• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DI YOGYAKARTA BERKARIR MENJADI AKUNTAN PUBLIK PASCA IMPLEMENTASI UU NO. 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK - STIE Widya Wiwaha Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DI YOGYAKARTA BERKARIR MENJADI AKUNTAN PUBLIK PASCA IMPLEMENTASI UU NO. 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK - STIE Widya Wiwaha Repository"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

TENTANG AKUNTAN PUBLIK

SKRIPSI

Nama : Navisa Nurhayati NIM : 131214217 Jurusan : Akuntansi

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

2017

STIE

Widya Wiwaha

(2)

ANALISIS MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DI YOGYAKARTA BERKARIR MENJADI AKUNTAN PUBLIK

PASCA IMPLEMENTASI UU NO. 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK

SKRIPSI

Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Akhir Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Di Program Studi Akuntansi

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Yogyakarta

Nama : Navisa Nurhayati NIM : 131214217 Jurusan : Akuntansi

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

2017

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

ANALISIS MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DI YOGYAKARTA BERKARIR MENJADI AKUNTAN PUBLIK

PASCA IMPLEMENTASI UU NO. 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK

Nama : Navisa Nurhayati NIM : 131214217

Jurusan : Akuntansi Yogyakarta, 08 Maret 2017 Telah disetujui dan disahkan oleh

Dosen Pembimbing

Drs. Muda Setia Hamid,MM,Ak

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(4)

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Navisa Nurhayati NIM : 131214217 Jurusan : Akuntansi

Judul Skripsi : ANALISIS MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DI YOGYAKARTA BERKARIR MENJADI AKUNTAN PUBLIK PASCA IMPLEMENTASI UU NO. 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK

Dengan ini saya menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila teryata dikemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada unsur paksaan.

Yogyakarta, 08 Maret 2017 Penulis

Navisa Nurhayati

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(5)

HAL PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Keluargaku

2. STIE WIDYA WIWAHA 3. Teman-teman seperjuangan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(6)

MOTTO

“ JANGAN PERNAH MENUNDA

PEKERJAAN”

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(7)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sholawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Analisis Minat MahasiswaAkuntansi di Yogyakarta Berkarir Menjadi

Akuntan PublikPasca Implementasi UU NO. 5 Tahun 2011 Tentang Akuntan

Publik” Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan

Program Sarjana (S1) pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Yogyakarta.

Skripsi ini dapat tersusun dengan baik tentunya berkat bantuan dan dukungan berbagai pihak. Pada kesempatan baik ini, secara khusus penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan karunia, rezeki, kesehatan dan kesempatan penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga ini menjadi awal dari sebuah kesuksesan. Amin.

2. Kedua orang tuaku, kakak-kakakku dan adek-adekku yang senantiasa memberikan doa, semangat, dan kasih sayang setiap waktu. Terimakasih atas segala perjuangan, pengorbanan, dan keikhlasan yang selalu tercurahkan.

3. Drs. Muda Setia Hamid, MM, Ak selaku dosen pembimbing yang selalu bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan demi selesainya tugas akhir ini, serta selalu memotivasi setiap kali bimbingan.

4. Mahasiswa STIE WIDYA WIWAHA, AA YKPN, STIE NUSANTARA yang telah memberikan kesempatan, kemudahan, dan bantuan dalam melakukan penelitianpenyebaran kuesioner sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. “Kamu” selalu menyemangati, terimakasih sudah selalu memberikan

semangat agar skripsi cepat selesai.

6. Teman SMA ku Nuning yang sudah banyak membantu sampai selesai.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(8)

7. Teman seperjuangan di kampus semoga kita semua sukses. Amin 8. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah

memberikan doa, semangat, dan dorongan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Terimakasih hanya Allah Swt yang dapat membalas kebaikan kalian semua.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan yang dimiliki. Namun besar harapan penulis semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi semua pembaca.

Yogyakarta, 08 Maret 2017

Penulis

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

MOTTO ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN...xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah...8

1.3 Pertanyaan Penelitian...8

1.4 Tujuan Penelitian...9

1.5 Manfaat Penelitian...9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...11

2.1 Profesi Akuntan Publik...11

2.2 Laporan Audit...12

2.3 Tipe Audit dan Auditor...15

2.4 Etika Profesional Profesi Akuntan Publik...16

2.5 Implementasi dan Dampak Kebijakan...17

2.6 Teori Tindakan Beralasan...18

2.7 Extended Theory of Reasoned Actions...19

2.8 Tinjauan Penelitian Terdahulu...21

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(10)

2.9 Pengembangan Hipotesis...24

BAB III METODE PENELITIAN...27

3.1 Populasi dan Sampel...27

3.2 Jenis Penelitian...27

3.3 Definisi dan Pembatasan Variabel...28

3.4 Analisis data dan pengujian...28

3.5 Teknik pengumpulan data...28

3.6 Teknik Analisis data...29

BAB IV Analisis data dan Pembahasan...36

4.1 Hasil Penelitian...36

4.1.1 Analisi Deskriptif...36

4.1.2 Analisi Data...38

4.2 Pembahasan...49

BAB V Kesimpulan dan Saran...62

5.1 Kesimpulan...62

5.2 Saran...62 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 JumlahAkuntan Publik di Indonesia ... 4

Tabel 1.2 Umur Akuntan Publik di Indonesia...7

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu...21

Tabel 4.1 Demografi Sampel berdasarkan jenis kelamin...36

Tabel 4.2 Demografi Sampel Berdasarkan Usia...37

Tabel 4.3 Demografi Sampel Berdasarkan Semester...37

Tabel 4.4 Rangkuman Uji Validitas Sikap Mahasiswa...39

Tabel 4.5 Rangkuman Uji Validitas Norma Subyektif...40

Tabel 4.6 Rangkuman Uji Validitas Kontrol Perilaku...42

Tabel 4.7 Rangkuman Uji Validitas Minat Mahasiswa...44

Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Uji Regresi Linier Berganda X1-Y...51

Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Uji Regresi Linier Berganda X2-Y...52

Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Uji Regresi Linier Berganda X3-Y...54

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Theory Reason Action...19

Gambar 2.2 Theory of Panned Behavior...20

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis...26

Gambar 4. 1 Output SPPS Variabel Sikap Mahasiswa ... 38

Gambar 4. 2 Output SPSSVariabel Norma Subyektif ... 39

Gambar 4. 3 Rangkuman Uji Validitas variabel Norma Subyektif ... 40

Gambar 4. 4 Output SPSS variabel Kontrol Perilaku ... 41

Gambar 4. 5 Output SPSS variabel Minat Mahasiswa ... 43

Gambar 4. 6 Output SPSS Uji Multikolinieritas Variabel Independen dan Dependen... 46

