• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pendidikan Karakter - UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR PKn SISWA KELAS V PADA MATERI CONTOH PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MELALUI METODE DEMONSTRASI MENGGUNAKAN PERMAINAN ULAR TANGGA DI SD NEG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pendidikan Karakter - UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR PKn SISWA KELAS V PADA MATERI CONTOH PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MELALUI METODE DEMONSTRASI MENGGUNAKAN PERMAINAN ULAR TANGGA DI SD NEG"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pendidikan Karakter

a. Pengertian

Menurut Lickona dalam Wibowo (2012 : 32) Karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merepons situasi secara bermoral. Sifat alami atau dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku uang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati orang lain dan karakter mulia lainnya. Pengertian yang dikemukakan Lickona mirip dengan apa yang diungkapkan oleh Aristoteles bahwa karakter itu erat kaitannya dengan “habit” atau kebiasaan yang terus menerus dilakukan. Lebih jauh, Lickona menekankan tiga hal dalam mendidik karakter yang dirumuskan dengan indah: knowing loving, and acting the good. Menurutnya keberhasilan pendidikan karakter dimulai dengan pemahaman karakter yang baik, mencintainya, dan pelaksanaan atau peneladanan atas karakter baik itu.

(2)

manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya, dan adat istiadat.

Menurut Kemendiknas dalam Wibowo (2012 : 35) Pendidikan Karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif.

b. Tujuan

Menurut Zaenul (2012 : 22) Pendidikan karakter bertujuan membentuk dan membangun pola pikir, sikap dan perilaku peserta didik agar menjadi pribadi yang positif, berakhlak marimah, berjiwa luhur dan bertanggung jawab.

c. Langkah – langkah Pendidikan Karakter Menurut Wibowo (2012 : 40)

1) Merancang dan merumuskan karakter yang ingin dibelajarkan siswa.

2) Menyiapkan sumber daya dan lingkungan yang mendukung program pendidikan karakter.

(3)

2. Pengertian Kedisiplinan (Disiplin)

Kedisiplinan siswa diperlukan agar mereka mempunyai sikap yang mampu mencerminkan ketaatan, dan ketepatan terhadap aturan sehingga dalam proses belajar mengajar pembelajaran dapat berjalan secara kondusif.

Kata kedisiplinan berasal dari bahasa Latin yaitu discipulus, yang berarti mengajari atau mengikuti yang dihormati. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007) menyatakan bahwa disiplin adalah :

a. Tata tertib (di sekolah, di kantor, kemiliteran, dan sebagainya). b. Ketaatan (kepatuhan) pada peraturan tata tertib.

c. Bidang studi yang memiliki objek dan system tertentu.

Mustari (2011 : 42) berpendapat bahwa disiplin merujuk pada instruksi sistematis yang diberikan kepada murid (disciple). Untuk mendisiplinkan berarti menginstrusikan orang untuk mengikuti tatanan melalui aturan-aturan tertentu.

(4)

Discipline, we think provides a positive control that helps students to grow in terms of their acceptance of responsibility and in acquiring new knowledge. Discipline, applied properly, reflects a teacher’s attitude of concern an atmosphere conducive to productive individual progress of students. To be effective, discipline then demands teacher actions taken to prevent disruptive behavior as well as actions to deal with disruptive behavior when it occurs (Armstrong, 1983 : 426-427).

Dapat disimpulkan bahwa disiplin menciptakan pribadi yang positif dan control diri kepada siswa agar siswa memperoleh suatu pengetahuan yang baru. Disiplin diterapkan dengan benar yaitu guru mencerminkan sikap yang baik dan memberi perhatian kepada siswa sehingga tercipta suasana yang kondusif untuk kemajuan individu. Kemudian individu dituntut untuk bertindak mencegah perilaku yang mengganggu kegiatan belajar.

Indikator dari karakter kedisiplinan yaitu guru dan siswa hadir tepat waktu, menegakkan prinsip dengan memberikan punishment bagi yang melanggar dan reward bagi yang berprestasi, serta, menjalankan tata tertib sekolah.

