• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN

SEMESTER I 2009

I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO

1. Pertumbuhan Ekonomi

Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan sebesar 6,0%. Dalam Dokumen Stimulus Fiskal 2009, target pertumbuhan ekonomi dikoreksi menjadi 4,5%, dan dalam NK & RAPBN-P 2009 target tersebut dikoreksi lagi menjadi 4,3%.

Pada triwulan I 2009, pertumbuhan ekonomi mencapai 4,4%, sedangkan dalam triwulan II pertumbuhan ekonomi diproyeksikan sekitar 3,7%. Dengan demikian, dalam semester I 2009 laju pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 4,1%, lebih rendah dari laju pertumbuhan ekonomi semester I 2008 yang mencapai 6,34 %.

Pertumbuhan tersebut bersumber dari konsumsi pemerintah, konsumsi masyarakat, dan investasi, yang masing-masing diperkirakan sebesar 16,4%, 5,7%, dan 7,6%. Sedangkan ekspor dan impor mengalami pertumbuhan negatif sebesar minus 14,4% dan minus 20,4%.

6,25 6,42 6,34 4,4 3,7 4,1 0 1 2 3 4 5 6 7 QI QII Sem I % Grafik 1

Pertumbuhan Ekonomi (y-0-y), Semester I 2008 - 2009

2008 2009 *) *) *) Perkiraan 2. Inflasi

Dalam UU APBN 2009, laju inflasi diperkirakan sebesar 6,2%, kemudian disesuaikan menjadi 6,0% dalam Dokumen Stimulus Fiskal 2009, dan menjadi 5,0% dalam NK & RAPBN-P 2009.

Hingga semester I 2009, laju inflasi kumulatif (m-t-m) dan inflasi tahunan (y-o-y) masing-masing sebesar 0,11% dan 3,65%. Bila dibandingkan dengan semester I 2008, laju inflasi tersebut lebih rendah, masing-masing mencapai 2,46% (m-t-m) dan 11,03% (y-o-y).

Menurunnya tekanan inflasi ini disebabkan oleh turunnya harga minyak dunia, turunnya harga BBM bersubsidi (solar dan premium), cukup tersedianya pasokan bahan makanan, dan lancarnya distribusi barang dan jasa.

(2)

-0,5% 0,0% 0,5% 1,0% 1,5% 2,0% 2,5% 0,0% 2,0% 4,0% 6,0% 8,0% 10,0% 12,0% 14,0% Grafik 2

Perkembangan Laju Inflasi IHK, 2008 - 2009

Inflasi (y-o-y) Inflasi (m-t-m)

3.65% 2.46%

11.03%

3. Nilai Tukar Rupiah

Dalam UU APBN 2009, asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan sebesar Rp9.400/US$, yang kemudian disesuaikan dalam Dokumen Stimulus menjadi Rp11.000/US$, dan dikoreksi menjadi Rp10.600/US$ dalam NK & RAPBN-P 2009.

Dalam 6 bulan pertama tahun 2009, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai rata-rata Rp11.082,3/US$, atau melemah dibandingkan posisinya dalam Semester I 2008 yang mencapai Rp9.259,3/US$.

Hal ini dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti peningkatan kerugian lembaga keuangan dan korporasi serta polemik stimulus di Amerika Serikat, dan faktor internal, berupa kekhawatiran terhadap kecukupan cadangan devisa dan kewajiban pembayaran utang luar negeri yang membuat nilai tukar rupiah semakin tertekan. 8.000 9.000 10.000 11.000 12.000 13.000 Ja n 08 Feb Mar Ap r Me i Ju n i Ju li Au g Se p Ok t No v De s Jan 0 9 Fe b Ma r Ap r Me i Ju n i Ni la i T u k ar ( R p /US $ ) Grafik 3

Perkembangan Nilai Tukar Terhadap Dolar AS, 2008 - 2009

Sem I 2009: Rp11.082,3 Sem I 2008:

Rp9.259,3

4. Suku bunga SBI 3 bulan

Dalam UU APBN 2009 dan juga dalam Dokumen Stimulus dan NK & RAPBN-P 2009, suku bunga SBI 3 bulan diperkirakan sebesar 7,5%.

(3)

Selama semester I 2009 realisasi rata-rata SBI 3 bulan mencapai 8,5%, yang berarti meningkat dibandingkan realisasinya dalam Semester I 2008 yang mencapai rata-rata 8,2%.

