• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH

3.1 PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH

Pembangunan daerah tahun 2009 merupakan bagian dari

pembangunan daerah jangka menengah tahun 2004 – 2009. Rencana Kerja

Pemerintah Daerah Tahun 2009 disusun dengan mengacu pada visi dan misi Pemerintah Kabupaten Lebak yang tercantum pada Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2004 tentang Rencana Strategis Pemerintah Kabupaten Lebak tahun 2004 – 2009. Adapun prasyarat yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pembangunan daerah adalah pengamalan ajaran agama dan nilai – nilai

luhur budaya Lebak; pengembangan Good Governance dan Clean

Government; pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; serta peningkatan kemampuan keuangan. Prasyarat pembangunan tersebut diarahkan untuk pengembangan 3 (tiga) Core Business Lebak, yaitu pengembangan sumber daya manusia, pengembangan ekonomi daerah, pengembangan pertanian dalam arti luas yang didukung oleh penataan ruang yang mantap dan tersedianya infrastruktur yang memadai.

Untuk memberikan fokus pada pembangunan daerah tahun 2009, ditetapkan beberapa tujuan bersama (common goals) yang pencapaiannya membutuhkan sinergitas lintas SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lebak, sinergitas antar tingkat pemerintahan mulai pemerintah pusat sampai pemerintah desa/kelurahan serta sinergitas antar pelaku pembangunan baik pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat.

Tujuan bersama (common goals) tersebut merupakan komitmen program dan kegiatan yang disepakati untuk dikerjakan melalui model pendekatan sinergitas lintas SKPD kabupaten dengan penggalangan segenap pelaku pembangunan Kabupaten Lebak yang relevan. Model sinergitas tersebut memiliki ciri sebagai berikut :

a. Tingginya komitmen kebersamaan lintas SKPD di lingkungan pemerintah kabupaten yang relevan untuk mencapai keberhasilan program/kegiatan spesifik yang akan dilaksanakan pada tahun 2009;

b. Perencanaan program/kegiatan terpilih dibuat secara bersama-sama oleh seluruh SKPD yang relevan dan terlibat berdasarkan kriteria SMART Planning dan bersifat akseleratif untuk perwujudan visi dan misi Kabupaten Lebak;

(2)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2009

c. Program dan kegiatan terpilih dilaksanakan berdasarkan prinsip Plan, Do, Check, Action;

d. Pelibatan secara aktif lintas segenap SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lebak, serta segenap pelaku pembangunan sebagai mitra strategis sejak tahap perencanaan.

Untuk memberikan arah yang lebih jelas bagi implementasi pembangunan dalam rangka pencapaian tujuan bersama tersebut pada tahun 2009, dibutuhkan penyusunan rencana tindak dalam setiap tujuan bersama di atas dengan mengacu pada dokumen RKPD Tahun 2009 secara keseluruhan.

Perwujudan tujuan bersama tersebut dilakukan melalui pelaksanaan prioritas pembangunan daerah yang menjadi dasar penetapan Rencana Kerja Pemerintah Daerah tahun 2009. Prioritas pembangunan daerah

ditetapkan berdasarkan isu strategis pembangunan daerah yang

teridentifikasi berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan; prediksi

perkembangan ekonomi nasional yang dipengaruhi oleh prediksi

perkembangan ekonomi global; serta prediksi perkembangan ekonomi regional.

Kebijakan nasional yang menjadi acuan adalah Prioritas

Pembangunan Nasional sebagaimana terdapat dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2009, yaitu :

1. Peningkatan pelayanan dasar dan pembangunan perdesaan;

2. Percepatan pertumbuhan yang berkualitas dengan memperkuat daya tahan ekonomi yang didukung oleh pembangunan pertanian dan perikanan, infrastruktur, dan energi;

3. Peningkatan upaya anti korupsi, reformasi birokrasi, dan pemantapan demokrasi.

Sementara itu, untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan

pembangunan daerah serta memberikan arahan yang lebih jelas bagi perencanaan pembangunan yang lebih rinci maka masing – masing prioritas pembangunan daerah dilengkapi dengan fokus – fokus.

Untuk lebih jelasnya proses penetapan tujuan bersama, prioritas, dan fokus pembangunan daerah tahun 2009 dilakukan berdasarkan bagan alir pada gambar 3.1.

