• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seri Data dan Informasi Sosek KP No.04

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Seri Data dan Informasi Sosek KP No.04"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

(Panelkanas) Dan Analisis Dinamika Nilai Tukar Perikanan

Dalam Mendukung Sistem Ketahanan Pangan Untuk

Pengentasan Kemiskinan

“Kemiskinan Dan Ketahanan Pangan”

(2)

ii Seri Data dan Informasi Sosek KP No.04

Penelitian Panel Kelautan Dan Perikanan Nasional (Panelkanas) Dan Analisis Dinamika Nilai Tukar Perikanan Dalam Mendukung Sistem

Ketahanan Pangan Untuk Pengentasan Kemiskinan “Kemiskinan Dan Ketahanan Pangan”

ISBN : 978-979-3893-56-3 Diterbitkan Oleh :

Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBPSEKP)

bekerja sama dangan

Indonesian Marine and Fisheries Socio-Economics Research Network (IMFISERN)

Penanggung Jawab :

Kepala Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Penyunting:

Budi Wardono Penulis :

Tenny Apriliani, Andrian Ramadhan, Maulana Firdaus, Hikmah, Subhechanis Saptanto, Rikrik Rahadian, Hakim Miftakhul Huda, Nensyana Shafitri, Cornelia

Mirwantini Witomo, Lindawati, Rizki Aprilian Wijaya, Asep Jajang Setiadi, Ari Suswandi, Irawati, Arifa Desfamita, Santi Astuti, Suhana

Design Cover : Ari Suswandi

Tata Letak : Arifa Desfamita

Santi Astuti Asep Jajang Setiadi

Irawati

ISI DAPAT DIKUTIP DENGAN MENYEBUTKAN SUMBERNYA Publikasi ini dicetak dengan

menggunakan Anggaran Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

(3)

iii Kata Pengantar

Puji dan syukur, kami panjatkan kehadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena atas perkenan dan ridho-Nya jugalah Output Penelitian Panel Kelautan dan Perikanan Nasional (Panelkanas) dan Analisis Dinamika Nilai Tukar Perikanan dalam Mendukung Sistem Ketahanan Pangan untuk Pengentasan Kemiskinan berupa data dan informasi ini dapat diselesaikan. Data dan informasi yang disajikan meliputi empat paket data dan informasi yaitu (1) aset, pendapatan dan konsumsi; (2) Struktur dan dinamika usaha; (3) Nilai Tukar Perikanan dan (4) Kemiskinan dan Ketahanan Pangan. Data dan Informasi yang ditampilkan merupakan data dan informasi pada tingkat rumah tangga perikanan untuk 4 (empat) tipologi perikanan yaitu Perikanan Tangkap Laut (PTL), Perikanan Tangkap Perairan Umum Daratan (PTPUD), Perikanan Budidaya dan Produk Kelautan-Garam. Buku keempat ini berisikan data dan informasi mengenai tingkat kemiskinan dan kondisi ketahanan pangan rumah tangga pada empat tipologi perikanan.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada Bapak Kepala Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBPSEKP), yang telah memberikan kesempatan untuk dapat melaksanakan penelitian ini. Terima kasih yang sama, kami sampaikan pula kepada berbagai pihak yang turut membantu sehingga terlaksananya kegiatan penelitian ini, terutama sesama tim peneliti dan teknisi, hingga selesainya buku data dan informasi ini.

Semoga dokumen data dan informasi ini ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, terutama Direktorat Teknis terkait di Kementerian Kelautan dan Perikanan, antara lain Ditjen Perikanan Tangkap, Ditjen Budidaya, Ditjen KP3K, Pusdatin serta pemerintah daerah setempat.

Jakarta, Januari 2013

(4)

iv Daftar Isi

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi... iv Daftar Tabel ... vi Penjelasan Ringkas ...1 Cakupan data ...4 I. Pendahuluan ...1 II. Metodologi ...3 2.1. Jenis Data ...3

