ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI
AKADEMIK (SIAKAD) ONLINE DI
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh: ISMATULLAH NIM. 6661091998
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014
“
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat
”
(Al Mujadalah (58):11)
Skripsi ini aku dedikasikan untuk :
Kedua Orang Tuaku(Rahmah dan Saiman), Kakak-kakak Ku
(Jumanti, Asmari,S.Pdi, Hadari, Hajali, Sarwati, Samturi, dan
Humaedi,S.Pdi), dan Keluarga Besar
Yang Tulus Mencintaiku
ABSTRAK
Ismatullah, 6661091998. 2014. Analisis Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing I: Titi Stiawati, S.Sos.,M.Si, Dosen Pembimbing II: Arenawati, S.Sos., M.Si.
Kata Kunci: Implementasi, Electronic Government
Fokus Penelitian ini adalah mengukur penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dengan rumusan masalah nya yaitu bagaimanakah penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang lebih baik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan deksriptif, populasi dalam penelitian ini adalah Civitas Akademika (Mahasiswa dan dosen) Untirta sebanyak 14.010 orang, dengan jumlah sampel sebanyak 266 responden. Teori yang digunakan adalah teori yang diungkapkan oleh United Nation dalam Budiati (2003:21) yang terdiri dari tujuh indikator yaitu : kerangka hukum, infrastruktur, kekuatan modal SDM, koordinasi, privasi, keamanan, pelayanan kepada mahasiswa dan dosen. Pengumpulan data dilakukandengancaraobservasi, wawancara dan penyebaran angket. Teknik sampling menggunakan teknik proportional cluster random sampling, sedangkan untuk menganalisis data menggunakan uji hipotesis t-test satu sampel, berdasar kan skor yang didapat pada hasil penelitian, menunjukan bahwa penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa baru mencapai angka sebesar 68,86% dari angka minimal yang dihipotesiskan sebesar 75%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dalam kategori baik. Saran peneliti dalam penerapan SIAKAD online Di Untirta agar koordinasi antara dosen dan Mahasiswa dengan Pegawai Pusdainfo Untirta harus ditingkatkan lebih baik lagi, Pusdainfo Untirta harus meningkatkan dan menambah sarana teknologi informasi dalam menunjang penerapan SIAKAD online, dan harus melakukan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kompetensi bagi para pegawai Pusdainfo mengenai teknologi informasi dan komunikasi (TIK) agar penerapan SIAKAD online lebih baik lagi.
ABSTRACT
Ismatullah. 6661091998. 2014. An Analysis The Implementation Of Academic Information System (SIAKAD) Online At Sultan Ageng Tirtayasa University. Public Administration Study Program, a Course of Study the Faculty of Social Science and Politics. Supervisor I: Titi Stiawati, S.Sos., M.Si, Supervisor II: Arenawati, S.Sos., M.Si.
Keywords: Academic Information System, Electronic Government, implementation
This research focused on measure the application of information system (SIAKAD) academic online in Sultan Ageng Tirtayasa University. The research objective is to know how to draft application of academic system information (SIAKAD) online at Sultan Ageng Tirtayasa University. The purpose of this research is to find out the application of Academic information system (SIAKAD) online at Sultan Ageng Tirtayasa University was better. The researcher has been using quantitive method combined with the descriptive approach. The population in this research are students and Lecturers of Untirta. Untirta has about 14.010 students, the researcher took 266 respodents for the samples. According to theory expressed by the United Nation in Budiati (2003:21) comprising seven indicators including: legal framework, infrastructure, the strength of human capital, coordination, privacy, security, civil service (service to students and Lecturer). The researcher has been collecting the data by using observation, interview and spread of the now. Sampling techniques used proportional technique with clusters random sampling, to analyze the data used hypothesis test, based on t-test one samples groundless right score which acquired at the research showed that the implementation of information academic (SIAKAD) online in Sultan Ageng Tirtayasa University reached out the figure about 68,86% of minimal number that is hypothesized amounting to 75%. This can be known that the implementation of information system (SIAKAD) academic online at Sultan Ageng Tirtayasa University was good. The researcher recommend for the good implementation of (SIAKAD) online at Untirta are the data centre (Pusdainfo) should coordination with faculty and the students involved, not only that the data centre should increase and add more information for the university members, better if Pusdainfo formulated training to increase the competency for the Pusdainfo employees for better Siakad.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur total semuanya milik Allah SWT, yang senantiasa
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam
senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muahammad SAW, kepada keluarga,
sahabat, kita semua. Takzim saya kepada kedua orang tua saya yang selalu sabar dan
senantiasa mencintai saya.
Hasil penelitan yang selanjutnya dinamakan skripsi ini diajukan untuk
memenuhi satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosial pada Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) dengan judul
”Analaisis Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa”. Peneliti menyampaikan rasa terima kasih tak terhingga
kepada pihak-pihak berikut:
1. Yth. Bapak Prof. H. Sholeh Hidayat., M.Pd,. Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa
2. Yth. Bapak DR. Agus Sjafari, M.Si., Dekan FISIP Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa
3. Yth. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos.,M.Si., Wakil Dekan I FISIP
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
4. Yth. Ibu. Mia Dwiana W. M.Ikom., Wakil Dekan II Fisip Universitas Sultan
5. Yth. Bapak Gandung Ismanto, S.Sos,. MM., Wakil Dekan III FISIP
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
6. Yth. Ibu. Rina Yulianti, S.IP., M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administrasi
Negara FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
7. Yth. Bapak Anis Fuad, S.Sos., M.Si Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi
Negara FISIP Untirta
8. Yth. Ibu. Titi Stiawati, S.Sos., M.Si., Dosen Pembimbing I Skripsi yang juga
menjadi dosen pembimbing akademik peneliti selama 5 tahun perjalanan
menimba ilmu di Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Untirta yang
senantiasa memberikan saran dan motivasi.
9. Yth. Ibu. Arenawati, S.Sos., M.Si., Dosen Pembimbing II Skripsi
10.Yth. Bapak Abdul Hamid, Bapak Anis Fuad, Bapak Maulana Yusuf, Bapak
Gandung Ismanto, Bapak Hasuri, Bapak Farid, Ibu Listyaningsih, Ibu Yeni,
Ibu Titi Stiawati, Bapak Deden Haris, Bapak Julianis Cadith, Bapak Agus
Sjafari, Ibu Rina Yulianti, Ibu Ema, Bapak Suwaib Amirudin, Bapak Agus
Bapak Asnawi, Ibu Rahmawati, Bapak Beny, Bapak Hidayat, Ibu Rini, Pak
Kris, Pak Leo, Ibu Arenawati, Bapak Eki, Bapak Hasni, Bapak Enjang,
seluruh civitas akademika FISIP Untirta yang namanya tak dapat saya
sebutkan satu persatu.
11.Yth. Bapak Muhammad Adha Ilhami, ST., MT.Kepala Pusda Info Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa
13.Semua pihak yang telah membantu peneliti hingga selesainya skripsi ini.
Peneliti sangat menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dari apa yang
telah coba peneliti paparkan dan urai dalam penelitian ini. Maka dari itu, dengan
segala keterbukaan, kerendahan hati, dan juga kelapangan dada, peneliti bersedia
menerima segala masukan, baik itu saran ataupun kritik yang dapat membangun
peneliti dalam melangkah dan memutuskan, serta membuat karya lebih baik dan lebih
bermanfaat lagi untuk kemudian hari.