(3)

Gambar 3.1

Bagan Alir Penetapan Tujuan Bersama, Prioritas, dan Fokus Pembangunan Daerah Dengan mengacu kepada tiga prioritas Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2009, Musrenbang Desa dan Kecamatan, Renja SKPD Tahun 2009, hasil reses DPRD serta kondisi umum daerah saat ini, maka prioritas pembangunan yang menjadi agenda pokok Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lebak Tahun 2009 adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan kualitas dan akses pelayanan pendidikan, kesehatan dan keluarga berencana;

2. Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran serta pengurangan desa tertinggal;

3. Pengembangan Ekonomi Lokal dan Optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya Alam;

4. Pembangunan dan Peningkatan Kualitas Infrastruktur;

5. Peningkatan Investasi dan Perluasan Kesempatan Kerja;

6. Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Penataan Ruang;

7. Optimalisasi Reformasi Birokrasi dan Pemantapan Demokrasi.

Untuk memberikan arah yang jelas dalam pembangunan daerah di Kabupaten Lebak pada tahun 2009, ditetapkan tema pembangunan tahun 2009 yaitu :

“Peningkatan Kesejahteraan Rakyat, Pengurangan Kemiskinan dan Pengentasan Desa Tertinggal”.

Sebagaimana tersebut di atas, penyusunan rencana kerja pemerintah daerah didasarkan pada penetapan tujuan bersama (common goals).

Berdasarkan hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kabupaten

Evaluasi Pembangunan Tahun 2007 Perkembangan Ekonomi Nasional dan Regional Isu Strategis Pembangunan Tahun 2009 Rencana Kerja Tahun 2009 Perda No. 2 Tahun

2004 Jo Perda No. 7 Tahun 2006 Tentang Rencana Strategis

Kabupaten Lebak Tahun 2004-2009

Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Lebak. Kebijakan Pemerintah Pusat Prioritas dan Fokus Pembangunan Daerah

(4)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2009

Lebak tahun 2008, ditetapkan tujuh prioritas pembangunan daerah tahun 2009 beserta sasaran dan fokusnya yakni sebagai berikut:

1. Peningkatan Kualitas dan Akses Pelayanan Pendidikan, Kesehatan dan Keluarga Berencana

Sasaran :

a. Meningkatnya Angka Partisipasi Kasar (APK) sebesar 115 persen dan Angka Partisipasi Murni (APM) SD termasuk SD/MI/Paket A setara SD menjadi 95 persen. Meningkatnya APK jenjang SMP/MTs/Paket B setara SMP menjadi 90 persen;

b. Meningkatnya partisipasi jenjang pendidikan menengah yang diukur dengan meningkatnya APK jenjang SMA/SMK/MA/Paket C setara SMA menjadi 30 persen;

c. Terwujudnya sekolah yang memenuhi kualifikasi sekolah standar nasional yang merujuk pada standar pelayanan minimal (SPM) pendidikan;

d. Meningkatnya proporsi tenaga pendidik dan kependidikan yang memenuhi kualifikasi pendidikan dan standar kompetensi yang disyaratkan;

e. Meningkatnya kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan; f. Menurunnya angka buta aksara penduduk usia 15 tahun ke atas

menjadi 10 persen, bersamaan dengan makin berkembangnya budaya baca;

g. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin di puskesmas dan pelayanan rujukan pada rumah sakit umum daerah; h. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan;

i. Meningkatnya persentase balita yang mendapat Vitamin A mencapai 100 persen;

j. Meningkatnya pengawasan peredaran produk obat dan makanan yang memenuhi syarat keamanan;

k. Meningkatnya persentase desa yang mencapai Universal Child Immunization (UCI) mencakup 50 persen;

l. Meningkatnya case detection rate tuberkulosis (TBC) mencakup lebih dari 70 persen;

m. Menurunnya prevalensi demam berdarah dengue (DBD);

n. Meningkatnya persentase ibu hamil yang mendapat tablet zat besi (Fe);

(5)

o. Meningkatnya jumlah peserta KB Aktif menjadi sekitar 205.091 peserta; dan

p. Meningkatnya jumlah peserta KB Baru untuk Keluarga Miskin sekitar

27.754 peserta.

Fokus :

a. Optimalisasi penuntasan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun dan penuntasan buta aksara;

b. Peningkatan pemerataan akses, sarana prasarana dan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan serta keluarga berencana terutama bagi keluarga miskin di desa tertinggal ;

c. Peningkatan kesehatan ibu dan anak serta gizi masyarakat;

d. Peningkatan cakupan sarana dan prasarana serta pelayanan kesehatan dasar dan rujukan;

e. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Komunitas Gizi dan Rumah Sakit;

f. Peningkatan peran dan kualitas pendidikan non formal dan pra sekolah;

g. Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan; h. Peningkatan kualitas dan kesejahteraaan pendidik dan tenaga

kependidikan;

i. Penyediaan sumber daya kesehatan terutama untuk daerah perbatasan dan desa tertinggal;

j. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular terutama daerah perbatasan dan desa tertinggal;

k. Peningkatan Pelayanan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.

2. Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran serta Pengurangan Desa Tertinggal

Sasaran :

a. Meningkatnya akses penduduk miskin terhadap pelayanan dasar; b. Meningkatnya akses penduduk miskin pada sumber – sumber

ekonomi;

c. Berkurangya tingkat pengangguran dengan cara mengembangkan kewirausahaan;

d. Berkurangnya jumlah desa tertinggal secara bertahap.

Fokus :

a. Peningkatan akses pendidikan bagi siswa miskin;

(6)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2009

c. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana perumahan dan permukiman bagi penduduk miskin terutama di desa tertinggal;

d. Peningkatan pendapatan masyarakat melalui kegiatan padat karya; e. Pemanfaatan potensi masyarakat terdidik melalui program sarjana

penggerak pembangunan perdesaan;

f. Peningkatan peluang berusaha bagi penduduk miskin.

3. Pengembangan Ekonomi Lokal dan Optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya Alam

Sasaran :

a. Meningkatnya ketahanan pangan; b. Meningkatnya pendapatan masyarakat; c. Meningkatnya produksi dan cadangan beras;

d. Peningkatan peran dan fungsi lembaga ekonomi rakyat; e. Meningkatnya komoditas unggul lokal;

f. Meningkatnya produksi perikanan dan perkebunan; g. Mengurangi jumlah lahan kritis dan lahan tidak produktif;

h. Meningkatnya upaya pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dan peningkatan ekonomi daerah.

Fokus :

a. Peningkatan ketahanan pangan dan akses rumah tangga terhadap pangan;

b. Peningkatkan produktivitas dan akses koperasi serta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) kepada sumber daya produktif;

c. Peningkatan produktivitas dan kualitas komoditas pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan;

d. Peningkatan dan pengembangan pengelolaan sumber daya alam, lahan produktif serta pengembangan potensi pariwisata;

e. Peningkatan upaya pengelolaan pertambangan untuk peningkatan kesejahteraan dan peningkatan ekonomi daerah.

4. Pembangunan dan Peningkatan Kualitas Infrastruktur Sasaran :

a. Meningkatnya cakupan pelayanan dan pengelolaan sumber daya air; b. Meningkatnya penataan dan cakupan dan kualitas sarana prasarana

(7)

c. Meningkatnya cakupan energi bagi desa tertinggal;

d. Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan dan permukiman.

Fokus :

a. Peningkatan pelayanan infrastruktur;

b. Pengembangan dan pemeliharaan jalan, jembatan serta sarana irigasi; c. Peningkatan akses infrastruktur trasportasi dari dan ke desa pusat

pertumbuhan, desa tertinggal dan pusat – pusat kegiatan

pengembangan ekonomi kerakyatan (pertanian, peternakan,

agribisnis, agroindusti, dan pariwisata);

d. Pengembangan dan penataan sarana lingkungan permukiman (jalan lingkungan, saluran drainase dan pengelolaan persampahan);

e. Pengembangan sumber energi listrik perdesaan.

5. Peningkatan Investasi dan Perluasan Kesempatan Kerja Sasaran :

a. Berkembangnya informasi peluang investasi; b. Meningkatnya kualitas pelayanan investasi;

c. Meningkatnya akses investasi dan kewirausahaan berbasis

masyarakat;

d. Meningkatnya keterampilan angkatan kerja dalam rangka peningkatan akses terhadap pasar kerja.

Fokus :

a. Peningkatan keterampilan dan peluang wirausaha masyarakat;

b. Peningkatan kualitas mekanisme, pelayanan dan pengendalian investasi;

c. Peningkatan akses pelayanan ketenagakerjaan dan pemerataan kesempatan kerja;

d. Peningkatan sarana dan kualitas lembaga pengembangan

ketenagakerjaan;

e. Peningkatan keterampilan masyarakat yang berbasis kebutuhan pasar;

f. Optimalisasi upaya promosi, pembinaan dan pengendalian

(8)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2009

6. Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Penataan Ruang Sasaran :

a. Meningkatnya upaya penataan dan pentaatan pengelolaan lingkungan hidup setiap usaha/kegiatan pemanfaatan sumber daya alam;

b. Meningkatnya cakupan perencanaan penataan ruang wilayah; c. Meningkatnya kesesuaian pemanfaatan ruang dan wilayah;

d. Terlaksananya upaya pengendalian ruang sesuai dengan dokumen perencanaan ruang wilayah yang berlaku; serta

e. Terlaksananya upaya koordinasi penataan ruang.

