i
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH
KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN:TUBERCULOSIS PARU
DIRUANG DAHLIA RSUD Dr.SOEDIRMAN KEBUMEN
Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Jenjang Pendiddikan Diploma III Keperawatan
Pendidikan Ahli Madya Keperawatan
NURHIDAYAH
A01401936
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK
▸ Baca selengkapnya: perbedaan pola nafas tidak efektif dengan bersihan jalan nafas
(2)(3)(4)(5)v DAFTAR ISI
vi
HALAMAN PERNYATAAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
2.1.4 Manifestasi Klinis ... 11
2.1.5 Patofisiologi ... 12
2.1.6 Pathway ... 13
2.1.7 Pemeriksaan penunjang ... 14
2.2 Asuhan Keperawatan 2.2.1 Pengkajian ... 14
2.2.2 Diagnosa Keperawatan ... 21
2.2.3 Intervensi Keperawatan ... 22
2.2.4 Implementasi Keperawatan ... 23
2.2.5 Evaluasi ... 24
2.3 Bersihan Jalan Nafas 2.3.1 Ketidakefektifan Bersihan Jalan ... 25
BAB III METODE STUDI KASUS 3.1Jenis/Desain/Rancangan ... 28
3.2Subyek Studi Kasus ... 28
3.3 Fokus Studi Kasus ... 29
3.4 Definisi Operasional ... 29
3.5 Instrumen Studi Kasus ... 29
3.6 Metode Pengumpulan Data ... 30
3.7 Lokasi Dan Waktu Studi Kasus ... 30
vii
3.9 Etika Penelitian ... 31 BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
4.1Hasil Studi Kasus ... 33 4.2Pembahasan ... 51 4.3Keterbatasan Studi Kasus ... 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan ... 57 5.2Saran ... 58 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
viii
Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, innayah dan hidayahNya. Dialah yang sesungguhnya Maha Pemberi Petunjuk, yang memberi kekuatan, ketabahan, dan kemudahan dalam berfikir untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Sholawat dan salam senantiasa terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, seluruh keluarga, para sahabat, dan segenap pengikutnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN:TUBERCULOSIS PARU DIRUANG DAHLIA RSUD Dr.SOEDIRMAN KEBUMEN”. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi tugas akhir komprehensif jenjang pendidikan Diploma III Keperawatan Ahli Madya Keperawatan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini mengalami banyak kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan, arahan, dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka kesulitan maupun hambatan tersebut dapat teratasi. Untuk itu dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih segala bantuan yang telah diberikan dan mohom maaf atas segala kekhilafan kepada :
1. Allah SWT karna tanpa kehendakNya penulis tidak bisa menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Kedua orang tua Bapak Tusiman, Ibu Warsitah dan Keluarga yang dengan penuh kasih sayang memberi dukungan doa serta materi hingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan
3. Ibu Hj Herniyatun selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong yang telah memberi izin dan kesempatan untuk melaksanakan studi khususnya dalam pembuatan Karya Tulis Imiah.
4. Ibu Nurlaila,S.Kep,Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong. 5. Ibu Isma Yuniar,S.Kep,Ns, M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah
ix
dengan mengoreksi, merevisi serta melengkapi dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
6. Bapak Hendri Tamara Yuda, S.Kep,Ns, M.Kep selaku dewan penguji Karya Tulis Ilmiah ini yang telah memberika arahan dengan sabar dan bijaksana, membantu dengan mengoreksi, merevisi serta melengkapi dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
7. Segenap Dosen dan Staf karyawan STIKes Muhammadiyah Gombong yang berkenan memberi bimbingan dan arahan materi selama penulis menempuh pendidikan.
8. Kakaku Mas Oki yang telah memberikan semangat hingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah Ini.
9. Teman-teman seperjuangan DIII keperawatan khususnya kelas 3B yang telah memberikan saran, bantuan dan semangat sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan waktu yang saya miliki, masih banyak kekurangan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Untuk itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait, kalangan akademis dan yang lainya.
