• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDUKSI PERKECAMBAHAN BIJI SIRSAK ( Annona muricata ) MENGGUNAKAN AIR KELAPA MUDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INDUKSI PERKECAMBAHAN BIJI SIRSAK ( Annona muricata ) MENGGUNAKAN AIR KELAPA MUDA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

INDUKSI PERKECAMBAHAN BIJI SIRSAK ( Annona

muricata ) MENGGUNAKAN AIR KELAPA MUDA

Andriani

1

, Linda Advinda

2

, Novi

1 1

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

2

Fakultas PMIPA Jurusan Biologi Universitas Negeri Padang

ABSTRACT

Annona muricata L. is a kind of plant growing and fruiting perennially if the

water demond is apparently sufficed. A. muricata L. seed has averagely less germination power, however it can be improved by the induction. Coconut water is proved to induct that power because it contains some essences supporting seed growth: auxin, gibberellind and cytokinins. This research was carried out at 13rd January until 25th February in Physiology Laboratory of Biology Departement Unversity of Padang. This is a descriptive research which used six concentrates of coconut water are: 0%, 20%, 40%, 60%, 80% and 100% with every concentrate is put on four plastic scuttles. The observation was held six week to find out days when seed started growing and amount of seed germinating. The result showed that germination in 60% appeared in 19th day. The writer summarizes that coconut water dad not be able to induct germination of A. muricata seed. The result evidenced that from 120 seeds germination, there werw only 7 seeds started growing.

Key word: Young Coconut Water,Seed Annona muricata L

PENDAHULUAN

Sirsak merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dan berbuah sepanjang tahun jika kondisi air tanah

terpenuhi selama pertumbuhannya.

Tanaman ini berasal dari daerah tropis di benua Amerika, yaitu hutan Amazon

(Amerika Selatan), Karibia, dan

Amerika Tengah. Di tempat asalnya, sirsak merupakan buah penting dan bergengsi. Sirsak adalah salah satu buah

yang memiliki kandungan vitamin B dan C cukup tinggi, mempunyai rasa manis-asam dan menyegarkan, sehingga digemari masyarakat sebagai buah segar

maupun olahan. Sebagai tanaman

pekarangan komoditas ini masih

terbuka cukup lebar untuk

dikembangkan (Ashari, 1995).

Dalam pembudidayaan sirsak, petani di lapangan banyak mendapat kendala, salah satunya adalah biji yang disemai

(2)

lambat terinduksi perkecambahannya.

Hal itu disebabkan oleh tingkat

kekerasan kulit bijinya, karena semakin keras kulit biji, waktu yang dibutuhkan

untuk menginduksi perkecambahan

semakin lama. Organisme penyebab penyakit terutama cendawan dan tanah yang padat juga dapat menghambat perkecambahan, karena biji berusaha

keras untuk dapat menembus

permukaan tanah. Untuk itu diperlukan zat pengatur tumbuh agar dapat menghasilkan pertumbuhan biji yang cepat dan seragam (Basri, 2005).

Pada saat ini pengatur tumbuh sintesis telah banyak digunakan dalam budi daya tanaman. Zat pengatur tumbuh tersebut memiliki harga yang

lumayan mahal sehingga jarang

digunakan oleh petani. Sehubungan dengan itu perlu dicari alternatif lain sebagai zat tumbuh alami. Dimana zat

pengatur tumbuh tersebut dapat

diperoleh dari kandungan air kelapa muda (Basri, 2005). Air kelapa muda mengandung senyawa organik yang berperan dalam pertumbuhan tanaman diantaranya auksin, giberelin, dan sitokinin. Hormon tersebut sangat

berperan dalam pertumbuhan dan

perkembangan tanaman (Tulecke, 1961 dalam Basri, 2005).

Penelitian tentang induksi yang memberikan pengaruh air kelapa muda sebagai rendaman telah dilakukan antara lain oleh Basri (2005) terhadap perkecambahan biji wijen, konsentrasi air kelapa yang digunakan 0%, 5%, 10%, 15%, 20%. Perlakuan perendaman selama 3 jam dan konsentrasi air kelapa muda 15% memberikan hasil yang baik terhadap jumlah biji yang berkecambah.

