• Tidak ada hasil yang ditemukan

SCRIPT (CEMETERY) Cerita & Skenario J. Yatmoko

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SCRIPT (CEMETERY) Cerita & Skenario J. Yatmoko"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

SCRIPT

(CEMETERY)

Cerita & Skenario

J. Yatmoko

(2)

Sinopsis

Sepulang sekolah tiga sahabat berencana berkumpul di sebuah pemakaman umum untuk berkeluh kesah tentang hidupnya dan membicarakan rencana kedepan mereka.

Guntur 9 tahun anak buruh miskin dengan keadaan orangtuanya yang serba kekurangan dan keluarga yang tidak harmonis, kedua orangtuanya selalu bertengkar, ibunya yang sedang bekerja sebagai TKI di Malaysia sudah tidak bisa membiayai hidup Guntur.

Ratih anak perempuan sebaya dengan Guntur anak janda dengan profesi pelacur yang tidak tahu bapaknya, selalu mendapat olok-olokkan teman bermain dan sekolahnya. Rasa malu selalu membayangi hidupnya.

Ryan teman baru Guntur juga merasa hidupnya hampa karena alat kelamin nya diputus oleh pembantunya yang dendam kepada Ayahnya. Rasa percaya diri Ryan hilang dan frustasi.

Ketiga bocah tersebut berjanji untuk bertemu dikuburan yang sama dihari yang sama walau tidak disituasi yang sama.

(3)

#1. EXT – DEPAN BAR – MALAM

Beberapa orang duduk dengan meminum minuman beralkohol, dua orang dewasa laki-laki dan perempuan berjalan saling berpelukan mesra. Lelaki yang sepertinya sudah teller dan wanita yang selalu tertawa dengan busana yang minim.

RATIH (V.O)

Andai aku bisa memilih kepada siapa aku dilahirkan, aku tidak akan memilih lahir dari perut ibuku yang tak tahu entah siapa orang yang menjadi bapakku. Aku malu menjadi bahan ejekan kawan-kawan yang mengatakan aku anak haram dan selalu membawa sial. Belaian kasih sayang yang harusnya aku dapatkan dari orangtua yang kuharapkan sepertinya hanya sebuah mimpi.

#2. INT – DALAM KAMAR – MALAM

Lelaki sekitaran umur 35 tahunan baru saja keluar kamar dengan membetulkan resleting celananya. Senyum puas terpancar dari wajahnya. Di dalam kamar, gadis kecil yang benama RATIH menangis dipojok tempat tidur kamarnya dengan kondisi pakaian yang berantakan.

RATIH (V.O)

Seperti halnya menunggu sebuah antrian, cepat atau lambat aku pun akan menyandang status seperti ibuku. Dan aku tidak mau seperti dia.

CUT TO #3. EXT – DEPAN SEKOLAH DASAR – SIANG

Jam pulang sekolah telah tiba, anak-anak Sekolah Dasar berlarian keluar dari pintu gerbang dengan sangat tidak beraturan. Satu anak laki-laki berumur sekitar 9 tahun melangkah dengan tidak bersemangat, wajahnya murung dan penuh dengan beban. Anak laki-laki itu bernama GUNTUR.

(4)

CUT TO #4. INT – RUMAH GUNTUR – MALAM

Guntur bersandar pada tembok diluar kamar sambil menangis tanpa suara dan hanya meneteskan air mata, sesekali tangannya mengusap air mata yang membasahi pipinya.

AYAH GUNTUR (V.O) (Marah)

Sampai kapan kamu tunda-tunda kepulangan kamu ke rumah? Seharusnya sudah habis masa kontrak kamu sebagai babu disana kan?

IBU GUNTUR (V.O)

(Sambungan Telepon)

Aku diperpanjang kontrak kerjanya sama majikan sampai setahun kedepan.

Guntur beranjak dari tempatnya bersandar, lalu melangkah pelan mengintip lelaki dewasa yang sedang menelpon dengan ponsel didekatkan ditelinga lelaki dewasa tersebut yang tak lain adalah ayahnya.

