BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor manufaktur sampai kuartal III/2017 menyumbang produk domestik bruto (PDB) sebesar 22%. Masuk peringkat empat besar dunia sebagai penyumbang PDB. Penegasan tersebut disampaikan mentri perindustrian Airlangga Hartanto. Selama tiga tahun ini sumbangan PDB dari manufaktur mencapai 22%, bahkan di dunia masuk empat besar negara penyumbang PDB. Tertinggi Korea dengan mencapai 29%, kemudian China sebesar 27% dan Jerman sebesar 23%. Selama periode 2015-2017, jumlah unit usaha industri menengah sedang mengalami peningkatan signifikan. Industri manufaktur skala mikro hingga besar menunjukan geliat yang positif. Mentri Perindustrian Airlangga Hartanto mengatakan, pertumbuhan industri akan lebih terdongkrak lagi apabila semua harmonisasi peraturan di segala lintas sektoral bisa dilakukan. Salah satu peran penting pada industri manufaktur adalah menciptakan nilai tambah produk. Meskipun terjadi kenaikan impor barang modal dan bahan baku, namun itu menunjukan investasi yang meningkat dan produksi terus berjalan. Kawasan industri bisa menjadi ujung tombak untuk menarik investasi dan melihat perkembangan industri yang ekspansi di tanah air (sindonews.com).
pihak defisit dana memperoleh dana dari pihak surplus dana. Dengan kata lain, mobiltas dana akan terjadi pada situasi tersebut. Meskipun ada dua pihak utama yang terlibat dalam pasar keuangan, banyak pihak yang terlibat, khususnya lembaga peantara (yang kemudian disebut sebagai lembaga perantara keuangan). Perantara keuangan muncul untuk membantu mengefektifkan aliran dana dari pihak surplus kepada pihak defisit dana. Dalam pasar keuangan tersebut, aliran dana diperlancar dengan munculnya instrumen keuangan (sekuritas atau surat berharga) ( Hanafi, 2016).
Saham merupakan bukti kepemilikan. Seseorang yang mempunyai saham suatu perusahaan berarti dia memiliki perusahaan tersebut. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan, maka investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola usahanya. Kepercayaan investor atau calon investor sangat bermanfaat bagi emiten, karena semakin banyak orang yang percaya terhadap emiten maka keinginan untuk berinvestasi pada emiten semakin kuat. Pendapatan yang diharapkan investasi pada saham bersifat tidak pasti, karena pada dasarnya pendapatan saham terdiri dari dividen dan capital gain. Kesanggupan suatu perusahaan untuk membayar dividen ditentukan oleh fluktuasi harga saham.
meliputi, pengumuman pendanaan seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang. Pengumuman badan direksi manajemen seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen dan struktur organisasi. pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiscal dan setelah akhir tahun fiscal earning per share (EPS),
dividen per share (DPS), price earning ratio (PER), Net profit margin (NPM),
return on assets (ROA), dan lain-lain. Kedua, faktor eksternal meliputi,
pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Pengumuman industri sekuritas, seperti laporan pertemuan tahunan insider trading, volume atau harga saham perdagangan pembatasan atau penundaan trading. Selain faktor-faktor tersebut harga saham juga dapat dipengaruhi oleh kondisi perusahaan (Brigham dan Houston, 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh Zuliarni (2012) mengenai pengaruh kinera keuangan terhadap harga saham pada perusahaan Minning and
minning service dibursa efek indonesia (BEI). Hasil penelitian menunjukan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Return On Asset (ROA) dan harga saham. Terdapat pengaruh yang signifikan antara price earning ratio (PER) dan harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Pratama dan Erawati (2014) mengenai pengaruh Current ratio, Debt to equity ratio, Return on
equty, net profit margin dan Earning per share terhadap harga saham (study
Hasil penelitian menunjukan pengaruh signifikan antara Current ratio dan harga saham. Antara Debt to equity ratio dan harga saham memiliki pengaruh signifikan. Earning per share berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2016) mengenai pengaruh kebijakan dividen, harga emas, dan inflasi terhadap harga saham pada perusahaan sektor
minning di BEI periode 2010-2014. Hasil penelitian Dividend payout ratio
(DPR) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Rasio-rasio yang dihitung dalam laporan keuangan dapat menjadi dasar dalam penilaian kinerja perusahaan. Price earning ratio (PER) sangat mudah dihitung dengan mengetahui harga per lembar saham dan laba per lembar saham, maka investor bisa menghitung berapa price earnign ratio (PER) saham tersebut. Semakin besar earning, maka semakin rendah price earning
ratio (PER) saham tersebut. Sedangkan makin kecil earning suatu saham
makin baik karena saham tersebut termasuk murah. Namun perlu dipahami, karena investasi di saham lebih banyak terkait dengan ekspektasi maka laba bersih yang dipakai dalam perhitungan biasanya laba bersih tahun berjalan. Dengan begitu bisa dipahami jika emiten berhasil membukukan laba besar, maka sahamnya akan diburu investor karena proyeksi laba untuk tahun berjalan kemungkinan besar dan akan naik (Atmaja, 2008).
Penelitian yang dilakukan oleh Hayati (2013) mengenai pengaruh
return on asset, return on equity, earning per share, price earning ratio, dan
price to book value terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sub
penelitian, return on asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Earning per share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Price earning ratio(PER) berpengaruh signifkan terhasap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Zuliarni (2012) mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan minning and mining
service dibursa efek indonesia(BEI). Hasil penelitian, Price earning ratio
(PER) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Okty dkk (2016) mengenai effect of financial performance company the company on share price in indonesia stock exchange listing.
