• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.Perencanaan, 2.Tindakan dan Observasi, 3.Analisis data dan perencanaan ulang, 4.Tindakan perbaikan dan Observasi dan 5.Analisis akhir. Penelitian ini masih sedang berjalan pada tahap ke 3. Penerapan metode Problem Based Learning (PBL) dievaluasi berdasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "1.Perencanaan, 2.Tindakan dan Observasi, 3.Analisis data dan perencanaan ulang, 4.Tindakan perbaikan dan Observasi dan 5.Analisis akhir. Penelitian ini masih sedang berjalan pada tahap ke 3. Penerapan metode Problem Based Learning (PBL) dievaluasi berdasa"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

-60-

PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA KULIAH SISTEM AKUNTANSI

(STUDI KASUS JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI PADANG)

Zahara

Penelitian ini bertujuan mengevaluasi penerapan metode Problem Based Learning (PBL) dalam mata kuliah sistem akuntansi untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sistem akuntansi adalah salah satu mata kuliah inti pada jurusan akuntansi Politeknik Negeri Padang. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model Kemmis and Mac Tanggart yang terbagi ke dalam 5 tahapan utama yaitu 1.Perencanaan, 2.Tindakan dan Observasi, 3.Analisis data dan perencanaan ulang, 4.Tindakan perbaikan dan Observasi dan 5.Analisis akhir. Penelitian ini masih sedang berjalan pada tahap ke 3. Penerapan metode Problem Based Learning (PBL) dievaluasi berdasarkan nilai respon mahasiswa dan nilai akademik mereka. Respon mahasiswa diperoleh melalui kuisioner yang menggunakan skala Likert untuk 5 tingkatan yaitu 5=Sangat Baik, 4=Baik, 3=Cukup, 2=Kurang dan 1=Sangat Kurang. Nilai akademik mahasiswa juga diukur dengan 5 tingkatan yang sama yaitu A=Sangat Baik, B=Baik, C=Cukup, D=Kurang dan E= Sangat Kurang. Semua data diolah untuk dianalisa dalam pengambilan kesimpulan penelitian. Secara rata-rata nilai respon mahasiswa adalah 4,19=4 yang berarti “Baik”. Nilai rata-rata akademik mahasiswa adalah 76=B yang juga berarti “Baik”. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Problem Based Learning (PBL) dalam mata kuliah sistem akuntansi adalah “Baik”, berdasarkan nilai respon dan akademik mahasiswa yang juga memberikan nilai yang “Baik”.

Kata Kunci : Sistem Akuntansi, Problem Based Learning, Respon Mahasiswa, Nilai Akademik Mahasiswa.

Abstract

This research want to evaluate the Problem Based Learning (PBL) method in accounting system subject in order to get competency that targeted in curriculum. Accounting system is one of the major subject at accounting department of Padang State Polytechnic. This is an action research that uses Kemmis and Mac Tanggart model which is divided in 5 steps that are: 1. Planning, 2. Action & Observation, 3. Reflecting & Re-planning, 4. Action & Observation and 5. Reflecting. This research is still going on to the third step. The applications of Problem Based Learning (PBL) method in accounting system are evaluated based on the student responses and academic score. Questioner of student responses are measured by Likert scale for 5 level, they are: 5=Very Good, 4=Good, 3=Enough, 2=Bad, and 1=Very Bad. The student academic score is also measured for 5 level as well as the student responses, they are: A=Very Good, B=Good, C=Enough, D=Bad, and E=Very Bad. All of score data will be process to analyze them. The average of the scores are 4,19=4 for student responses and 76=B for academic score. Both of score get “good” level. This results conclude that based on the student responses score, the Problem Based Learning (PBL) method is good to use in accounting system subject as well as their academic score in it.

(2)

-61- Pendahuluan

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang telah berlaku akan dapat membawa dampak

positif maupun negatif bagi masyarakat Indonesia. MEA bisa menjadi peluang yang lebih besar

bagi masyarakat Indonesia dibidang perekonomian untuk meningkatkan peluang pasar ke

negara-negara ASEAN. Disisi lain Indonesia juga akan menjadi pasar yang akan sangat

potensial untuk diserbu oleh semua Negara ASEAN lainnya. Bagi masyarakat Indonesia yang

tidak siap untuk berkempetisi dengan persaingan ini, MEA akan menjadi sarana mendatangkan

pesaing-pesaing kuat yang akan mengalahkan mereka dirumah mereka sendiri.

Masyarakat Indonesia, mau tidak mau, suka tidak suka harus meningkatkan

kemampuan mereka dalam segala lini untuk memenangkan persaingan yang semakin ketat ini.

Semua komponen bangsa harus berpartisipasi menyiapkan masyarakat Indonesia untuk

menjadi pemenang di negaranya sendiri. Jangan sampai masyarakat Indonesia hanya menjadi

konsumen dan tersingkir di negaranya sendiri.