Gambar 4.7 Output SPSS Uji Normalitas...48

Gambar 4. 8 Output SPSS Uji Heteroskedastisitas ... 49

Gambar 4. 9 Output SPSS uji regresi linier berganda X1-Y... 49

Gambar 4. 10 Output SPSS uji regresi linier berganda X2-Y... 51

Gambar 4. 11 Output SPSS uji regresi linier berganda X3-Y... 53

Gambar 4. 12 Output SPSS uji regresi linier berganda (X1+X2+X3) -Y ... 54

Gambar 4. 13 Rangkuman Hasil Uji Regresi Linear berganda (X1+X2+X3)-Y .. 55

Gambar 4. 14 Output SPSS uji R² ... 56

Gambar 4. 15 Output SPSS Uji F (F-test) ... 57

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada perkembangan era modern ini, tantangan untuk bertahan hidup semakin berat bagi manusia. Manusia dituntut untuk memilki keahlian khusus agar memperoleh pekerjaan yang diinginkannya. Sebagai individu, manusia pasti memiliki motivasi untuk maju dan berkembang agar bisa mensejahterakan dirinya dan keluargannya. Untuk memiliki keahlian, manusia dituntut mengikuti pendidikan dan pelatihan baik formal dan non formal. Mahasiswa yang memilih program studi akuntansi pasti sudah memiliki gambaran masa depan atas karir yang dipilihnya dalam bidang akuntansi. Lulusan sarjana akuntansi paling tidak mempunyai tiga alternatif langkah yang dapat ditempuh. Pertama, setelah menyelesaikan pendidikan ekonomi jurusan akuntansi, seseorang dapat langsung bekerja. Kedua, melanjutkan pendidikan akademik jenjang Strata-2. Ketiga, melanjutkan pendidikan profesi untuk menjadi akuntan publik. Bagi mereka yang memilih menjadi seorang akuntan publik, mereka harus melalui pendidikan Profesi Akuntan dan meraih gelar akuntan, selanjutnya mereka dapat memilih karir sebagai akuntan, baik sebagai akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan pemerintah maupun akuntan pendidik. Setiap sarjana akuntansi bebas untuk memilih karir yang akan dijalaninya sesuai dengan keinginan dan harapannya masing-masing.

Akuntan publik atau auditor independen adalah auditor profesional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya (Arens et al. 1996). Profesi akuntan

publik merupakan suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa audit dan hasil pekerjaannya digunakan secara luas oleh publik sebagai salah satu pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan (Arens et al. 1996).

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(14)

Akuntan publik sangat dibutuhkan oleh seluruh perusahaan karena dapat memberikan keandalan atas lapoan keuangan dan juga membantu bisnis perusahaan itu menjadi lebih maju, tertata, dan berhasil. Saat bisnis semakin rumit dan tidak tertata dalam hal laporan keuangan, akuntan publik memainkan sebuah peranan baik dalam memberikan keandalan informasi selain pernyataan laporan keuangan juga memberikan konsultasi dan pelayanan dalam masalah keuangan dan pelayanan pajak.

Profesi akuntan publik merupakan pihak yang menjembatani hubungan antara pihak manajemen dan pemilik atau pihak manajemen yang mengelola suatu unit usaha. Kegiatan utama dari profesi akuntan publik terutama pada kegiatan audit yang bertujuan untuk memberikan pendapat kewajaran terhadap laporan keuangan yang dibuat oleh pihak manajemen. Pendapat akuntan publik ini berguna bagi pihak-pihak yang terkait dengan laporan keuangan, yaitu pihak perusahaan (manajemen) maupun pihak luar perusahaan (investor, kreditur, pemerintah, dan masyarakat) dalam pengambilan keputusan.

Karir menjadi akuntan publik ini sangat dihargai dan sangat menantang secara finansial. Profesi sebagai akuntan dari sebuah perusahaan akuntan publik sangat menarik minat mahasiswa jurusan akuntansi khususnya di Yogyakarta karena profesi ini merupakan profesi yang menjanjikan untuk ke depannya dan dihargai secara finansial. Karir ini juga memberikan prospek yang baik karena hampir seluruh perusahaan memerlukan jasa seorang akuntan publik untuk membantu memajukan perusahaanya agar lebih berkembang, selain itu juga dapat memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kemampuan diri dengan pengalaman kerja yang bervariasi dan menantang

Banyaknya mahasiswa yang ingin menjadi akuntan publik ditunjukan dengan banyaknya mahasiswa akuntansi yang melamar pekerjaan di suatu kantor akuntan publik sehingga terjadi persaingan yang ketat dalam tes penerimaan untuk menjadi akuntan publik di Kantor Akuntan Publik, khususnya Kantor Akuntan Publik yang sudah memiliki nama. Menurut Bambang (1987:8) Kantor Akuntan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(15)

Publik (KAP) adalah suatu kantor akuntan swasta yang melaksanakan jasa-jasa pemeriksaan, perpajakan, manajemen, akuntansi dan pembukuan. Mayoritas profesional muda yang berminat untuk menjadi seorang akuntan publik memulai karir mereka dengan bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP).

Seorang akuntan yang profesional harus memiliki pendidikan yang layak dan memiliki standar integritas yang tinggi. Jika mereka memiliki standar etika yang baik, maka akuntan tersebut dapat mencapai keberhasilan profesinya sebagai seorang akuntan dan juga fungsi tanggungjawabnya yang merupakan hal penting dalam melaksanakan tugasnya. Menurut Henry (2002:49) etika adalah seperangkat prinsip-prinsip moral atau nilai-nilai. Seorang akuntan yang sukses harus memiliki personal yang baik pula, seperti memiliki integritas diri (jujur, tanggung jawab, objektif, dan disiplin), memiliki ketekunan dan keuletan, kemampuan untuk bekerjasama dan berkomunikasi dengan yang lain, memiliki intelegensi umum, memiliki kemampuan rata–rata dalam menangani angka atau

menghitung angka, serta kemampuan berkomputerisasi. Walaupun profesi akuntan publik sangat menjanjikan, namun banyak pula mahasiswa akuntansi yang menyerah dan mundur dari keinginannya untuk menjadi seorang akuntan publik ketika dihadapkan dengan tugas yang berat dan risiko yang mungkin dihadapi. Mereka menjadi tidak berani dan menyerah karena takut barhadapan dengan risiko yang mungkin saja dapat menghancurkan karir mereka.

Untuk menjadi seorang akuntan harus melalui pendidikan yang cukup tinggi dan dengan minat yang kuat dari diri sendiri. Perguruan tinggi sebagai suatu institusi yang mencetak calon akuntan dapat memberikan kontribusi yang sangat besar dalam mencetak akuntan yang bermutu, antara lain dengan memberikan nilai tambah dan meningkatkan kualitas pengajaran dalam rangka menambah mutu lulusan sebagai pekerja intelektual yang siap pakai sesuai dengan kebutuhan pasar, serta memberikan wawasan kepada mahasiswa mengenai lingkungan kerja di KAP.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(16)

Peran serta perguruan tinggi yang begitu besar tidak terlepas dari minat mahasiswa itu sendiri untuk menjadi seorang akuntan. Banyak faktor yang mempengaruhi proses pemilihan karir yang dirasakan cocok untuk setiap mahasiswa, namun para mahasiswa ini seringkali mengalami perubahan mengenai apa yang diinginkannya untuk masa depan mereka, sama halnya dengan pertimbangan untuk menjadi seorang akuntan publik. Mahasiswa semester awal mungkin saja mempunyai keinginan untuk menjadi seorang akuntan, namun pada semester akhir mahasiswa tersebut mengalami perubahan keinginan dan memilih profesi yang lain untuk masa depannya. Demikian juga sebaliknya, mungkin saja pada awalnya seseorang tidak memiliki minat untuk menjadi seorang akuntan, namun seiring dengan perkembangan waktu, seseorang tersebut menjadi tertarik untuk menjadi seorang akuntan dan pada akhirnya memilih profesi sebagai seorang akuntan publik.

Berdasarkan data IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia), jumlah akuntan publik di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 998 yang tergabung di Kantor Akuntan Publik. Jika dibandingkan dengan negara tetangga di kawasan ASEAN, maka jumlah tersebut merupakan yang paling sedikit. Data jumlah akuntan pada negara-negara dikawasan ASEAN tersebut nampak dalam Tabel 1.1.

