Serial
Serial Powerpoint
Powerpoint Presentasi
Presentasi
:
:
Karst
Karst Hydrogeochemistry
Hydrogeochemistry
Tjahyo Nugroho Adji
KARST RESEARCH GROUP
FAC. OF GEOGRAPHY--GADJAH MADA UNIVERSITY
INDONESIA
HIDROGEOKIMIA KARST
Interaksi udara
Interaksi udara--batu gamping
batu gamping--air
air
air hujan dari udara dan jatuh ke
air hujan dari udara dan jatuh ke
permukaan
permukaan
proses fisik dan kimia yang melibatkan
proses fisik dan kimia yang melibatkan
unsur gas, cair dan padatan
unsur gas, cair dan padatan
perpindahan massa antara udara, air,
perpindahan massa antara udara, air,
dan batuan
dan batuan
Dikenal sebagai sistem batuan karbonat
dan disebut sistem CO
2
-H
2
O-CaCO
3
•dikenal Karst Dinamic System (KDS
)
•proses yang terjadi di interface/batas
adalah transfer massa atau difusi
1.
1.
ketika terjadi hujan, gas karbondioksida (CO2) di
ketika terjadi hujan, gas karbondioksida (CO2) di
atmosfer masuk ke dalam air melalui proses difusi
atmosfer masuk ke dalam air melalui proses difusi
2.
2.
air yang mengandung CO
air yang mengandung CO
2
2
bersenyawa membentuk
bersenyawa membentuk
asam karbonat (
asam karbonat (carbonic acid
carbonic acid) dengan reaksi kimia
) dengan reaksi kimia
CO
CO
2
2
(di air) + H
(di air) + H
2
2
O
O ---
--- H
H
2
2
CO
CO
3
3
, dan dapat
, dan dapat
dikatakan bahwa gas karbondioksida larut dalam air
dikatakan bahwa gas karbondioksida larut dalam air
3.
3.
H
H
2
2
CO3 merupakan asam kuat, maka dapat mengalami
CO3 merupakan asam kuat, maka dapat mengalami
dissociation
dissociation (perpecahan) yaitu yang pertama H
(perpecahan) yaitu yang pertama H
2
2
CO
CO
3
3
--- HCO
HCO
3
3
--
+ H
+ H
+
+
dan yang kedua adalah HCO
dan yang kedua adalah HCO
3
3
--
--- CO
CO
3
3
2
2--
+ H
+ H
+
+
dengan proporsi yang kecil di
dengan proporsi yang kecil di atas
atas
pH 8,4 sehingga dapat diabaikan.
4.
4.
ketika air dan batuan karbonat berinteraksi, terjadi
ketika air dan batuan karbonat berinteraksi, terjadi
pelepasan ion dan kemudian terjadi reaksi pelarutan
pelepasan ion dan kemudian terjadi reaksi pelarutan
karbonat CaCO3
--5.
5.
CO
CO
3
3
--
bergabung dengan ion H
bergabung dengan ion H
+
+
yang lepas pada reaksi
yang lepas pada reaksi
(3) sehingga CO
(3) sehingga CO
3
3
2
2--
+ H
+ H
+
+
---
--- HCO
HCO
3
3
CaCO
--SISTEM HIDROLOGI KARST
SISTEM HIDROLOGI KARST
Karst Water Balance
Karst Water Balance
QB = Qa + QI + Qd + QR
QB = Qa + QI + Qd + QR -- Qs
Qs
QB
QB= total output
= total output
Qa
Qa = aliran permukaan non
= aliran permukaan non--karst (allogenic)
karst (allogenic)
QI
QI = run
= run--off dari internal karst
off dari internal karst
Qd
Qd = infiltrasi yang bersifat diffuse
= infiltrasi yang bersifat diffuse
QR
QR= sungai permukaan
= sungai permukaan dalam karst (autogenik)
dalam karst (autogenik)
QB = Qa + QI + Qd + QR
QB = Qa + QI + Qd + QR -- Qs
Qs
QB
QB= total output
= total output
Qa
Qa = aliran permukaan non
= aliran permukaan non--karst (allogenic)
karst (allogenic)
QI
QI = run
= run--off dari internal karst
off dari internal karst
Qd
Qd = infiltrasi yang bersifat diffuse
= infiltrasi yang bersifat diffuse
QR
QR= sungai permukaan
= sungai permukaan
2 komponen utama airtanah karst
2 komponen utama airtanah karst
Epikarst sebagai tandon utama
Epikarst sebagai tandon utama
Pelarutan Batuan Karbonat
Pelarutan Batuan Karbonat
Secara umum, dari proses kimia diatas, tampak
Secara umum, dari proses kimia diatas, tampak
bahwa batuan gamping akan larut dalam air
bahwa batuan gamping akan larut dalam air
yang asam (H
yang asam (H
2
2
CO
CO
3
3
))
Air yang asam dalam hal ini adalah air yang
Air yang asam dalam hal ini adalah air yang
undersaturated (meteoric water) thd. mineral
undersaturated (meteoric water) thd. mineral
gampingan (kalsit, dolomit, dll)
gampingan (kalsit, dolomit, dll)
Tingkat pelarutan turun secara drastis pada
Tingkat pelarutan turun secara drastis pada
tingkat kejenuhan sekitar 65
0
50
100
Kejenuhan (%)
L
aj
u
p
e
lar
u
tan
(
g
/
d
t/
c
m
2
)
Max.