Menurut Wibowo (2012 : 43) Disiplin berarti suatu tindakan atau perilaku individu yang menunjukkan tingkah laku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku.

(5)

tertentu dan mengikuti yang dihormati. Kedisiplinan diatas dapat dikaitkan dengan pembelajaran yang akan diteliti yaitu siswa diajarkan tentang tata tertib di kelas yang harus dilaksanakan seperti memperhatikan guru ketika menyampaikan materi, mengikuti pembelajaran dengan baik dan mengerjakan soal evaluasi dengan baik sehingga tercipta suasana pembelajaran yang kondusif dan aktif.

3. Pengertian Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

(6)

Menurut Slameto (2012 : 2) Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perkembangan anak merupakan suatu sasaran utama dalam kegiatan pendidikan atau pembelajaran dari berbagai satuan, jenis, dan jenjang pendidikan, oleh karena itu pelaksanaan pendidikan harus memperhatikan berbagai aspek atau dimensi, tahapan dan karakteristik perkembangan peserta didik yang menjadi subjek didik. Pendidikan yang berkualitas dapat dicapai dengan strategi pengajaran yang efektif dan efisien. Tugas guru disini adalah menciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan anak didik ke tujuan. Oleh karena itu guru harus berusaha menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan menyenangkan bagi anak didik.

b. Pengertian Prestasi

Menurut Hamdani (2011 : 137)Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan

(7)

pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan aspek belajar meliputi pembentukan watak peserta didik melalui belajar.

W.J.S Purwadarminta berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Qohar dalam Hamdani mengatakan bahwa prestasi sebagai hasil yang telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan.

Winkel dalam Hamdani (2011 : 138) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Dengan demikian, prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Arif gunarso dalam Hamdani (2011 : 138) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Hamdani (2011 : 139-145) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi dua bagian, yaitu dari dalam (intern) dan factor dari luar (ekstern).

1) Faktor internal

a) Kecerdasan (intelegensi)

(8)

rendahnya inteligensi yang normal selalu menunjukan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi anak dalam usaha belajar. Tingkat inteligensi sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Semakin tinggi inteligensi seorang siswa, semakin tinggi juga peluang untuk meraih prestasi yang tinggi.

b) Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis

Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang.

c) Sikap

Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan.

d) Minat

Minat menurut para ahli psikologi adalah suatu kecenderungan untuk selalu memerhatikan dan mengingat sesuatu secara terus-menerus. Minat ini erat kaitannya dengan perasaan, terutama perasaan senang. Dapat dikatakan minat itu terjadi karena perasaan senang pada sesuatu.

e) Bakat

(9)

datang. Setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.

f) Motivasi

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya.

2) Faktor Eksternal a) Keadaan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Oleh karena itu, orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga.

b) Keadaan Sekolah

(10)

c) Lingkungan Masyarakat

Lingkungan alam sekitar sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan tempat ia berada. Lingkungan membentuk kepribadian anak karena dalam pergaulan sehari-hari, seorang anak akan selalu menyesuaikan dengan kebiasaan lingkungannya. Apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar, kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.

d) Fungsi utama prestasi menurut Arifin (2011: 12) adalah sebagai berikut :

(1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

(2) Prestasi belajar sebagai lambing pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi keingintahuan (tendency curiosty) dan merupakan kebutuhan umum manusia”.

(11)

(4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan masyarakat. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan,karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.

4. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Secara bahasa, istilah “Civic Education” oleh sebagian pakar diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Pendidikan Kewarganegaraan dan Pendidikan Kewarganegaraan, istilah “Pendidikan Kewargaan” diwakili oleh Azra dan Tim ICCE (Indonesian Center for Civic Education) dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta sebagai

(12)

Menurut Rosyada dalam Taniredja (2009 : 2) Pendidikan Kewargaan secara subtantif tidak saja mendidik generasi muda menjadi warga negara yang cerdas dan sadar akan hak dan kewajibannya dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang merupakan penekanan dalam istilah Pendidikan Kewarganegaraan melainkan juga membangun kesiapan warga negara menjadi warga dunia (global society). Dengan demikian, orientasi Pendidikan Kewargaan secara subtanstif lebih luas cakupannya dari istilah Pendidikan Kewarganegaraan.