Tabel 1.1

Jumlah Akuntan Publik di ASEAN

Negara Jumlah Penduduk Jumlah Akuntan Publik Singapura 5.000.000 jiwa 15.120

Filipina 88.000.000 jiwa 15.020 Thailand 66.000.000 jiwa 6.070 Malaysia 85.000.000 jiwa 2.460

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(17)

Vietnam 25.000.000 jiwa 1.600 Indonesia 237.000.000 jiwa 998

Sumber : IAPI, 2013

Kondisi tersebut semakin buruk karena sejak 1997 hingga kini, pertumbuhan jumlah akuntan publik tidak signifikan. Hal ini nampak dari data umur akuntan publik pada Tabel 1.2. Dari tabel tersebut nampak bahwa regenerasi akuntan publik sangat lambat dimana akuntan publik didominasi dengan usia lanjut

Tabel 1. 2

Umur Akuntan Publik di Indonesia Umur

Jumlah akuntan publik 998 (% berdasarkan umur) 26 – 40 tahun 11 %

41 – 50 tahun 25 %

> 51 tahun 64 % Sumber : IAPI, 2013

Faktor yang menyebabkan minimnya jumlah Akuntan Publik salah satunya adalah banyaknya persyaratan yang harus ditempuh oleh calon akuntan dari sebelum atau sesudah menjadi Akuntan Publik. Namun akhir-akhir ini Pemerintah bersama dengan IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia) berupaya mengurangi persyaratan-persyaratan yang memberatkan agar banyak lulusan dari mahasiswa nanti yang memilih karir menjadi Akuntan Publik. Diantarannya yaitu direncanakannya ujian langsung sertifikasi untuk menjadi Akuntan Publik, sehingga bagi mahasiswa akuntansi yang sudah lulus sarjana dapat langsung mengikuti ujian tersebut tanpa harus mengikuti pendidikan profesi akuntansi.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(18)

Pemerintah pada tanggal 3 Mei 2011, mengeluarkan UU No. 5 Tahun 2011 tentang profesi akuntan publik dan efektif berlaku umum di Negara Kesatuan Republik Indonseia mulai pada tahun 2012. Ini adalah undang-undang Akuntan Publik yang pertama kali terbit di Indonesia. Dengan terbitnya undang-undang ini menunjukkan keseriusan negara untuk melindungi dan memberikan kepastian hukum bagi profesi Akuntan Publik dan masyarakat pengguna jasa Akuntan Publik. Hal ini menjadi kabar gembira bagi mahasiswa akuntansi yang notabene adalah calon-calon Akuntan Publik. Mahasiswa akuntansi diharapkan bisa berminat untuk bisa meneruskan karirnya menjadi Akuntan Publik dikarenakan profesi Akuntan Publik memiliki payung hukum yang kuat serta dalam UU tersebut tidak membatasi setiap orang yang ingin mengikuti PPAk dengan memperbolehkan lulusan dari nonakuntansi mengikuti pendidikan tersebut, dengan demikian kemungkinan jumlah Akuntan Publik di Indonesia akan meningkat tajam.

Undang-undang No.5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik ini berisikan ruang lingkup jasa akuntan publik, perizinan akuntan publik dan KAP (Kantor Akunatn Publik), hak, kewajiban, dan larangan bagi Akuntan Publik dan KAP, kerja sama antar-Kantor Akuntan Publik (OAI) dan kerja sama antara KAP dan Kantor Akuntan Publik Asing (KAPA) atau Organisasi Audit Asing (OAA), Asosiasi Profesi Akuntan Publik, Komite Profesi Akuntan Publik, pembinaan dan pengawasan oleh Menteri, sanksi administratif dan ketentuan pidana.

Pemilihan sebuah karir bagi mahasiswa merupakan tahap awal dari pembentukan karir tersebut. Mahasiswa pada umumnya dikenalkan pada pengetahuan akan karir melalui perkuliahan dan pengalaman hidup, kemudian mereka akan mempertimbangkan kemungkinan pilihan karir tersebut, mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan dan mempelajari lebih lanjut tentang profesi tersebut. Ada tiga aspek pengembangan karir yang berperan dalam pemilihan karir, pertama adalah self efficacy, kedua outcome expectations, dan

yang ketiga adalah personal goals. Lent dan Hackett (1996) menjelaskan bahwa

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(19)

self efficancy karir merupakan kepercayaan dan penghargaan individu dalam

melakukan tindakan yang berhubungan dengan pemilihan dan penyesuaian kepada suatu pilihan.

Penelitian mengenai minat karir sebagai akuntan publik sudah banyak dilakukan. Diantaranya dilakukan oleh Wiijayanti (2001), Kunartinah (2003), Herwindo (2012), Fajar (2014), Susilowati (2014), dan Rudi (2015). Penelitian tersebut masih sebatas menghubungkan faktor yang berpengaruh terhadap minat menjadi Akuntan Publik. Sedangkan penelitian serupa yang mengarah pada diberlakukannya UU Akuntan Publik masih terbatas, yaitu dilakukan oleh Solikhah (2012) dan Suhendi (2016). Solikhah (2014) menggunakan metode gabungan/ mixed method yaitu penggabungan metode kuantitatif dan kualitatif

dan sebagai dasar pengembangan model, berlandaskan Extended Theory of Reasoned Action (TRA). Penelitian tersebut menemukan bahwa : (1) Sikap, norma

subyektif dan kontrol perilaku yang dirasakan terbukti berpengaruh terhadap minat mahasiswa yang selanjutnya dapat mempengaruhi perilakunya untuk berkarir menjadi akuntan publik; (2) Keberadaan UU Akuntan Publik menjadikan kedudukan, hak dan kewajiban Akuntan Publik menjadi semakin jelas dan terhormat sehingga implementasi UU tersebut telah mendorong minat mahasiswa untuk berkarir menjadi akuntan publik. Namun demikian, koefisien regresi determinasi menunjukkan angka yang kecil. Hal ini berarti bahwa sikap mahasiswa atas implementasi UU Akuntan Publik memberikan pengaruh yang kecil terhadap minat menjadi akuntan publik. Kondisi tersebut disebabkan karena responden dalam penelitian tersebut sebagian besar belum seluruhnya memahami isi UU Akuntan Publik. Berbeda dengan Solikhah, Suhendi (2016) melakukan penelitian minat mahasiswa berkarir menjadi akuntan publik sebelumnya dengan melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada responden untuk memastikan bahwa responden telah memahami isi UU Akuntan publik. Penelitian tersebut menemukan bahwa: (1) Sikap positif, norma subyektif, kontrol perilaku mempengaruhi minat mahasiswa berkarir menjadi akuntan publik; (2) keberadaan UU Akuntan Publik juga mempengaruhi minat mahasiswa berkarir menjadi

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(20)

akuntan publik. Penelitian ini hanya dilakukan pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Yogyakarta.

Berdasarkan penelitian di atas, diketahui bahwa keterbatasan dalam penelitian tersebut adalah penelitian hanya dilakukan hanya pada mahasiswa jurusan akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Yogyakarta. Atas dasar inilah penelitian serupa dengan judul “ANALISIS MINAT

MAHASISWA AKUNTANSI DI YOGYAKARTA BERKARIR MENJADI AKUNTAN PUBLIK PASCA IMPLEMENTASI UU NO.5 TENTANG

AKUNTAN PUBLIK” dengan responden mahasiswa akuntansi STIE WIDYA

WIWAHA, AA YKPN, STIE NUSANTARA.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah setelah dikeluarkannya UU Akuntan Publik memberikan pengaruh terhadap minat mahasiswa menjadi Akuntan Publik yang disebabkan karena sebagian besar mahasiswa belum memahami isi UU Akuntan Publik.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka pertanyaan penelitian yang dibahas adalah sebagai berikut :

1. Apakah sikap positif mahasiswa tentang dikeluarkanya UU Akuntan Publik berpengaruh positif terhadap minat untuk berkarir menjadi akuntan publik?