Meningkatnya rata-rata SBI 3 bulan tersebut untuk menarik minat para pemodal agar mau menanamkan modal jangka pendeknya di Indonesia karena kondisi perekonomian Indonesia lebih kondusif atau masih potensial pada saat krisis global. 7,83 7,97 8,03 8,04 8,34 9,00 9,57 9,73 9,84 11,03 11,49 11,19 10,39 9,30 8,68 8,28 7,50 7,08 6 7 8 9 10 11 12 Jan 08 Feb Mar Apr Me i Ju ni Ju li Agu st Se p Ok t No v De s Ja n 09 Feb Mar Apr Me i Ju ni SB I (% ) Grafik 4

Perkembangan Suku Bunga SBI-3 Bulan, 2008 - 2009

Sem I 2009: 8,5% Sem I 2008:

8,2%

5. Harga minyak mentah Indonesia (ICP)

Dalam UU APBN 2009, harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan US$80,0 per barel. Dalam Dokumen Stimulus, asumsi harga minyak dikoreksi menjadi US$45 per barel, tetapi kemudian disesuaikan kembali menjadi US$61 per barel dalam NK & RAPBN-P 2009.

Realisasi ICP pada semester I 2009 mencapai sebesar US$51,6 per barel (Jan - Juni), menurun dari realisasinya dalam Semester I 2008 yang mencapai US$109,4/barel. 92,09 94,64 103,11109,30 124,67 132,36134,96 115,56 99,06 70,66 49,32 38,45 41,8943,10 46,9550,62 57,86 68,91 0 20 40 60 80 100 120 140 160

Jan Peb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei Juni

2008 2009 (us $ /b ar el ) Grafik 5

Perkembangan Harga Minyak Indonesia (ICP), 2008 - 2009

Sem I 2009: 51,56 Sem I 2008: 109,3

(4)

6. Lifting minyak mentah

Dalam UU APBN 2009, Dokumen Stimulus 2009, dan RAPBN-P 2009, lifting minyak diasumsikan sebesar 0,960 juta barel per hari.

Realisasi lifting minyak dalam semester I (Desember 2008-Mei 2009) mencapai 0,957 juta barel per hari, yang berarti lebih tinggi dibandingkan realisasi Semester I 2008 yang mencapai 0,846 juta barel per hari. Peningkatan ini dikarenakan sumur-sumur minyak baru yang mulai berproduksi ditambah hasil dari program revitalisasi sumur-sumur tua.

823  829  981  948  910  1.037  863  948  950  919  915  1.048  749  896  956  896  855  700 750 800 850 900 950 1.000 1.050 1.100 Ja n Pe b Ma r Ap r Me i Ju n i Ju li Agu st Se p t Ok t Nop De s Ja n Pe b Ma r Ap r Me i 2008 2009 Ribu barel/hari Grafik 6 Lifting , 2008 - 2009 Sem I 2008 : 846 ribu barel/hari Sem I 2009 : 957 ribu barel/hari

Cat: penghitungan rata-rata lifting sem I adalah dari bulan Desember - Mei

II. REALISASI APBN

1. Pendapatan Negara dan Hibah

Dalam UU APBN 2009, pendapatan negara dan hibah ditetapkan sebesar Rp985,7 triliun. Target tersebut direvisi menjadi Rp848,6 triliun dalam Dokumen Stimulus Fiskal 2009, dan menjadi Rp872,6 triliun dalam RAPBN-P 2009.

Dalam semester I 2009, realisasi pendapatan negara dan hibah mencapai Rp367,2 triliun (37,3% dari targetnya dalam APBN 2009 atau 42,1% dari targetnya dalam RAPBN-P 2009). Apabila dibandingkan dengan realisasi semester I dalam tahun 2008 yang mencapai 47,5% dari pagunya dalam APBN-P 2008, realisasi tersebut berarti lebih rendah 5,4%.

Realisasi pendapatan negara dan hibah terdiri atas realisasi penerimaan dalam negeri Rp367,0 triliun (37,3% dari targetnya dalam APBN 2009 atau 42,1% dari targetnya dalam RAPBN-P 2009), dan realisasi hibah Rp0,2 triliun (21,7% dari targetnya dalam APBN 2009 atau 20,5% dari targetnya dalam RAPBN-P 2009). Realisasi penerimaan dalam negeri tersebut terdiri atas realisasi penerimaan perpajakan Rp288,5 triliun (39,8% dari targetnya dalam APBN 2009 atau 44,2% dari targetnya dalam RAPBN-P 2009) dan realisasi PNBP Rp78,5 triliun (30,3% dari targetnya dalam APBN 2009 atau 35,8% dari targetnya dalam RAPBN-P 2009).