Semoga Allah SWT selalu berkenan memberikan rahmat, taufik dan hidayahNya kepada kita semua. Aamiin yaa robbal’alamiin
Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
DIII Program of Nursing Department
Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong Scientific Paper, August 2017
Nurhidayah1, Isma Yuniar2,S.Kep M.Kep
x
THE NURSING CARE FOR PATIENTS HAVING INEFFCTIVE AIRWAY CLEARANCE WITH RESPIRATORY SYSTEM DISORDER: PULMONARY
TUBERCULOSIS
IN DAHLIA WARD Dr.SOEDIRMAN HOSPITAL OF KEBUMEN
Background: Pulmonary tuberculosis is a disease caused by mycobacterium tuberculosis. It is aerob bacteria that can live mainly in pulmonary. This will lead to ineffective airway clearance, and finally will cause respiratory system disorder.
Objective: To describe nursing care for patients having ineffective airway clearance with respiratory system disorder: pulmonary tuberculosis.
Method: This scientific paper is an analytical descriptive with a case study approach. Data were obtained through interview, observation, physical examination, and documentation study. The subjects were 2 pulmonary tuberculosis patients having ineffectiveness airway clearance.
Result: After having nursing care by carrying out the nursing plan, such as teaching effective coughing, auscultation breath sound, giving semifowler position, giving oxygen as indicated, training deep breath, the ineffectiveness problem of airway clearance related to the acumulation of the secretion of the ssubject 1was resolved and of the subject 2 was not resolved yet.
Conclusion: Ineffective airway clearance associated with secretive secretions can cause a person to breathe in difficulty as it inhibits the flow of air entering and leaving the lungs. ssaw
Keywords: Pulmonary tuberculosis, ineffective aiway clearance, nursing care.
1 BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis yang dapat menyerang pada berbagai organ tubuh mulai dari paru dan organ di luar paru seperti kulit, tulang, persendian, selaput otak, usus serta ginjal yang sering disebut dengan ekstrapulmonal TBC (Chandra,2012).
Tuberkulosis paru (Tb paru) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang bagian di paru. Nama lain dari tuberkulosis adalah berasal dari tuberkel yang berarti tonjolan kecil dan keras yang terbentuk waktu sistem kekebalan membangun tembok mengelilingi bakteri dalam paru. Tb paru ini bersifat kronis dan secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosis pada jaringan paru. Tb paru dapat menular melalui udara, waktu seseorang dengan Tb aktif pada paru batuk, bersin atau bicara. Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman microbacterium tuberculosis. Sebagian besar bakteri tuberculosis menyerang paru tetapi juga dapat menyerang organ tubuh selain paru (Depkes, 2008 ).
2
yakni kuman aerob yang dapat hidup terutama diparu atau diberbagai organ tubuh yang lainya yang mempunyai tekanan oksigen yang tinggi (Rab Tabrani,2013).
Dari laporan WHO (2008) memperkirakan ada 9,2 juta pasien TB baru dan 4,1 juta diantaranya adalah pasien dengan hasil Basil Tahan Asam (BTA) positif dengan angka kematian 1,7 juta pasien pertahun diseluruh dunia. Tuberkulosis masih merupakan masalah kesehatan besar secara global. Selama 20 tahun, WHO bersama dengan negara-negara yang tergabung di dalamnya berupaya untuk mengentaskan penyakit TB Paru ini. Oleh karena itu, penyakit TB Paru masuk menjadi salah satu poin dalam Millenium Development
Goals yang akan berakhir di tahun 2015. Hasil laporan tahun 2013,
terdapat 22 negara dengan beban TB Paru yang tinggi (High Burden
Countries – HBC). Negara-negara HBC ini menyumbang 80% total
kasus TB yang ada di dunia. Namun, dari laporan global 2013, hanya 7 dari 22 negara yang sudah berhasil mencapai target MDGs 2015: menurunkan insiden kasus TB dan angka mortalitas penyakit ini. terdapat 4 negara yang sudah berada di jalurnya untuk mencapai target ini. Dan masih ada 11 negara yang tidak berada pada jalurnya dan dikhawatirkan tidak mencapai target MDGs 2015, termasuk Indonesia. (WHO, 2013).
3
Indonesia pada 2013 meningkat menjadi 297 per 100.000 penduduk dengan kasus baru setiap tahun mencapai 460.000 kasus. Dengan demikian, total kasus hingga 2013 mencapai sekitar 800.000-900.000 kasus (candra, 2014).