Dunia pendidikan mempunyai kewajiban yang lebih besar dalam mempersiapkan

lulusannya memiliki kompetensi yang baik. Dengan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan

pasar, para lulusan dunia pendidikan Indonesai akan dapat berkompetensi dan harusnya

memenangkan persaingan di pasar negaranya sendiri pada khususnya dan pasar global pada

umumnya. Pendidikan vokasi selaku penyelenggara pendidikan yang akan menghasilkan

lulusan yang siap pakai semakin ditantang untuk membuktikan kualitas dan kompetensi

lulusannya. Semakin dekat pola pendidikan vokasi dengan perkembangan dan kebutuhan

pasar, akan melahirkan lulusan yang memiliki kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan

pasar. Salah satu point utama yang harus diperhatikan oleh dunia pendidikan adalah tetap

terjaganya link and mach semua komponen pendidikan vokasi dengan perkembangan pasar

dan industri. Tidak hanya kurikulum yang update, metode pembelajaran yang sesuai dengan

target pencapaian kompetensi lulusan yang diharapkan juga harus diperhatikan dalam setiap

perkuliahan yang diberikan pada tiap level jenjang pendidikan vokasi.

Metode pembelajaran dengan berfokus kepada mahasiswa (Student Centre

Learning/SCL) adalah salah satu metode pembelajaran yang mengkondisikan mahasiswa

untuk lebih aktif dan terlibat secara keseluruhan dalam pembelajaran. Dengan adanya keaktifan

mahasiswa dalam pembelajaran ini akan memotivasi dan membantu mahasiswa dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang ditargetkan.

Salah satu bentuk metode SCL yang dapat diaplikasikan dalam pembelajaran adalah

metode Prablem Based Learning (PBL). Dalam metode PBL materi pembelajaran akan

(3)

-62-

di dunia industri. Hal ini akan sangat membantu memberikan gambaran yang utuh kepada

mahasiswa tentang perkembangan ilmu dan aplikasinya di lapangan. Metode ini juga akan

sangat menunjang mahasiswa berfikir kritis dalam menghadapi semua permasalahan yang akan

mereka temui di dunia industri nantinya.

Metode PBL ini dapat diterapkan dalam semua mata kuliah. Mata kuliah Sistem

Akuntansi adalah salah satu mata kuliah wajib di Prodi D3 dan Prodi D4 Akuntansi Politeknik

Negeri Padang. Mata kuliah sistem akuntansi merupakan mata kuliah dasar dari rangkaian mata

kuliah Sistem Informasi Akuntansi pada kedua prodi ini. Muatan materi pada mata kuliah

Sistem Akuntansi untuk kedua prodi ini juga sama. Perbedaan utama pada ke dua prodi ini

adalah pada mata kuliah lanjutan setelah sistem akuntansi yaitu pada prodi D3 akan dilanjutkan

dengan mata kuliah Prakterk Kerja Akuntansi (PKA) Sistem Akuntansi dan pada prodi D4 akan

dilanjutkan dengan mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi dan Terapan Sistem Informasi

Akuntansi. Sehingga kemampuan penguasaan keilmuan (hardskill) dan keterampilan (softskill)

mahasiswa terhadap mata kuliah Sistem Akuntansi ini sangat penting dan akan mempengaruhi

penguasaan mata kuliah lanjutannya.

Selain itu muatan materi mata kuliah sistem akuntansi ini bersinergi dengan hampir

semua mata kuliah inti akuntansi seperti mata kuliah akuntansi keuangan, akuntansi biaya dan

akuntansi manajemen, pemeriksaan akuntansi (auditing), perpajakan sampai kepada komputer

akuntansi. Maka mata kuliah sistem akuntansi pada dasarnya dapat menjadi mata rantai

penghubung (value chain) berbagai mata kuliah akuntansi lainnya untuk dapat membangun

komprehensifnes pemahaman mahasiswa terhadap ilmu dan praktik akuntansi. Sehingga

metode pembelajaran yang tepat yang dapat membangun motivasi mahasiswa untuk belajar

dengan lebih baik dan mengekplorasi lebih jauh materi Sistem Akuntansi dan keterkaitannya

(linkage) dengan mata kuliah inti akuntansi lainnya akan membangun keutuhan

(comprehensiveness) pemahaman keilmuan (hardskill) dan keterampilan (softskill) mereka

untuk mata kuliah Sistem Akuntansi ini sangatlah dibutuhkan.

Penelitian ini dirancang untuk menyusun struktur metode SCL yang paling optimal

untuk digunakan dalam setiap pertemuan kuliah Sistem Akuntansi yang berbasis kompetensi

agar kompetensi mahasiswa yang ditetapkan dapat tercapai dengan baik. Salah satu metode

SCL yang telah kami coba terapkan dalam penelitian ini adalah metode Prablem Based

Learning (PBL). Artikel ini akan fokus membahas hasil penelitian kami tentang penerapan

metode PBL ini dalam mata kuliah sistem akuntansi.

(4)

-63-

hardskill maupun softskill mereka. Disamping itu dengan metode pembelajaran yang tepat

diharapkan mata kuliah sistem akuntansi yang terintegrasi dengan berbagai mata kuliah inti

akuntansi lainnya juga akan dapat membangun pemahaman mahasiswa yang terintegrasi dan

komprehensif tentang ilmu akuntansi.

Hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat dan dapat diaplikasikan langsung dalam

proses belajar mengajar pada mata kuliah sistem akuntansi. Mata kuliah sistem akuntansi ini

merupakan salah satu mata kuliah wajib inti akuntansi yang diberikan baik pada jenjang

Program D3 maupun D4 Akuntansi. Kegiatan penelitian ini juga sangat efesien karena dengan

satu kali pelaksanaan penelitian akan dapat memenuhi kebutuhan 2 prodi D3 dan D4 akuntansi

sekaligus. Seperti kata pepatah, “sekali merangkuh dayung, 2-3 pulau terlampuai, sekali

melakukan penelitian, kebutuhan 1-2 prodi terpenuhi”.

Tinjauan Pustaka

Sistem pembelajaran yang baik mampu memberikan pengalaman belajar kepada

mahasiswa untuk membuka potensi dirinya dalam menginternalisasikan pengetahuan,

keahlian, dan perilaku serta pengalaman belajar sebelumnya, dan merupakan bagian penting

untuk mampu menghasilkan lulusan yang berdaya saing tinggi. Sistem pembelajaran seperti

itu mampu mengembangkan elemen-elemen kompetensi yang diamanatkan oleh

Kepmendiknas No. 045/2002. Dengan dikeluarkannya Perpres No. 8 Tahun 2012 tentang

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), program studi pada perguruan tinggi

dituntut untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kualifikasi KKNI. Dengan demikian

bagi Perguruan Tinggi yang masih bermasalah di dalam sistem pembelajarannya mesti segera

melakukan pembenahan atau perbaikan untuk mampu menghasilkan lulusan paling tidak

memenuhi kualifikasi yang telah ditetapkan.

Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus-stimulus kepada

mahasiswa, agar terjadinya respons yang positif pada diri anak didik. Kesediaan dan kesiapan

mereka dalam mengikuti proses demi proses dalam pembelajaran akan mampu menimbulkan

respons yang baik terhadap stimulus yang mereka terima dalam proses pembelajaran

(Arifin,2010).

Pada sistem pembelajaran SCL mahasiswa dituntut aktif mengerjakan tugas dan

mendiskusikannya dengan dosen sebagai fasilitator. Dengan aktifnya mahasiswa, maka

kreativitas mahasiswa akan terpupuk. Kondisi tersebut akan mendorong dosen untuk selalu

(5)

-64-

Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Dengan diterapkannya sistem pembelajaran SCL

diharapkan mahasiswa aktif dan kreatif, menyelesaikan tugas akhir dengan lancar/cepat,

dengan harapan mahasiswa dapat menyelesaikan studi dengan lancar dan tepat waktu sesuai

dengan target atau bahkan bisa lebih cepat dari standar waktu masa studi. Selanjutnya

mahasiswa setelah lulus diharapkan mampu berkompetisi di dunia kerja (Sari dan Ali 2010).

Salah satu metode belajar dalam SCL adalah Problem Based Learning (PBL)

(Dewajani,2008). Dalam metode PBL ini mahasiswa harus aktif dalam menggali berbagai

informasi untuk memecahkan masalah dalam tugas yang diberikan oleh dosen. Dosen akan

merancang tugas tersebut sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Dosen juga akan

membimbing dan memberikan petunjuk bagi mahasiswa dalam memecahkan permasalahan

dalam tugas tersebut. Dengan rancangan tugas terstruktur yang dapat diadaptasi dari

kasus-kasus real dilapangan akan sangat mendekatkan mahasiswa dengan dunia industri. Mahasiswa

juga terlatih untuk memecahkan masalah dengan berbagai alternatif metode, sehingga mereka

lebih kritis dalam menggunakan semua informasi dan ilmu mereka untuk mengambil

keputusan yang terbaik.

Menurut Mutmainah (2008) dalam Wibowo dan Widya (2011), suatu kasus disebut

kasus yang baik bila memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Berorientasi keputusan : kasus menggambarkan situasi manajerial yang mana suatu

keputusan harus dibuat (segera), tetapi tidak mengungkapkan hasilnya.

2. Partisipasi : kasus ditulis dengan cara yang dapat mendorong partisipasi aktif

mahasiswa dalam menganalisis situasi. Ini berbeda dengan cerita (stories) pasif

yang hanya melaporkan berbagai peristiwa atau kejadian seperti apa adanya, tetapi

tidak mendorong partisipasi.

3. Pengembangan diskusi : material kasus ditulis untuk memunculkan beragam

pandangan dan analisis yang dikembangkan oleh para mahasiswa.

4. Substantif : kasus terdiri atas bagian utama yang membahas isu dan informasi lain.

5. Pertanyaan : kasus biasanya tidak memberikan pertanyaan, karena pemahaman atas

apa yang seharusnya ditanya merupakan bagian penting analisis kasus.

Lebih jauh Wibowo dan Widya (2011) menyebutkan manfaat kasus dan metode kasus

diterapkan sebagai metode pembelajaran adalah :

1. Kasus memberikan kesempatan kepada mahasiswa pengalaman firsthand dalam

(6)

-65-

2. Kasus menyajikan berbagai isu nyata desain dan operasi system akuntansi relevan yang

dihadapi para manajer.

3. Realisme kasus memberikan insentif bagi mahasiswa untuk terlibat dan termotivasi

dalam mempelajari material pembelajaran.