2.2. Metode Pengumpulan Data...3

2.3. Metode Analisis Data ...4

III. Konsep dan Definisi ...5

3.1. Rumah Tangga Perikanan ...5

3.2. Kemiskinan ...5

3.3. Garis Batas Kemiskinan ...5

3.4. Ketahanan Pangan ...6

3.5. Ketersediaan Pangan ...6

3.6. Aksesibilitas ...6

3.7. Kualitas dan Keamanan Pangan ...6

IV. Data dan Informasi ...8

4.1. Kemiskinan Rumah Tangga Kelautan dan Perikanan ...8

A. Kondisi Kemiskinan Berdasarkan Pendekatan Karakteristik Rumah Tangga ...8

B. Kondisi Kemiskinan Berdasarkan Pendekatan Garis Batas Kemiskinan ...12

C. Kondisi Kemiskinan Berdasarkan Garis Batas Kemiskinan Absolute menurut Bank Dunia ...15

(5)

v 4.2. Ketahanan Pangan Rumah Tangga Kelautan dan Perikanan ...16 A. Ketersediaan Pangan ...17 B. Kualitas dan Keamanan Pangan ...19

(6)

vi Daftar Tabel

Tabel 4.1. Persentase Tingkat Kemiskinan Pada Rumah Tangga Perikanan Tangkap Laut Berdasarkan Karakteristik Rumah Tangga Pada Pada Tipologi Pelagis Besar dan Pelagis Kecil dan Demersal, 2012 ... 8 Tabel 4.2. Persentase Tingkat Kemiskinan Pada Rumah Tangga

Perikanan Tangkap Perairan Umum Daratan Berdasarkan Karakteristik Rumah Tangga Pada Pada Tipologi Sungai dan Rawa Banjiran dan Waduk, 2012 ... 9 Tabel 4.3. Persentase Tingkat Kemiskinan Pada Rumah Tangga

Perikanan Budidaya Berdasarkan Karakteristik Rumah Tangga Pada Pada Tipologi Buidaya Air Tawar, Payau dan Laut, 2012 .. 9 Tabel 4.4. Persentase Tingkat Kemiskinan Pada Rumah Tangga Produk

Kelautan Berdasarkan Karakteristik Rumah Tangga Pada Pada Tipologi Tambak Garam, Payau dan Laut, 2012 ... 10 Tabel 4.5. Kondisi Rumah Tinggal Rumah Tangga Kelautan dan

Perikanan Berdasarkan Tipologi, 2012 ... 11 Tabel 4.6. Status Wilayah Lokasi Penelitian Panelkanas Berdasarkan

Klasifikasi Perkotaan dan Perdesaan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) ... 12 Tabel 4.7. Persentase Rumah Tangga Miskin (P0), Kedalaman

Kemiskinan (P1) dan Keparahan Kemiskinan (P2) Pada Rumah

Tangga Kelautan dan Perikanan Berdasarkan Tipologi, 2012 ... 13 Tabel 4.8. Kondisi Kemisikinan Rumah Tangga Kelautan dan Perikanan

Pada Berbagai Tipologi Berdasarkan Garis Batas Kemiskinan Absolut Menurut Bank Dunia, 2012 ... 15 Tabel 4.9. Kategori Wilayah yang Rentan Terhadap Kerawanan Pangan

Pada Berbagai Lokasi Penelitian Panelkanas Berdasarkan Indeks Ketahanan Pangan Komposit ... 16 Tabel 4.10. Ketersediaan Bahan Pangan Beras dan Ikan Pada Rumah

(7)

vii Tabel 4.11. Rata-Rata Tingkat Konsumsi Energi dan Protein Rumah

(8)

1 Penjelasan Ringkas

Berdasarkan pendekatan 14 indikator, pada umumnya rumah tangga kelautan dan perikanan berada pada tingkat kesejahteraan ”kurang sejahtera” dimana kondisi rumah tinggal merupakan faktor utama yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan, namun indikator luas bangunan dan bahan bangunan tidak dapat mencerminkan tingkat kesejahteraan seutuhnya, karena kondisi rumah tinggal dapat dipengaruhi oleh adat maupun kebiasaan penduduk pada suatu daerah tertentu, seperti halnya ditemui pada rumah tangga perikanan di Kab. OKI dan Jeneponto yang rumahnya terbuat dari bahan kayu.

Berdasarkan pendekatan Garis Kemiskinan, diketahui bahwa persentase rumah tangga miskin terbesar terdapat pada rumah tangga perikanan tangkap laut (pelagis kecil dan demersal) di Kab. Cirebon (48%) dan rumah tangga perikanan tangkap perairan umum daratan (waduk) di Kab. Purwakarta (43%). Pada rumah tangga perikanan budidaya laut di Kabupaten Klungkung memiliki nilai indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan yang tinggi jika dibandingkan pada rumah tangga pada tipologi lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa pengeluaran rumah tangga pada lokasi tersebut jauh dari nilai garis kemiskinan serta ketimpangan pengeluaran diantara rumah tangga tergolong cukup besar dibandingkan pada tipologi lainnya. Berdasarkan pendekatan garis kemiskinan absolute menurut Bank Dunia, diketahui bahwa rumah tangga perikanan di Kabupaten Purwakarta, Sampang dan Jeneponto tergolong dalam kategori rumah tangga miskin.