Serang, Juli 2014
DAFTAR ISI
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Deskripsi Teori ... 152.1.1 Pengertian Implementasi ... 15
2.1.2 Konsep Electronic Government ... 18
2.1.3 Manfaat Electronic Government ... 26
2.1.4 Tujuan Electronic Government ... 29
2.1.5 Pengertian SIAKAD Online... 34
2.1.6 Penelitian Terdahulu ... 38
2.2 Kerangka Berfikir ... 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ... 46
3.2 Instrumen Penelitian ... 47
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 49
3.4 Sumber Data Yang Diperlukan ... 51
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 52
3.6 Uji Validitas dan Relibilitas Data ... 52
3.7 Metode Analisis Data ... 54
3.8 Lokasi dan Jadwal Penelitian ... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ... 57
4.1.1. Profil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ... 57
4.1.2. Profil Pusat Data dan Informasi ... 59
4.1.3. Struktur Organisasi Pusdainfo Untirta ... 62
4.1.4. Visi dan Misi Pusdainfo Untirta ... 63
4.2 Pengujian Persyaratan Statistik ... 64
4.2.1 Uji Validitas Instrumen ... 64
4.2.2 Uji Realibilitas Instrumen ... 66
4.3 Deskripsi Data ... 68
4.3.1 Identitas Responden ... 68
4.3.2 Analisis Data ... 71
4.3.3 Deskripsi Analisis Data ... 73
4.3.4 Analisis Penerapan SIAKAD online Pada Faktultas………. 121
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Tingkat Penerapan SIAKAD Online ………. 4
Tabel 1.2 Tingkat Kepuasan Atas Penerapan SIAKAD Online ………... 6
Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu dengan penelitian sekarang….... 38
Tabel 3.1 Operasional Variabel………... 48
Tabel 3.2 Skoring Item Instrumen………... 49
Tabel 3.3 Perhitungan Sampel…..……….. 50
Tabel 3.4 Waktu Penelitian….………….……….. 56
Tabel 4.1 Jumlah Fakultas dan Jurusan….……….……….... 60
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas……….………. 65
Tabel 4.3 Hasil Uji Realibiltas.……….….………. 67
Tabel 4.4 Reability Statisticse.……….……….………... 67
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir………..……… 44 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pusdainfo Untirta..……..………... 59 Gambar 4.2 Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1 Jenis Kelamin Responden…….……… 69
Diagram 4.2 Berdasarkan Tahun Angkatan Masuk………... 70
Diagram 4.3 Berdasarkan Status Responden………. 71
Diagram 4.4 Tanggapan Responden Mengetahui SOP SIAKAD Online Di
Untirta………... 74
Diagram 4.5 Tanggapan Responden Mengerti SOP SIAKAD Online Di Untirta. 76
Diagram 4.6
Tanggapan Responden Memahami SOP SIAKAD Online Di
Untirta……….... 77
Diagram 4.7 Tanggapan Responden Penampilan (Display) Portal Akademik atau SIAKAD Online Menarik Pengguna Layanan (Mahasiswa
dan Dosen)……… 79
Diagram 4.8 Tanggapan Responden Menu Layanan Portal Akadmik (SIAKAD) Online Sesuai dengan kebutuhan Mahasiswa dan
Dosen………. 81 Diagram 4.9 Tanggapan Responden Mengenai Fasilitas Sarana Komputer Yang
Ada Memadai Dalam Mendukung Penerapan SIAKAD Online Di
Untirta………... 83 Diagram 4.10 Tanggapan Responden Mengenai Pengadaan Sarana Atau Fasilitas
Komputer Di tiap-tiap Gedung Perkuliahan Atau Gedung Fakultas Dalam Menunjang Penerapan SIAKAD Online Di Untirta………. 85 Diagram 4.11 Tanggapan Responden Mengenai Koneksi Internet Dalam
Mengakses Portal Akademik Tanpa Hambatan……… 87 Diagram 4.12 Tanggapan Responden Mengenai Ketersediaan Wifi Dikampus
Untirta Sudah Baik……… 89 Diagram 4.13 Tanggapan Responden Mengenai Ketersediaan Aplikasi Dalam
Layanan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Sudah
Memadai………...………. 90 Diagram 4.14 Tanggapan Responden Mengenai Adanya Pemanfaatan Aplikasi
Virtual Class (Seperti Diskusi Online, File Sharing, Agenda Pribadi, Materi Kuliah Dan Lain-Lain……….. 92 Diagram 4.15 Tanggapan Responden Mengenai Penggunaan Aplikasi Layanan
Academic (Seperti KRS, KHS, Transkip Nilai, Informasi Akademik, Workshop dan lain-lain………... 93 Diagram 4.16 Tanggapan Responden Mengenai Jumlah Pegawai Pusdainfo
Untirta Dalam Memberikan Layanan SIAKAD Sudah Memadai…. 95 Diagram 4.17 Tanggapan Responden Mengenai Adanya Penambahan Jumlah
Diberikan Pelatihan dan Pengembangan Kompetensi………...
Diagram 4.19 Tanggapan Responden Mengenai Mahasiswa dan Dosen Diberikan Workshop dan Pelataihan Peggunaan dan Pemanfaatan SIAKAD
Online ………... 99
Diagram 4.20 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Pusdainfo Untirta Akurat Dalam Memberikan Informasi Kepada Pengguna Layanan. 101 Diagram 4.21 Tanggapan Responden Mengenai Adanya Inovasi-Inovasi
Terhadap Penyediaan Layanan SIAKAD Online Oleh Pegawai
Pusdainfo Untirta………... 102 Diagram 4.22 Tanggapan Respoden Mengenai Adanya Inovasi-Inovasi Terhadap
Penyediaan Layanan SIAKAD Online Oleh Pegawai Pusdainfo
Untirta……… 104 Diagram 4.23 Tanggapan Responden Mengenai Sinkronisasi Antara Dosen Dan
Mahasiswa Dengan Pusdainfo Untirta Terkait SIAKAD Online
Sudah Baik……… 105
Diagram 4.24 Tanggapan Responden Mengenai Ketepatan Waktu Pegawai Pusdainfo Mempublikasikan Nilai Akademik……….. 107 Diagram 4.25 Tanggapan Responden Mengenai Kesesuian Hasil Input Nilai
Akademik Oleh Pusdainfo Terjamin Dengan Baik………... 108 Diagram 4.26 Tanggapan Responden Mengenai Privasi Kode Akses Tunggal
Terjamin Baik Oleh Pegawai Pusdainfo Untirta………... 110 Diagram 4.27 Tanggapan Responden Mengenai Pengguna Layanan Mudah Dan
Cepat Dalam Mendapatkan Kode Akses Yang Hilang ataupun Sulit
Masuk Dalam Membuka Portal Akademik……….. 111 Diagram 4.28 Tanggapan Responden Mengenai Website Portal Akademik Bebas
Dari Peretas………... 112
Diagram 4.29 Tanggapan Responden Terkait Jaminan Keamanan Data-Data
Akademik Oleh Pusdainfo Untirta……… 114 Diagram 4.30 Tanggapan Responden Mengenai Jaminan Keamanan Para
Pengguna Layanan Siakad OnlineOleh Pusdainfo Untirta………... 115 Diagram 4.31 Tanggapan Responden Mengenai SIAKAD online Mudah dan
Praktis Bagi Pengguna Layanan……… 116 Diagram 4.32 Tanggapan Responden Mengenai Keberadaan Siakad Online Bagi
Pengguna Layanan, Cepat Dalam Memberikan Data-Data
Akademik………... 117 Diagram 4.33 Tanggapan Responden Mengenai Adanya Penambahan Layanan
SIAKAD Online ………... 120
Diagram 4.34 Tingkat Penerapan SIAKAD Online Berdasarkan Indikator Di
1 1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
di perguruan tinggi merupakan hal penting yang mesti ada dalam meningkatkan mutu
kualitas pendidikan bagi mahasiswa, dosen dan pegawai, Agar dapat bersaing dengan
kampus-kampus diseluruh Indonoseia baik dengan perguruan tinggi swasta maupun
perguruan tinggi negeri. Mau tidak mau penggunaan teknologi informasi sudah
menjadi suatu keharusan dan tuntutan yang tidak bisa ditawar lagi bagi perguruan
tinggi, Jika tidak mau tertinggal dengan perguruan tinggi yang lainnya. Itulah
sebabnya, manajemen pengelolaan perguruan tinggi dewasa ini memanfaatkan
teknologi informasi. Karena penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
ternyata berdampak lebih efektif, efisien dan optimal dibanding dengan cara-cara
manual.