Fokus :

a. Peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan dan mitigasi bencana alam;

b. Peningkatan sarana dan prasarana pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan;

c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam penanganan bencana dan pengelolaan lingkungan hidup;

d. Peningkatan upaya konservasi sumber daya alam;

e. Penataan dan pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan lindung, kawasan budi daya dan kawasan rawan bencana;

f. Peningkatan koordinasi penataan ruang.

7. Optimalisasi Reformasi Birokrasi dan Pemantapan Demokrasi Sasaran :

a. Terlaksananya implementasi pelayanan publik;

b. Meningkatnya kompetensi dan kapasitas aparatur daerah beserta sarana dan prasarana pendukungnya;

c. Meningkatnya pengelolaan keuangan daerah;

d. Menguatnya kebijakan otonomi daerah dalam penyusunan rencana pembangunan daerah yang partisipatif;

e. Terlaksananya pembinaan, pengawasan dan pengendalian

pelaksanaan pembangunan;

f. Terlaksananya bantuan sosial untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat;

g. Meningkatnya fungsi aparatur dan kelembagaan pemerintah desa dalam pengelolaan pembangunan;

h. Meningkatnya pemberdayaan lembaga dan organisasi masyarakat desa;

(9)

i. Terlaksananya pemilihan umum dan pemilihan presiden dan wakil presiden, serta pemilihan kepala desa yang langsung, umum, bebas, rahasia, tertib, dan damai.

Fokus :

a. Peningkatan pemahaman dan implementasi tugas pokok, peran dan fungsi perangkat daerah;

b. Penciptaan tata pemerintahan yang bersih dan bertanggung jawab; c. Penataan dan pentaatan hukum serta terlaksananya bantuan hukum; d. Peningkatan sistem manajemen keuangan daerah;

e. Peningkatan kualitas dan dan profesionalisme kinerja aparatur deerah f. Peningkatan kualitas pelayanan publik;

g. Peningkatan kinerja pemerintah desa dan pemberdayaan lembaga dan organisasi masyarakat perdesaan;

h. Pemantapan pemanfaatan bantuan sosial;

i. Fasilitasi persiapan pelaksanaan pemilu 2009 dengan target terlaksananya koordinasi setiap tahapan dan jadual kegiatan pemilu 2009.

3.2 KERANGKA EKONOMI DAERAH

3.2.1 Perkembangan Ekonomi Nasional

A. Kondisi Ekonomi Makro Tahun 2007 dan Perkiraan Tahun 2008

Pertumbuhan ekonomi tahun 2007 tetap terjaga dengan pertumbuhan 6,3 %, lebih tinggi dari tahun 2006 (5,5 %) didorong oleh peningkatan investasi berupa pembentukan modal tetap bruto yang meningkat dua digit, ekspor barang dan jasa yang stabil dan daya beli masyarakat yang membaik dengan ditandai pertumbuhan konsumsi masyarakat lebih dari 5 %.

Bulan Maret 2007, jumlah penduduk miskin menurun menjadi 37,1 juta orang (16,6 %). Selama bulan Agustus 2006 - Agustus 2007 tercipta lapangan pekerjaan baru bagi 4,5 juta orang, sehingga pengangguran menurun dari 10,3 % menjadi 9,1 %.

Namun perekonomian nasional dihadapkan pada tiga gejolak eksternal yaitu meningkatnya harga minyak mentah dunia dan komoditi dunia lainnya, dampak dari krisis subprime mortgage di AS serta melambatnya pertumbuhan ekonomi di AS. Pada tahun 2007, rata – rata nilai tukar rupiah mencapai Rp 9.140 per dolar AS atau menguat 0,3 %, laju inflasi terjaga

(10)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2009

sebesar 6,6 % serta cadangan devisa meningkat USD 56,9 miliar atau bertambah USD 14,3 milyar.

Kondisi perekonomian tahun 2009 akan dipengaruhi oleh lingkungan eksternal yang diperkirakan akan membaik. Lingkungan internal pun diperkirakan berpengaruh positif pada perekonomian nasional. Lingkungan internal tersebut adalah 1) Stabilitas keamanan dan politik yang dijaga akan memberi ekspektasi yang positif; serta 2) Langkah – langkah perbaikan investasi dan percepatan sektor riil yang terus dilanjutkan akan memberi dorongan lebih kuat bagi meningkatnya investasi, ekspor non migas dan kegiatan sektor riil.