2. Apakah norma subyektif yang berupa pandangan dan dorongan dari luar akan mempengaruhi minat mahasiswa menjadi Akuntan Publik? 3. Apakah kontrol perilaku yang dirasakan berupa keyakinan akan

kemampuan dirinya berpengaruh positif terhadap minat menjadi Akuntan Publik?

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(21)

4. Apakah sikap, norma subyektif, dan kontrol perilaku berpengaruh terhadap minat menjadi akuntan publik?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasakan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menguji apakah sikap positif mahasiswa tentang dikeluarkanya UU Akuntan Publik berpengaruh positif terhadap minat untuk berkarir menjadi akuntan publik?

2. Untuk menguji apakah norma subyektif yang berupa pandangan dan dorongan dari luar akan mempengaruhi minat mahasiswa menjadi Akuntan Publik?

3. Untuk menguji apakah kontrol perilaku yang dirasakan berupa keyakinan akan kemampuan dirinya berpengaruh positif terhadap minat menjadi Akuntan Publik?

4. Untuk menguji apakah sikap, norma subyektif, dan kontrol perilaku berpengaruh terhadap minat menjadi akuntan publik?

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :

1. Peneliti; untuk menambah pengetahuan tentang akuntan publik, UU No 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan khususnya mengetahui minat mahasiswa jurusan akuntansi di Yogyakarta yang ingin berkarier menjadi Akuntan Publik, serta menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam melakukan penelitian ilmiah.

2. Civitas akademik; sebagai bahan pertimbangan mahasiswa akuntansi dalam mengambil keputusa untuk berkarir menjadi Akuntan Publik, dan untuk pihak institusi pendidikan akuntansi agar penelitian ini

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(22)

memberikan nilai positif dalam meningkatkan pengajaran, sehingga menambah mutu lulusan sebagai pekerja intelektual yang siap pakai sesuai dengan kebutuhan.

3. Peneliti selanjutnya; diharapkan penelitian ini bisa sebagai bahan referensi dalam melakukan atau mengembangkan penelitian serupa dimasa yang akan datang.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pofesi Akuntan Publik

Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di negara tersebut. Jika perusahaan-perusahaan di suatu negara berkembang sedemikian rupa sehingga tidak hanya memerlukan modal dari pemiliknya, namun mulai memerlukan modal dari kreditur, dan jika timbul berbagai perusahaan berbentuk badan hukum perseroan terbatas yang modalnya berasal dari masyarakat, jasa akuntan publik mulai diperlukan dan berkembang. Dari profesi akuntan publik inilah masyarakat kreditur dan investor mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap informasi yang disajikan dalam laporan keuangan oleh manajemen perusahaan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya). Akuntan menurut Sujiman (2006) adalah ahli yang bertugas menyusun, membimbing, mengawasi, menginspeksi, dan memperbaiki taat buku serta administrasi perusahaan atau instansi pemerintah. Berdasarkan pengertian di atas profesi akuntansi bisa diartikan pekerjaan yang berkaitan dengan penyusunan, pembimbingan, pengawasan dan perbaikan pembukuan keuangan perusahaan dengan dilandasi pendidikan akuntansi

Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai jasa bagi masyarakat, yaitu jasa assurance, jasa atestasi, dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan. Jasa atestasi terdiri dari audit, pemeriksaan (examination), review, dan prosedur yang disepakati (agreed upon procedure). Jasa atestasi adalah suatu pernyataan pendapat, pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai dalam semua hal yang material, dengan kriteria

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(24)

yang telah ditetapkan. Jasa nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di dalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan. Contoh jasa nonassurance yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik adalah jasa kompilasi, jasa perpajakan, jasa konsultasi.

Secara umum auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan tentang kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Ditinjau dari sudut auditor independen, auditing adalah pemeriksaan secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi yang lain dengan, tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut.

Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan-perusahaan, sehingga masyarakat keuangan memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar untuk memutuskan alokasi sumber-sumber ekonomi.

2.2 Laporan Audit

Laporan audit merupakan alat yang digunakan oleh auditor untuk mengkomunikasikan hasil auditnya kepada masyarakat. Oleh karena itu, makna setiap kalimat yang tercantum dalam laporan audit baku dapat digunakan untuk mengenal secara umum profesi akuntan publik.

Laporan audit baku terdiri dari tiga paragraf, yaitu paragraf pengantar, paragraf lingkup, dan paragraf pendapat. Paragraf pengantar berisi objek yang diaudit oleh auditor dan penjelasan tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab auditor. Paragraf lingkup berisi pernyataan ringkas mengenai lingkup audit

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(25)

yang dilaksanakan oleh auditor, dan paragraf pendapat berisi pernyataan ringkas mengenai pendapat auditor tentang kewajaran laporan keuangan auditan.

Kalimat pertama paragraf pengantar yang berbunyi “Kami telah mengaudit

neraca PT X tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1 serta laporan laba-rugi, laporan ekuitas, serta laporan arus kas untuk tahun yang terakhir pada

tanggal-tanggal tersebut” berisi tiga hal penting berikut ini; (1) Auditor memberikan

pendapat atas laporan keuangan setelah ia melakukan audit atas laporan keuangan tersebut, (2) Objek yang diaudit oleh auditor bukanlah catatan akuntansi melainkan laporan keuangan kliennya, yang meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan ekuitas, laporan arus kas.

Kalimat kedua dan ketiga, paragraf pengantar berbunyi “Laporan

keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami

terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami”.

Tanggung jawab atas kewajaran laporan keuangan terletak di tangan manajemen, bukan di tangan auditor.

Paragraf lingkup berisi pernyataan auditor bahwa auditnya dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh organisasi profesi akuntan dan beberapa penjelasan tambahan tentang standar auditing tersebut. Di samping itu, paragraf lingkup juga berisi suatu pernyataan keyakinan bahwa audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing tersebut memberikan dasar yang memadai bagi auditor untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. Kalimat pertama dalam paragraf lingkup laporan audit baku berbunyi,

“Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan

Akuntan Indonesia”. Dalam kalimat ini auditor menyatakan bahwa audit atas

laporan keuangan yang telah dilaksanakan bukan sembarang audit, melainkan audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh organisasi profesi auditor, yaitu Ikatan Akuntan Indonesia. Di samping itu, kalimat kedua dalam paragraf lingkup tersebut menyampaikan pesan bahwa:

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(26)

a. Dalam perikatan umum, auditor melaksanakan auditnya atas dasar pengujian, bukan atas dasar perneriksaan terhadap seluruh bukti;

b. Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern merupakan dasar untuk menentukan jenis dan lingkup pengujian yang dilakukan dalam audit;

c. Lingkup pengujian dan pemilihan prosedur audit ditentukan oleh pertimbangan auditor atas dasar pengalamannya;

d. Dalam auditnya, auditor tidak hanya melakukan pengujian terbatas pada catatan akuntansi klien, namun juga menempuh prosedur audit lainnya yang dipandang perlu oleh auditor;

Paragraf pendapat digunakan oleh auditor untuk menyatakan pendapatnya atas kewajaran laporan keuangan auditan, berdasarkan kriteria prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia dan konsistensi penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam tahun yang diaudit dibanding dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam tahun sebelumnya. Ada empat kemungkinan pernyataan pendapat auditor, yaitu:

a. Auditor menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion); b. Auditor menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion; c. Auditor menyatakan pendapat tidak wajar (adverse opinion);

d. Auditor menyatakan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion atau no opinion).