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) sebagai salah satu institusi
pendidikan tinggi negeri di Banten, dalam hal ini dibawah naungan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Nasional Republik Indonesia merupakan salah satu
kampus negeri yang sengaja di dirikan sebagai pencetak sumber daya manusia (SDM)
Provinsi Jawa Barat, sebagai konsekuensi logis diterapkannya undang-undang (UU)
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Dalam rangka memberikan pelayanan dan peningkatan mutu yang baik
kepada mahasiswa dan dosen sebagaimana tercantum dalam rencana setrategi
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa tahun 2011-2014, Untirta membuat website
www.untirta.ac.id. Salah satu bagian layanan situs tersebut berupa Sistem Informasi
Akademik (SIAKAD) Online di www.siakad.untirta.ac.id yang dikelola oleh UPT
Pusat Data dan Informasi (PUSDAINFO) Untirta.
Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online ini dimulai sejak tahun 2008
yang sengaja dibentuk guna menjawab kebutuhan tuntutan perkembangan jaman bagi
perguruan tinggi, dalam meningkatkan pelayanan yang baik kepada mahasiswa dan
dosen, dengan sistem yang terkomputerisasi guna peningkatan kinerja, kualitas daya
saing dan SDM yang mumpuni. Sistem informasi akademik (SIAKAD) Online/Portal
Akademik sangat membantu dalam pengolahan data nilai mahasiswa, mata kuliah,
data staf pengajar (dosen) serta administrasi fakultas/jurusan yang sifatnya masih
manual untuk dikerjakan dengan sistem yang terkomputerisasi dengan memanfaatkan
software tertentu, agar mampu mengefektifkan waktu dan menekan biaya
operasional.
Namun, seiring perjalan waktu dari tahun 2008 hingga sekarang beberapa
permasalahan yang timbul terkait dengan penggunaan dan penerpan SIAKAD Online
beberapa mahasiswa dosen, serta publikasi penelitian sebelumnya, penerapan
SIADAK Online di Untirta menunjukan gejala sebagai berikut :
Pertama, sistem jaringan sering kali mengalami gangguan, dikarenakan
kuota/kapasitas band width, kecepatan, serta koneksi yang terbatas dan banyaknya
jumlah mahasiswa yang mengakses Portal SIAKAD Online menjelang masa
pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) dan untuk melihat Kartu Hasil Studi.
Walaupun Portal Akademik bisa dibuka tapi prosesnya lambat, harus menunggu
lama.Serta sering terjadinya kerancuan daftar mata kuliah (MK) yang akan dikontrak
oleh mahasiswa yang seharusnya mata kuliah tersebut bisa dikontrak di semester
gasal namun tidak ada, bahkan yang muncul mata kuliah disemester genap. Menurut
Aat Syafaat mahasiswa Ilmu Adminstrasi Negara semester 7 pada hari selasa tanggal
3 februari tahun 2014 pukul 14.00 WIB, mengatakan: “Merasa kesulitan untuk
mengontrak ulang mata kuliah disemester bawah karena tidak ada dalam portal
siakad online, dan terpaksa harus datang ke pegawai Pusdainfo untuk
mengkonfirmasi ulang terkait mata kuliah yang akan dikontrak untuk dimsaukan
dalam kartu rencana studi”.
Kedua, tidak tersedianya sarana komputer dalam mengakses Portal
Akademik/Siakad Online ditiap-tiap gedung perkuliahan maupun di gedung fakultas
yang bisa digunakan mahasiswa kapanpun sebagai bentuk pelayanan yang prima
kepada mahasiswa. walaupun dulu sebenarnya sarana komputer/fasilitas tersebut
Berdasarkan pengakuan Elva Sovia mahasiswa Biologi semester 5, “Pusdainfo Untirta seharusnya menyediakan sarana komputer gratis yang bisa digunakan oleh
mahasiswa didalam tiap gedung perkuliahan, bahkan bila perlu ada tiap lantai
gedung, agar memudahkan mahasiswa dalam mengakses informasi dan proses
pengisian KRS ”.
Ketiga, tidak dimanfaatkannya fitur dan item-item/forum layanan dalam
portal akademik/siakad online oleh mahasiswa dan dosen dalam menunjang proses
akademik, seperti layanan menu forum diskusi, menu informasi pengumuman
(akademik, beasiswa dan workshop), dan belum maksimalnya pemanfaatan menu
virtual class (materi kuliah, pengumuman, tugas kuliah, diskusi online, agenda kelas,
agenda pribadi, file sharing dan refrensi). Selain itu, buku panduan penggunaan portal
akademik yang sudah diterbitkan dalam bentuk soft file digital jarang diketahui dan
dibaca oleh mahasiswa, karena ditempatkan dalam portal siakad online yang kurang
strategis.
Keempat, Sampai saat ini penggunaan Portal akademik oleh dosen hanya
sebatas untuk menginput nilai.penggunaan SIAKAD Online belum dimanfaatkan
sebagai media e-Learning atau pembelajaran jarak jauh oleh mahasiswa dan dosen
untuk membantu dalam kegiatan perkuliahan dan pembelajaran.
Kelima, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati
mengenai tingkat penerapan SIAKAD Online di Untirta pada tahun 2012 menurut
Tabel 1.1
Tingkat Penerapan SIAKAD Online
NO KATEGORI MAHASISWA DOSEN
1 Buruk/Jelek 10 5
2 Sedang 47 3
3 Baik 5 1
Total 82 9
Sumber: Rahmawati, Jurnal Administrasi Publik Volume 3, Nomor 1, juni 2012 Berdasarkan tabel diatas sebagian besar sebanyak 47 responden/mahasiswa
menyatakan bahwa penerapan SIAKAD online di Untirta selama ini masuk kategori
sedang dari jumlah responden 82 orang. Menurut mahasiswa untuk bisa melihat nilai
matakuliah dari tempat tinggalnya, tanpa harus datang kekampus. Di samping itu
pula, SIAKAD online memudahkan mahsiswa untuk melakukan kontrak perkuliahan
dari jauh meskipun kadang-kadang portal akademik sulit dibuka atau meskipun bisa
dibuka biasanya loadingnya lama atau waktu untuk mengaksesnya lamaa. Demikian
pula menurut dosen, bahwa penerapan SIAKAD onlinie sudah memudahkan dosen
untuk dapat menginput nilai dimana saja, tidak harus dikampus.
Sementara responden yang menyatakan penerapan SIAKAD online berada
pada kategori rendah atau buruk sebanyak 10 responden dari 82 mahasisa,
dikarenakan selama ini portal akademik hanya digunakan untuk melihat nilai dan
kontrak perkuliahan semata, sementara portal akademik/SIAKAD online banyak
item-item/forum layanan yang tidak berfungsi, bahkan portal akademik Untirta
bisa digunakan setiap saat. Kualitas internet dari segi kecepatan juga dirasakan sangat
lambat dalam mengakses portal akademik.