Berdasarkan catatan medik yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo data yang masuk dari bulan April ini sudah mencapai angka kejadian 55 orang mengidap penyakit Tuberculosis paru dan di rawat di Rumah Sakit tersebut (Rekam Medik, 2013).
Berdasarkan laporan pencatatan di rumah sakit Dr. R. Soeprapto, didapatkan sekitar rata-rata 5-7 orang setiap harinya yang datang ke ruang pojok TB untuk pemeriksaan, konseling ataupun mendapatkan obat TBC secara rutin. Dan kurang lebih terdapat 50 orang penderita TBC positif yang datang ke pojok TB setiap bulannya. Penderita yang datang antara lain adalah pasien dari ruang rawat inap Rumah Sakit Dr. R. Soeprapto Cepu, pasien TB Paru yang rawat jalan, pasien dari poli penyakit dalam, serta pasien rujukan dari puskesmas yang terdapat di sekitar wilayah Cepu. Pasien tersebut merupakan pasien lama yang sudah mendapatkan pengobatan TB selama beberapa bulan serta terdapat juga pasien TB yang baru terdiagnosa. Dari studi pendahuluan dengan melakukan wawancara terhadap 30 penderita TB paru yang datang ke Ruang Pojok TB, didapatkan bahwa terdapat 26 penderita TB yang merasakan kecemasan saat mengetahui dirinya menderita penyakit tuberculosis (Pranowo,2012)
4
kelamaan akan menumpuk didalam alveoli, sehingga produksi sekret menjadi berlebih, sekret yang menumpuk menjadi susah untuk dikeluarkan yang menyebabakan terjadi akumulasi sekret dijalan nafas, sehingga mengakibatkan masalah pada jalan nafas yang terganggu oleh adanya mukus berlebih, sehingga terjadi ketidakefektifan bersihan jalan nafas.
Pada asuhan keperawatan pasien dengan diagnosa TB Paru akan muncul masalah keperawatan salah satunya Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang disebabkan oleh akumulasi sekret yang berlebih. Bersihan jalan nafas tidak efektif adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi saluran nafas guna mempertahankan jalan nafas. Bersihan jalan nafas tidak efektif merupakan ketidakmampuan dalam membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk menjaga bersihan jalan nafas (Herdman, 2012).
Orang dewasa yang normal dapat memproduksi sekret sejumlah 100 ml dalam saluran napas setiap hari. Sekret ini digiring ke faring dengan cara mekanisme pembersihan silia yang melapisi saluran pernapasan. Keadaan tidak normal produksi mukus yang berlebih (penyebabnya fisik, kimiawi, atau infeksi yang terjadi pada membran mukosa),sehingga proses pembersihan tidak berjalan secara normal seperti tadi, sehingga sekret ini banyak tertimbun. Bila hal tersebut terjadi maka membran mukosa akan terangsang, dan sekret akan dikeluarkan dengan tekanan intrathorakal dan intra abdominal yang tinggi (Darmanto, 2006).
Menurut penelitian Yosef Agung dan Erva Eli (2011) di
Instalasi Rehabitasi Medik Rumah Sakit Baptis Kediri 3 bulan
5
lancar akibat ketidakefektifan jalan nafas adalah penderita mengalami kesulitan bernafas dan gangguan pertukaran gas di dalam paru paru yang mengakibatkan timbulnya sianosis, kelelahan, apatis serta merasa lemah. Dalam tahap selanjutnya akan mengalami penyempitan jalan nafas sehingga terjadi perlengketan jalan nafas dan terjadi obstruksi jalan nafas. Untuk itu perlu bantuan untuk mengeluarkan dahak yang lengket sehingga dapat bersihan jalan nafas kembali efektif. Lebih dari 50% responden mengeluarkan dahak sedang kemungkinan dipengaruhi keadaan pasien sehingga pasien sulit mengeluarkan dahak, karena disebutkan pada teori pasien memproduksi dahak setiap hari sebanyak 100 ml di saluran pernapasan sehingga memicu dahak menumpuk di saluran pernapasan dan responden dengan keadaan yang kurang baik seperti sesak dan lemas. Berdasarkan observasi pada pasien dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas pasien mengalami sesak, terdengar suara nafas seperti mengi, pusing, lemas.