Terdapat tiga tantangan pokok yang dihadapi pada tahun 2009 yakni, pertama mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi yaitu peningkatan investasi, industri pengolahan non migas serta daya saing ekspor. Kedua, mempercepat pengurangan pengangguran dan kemiskinan dan ketiga menjaga stabilitas ekonomi. Sedangkan kebijakan ekonomi makro yang akan dilaksanakan pada tahun 2009 diarahkan untuk Peningkatan Kesejahteraan

Rakyat dan Pengurangan Kemiskinan.

B. Sasaran Ekonomi Makro Tahun 2009

Sasaran ekonomi makro tahun 2009 adalah :

1) Pertumbuhan ekonomi sebesar 6,6 % lebih tinggi dibandingkan sasaran tahun 2008 (6,4 %) melalui peningkatan investasi, menjaga ekspor non migas, serta memberi stimulus fiskal dalam batas kemampuan keuangan negara untuk menggerakkan semua sektor produksi terutama industri dan pertanian.

2) Menjaga stabilitas ekonomi, melalui perkiraan surplus neraca pembayaran yang akan mencapai USD 12,8 milyar dan peningkatan cadangan devisa menjadi USD 81,9 miliar atau cukup memenuhi 6,6 bulan impor. Stabilitas moneter yang tetap terjaga melalui stabilitas nilai tukar rupiah, kebutuhan pokok masyarakat dan laju inflasi sebesar 6,0 %. Kondisi fiskal diperkirakan penerimaan negara dan hibah mencapai 18,3 – 18,6 % PDB terutama didukung oleh penerimaan pajak sebesar 13,8 – 14,1 % PDB dan penerimaan bukan pajak sebesar 4,5 – 4,6 % PDB. Belanja negara diperkirakan sebesar 20,0 – 20,5 % PDB, defisit tahun 2009 diupayakan sekitar 1,7 – 1,9 % PDB serta stok utang yang menurun menjadi 32,0 – 34,0 % PDB.

(11)

3) Pengangguran terbuka akan menurun menjadi 6,5 – 7,5 % dari angkatan kerja serta jumlah penduduk miskin menurun menjadi 10 – 11 %.

4) Kebijakan subsidi yang sudah berjalan akan terus dilanjutkan, namun pemberian subsidi tersebut akan terus dievaluasi agar lebih tepat sasaran. 5) Pendanaan pembangunan melalui transfer ke daerah akan tetap diarahkan untuk mendukung program/kegiatan prioritas nasional dan menjaga konsistensi serta keberlanjutan desentralisasi fiskal guna menunjang penyelenggaraan otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab.

3.2.2 Kondisi Perekonomian Daerah Sampai Dengan Tahun 2007

Kondisi perekonomian di Kabupaten Lebak pada tahun 2007 mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari meningkatnya nilai Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dari 3,15 % pada tahun 2006 menjadi 4,94 % pada tahun 2007 dan laju inflasi mengalami penurunan dari 8,27 % pada tahun 2006 menjadi 5,76 % di tahun 2007. Indikasi peningkatan LPE

menunjukkan perbaikan ekonomi yang terjadi seiring percepatan

pembangunan yang gencar dilaksanakan di Kabupaten Lebak. Meski mengalami peningkatan, LPE Kabupaten Lebak masih jauh di bawah nilai LPE nasional yang tumbuh mencapai 5,6 % (RKP Tahun 2007) dan LPE Provinsi Banten yang juga tumbuh di atas 5 persen. Peningkatan perbaikan kondisi ekonomi di tahun 2007 juga didukung oleh peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari sekitar Rp 4,869 Triliun pada tahun 2005 menjadi Rp 5,437 Triliun pada tahun 2006 dan mencapai sekitar Rp. 6,035 Triliun pada tahun 2007.