Dengan hasil penelitian ROA, PER, DER, and EPS have signifikan effect on stock prices.
Untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan profitabilitas dapat menghitung Return On Equity (ROE), semakin tinggi angka ROE semakin baik. ROE mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan modal tertentu (Hanafi, 2016). Semakin tinggi return atau penghasilan yang diperoleh semakin tinggi semakin baik kedudukan pemilik perusahaan. ROE menunjukan sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk memberikan laba atas equitas.
Penelitian yang dilakukan oleh Pratama dan Erawati (2014) mengenai pengaruh current ratio, debt to equity ratio, return on equity, net profit
margin dan earning per share terhadap harga saham. Dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Mudlofir dkk (2016) mengenai pengaruh ROA, ROE, EPS, inflasi, DER dan inventory turnover terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI periode 2008-2013. Dengan hasil penelitian ROE berpengaruh terhadap harga saham.
Kebijakan dividen berhubungan dengan penentuan besarnya dividend
payout ratio (DPR), yaitu besarnya presentase laba bersih setelah pajak yang
dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham. Keputusan dividen merupakan bagian dari keputusan pembelanjaan perusahaan, khususnya berkaitan dengan pembelanjaan internal perusahaan. Hal ini karena besar besar kecilnya dividen yang dibagikan akan mempengaruhi besar kecilnya laba yang ditahan. Laba yang ditahan merupakan salah satu sumber dana intern perusahaan (Sudana, 2015). Dividen merupakan kompensasi yang diterima pemegang saham, disamping Capital gain. Dividend payout ratio (DPR) merupakan persentase pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend. Semakin tinggi DPR yang ditetapkan oleh suatu perusahaan, maka semakin besar jumlah laba perusahaan yang akan dibayarkan sebagai dividend kepada pemegang saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2016) mengenai pengaruh kebijakan dividen, harga emas dan inflasi terhadap harga saham pada perusahaan sektor mining di BEI periode 2010-2014. Dengan hasil penelitian berpengaruh terhadap harga saham.
lancarnya. Rasio lancar mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka pendeknya (jatuh tempo kurang dari satu tahun) dengan menggunakan aktiva lancar. Kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek. Semakin tinggi angka tersebut semakin baik. (Hanafi, 2016).
Penelitian yang dilakukan oleh Pratama dan Erawati (2014) mengenai pengaruh current ratio, debt to equity, return on equity, net profit margin, dan
earning per share terhadap harga saham. Dengan hasil penelitian current
ratio berpengaruh signifikan dan positif terhadap harga saham.
Rasio perputaran merupakan rasio dimana penjualan dibagi dengan aset. Sesuai dengan namanya, rasio ini menunjukan berapa kali perputaran sepanjang tahun (Brigham dan Houston, 2010). Rasio ini digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan menggunakan asetnya dengan efektif. Semakin tinggi angka perputaran, semakin efektif aset digunakan. Untuk mengukur kecepatan perputaran persediaan menjadi kas dapat menghitung
Inventory Turnover (ITO). Perputaran modal yang cepat memberikan harapan
untuk memperoleh keuntungan perusahaan semakin tinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh Mudlofir dkk (2016) mengenai pengaruh ROA, ROE, EPS, inflasi, DER, dan inventory turnover terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI periode 2008-2013. Dengan hasil penelitian inventory turnover berpengaruh positif terhadap harga saham.
equity ratio, return on equity, net profit margin dan earning per share. Dengan penelitian yang dilakukan oleh Mudlofir dkk yang memiliki variabel independen inventory turnover. Dan penelitian oleh zuliarni dengan variabel independen Price earning ratio, sedangkan Pratama dengan variabel Dividen
payout ratio. Penelitian terdahulu menggunakan objek penelitian pada
perusahaan mining and mining service dan adapula diperusahaan otomotif. Sedangkan penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.
Penelitian ini penting dilakukan untuk menemukan bukti empiris apakah price earning ratio (PER), Dividend payout ratio (DPR), return on
equity (ROE), current ratio (CR) dan inventory turnover (ITO) memiliki
pengaruh signifikan terhadap harga saham. Sehingga penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh investor pada perusahaan manufaktur di bursa efek Indonesia.
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini akan mencoba meneliti
Price Earning Ratio (PER), Dividend payout ratio (DPR), Return On Equity
(ROE), Current Ratio (CR) dan Inventory Turnover (ITO) pengaruhnya terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur di bursa efek indonesia pada tahun 2014-2016.
B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
2. Apakah Return On Equity (ROE) mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham ?
3. Apakah Dividen Payout Ratio (DPR) mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham ?
4. Apakah Current Ratio (CR) mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham ?
5. Apakah Inventory Turnover (ITO) mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham ?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Menganalisis pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham. 2. Menganalisis pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap harga saham. 3. Menganalisis pengaruh Dividen Payout Ratio (DPR) terhadap harga saham. 4. Menganalisis pengaruh Current Ratio (CR) terhadap harga saham.
5. Menganalisis pengaruh Inventory Turnover (ITO) terhadap harga saham. Sedangkan manfaatnya adalah:
1. Bagi perusahaan
Dapat dijadikan masukan tentang pentingnya price earning ratio,
dividen payout ratio , return on equity, current ratio dan Inventory
Turnover terhadap harga saham.
2. Bagi investor
3. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambahkan pengatahuan dan manfaat bagi peneliti khususnya tentang price earning ratio, dividen
payout ratio, return on equity, current ratio, inventory turnover dan harga
saham
4. Bagi akademis