Responden dosen menyatakan bahwa koneksi jaringan sering terputus,
kapasitas download dan upload yang terbatas bahkan sering kali portal akademik
tidak bisa dibuka, sementara proses pemeliharaan yang lambat jelas tidak mendukung
untuk aktifitas pembelajaran yang seharusnya sudah menggunakan teknologi yang
baik. Sedangkan dalam penelitian yang sama mengenai tingkat kepuasan atas
penerapan SIAKAD Online di Untirta dalam menunjang kegiatan perkuliahan atau
pembelajaran menunjukan tingkat sebagai berikut:
Tabel 1.2
Tingkat Kepuasan Atas Penerapan SIAKAD Online
NO KATEGORI MAHASISWA DOSEN
1 Tidak Puas 25 2
2 Kurang Puas 48 5
3 Puas 9 2
Total 82 9
Sumber: Rahmawati, Jurnal Administrasi Publik Volume 3, Nomor 1, juni 2012
Berdasarkan tabel di atas bahwa selam ini pelayanan yang dirasakan dengan
penggunaan SIAKAD Online kurang memuaskan. Hal ini dikarenakan koneksi
jaringan yang lambat, sering terputus, kapasitas internet yang terbatas dan terkadang
portal akademik tidak bisa diakses setiap saat. Selama ini mahasiswa hanya
menggunakan SIAKAD Online/Portal Akademik untuk melihat nilai/KHS dan
Berdasarkan permasalah-permasalahan diatas, maka penulis ingin
mengeksplorasi secara mendalam mengenai “Analisis Penerapan Sistem Informasi
Akademik (SIAKAD) Online di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah yang
dapat diambil yaitu sebagai beriktut:
1. Sistem jaringan sering kali mengalami gangguan disetiap awal pengisian
kartu rencana studi (KRS)
2. Tidak tersedianya sarana komputer disetiap gedung perkuliahan dan
Fakultas yang bisa diakses oleh mahasiswa secara gratis.
3. Tidak dimanfaatkannya fitur, dan item-item/forum layanan dalam Portal
Akademik/Siakad Online dalam menunjang proses akademik
4. Kualitas pelayanan SIAKAD Online yang dirasakan dengan penggunaan
SIAKAD Online kurang memuaskan atau masih rendah.
5. Tingkat penerapan SIAKAD Online dalam penelitian yang dilakukan
oleh Rahmawati saat ini kondisinya dalam kategori masih rendah atau
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah peneliti membatasi masalah dan agar
penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan dan manfaat, maka penelitian ini terfokus
pada objek penelitian, yaitu menganalisis Penerapan Sistem Informasi Akademik
(SIAKAD) Online di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
1.4 Perumusan Masalah
Dari permasalahan di atas maka rumusan masalah yang dapat disimpulkan
adalah Bagaimanakah Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online di
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Penerapan
Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online di Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa yang lebih baik.
1.6 Manfaat Penelitian
Sebuah penelitian dilakukan untuk dapat digeneralisasikan dan diharapkan
memberikan feedback atau manfaat yang baik bagi bidang yang berhubungan dengan
Analisis Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Sebagai sarana penerapan ilmu pengetahuan yang selama ini peneliti
dapatkan dan pelajari dalam perkuliahan di kelas. Selain itu, penelitian ini
juga sebagai sarana latihan untuk menulis karya ilmiah, serta melakukan
penelitian secara langsung terhadap pemasalahan yang akan diteliti. Adapun
manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
a. Manfaat Teoritis
Untuk menambah kajian secara teoritis dalam penelitian ini sehingga
akan memperkaya keilmuan.
b. Manfaat Praktis
Dapat membantu dan memberikan masukan bagi Sumber Daya
Manusia (SDM) di Pusat data dan informasi (Pusda Info) Untirta agar
penepan SIAKAD Online lebih baik lagi.
2. Bagi Mahasiswa
Mengetahui seberapa besar tentang kondisi sebenarnya Penerapan
Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online di Universitas Sultan Ageng
1.7 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah menggambarkan situasi, kondisi, ruang lingkup,
dankedudukan permasalahan yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara
deduktif, dari ruang lingkup yang paling umum hingga menukik kemasalah
yang lebih spesifik, yang relevan dengan judul penelitian. Pada bagian ini
juga digambarkan apa yang diharapkan sebagai hasil penelitian.
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah masalah-masalah yang muncul yang berkaitan
dengan tema/topik/judul penelitian atau dengan variabel yang akan diteliti.
Identifikasi masalah dapat diajukan dalam bentuk pertanyaan atau
pernyataan.
1.3 Batasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian diperlukan untuk lebih mempersempit
masalah yang akan diteliti. Batasan masalah penelitian akan memuat objek
penelitian, subjek penelitian, dan lokus penelitian secara jelas.
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian menjawab pertanyaan “Apa yang akan
masalah penelitian dikemukakan dalam bentuk pertanyaan yang dirumuskan
secara tajam yang ingin dicari jawabannya dalam penelitian ini.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan tentang apa yang akan diselesaikan dan
dicapai dalam penelitian terhadap permasalahan yang telah dirumuskan
sebelumnya. Isi dan rumusan tujuan penelitian sejalan dengan isi dan
rumusan masalah.
1.6 Manfaat Penelitian
Pada bagian ini dikemukakan apa yang menjadi kegunaan hasil penelitian,
baik manfaat teoritis dan manfaat praktis dari diadakannya penelitian.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan menjelaskan tentang isi bab per bab secara singkat dan
jelas.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Deskripsi Teori
Deskripsi teori mengkaji beberapa teori yang relevan dengan permasalahan
dan variabel penelitian, kemudian menyusunnya secara teratur untuk
digunakan dalam merumuskan masalah sehingga akan diperoleh konsep
2.2 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai kelanjutan
dari deskripsi teori.
2.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian dirumuskan berdasarkan observasi dan pengumpulan
data di lapangan, kajian teori, dan kerangka berpikir peneliti. Hipotesis
penelitian merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang akan
diteliti dan akan diuji kebenarannya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian menjelaskan metode yang dipergunakan dalam penelitian.
3.2 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat
pengumpul data yang digunakan, proses pengumpulan data, dan teknik
penentuan kualitas instrumen.
3.3 Populasi dan Sampel
Pada sub bab ini dijelaskan mengenai wilayah generalisasi atau populasi
3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Sub bab ini menjelaskan teknik analisa beserta rasionalisasinya. Teknik
analisis data harus sesuai dengan sifat data yang diteliti.
3.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian
Menjelaskan tentang lokasi dan jadwal penelitian tersebut dilaksanakan.
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.3 Deskripsi Obyek Penelitian
Menjelaskan objek penelitian yang meliputi lokasi penelitiansecara jelas,
struktur organisasi dari populasi atau sampel yang telah ditentukanserta hal
lain yang berhubungan dengan obyek penelitian.
4.4 Deskripsi Data
Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan
menggunakan teknik analisa data kuantitatif yang relevan.
4.5 Pengujian Persyaratan Statistik
Melakukan pengujian terhadap persyaratan statistik dengan menggunakan uji
statistik tertentu.
4.6 Pengujian Hipotesis
Melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisa statistik,
Hasil perhitungan akhir statistik disajikan dalam diagram pie, sedangkan
perhitungan selengkapnya disajikan dalam lampiran.
4.7 Interpretasi Hasil Penelitian
Melakukan interpretasi atau penafsiran terhadap hasil akhir pengujian
hipotesis. Kendatipun hasil analisis statistik itu sendiri sudah merupakan
suatu kesimpulan, namun belum memadai tanpa ada interpretasi yang
dikaitkan dengan rumusan masalah.
4.8 Pembahasan
Melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data. Terhadap
hipotesis yang diterima barangkali tidak ada persoalan, tetapi terhadap
hipotesis yang ditolak harus diberikan berbagai dugaan yang menjadi
penyebabnya.
BAB V PENUTUP
5.3 Kesimpulan
Menyimpulkan hasil penelitian secara jelas, singkat, mudah dipahami, dan
harus sejalan dengan permasalahan serta hipotesis penelitian.
5.4 Saran
Berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang yang diteliti,
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan laporan penelitian
skripsi.
LAMPIRAN
16 2.1Deskripsi Teori
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, peneliti menggunakan beberapa
istilah yang berkaitan dengan masalah penelitian. Untuk itu pada bab ini peneliti
menggunakan beberapa teori yang mendukung masalah dalam penelitian. Teori
dalam ilmu administrasi merupakan mempunyai peranan yang sama dalam ilmu-ilmu
lainnya, yaitu berfungsi untuk menjelaskan dan menjadikan panduan dalam
penelitian.
Dengan penggunaan teori akan ditemukan cara yang tepat untuk mengelolah
sumber daya, waktu yang singkat untuk menyelesaikan pekerjaan dan alat yang tepat
untuk mempermudah pekerjaan.
