• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - HALIDA NURUL FITRI BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - HALIDA NURUL FITRI BAB I"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan ekonomi didasarkan pada demokrasi ekonomi yang mengarahkan bahwa masyarakat harus memegang peran aktif dalam kegiatan pembangunan. Oleh karena itu pemerintah sangat mendorong pertumbuhan ekonomi disegala bidang dengan mengambil langkah-langkah dan menetapkan berbagai kebijaksanaan guna menciptakan iklim usaha yang sehat bagi dunia usaha. Untuk melaksanakan tujuan tersebut perekonomian Indonesia mempunyai tiga sektor kekuatan ekonomi yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Swasta dan Koperasi (Hendrojogi, 2007).

(2)

Sebagai badan usaha, koperasi tidaklah semata-mata hanya berorientasi pada laba, melainkan juga berorientasi pada manfaat. Oleh karena itu, badan usaha koperasi tidak hanya mengejar keuntungan sebagai tujuan perusahaan tetapi juga mereka bekerja didasari dengan pelayanan. Menurut Sitio (2001) perusahaan koperasi akan memperoleh laba dari hasil efisiensi manajerial, karena orientasi usahanya lebih menekankan pada pelayanan usaha yang dapat memberikan manfaat dan kepuasan bersama para anggotanya. Dalam koperasi, keuntungan yang diperoleh disebut sebagai Sisa Hasil Usaha (SHU).

SHU diperoleh dalam rangka memaksimumkan kemakmuran anggota koperasi melalui maksimisasi nilai suatu perusahaan. Pendistribusian keuntungan dalam koperasi merupakan perwujudan langsung kegiatan ekonomi dalam bentuk SHU anggota yang merupakan hak yang diterima oleh anggota, oleh karenanya disamping SHU dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya juga untuk menumbuhkan koperasi agar menjadi lebih berkembang.

(3)

dalam bisnis, dalam koperasi untuk mengukur kinerjanya adalah perkembangan sisa hasil usaha.

Ukuran aset dan pertumbuhan aset merupakan faktor yang ikut mendukung tingkat pertumbuhan SHU. Hal ini dibuktikan dalam hasil penelitian Winarko (2014) menyimpulkanbahwa aset adalah unsur yang paling dominan mempengaruhi SHU. Bertambahnya aset pada umumnya menyebabkan sisa hasil usaha bertambah tinggi, hal ini tergantung pada kemampuan koperasi untuk melakukan efisensi biaya, maupun kemampuan koperasi untuk mengoperasikan dan mengelola aset yang tersedia sehingga bisa terserap oleh anggota.

Dalam kegiatan operasionalnya setiap perusahaan pun membutuhkan modal demi tercapainya tujuan perusahaan. Modal adalah salah satu unsur terpenting juga yang memiliki pengaruh terhadap partumbuhan SHU. Pada koperasi modal koperasi dikelompokkan kedalam tiga sumber yaitu: 1) dari anggota koperasi berupa simpanan pokok dan simpanan wajib; 2) sisa hasil usaha koperasi; 3) dari dana luar (pinjaman).

(4)

undang-undang saja. Akibatnya dalam mengembangkan aktivitas usahanya koperasi membutuhkan modal dari luar (pinjaman). Menurut UU No. 25 Tahun 1992, modal luar merupakan modal yang berasal dari anggota, koperasi lain dan/atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya. Penggunaan dan pengelolaan modal yang kurang baik akan mengganggu operasi bahkan akan terjadi ketidakseimbangan antara hasil yang didapat dengan modal yang digunakan. Modal yang kuat dan pengelolaan yang baik akan meningkatkan volume usaha dan sisa hasil usaha.

Modal koperasi akan memberi pengaruh besar pada volume usaha, volume usaha akan memberi kontribusi bagi peningkatan sisa hasil usaha sehingga dapat meningkatkan pendapatan anggota. Sehingga dapat disimpulkan bahwa volume usaha dan modal usaha akan mempengaruhi SHU. Menurut Sitio (2001), volume usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan dari barang dan atau jasa pada suatu periode atau tahun buku yang bersangkutan. Dengan demikian volume usaha adalah akumulasi nilai penerimaan barang dan jasa sejak awal tahun buku (januari) sampai dengan akhir tahun buku (desember).

(5)

mengefisienkan seluruh komponen baik keuangan maupun non keuangan. Komponen keuangan koperasi bisa dilihat dari aset, permodalan dan volume usaha yang dilaksanakan, sementara untuk non keuangan bisa dilihat dari jumlah anggota koperasi.

(6)

Baik buruknya koperasi tidak ditentukan sepenuhnya oleh besar kecilnya SHU yang dihasilkan. Akan tetapi, agar dapat berkembang maka koperasi harus mampu meningkatkan kapasitias usahanya dan koperasi harus berubah dari paradigma kesejahteraan menjadi gerakan organisasi ekonomi kompetitif (Subandi, 2011). Hal inilah yang dapat memacu pertumbuhan perkoperasian di Indonesia termasuk koperasi kredit.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Suputra I, Susila G, Cipta W (2016) dengan judul “Pengaruh Modal Sendiri, Total Aset dan Volume Usaha terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Koperasi Simpan Pinjam”, diketahui bahwa sumbangan pengaruh modal sendiri, total aset, volume usaha adalah sebesar 63%, sedangkan 37% disebabkan faktor lain diluar penelitian. Pengujian secara parsial memberikan hasil bahwa modal sendiri, jumlah anggota dan aset berpengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap Sisa Hasil Usaha.