Animurianti (2000) melakukan

penelitian tentang pengaruh air kelapa muda terhadap perkecambahan biji semangka, konsentrasi air kelapa muda yang digunakan 0%, 5%, 10%, 15%, 20%. Perlakuan konsentrasi air kelapa muda 20% memberikan hasil yang baik terhadap persentase daya kecambah. Etiningsih (1995) melakukan penelitian tentang lama perendaman dan kadar air

kelapa muda dapat meningkatkan

perkecambahan biji kedelei, konsentrasi air kelapa muda yang digunakan 0%, 20%, 40%, 60%, 80%. Perlakuan pada

perendaman selama 6 jam dan

konsentrasi air kelapa muda 40% memberikan hasil yang baik terhadap biji yang berkecambah. Berdasarkan latar belakang, maka telah dilakukan

penelitian tentang Induksi

(3)

muricata L.) menggunakan Air Kelapa Muda.

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui:

1. Kemampuan air kelapa muda dalam

menginduksi perkecambahan biji sirsak (Annona muricata L.). 2. Konsentrasi air kelapa muda yang

terbaik dalam menginduksi

perkecambahn biji sirsak (Annona muricata L.) s

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat

Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 13 Januari - 25 Februari 2013 di

labratorium Fisiologi Tumbuhan

Universitas Negeri Padang Sumatera Barat.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam

penelitian ini adalah germinator,

autoklav, wadah plastik ukuran tinggi 5 cm, diameter 7 cm, gelas ukur, dan alat-alat tulis. Bahan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah biji sirsak varietas lokal dari Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Kabupaten Solok, air kelapa muda, pasir dan aquades steril.

Metode Penelitian

Penelitian deskriptif ini

menggunakan 6 konsentrasi air kelapa muda dengan 4 wadah plastik (ulangan) setiap konsentrasinya. Konsentrasi air kelapa muda tersebut adalah:

A : Konsentrasi 0 % (100 mL air) B : Konsentrasi 20 % (20 mL air kelapa muda + 80 mL air)

C : Konsentrasi 40 % (40 mL air kelapa muda + 60 mL air)

D : Konsentrasi 60 % (60 mLair kelapa muda + 40 mL air)

E : Konsentrasi 80 % (80 mL air kelapa muda + 20 mL air)

F : Konsentrasi 100 % (100 mL air kelapa muda)

Cara Kerja

1. Persiapan Penelitian

Penyediaan media tanam

disiapkan terlebih dahulu. Media tanam yang digunakan adalah pasir dari Balai Penelitian Buah Tropika Kabupaten Solok dan dimasukkan ke dalam wadah plastik ukuran tinggi 5 cm dan diameter 7 cm.

Kelapa muda yang digunakan untuk penelitian ini adalah jenis kelapa hibrida sebanyak satu buah. Untuk pembuatan konsentrasi 20% adalah memasukkan 20 mL air kelapa muda ke dalam gelas ukur

(4)

dan di tambah dengan aquades steril 80 mL. Begitu seterusnya untuk konsentrasi 40%, 60%, 80% dan 100%.

Biji yang digunakan adalah biji yang bentuknya baik sebanyak 5 biji untuk setiap konsentrasi air kelapa muda. Untuk setiap konsentrasi air kelapa muda mempunyai 4 wadah

plastik sebagai media tanam.

Sebelumnya di rendam selama 24 jam.

2. Pelaksanaan Penelitian

Biji yang telah direndam selama 24 jam disemaikan dalam media tanam yang telah berisi pasir. Kemudian diletakkan di dalam germinator.Pemeliharaan dilakukan dengan cara penyiraman 3 hari sekali pada pagi hari jam 10.00 WIB.

3. Pengamatan

Hari muncul kecambah setelah tanam dan jumlah kecambah setelah 6 minggu.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hari Muncul Kecambah dan jumlah biji sirsak yang berkecambah. Setiap wadah plastik berisi 5 biji sirsak yang sebelumnya telah direndam dengan berbagai konsentrasi air kelapa muda.

Hari muncul kecambah biji sirsak setelah tanam dan jumlah biji sirsak yang berkecambah setelah 6 minggu dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hari Muncul Kecambah setelah tanam dan Jumlah Biji Sirsak

(Annona muricata L.) setelah 6

minggu tanam. Perlakuan Hari Muncul Kecambah (Hari ke) Jumlah Biji yang Berkecambah A B C D E F - - - 19,22,26 21 24 - - - 4 2 1

Dari Tabel 2 di atas terlihat bahwa pada konsentrasi 0%, 20%, 40% belum mampu menginduksi perkecambahan biji sirsak. Hari pertama munculnya kecambah yaitu hari ke- 19 setelah tanam pada konsentrai 60%, hari ke- 21 setelah tanam pada konsentrasi 80% danhari ke- 24 setelah tanam pada konsentrasi 100%. Jumlah biji sirsak

yang paling banyak berkecambah

adalah pada konsentrasi air kelapa muda 60% yaitu sebanyak 4 biji.

