larutan uji. Keda]am labu takar untuk larutan uji dimasukkan 200 ~L larutan standard AI 10 p.p.m., sehingga konsentrasi AI 200 p.p.b. Ditambahkan berturut-turut : 2,0 mL bufer asetat pH 6,0; 0,2 mL asam askorbat 0, I %, 0,2 mL H2S04 0,02 N, khusus larutan blangko ditambah 0,2 mL larutan EDTA 0,01 M. Masing-masing larutan ditambah 2 mL pereaksi eriokrom sianin 0,01 %, dan volume ditepatkan dengan akuatrides sampai tanda tera, saat penambahan stop watch dihidupkan. Diukur serapannya pada A 536 nm untuk setiap selang waktu: 2, 4, 6, 8 hingga 35 menit. Dibuat grafik an tara serapan terhadap waktu, ditentukan waktu kestabilannya.

Optimasi volume pengompleks

Disiapkan 10 buah labu takar ]0 mL, 5 buah untuk larutan blangko dan 5 buah untuk larutan uji, masing-masing diisi dengan 100 ilL AI(IIl) 10 p.p.m. Ditambahkan berturut-turut: 2,0 mL bufer asetat pH 6,0; 0,2 mL asam askorbat 0, I %, 0,2 mL H2S04 0,02 N, khusus untuk ]arutan blangko ditambah 0,2 mL EDT A 0,0 I M, Kemudian ditambahkan larutan pengompleks eriokrom sianin 0,0 I %, dengan variasi volume : 0,5; ],0; 1,5; 2,0 dan 2,5 mL, ditambah akuatrides sampai tanda tera dan reaksi ditunggu 5 hingga 10 men it. Diukur serapannya pada A 536 nm, untuk setiap volume pengompleks yang berbeda. Dibuat grafik antara volume eriokrom sianin terhadap serapan, ditentukan volume optimum pengompleks.

Pembuatan kurva standard

Disiapkan 6 buah labu takar ] 0 mL, masing-masing diisi dengan larutan standard AI(" I) 10 p.p.m. dengan variasi volume : 0 (b]anko), 50, 100, 150, 200, 250 dan 300 ilL sehingga konsentrasi AI da]am larutan: 0; 50; 100; ] 50 ; 200 ; 250 dan 300 p.p.b. Ditambahkan berturut-turut 2,0 mL bufer asetat pH 6,0; 0,2 mL asam

Prosiding PPI - PDIPTN 2006

(3)

254 ISSN 0216-3128 Purwanl0 A., flkk n.2~() •...•.. 0.365 • , Scrapan o.:Wo

r---:

..(J.lOn 3011 350 4()() 450 500 550 wn (.50 7011 no ~HU Panjang gelombang ( nm )

'n

-e'.

it

'e'•.

i ..•

-•.i

i -•.

i •'•.•

it

··· .... i-c '" @" 0.350 <I) en 0.345 0.360 0.355 0.000 0.1.50 n,I()(j n.2oo n.nsu ..0.050 0340

t

1- ---. --..

-j 0.335 •••••••••••••••••• 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30

----+

Waktu (menit)

Penentuan waktu kestabilan kompleks dengan tujuan untuk mengetahui berapa lama kompleks itu terbentuk dan berapa lama waktu kestabilannya. Waktu kestabilan ini berpengaruh terhadap kedapat-ulangan (reproducible), bila waktu kestabilannya lama maka kedapat-ulangannya makin baik. Dari Gambar 2 terlihat bahwa kompleks antara aluminium dengan eriokrom sianin dengan volume pengompJeks 2,0 mL, diperoleh waktu kestabilan dari menit ke 4 hingga 30 menit. Keasaman (pH) larlltan bcrpcngaruh terhadap waktu kcstabilan kompleks, daJam larutan asam misalnya pada pH 3,8 diperoleh hasil dengan kedapat-lIlangan yang kurang baik

Gambar 2. Serapan Al 200 p.p.b. diamat; pada A

536 nm denga" waktu 2-30 me"it.