0
Faktor
Faktor--faktornya
faktornya
1. Kandungan CO
1. Kandungan CO
2
••
Gas CO
Gas CO
2
2
masuk ke air melalui interface udara
masuk ke air melalui interface udara--air dan
air dan
membentuk CO
membentuk CO
2
2
di larutan
di larutan
CO
CO
2
2
(gas) ===== CO
(gas) ===== CO
2
2
(aqeous)
(aqeous)
••
CO
CO
2
2
terlarut kemudian bereaksi dengan air membentuk
terlarut kemudian bereaksi dengan air membentuk
asam karbonat
asam karbonat
CO
CO
2
2
(aqeous) + H
(aqeous) + H
2
2
O ==== H
O ==== H
2
2
CO
CO
3
3
••
Jika kita ingat Henry’s Law, bahwa kemudahan larut gas
Jika kita ingat Henry’s Law, bahwa kemudahan larut gas
karbondioksida di air akan sebanding dengan tekanan
karbondioksida di air akan sebanding dengan tekanan
parsialnya dan berbanding terbalik dengan suhu, maka
parsialnya dan berbanding terbalik dengan suhu, maka
KCO
KCO
2
2
= [H
= [H
2
2
CO
CO
3
3
] /PCO
] /PCO
2
2
••
PCO
PCO
2
2
adalah tekanan parsial gas karbondioksida,
adalah tekanan parsial gas karbondioksida,
sehingga konsentrasi CO
sehingga konsentrasi CO
2
2
terlarut akan naik seiring
terlarut akan naik seiring
dengan naiknya PCO
dengan naiknya PCO
2
2
pada fase gas
pada fase gas
••
Akan tetapi, CO
Akan tetapi, CO
2
2
terlarut dan PCO
terlarut dan PCO
2
2
akan turun seiring
akan turun seiring
dengan naiknya temperatur
Henry’s Law
Henry’s Law
CO
CO
2
2
+ H
+ H
2
2
O ==== H
O ==== H
2
2
CO
CO
3
3
K CO
K CO
2
2
= [H
= [H
2
2
CO
CO
3
3
] / PCO
] / PCO
2
2
[H
[H
2
2
O]
O]
di air [H
di air [H
2
2
O] = 1, diabaikan, sehingga
O] = 1, diabaikan, sehingga
[H
[H
2
2
CO
CO
3
3
] = KCO
] = KCO
2
2
. PCO
. PCO
2
2
KCO
KCO
2
2
= [H
= [H
2
2
CO
CO
3
3
] / PCO
] / PCO
2 ……….
2 ……….
(1)
(1)
H
H
2
2
CO
CO
3
3
===== HCO
===== HCO
3
3
--
+ H
+ H
+
+
K
K
1
1
= [HCO
= [HCO
3
3
--
] [H
] [H
+
+
] / [H
] / [H
2
2
CO
CO
3
3
] ……….(3)
] ……….(3)
Jika rumus 1 dikombinasikan dengan rumus 3 rumus
Jika rumus 1 dikombinasikan dengan rumus 3 rumus
untuk mencari K
untuk mencari K
1
1
diatas,maka tekanan parsiil gas
diatas,maka tekanan parsiil gas
karbondioksida :
karbondioksida :
PCO
PCO
2
2
= [HCO
= [HCO
3
3
--
] [H
] [H
+
+
] / K
] / K
1
1
KCO
KCO
2
2
Secara teoritis maka tekanan parsiil gas karbondioksida
Secara teoritis maka tekanan parsiil gas karbondioksida
adalah tekanan pada fase gas yang dianggap berada
adalah tekanan pada fase gas yang dianggap berada
pada kondisi setimbang/equilibrium dengan sampel air
pada kondisi setimbang/equilibrium dengan sampel air
yang dianalisis. Sehingga, tidak penting untuk
yang dianalisis. Sehingga, tidak penting untuk
mengetahui tekanan gas karbondioksida di udara pada
mengetahui tekanan gas karbondioksida di udara pada
saat sampel diambil
Sehingga, jika suhu air naik, maka tingkat pelarutan
Sehingga, jika suhu air naik, maka tingkat pelarutan
batuan karbonat akan turun, dan sebaliknya, karena :
batuan karbonat akan turun, dan sebaliknya, karena :
Ingat hukum Raoult
Ingat hukum Raoult--Dalton untuk kesetimbangan fase
Dalton untuk kesetimbangan fase
udara
udara--fase air :
fase air :
C
C
A
A
= P
= P
A
A
/(R .T) dimana
/(R .T) dimana C
C
A
A
= konsentrasi larutan
= konsentrasi larutan
P
P
A
A
= tekanan parsial gas di larutan
= tekanan parsial gas di larutan
R = universal gas constant