4. Kasus mengembangkan kapabilitas mahasiswa untuk mengintegrasikan berbagai

konsep material pembelajaran, karena setiap kasus mensyaratkan aplikasi beragam

konsep dan teknik secara integrative untuk memecahkan suatu masalah.

5. Kasus menyajikan ilustrasi teori dan materi kuliah akuntansi.

6. Metode Kasus member kesempatan untuk berpartisipasi dalam kelas dan mendapatkan

pengelaman dalam mempresentasikan gagasan kepada orang lain.

7. Kasus memfasilitasi pengembangan sense of judgment, bukan hanya menerima secara

tidak kritis apa saja yang diajarkan dosen atau kunci jawaban yang tersedia dihalaman

belakang buku teks.

8. Kasus memberikan pengalaman yang dapat diterapkan pada situasi pekerjaan.

Hasil penelitian Wibowo dan Widya (2011) menunjukkan bahwa terdapat hubungan

positif antara penilaian mahasiswa terhadap kualitas trigger problem dan kualitas fasilitator

dengan peningkatan prestasi dan softskill mahasiswa dalam kelas yang menerapkan metode

PBL. Dalam hal perbedaan dengan metode konvensional, penelitian ini juga menunjukkan

adanya perbedaan antara peningkatan prestasi dan sofskill mahasiswa dalam kelas yang

menerapkan metode PBL dengan kelas yang menggunakan metode konvensional, dimana hasil

dan peningkatan prestasi dan sofskill mahasiswa dalam kelas yang menggunakan metode PBL

adalah lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa dalam kelas yang menggunakan metode

konvensional.

Hasil penelitian Hendra, dkk (2013) juga menunjukkan hal yang senada dengan

penelitian sebelumnya. Metode pembelajaran PBL dalam pembelajaran Pratikum Akuntansi

yang telah diterapkan akan meningkatkan minat, motivasi dan partisipasi mahasiswa dalam

pembelajaran. Hal ini akan sangat membantu dalam meningkatkan pemahaman materi yang

baik oleh mahasiswa. Lebih jauh hal ini tentu akan meningkatkan kompetensi mahasiswa yang

akan berguna dalam penerapan akuntansi di dunia industri nantinya.

Hasil penelitian Zahara dan Afni (2015) merekomendasikan penggunaan metode PBL

dalam mata kuliah sistem akuntansi. Penerapan metode PBL ini dalam mata kuliah sistem

(7)

-66-

PBL ini seperti untuk materi sistem akuntansi penggajian, biaya produksi, dan persediaan dan

aktiva tetap.

Mata kuliah sistem akuntansi adalah salah satu mata kuliah inti akuntansi pada prodi

D3 dan D4 Akuntansi PNP. Sistem akuntansi juga mata kuliah dasar dari rangkaian mata kuliah

sistem informasi akuntansi pada kedua prodi tersebut. Materi sistem akuntansi bersinergi

dengan hampir semua mata kuliah inti akuntansi seperti akuntansi keuangan, akuntansi biaya

dan akuntansi manajemen, pemeriksaan akuntansi (auditing), perpajakan sampai kepada

komputer akuntansi. Sehingga mata kuliah sistem akuntansi pada dasarnya dapat menjadi mata

rantai penghubung berbagai mata kuliah akuntansi lainnya dalam membangun pemahaman

komprehensif mahasiswa terhadap ilmu dan praktik akuntansi.

Secara umum rangkaian materi dalam mata kuliah sistem akuntansi dapat dilihat dalam

diagram rerangka materi berikut :

Sumber : adaptasi rerangka sistem akuntansi (Mulyadi, 2015)

Dari rerangka materi mata kuliah sistem akuntansi di atas terlihat bahawa dalam mata

kuliah sistem akuntansi ini mahasiswa tidak hanya belajar tentang perancangan

komponen-komponen sistem akuntansi pokok tetapi juga mempelajari contoh-contoh berbagai sistem

akuntansi pendukung yang terdapat dalam suatu perusahaan. Dimana sistem akuntansi

pendudukung ini merupakan rangkaian prosedur untuk menangani setiap transaksi perusahaan

(8)

-67-

pencatatan sampai kepada pelaporan transaksi tersebut. Sehingga mahasiswa akan mempelajari

kegiatan akuntansi tersebut secara terintegrasi dan komprehensif dalam mata kuliah sistem

akuntansi ini.

Dalam mata kuliah sistem akuntansi, materi sistem akuntansi pokok yang merupakan

inti kegiatan utama dalam akuntansi secara umum, bersinergi dengan materi dalam mata kuliah

akuntansi keuangan dan komputer akuntansi. Materi sistem akuntansi pendukung yang

membahas tentang sistem akuntansi penjualan, piutang, penerimaan kas, pembelian, utang dan

pengeluaran kas yang terkait dengan transaksi penjualan dan pembelian perusahaan yang

dikenai pajak, terkait dengan mata kuliah perpajakan. Sistem akuntasi biaya produksi yang

membahas tentang prosedur pelaksanaan produksi perusahaan sangat terkait dengan mata

kuliah akuntansi biaya. Materi sistem akuntansi penggajian, persediaan dan aktiva tetap lebih

memfokuskan kepada efesiensi biaya dalam setiap aktifitas pembiayaan terkait yang sangat

erat dengan materi dalam akuntansi manajemen. Sedangkan materi sistem pengendalian intern

(SPI) yang merupakan alat kontrol dan menjadi alat ukur kelayakan suatu sistem akuntansi

yang terdapat dalam setiap muatan materi sistem akuntansi tersebut merupakan alat kontrol

yang sama yang digunakan dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi (auditing).