AYAH GUNTUR (Marah)

Aku curiga sama kamu, sebenarnya apa yang kamu sembunyikan dari aku? Aku minta secepatnya kamu pulang tapi tetap saja ada alasan. percuma juga kamu kerja lama disana uang yang sampai kesini cuma pas-pasan saja.

IBU GUNTUR (V.O)

(5)

Aku cuma pingin kerja bang demi masa depan, lagipula kalau aku dirumah saja pendapatan abang tidak cukup buat hidup kita. Aku juga sudah maksimal kerja disini bang… hampir seluruh gaji aku sudah aku kirim ke abang tiap bulan, harusnya abang bisa ngatur semuanya. Dan yang paling penting Guntur harus terus sekolah.

AYAH GUNTUR (Marah)

Ah… sudah jangan banyak alasan, Guntur semua beres, baik-baik saja.

CUT TO #5. EXT – JALAN SETAPAK – SIANG

Sebuah sepeda dipacu kencang oleh ratih yang wajahnya begitu serius dan sepertinya sedang mencoba mengejar waktu untuk sampai ditempat tujuan. Keringat Ratih mengucur deras disela-sela kulitnya. Baju seragam sekolahnya juga terlihat basah dibagian punggungnya. Nafasnya terdengar ngos-ngosan.

CUT TO #6. EXT – AREA PEMAKAMAN – SIANG

Guntur berdiri diantara makam-makam dengan masih mengenakan pakaian seragam sekolah. Tas punggungnya dia letakkan disalah satu pusara. Dia cemas seperti menunggu sesuatu sambil memandangi makam dia area pekuburan yang luas.

CAMERA OVER

Ratih menghentikan laju sepedanya tepat di depan pintu gerbang area pemakaman. Setelah dia turun dari dari sepedanya dia berlari menuju ke area pemakaman dimana Guntur menunggu.

RATIH

(Nafas terengah-engah)

(6)

GUNTUR

Tak apa-apa, kita tunggu teman baru kita. RATIH

Teman siapa?

GUNTUR

Anak orang kaya, kemarin aku kenalan dijalan ketika dia menunggu jemputan. Dia juga punya masalah yang lebih besar.

CUT TO #7. INT – DALAM MOBIL – SIANG

Seorang sopir mengendarai didalam sebuah mobil, dibelakang duduk seorang anak laki-laki yang berwajah cukup tampan menunduk lesu dan tidak bersemangat. Anak lelaki itu bernama Ryan.

SOPIR

Bi Ijah akhirnya dipenjara 5 tahun atas perbuatannya. Apa Mas Ryan sudah tahu?

RYAN

Saya sudah tahu om. Seharusnya Papa juga ikut dihukum. Semua ini gara-gara Papa.

SOPIR

Kenapa Mas Ryan malah menyalahkan Papa? RYAN

Kalau Papa tak bikin marah Bi Ijah dengan memperkosanya, pasti Bi Ijah gak akan mungkin memotong burungku.

Tiba-tiba laju kendaraan dihentikan oleh Sopir pribadi Ryan yang terkejut atas pengakuan Ryan.

SOPIR

(7)

RYAN (menangis)

Tidak perlu om, walaupun saya masih kecil, tapi saya tahu pengadilan itu hanya buat orang-orang yang lemah. Mereka tahunya Bi Ijah memotong burung saya karena kelakuan saya yang bikin anak yang bandel.

CUT TO #8. EXT – AREA PEMAKAMAN – SIANG

Mobil Ryan berhenti didepan area pemakaman. Tak lama kemudian Ryan turun dari mobilnya.

RYAN

Om boleh pulang dulu, nanti saya pulang dengan kawan saya. Om jangan khawatir.

Beberapa saat kemudian mobil itu melaju meninggalkan area pemakaman.

CUT TO #9. EXT/INT – RUMAH GUNTUR – SIANG

Ayah Guntur berjalan menggandeng tangan bersama wanita muda berusia sekitar 25 tahuan, ia memasuki rumahnya sambil menempelkan telepon genggam di telinganya. Di depan pintu ia berhenti sambil mencoba membuka pintu. Gandengan tangan Gadis mudapun dilepas oleh Ayah Guntur.