R = universal gas constant
T = suhu
T = suhu
Sehingga, jika 1/RT dianggap sebagai Z
Sehingga, jika 1/RT dianggap sebagai Z
A
A
dimana Z
dimana Z
A
A
adalah
adalah
koefisien
koefisien
fugasitas
fugasitas
larutan pada fase udara, maka
larutan pada fase udara, maka
C
C
A
A
= P
= P
A
A
. Z
. Z
A
A
dan
dan
Z
Z
A
A
= 1/RT
= 1/RT
, maka
, maka
koefisien fugasitas
koefisien fugasitas
berbanding terbalik dengan
CO
CO
2
2
+ H
+ H
2
2
O ==== H
O ==== H
2
2
CO
CO
3,
3,
ekuilibriumnya :
ekuilibriumnya :
C
C
A
A
= P
= P
A
A
. Z
. Z
A
A
H
H
2
2
CO
CO
3
3
= PCO
= PCO
2
2
. KCO
. KCO
2
2
Sehingga jelas bahwa konsentrasi H
Sehingga jelas bahwa konsentrasi H
2
2
CO
CO
3
3
dalam air akan turun seiring dengan naiknya
dalam air akan turun seiring dengan naiknya
suhu, dan sebaliknya
2. pH
2. pH
Berarti
Berarti :
: semakin
semakin kecil
kecil pH,
pH, maka
maka proses
proses
pelarutan
pelarutan akan
akan semakin
semakin intensif
intensif
Tetapi
Tetapi faktor
faktor ini
ini tidak
tidak berdiri
berdiri sendiri
sendiri,
, karena
karena
juga
juga berasoiasi
berasoiasi dengan
dengan komponen
komponen lain
lain
seperti
seperti ::
Suhu
Suhu
CO
CO
2
2
terlarut
terlarut
3. Pengaruh dari ion lain
3. Pengaruh dari ion lain
Pada sistem KDS ion mayor selain Ca
Pada sistem KDS ion mayor selain Ca
2+
2+
dan HCO
dan HCO
3
3
--biasanya juga terlarut dalam air, --biasanya Mg
biasanya juga terlarut dalam air, biasanya Mg
2+
2+
punya
punya
proporsi yang cukup tinggi, sementara SO
proporsi yang cukup tinggi, sementara SO
4
4
2
2--
biasanya
biasanya
kecil
kecil
Ion alkali bahkan sering dijumpai pada sistem ini jika
Ion alkali bahkan sering dijumpai pada sistem ini jika
lokasinya dekat dengan laut atau danau yang asin di
lokasinya dekat dengan laut atau danau yang asin di
daerah arid
daerah arid
Pengaruh ion
Pengaruh ion--ion tersebut adalah terhadap kemudahan
ion tersebut adalah terhadap kemudahan
untuk melarutkan batuan gamping (solubility)
untuk melarutkan batuan gamping (solubility)
Penambahan 0,1 % larutan NaCl (ion lain) meningkatkan
Penambahan 0,1 % larutan NaCl (ion lain) meningkatkan
pelarutan sebesar 10
Contoh
Contoh
di alam
di alam
Penambahan ion sejenis menurunkan
Penambahan ion sejenis menurunkan
tingkat pelarutan
tingkat pelarutan
Sandstone
Hujan
Cl- , Na
+
, K
+
, SO
4
2-NO
3
-
, Ca
2+
, HCO
3
-Menambah proses pelarutan
Memperlambat Proses pelarutan
Ca
2+
dan HCO
3
-
sudah jenuh dalam air dan
memperlambat dissolution process
Presipitasi mineral
2
yg. mengandung
4. Mixing
4. Mixing
Teori
Teori
percampuran
percampuran
(mixing)
(mixing)
pertama
pertama
kali
kali
diperkenalkan
diperkenalkan oleh
oleh Bogli
Bogli ((1964
1964)) yaitu
yaitu jika
jika ada
ada dua
dua
air
air karst
karst yang
yang sama
sama--sama
sama sudah
sudah jenuh
jenuh terhadap
terhadap
kalsit,
kalsit, maka
maka jika
jika bercampur
bercampur akan
akan menghasilkan
menghasilkan air
air
yang
yang agresif
agresif terhadap
terhadap batuan
batuan gamping
gamping
Adanya
Adanya tenaga
tenaga mekanis
mekanis karena
karena ada
ada dua
dua air
air yang
yang
bercampur
bercampur memiliki
memiliki PCO
PCO
2
2
yang
yang berbeda
berbeda
Mixing – perkembangan gua sangat cepat pada zone sedikit dibawah muka air, dimana
terjadi mixing antara air vadose yang jenuh CO