Perkecambahan terjadi secara tidak seragam dan tidak merata. Hal ini dikarenakan pada saat menginduksi biji dengan rendaman air kelapa muda

(5)

proses penyerapan air kedalam biji terhambat oleh kerasnya kulit biji sirsak yang impermeabel terhadap air.

Sebelum berkecambah biji

mengalami dormansi. Dormansi

disebabkan oleh adanya zat penghambat perkecambahan yang dikenal dengan

hormon absisat (ABA) dan

berkurangnya hormon pertumbuhan

(auksin, giberelin dan sitokonin).

Fungsi hormon perangsang

pertumbuhan adalah menghilangkan dormansi pada biji (Gardner, 1991).

Namun penginduksian biji sirsak dengan berbagai konsentrasi air kelapa muda selama 24 jam belum semua

konsentrasi mampu menginduksi

perkecambahan biji sirsak. Karena biji

sirsak memiliki kulit biji yang

impermeabel terhadap air. Menurut Lakitan, 2007 diperlukan skarafikasi atau perlakuan awal terlebih dahulu unruk pematahan dormansi kulit biji.

Rendahnya jumlah biji yang

berkecambah diduga karena kekerasan kulit biji sirsak yang menghambat

proses imbibisi, respirasi dan

metabolisme biji pada saat biji di induksi dengan air kelapa muda selama 24 jam.

Hasil pengamatan tidak

menunjukkan semua konsentrasi dapat

mempercepat perkecambahan biji

sirsak, walaupun air kelapa muda memiliki hormon pertumbuhan yang berperan dalam perkecambahan seperti: auksin, giberelin dan sitokonin.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis dari hasil

penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa air kelapa muda

belum mampu menginduksi

perkecambahan biji sirsak. Hal ini dikarenakan biji sirsak memiliki kulit biji yang keras dan impermeabel terhadap air, sehingga daya dan kecepatan kecambahnya kurang baik

tanpa pemberian skarafikasi atau

perlakuan awal terlebih dahulu.

DAFTAR PUSTAKA

Animurti. 2000. Pengaruh Air Kelapa Muda Terhadap Perkecambahn Biji Semangka (Citrullus vulgaris

S.). Skripsi Program Studi

Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumbar, Padang.

Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia, Jakarta.

Basri, H. 2005. Pengaruh Air Kelapa Muda Terhadap Perkecambahn Biji Wijen (Sesanum indicum L.).

(6)

Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumbar, Padang.

Etningsih. 1995. Pengaruh Lama

Perendaman dan Kadar Air

Kelapa Muda Terhadap

Perkecambahan Kedelai (Glycine

max L.). Skripsi Fakultas

Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Diponegoro, Semarang.

Gardner, Franklin P. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Cetakan 1,

penerjemah Herawati Susilo.

Universitas Indonesia, Jakarta.

Lakitan, B. 1996. Fisiologi

Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Gambar

Tabel 2. Hari Muncul Kecambah setelah  tanam  dan  Jumlah  Biji  Sirsak  (Annona muricata L.) setelah 6  minggu tanam

Referensi

Dokumen terkait

Imbibisi merupakan rangkaian perubahan fisiologis pertama yang terjadi pada proses perkecambahan. Biji akan berkecambah jika dalam kondisi air yang mencukupi, karena

konsentrasi air kelapa muda dapat meningkatkan daya taban organisme uji Uji aplikasi respon kulit manusia, pada perlakuan air kelapa muda menunjukkan bahwa

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa Penggunaan konsentrasi GA dan lama perendaman yang berbeda terhadap biji sirsak

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa lama perendaman biji kopi robusta dalam air kelapa terhadap perkecambahan benih kopi robusta berpengaruh nyata terhadap

Tabel 6 menunjukkan bahwa, pada tanaman sirsak umur 12 MST, perlakuan tanpa skarifikasi (S1) adalah nyata menghasilkan volume akar tertinggi daripada perlakuan

Sidik ragam laju perkecambahan benih sirsak pada perlakuan tingkat kematangan buah, suhu air dan lama perendaman.. SK Db JK KT

Viabilitas biji diamati dengan parameter potensial berkecambah dan keserampakan perkecambahan biji dinyatakan dalam persen (%) yang menunjukkan kemapuan biji untuk

Rerata potensi tumbuh maksimum dan panjang radikula benih kapas pada perlakuan lama perendaman dalam air kelapa muda