Pendidikan Kewargaan menurut Azra dalam Taniredja (2009 : 2-3) adalah pendidikan yang cakupannya lebih luas daripada Pendidikan demokrasi dan Pendidikan HAM karena Pendidikan Kewargaan mencakup kajian dan pembahasan tentang pemerintahan, konstitusi dan lembaga-lembaga demokrasi, rule of law, hak dan kewajiban warga negara, proses demokrasi, partisipsi aktif dan keterlibatan warga negara dalam masyarakat madani, pengetahuan tentang lembaga-lembaga dan sistem yang terdapat dalam pemerintahan, warisan politik, administrasi publik dan sistem hukum, pengetahuan tentang proses seperti kewarganegaraan aktif, refleksi kritis, penyelidikan dan kerjasama, keadilan sosial, pengertian antar budaya dan kelestarian lingkungan hidup dan hak asasi manusia.

(13)

demokratis, melalui aktifitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat. Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu proses yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dimana seseorang mempelajari orientasi, sikap dan perilaku politik sehinggs yang bersangkutan memiliki political knowledge, awareness, attitude, political efficacy dan political participation, serta kemampuan mengambil

keputusan politik secara rasional dan menguntungkan bagi dirinya juga bagi masyarakat dan bangsa.

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara (Penjelasan pasal 39 Undang-Undang No 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional).

Pendidikan Kewarganegaraan yang berhasil, akan membuahkan sikap mental bersifat cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik dengan perilaku sebagai berikut :

1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mengkhayati nilai-nilai falsafah negara.

2) Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara.

(14)

4) Bersikap professional yang dijiwai oleh kesadaran bela negara.

5) Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa dan negara.

Menurut pendapat Muhaimin dalam Taniredja (2009 : 5), PKn haruslah diperkaya dengan tukar pikiran hingga silang pendapat sengit sekalipun tentang isu penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Karena kelemahan pokok yang sekarang.Nampak dalam skala nasional adalah rendahnya kemampuan mengelola konflik antar individu maupun antar kelompok. Karena itu Civic Education yang akan kita berikan untuk mahasiswa haruslah mampu membekali mereka menjadi warga negara yang cakap menjalankan hak dan kewajibannya dengan cara pengelolaan yang membawa kemajuan.

5. Metode Demonstrasi

a. Metode

(15)

prinsip-prinsip KBM yang berpusat kepada anak didik (student oriented). Guru harus memandang anak didik sebagai sesuatu yang

unik, tidak ada dua orang anak didik yang sama, sekalipun mereka kembar. Satu kesalahan jika guru memperlakukan mereka secara sama. Gaya belajar (learning style) anak didik harus diperhatikan (Majid, 2009: 137).

b. Demonstrasi

Menurut Sudjana (2010 : 83) demonstrasi merupakan metode mengajar yang efektif, sebab membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta (data) yang benar. Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu.

Metode yang digunakan bertujuan untuk mengetahui tentang: 1) Bagaimana proses mengaturnya?

2) Bagaimana proses membuatnya? 3) Bagaimana proses bekerjanya? 4) Bagaimana proses menggunakannya?

5) Bagaimana proses mengetahui kebenarannya? 6) Terdiri dari apa?

7) Cara mana yang paling baik?

(16)

Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak lepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.

Menurut Moedjiono (2008 :29) Demonstrasi sebagai metode mengajar adalah bahwa seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas suatu proses, misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.

Menurut Hanafiah (2009 : 210) Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya.

Demonstrations can be an important part of inquiry or expository strategies. That is, they maybe and often are combined with other modes of teaching. Demonstration modes, therefore can be used to serve at least two educational purpose (Jarolimek, 1976 : 121-122).

(17)

c. Langkah- langkah metode demonstrasi 1) Tahap Persiapan

a) Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir.

b) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.

c) Lakukan uji coba demonstrasi 2) Tahap Pelaksanaan

a) Langkah Pembukaan

1) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memerhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.

2) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa. 3) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh

siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi. b) Langkah Pelaksanaan Demonstrasi

1) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui permainan.

2) Ciptakan suasana yang menyejukan dengan menghindari suasana yang menegangkan.

(18)

4) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.

c) Langkah Mengakhiri Demonstrasi

Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran.

d) Kelemahan dan Kebaikan (1) Kelemahan Demonstrasi

(a) Derajat visibilitasnya kurang, peserta didik tidak dapat melihat atau mengamati keseluruhan benda atau peristiwa yang didemonstrasikan.

(b) Alat-alat yang dibutuhkan susah untuk didapat. (c) Tidak semua hal dapat didemontrasikan di kelas. (d) Memerlukan banyak waktu.

(e) Proses yang didemonstrasikan di dalam kelas berbeda dengan proses dalam situasi nyata.

(f) Agar demonstrasi mendapatkan hasil dibutuhkan ketelitian dan kesabaran.

(2) Kelebihan Demonstrasi

(19)

(b) Membimbing peserta didik kearah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama.

(c) Ekonomis dalam jam pelajaran

(d) Mengurangi kesalahan dengan hanya membaca atau mendengarkan karena murid mendapat gambaran yang jelas dari pengamatan.

(e) Tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banyak. (f) Pertanyaan atau keraguan dapat diperjelas waktu proses

demonstrasi.

6. Permainan

a. Pengertian

Menurut Hans Daeng dalam Andang Ismail (2009 : 17) permainan adalah bagian mutlak dan kehidupan anak dam permainan merupakan bagian integral dan proses pembentukan kepribadian anak.

Menurut Hughes dalam Andang Ismail (2006 : 14) Bermain merupakan hal yang berbeda dengan belajar dan bekerja. Piaget dalam Andang Ismail (2006 : 13) Bermain sebagai kegiatan yang dilakukan berulang-ulang demi kesenangan.

Menurut Hughes dalam Andang Ismail (2006 : 14) dalam bermain harus ada lima unsur di dalamnya, yaitu :

1) Mempunyai tujuan.

(20)

4) Mengkhayal untuk mengimbangi daya imajinatif dan kreativitas. 5) Melakukan secara aktif dan sadar

b. Manfaat Bermain

Menurut Andang Ismail (2009 : 16-18) yaitu :

1) Sebagai penyalur energi berlebih yang dimiliki anak. 2) Sebagai sarana untuk menyiapkan hidupnya kelak dewasa. 3) Sebagai pelanjut citra kemanusiaan.

4) Untuk membangun energi yang hilang.

5) Untuk memperoleh kompensasi atas hal-hal yang tidak diperolehnya.

6) Melepaskan perasaan dan emosinya.

7) Memberi stimulus pada pembentukan kepribadian.

Menurut Andang Ismail (2006 : 24-25) fungsi bermain bagi anak yaitu sebagai alat pendidikan. Bermain merupakan cara yang paling baik untuk mengembangkan kemampuan anak didik sebelum bersekolah. Dengan bermain secara alamiah anak akan bisa menemukan dan mengenali lingkungannya, orang lain, dan dirinya sendiri. Bermain juga dapat meningkatkan kecerdasan anak untuk berpikir, memiliki ketrampilan motorik, berjiwa seni, sosial, serta berparadigma.

c. Ular Tangga 1) Pengertian

(21)

serta dimainkan oleh 2 orang atau lebih. Papan permainan dibagi dalam kotak-kotak kecil dan di beberapa kotak digambar sejumlah tangga atau ular yang menghubungkannya dengan kotak lain. Setiap permainan dengan bidaknya di kotak pertama (biasanya kotak di sudut kiri bawah) dan secara bergiliran melemparkan dadu.Bidak dijalankan sesuai dengan jumlah mata dadu yang muncul. Bila permainan mendarat di ujung bawah tangga mereka dapat melanjutkan ke tangga yang lain tetapi bila mendarat dikotak ular mereka harus turun ke kotak di ujung bawah ular. Pemenang adalah pemain pertama yang mencapai kotak terakhir. 2) Menurut Arini (2012) Langkah-Langkah Ular tangga yaitu :

a) Pertama siapkan alat dan bahan permainan ular tangga seperti papan ular tangga, dadu, bidak.