Standar umum mengatur persyaratan pribadi auditor. Kelompok standar ini mengatur keahlian dan pelatihan teknis yang harus dipenuhi agar seseorang memenuhi syarat untuk melakukan auditing, sikap mental independen yang harus dipertahankan oleh auditor dalam segala hal yang bersangkutan dengan pelaksanaan perikatannya, dan keharusan auditor menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(27)

Ada tiga tipe auditor menurut lingkungan pekerjaan auditing, yaitu auditor independen, auditor pemerintah, dan auditor intern. Auditor independen adalah auditor profesional yang menjual jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya. Auditor pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. Auditor intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

2.3 Tipe Audit dan Auditor

Ada tiga tipe auditing, yaitu audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional. Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Audit kepatuhan adalah audit yang tujuannya untuk menentukan kepatuhan entitas yang diaudit terhadap kondisi atau peraturan tertentu. Audit operasional merupakan review secara sistematik atas kegiatan organisasi, atau bagian daripadanya, dengan tujuan untuk; (1) mengevaluasi kinerja, (2) mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan, (3) membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut

Ada tiga tipe auditor menurut lingkungan pekerjaan auditing, yaitu auditor independen, auditor pemerintah, dan auditor intern. Auditor independen adalah auditor profesional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat umum,

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(28)

terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya. Auditor pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja di instansi pemerintah, yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. Auditor intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta), yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, dan menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

2.4 Etika Profesional Profesi Akuntan Publik

Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa akuntan publik akan menjadi lebih tinggi, jika profesi tersebut menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan oleh anggota profesinya. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik merupakan etika profesional bagi akuntan yang berpraktik sebagai akuntan publik Indonesia. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik bersumber dari Prinsip Etika yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Dalam konggresnya tahun 1973, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk pertama kalinya menetapkan kode etik bagi profesi akuntan Indonesia, kemudian disempurnakan dalam konggres IAI tahun 1981, 1986,1994, dan terakhir tahun 1998. Etika profesional yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam kongresnya tahun 1998 diberi nama Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.

Akuntan publik adalah akuntan yang berpraktik dalam kantor akuntan publik, yang menyediakan berbagai jenis jasa yang diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik, yaitu auditing, atestasi, akuntansi dan review, dan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(29)

jasa konsultansi. Auditor independen adalah akuntan publik yang melaksanakan penugasan audit atas laporan keuangan historis yang menyediakan jasa audit atas dasar standar auditing yang tercantum dalam Standar Profesional Akuntan Publik. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dijabarkan ke dalam Etika Kompartemen Akuntan Publik untuk mengatur perilaku akuntan yang menjadi anggota IAI yang berpraktik dalam profesi akuntan publik.

2.5 Implementasi dan Dampak Kebijakan

Menurut Jones (1994 dalam Rafli 2008, 55) implementasi diartikan sebagai getting the job done and doing it, yakni suatu pekerjaan yang diperoleh

dari hasil pelaksanaan. Sedangakan menurut Van Matter dan Carl (1974 dalam Rafli 2008, 56), mengatakan bahwa penekan pada suatu tindakan yang dilakukuan secara individu, kelompok, pemerintah maupun swasta guna mencapai tujuan didasarkan secara individu, keputusan sebelumnya.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dari sudut pandang suatu proses dapat dipahami bahwa konsep implementasi terkait pada sejauh mana suatu kebijakan telah tercapai atau terwujud didalam pelaksanaan atau pengimplementasinya. Dalam penelitian ini akan difokuskan pada implementasi UU No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Keberadaan UU tersebut telah memberikan signifikan dalam dunia profesi akuntan. Sehingga landasan hukum atas profesi akuntan menjadi jelas. UU tersebut tidak hanya mengatur mengenai akuntan saja, tetapi juga Kantor Akuntan Publik serta pemerintah dan asosiasi profesi selaku pembuat regulasi.

Kemudian beberapa pasal yang sempat menimbulkan kontroversi

diantaranya adalah pasal 6 huruf a yang berbunyi :c”... yang dapat mengikuti

pendidikan profesi akuntan publik adalah seorang yang memiliki pendidikan minimal Sarjana Strata 1 (S-1), Diploma IV (D-IV), atau yang setara”. Pasal

tersebut mengandung arti bahwa lulusan dari jurusan/program atudi apapun boleh berprofesi menjadi Akuntan Publik. Disamping itu, ijin bagi Akuntan Publik

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(30)

Asing untuk mendirikan Kantor Akuntan Publik Asing (KAPA) juga sempat menjadi perdebatan dan tarik ulur dalam pengesahaan UU tersebut.

2.6 Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Actions/TRA)

Teori tindakan beralasan (Theory of Reasoned Action/TRA) adalah sebuah

teori keperilakuan yang dikemukakan oleh Ajzen dan Fishbein (1980), untuk selanjutnya disingkat TRA. Teori ini dikembangkan menggunakan pendekatan kognitif, dengan ide dasar bahwa : “...humans are reasonable animals who

dicliding what actions to take, systematically process and utilized informations

available to them” (Ajzen dan Fishbein dalam Smet 1994, 164). Spesifikasi TRA

dibanding dengan teori keperilakuan lainnya adalah menghubungkan kepercayaan/keyakinan (beliefs), sikap (attitude), minat/kehendak/keinginan (intention) dan perilaku (behavior). Minat dipandang sebagai prediktor terbaik

dari perilaku, jika ingin mengetahui apa yang ingin dilakukan seseorang, cara terbaik memprediksinya adalah dengan mengetahui minat orang tersebut. Oleh karenanya, TRA juga disebut sebagai behavioral intention theory (Smet 1994),

yaitu teori yang menjelaskan bahwa minat seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku atau tindakan merupakan penentu langsung dari perilaku atau tindakannya (Jogiyanto 2007, 31).

Keuntungan menggunakan TRA (Ajzen dan Fishbein 1980) dibanding

dengan teori keperilakuan lainnya adalah teori ini dapat menganalisis komponen perilaku dalam item yang operasional (Smet 1994, 166). Dalam hal ini perilaku individu (behavior) didefinisikan sebagai tindakan atau kegiatan nyata yang

dilakukan oleh seorang individu dan sangat erat hubungannya dengan minat individu berperilaku (behavior intention). Sedangkan minat (intention)

didefinisikan sebagai keinginan melakukan perilaku.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(31)

Gambar 2.1 Theory of Reasoned Action/TRA

Sikap dan Kepercayaan ==> Minat Perilaku ==> Perilaku Individu

Sumber : (Ajzen dan Fishbein 1980)

TRA (Ajzen dan Fishbein 1980) dikembangkan dengan asumsi bahwa

manusia umumnya melakukan sesuatu tindakan atau perilaku dengan cara-cara sadar (rasional), mempertimbangkan semua informasi yang ada dan implikasi-implikasi dari tindakan mereka. Dengan asumsi yang demikian itu, Ajzen dan Fishbein (1980) dalam TRA menyatakan bahwa minat merupakan suatu fungsi

dari dua penentu dasar, penentu pertama berhubungan dengan faktor pribadi dan penentu kedua berhubungan dengan faktor sosial. Penentu pertama yang berhubungan dengan faktor pribadi adalah sikap terhadap periilaku (attitute towards behavior), sedangkan penentu kedua yang berhubungan dengan faktor

sosial adalah norma subyektif (subyektives norm) seperti disajikan pada gambar 1. 2.7 Extended Theory of Rasoned Action

Pengembangan lebih lanjut dari Theory of Reasoned Action sering disebut

juga dengan Theory of Planned Behavior. Ajzen (1988, 132) menambahkan

konstruk yang belum ada dalam Theory of Reasoned Action, yaitu perceived behavioral control (kontrol perilaku yang dirasakan). Konstruk ini ditambahkan

dalam upaya memahami keterbatasan yang dimiliki individu dalam rangka melakukan perilaku tertentu. Kontrol perilaku yang dirasakan (perceived