2
dan air freatik yang punya CO
2
sedikit
&sudah jenuh terhadap kalsit akan menghasilkan air yang agresif terhadap kalsit
• vadose (air perkolasi dari atas menuju muka air)
• air freatik (air pada zone jenuh air)
Mixing dengan air laut
Mixing dengan air laut
Tingkat pelarutan batuan karbonat
Tingkat pelarutan batuan karbonat
Agresivitas
Agresivitas airtanah
airtanah karst
karst
:
: sifat
sifat mudah
mudah atau
atau
tidaknya
tidaknya air
air untuk
untuk melarutkan
melarutkan batuan
batuan karbonat
karbonat
Dipengaruhi
Dipengaruhi oleh
oleh faktor
faktor--faktor
faktor seperti
seperti yang
yang
sudah
sudah dijelaskan
dijelaskan diatas
diatas
Kandungan bikarbonat terlarut
1,9
3,9
5,8
7,0
7,8
8,0
8,1
8,16
Bereaksi cepat
Bereaksi lambat
Equilibrium
Pendekatan Kinetik
Pendekatan Kinetik
Ingat hukum termodinamika
Ingat hukum termodinamika
Law of mass action
Law of mass action
bahwa tingkat reaksi akan
bahwa tingkat reaksi akan
sebanding terhadap konsentrasi efektif dari ion
sebanding terhadap konsentrasi efektif dari ion
yang bereaksi
yang bereaksi
A + 2B = C, maka rate = [A] [B]
A + 2B = C, maka rate = [A] [B]
2
2
aA + bB
aA + bB
cC + dD
cC + dD
A
B
C
D
Waktu
Konsentrasi
•Reaktan A dan B bereaksi menghasilkan produk C dan D
•Konsentrasi A dan B menurun sampai mencapai nilai yang tidak berubah menurut waktu
•Konsentrasi C dan D naik sampai mencapai nilai yang tidak berubah menurut waktu
C
D
A
B
Waktu
Konsentrasi
Raksi tersebut berjalan terus sampai suatu ketika
Raksi tersebut berjalan terus sampai suatu ketika
konsentrasi A, B, C, dan D mencapai konstant
konsentrasi A, B, C, dan D mencapai konstant
Jika kemudian rasio [C]
Jika kemudian rasio [C]
cc
[D]
[D]
d
d
/[A]
/[A]
aa
[B]
[B]
b
b
diberi notasi K
diberi notasi K
dan pada kondisi tersebut dinamakan equilibrium, maka
dan pada kondisi tersebut dinamakan equilibrium, maka
K
K
dikenal sebagai
dikenal sebagai
equilibrium constant
equilibrium constant
K =
K =
[C]
[C]
cc
[D]
[D]
d
d
(produk)
(produk)
[A]
[A]
aa
[B]
[B]
b
b
(reaktan)
(reaktan)
[ ] bisa mol/liter atau yang lain atau bisa pula besaran
[ ] bisa mol/liter atau yang lain atau bisa pula besaran
aktivitas ion
Equilibrium
Equilibrium konstant
konstant bisa
bisa juga
juga disebut
disebut sebagai
sebagai rasio
rasio antara
antara reaksi
reaksi
ke
ke--kanan
kanan ((forward reaction
forward reaction)
) dan
dan reaksi
reaksi ke
ke--kiri
kiri ((reverse reaction
reverse reaction))
Reaksi
Reaksi ke
ke--kanan
kanan ((fr
fr) = k2 [A]
) = k2 [A]
aa
[B]
[B]
b
b
Reaksi
Reaksi ke
ke--kiri
kiri ((rr
rr) = k1 [C]
) = k1 [C]
cc
[D]
[D]
d
d
Jika
Jika fr
fr =
= rr
rr,
, maka
maka
[C]
[C]
cc
[D]
[D]
d
d
= k1
= k1
= K
= K
[A]
[A]
aa
[B]
[B]
b
b
= k2
= k2
Angka
Angka K
K tergantung
tergantung dari
dari unit yang
unit yang digunakan
digunakan dan
dan suhu
suhu air
air
Nilai
Nilai K
K untuk
untuk mineral
mineral--mineral yang
mineral yang mudah
mudah larut
larut dikenal
dikenal sebagai
sebagai
solubility product
solubility product
atau
atau
Ksp
Ksp
Biasa
Biasa disajikan
disajikan dalam
dalam nilai
nilai logaritma
logaritma
Ksp
Ksp kalsit
kalsit = 10
= 10
--8,48
8,48
Ksp
Ksp gipsum
gipsum = 10
= 10
--4,6
4,6
dst
dst
Hubungan antara Aktivitas
Hubungan antara Aktivitas –