0 1.000.000 2.000.000 3.000.000 4.000.000 5.000.000 6.000.000 7.000.000 2003 2004 2005 2006 2007** Tahun N ila i ( R p ) Adh Berlaku

Adh Konstan Tahun 2000 Keterangan : ** Angka Perkiraan

Gambar 3.2

(12)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2009

Tabel. 3.1

Nilai dan Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lebak Tahun 2003 – 2007

Sumber : BPS Kab. Lebak Keterangan:

* adh konstan tahun 2000; ** Angka sementara

Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lebak Tahun 2003 – 2007 meskipun fluktuatif namun menunjukkan pertumbuhan positif, terutama pada PDRB atas dasar harga berlaku yang umumnya mengalami pertumbuhan rata – rata di atas dua digit. Berdasarkan data tersebut, PDRB atas dasar harga (adh) berlaku mengalami pertumbuhan terendah pada tahun 2004 yaitu sebesar 9,51 % dan pertumbuhan tertinggi pada tahun 2005 yaitu sebesar 15,97 %. Sementara untuk nilai PDRB atas dasar harga berlaku mengalami pertumbuhan yang relatif sama dengan persentase yang umumnya berkisar pada angka di atas 3,30 %.

0 1.000.000 2.000.000 3.000.000 4.000.000 5.000.000 6.000.000 2003 2004 2005 2006 2007** Tahun N ila i (R p ) Adh Berlaku

Adh Konstan Tahun 2000 Keterangan: ** Angka Perkiraan

TAHUN PDRB (Juta Rp) % Pertumbuhan PDRB

Berlaku Konstan* Berlaku Konstan

2003 3.833.968 3.046.905 12.92 3.50 2004 4.198.603 3.170.531 9.51 4.06 2005 4.869.177 3.289.215 15.97 3.74 2006 5.437.900 3.392.776 11.68 3.15 2007* 6.035.404 3.560.537 10.99 3.94 Gambar 3.3

(13)

Seiring dengan pertumbuhan nilai PDRB, Perkembangan PDRB per

kapita dari tahun 2003 – 2007 juga cenderung meningkat. Pada tahun 2003 Rp 3.404.446,- ; tahun 2006 Rp. 4.543.320,- ; dan pada tahun 2007

pendapatan perkapita Kabupaten Lebak menjadi Rp 4.987.323,-.

Peningkatan PDRB per kapita tersebut secara makro membuktikan bahwa keberhasilan percepatan pembangunan di segala bidang yang mampu meningkatkan perekonomian Kabupaten Lebak serta sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Meskipun data ini tidak mampu mengukur tingkat kesenjangan kesejahteraan antar penduduk, namun keberhasilan perekonomian dengan pertumbuhan yang tinggi tersebut diharapkan nantinya bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Tabel 3.2

Perkembangan PDRB per Sektor Kabupaten Lebak Tahun 2005 - 2007 (dalam jutaan Rp)

Sektor 2005 2006

2007

Nilai Laju

Pertumbuhan

Pertanian 1.869.235 2.001.375 2.207.956 10,32

Pertambangan & Penggalian 66.442 73.140 90.121 23,32

Industri & Pengolahan 460.063 522.676 589.329 12,75

Listrik, Gas dan Air Bersih 26.969 32.755 38.271 16,84

Bangunan/Konstruksi 188.336 217.252 253.969 16,78

Perdagangan, Hotel & Restoran 1.105.975 1.239.495 1.396.188 12,64

Angkutan & Komunikasi 397.987 505.813 536.703 6,11

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

227.499 252.721 277.442 9,78

Jasa-jasa 526.671 592.672 645.698 8,95

PDRB 4.869.177 5.437.900 6.035.404 10,99

Tabel 3.3

Perkembangan Struktur Ekonomi Kabupaten Lebak Tahun 2005 - 2007 (dalam persen)

Sektor 2005 2006 2007

Pertanian 38,39 36,80 36,58

Pertambangan & Penggalian 1,36 1,35 1,49

Industri & Pengolahan 9,45 9,61 9,76

Listrik, Gas dan Air Bersih 0,55 0,60 0,63

Bangunan/Konstruksi 3,87 4,00 4,20

Perdagangan, Hotel & Restoran 22,71 22,79 23,13

Angkutan & Komunikasi 8,17 9,30 8,89

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 4,67 4,65 4,60

Jasa-jasa 10,82 10,90 10,70

(14)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2009

Apabila dilihat dari perkembangan kontribusi sektor tehadap PDRB, kondisi perekonomian makro di Kabupaten Lebak masih bertumpu pada sektor pertanian yaitu sebesar 36,58 %. Terlihat pada tabel 3.2, sektor pertanian mengalami peningkatan dari tahun 2005 – 2007 yakni dari Rp 1,869 juta pada tahun 2005 menjadi Rp 2,201 juta pada tahun 2007. Pertumbuhan sektor pertanian ini tidak terlepas`dari perkembangan percepatan pembangunan yang dilaksanakan melalui revitalisasi pertanian.