Sikap Terhadap Perilaku (Attitute Towards Behavior)

Perilaku (Behavior) Minat Perilaku

(Intention Behavior) Norma Subyektif

(Subyektives Norm)

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(32)

behavioral control), yaitu keyakinan bahwa individu akan melaksanakan atau

tidak melaksanakan perilaku tertentu, individu memiliki fasilitas dan waktu untuk melakukan perilaku itu, kemudian individu melakukan estimasi atas kemampuan dirinya apakah dia memilki kemampuan atau tidak memiliki kemampuan untuk melaksanakan perilaku itu, sehingga secara skematiknya dilukiskan sebagaimana pada gambar berikut :

Gambar 2.2 Theory of Panned Behavior

Sumber : Ajzen 2005

Karir adalah suatu rangkaian kegiatan kerja yang terpisah tapi berkaitan, yang memberikan kesinambungan, ketentraman, dan arti dalam hidup seseorang. Sedangkan menurut Handoko (2000, 123), karir adalah semua pekerjaan yang ditangani atau dipegang selama kehidupan kerja seseorang. Dengan demikian karir menunjukan perkembangan para pegawai secara individual dalam jenjang

(33)

jabatan atau pangkatan yang dapat tercapai selama masa kerja dalam suatu organisasi.

Tujuan karir adalah posisi dimasa mendatang yang ingin dicapai oleh individu dalam pekerjaannya. Jadi keberhasilan karir tidak lagi diartikan sebagai penghargaan institiusional dengan meningkatnya suatu kedudukan dalam suatu hierarki formal. Apalagi pada saat ini karir telah mengalami pergeseran menuju karir tanpa batas (the bundaryless career). Kunci keberhasilan karir pada masa

yang akan datang lebih dicerminkan dari pengalaman hidup seseorang dari pada posisi yang dimilikinya.

2.8 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya sangat penting untuk diungkapkan karena dapat dipakai sebagai sumber informasi dan bahan acuan yang sangat berguna bagi penulis. Beberapa ringkasan penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai bahan acuan berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam pemilihan karir sebagai akuntan publik dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul penelitian Hasil penelitian Wijayanti

(2001)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Mahasiswa Akuntansi di Yogyakarta

Faktor penghargaan finansial, pelatihan profesional, dan nilai-nilai sosial yang dipertimbangkan mahasiswa akuntansi dalam memilih karir Kunartinah mempengaruhi pilihan karir mahasiswa yaitu faktor intrinsik,

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(34)

dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir sebagai Akuntan Publik

penghasilan pertama yang tinggi, pertimbangan pasar kerja, persepsi kelebihan profesi akuntan publik, dan persepsi tentang kelemahan sebagai akuntan publik.

Herwindo (2012)

Analisis Deskriptif Minat Mahasiswa Akuntansi Menjadi Akuntan Publik

Variabel tingkat semester mahasiswa dan IPK mahasiswa berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi menjadi akuntan publik.

Susilowati (2012)

Sikap Mahasiswa Terhadap Undang-Undang Akuntan Publik pada Optimisme dan Perencanaan Karir

Sikap mahasiswa atas UU Akuntan Publik memunculkan optimisme mampu bersaing dengan lulusan lain. Selanjutnya, optimisme mereka menentukan perencamaam pilihan karir menjadi seorang Akuntan Publik.

Fajar (2014)

Pengaruh Motivasi Diri dan Persepsi Mengenai Profesi Akuntan Publik terhadap Minat menjadi Akuntan Publik pada Mahasiswa Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta

Motivasi diri dan persepsi mengenai profesi akuntan publik berpengaruh positih terhadap minat menjadi akuntan publik pada mahasiswa prodi akuntansi fakultas ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta pengakuan profesional, dan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(35)

Akuntansi Berkarir menjadi Akuntan Publik

nilai-nilai sosial berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa menjadi akuntan publik, sedangkan pertimbangan pasar kerja,persyaratan akuntan publik, dan kewajiban akuntan publik tidak signifikan terhadap minat mahasiswa menjadi akuntan publik.

Solikhah (2014)

Analisis Minat Berkarir Menjadi Akuntan Publik Menyongsong Mayarakat Ekonomi ASEAN

Sikap, norma subyektif, dan kontrol perilaku berpengaruh terhadap minat mahasiswa yang selanjutnya dapat mempengaruhi perilakunya untuk berkarir menjadi akuntan publik dan implementasi UU Akuntan Publik telah mendorong minat mahasiswa untuk berkarir menjadi Akuntan Publik

Suhendi (2016) Analisis Minat Mahasiswa Akuntansi STIE Widya Wiwaha Yogyakarta Berkarir menjadi Akuntan Publik Pasca Implementasi UU No.5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik

(36)

2.9 Pegembangan Hipotesis

Sikap atau kegiatan nyata yang dilakukan seseorang sangat erat hubungannya dengan minat individu berperilaku (behaviour intention). Ada dua

penentu yang berhubungan dengan faktor pribadi yaitu : 1. Sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior)

Sikap berperilaku ditentukan oleh kepercayaan perilaku (behavior beliefs)

atau perasaan (effect) positif atau negatif mengenai konsekuensi untuk melakukan

atau tidak melakukan suatu perilaku. 2. Norma subyektif (subyektive norm)

Norma subyektif ditentukan oleh pandangan atau persepsi individu mengenai kepercayaan normatif (normatief beliefs). Norma subyektif akan

mempengaruhi minat perilaku manusia melalui suatu proses refleksi sosial berdasar kepercayaan individu terhadap pandangan atau persepsinya bahwa orang-orang tertentu yang dipandnag akan mempengaruhi perilakunya, menginginkan/tidak menginginkan perilaku itu dilakukan. Seorang individu akan melakukan suatu tindakan atau perilaku, apabila ia percaya bahwa tindakan atau perilaku itu positif untuk dilakukan, dan orang-orang tertentu yang dipandang pantas sebagai referensi tindakannya menginginkan agar perilaku itu dilakukan. Dengan demikian variabel-variabel Sikap Terhadap Perilaku dan Norma-norma Subyektif dapat digunakan untuk memprediksi Minat Perilaku yang akan menentukan perilaku individu.

Minat (intention) didefinisikan sebagai keinginan melakukan perilaku. Ajzen dan Feshbein (1980) dalam TRA menjelaskan bahwa perilaku individu

dilakukan karena individu mempunyai minat atau keinginan untuk melakukan perilaku. Minat perilaku (behavioral intention) akan menentukan perilaku (behavior) individu.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(37)

Dalam kaitan untuk melakukan perilaku mahasiswa pasca implementasi UU Akuntan Publik, penelitian ini berpijak pada pendekatan akuntansi keperilakuan

Extended TRA. Penelitian pengembangan dari model TRA ini selanjutnya melihat

perilaku mahasiswa terhadap karir akuntan publik pasca implementasi UU Akuntan Publik karena adanya minat untuk menjadi Akuntan Publik. Kemudian minat tersebut akan tumbuh karena adanya sikap positif yang timbul dari dalam diri mahasiswa serta adanya norma subyektif berupa dorongan yang timbul dari faktor-faktor sosial diluar diri individu, sehingga hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut:

Hal : Sikap Positif mahasiswa terhadap UU Akuntan Publik akan berpengaruh positif terhadap minat menjadi akuntan publik

Ha2 : Norma Subyektif berupa pandangan dan dorongan dari luar akan mempengaruhi minat mahasiswa menjadi Akuntan Publik

Ha3 : Kontrol Perilaku berupa keyakinan akan kempuan dirinya berpengaruh positif terhadap minat menjadi Akuntan Publik

Ha4 : Sikap Positif, Norma Subyektif, Kontrol Perilaku akan berpengaruh terhadap minat mahasiswa yang selanjutnya dapat mempengaruhi perilakunya untuk berkarir menjadi akuntan publik.