2.1.1 Pengertian Implementasi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia secara etimologis implementasi
sebenarnya berasal dari bahasa inggris, yaitu dari kata to implement yang artinya
pelaksanaan; penerapan (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, 2005:
4527).
Sedangkan menurut Susilo (2007:147) implementasi merupakan suatu
memberikan dampak, baik perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan
sikap.
Menurut kamus Webster dalam Wahab (2005:64) mengartikan implementasi
sebagai “to provide the means for carrying out, to give practica effect to”. Berarti
implementasi adalah menyediakan sarana untuk melaksanakan kebijakan dan dapat
menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu. Sedangkan menurut Pressman
dan Wildavsky dalam Wahab (2005:65) menyatakan bahwa sebuah kata kerja
mengimplementasikan itu sudah sepantasnya terkait langsung dengan kata benda
kebijaksanaan.
Sementara itu Lester dan Stewart dalam Agustino (2007:176) menyatakan
bahwa :
“Implementasi sebagai suatu proses dan suatu hasil (output) keberhasilan suatu implementasi dapat diukur atau dilihat dari proses dan pencapaian tujuan hasil akhir (Output) yaitu tercapai atau tidaknya tujuan-tujuan yang
ingin diraih”.
McLeod (2004:144) mengungkapkan bahwa definisi implementasi adalah
kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual yang
menghasilkan suatu sistem yang bekerja. Maksud dari definisi diatas yaitu bahwa
suatu kegiatan yang didukung dengan sumber daya manusia yang handal dan
baik. Lebih lanjut menurut Mcleod, ada beberapa langkah dalam penerapan
implementasi agar berjalan denga baik, sebagai berikut :
1. Merencanakan penerapan, sebelum sistem baru dijalankan manajer dan spesialis informasi harus memahami dengan baik pekerjaan yang diperlukan untuk menjalankan sistem baru;
2. Mengumpulkan penerapan, penerapan diumumkan kepada pegawai dengan cara yang sama seperti pada penelitian sistem. Tujuan pengumuman ini adalah menginformasikan pegawai mengenai keputusan untuk menerapkan sistem baru;
3. Mendapatkan sumber daya perangkat keras;
4. Mendapatkan sumber daya perangkat lunak, memutuskan untuk menciptakan sendiri perangkat lunak aplikasinya, programmer, menggunakan dokumentasi yang digunakan oleh analis sistem sebagai titik awal;
5. Menyediakan database, mengola database bertanggungjawab untuk semua kegiatan yang berhubungan dengan data, dan ini mencakup persiapan database;
6. Menyiapkan fasilitas fisik, perangkat keras dari sistem baru tidak sesuai dengan fasilitas yang ada perlu dikontruksi baru atau perombakan; 7. Mendidik peserta dan pemakai, pegawai harus dididik tentang peran
meraka dalam sistem. Pendidikan ini harus dijadwalkan jauh setelah siklus hidup dimulai, tepat sebelum bahan-bahan yang dipelajari mulai diterapkan;
8. Meyiapkan usulan custover, proses menghentikan penggunaan sistem lama memulai penggunaan sistem baru. Ketika sudah jelas bahwa seluruh pekerjaan pengembangan hampir menuju akhir, tim proyek merekomendasikan pada manajer agar dilaksanakan custover. Usulan ini dapat berbentuk memo atau laporan lisan;
9. Menyetujuai atau menolak masukan ke sistem baru; 10.Masuk ke sistem baru.
Sedangkan menurut Grindle dalam Agustino ((2006:154), mengutarakan
“Pengukuran keberhasilan implementasi dapat dilihar dari proses dengan
mempertanyakan apakah pelaksanaan program sesuai dengan yang telah ditentukan, yaitu melihat action programmer dari individual project dan yang kedua apakah tujuan program tujuan tersebut tercapai”.
Selain itu menurut Nugroho (2007), terdapat aspek-aspek implementasi
yaitu:
1. Teknis dan infrastruktur :
a. Penyediaan perangkat keras (kmputer terminal, server, dsb) b. Pemasangan jaringan komputer (LAN maupun internet) c. Pengembangan aplikasi (Software) sistem-sistem informasi 2. Perubahan-perubahan prosedur birokrasi :
a. Perubahan tatalaksana diperlukan untuk memaksimalkan dukungan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
b. Ditunjukan dalam bentuk Standar Operating Procedur (SOP) atau termuat dalam tupoksi SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) seperti :
1.Bagi SKPD : pedoman dalam menjalankan layanan 2.Bagi Masyarakat : pedoman dalam menggunakan layanan 3. Pemberdayaan SDM
a. Operator, Pemahaman tentang cara mengoperasikan aplikasi dan menjalankan prosedur-prosedur terkait
b. Pejabat terkait, pemahaman tentang sistem baru dalam perspektif pelayanan publik/kordinasi antar instansi
c. Dukungan SDM teknis, untuk melakukan perawatan dan pemeliharaan secara rutin
4. Operasional pemeliharaan sistem
a. Penjamin tingkat pelayanan (quality of service), konsep “pelayanan
prima”
- Standar pelayanan - Monitoring dan evaluasi
- Peningkatan secara berkelanjutan b. Pengamanan sistem komputer
- Virus dan gangguan-ganguan dari luar
- Pengaksesan data olah pihak-pihak yang tidak berhak - Pengamanan juga perlu dari sistem internal
Menurut Rokhman (2008), mendefinisikan implementasi e-Government
akuntabilitas penyelenggaran pemerintahan diperlukan pemanfaatn teknologi
informasi dan komunikasi dalam pemerintahan.
2.1.2 Konsep Electronic Government
World Bank memberikan definisi dari istilah e-Government yaitu
penggunaan teknologi inforamsi oleh badan-badan pemerintah yang memiliki
kemampuan untuk mewujudkan hubungan dengan warga negara, pelaku bisnis, dan
lembaga-lembaga pemerintahan yang lain. Sedangkan konsep yang disusun oleh EZ
Gov, selaku konsultan dalam penerapan e-government memiliki pengertian
penyederhanaan praktek pemerintahan dengan menggunakan teknologi inforamsi dan
komunikasi. (Rifaiza, 2007:54).
Teknologi ini dapat mempunyai tujuan yang beragam, antara lain: pemberian
layanan pemerintahan yang baik kepada warganya, peningkatan interaksi dengan
dunia usaha dan industri, pemberdayaan masyarakat melalui akses informasi, atau
manajemen pemerintahan yang lebih efisien, hasil yang diharapkan dapat berupa
pengurangan korupsi, peningkatan transparansi, peningkatan kenyamanan,
pertambahan pendapatan dan pengurangan biaya.
Penerapan inisiatif penerapan e-government di Indonesia yang diperkenalkan
melalui Intruksi Presiden No. 06/2001 tanggal 24 April 2001 tentang Telematika
(Telekomunikasi, Media, dan Informatika) yang menyatakan bahwa aparat
governance dan percepatan proses demokrasi. Melalui proses tersebut, pemerintah
dapat mengoptimalisasikan sekat-sekat organisasi dan birokrasi, serta membentuk
jaringan sistem manajemen dan proses kerja yang memungkinkan instansi-instansi
pemerintah bekerja secara terpadu untuk menyederhanakan akses ke semua informasi
dan layanan publik yang harus disediakan oleh pemerintah.
Dalam Inpres No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
pengembangan e-government, e-government tersebut merupakan upaya untuk
mengembangkan penyelenggaraan pemerintahaan yang berbasis menggunakan
elektronika dalam rangka upaya meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif
dan efisien. Pengertian electronic egovernment (e-Governmetn) adalah:
“Penyelenggaraan pemerintah berbasis elektronik (teknologi informasi dan
komunikasi) untuk meningkatkan kinerja pemerintah dalam hubungannya dengan
masyarakat, komunitas bisnis, dan kelompok terkait lainnya menuju good
governance”. Lebih lanjut Wibisono dan Sulitianingsih dalam artikelnya yang
berjudul The Development of E-Governmetn in Indonesia mengatakan bahwa :
“E-Government is the use of ICT by government in the administrations proces and its service delivery. E-Government referst to the use ICT, such wide area network, the internet, and mobile computing, by government
agensias to improve their service”.