Pengajaran mata kuliah yang mengandung muatan materi yang cukup luas dan

terintegrasi dengan mata kuliah lainnya menjadi tantangan tersendiri dalam merangkai mata

kuliah ini menjadi menarik bagi mahasiswa. Membahas sisi lain dari konten materi yang

hampir sama dengan materi pada mata kuliah lain juga membutuhkan strategi untuk

memancing keinginan mahasiswa untuk memahami materi tersebut secara komprehensif.

Disinilah peranan metode pembelajaran SCL yang tepat untuk materi ajar yang sesuai guna

dapat memotivasi mahasiswa belajar dan memahami materi kuliah sistem akuntansi ini dengan

lebih baik guna membangun hardskill dan softskill mereka yang komprehensif. Metode PBL

adalah salah satu metode pembalajaran yang juga dapat diterapkan dalam mata kuliah sistem

akuntansi ini. Penerapan metode PBL dalam sistem akuntansi ini juga diharapkan akan

memberikan hasil belajar yang baik seperti hasil penelitian sebelumnya.

Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat action research berupa tindakan kelas yang mengacu kepada model

Kemmis dan MacTaggart (Amirin,2009) yang dibagi dalam 5 tahapan utama yaitu :

Tahap I Perencanaan (Planning) berisi kegiatan persiapan untuk penyusunan

(9)

-68-

kuisioner untuk perekaman data respon mahasiswa terhadap metode PBL yang digunakan

untuk pelaksanaan tindakan kelas.

Tahap II Tindakan dan Pengamatan (Action & Observation) merupakan penerapan

metode PBL tindakan kelas seperti yang telah direncanakan. Pelaksanakan tindakan kelas

dilakukan langsung dalam kuliah Sistem Akuntansi untuk 3 kali pertemuan. Observasi dan

perekaman data terhadap respon mahasiswa terhadap metode SCL dan penilaian terhadap

rancangan tugas yang dikerjakan oleh mahasiswa dalam penerapan metode PBL ini dilakukan

untuk setiap pertemuan.

Tahap III Analisis hasil dan Perencanaan Ulang (Reflecting & Replanning) merupakan

kegiatan pengolahan dan analisis terhadap data-data observasi serta evaluasi hasil penelitian

terhadap tujuan penelitian. Hasil analisis dan evaluasi ini akan menjadi bahan untuk

perencanaan ulang terhadap perbaikan rancangan struktur metode SCL dan paket modul ajar.

Tahap IV Tindakan dan Pengamatan (Action & Observation) merupakan penerapan

perbaikan rancangan metode SCL dan rancangan tugas. Pelaksanaan perbaikan tindakan kelas

ini juga akan diobservasi dan dilakukan perekaman data respon mahasiswa dan penilaian

terhadap setiap penugasan yang diberikan untuk setiap pertemuan perkuliahan.

Tahap V Analisis Akhir Penelitian (Reflecting), merupakan pengolahan dan analisis

data hasil observasi tahap IV. Jika masih terdapat kelemahan-kelemahan yang harus diperbaiki,

maka akan dilakukan perbaikan dan revisi sesuai hasil analisis tersebut sehingga diperoleh

rancangan struktur metode SCL yang paling optimal untuk mata kuliah sistem akuntansi ini.

Hasil penelitian yang disajikan dalam paper ini adalah hasil analisis penerapan salah

satu metode SCL yang digunakan dalam pembelajaran sistem akuntansi yaitu metode belajar

PBL. Analisis hasil yang disajikan adalah sebagai hasil penelitian pada tahap ke III untuk

penerapan metode PBL dalam mata kuliah sistem akuntansi di jurusan akuntansi PNP.

Variabel yang digunakan dalam menilai keberhasilan penelitian ini adalah : (1) respon

mahasiswa partisipan terhadap penerapan metode SCL (dalam hal ini metode PBL) dalam

tindakan kelas dan (2) nilai mahasiswa partisipan tindakan kelas perkuliahan Sistem Akuntansi

ini. Bagusnya respon mahasiswa dan baiknya nilai yang mereka peroleh setelah mengikuti

perkuliahan Sistem Akuntansi yang menerapkan metode SCL yang telah dipilih akan menjadi

indikator keberhasilan penelitian ini.

Data respon mahasiswa partisipan yang diobservasi dikumpulkan dengan

menggunakan kuisioner yang dibagikan kepada mahasiswa setiap selesai perkuliahan.

Reliabilitas dan validitas kuisioner diuji dengan teknik Pilot Testing yaitu dengan menguji

(10)

-69-

reliabel, baru kuisioner tersebut akan dibagikan kepada mahasiswa partisipan yang mengikuti

kuliah Sistem Akuntansi dalam penelitian ini.