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSUP Sanglah pada tanggal 15 Pebruari 2014 didapatkan data bahwa sampai akhir tahun 2013, RSUP sanglah menemukan 1.632 kasus suspek TB dewasa dan 45 kasus suspek TB anak. Kasus TB sebanyak 518 kasus dengan BTA positif sebanyak 133 kasus, kekambuhan 21 kasus, BTA negatif dengan rontgen positif 126 kasus RSUP Sanglah merupakan instansi dengan pengobatan TB terbanyak setiap tahunnya. Hal inilah yang menyebabkan RSUP Sanglah merupakan instansi dengan pengobatan TB terbanyak setiap tahunnya (Pranowo, 2012)
6
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan pengelolaan kasus asuhan keperawatan yang dituangkan dalam sebuah Karya Tulis Ilmiah dengan judul asuhan keperawatan dengan masalah keperawatan ketidakefektifan besihan jalan nafas pada klien dengan gangguan sistem pernafasan Tuberculosis Paru (TB paru).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang muncul pada karya tulis ini adalah Bagaimana gambaran asuhan keperawatan dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada klien dengan gangguan sistem pernafasan Tuberrculosis paru (TB paru) ?
1.3 Tujuan Studi Kasus Tujuan disusun dalam 2 hal : 1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah menggambarkan asuhan keperawatan dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada pasien dengan gangguan sistem pernafasan Tuberculosis paru (TB paru).
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk : a. Memaparkan hasil pengkajian pada pasien dengan masalah
keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada pasien dengan gangguan sistem pernafasan Tuberculosis paru (TB Paru).
b. Memaparkan hasil analisa data dan diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada pasien dengan gangguan sistem pernafasan Tuberculosis paru (TB Paru). c. Memaparkan hasil intervensi/rencana keperawatan yang
7
bersihan jalan nafas pada pasien dengan gangguan sistem pernafasan Tuberculosis paru (TB Paru).
d. Memaparkan hasil tindakan/implementasi sesuai dengan keadaan pasien dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada pasien dengan gangguan sistem pernafasan Tuberculosis paru (TB Paru).
e. Memaparkan hasil evaluasi sesuai dengan kondisi pasien dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada pasien dengan gangguan sistem pernafasan Tuberculosis paru (TB Paru).
1.4 Manfaat Studi Kasus
Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Bagi institusi pendidikan
Menambah wawasan dan informasi dalam kegiatan kepustakaan dan belajar, dimana dapat memperluas ilmu pengetahuan bagi para pembaca atau mahasiswa sebagai bahan acuan pembuatan karya tulis ilmiah selanjutnya dan juga dalam memberikan asuhan keperawatan dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada klien dengan gangguan sistem pernafasan Tuberculosis paru (TB paru).
2. Bagi penulis
Memperoleh dan menambah pengalaman dalam memberikan asuhan keperawatan dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada klien dengan gangguan sistem pernafasan Tuberculosis paru (TB paru).
3. Bagi rumah sakit
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Asmadi 2008.Oksigenasi Dalam Suatu Keperawatan.Jurnal Keperawatan. Sumatra Utara: Rufalah Vlume 1.Asmadi. (2008). Teknik Prosedural
Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan dasar Klien.Jakarta:
Salemba Medika.
Depkes RI, 2007. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis.Cetakan ke-8. Jakarta.
Depkes RI, 2008 Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta. Djojodibroto, Darmanto.2009. Respirologi. Jakarta : EGC
Erawati. 2008.Indonesia Peringkat Ketiga Penderita TBC. Jakarta : Kanisius Gloria M. Bulechek, (et al).2013. Nursing Interventions Classifications (NIC) 6th
Edition. Missouri: Mosby Elsevier
Herdman, T. H. 2012. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC
Ismawati. 2010. Nursing. Memahami Berbagai Macam Penyakit. Jakarta : PT Indeks.
Mardiono,S. 2013. Pengaruh Latihan Batuk Efektifitas Terhadap Frekuensi Pernafasan Pasien TB Paru Di Instalasi Rawat Inap Penyakit Dalam
Rumah Sakit. Jurnal Harapan Bangsa Vol. 1 No.2 Desember 2013.