Waktu kestabilan kompleks AI-eriokrom sianin Pengamatan waktu kestabilan kompleks dilakukan terhadap AI 200 p.p.b. dalam bufer asetat pH 6,0 ; volume pengompleks eriokrom sian in 0,0

I

% adalah 2,0 mL. Serapan kompleks dicatat pada panjang gelombang ('A) 534 nm untuk setiap selang waktu tertentu. Waktu pengamatan serapan dari men it kedua sampai 30 men it dari saat direaksikan. Kurva antara waktu reaksi (men it) terhadap serapan disajikan pada Gambar 2 berikut :

Gambar J. Spektra larutan Al 100 ppb da/am bufer asetat pH 6,0

tidak ada perbedaan atau pergeseran I.iantara

literatur dengan percobaan. Sehingga dalam percobaan selanjutnya dilakukan pembacaan serapan pad a panjang gelombang ('A) 536 nm. askorbat 0,

I

%, 0,2 mL H2S04 0,02 N, khusus

untuk larutan blangko ditambah 0,2 mL larutan EDT A 0,0

I

M. Masing-masing larutan ditambah 2,0 mL eriokrom sianin 0,01 %, dan volume ditepatkan dengan akuatrides sampai tanda tera, dan reaksi ditunggu 5 hingga 10 menit. Diukur serapannya pada 'A 534 nm, dan larutan blangko

sebagai pembanding. Dibuat kurva standard antara konsentrasi terhadap serapan, dihitung persamaan regresi linier hubungan antara konsentrasi dengan serapan.

Sampling air sungai

Pengambilan cuplikan (sampling) air dan sedimen dilakukan di sebelas titik lokasi mulai dari sumber mata air yaitu di Gunung Turgo, ke selatan memasuki kota Yogyakarta, hingga selatan kota Yogyakarta yaitu di daerah Wonokromo. Pad a setiap lokasi pengambilan cuplikan diukur letak lokasi (derajad Bujur Timur dan Lintang Selatan) menggunakan GPS V, suhu dan pH. Air sungai diambil di 2 tepi dan di tengah masing-masing

±

4 liter, sedimen diambil

±

1 kg. Cuplikan air setelah diukur pH nya, ditambahkan pengawet HN03 pekat

I

mL tiap liter contoh.

Penentuan Al dalam cuplikan

Dari

II

lokasi sampling cuplikan air sungai diambil 2 liter dimasukkan ke dalam gelas beker, dipanaskan pada suhu

±

90°C, dipekatkan hingga volume 50 mL (pemekatan 40 kali). Disiapkan sejumlah labu takar 10 mL, masing-masing diisi dengan sejumlah volume tertentu cuplikan hasil pemekatan. Ditambah 2,0 mL bufer asetat pH 6,0 ; 2,0 mL asam askorbat 0,

I

%, dan 0,2 mL larutan H2S04 0,02 N. Kemudian ditambahkan 2,0 mL pereaksi eriokrom sianin 0,01 %, ditambah akuatrides sampai tanda batas dan reaksi ditunggu 5 -] 0 menit. Larutan blanko dibuat dengan penambahan 0,2 mL larutan EDT A 0,0

I

M. Diukur serapannya pada 'A 536 nm dan larutan

blangko sebagai pembanding. Dihitung konsentrasi aluminium dalam cuplikan menggunakan persamaan regresi linier dari kurva standard.

Panjang gelombang ('A) kompleks Al-eriokrom sian in

Serapan kompleks ion aluminium dengan eriokrom sianin dalam larutan bufer asetat pH 6,0 di scan dari panjang gelombang ('A)190 nm hingga 800 nm. Dari spektra serapan terhadap panjang gelombang diperolch bahwa scrapan maksimum terjadi pada panjang gelombang 536 nm. Dari pengamatan panjang gelombang diperoleh bahwa

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosiding PPI - PDIPTN 2006

(4)

Punvallto A., dkk. ISSN 0216 - 3128 255 O.JOO ~ . 0.200 0.250 0.150 Serapan[AI ]*, ppb

-Blanko ( Xi -

X

)2

(Y)

(Xd

I

0,024549,82934,0628 2 0,0306412,569522,6174 3 0,012414,380511,7868 4 0,023189,21841,9732 5 0,012084,232312,8266 6 0,016426,18182,6631 7 0,021108,28410,2213 n =7

-L

= 56.1512

X

= 32,1157

Penentuan batas deteksi alat dilakukan dengan rilengukur serapan 7 buah lamtan blanko pada A. 534 nm, dihitung konsentrasi AI dengan menggunakan persamaan regresi dari kurva standar. Oihitung standar deviasi dari tujuh pengukuran, batas deteksi alat ( Instrument Detection Limit,

IDL) adalah tiga kali standar deviasi(8).