b) Bagikan bidak kepada orang yang akan memainkan permainan ular tangga.

c) Semua bidak berada di kotak paling ujung bawah sebelah kiri atau di start.

d) Orang pertama yang mendapat giliran melangkah ke kotak selanjutnya terlebih dahulu mengocok dadu dan melempar dadu tersebut untuk mendapatkan nomor yang akan ditujunya. e) Setiap kotak kotak yang ada di papan tersebut ada nomor

soalnya.

(22)

g) Dan selanjutnya bergiliran dengan bidak lain untuk melangkah ke kotak selanjutnya.

h) Pemenang adalah pemain pertama yang mencapai kotak terakhir atau finish.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

(23)

Purbalingga pokok bahasan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Penelitian yang dilakukan oleh Ganjar berbeda dengan penelitian ini. Hal yang membedakan yaitu karakter yang digunakan oleh Ganjar tentang percaya diri, sedangkan karakter yang dilakukan oleh peneliti yaitu tentang kedisiplinan siswa. Perbedaan yang lain yaitu peneliti memberikan metode demonstrasi yang diselingi dengan permainan ular tangga, sedangkan Ganjar menggunakan media dekak-dekak.

C. Kerangka Berpikir

Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, strategi dan metode serta permainan, yang digunakan oleh guru guna mencapai tujuan dan sarana pendidikan. Salah satunya adalah dengan menerapkan metode demonstrasi dengan menggunakan permainan ular tangga. Disamping ini juga mengupayakan kedisiplinan siswa dalam mempelajari contoh peraturan perundang-undangan.

(24)

bervariasi sehingga tidak ada respon yang baik dari siswa tetapi siswa yang telah diwawancarai beranggapan bahwa PKn itu menyenangkan hanya saja mereka kurang belajar pada saat di rumah. Untuk itu perlu menggunakan metode demonstrasi yang dilengkapi dengan permainan ular tangga. Dengan permainan siswa merasa senang dan aktif dalam pembelajaran tersebut sehingga semua siswa dapat memahami materi yang disampaikan dan KKM dapat tercapai.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan analisis teoritis dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:

1. Penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan permainan dapat meningkatkan kedisiplinan belajar PKn materi contoh peraturan perundangan di kelas V SD Negeri Wiradadi.

Referensi

Dokumen terkait

Dari perlakuan tersebut di atas diperoleh data adanya kenaikan R dengan adanya penambahan volume kolektor na-oleat dari = 10 - 45 ml dengan R terbesar = 94,56 % ; sedangkan untuk

For the second problem, the writer finds that both black middle class (Bill, Cynthia, and Sonny-man) and black lower class (Tommy and Oldtimer) have to face racial discrimination

Data-data sekunder yang digunakan da- lam penyusunan model ini didapat dari hasil penelitan tersebut yang didisain untuk mendapat- kan komposisi isotop keadaan steady state dari

Pengukuran efisiensi sel surya dilakukan dengan memberi cahaya pada sambungan P-I-N dengan cahaya lampu dengan daya 100 mW/cm 2 Diukur tegangan maksimum dan arus maksimum,

Campuran gas (CO2 dan CO) kemudian bereaksi dan mereduksi oksida U3O8 dengan menghasilkan campuran oksida uranium. Kernel oksida uranium hasil kalsinasi gel diatas yang

Dengan mengadopsi penelitian yang telah dilakukan oleh Pikaev dengan sistem aliran aerosol seperti Gambar 2, maka proses detoksifikasi dan desinfeksi limbah cair dari

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah langkah- langkah penyusunan anggaran pemasaran pada PT Madubaru (PG Madukismo) telah sesuai dengan

Kegiatan perawatan periode tahun 2007 telah selesai dilakukan dan secara keseluruhan kegiatan ini telah berhasil dengan baik dan sistem dapat dioperasikan dengan