(9)

2 Kondisi ketahanan pangan rumah tangga perikanan dan kelautan yang ditinjau dari aspek ketersediaan pangan menunjukkan bahwa ketersediaan pangan beras dalam rumah tangga tidak terlepas dari kondisi wilayah pada lokasi penelitian. Wilayah yang memiliki produksi beras tinggi memiliki kecenderungan ketersediaan beras pada rumah tangga kelautan dan perikanan menjadi tinggi pula, hal ini ditunjukkan pada rumah tangga perikanan di Kab. Cianjur, dimana Kab.Cianjur dikenal sebagai salah satu sentra produksi padi di Jawa Barat. Selain itu ketersediaan beras dalam rumah tangga juga tidak terlepas dari status mata pencaharian kepala keluarga maupun ART lainnya yang bekerja sebagai petani dan mengusahakan tanaman padi. Untuk ketersediaan ikan dalam rumah tangga diketahui bahwa pada rumah tangga perikanan tangkap (laut dan perairan umum daratan) memiliki ketersediaan ikan yang lebih tinggi dibandingkan tipologi lainnya. Hal ini dikarenakan ikan hasil tangkapan tidak seluruhnya dijual, namun ada yang dibawa pulang untuk dikonsumsi serta adanya ikan hasil pemberian.

Secara agregat, tingkat konsumsi energi dan protein rumah tangga kelautan dan perikanan pada semua tipologi PANELKANAS berada diatas kebutuhan gizi minimum atau diatas 2.100 Kkal/hari (energi) dan 52 gram/hari (protein). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kualitas keamanan pangan pada masyarakat kelautan dan perikanan cukup baik. Meskipun jika ditinjau dari kondisi kesejahteraan rumah tangganya, tidak semua rumah tangga kelautan dan perikanan berada dalam kondisi yang sejahtera dan pada saat tertentu masyarakat memiliki kesulitan ekonomi,

(10)

3 namun sistem sosial yang ada dimasyarakat masih menjamin pemenuhan kebutuhan pangan rumah tangga kelautan dan perikanan.

(11)

4 Cakupan data

Cakupan data yang ditampilkan dalam penelitian ini meliputi data yang terkait dengan kondisi kemiskinan dan kondisi ketahanan pangan pada rumah tangga di empat bidang PANELKANAS. Kondisi kemiskinan rumah tangga kelautan dan perikanan dilihat berdasarkan 3 pendekatan yang digunakan antara lain yaitu (1) pendekatan karakteristik rumah tangga (14 variabel) dan (2) pendekatan berdasarkan garis batas kemiskinan dan (3) garis batas kemiskinan absolute menurut Bank Dunia. Garis batas kemiskinan menurut BPS terbagi atas dua yaitu garis batas kemiskinan perkotaan dan garis kemiskinan pedesaan. Secara nasional garis batas kemiskinan untuk daerah perkotaan pada tahun 2012 (agustus) adalah Rp.267.408 kapita/bulan dan untuk daerah perdesaan adalah Rp.229.226 kapita/bulan.Untuk mengetahui kondisi ketahanan pangan pada rumah tangga kelautan dan perikanan di masing-masing tipologi yaitu berdasarkan aspek ketersediaan pangan yang ditinjau dari jumlah ketersediaan pangan pada wilayahnya dan produksi pangan yang dihasilkan oleh rumah tangga perikanan, jenis pangan yang akan dilihat dari segi aspek ketersediaan dalam rumah tangga yaitu beras dan ikan. Pada penelitian ini difokuskan pada ketersediaan beras dan ikan pada rumah tangga yang diproxi melalui tingkat konsumsi per kapita.

(12)

1

I. Pendahuluan

Mengurangi jumlah penduduk miskin dan memantapkan ketahanan pangan merupakan tujuan yang harus dicapai dalam kerangka pembangunan global ( MDGs) sampai dengan tahun 2015. Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki komitmen dalam mengurangi jumlah penduduk miskin dan memantapkan ketahanan pangan telah melakukan berbagai upaya, antara lain dengan menetapkan penanggulangan kemiskinan dan pemantapan ketahanan pangan sebagai salah satu prioritas dan arah kebijakan pembangunan nasional.