Penentuan batas deteksi metode (MOL) dilakukan dengan mengukur serapan 7 buah larutan AI spike pada A. 534 nm, dihitung konsentrasi AI., dihitung standar deviasi. Batas deteksi metode

(Methods Detection Limit, MOL) adalah 3,14 kali

standar deviasi. Serapan lam tan blanko ditunjukkan pad a tabel I, dan serapan lamtan AI

spike ditunjukkan pada tabel 2.

Tabel t.Serapan blanko, untuk menghitung IDL dan standar deviasi

Penentuan batas deteksi

Reference Material Soil-7 adalah : 46,733

±

1,917 mg/g, sedangkan kadar AI dalam sertifikat adalah 47 mg/g, atau dalam kisaran konsentrasi 44 - 51 mg/g(7) Jadi hasil analisis masuk kisaran konsentrasi yang tertera dalam sertifikat. Metode dengan nilai bias, presisi, persen RSO, dan persen

o

lebih kecil serta nilai akurasi (persen recovery) dekat dengan 100% dikatakan lebih efektif, Bias, presisi, persen RSO, dan persen 0 menunjukkan besamya deviasi hasil validasi dengan nilai sesungguhnya. Hasil validasi dengan Soil-7 diperoleh akurasi (persen recovery) 99,4 %, dan presisi 1,94. 3.0 2.5 2.0 1.5 1.0

Vol. Eriokrom sianin (mL) 0.5

0.050 0.0 0.J50 Serapan

0.100 ~ .

Gambar 3. Variasi volume pengompleks eriokrom sianin 0,01 %

Reaksi kompleks antara AI+J dengan eriokrom sianin R terbentuk antara satu mol ion AI+J dengan tiga mol ligand, dengan persamaan reaksi sebagai berikut(4) :

Al J+

+

3C2JHIsNaJ09S

-+

[AI(C2JHI5NaJ09S)J] J+ Pad a penambahan volume pengompleks 0,5 dan 1,0 mL serapannya belum maksimal masih menunjukkan kenaikan. Hal ini disebabkan jumlah ligand yang ditambahkan belum cukup untuk membentuk kompleks, reaksi belum sempuma sehingga serapannya keci\. Oari Gambar 3 diperoleh bahwa dengan volume pengompleks 1,5 hingga 2,0 mL memberikan serapan yang besar. Sehingga pada percobaan selanjutnya pembuatan kurva standard dan analisis cuplikan digunakan volume pengompleks 2,0 mL.

Variasi volume pengompleks eriokrom sianin R 0,01

%

Variasi volume pengompleks terhadap larutan AI(III) 100 p.p.b., dengan variasi penambahan volume eriokrom sianin dari 0,5 hingga 2,5 mL, dan serapan dicatat untuk setiap variasi volume pada panjang gelombang 534 nm. Kurva volume pengompleks (mL) terhadap serapan ditunjukkan pada Gambar 3.

dibandingkan pada pH 5,5. Keberadaan aluminium dalam air alam dikontrol oleh pH, pada pH di atas netral yang dominan adalah bentuk hidroksida terlarut dari AI(OH)4-, sedangkan kation AI+J dominan dalam suasana asam (2).

Penentuan presisi dan akurasi

Akurasi dan presisi metode analisis ditentukan menggunakan standard pembanding Soil-7, Oari percobaan dengan 6 kali pengulangan diperoleh bahwa kadar AI rerata dalam Standard

[AI]* dihitung dengan pers. Y = 0,00223 X -0,00266 r = 0,999

Sd =3,0592 IDL adalah 3 kali standar deviasi = 9,1775

Hasil penentuan batas deteksi metode (MOL) diperoleh 10,9 ppb. Berdasarkan harga

Prosiding PPI • PDIPTN 2006

(5)

256

!!!!!!!!! ISSN 0216 - 3128 Purwanto A., dkk

akurasi dan presisi dapat dikatakan bahwa metoda Spektrofotometri UV-Vis untuk uji aluminium dalam air mempunyai validitas yang cukup baik.