Respon mahasiswa terhadap setiap pernyataan dalam kuisioner tentang metode yang

digunakan dalam pembelajaran diukur dengan skala Likert. Skala ini menggunakan rentang

nilai 1-5 yaitu nilai (1) untuk sangat tidak sesuai/sangat tidak bermanfaat, (2) untuk tidak

sesuai/tidak bermanfaat, (3) untuk netral/biasa saja, (4) untuk sesuai/bermanfaat dan (5) untuk

sangat sesuai/sangat bermanfaat. Nilai 1 dalam kuisioner berarti metode SCL yang digunakan

sangat tidak sesuai untuk menarik dan meningkatkan motivasi belajar mereka dan sangat tidak

bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan hardskill dan sofskill mereka. Sebaliknya nilai 5

berarti metode SCL dan paket modul ajar yang digunakan sudah sangat sesuai untuk menarik

dan meningkatkan motivasi belajar mereka serta sangat bermanfaat untuk meningkatkan

kemampuan hardskill dan sofskill mereka.

Data nilai mahasiswa partisipan diperoleh dari nilai dari setiap penugasan yang

diberikan kepada mahasiswa dengan rentang nilai adalah 1-100. Rancangan tugas ini telah

disusun sedemikian rupa sesuai dengan metode SCL yang akan digunakan. Nilai akhir

mahasiswa diperoleh dengan mengolah semua data nilai ini sesuai dengan bobot penilaian

masing-masing tugas yang telah ditetapkan dalam rancangan pembelajaran Sistem Akuntansi.

Hasil pengolahan data respon mahasiswa partisipan dari kuisioner dan data nilai Sistem

Akuntansi mereka akan dikonversikan dalam rentang umum Angka dan Nilai Mutu yang

digunakan dalam penilaian prestasi akademik mahasiswa sebagai standar pengukuran hasil

penelitian ini. Konversi nilai penelitian tersebut dapat dilihat ada tabel 1 berikut :

Tabel 1. Konversi Nilai Penelitian dalam Angka dan Nilai Mutu

Nilai Respon Mahasiswa

Nilai Akademik

Sistem Akuntansi Angka Mutu Nilai Mutu

5 81 – 100 A Sangat Baik

4 66 – 80 B Baik

3 56 – 65 C Cukup

2 41 – 55 D Kurang

1 0 – 40 E Sangat Kurang

Sumber : Adaptasi Peraturan Akademik Politeknik Negeri Padang

Hasil dan Pembahasan

Penerapan metode PBL dalam pembelajaran sistem akuntansi pada penelitian ini

dilakukan pada 3x pertemuan perkuliahan. Mahasiswa yang menjadi partisipan dalam

penelitian ini adalah mahasiswa kelas 1A D4 Akuntansi yang memang sedang mengambil mata

(11)

-70-

memang dilaksanakan inheren dalam perkuliahan sistem akuntansi, maka semua mahasiswa

mengikuti kegiatan perkuliahan seperti perkuliahan biasa tanpa merasa terbebani atau

mempengaruhi respon mereka demi tujuan penelitian. Hasil penilaian semua penugasan dalam

kegiatan pelaksanaan metode PBL ini dalam perkuliahan juga menjadi bagian dari nilai akhir

mahasiswa secara keseluruhan untuk mata kuliah sistem akuntansi yang sedang mereka lalui.

Kondisi ini menjadi hal yang positif bagi kualitas data penelitian yang kami peroleh.

Pelaksanaan penelitian ini berlangsung secara alamiah dan terstruktur sesuai jadwal

perkuliahan membuat mahasiswa mengikuti perkuliahan sebagimana biasanya (apa adanya

mereka) tanpa harus terpengaruh oleh kegiatan penelitian yang dilakukan. Mereka juga bisa

memberikan respon mereka secara bebas sesuai dengan apa yang mereka rasakan. Dalam

pelaksanaan tugas yang diberikan, mahasiswa juga melaksanakannya dengan serius dan baik

karena semua penugasan tersebut akan menjadi komponen penilaian akhir mata kuliah mereka.

Keadaan ini merupakan kondisi yang cukup ideal untuk memperoleh data penelitian yang

sangat mendekati kondisi yang sebenarnya sedang berjalan dalam perkuliahan. Dengan

semakin baiknya data penelitian menggambarkan kondisi yang sebenarnya, maka pengambilan

kesimpulan dari analisis data yang akan dilakukan juga diharapkan akan memberikan hasil

yang lebih baik dan objektif. Hal ini akan sangat mempengaruhi rekomendasi perbaikan

metode perkuliahan untuk mata kuliah sistem akuntansi, sampai diperoleh metode yang paling

mengoptimalkan pencapaian kompetensi mahasiswa baik dari segi hardskill maupun softskill.

Semua data penelitian yang diperoleh diolah dengan fungsi statistik dalam program MS

Excell. Data penelitian ini terbagi dalam 2 kelompok utama yaitu data respon mahasiswa

terhadap penerapan metode PBL dalam perkuliahan sistem akuntansi dan data nilai akademik

mahasiswa untuk setiap penugasan yang diberikan dalam penerapan metode PBL tersebut.