(7)

Alasan menggunakan sampel koperasi simpan pinjam adalah karena simpan pinjam merupakan kegiatan yang sering ditemui karena peminatnya yang banyak. Pada umumnya orang meminjam dana dikoperasi untuk membuka usaha, biaya pendidikan, biaya renovasi rumah maupun biaya lain yang membutuhkan dana cukup besar.

Di Indonesia jumlah koperasi mencapai 212.135, tetapi dari jumlah tersebut ada sebanyak 61.912 koperasi yang tidak aktif (http://www.depkop.go.id,2015). Sedangkan untuk di Provinsi Jawa Tengah itu sendiri jumlah koperasi per triwulan III 2016 (30 September 2016) mencapai 28.394, dari jumlah tersebut sebanyak 5.149 koperasi yang tidak aktif (http://www.dinkop-umkm.jatengprov.go.id,2016). Data yang diperoleh dari Dinperindagkop (2016), di Kabupaten Banyumas jumlah koperasi mencapai 537, dari jumlah tersebut 125 tidak aktif. Dari jumlah 563 koperasi di Banyumas, jumlah koperasi simpan pinjam (KSP) 58 unit terdiri dari 54 koperasi aktif dan 4 koperasi tidak aktif.

(8)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

1. Apakah aset, modal sendiri, modal luar, volume usaha dan anggota secara simultan berpengaruh signifikan terhadap SHU pada KSP di Kabupaten Banyumas?

2. Apakah aset berpengaruh positif dan signifikan terhadap SHU pada KSP di Kabupaten Banyumas?

3. Apakah modal sendiri berpengaruh positif dan signifikan terhadap SHU pada KSP di Kabupaten Banyumas?

4. Apakah modal luar berpengaruh positif dan signifikan terhadap SHU pada KSP di Kabupaten Banyumas?

5. Apakah volume usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap SHU pada KSP di Kabupaten Banyumas?

6. Apakah anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap SHU pada KSP di Kabupaten Banyumas?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut:

(9)

2. Untuk mengetahui pengaruh positif dan signifikan aset terhadap SHU pada KSP di Kabupaten Banyumas.

3. Untuk mengetahui pengaruh positif dan signifikan modal sendiri terhadap SHU pada KSP di Kabupaten Banyumas.

4. Untuk mengetahui pengaruh positif dan signifikan modal luar terhadap

SHU pada KSP di Kabupaten Banyumas.

5. Untuk mengetahui pengaruh positif dan signifikan volume usaha terhadap SHU pada KSP di Kabupaten Banyumas.

6. Untuk mengetahui pengaruh positif dan signifikan anggota terhadap SHU pada KSP di Kabupaten Banyumas.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak berikut.

1. Bagi Koperasi

Bagi Koperasi yang bernaung dibawah Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Banyumas, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi atashasil kinerja sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan pengambilan keputusan dalam memperbaiki kinerja untuk dapatberjalan lebih baik lagi terutama dalam pengelolaan kredit sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan pada koperasi simpan pinjam di Kabupaten Banyumas.

2. Bagi Anggota Koperasi

(10)

seberapa besar hubungan secara langsung antara aset, modal sendiri, modal luar dan volume usaha, dan anggota pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang bernaung di bawah Dinas Koperasi dan UMKM. Sehingga pengurus dapat mengambil keputusan yang tepat demi kemajuan koperasi simpan pinjam yang ada di Kabupaten Banyumas. 3. Bagi Akademis

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi dan acuhan bagi pihak-pihak yang akan untuk melakukan penelitian berikutnya dan memberikan kontribusi bagi pengembangan teori terutama penelitian terkait dengan koperasi.

4. Bagi Peneliti

Referensi

Dokumen terkait

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

Jadi keanekaragaman hayati dapat diartikan sebagai keanekaragaman atau keberagaman dari mahluk hidup yang dapat terjadi akibat adanya perbedaan – perbedaan sifat, diantaranya

Latar Belakang: Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat

Hak asasi manusia diakui oleh bangsa dan negara diseluruh dunia.. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan bagi bangsa

Variabel reliability (X 2 ), yang meliputi indikator petugas memberikan pelayanan yang tepat, petugas memberikan pelayanan yang cepat, petugas memberikan pelayanan

underwear rules ini memiliki aturan sederhana dimana anak tidak boleh disentuh oleh orang lain pada bagian tubuhnya yang ditutupi pakaian dalam (underwear ) anak dan anak

Telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhir Program Studi Diploma III Manajemen Bisnis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret.. Surakarta, Juni 2018 Tim