Diakses pada tanggal 10 Juni 2017 jam 15.45 WIB
Moorhed, (et al). 2013. Nursing Outcomes Classifications (NOC) 5th Edition. Missouri: Mosby Elsevier
Mubarak, D. 2007. Promosi Kesehatan: Sebuah Pengantar Proses Belajar
Mengajar dalam PendidikanYogyakarta. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mutaqin, Arif, 2008.Buku Ajar Asuhan Keperawatan klien dengan Gangguan
Sistem Pernafasan. Salemba Medika. Jakarta.
Muttaqin, A. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Muttaqin, A. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika.
NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi, Dan Klasifikasi
2012-2014/Editor, T. Heather Herdman; Alih Bahasa, Made Sumarwati,
Dan Nike Budhi Subekti ; Editor Edisi Bahasa Indonesia, Barrah Bariid, Monica Ester, Dan Wuri Praptiani. Jakarta; EGC.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Nugroho & Kristiani. 2011. Batuk Efektif dalam Pengeluaran Dahak pada Pasien dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas di Instalasi Rehabilitasi
Medik Rumah Sakit Kediri. Jurnal STIKES RS. Baptis Kediri Volume 4.
No. 2. Desember 2011. Diakses pada hari sabtu tanggal 10 Juni 2017 jam 15.36 WIB
Nursalam, 2008. Metodologi Penelitan Kesehatan. Salemba Medika. Jakarta Potter, Patricia. 2006. Buku Ajar Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktek.
Edisi 4. Jakarta : EGC.
Pranowo, 2012. Efektifitas Batuk Efektif dalam Pengeluaran Sputum untuk Penemuan BTA pada Pasien TB Paru di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Mardi Rahayu Kudus. 2012
Pranowo, C. W. 2008. Efektifitas batuk efektif dalam pengeluaran sputum untuk penemuan Bta pada pasien tb paru diruang rawat inap. Rumah sakit
Mardi Rahayu Kudus. Dinkes pada tanggal 02 April 2014.
Rumah Sakit Muhammadiyah, 2012 .Data Rekam Medik jumlah pasien TB paru. Palembang. 2012
Sjamsuhidayat, R.Dkk. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC.
Somantri, 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem
Pernafasan. Salemba Medika. Jakarta.
WHO. 2007. Global Surveillance, Prevention and Control of Chronic Respiratory.
Disease A Comprehensive Approach. Available
From:http://whqlibdoc.who.int/publications/2007/9789241563468_eng.p
df. Diakses tanggal 10 Juni 2017
Widoyono, 2008. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan Dan
INFORMED CONSENT (Persetujuan Menjadi Partisipan)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh Nurhidayah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH
KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA KLIEN DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN:TUBERCULOSIS PARU DIRUANG DAHLIA
RSUD Dr.SOEDIRMAN KEBUMEN”. Saya putuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada
studi kasus ini secara suka rela tanpa paksaan. Bila selama studi kasus ini saya menginginkan mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.
Gombong,……,………2017 Yang Memberikan Persetujuan Sanksi
(………..) (……….)
Peneliti
PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN (PSP)
1. Kami adalah Mahasiswa berasal dari STIKes Muhammadiyah Gombong Program Studi DIII Keperawatan dengan ini meminta anda untuk berpartisipasi dengan suka rela dalam
studi kasus yang berjudul” ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH
KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN:TUBERCULOSIS PARU DIRUANG
DAHLIA RSUD Dr.SOEDIRMAN KEBUMEN”.
2. Tujuan umum dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah menggambarkan asuhan keperawatan dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada pasien dengan gangguan sistem pernafasan Tuberculosis paru (TB paru).
3. Prosedur pengambilan data dengan cara wawancara terpimpin dengan menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung lebih kurang 15-20 menit. Cara ini mungkin menyebabkan ketidak nyamanan tetapi tidak perlu khawatir karena studi kasus ini kepentingan perkembangan asuhan keperawatan atau berhubungan dengan tindakan yang akan diberikan.
4. Nama dan jati diri anda beserta informasi yang saudara sampaikan akan tetap dirahasiakan.
5. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan studi kasus ini, silahkan