Kemiskinan merupakan salah satu isu yang paling penting dalam perspektif sosial ekonomi. Secara definisi, kemiskinan dapat diartikan sebagai situasi ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan dasar. Sementara BPS mendefinisikan kemiskinan sebagai kondisi ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan dasar baik makanan maupun non makanan. Namun demikian, konsep mengenai kemiskinan terus berkembang tergantung dari sudut pandang melihat kemiskinan tersebut. Kemiskinan dan ketahanan pangan merupakan dua indikator kesejahteraan yang saling terkait, rumah tangga yang tergolong dalam kategori miskin (kurang sejahtera) sangat identik dengan kondisi yang rentan terhadap pemenuhan pangannya.

Menurut Bank Dunia ketahanan pangan diartikan sebagai ”secure access at all times to sufficient food for a healthy life” (akses semua orang setiap saat pada pangan yang cukup untuk hidup sehat). Indonesia mengadopsi dan mengadaptasi berbagai rumusan ketahanan pangan dan dituangkan ke dalam UU RI No: 7 tahun 1996 tentang pangan. Ketahanan

(13)

2

pangan didefinisikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi rumahtangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996). Hal ini tidak berubah sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah RI No 68 tahun 2002 tentang ketahanan pangan. Ketahanan pangan merupakan konsep yang multidimensi, yaitu meliputi mata rantai sistem pangan dan gizi mulai dari produksi, distribusi, konsumsi dan status gizi. Memperhatikan definisi ini, maka konsep ketahanan pangan di Indonesia melibatkan tiga aspek : yaitu (1) ketersediaan, (2) aksesibilitas dan (3) kualitas dan keamanan.

Masyarakat kelautan dan perikanan utamanya nelayan identik dengan kemiskinan Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2008, penduduk miskin di indonesia mencapai 34,96 juta jiwa dan 63,47 persen % di antaranya adalah masyarakat yang hidup di kawasan pesisir dan pedesaan termasuk nelayan didalamnya. Namun demikian, informasi terkait kondisi kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan secara umum belum banyak diungkap, khususnya pada skala rumah tangga. Untuk mengetahui kondisi kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan yang mendasar di tingkat pedesaan, yang bersumber dari kondisi rumah tangga perikanan dari 4 tipologi utama yaitu Perikanan Tangkap Laut (PTL), Perikanan Tangkap Umum Daratan (PTPUD), Perikanan Budidaya (PB) dan Produk Kelautan-Garam (PK-GARAM).

(14)

3

II. Metodologi

2.1. Jenis Data

Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder dan primer. Data sekunder merupakan data-data yang didapat dari hasil publikasi dari lembaga terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS) serta lembaga-lembaga lain yang mendukung. Agar dapat memahami perkembangan dan dinamika sosial ekonomi di skala pedesaan diperlukan beberapa desa contoh yang diteliti secara berkala. Data semacam ini disebut data ”panel” yang merupakan kombinasi dari data penampang lintang (cross section) dan data deret waktu (time series). Data primer ini diperoleh dari hasil sensus dan survey terhadap rumah tangga perikanan dan kelautan pada masing-masing desa contoh.

2.2. Metode Pengumpulan Data

Data primer dan sekunder digunakan dalam penelitian ini. Pengumpulan data sekunder dimaksudkan untuk menyusun data-data pendukung dalam penentuan lokasi kegiatan. Pengumpulan data primer dilakukan melalui survai monitoring dan/atau studi kasus di lokasi terpilih; selanjutnya data primer tersebut disebut sebagai data panel mikro. Panel data mikro merupakan data berkala yang dikumpulkan dari responden (baik individu maupun keluarga) yang sama. Panel data mikro dikumpulkan melalui survei penampang lintang terhadap sejumlah responden yang dilakukan secara berkala. Desa contoh di setiap propinsi dipilih secara sengaja (sesuai dengan tujuan) dengan mempergunakan beberapa

(15)

4

pertimbangan keberadaan sistem usaha perikanan serta jenis perairan (perairan laut dan pantai).

2.3. Metode Analisis Data

Analisis data yang dilakukan pada tahun 2012 adalah analisis deskriptif statistik dan diinterpretasikan secara tabulasi silang dengan uraian deskriptif yang menggambarkan kondisi perkembangan sosial ekonomi masyarakat pedesaan di sektor kelautan dan perikanan

(16)

5

III. Konsep dan Definisi

3.1. Rumah Tangga Perikanan

Rumah tangga perikanan adalah rumah tangga yang melakukan kegiatan usaha dibidang kelautan dan perikanan (perikanan tangkap laut, perikanan perikanan tangkap perairan umum daratan, perikanan budidaya, dan produk kelautan garam) dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual.