Realisasi penerimaan perpajakan dalam Semester I 2009 terdiri dari PPh sebesar Rp163,8 triliun (56,8%), PPN sebesar Rp81,0 triliun (28,1%), PBB dan

(5)

masuk dan bea keluar sebesar Rp9,0 triliun (3,1%), serta pajak lainnya sebesar Rp1,5 triliun (0,5%).

Sementara itu, realisasi PNBP dalam semester I 2009 terdiri dari penerimaan SDA Rp47,6 triliun (60,6%), Laba BUMN Rp3,5 triliun (4,5%), PNBP lainnya Rp26,3 triliun (33,5%), dan BLU sebesar Rp1,1 triliun (1,4%).

45,4 37,9 49,9 64,1 42,5 71,6 10,0 12,3 7,2 8,0 18,4 22,7 0,1 0,1 0,1 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0

Jan Peb Mar Apr Mei Juni

tr il iu n R p Grafik 7

Penerimaan Negara dan Hibah, Januari - Juni 2009

Hibah PNBP Pajak 19,2 16,5 24,9 40,3 17,7 17,7 5,2 3,6 3,0 4,8 4,8 6,0 14,4 11,0 13,7 13,3 13,8 14,6 0,2 0,1 0,2 0,3 0,5 3,3 4,4 4,6 5,8 3,3 3,5 4,7 1,4 1,3 1,5 1,4 1,4 1,4 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0

Jan Peb Mar Apr Mei Juni

tr il iu n R p Grafik 8

Penerimaan Perpajakan, Januari - Juni 2009

PPh Nonmigas PPh Migas PPN PBB BPHTB

Cukai Pajak Lainnya Bea Keluar Bea Masuk

19,2 16,5 24,9 40,3 17,7 17,7 5,2 3,6 3,0 4,8 4,8 6,0 14,4 11,0 13,7 13,3 13,8 14,6 0,5 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0

Jan Peb Mar Apr Mei Juni

tr il iu n R p Grafik 9 PNBP, Januari - Juni 2009

(6)

2. Belanja Negara

Dalam UU APBN 2009, belanja negara ditetapkan sebesar Rp1.037,1 triliun, yang kemudian disesuaikan menjadi Rp988,1 triliun dalam Dokumen Stimulus Fiskal 2009, dan menjadi Rp1.005,7 triliun dalam RAPBN-P 2009.

Sampai dengan semester I 2009, realisasi belanja negara mencapai Rp372,9 triliun, yang berarti 36,0% dari pagunya dalam APBN 2009 atau 37,1% dari pagunya dalam RAPBN-P 2009. Apabila dibandingkan dengan realisasinya dalam semester I 2008 yang mencapai 36,7% dari pagunya dalam APBN-P 2008, realisasi tersebut berarti 2,55% lebih tinggi.

Realisasi belanja negara tersebut terdiri atas realisasi belanja pemerintah pusat Rp233,0 triliun (32,5% dari pagunya dalam APBN 2009 atau 33,5% dari pagunya dalam RAPBN-P 2009) dan transfer ke daerah Rp139,8 triliun (43,6% dari targetnya dalam APBN 2009 atau 45,2% dari targetnya dalam RAPBN-P 2009).

Realisasi belanja pemerintah pusat didominasi antara lain oleh belanja pegawai Rp68,9 triliun (29,6%), pembayaran bunga utang Rp50,0 triliun (21,3%), subsidi Rp42,8 triliun (14,7%) dan lainnya 34,5%.

Sementara itu, realisasi transfer ke daerah sebagian besar berasal dari DAU Rp108,7 triliun (77,7%) dan DBH Rp18,4 triliun (13,1%).

21,5 26,6 40,6 38,8 45,9 59,6 31,2 15,8 23,9 25,0 17,6 26,3 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0

Jan Peb Mar Apr Mei Juni

tr ili u n R p Grafik 10

Belanja Negara, Januari - Juni 2009

Transfer ke Daerah Belanja Pemerintah Pusat

6,2 12,2 17,8 21,5 19,6 9,9 5,7 8,3 7,3 6,1 12,3 -4,4 3,1 2,3 14,2 10,2 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0 40,0 45,0

Jan Peb Mar Apr Mei Juni

tr

iliu

n R

p

Grafik 11

Belanja Pemerintah Pusat, Januari - Juni 2009 Subsidi Pembayaran Bunga Utang K/L

(7)