Secara diagram, hubungan antar variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(38)

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis

Sikap Mahasiswa terhadap UU Akuntan Publik (X1)

Norma Subyektif faktor-faktor sosial dari luar individu (X2)

Minat berkarir Menjadi Akuntan Publik (Y) Kontrol Perilaku yang

dirasakan (X3)

Sikap Mahasiswa, Norma Subyektif, Kontrol Perilaku, dan Jenjang Pendidikan (X4)

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Jurusan Akuntansi STIE WIDYA WIWAHA, AA YKPN, STIE NUSANTARA. Sedangkan sampel adalah mahasiswa pada semester 5 keatas. Hal tersebut didasarkan karena mahasiswa pada semester tersebut sudah menerima mata kuliah auditing 1 sehingga diyakini sudah memiliki pengetahuan keakuntasian yang cukup terutama pemahaman terhadap UU Akuntan Publik. Dengan tingkat kelonggaran 10% ditentukan jumlah sampel 80 dan akan disebarkan 100 kuesioner. Selanjutnya sampel diperoleh dengan menggunakan teknik sampling yang sesuai dengan penelitian. Sampel tidak dipilih secara acak. Sampel dipilih berdasarkan kemudahan untuk ditemui dan kesediaan untuk mengisi kuesioner, tetapi tetap menggunakan individu-individu yang memenuhi karakteristik penelitian yang dijumpai oleh peneliti. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu purposive non random sampling.

3.2 Jenis penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti secara empiris mengenai pengaruh sikap, norma subyektif, dan kontrol perilaku yang dipersepsikan terhadap minat mahasiswa jurusan akuntansi di Yogyakarta berkarir menjadi Akuntan Publik pasca implementasi UU No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik dengan berlandaskan teori tindakan beralasan (Extended Theory of Reasoned Action/TRA) sebagai dasar pengembangan model, penelitian ini

menggunakan metode gabungan (mixed method) yaitu penggabungan metode

kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuatitatif ini berfokus pada teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan analisis data dengan prosedur statistik. Pendekatan kuantitatif merupakan metode yang utama yang dilengkapi dengan pendekatan kualitatif sehingga hasilnya dapat digeneralisasi terhadap seluruh populasi.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(40)

3.3 Definisi dan Pembatasan Variabel

Keseluruhan variabel penelitian yaitu sikap, norma subyektif dan kontrol perilaku yang dirasakan (X), minat mahasiswa terhadap karir Akuntan Publik (Z) dan perilakunya untuk berkarir menjadi Akuntan Publik pasca implementasi UU Akuntan Publik (Y) merupakan variabel unobserved. Oleh karena itu variabel

dikembangkan dengan indikator dari Ajzen (2005). Setiap pernyataan dari variabel yang diteliti menggunakan skala Likert dan masing-masing butir pernyataan diberi skor 1 sampai 5. Alternatif jawaban pada setiap pertanyaan meliputi Sangat Setuju (5), Setuju (4), Netral/ragu-ragu (3), Tidak Setuju (2), Sangat Tidak Setuju (1).

3.4 Analisis data dan Pengujian

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (1) Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui demografi sampel serta gambaran kondisi masing-masing variabel; (2) Analisis Statistik Inferensial digunakan alat analisis regresi linear berganda untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y), sedangkan untuk melihat pengaruh tidak langsung variabel X terhadap variabel Y melalui Z digunakkan analisis jalur (path analysis).

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan untuk mendapatkan data dari para responden yaitu mahasiswa jurusan Akuntansi di Yogyakarta. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menyebarkan kuesioner. Menurut Sugiyono (2010) kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menyebarkan seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner ini diambil dari penelitian

terdahulu pada skripsi berjudul “Analisis Minat Mahasiswa Akuntansi STIE

Widya Wiwaha Yogyakarta Berkarir menjadi Akuntan Publik Pasca Implementasi UU No.5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik” karya Suhendi mahasiswa STIE

WIDYA WIWAHA. Metode yang di lakukan dengan menyebarkan kuesioner

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(41)

yang telah disusun secara terstruktur yang berisi pernyataan tertulis kepada responden untuk ditanggapi. Kuesioner yang disusun oleh peneliti berisi tentang pernyataan pernyataan yang berkaitan dengan penelitian mengenai Analisis Minat Mahasiswa Akuntansi di Yogyakarta Berkarir menjadi Akuntan Publik Pasca Implementasi UU No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.

3.6 Teknik Analisis Data 1. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Validitas yaitu sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Validitas digunakan untuk mengetahui kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada proyek yang diteliti, sehingga dapat diperoleh data yang valid. Instrumen dikatakan valid bila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur dan mampu mengungkap data yang diteliti secara tepat (Sugiyono, 2010). Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan Correlation Product Moment dari Karl person.

Rumus uji validitas sebagai berikut:

ݎ௫௬ ൌ

NΣxy-(Σx)(Σy)

ඥሼȭšଶ െ ሺߑšሻሽሼߑݕെ ሺߑݕሻ

Keterangan.:

rxy : Koefisien korelasi X dan Y X : Skor yang ada butir item. Y : Total skor.

N : Jumlah subjek.

Σ X : Jumlah nilai X.

Σ Y : Jumlah nilai Y.

Σ XY : Jumlah perkalian dari X dan Y.

Σ X2 : Jumlah ܺଶ

Σ Y2 : Jumlah ܻଶ

(Sugiyono. 2010).

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(42)

Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dasar pengambilan keputusan uji validitas adalah dengan membandingkan nilai signifikan dengan level of significant (5%).

(1) Jika significant dari r < 0.05, maka item pertanyaan tersebut

valid

(2) Jika significant dari r > 0.05, maka item pertanyaan tersebut

tidak valid (Siska, 2012).

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang digunakan benar benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan hasil yang konsisten meskipun diuji berkali-kali. Untuk menguji reliabilitas konstruk dalam penelitian ini akan digunakan teknik uji Cronbach’s Alpha. Cronbach’s Alpha adalah

patokan untuk menafsirkan korelasi antara skala yang dibuat dengan skala variabel yang ada. Hasil uji reliabilitas dengan bantuan SPSS akan menghasilkan

Cronbach’s Alpha dibawah 0,5 maka data tersebut memiliki keandalan (reliabel)

yang relative rendah. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha di atas 0.6 (Nunnally, 1967 dalam Siska,

2012). Rumus uji

reliabilitas adalah sebagai berikut:

ݎ௜ୀ൬݇ െ ͳ൰ ൬ͳ െ݇ σݏ௜

ݏ௧మ ൰

ri : Reliabilitas instrumen

k : Mean kuadrat antara subjek.

Σݏమ : Mean kuadrat kesalahan.

ݏమ: Varians total (Sugiyono, 2010).

2. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Linier Berganda

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(43)

Analisis ini digunakan menguji keempat hipotesis, yaitu:

Ha1 : sikap positif mahasiswa terhadap UU Akuntan Publik akan berpengaruh positif terhadap minat menjadi Akuntan Publik.

Ha2 : Norma subyektif berupa pandangan dan dorongan dari luar akan mempengaruhi minat mahasiswa menjadi Akuntan Publik.

Ha3 : Kontrol Perilaku yang dirasakan berupa keyakinan akan kemampuan dirinya berpengaruh positif terhadap minta menjadi Akuntan Publik

Ha4 : Sikap, norma subyektif dan kontrol perilaku yang dirasakan akan berpengaruh terhadap minat mahasiswa yang selanjutnya dapat mempengaruhi perilakunya untuk berkarir menjadi Akuntan Publik

Untuk menganalisis empat hipotesis di atas digunakan langkah langkah sebagai berikut.