3.2. Kemiskinan

Kemiskinan dapat diartikan sebagai situasi ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan dasar (Setiono, 2011). Sementara BPS mendefinisikan kemiskinan sebagai kondisi ketidak mampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan dasar baik makanan maupun non makanan.

3.3. Garis Batas Kemiskinan

Garis batas kemiskinan menurut BPS terbagi atas dua yaitu garis batas kemiskinan perkotaan dan garis kemiskinan pedesaan. Secara nasional garis batas kemiskinan untuk daerah perkotaan pada tahun 2010 adalah Rp. 232.989 /kapita/bulan dan sedangkan untuk daerah pedesaan adalah Rp. 192.354 /kapita/bulan.

(17)

6 3.4. Ketahanan Pangan

Ketahanan pangan merupakan konsep yang multidimensi, yaitu meliputi mata rantai sistem pangan dan gizi mulai dari produksi, distribusi, konsumsi dan status gizi. Memperhatikan definisi ini, maka konsep ketahanan pangan di Indonesia melibatkan tiga aspek : yaitu (1) ketersediaan, (2) aksesibilitas dan (3) kualitas dan keamanan.

3.5. Ketersediaan Pangan

Aspek ketersediaan pangan yang ditinjau dari jumlah ketersediaan pangan pada wilayahnya dan produksi pangan (ikan) yang dihasilkan oleh rumah tangga perikanan. Data dan informasi mengenai ketersediaan pangan pada masing-masing wilayah mengacu pada data dan informasi yang dikeluarkan oleh Badan Ketahanan Pangan pada masing-masing regional (kabupaten) dalam satuan Kg/Kapita/Bulan.

3.6. Aksesibilitas

Aksesibilitas mencakup pada akses fisik dan ekonomi bagi individu untuk mendapatkan pangan. Akses fisik yaitu meliputi kemudahan dalam menjangkau penyedia pangan. Berupa kemudahan jarak , sarana dan infrastruktur antara pengakses pangan (rumah tangga perikanan) terhadap penyedia pangan tersebut.

3.7. Kualitas dan Keamanan Pangan

Kualitas dan keamanan pangan merujuk pada pangan yang bermutu dan aman bagi kesehatan. Pangan dinyatakan kebutuhan gizi minimum

(18)

7

yaitu perkiraan kalori dan protein. Dilihat dari jumlah kebutuhan kalori dan protein, maka kebutuhan minimum seseorang bisa hidup layak dan sehat yaitu dengan terpenuhinya energi sebanyak 2.100 kkal/kapita/hari dan protein sebanyak 50 gram/kapita/hari (direkomendasikan dalam Widya Karya Pangan dan Gizi tahun 1978). Berdasarkan Garis Kemiskinan Makanan (GKM) yang merupakan nilai pengeluaran minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kkal/kapita/hari.

(19)

8

A. Kondisi Kemiskinan Berdasarkan Pendekatan Karakteristik Rumah Tangga

Tabel 4.1. Persentase Tingkat Kemiskinan Pada Rumah Tangga Perikanan Tangkap Laut Berdasarkan Karakteristik Rumah Tangga Pada Pada Tipologi Pelagis Besar dan Pelagis Kecil dan Demersal, 2012

Kelas Rentang

Nilai

Tingkat Kesejahteraan

Pelagis Besar Pelagis Kecil dan Demersal

Bitung Sibolga Sambas Cirebon Sampang

I 0,00 - 0,25 Sangat Miskin 0% 0% 3% 0% 0%

II 0,26 - 0,50 Miskin 29% 5% 39% 3% 6%

III 0,51 - 0,75 Kurang Sejahtera 45% 69% 58% 64% 82%

IV 0,76 - 1,00 Sejahtera 26% 26% 0% 33% 12%

(20)

9

Kelas Rentang Nilai Tingkat Kesejahteraan Sungai dan Rawa Banjiran Waduk

OKI Purwakarta

I 0,00 - 0,25 Sangat Miskin 0% 4%

II 0,26 - 0,50 Miskin 29% 85%

III 0,51 - 0,75 Kurang Sejahtera 84% 11%

IV 0,76 - 1,00 Sejahtera 0% 0%

Sumber : Data Primer Diolah, 2012

Tabel 4.3. Persentase Tingkat Kemiskinan Pada Rumah Tangga Perikanan Budidaya Berdasarkan Karakteristik Rumah Tangga Pada Pada Tipologi Buidaya Air Tawar, Payau dan Laut, 2012