0,3 0,3 4,1 4,6 0,7 8,4 31,0 15,5 15,6 15,5 15,6 15,6 -4,2 2,0 0,8 0,8 -- 3,0 0,5 1,5 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0

Jan Peb Mar Apr Mei Juni

tr il iu n R p Grafik 12

Transfer ke Daerah, Januari - Juni 2009 Otsus dan Penyesuaian DAK DAU DBH

3. Defisit Anggaran

Dengan realisasi pendapatan negara dan hibah mencapai Rp367,2 triliun, dan realisasi belanja negara mencapai Rp372,9 triliun, dalam semester I 2009 terdapat defisit anggaran Rp5,6 triliun (0,1 % terhadap PDB).

Apabila dibandingkan dengan realisasinya dalam Semester I 2008 yang mencapai surplus sebesar Rp61,5 triliun (1,4 % terhadap PDB), kinerja APBN 2009 hingga semester I berarti lebih baik penyerapannya.

61,5 (5,6) (10,0) 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 Sem I 2008 Sem I 2009 tr il iu n R p Grafik 13

Surplus (Defisit) Anggaran, Semester I 2008 - 2009

4. Pembiayaan Anggaran

Dalam UU APBN 2009, pembiayaan anggaran ditetapkan sebesar Rp51,3 triliun, yang kemudian disesuaikan menjadi Rp139,5 triliun dalam Dokumen Stimulus Fiskal 2009, dan menjadi Rp133,0 triliun dalam RAPBN-P 2009.

Realisasi pembiayaan hingga semester I 2009 mencapai Rp47,8 triliun (93,2% dari targetnya dalam APBN 2009 atau 36,0% dari targetnya dalam RAPBN-P 2009).

(8)

Apabila dibandingkan dengan realisasinya dalam periode yang sama tahun 2008, realisasi tersebut berarti lebih rendah 22,9%.

Realisasi pembiayaan anggaran tersebut terdiri atas realisasi pembiayaan dalam negeri Rp70,2 triliun (115,6% dari targetnya dalam APBN 2009 atau 48,5% dari targetnya dalam RAPBN-P 2009) dan realisasi pembiayaan luar negeri minus Rp22,4 triliun (237,2% dari targetnya dalam APBN 2009 atau 190,3% dari targetnya dalam RAPBN-P 2009).

Realisasi pembiayaan dalam negeri sebagian besar berasal dari SBN (neto) sebesar Rp69,0 triliun. Sementara itu, realisasi pembiayaan luar negeri sebagian besar berasal dari penarikan pinjaman luar negeri sebesar Rp16,8 triliun dan pembayaran cicilan pokok utang LN sebesar minus Rp35,0 triliun.

Dengan realisasi pembiayaan anggaran yang mencapai Rp47,8 triliun, sedangkan defisit anggaran mencapai Rp5,6 triliun, dalam semester I 2009 kelebihan pembiayaan anggaran Rp42,2 triliun. Dalam semester I 2008, terjadi kelebihan pembiayaan tersebut mencapai Rp123,5 triliun.

8,1 17,1 31,4 8,9 14,4 (9,5) (2,9) (1,9) 2,4 (4,4) (3,8) (11,8) (30,0) (20,0) (10,0) 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0

Jan Peb Mar Apr Mei

tr il iu n R p Grafik 14

Pembiayaan Anggaran, Januari - Juni 2009

Pembiayaan LN Pembiayaan DN

(9)

A. PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH 895,0 981,6 425,1 47,5 985,7 872,6 367,2 42,1

I. PENERIMAAN DALAM NEGERI 892,0 979,3 424,6 47,6 984,8 871,6 367,0 42,1

1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 609,2 658,7 307,5 50,5 725,8 652,1 288,5 44,2

a. Pajak Dalam Negeri 580,2 622,4 288,8 49,8 697,3 632,1 279,5 44,2

b. Pajak Perdagangan Internasional 29,0 36,3 18,8 134,3 28,5 20,0 9,0 87,4

2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 282,8 320,6 117,1 41,4 258,9 219,5 78,5 35,8

a. Penerimaan SDA 192,8 224,5 93,7 48,6 173,5 140,0 47,6 34,0

b. Bagian Laba BUMN 31,2 29,1 1,0 3,3 30,8 29,2 3,5 12,1

c. PNBP Lainnya 58,8 63,3 22,4 38,0 49,2 44,4 26,3 59,2

d. Pendapatan BLU 0,0 3,7 0,0 0,0 5,4 5,9 1,1 18,7

II.HIBAH 2,9 2,3 0,5 16,5 0,9 1,0 0,2 20,5

B. BELANJA NEGARA 989,5 985,7 363,6 36,7 1.037,1 1.005,7 372,9 37,1

I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 697,1 693,4 246,9 35,4 716,4 696,1 233,0 33,5