Y = 0,0036 X - 0,0010, koefisicn korelasi (r)

=

0,9974

Tabel 2. Sera pan AI

spike

untuk menghitung MDL dan standar deviasi

Serapan[AI]*

-AI Spike ( Xi -

X

)2 (Y) (Xi) 1 0,0528322,53731,2197 2 0,0608826,153422,2829 3 0,0451519,08745,5013 4 0,0411717,299617,0842 5 0,0448218,93926,2186 6 0,0476520,21041,4944 7 0,0601025,803019,0978 n =7

-. L

= 72,899

X

= 21,4329

[AI]* dihitung dengan persamaan: Y = 0,00223 X - 0,00266 r = 0,999

Sd = 3,4857 Limit deteksi metode (MOL) = 3,14

XSd = 10,945

Analisis cuplikan air

Cuplikan air sungai Code 2 liter dipanaskan pada suhu

±

90

°c,

dipekatkan 40 kali. Hasil pemekatan dipipet volume tertentu untuk dianalisis. Dihitung kadar aluminium dalam cuplikan dengan persamaan regresi linier dari kurva standar. Dengan memperhatikan faktor pemekatan dan pengenceran, hasil analisis ditunjukkan pada Tabel 3 dan Tabel 4 pada lampiran.

KESIMPULAN

Kandungan aluminium dalam air sungai Code yang diambil pada musim penghujan tertinggi adalah 209

±

2 ppb, sedangkan di sumber mata air Gunung Turgo adalah 1,6

±

0,4 ppb. Kandungan aluminium dalam air sungai Code yang diambil pada musim kemarau tertinggi adalah 8,6

±

0,

I

ppb, sedangkan di sumber mata air Gunung Turgo tidak terdeteksi. Kandungan aluminium tersebut belum melebihi ambang batas yang diijinkan.

Linieritas konsentrasi terhadap serapan

DAFT AR PUST AKA

Serapan

1.000

r----.{)200 r , I

a 50 100 150 200 250

Konsentrasl AI (ppb)

Dari kurva standar diperoleh hubungan linier antara konsentrasi lawan serapan dengan persamaan garis:

Gambar

4.

Kurva standar A/(III) konsentrasi

50-250 p.p.b.

serapan

diamat; pada

panjang gelombang

534

nm

I.

W ARDHANA, W.A., Dampak Pencemaran Lingkungan, Edisi pertama, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta, (1995). Hal. 293.

2. SANDELL, E.B., Colorimetric Determination of Trace of Metals, Third edition, Reversed and Enlarged, Interscience Publishers, Inc" New York (1959), p. 238-240.

3. ANONIM; Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi, SN1 19-17025-2000, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta (2000).

4. SANDEL, E.B. and ONISHI, H., Photometric Determination of Trace of Metals General Aspects, Fourth edition, Part I, Jhon Willey and Sons Publishers, Inc., New York (1978) .

5. SHULL, K,E. and GUTHAN, G.R., Method for Determination of Aluminum in Water. APHA Standard Methods,18lh Edition (1992), http:/www.chemetrics.com

/a nalytes/alu m in um,h tm I

6. ANON 1M, Standard Method for The Examination of Water and Waste Water, APHA Standard Methods, 181hEdition (1992).

0.887 ...--..",-c.<~. Y = 0,0036 X - 0,001 ~/ .... r...~.. ~~

~~!.~

0.57.3.,,--::<.~ "'" "",/""" /~

;;;.~~

. .::::::: 0.400 0.000 0.200 0.800 0.600

Kurva standar aluminium dibuat dengan kisaran konsentrasi 50 - 250 p.p.b. Serapan diamati pada panjang gelombang 534 nm untuk setiap variasi konsentrasi aluminium, kurva standar ditunjukkan pad a Gambar 4.

Prosldlrtg PPI - PDIPTN 2006

(6)

Purwanto A., dkk. ISSN 0216 - 3128 257

7. ANONIM, International Atomic Energy Agency, Certificate Reference Materials IAEA/Soil 7, Vienna, Austria (1984).

8. http://www.wcaslab.com/tech/detlim.htm

9. http://en.wikipedia.orglwiki/accuracv and pre cition

TANYAJAWAB

Triyono

o Mohon dijelaskan dampak dari kandungan AI

yang berlebihan di lingkungan di kali code, terutama terhadap manusia ?