Kelas Rentang Nilai

Tingkat Kesejahteraan

Budidaya Air Tawar Budidaya Air Payau Budidaya Laut Cianjur Subang Gresik Pangkep Klungkung

I 0,00 - 0,25 Sangat Miskin 0% 0% 0% 0% 0%

II 0,26 - 0,50 Miskin 5% 0% 0% 0% 5%

III 0,51 - 0,75 Kurang Sejahtera 70% 16% 33% 87% 68%

IV 0,76 - 1,00 Sejahtera 25% 84% 68% 13% 26%

(21)

10

I 0,00 - 0,25 Sangat Miskin 3% 0%

II 0,26 - 0,50 Miskin 10% 48%

III 0,51 - 0,75 Kurang Sejahtera 65% 45%

IV 0,76 - 1,00 Sejahtera 23% 8%

(22)

11 N o Karakteristik Pelagis Besar Kecil Demersal Wadu k Budidaya Air Payau Budidaya Air Tawar Tambak Garam 1. Luas Rumah a. > 8m2 84 83 85 87 83 87 b. <= 8m2 16 18 15 13 18 13 2. Jenis Lantai a. Keramik 4 43 19 11 40 5 b. Ubin 80 28 11 16 30 3 c. Kayu 16 30 70 74 30 92 3. Jenis Dinding a. Tembok 20 0 11 8 3 8 b. Semi Tembok 64 68 4 3 68 3 c.Bambu/Rumbia 16 33 85 89 30 90 4. Fasilitas MCK a. MCK Pribadi 76 98 26 95 98 31 b. MCK Bersama 24 3 74 5 3 69 5. Sumber Penerangan a. Listrik 100 100 81 100 100 100 b. Non Listrik 0 0 19 0 0 0 6. Sumber Air Minum a. Air PAM 48 55 4 97 53 21 b. Sumur Pribadi 52 28 59 3 30 23 c. Air Bersama 0 18 37 0 18 56

(23)

12

Tabel 4.6. Status Wilayah Lokasi Penelitian Panelkanas Berdasarkan Klasifikasi Perkotaan dan Perdesaan menurut Badan Pusat Statistik (BPS)

No Provinsi Kabupaten Desa Klasifikasi

1 Sumatera Utara Sibolga Aek Habil Perkotaan

2 Kalimantan Barat Sambas Penjajab Perkotaan

3 Sulawesi Utara Bitung Batu Lubang Perkotaan

4 Jawa Barat Cirebon Gebang Mekar Perkotaan

5 Jawa Timur Sampang Ketapang Barat Perdesaan

6 Sumatera Selatan Ogan Komering Ilir Berkat Perdesaan

7 Jawa Barat Purwakarta Panyindangan Perdesaan

8 Jawa Barat Cianjur Cikidangbayabang Perkotaan

9 Jawa timur Gresik Pangkah Wetan Perkotaan

10 Sulawesi selatan Pangkep Talaka Perdesaan

11 Bali Klungkung Batununggal Perkotaan

12 Jawa Barat Subang Sumur Gintung Perdesaan

13 Jawa Timur Sumenep Pinggir Papas Perdesaan

14 Sulawesi selatan Jeneponto Pallenggu Perdesaan

(24)

13

Pada Rumah Tangga Kelautan dan Perikanan Berdasarkan Tipologi, 2012

No Tipologi/Lokasi Desa Indeks Kemiskinan

P0 P1 P2

I. Perikanan Tangkap Laut

1. Pelagis Besar

- Bitung Batu Lubang 0,23 0,012 0,0043

2. Pelagis Kecil – Demersal

- Sibolga Aek habil 0 (0,001) 0

- Sambas Penjajab 0,676 0,014 0,007

- Cirebon Gebang Mekar 0,43 0,012 0,0058

- Sampang Ketapang Barat 0,12 0,006 0,0014

II. Perikanan Tangkap Perairan Umum Daratan

3. Waduk

- Purwakarta Panyindangan 0,48 0,012 0,0039

4. Sungai dan Rawa Banjiran

- OKI Berkat 0,31 0,010 0,0036

III. Perikanan Budidaya 5. Budidaya Air Payau

(25)