1. Belanja K/L 290,0 262,0 82,6 28,5 322,3 317,0 101,0 31,9

2. Belanja Non K/L 407,0 431,4 167,8 41,2 394,1 379,1 132,0 34,8

II.TRANSFER KE DAERAH 292,4 292,4 116,8 39,9 320,7 309,6 139,8 45,2

1. Dana Perimbangan 278,4 278,7 113,6 40,8 297,0 285,3 134,9 47,3

2. Dana Otonomi Khusus dan Peny. 14,0 13,7 3,1 22,5 23,7 24,3 5,0 20,5

C. SURPLUS DEFISIT ANGGARAN (A - B) (94,5) (4,1) 61,5 0,0 (51,3) (133,0) (5,6) 0,0

% defisit thd PDB (2,1) (0,1) (1,0) (2,5)

D. PEMBIAYAAN 94,5 84,1 62,0 65,6 51,3 133,0 47,8 36,0

I. PEMBIAYAAN DALAM NEGERI 107,6 102,5 82,0 76,2 60,8 144,8 70,2 48,5

1. Perbankan dalam negeri (11,7) 16,2 (0,5) 4,6 16,6 56,0 1,1 1,9

2. Non-perbankan dalam negeri 119,3 86,3 82,5 69,2 44,2 88,8 69,2 77,9

II.PEMBIAYAAN LUAR NEGERI (neto) (13,1) (18,4) (20,0) 152,5 (9,4) (11,8) (22,4) 190,3

1. Penarikan Pinjaman LN (bruto) 48,1 50,2 9,9 20,6 52,2 70,7 16,8 23,8

2. Subsidiary Loan 0,0 (5,2) (1,4) 0,0 0,0 (13,0) (4,2) 32,7

3. Pembyr. Cicilan Pokok Utang LN (61,3) (63,4) (28,5) 46,5 (61,6) (69,5) (35,0) 50,4

KELEBIHAN/(KEKURANGAN) PEMBIAYAAN 0,0 80,0 123,5 0,0 (0,0) 42,2

a. Pertumbuhan (%) 6,4 6,1 6,3 6,0 4,3 4,1 b. Inflasi (%) 6,5 11,1 11,0 6,2 5,0 3,7 c. Tingkat bunga SBI 3 bulan (%) 7,5 9,3 8,2 7,5 7,5 8,5 d. Nilai tukar (Rp/US$) 9.100,0 9.692,0 9.259,0 9.400,0 10.600,0 11.082,0 e. Harga minyak (US$/barel) 95,0 96,8 109,4 80,0 61,0 51,6 f. Produksi minyak (MBCD) 0,927 0,931 0,923 0,960 0,960 0,957

REALISASI APBN, SEMESTER I 2008 - 2009

% thd APBN-P

2009

APBN (dalam triliun Rupiah)

2008

Referensi

Dokumen terkait

Bank Mega menganalisis kinerja keuangannya dengan melakukan perbandingan laporan keuangan yaitu nilai laba bersih, pendapatan operasional, dan kredit yang

Hasil Penelitian Hasil analisis penentuan harga sewa perkantoran dan variabel yang berpengaruh guna mendapatkan pengetahuan empiris mengenai proses pembentukan harga

Komponen pelengkap biasanya terdiri dari bahan pendukung cetak (materi pengayaan, bacaan, jadwal, silabus, peta materi, kliping kasus), bahan pendukung noncetak (perluasan

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

Senada dengan hasil wawancara dengan Badrus Sholeh: “Sejak pengasuh KH. Abdul Wahid, Nurul Jadid mengalami kemajuan yang luar biasa. Abdul Wahid selalu berpikir kedepan

As similar to this upgraded book Pawn Structure Chess By Andrew Soltis, you may not locate in the various other area. However right here, it's

Tujuanya adalah mengembangkan kemampuaan siswa dalam berpikir dan memahami ilmu sosial serta kemampuan dalam mencari informasi, mengelola informasi, dan mengomunikasikan

Menurut Zethaml dan Bitner dalam Lupiyoadi (2013:7) jasa adalah semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau kontruksi, yang umumnya