AYAH GUNTUR (Marah)

Tak perlu pura-pura lagi, aku tahu kamu pacar disana jadi kamu gak mau pulang kan?

IBU GUNTUR (V.O)

(8)

Demi Allah bang… jangan menuduh yang tidak-tidak. Sejujurnya paspor saya ditahan oleh agen tenaga kerja. Saya tak bisa pulang sebelum melunasi hutang-hutang yang saya punya.

AYAH GUNTUR (Marah) Sudahlah aku tak butuh alasanmu!!

Pintu depan rumah dibuka perlahan-lahan oleh Ayah Guntur, Gadis yang sebelumnya digandengnya berada dibelakangnya hanya memandang diam. Saat pintu terbuka, wajah Ayah Guntur terlihat kaget dan terkejut sambil menurunkan handphone ditelinganya.

CUT TO #10. EXT – AREA PEMAKAMAN – SIANG

Dengan masih mengenakan pakaian seragam Guntur, Ratih duduk diatas pusara mereka termenung diam beberapa saat. Ryan berjalan pelan menghampiri Guntur dan Ratih. Kedua anak itu bangkit dari duduknya dan menghampiri Ryan.

GUNTUR

Ini Ryan kawan baru kita. Nasib kita sama, sama-sama tak mendapat perhatian sepenuhnya dari orang yang kita anggap sebagai orangtua kita.

Ratih mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Ryan. Ryan pun menjabat tangan Ratih.

RATIH

Saya Ratih. Senang bertemu denganmu. RYAN

Aku Ryan. Saya baru kenal kalian, tapi saya merasa yakin kalau kalian adalah kawan yang akan memahami saya.

Guntur dan Ratih mengangguk setuju sambil tersenyum memandang Ryan. Pandangan mata Ratih mengalih ke arah Guntur yang berada di sebelah kanannya.

(9)

RATIH

Aku masih belum paham kenapa kamu menyuruh kita datang ketempat ini?

GUNTUR

Aku sengaja ingin bertemu kalian disini agar kita tak takut akan mati.

RATIH

Aku tak takut mati, yang aku takutkan justru hidup sedih dan menderita.

RYAN Sama, aku juga tak takut mati.

GUNTUR

Mau kah kalian menjadi sahabat-sahabat ku?

Serentak mereka mengangguk lalu mereka terdiam, suasana hening beberapa saat. Pohon-pohon rindang dan hamparan lahan pemakaman terlihat luas

GUNTUR

Lihat pusara-pusara ini begitu tenang, begitu damai. Disini, sejenak kita akan melupakan beban hidup yang kita alami.

RYAN

Aku ingin melupakan penderitaan hidup tidak untuk sejenak kawan-kawan. Aku ingin merasakan bahagia untuk selamanya.

GUNTUR

Semuanya pasti akan tercapai pada saatnya. Percaya padaku.

RATIH

Kita akan menjadi sahabat selamanya.

(10)

anak. Dan kemudian saling berpelukan bersama diantara ketiganya. GUNTUR

Kita jumpa lagi disini satu minggu lagi.

FADE OUT FADE IN

#11. EXT/INT – DALAM MOBIL – SIANG

Wajah cemas Sopir Pribadi Ryan nampak begitu jelas saat menyetir mobilnya. Laju kendaraannya tidak begitu kencang setelah tiba-tiba handphone nya berdering ketika ada panggilan masuk. Dilihatnya layar handphone di dashboard mobilnya tertera TUAN BESAR. Tak lama setelah itu ia menjawab panggilan telponnya.

SOPIR

Iya Tuan… maaf Tuan belum ketemu. Saya masih berusaha mencarinya. Saya coba mau cari ketempat teman barunya.