– Konsentrasi Ion
Konsentrasi Ion
[Ca
[Ca
2+
2+
]]
= aktivitas ion kalsium
= aktivitas ion kalsium
(Ca
(Ca
2+
2+
))
= konsentrasi ion kalsium (mmol/liter)
= konsentrasi ion kalsium (mmol/liter)
Pada kenyataannya, konsentrasi efektif suatu ion di air
Pada kenyataannya, konsentrasi efektif suatu ion di air
berbeda dengan konsentrasi aktualnya, karena ada
berbeda dengan konsentrasi aktualnya, karena ada
perbedaan jumlah valensi (+ atau
perbedaan jumlah valensi (+ atau --))
Konsentrasi efektif dari suatu ion terlarut dikenal
Konsentrasi efektif dari suatu ion terlarut dikenal
sebagai
sebagai
aktivitas ion
aktivitas ion
Rasio antara aktivitas ion dan konsentrasi ion dikenal
Rasio antara aktivitas ion dan konsentrasi ion dikenal
sebagai koefisien aktivitas
sebagai koefisien aktivitas
((
γγ
))
((
α
α
) =
) =
γγ
. m
. m
, dimana
, dimana
γγ
= koefisien aktivitas
= koefisien aktivitas
m
Debye
Debye--Huckle Theory
Huckle Theory
Teori ini mengemukakan model bahwa
Teori ini mengemukakan model bahwa
koefisien aktivitas
koefisien aktivitas
dari suatu ion dapat dihitung atas dasar efek dari interaksi
dari suatu ion dapat dihitung atas dasar efek dari interaksi
ion
ion--ion terlarut
ion terlarut
log γi = (
log γi = (
--Azi
Azi
2
2
.√I) / (1+Ba
.√I) / (1+Ba
o
o
√I) + bI
√I) + bI
dimana
dimana
A = konstanta tergantung nilai suhu dan tekanan
A = konstanta tergantung nilai suhu dan tekanan
zi = valensi ion yang akan dicari
zi = valensi ion yang akan dicari
I = kekuatan ion, dicari dengan rumus
I = kekuatan ion, dicari dengan rumus
I = 1/2 Σ (mi.zi)
I = 1/2 Σ (mi.zi)
2
2
,
,
m = molalitas; z = valensi
m = molalitas; z = valensi
B = konstanta tergantung suhu dan tekanan
B = konstanta tergantung suhu dan tekanan
ao= tetapan atas dasar experimen
Indeks kejenuhan (SI) terhadap mineral CaCO
Indeks kejenuhan (SI) terhadap mineral CaCO
3
3
Ingat bahwa rekasi proses pelarutan kalsit adalah :
Ingat bahwa rekasi proses pelarutan kalsit adalah :
CaCO3
CaCO3
Ca
Ca
2+
2+
+
+
CO
CO
3
3
--
Jika kita sudah tahu koefisien aktivitas dari Ca
Jika kita sudah tahu koefisien aktivitas dari Ca
2+
2+
dan
dan
CO
CO
3
3
--
, ingat :
, ingat :
[CO
[CO
3
3
] =[HCO
] =[HCO
3
3
) K2 / [H
) K2 / [H
+
+
]]
dan KSp kalsit
dan KSp kalsit
pada 25
pada 25
o
o
C adalah 10
C adalah 10
--8.48
8.48
, maka pada T larutan sampel
, maka pada T larutan sampel
dapat didekati dengan formula:
dapat didekati dengan formula:
ln KT2
ln KT2--ln KT1 = (H
ln KT1 = (H
o
o
R / R) (1/T1
R / R) (1/T1 –
– 1/T2)
1/T2)
,
,
kemudian
kemudian
SI terhadap CaCO
SI terhadap CaCO
3
3
dapat dicari, karena menurut Davis:
dapat dicari, karena menurut Davis:
SI kalsit =
SI kalsit = KIAP kalsit/KSp kalsit
KIAP kalsit/KSp kalsit,
,
sementara
sementara
::
Klasifikasi Tingkat Pelarutan Dengan SI
Klasifikasi Tingkat Pelarutan Dengan SI
Fase Pelarutan atau Pengendapan terhadap Mineral Karbonat (CaCO
3
)
Nilai SI
Klasifikasi
Proses Hidrogeokimia
Negatif (<0)
Tidak jenuh
(undersaturated)
Masih mampu melarutkan kalsit
0
Seimbang (equilibrium)
Setimbang
Positif (>0)
Jenuh (supersaturated)
Mengkristal /membentuk padatan
(solid)
Klasifikasi agresivitas menggunakan diagram
Klasifikasi agresivitas menggunakan diagram
agresivitas kimia pada sistem pH