E-Government dipakai oleh teknologi informasi dan komunikasi melalui
pemerintahan di dalam proses administrasi dan pengantar jasa. E-Government suka
internet, dan komputerisasi, mobile melalui agensi pemerintah untuk meningkatkan
kualitas pelayanan.
Menurut OECD (Organizational Economic of Community Development)
dalam Budiati (2003:11) menyatakan bahwa :
“e-Government is internet delivery in other internet-base activity sucs as e-consultation: e-government is equated is to teh use of ICT in government with a focus on the delivery of services and processing and all government actifity: and finally, e-government is the capacity to transform public administration through the use ICTs.
Pernyataan tersebut diatas mengatakan bahwa e-Government adalah
penghantar jasa internet dan kegiatan lainnya berdasarkan Internet, seperti
e-Consultation, e-Government, merupakan kesamaan kegunaan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pemerintahan dengan fokus penghantar jasa dan proses dan
seluruh aktifitas pemerintah: dan terakhir, e-Government merupakan kapasitas untuk
mentransformasikan administrasi publik melalui teknologi informasi dan komunikasi.
Menurut Holmes (Juni, 2007) mendefinisikan e-Government sebagai berikut “Kegunaan teknologi informasi untuk memberikan atau menyajikan pelayanan kepada publik dengan lebih nyaman, beroreantasi pada konsumen, mengefektifkan biaya, dan secara keseluruhan merupakan cara yang lebih
baik dari kemaren.”
Wascoft (pejabat senior asian development bank) dalam Rifaiza (2007),
mendefinisikan e-Government sebagai berikut:
penekanan biaya yang lebih efektif, kemudahan fasilitas layanan pemerintah serta memberikan akses informasi terhadap masyarakat umum, dan membuat
pemerintah lebih bertanggungjawab kepada masyarakat”.
Menurut Sosiawan (2007), mendefinisikan e-Government sebagai berikut:
“Proses pemanfaatan teknologi informasi sebagai alat untuk membantu menjalankan sistem pemerintahan secara lebih efektif. Karena itu, ada dua hal utama dalam pengertian e-Government, yang pertama adalah penggunaan teknologi ifnormasi (salah satunya adalah internet) sebagai alat bantu, dan yang kedua, tujuan pemanfaatannya sehingga pemerintah dapat berjalan
secara lebih efisien”.
Pengertian e-Government sebenarnya tidak hanya sebatas pada pengertian
yang telah disebutkan diatas, karena masing-masing Negara pun menerapkan konsep
e-Government yang memiliki pengertian berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan
keadaan dari Negara tersebut. Adapun ada beberapa faktor yang menjadi
menyebabkan definisi e-Government itu beragam, Sosiawan (2007), diantaranya
beberapa prinsip sebagai berikut:
1. Konsep e-government memiliki prinsip-prinsip dasar yang umum, tetapi karena setiap Negara implementasi atau penerapanyya berbeda-beda, maka konsep e-government pun menjadi beraneka ragam.
2. Wahana aplikasi e-government sangat lebar mengingat sedemikian banyaknya tugas dan tanggunjawab pemerintah sebuah Negara yang berfungsi untuk mengatur masyarakatnya melalui berbagai jenis interaksi dan trnasaksi.
Menurut Heeks dan Djunaedi (2002:49), e-Government diartikan sebagai
pemanfaatan ICT untuk mendukung pemerintahan yang baik (good governance).
Lebih lanjut dijelaskan bahwa e-Government mencakup :
a. e-Administration: untuk memperbaiki proses pemerintahan dengan menghemat biaya, dengan mengolah kinerja, dengan membangun koneksi strategis dalam pemerintah sendiri, dan dengan menciptakan pemberdayaan;
b. e-Citizen and e-Service: mengubungkan warga masyarakat dengan pemerintah dengan cara berbicara dengan warga dan mendukung akuntabilitas, dengan warga dan mendukung demokrasi, dan dengan meningkatkan layanan publik.
c. e-Society: membangun interkasi diluar pemerintah degan bekerja secara baik dengan pihak bisnis, dengan mengembangkan masyarakat, dengan membangun kerjasama dengan pemerintah, dan dengan membangun masyarak madani.
Melengkapi kiat-kiat diatas, menurut Accenture dalam Djunaedi (2005:53),
ada lima karakteristik e-Government yang unggul, yaitu :
1. Visi dan implementasi: mempunyai visi sejak awal dan mekanisme implementasi yang baik/tepat.
2. Beroreantasi kepada pengguna/warga masyarakat: pada umumnya diawal pengembangan e-government, informasi dipublikasikan yang disusun dan diorganisasikan dengan mempertimbangkan cara pemerintah bekerja dan meberikan layanan secara fisik. Pada e-Government yang unggul, layanan kepada publik atau warga masyarakat dirancang dengan mempertimbangkan kemauan dan cara berfikir lembaga pemerintah. Dalam berkomunikasi dengan pemerintah lewat e-government, Masyarakat tidak perlu tahu struktur organisasi dan tata laksana pemerintah. Missal: untuk aplikasi-aplikasi lainnya (tidak perlu instansi yang mengurusnya lalu mengklik tombol instansi tersebut).
4. Volume dan kompleksitas/kerumitan: mampu menangani volume informasi yang besar dengan kompleksitas tinggi (tapi masih nyaman dan nampak sederhana namun tidak rumit bagi pengguna);
5. Penggunaan portal sebagai satu pintu masuk: memudahkan pengguna/warga masyarakat dengan tidak perlu mengunjungi situs tiap instansi, cukup satu situs sebagai pintu masuk (portal) untuk mendapatakan layanan yang diperlukan.
Sedangkan, strategi e-Government berdasarkan Inpres No. 3 Tahun 2003
bahwa :
Tahap 1 - persiapan pembuatan situsweb sebagai media informasi dan komunikasi kepada setiap lembaga.
Tahap 2 - pematangan, yaitu pembuatan web portal informasi publik yang bersifat interaktif.
Tahap 3 - pemantapan, yaitu pembuatan web portal yang bersifat transaksi elektronis layanan publik.
Tahap 4 - pemanfaatan, yaitu pembuatan aplikasi untuk layanan Government to Government (G2G), Government to Bussines (G2B), Government to Costumers (G2C).
Menurut kebijakan dan strategi pengembangan e-Government Kementriann
Komunikasi dan Informasi pencaapaian tujuan strategis e-Government perlu
dilaksanakan melalui 6 (enam) strategi yang berkaitan erat, yaiut :
1) Mengembangkan sistem pelayanan yang handal dan terpercaya, serta jangkauan oleh masyarakat luas;
2) Menata sistem manajemen dan proses kerja pemerintah dan pemeritah daerah otonomi secara holistik.