Purwanto A.

o Logam Aluminium tidak bersifat racun dan

tidak berbahaya seperti logam : Hg, Cr(V/), Pb, Cd, akan tetapi sesuai dengan per.\}'aratan kualitas air minum menurut peraturan MENKES R/ No.

4/6/MENKES/IX/1990 kadar maksimum yang diperbolehkan 0,2 mg/L. Bila kandungan AI di lingkungan kali Code tinggi, secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap kesehatan manusia.

Riil Isaris

o Apakah tujuan penelitian ini berkaitan dengan

suatu hipotesa atau ada market demand?

o Bagaimana analisis ekonomi metoda ini

dibandingkan metoda kimia lain, apakah cukup kompetitif?

Purwanto A.

o Tujuan penelitian ini berkailan dengan

hipotesa, sehubungan dengan meningkatnya indus/ri dan /eknologi apakah ada kenaikan logam-Iogam B-3 dan anorganik lainnya. Dari hasil ana/isis diperoleh bahwa kadar AI di hulu sungai sangat kecil, setelah memasuki dan melewati perkotaan kadarnya naik, dan di hilir sungai menurun lagi.

o Metoda ana/isis menggunakan

Spektrofotometri UV-Vis mempunyai keuntungan yailu operasional alatnya sederhana, mudah pengerjaannya namun kelemahannya tidak dapat mengana/isis multi unsur seperti AAS, AAN. Sehingga metode ini kurang ekonomis dihanding metode AAS dan

AAN.

Supriyanto C.

o Apakah metode penentuan AI dalam air sungai

Code sudah dilakukan validasi metode ?

Purwanto A.

o Metode ana/isis AI dalam air secara

Spektrofotometri UV-Vis mengacu dari Standard Method 35lJO-AI B, di/akukan optimasi metode. Pada kondisi optimum dilakukan va/idasi alat dan metode dengan merientukan presisi, akurasi dan batas deteksi.

o Presisi suatu metode diuji dengan beberapa

kali pengulangan ana/isis bila variasi hasilnya kecil, maka kecermatan pengukurannya tinggi. Akurasi (persen recovery) ditentukan dengan menganalisis bahan pembanding bersertifikat (CRM) yang diketahui dengan pasti kadar unsur yang terean/um dalam sertifikat (/rue value). Penentuan batas deteksi alat dan metode bisa dihaca di makalah.

Prosiding PPI - PDIPTN 2006

(7)

258

LAMPIRAN

ISSN 0216-3128

Tabel3. Hasil analisis cuplikan air sungai Code musim penghujan

Purwanto A., dkk

Lokasi P'enceran[AI]DipipetRerata (ppb)KxP'encerSerapanKon/P'katregresi Sampling (mL) (kali)(A) (p.p.b.)(p.p.b.)(p.p.b.)

+

Sd G.Turgo 2 5 0,0733613,518467,59221,5661,690 0,05739 9,0436 45,21780,3891,130 0,07875 15,0287 75,14371,879 J, Boyong 2 5 -0,00293-39,2921-7,8584-0,840-0,982 0,00978 -4,2970 -21,4850,263-0,537J -0,00346 -8,0069 -40,0347-1,001 J,Ngaglik 2 5 0,23602295,483259,09667,7057,387 0,24413 61,3691306,84550,3357,671 0,2551 64,4430322,21488,055 RR,Utara 2 5 0,3129480,6500403,250210,02210,081 0,32275 83,3988 416,99420,43610,425 0,29805 76,4778382,38899,560 J,Sardjito 0,5 20 0,95795261,38535227,7055130,358130,693 0,95274 259,92545198,50810,369129,963 0,95599 260,83615216,7215130,418 J, Reco 0,5 20 0,367191917,023595,851248,13847,926 Buntung 0,37177 97,1345 1942,69030,37248,567 0,36716 95,8428 1916,855347,921 J,Tungkak 0,25 40 0,92926206,42308256,9196209,003206,423 0,94740 210,49778419,9092210,4982,243 0,94557 210,08678403,4664210,087 J,Karang 0,25 40 0,89293198,26237930,4913197,176198,262 Kajen 0,88864 197,2986 789\ ,9453197,2991,153 0,88271 195,96667838,6637195,967 Ring road 0,25 40 0,246632123,428253,085753,20053,086 Selatan 0,24879 53,5709 2142,83600,32953.571 0,24600 52,9442 2117,767652,944 J, Merah 0,25 40 0,57729127,36095094,4378124,067127,361 N goto 0,55322 121,95424878,16672,890121,954 0,55737 122,8864 4915,4548122,886 J, Pacar 0,25 40 0,74469164,96356598,5417168,969164,964 0,75937 168,2611 6730,44284,403168,261 0,78351 173,6836 6947,3429173,684