agresivitas kimia pada sistem pH –
– T
T
o
o
C
C –
– CaCO
CaCO
3
3
derajat keasaman
derajat keasaman--suhu
suhu--kesadahan
kesadahan
Menghitung selisih pH (∆pH) dan selisih TAC
Menghitung selisih pH (∆pH) dan selisih TAC
(∆TAC) tiap sampel searah aliran sungai bawah
(∆TAC) tiap sampel searah aliran sungai bawah
tanah
tanah
TAC adalah nilai yang dimunculkan untuk
TAC adalah nilai yang dimunculkan untuk
mewakili kandungan CaCO
mewakili kandungan CaCO
3
3
terlarut dengan
terlarut dengan
asumsi bahwa 1 TAC = 10 mg/lt CaCO3
asumsi bahwa 1 TAC = 10 mg/lt CaCO3
Kelas agresivitasnya
Kelas agresivitasnya
Kelas 1 : saturated water (air jenuh)
Kelas 1 : saturated water (air jenuh)
Kelas 2 : moderately saturated water (air agak jenuh)
Kelas 2 : moderately saturated water (air agak jenuh)
Kelas 3 : slightly saturated water (air sedikit jenuh)
Kelas 3 : slightly saturated water (air sedikit jenuh)
Kelas 4 : equilibriated water (air setimbang)
Kelas 4 : equilibriated water (air setimbang)
Kelas 5 : slightly aggressive water (air sedikit agresiv)
Kelas 5 : slightly aggressive water (air sedikit agresiv)
Kelas 6 : moderately agresive water (air agak agresiv)
Kelas 6 : moderately agresive water (air agak agresiv)
Analisis hidrokemograf
Analisis hidrokemograf
Analisis hidrograf
Untuk lebih memudahkan pencarian sitasi atau referensi , silahkan gunakan cara sitasi ini sebagaimana terdapat tanggal saat
artikel ini diarsip pada https://osf.io/preprints/inarxiv/
Adji, T. N. (2017, October 9); Adji, T. N. (2017, October 9);Adji, T. N. (2017, October 9); Fatchurohman, H., & Adji, T. N. (2017, October 7);
Fatchurohman, H., Adji, T. N., & oktama, . roza . (2017, October 7); Bahtiar, I. Y., & Adji, T. N. (2017, October 7); Adji, T. N., Hendrayana, H., .
sudarmadji ., & Woro, S. (2017, October 7); Adji, T. N. (2017, October 7); Adji, T. N., & Bahtiar, I. Y. (2017, October 7); Adji, T. N., & mujib, M. A.
(2017, October 7); Adji, T. N. (2017, October 9); Adji, T. N., & mujib, M. A. (2017, October 7); Adji, T. N. (2017, October 7); Adji, T. N., & Haryono,
E. (2017, October 7); Adji, T. N., Haryono, E., & Widyastuti, M. (2017, October 6); Adji, T. N. (2017, October 1); Adji, T. N. (2017, October 2); Adji,
T. N., & S. (2017, October 1); Adji, T. N., Sunariya, I. T., & Wicaksono, M. Z. (2017, October 2); Adji, T. N., & Misqi, M. (2017, October 2); Adji, T.
N., & Rahmawati, N. (2017, October 2); Adji, T. N. (2017, October 3); Adji, T. N. (2017, October 3); Adji, T. N., & Haryono, E. (2017, October 3);
Adji, T. N. (2017, October 2); Haryono, E., & Adji, T. N. (2017, October 2); Hariadi, B., & Adji, T. N. (2017, October 2); Adji, T. N. (2017, October 2);
Adji, T. N., Haryono, E., Widyastuti, M., & P, S. T. (2017, October 2); Adji, T. N. (2017, October 2); Adji, T. N. (2017, October 2); Adji, T. N. (2017,
October 2);Adji, T. N., & Cahyadi, A. (2017, October 2); Adji, T. N., Fatchurohman, H., Bahtiar, I. Y., & Mujib, M. A. (2017, October 2); Adji, T. N.
(2017, October 2); Adji, Tjahyo N, Heru Hendrayana, Sudarmadji, and Suratman Woro. 2017; Haryono, E., Adji, T. N., & Widyastuti, M. (2017,
October 2); Adji, T. N., & Haryono, E. (2017, October 1); Adji, T. N., & Haryono, E. (2017, October 1).