1) Membuat garis regresi linear berganda Y = a + ܾଵ ݔଵ+ ܾଶݔଶ+....+ ܾ௡ݔ௡

Keterangan.

Y : Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan. a : Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan).

b : Angka arah atau koefisien regresi

X : Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu (Sugiyono, 2012).

2) Mencari koefisien determinasi (r2) antara kriterium Y dengan X1, X2 dan X3 menggunakan rumus sebagai berikut :

ݎଶݕ

ሺଵǡଶǡଷሻൌܽଵߑݔଵݕ ൅ ܽଶߑݕߑݔଶݕ ൅ ܽଷߑݔଷݕ

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(44)

Keterangan

ݎଶݕ

ሺଵǡଶǡଷሻ: Koefisien antara Y dengan X1, X2 dan X3

a1 : Koefisien prediktor X1. a2 : Koefisien prediktor X2. a3 : Koefisien prediktor X3

ߑݔଵݕ : Jumlah produk X1 dengan Y.

ߑݔଶݕ : Jumlah produk X2 dengan Y.

ߑݔଷݕ : Jumlah produk X3 dengan Y.

ߑݕଶ : Jumlah kuadrat kriterium Y

(Sutrisno Hadi, 2004).

Koefisien determinasi (r²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai r² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel dependen.

3) Menguji signifikansi dengan uji t (t-Test)

ݐ ൌݎξ݊ െ ʹ ξͳ െ ݎଶ

Keterangan. t : Nilai ݐ୦୧୲୳୬୥.

r : Koefisien korelasi.

n : Jumlah sampel (Sugiyono. 2010: 250).

Pengujian ini pada dasarnya untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independen akan berpengaruh terhadap variabel dependen. Nilai

ݐ୦୧୲୳୬୥selanjutnya dibandingkan dengan ݐ୲ୟୠୣ୪ pada taraf signifikansi 5% (taraf

kepercayaan 95%), apabila ݐ୦୧୲୳୬୥lebih besar dari ݐ୲ୟୠୣ୪ berarti ada pengaruh

signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(45)

individual. Sebaliknya, apabila ݐ୦୧୲୳୬୥lebih kecil dari ݐ୲ୟୠୣ୪ berarti tidak ada

pengaruh signifikansi antara variabel independen terhadap variabel dependen secara individual. Disamping itu, hipotesis pada penelitian ini juga didukung apabila nilai signifikansi lebih kecil dari pada level of significant (sig. < α) berarti

terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara individual. Tetapi apabila nilai signifikansi lebih besar dari level of significant (sig. > α) berarti tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas terhadap

variabel terikat secara individual (Bhuono Agung Nugroho, 2005).

4) Uji Signifikansi Simultan dengan Uji F (F-Test)

Menurut Sugiyono (2008 ; 264) uji F digunakan untuk menguji variabel-variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel-variabel terikat. Selain itu dengan Uji F ini dapat diketahui pula apakah model regresi linier yang digunakan dapat tepat atau belum. Rumus Uji F adalah sebagai berikut:

Fൌ ோమൗ௄ ൫ଵିோమሺ௡ି௞ିଵሻ൯

Keterangan:

F = Fhitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan Ftabel

ܴଶ= Korelasi parsial yang ditemukan

n = Jumlah sampel

k = jumlah variabel bebas Kesimpulan :

x Apabila f hitung< f tabel maka dapat dinyatakan bahwa koefisien korelasi ganda tersebut tidak signifikan.

x Apabila f hitung> f tabel maka dapat dinyatakan bahwa koefisien korelasi ganda tersebut signifikan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(46)

3. Uji Asumsi Klasik

Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi. Metode yang menghubungkan suatu variabel dependen dengan dua atau lebih variabel independen, sesuai dengan hipotesis yang diuji dalam penelitian (Siska, 2012). Uji asumsi klasik dapat dibedakan menjadi sebagai berikut:

a. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Uji multikolinieritas dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Suatu model regresi yang bebas dari

multikolinieritas adalah yang mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10, sedangkan apabila VIF lebih besar dari 10 maka terdapat multikolinieritas (Siska, 2012).

b. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal (Siska, 2012). Pengujian normalitas dilakukan menggunakan teknis analisis Kolmogorof-Smirnov dengan rumus.

ܭ஽ ൌ ͳǡ͵͸ඨ݊ͳ ൅ ݊ʹ݊ͳ݊ʹ

Keterangan.

KD : Harga Kolmogorov-Smirnov yang dicari.

n1 : Jumlah sampel yang diperoleh. n2 : Jumlah sampel yang diharapkan (Sugiyono. 2010: 328).

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(47)

Kriteria pengambilan keputusan adalah variabel penelitian dinyatakan berdistribusi normal apabila memiliki tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 (Bhuono Agung Nugroho, 2005).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance residual satu pengamatan

ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah dimana terdapat kesamaan variance dari residual

pengamatan yang satu ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas. Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatter plot dengan memplotingkan nilai ZPRED (nilai prediksi)

dengan SRESID (nilai residualnya). Model yang baik dapat dihasilkan jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian menyempit (Imam Ghozali, 2005).

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(48)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENELITIAN

4.1.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah cara menganalisa data tanpa menggunakan perhitungan angka-angka, melainkan menggunakan perbandingan yang berhubungan dengan responden, dengan menggunakan analisis persentase yaitu metode yang membandingkan jumlah responden yang memilih dari masing-masing pilihan dengan jumlah responden secara keseluruhan dikalikan 100% (Novanda, 2012).

Karakteristik responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu berdasarkan jenis kelamin, umur dan kelas (semester). Adapun demografi sampel nampak dalam tabel berikut:

Tabel 4.1

Demografi Sampel Berdasarkan Jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase Laki-Laki 35 43,75%

Perepuan 45 56,25% Jumlah 80 100% Sumber: Data Diolah 2017

Sampel yang diteliti diketahui 56,25% berjenis kelamin perempuan, karena memang disadari bahwa mahasiswa jurusan akuntansi sebagian besar adalah perempuan. Sedangkan dilihat dari sebaran usia nampak pada tabel berikut:

Tabel 4.2

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

Gambar

Gambar 2.1 Theory of Reasoned Action/TRA
Gambar 2.3  Kerangka Pemikiran Teoritis
 Tabel 4.2
tabel berikut:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Indonesia bukan negara agama dan bukan negara sekuler, maka memperjuangkan hukum Islam dengan pendekatan yang terakhir ini kelihatannya lebih memberikan harapan daripada

Replika beam pattern (garis hijau) hampir saling berhimpit dengan beam pattern yang ada pada kolom kedua, sehingga dapat disimpulkan bahwa LIM yang ditemukan

Dengan adanya materi perang sebagai salah satu cara dakwah penyebaran agama, secara tidak langsung akan menggiring siswa pada sebuah pemahaman bahwa perang adalah tindakan yang

1) Asam askorbat yang terdapat pada ekstrak nanas dapat digunakan sebagai penggumpal lateks. 2) Semakin besar volume ekstrak nanas berkulit dan tidak berkulit maka semakin

[r]

Kartu ujan harus dlbawa saat ujran.. Yogyakarta, 29

ALUR ANALISIS DATA mulai mulai Tipe data Tipe data Nominal/ordinal Non Parametri k Non Parametri k Distribu si data Distribu si data Tidak normal Jumlah data Jumlah data &gt;

berwenang menghukum wajib mempelajari dengan teliti hasil dari pemeriksaan berupa LHP serta faktor – faktor yang dapat meringankan dan memberatkan penjatuhan hukuman