Hasil rekapan data penelitian penerapan metode PBL dalam perkuliahan sistem akuntansi dapat

dilihat pada Tabel 2 berikut :

Tabel.2 Ringkasan Analisis Data Penerapan Metode PBL

Informasi Data

(12)

-71-

Pada tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa untuk data respon mahasiswa terdapat 1680

data yang diperoleh dari kuisioner yang diberikan kepada mahasiswa setiap selesai perkuliahan

yang menerapkan metode PBL. Setiap kuisioner berisi 20 item pernyataan yang disi oleh

partisipan mahasiswa sebanyak 28 orang untuk 3 kali pertemuan perkuliahan. Setiap

pernyataan kuisioner memiliki rentang nilai 1-5, yang akan dipilih oleh mahasiswa sesuai

dengan pendapat dan apa yang mereka rasakan selama perkuliahan dengan metode PBL

tersebut.

Respon nilai tertinggi yang diberikan mahasiswa terhadap penerapan metode PBL ini

adalah 5 sebanyak 624 item atau 37% dari semua data respon mahasiswa. Nilai mutu untuk rentang nilai respon mahasiswa 5 adalah “Sangat Baik”. Sedangkan yang memberikan nilai respon 4 sebagai nilai yang paling banyak diberikan untuk setiap item pernyataan kuisioner

oleh mahasiswa adalah sebanyak 760 atau 45%. Nilai respon mahasiswa 4 ini menunjukkan nilai mutu “Baik”. Walaupun ada mahasiswa yang memberikan respon nilai terendah yaitu 1 atau 0% karena jumlah sangat rendah, yaitu hanya diberikan oleh 2 orang partisipan terhadap

salah satu item pernyataan dalam kuisioner, sehingga hal ini dapat diabaikan.

Jika dilihat dari jumlah nilai tertinggi dan nilai yang paling banyak diberikan oleh

mahasiswa saja, maka jumlah respon mahasiswa yang memberikan nilai 4-5 adalah sebanyak

82% dari keseluruhan data respon mahasiswa. Nilai mutu yang ditunjukkan oleh nilai respon mahasiswa untuk nilai 4 dan 5 ini adalah “Baik” dan “Sangat Baik”. Hal ini senada dengan hasil nilai rata-rata keseluruhan respon mahasiswa yaitu berada dalam rentang nilai 4,19=4.

Nilai ini berarti secara rata-rata nilai mutu respon mahasiswa adalah “Baik”. Jadi dapat

disimpulkan bahwa penerapan metode PBL dalam perkuliahan sistem akuntansi menurut respon mahasiswa adalah “Baik”.

Dari sisi data nilai akademik mahasiswa yang diperoleh dari nilai tugas yang dikerjakan

oleh mahasiswa disetiap penerapan metode PBL, juga menunjukkan hal yang tidak jauh

berbeda. Total dana nilai akademik mahasiswa adalah sebanyak 112 yang berasal dari 4 buah

bentuk tugas yang dikerjakan oleh 28 mahasiswa selama pelaksanaan metode PBL ini. Dengan

rentang nilai akademik dari 1 – 100, nilai tertinggi yang pernah diperoleh mahasiswa dalam

penelitian ini adalah 95 sebanyak 1% yang berarti “Sangat Baik”. Sedangkan nilai terendah tugas mahasiswa adalah 68 sebanyak 2% yang masih masuk dalam nilai mutu “Baik”. Nilai yang paling banyak muncul dari nilai tugas mahasiswa ini adalah 70 sebanyak 21%. Nilai 70

ini mendekati nilai tengah dalam rentang nilai mutu “Baik”.

Jika dilihat dari keluruhan data nilai tugas mahasiswa ini terlihat bahwa, nilai terendah

(13)

-72-

mahasiswa yang lainnya sebanyak 98% adalah lebih tinggi dari 68 yang artinya akan memiliki nilai mutu “Baik” dan “Sangat Baik”. Hal ini sejalan dengan nilai rata-rata akademik dari data tugas keseluruhan mahasiswa yaitu 76 yang masuk dalam rentang nilai mutu “Baik”. Jadi dapat

disimpulkan bahwa berdasarkan nilai rata-rata akademik mahasiswa secara keseluruhan, penerapan metode PBL ini memberikan nilai prestasi akademik yang “Baik” bagi mahasiswa.

Berdasarkan uraian analisis data penelitian diatas terlihat bahwa secara rata-rata respon

mahasiswa terhadap penerapan metode PBL dalam mata kuliah sistem akuntansi ini adalah “Baik”. Hal ini juga sejalan dengan nilai rata-rata akademik mahasiswa dalam penerapan metode PBL tersebut yaitu juga “Baik”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil penelitian ini, penerapan metode PBL dalam mata kuliah sistem akuntansi adalah “Baik” sesuai

dengan respon dan nilai akademik mahasiswa yang sama-sama menunjukkan nilai mutu yang “Baik”.

Penutup

Kesimpulan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 5 tahapan utama.

Hasil penelitian yang disampaikan dalam paper ini adalah hasil penelitian yang sudah berjalan

sampai tahap ke 3 untuk analisis hasil dari tindakan penerapan metode pembelajaran pada tahap

2.

Metode pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode Prablem

Based Learning (PBL). Penerapan metode ini diakukan dalam perkuliahan real sistem

akuntansi pada salah satu kelas yang mengikuti perkuliahan ini di prodi D4 Akuntansi.