3) Memanfaatkan teknologi informasi secara optimal;
4) Meningkatkan peran serta dunia usaha dan mengembangkan industri telekomunikasi dan teknologi inforamsi;
5) Mengembangkan kapasitas SDM baik pemerintah maupun pemerintah daerah otonom, disertai dengan meningkatkan e-literacy masyarakat; 6) Melaksanakan pengembangan secara sistemik melalui tahapan-tahapan
Selain itu, menurut Indrajit (2005:18) paling tidak ada 6 (enam) komponen
penting yang harus diperhatikan dalam menerapkan e-Government masing-masing
diantaranya :
1) Content Development, menyangkut pengembangan aplikasi (perangkat lunak), pemilihan standar teknis, penggunaan bahasa pemograman, spesifikasi sistem basis data, kesepakatan user interface, dan lain sebagainya;
2) Competency Building, menyangkut pengadaan SDM pelatihan dan pengembangan komptensi maupun keahlian seluruh jajaran sumber daya manusia diberbagai lini pemerintahan;
3) Connectifity, menyangkut ketersedian infrastruktur komunikasi dan teknologi dilokasi e-Government diterapkan;
4) Cyber Laws, menyangkut keberadaan kerangka dan perangkat hukum yang telah diberlakukan terkait dengan seluk beluk aktifitas e-Government;
5) Citizen Interfaces, menyangkut pengadaan SDM dan pengembangan berbagai kanal akses (multi acses chanel) yang dapat digunakan oleh seluruh masyarakat dan stakeholder e-Government dimana saja dan kapan saja mereka inginkan;
6) Capital, menyangkut permodalan proyek e-Governmentterutama yang berkaitan dengan biaya setelah selesai proyek dilakukan seperti untuk keperluan pemeliharaan dan perkembangan, disini tim harus memikirkan jenis-jenis pendatan (venue modal) yang mungkin untuk diterapkan di pemerintah.
Berdasarkan Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika bahwa objek
layanan aplikasi e-Government dapat dibedakan dalam 3 (tiga) kategeri, yaitu :
1) Government to Government (Pemerintah untuk Pemerintah)
a. Koordinasi dan konsolidasi anggaran; b. Koordinasi kepegawaian;
c. Koordinasi kegiatan bidang ekonomi; d. Koordinasi bidang politik dan keamanan.
2) Government to Citizen (Pemerintah untuk Masyarakat)
Aplikasi e-Government dalam kategori ini menangani masalah yang berkaitan dengan layanan masyarakat luas, baik warga Negara Indonesia maupun warga Negara asing. Beberapa contoh aplikasi Government to Citizen antara lain :
a. Kependudukan b. Keimigrasian c. Akta nikah
3) Government to Bussines (Pemerintah untuk Pihak Bisnis)
Aplikasi e-Government dalam kategori ini menangani masalah yang berkaitan dengan layanan pada sektor usaha, sektor usaha pada umumnya dapat berupa berbagai jenis dan bentuk usaha komersial baik nasional maupun asing. Beberapa contoh aplikasi Government to Bussines antara lain :
a. Pembayaran pajak b. Perijinan usaha
c. Pengadaan barang dan jasa (e-procurement.
Dari berbagai definisi e-Government diatas, maka penerapan sistem
informasi akademik (SIAKAD) Online merupakan suatu pemanfaatan dan
pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi secara online dengan
menggunakan internet atau perangkat lainnya yang dikelola Pusda Info Untirta untuk
mentransformasikan informasi kepada mahasiswa, dosen dan pihak-pihak yang
berkepentingan dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan akademik
2.1.3 Manfaat e-Government
Adapun pemanfaatan teknologi informasi pada umumnya ditinjau dari
seluruh aspek (Kementrian Informasi dan Komunikasi : 2002) sebagai berikut :
1. e-Ledership, aspek ini berkaitan dengan prioritas dan inisiatif Negara didalam mengantisipasi dan memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi.
2. Infrastruktur jaringan dan infromasi, aspek ini berkaitan dengan aspek infrastrukur telekomunikasi serta akses, kualitas, lingkup biaya, dan biaya jasa akses.
3. Pengelolaan informasi, aspek ini berkaitan dengan kualitas dan keamanan pengelolaan informasi, mulai dari pembentukan, pengolahan, penyimpanan, sampai penyaluran dan distribusinya.
4. Lingkungan bisnis, aplikasi ini berkaitan dengan kondisi pasar, sistem perdagangan dan regulasi yang membentuk konteks bagi perkembangan bisnis teknologi informasi, terutama yang mempengaruhi kelancaran aliran informasi antar pemerintah dengan masyarakat dan dunia usaha, antar badan usaha, antar badan usaha dengan masyarakat, dan antar masyarakat.
5. Masyarakat dan sumber daya manusia, aspek ini berkaitan dengan aspek difusi teknologi informasi didalam kegiatan masyarakat baik perorangan maupun organisasi, serta sejauh mana teknologi informasi disosialisasikan kepada masyarakat melalui proses pendidikan.
Lebih lanjut Al Gore dan Toni Blair dalam (Adrianto, 2007:46) menjelaskan
manfaat yang akan diperoleh dengan adanya e-Government ini ialah :
1. Memberikan kualitas pelayanan kepada stakeholder-nya (masyarakat, kalangan usahawan dan industri) terutama dalam kinerja efektifitas dan efisiensi diberbagai kehidupan Negara.
2. Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan kepemerintahan dalam rangka penerapan konsep good corporate governance;
3. Menguras secara siginifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi yang dikelurkan oleh pemerintah dan stakeholder-nya untuk keperluan aktifitas sehari-hari;
5. Mencipatakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi secara cepat dan sejalan dengan perubahan global dan tren yang ada.
6. Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam proses pengambilan keptusan (kebijakan publik) secara merata dan demokratis.
Sementara menurut Indrajit (2005:61) ada 4 (empat) konsep yang berlaku
dalam e-Government itu sendiri, konsep-konep tersebut adalah :
1. Government to Citizen
Dimana pemerintah membangun dan menerapkan berbagai portofolio berbagai teknologi informasi dengan tujuan utama untuk memperbaiki hubungan interaksi dengan masyarakat.
2. Government to Bussines
Satu tugas dari sebuah pemerintah adalah membentuk lingkungan bisnis yang kondusif agar roda perekonomian sebuah Negara dapat berjalan sebagaimana mestinya. Contohnya adalah proses tender proyek-proyek pemerintah yang melibatkan pihak swasta.
3. Government to Government
Kebutuhan interaksi antara satu pemerintah dengan pemerintahan lainnya setiap hari tidak berkisar hanya pada hal-hal yang berbau diplomasi semata, namun lebih jauh lagi untuk memperlancar kerjasama. 4. Government to Employees
Akhirnya aplikasi e-Government juga diperntukan untuk meningkatkan kinerja dan kesejahteraan pegawai dan karyawan pemerintah yang bekerja disejumlah institusi sebagai pelayan masyarakat.
E-Government ini banyak membawa manfaat, antara lain :
1. Pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, informasi dapat disediakan selama 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu tanpa harus menunggunya dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah tanpa harus secara fisik, datang kekantor pemerintahan.
3. Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh. Dengan adanya informasi yang mencukupi masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang skolahan (jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade dan sebagainya) dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilihkan sekolah yang pas untuk anaknya.
4. Pelaksanaan pemerintah yang lebih efisien, sebagai contoh, kordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui emailing atau video conferencing. Bagi Indonesia yang luas areanya sangat besar, hal ini sangat membantu. Tanya jawab, diskusi antara pemimpin daerah dapat dilakukan tanpa kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama. Tidak lagi semua harus terbang ke Jakarta untuk pertemuan yang hanya berlangsung satu, dua jam misalnya (Raharjo, 2001:1).
Nugroho (2007:42) menjelaskan bahwa pihak-pihak dalam e-Government
(stakeholder) adalah berbagai pihak yang merasa berkepentingan, baik langsung
maupun tidak langsung terhadap penyelenggaraan e-Government antara lain:
1. Pemerintahan
Pihak pertama yang menjadi stakeholder adalah pemerintah itu sendiri, baik yang berada ditingkat pusat maupun daerah.
2. Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi merupakan pusat tenaga ahli dan ilmu pengetahuan diberbagai bidang dalam sebuah Negara.
3. Industri Swasta
Hasil riset dari Perguruan Tinggi biasanya dibeli dan dikembangkan oleh industri untuk menghasilkan berbagai produk teknologi informasi dan komunikasi yang secara masal diproduksi dan diperdagangkan ke berbagai pihak yang membutuhkan.
4. Lembaga Non Komersial
Pihak keempat adalah berbagai lembaga non komersial semacam Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), yayasan, penghimpunan, asosiasi, dan institusi non profit lainnya yang akan berfungsi sebagai pemantau dan evaluator dari implementasi e-Government.