Pustaka-pustaka (jurnal dan artikel seminar) ini dapat memperkaya pengetahuan tentang sistem hidrologi karst, khususnya
yang ada di daerah tropis (Indonesia). Format penulisan referensi pustaka yang digunakan bukan sesuai tahun diterbitkan,
akan tetapi sesuai tahun ketika diunggah di web Indonesian Archive, lihat: (
https://osf.io/preprints/inarxiv/discover?q=tjahyo
)
These referances (journals and seminar articles) can enrich the knowledge of karst hydrological systems, especially those in
the tropical area (Indonesia). The reference writing format used is not based on the year published but according to the year
when it was uploaded on the Indonesian Archive web, see:
(
https://osf.io/preprints/inarxiv/discover?q=tjahyo
)
Adji, T. N., Hendrayana, H., . sudarmadji ., & Woro, S. (2017, October 7). Perhitungan Konstanta Resesi Akuifer Karst Sepanjang Aliran Sungai Bribin, Gunung Sewu. Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/ct278
Adji, T. N., Haryono, E., Widyastuti, M., & P, S. T. (2017, October 2). ATMOSPHERIC CARBON DIOXIDE SEQUESTRATION TROUGH KARST DENUDATION PROCESS Preliminary Estimation from Gunung Sewu Karst. Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/xe3c6
Adji, T. N., Fatchurohman, H., Bahtiar, I. Y., & Mujib, M. A. (2017, October 2). Analisis Tingkat Perkembangan Akuifer Karst di Kawasan Karst Gunung Sewu, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Karst Rengel, Tuban, Jawa Timur Berdasarkan Analisis Hidrograf. Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/vr8sp
Adji, Tjahyo N, Heru Hendrayana, Sudarmadji, and Suratman Woro. 2017. “DIFFUSE FLOW SEPARATION WITHIN KARST UNDERGROUND RIVER AT NGRENENG CAVE”. INA-Rxiv. October 2. osf.io/preprints/inarxiv/c643e.
Fatchurohman, H., Adji, T. N., & oktama, . roza . (2017, October 7). HUBUNGAN DEBIT ANDALAN DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS PADA MATAAIR KARST NGELENG, PURWOSARI, GUNUNGKIDUL. Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/8vnma
Adji, T. N. (2017, October 1). AGRESIVITAS AIRTANAH KARST SUNGAI BAWAH TANAH BRIBIN, GUNUNG SEWU. Retrieved from osf.io/jh8p2
Adji, T. N., & S. (2017, October 1). HYDROLOGICAL PROPERTIES OF BRIBIN UNDERGROUND RIVER SYSTEM (Experience learned for Seropan River System Project). Retrieved from osf.io/zshc9
Adji, T. N., & Haryono, E. (2017, October 1). KONFLIK ANTARA PEMANFAATAN BATUGAMPING DAN KONSERVASI SUMBERDAYA AIR DAS BRIBIN DI WILAYAH KARST GUNUNG SEWU. Retrieved from osf.io/utsxz
Adji, T. N., & Haryono, E. (2017, October 1). KAWASAN KARST DAN PROSPEK PENGEMBANGANNYA DI INDONESIA. Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/ykt3f
Adji, T. N. (2017, October 2). UPPER CATCHMENT OF BRIBIN UNDERGROUND RIVER HYDROGEOCHEMISTRY (GUNUNG SEWU KARST, GUNUNG KIDUL, JAVA, INDONESIA). Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/g7u6p
Adji, T. N., Sunariya, I. T., & Wicaksono, M. Z. (2017, October 2). LAJU PENYERAPAN KARBONDIOKSIDA DAERAH ALIRAN SUNGAI BAWAH TANAH BRIBIN, KARST GUNUNG SEWU. Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/eagcv
Adji, T. N., & Misqi, M. (2017, October 2). THE DISTRIBUTION OF FLOOD HYDROGRAPH RECESSION CONSTANT FOR CHARACTERIZATION OF KARST SPRING AND UNDERGROUND RIVER FLOW COMPONENTS RELEASING WITHIN GUNUNG SEWU KARST REGION. Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/nz3we
Adji, T. N. (2017, October 2). VARIASI SPASIAL-TEMPORAL HIDROGEOKIMIA DAN SIFAT ALIRAN UNTUK KARAKTERISASI SISTEM KARST DINAMIS DI SUNGAI BAWAH TANAH BRIBIN, KABUPATEN GUNUNG KIDUL, DIY. Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/x4wyu
Haryono, E., & Adji, T. N. (2017, October 2). GEOMORFOLOGI DAN HIDROLOGI KARST. Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/7jtgx
Hariadi, B., & Adji, T. N. (2017, October 2). Variasi Temporal Hidrogeokimia Tetesan dari Ornamen Drapery di DalamGua Gilap dii Kawasan Karst Gunungsewu, Kabupaten Gunungkidul, DIY. Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/drztj
Adji, T. N. (2017, October 2). Peranan Geomorfologi Dalam Kajian Kerentanan Air Bawah Tanah Karst. Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/zancv