14

- Gresik Pangkah Wetan 0,08 0,006 0,0012

- Pangkep Talaka 0,158 0,013 0,007

6. Budidaya air Tawar

- Cianjur Cikidangbayabang 0,08 0,013 0,0063

- Subang Sumur Gintung 0,03 0,004 0,0006

7. Budidaya Laut

- Klungkung Batu Nunggul - 0,026 0,0256

IV. Produk Kelautan

8. Tambak Garam

- Sumenep Pinggir Papas 0,25 0,006 0,0014

- Jeneponto Pallenggu 0,03 0,010 0,0042

(26)

15

C. Kondisi Kemiskinan Berdasarkan Garis Batas Kemiskinan Absolute menurut Bank Dunia

Tabel 4.8. Kondisi Kemisikinan Rumah Tangga Kelautan dan Perikanan Pada Berbagai Tipologi Berdasarkan Garis Batas Kemiskinan Absolut Menurut Bank Dunia, 2012

No Tipologi/Lokasi Pendapatan (Rp/Kapita/Hari)

I. Perikanan Tangkap Laut

1. Pelagis Besar

- Kota Bitung 44.140

2. Pelagis Kecil – Demersal

- Kota Sibolga 21.339

-Kabupaten Sambas 12.350

- Kabupaten Cirebon 22.168

- Kabupaten Sampang 9.897

Rata-Rata 17.802

II. Perikanan Tangkap Perairan Umum

Daratan

3. Waduk (Kabupaten Purwakarta) 9.633

4. Sungai dan Rawa Banjiran (Kabupaten OKI)

14.522

Rata-Rata 12.078

III.. Perikanan Budidaya 5. Budidaya Air Payau

- Kabupaten Gresik 28.597

- Kabupaten Pangkep 17.408

Rata-Rata 23.003

6. Budidaya air Tawar

- Kabupaten Cianjur 18.553

- Kabupaten Subang 56.949

Rata-Rata 37.751

7. Budidaya Laut

- Kabupaten Klungkung 17.077

IV. Produk Kelautan 8. Tambak Garam

- Kabupaten Sumenep 14.305

- Kabupaten Jeneponto 5.412

Rata-Rata 9.859

Keterangan : * data masih dalam proses pengolahan Sumber : Data Primer Diolah, 2012

(27)

16

4.2. Ketahanan Pangan Rumah Tangga Kelautan dan Perikanan

Tabel 4.9. Kategori Wilayah yang Rentan Terhadap Kerawanan Pangan Pada Berbagai Lokasi Penelitian Panelkanas Berdasarkan Indeks Ketahanan Pangan Komposit

No Tipologi Provinsi Kota/Kabupaten Kategori

I. Perikanan Tangkap Laut a. Sumatera Utara b. Kalimantan Barat c. Sulawesi Utara d. Jawa Barat e. Jawa Timur a. Sibolga* b. Sambas c. Bitung* d. Cirebon e. Sampang a. No data b. Prioritas 2 c. No data d. Prioritas 5 e. Prioritas 1 II. Perikanan Tangkap Perairan Umum Daratan a. Sumatera Selatan b. Jawa Barat a. OKI b. Purwakarta a. Prioritas 4 b. Prioritas 6 III. Perikanan Budidaya a. Jawa Barat b. Jawa Timur c. Sulawesi Selatan d. Bali a. - Cianjur - Subang b. Gresik c. Pangkep d. Klungkung a. - Prioritas 5 - Prioritas 6 b. Prioritas 6 c. Prioritas 6 d. Prioritas 6 IV. Produk Kelautan a. Jawa Timur b. Sulawesi Selatan a. Sumenep b. Jeneponto a. Prioritas 2 b. Prioritas 4

Keterangan : * = Daerah Perkotaan tidak ada data

(28)

17

No Tipologi/Lokasi Beras

(Kg/Kapita/Bulan)

Ikan (Kg/Kapita/Bulan)

I. Perikanan Tangkap Laut

1. Pelagis Besar (Kota Bitung) 10,48 5,76

2. Pelagis Kecil – Demersal

- Kota Sibolga 7,19 7,23

- Kabupaten Sambas 4,5 3,8

- Kabupaten Cirebon 8,38 2,61

- Kabupaten Sampang 9,73 3,98

Rata-Rata 8,43 4,61

II. Perikanan Tangkap Perairan Umum Daratan

3. Waduk (Kabupaten Purwakarta) 12,8 3,9

4. Sungai dan Rawa Banjiran (Kabupaten OKI) 8,14 3,28

Rata-Rata 10,47 3,59

III.. Perikanan Budidaya 5. Budidaya Air Payau

- Gresik 8,35 2,70

(29)