5. Masyarakat
Dari uraian di atas, maka manfaat pada penerapan Sistem Informasi
Akademik (SIAKAD) Online di Untirta adalah meningkatkan kualitas pelayanan
yang diberikan Pusda Info Untirta kepada Mahasiswa dan Dosen, penghematan biaya,
mempermudah kegiatan belajar mengajar atau akademik dan mempercepat pelayanan
secara efektif dan efisien.
2.1.4 Tujuan e-Government
Setiawati (2007:33) mengungkapkan bahwa tujuan dari penerapan
e-Government adalah sebagai berikut:
“Konsep e-Government diterapkan dengan tujuan bahwa hubungan pemerintah baik dengan masyarakat maupun dengan pelaku bisnis dapat berlangsung secar efisien, efektif, dan ekonomis. Hal ini perlukan mengingat dinamsinya gerak masyarakat pada saat ini, sehingga pemerintah harus menyesuaikan fungsinya dalam Negara, agar masyarakat dapat menikmati haknya dan menjalankannya kewajibannya dengan aman dan nyaman, yang kesemuanya itu dapat dicapai dengan pembenahan sistem dari pemerintah itu sendiri. Selain itu tujuan dari penerapan e-Government adalah untuk
mencapai suatu pemerintahan yang baik”.
Menurut Nugroho (2007:47) tahapan perkembangan implementasi
e-Government di Indonesia dibagi menjadi 4 (empat) tahap, yaitu :
1. Web Presence (memunculkan website daerah di internet, dalam tahap ini, informasi dasar yang dibutuhkan masyarakat ditampilkan dalam website pemerintah);
2. Interaction (website daerah yang menyediakan fasilitas interaksi antar masyarakat dan pemerintah daerah, dalam tahap ini informasi yang ditampilkan lebih berfariasi seperti fasilitas dowload dan komunikasi dari pelayanan publik dari pemerintah);
4. Transformation (dalam hal ini pelayanan pemerintah meningkat dengan secara terintegrasi, tidak hanya menghubungkan pemerintah dengan masyarakat tetapi juga dengan organisasi lain yang terkait (pemerintah ke antar pemerintah, sektor non pemerintah, sektor swasata).
Hasibuan (2008:67) menerangkan didalam pengembangan e-Government di
Indonesia, e-Government juga menghadapai berbagai macam kendala antara lain:
1. Masih rendahnya kesadaran (awarenes) dalam mengambil keputusan telematika;
2. Langkanya SDM yang berkualitas;
3. Masih minimnya infrastruktur telekomunikasi; 4. Tarif internet yang masih mahal.
Menurut Supangkat (2007:55) menerangkan tentang hambatan-hambatan
dalam pengimplementasian e-Government di Indonesia sebagai berikut:
1. Komitmen pemerintah dalam integrasi dan transparansi publik; 2. Belum adanya budaya berbagi informasi
3. Belum adanya budaya dokumentasi yang tertib; 4. Resitensi terhadap perubahan;
5. Kelangkaan SDM yang mahal;
6. Infrastruktur yang belum memadai dan mahal; 7. Tempat akses yang terbatas
Menurut Organization Economic Of Community Development (OECD)
dalam Budiati (2004:21) menyatakan bahwa ada empat 4 faktor utama dalam
penerapan e-Government:
1. Vision of polical will is divided into leadership, commitment and integration (visi atau keinginan yang terbagi menjadi kepemimpinan, komitemen dan integritas);
3. Costumer focus, is devided into acces choice, citizen angagment and privacy (fokus kepada pelanggan yang terbagi akses, pilihan, penampilan masyarakat, dan rahasia);
4. Responsibility is divided into accountability, monitoring and evaluation (pertanggungjawaban yang terbagi dalam akuntabilitas, monitoring dan evaluasi).
Sedangkan menurut United Nation dalam Budiati (2003:21), menyatakan
bahwa ada 7 faktor kunci dalam penerapan e-Government yaitu :
1. Legal Framwork, berkaitan dengan produk hukum dan keberadaan peraturan-peraturan yang memberi arah dan mendorong pemanfaatan e-Government;
2. Infrastruktur, yang berkaitan dengan sarana dan prasarana yang mendukung pemanfaatan e-Government;
3. The Sthrength of Human Capital, berkaitan dengan pengadaan SDM dalam mendukung pelaksanaan e-Government;
4. Coordination, berkaitan dengan kordinasi dalam mendukung pelaksanaan e-Government;
5. Privacy, salah satu prinsip yang penting karena menyangkut kepercayaan masyarakat terhadap data-data dan informasi yang mereka berikan. Adanya privasi yang terlindung akan memberikan rasa aman pada masyarakat dan mendapatkan layanan online dan sekaligus dapat mendorong paritisipasi yang lebih besar dari mereka;
6. Security, aspek keamanan berhubungan dengan bagaiman dukumen, file, dan berbagai informasi hanya bisa diakses oleh orang yang berhak. Aspek keamanan data menjadi faktor penting pengembangan e-Government, karena kalau saja informasi atau data disalahgunakan akan menimbulkan gejolak negatif yang tidak diinginkan;
7. Civil Service, berkaitan dengan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat melalui pemanfaatan e-Government.
Karena penerapan e-Government membutuhkan dukungan dari berbagai
pihak, pelaksanaanya memerlukan strategi yang terkelola dengan baik. Secara
internal, e-Government pelu didukung oleh inrfastruktur yang memadai dan sumber
Adapun beberapa strategi kesuksesan implementasi e-governmentmenurut Richardus
Eko Indrajit (2005: 84-85)adalah sebagaimana berikut:
1. Membangun kepercayaan publik yang dilakungan dengan hal, yaitu: Privacy, masalah keamanan data dan prinsip otentifikasi dengan memberikan pasword dan personalidentificationnumber (PIN)
2. Memperluas kerjasama dengan berbagai pihak, diantaranya: pertama, kerjasama dengan pihak-pihak swasta, terutama yang berhubungan dengan teknologi informasi. Kedua, kerjsama dengan berbagai departemen dan organisasi pemerintah untuk menjamin bahwa standar yang mereka bangun bisa saling terintegrasi antara satu dengan yang lain. Ketiga, kerjasama pembangunan sistem informasi secara nasional. Hal ini terkait dengan program e-government.
3. Penerapan e-Governmentharus terpusat pada kepentingan pelanggan. 4. Membangun kapasitas organisasi agar bisa menyesuaikan dengan
perkembangan. Ada dua point penting dalam hal ini: pertama, penyediaan infrastruktur yang memadai, yang dalam hal ini infrastruktur telekomunikasi, hukum, dan juga sistem aplikasi. Adanya infrastuktur yang kuat akan menjadi dasar untuk memudahkan proses implementasi lebih lanjut. Kedua, peningkatan kualitas sumber daya staf dengan mengadakan berbagai pelatihan dan peningkatkan kemampuan mereka.
Untuk membangun e-Government sesuai dengan tujuannya, yaitu
memberikan kualitas layanan yang lebih baik kepada masyarakat, Booz Allen dan
Hamilton menyarankan 8 (delapan) strategi e-Government:
1. Perencanaan strategi secara keseluruhan. Kombinasikan antara perencanaan dari sisi strategis dan detail operasionalnya di lapangan. Perencanaan akan membantu proses implementasi baik dari sisi pengembangan teknologi maupun kesiapan sumber daya.
2. Harus ada struktur tanggung jawab yang jelas untuk menjamin pelaksanaan dan implementasi sesuai rencana.
3. Bangun rencana aksi jangka panjang. Rencana aksi jangka panjang termasuk perencanaan strategis, aksi operasional di lapangan hinga parameter kesuksesan. Implementasi dari sisi teknologi hampir pasti memerlukan tahapan-tahapan pelaksanaan, dan faktor lain yang dipikirkan adalah pembiayaan dalam jangka panjang.