CUT TO #12. EXT – AREA PEMAKAMAN – SIANG

Mobil yang dikendarai Sopir Pribadi Ryan melaju pelan didepan area pemakaman yang terlihat sangat sepi. Kaca jendela depan ditempat kemudi diturunkan hingga Nampak Supir Pribadi Ryan yang masih memegang telepon genggamnya. Pandangannya mengarah ke pemakaman.

SOPIR

Saya janji Tuan, Mas Ryan pasti saya temukan hari ini. CUT TO #13. INT – KAMAR – MALAM

Wanita sekitar umur 35 tahunan bernama SRI/IBU RATIH yang hanya mengenakan selimut untuk menutupi badannya berbaring sambil menangis. Disebelahnya lelaki tua berumur 50 tahunan yang baru mengenakan pakaian melempar uang tiga lembar seratus ribuan ke arah Ibu Ratih yang sedang menangis itu.

(11)

LELAKI TUA

Ini bayaran kamu. Servis kamu sangat kurang memuaskan malam ini.

Lelaki itu kemudian pergi meninggalkan Sri (Ibu Ratih) yang sedang menangis. Suara tangisan wanita itu semakin keras setelah dia mengambil handphone miliknya yang terletak diatas meja.

SRI/IBU RATIH Ratih jangan tinggalkan mama nak…

SMS DI HAND PHONE

Sri cepat pulang anak kamu Ratih meninggal.

CUT TO #14. EXT/INT – RUMAH GUNTUR – SIANG

Wajah Ayah Guntur tampak lesu dan langsung berteriak histeris ketika baru saja membuka pintu dan menjatuhkan telpon genggamnya ke atas tanah.

CAMERA OVER

Tiga sosok anak usia sekolah dasar yang tidak lain adalah Guntur, Ryan dan Ratih tergantung kaku di atas platform rumah Guntur. Lidah mereka terjulur dengan leher terjerat tali. Nyawa mereka melayang disaksikan oleh Ayah Guntur dan kekasihnya siang itu. Ayah Guntur menangis histeris untuk beberapa saat.

FADE OUT FADE IN

#15. EXT – AREA PEMAKAMAN – SIANG

Guntur, Ryan dan Ratih mengenakan pakaian putih-putih berdiri saling bergandengan tangan erat satu sama lain dengan posisi Ratih ditengah-tengah.

(12)

RATIH (V.O)

Pada akhirnya aku yang menentukan untuk tidak menerima tongkat estafet dari ibuku. Aku memilih meneruskan langkahku dengan kawan-kawanku yang telah berjanji untuk bersama selamanya tanpa harus peduli dengan kurangnya perhatian orang tua.

GUNTUR (V.O)

Kita bertiga akhirnya berkumpul kembali disini setelah janji kita seminggu yang lalu.

FADE OUT SLIDE

Beberapa kumpulan berita dari website tentang maraknya bunuh diri anak yang terjadi akhir-akhir ini.

Referensi

Dokumen terkait

guna menghasilkan sebuah sistem informasi pengelolaan data penduduk yang lebih cepat, tepat dan efesien.[4] Sistem Informasi pada Kelurahan Karangklesem akan menyediakan

Diharapkan agar dihadiri langsung oleh Direktur Perusahaan/Kepala Cabang/Persero/Personil yang dikuasakan dan Pimpinan Teknik yang namanya tercantum.. dalam Daftar Personil

Akan tetapi perubahan yang dialami oleh pekerja tambang emas tidak berlangsung lama atau mengalami naik turun yang disebut dengan dinamika sosial ekonomi hal ini

[r]

    Ini semua, mendidik saya untuk hidup dengan pelukan cinta. 

Perancangan Mesin Fres Mesin press briket serbuk arang tersebut digerakan Motor AC dengan daya 1 HP putaran 2850 rpm, dan kompresor sebagai wadah tekanan udara dan

Email sebagai bagian dari teknologi internet yang berperan penting dalam sarana komunikasi, maka pembuatan email client ini merupakan salah satu sarana teknologi komunikasi tanpa

Graft survival, number of vegetative shoots per graft, and the ratio of pollen clusters per completed graft on 5-year-old loblolly pine scions grafted on 8-year-old seed orchard