18

6. Budidaya air Tawar

- Cianjur 15,5 5,8

- Subang 10,52 2,33

Rata-Rata 13,01 4,07

7. Budidaya Laut

- Klungkung 12,64 2,00

IV. Tipologi Produk Kelautan

8. Tambak Garam

-Sumenep 9,32 3,79

- Jeneponto 11,50 4,74

Rata-Rata 10,41 4,26

(30)

19

No Tipologi/Lokasi Energi (Kkal/

Kapita/Hari)

Protein (Gram/ Kapita/Hari) I. Perikanan Tangkap Laut

1. Pelagis Besar (Kota Bitung) 2.396 68

2. Pelagis Kecil – Demersal

- Kota Sibolga 2.124 70

- Kabupaten Sambas 3.897 102

- Kabupaten Cirebon 1.825 59

- Kabupaten Sampang 4.834 121

Rata-Rata 3.170 88

II. Perikanan Tangkap Perairan Umum Daratan

3. Waduk (Kabupaten Purwakarta) 2.501 71

4. Sungai dan Rawa Banjiran (Kabupaten OKI) 2.563 61

Rata-Rata 2.532 66

III.. Perikanan Budidaya 5. Budidaya Air Payau

- Kabupaten Gresik 2.630 70

- Kabupaten Pangkep 1.903 62

(31)

20 - Kabupaten Cianjur 3.880 131 - Kabupaten Subang 2.400 73 Rata-Rata 3.140 102 7. Budidaya Laut - Kabupaten Klungkung 2.235 6

IV. Tipologi Produk Kelautan 8. Tambak Garam

- Kabupaten Sumenep 2.271 58

- Kabupaten Jeneponto 2.765 68

Rata-Rata 2.518 78

Gambar

Tabel 4.1.  Persentase  Tingkat  Kemiskinan  Pada  Rumah  Tangga  Perikanan  Tangkap  Laut  Berdasarkan  Karakteristik  Rumah  Tangga  Pada  Pada  Tipologi  Pelagis  Besar  dan  Pelagis  Kecil  dan  Demersal,   2012
Tabel 4.3.  Persentase Tingkat Kemiskinan Pada Rumah Tangga Perikanan Budidaya Berdasarkan Karakteristik  Rumah Tangga Pada Pada Tipologi Buidaya Air Tawar, Payau dan Laut, 2012
Tabel 4.6.  Status  Wilayah  Lokasi  Penelitian  Panelkanas  Berdasarkan  Klasifikasi  Perkotaan  dan  Perdesaan  menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
Tabel 4.9.  Kategori Wilayah yang Rentan Terhadap Kerawanan Pangan  Pada  Berbagai  Lokasi  Penelitian  Panelkanas  Berdasarkan  Indeks Ketahanan Pangan Komposit

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun Anggaran 2015, BPBD Kabupaten Magelang melaksanakan 43 (empat puluh tiga) kegiatan dengan pencapaian rata-rata sesuai dengan harapan atau dapat

Berdasarkan pemaparan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang akan berfokus pada modifikasi model bisnis atas layanan produk yang ditawarkan oleh

(2) Perorangan atau badan hukum yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Pasal 11 dan atau Pasal 12 dikenakan sanksi berupa penarikan

Sistematika penulisan artikel hasil penelitian empiris (berbasis riset) terdiri dari Judul, Nama Penulis, Abstrak, Pendahuluan, Metode, Hasil dan Pembahasan, Simpulan dan

1. Dibawah ini software pengolah gambar vektor/digital illustrator adalah…A. CorelDraw B. Photoshop C. Paintbrush D. Adobe After Effect E. Adobe Flash 2. Di bawah ini software pengolah gambar raster/digital imaging

Selain pengaruh dari konstruksi wind tunnel, fan dan motor pun ikut berperan penting untuk menghasilkan aliran / flow stabil yang digunakan untuk pengujian, oleh karena itu

Pada analisis dan hasil penelitian terhadap apa yang dibutuhkan dalam membangun sebuah sistem keputusan ini, proses pengambilan keputusan penentuan kelolosan beasiswa

Dengan dibuatnya mesin penggiling biji jarak ini, maka dapat mengurangi penggunaan tenaga manusia, guna meningkatkan kefektifan kerja agar tercapai produktifitas yang tinggi