Partisipan dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa pada kelas yang dijadikan objek

penelitian. Data penelitian terdiri dari 2 kelompok utama yaitu data respon mahasiswa terhadap

penerapan metode PBL dalam mata kuliah sistem akunatnsi dan data nilai akademik mahasiswa

terhadap penugasan yang diberikan selama penerapan metode PBL tersebut.

Secara rata-rata nilai respon mahasiswa menunjukkan nilai yang “Baik” terhadap

penerapan metode PBL ini dalam perkuliahan sistem akuntansi. Nilai rata-rata akademik mahasiswa juga menunjukkan hal yang sama yaitu memberikan nilai yang “Baik”. Jadi dapat disimpulkan dari penelitian ini bahwa metode PBL adalah “Baik” diterapkan dalam

perkuliahan sistem akuntansi di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin membuat hasil penelitian

(14)

-73-

metode PBL ini hanya dilakukan dalam 3 kali pertemuan perkuliahan. Materi perkuliahan yang

dipilih untuk diujicobakan dalam penerapan metode PBL juga hanya terbatas pada 3 materi

dari keseluruhan materi sistem akuntansi. Sehingga kesimpulan yang diambil dari hasil

penelitian ini adalah berdasarkan data yang terkumpul dengan segala keterbatasan ini. Maka

disarankan untuk penelitian berikutnya dapat mengembangkan kuantitas penelitian agar

memperoleh data yang lebih dapat digeneralisasi.

REFERENSI

Amirin, Tatang M. 2009. Classroom action research (penelitian tindakan kelas), diunduh dari

http://www.tatangmanguny.files.wordpress.com/2009/05/kemmis-mctaggart-ar-cycles1.gif, Sabtu, 14 April 2012

Arifin, Samsul. 2010, P3AI-ITS, metode pembelajaran Student Center Learning, diunduh dari

http://abdulkadirsyam.wordpress.com/2010/03/12/metode-belajar-student-center-learning-scl/

………. 2010, Memahami KBK_SCL dan implementasinya. P3AI-ITS, diunduh dari

http://www.vilila.com/2010/10/memahami-kbk-scl-dan-implementasinya.html

A, Sardiman, 2001, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.

Buku Panduan Pelaksanaan Student Centered Learning (SCL) dan Student Teacher Aesthethic Role-Sharing (STAR), Pusat Pengembangan Pendidikan, Universitas Gajah Mada, 2010

Buku Panduan Pengembangan KBK Pendidikan Tinggi, Direktorat Akademik, Direktorat Jenderal Pendididkan Tinggi, 2008.

Buku Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi (KPT), Direktoran Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendididkan Tinggi, 2012

Dewajani, Sylvi. 2008, Bahan pelatihan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan pemelajaran student centred Learning (SCL), Tim KBK Dikti.

Hendra Kartika Tirtasari, Wijayanti Anita dan Chomsatun Yuli. 2013, Model Pembelajaran Akuntansi untuk Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa, Jurnal Buletin Studi Ekonomi, Vol.18, No.2, Agustus 2013.

Media Pendidikan Indonesia 2012, Desain PTK Model Kemmis & McTaggart, Copyright :

www.m-edukasi.web.id , diunduh Sabtu, 14 April 2012, di

(15)

-74-

Mutmainah, Siti, 2008, Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Berbasis Kasus yang Berpusat pada Mahasiswa terhadap Efektivitas Pembelajaran Akuntansi Keperilakuan. Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak.

Kepmen No 232/U/2000 Tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa

Kepmen no 045/U/2002, tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi

Perpres No. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

Rahmat, 2011, Lokakarya Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi, Universitas Diponegoro, http://eprints.undip.ac.id/28581/

Sari D, Noor Ali,2010, Pengembangan Tata Laksana Program Perkuliahan Jurusan Sistem Informasi ITS dengan metode SCL, Paper, Jurusan Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informatika Institut Teknologi sepuluh

Unit Pengembangan Materi dan Proses pembelajaran di Perguruan Tinggi, DIKTI 2005

(http://www.cintyasantosa.cz.cc/)http://uripsantoso.wordpress.com/category/scl/

Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Widodo, Widya Apriani Putri, 2011, Studi Atas Pelaksanaan Metode PBL dan Konvensional dalam Hubungannya dengan Peningkatan Prestasi dan Sofskill Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi dan Keuangan Publik, Vol 6, No 2, Juli 2011.

Referensi

Dokumen terkait

Maka dalam latar belakang di atas Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Struktur Modal dan Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan dengan

[r]

NAMA-NAMA KETUA RUKUN TETANGGA (RT) DALAM KECAMATAN JAMBI SELATAN KOTA JAMBI TAHUN

Data yang dikirimkan oleh remote control diterima mikrokontroler dan dimasukkan pada PORT D3 yang berfungsi sebagai interupsi eksternal 0 (nol).. Sebuah paket data

Resultanse data tersebut menyebabkan hasil dari penelitian ini belum mampu mendukung hipotesis bahwa polifenol teh hijau mampu menurunkan kadar TNF-á dan jumlah

Model dalam penelitian ini menggunakan model Problem Bassed Learning (PBL) yang terdiri dari 4 tahap yaitu; perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan

g. perbaikan berlanjut dari proses-proses ini. Proses-proses ini harus dikelola oleh organisasi sesuai dengan persyaratan Standard Internasional ini. Dimana organisasi memilih