Proslding PPI - PDIPTN 2006

(8)

Purwanto A., dkk. ISSN 0216 - 3128

Tabel 4. Hasil analisis cuplikan air sungai Code musim kemarau

259

Lokasi P'enceranDipipet(All rewesiRerata(ppb)SerapanKon/P'katKxP'encer Sampling (mL) (kali)(A) (p,p,b,)(p,p,b,)(p,p,b,)

+

Sd G,Turgo 2 5 -0,01526

--

-

--0,00581

-

---0,01523

--

-J, Boyong 2 5 -0,01527

--

-

--0,00635

--

--0,01524

-

--J,Ngaglik 2 5 -0,01518

--

-

--0,00403

-

--Ring Road 2 5 -0,00612

--

-

-Utara -0,01508

-

---0,00856

-

--J,Sardjito 4 2,5 0,0292413,45801,04233,64500,841 0,05473 22,38700,3155,96761,399 0,03131 14,183135,45780,886 J, Reco 4 2,5 0,013320,29019,70327,88130,493 Buntung -0,00046 3,0542 7,6356 0,\9\0,18 -0,00072 2,9632 7,4079 0,183 J,Tungkak 4 2,5 0, \479955,05563,165\37,63893,441 0,11435 43,2716\08,17910,402,704 0,14383 53,5983\33,99583,350 J,Karang 4 2,5 0,38866\39,36118,584348,40288,710 Kajen 0,37990 136,2926340,73\40,\18,518 0,38019 136,3941340,98538,525 Ring road 4 2,5 0,2387582,6222206,55555,3765,\64 Selatan 0,24838 85,9427214,85680,215,371 0,25861 89,4701223,67525,592 J, Merah 4 2,5 0,06\8621,629\1,28754,0728\,352 Ngoto 0,05580 19,5396 48,84891,221 0,09 , J, Pacar 4 2,5 0,0755226,33921,56565,84801,646 0,06801 23,74970,1159,37421,484

Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN

Gambar

Gambar J. Spektra larutan Al 100 ppb da/am bufer asetat pH 6,0
Tabel t.Serapan blanko, untuk menghitung IDL dan standar deviasi
Tabel 2. Sera pan AI spike untuk menghitung MDL dan standar deviasi

Referensi

Dokumen terkait

Lokasi Penelitian berada di Jakarta, dengan subjek penelitiannya adalah anggota komunitas Punk Muslim yang yang sudah menjadi anggota minimal satu tahun karena dianggap

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis proses komposting, menghitung kapasitas produksi, produksi eksisting dan potensi pengurangan sampah yang

Mokytojams, mokiniams, administracijai galimybė priimti savo facebook’o profilyje į draugus mokyklos bendruomenės narius arba jų nepriimti, kuria naują galios

Terdapat pengaruh tidak langsung service quality terhadap brand loyalty melalui brand trust sebesar 0,452 dan nilai CR sebesar 6,268 &gt; 1,96.. Kata kunci : brand

h. Mendapatkan insentif pajak bagi Rumah Sakit publik dan Rumah Sakit yang ditetapkan sebagai Rumah Sakit pendidikan. Rumah sakit berhak atas segala sesuatu yang berhak didapatkan dan

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa efek bumerang negatif terhadap kampanye Vaksin MR yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan RI sebagian besar

GBKP saat ini memiliki 22 klasis tersebar di beberapa daerah di Indonesia khususnya di Tanah Karo. GBKP bukanlah satu-satunya Gereja diantara orang suku Karo serta masyarakat

Pada konsentrasi 8% minyak kemiri sunan sudah dapat mengendalikan hama penggerek buah kopi (PBKo) dengan persentase mortalitas 93%, persentase intensitas serangan