Persentase sektor pertanian pada total PDRB Kabupaten Lebak mengalami penurunan sebesar 0,22 %, juga sektor lain yang mengalami penurunan adalah sektor angkutan dan komunikasi sebesar 0,41 %, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta sektor jasa dengan persentase penurunan masing – masing sebesar 0,05 % dan 0,20 %.

Beberapa sektor pada tahun 2007 mengalami peningkatan pertumbuhan, meski peningkatan yang terjadi terhitung sedikit. Sektor – sektor tersebut di antaranya sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,14 %, sektor industri dan pengolahan sebesar 0,15 %, sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 0,03 %, sektor bangunan/kontruksi sebesar 0,2 %, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 0,34 %.

Berdasarkan peningkatan ekonomi dan kemajuan pembangunan yang dicapai pada tahun 2006 dan tahun 2007, perekonomian tahun 2008 diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya dengan stabilitas ekonomi yang tetap terjaga dan ketahanan ekonomi yang lebih baik. dengan laju inflasi pada tahun 2007 sekitar 5,76 % dan laju pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan sebesar 3,84 % dapat dicapai.

Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa peningkatan PDRB Kabupaten Lebak pada beberapa tahun ini sejalan dengan gencarnya pembangunan yang dilaksanakan. Indikasi peningkatan pembangunan ini terlihat dari perkembangan Anggaran dan Pendapatan Belanja (APBD) Kabupaten Lebak sejak tahun 2003 – 2008. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2006, dengan persentase peningkatan sebesar 48,5 %. Sementara perkiraan persentase peningkatan APBD 2009 dari APBD 2008 hanya sebesar 10 %.

(15)

Tabel 3.4

Perkembangan APBD Kabupaten Lebak Tahun 2003 – 2007

TAHUN PENDAPATAN DAERAH BELANJA DAERAH

2003 325.789.388.195 341.417.390.561 2004 329.218.865.499 349.780.368.208 2005 390.904.553.238 413.038.959.199 2006 586.521.243.750 650.309.187.962 2007 676.432.107.636 762.978.452.548 2008 836.452.961.000 856.941.890.032

Sumber : APBD-P TA 2003 – 2007 dan APBD TA 2008

0 100.000.000.000 200.000.000.000 300.000.000.000 400.000.000.000 500.000.000.000 600.000.000.000 700.000.000.000 800.000.000.000 2003 2004 2005 2006 2007 2008* Tahun N ila i ( R p ) Pendapatan Belanja Keterangan : * Angka Perkiraan

Perkembangan APBD Kabupaten Lebak selama 5 tahun terakhir secara umum menunjukkan perkembangan yang positif. Berdasarkan struktur pendapatan, persentase peningkatan terbesar terjadi pada Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pada tahun 2007, PAD Kabupaten Lebak sebesar Rp. 51,46 milyar lebih atau meningkat 54 % dari target PAD tahun 2006 sebesar Rp 33,4 milyar lebih. Selanjutnya dengan menggunakan berbagai asumsi, pendapatan daerah Kabupaten Lebak tahun 2009 diproyeksikan meningkat menjadi Rp. 920.098.257.100,-. Sedangkan kebutuhan Belanja Daerah diproyeksikan sebesar Rp. 942.636.079.035,- meliputi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung.

Gambar 3.4

(16)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2009

TAHUN PENDAPATAN DAERAH BELANJA DAERAH

2004 329.218.865.499 349.780.368.208

2005 390.904.553.238 413.038.959.199

2006 586.521.243.750 650.309.187.962

2007 676.432.107.636 762.978.452.548

2008 836.452.961.000 856.941.890.032

Ket : *) = angka proyeksi

3.2.3 Prospek Perekonomian Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2009

Kondisi perekonomian yang membaik di Kabupaten Lebak dari tahun 2003 hingga tahun 2007 tidak dapat dilepaskan dari peran penting pembangunan infrastruktur. Kegiatan pembangunan, rehabilitasi, serta pemeliharaan telah berhasil meningkatkan aksesibilitas, kapasitas, kualitas dan jangkauan pelayanan berbagai infrastruktur, yang pada akhirnya mampu memberikan dukungan kepada berbagai sektor perekonomian seperti pertanian, industri pengolahan, perdagangan dan jasa, serta pembangunan daerah. Pada tahun 2008 berbagai program dalam rangka meningkatkan daya dukung infrastruktur terhadap aktivitas perekonomian akan terus dilanjutkan secara konsisten dan berkesinambungan, sehingga diharapkan dapat menjaga pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lebak pada tahun 2009.