Adji, T. N. (2017, October 2). Distribusi Spasial Respon Debit Mataair dan Sungai Bawah Tanah Terhadap Hujan Untuk Prediksi Kapasitas Penyimpanan Air oleh Akuifer Karst di Sebagian Wilayah Karst di Pulau Jawa. Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/8nc9m
Adji, T. N. (2017, October 2). SPATIAL AND TEMPORAL VARIATION OF HIDROGEOCHEMISTRY AND KARST FLOW PROPERTIES TO CHARACTERIZE KARST DYNAMIC SYSTEM IN BRIBIN UNDERGROUND RIVER, GUNUNG KIDUL REGENCY, DIY PROVINCE. Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/zegsa
Adji, T. N. (2017, October 2). KONTRIBUSI HIDROLOGI KARST DALAM PENGELOLAAN KAWASAN KARST. Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/fm9aj
Adji, T. N., & Cahyadi, A. (2017, October 2). Pentingnya Monitoring Parameter-Parameter Hidrograf Dalam Pengelolaan Airtanah di Daerah Karst. Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/hvcmw
Adji, T. N. (2017, October 2). Pemisahan aliran dasar bagian hulu Sungai Bribin pada aliran Gua Gilap, di Karst Gunung Sewu, Gunung Kidul, Yogyakarta. Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/97mrv
Haryono, E., Adji, T. N., & Widyastuti, M. (2017, October 2). ENVIRONMENTAL PROBLEMS OF TELAGA (DOLINE POND) IN GUNUNGSEWU KARST, JAVA INDONESIA. Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/8us3w
Adji, T. N. (2017, October 3). Serial:Powerpoint Presentasi: HIDROLOGI/ KONDISI AIR DAERAH KARST. Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/a4b3x
Adji, T. N. (2017, October 3). Serial: Powerpoint Presentasi KARTS SYSTEMS, CHARACTERISTICS, DEVELOPMENT, PROBLEMS AND CHARACTERIZATION. Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/9ndk3
Adji, T. N., & Haryono, E. (2017, October 3). Serial:Powerpoint Presentasi: MENGENAL KAWASAN KARST, CIRI-CIRI DAN TINDAKAN PREVENTIV SEDERHANA UNTUK PELESTARIANNYA. Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/4vxy2
Adji, T. N., Haryono, E., & Widyastuti, M. (2017, October 6). Serial Powerpoint Presentasi ATMOSPHERIC CARBONDIOXIDE SEQUESTRATION TROUGH KARST DENUDATION PROCESS (Preliminary Estimation from Gunung Sewu Karst Area). Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/fp2hu
Fatchurohman, H., & Adji, T. N. (2017, October 7). STUDY OF WATERROCK INTERACTION TO CHARACTERIZE KARST AQUIFER IN NGELENG SPRING. Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/td2zm
Bahtiar, I. Y., & Adji, T. N. (2017, October 7). KAJIAN RESPON DEBIT MATAAIR NGELENG TERHADAP CURAH HUJAN UNTUK KARAKTERISASI AKUIFER KARST. Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/g4dh5
Adji, T. N. (2017, October 7). Serial Powerpoint Presentasi: Karst Hydrogeochemistry - HIDROGEOKIMIA KARST. Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/ye3mv
Adji, T. N., & Bahtiar, I. Y. (2017, October 7). SERIAL POWERPOINT CROSS CORRELATION ANTARA INPUT (CURAH HUJAN) DAN OUTPUT (DEBIT ALIRAN) SISTEM AKUIFER KARST. Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/s8e2z
Adji, T. N., & mujib, M. A. (2017, October 7). Serial Powerpoint Presentasi: Menentukan Derajat Karstifikasi (Karstification Degree) akuifer Karst. Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/d3h6c
Adji, T. N., & mujib, M. A. (2017, October 7). Serial Presentasi: SEBARAN SPASIAL TINGKAT KARSTIFIKASI AREA PADA BEBERAPA MATAAIR DAN SUNGAI BAWAH TANAH KARST MENGGUNAKAN RUMUS RESESI HIDROGRAPH MALIK VOJTKOVA (2012). Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/ew5aq
Adji, T. N. (2017, October 7). Serial Powerpoint Presentasi: Nilai Ekonomi Air di Daerah Karst. Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/2pums
Adji, T. N., & Haryono, E. (2017, October 7). Serial Powerpoint Presentasi: PERKEMBANGAN SISTEM HIDROLOGI KARST. Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/rf4h6
Adji, T. N. (2017, October 9). HUBUNGAN KARAKTER ALIRAN DAN SIFAT KIMIA MATAAIR PETOYAN UNTUK KARAKTERISASI AKUIFER KARST. Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/t4yfk
Adji, T. N. (2017, October 9). SEBARAN SPASIAL TINGKAT KARSTIFIKASI AREA PADA BEBERAPA MATAAIR DAN SUNGAI BAWAH TANAH KARST MENGGUNAKAN RUMUS RESESI HIDROGRAPH MALIK VOJTKOVA (2012). Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/wahrg
Adji, T. N. (2017, October 9). ANALISIS HIDROGRAF ALIRAN UNTUK PENENTUAN DERAJAT KARSTIFIKASI PADA BEBERAPA KONDISI MATAAIR DAN SUNGAI BAWAH TANAH KARST. Retrieved from osf.io/preprints/inarxiv/9uq56