Bertolak dari peningkatan ekonomi dan kemajuan pembangunan yang dicapai pada tahun 2007 serta perkiraan capaian pembangunan ekonomi pada tahun 2008, kondisi ekonomi makro di Kabupaten Lebak pada tahun 2008 diharapkan tetap mengalami pertumbuhan hingga 3,90 %. Rendahnya persentase peningkatan pertumbuhan ekonomi ini akan dipengaruhi oleh pertumbuhan perekonomian nasional dan dunia yang sedikit melambat pada tahun 2008. Sementara laju inflasi yang terjadi diharapkan lebih rendah dari 7,5 %. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 juga diharapkan terjadi pada sektor – sektor pendukungnya, terutama sektor pertanian yang masih mendominasi kontribusi PDRB Kabupaten Lebak. Seiring dengan

pencanangan peningkatan ketahanan pangan dan pengembangan

agribisnis, sektor ini diharapkan tumbuh positif hingga 1 % meski persentase pertumbuhan sektor ini di Kabupaten Lebak lebih rendah dari persentase tumbuh nasional yang diperkirakan sebesar 3,2 %.

Adapun kondisi strategis yang diperkirakan turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lebak pada tahun 2008 adalah:

1. Terjaganya stabilitas ekonomi nasional dan lokal yang dapat memberikan

(17)

mengkoordinasikan kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kemampuan ekonomi dalam percepatan pembangunan daerah tertinggal dan pengentasan kemiskinan di Kabupaten Lebak. 2. Jaminan kepastian hukum, termasuk di dalamnya upaya pemerintah

daerah dalam membuka seluas – luasnya peluang usaha dan

mempermudah pelayanan perijinan investasi.

3. Terjaganya stabilitas keamanan yang mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat, termasuk dunia usaha, yang selanjutnya akan mendorong partisipasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi.

4. Terjaminnya stabilitas harga SAPROTAN dan hasil produksi pertanian. Kabupaten Lebak merupakan daerah pertanian, oleh karena itu pemerintah daerah berupaya menjamin stabilitas harga produk pertanian untuk melindungi petani dan masyarakat, sehingga ketahanan pangan tetap terjaga.

5. Meningkatnya peluang akses permodalan bagi UMKM.

Perekonomian Kabupaten Lebak tidak terlepas dari perkembangan UMKM yang merupakan usaha ekonomi yang dapat bertahan pada saat ekonomi mengalami depresi, Oleh karena itu pemerintah daerah berupaya memfasilitasi akses permodalan bagi UMKM.

Pembangunan ekonomi daerah juga didorong guna meningkatkan investasi di Kabupaten Lebak. Hal ini sesuai dengan Visi Kabupaten Lebak :

Lebak Menjadi Daerah Yang Menarik Untuk Berinvestasi Pada Tahun

2009”. Beberapa upaya lain yang telah dilaksanakan dalam mendukung investasi dalam kaitannya dengan pembangunan ekonomi antara lain penyederhanaan perijinan melalui Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT), peningkatan dukungan infrastruktur, peningkatan sarana prasarana perdagangan, peningkatan kepastian hukum, dan peningkatan kualitas ketenagakerjaan.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Poduk Domestik Regional Bruto (PDRB), Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), jumlah penduduk, konsumsi

Menurut Imam Sodikun (1992: 48) Passing dan Catching merupakan kecakapan dwi tunggal, untuk dapat menghidupkan permainan bola basket. Istilah melempar mengandung pengertian

Tabel 5 menunjukkan bahwa kepuasan kerja memediasi hubungan antara kepemimpinan transformasional dan komitmen organisasi yang dibuktikan dengan diperolehnya nilai

Hasil dari segi sosial, kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui program desa vokasi berbasis potensi unggulan lokal di Kelurahan Mangkang Kulon dapat

JASA UPAH KERJA PEMASANGAN JARINGAN DISTRIBUSI. a Jaringan Tegangan Rendah (

Upaya konservasi energi dapat diterapkan pada seluruh tahap pemanfaatan, mulai dari pemanfaatan sumber daya energi sampai pada pemanfaatan akhir, dengan menggunakan

Penyusunan tesis yang berjudul “Efektivitas Behaviour Skill Training untuk Meningkatkan Asertivitas pada Korban Bullying” ini diajukan dalam rangka memenuhi

Pada perdagangan 10 Juli, IHSG ditutup melemah sebesar -0.43% ke level 5,031 Sentimen peng- gerak pasar hari ini diantaranya bursa saham AS yang menguat di hari Jumat kemarin membawa